Karies gigi di klasifkasikan dalam beberapa klasifikasi :a.
Klasifikasi I1). Karies Primer :Karies yang terjadi saat serangan
pertama pada gigi.2). Karies Sekunder / Recurrent Caries :Karies
yang terjadi pada tepi restorasi gigi yang dikarenakan permukaan
yang kasar, tepi menggantung (overhanging margin), pecahnya
bagian-bagian gigi posterior yang mempunyai kecenderungan karies
karena sulit di bersihkan.b. Klasifikasi II1). Karies Acute /
Rampant karies :Karies yang prosesnya berjalan cepat dan meliputi
sejumlah besar gigi geligi.2). Karies Khronis :Karies yang
prosesnya berjalan lambat, mengenai beberapa gigi saja dan lesinya
juga kecil / sempit. Badan masih bisa membuat pertahanan tubuh (
sekunder dentin dan daerah berwarna kehitaman ).c. Klasifikasi
III1). Pit dan Fissure karies :Karies yang mengenai permukaan kasar
gigi yaitu pada bagian pit dan fissure.2). Smooth Surface Cavity
:Karies yang mengenai bagian halus gigi yaitu bagian lingual (dekat
lidah), palatal (dekat langit-langit), bukal (dekat pipi), dan
labial (dekat bibir).d. Klasifikasi IVSenile Caries : Karies yang
terletak di atas gingival (supra gingival) dan sering terjadi pada
orang yang sudah lanjut usia.
e. Klasifikasi V.Recidual Caries : Jaringan karies yang tersisa
sesudah dilakukan preparasi kavitas (penambalan gigi).f.
Klasifikasi VI1). Simple Caries : Karies yang mengenai satu
permukaan gigi, misal karies mengenai bagian lingual saja (bagian
gigi dekat lidah).2). Compound Caries : Karies yang mengenai /
melibatkan dua permukaan gigi, misalnya karies mesio oklusal,
karies disto oklusal.3). Complex Caries : Karies yang mengenai /
melibatkan tiga permukaan atau lebih, misalnya karies mesio oklusal
distal atau karies distal oklusal bukal.g. Klasifikasi VII.Dibagi
dalam lima kelas: Kelas 1 : Kavitas pada semua pit dan fissure
gigi, terutama pada premolar dan molar. Kelas 2 : Kavitas pada
permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada permukaan halus /
lesi mesial dan atau distal biasanya berada di bawah titik kontak
yang sulit dibersihkan . Dapat digolongkan sebagai kavitas MO
(mesio-oklusal) , DO (disto-oklusal) dan MOD
(mesio-oklusal-distal). Kelas 3: Kavitas pada permukaan approksimal
gigi- gigi depan juga terjadi di bawah titik kontak, bentuknya
bulat dan kecil. Kelas 4 : Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi
meluas sampai pada sudut insisal Kelas 5 : kavitas pada bagian
sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual,lesi lebih dominan
timbul dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah.
Selain mengenai email,juga dapat mengenai sementum. Kelas 6 :
Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive.
Biasanya pembentukkan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge
incisal rentan terhadap karies.
karies diklasifikasikan menggunakan lokasi spesifik dari lesi
karies yang sering terjadi pada gigi, yaitu:1. Kelas I Karies yang
terjadi pada pit dan fissure semua gigi, baik anterior maupun
posterior.2. Kelas II Karies yang terjadi pada permukaan aproksimal
dari gigi posterior. Kavitas ini biasa terdapat pada permukaan
halus dibawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Bentuk lesi pada
kelas ini biasanya berbentuk elips.3. Kelas III Karies yang terjadi
pada permukaan aproksimal dari gigi anterior. Karies bisa terjadi
pada permukaan mesial atau distal dari incisivus atau kaninus.
Bentuk lesi pada kelas ini biasanya berbentuk bulat dan kecil.4.
Kelas IV Kelas ini merupakan lanjutan dari karies kelas III. Karies
yang meluas ke incisal sehingga melemahkan sudut incisal edgenya
dan dapat menyebabkan fraktur pada gigi.5. Kelas V Karies yang
terjadi pada permukaan servikal gigi. Lesi ini bisa terjadi pada
permukaan fasial atau labial, namun lebih dominan terjadi pada
permukaan fasial gigi. Kavitas pada kelas ini bisa mengenai
sementum gigi.6. Kelas VI Karies yang terjadi pada ujung-ujung cusp
gigi posterior dan incisal edge.B. Klasifikasi Karies karies
diklasifikasikan berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaaan gigi
beserta ukuran kavitasnya, yang terdiri atas 3 site, yaitu:1. Site
1 Karies pada pit dan fissure di permukaan oklusal gigi anterior
maupun posterior.2. Site 2 Karies pada permukaan aproksimal gigi
anterior maupun posterior.3. Site 3 Karies pada 1/3 mahkota dari
akar (servikal) sejajar dengan gingiva.
Pembagian 5 ukuran dari kemajuan proses terbentuknya lesi,
yaitu:1. Size 0 Lesi paling awal yang diidentifikasikan sebagai
tahap awal dari demineralisasi berupa white spot.2. Size 1 Kavitas
permukaan minimal. Masih dapat disembuhkan dengan peningkatan
remineralisasi struktur gigi.3. Size 2 Kavitas yang sedikit
melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk berukuran sedang dan
masih menyisakan struktur email yang didukung dengan baik oleh
dentin dan cukup kuat untuk menyokong restorasi.4. Size 3 Kavitas
yang lebih luas dari size 2. Struktur gigi yang tersisa lemah dan
cusp atau incisal edgenya telah rusak sehingga tidak dapat
beroklusi dengan baik dan kurang mampu menyokong restorasi.5. Size
4 Karies meluas dan hampir semua struktur gigi hilang seperti
kehilangan cusp lengkap atau incisal edge. Karies hampir atau sudah
mengenai pulpa.
C. Klasifikasi Karies Berdasarkan Kedalamannya Menurut ICDAS,
karies terbagi atas 6, yaitu:1. D1Dalam keadaan gigi kering,
terlihat lesi putih pada permukaan gigi.2. D2Dalam keadaan gigi
basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.3. D3
Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.4. D4 Lesi email
lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai
bagian dentino enamel Junction (DEJ).5. D5 Lesi telah mencapai
dentin.6. D6 Lesi telah mencapai pulpa.
D. Klasifikasi Karies Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang
Mengalami Karies.1. Karies sederhana Karies yang hanya terjadi pada
satu permukaan saja.2. Karies Compound Karies yang terjadi pada dua
permukaan.3. Karies Kompleks Karies yang terjadi pada tiga
permukaan atau lebih.Perbedaan Sealant pada Restorasi Preventif
Resin dengan RestorasiAmalgam. Restorasi pencegahan dengan resin
merupakan jawaban terhadap filosofi extension for prevention pada
teori preparasi amalgam kelas I, dimana bentuk preparasi kavitas
harus mencapai tepi lesi karies serta menyertakan pit dan fisur
yang kemungkinan akan terkena karies di masa yang akan datang.
Perluasan ini menyebabkan pembuangan jaringan sehat gigi yang cukup
banyak dan ternyata preparasi amalgam konservatif justru melemahkan
struktur gigi Perlekatan restorasi amalgam sebagai pengganti
sealant pada permukaan oklusal disukai lebih dari dua pertiga
dokter gigi, alasan utamanya karena percaya bahwa amalgam sebagai
bahan restorasi permanen sedangkan sealant hanya restorasi
sementara. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa amalgam
sering membutuhkan penggantian restorasi. Restorasi amalgam pada
bagian oklusal yang bertahan selama 5 tahun pada gigi molar satu
permanen yaitu sebanyak 30% untuk pasien berusia 5-7 tahun dan 43%
pada usia 7-9 tahun. Kerusakan amalgma yang perlu penggantian
karena terbentuknya kavitas perifer meningkat secara signifikan.
Hal ini disebabkan pada restorasi amalgam terbentuk celah mikro
kira-kira 3 m di antara restorasi dengan dinding kavitas, sehingga
menghasilkan kebocoran di sekitar restorasi yang akhirnya
menyebabkan terbentuknya karies (Hicks, 1984; Octiara,
2002).Penelitian Houpt et al. (1982) menghasilkan 92% restorasi
preventif resin beretensi sempurna setelah 18 bulan dan 6%
beretensi sebagian, insiden karies dilaporkan kurang dari 1% pada
gigi yang direstorasi selama 3 tahun. Retensi bahan resin sealant
ini didapat dari kontak yang rapat antara bahan resin dengan enamel
yang dietsa (hubungan resin tag dan enamel yang dietsa) sehingga
dapat mengurangi kebocoran mikro sepanjang permukaan antara enamel
dan resin yang akhirnya dapat menurunkan insiden akries sekunder1.
AmalgamAmalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana
komponen utamanya: likuid yaitu logam merkuri bubuk yaitu logam
paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan
tembaga. Selain itu juga terkandunglogam-logam lain dengan
persentase yang lebih kecil.Kedua komponen tersebut direaksikan
membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam
yang kontras dengan warna gigi.
Kelebihan : Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan
tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam
melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam
jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa
penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun
dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai
dengan prosedur. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak
seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami
aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi
seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan amalgam
relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique
sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit
kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi
ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. Biayanya
relatif lebih rendahKekurangan : Secara estetis kurang baik karena
warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat
diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis
sangat diutamakan. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di
mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang
kehitaman Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata
alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam.
Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang
sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas
atau dingin.Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama
dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini
issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu
ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam
sebagai bahan tambal.Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima
beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap
maupun pada anak-anak.2. Resin kompositResin komposit adalah bahan
tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar polimer dan ditambahkan
dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan tambal ini umumnya
mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar UV, atau
bisa juga dengan visible light)Kelebihan Secara estetik sangat
memuaskan, terutama resin komposit dengan formulasi terkini di mana
hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli. Namun tentu membutuhkan
keterampilan dan keahlian dari dokter gigi. Karena kelebihannya
ini, resin komposit adalah bahan tambal yang paling sering
digunakan dalam cosmetic dentistry. Aplikasinya cukup luas. Meski
dulu ada keraguan bahwa bahan tambal resin komposit tidak cukup
kuat untuk digunakan pada gigi geraham di mana tekanan kunyah di
daerah tersebut paling besar, namun bahan tambal ini terus menerus
mengalami perkembangan sehingga kini cukup dapat diandalkan untuk
menambal gigi geraham meskipun kekuatannya masih tetap di bawah
amalgam. Warna bahan tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi
pasien, karena resin komposit memiliki pilihan
shade/warna.Kekurangan : Material ini membutuhkan tahapan-tahapan
yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mendalam
dari dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan
dan tahan lama. Jika tidak, tambalan dapat mudah lepas/patah,
berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi
sehingga mengurangi estetika. Pada saat penambalan diperlukan
suasana mulut yang cukup kering karena kontaminasi saliva dapat
mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin komposit,
seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu gigi yang akan
ditambal resin komposit idealnya harusbenar-benar diisolasi, dan
hal ini cukup sulit dilakukan terutama pada gigi belakang dan
mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Dapat terjadi
karies sekunder di bawah tambalan yang mungkin disebabkan karena
kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan
gigi dan kembali menyebabkan karies. Resin komposit dapat menyerap
warna dari zat pewarna dari makanan atau minuman sehingga dalam
jangku waktu lama dapat berubah warna. 3. Glass Ionomer Cement
(GIC)Glass ionomer cementadalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah : Likuid yang merupakan gabungan air
dengan polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat)
Bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glassKelebihan : Bahan
tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas
fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan
tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di
bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan
tambal lain Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat
baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh) Material
ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme
perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion
antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu
diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal
lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas
yang dapat memegang bahan tambal.
Kekurangan : Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan
tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi
yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham) Warna
tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas
antara tambalan dan permukaan gigi asli Tambalan glass ionomer
cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain4. Tambalan
sementaraTambalan ini dibutuhkan di antara perawatan gigi yang
tidak dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Misalnya
perawatan saluran akar, di mana lubang gigi yang sedang dirawat
tidak dapat dibiarkan terbuka, namun belum dapat dibuatkan
restorasi akhir. Oleh karena itu dibuatkan tambalan sementara, di
antaranya bahan semen zinc phosphat, atau zinc eugenol. Semen
tersebut memiliki kelarutan yang cukup tinggi dan kekuatannya tidak
begitu tinggi sehingga memang hanya bersifat sementara dan
pembongkarannya pada saat kunjungan berikutnya tidak begitu
sulit.
INDIRECT RESTORATIONSAdalah tambalan yang dibuat di
laboratorium, di mana sebelumnya gigi dan rahang pasien sudah
dicetak oleh dokter gigi kemudian hasil cetakan tersebut dikirim ke
laboratorium. Umumnya indirect restorations berupa logam tuang yang
akan disemenkan pada gigi yang telah dipreparasi, dan pengerjaannya
membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan. Material yang lazim
digunakan adalah porcelain, logam paduan emas, atau logam paduan
dasar. Indirect restoration umumnya diindikasikan pada gigi
belakang (premolar maupun molar).Macam dari indirect restorations
diantaranya adalah : Inlay Onlay Crown atau mahkota tiruanInlay
serupa dengan onlay, yaitu tambalan dari logam tuang yang dibuat di
dental lab kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen
kedokteran gigi. Umumnya gigi yang dibuatkan inlay atau onlay
adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau gigi dengan
tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti, bila
ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit
dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena
patah atau lepas.Pertama-tama gigi pasien yang mengalami karies
dibersihkan, atau tambalan lama dibongkar. Kemudian gigi
diasah/dipreparasi untuk kedudukan inlay/onlay, setelah preparasi
selesai gigi pasien dicetak. Hasil cetakan akan dibawa ke dental
lab untuk diproses selanjutnya. Gigi pasien lalu ditutup dengan
tambalan sementara.Setelah jadi inlay/onlay, pasien datang kembali
dan tambalan sementara akan dibongkar. Kemudian inlay/onlay
tersebut dipasangkan kepada pasien. Bila kedudukannya baik maka
inlay/onlay tersebut akan disemenkan sehingga cekat dan tidak dapat
dilepas sendiri oleh pasien.Permukaan gigi premolar & molar
tidak rata melainkan ada tonjol-tonjol (cusps). Inlay adalah
tambalan yang berada di antara cusp, sehingga ukurannya biasanya
tidak begitu luas. Sementara onlay biasanya lebih luas dan menutupi
salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut. Dapat dikatakan onlay
adalah merekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya sudah sangat
luas. Semen Ionomer KacaSemen ionomer kaca merupakan salah satu
bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap
paling biokompatibel. Bahan material yang pertama kali
diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971 ini terdiri atas
bubuk dan cairan, bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat
dan cairannya adalah asam poliakrilat. Semen Ionomer Kaca adalah
nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca
silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya
dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang
mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen
polialkenoat. Material ini mampu berikatan secara kimia dengan
jaringan gigi, memiliki koefisien termal sama dengan dentin,
biokompatibel dan dapat melepas fluorida. Komponen yang terkandung
dalam bubuk kaca adalah: SiO2 (35,2-41,9%), Al2O3 (20,1-28,6%),
CaF2 (15,7-20,1%), Na3AlF6 (4,1-9,3%), AlF3(1,6-8,9%), dan AlPO4
(3,8-12,1%). Cairan terdiri dari: air dan asam poliakrilik dengan
konsentrasi 40-50% dan kadangkala ditambah asam maleik atau asam
fumarik.Ada dua sifat utama Semen Ionomer Kaca yang menjadikan
bahan ini diterima sebagai salah satu bahan kedokteran gigi yaitu
karena kemampuannya melekat pada enamel dan dentin dan karena
kemampuannya dalam melepaskan fluorida. Salah satu karakteristik
dari Semen Ionomer Kaca adalah kemampuannya untuk berikatan secara
kimiawi dengan jaringan mineralisasi melalui mekanisme pertukaran
ion. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi terjadi oleh karena
adanya peristiwa difusi dan absorbsi yang dimulai oleh ketika bahan
berkontak dengan jaringan gigi. Semen ionomer kaca menggabungkan
kualitas adhesif dari semen zinc polikarboksilat dan dengan sifat
melepas fluorida dari semen silikat.Semen ionomer kaca merupakan
salah satu bahan kedokteran gigi yang perkembangannya menarik,
Semen ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang paling terakhir
berkembang bahan ini merupakan bahan pertama yang paling praktis,
sewarna dengan gigi, dan beradhesi secara kimiawi pada email dan
dentin. Karena bahan ini berkaitan dengan ion kalsium jaringan
gigi, ikatannya pada email lebih kuat dibandingkan dengan ikatannya
pada dentin, karena email merupakan jaringan yang lebih banyak
termineralisasi. Semen ionomer kaca mempunyai sifat penting yang
baik yakni mengeluarkan flour secara perlahan sehingga dapat
memberikan perlindungan terhadap karies sekunder, oleh karena semen
ionomer kaca mempunyai ikatan silang antar rantai-rantainya karena
adanya polynion yang mempunyai berat molekul tinggi dan hal ini
membantu meningkatkan daya tahan semen terhadap pelarutan dalam
suasana asam. Semen ionomer kaca merupakan tipe semen lainnya yang
lebih baru, yang juga didasarkan pada asam poliakrilik adalah semen
ionomer kaca. Karena sifat biologisnya yang baik dan memiliki
potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi ( sama seperti
system polikarboksilat ), ionomer kaca terutama digunakan sebagai
bahan restorative untuk perawatan daerah erosi dan sebagai bahan
penyemenan, juga dapat digunakan sebagai basis walaupun bahan
tersebut sangat sensitive terhadap air dan membutuhkan daerah yang
kering. Komposisi dan kimiawi semen ionomer kaca tersebut adalah
bubuk dan cairan, sesungguhnya cairan semen ionomer kaca merupakan
larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%.
Cairannya cukup kental dan cenderung membentuk gel setelah beberapa
waktu. Semen ionomer kaca mengandung air yang merupakan struktur
paling penting, semen ionomer kaca harus dilindungi dari perubahan
air pada strukturnya. perlekatan semen ionomer kaca dengan email
lebih tinggi dibandingkan dengan dentin, karena email berisi unsur
anorganik lebih banyak dan lebih homogen dilihat dari segi
morfologisnya.Keunikan sifat semen ionomer kaca adalah kemampuannya
untuk berikatan dengan dentin dan email secara kimia, dengan
demikian bahan ini digunakan secara luas pada abrasi servikal tanpa
harus melakukan preparasi kavitas, semen ionomer kaca dapat
digunakan sebagai pada kavitas dengan dentin segar pelapik
sebaiknya tetap diberikan, reaksi minimal pulpa yang umum terjadi
adalah akibat dari proses adhesi semen ke jaringan gigi, adhesi ini
sebenarnya mencegah kebocoran bakteri.Kontaminasi saliva dengan
semen ionomer kaca selama penumpatan dan sebelum semen ionomner
kaca mengeras dengan sempurna sangatlah berbahaya karena semen akan
mudah larut dan daya adhesinya akan menyusut. Pada penumpatan
dengan semen ionomer kaca, kavitas harus diisolasi dengan sangat
efektif dari kontaminasi saliva dan darah, sejak dentin sehat telah
terbuka selama preparasi, dianjurkan untuk memberi semen pelapik
seperti yang diuraikan pada amalgam, namun tanpa pemberian pernis
compalite karena bahan ini akan mengurangi daya adhesi semen
terhadap email dan dentin. Warna semen disesuaikan dengan warna
gigi dengan mengacu pada pemandu warna yang telah disediakan dalam
kemasan, tuangkan bubuk dan cairan dalam jumlah yang tepat diatas
kertas pengaduk, pencampuran semen dilakukan dengan menggunakan
spatula baik dengan menambahkan jumlah bubuk yang tepat ke dalam
cairan atau menambahkan bubuk inkramen demi inkramen ke dalam
cairannya sampai mendapatkan konsistensi seperti dempul / pasta
yang teksturnya halus.Campuran semen harus ditumpatkan dengan
secepat mungkin dan secara inkramen demi inkramen sampai seluruh
aspek kavitas terisi tanpa menimbulkan gelembung udara, kelebihan
tumpatan, diukir dengan ekscavator atau scaler sabit tajam selama
tumpatan masih dapat diukir biasanya dalam periode beberapa menit
setelah insersi. Tepi restorasi harus ditutupi dengan dua lapisan
pernis untuk mencegah kontaminasi kelembaban, sebab semen dalam
masa-masa awalnya sangat peka terhadap larutan. Untuk mendapat
restorasi yang tahan lama, ada beberapa kondisi yang harus
dipenuhi, termasuk diantaranya preparasi permukaan kavitas yang
benar untuk mendapatkan ikatan yang baik, pengadukan yang benar
untuk mendapatkan adukan yang bisa dimanipulasi, dan penyelesaian
serta perlindungan permukaan selama pengerasan semen.Semen Ionomer
Kaca meraih popularitas karena kelebihan sifatnya dapat melepas
fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan
tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di
bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan
tambal lain. Semen Ionomer Kaca juga bersifat Biokompatibilitas
terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan
terhadap tubuh) serta material ini melekat dengan baik ke struktur
gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu
dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu,
gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila
menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk
mendapatkan bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal.Dibalik
kelebihannya Semen Ionomer Kaca juga mempunyai kekurangan.
Kekurangan dari bahan ini yang sering terjadi adalah kekuatannya
lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak
disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah
besar seperti gigi molar (geraham), warna tambalanya lebih opaque,
sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan
gigi asli, serta tambalan ini lebih mudah aus dibanding tambalan
lain. Atraumatic Restorative TreatmentAtraumatic Restorative
Treatment adalah suatu teknik penanganan kerusakan gigi / excavasi
lubang hanya dengan hand instrument. Teknik penumpatan gigi hanya
menggunakan hand instrument (Atraumatic Restorative Treatment Set)
pada karies gigi yang masih dangkal. Atraumatic Restorative
Treatment merupakan perawatan penambalan gigi tanpa banyak
menimbulkan trauma pada gigi, rasa sakit maupun psikologis trauma.
Bahan tambal yang digunakan biasanya semen ionomer kaca, dan
menurut penelitian perawatan ini lebih disukai karena sedikit
menimbulkan trauma, serta hasilnya cukup memuaskan karena hanya
dengan satu kali kunjungan serta harganya pun lebih terjangkau
karena tidak menggunakan sarana listrik. Karies gigi hanya
dibersihkan dan dikeruk bagian dentin yang rusaknya saja, dan
selanjutnya bahan tambalan semen ionomer kaca diaplikasikan kedalam
lubang gigi. Karakteristik semen ionomer kaca ini adalah daya alir
( flow rate ) yang tinggi sehingga bisa mengisi ruang dalam
kavitas.Atraumatic Restorative Treatment merupakan prosedur
pembuangan jaringan gigi yang terkena karies dan penumpatan dengan
bahan adhesif. Atraumatic Restorative Treatment adalah bagian dari
perawatan minimal intervensi, yang merupakan metode tata cara
perawatan gigi yang berusaha untuk mengontrol perkembangan lesi
karies. Pada dasarnya terdiri dari penyingkiran jaringan karies dan
pengisian kavitas dengan bahan adhesif yang tepat berkaitan dengan
prinsip preventif dan edukasional. Bahan restorasi Semen Ionomer
Kaca diindikasikan untuk Atraumatic Restorative Treatment
dikarenakan kemampuan adhesinya dan sifat melepas fluorida sama
baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya sehingga perawatan ini
dianjurkan untuk daerah-daerah yang kurang memadai
infrastrukturnya. Minimal intervensi pada kedokteran gigi
didefinisikan sebagai suatu perawatan terhadap karies dengan
mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah
kepada pemeliharaan sturktur gigi yang sehat sebanyak mungkin.
Sebuah metode baru dengan prinsip minimal intervensi dalam merawat
karies gigi yang diperkenalkan pada pertemuan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dalam Hari Kesehatan Sedunia tahun 1994. Pendekatan ini
disebut sebagai Atraumatic Restorative Treatment (ART). Atraumatic
Restorative Treatment pada awalnya berkembang untuk digunakan pada
negara yang kurang berkembang dimana perawatan gigi secara lengkap
tidak tersedia. Atraumatic Restorative Treatment merupakan bagian
dari minimal intervensi meliputi komponen restoratif dan preventif
terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan
instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu
melepaskan fluorida seperti semen ionomer kaca. Keuntungan
Atraumatic Restorative Treatment lainnya seperti terpeliharanya
struktur jaringan gigi yang sehat berkaitan dengan ikatan kimiawi
dari Semen Ionomer Kaca serta tanpa adanya pengeboran sehingga
dapat meminimalisir rasa sakit dan penggunaan anestesi lokal.
Berkaitan dengan sifat-sifat tersebut beberapa orang yang hidup di
daerah berkembang bisa mendapatkan perawatan gigi dan mulut dengan
Atraumatic Restorative Treatment.Atraumatic Restorative Treatment
diaplikasikan untuk perawatan preventif dan kuratif dalam satu
prosedur kerja. Atraumatic Restorative Treatment menggunakan
instrumen tangan daripada handpiece elektrik, sehingga mengurangi
rasa sakit yang berarti mengurangi kebutuhan terhadap anestesi
lokal untuk meminimalisir trauma psikologis terhadap pasien.
Atraumatic Restorative Treatment memelihara jaringan gigi yang
sehat dan tidak menimbulkan banyak trauma. Alatalat yang di gunakan
untuk perawatan Atraumatic Restorative Treatment :1. Alat genggam
standar seperti kaca mulut, sonde, pinset dan excavator. 2. Dental
Hatchet hoe dan pahat email berfungsi untuk melebarkan kavitas dan
mengangkat email yang tidak sehat, 3. Applier / Carver, 4. Mixing
pad dan spatula, 5. Plastik filling instrument dan carver, 6. Untuk
klas II perlu matriksa. Preparasi1. Isolasi : Kapas gulung
mengabsorbsi saliva mempertahankan gigi tetap kering2. Hilangkan
plak dengan menggunakan butiran kapas3. Eksplorasi dengan sonde
memastikan karies4. Gunakan hatchet untuk mencari jalan masuk5.
Putar hatchet untuk memperbesar jalan masuk6. Gunakan excavator
untuk mengerok jaringan kariesBatas pengerokan dilakukan dengan
pendekatan biologik, yaitu sebatas zona bakteri dan destruksi
dentin, bentuk dan luas pengerokan tergantung lesi karies7.
Bersihkan kavitas dengan kapas basah8. Keringkan dengan kapas
kering
b. Conditioning1. Lakukan conditioning dengan conditioner, dapat
pula dengan liquid yang mengandung asam poli-akrilat karena tanpa
conditioning ada smear layer yang dapat mengganggu ikatan bahan
tambalan dengan dentin. Conditioning membersihkan smear layer,
menjamin ikatan semen ionomer kaca dengan dentin lebih baik.
Conditioning memperkuat ikatan bahan tambalan dua kali lipat2.
Bersihkan kavitas dengan kapas basah dan lakukan sedikitnya tiga
kali bilas3. Keringkan dengan kapas keringc. Dispensing1. Buka
botol powder 2. Buka seal botol powder, pembatas plastik jangan di
buka !3. Tutup kembali botol4. Kocok botol agar konsistensi powder
homogen, lalu ketukkan di telapak tangan agar powder tidak tercecer
di penutup botol5. Takar powder sesendok peres dan pastikan bahwa
senduk powder bersih. Gunakan pembatas plastik untuk memeres6.
Taruh takaran powder pada paper - pad 7. Bagi powder menjadi dua
bagian8. Tutup kembali botol karena powder bersifat hygroskopis9.
Buka tutup botol cairan dan pastikan pipet botol bersih lalu
miringkan pipet botol secara perlahan agar gelembung udara tidak
terjebak dalam pipet botol dan posisikan botol dengan pipet botol
menghadap ke bawah.10. Teteskan satu tetes cairan. Tetes pertama
digunakan sebagai conditioner11. Posisikan kembali botol dengan
pipet botol menghadap ke bawah. Teteskan satu tetes cairan dengan
tetap pada posisi itu, teteskan tetes kedua, sebagai cairan12.
Powder dan cairan siap diaduk d. Mixing1. Ratakan cairan selebar
kancing2. Aduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk
sirkular3. Aduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk
rotasi sekitar 10-15 detik 4. Aduk keseluruhan powder hingga
diperoleh konsistensi seperti pasta antara 15-20 detik e.
Placement1. Masukkan semen kedalam kavitas secara bertahap hingga
penuh. dalam waktu sekitar 30 detik 2. Ratakan semen melalui dua
pendekatan yaitu : 1. Tekan dengan jari kesegala arah2. Dengan
aluminium foil dengan mengigit foil menurut oklusi3. Potong sisa
semen dengan carver4. Periksa oklusi / gigitan5. Oleskan varnis ke
permukaan gigif. Instruksikan pasien agar tidak dipakai makan pada
gigi yang ditambal selama satu jam setelah penambalan
A. AmalgamDental amalgam sudah digunakan sejak tahun 1826
sebagai material restorasi dengan mengandalkan retensi melalui
preparasi dengan undercut (Ali Noerdi, 2001:509)Menurut defenisi
Baum L, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam, salah
satunya adalah merkuri. Amalgam merupakan campuran aloidan merkuri
melalui suatu proses yang disebut amalgamisasi. Amalgam adalah
jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri sebagai salah
satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature
kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses
amalgam modern dimulai di klinik ketika tetesan merkuri dikeluarkan
dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang
mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama dengan
alat amalgamator sehingga membentuk tambalan amalgam yang akan
mengeras dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi .
Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam,dimana komponen
utamanya: Likuid yaitu logam merkuri (Hg) Bubuk yaitu logam paduan
yang kandungan utamanya terdiri dari perak(Ag), timah(Sn), dan
tembaga(Cu), selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan
perentase yang lebih kecil.Banyak orang mencurigai amalgam sebagai
bahan tambalan yang berbahaya karena kandungan air raksanya.
Sesungguhnya,air raksa dalam amalgam terikat dalam ikatan yang
stabil dengan logam lainnya sehingga aman untuk di gunakan. Proses
amalgam masih berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis
terkondensasi di bawah tekanan yang kuat terhadap dinding gigi-gigi
yang sudah dipreparasi, atau jika ada, terhadap pita matriks.
Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut berkurang
dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat
kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung
bebrapa hari,amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan
gigit yang sedang dalam waktu beberapa jam saja.Kualitas yang
paling baik dari amalgam gigi adalah tahan lama dan mudah
memanipulasinya. Cukup bias beradaptasi dengan cairan mulut,
amalgam adalaha restorasi yang relative murah dan dapat
diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Dapat dikatakan bahwa
amalgam bahan tambalan yang paling banyak dipergunakan dokter
gigi.
B. Komposisi Amalgam Dan FungsinyaAmalgam adalah bahan tambal
berbahan dasar logam, dimana komponen utamanya: Likuid yaitu logam
merkuri (Hg) Bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya
terdiri dari perak(Ag), timah(Sn), dan tembaga(Cu), selain itu juga
terkandung logam-logam lain dengan perentase yang lebih kecil.Kedua
komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan Amalgam yang akan
mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi. Alloy
untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat di
klasifikasikan ke dalam dua tipe; - Alloy konvensional kandungan
konstitusi dasar: silver 67-74%, 27 % kuprum, 0,6%zinc.- Alloy kaya
kuprumSilver 69%, Tin 17%, Kuprum 13%, Zinc 4%Dengan semakin
pesatnya perkembangan di bidang ilmu bahan kedokteran gigi, untuk
meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies sekunder telah
dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan maksud
menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yang
mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam
konvensional tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria
-France) :Stanus Fluorida (SnF) 1%, Perak (Ag) 68%, Timah (Sn) 27%,
Tembaga (Cu) 4,5%, Seng (Zn) 1,5%. Fluorida pada bahan restorasi
amalgam dalam bentuk senyawa SnF.Senyawa ini terbukti dapat
mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapat meningkatkan
konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan dengan
bahan restorasi ini.Sejak standarisasi yang pertama kali dibuat
untuk bahan-bahan kedokteran gigi pada tahun 1927, sampai saat ini
amalgam termasuk dalam bahan yang diharuskan mempunyai batas-batas
tertentu:
a. Perak(Ag): 65 %(batas minimum)b. Timah(Sn): 29 %(batas
minimum)c. Tembaga(Cu): 6 %(batas maximum)d. Seng(Zn): 2 %(batas
maximum)e. Mercuri(Hg): 3 %(batas maximum)Kegunaannya:Ag: a. Mudah
menyatu dengan Hgb. Meningkatkan pemuaianc. Menambah kekuatan
amalgamSn:a. Mengurangi pemuaian selama pengerasanb. Memperbaiki
amalgamasi dari aloiCu:a. menambah kekuatan tepib. meningkatkan
kekerasanc. meningkatkan pemuaianZn:a. Mengurangi oksidasib. mudah
bereaksi dengan oksigenc. Mencegah kombinasi oksigen dengan logam
yang lainHg:a. Memberikan reaksi yang baik terhadap permukaaqn
partikel alloyC. Sifat Bahan Tambalan AmalgamBahan tambalan amalgam
dibagi atas bebrapa sifat, yaitu:1. Sifat Fisik AmalgamAda beberapa
sifat yang termasuk dalam sifat fisik amalgam (Creep, Stabilitas
Dimensional, Difusi termal, dan Abrasi), diantaranya:- Creep adalah
sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara
bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban.
Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat
menyebabkan creep. Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi
mempunyai nilai creep yang jauhlebih rendah, beberapa bahkan kurang
dari 0,1%. Tidak ada data yang menunjukkan bahwamengurangi nilai
creep 1% akan dapat mempengaruhi kerusakan tepi.Kekurangan: Amalgam
yang memiliki tingkat creep tinggi akan mengalamikerusakan marginal
dan mengakibatkan menurunnya nilai estetik.Solusi: - Meminimalkan
fase gamma 2 saat setting- Penambahan palladium dan indium-
Stabilitas Dimensional. Idealnya amalgam harus mengeras tanpa
terjadi perubahan pada dimensinya dan kemudian tetap stabil.
Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensiawal
pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang.
Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak
amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran
dimulaiKekurangan: Dapat menyebabkankebocoran mikro dansekunder
kariesSolusi: Menggunakan cavity varnish yang mengandung larutan
resinalami atau sintetis dalam pelarut yang menguap misalkan eter
dan harus tahan air.- Difusi termal. Difusi termal amalgam adalah
empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkankoefisien
ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang
mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.Solusi: Mengisolasi
dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam.- Abrasi. Proses
abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya
sebuahsubstansi / zat, biasa disebut wear.. Mastikasi melibatkan
pemberian tekanan pada tumpatan,yang mengakibatkan kerusakan dan
terbentuknya pecahan/puing amalgam. (Marke, 1992)2. Sifat Mekanik
AmalgamDental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan
kekuatan struktur tersebut tergantung dari sifat individu dan
hubungannya antara satu struktur dengan struktur yanglainnya.
Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile
amalgamlebih rendah dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan
kompresif ini cukup baik untukmempertahankan kekuatan amalgam,
tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesar
kemungkinanterjadinya fraktur/retakan. Kekuatan tarik dari amalgam
dengan kandungan tembaga yang tinggi tidak jauh berbeda dengan
amalgam yang memiliki kandungan tembaga yang
rendah.Kelebihan:Ketahanan terhadap kehausan sangat tinggi, tidak
seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami
haus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi
seperti gaya kunyah dan cairan mulut.3. Sifat Kimia AmalgamKorosi
galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda
atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini
adalah air ludah. Hubungan lama restorasi dengan besar arus
galvanic berbanding terbalik artinya semakin lama usia restorasi
amalgam dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang
dihasilkan.Kekurangan: Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan
arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lainSolusi: Melepas
tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam 4. Sifat
Biologi AmalgamAda beberapa sifat yang termasuk dalam sifat biologi
amalgam (Alergi dan Toksisitas) AlergiSecara khas respon alergi
mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandaidengan rasa
gatal, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala
lain.Solusi : Tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan jenis
lain yang dipakai) ToksisitasSejak awal penggunaannya kemungkinan
efek samping dari air raksa sudah mulaidipertanyakan.Kadang-kadang
masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalangigi
adalahpenyebabdari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya
tidak jelasdan adabahaya bagi dokter gigi atau asistennya.Ketika
uap air raksa terhirup selama pengadukanpenempatan dan
pembuangan.Tidak diragukan bahwa air raksa merembes ke dalam
struktur gigi.Suatu analisispada dentin dibawah tambalan amalgam
mengungkapkan adanya air raksa yang turutberperan dalam perubahan
warna gigi.Sejumlah air raksa dilepaskan pada saat
pengunyahantetepi kemungkinan keracunandari air raksa yang menembus
gigi atau sensititasi terhadap garam-garam air raksa yang larutdari
permukaan amalgam sangat jarang terjadi .Kemungkinan yang paling
menonjol bagi asimilasi air raksa dari amalgam gigi adalah melalui
tahap uapnya.selain itu amalgam juga memiliki sifat sebagai
berikut:- FlowPerubahan permanen dari beda yang di sebabkan oleh
beban yang konstan yang sifatnya compresive.apabila Hg meningkat
maka flow meningkat.- Ekspansi dan kontraksiPerubahan di mensi
waktu amalgam mengeras,apabila ekspansi meningkattumpatan menonjol
keluar kavitas maka traumatic oklusi,namun apabila kontraksi
meningkat maka terjadi ruang antara tumpatan dengan dinding kavita
maka tumpatan lepas/sekunder karies. Semakin lama triturasi maka
makin kecil ekspansi dan makin besar kontraksi,selain itu tekanan
besar waktu kondensasi maka semakin kecil expansi,apabila Hg
banyank maka expansi meningkat,kontaminasi kotoran selama tumpatan
maka ekspansi meningkat.- Secondary expansionEfek kontak cairan
dengan amalgam sebelum atau sedang di lakukan kondensasi. Contoh:
cairan,kekeringan tangan operator,air ludah,penempatan dental alloy
di tempat yang gelap.dapat mengakibatkan post operative pain(rasa
nyeri setelah penambalan). Cara menghindari secundary expiation:
Manipulasi yang tepat:Hg tidak berlebihan Memakai rubber dam/cotton
roll Jangan memegang amalgam dengan tangan Kavita harus benar-benar
kering
- SpheroidingKecenderungan dari massa amalgam untuk menjadi
bulat karena adanya Hg (Hg tidak boleh berlebihan) strength
amalgam/kekuatan suatu amalgam 30 menit : 6%final strength8 jam:
80-90%final strength Tarnish dan corrosionTarnish adalah lapisan
film yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna, mudah
terjadi pada amalgam yang tidak di poles(kasar), corrosion adalah
terjadi di permukaan dan dalam dari tumpatan yang disebabkan karena
chemis (Terjadi pada penderita yang makan makanan dimana kadar
sulfur dan chlorida tinggi atau electro chemical action (Terjadi
pada tumpatan yang tidak sejenis (emas dan amalgam) Perubahan warna
dan porous Perbandingan(ration)antara alloy dan mercuryKelebihan Hg
di keluarkan waktu memeras dan kondensasi, Hg harus cukup membuat
massa yang plastis (waktu mencampur Hg harus membasahi seluruh
partikel).D. Kelebihan Dan Kekurangan Bahan Tambalan Amalgam
Kelebihan : 1. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan
tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam
melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam
jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa
penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun
dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai
dengan prosedur.2.Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak
seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami
aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi
seperti gaya kunyah dan cairan mulut.3.Penambalan dengan amalgam
relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique
sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit
kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi
ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.4. Biayanya
relatif lebih rendah5.ketahanan terhadap keausan sangat tinggi,
tidakseperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan
mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling
berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Kekurangan :1.
Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan
warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan
atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.2.Dalam jangka
waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna
pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman3.Pada beberapa kasus
ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang
terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu
setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa
sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.Namun umumnya keluhan
tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien
dapat beradaptasi.4.Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam
yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat
dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah
memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan
tambal.5.Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkanarus galvanis
bersama dengan tumpatan logam.Indikasi: Gigi molar (geraham) yang
menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi
tetap maupun pada anak-anak
E. Pemakaian dan Penata Laksanaan AmalgamBeberapa kegunaan bahan
restorasi dental amalgam adalah sebagai berikut: Sebagai bahan
restorasi permanen pada kavitas kelas 1,kelas II,kelas V,dimana
faktor estetis bukanlah suatu hal yang penting. Dapat di
kombinasikan dengan pin retentif untuk menempatkan mahkota. Di
pergunakan dalam pembuatan die. Sebagai bahan pengisian saluran
akar retrograde. Dilitah dari segi biokompatibilitasnya,amalgam
memiliki adaptasi yang cukup baik pada jaringan di rongga mulut
terutama email dari gigi tersebut.Bahan tambal amalgam, yang
mengandung Hg, sampai kini masih banyak dipakai. Selain karena
mudah penggunaannya, harganya pun relatif tidak mahal. Namun,
karena kandungan merkurinya, tambalan ini merupakan bahan yang
kontroversial. Sejauh ini, tidak ada larangan penggunaan bahan
tambal ini oleh institusi yang kuat kaitannya dengan praktik
kedokteran gigiseperti FDI (Federation Dentaire International) atau
ADA (American Dental Association). Demi keselamatan pasien dan
personil kesehatan gigi, bagaimanapun, telah dikeluarkan tuntunan
bagi para dokter gigi dan asistennya dalam menatalaksanai tambalan
amalgam ini. Tuntunan tersebut meliputi:1.Kenalilah gejala bahaya
dan gejala dari keterpaparan terhadap Hg misalnya terjadinya
sensitivitas dan neuropati.2.Kenalilah sumber penguapan merkuri di
tempat kerja misalnya cipratan Hg, penyimpanan sisa amalgam dan
kapsul amalgam bekas pakai yang tidak tertutup rapat, kebocoran
pada kapsul amalgam atau dispenser, proses triturasi, penambalan,
pemolesan, dan pembongkaran tambalan amalgam, atau pemanasan
instrumen yang telah terkontaminasi oleh amalgam.3. Pedulilah
terhadap penanganan limbah amalgam dan masalah yang berkaitan
dengan lingkungan.4. Buatlah tempat kerja yang berventilasi baik
dan desain yang memudahkan pembersihan. Pertukaran udara segar
harus maksimal. Jika ruangan memakai alat penyejuk udara, gantilah
filter AC tersebut secara berkala.5.Pantaulah keterpaparan karyawan
dan ruangan kerja terhadap Hg. Konsentrasi Hg pada urin hendaknya
tidak melebihi 6,1 mikrogram per liter. Periksalah secara periodik
kadar Hg di ruangan. Menurut ketentuan OSHA (Occupational Safety
and Health Agency dari Departemen Perburuhan Amerika Serikat) kadar
uap Hg maksimal adalah 50 mikrogram per meter kubik dalam masa
kerja 8 jam per had untuk lebih dari 40 jam per minggu.6.Gunakanlah
amalgam dalam kapsul dan gunakan amalgamator dengan tutup yang
balk. Amalgamator hendaknya memenuhi syarat spesifikasi ISO 7488.
Jika memakai amal-gam yang tidak dikapsulkan, minimalkanlah
penyimpanan merkuri di dalam tempat kerja.7.Simpanlah merkuri dalam
tempat yang tidak mudah pecah, tertutup rapat, pada tempat dengan
ventilasi baik, serta jauh dari sumber panas.8.Hati-hatilah dalam
menangani tambalan amalgam. Hindari kontak kulit dengan merkuri
atau amalgam yang bare tercampur. Pakailah baju praktik hanya di
tempat praktik saja.9.Gunakan alai penyedot (oral evacuation
equipment) yang cukup kuat dan pakailah masker ketika membongkar
dan memoles amalgam. Sistem penyedotan ini harus dilengkapi filter
atau kotak penadah yang harus secara teratur dibersihkan atau
diganti.10.Buanglah alai atau bahan yang terkontaminasi Hg dalam
kantong tertutup. Simpan kelebihan amalgam dalam kotak penyimpan
tertutup yang berisi larutan fiksasi radiograf. Amalgam dapat
didaur ulang; kirimkan amalgam sisa ini untuk didaur ulang ke
perusahaan yang dapat dipercaya.11.Janganlah sekal-kali membuang
limbah yang terkontaminasi merkuri ke dalam tempat sampah yang akan
dibakar (insinerasi). Insinerasi kapsul bekas hendaknya dihindari
untuk mencegah penguapan Hg ke atmosfir. Deposisi Hg atmosfir ke
tanah, danau atau sungai berisiko terjadinya bioakumulasi Hg dalam
ikan atau mahluk air lainnya.12.Bersihkan dengan cermat instrumen
yang telah terkontaminasi amalgam atau merkuri sebelum sterilisasi
atau desinfeksi panas.13.Gunakan pemampat amalgam yang kepalanya
halus, tidak lagi yang bergerigi agar mudah dibersihkan dari sisa
merkuri sebelum disterilkan.
Resin Komposit Resin komposit mempunyai nilai estetis yang
sangat baik dan paling sering digunakan untuk merstorasi gigi
anterior. Namun penggunaan resinkomposit sebagai bahan resorasi
gigi posterior telah berkembangpesat akhir akhir ini karena pasien
tertarik pada restorasi yang sesuai dengan warna alami gigi. Resin
kompoist ememenuhi keinginan ini dantelahmenjadi restorasi esetis
yang paling sering digunakan di bidang kedokteran gigi. Sebagai
tambahan, resin komposit tidak mengandung merkuri, mempunyai
konduktivitas termal yang rendah dan terikat pada struktur gigi
dengan bahan adhesif. Masalah-masalah berupa kurangnya daya tahan
terhadap tekanan akibat penggunaan dan sensitivitas tehnik yang
tinggi masih menjadi kekurangan resin komposit untuk gigi
posterior. Bagaimanapun, bahan ini populer bagi mereka yang sangat
membutuhkan estetis, ditambah lagi resin komposit telah
dipertimbangkan sebagai alternatif bagi mereka yang khawatir dengan
kandungan merkuri pada amalgam.
RESIN KOMPOSIT Resin komposit diperkenalkan di kedokteran gigi
konservasi untuk meminimalisasikan kekurangan dari bahan resin
akrilik pada tahun 1962. Pada saat ini resin komposit merupakan
bahan restorasi sewarna gigi yang paling populer.
Jenis Resin Komposit Adapun jenis resin kompist bisasanya dibagi
atas tiga tipe berdasarkan atas ukuran, jumlah dan komposisi dari
bahan pengisi anorganiknya, yaitu: 1.Resin komposit konvesional 2.
Resin kompost mikrofiller 3.Resin komposit hibrida.
1. Resin komposit Konvensional Resin komposit ini umumnya
terdiri dari 75 %-80%dari berat bahan pengisi anorganiknya. Ukuran
rata-rata partikel dari resin komposit konvensional ini pad tahun
1980 kira kira 8 m. Karena partikel pengisinya relatif besar dan
keras sekali, rein komposit konvensional memperlihatkan tekstur
permukaan yang kasar, sehingga sesuai dengan gigi posterior.
Sayangnya ,tipe permukaan yang kasar tersebut menyebakan restorasi
lebih mudah mengalami perubahan warna akibat adanya ekstrinsik
stain.
2. Resin Komposit Mikrofiller Bahan ini diperkenalkan pada tahun
1972 dan didesain untuk menggantikan karakteristik resin komposit
konvensional yang permukaannya kasar dengan permukaan yang halus
yang hampir sama seperti enamel gigi.Resin Komposit ini mengandung
pasrtikel koloida silica dengan diameter rata rata 0,01m-0,04m yang
terdiri dari kira kira 35%-60% dari berat bahan pengisi
anorganikanya. Ukuran partikelnya kecil menghasilka permukaan yang
halus setelah restorasi di polishing. Sehingga pengaruh perlekatan
plak dan ektrensik stai dapat diminimalisasikan
3. Resin Komposit Hibrida Resin komposit ini dikembangkan untuk
mendapatkan karakteristik fisik dan mekanis yang baik dri resin
komposit konvensional dengan permukaan yang halus yang dapat
merupakan sifat dari resin komposit mikrofiller. Resin ini
mengandung kira kira 75%-85% dari berat bahan negisi anorganiknya.
Bahan pengisinya merupakan campuran antara mikrofiller dan
makrofiller denga ukuran rata-rata 0,4m-1m.
Keuntungan Pemakaian Resin Komposit 1.Mempunyai estetis yang
baik 2.Mempunyai konduktivitas termal yang rendah 3.Tidak
menimbulkan reaksi galvanism 4.Sistem bondingnya mempertinggi
kekuatan gigi terhadap fraktur 5.Melindungi struktur gigi yang
tersisa 6.Radiopaque 7.Sebagai bahan akternatif pengganti
amalgam
Kerugian Pemakaian Resin Komposit 1.Polymerization
shrinkage2.Sering terbentuknya Microleakage yang akhirnya menjadi
karies sekunder 3.Sensitivitas pasca penambalan 4.Memerlukan
ketrampilan sensitivitas yang tinggi 5.Ketahanan dalam pemakaian
6.Meyerap Air 7.Marginal LeakageIndikasi dan kontraindikasi
pemakaian resin komposit
Resin komposit diindikasikan sebagai berikut: 1.Restorasi klas
I, II, III, IV dan V 2.Sebagai bahan base lining atau core
builtup3.Sebagai sealant pada restorasi resin preventif 4.Restorasi
estetis seperti : veneers, penutupan diastema, modifikasi kontur
gigi 5.Semen untuk restorasi indirect resin6.Splinting
Resin komposit mempunyai kontraindikasi sebagai berikut:
1.Restorasi Posterior dengan Beban pengunyahan yang besar 2.Kontrol
cairan buruk
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II MOD Restorasi Resin Komposit
Klas II MOD adalah restorasi yang melibatkan permukaan mesial,
oklusal, dan distal dimana resin komposit yang digunakan dapat
adekuat sebagai restorasi posterior. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum merekomendasikan restorasi resin komposit
posterior kepada pasien, yaitu : 1.Estetis merupakan pertimbangan
utama. 2.Lebar preparasi kavitas fasiolingual seharusnya dibatasi
tidak lebih dari sepertiga jarak intercuspaldan jika memungkinkan
margin cavosurface gingival pada restorasi klas II seharusnya
berada pada enamel. 3.Kontak oklusi sentrik seharusnya berada pada
struktur gigi. 4.pasien tidak menunjukkan penggunaan yang
berlebihan seperti clenching atau grinding.5.Gigi dapat
diisolasi.
Preparasi Klas II MOD Preparasi permukaan oklusal menggunakan
bur diamond inverted dengan outline form oklusal yang extensive.
Bur diamond digerakkan dari central groove ke arah tonjol dengan
kedalaman pulpa dipertahankan 1,5 mm. Kemudian dilakukan preparasi
proximal box dengan pertimbangan luas lesi karies dan restorasi
lama dalam perluasan preparasi proximal box ke arah fasial,
lingial, dan gingival. Ketika preparasi telah diperluas sampai
marginal ridge, dimulai pemotongan parit proximal. Tahan bur
diamond diatas dentoenamel junction sedalam 0,2mm. Bur diamond
diperluas ke arah fasial, lingual, dan gingival untuk mencakup
semua lesi karies atau bahan restorasi yang lama. Pemotongan ke
arah fasiolingual dlakukan dengan gerakan perlahan mengikuti bentuk
dentoenamel junction dengan bentuk agak konveks disebelah luar.
Dinding aksial sebaiknya 0,2 mm ke dalam dentoenamel junction dan
sedikit konveks ke bagian luar.
Retention form dapat ditambah dengan penempatan grooves, locks,
coves,atau slots.Semua retention formdi atas harus ditempatkan di
dentin, dengan demikian tidak akan merusak dan melemahkan enamel
yang berdekatan. Bevel ditempatkan pada margin enamel yang
tersedia. Bahan Resin komposit yang digunakan untuk restorasi klas
II MOD adalah jenis hibrida, dengan karakteristik fisik dan mekanis
yang baik dengan permukaan yang halus dan sewarna gigi. Untuk
perlekatannya dengan gigi, digunakan sistem adhesif yang dapat
diperoleh dari etching, primer, dan bonding.
Teknik Penempatan RK Posterior Klas II MOD Berbagai teknik
penempatan RK telah banyak digunakan oleh para dokter gigi untuk
mendapatkan kontak proksimal yang baik bagi restorasi RK klas II
MOD, diantarnya adalah : 1.Teknik penempatan konvensional. 2.Teknik
penempatan dengan menggunakan light tip berbentuk konus yang
transparan. 3.Teknik penempatan dengan menggunakanhand instrumen
khusus. 4.Teknik penempatan dengan memasukkan Beta Quartz
Glass-Ceramic.5.Teknik penempatan dengan menggunakan prepolymerized
resin composite balls.
Teknik Penempatan Konvensional Teknik ini adalah teknik yang
masih sering digunakan dan yang paling sederhana, dimana resin
komposit ditempatkan pada kavitas menggunakan matriks band dan
hanya menggunakan wedging tradisional tanpa perlakuan khusus pada
daerah kontak.
2.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Light TipBerbentuk Konus
yang Transparan. Tip ditempatkan pada RK yang belum di Curing yang
setengah terisi pada proximal box dan ditekan ke arah kontak dengan
gigi tetangga, kemudian di curing selama 40 detik, light tip
dilepaskan dan proximalbox tadi diisi dengan resin komposit hingga
penuh dan di curing.
3.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Hand-Instrumen Khusus.
Salah satu hand-instrumen khusus adalah Contact Pro. Alat ini
mempunyai kepala pada setiap ujungnya yang ukurannya pas masuk ke
proximal boxdari preparasi klas II, dengan permukaan konveks
menghadap ke matriks band. Ujung instrumen ini membentuk sudut 90o
dan 45o untuk memungkinkan pengaplikasian tekanan pada daerah
kontak mesial dan distal. Mula-mula proximal box diisi sampai
menutupi seluruh lantai pulpa dan ujung Contact Pro ditempatkan di
dalam box dan ditekan secara lateral ke daerah kontak. Ujung light
curing ditempatkan sedekat mungkin dengan ujung instrumen selama 20
detik proses curing. Ujung instrumen kemudian ditekan maju mundur
sebelum ditarik keluar. Light curing 20 detik, lalu proximal box
diisi lagi dengan RK.
4.Teknik Penempatan dengan Memasukkan Beta Quartz Glass Ceramic
Mula-mula proximal box diisi dengan RK, kemudian Beta QuartzGlass
Ceramic dimasukkan menggunakan tang penjepit ke dalam box sebelum
curing.Sebuah hand instrument digunakan untuk mendorong ke daerah
kontak, kemudian light curing.
5.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Prepolymerized
ResinComposite balls. Suatu bola komposit kecil diprecurepada ujung
instrumen. Penambahan bahan tambalan berupa uncured RK diletakkan
dalam proximal box. Precured ball ditekan ke dalam tambahan bahan
tambal tadi untuk merapatkan matriks dengan ketat terhadap gigi
tetangga, kemudian RK dicure.Hasil penelitian El-Badrawy dkk
terhadap teknik 1-4 menunjukkan bahwa teknik terakhir adalah teknik
terbaik untuk menghasilkan kontak proksimal yang maksimal dan
teknik konvensional menghasilkan kontak proximal paling jelek. IC
(GLASS IONOMER CEMENT) GIC merupakan bahan tumpatan golongan
keramik yang ditemukan pada tahun 1972 dan masih dikembangkan
hingga sekarang. GIC sering dipakai untuk gigi anterior terutama
untuk penambalan kavitas kelas III dan V (klasifikasi G.V.
Black).
Komposisi dari GIC adalah :1. GIC powder, yang terdiri dari
Flourualumino Silicat Glass2. GIC liquid, yang terdiri dari
Polyalcenoic Acid atau Itaconic acid copolymer dalam air3. Tartaric
acid sebagai accelerator
Kelebihan GIC :1. Retensi secara kimia dan melekat pada dentin
dan berikatan adhesive.2. Pelepas flour secara alami / Flour
release3. Cukup estetik4. Reaksi pengerasan asam-basa. Kelebihan
ini adalah salah satu ciri dari GIC dan GIC Modified. Sehingga jika
suatu saat ada bahan tumpatan turunan GIC yang reaksi pengerasannya
bukan asam basa (ex.: light cure) maka bahan tersebut tidak dapat
digolongkan sebagai golongan GIC.Kekurangan GIC :1. Sensitivitas
terhadap kelembaban tinggi. Kelembaban disini yang dimaksud adalah
keadaan roga mulut yang lembab dan pH yang mendekati netral yaitu
6,8. Calsium dalam kandungan GIC mempunyai sensitivitas cukup
tinggi namun akhir-akhir ini Calsium digantikan oleh Strontium
(Sr). 2. Kontaminasi kelembaban. Karena sensitivitas yang tinggi
maka GIC mudah terkontaminasi oleh saliva dalam rongga mulut.
Solusi untuk mencegahnya adalah dengan pengisolasian yang tepat
menggunakan saliva ejector dan cotton roll yang diletakkan di
sekitar daerah kerja. Namun jika kurang tepat maka GIC yang baru
saja setting akan terkontaminasi, menyebabkan kandungan Ca yang
baru saja bereaksi dengan ion H menjai terurai kembali dan
mengakibatkan tumpatan kehilangan translusensinya. Warna tumpatan
kemudian menjadi opak seperti kapur.GIC + SALIVA CA LEPAS DARI ION
H TERURAI WARNA TUMPATAN OPAK3. Larut dalam saliva. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, saliva yang mengontaminasi GIC akan
membuat Ca terurai dan larut dalam saliva. Solusi untuk kelemahan
ini adalah pemberian varnish sebagai pelindung agar GIC tidak
terkontaminasi dan GIC tidak dehidrasi (kehilangan kandungan
air).4. Low Fracture & Brittle. Karena GIC merupakan golongan
keramik maka dia masih membawa sifat brittle/rapuh. Perumpamaan ini
seperti keramik yang sangat kuat namun akan pecah jika jatuh. Maka
dari itu, GIC mempunyai kontraindikasi pada gigi dengan tekanan
oklusal yang besar, contohnya pada gigi posterior.Indikasi GIC :
Lesi erosi servikal Sebagai bahan perekat atau luting (luting
agent) Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner
di bawah tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II,
kelas III, kelas V dan MOD Untuk meletakkan orthodontic brackets
Sebagai fissure sealant untuk fissure dan pit yang dalam Restorasi
gigi susu Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami
trauma fraktur Kontraindikasi GIC : Semen glass ionomer tidak
dianjurkan digunakan pada kavitas yang dalam tanpa menggunakan
pelapis kalsium hidroksida. Lesi erosi yang dangkal Kontrol
kekeringan daerah kerja susah didapatkan Restorasi kelas IV
Klasifikasi GIC menurut Combe 1992 : Tipe I : Luting agent
(Perekat) Tipe II.1 : Aesthetic agent (bahan restorasi dan
aplikasi) Tipe II.2 : Base reinforced filling material (tidak
estetik) Tipe III : Lining, base & fissure sealing
materialsJenis GIC :1. Konvensional Reaksi Asam Basa merupakan
reaksi pengerasannya. Garam + air polysalt Mudah terkontaminasi
oleh saliva Ca terurai warna tumpatan opak Bereaksi dengan melepas
ion-ion Ca berikatan dengan H H2O memungkinkan pertukaran ion Al
melapisi Ca setelah 24 jam penumpan F lepas setelah 24-48 jam Tidak
terlalu mengiritasi pulpamenggunakan polymer dengan berat molekul
tinggi Bioactive merangsang pembentukan dentin Sifat adhesive yang
dimiliki jenis ini membuat kebocoran tepi (microleakage) berkurang
Mempunyai sifat adsorpsiMempunyai sifat bacteriostatik pH yang
rendah mengeluarkan ion-ion Kandungan F membantu remineralisasi
High viscosity mudah mengeras dan untuk bahan ART (Attraumatic
Restorative Treatment)2. Resin Modified GIC Ditemukan pada tahun
1988-1989 Komposisi : GI + Resin (HEMA) Photoinitiator Chemical
Initiator Estetik lebih tinggi Kontaminasi kelembaban lebih rendah
daripada GIC Konvensional Reaksi asam-basa tetap terjadi Sifat GIC
konvensional masih tetap berlaku Pengerasan dengan cara light cure
atau chemicalCara Manipulasi : Powder dan liquid dikeluarkan dengan
jumlah yang tepat pada paper pad Bubuk dibagi menjadi 2 bagian dan
salah satu bagian dicampur dengan liquid Manipulasi dilakukan
dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan bentuk molekul
GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara melipat Sisa
powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk mencampur
adalah 30 40 detik, dengan setting time 4 menit. Setelah restorasi
ditempatkan dan diukur konturnya dengan benar, permukaan harus
dilindungi dari kontaminasi saliva dengan menggunakan varnish
Kelengkapan dan finishing akan selesai setelah 24 jam 0.
KLASIFIKASIAmalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis,yaitu
:0. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:a. Alloy binary,
contohnya : silver-tinb. Alloy tertinary, contohnya :
silver-tin-copperc. Alloy quartenary, contohnya :
silver-tin-copper-indium
0. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:a. Microcut, dengan ukuran 10
30 m.b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m.
0. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:1. Alloy
lathe-cutAlloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur.1. Alloy
sphericalAlloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana
cairan alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat
kecil,. Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga
berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan
yang digunakan.1. Alloy SpheroidalAlloy spheroidal juga dibentuk
melaui proses atomisasi.0. Berdasarkan kandungan tembagaKandungan
tembaga pada amalgam berguna untuk meningkatkan kekuatan
(strength), kekerasan (hardness), dan ekspansi saat pengerasan.
Pembagian amalgam berdasarkan kandungan tembaga yaitu:1. Alloy
rendahCopper (LowCopperAlloy)Low copper alloy ini mengandung silver
(68-70%), tin (26-27%), copper (4-5%), zinc (0-1%).1. Alloy tinggi
copper (HighCopperAlloy)High copper alloy mengandung silver
(40-70%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-1%). Alloy ini
dapat diklasifikasikan sebagai:3. Admixed/dispersi/blended
alloys.Alloy ini merupakan campuran spherical alloy dengan
lathe-cut alloy dengan komposisi yang berbeda yaitu high copper
spherical alloy dengan low copper lathe-cut alloy. Komposisi
seluruhnya terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%), zinc
(1%).3. Single composisition atau unicomposition alloysTiap
partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang sama. Komposisi
seluruhnya terdiri atas silver (40-60%), tin (22-30%), copper
(13-30%), zinc (0-4%).
PREPARASI TUMPATAN AMALGAM Preparasi kavitas pada gigi gigi
didesain kurang lebih untuk memenuhi kebutuhan dari amalgam, dengan
kavitas bentuk boks, tepi dengan hubungan but joints, dan underkut
untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam merupakan
logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal.
Tapi restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena
amalgam amat rapuh. Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat
mempunyai ketebalan minimal 2 mm. Bila karies dentin menembus lebih
dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis semen harus
ditempatkan.Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh
kavitas dibentuk ke dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau
tegak dengan permukaan gigi, menyusun bentuk preparasi seperti
boks. Retensi dari bahan dicapai dengan kesejajaran dari dinding
yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada dentin.Preparasi
Tumpatan Amalgam Klas IIDefinisi restorasi Klas II adalah bila
jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau distal
(proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada
permukaan proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran,
yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya
adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam
praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO),
disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-distal (MOD). Karena
gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan
harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial,
atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari
oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal,
kadang-kadang preparasi dari fasial atau lingual menjadi
pilihan.Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan
dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila
amalgam dimampatkan ke dinding ini, interfase antara email dan
amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam yang
buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan dan keutuhan
bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan apakah
tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika
dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga
dari panjang total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam
agar bisa menahan fraktur selama pengunyahan.Empat tipe perlekatan
dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada daerah
oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan
lingual), (3) parit, dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah
lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan dimampatkan.
Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar.
Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-kira 1 mm.
Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga
tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah.
Lubang parit harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan
dalamnya 1-2 mm.Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat
dibagi dalam dua kategori; (1) Klas II amalgam insipien adalah
tambalan yang sedikit banyak menutupi lubang masuk melalui
aktivitas mikroba dapat menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam
yang diperluas merupakan tambalan yang mengembalikan bagian gigi
yang hilang atau rusak.`
Amalgam Klas II InsipienLesi insipien biasanya kecil dan
terletak tepat di bawah titik kontak anatomik dari gigi. Pada
gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang sesungguhnya bisa
berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah lokasi lesi.
Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan.
Proyeksi sayapgigit (bite-wing) barangkali merupakan cara yang
terbaik, karena letak gigi-gigi yang berdekatan menghalangi
pemeriksaan dengan sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi
Klas II. Lesi proksimal insipien menembus hanya dentin kira-kira 1
mm dan semua jaringan karies otomatis akan hilang dalam preparasi
kavitas.Ragangan Preparasi KavitasSecara umum, ragangan harus kecil
dan konservatif. Usahakan untuk membatasi ukuran dari kavitas,
khususnya pada orifis oklusal. Jangan membuang jaringan email yang
sehat terlalu banyak tetapi sebaliknya, membuat orifis kavitas
terlalu kecil akan membatasi akses ke gigi. Walaupun demikian,
pemakaian pemampat amalgam yang kecil dapat memampatkan amalgam
dengan efektif ke dalam bukaan oklusal yang kecil.Bentuk kavitas
adalah parit terbalik pada bagian samping gigi. Dinding gingival
sejajar dengan tepi interseptal gingival dan meluas di bawah lesi
ke dalam email sehat, biasanya 1 atau 2 mm di bawah titik kontak.
Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari
email. Tepi ini diperluas di luar titik kontak dan tentu saja,
melebihi tepi luar dari lesi. Jika daerah email yang berwarna putih
mutiara membatasi lesi, dinding-dinding ini tidak ditempatkan
terlalu berjauhan bila dibandingkan jika email teksturnya putih
seperti kapur. Lokasi dinding-dinding ini ditentukan oleh jarak
antaranya dan permukaan proksimal dari gigi yang berdekatan. Dalam
rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak ini hanya perlu
sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada mulut yang
mudah terserang karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira setebal
pahat atau hatchet.
Bentuk IntenalTegas, dinding yang terpotong jelas membentuk
pinggiran cavo-surface yang 90 derajat. Dinding aksial dari
preparasi berbentuk datar atau cembung pada pandangan horizontal;
pada pandangan vertikal, rata dan sejajar dengan sumbu panjang
gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai undercut untuk menahan
restorasi amalgam pada tempatnya. Undercut ini tidak dalam tetapi
seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan oklusal.
Urutan PreparasiRestorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah
preparasi yang menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada
karies dentin yang perlu diekskavasi dengan instrumen genggam,
sebab bur secara otomatis sudah menghilangkannya selama preparasi
gigi.1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini
dilakukan dengan bur bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur
330. Beberapa ceruk dan alur imun terhadap karies.1. Memotong
bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses ke lesi
proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2
menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-email. 1.
Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan
bur bulat, dan potong sebuah alur sempit fasio-lingual di bawah
lapisan proksimal dari email.1. Lapisan email ditembus denga alur
vertikal. Tindakan ini harus dilakukan hati-hati agar tidak
mengenai permukaan gigi .1. Lapisan email yang menjadi lemah karena
pembuatan alur bisa dipatahkan.1. Penyempurnaan tepi dilakukan
dengan pahat dan hatchet1. Dinding aksial diperdalam jika
diperlukan, untuk membentuk kembali alur aksial, dan untuk
melakukan penyempurnaan tepi sepanjang oklusal
Amalgam Klas II yang DiperluasAmalgam yang diperluas jelas lebih
besar karena daerah-daerah dalam kavitas atau karies rekuren
disekitar tambalan lama. Dinding dipreparasi datar dan lurus,
dengan sudut cavo-surface 90 derajat. Berbeda dengan preparasi
kavitas insipien, sudut fasio-gingiva dan lingio-gingiva lebih baik
tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan
oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara
acak dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm
untuk gigi molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebar ini
berkaitan dengan anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email
dan jarak dasar gingiva ke garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih
menyempit dan email menjadi lebih tipis di daerah pertautan
semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini sendiri merupakan
faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu hal yang
tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies.
Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa ,
basis ditambahkan untuk membawa preparasi kembali ke lokasi
optimalnya, atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk melindungi
dan menginsulasi pulpa.
Komponen retentif dasar dari boks proksimal adalah alur aksial,
satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual.
Alur-alur ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung
menghilang ke arah oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut
yang dibentuk oleh dinding fasial dan lingual dan akibatnya, makin
dalam alur yang harus dibuat. Bila sudut ini mendekati 90 derajat,
retensi tambahan diperlukan seperti suatu parit atau pin.
Urutan preparasi Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,
melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien.
Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah
email proksimal dibuang, diikuti dengan mencungkil sisa email dan
membuat bagian tepi.
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh
terlalu ditekankan. Dengan hati-hati pertimbangkan apakah
sudut-sudut tajam dan tegas, apakah parit cukup diperluas kea rah
fasial dan lingual, apakah dasar gingiva dari alur rata dan halus,
dan juga apakah semua dentin telah dihilangkan dari bawah email.1.
Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah
dipatahkan, bagian tepi dibuat dengan instrument genggam.1. Untuk
menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan pengasah
tepi gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan menghilangkan
fragmen email yang tertinggal.1. Pembersihan bagian dalam dari
kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa dan dibuang. Pembersihan
bagian dalam dari kavitas adalah penting dan rutin, yang meliputo
pemeriksaan daerah-daerah yang terlewatkan seperti basis semen yang
diperdalam sehingga menyebabkan amalgam tinggi dalam oklusi atau
memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.1. Penyempurnaan alur
retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan bur bulat No.
1/2.1. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan
pengasah tepi gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat
menambah sifat retentive dari restorasi.1. Perencanaan tepi. Ini
merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita matriks dan
pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur sepanjang dasar
gingival dapat dihaluskan dengan instrument genggam dan kurva
tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok yang
tajam.1. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen
semen dan membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan
hidrogen peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu menghilangkan
debris.
Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V
Pertimbangan UmumRestorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial
dari molar dan premolar (kadang-kadang) meliputi permukaan lingual
dari molar), dimaksud untuk menambal karies dan menggantikan
substansi gigi yang berpotensi karies di dekat gingival.Secara
umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin. Suatu
kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas dan
mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang
terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini
akan pecah, dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini.
Walaupun restorasi klas V adalah restorasi satu-permukaan, dapat
menjadi sumber kegagalan klinis. Ada beberapa kesulitan preparasi,
penempatan dan penyelesaian akhir khususnya disepanjang tepi
gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar yang cembung, dinding
aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi mendapat tambalan
amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang sama. Umumnya,
bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal pada
ketinggian kontur permukaan fasial.Tugas operator dalam preparasi
gigi adalah untuk mempertahankan keseragaman dalamnya kavitas pada
permukaan molar yang panjang dan untuk membentuk butt-joint.
Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal dan gingival, dan
boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di pakai.
Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding
aksial dan karena bilahnya runcing terbalik sehingga menjaga bur di
tengah kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35) lebih disukai oleh
beberapa operator dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu
preparasi dengan kecepatan rendah. Preparasi tepi kavitas dengan
pahat bersudut dua atau pahat lengkung membantu menghaluskan
cavo-surface. Pembersihan kavitas dari karies dilakukan secara
manual dengan eskavator demikian juga dengan perubahan pada
ragangan untuk membuang email yang tidak disokong.
Karena banyak kondisi yang tidak spesifik, preparasi kavitas
dengan permukaan halus kurang mempunya peralatan yang pasti, yang
mungkin sangat bervarisi dari satu operator ke operator yang
lain.
Urutan PreparasiBila karies sudah dalam, dibersihkan dengan
eskavator, bila perlu dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika
visibilitasnya baik dan tumpuan jari ideal, lebih baik dipakai
kecepatan tinggi daripada kecepatan rendah. Jika tidak,
bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian burkecepatan
rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur fisur,
pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.
Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol karena operator
menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang cembung.
Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar
(CA kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal.
Bentuknya mencegah terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah
berfungsi sebagai pengukur kedalaman untuk operator (kedalan bur 37
adalah 1,0 mm). Karena retensi tambahan dituntut untuk kavitas klas
V, retensi dibuat pada incisoaxial line angle dan serviaxial angle
line angle, garis sudut insisal boleh tajam dan persegi (angular)
daripada bulat. Dasar kavitas/ dinding aksial diratakan sesuai
dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah bentuk kavitas
dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk menghaluskan
permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi permukaan
lurus dan melengkung atau melengkung dengan baik. Satu yang harus
diperhatikan yaitu bahwa tepi oklusal harus bertemu dengan dengan
permukaan dengan sudut tegak lurus, sehingga sejajar dengan batang
email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu berlebihan tetapi
harus jelas dan terpotong rapi.Ramus mandibula menghalangi akses
pada daerah disto-bukal dari molar kedua, dan karena itu mengganggu
ruang untuk kepala handpiec. Seringkali ujung distal dari kavitas
klas V ini (molar dua) hanya dapat dicapai melalui penglihatan
langsusng dengan bur bulat dan handpiece lurus. Walaupun operator
dapat memodifikasi bentuk internal preparasi pada daerah
disto-bukal yang sulit dijangkau, operator harus selalu membuat
tepi cavo-surface 90o dan retensi yang memadai.
Dalam beberapa keadaan, email yang tak tersokong meluas ke bawah
sudut-sudut gigi menuju ke bawah proksimal tambalan amalgam yang
lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang tepat untuk
memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan
beakhir pada email.Perhatian khusus harus diberikan untuk
mempertahankan kekeringan selama pemampatan amalgam. Supaya cairan
jangan bocor ke dalam kavitas sehingga membasahi dentin dan
mengkontaminasi amalgam, isolator karet dan klem harus dipakai bila
mungkin.