Top Banner
Karies gigi di klasifkasikan dalam beberapa klasifikasi : a. Klasifikasi I 1). Karies Primer : Karies yang terjadi saat serangan pertama pada gigi. 2). Karies Sekunder / Recurrent Caries : Karies yang terjadi pada tepi restorasi gigi yang dikarenakan permukaan yang kasar, tepi menggantung (overhanging margin), pecahnya bagian-bagian gigi posterior yang mempunyai kecenderungan karies karena sulit di bersihkan. b. Klasifikasi II 1). Karies Acute / Rampant karies : Karies yang prosesnya berjalan cepat dan meliputi sejumlah besar gigi geligi. 2). Karies Khronis : Karies yang prosesnya berjalan lambat, mengenai beberapa gigi saja dan lesinya juga kecil / sempit. Badan masih bisa membuat pertahanan tubuh ( sekunder dentin dan daerah berwarna kehitaman ). c. Klasifikasi III 1). Pit dan Fissure karies : Karies yang mengenai permukaan kasar gigi yaitu pada bagian pit dan fissure.
68

Kelas I.docx

Nov 18, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Karies gigi di klasifkasikan dalam beberapa klasifikasi :a. Klasifikasi I1). Karies Primer :Karies yang terjadi saat serangan pertama pada gigi.2). Karies Sekunder / Recurrent Caries :Karies yang terjadi pada tepi restorasi gigi yang dikarenakan permukaan yang kasar, tepi menggantung (overhanging margin), pecahnya bagian-bagian gigi posterior yang mempunyai kecenderungan karies karena sulit di bersihkan.b. Klasifikasi II1). Karies Acute / Rampant karies :Karies yang prosesnya berjalan cepat dan meliputi sejumlah besar gigi geligi.2). Karies Khronis :Karies yang prosesnya berjalan lambat, mengenai beberapa gigi saja dan lesinya juga kecil / sempit. Badan masih bisa membuat pertahanan tubuh ( sekunder dentin dan daerah berwarna kehitaman ).c. Klasifikasi III1). Pit dan Fissure karies :Karies yang mengenai permukaan kasar gigi yaitu pada bagian pit dan fissure.2). Smooth Surface Cavity :Karies yang mengenai bagian halus gigi yaitu bagian lingual (dekat lidah), palatal (dekat langit-langit), bukal (dekat pipi), dan labial (dekat bibir).d. Klasifikasi IVSenile Caries : Karies yang terletak di atas gingival (supra gingival) dan sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia.

e. Klasifikasi V.Recidual Caries : Jaringan karies yang tersisa sesudah dilakukan preparasi kavitas (penambalan gigi).f. Klasifikasi VI1). Simple Caries : Karies yang mengenai satu permukaan gigi, misal karies mengenai bagian lingual saja (bagian gigi dekat lidah).2). Compound Caries : Karies yang mengenai / melibatkan dua permukaan gigi, misalnya karies mesio oklusal, karies disto oklusal.3). Complex Caries : Karies yang mengenai / melibatkan tiga permukaan atau lebih, misalnya karies mesio oklusal distal atau karies distal oklusal bukal.g. Klasifikasi VII.Dibagi dalam lima kelas: Kelas 1 : Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada premolar dan molar. Kelas 2 : Kavitas pada permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada permukaan halus / lesi mesial dan atau distal biasanya berada di bawah titik kontak yang sulit dibersihkan . Dapat digolongkan sebagai kavitas MO (mesio-oklusal) , DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal). Kelas 3: Kavitas pada permukaan approksimal gigi- gigi depan juga terjadi di bawah titik kontak, bentuknya bulat dan kecil. Kelas 4 : Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut insisal Kelas 5 : kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual,lesi lebih dominan timbul dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah. Selain mengenai email,juga dapat mengenai sementum. Kelas 6 : Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive. Biasanya pembentukkan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge incisal rentan terhadap karies.

karies diklasifikasikan menggunakan lokasi spesifik dari lesi karies yang sering terjadi pada gigi, yaitu:1. Kelas I Karies yang terjadi pada pit dan fissure semua gigi, baik anterior maupun posterior.2. Kelas II Karies yang terjadi pada permukaan aproksimal dari gigi posterior. Kavitas ini biasa terdapat pada permukaan halus dibawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Bentuk lesi pada kelas ini biasanya berbentuk elips.3. Kelas III Karies yang terjadi pada permukaan aproksimal dari gigi anterior. Karies bisa terjadi pada permukaan mesial atau distal dari incisivus atau kaninus. Bentuk lesi pada kelas ini biasanya berbentuk bulat dan kecil.4. Kelas IV Kelas ini merupakan lanjutan dari karies kelas III. Karies yang meluas ke incisal sehingga melemahkan sudut incisal edgenya dan dapat menyebabkan fraktur pada gigi.5. Kelas V Karies yang terjadi pada permukaan servikal gigi. Lesi ini bisa terjadi pada permukaan fasial atau labial, namun lebih dominan terjadi pada permukaan fasial gigi. Kavitas pada kelas ini bisa mengenai sementum gigi.6. Kelas VI Karies yang terjadi pada ujung-ujung cusp gigi posterior dan incisal edge.B. Klasifikasi Karies karies diklasifikasikan berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaaan gigi beserta ukuran kavitasnya, yang terdiri atas 3 site, yaitu:1. Site 1 Karies pada pit dan fissure di permukaan oklusal gigi anterior maupun posterior.2. Site 2 Karies pada permukaan aproksimal gigi anterior maupun posterior.3. Site 3 Karies pada 1/3 mahkota dari akar (servikal) sejajar dengan gingiva.

Pembagian 5 ukuran dari kemajuan proses terbentuknya lesi, yaitu:1. Size 0 Lesi paling awal yang diidentifikasikan sebagai tahap awal dari demineralisasi berupa white spot.2. Size 1 Kavitas permukaan minimal. Masih dapat disembuhkan dengan peningkatan remineralisasi struktur gigi.3. Size 2 Kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk berukuran sedang dan masih menyisakan struktur email yang didukung dengan baik oleh dentin dan cukup kuat untuk menyokong restorasi.4. Size 3 Kavitas yang lebih luas dari size 2. Struktur gigi yang tersisa lemah dan cusp atau incisal edgenya telah rusak sehingga tidak dapat beroklusi dengan baik dan kurang mampu menyokong restorasi.5. Size 4 Karies meluas dan hampir semua struktur gigi hilang seperti kehilangan cusp lengkap atau incisal edge. Karies hampir atau sudah mengenai pulpa.

C. Klasifikasi Karies Berdasarkan Kedalamannya Menurut ICDAS, karies terbagi atas 6, yaitu:1. D1Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.2. D2Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.3. D3 Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.4. D4 Lesi email lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel Junction (DEJ).5. D5 Lesi telah mencapai dentin.6. D6 Lesi telah mencapai pulpa.

D. Klasifikasi Karies Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang Mengalami Karies.1. Karies sederhana Karies yang hanya terjadi pada satu permukaan saja.2. Karies Compound Karies yang terjadi pada dua permukaan.3. Karies Kompleks Karies yang terjadi pada tiga permukaan atau lebih.Perbedaan Sealant pada Restorasi Preventif Resin dengan RestorasiAmalgam. Restorasi pencegahan dengan resin merupakan jawaban terhadap filosofi extension for prevention pada teori preparasi amalgam kelas I, dimana bentuk preparasi kavitas harus mencapai tepi lesi karies serta menyertakan pit dan fisur yang kemungkinan akan terkena karies di masa yang akan datang. Perluasan ini menyebabkan pembuangan jaringan sehat gigi yang cukup banyak dan ternyata preparasi amalgam konservatif justru melemahkan struktur gigi Perlekatan restorasi amalgam sebagai pengganti sealant pada permukaan oklusal disukai lebih dari dua pertiga dokter gigi, alasan utamanya karena percaya bahwa amalgam sebagai bahan restorasi permanen sedangkan sealant hanya restorasi sementara. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa amalgam sering membutuhkan penggantian restorasi. Restorasi amalgam pada bagian oklusal yang bertahan selama 5 tahun pada gigi molar satu permanen yaitu sebanyak 30% untuk pasien berusia 5-7 tahun dan 43% pada usia 7-9 tahun. Kerusakan amalgma yang perlu penggantian karena terbentuknya kavitas perifer meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan pada restorasi amalgam terbentuk celah mikro kira-kira 3 m di antara restorasi dengan dinding kavitas, sehingga menghasilkan kebocoran di sekitar restorasi yang akhirnya menyebabkan terbentuknya karies (Hicks, 1984; Octiara, 2002).Penelitian Houpt et al. (1982) menghasilkan 92% restorasi preventif resin beretensi sempurna setelah 18 bulan dan 6% beretensi sebagian, insiden karies dilaporkan kurang dari 1% pada gigi yang direstorasi selama 3 tahun. Retensi bahan resin sealant ini didapat dari kontak yang rapat antara bahan resin dengan enamel yang dietsa (hubungan resin tag dan enamel yang dietsa) sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro sepanjang permukaan antara enamel dan resin yang akhirnya dapat menurunkan insiden akries sekunder1. AmalgamAmalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen utamanya: likuid yaitu logam merkuri bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandunglogam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil.Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Kelebihan : Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. Biayanya relatif lebih rendahKekurangan : Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.2. Resin kompositResin komposit adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar UV, atau bisa juga dengan visible light)Kelebihan Secara estetik sangat memuaskan, terutama resin komposit dengan formulasi terkini di mana hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli. Namun tentu membutuhkan keterampilan dan keahlian dari dokter gigi. Karena kelebihannya ini, resin komposit adalah bahan tambal yang paling sering digunakan dalam cosmetic dentistry. Aplikasinya cukup luas. Meski dulu ada keraguan bahwa bahan tambal resin komposit tidak cukup kuat untuk digunakan pada gigi geraham di mana tekanan kunyah di daerah tersebut paling besar, namun bahan tambal ini terus menerus mengalami perkembangan sehingga kini cukup dapat diandalkan untuk menambal gigi geraham meskipun kekuatannya masih tetap di bawah amalgam. Warna bahan tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien, karena resin komposit memiliki pilihan shade/warna.Kekurangan : Material ini membutuhkan tahapan-tahapan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mendalam dari dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan dan tahan lama. Jika tidak, tambalan dapat mudah lepas/patah, berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi sehingga mengurangi estetika. Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering karena kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu gigi yang akan ditambal resin komposit idealnya harusbenar-benar diisolasi, dan hal ini cukup sulit dilakukan terutama pada gigi belakang dan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Dapat terjadi karies sekunder di bawah tambalan yang mungkin disebabkan karena kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan gigi dan kembali menyebabkan karies. Resin komposit dapat menyerap warna dari zat pewarna dari makanan atau minuman sehingga dalam jangku waktu lama dapat berubah warna. 3. Glass Ionomer Cement (GIC)Glass ionomer cementadalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen utamanya adalah : Likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) Bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glassKelebihan : Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh) Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal.

Kekurangan : Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham) Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain4. Tambalan sementaraTambalan ini dibutuhkan di antara perawatan gigi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Misalnya perawatan saluran akar, di mana lubang gigi yang sedang dirawat tidak dapat dibiarkan terbuka, namun belum dapat dibuatkan restorasi akhir. Oleh karena itu dibuatkan tambalan sementara, di antaranya bahan semen zinc phosphat, atau zinc eugenol. Semen tersebut memiliki kelarutan yang cukup tinggi dan kekuatannya tidak begitu tinggi sehingga memang hanya bersifat sementara dan pembongkarannya pada saat kunjungan berikutnya tidak begitu sulit.

INDIRECT RESTORATIONSAdalah tambalan yang dibuat di laboratorium, di mana sebelumnya gigi dan rahang pasien sudah dicetak oleh dokter gigi kemudian hasil cetakan tersebut dikirim ke laboratorium. Umumnya indirect restorations berupa logam tuang yang akan disemenkan pada gigi yang telah dipreparasi, dan pengerjaannya membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan. Material yang lazim digunakan adalah porcelain, logam paduan emas, atau logam paduan dasar. Indirect restoration umumnya diindikasikan pada gigi belakang (premolar maupun molar).Macam dari indirect restorations diantaranya adalah : Inlay Onlay Crown atau mahkota tiruanInlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan dari logam tuang yang dibuat di dental lab kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya gigi yang dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti, bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau lepas.Pertama-tama gigi pasien yang mengalami karies dibersihkan, atau tambalan lama dibongkar. Kemudian gigi diasah/dipreparasi untuk kedudukan inlay/onlay, setelah preparasi selesai gigi pasien dicetak. Hasil cetakan akan dibawa ke dental lab untuk diproses selanjutnya. Gigi pasien lalu ditutup dengan tambalan sementara.Setelah jadi inlay/onlay, pasien datang kembali dan tambalan sementara akan dibongkar. Kemudian inlay/onlay tersebut dipasangkan kepada pasien. Bila kedudukannya baik maka inlay/onlay tersebut akan disemenkan sehingga cekat dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien.Permukaan gigi premolar & molar tidak rata melainkan ada tonjol-tonjol (cusps). Inlay adalah tambalan yang berada di antara cusp, sehingga ukurannya biasanya tidak begitu luas. Sementara onlay biasanya lebih luas dan menutupi salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut. Dapat dikatakan onlay adalah merekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya sudah sangat luas. Semen Ionomer KacaSemen ionomer kaca merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap paling biokompatibel. Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971 ini terdiri atas bubuk dan cairan, bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan cairannya adalah asam poliakrilat. Semen Ionomer Kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen polialkenoat. Material ini mampu berikatan secara kimia dengan jaringan gigi, memiliki koefisien termal sama dengan dentin, biokompatibel dan dapat melepas fluorida. Komponen yang terkandung dalam bubuk kaca adalah: SiO2 (35,2-41,9%), Al2O3 (20,1-28,6%), CaF2 (15,7-20,1%), Na3AlF6 (4,1-9,3%), AlF3(1,6-8,9%), dan AlPO4 (3,8-12,1%). Cairan terdiri dari: air dan asam poliakrilik dengan konsentrasi 40-50% dan kadangkala ditambah asam maleik atau asam fumarik.Ada dua sifat utama Semen Ionomer Kaca yang menjadikan bahan ini diterima sebagai salah satu bahan kedokteran gigi yaitu karena kemampuannya melekat pada enamel dan dentin dan karena kemampuannya dalam melepaskan fluorida. Salah satu karakteristik dari Semen Ionomer Kaca adalah kemampuannya untuk berikatan secara kimiawi dengan jaringan mineralisasi melalui mekanisme pertukaran ion. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi terjadi oleh karena adanya peristiwa difusi dan absorbsi yang dimulai oleh ketika bahan berkontak dengan jaringan gigi. Semen ionomer kaca menggabungkan kualitas adhesif dari semen zinc polikarboksilat dan dengan sifat melepas fluorida dari semen silikat.Semen ionomer kaca merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang perkembangannya menarik, Semen ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang paling terakhir berkembang bahan ini merupakan bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi, dan beradhesi secara kimiawi pada email dan dentin. Karena bahan ini berkaitan dengan ion kalsium jaringan gigi, ikatannya pada email lebih kuat dibandingkan dengan ikatannya pada dentin, karena email merupakan jaringan yang lebih banyak termineralisasi. Semen ionomer kaca mempunyai sifat penting yang baik yakni mengeluarkan flour secara perlahan sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap karies sekunder, oleh karena semen ionomer kaca mempunyai ikatan silang antar rantai-rantainya karena adanya polynion yang mempunyai berat molekul tinggi dan hal ini membantu meningkatkan daya tahan semen terhadap pelarutan dalam suasana asam. Semen ionomer kaca merupakan tipe semen lainnya yang lebih baru, yang juga didasarkan pada asam poliakrilik adalah semen ionomer kaca. Karena sifat biologisnya yang baik dan memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi ( sama seperti system polikarboksilat ), ionomer kaca terutama digunakan sebagai bahan restorative untuk perawatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan, juga dapat digunakan sebagai basis walaupun bahan tersebut sangat sensitive terhadap air dan membutuhkan daerah yang kering. Komposisi dan kimiawi semen ionomer kaca tersebut adalah bubuk dan cairan, sesungguhnya cairan semen ionomer kaca merupakan larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairannya cukup kental dan cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Semen ionomer kaca mengandung air yang merupakan struktur paling penting, semen ionomer kaca harus dilindungi dari perubahan air pada strukturnya. perlekatan semen ionomer kaca dengan email lebih tinggi dibandingkan dengan dentin, karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dilihat dari segi morfologisnya.Keunikan sifat semen ionomer kaca adalah kemampuannya untuk berikatan dengan dentin dan email secara kimia, dengan demikian bahan ini digunakan secara luas pada abrasi servikal tanpa harus melakukan preparasi kavitas, semen ionomer kaca dapat digunakan sebagai pada kavitas dengan dentin segar pelapik sebaiknya tetap diberikan, reaksi minimal pulpa yang umum terjadi adalah akibat dari proses adhesi semen ke jaringan gigi, adhesi ini sebenarnya mencegah kebocoran bakteri.Kontaminasi saliva dengan semen ionomer kaca selama penumpatan dan sebelum semen ionomner kaca mengeras dengan sempurna sangatlah berbahaya karena semen akan mudah larut dan daya adhesinya akan menyusut. Pada penumpatan dengan semen ionomer kaca, kavitas harus diisolasi dengan sangat efektif dari kontaminasi saliva dan darah, sejak dentin sehat telah terbuka selama preparasi, dianjurkan untuk memberi semen pelapik seperti yang diuraikan pada amalgam, namun tanpa pemberian pernis compalite karena bahan ini akan mengurangi daya adhesi semen terhadap email dan dentin. Warna semen disesuaikan dengan warna gigi dengan mengacu pada pemandu warna yang telah disediakan dalam kemasan, tuangkan bubuk dan cairan dalam jumlah yang tepat diatas kertas pengaduk, pencampuran semen dilakukan dengan menggunakan spatula baik dengan menambahkan jumlah bubuk yang tepat ke dalam cairan atau menambahkan bubuk inkramen demi inkramen ke dalam cairannya sampai mendapatkan konsistensi seperti dempul / pasta yang teksturnya halus.Campuran semen harus ditumpatkan dengan secepat mungkin dan secara inkramen demi inkramen sampai seluruh aspek kavitas terisi tanpa menimbulkan gelembung udara, kelebihan tumpatan, diukir dengan ekscavator atau scaler sabit tajam selama tumpatan masih dapat diukir biasanya dalam periode beberapa menit setelah insersi. Tepi restorasi harus ditutupi dengan dua lapisan pernis untuk mencegah kontaminasi kelembaban, sebab semen dalam masa-masa awalnya sangat peka terhadap larutan. Untuk mendapat restorasi yang tahan lama, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi, termasuk diantaranya preparasi permukaan kavitas yang benar untuk mendapatkan ikatan yang baik, pengadukan yang benar untuk mendapatkan adukan yang bisa dimanipulasi, dan penyelesaian serta perlindungan permukaan selama pengerasan semen.Semen Ionomer Kaca meraih popularitas karena kelebihan sifatnya dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain. Semen Ionomer Kaca juga bersifat Biokompatibilitas terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh) serta material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal.Dibalik kelebihannya Semen Ionomer Kaca juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dari bahan ini yang sering terjadi adalah kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham), warna tambalanya lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli, serta tambalan ini lebih mudah aus dibanding tambalan lain. Atraumatic Restorative TreatmentAtraumatic Restorative Treatment adalah suatu teknik penanganan kerusakan gigi / excavasi lubang hanya dengan hand instrument. Teknik penumpatan gigi hanya menggunakan hand instrument (Atraumatic Restorative Treatment Set) pada karies gigi yang masih dangkal. Atraumatic Restorative Treatment merupakan perawatan penambalan gigi tanpa banyak menimbulkan trauma pada gigi, rasa sakit maupun psikologis trauma. Bahan tambal yang digunakan biasanya semen ionomer kaca, dan menurut penelitian perawatan ini lebih disukai karena sedikit menimbulkan trauma, serta hasilnya cukup memuaskan karena hanya dengan satu kali kunjungan serta harganya pun lebih terjangkau karena tidak menggunakan sarana listrik. Karies gigi hanya dibersihkan dan dikeruk bagian dentin yang rusaknya saja, dan selanjutnya bahan tambalan semen ionomer kaca diaplikasikan kedalam lubang gigi. Karakteristik semen ionomer kaca ini adalah daya alir ( flow rate ) yang tinggi sehingga bisa mengisi ruang dalam kavitas.Atraumatic Restorative Treatment merupakan prosedur pembuangan jaringan gigi yang terkena karies dan penumpatan dengan bahan adhesif. Atraumatic Restorative Treatment adalah bagian dari perawatan minimal intervensi, yang merupakan metode tata cara perawatan gigi yang berusaha untuk mengontrol perkembangan lesi karies. Pada dasarnya terdiri dari penyingkiran jaringan karies dan pengisian kavitas dengan bahan adhesif yang tepat berkaitan dengan prinsip preventif dan edukasional. Bahan restorasi Semen Ionomer Kaca diindikasikan untuk Atraumatic Restorative Treatment dikarenakan kemampuan adhesinya dan sifat melepas fluorida sama baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya sehingga perawatan ini dianjurkan untuk daerah-daerah yang kurang memadai infrastrukturnya. Minimal intervensi pada kedokteran gigi didefinisikan sebagai suatu perawatan terhadap karies dengan mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah kepada pemeliharaan sturktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Sebuah metode baru dengan prinsip minimal intervensi dalam merawat karies gigi yang diperkenalkan pada pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Hari Kesehatan Sedunia tahun 1994. Pendekatan ini disebut sebagai Atraumatic Restorative Treatment (ART). Atraumatic Restorative Treatment pada awalnya berkembang untuk digunakan pada negara yang kurang berkembang dimana perawatan gigi secara lengkap tidak tersedia. Atraumatic Restorative Treatment merupakan bagian dari minimal intervensi meliputi komponen restoratif dan preventif terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluorida seperti semen ionomer kaca. Keuntungan Atraumatic Restorative Treatment lainnya seperti terpeliharanya struktur jaringan gigi yang sehat berkaitan dengan ikatan kimiawi dari Semen Ionomer Kaca serta tanpa adanya pengeboran sehingga dapat meminimalisir rasa sakit dan penggunaan anestesi lokal. Berkaitan dengan sifat-sifat tersebut beberapa orang yang hidup di daerah berkembang bisa mendapatkan perawatan gigi dan mulut dengan Atraumatic Restorative Treatment.Atraumatic Restorative Treatment diaplikasikan untuk perawatan preventif dan kuratif dalam satu prosedur kerja. Atraumatic Restorative Treatment menggunakan instrumen tangan daripada handpiece elektrik, sehingga mengurangi rasa sakit yang berarti mengurangi kebutuhan terhadap anestesi lokal untuk meminimalisir trauma psikologis terhadap pasien. Atraumatic Restorative Treatment memelihara jaringan gigi yang sehat dan tidak menimbulkan banyak trauma. Alatalat yang di gunakan untuk perawatan Atraumatic Restorative Treatment :1. Alat genggam standar seperti kaca mulut, sonde, pinset dan excavator. 2. Dental Hatchet hoe dan pahat email berfungsi untuk melebarkan kavitas dan mengangkat email yang tidak sehat, 3. Applier / Carver, 4. Mixing pad dan spatula, 5. Plastik filling instrument dan carver, 6. Untuk klas II perlu matriksa. Preparasi1. Isolasi : Kapas gulung mengabsorbsi saliva mempertahankan gigi tetap kering2. Hilangkan plak dengan menggunakan butiran kapas3. Eksplorasi dengan sonde memastikan karies4. Gunakan hatchet untuk mencari jalan masuk5. Putar hatchet untuk memperbesar jalan masuk6. Gunakan excavator untuk mengerok jaringan kariesBatas pengerokan dilakukan dengan pendekatan biologik, yaitu sebatas zona bakteri dan destruksi dentin, bentuk dan luas pengerokan tergantung lesi karies7. Bersihkan kavitas dengan kapas basah8. Keringkan dengan kapas kering

b. Conditioning1. Lakukan conditioning dengan conditioner, dapat pula dengan liquid yang mengandung asam poli-akrilat karena tanpa conditioning ada smear layer yang dapat mengganggu ikatan bahan tambalan dengan dentin. Conditioning membersihkan smear layer, menjamin ikatan semen ionomer kaca dengan dentin lebih baik. Conditioning memperkuat ikatan bahan tambalan dua kali lipat2. Bersihkan kavitas dengan kapas basah dan lakukan sedikitnya tiga kali bilas3. Keringkan dengan kapas keringc. Dispensing1. Buka botol powder 2. Buka seal botol powder, pembatas plastik jangan di buka !3. Tutup kembali botol4. Kocok botol agar konsistensi powder homogen, lalu ketukkan di telapak tangan agar powder tidak tercecer di penutup botol5. Takar powder sesendok peres dan pastikan bahwa senduk powder bersih. Gunakan pembatas plastik untuk memeres6. Taruh takaran powder pada paper - pad 7. Bagi powder menjadi dua bagian8. Tutup kembali botol karena powder bersifat hygroskopis9. Buka tutup botol cairan dan pastikan pipet botol bersih lalu miringkan pipet botol secara perlahan agar gelembung udara tidak terjebak dalam pipet botol dan posisikan botol dengan pipet botol menghadap ke bawah.10. Teteskan satu tetes cairan. Tetes pertama digunakan sebagai conditioner11. Posisikan kembali botol dengan pipet botol menghadap ke bawah. Teteskan satu tetes cairan dengan tetap pada posisi itu, teteskan tetes kedua, sebagai cairan12. Powder dan cairan siap diaduk d. Mixing1. Ratakan cairan selebar kancing2. Aduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk sirkular3. Aduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk rotasi sekitar 10-15 detik 4. Aduk keseluruhan powder hingga diperoleh konsistensi seperti pasta antara 15-20 detik e. Placement1. Masukkan semen kedalam kavitas secara bertahap hingga penuh. dalam waktu sekitar 30 detik 2. Ratakan semen melalui dua pendekatan yaitu : 1. Tekan dengan jari kesegala arah2. Dengan aluminium foil dengan mengigit foil menurut oklusi3. Potong sisa semen dengan carver4. Periksa oklusi / gigitan5. Oleskan varnis ke permukaan gigif. Instruksikan pasien agar tidak dipakai makan pada gigi yang ditambal selama satu jam setelah penambalan

A. AmalgamDental amalgam sudah digunakan sejak tahun 1826 sebagai material restorasi dengan mengandalkan retensi melalui preparasi dengan undercut (Ali Noerdi, 2001:509)Menurut defenisi Baum L, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam, salah satunya adalah merkuri. Amalgam merupakan campuran aloidan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamisasi. Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgam modern dimulai di klinik ketika tetesan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator sehingga membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi . Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam,dimana komponen utamanya: Likuid yaitu logam merkuri (Hg) Bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak(Ag), timah(Sn), dan tembaga(Cu), selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan perentase yang lebih kecil.Banyak orang mencurigai amalgam sebagai bahan tambalan yang berbahaya karena kandungan air raksanya. Sesungguhnya,air raksa dalam amalgam terikat dalam ikatan yang stabil dengan logam lainnya sehingga aman untuk di gunakan. Proses amalgam masih berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada, terhadap pita matriks. Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut berkurang dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari,amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam waktu beberapa jam saja.Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi adalah tahan lama dan mudah memanipulasinya. Cukup bias beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalaha restorasi yang relative murah dan dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Dapat dikatakan bahwa amalgam bahan tambalan yang paling banyak dipergunakan dokter gigi.

B. Komposisi Amalgam Dan FungsinyaAmalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, dimana komponen utamanya: Likuid yaitu logam merkuri (Hg) Bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak(Ag), timah(Sn), dan tembaga(Cu), selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan perentase yang lebih kecil.Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan Amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi. Alloy untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat di klasifikasikan ke dalam dua tipe; - Alloy konvensional kandungan konstitusi dasar: silver 67-74%, 27 % kuprum, 0,6%zinc.- Alloy kaya kuprumSilver 69%, Tin 17%, Kuprum 13%, Zinc 4%Dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang ilmu bahan kedokteran gigi, untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies sekunder telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan maksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yang mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam konvensional tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria -France) :Stanus Fluorida (SnF) 1%, Perak (Ag) 68%, Timah (Sn) 27%, Tembaga (Cu) 4,5%, Seng (Zn) 1,5%. Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF.Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapat meningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan dengan bahan restorasi ini.Sejak standarisasi yang pertama kali dibuat untuk bahan-bahan kedokteran gigi pada tahun 1927, sampai saat ini amalgam termasuk dalam bahan yang diharuskan mempunyai batas-batas tertentu:

a. Perak(Ag): 65 %(batas minimum)b. Timah(Sn): 29 %(batas minimum)c. Tembaga(Cu): 6 %(batas maximum)d. Seng(Zn): 2 %(batas maximum)e. Mercuri(Hg): 3 %(batas maximum)Kegunaannya:Ag: a. Mudah menyatu dengan Hgb. Meningkatkan pemuaianc. Menambah kekuatan amalgamSn:a. Mengurangi pemuaian selama pengerasanb. Memperbaiki amalgamasi dari aloiCu:a. menambah kekuatan tepib. meningkatkan kekerasanc. meningkatkan pemuaianZn:a. Mengurangi oksidasib. mudah bereaksi dengan oksigenc. Mencegah kombinasi oksigen dengan logam yang lainHg:a. Memberikan reaksi yang baik terhadap permukaaqn partikel alloyC. Sifat Bahan Tambalan AmalgamBahan tambalan amalgam dibagi atas bebrapa sifat, yaitu:1. Sifat Fisik AmalgamAda beberapa sifat yang termasuk dalam sifat fisik amalgam (Creep, Stabilitas Dimensional, Difusi termal, dan Abrasi), diantaranya:- Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang berulang dapat menyebabkan creep. Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauhlebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang menunjukkan bahwamengurangi nilai creep 1% akan dapat mempengaruhi kerusakan tepi.Kekurangan: Amalgam yang memiliki tingkat creep tinggi akan mengalamikerusakan marginal dan mengakibatkan menurunnya nilai estetik.Solusi: - Meminimalkan fase gamma 2 saat setting- Penambahan palladium dan indium- Stabilitas Dimensional. Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan pada dimensinya dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang mempengaruhi dimensiawal pada saat pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang. Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulaiKekurangan: Dapat menyebabkankebocoran mikro dansekunder kariesSolusi: Menggunakan cavity varnish yang mengandung larutan resinalami atau sintetis dalam pelarut yang menguap misalkan eter dan harus tahan air.- Difusi termal. Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkankoefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder karies.Solusi: Mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen amalgam.- Abrasi. Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuahsubstansi / zat, biasa disebut wear.. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan,yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam. (Marke, 1992)2. Sifat Mekanik AmalgamDental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan struktur tersebut tergantung dari sifat individu dan hubungannya antara satu struktur dengan struktur yanglainnya. Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan tensile amalgamlebih rendah dibanding kekuatan kompresif. Kekuatan kompresif ini cukup baik untukmempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesar kemungkinanterjadinya fraktur/retakan. Kekuatan tarik dari amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi tidak jauh berbeda dengan amalgam yang memiliki kandungan tembaga yang rendah.Kelebihan:Ketahanan terhadap kehausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami haus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.3. Sifat Kimia AmalgamKorosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam hal ini adalah air ludah. Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanic berbanding terbalik artinya semakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang dihasilkan.Kekurangan: Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lainSolusi: Melepas tumpatan logam lain sebelum memakai tumpatan amalgam 4. Sifat Biologi AmalgamAda beberapa sifat yang termasuk dalam sifat biologi amalgam (Alergi dan Toksisitas) AlergiSecara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandaidengan rasa gatal, bersin, kesulitn bernafas, pembengkakan, dan gejala lain.Solusi : Tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan jenis lain yang dipakai) ToksisitasSejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa sudah mulaidipertanyakan.Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalangigi adalahpenyebabdari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelasdan adabahaya bagi dokter gigi atau asistennya.Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukanpenempatan dan pembuangan.Tidak diragukan bahwa air raksa merembes ke dalam struktur gigi.Suatu analisispada dentin dibawah tambalan amalgam mengungkapkan adanya air raksa yang turutberperan dalam perubahan warna gigi.Sejumlah air raksa dilepaskan pada saat pengunyahantetepi kemungkinan keracunandari air raksa yang menembus gigi atau sensititasi terhadap garam-garam air raksa yang larutdari permukaan amalgam sangat jarang terjadi .Kemungkinan yang paling menonjol bagi asimilasi air raksa dari amalgam gigi adalah melalui tahap uapnya.selain itu amalgam juga memiliki sifat sebagai berikut:- FlowPerubahan permanen dari beda yang di sebabkan oleh beban yang konstan yang sifatnya compresive.apabila Hg meningkat maka flow meningkat.- Ekspansi dan kontraksiPerubahan di mensi waktu amalgam mengeras,apabila ekspansi meningkattumpatan menonjol keluar kavitas maka traumatic oklusi,namun apabila kontraksi meningkat maka terjadi ruang antara tumpatan dengan dinding kavita maka tumpatan lepas/sekunder karies. Semakin lama triturasi maka makin kecil ekspansi dan makin besar kontraksi,selain itu tekanan besar waktu kondensasi maka semakin kecil expansi,apabila Hg banyank maka expansi meningkat,kontaminasi kotoran selama tumpatan maka ekspansi meningkat.- Secondary expansionEfek kontak cairan dengan amalgam sebelum atau sedang di lakukan kondensasi. Contoh: cairan,kekeringan tangan operator,air ludah,penempatan dental alloy di tempat yang gelap.dapat mengakibatkan post operative pain(rasa nyeri setelah penambalan). Cara menghindari secundary expiation: Manipulasi yang tepat:Hg tidak berlebihan Memakai rubber dam/cotton roll Jangan memegang amalgam dengan tangan Kavita harus benar-benar kering

- SpheroidingKecenderungan dari massa amalgam untuk menjadi bulat karena adanya Hg (Hg tidak boleh berlebihan) strength amalgam/kekuatan suatu amalgam 30 menit : 6%final strength8 jam: 80-90%final strength Tarnish dan corrosionTarnish adalah lapisan film yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna, mudah terjadi pada amalgam yang tidak di poles(kasar), corrosion adalah terjadi di permukaan dan dalam dari tumpatan yang disebabkan karena chemis (Terjadi pada penderita yang makan makanan dimana kadar sulfur dan chlorida tinggi atau electro chemical action (Terjadi pada tumpatan yang tidak sejenis (emas dan amalgam) Perubahan warna dan porous Perbandingan(ration)antara alloy dan mercuryKelebihan Hg di keluarkan waktu memeras dan kondensasi, Hg harus cukup membuat massa yang plastis (waktu mencampur Hg harus membasahi seluruh partikel).D. Kelebihan Dan Kekurangan Bahan Tambalan Amalgam Kelebihan : 1. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.2.Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.3.Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.4. Biayanya relatif lebih rendah5.ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidakseperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Kekurangan :1. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.2.Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman3.Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.4.Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.5.Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkanarus galvanis bersama dengan tumpatan logam.Indikasi: Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak

E. Pemakaian dan Penata Laksanaan AmalgamBeberapa kegunaan bahan restorasi dental amalgam adalah sebagai berikut: Sebagai bahan restorasi permanen pada kavitas kelas 1,kelas II,kelas V,dimana faktor estetis bukanlah suatu hal yang penting. Dapat di kombinasikan dengan pin retentif untuk menempatkan mahkota. Di pergunakan dalam pembuatan die. Sebagai bahan pengisian saluran akar retrograde. Dilitah dari segi biokompatibilitasnya,amalgam memiliki adaptasi yang cukup baik pada jaringan di rongga mulut terutama email dari gigi tersebut.Bahan tambal amalgam, yang mengandung Hg, sampai kini masih banyak dipakai. Selain karena mudah penggunaannya, harganya pun relatif tidak mahal. Namun, karena kandungan merkurinya, tambalan ini merupakan bahan yang kontroversial. Sejauh ini, tidak ada larangan penggunaan bahan tambal ini oleh institusi yang kuat kaitannya dengan praktik kedokteran gigiseperti FDI (Federation Dentaire International) atau ADA (American Dental Association). Demi keselamatan pasien dan personil kesehatan gigi, bagaimanapun, telah dikeluarkan tuntunan bagi para dokter gigi dan asistennya dalam menatalaksanai tambalan amalgam ini. Tuntunan tersebut meliputi:1.Kenalilah gejala bahaya dan gejala dari keterpaparan terhadap Hg misalnya terjadinya sensitivitas dan neuropati.2.Kenalilah sumber penguapan merkuri di tempat kerja misalnya cipratan Hg, penyimpanan sisa amalgam dan kapsul amalgam bekas pakai yang tidak tertutup rapat, kebocoran pada kapsul amalgam atau dispenser, proses triturasi, penambalan, pemolesan, dan pembongkaran tambalan amalgam, atau pemanasan instrumen yang telah terkontaminasi oleh amalgam.3. Pedulilah terhadap penanganan limbah amalgam dan masalah yang berkaitan dengan lingkungan.4. Buatlah tempat kerja yang berventilasi baik dan desain yang memudahkan pembersihan. Pertukaran udara segar harus maksimal. Jika ruangan memakai alat penyejuk udara, gantilah filter AC tersebut secara berkala.5.Pantaulah keterpaparan karyawan dan ruangan kerja terhadap Hg. Konsentrasi Hg pada urin hendaknya tidak melebihi 6,1 mikrogram per liter. Periksalah secara periodik kadar Hg di ruangan. Menurut ketentuan OSHA (Occupational Safety and Health Agency dari Departemen Perburuhan Amerika Serikat) kadar uap Hg maksimal adalah 50 mikrogram per meter kubik dalam masa kerja 8 jam per had untuk lebih dari 40 jam per minggu.6.Gunakanlah amalgam dalam kapsul dan gunakan amalgamator dengan tutup yang balk. Amalgamator hendaknya memenuhi syarat spesifikasi ISO 7488. Jika memakai amal-gam yang tidak dikapsulkan, minimalkanlah penyimpanan merkuri di dalam tempat kerja.7.Simpanlah merkuri dalam tempat yang tidak mudah pecah, tertutup rapat, pada tempat dengan ventilasi baik, serta jauh dari sumber panas.8.Hati-hatilah dalam menangani tambalan amalgam. Hindari kontak kulit dengan merkuri atau amalgam yang bare tercampur. Pakailah baju praktik hanya di tempat praktik saja.9.Gunakan alai penyedot (oral evacuation equipment) yang cukup kuat dan pakailah masker ketika membongkar dan memoles amalgam. Sistem penyedotan ini harus dilengkapi filter atau kotak penadah yang harus secara teratur dibersihkan atau diganti.10.Buanglah alai atau bahan yang terkontaminasi Hg dalam kantong tertutup. Simpan kelebihan amalgam dalam kotak penyimpan tertutup yang berisi larutan fiksasi radiograf. Amalgam dapat didaur ulang; kirimkan amalgam sisa ini untuk didaur ulang ke perusahaan yang dapat dipercaya.11.Janganlah sekal-kali membuang limbah yang terkontaminasi merkuri ke dalam tempat sampah yang akan dibakar (insinerasi). Insinerasi kapsul bekas hendaknya dihindari untuk mencegah penguapan Hg ke atmosfir. Deposisi Hg atmosfir ke tanah, danau atau sungai berisiko terjadinya bioakumulasi Hg dalam ikan atau mahluk air lainnya.12.Bersihkan dengan cermat instrumen yang telah terkontaminasi amalgam atau merkuri sebelum sterilisasi atau desinfeksi panas.13.Gunakan pemampat amalgam yang kepalanya halus, tidak lagi yang bergerigi agar mudah dibersihkan dari sisa merkuri sebelum disterilkan.

Resin Komposit Resin komposit mempunyai nilai estetis yang sangat baik dan paling sering digunakan untuk merstorasi gigi anterior. Namun penggunaan resinkomposit sebagai bahan resorasi gigi posterior telah berkembangpesat akhir akhir ini karena pasien tertarik pada restorasi yang sesuai dengan warna alami gigi. Resin kompoist ememenuhi keinginan ini dantelahmenjadi restorasi esetis yang paling sering digunakan di bidang kedokteran gigi. Sebagai tambahan, resin komposit tidak mengandung merkuri, mempunyai konduktivitas termal yang rendah dan terikat pada struktur gigi dengan bahan adhesif. Masalah-masalah berupa kurangnya daya tahan terhadap tekanan akibat penggunaan dan sensitivitas tehnik yang tinggi masih menjadi kekurangan resin komposit untuk gigi posterior. Bagaimanapun, bahan ini populer bagi mereka yang sangat membutuhkan estetis, ditambah lagi resin komposit telah dipertimbangkan sebagai alternatif bagi mereka yang khawatir dengan kandungan merkuri pada amalgam.

RESIN KOMPOSIT Resin komposit diperkenalkan di kedokteran gigi konservasi untuk meminimalisasikan kekurangan dari bahan resin akrilik pada tahun 1962. Pada saat ini resin komposit merupakan bahan restorasi sewarna gigi yang paling populer.

Jenis Resin Komposit Adapun jenis resin kompist bisasanya dibagi atas tiga tipe berdasarkan atas ukuran, jumlah dan komposisi dari bahan pengisi anorganiknya, yaitu: 1.Resin komposit konvesional 2. Resin kompost mikrofiller 3.Resin komposit hibrida.

1. Resin komposit Konvensional Resin komposit ini umumnya terdiri dari 75 %-80%dari berat bahan pengisi anorganiknya. Ukuran rata-rata partikel dari resin komposit konvensional ini pad tahun 1980 kira kira 8 m. Karena partikel pengisinya relatif besar dan keras sekali, rein komposit konvensional memperlihatkan tekstur permukaan yang kasar, sehingga sesuai dengan gigi posterior. Sayangnya ,tipe permukaan yang kasar tersebut menyebakan restorasi lebih mudah mengalami perubahan warna akibat adanya ekstrinsik stain.

2. Resin Komposit Mikrofiller Bahan ini diperkenalkan pada tahun 1972 dan didesain untuk menggantikan karakteristik resin komposit konvensional yang permukaannya kasar dengan permukaan yang halus yang hampir sama seperti enamel gigi.Resin Komposit ini mengandung pasrtikel koloida silica dengan diameter rata rata 0,01m-0,04m yang terdiri dari kira kira 35%-60% dari berat bahan pengisi anorganikanya. Ukuran partikelnya kecil menghasilka permukaan yang halus setelah restorasi di polishing. Sehingga pengaruh perlekatan plak dan ektrensik stai dapat diminimalisasikan

3. Resin Komposit Hibrida Resin komposit ini dikembangkan untuk mendapatkan karakteristik fisik dan mekanis yang baik dri resin komposit konvensional dengan permukaan yang halus yang dapat merupakan sifat dari resin komposit mikrofiller. Resin ini mengandung kira kira 75%-85% dari berat bahan negisi anorganiknya. Bahan pengisinya merupakan campuran antara mikrofiller dan makrofiller denga ukuran rata-rata 0,4m-1m.

Keuntungan Pemakaian Resin Komposit 1.Mempunyai estetis yang baik 2.Mempunyai konduktivitas termal yang rendah 3.Tidak menimbulkan reaksi galvanism 4.Sistem bondingnya mempertinggi kekuatan gigi terhadap fraktur 5.Melindungi struktur gigi yang tersisa 6.Radiopaque 7.Sebagai bahan akternatif pengganti amalgam

Kerugian Pemakaian Resin Komposit 1.Polymerization shrinkage2.Sering terbentuknya Microleakage yang akhirnya menjadi karies sekunder 3.Sensitivitas pasca penambalan 4.Memerlukan ketrampilan sensitivitas yang tinggi 5.Ketahanan dalam pemakaian 6.Meyerap Air 7.Marginal LeakageIndikasi dan kontraindikasi pemakaian resin komposit

Resin komposit diindikasikan sebagai berikut: 1.Restorasi klas I, II, III, IV dan V 2.Sebagai bahan base lining atau core builtup3.Sebagai sealant pada restorasi resin preventif 4.Restorasi estetis seperti : veneers, penutupan diastema, modifikasi kontur gigi 5.Semen untuk restorasi indirect resin6.Splinting

Resin komposit mempunyai kontraindikasi sebagai berikut: 1.Restorasi Posterior dengan Beban pengunyahan yang besar 2.Kontrol cairan buruk

RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II MOD Restorasi Resin Komposit Klas II MOD adalah restorasi yang melibatkan permukaan mesial, oklusal, dan distal dimana resin komposit yang digunakan dapat adekuat sebagai restorasi posterior. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum merekomendasikan restorasi resin komposit posterior kepada pasien, yaitu : 1.Estetis merupakan pertimbangan utama. 2.Lebar preparasi kavitas fasiolingual seharusnya dibatasi tidak lebih dari sepertiga jarak intercuspaldan jika memungkinkan margin cavosurface gingival pada restorasi klas II seharusnya berada pada enamel. 3.Kontak oklusi sentrik seharusnya berada pada struktur gigi. 4.pasien tidak menunjukkan penggunaan yang berlebihan seperti clenching atau grinding.5.Gigi dapat diisolasi.

Preparasi Klas II MOD Preparasi permukaan oklusal menggunakan bur diamond inverted dengan outline form oklusal yang extensive. Bur diamond digerakkan dari central groove ke arah tonjol dengan kedalaman pulpa dipertahankan 1,5 mm. Kemudian dilakukan preparasi proximal box dengan pertimbangan luas lesi karies dan restorasi lama dalam perluasan preparasi proximal box ke arah fasial, lingial, dan gingival. Ketika preparasi telah diperluas sampai marginal ridge, dimulai pemotongan parit proximal. Tahan bur diamond diatas dentoenamel junction sedalam 0,2mm. Bur diamond diperluas ke arah fasial, lingual, dan gingival untuk mencakup semua lesi karies atau bahan restorasi yang lama. Pemotongan ke arah fasiolingual dlakukan dengan gerakan perlahan mengikuti bentuk dentoenamel junction dengan bentuk agak konveks disebelah luar. Dinding aksial sebaiknya 0,2 mm ke dalam dentoenamel junction dan sedikit konveks ke bagian luar.

Retention form dapat ditambah dengan penempatan grooves, locks, coves,atau slots.Semua retention formdi atas harus ditempatkan di dentin, dengan demikian tidak akan merusak dan melemahkan enamel yang berdekatan. Bevel ditempatkan pada margin enamel yang tersedia. Bahan Resin komposit yang digunakan untuk restorasi klas II MOD adalah jenis hibrida, dengan karakteristik fisik dan mekanis yang baik dengan permukaan yang halus dan sewarna gigi. Untuk perlekatannya dengan gigi, digunakan sistem adhesif yang dapat diperoleh dari etching, primer, dan bonding.

Teknik Penempatan RK Posterior Klas II MOD Berbagai teknik penempatan RK telah banyak digunakan oleh para dokter gigi untuk mendapatkan kontak proksimal yang baik bagi restorasi RK klas II MOD, diantarnya adalah : 1.Teknik penempatan konvensional. 2.Teknik penempatan dengan menggunakan light tip berbentuk konus yang transparan. 3.Teknik penempatan dengan menggunakanhand instrumen khusus. 4.Teknik penempatan dengan memasukkan Beta Quartz Glass-Ceramic.5.Teknik penempatan dengan menggunakan prepolymerized resin composite balls.

Teknik Penempatan Konvensional Teknik ini adalah teknik yang masih sering digunakan dan yang paling sederhana, dimana resin komposit ditempatkan pada kavitas menggunakan matriks band dan hanya menggunakan wedging tradisional tanpa perlakuan khusus pada daerah kontak.

2.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Light TipBerbentuk Konus yang Transparan. Tip ditempatkan pada RK yang belum di Curing yang setengah terisi pada proximal box dan ditekan ke arah kontak dengan gigi tetangga, kemudian di curing selama 40 detik, light tip dilepaskan dan proximalbox tadi diisi dengan resin komposit hingga penuh dan di curing.

3.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Hand-Instrumen Khusus. Salah satu hand-instrumen khusus adalah Contact Pro. Alat ini mempunyai kepala pada setiap ujungnya yang ukurannya pas masuk ke proximal boxdari preparasi klas II, dengan permukaan konveks menghadap ke matriks band. Ujung instrumen ini membentuk sudut 90o dan 45o untuk memungkinkan pengaplikasian tekanan pada daerah kontak mesial dan distal. Mula-mula proximal box diisi sampai menutupi seluruh lantai pulpa dan ujung Contact Pro ditempatkan di dalam box dan ditekan secara lateral ke daerah kontak. Ujung light curing ditempatkan sedekat mungkin dengan ujung instrumen selama 20 detik proses curing. Ujung instrumen kemudian ditekan maju mundur sebelum ditarik keluar. Light curing 20 detik, lalu proximal box diisi lagi dengan RK.

4.Teknik Penempatan dengan Memasukkan Beta Quartz Glass Ceramic Mula-mula proximal box diisi dengan RK, kemudian Beta QuartzGlass Ceramic dimasukkan menggunakan tang penjepit ke dalam box sebelum curing.Sebuah hand instrument digunakan untuk mendorong ke daerah kontak, kemudian light curing.

5.Teknik Penempatan dengan Menggunakan Prepolymerized ResinComposite balls. Suatu bola komposit kecil diprecurepada ujung instrumen. Penambahan bahan tambalan berupa uncured RK diletakkan dalam proximal box. Precured ball ditekan ke dalam tambahan bahan tambal tadi untuk merapatkan matriks dengan ketat terhadap gigi tetangga, kemudian RK dicure.Hasil penelitian El-Badrawy dkk terhadap teknik 1-4 menunjukkan bahwa teknik terakhir adalah teknik terbaik untuk menghasilkan kontak proksimal yang maksimal dan teknik konvensional menghasilkan kontak proximal paling jelek. IC (GLASS IONOMER CEMENT) GIC merupakan bahan tumpatan golongan keramik yang ditemukan pada tahun 1972 dan masih dikembangkan hingga sekarang. GIC sering dipakai untuk gigi anterior terutama untuk penambalan kavitas kelas III dan V (klasifikasi G.V. Black).

Komposisi dari GIC adalah :1. GIC powder, yang terdiri dari Flourualumino Silicat Glass2. GIC liquid, yang terdiri dari Polyalcenoic Acid atau Itaconic acid copolymer dalam air3. Tartaric acid sebagai accelerator

Kelebihan GIC :1. Retensi secara kimia dan melekat pada dentin dan berikatan adhesive.2. Pelepas flour secara alami / Flour release3. Cukup estetik4. Reaksi pengerasan asam-basa. Kelebihan ini adalah salah satu ciri dari GIC dan GIC Modified. Sehingga jika suatu saat ada bahan tumpatan turunan GIC yang reaksi pengerasannya bukan asam basa (ex.: light cure) maka bahan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai golongan GIC.Kekurangan GIC :1. Sensitivitas terhadap kelembaban tinggi. Kelembaban disini yang dimaksud adalah keadaan roga mulut yang lembab dan pH yang mendekati netral yaitu 6,8. Calsium dalam kandungan GIC mempunyai sensitivitas cukup tinggi namun akhir-akhir ini Calsium digantikan oleh Strontium (Sr). 2. Kontaminasi kelembaban. Karena sensitivitas yang tinggi maka GIC mudah terkontaminasi oleh saliva dalam rongga mulut. Solusi untuk mencegahnya adalah dengan pengisolasian yang tepat menggunakan saliva ejector dan cotton roll yang diletakkan di sekitar daerah kerja. Namun jika kurang tepat maka GIC yang baru saja setting akan terkontaminasi, menyebabkan kandungan Ca yang baru saja bereaksi dengan ion H menjai terurai kembali dan mengakibatkan tumpatan kehilangan translusensinya. Warna tumpatan kemudian menjadi opak seperti kapur.GIC + SALIVA CA LEPAS DARI ION H TERURAI WARNA TUMPATAN OPAK3. Larut dalam saliva. Seperti yang telah dijelaskan di atas, saliva yang mengontaminasi GIC akan membuat Ca terurai dan larut dalam saliva. Solusi untuk kelemahan ini adalah pemberian varnish sebagai pelindung agar GIC tidak terkontaminasi dan GIC tidak dehidrasi (kehilangan kandungan air).4. Low Fracture & Brittle. Karena GIC merupakan golongan keramik maka dia masih membawa sifat brittle/rapuh. Perumpamaan ini seperti keramik yang sangat kuat namun akan pecah jika jatuh. Maka dari itu, GIC mempunyai kontraindikasi pada gigi dengan tekanan oklusal yang besar, contohnya pada gigi posterior.Indikasi GIC : Lesi erosi servikal Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent) Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD Untuk meletakkan orthodontic brackets Sebagai fissure sealant untuk fissure dan pit yang dalam Restorasi gigi susu Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur Kontraindikasi GIC : Semen glass ionomer tidak dianjurkan digunakan pada kavitas yang dalam tanpa menggunakan pelapis kalsium hidroksida. Lesi erosi yang dangkal Kontrol kekeringan daerah kerja susah didapatkan Restorasi kelas IV Klasifikasi GIC menurut Combe 1992 : Tipe I : Luting agent (Perekat) Tipe II.1 : Aesthetic agent (bahan restorasi dan aplikasi) Tipe II.2 : Base reinforced filling material (tidak estetik) Tipe III : Lining, base & fissure sealing materialsJenis GIC :1. Konvensional Reaksi Asam Basa merupakan reaksi pengerasannya. Garam + air polysalt Mudah terkontaminasi oleh saliva Ca terurai warna tumpatan opak Bereaksi dengan melepas ion-ion Ca berikatan dengan H H2O memungkinkan pertukaran ion Al melapisi Ca setelah 24 jam penumpan F lepas setelah 24-48 jam Tidak terlalu mengiritasi pulpamenggunakan polymer dengan berat molekul tinggi Bioactive merangsang pembentukan dentin Sifat adhesive yang dimiliki jenis ini membuat kebocoran tepi (microleakage) berkurang Mempunyai sifat adsorpsiMempunyai sifat bacteriostatik pH yang rendah mengeluarkan ion-ion Kandungan F membantu remineralisasi High viscosity mudah mengeras dan untuk bahan ART (Attraumatic Restorative Treatment)2. Resin Modified GIC Ditemukan pada tahun 1988-1989 Komposisi : GI + Resin (HEMA) Photoinitiator Chemical Initiator Estetik lebih tinggi Kontaminasi kelembaban lebih rendah daripada GIC Konvensional Reaksi asam-basa tetap terjadi Sifat GIC konvensional masih tetap berlaku Pengerasan dengan cara light cure atau chemicalCara Manipulasi : Powder dan liquid dikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad Bubuk dibagi menjadi 2 bagian dan salah satu bagian dicampur dengan liquid Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan bentuk molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara melipat Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk mencampur adalah 30 40 detik, dengan setting time 4 menit. Setelah restorasi ditempatkan dan diukur konturnya dengan benar, permukaan harus dilindungi dari kontaminasi saliva dengan menggunakan varnish Kelengkapan dan finishing akan selesai setelah 24 jam 0. KLASIFIKASIAmalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis,yaitu :0. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:a. Alloy binary, contohnya : silver-tinb. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copperc. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium

0. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:a. Microcut, dengan ukuran 10 30 m.b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m.

0. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:1. Alloy lathe-cutAlloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur.1. Alloy sphericalAlloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil,. Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan yang digunakan.1. Alloy SpheroidalAlloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi.0. Berdasarkan kandungan tembagaKandungan tembaga pada amalgam berguna untuk meningkatkan kekuatan (strength), kekerasan (hardness), dan ekspansi saat pengerasan. Pembagian amalgam berdasarkan kandungan tembaga yaitu:1. Alloy rendahCopper (LowCopperAlloy)Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (26-27%), copper (4-5%), zinc (0-1%).1. Alloy tinggi copper (HighCopperAlloy)High copper alloy mengandung silver (40-70%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-1%). Alloy ini dapat diklasifikasikan sebagai:3. Admixed/dispersi/blended alloys.Alloy ini merupakan campuran spherical alloy dengan lathe-cut alloy dengan komposisi yang berbeda yaitu high copper spherical alloy dengan low copper lathe-cut alloy. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%), zinc (1%).3. Single composisition atau unicomposition alloysTiap partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang sama. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (40-60%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).

PREPARASI TUMPATAN AMALGAM Preparasi kavitas pada gigi gigi didesain kurang lebih untuk memenuhi kebutuhan dari amalgam, dengan kavitas bentuk boks, tepi dengan hubungan but joints, dan underkut untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam merupakan logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal. Tapi restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena amalgam amat rapuh. Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat mempunyai ketebalan minimal 2 mm. Bila karies dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis semen harus ditempatkan.Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh kavitas dibentuk ke dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau tegak dengan permukaan gigi, menyusun bentuk preparasi seperti boks. Retensi dari bahan dicapai dengan kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada dentin.Preparasi Tumpatan Amalgam Klas IIDefinisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau lingual menjadi pilihan.Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama pengunyahan.Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit, dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua kategori; (1) Klas II amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit banyak menutupi lubang masuk melalui aktivitas mikroba dapat menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam yang diperluas merupakan tambalan yang mengembalikan bagian gigi yang hilang atau rusak.`

Amalgam Klas II InsipienLesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik kontak anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang sesungguhnya bisa berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah lokasi lesi. Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan. Proyeksi sayapgigit (bite-wing) barangkali merupakan cara yang terbaik, karena letak gigi-gigi yang berdekatan menghalangi pemeriksaan dengan sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II. Lesi proksimal insipien menembus hanya dentin kira-kira 1 mm dan semua jaringan karies otomatis akan hilang dalam preparasi kavitas.Ragangan Preparasi KavitasSecara umum, ragangan harus kecil dan konservatif. Usahakan untuk membatasi ukuran dari kavitas, khususnya pada orifis oklusal. Jangan membuang jaringan email yang sehat terlalu banyak tetapi sebaliknya, membuat orifis kavitas terlalu kecil akan membatasi akses ke gigi. Walaupun demikian, pemakaian pemampat amalgam yang kecil dapat memampatkan amalgam dengan efektif ke dalam bukaan oklusal yang kecil.Bentuk kavitas adalah parit terbalik pada bagian samping gigi. Dinding gingival sejajar dengan tepi interseptal gingival dan meluas di bawah lesi ke dalam email sehat, biasanya 1 atau 2 mm di bawah titik kontak. Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari email. Tepi ini diperluas di luar titik kontak dan tentu saja, melebihi tepi luar dari lesi. Jika daerah email yang berwarna putih mutiara membatasi lesi, dinding-dinding ini tidak ditempatkan terlalu berjauhan bila dibandingkan jika email teksturnya putih seperti kapur. Lokasi dinding-dinding ini ditentukan oleh jarak antaranya dan permukaan proksimal dari gigi yang berdekatan. Dalam rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak ini hanya perlu sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada mulut yang mudah terserang karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira setebal pahat atau hatchet.

Bentuk IntenalTegas, dinding yang terpotong jelas membentuk pinggiran cavo-surface yang 90 derajat. Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau cembung pada pandangan horizontal; pada pandangan vertikal, rata dan sejajar dengan sumbu panjang gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai undercut untuk menahan restorasi amalgam pada tempatnya. Undercut ini tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan oklusal.

Urutan PreparasiRestorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah preparasi yang menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin yang perlu diekskavasi dengan instrumen genggam, sebab bur secara otomatis sudah menghilangkannya selama preparasi gigi.1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan dengan bur bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur 330. Beberapa ceruk dan alur imun terhadap karies.1. Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses ke lesi proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2 menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-email. 1. Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur bulat, dan potong sebuah alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan proksimal dari email.1. Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus dilakukan hati-hati agar tidak mengenai permukaan gigi .1. Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa dipatahkan.1. Penyempurnaan tepi dilakukan dengan pahat dan hatchet1. Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali alur aksial, dan untuk melakukan penyempurnaan tepi sepanjang oklusal

Amalgam Klas II yang DiperluasAmalgam yang diperluas jelas lebih besar karena daerah-daerah dalam kavitas atau karies rekuren disekitar tambalan lama. Dinding dipreparasi datar dan lurus, dengan sudut cavo-surface 90 derajat. Berbeda dengan preparasi kavitas insipien, sudut fasio-gingiva dan lingio-gingiva lebih baik tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebar ini berkaitan dengan anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak dasar gingiva ke garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih menyempit dan email menjadi lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini sendiri merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu hal yang tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies. Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa , basis ditambahkan untuk membawa preparasi kembali ke lokasi optimalnya, atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk melindungi dan menginsulasi pulpa.

Komponen retentif dasar dari boks proksimal adalah alur aksial, satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual. Alur-alur ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding fasial dan lingual dan akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila sudut ini mendekati 90 derajat, retensi tambahan diperlukan seperti suatu parit atau pin.

Urutan preparasi Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi, melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien. Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah email proksimal dibuang, diikuti dengan mencungkil sisa email dan membuat bagian tepi.

1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan. Dengan hati-hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas, apakah parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar gingiva dari alur rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah dihilangkan dari bawah email.1. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan, bagian tepi dibuat dengan instrument genggam.1. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan pengasah tepi gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan menghilangkan fragmen email yang tertinggal.1. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa dan dibuang. Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan rutin, yang meliputo pemeriksaan daerah-daerah yang terlewatkan seperti basis semen yang diperdalam sehingga menyebabkan amalgam tinggi dalam oklusi atau memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.1. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan bur bulat No. 1/2.1. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah tepi gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat menambah sifat retentive dari restorasi.1. Perencanaan tepi. Ini merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita matriks dan pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur sepanjang dasar gingival dapat dihaluskan dengan instrument genggam dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok yang tajam.1. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen dan membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan hidrogen peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu menghilangkan debris.

Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V

Pertimbangan UmumRestorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar dan premolar (kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di dekat gingival.Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin. Suatu kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas dan mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini akan pecah, dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini. Walaupun restorasi klas V adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi sumber kegagalan klinis. Ada beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan penyelesaian akhir khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal pada ketinggian kontur permukaan fasial.Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang dan untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal dan gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di pakai. Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial dan karena bilahnya runcing terbalik sehingga menjaga bur di tengah kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35) lebih disukai oleh beberapa operator dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu preparasi dengan kecepatan rendah. Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung membantu menghaluskan cavo-surface. Pembersihan kavitas dari karies dilakukan secara manual dengan eskavator demikian juga dengan perubahan pada ragangan untuk membuang email yang tidak disokong.

Karena banyak kondisi yang tidak spesifik, preparasi kavitas dengan permukaan halus kurang mempunya peralatan yang pasti, yang mungkin sangat bervarisi dari satu operator ke operator yang lain.

Urutan PreparasiBila karies sudah dalam, dibersihkan dengan eskavator, bila perlu dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika visibilitasnya baik dan tumpuan jari ideal, lebih baik dipakai kecepatan tinggi daripada kecepatan rendah. Jika tidak, bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur fisur, pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.

Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol karena operator menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang cembung. Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar (CA kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal. Bentuknya mencegah terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah berfungsi sebagai pengukur kedalaman untuk operator (kedalan bur 37 adalah 1,0 mm). Karena retensi tambahan dituntut untuk kavitas klas V, retensi dibuat pada incisoaxial line angle dan serviaxial angle line angle, garis sudut insisal boleh tajam dan persegi (angular) daripada bulat. Dasar kavitas/ dinding aksial diratakan sesuai dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah bentuk kavitas dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk menghaluskan permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi permukaan lurus dan melengkung atau melengkung dengan baik. Satu yang harus diperhatikan yaitu bahwa tepi oklusal harus bertemu dengan dengan permukaan dengan sudut tegak lurus, sehingga sejajar dengan batang email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu berlebihan tetapi harus jelas dan terpotong rapi.Ramus mandibula menghalangi akses pada daerah disto-bukal dari molar kedua, dan karena itu mengganggu ruang untuk kepala handpiec. Seringkali ujung distal dari kavitas klas V ini (molar dua) hanya dapat dicapai melalui penglihatan langsusng dengan bur bulat dan handpiece lurus. Walaupun operator dapat memodifikasi bentuk internal preparasi pada daerah disto-bukal yang sulit dijangkau, operator harus selalu membuat tepi cavo-surface 90o dan retensi yang memadai.

Dalam beberapa keadaan, email yang tak tersokong meluas ke bawah sudut-sudut gigi menuju ke bawah proksimal tambalan amalgam yang lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang tepat untuk memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan beakhir pada email.Perhatian khusus harus diberikan untuk mempertahankan kekeringan selama pemampatan amalgam. Supaya cairan jangan bocor ke dalam kavitas sehingga membasahi dentin dan mengkontaminasi amalgam, isolator karet dan klem harus dipakai bila mungkin.