Top Banner
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini dengan judul “PENILAIAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL” dengan tujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Epidemiologi Gizi . Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang. Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. . Kendari, desember 2012 PENULIS DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................ i DAFTAR ISI ............................................ ii BABI PENDAHULUAN......................................
33

KEK pada ibu hamil

Aug 07, 2015

Download

Documents

penilaian status gizi pada ibu hamil 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEK pada ibu hamil

KATA PENGANTAR

              Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini dengan judul “PENILAIAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL” dengan tujuan untuk  memenuhi Tugas mata kuliah Epidemiologi Gizi .

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

.Kendari, desember 2012

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN.........................................................................................A. LatarBelakang.........................................................................................B. RumusanMasalah.....................................................................................C. Tujuan Penulisan......................................................................................

Page 2: KEK pada ibu hamil

D. Manfaat Penulisan....................................................................................E. Ruang Lingkup..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2.1 A. Pengertian Kehamilan...............................................................................

B. Pengertian Status Gizi...............................................................................C. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil..................................................................D. Pengertian Kurang Energy Kronik............................................................

2.2 A Penilaian Status Gizi Ibu Hamil................................................................B. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil........

BAB III METODOLOGI PENELITIAN• Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................• Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................• Populasi penelitian......................................................................................• Jenis Data Dan Tekhnik Pengumpulan Data...............................................• Instrumentasi...............................................................................................• Prosedur Penelitian......................................................................................• Tekhnik Pengolahan Dan Analisis Data......................................................

BAB IV PEMBAHASAN•Karakteritik Responden....................................................................................•Hubungan KEK dan Karakteritik Responden...................................................•Analisis Hubungan KEK dan Karakteritik Responden.....................................

BAB V PENUTUP•Kesimpulan.......................................................................................................•Saran

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

• Latar Belakang

Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak

langsung. Angka kematian ibu dan bayi terutama bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status

gizi buruk atau yang mengalami kurang energi kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR

dan dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan

oleh ibu dengan berat lahir yang normal.

Page 3: KEK pada ibu hamil

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus

mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat akan

melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu adalah

gizi ibu (Depkes RI, 2000). Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu KEK dan anemia

gizi. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK,

masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga

menimbulkan resiko pada bayi berupa BBLR (Depkes RI, 2002).

Gizi yang baik mempunyai peranan yang cukup besar pada pembentukan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM), karena kekurangan gizi berdampak negatif pada kesehatan dan dapat

menghambat kualitas SDM. Bila kekurangan gizi terjadi pada ibu hamil maka akan berakibat

buruk baik bagi ibu itu sendiri maupun anak yang dilahirkannya. Tingginya angka kematian ibu

akan menjadi suatu rintangan dalam pencapaian sumber daya manusia yang berkualitas. Bayi

yang dilahirkan oleh ibu yang meninggal saat melahirkan kemungkinan 3 sampai 10 kali. Sekitar

99% kejadian tersebut terjadi di Negara berkembang (Hartiningsih 2005). Angka kematian ibu di

Indonesia telah mengalami penurunan dari 390 per seratus ribu kelahiran hidup pada tahun 1994

menjadi 307 per seratus ribu per kelahiran hidup pada tahun 2003, namun angka tersebut masih

tinggi dibanding negara-negara di Asia Tenggara (Azwar 2004).

Penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah anemia, kurang energi kronis, usia

terlalu muda, usia terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak melahirkan (Saifudin 2002).

Kondisi kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh umur, paritas, penyakit/infeksi dan riwayat

kesehatan kehamilan seperti pernah keguguran dan pendarahan (Depkes 2001b). Lebih lanjut

Samsudin (1998), menyatakan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paritas, jarak

kelahiran, umur ibu dan riwayat kehamilan mempunyai kaitan erat dengan kejadian KEK.

Status gizi ibu hamil sendiri bisa diketahui dengan mengukur ukuran lingkar lengan atas, bila

kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut termasuk Kurang Energi Kronis (KEK), ini berarti

ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi

maka kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terhambat, akibatnya

melahirkan bayi BBLR (Depkes RI 2008). Parameter ini sudah digunakan secara umum di

Indonesia untuk menjaring ibu hamil yang berpotensi melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR). Dibandingkan dengan indikator antropometri lainnya, LILA paling praktis

penggunaanya di lapangan, dan oleh sebab itu beberapa penelitian merekomendasikan LILA

sebagai salah satu metode untuk dapat memprediksikan hasil kehamilan.

Page 4: KEK pada ibu hamil

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi risiko KEK secara nasional mencapai 13,6

%. Tiga provinsi dengan resiko KEK yang tertinggi adalah NTT sebesar 24,6: Papua 21,3 dan

DIY 20,2 %. Sedangkan tiga provinsi dengan prevalensi resiko KEK terendah adalah Sulawesi

Utara 5,8 %, Sumatera Utara 7,9% dan Bengkulu 8,2 % (Riskesdas 2007).

Berdasarkan berbagai masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui factor-faktor yang

berpengaruh terhadap kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.

• Rumusan Masalah

Metode penilaian apa yang digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil di Kota

Kendari tahun 2012?

• Tujuan Penelitian

Untuk mengetahiu metode yang digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil di Kota

Kendari tahun 2012?

• Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh :

• Institusi Kesehatan

Sebagai bahan informasi berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

KEK pada ibu hamil sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perencanaan

pengobatan & pencegahan.

2. Masyarakat

Sebagai tambahan informasi berbagai faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK

pada ibu hamil , sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terjadinya KEK pada kelompok

risiko.

1.5 Ruang Lingkup

• Ruang Lingkup Masalah

Permasalahan hanya dibatasi pada faktor-faktor risiko terjadinya KEK pada ibu hamil.

• Lingkup Keilmuan

Page 5: KEK pada ibu hamil

Penelitian ini termasuk dalam bidang Epidemiologi

• Lingkup Lokasi

Penelitian dilakukan di Posyandu Kenanga, Posyandu Wekoila, Posyandu Paedai

Puncak, Posyandu Asoka Putih, dan Posyandu IAD wilayah kerja Puskesmas Perumnas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

• Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena

pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya

(Kristiyanasari, 2010, p.43).

Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan7 hari, atau 40 minggu) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

1) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan berat badan sangat

lambat yakni sekitar 1,5 kg).

2) Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (penambahan berat badan 4 ons per

minggu).

3) Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat badan keseluruhan 12

kg) (Waryono, 2010, p.44).

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

Perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat dilihat dan perubahan yang

tidak dapat dilihat. Perubahan yang dapat dilihat meliputi:

1. Perubahan pada kulit.

Terjadi hiperpigmentasi, yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah,pipi dan

hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (Kloasma gravidarum). Pada

Page 6: KEK pada ibu hamil

daerah areola mamae da puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar putting susu akan

menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut

areola mamae sekunder. Putting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada

area suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas sympisis sampai pusat.

Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memenjang di tengah

atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi, terjadi strie gravidarum yang

merupakan garis pada kulit. Terdapat dua jenis strie gravidarum, yaitu strie livide (garis yang

berwarna biru) dan strie albikan (garis yang berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh

melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

2.Perubahan kelenjar.

Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini

tidak selalu terjadi pada wanita hamil.

3. Perubahan payudara,

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya

persalianan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah

lahir.

Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:

• Payudara membesar, tegang, dan sakit.

• Vena dibawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas.

• Hiperpigmentasi pada areola mamae dan putung susu serta muncul areola mamae

sekunder.

• Kelenjar motgomery yang terletak di bawah areola mamae membesar dan kelihatan dari

luar. Kelenjar motgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar putung susu selalu

lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.

• Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat mulai kehamilan 16 minggu, cairan

yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan

agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak

lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak.

Cairan ini disebut kolostrum.

4.Perubahan perut.

Page 7: KEK pada ibu hamil

Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya, hingga kehamilan

empat bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut mulai

kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar timbul

strie gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.

5. Perubahan alat kelamin luar.

Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran

darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat

banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus membesarkan dan memberi makanan janin. Gambaran

mukosa vagina mengalami kongesti berwarna hitan kebiruan tersebut disebut tanda Chadwick.

6. Perubahan pada tungkai.

Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi

endema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena

femoralis sebelah kanan atau kiri.

7. Perubahan pada sikap tubuh.

Sikap tubuh itu menjadi lordosis karena perut yang membesar.

Perubahan yang tidak dapat dilihat:

1. Perubahan pada alat pencernaan.

Alat pencernaan lebih kendur, peristaltik kurang baik, terjadi hipesekresi kelenjar dalam

alat pencernaan sehingga menimbulkan rasa mual, muntah, hipersalivasi, dan lain-lain. Pristaltik

yang kurang baik dapat emnimbulkan konstipasi atau obstipasi.

2. Perubahan pada peredaran pembuluh darah

• Perubahan pada darah.

Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada

pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Masa puncak terjadi

pada umur kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 25-30%, sedangkan

sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah 30%. Bertambahnya hemodilusi darah

mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu, Ibu hamil yang mengidap

penyakit jantung harus berhati-hati. Jumlah sel darah merah semakin meningkat, hal ini untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Namun, pertambahan sel darah tidak seimbang

dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai dengan anemia

fisiologis.

Page 8: KEK pada ibu hamil

• Perubahan pada jantung.

Selama hamil, jantung memompa untuk dua orang, yaitu ibu dan janin. Bertambahnya

cairan darah menambah volume darah, tetapi kepekatan darah berkurang dam pembuluh darah

membesar. Oleh karena itu, kerja jantung bertambah berat.

• Perubahan tekanan darah.

Biasanya, tekanan darah tidak tinggi meskipun volume darah bertambah, bahkan sedikit

turun. Turunya tekanan darah ini disebabkan oleh kepekatan darah berkurang.

3.Perubahan pada paru.

Paru juga bekerja lebih berat karena menghisap zat asam untuk kebutuhan ibu dan janin.

Pada kehamilan tua posisi paru terdesak ke atas akibat uterus membesar.

4. Perubahan pada kehamilan.

• Ginjal bekerja lebih berat kerena harus menyaring ampas dua orang, yaitu ibu dan janin.

• Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga panggul. Ureter juga

semakin berkelak-kelok dan kendur sehingga menyebabkan perjalanan urine ke kandung

kemih melambat. Kuman dapat berkembang di kelokan dan menimbulkan penyakit.

• Pada bulan kedua kehamilan, ibu lebih sering berkemih kerena ureter lebih antefleksi dan

membesar.

5. Perubahan pada tulang. 

Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami perubahan, bentuk tulang belakan

menyesuaikan diri dengan keseimbangan badan karena uterus membesar. Oleh karena itu, pada

kehamilan lebih dari enam bulan, sikap tubuh ibu tamapak menjadi lordosis.

6. Perubahan pada jaringan pembentuk organ. 

Jaringan menjadi lebih longgar dan mengikat barang.

7. Perubahan pada alat kelamin dalam. 

Perubahan pada alat kelamin dalam sudah pasti terjadi karena alat kelamin dalam

merupakan alat reproduksi . (Saminem,2009:1-5).

Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi:

• Trimester I : Meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.

Page 9: KEK pada ibu hamil

• Trimester II :Perubahan meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari

perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan

berpusat pada diri sendiri.

• Trimester III :Perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih

introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.(Saminem,2009:5)

• Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh sebagai akibat pemasukan

konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan

hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa I, 2001 : 18).

• Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi

dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ

kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi

tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang

trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan

selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,

pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi

tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan

jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan

III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II

dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ditentukan

angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan

akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi

mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.

Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya

memperoleh makanan bergizi cukup, untuk alur terhambatnya pertumbuhan dari aspek gizi ibu.

Perlu diperhatikan secara khusus adalah pertumbuhan janin dalam daerah pertumbuhan lambat

dan daerah pertumbuhan cepat. Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14

Page 10: KEK pada ibu hamil

minggu. Setelah itu pertumbuhan agak cepat, dan bertambah cepat sampai umur kehamilan 34

minggu. Kebutuhan zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari

makanan ibu setiap hari selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada

waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila makanan yang

dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek maka besar kemungkinan bayi lahir dengan

BBLR. Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih

tinggi dibanding bayi lahir normal.

• Pengertian Kurang Energi Kronis ( KEK )

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa

Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.

KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).    

KEK adalah penyebabnya dari ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan

kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari Kurang Energi Protein

(KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang energi yang kronis.

Definisi ini diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mengalami

kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan

Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan

menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.

2.2 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

Sehingga perlu dipertahankan status gizi yang baik dan seimbang selama hamil, untuk

menjaga kesehatan maka ibu harus menciptakan pola makan sehat dimana makanan yang

dikonsumsi memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan (Krisnatuti Diah,

2000 : 30).

A.   Penilaian status gizi ibu hamil

Page 11: KEK pada ibu hamil

Cara penilaian status gizi dibagi dua yaitu :

a.    Penilaian status gizi secara langsung :

  Penilaian status gizi ini dibagi empat macam penilaian, yaitu :

1) Antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa I, 2001 : 19).

Kelebihan pengukuran antropometri

• Relatif murah.

• Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar.

• Objektif.

• Gradebel, dapat dirangking apakah ringan, sedang atau berat.

• Tidak menimbulkan rasa sakit pada responden.

Keterbatasan pengukuran antropometri

•Membutuhkan data referensi yang relevan.

• Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi), kesalahan

pada observer (kesalahan pengukuran, pembacaan, pencatatan).

• Hanya mendapatkan data pertumbuhan obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan

protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi mikro. (FKM UI, 2007 :

265).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa

parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di

bawah kulit.

Metode penilaian yang digunakan untuk memantau status gizi ibu hamil adalah dengan

cara metode pengukuran langsung (antropometri) yaitu pengukuran Lingkar Lengan Atas

(LILA), metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada

Wanita Usia Subur (WUS) (Supariasa I, 2001 : 48).

Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK apabila LILA kurang dari 23,5 cm, artinya

wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supariasa I,

2001 : 82).

Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot

Page 12: KEK pada ibu hamil

yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining

malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil dengan

resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007 : 4).

Ambang batas LILA WUS adalah 23,5 cm. Bila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm

berarti risiko KEK. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.

Cara pengukuran LLA :

Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :

(1)  Tetapkan posisi bahu dan siku.

(2) Letakkan pita antara bahu dan siku.

(3) Tentukan titik tengah lengan.

(4) Lingkar pita pada tengah lengan.

(5) Pita jangan terlalu dekat.

(6)  Pita jangan terlalu longgar.

(7)  Cara pembacaan skala yang benar. (Supariasa I, 2001 : 49).

Hal-hal yang harus diperhatikan :

(1) Dalam menetapkan posisi bahu dan siku, siku ditekuk

membentuk sudut 900.

(2) Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan

siku lengan kiri.

(3) Lengan harus dalam posisi bebas baju dan otot lengan

dalam keadaan tidak tegang atau kendor.

(4) Alat pengukuran dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat lipat, sehingga

permukaannya sudah tidak rata. (Supariasa I, 2001 : 49).

2) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Dapat dilihat dari jaringan epitel seperti

kulit, mata, rambut, mukosa oral.

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang uji secara

laboratorium dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Page 13: KEK pada ibu hamil

4) Biofisik

Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya

jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan. (Supariasa I, 2001 : 19-20).

b.    Penilaian status gizi secara tidak langsung :

1) Survei konsumsi makanan

Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan

jenis gizi yang dikonsumsi.

2) Statistik vital

Pengukuran dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu yang

berhubungan dengan gizi.

3) Faktor ekologik

Mengatakan bahwa jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan

ekologi seperti iklim dan lain-lain (Supariasa I, 2001 : 20-21).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian KEK pada Ibu Hamil

• Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:

• Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat ekonomi

rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makan, sedangkan

dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan.

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan.

Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata

lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk

membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya

• Pendidikan Ibu

Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan

Page 14: KEK pada ibu hamil

pengetahuan / informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.

• Faktor Biologis

Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :

• Usia Ibu Hamil   

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas

janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3). Karena pada

ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan

ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang

terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih

dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih

baik.

• Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian

menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2

tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat

dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah

dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki

tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah

melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu

dan janin/bayi berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).

• Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).

(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:

1.    Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang

telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.

2.    Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang

berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

3.    Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan

yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun /

Page 15: KEK pada ibu hamil

kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan

zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan

(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian survey deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

umum untuk membuat gambaran antara deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif

(Notoatmodjo, 2005). Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Survay adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan

objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Tujuan Survey adalah Untuk

membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa

sekarang dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.

Pengumpulan data dalam survey deskriptif ini dilakukan melalui yaitu, wawancara

langsung. Wawancara langsung merupakan cara yang cukup efektif, sebab data akan diperoleh

secara lengkap, pertanyaan, pertanyaan yang kurang jelas atau meragukan dapat dijelaskan dan

hasilnya dapat diperoleh saat itu juga.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Posyandu Kenanga, Posyandu Wekoila, Posyandu Paedai

Puncak, Posyandu Asoka Putih,dan Posyandu IAD wilayah kerja Puskesmas Perumnas.

Penelitian ini di lakukan mulai tanggal 6 Desember 2012 -18 Desember 2012

3.3. Populasi Penelitian

1. Populasi target :

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah ibu hamil yang datang di

Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari.

2. Populasi studi :

Page 16: KEK pada ibu hamil

Pada penelitian ini populasi studi adalah semua ibu hamil yang ditemukan datang di

Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari.

3. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah semua ibu hamil yang bersedia menjadi sampel dan memberikan

informasi berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri-

ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005).

a.Besar Sampel

Berdasarkan pertimbangan dari dosen pembimbing, maka jumlah sampel ditentukan

sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel berdasarkan pendekatan simple random sampling atau

pemilihan sampel dilakukan dengan cara acak sampai didapatkan jumlah sampel sebanyak 30

orang.

b.Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini yang ditentukan, yaitu :

1.Ibu Hamil di Kota Kendari, yang melakukan pemeriksaan kehamilan, berdomisili diwilayah

penelitian, memiliki buku pemeriksaan ibu hamil.

2. Bersedia untuk menjadi responden penelitian.

3.4. Jenis Data dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi identitas responden, data

pemeriksaan LILA sebagai indicator KEK, data pola konsumsi ibu hamil yang didapatkan

melalui wawancara pada saat Posyandu.

• Tekhnik Pengumpulan Data

Sebelum melakukan wawancara, responden diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat

penelitian ini dan kesediaan calon responden untuk menjadi responden. Seluruh responden dalam

penelitian ini telah menyatakan kesediaannya menjadi responden yang ditunjukkan dengan

persetujuan secara tidak resmi melalui persetujuan lisan. Setelah responden menyatakan setuju

Page 17: KEK pada ibu hamil

maka segeralah kami melakukan wawancara.

1. Untuk identitas responden caranya dari hasil wawancara dengan pedoman kuesioner yang

sudah ada.

2. Untuk status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas dengan menggunakan pita LILA.

3.5 Instrumentasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kuisioner pengumpulan data identitas responden

b. Pita LILA

c. Alat Tulis yang mendukung penelitian

3.6. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Pelatihan cara pelaksanaan pengukuran baik dengan wawancara maupun

dengan alat ukur.

b. Uji coba alat ukur (pita LILA)

2. Tahap pelaksanaan

a. Pemilihan subjek penelitian yang memenuhi kriteria di beberapa Posyandu wilayah Kota

Kendari.

b. Subjek penelitian yang terpilih kemudian dilakukan pengukuran LILA dan wawancara

3. Tahap penulisan

Dilaksanakan setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis secara univariat,

bivariat maupun multivariat berdasarkan pengaruh variabel-variabel yang diteliti.

3.6. Pengolahan Data Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Tahap pengolahan data :

1. Editing

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan editing untuk mengecek kelengkapan

data, kesinambungan & keseragaman data sehingga validitas data dapat terjamin.

2. Coding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan termasuk pemberian skor. Pada tahap

ini dilakukan dengan memberi kode pada variabel dependen yaitu KEK agar mempermudah

dalam pengolahan data.

Page 18: KEK pada ibu hamil

Tidak KEK : 0, LILA >23,5 cm

KEK : 1, LILA < 23,5 cm

3. Entry data

Memasukkan data dalam program komputer untuk proses analisis data.

4. Cleaning

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan cleaning data (pembersihan data) yang

berarti sebelum data dilakukan pengolahan, data dicek terlebih dahulu agar tidak terdapat data

yang tidak perlu.

5.Tabulasi (Tabulation)

Tabulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel yang tersedia, kemudian

melakukan pengukuran masing-masing variabel.

2.Analisis Data

Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan program computer yaitu

Microsoft Excel.

Page 19: KEK pada ibu hamil

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah penulis laksanakan pada Bulan Desember 2012 terhadap 30 ibu hamil

pada saat Posyandu di wilayah Kota Kendari. Selama proses penelitian, penulis tidak menemui

hambatan berarti sebaliknya banyak faktor pendukung yang penulis dapatkan selama penelitian,

antara lain : proses perijinan yang relatif cepat dan bantuan dari kader dan bidan selama

pengumpulan data.

Setelah data terkumpul, maka penulis melakukan pengolahan data dan hasil analisa data

tersebut akan disajikan sebagai hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan khusus dan

tujuan umum penelitian.

A. Karakteristik Responden

Dalam penelitian karakteritik responden yang kami data adalah berupa identitas pribadi

seperti nama responden, umur responden, agama responden, suku responden, pendidikan

reponden, pekerjaan keluarga reponden, pendapatan keluraga responden, dan usia kehamilan

responden.

Table 4.1Distribusi Responden Menurut Umur Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

Umur Frekuensi persentase( %)< 20 th 11 36,720-35 19 63,3

> 35 th 0 0Total 30 100

Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut umur dengan persentase

tertinggi adalah responden dengan umur 20 34 tahun yaitu 19 responden atau sebesar 63,3 % dan jumlah

responden dengan persentase terendah adalah responden dengan umur <20 tahun dengan jumlah 11

responden atau sebesar 36,7 %.

Table 4.2

Page 20: KEK pada ibu hamil

Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

Pekerjaan Frekuensi persentaseIRT 21  70PNS 2 6.7

Wiraswasta 7 23,3 Total 30 100

Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pekerjaan dengan

persentase tertinggi adalah responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu ada 21 responden

atau sebesar 70 % ,responden yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu ada 7 responden atau sebesar

23,3%, dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden yang bekerja sebagai PNS

yaitu 2 responden atau sebesar 6,7%.

Table 4.3

Distribusi Responden Menurut Pendidikan pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

pendidikan Frekuensi persentase ( %)PT 5  16,6

SMA 12 40 SMP 10 33,4SD 3 10 

Total 30 100Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pendidikan dengan

persentase tertinggi adalah responden yang memiliki jenjang pendidikan SMA yaitu ada 12 responden

atau sebesar 40 % ,responden yang memiliki jenjang pendidikan SMP yaitu ada 10 responden atau

sebesar 33,4%, responden yang memeiliki jenjang pendidikan PT yaitu ada 5 responden atau sebesar 16,6

%, dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden yang memiliki jenjang

pendidikan SD yaitu 3 responden atau sebesar 10%.

Table 4.4

Distribusi Responden Menurut Pendapatan perbulan Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

Pendapatanfrekuens

i Persentase

Page 21: KEK pada ibu hamil

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 20 66,6 < Rp 500.000 2 6,7 

> Rp 1.000.000 7 23,3 tak menentu 1 3,4 

Total 30 100Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pendidikan dengan

persentase tertinggi adalah responden yang memiliki pendapatan perbulan sebesar Rp 500.000 - Rp

1.000.00 yaitu ada 20 responden atau sebesar 66,6 % ,responden yang memiliki pendapatan perbulan

sebesar > Rp 1.000.000 yaitu ada 7 responden atau sebesar 23,3%, responden yang memiliki pendapatan

perbulan sebesar < Rp 500.000 yaitu ada 2 responden atau sebesar 6,7 %, dan jumlah responden dengan

persentase terendah adalah responden yang memiliki pendapatan perbulan yang tak menentu yaitu

1responden atau sebesar 3,4%.

Table 4.5

Distribusi Responden Menurut Paritas Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

paritas frekuensi persentase(%)1x 18 602x 10 33,33x 2 6,7

Total 30 100Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut paritas dengan persentase

tertinggi adalah responden yang melahirkan 1x yaitu 18 responden atau sebesar 60% ,responden yang

melahirkan 2x yaitu 10 responden atau sebesar 33,3% dan jumlah responden dengan persentase terendah

adalah responden yang melahirkan 3x yaitu ada 2 responden atau sebesar 6,7%.

Table 4.6

Distribusi Responden Menurut Kejadian KEK Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

KEK frekuensi persentase(%)iya ( <23,5 cm) 6 20

tidak (> 23,5 cm) 24 80Total 30 100

Sumber data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut ada tidaknya kejadian KEK

dengan persentase tertinggi adalah responden yang memiliki LILA >23,5 cm yaitu ada 24 responden

Page 22: KEK pada ibu hamil

atau sebesar 80 % , , dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden yang memiliki

LILA <23,5 cm yaitu ada 6 responden atau sebesar 20%

B. Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan KEK

Table 4.7

Distribusi Karakteritik Responden dengan Kejadian KEK Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012

Karakteristik Keluarga KEK NormalTINGKAT PENDIDIKAN n N

SD 0 1SMP 4 8SMA 2 10PT 0 5

TINGKAT PENDAPATAN n n Rp 500.000 - Rp 1.000.000 4 18

< Rp 500.000 2 0> Rp 1.000.000 0 6

JENIS PEKERJAAN n n IRT 4 17

WIRASWASTA 2 5PNS 0 2

UMUR IBU n n< 20 th 5 620-35 1 18 >35 0 0

PARITAS n n1x 5 132x 1 93x 0 2

Sumber data primer tahun 2012

C. Analisis Karakteristik Responden

1. Hubungan Antara Umur dengan KEK

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang mempunyai umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 19

orang atau 63,3%. Berdasarkan penelitian tampak bahwa lebih banyak

reponden yang mempunyai umur <20 mengalami KEK yaitu 5 responden

dibandingkan dengan reponden yang mempunyai umur 20-35 yaitu 1

Page 23: KEK pada ibu hamil

responden.

Selain itu ibu usia kurang dari 20 tahun pada umumnya belum mampu

memenuhi kebutuhan gizinya sendiri, jika pada usia tersebut ibu dalam

keadaan hamil, dikhawatirkan pasokan gizi terutama protein untuk janin juga

kurang. Hal ini sejalan dengan pendapat Soetjiningsih (2003) ibu hamil usia

kurang dari 20 sering melahirkan bayi BBLR yang angka kesakitan dan

kematianya tinggi, disamping itu risiko terhadap ibu juga tinggi (status gizi

ibu). Demikian pula dianjurkan untuk tidak hamil diatas usia 35 tahun,

karena risiko terhadap bayi maupun ibu meningkat. Hal ini sejalan dengan

pendapat Soetjiningsih (2003) yang menyatakan bahwa usia yang paling baik untuk

hamil adalah usia antara 20-35 tahun.

Umur dibawah 20 tahunmerupakan umur yang beresiko untuk hamil

karenapada usia ini, rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik,

hingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami kesulitan persalinan.

Sama halnyadengan umur diatas 35 tahun, pada usia ini kesehatan dan

keadaan rahim ibu sudah tidak sebaik seperti usia antara 20 tahun sampai

35 tahun sebelumnya, hingga perlu diwaspadai kemungkinan-kemungkinan

yang akan terjadi seperti persalinan lama, perdarahan,dan risiko cacat

bawaan (Depkes 1996).

Remaja-remaja yang hamil dianggap rawan dalam segala hal,

termasukpendidikan, kesehatan, social dan gizi. Dari aspek gizi ibu hamil

usia remaja tergolong rawankarena tubuh masih dalam pertumbuhan dan

janin yang dikandungnya membutuhkanmasukan gizi yang tinggi. Tanpa

didukung oleh tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, dan social ekonomi

yang memadai, ibu hamil usia remaja akan mudahmengalami malnutrisi

(Khomsan 2002)

Senada dengan penelitian Surasih (2005) yang menyatakan ada

hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan keadaan KEK pada

ibu hamil.

2. Hubungan Antara Pekerjaan dengan KEK

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah

Tangga) yaitu sebanyak 21 orang atau 70%. Berdasarkan penelitian tampak

bahwa lebih banyak reponden yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT (Ibu

Rumah Tangga) mengalami KEK yaitu 4 responden dibandingkan dengan

Page 24: KEK pada ibu hamil

wiraswasta yaitu 2 reponden

Ibu hamil yang merupakan mayoritas adalah ibu rumah tangga yang

mempunyai kewajiban merawat anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga

yang tidak ringan. Terutama pada ibu yang memiliki anak, cenderung tidak

memperhatikan makananya dan terfokus pada anak-anak dan keluarga. Hal

ini diperburuk sebagian besar ibu hamil tidak bekerja sehingga peluang

untuk membaca majalah dan surat kabar yang berisi tentang kesehatan atau

pemeliharan kehamilan semakin kecil, memeriksakkan kehamilannyalebih

banyak disuruh ole bidan/ petugas kesehatan daripada kesadaran sendiri.

Kondisi tersebut membuat ibu hanil memiliki masalah kesehatan dan gizi

selama kehamilan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Surasih (2005) ada hubungan antara

pekerjaan dengan KEK, beban kerja yang berat meningkatkan kebutuhan

makanan wanita. Lamanya waktu bekerja serta peran ganda wanita

menciptakan suatu kerentanan sosial terhadap masalah malnutrisi terutama

selama masa reproduksi.

3. Hubungan Antara Pendidikan dengan KEK

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak

12 orang. Tingkat pendidikan SMA tergolong tingkat pendidikan tinggi,

tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan tingginya pengetahuan ibu

hamil tentang asupan gizi dan kesehatan.

Berdasarkan penelitian tampak pula bahwa lebih banyak responden

dengan tingkat pendidikan rendah yaitu SMP yang mengalami KEK yaitu 4

responden bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMA yang lebih

sedikit yaitu 2 responden

Hal ini sejalan dengan penelitian Khaidar (2005) menyatakan bahwa

tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang

gizi dan kesehatan. Pengetahuan tersebut akan mempengaruhi asupan

makanan yang dikonsumsi ibu hamil, asupan ini akan berpengaruh terhadap

status gizi ibu hamil.

4. Hubungan Antara Pendapatan dengan KEK

Page 25: KEK pada ibu hamil

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang mempunyai tingkat pendapatan yang berkisar Rp

500.000 - Rp 1.000.000 yaitu 20 responden, tampak pula bahwa lebih banyak reponden dengan

pendapatan tersebut yang mengalami KEK yaitu 4 responden, bila dibandingkan dengan

responden yang penghasilanya < Rp 500.000.

Menurut Suharjo(1989) meningkatnya pendapatan akan memberikan perubahan-

perubahan dalam sususnan makanan. Keluarga dan masyarakatyang berpendapatan rendah,

mempergunakan sebagian besar dari keuangannya untuk membeli makanan dan bahan makanan.

Pendapatan keluarga yang kurang tentu saja tidak memungkinkankeluarga dapat

menyiapkanmakanan yang terbaik bagi anggota keluarganya. Pendapatan dalam satu keluarga

akan mempengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

Perbedaan hasil penelitian dikarenakan pendapatan merupakan salah

satu faktor yang secara tidak langsung akan mempengaruhi KEK, dengan

demikian masih banyak faktor-faktor lainya yang akan mempengaruhi dan

jika beberapa faktor tersebut di atas tidak dikendalikan akan menyebabkan

faktor pendapatan ini tidak memberikan hubungan yang signifikan terhadap

KEK.

5. Hubungan Antara Paritas dengan KEK

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang mempunyai paritas 1x yaitu sebanyak 18 orang atau

60%. Berdasarkan penelitian tampak bahwa lebih banyak reponden yang

mempunyai paritas 1x mengalami KEK yaitu 5 responden dibandingkan

dengan paritas 2x yaitu 1 reponden.

Penelitian Surasih (2005) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara paritas dengan KEK. ibu hamil yang paritasnya lebih

dari 3 kali mempunyai risiko relatif sama untuk terkena KEK dibandingkan

dengan ibu hamil yang paritasnya kurang dari 3 kali. Memiliki anak lebih dari

4 akan menambah risiko pada ibu dan janin. Terlebih jika jarak kehamilan

kurang dari 2 tahun, maka ibu akan lemah dari kehamilan, kelahiran,

menyusui dan merawat bayinya. Sehingga menyebabkan berbagai masalah

seperti anemia, kurang gizi dan perdarahan(Soetjiningsih, 2003).

Page 26: KEK pada ibu hamil

BAB V

PENUTUP

• Kesimpulan

• Saran

Perlu dilakukan penyuluhan kepada wanita hamil maupun wanita subur

agar terhindar dari KEK dan dapat menjaga asupan makanan, untuk nmencegah

terjadinya buruknya status gizi ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.

Page 27: KEK pada ibu hamil

DAFTAR PUSTAKA________,2010. Asupan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui. http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content HYPERLINK "http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=vi"& HYPERLINK "http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=vi"task=view&id=37089&Itemid=32. Last update 21 Februari 2010.

Adriaansz, G. 2008. Asuhan Antenatal. Disediakan di alamat http://www.pkmionline.com. Diakses tanggal: 24 desember 2012.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Arisman. 2004.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

As’ad, S. 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Proyek PeningkatanPenelitian Pendidikan Tinggi

Chandra. 2008. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta : EGC

Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK). http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK. Diakses pada tanggal 24 desember 012.lxiii

UGM/RSUP DR.Sardjito Laboratorium Penelitian Kesehatan Dan Gizi Masyarakat (LPKGM) FK UGM.

Depkes RI, 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.10.Depkes RI.2003.Kebijakan Gizi makro.Disediakan di alamathttp://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. diakses tanggal 26Desember 2012

Hidayat, AA. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika

Khomsan, A. 2009. Menyusun Menu Ibu Hamil. Disediakan di alamathttp://www.kulinologi-gizi.htm.diakses tanggal 10 februari 2010.

Krisnatuti, D. 2003. Menu sehat Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : PuspaSwara, Anggota IKAPI

Page 28: KEK pada ibu hamil

Khaidar.2005. Hubungan kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil DenganBerat Badan Lahir Bayi Di Wilayah Puskesmas Seyegan KecamatanSeyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Yogyakarta : FK UGM

Manuaba I. B. G, 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KeluargaBerencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: 1998. 155, 175.

Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2003.Konsep Dan Penerapan Metode Pendidikan Ilmu KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Pramitha. 2009. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui. Disediakan di amalathttp://www.pramitha.co.id.htm

Riskesdas. 2008.Laporan Provinsi Jawa Tengah(2007), Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008Saparita, R. 1999.Model Regresi Logistik Untuk Respon Kualitatif, Buletin IPT.No5.Vol IV. Puslitbang Fisika Terapan LIPI Bandung.

Sarisilawan. 2009. Analisis Determinan Perilaku Terhadap Status Gizi Ibu Hamildi Indonesia. http://www.jkpkbppk-gdl-res-2009-sarisilawan-3148.Diakses pada tanggal 24 desember 2012Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta. 2009. BukuPanduan Ketrampilan Pemantauan Status Gizi Balita Dan Ibu Hamil. TimField Lab FK UNS

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisiketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 854-5.