Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS s PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni Oleh: BASUKI NIM.C. 0607002 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
94

KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

Mar 02, 2019

Download

Documents

phungthien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KEHIDUPAN ALAM MONSTER

DALAM KARYA SENI LUKIS

s

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni

Jurusan Seni Rupa Murni

Oleh:

BASUKI

NIM.C. 0607002

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

2012

Page 3: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Allah SWT

Ayah, Ibu dan keluarga tercinta

Almamater

Page 6: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Rabalah dadamu, ketuklah, dan tanyakan pada hatimu apa yang diketahuinya.

(William Shakespeare)

Jika Anda benar-benar merenungkan tentang kehidupan yang Anda jalani

di dunia ini maka Anda akan menemukan bahwa

sesungguhnya makna manusia hidup adalah berjalan menuju Allah SWT, dan

kehidupan adalah bingkai perjalanan itu sendiri.

(Basuki)

Page 7: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan baik. Shalawat dan salam diperuntukkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW yang memberikan suri tauladan kepada seluruh umat muslim di dunia.

Penulis mendapatkan pengalaman berharga selama mengerjakan Tugas Akhir.

Hal tersebut dapat terwujud dengan bantuan Allah SWT melalui para hamba-nya

dalam bentuk dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya, serta mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni dan

pembimbing II, yang dengan sabar membimbing dan bersedia memberikan

sumbangan baik berupa masukan, saran, kritik, gagasan, wawasan, yang cukup

menyita tenaga dan waktu beliau kepada penulis.

3. Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn., selaku pembimbing I, yang dengan sabar

membimbing, menuntun dan mengarahkan penulis. Beliau telah bersedia

memberikan sumbangan baik berupa masukan, saran, kritik, gagasan, serta

tambahan wawasan, yang cukup menyita tenaga dan waktu beliau kepada penulis.

Page 8: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum., selaku koordinator Tugas Akhir yang dengan

sabar memberikan arahan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

penulisan Tugas Akhir ini. Berkat sikap kritis beliau, penulis menjadi merasa

senang dan semangat untuk menulis.

5. Drs. Suatmadji, M.Sn., selaku pihak yang pernah menjadi pembimbing penulis

pada mata kuliah studio seni lukis IV, bahwa, apa yang dahulu pernah beliau

ajarkan sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Drs. Nooryan Bahari., M.Sn, selaku pihak yang memberikan tambahan wawasan

tentang seni dalam bentuk teori-teori yang telah diungkapkan oleh beliau.

Sehingga, memberikan banyak sumbangan referensi dalam penulisan tugas akhir

ini.

7. Sigit Purnomo Adi, S.Sn., M.Sn., selaku pihak yang telah memberi motivasi

kepada penulis untuk tetap semangat.

8. Teman-teman seperjuangan, Stephanus Budi SP., S.sn., Galih R.A., S.sn., Wahyu

Wijaya, Jundi Al-Hadidi, dan teman-teman angkatan 2006 Seni Rupa Murni

UNS.

9. Keluarga Besar Mahasiswa Seni Rupa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

10. Semua pihak yang telah membantu tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu.

Page 9: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka penulis berharap pada sikap kritis pembaca untuk bersedia

memberikan saran, masukan, pendapat, dan kritik yang membangun supaya penulisan

ini lebih baik. Semoga di dalam penulisan ini mampu memberikan manfaat bagi

pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Seni Rupa Murni pada khususnya.

Surakarta,…………… 2012

Penulis

Basuki

Page 10: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................ 5

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

D. Tujuan Penulisan ................................................................................ 6

E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Alam dan Kehidupan .......................................................................... 7

1. Pemahaman tentang alam .............................................................. 7

2. Pemahaman tentang kehidupan ..................................................... 8

3. Kehidupan alam pikiran ................................................................ 9

Page 11: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Kehidupan alam pikiran dalam konsep psikoanalisis ................... 13

B. Pemahaman tentang Monster .............................................................. 18

1. Pengertian monster ....................................................................... 18

2. Sejarah dan perkembangan pemahaman tentang monster............. 18

3. Jenis-jenis monster menurut konsep bentuknya ............................ 22

C. Seni, Seni Rupa dan Seni Lukis ........................................................ 26

1. Pemahaman seni ........................................................................... 26

2. Seni Rupa ...................................................................................... 28

3. Seni Lukis ..................................................................................... 29

4. Kertas karton ivory sebagai material (bahan) karya seni lukis ..... 32

D. Komponen Seni Rupa ......................................................................... 37

1. Tema (Subject matter) .................................................................. 37

2. Bentuk ........................................................................................... 38

3. Isi ................................................................................................... 39

E. Unsur-unsur Seni Rupa ....................................................................... 40

1. Garis.............................................................................................. 40

2. Shape ............................................................................................. 41

3. Tekstur ........................................................................................... 41

4. Ruang ............................................................................................ 42

5. Warna ............................................................................................ 42

F. Organisasi dari Unsur Desain ............................................................. 38

1. Kesatuan ....................................................................................... 38

Page 12: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Keseimbangan ............................................................................... 39

3. Dominasi ....................................................................................... 40

4. Kesederhanaan .............................................................................. 40

G. Abstrak, Abstraksi .............................................................................. 48

BAB III IMPLEMENTASI ........................................................................... 50

A. Implementasi Teoritis ......................................................................... 50

B. Implementasi Visual........................................................................... 54

1. Konsep dan Perwujudan Karya .................................................... 54

a. Konsep bentuk ........................................................................ 54

b. Bentuk atau Perwujudan karya ............................................... 56

2. Medium ......................................................................................... 59

3. Teknik ........................................................................................... 62

4. Proses visualisasi .......................................................................... 63

5. Deskripsi karya ............................................................................. 64

6. Penyajian karya ............................................................................. 75

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 77

A. Kesimpulan ........................................................................................ 77

B. Saran ................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN FOTO KARYA

Page 13: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK

Basuki. C. 0607002. 2012. Kehidupan Alam Monster dalam Karya Seni Lukis.

Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1) Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tugas Akhir ini mencitrakan tema tentang Kehidupan Alam Monster, sebagai bentuk

ekspresi penggambaran kehidupan yang terjadi dalam alam pikiran manusia.

Kehidupan yang terjadi didalam alam pikiran manusia dipersepsikan sebagai suatu

medan pertempuran para monster yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dalam

hal ini berdasarkan konsep psikoanalisis Sigmund Freud mengenai struktur

kepribadian manusia yang dianggap sebagai faktor terbesar dalam menentukan

perilaku manusia. Struktur tersebut terdiri dari tiga instansi psikis, yaitu, id, ego dan

super ego. Sedangkan, batasan permasalahan yang akan diketengahkan, yaitu,

hubungan antara struktur alam pikiran manusia, tentang id, ego dan super ego dalam

salah satu bentuk mekanisme pertahannan ego sebagai monster dalam diri manusia itu

sendiri. Adapun permasalahan yang diketengahkan dalam pembahasan ini, yaitu; (1)

Bagaimana penjelasan karakter perilaku antara id, ego dan super ego dalam struktur

kehidupan pikiran manusia?, (2) Bagaimana gagasan kreatif id, ego dan superego di

dalam kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis? (3) Bagaimana

konsep perwujudan bentuk kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis?.

Tujuannya, yaitu; (1) Menjelaskan mengenai karakter antara id, ego dan super ego

dalam kehidupan pikiran manusia. (2) Menjelaskan gagasan kreatif mengenai

karakter id, ego dan super ego dalam mekanisme pertahanan ego merupakan

kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis. (3) Menjelaskan konsep

perwujudan bentuk kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis. Karya

yang dihadirkan merupakan persepsi kreator tentang perilaku ketiga instansi dalam

sistem mekanisme pertahanan ego, yang disublimasikan melalui wujud bentuk figur

ataupun objek, yang dihadirkan dalam karya seni lukis. Semoga karya ini mampu

memberikan tambahan wawasan, wacana maupun inspirasi yang baru untuk

semuanya.

Kata Kunci: Kehidupan Alam Monster; Karya Seni Lukis; Drawing.

Page 14: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEHIDUPAN ALAM MONSTER

DALAM KARYA SENI LUKIS

Basuki1

Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn.2 Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn

3

ABSTRAK

2012. Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1) Jurusan Seni Rupa

Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Tugas Akhir ini mencitrakan tema tentang Kehidupan Alam

Monster, sebagai bentuk ekspresi penggambaran kehidupan yang

terjadi dalam alam pikiran manusia. Kehidupan yang terjadi

didalam alam pikiran manusia dipersepsikan sebagai suatu medan

pertempuran para monster yang tidak terbatas pada ruang dan

waktu. Dalam hal ini berdasarkan konsep psikoanalisis Sigmund

Freud mengenai struktur kepribadian manusia yang dianggap

sebagai faktor terbesar dalam menentukan perilaku manusia.

Struktur tersebut terdiri dari tiga instansi psikis, yaitu, id, ego dan

super ego. Sedangkan, batasan permasalahan yang akan

diketengahkan, yaitu, hubungan antara struktur alam pikiran

manusia, tentang id, ego dan super ego dalam salah satu bentuk

mekanisme pertahannan ego sebagai monster dalam diri manusia

itu sendiri. Adapun permasalahan yang diketengahkan dalam

pembahasan ini, yaitu; (1) Bagaimana penjelasan karakter perilaku

antara id, ego dan super ego dalam struktur kehidupan pikiran

manusia?, (2) Bagaimana gagasan kreatif id, ego dan superego di

dalam kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis?

(3) Bagaimana konsep perwujudan bentuk kehidupan alam monster

sebagai tema dalam karya lukis?. Tujuannya, yaitu; (1)

Menjelaskan mengenai karakter antara id, ego dan super ego dalam

kehidupan pikiran manusia. (2) Menjelaskan gagasan kreatif

1 Mahasiswa Jurusan Sni Rupa Murni dengan NIM C0607002

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

mengenai karakter id, ego dan super ego dalam mekanisme

pertahanan ego merupakan kehidupan alam monster sebagai tema

dalam karya lukis. (3) Menjelaskan konsep perwujudan bentuk

kehidupan alam monster sebagai tema dalam karya lukis. Karya

yang dihadirkan merupakan persepsi kreator tentang perilaku

ketiga instansi dalam sistem mekanisme pertahanan ego, yang

disublimasikan melalui wujud bentuk figur ataupun objek, yang

dihadirkan dalam karya seni lukis. Semoga karya ini mampu

memberikan tambahan wawasan, wacana maupun inspirasi yang

baru untuk semuanya.

Kata Kunci: Kehidupan Alam Monster; Karya Seni Luki

Page 15: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap mahasiswa pasti pernah mengalami kendala dalam setiap

kegiatannya di dunia akademis. Pengalaman selama lima tahun terakhir sebagai

mahasiswa, penulis kesulitan ketika harus dihadapkan pada saat penyusunan

laporan dalam bentuk penulisan. Salah satu faktor penyebab terbesar adalah

kurangnya wawasan tentang literatur yang mengakibatkan berbagai dampak

saling berhubungan. Hal ini menurut hemat penulis juga sering dialami oleh

sebagian mahasiswa lainnya.

Dampak yang akan terjadi semakin meluas, yaitu mahasiswa mengalami

krisis ketidak percayaan diri dalam menyusun laporan. Ketidakpercayaan diri

tersebut menjadikan ketidakmampuan individu kesulitan memfokuskan

permasalahan yang akan diangkat, serta menyebabkan ketakutan akan bobot

kualitas pembahasan yang harus diselesaikannya. Lebih buruknya lagi adalah

kondisi ini dapat menjadikankan individu mengalami tekanan batin yang luar

biasa besar, serta semakin memperparah keadaan pada dirinya sendiri.

Hal yang sama juga dialami oleh mahasiswa yang lain seperti pernyataan

Dian (2012), berikut ini:

“Seorang kawan mengaku sulit melepaskan kebiasaan memikirkan

apa saja yang harus ia laporkan kepada atasan. Satu jam sudah

berlalu dan ia baru menulis satu paragraf laporan. Begitu banyak hal

yang ingin ia laporkan, hingga ia kebingungan harus memulainya

dari mana. Kawan ini berkata, ia kerap dirundung ketegangan setiap

kali harus menulis laporan. Ia merasa kesulitan melepaskan diri dari

Page 16: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kebiasaan lama: menganggap semua hal penting dan ingin

menuangkan semuanya ke dalam laporan. Ia takut ada yang terlewat.

Akibatnya, ia sering menunda menulis laporan karena sibuk

menghimpun bahan-bahan terlebih dulu.”

(http://blog.tempointeraktif.com/tips-trick/fokuslah-pada-apa-yang-

ingin-anda-kerjakan/. 26/03/2012).

Masalah di atas menjadi pemikiran tersendiri bagi penulis bahwa, individu

tidak mampu menemukan pemahaman yang memuaskan bagi dirinya, sehingga

memaksakan diri untuk terus memenuhi aktifitas berpikir dalam kehidupannya.

Hal tersebut membuat otak pikir kelelahan, bahkan menjadikan kekacauan di

dalam benaknya sendiri, sehingga menjadikan perilaku berpikir individu semakin

tak terarah. Dengan kata lain, individu akan mengalami kebimbangan dalam

proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan kehidupan yang

dialaminya.

Perilaku berpikir seperti diatas menurut Turner dan Helms biasa dialami

oleh individu pada masa dewasa muda yaitu individu telah memasuki penalaran

postformal (post-formal reasioning), yaitu kemampuan tersebut ditandai dengan

pemikiran yang bersifat dialektikal (dialektical thought). Sifat dialektikal yang

dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan

mencari titik temu dari berbagai macam ide, gagasan, pendapat, dan pemikiran-

pemikiran yang saling kontradiktif (bertentangan), sehingga individu mampu

mensintesiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif (Turner & Helms, 1995

dalam Agoes Dario, 2008: 56-57). Pada masa kekacauan tersebut, akan

berlangsung pertentangan imajiner terus-menerus dalam waktu yang lama, dan

individu secara perlahan menjadi tidak sadar bahwa dalam benaknya sedang

menikmati proses berimajinasi, lalu terhanyut dalam alam khayalan. Pengertian

Page 17: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

imajinasi dalam hal ini adalah, suatu kekuatan atau daya dalam diri manusia untuk

menghasilkan citra mental dan ide dalam benak individu (Sarte, 1972 dalam

Sillvester G. Sukur, 2000).

Lebih lanjut lagi menurut Sigmund Freud, bahwa sebagian besar individu

seringkali tidak menyadari faktor-faktor yang menentukan emosi dan tingkah laku

mereka sendiri. Kenyataannya sebagian besar individu mengalami imajinasi yang

berlangsung dalam benak saat konflik sedang terjadi dalam pikiran. Freud,

memandang bahwa kehadiran imaji tersebut sebagai kerja sistem mekanisme

pertahanan psikis yang dilakukan oleh id dalam kehidupan psikis-nya.

Imajinasi yang dialami berfungsi untuk mengurangi beban pikiran berlebih

(tegangan) dari aktivitas berpikir individu yang dirasa cukup berat. Freud

membedakan tiga sistem dalam kehidupan psikis tersebut, yaitu id, ego, dan super

ego. Pertama, id adalah bagian bawah sadar psikis yang berusaha memenuhi

dorongan naluriah dasar, dimana id selalu bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip

kenikmatan. Kedua, ego adalah struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran

dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Sedangkan yang ketiga, super

ego yaitu buah hasil internalisasi; sejauh larangan-larangan dan perintah-perintah

yang sebelumnya merupakan sesuatu yang asing bagi si subjek, dan akhirnya

dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari subjek sendiri (Bertens, 2006: 32-34).

Pada dasarnya ketiga instansi dalam kehidupan psikis tersebut saling

berupaya untuk menguasai wilayahnya. Keadaan tersebut menyebabkan hasrat

dan kehendak yang ada dalam pikiran individu akan selalu berpikir, bahkan

mencoba memahami bagaimana kita berada di alam sekitar. Keadaan tersebut

tidak hanya melahirkan persepsi tentang proses keberadaan suatu objek alam yang

Page 18: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ada di luar diri mereka berada, namun juga suatu objek alam di dalam diri mereka.

Pada akhirnya penulis menyadari tentang perilaku setiap individu dalam

kehidupannya sehari-hari tidak hanya hidup dalam alam yang nyata saja, namun

juga hidup dalam alam semu (tidak nyata) yaitu alam pikiran individu itu sendiri.

Hal di atas memunculkan persepsi bagi penulis bahwa yang hanyut dalam

alam pikiran tanpa melakukan tindakan sama sekali, sebenarnya telah

membiarkan monster tumbuh dan berkembang dalam alam pikirannya sendiri.

Monster yang dimaksud dalam hal ini adalah pencitraaan makhluk abnormal.

Selanjutnya monster-monster tersebut semakin liar, hingga kadang kala sulit

untuk dikendalikan sehingga muncul gagasan bahwa alam pikiran seperti suatu

medan pertempuran para monster yang tak terbatas pada ruang dan waktu.

Sehingga dalam keadaan seperti di atas maka penulis bermaksud untuk

mensublimasikan keadaan tersebut ke dalam bentuk karya seni lukis dengan tema

“kehidupan alam monster.” Dari uraian paragraf di atas maka penulis bermaksud

mengangkat peran id, ego dan super ego dalam mekanisme pertahanan ego

menjadi wujud bentuk monster yang berbeda diantara mereka sesuai dengan sifat

dan karakter dalam peran mereka masing-masing.

Page 19: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Batasan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dibatasi dalam

hubungan antara struktur alam pikiran manusia yaitu id, ego dan super ego dalam

mekanisme pertahanan ego sebagai monster dalam diri manusia itu sendiri.

Batasan ini ditentukan supaya pokok utama tidak meluas dari konsep bentuk yang

dimaksud, sehingga fokus pada implementasi karya rupa yang disajikan.

C. Rumusan Masalah

Rumuskan permasalahan yang akan diketengahkan dalam penulisan

tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana penjelasan karakter perilaku antara id, ego dan super ego

dalam struktur kehidupan pikiran manusia?

2. Bagaimana gagasan kreatif id, ego dan super ego di dalam kehidupan alam

monster sebagai tema dalam karya lukis?

3. Bagaimana konsep perwujudan bentuk kehidupan alam monster sebagai

tema dalam karya lukis?

Page 20: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan mengenai karakter antara id, ego dan super ego dalam

kehidupan pikiran manusia.

2. Menjelaskan gagasan kreatif mengenai karakter id, ego dan super ego

dalam mekanisme pertahanan ego merupakan kehidupan alam monster

sebagai tema dalam karya lukis.

3. Menjelaskan konsep perwujudan bentuk kehidupan alam monster sebagai

tema dalam karya lukis.

E. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini dapat disimpulkan beberapa manfaat, diantaranya

sebagai berikut:

1. Kejelasan mengenai karakter antara ketiga struktur kepribadian manusia.

2. Kejelasan gagasan kreatif mengenai karakter id, ego dan super ego dalam

mekanisme pertahanan ego merupakan kehidupan alam monster sebagai

tema dalam karya lukis.

3. Kejelasan konsep perwujudan bentuk yang divisualisasikan.

4. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis maupun pembaca, pentingnya

memahami (menilai) diri sendiri, baik kekurangan maupun kelebihan yang

dimiliki.

Page 21: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Alam dan Kehidupan

1. Pemahaman tentang alam

Kata sifat “alam” menurut etimologinya berasal dari bahasa kuno

Perancis pada abad ke-13 Masehi, yaitu berawal dari kata nature yang berarti

kualitas penting atau disposisi bawaan, serta dapat juga mengarah pada kekuatan

kreatif di dunia materi. Kata nature diambil dari kata Latin natura yang berarti

bagian kursus mata pelajaran yang mengarah pada suatu hal (benda), sifat alami,

jagad raya (alam semesta). Sedangkan di masa kuno secara harfiah berarti

kelahiran (http://www.etymonline.com/index.php?term=nature. 21/02/2012).

Sementara dalam artikel Wikipedia dijelaskan bahwa, alam ialah seluruh

zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensi. Sedangkan ilmu alam ialah mata

pelajaran studi ilmiah. Alam termasuk segala sesuatu dari semesta pada sub-atom

yang ada dalam pengertian lebih luas, antara lain organisme, manusia, binatang,

tanaman, dan mineral serta seluruh sumber daya alam dan peristiwa (badai

tornado, gempa bumi). Hal tersebut juga termasuk perilaku binatang hidup, dan

proses yang dihubungkan dengan benda mati (http://id.wikipedia.org/wiki/Alam.

03/03/2011).

Merujuk pada pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa alam adalah

keseluruhan zat dan energi khususnya dalam bentuk dasarnya masing-masing

sebagai struktur satu kesatuan untuk saling melengkapi. Sedangkan keseluruhan

yang berada di dalam alam disebut sebagai objek alam. Pengertian objek alam

Page 22: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tersebut juga termasuk perubahan peristiwa yang tercakup di dalamnya, baik yang

dapat dijangkau maupun yang belum oleh persepsi manusia.

2. Pemahaman tentang kehidupan

Kehidupan adalah suatu konsep tentang alam yang berhubungan dengan

proses kelangsungan hidup di dalamnya. Hal tersebut mengingat bahwa pada

suatu kehidupan, terdapat berbagai fenomena yang begitu kompleks dalam upaya

memahami kehidupan itu sendiri. Belum ada suatu pemahaman yang memuaskan

tentang definisi ‗kehidupan‘ secara universal yang dianggap paling tepat sampai

saat ini. Proses pemahaman diperlukan secara bertahap untuk menemukan

pemahaman tentang definisi kehidupan itu sendiri.

Sementara itu, definisi ‗hidup‘ atau dalam bahasa inggrisnya dikenal

dengan kata „life‟, menurut etimologinya berawal dari bahasa kuno Inggris „lif‟

yang berarti keberadaan, seumur hidup, cara, sesuatu kondisi menjadi hidup,

kebalikan dari kematian. Kata tersebut berasal dari bahasa Proto-Germanic

*libam, yang artinya (Serumpun dengan bahasa kuno Belanda „lif‟ yang berarti

―hidup, tubuh‖, sedangkan dalam bahasa Jerman‘nya yaitu ‗leib‟ yang berarti

―tubuh‖, serta dalam bahasa Swedia‘nya yaitu „liv‟ yang artinya ―pinggang‖),

benar, kelanjutan, ketekunan dari Proto-Indo-Eropa *leip, yang artinya tetap,

bertahan, melanjutkan, menempel, mematuhi.

(http://www.etymonline.com/index.php?term=life. 21/02/2012).

Simpulan dari definisi di atas bahwa pemahaman hidup dalam pengertian

yang paling dasar adalah berhubungan dengan kelanjutan keberadaan tubuh, atau

dalam hal ini dapat mengarah pada keadaan suatu organisme. Sementara itu

sehubungan dengan hal tersebut, seperti yang dijelaskan dalam ilmu biologi yaitu

Page 23: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

membahas tentang kehidupan organisme (makhluk hidup). Lebih jelasnya lagi

bahwa, biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu „bio‟ yang berarti ―hidup‖, dan

„logos‟ yang berarti ―ilmu‖. Menurut ilmu biologi bahwa hidup adalah

karakteristik yang membedakan organisme antara makhluk hidup dengan benda-

benda mati yang tidak hidup. Ciri hidup dalam hal ini yaitu adanya proses

bernafas, bergerak, makan ataupun minum, tumbuh, berkembang biak, menerima

rangsang serta beradaptasi terhadap lingkungan, sehingga dalam ilmu tersebut

memandang bahwa hidup sebagai suatu cara maupun keaadaan yang bersifat

sementara.

Sudut pandang filsafat lebih melihat hidup sebagai kekal (abadi). Namun,

pemahaman berdasarkan definisi-definisi tersebut perlu penjelasan yang panjang

dan rumit, yaitu materi dan organisme yang kemudian berubah menjadi bentuk

energi untuk membentuk organisme sadar yang kemudian mengeksplorasi alam

dan akhirnya menemukan kebenaran menurut pemikirannya masing-masing filsuf.

Simpulan dari pemahaman diatas bahwa ‗kehidupan‘ dalam pengertian terbatas,

adalah suatu keadaan yang di dalamnya terdapat proses berjalannya suatu sistem

kerja objek yang bersifat hidup menuju kematian (berhentinya kehidupan),

dengan berdasarkan keadaan tempat proses tersebut berlangsung.

3. Kehidupan alam pikiran

Alam pikiran merupakan suatu tempat yang hanya berada di dalam diri

manusia, yaitu memuat ingatan dari keseluruhan informasi yang dicerap oleh

penginderaan manusia berdasarkan pengalaman hidup individu terhadap objek

alam diluar dirinya. Sedangkan pengertian pikiran adalah gagasan dan proses

mental, yaitu, suatu mekanisme dasar dari sel-sel otak manusia dengan

Page 24: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

merefleksikan proses pengenalan pola pada situasi dan pengalaman baru, dan

selanjutnya dinilai berdasarkan apa yang telah diingatnya

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran. 03/03/2011).

Lebih lanjut lagi bahwa untuk membuat penilaian di atas yaitu, dengan

mempertahankan pengalaman saat ini serta mengurutkan pengalaman masa lalu

yang relevan. Tujuan proses tersebut adalah untuk mempertahankan agar

pengalaman saat ini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah. Berpikir

melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti halnya saat kita

membentuk suatu konsep, terlibat dalam pemecahan suatu masalah, menggunakan

penalaran, dan membuat suatu keputusan. Penalaran adalah proses pikiran

melakukan pengolahan dengan cara mencampur, mencocokan, menggabungkan,

menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi dan pengalaman

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pikiran. 03/03/2011).

Lebih lanjut lagi menurut Wattles, dalam bukunya yang berjudul ―The

Science of Being Great”, ketika individu sedang berfikir fokus pada suatu yang

ideal dan menuju kearahnya, maka semua daya dari keberadaan kita akan

dialihkan untuk mewujudkan ideal tersebut. Hal itu lebih banyak melibatkan

kekuatan darah dan saraf yang menuju ke bagian otak yang terkait dengan bidang

tersebut, dan sel-sel dipercepat, ditingkatkan dan digandakan jumlahnya. Lebih

lanjut lagi penggunaan pikiran yang tepat dari setiap individu, akan membangun

tindakan yang mampu melakukan apa yang ingin dilakukan oleh pikiran tersebut

(Wattles, 2007: 9).

Page 25: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Sementara di dalam kehidupan alam pikiran tersebut, yaitu ada dua hal

yang paling sering dialami dan mendominasi dalam perilaku kehidupan alam

pikiran setiap individu. Dua hal tersebut yaitu, persepsi dan imajinasi. Lebih

jelasnya sebagai berikut:

a. Persepsi

Secara etimologi, persepsi berasal dari bahasa Latin „perceptio‟

yang berarti ‗menerima atau mengambil‘. Maksudnya, persepsi

merupakan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan

kesan-kesan sensoris yang diterima individu, guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka (http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi, 03/03/2011).

Sementara menurut Walgito mengungkapkan bahwa persepsi

merupakan proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu proses

diterimannya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga

proses sensoris. Proses tersebut diteruskan dan merupakan persepsi.

Dengan kata lain, proses persepsi tidak dapat lepas dari pengindraaan dan

merupakan proses pendahulu dari persepsi. Sehingga penggabungan kedua

pemahaman di atas bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana

berbagai stimulus diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi yang

bermakna (Erna Ferrina Dewi, 2008 :42; B. Walgito, 2004 : 87-88).

Berdasarkan pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah proses pemberian makna pada stimulus inderawi yang bersifat

individual, sehingga dapat berbeda antara individu yang satu dengan

individu yang lainnya.

Page 26: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Imajinasi

Pengertian imajinasi menurut etimologinya, berawal dari

pertengahan abad ke-14 M yaitu, „ymaginacion‟ dari bahasa kuno Perancis

„imagination‟ yang berarti ―fakultas dari pikiran yang membentuk dan

memanipulasi gambar‖. Kata tersebut diambil dari bahasa Latin

„imatinationem‟ yang berarti ―konsep, gambaran mental, halusinasi‖ dari

akar kata „imaginary‟ yang artinya ―tindakan yang disukai‖

(http://dictionary.reference.com/browse/imagination. 03/03/2011).

Sementara itu secara terminologi, yang dimaksud dengan istilah

imajinasi adalah ―daya untuk membentuk gambaran (imaji) atau konsep-

konsep mental yang tidak secara langsung didapat dari sensasi

(pengindraan)‖. Imaji adalah suatu daya, dan karenanya, imaji itu

berkaitan langsung dengan manusia yang memiliki daya tersebut. Secara

umum pula dapat dipahami bahwa hanya manusialah yang memiliki daya,

bukan makhluk hidup yang lainnya (H. Tedjoworo, 2001: 21).

Lebih lanjut lagi, untuk menjelaskan hal tersebut H. Tedjoworo

(2001) mengungkapkan bahwa:

―....proses mengimajinasikan itu selalu merupakan proses

membentuk gambaran tertentu, dan ini terjadi secara mental.

Artinya, gambaran tersebut tidak berada secara visual dan

tektural. Sebuah lukisan adalah imajinasi seorang pelukis.

Namun lukisan yang kita lihat dan kita raba itu tidak sama

dengan imaji yang muncul tatkala sang pelukis berimajinasi.

Lukisan itu adalah apa yang dihasilkan oleh proses imajinasi

Page 27: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang tertuang dalam kombinasi tertentu goresan cat minyak

pada kanvas. Dengan begitu lebih jelaslah bahwa istilah

imajinasi umumnya diterapkan pada suatu proses mental,

bukan pada proses visual-jasmaniah yang dilakukan seketika

itu juga oleh manusia. Namun kelak akan tampak bahwa,

proses visualisasi-jasmaniah tertentu dapat diimajinasikan,

meskipun imajinasi tetap tidak sama dengannya (2001: 21-

22).‖

Sehingga dapat disimpulkan mengenai pengertian imajinasi

tersebut seperti yang dijelaskan oleh Sarte bahwa, imajinasi adalah suatu

kekuatan atau daya dalam diri (alam pikiran) manusia untuk menghasilkan

citra mental dan ide dalam benak individu (Sarte dalam Sillvester, 2000).

4. Kehidupan alam pikiran dalam konsep psikoanalisis

Gagasan untuk mempermudah memahami kehidupan alam pikiran

tersebut, bahwa Freud menjelaskan istilah psikoanalisis dengan cara yang

berbeda. Hal tersebut seperti yang tertulis di dalam suatu artikel pada tahun 1923

yang dia tulis bagi sebuah kamus ilmiah Jerman. Dalam artikel tersebut,

dibedakan menjadi tiga arti, seperti yang diungkapkan oleh K. Bertens dalam

buku terjemahannya yang berjudul „Psikoanalisis Sigmund Freud‟, yaitu sebagai

berikut:

―….Pertama, istilah psikoanalisis didipakai untuk menunjukkan

suatu metode penelitian terhadap proses-proses psikis yang

sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua,

istilah ini menunjukan juga suatu teknik untuk mengobati

gangguan –gangguan psikis yang dialami oleh neurosis-. Ketiga,

istilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih luas lagi, untuk

menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis (Bertens, 2006: 3).‖

Page 28: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Psikoanalisis ialah sebuah metode perawatan medis bagi orang-orang yang

menderita gangguan syaraf, dan bertujuan untuk mengobati seseorang yang

mengalami penyimpangan mental dan syaraf. Intinya bahwa konsep psikoanalisis

telah memberikan gagasan yang mendasar tentang kehidupan alam pikiran setiap

individu yaitu, semua pikiran dan tindakan sadar merupakan proses yang tidak

disadari yang diringkas dalam frase pikiran yang tidak sadar. Penulis merujuk

pada poin utama pemikiran Freud untuk mempermudah pemahaman tersebut

mengenai tiga sistem hidup psikis, atau dalam peristilahan psikoanalisis tiga

sistem tersebut dikenal sebagai tiga instansi hidup psikis yang menentukan

perilaku manusia.

Tiga instansi dalam kehidupan alam pikiran tersebut, yaitu, id, ego, dan

super ego. Ketiga istilah tersebut merupakan terjemahan dalam bahasa Inggris,

sedangkan bahasa aslinya adalah bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman istilah id

tersebut adalah das es, sedangkan ego adalah das ich, dan super ego yaitu das

uber ich. Jelasnya yaitu sebagai berikut:

a. Id adalah bagian bawah sadar psikis yang berusaha memenuhi dorongan

naluriah dasar, dimana id selalu bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip

kenikmatan.

b. Ego adalah struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan

mengambil keputusan atas perilaku manusia.

c. Super ego yaitu buah hasil internalisasi, dimana sejauh larangan-larangan

dan perintah-perintah yang sebelumnya merupakan sesuatu yang asing

bagi si subjek, akhirnya dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari subjek

itu sendiri (Bertens, 2006).

Page 29: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kehidupan psikis diasumsikan sebagai alam pikiran yang terdiri dari

wilayah alam sadar, wilayah alam pra-sadar dan wilayah alam bawah sadar.

Wilayah alam sadar merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh peran ego.

Sedangkan wilayah alam pra-sadar merupakan suatu wilayah yang didominasi

oleh peran super ego dan wilayah alam bawah sadar merupakan suatu wilayah

yang didominasi oleh id.

Pada konsep psikoanalisis perilaku individu dalam kehidupan alam pikiran

sehari-hari merupakan perilaku sadar dalam ketidaksadaran. Maksudnya

pernyataan tersebut sehubungan dengan sistem kerja antara ketiga instansi

tersebut dalam kehidupan alam pikiran manusia yaitu manusia mengalami

dorongan-dorongan psikis yang didominasi oleh prinsip kesenangan (pleasure

principle) sebagai tuntutan id terhadap ego. Hal tersebut mengingatkan bahwa

ketiga instansi tersebut bekerja sama secara teratur sehingga memungkinkan

individu bergerak secara efisien dan mampu memuaskan dirinya terhadap

lingkungannya di dunia realitas. Namun, hal tersebut juga berlaku sebaliknya

yaitu bila ketiga instansi tersebut saling bertentangan (terjadi konflik) antara satu

sama lainya. Dengan kata lain, tuntutan yang belum mampu direalisasikan

menjadi tindakan dikarenakan ego masih harus melakukan pertimbangan. Prinsip

kesenangan id tersebut sesuai dengan prinsip realitas terhadap norma di

masyarakat yang juga merupakan tuntutan super ego terhadap ego.

Ego individu membutuhkan suatu strategi dalam mempertahankan dirinya

dari konflik antara tuntutan super ego yang bersifat ideal (menuju kesempurnaan)

dan dorongan id (yang berlebih dan tidak terarah dengan baik). Strategi yang

dimaksud disebut sebagai mekanisme pertahanan ego, yaitu, yang digunakan ego

Page 30: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

untuk menghadapi dorongan-dorongan id, maupun tuntutan-tuntutan super ego

terhadap ego, dengan tujuan meredakan atau mengurangi beban tegangan berlebih

yang dialaminnya.

Menurut Freud (dalam E. Koswara, 1991: 46-48), menjelaskan bahwa di

dalam mekanisme pertahanan ego setiap individu dibagi menjadi tujuh macam,

yaitu:

a. Represi

Represi adalah salah satu bentuk mekanisme pertahanan ego

dengan cara, menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab

tekanan batin ke alam bawah sadar.

b. Sublimasi

Sublimasi adalah suatu usaha mekanisme pertahanan ego dengan

cara, mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif id kedalam bentuk

tingkah laku yang bisa diterima atau dianggap baik (dihargai) di

masyarakat.

c. Proyeksi

Proyeksi adalah salah satu bentuk mekanisme pertahannan ego

dengan cara pengalihan dorongan, sikap atau tingkahlaku kepada objek

lain (atau individu lain) yang dianggap tidak berbahaya.

d. Displacement

Displacement adalah usaha untuk mereduksi dorongan yang

menimbulkan tekanan batin dengan cara, mengungkapkannya kepada

objek atau individu yang dianggap kurang berbahaya dibanding individu

semula.

Page 31: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah upaya individu untuk memutar balikkan

kenyataan yang mengancam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-akan

dinilai lebih masuk akal.

f. Pembentukan reaksi

Pembentukan reaksi adalah upaya mengatasi dorongan penyebab

tekanan batin dengan cara berperilaku sebaliknya.

g. Regresi

Regresi adalah salah satu starategi mekanisme pertahanan ego

dengan cara bertingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkat

perkembangannya (E. Koswara, 1991: 46-48).

Meskipun dalam hal ini masing-masing bagian instansi tersebut

mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamisme serta

mekanismenya sendiri, namun mereka sebenarnya berinteraksi begitu erat satu

sama lain, sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya dan

menilai sumbangan relatifnya yang terdapat dalam tingkah laku setiap individu.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tingkah laku setiap individu hampir selalu

merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem instansi tersebut.

Page 32: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

B. Pemahaman tentang Monster

1. Pengertian monster

Menurut etimologi’nya bahwa, kata monster berawal dari

bahasa kuno Prancis monstre yang berasal dari kata latin ‘monstros’

atau ‘monstrum’ yang artinya "raksasa, ganjil, atau pertanda" yang

diambil dari akar kata ‘monere’, yang berarti "memperingatkan", atau

dapat juga berarti "keajaiban". Sementara pengertian monster

menurut wikipedia, yaitu sejenis makhluk yang bentuk atau rupanya

sangat menyimpang dari yang biasa pada umumnya atau bisa juga

mengarah pada makhluk yang berukuran sangat besar (raksasa)

(sumber: http://www.etymonline.com/index.php?term=monster.

21/02/2012)

2. Sejarah dan perkembangan pemahaman tentang monster

Kajian pemahaman tentang monster dalam bab ini, dibagi

menjadi beberapa sub kategori berdasarkan beberapa literatur yang

ada selama ini, yaitu sebagai berikut:

a. Pemahaman tentang monster dan sejarah perkembanganya

Pada tahun 1300 M, istilah monster berawal dari bahasa

Perancis kuno yairu ‘monstre’ untuk menyebut makhluk, binatang yang

menderita cacat lahir. Pada masa itu, hewan abnormal atau luar biasa

dianggap sebagai tanda-tanda atau pertanda kejahatan yang akan

datang. Pemahaman tersebut berlanjut sampai abad ke 14, untuk

menyebut makhluk imajiner yang terdiri dari penggabungan bagian-

Page 33: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

bagian tubuh binatang yang berbeda jenis. Lalu pada tahun 1520-an,

kata monster diartikan sebagai hewan yang berukuran besar kemudian

tahun 1550-an kata monster mulai dipergunakan untuk menyebut

perilaku menyimpang manusia yaitu, rasa dari kekejaman orang yang

jahat atau tidak manusiawi

(http://www.etymonline.com/index.php?term=monster. 21/02/2012).

b. Pemahaman sejarah monster menurut konsep kepercayaan

Menurut pemahaman sejarah dari sudut pandang beberapa

agama dan mitologi, yaitu agama hindu dan juga agama Yunani kuno

seperti pada mitologi Norse, menganggap monster sebagai musuh dari

para dewa. Pada zaman dahulu, masyarakat menganggap kelahiran

"manusia-manusia dengan kondisi dan wujud yang tidak wajar" yang

dipersepsikan oleh masyarakat sebagai bentuk kemarahan dari para

dewa. Kejanggalan tersebut meliputi bentuk tubuh yang tidak wajar

(kelebihan hormon pertumbuhan, cacat lahir) atau juga keanehan pada

ketidakseimbangan pada perkembangan otak yang menimbulkan

perilaku yang tidak wajar (penyakit mental: autis, hiperaktif). Pada

masa itu belum diketahui penyebab medis pada keanehan tersebut,

sehingga, mereka menyebut "manusia-manusia tidak normal" tersebut

sebagai ‘monstra’, yang diartikan sebagai ‘keajaiban’ yang diturunkan

oleh para dewa.

c. Pemahaman sejarah monster menurut konsep ilmu pengetahuan.

Pada zaman Renaissance dan Abad Pencerahan, hubungan

antara monster dengan keterbatasan pengetahuan manusia menjadi

Page 34: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sebuah konsep penting, dimana masyarakat Eropa mulai menggunakan

ilmu pengetahuan serta disiplin akademis yang lainnya untuk mencoba

mengerti hal tersebut. Masyarakat Eropa pada zaman dahulu

menganggap bahwa, monster dipercaya tinggal di pulau-pulau yang

liar yang belum pernah terjamah. Hal tersebut akhirnya membuka

pandangan bahwa monster untuk dilihat sebagai misteri dalam ilmu

pengetahuan yaitu sesuatu yang perlu dimengerti dan dipecahkan.

d. Pemahaman sejarah tentang monster dalam perkembangan dunia sastra

Khusunya cerita novel dalam dunia sastra, dimana hubungan

antara ilmu pengetahuan dan keajaiban-keajaiban tersebut kemudian

menjadi suatu tema penting dalam novel-novel yang diterbitkan pada

era Victoria. Ilmu pengetahuan tersebut selain sebagai metode untuk

mempelajari tentang monster, namun juga telah turut menciptakannya.

Dikisahkan sosok monster yang tercipta akibat pengaruh dari reaksi

bahan kimia. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan

melalui suatu percobaannya untuk menghidupkan kembali sesosok

mayat. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, persepsi

tentang monster pada karya novel tersebut hampir sama dengan

pemahaman sejarah tentang monster dalam perkembangan dunia

perfilman (Asma, 2009: 183).

e. Pemahaman sejarah tentang monster dalam perkembangan dunia

perfilman

Pada masa pra-perang dunia kedua, yaitu zaman film bisu para

monster diperankan menggunakan kostum dengan wujud karakter

Page 35: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang menyeramkan, dengan ukuran tubuh yang sedikit lebih besar dari

ukuran tubuh manusia pada umumnya. Setelah ditemukannya teknik

pengambilan gambar pada kamera yaitu teknik stop-motion

(penghentian gerakan), kemudian berkembang karakter monster

dengan ukuran tubuh yang jauh lebih besar dari ukuran tubuh

sebelumnya(raksasa). Salah satu film yang menggunakan teknik

tersebut yaitu film yang berjudul King Kong (gorilla raksasa), dan pada

perkembangan selanjutnya menjadi monster besar pertama pada masa

film bersuara. Pada masa tersebut mulai bermunculan berbagai jenis

karakter baru tentang monster dengan ukuran tubuh yang hampir

sama dengan manusia pada umumnya.

Pada masa perang dunia kedua, fenomena perang senjata nuklir

mulai digunakan oleh pasukan sekutu untuk melumpuhkan para

pasukan lawannya, khususnya negara Jepang. Senjata nuklir tersebut

tidak hanya menimbulkan kematian pada saat mengenai targetnya

secara langsung, namun juga menciptakan efek radiasi yang buruk

teutama bagi manusia dan makhluk hidup lainya. Setelah perang dunia

kedua, fenomena radiasi nuklir tersebut menjadi pengaruh yang kuat

sebagai sumber inspirasi para pencipta cerita fiksi. Pada masa itu

monster tercipta dari makhluk hidup yang mampu bertahan dan

bermutasi akibat adanya pengaruh radiasi nuklir pada tubuhnya. Hal

tersebut justru menghidupkan kembali karakter monster pada masa

sebelumnya yang telah lama vakum, yaitu dengan ciri-ciri ukuran

tubuh raksasa yang bahkan jauh lebih besar dan menyeramkan.

Page 36: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Namun, pada perkembangannya, persepsi masyarakat tentang monster

yang menyeramkan mulai menunjukkan perubahan, mengikuti arah

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju pula.

Pada masa selanjutnya, seiring dengan perkembangan teknologi

perfilman, yaitu, pada masa film berwarna membuat pandangan baru

para pencipta fiksi tentang monster. Dorongan kreatifitas, serta

imajinasi yang dimiliki kreator, memunculkan ide baru untuk

menggambarkan monster tidak hanya ditampilkan sebagai makhluk

yang buruk dan jahat. Para kreator tersebut mencoba menampilkan

monster sebagai makhluk dengan karakter yang bodoh, cerdas, baik,

suka menolong, bahkan dengan wujud bentuk yang lucu. Fenomena

tersebut bahkan berlangsung sampai saat ini, dan mungkin akan

berkembang lebih jauh lagi sesuai dengan konteks zaman dan

kreatifitas manusia

(http://www.woofactor.com/movies/Monster/description/.

21/02/2012).

3. Jenis-jenis monster menurut konsep bentuknya

Jenis-jenis monster menurut konsep bentuknya, dibedakan

menjadi beberapa macam jenis berdasarkan kelompoknya masing-

masing yaitu:

a. Monster perpaduan antara sesama makhluk hidup

1) Monster perpaduan antara manusia dan binatang

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

manusia dan binatang, yaitu meliputi organ tubuh termasuk karakter

Page 37: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sifat, kemampuan masing-masing (kelebihan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

2) Monster perpaduan antara manusia dan tanaman

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

manusia dan tanaman, yaitu meliputi organ tubuh termasuk sifat alami,

kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

3) Monster perpaduan antara binatang dan tanaman

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

binatang dan tanaman, yaitu, meliputi organ tubuh termasuk sifat alami,

kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

4) Monster perpaduan antara binatang dan binatang

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

binatang yang satu dengan binatang yang lain, yaitu meliputi organ tubuh

termasuk sifat alami, kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun

kelemahan) yang dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu

kesatuan yang baru.

5) Monster perpaduan antara tanaman dan tanaman

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

tanaman yang satu dengan tanaman yang lain, yaitu meliputi organ

tubuh termasuk sifat alami, kemampuan masing-masing (keunggulan

ataupun kelemahan) yang dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi

satu kesatuan yang baru.

Page 38: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

6) Monster perpaduan antara manusia, binatang dan tanaman

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

manusia, binatang, dan tanaman yang satu dengan tanaman yang lain,

yaitu meliputi organ tubuh termasuk sifat alami, kemampuan masing-

masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang dimiliki keduanya hingga

menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

b. Monster perpaduan antara makhluk hidup dan perangkat teknologi

1) Monster perpaduan antara manusia dan mesin (robot)

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

manusia dan mesin yaitu meliputi organ tubuh termasuk sifat alami,

kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

2) Monster perpaduan antara binatang dan mesin (robot)

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

binatang dan mesin, yaitu meliputi organ tubuh termasuk sifat alami,

kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

3) Monster perpaduan antara tanaman dan mesin (robot)

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

tanaman dan mesin, yaitu meliputi organ tubuh termasuk sifat alami,

kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun kelemahan) yang

dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

4) Monster perpaduan antara manusia, binatang, tanaman dan mesin

(robot)

Page 39: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Figur monster yang tercipta oleh adanya proses perpaduan antara

manusia, binatang, tanaman, dan mesin, yaitu meliputi organ tubuh

termasuk sifat alami, kemampuan masing-masing (keunggulan ataupun

kelemahan) yang dimiliki keduanya hingga menjelma menjadi satu

kesatuan yang baru.

c. Monster perpaduan antara makhluk hidup dan alam benda

Monster Perpaduan antara Makhluk hidup (manusia/ binatang/

tanaman) dan benda mati (tanah, air, udara, api, udara, asap, halilintar

dan sejenisnya). Pada intinya figur monster tersebut tercipta oleh

adanya proses perpaduan antara Makhluk hidup (manusia/ binatang/

tanaman) dan alam benda (benda mati: tanah/ air/ udara/ api), yaitu

meliputi organ tubuh termasuk sifat alami, kemampuan masing-masing

(keunggulan ataupun kelemahan fisik maupun nonfisik) yang dimiliki

keduanya hingga menjelma menjadi satu kesatuan yang baru.

Perpaduan selanjutnya seperti pada penjelasan sebelumnya, yaitu

variasi susunan antara masing-masing jenis makhluk hidup dan

masing-masing jenis benda mati (elemen dasar di alam) beserta proses

perubahan yang dialaminya. Perubahan tersebut sebagai contoh;

proses perubahan yang dialami oleh air yang dipengaruhi oleh udara

dingin kemudian berubah menjadi es, kemudian tabrakan udara yang

membawa butiran-butiran es menimbulkan kilat. Dengan kata lain

hasil proses perubahan yang dialami oleh benda mati tersebut masing-

masing atau gabungan yang berubah sifat maupun wujud bentuk yang

baru dipadukan dengan makhluk hidup.

Page 40: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Monster perpaduan antara sesama alam benda

e. Monster perpaduan antara perangkat teknologi dan perangkat teknologi

f. Monster perpaduan antara perangkat teknologi dan alam benda (benda

mati)

Mengingat penjelasan yang disebutkan diatas maka sementara

dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya monster-monster tersebut

tercipta berdasarkan latar belakang budaya yang menyatu dengan

pengalaman hidup manusia (sebagai pencipta atau subjek) oleh adanya

pengaruh objek alam. Alam yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya

alam eksternal (alam nyata), namun juga alam internal (alam pikiran)

sang kreator monster tersebut yang saling mempengaruhi satu sama

lainnya. Dengan kata lain bahwa monster adalah suatu konsep

karakter (fisik maupun nonfisik) yang terbentuk sebagai

penggambaran wujud suatu objek oleh adanya hubungan batin antara

persepsi luar dengan persepsi dalam yang dialami sang kreator

terhadap objek alam.

Page 41: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. Seni, Seni Rupa dan Seni Lukis

1. Pemahaman seni

Pendefinisian istilah seni dari zaman dulu hingga sekarang ini selalu

mengalami perkembangan, yang menuju pada keberagaman pengertian baik

didunia barat maupun non-barat. Pertama, di dunia barat bahwa pengertian kata

seni dikenal dengan istilah ‗art‘ yang berasal dari ‗artes liberales‟, di mana dalam

bahasa latinnya merupakan terjemahan dari bahasa Yunani ‗mousike techne‟. Kata

‗mousike‘ diartikan sebagai ‗inspirasi‘ dan ‗dorongan rasa puisi‘, sedangkan kata

‟techne‟ mempunyai arti yaitu ‗pekerjaan yang berguna dan berfaedah‘.

Gabungan kedua pengertian tersebut menunjukkan kegiatan yang dalam

kepercayaan Yunani kuno dilindungi oleh dewi Muse (salah satu putri dari

sembilan putri mahadewa Zeus), dimana dalam pengertian sekarang adalah

kegiatan-kegiatan budaya. Lebih lanjut lagi sebagai kegiatan, „mousike techne‟

dikenal sebagai aktifitas mental yang pada satu sisi dibedakan dari aktivitas kerja

fisik dan disisi lain dibedakan dari aktivitas berfikir (rasional) yang berhubungan

dengan episteme yaitu ilmu pengetahuan (Jim Supangkat, 2006).

Sementara pengertian seni melalui beberapa pendekatan teori barat

lainnya, yaitu, melalui teori formalisme, teori ekspresi, teori metafisika, teori

kontekstual, dan teori psikologi. Pengertian seni menurut teori formalisme, adalah

perbuatan yang menampilkan bentuk yang perlu dicerna oleh perasaan estetik.

Sedangkan dalam teori ekspresi menjelaskan, bahwa, seni sebagai kegiatan

mengungkapkan perasaan batin dan kesan-kesan imajinatif penciptanya.

Sedangkan teori metafisika menjelaskan, bahwa, seni sebagai suatu upaya

menampilkan realita atau keindahan yang bersifat semu dan merupakan tiruan

Page 42: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dari realita yang sesungguhnya. Kemudian dalam teori kontekstual, seni sebagai

kegiatan maupun upaya berdasarkan sudut pandang yang bertautan dengan

lingkungan, dan kehidupan dalam masrayakat. Teori psikologi, seni sebagai

aktifitas mengungkapkan sesuatu dari kecenderungan-kecenderungan alam bawah

sadar, dan dorongan serta hasrat untuk bermain-main (Nooryan Bahari, 2008).

Pemahaman seni dari sudut pandang psikologi tersebut seperti yang

termuat dalam filsafat seni yang diungkapkan oleh Arthur Schopenhaeur. Dalam

pemikirannya tentang seni sebagai pembebasan hasrat mengungkapkan bahwa,

dunia merupakan pergulatan hasrat-hasrat manusia dalam merealisasikan

gagasannya. Schopenhaeur melihat karya seni sebagai pembebasan manusia dari

―diri pribadi‖ dan ―kematerian‖, melalui pengertian hasrat dan keinginan. Dalam

berinteraksi dengan karya itulah, antara hasrat dan keinginan akan terhanyut

dalam permainan imajinasi dalam alam pikirannya (Bagoes P. Wiryomartono,

2001: 51-52).

Kedua, pengertian seni di dunia non-barat dimana dalam hal ini

khususnya di Indonesia. Hal tersebut mengingat bahwa, di Indonesia sendiri

istilah seni tidak sama dengan pengertian seni pada zaman dulu, yaitu seni yang

berasal dari kata ‗sani‘ dalam bahasa melayu yang artinya ‗kecil‘ dan ‗halus‘.

Lebih luas lagi menurut I.G. Bg. Sugriwa mengungkapkan bahwa, kata ‗seni‘

diduga berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya penyembahan, pelayanan, dan

pemberian. Namun hal tersebut tidak sepaham dengan Padmapuspita (seorang ahli

bahasa Sansekerta), yang menganggap bahwa kata seni tidak ditemukan dalam

bahasa Sansekerta, namun berasal dari bahasa Belanda ‟genie‟ yang diambil dari

kata latin „genius‟ (Nooryan Bahari, 2008: 61). Dalam hal ini “genius” yang

Page 43: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dimaksud sebagai suatu kemampuan lebih yang dimiliki seseorang, dimana secara

khusus kemampuan (seniman) tersebut tidak sama dengan yang dimiliki orang

awam pada umumnya.

Pada dasarnya, pengertian seni sebanyak orang yang mendefinisikannya.

Mengingat bahwa banyaknya karya seni yang tercipta dari berbagai negara

dengan jenis karakter sifat yang berbeda satu sama lainya, dimana masing-masing

seniman tersebut memiliki konsep tersendiri sesuai dengan latar belakang

kehidupan budayanya. Beberapa pemaparan diatas, intinya merujuk pada

pemahaman bahwa, seni adalah segala kegiatan manusia yang secara khusus

mencurahkan suatu gagasan, perasaan, maupun kondisi mental dengan

pengalaman pribadi seniman terhadap alam, melalui medium yang

dikehendakinya dan mewujud menjadi karya cipta. Lebih lanjut lagi, bahwa karya

cipta dalam hal ini sesuai dengan konsep bentuk maupun dalam wujud essensinya

masing-masing (disesuaikan dengan media ungkapan yang dikehendaki sang

seniman) yaitu dalam bentuk benda, maupun tindakan.

2. Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang secara khusus menghasilkan suatu

wujud sebagai hasil karya manusia yang diterima dengan indra penglihatan. Hal

tersebut juga mengarah pada pengertian seni dalam arti terbatas, yaitu visual arts

atau seni penglihatan dimana fungsi mata memegang peranan yang cukup

signifikan dalam kegiatan observasi, kreasi, dan apresiasi, serta evaluasi. Secara

garis besar, seni rupa dibagi menjadi dua kategori yaitu seni rupa murni dan seni

rupa terapan. Pertama, seni rupa murni adalah seni rupa yang secara khusus

dimaksudkan untuk menghasilkan karya rupa murni sebagai media ekspresi

Page 44: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

semata, dengan mengabaikan fungsi ekonomi dan kegunaan praktis. Kedua, seni

rupa terapan adalah seni rupa yang tidak hanya dimaksudkan untuk menghasilkan

karya rupa sebatas ekspresi semata, namun juga dimaksudkan untuk fungsi

ekonomi dan kegunaan praktis. Sedangkan menurut wujud jenis dimensinya, seni

rupa di bagi menjadi dua, yaitu wujud dua dimensi dan wujud tiga dimensi

(Nooryan Bahari, 2008:51).

3. Seni Lukis

Pengertian seni lukis adalah cabang dari seni rupa yang menampilkan

permainan unsur-unsur seni rupa yaitu meliputi unsur warna, bidang, garis,

bentuk dan tekstur pada permukaan benda dua dimensi maupun tiga dimensi.

Dalam hubungannya sebagai seni rupa murni, bahwa seni lukis merupakan bahasa

ungkapan pengalaman artistik dan ideologi sang pelukis. Pemahaman tersebut

didukung oleh pernyataan Darsono Sony Kartika yang mengungkapkan bahwa,

seni lukis merupakan ungkapan pengalaman estetik yang diwujudkan dalam

bentuk dua dimensional (Nooryan Bahari, 2008: 82; Darsono Sony Kartika, 2004:

36).

Sementara dalam sejarah seni lukis di indonesia, khususnya para pelukis

pada masa PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) yaitu pada tahun 1937,

secara umum lebih dikenal dengan sebutan ahli gambar. Seni lukis dianggap

memiliki kekuatan dan kapasitas dalam menghadirkan dan berkomunikasi antara

satu dunia dengan dunia lain, melalui karakteristik goresan dan gambaran yang

sesuai dengan sang seniman tersebut. Hal tersebut menjadikan suatu karya seni

diciptakan hanya atas dorongan dari dalam yang memaksa seniman untuk

melahirkannya.

Page 45: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Lebih lanjut bahwa, penjelasan tersebut seperti yang dijelaskan dalam

filsafat seni yaitu, pelukis adalah asal muasal karya dan dunia lukisan adalah

dunia si pelukis. Lebih lanjut, bahwa lukisan tersebut tercipta dan tergambar

melalui pelukis sesuai dengan ide dan teknik yang dikehendaki sang pelukis.

Sedangkan berkarya tidak akan lepas dari membuat suatu bingkai yang satu

terhadap sesuatu yang lain. Sehingga karya lukis membuka mata batin kita untuk

melihat yang tak terlihat (Bagoes P. Wiryomartono, 2001). Pada intinya, seni

lukis merupakan cabang seni rupa yang mengungkapkan pengalaman estetik sang

penciptanya melalui permainan unsur-unsur seni rupa yaitu meliputi unsur warna,

bidang, garis, bentuk dan tekstur pada permukaan suatu objek yang menjadi

medianya.

a. Drawing sebagai media dalam proses penciptaan karya seni lukis

Media merupakan suatu sarana untuk mengungkapkan gagasan.

Drawing sebagai media dalam proses penciptaan karya seni lukis. Drawing

merupakan istilah kata dalam bahasa inggris yang artinya menggambar.

Sedangkan menggambar adalah aktifitas membentuk imaji, dengan

menggunakan banyak pilihan teknik dan alat pada permukaan benda. Pada

esensinya menggambar melibatkan tidak lebih dari selembar kertas, rintisan

coretan pensil yang cerdas, dan penglihatan yang tajam. Menggambar

merupakan yang paling dasar dari semua bentuk seni rupa (Sayre, 2004).

Berbagai macam media gambar dapat dibagi menjadi dua kategori

dasar yaitu, media kering dan media basah. Pertama, media kering yaitu,

dalam penggunaan alat maupun bahannya tanpa melibatkan unsur cairan atau

tinta cair pada saat proses berkarya. Beberapa jenis alat gambar yang

Page 46: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

digunakan pada media kering tersebut diantaranya yaitu meliputi; pensil,

batang arang, konte, silverpoint. Kedua, media cair yaitu dalam penggunaan

alat maupun bahannya membutuhkan campuran unsur cairan atau tinta cair

pada saat proses berkarya berlangsung. Beberapa jenis alat ataupun bahan

yang termasuk dalam kategori media basah tersebut yaitu meliputi; tinta cina

atau tinta embak, cat air, cat akrilik, pena, ballpoint-pen.

Menurut perkembangan teknologi saat ini, media menggambar juga

dapat dilakukan dengan media digital. Perangkat bantu yang digunakan adalah

dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga istilah media

menggambar dengan media tersebut lebih dikenal dengan media digital.

b. Pemahaman dalam proses menggambar

Pengamatan proses menggambar secara umum, dapat disimpulkan

bahwa menggambar merupakan aktivitas komprehensif yang meliputi proses

kognitif, afektif, dan psiko-motorik. Proses-proses tersebut seperti yang

dijelaskan dalam ilmu biopsikologi (perpaduan antara disiplin ilmu biologi

dengan psikologi), yaitu sebagai berikut:

1) Kognitif

Kognitif adalah kemampuan berpikir dan menganalisis suatu

kebenaran berdasarkan pemikiran yang rasional. Kemampuan Kognitif

dalam menggambar selama proses tersebut meliputi: daya ingat bentuk

ruang 2D/ 3D, struktur geometri, bentuk, dimensi, identifikasi, analisis

(mengurai, mendefinisi), dan evaluasi.

2) Afektif

Page 47: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Afektif adalah kemampuan mengolah kepekaan rasa dan emosi

berdasarkan suatu kebenaran relatif. Kemampuan Afektif dalam

menggambar meliputi: komposisi, keseimbangan, kepekaan, persepsi,

selera, dan sensasi.

3) Psikomotorik

Psikomotorik adalah integrasi kemampuan otak dan anggota

tubuh dalam menerjemahkan sesuatu yang ada di pikiran menjadi

wujud visual. Kemampuan psikomotorik merupakan koordinasi antara

proses kognitisi dan afeksi pada gerakan motorik dalam melakukan

aktifitas menggambar :

a) Ketrampilan membentuk, menggaris dan mengarsir.

b) Keahlian merender, memindahkan obyek yang dilihat atau

dipikir ke suatu bidang gambar.

c) Mengolah sensasi, persepsi, sketsa, dan konsep bentuk.

Ketiga kemampuan tersebut secara sinergis berguna dalam

mendiskripsikan dan mempresentasikan ide sang seniman. Dalam arti terbatas

menggambar merupakan bagian dari seni lukis, dimana karya lukis dalam hal

ini sebagai hasil akhir dari kelanjutan proses menggambar. Dengan kata lain

bahwa, menggambar dalam hal ini hanya dimanfaatkan sebagai teknik dalam

proses penciptaan karya lukis yaitu, dengan cara mencurahkan gagasan,

perasaan, pengalaman estetik dan kondisi batin atau alam pikir sang seniman.

4. Kertas karton ivory sebagai material (bahan) karya seni lukis

Sebelum berkarya, seniman cenderung ingin memperoleh pemahaman

tentang bagaimana material tersebut diekploitasi supaya mampu mengaplikasikan

Page 48: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

gagasan sang seniman. Karya lukis merupakan hasil dari melukis. Sedangkan

pengertian melukis secara umum adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi

atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu.

Selanjutnya dari batasan pemahaman melukis tersebut sehingga mengarah pada

pemahaman tentang material (bahan) yang digunakan untuk melukis sangatlah

beragam. Keberagaman tersebut mengingat perkembangan teknologi yang ada

serta daya kreatif individu, sehingga terciptalah berbagai macam material yang

digunakan oleh seniman. Berbagai material tersebut yaitu, dinding, kanvas, kertas,

serta permukaan benda yang lainnya. Sedangkan sehubungan dengan pemahaman

material yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu kertas, maka perlunya penulis

mencoba memahami tentang kertas berdasarkan referensi yang didapat.

Pemahaman kertas dan jenis kertas yang akan digunakan kreator dalam

hubungannya sebagai media karya lukis.

a. Pengertian kertas

Secara umum pengertian kertas adalah sejenis lembaran serbasama

yang terbuat dari jalinan serat selulosa, dengan bantuan zat pengikat, dan

dibuat dalam berbagai jenis berdasarkan macam dan jenis tujuan

penggunaannya (A. Hadyana Pudjaatmaka, 2002: 386). Sedangkan menurut

etimologinya bahwa pengertian kertas atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal

dengan kata „paper‟, (juga dalam bahasa Belanda, Jerman, serta Perancis

dikenal dengan kata „papier‟, sedangkan di Spanyol dikenal dengan kata

„papel‟) berasal dari kata „papyprus‟, yaitu nama sejenis tanaman yang

ditemukan di sepanjang Sungai Nil yang digunakan sebagai bahan untuk

membuat media tulis (http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas. 03/02/2012).

Page 49: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Pemahaman sejarah tentang terciptanya kertas

Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya kertas, manusia

menggunakan permukaan gambar dari tanah dan dinding gua, namun yang

paling sering digunakan adalah tablet lempung yang telah dibakar. Hal

tersebut terlihat pada peradaban bangsa Sumeria yang banyak sekali dijumpai

prasasti dari berbagai media mulai dari batu, kayu, bambu, kulit dan tulang

pada hewan. Di Indonesia sendiri juga dapat dijumpai pada naskah kuno

nusantara dari beberapa abad lampau yang ditulis pada daun lontar

(Eunike,Yoanita, 2010).

Cikal bakal kertas baru ditemukan pada peradaban Mesir Kuno, yaitu

pada masa wangsa Firaun yang menyumbangkan ilmu pengetahuan tentang

‗papirus‟ sebagai media untuk menulis. Hal tersebut kemudian menyebar ke

seluruh bagian Timur Tengah, sampai Romawi di Laut Tengah lalu menyebar

ke seantero Eropa. Penggunaan papirus diluar wilayah Mesir dirasa sangat

mahal karena dari bahan papirus kering hanya banyak ditemukan di sekitar

wilayah sepanjang tepi Sungai Nil (Rachman Cahyono, 2007). Selanjutnya

seiring dengan ditemukannya teknologi alat dan teknik untuk membuat kertas

yang terus berkembang dan semakin maju seperti sekarang ini, sehingga

mampu menciptakan berbagai jenis kertas dengan bentuk dan ukuran yang

beragam yaitu disesuaikan dengan jenis kebutuhan penggunaannya.

c. Jenis kertas

Kertas tersedia dalam berbagai kelas kualitas, mulai dari kertas koran

(merupakan kertas berkualitas terendah dan yang termurah, terbuat dari bubur

kayu) sampai dengan yang berkualitas tertinggi 100 persen kertas kain (dibuat

Page 50: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dari serat kain robek atau kain tua yang telah ditambahkan dengan suatu

ukuran tertentu). Ada juga kertas buatan tangan, biasanya yang kualitas sangat

tinggi, bahkan mungkin berisi inclutions eksotis, seperti sayap kupu-kupu atau

bit dari daun emas. Perkamen (kulit domba) dan vellum (vealskin) juga

digunakan (Sayre, 2004).

d. Pemahaman tentang kertas karton ivory

Pengertian kertas karton dimana dalam bahasa inggrisnya dikenal

dengan istilah paperboard, seperti yang dijelaskan dalam kamus kimia yang

khusus membahas seluk beluk mengenai kertas adalah sejenis kertas yang

tebal, berat, kaku dengan satu lapis atau lebih (majemuk), yang lazimnya

dibuat dengan mesin kertas silinder maupun fourdrinier, dengan atau tanpa

pembentuk ganda. Lebih khusus lagi tentang jenis kertas karton dalam

hubungannya sebagai media karya lukis yang akan digunakan dalam hal ini,

yaitu jenis karton (warna) gading atau lebih dikenal dengan istilah kertas

karton ivory. Karton ivory adalah sejenis kertas karton yang mempunyai berat

dan ukuran minimal 150 gram per- meter persegi, yang melalui proses

pendarihan secara baik, dan terbuat seluruhnya dari pulp kimia putih

(A. Hadyana Pudjaatmaka, 2002).

Keunggulan Kertas karton ivory dapat digunakan untuk menulis dan

mencetak dengan kualitas yang baik yaitu, sifat utamanya yang kuat, halus,

kaku, serta penampilannya juga bersih. Sebagai bahan percetakan, ivory juga

dijadikan sebagai bahan pembungkus produk, khususnya produk sabun dan

rokok. Karton ivory dibedakan menjadi dua macam yaitu karton ivory satu

muka dan karton ivory dua muka. Pertama, karton ivory satu muka yaitu,

Page 51: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

hanya satu lapisan pemutih saja disalah satu permukaan sisinya. Kedua, karton

ivory dua muka yaitu, memiliki dua lapisan pemutih pada kedua permukaan

sisinya. Menurut macam bentuk dan ukuran karton ivory yang biasa

dipasarkan yaitu sebagai berikut:

1) Karton ivory Menurut bentuk

a). Gulungan (in roll)

Karton ivory dalam bentuk in roll berdasarkan pada lebar,

diameter core, dameter roll dan berat. Khusus pada ukuran lebar dan

diameter roll ditentukan berdasarkan permintaan dari konsumen.

Sedangkan ukuran diameter core umumnya disesuaikan pada standar

yang digunakan yaitu antara lain 3”, 6”, dan 10”. Sebagai contoh:

karton ivory 230 gram memiliki lebar 79 cm, diameter core 6‖,

diameter roll 100 cm dan berat 1.000 kg.

b). Lembaran (in sheet)

Karton ivory dalam bentuk ini berdasarkan pada ukuran rim.

Sedangkan ukuran standarnya yaitu: 79 cm x 109 cm dan 65 cm x 100

cm. Sebagai contoh: karton ivory 230 gram dengan ukuran 79 cm x

109 cm terdapat 500 lembar dalam 1 rim.

2) Karton ivory menurut berat (grammatur)

Berat dalam hal ini adalah berat bersih atau netto, dimana karton

ivory dibedakan menjadi beberapa macam golongan berdasarkan netto yaitu,

150 gram, 170 gram, 190 gram, 210 gram, 230 gram, 250 gram, 280 gram,

310 gram, 350 gram (http://digilib.petra.ac.id/chapter.pdf. 04/03/2012).

Page 52: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

D. Komponen Seni Rupa

Komponen karya seni terdiri dari tiga bagian, yaitu tema, bentuk, dan isi.

Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang terkandung dalam suatu

karya seni rupa. Masing-masing komponen tersebut mempunyai perannya

tersendiri, serta saling melengkapi satu sama lainya untuk membentuk satu

kesatuan yang utuh.

1. Tema (Subject matter)

Tema atau Subject matter merupakan suatu pokok persoalan utama yang

diangkat dalam karya seni. Sementara, menurut P. Mulyadi, bahwa, pengertian

tema atau subject matter adalah apa saja yang diungkapkan dalam suatu karya

seni. Dalam karya-karya yang abstrak, subject matter yang dimaksud ada dalam

dunia ide atau konsep-konsep intelektual; dan ini berlainan dengan karya-karya

non abstrak dimana subject matter mendasarkan pada fakta-fakta atau obyek-

obyek yang dapat dilihat (P. Mulyadi, 1993:15)

Menurut Jim Supangkat bahwa yang dimaksud dengan subject matter

adalah bentuk atau gambaran (yang paling dominan), yang dianggap sebagai

‗pokok persoalan utama‘ dalam setiap karya seni rupa (Jim Supangkat, 2005:

xvii). Lebih lanjut lagi, bahwa, pada dasarnya inti pokok persoalan yang

dihasilkan sebagai akibat adanya proses pengolahan objek alam, yang terjadi

dalam gagasan seorang seniman dengan pengalaman pribadinya. Objek alam

tersebut dapat mengarah pada objek alam eksternal (alam nyata) maupun objek

alam internal (alam pikiran).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa, pengertian tema

atau subject matter dalam karya seni rupa adalah apa saja yang ditampilkan dalam

Page 53: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

suatu karya seni rupa (figur-figur, objek-objek, tempat-tempat, dan peristiwa-

peristiwa), sebagai, sarana untuk megungkapkan maksud yang berada di dalam

benak seniman.

2. Bentuk (form)

Menurut etimologinya istilah bentuk atau dalam bahasa inggrisnya dikenal

dengan kata “form” dan berawal dari bahasa kuno Perancis “forme“ yang artinya

―bentuk fisik, penampilan, yang menyenangkan; bidang, gambar.‖ Sedangkan

kata “forme” diambil dari kata Latin “forma” yang artinya ―kontur, figure,

bidang; penampilan, desain; pola, jenis isyarat‖, yang diambil dari akar kata

“morphe”, yang artinya ―kecantikan, penampilan luar‖

(http://www.etymonline.com/index.php?term=form. 21/02/2012).

Sementara itu, Darsono Sony Kartika dalam bukunya yang berjudul “Seni

Rupa Modern” (2004), mengungkapkan bahwa, bentuk atau “form” adalah

totalitas dari pada karya seni itu sendiri yaitu merupakan organisasi atau satu

kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur yang mendukung karya. Sehingga

bentuk fisik dalam karya seni rupa merupakan susunan atau konfigurasi dari

unsur-unsur seni rupa. Pengertian tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh

P. Mulyadi bahwa bentuk pada karya seni rupa yaitu organisasi dari unsur-unsur

rupa untuk mewujudkan apa yang disebut sebagai karya. Sedangkan unsur-unsur

yang dimaksud diantaranya meliputi, unsur garis, volume, warna, bidang, yang

intinya dapat diterima melalui panca indera, yaiyu dapat dilihat atau diraba

(Darsono Sony Kartika, 2004: 30; P. Mulyadi, 1997: 16).

Page 54: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Untuk memahami hal tersebut lebih lanjut lagi seperti yang dijelaskan

oleh M. Dwi Marianto dalam bukunya yang berjudul “Seni Kritik Seni” (2002),

bahwa:

―….Bentuk itu bisa realistic atau abstrak, representasional atau non-

representasional, dibuat secara cermat dengan persiapan yang

matang atau dibuat secara spontan ekspresif.–menerangkan

bagaimana materi subjek (subject matter) karyanya melalui medium

yang dipilih.–membicarakan komposisinya,–aransemennya, dan

kontruksi visualnya. Elemen-elemen formal suatu karya seni

meliputi titik, garis, shape, cahaya, teksture, massa, ruang, dan isi.–

elemen-elemen formal ini diorganisir dikatakan sebagai prinsip-

prinsip desain–.–meliputi skala, proporsi, unity–, repetisi, ritme,

keseimbangan, kontras, penekanan, dominasi,…(M. Dwi Marianto,

2002: 6).‖

3. Isi

Pengertian isi dalam seni rupa adalah arti yang terkandung didalam

totalitas bentuk dan subjek matter yang ditampilkan dalam suatu karya rupa.

Menurut P. Mulyadi, isi adalah kualitas atau arti yang ada didalam suatu karya

seni, di mana isi merupakan arti yang esential daripada bentuk (P. Mulyadi,

1994:16).

Sedangkan pengertian isi menurut Darsono Sony Kartika dalam bukunya

yang berjudul “Seni Rupa Modern”, yang menyatakan bahwa:

―Isi atau arti sebenarnya adalah bentuk psikis dari seorang penghayat

yang baik. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri

penghayat. Bentuk hanya cukup dihayati secara inderawi tetapi isi

atau arti dihayati dengan mata batin seorang penghayat secara

kontemplasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi disamakan-

dengan subjek matter seorang penghayat (Darsono Sony Kartika,

2004: 30).‖

Lebih jelasnya lagi seperti contoh yang diajukan oleh M. Dwi Marianto,

yang mengungkakan bahwa:

Page 55: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

―….makna atau isi suatu karya seni disampaikan dalam bahasa seni.

Contohnya, sebuah gambar dengan garis yang terputus-putus pendek

dan melengkung akan ‗mengatakan‘ sesuatu yang berbeda dibanding

sebuah gambar yang sama dengan garis-garis yang lembut tertata

walau memiliki subject-matter sama (M. Dwi Marianto, 2002: 18).‖

Dari pemahaman diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian isi

dalam seni rupa merupakan arti yang terkandung didalam konfigurasi antara

subject matter dalam totalitas bentuknya terhadap pengalaman batin sang

seniman, yang ditampilkan melalui medium yang digunakan pada karya rupa.

E. Unsur-unsur Seni Rupa

1. Garis

Pengertian garis secara umum adalah goresan. Menurut Arfial Arsad

Hakim dalam buku panduan “Nirmana Dwi Matra” (1997), menjelaskan bahwa

garis adalah sederetan titik-titik yang berhimpit yang juga merupakan suatu

goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti

benang atau pita. Dengan kata lain, garis merupakan deretan (kumpulan) titik-titik

yang dimulai dari sebuah titik ke titik berikutnya yang kemudian digerakkan

kearah tertentu sehingga terjadilah apa yang disebut dengan garis (Arfial Arsad

Hakim,1997: 42).

Sementara itu, Nooryan Bahari dalam bukunya “Kritik Seni: Wacana,

Apresiasi dan Kreasi” (2008), menjelaskan bahwa garis mempunyai dimensi

ukuran dan arah tertentu beserta sifat-sifatnya yang khas yaitu bisa pendek,

panjang, halus, tebal berombak, lurus, melengkung, dan mungkin masih ada sifat

yang lainnya. Garis yang digoreskan dengan jujur mengikuti kata batin sang

pencipta, maka disanalah akan ditemukan identitas sang pencipta tersebut.

Page 56: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Karakter garis bersifat personal dan mampu melahirkan bentuk sekaligus tekstur,

nuansa, ruang dan volume tertentu, sehingga melahirkan karakter khusus dari

seseorang (Nooryan Bahari, 2008: 98-99).

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Darsono Sony Kartika dalam

bukunya yang berjudul “Seni Rupa Modern” (2004), bahwa ―garis yang dibuat

oleh seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis

yang dihadirkan. Sehingga, –garis mempunyai karakter yang berbeda pada setiap

goresan yang lahir dari seniman (Darsono Sony Kartika, 2004: 40)‖. Dari

beberapa pemahaman tentang pengertian garis seperti diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan dalam hubungannya dengan karya penulis, yaitu garis merupakan

terhubungnya antara titik yang berhimpit yang membentuk suatu goresan dengan

dimensi dan arah tertentu sehingga memunculkan karakter khusus yang

menghadirkan kesan seperti pada sehelai benang.

2. Bidang (Shape)

Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekilingnya dibatasi oleh garis.

Secara umum bidang dikenal dengan dua jenis, yaitu bidang geometris dan

organis. Bidang geometris meliputi lingkaran, segi empat, segi tiga, dan jenis-

jenis segi yang lainnya. Sedangkan bidang organis dengan bentuk bebas yang

terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas (Nooryan Bahari, 2008: 100).

3. Tekstur

Tekstur merupakan kesan raba suatu permukaan. Tekstur dibagi menjadi

dua macam jenis yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Pertama, tekstur nyata,

yaitu nilai permukaan nyata atau sesuai antara kesan yang tampak dengan nilai

Page 57: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

raba yang sebenarnya. Kedua, adalah tekstur semu yaitu, kesan raba permukaan

benda yang disebabkan persepsi indera penglihatan terhadap teknik gelap

terang(kesan aktual) yang ditampilkan pada objek tersebut, namun nilai raba yang

sebenarnya justru terasa sangat halus atau licin ketika diraba (Nooryan Bahari,

2008: 102).

4. Ruang

Ruang adalah wilayah dimana suatu objek maupun peristiwa berada.

Dalam hubungannya dengan seni rupa, pengertian ruang lebih dikhususkan lagi,

bahwa, ruang adalah daerah yang memiliki kesan tiga dimensi dimana suatu unsur

seni dapat ditempatkan atau dihadirkan. Ruang dalam seni rupa dibagi menjadi

dua macam, yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang nyata adalah bentuk dan

ruang yang benar-benar dapat dibuktikan serta dapat dicerap oleh panca indera.

Sedangkan, ruang semu adalah kesan indera penglihatan terhadap permainan

bentuk dan ruang seperti apa adanya.

5. Warna

Pengertian warna secara objektif atau fisik, yaitu warna adalah sifat

cahaya yang dipancarkan. Sementara pengertian cahaya adalah gelombang

elektromagnetik yang panjangnya antara 380 – 760 nanometer. Warna dapat

dibentuk oleh panjang gelombang cahaya yang tampak oleh mata, yaitu, salah

satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian sempit dari gelombang

elektromagnetik. Sementara secara subjektif atau psikologis, warna adalah

sebagian dari pengalaman indra penglihatan manusia (Pinel, John P.J., 2009: 162;

Wirania Swasty, 2010).

Page 58: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Penjelasan diatas, sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nooryan Bahari

(2008) yang mengungkapkan, bahwa, warna adalah gelombang cahaya dengan

frekuensi yang dapat mempengaruhi indera penglihatan manusia (Nooryan

Bahari, 2008: 100). Dalam memahami warna selanjutnya maka penulis mencoba

untuk menyederhanakannya menjadi beberapa sub pemahaman tentang warna,

yaitu:

a. Pemahaman warna menurut kejadiannya

Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua macam kelompok,

yaitu warna primer additive dan warna primer subtractive. Pertama, warna

additive adalah warna yang berasal dari cahaya yang biasa disebut

spectrum warna. Warna primer addictive tersebut terdiri dari tiga warna

pokok, yaitu, merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Kedua, warna

subtractive adalah warna yang berasal dari bahan yang disebut pigmen.

Warna primer subtractive tersebut terdiri dari tiga warna pokok yaitu biru

(blue), merah (red), dan kuning (yellow) (Wirania Swasty, 2010 & Wolke,

2000 diterjemahkan oleh Alex Tri Kanjono W, 2005).

b. Klasifikasi warna

Klasifikasi warna primer menurut teori Brewster (1831),

mengklasifikasikan warna yang berasal dari pigmen menjadi empat

kategori, yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier, dan warna

netral. Pertama, warna primer adalah warna dasar yang belum tercampur

dengan warna-warna lain. Warna dasar pigmen tersebut meliputi merah,

biru, dan kuning. Kedua, warna sekunder adalah warna yang dihasilkan

dari proses pencampuran antara satu warna primer dengan satu warna

Page 59: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

primer yang lain, dengan perbandingan 1:1. Ketiga, warna tersier adalah

warna yang dihasilkan dari proses pencampuran antara satu warna primer

dengan satu warna sekunder. Keempat, warna netral adalah warna dari

hasil pencampuran ketiga warna dasar dengan proporsi 1:1:1.

Pencampuran yang tepat biasanya akan menjadi warna hitam (Wirania

Swasty, 2010).

c. Putih dan Hitam

Penggunaan jenis warna dalam konsep penciptaan karya ini, yaitu

warna putih dan hitam, maka diperlukan pemahaman antara kedua jenis

warna tersebut. Hal tersebut mengingat adanya pertentangan antara kedua

kelompok orang (peneliti). Pertama, salah satu kelompok menyatakan,

bahwa putih sama sekali bukan warna, dalam arti lebih khusus lagi yaitu

tanda ketidakhadiran warna. Kedua, kelompok yang lain menyatakan

bahwa, putih adalah warna.

1) Putih

Pertama, cahaya putih merupakan campuran semua warna yang terdiri

dari semua panjang gelombang yang dapat dilihat oleh kemampuan

(indera penglihatan) mata manusia. Pengertian ‗putih‘ atau dalam

bahasa Inggris‘nya “white”, yang berasal dari bahasa Indo-Eropa yang

berarti ―terang‖ atau ―benderang‖ tanpa warna sama sekali. Sehingga

cahaya putih bagi penglihatan mata manusia dikenal sebagai cahaya

tanpa warna. Sir Isaac Newton (1666) membuktikan bahwa, cahaya

netral tersebut dapat diuraikan menjadi tujuh kategori dalam spektrum

warna, yaitu; merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Hal

Page 60: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tersebut sebagai upaya untuk membuktikan bahwa warna-warna

tersebut bergabung membentuk cahaya yang disebut putih. Kedua,

sebuah benda putih disebut putih ketika cahaya putih mengenainya,

yang kemudian benda tersebut memantulkan semua warna yang datang

ke arah tersebut secara merata ke mata kita tanpa mengubah komposisi

campurannya sama sekali. Lebih lanjut lagi, molekul-molekulnya yang

kebetulan tidak menyerap cahaya tampak, menjadikan benda tersebut

terlihat mempunyai warna yang sama dengan cahaya putih yang

meneranginya. Sehingga orang menyebut warna benda tersebut

―putih‖. Artinya benda tersebut tidaklah mempunyai warnanya sendiri

(Wolke, 2000 diterjemahkan oleh Alex Tri Kanjono W, 2005).

2) Hitam

Pengertian hitam ditinjau dari sudut pandang warna addictif

merupakan ketidak hadiran cahaya yang menjadikan mata tidak

mampu melihat sesuatu benda sama sekali (Pineal, John P.J., 2009).

Sedangkan ditinjau dari sudut pandang warna subtractif, bahwa hitam

adalah warna netral, yang tercipta dari adanya percampuran antara

ketiga warna primer pigmen dengan perbandingan proporsi yang tepat

(Wirania Swasty, 2010). Warna benda hitam tersebut mempunyai sifat

yang berlawanan dengan warna benda putih, yaitu warna benda hitam

lebih didominasi dengan banyak menyerap cahaya, dan sedikit

memantulkan cahaya yang mengenainya (Wolke, 2000 diterjemahkan

oleh Alex Tri Kanjono W, 2005).

Page 61: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari pemahaman warna diatas maka dapat disimpulkan, bahwa, warna

adalah kesan yang ditimbulkan oleh adanya sifat cahaya dengan frekuensi

yang dapat mempengaruhi persepsi penglihatan mata manusia. Sedangkan

putih dan hitam dalam hal ini adalah sama-sama sebagai warna benda netral.

Kedua warna benda netral tersebut (hitam dan putih) memiliki sifat yang

berseberangan terhadap persepsi penglihatan mata manusia. Dengan kata lain,

sebenarnya kedua kelompok tesebut mengungkapkan dua hal berbeda, dimana

kelompok yang satu mengungkapkan cahaya putih, dan yang satunya lagi

mengungkapkan benda berwarna putih.

F. Organisasi dari Unsur Desain

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau disebut juga unity merupakan susunan kepaduan dalam

keberagaman untuk menjadi satu secara utuh. Sementara Darsono Sony

Kartika (2004), mengungkapkan bahwa: “kesatuan merupakan efek yang

dicapai dalam suatu susunan atau komposisi diantara hubungan unsur

pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan

yang utuh” (Darsono Sony Kartika, 2004: 59). Mengenai kesatuan tersebut,

Herbet Read (dalam Nooryan Bahari, 2008), menyatakan bahwa : “In a

perfect world of art, all the element are interrelated; they cohere to form a

unity which has value greater than more sum of these element.” Lebih lanjut,

bahwa unity merupakan kriteria kesempurnaan dari pengorganisasian unsur

secara keseluruhan, dengan kata lain sebuah karya seni yang baik jika unsur-

unsur‘nya tidak terpisah-pisah (Nooryan Bahari, 2008: 104).

Page 62: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Keseimbangan (Balance)

Pengertian keseimbangan dalam karya seni rupa adalah keadaan antara

kekuatan susunan unsur-unsur seni rupa yang berhadapan dan menimbulkan

adanya kesan bobot sebanding secara visual ataupun secara intensitas

kekaryaan. Lebih lanjut lagi pemahaman tentang keseimbangan dalam karya

seni rupa dibedakan menjadi dua macam yaitu keseimbangan formal (formal

balace) dan keseimbangan informal (informal balance).

1) Keseimbangan Formal (formal Balance)

Formal balance dalam karya seni rupa adalah jenis

keseimbangan pada dua pihak berlawanan dari satu poros. Lebih lanjut

bahwa, keseimbangan formal tercipta oleh adanya susunan unsur

sejenis dan identitas visual pada jarak yang sama terhadap titik pusat

yang imajiner.

2) Keseimbangan Informal (Informal Balance)

Informal balance adalah jenis keseimbangan sebelah

menyebelah pada susunan ketidaksamaan atau kontras dan selalu

asimetris. Lebih jelasnya bahwa jenis keseimbangan tersebut

didasarkan pada pertimbangan kesan bobot visual dari keragaman

susunan unsur-unsur seni rupa yang dihadirkan ataupun ukuran bentuk

yang dominan pada karya (Darsono Sony Kartika, 2004: 61-62).

Page 63: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Dominasi

Dominasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk

menerjemahkan kata kerja dalam bahasa inggris “domination” yang artinya

penjajah. Sedangkan dominasi dalam karya seni rupa adalah suatu unsur-unsur

tertentu yang menguasai pada karya yang dihadirkan sebagai daya tarik untuk

menciptakan pusat perhatian dalam karya yang ditampilkan. lebih lanjut lagi,

mengenai istilah yang berhubungan dengan dominasi tersebut yaitu:

a. Center of interest (Center point) : pusat perhatian/fokus perhatian.

b. Focal point : titik kuat/pusat

c. Eye catcher : penarik pandang

d. Emphasis : penekanan

e. Eye pathway : pengarah pandang

4. Kesederhanaan (simplicity)

Simplicity adalah suatu susunan yang mampu memberikan kesan yang

tidak rumit (sederhana) terhadap suatu tatanan selektif dan kecermatan

pengelompokan unsur-unsur artistik pada desain yang dihadirkan.

Kesederhanaan yang dimaksud misalnya dari segi penggunaan jenis warna

yang sedikit (menampilkan dua atau tiga warna saja), begitu pula penggunaan

garis, shape dan lain sebagainya.

G. Abstrak, abstraksi dalam Seni rupa

Pengertian abstrak secara umum adalah sesuatu yang tidak berwujud

ataupun tidak berbentuk. Sedangkan pengertian abstrak dalam seni rupa adalah

suatu obyek yang dihadirkan dalam karya seni rupa yang bukan merupakan tiruan

Page 64: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dari alam. Lebih lanjut lagi bahwa objek tersebut merupakan ciptaan-ciptaan yang

terdiri dari susunan unsur-unsur seni rupa yang sama sekali terbebas dari ilusi atas

bentuk-bentuk yang berasal dari alam, di mana bentuk-bentuk dari alam tersebut

hanya berfungsi sebagai motif (Mikke Susanto, 2002).

Sementara pengertian abstrak, abstraksi menurut Otto G. Ocvirk dalam

bukunya yang berjudul “Art Fundamentals Theory and Practice”

mengungkapkan bahwa:

―Abstract, abstraction: (1) ―— an idea stripped of its concrete

accompaniments, an ‗essence‘ , or ‗summary‘ .‖ (Cheney) (2) An art

form in which there is little, if any, indication of the physical objects

commonly perceived in nature. (3) Simplification and rearrangement

of objects or elements of form to express an artist‘s ―feelings‖ of

reality. (4) A desaign which is non-representational in purpose

(Ocvirk, 1962: 5).‖

Hal di atas dapat disimpulkan bahwa seni abstrak terjadi karena adanya

pengolahan suatu bahan yang ada menjadi suatu karya estetik tanpa tujuan

membentuk sesuatu dan tidak mewakili bentuk apapun. Sedangkan yang

dimaksud dengan abstraksi adalah tindakan menghindari peniruan obyek secara

mentah atau apa adanya yang ada di alam. Sedangkan kata abstraksi menurut

etimologinya berasal dari bahasa Latin yaitu “ab”, yang berarti ―dari,‖ dan

“trahere” yang berarti ―menarik‖. Dalam perkembanganya selanjutnya

pengertian abstraksi tersebut didefinisikan sebagai suatu proses pemisahan aspek

tertentu dari objek secara keseluruhan yang kemudian lebih ditekankan pada satu

aspek saja di antara beberapa aspek yang ada.

Page 65: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

PROSES PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritis

Setiap manusia membutuhkan pembebasan tekanan maupun ketegangan

dari dalam dirinya menuju ke dunia di luar dirinya. Namun, pembebasan

ketegangan tersebut dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan moral

di masyarakat, serta tidak merugikan orang lain. Ketegangan yang dimaksud

dalam hal ini adalah kondisi kekacauan mental yang disebabkan oleh keadaan

yang penuh pertimbangan, sehingga belum juga menemukan titik temu

permasalahan menuju jalan keluar permasalahan yang diharapkan.

Sedangkan, keadaan tersebut sudah melewati batas waktu yang sudah

ditentukan dan diharuskan untuk menyerahkan laporan penulisan, namun, masih

dalam keadaan proses penulisan. Sehingga, menimbulkan konflik (pertentangan),

antara hasrat untuk menyelesaikannya secara sempurna (perilaku super ego)

dengan keingingan untuk cepat menyerahkan laporan penulisan tanpa

mempedulikan kualitas hasil pekerjaan (perilaku ego), atau tidak ingin

mengerjakannya sama sekali, bahkan, hanya berimajinasi semata (perilaku id)

dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain, bahwa, keadaan tersebut

merupakan konflik intrapsikis, yaitu, pertentangan antara kebutuhan “dalam diri”,

dengan kebutuhan yang bersifat “kematerian” di luar diri yang berlangsung dalam

alam pikiran individu.

Page 66: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Alam pikiran tersebut menurut persepsi imajinasi penulis, seperti suatu

medan pertempuran para monster tanpa batasan ruang dan waktu. Sementara

pengertian persepsi adalah proses memberikan makna pada stimulus inderawi

yang bersifat individual, dan dapat berbeda antara individu yang satu dengan

individu yang lainnya. Berdasarkan persepsi penulis tentang monster di atas

dirasa cukup tepat, mengingat pergulatan antara hasrat dan keinginan penulis

yang begitu kontras dalam upaya pembebasan “diri pribadi” dan “kematerian”

tersebut, sebagaimana, sifat monster yang liar, misterius, dan tidak mudah diatur.

Karakter sifat monster yang dimaksud di atas seperti halnya konsep Freud

mengenai karakter perilaku id, ego dan super ego dalam diri manusia pada saat

ego melakukan pertimbangan untuk menentukan tingkah laku manusia tersebut.

Lebih khusus lagi, bahwa, setiap tindakan individu dalam keadaan seperti di atas

selalu disertai dengan konflik antara ketiga instansi tersebut. Dengan kata lain,

yang paling dominanlah yang akan terwujud dalam tindakan yang akan

direalisasikan ego ke dunia nyata. Sehingga pembebasan tekanan yang dimaksud

di atas jika ditinjau dari pemikiran Freud tentang mekanisme pertahanan ego,

bahwa seni merupakan sublimasi dari kondisi psikis penulis, yang memuat

konflik intrapsikis dan kecemasan yang ter‟represi oleh ego. Sublimasi adalah

suatu bentuk mekanisme pertahanan ego untuk mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh konflik intrapsikis maupun kecemasan yang tidak dapat ditahan

lagi dari wilayah id dalam bentuk tindakan yang dapat diterima baik oleh

masyarakat. Untuk itu ego berusaha mengurangi ketegangan psikis tersebut ke

objek di luar dirinya.

Page 67: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sedangkan, salah satu tindakan mekanisme pertahanan ego seperti yang

dimaksud di atas, dalam hal ini adalah seni. Seni adalah segala kegiatan manusia

yang secara khusus mencurahkan suatu gagasan, perasaan, maupun kondisi

mental dengan pengalaman batin seniman terhadap alam melalui medium yang

dikehendakinya. Sehingga, terciptalah yang disebut sebagai karya seni. Untuk

itulah seni sebagai jalan untuk membebaskan konflik yang menghasilkan

ketegangan dalam diri tersebut, melalui hasrat dan dorongan untuk bermain-main

(dalam prinsip kenikmatan).

Lebih lanjut lagi, menurut Arthur Schopenhaeur dalam pemikirannya

tentang seni sebagai pembebasan hasrat bahwa dunia merupakan pergulatan

hasrat-hasrat manusia dalam merealisasikan gagasannya. Schopenhaeur melihat

karya seni sebagai pembebasan manusia dari “diri pribadi” dan “kematerian”,

melalui pengertian hasrat dan keinginan. Dalam berinteraksi dengan karya itulah,

antara hasrat dan keinginan akan terhanyut dalam permainan imajinasi dalam

alam pikirannya. Untuk itu, kedalaman intuitif penulis berperan penting dalam

mewujudkan kondisi ketiga sistem yang dirasa berada dalam diri penulis pada

karya seni lukis. Sehingga ekspresi bentuk monster yang dihadirkan mempuyai

kesan sesuai dengan karakter id, ego dan super ego dalam kondisi yang dialami

penulis saat proses berkarya. Dengan begitu diharapkan bahwa karakteristik

individual bentuk monster yang dihadirkan dalam karya lukis ini dapat

membebaskan pencipta dari tuntutan maupun dorongan dari dalam diri pribadi

penulis saat ini.

Page 68: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tema kehidupan alam monster dirasa mampu memberikan ruang gerak

bagi penulis untuk menciptakan bentuk estetik dalam karya seni lukis yang

ditampilkan. Monster adalah suatu jenis makhluk yang tidak lazim, misterius, dan

terkesan aneh bila dibandingkan dengan makhluk normal pada umumnya di alam

yaitu baik dari segi fisik maupun non-fisik. Berbagai mitologi menggambarkan

monster sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan yang sangat kuat dan

mengerikan. Pengertian monster tersebut kemudian dibedakan menjadi dua yaitu

pengertian monster secara fisik dan secara non-fisik.

Pengertian monster dari segi fisik adalah sejenis makhluk yang bentuk

atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa pada umumnya, atau bisa juga

mengarah pada makhluk yang berukuran sangat besar (raksasa). Sedangkan

secara non-fisik, monster adalah suatu persepsi tentang perilaku makhluk hidup

yang tidak wajar (menyimpang), atau mempunyai kemampuan yang lebih

dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya di alam. Sehingga disimpulkan

bahwa, pengertian monster dalam hal ini adalah monster menurut persepsi

imajinasi penulis, yaitu, suatu karakter (fisik maupun non-fisik) yang terbentuk

sebagai penggambaran wujud suatu figur atau objek, oleh adanya hubungan batin

antara persepsi luar dengan persepsi dalam yang dialami sang penulis terhadap

objek alam.

Mengingat hal tersebut maka penulis mengangkat “Kehidupan Alam

Monster” sebagai tema untuk memberikan batasan ruang gerak para monster yang

akan dihadirkan dalam wujud bentuknya masing-masing. Alam monster menurut

persepsi imajinasi penulis adalah suatu tempat yang di dalamnya hanya terdiri

dari figur-figur dan objek monster, termasuk peristiwa di dalamnya yang

Page 69: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

berhubungan dengan figur dan objek monster semata. Dengan kata lain atau lebih

khususnya lagi bahwa kehidupan alam monster adalah suatu tempat yang

mencakup keadaan dimana para figur dan objek monster tersebut hidup dan

berkembang untuk melakukan aktifitasnya masing-masing.

B. Implementasi Visual

1. Konsep dan Perwujudan Karya

a. Konsep Bentuk

Sehubungan dengan konsep perwujudan bentuk subject matter yang

dihadirkan dalam karya lukis ini yaitu figur atau objek penghuni alam

monster, yang terdiri dari tiga jenis monster dengan karakter bentuk yang

berbeda.

Pertama, monster id yang diadopsi dari karakter perilaku id dalam

struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter id tersebut begitu kompleks,

yaitu ganas, liar, buta, penuh dengan vitalitas energi untuk bergerak, dan

menyimpan misteri yang sulit ditebak. Hal tersebut mengingat bahwa id

sendiri merupakan penguasa alam bawah sadar yang merupakan suatu wilayah

dimana berbagai tekanan, hasrat, keinginan, yang tertunda, bahkan tidak

mungkin direalisasikan, harus ditampung di dalamnya. Sedangkan untuk

menjaga wilayahnya, id harus terus bergerak untuk membuang luapan yang

tak mampu ditampung dalam wilayah alam bawah sadar tersebut, supaya tidak

menimbulkan kerusakan yang terlalu parah. Maka dari itu, id merupakan

monster yang mempunyai kesan sangat kuat, lentur, mengerikan, bahkan suka

mengamuk tak terarah, menjijik‟kan dan tak bisa diam. Sehingga, dalam

Page 70: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

perwujudan bentuk yang ditampilkan tidak sama dengan bentuk representasi

lagi yaitu sudah melalui penggubahan bentuk dengan teknik abstraksi. Bentuk

yang diolah tersebut adalah bentuk berbagai organ tubuh makhluk hidup yang

bergabung menjadi satu kesatuan bentuk.

Kedua, monster ego yang diadopsi dari karakter perilaku ego dalam

struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter ego tersebut yaitu sebagai

operator yang merealisasikan dorongan id maupun tuntutan atas super ego ke

dunia luar (realitas) atau dunia nyata. Sehingga monster ego dalam hal ini

merupakan monster yang memiliki kesan lebih tenang, tidak agresif bahkan

terkesan lambat. Seperti halnya konsep bentuk id, bahwa bentuk ego yang

dihadirkan merupakan abstraksi dari bentuk makhluk hidup di alam, yaitu,

abstraksi bentuk figur kepala manusia yang digabung dengan bentuk siput

darat.

Ketiga, monster super ego yaitu diadopsi dari karakter perilaku super

ego dalam struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter tersebut yaitu selalu

menuntut ego untuk tidak selalu menuruti dorongan id. Hal tersebut dilakukan

super ego bila dorongan id sudah di luar batas pelanggaran yang terprogam

dalam super ego yang diciptakan oleh ego. Untuk itu, monster super ego

dalam hal ini diwujudkan dengan figur robot. Figur robot yang dimaksud

dalam hal ini adalah figur robot humanoid yaitu robot yang berbentuk

sebagaimana tubuh manusia.

Perwujudan seni sebagai satu kesatuan karya mampu menjadi ekspresi

yang bermatra individual, sosial, maupun budaya dengan muatan substansi

ekspresi yang merujuk pada berbagai tema, interpretasi, atau pengalaman

Page 71: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

hidup penciptanya. Pertama, karya seni berisikan pesan dalam idiom

komunikasi; kedua, merangsang perasaan misteri: sebuah perasaan yang lebih

dalam dan kompleks dibanding apa yang tampak dari luar karya tersebut.

Konsep perwujudan dalam Tugas Akhir ini terimplementasi dalam sub-bab

totalitas karya atau bentuk.

b. Bentuk atau Perwujudan Karya

Bentuk adalah totalitas penggambaran yang dapat ditangkap oleh

persepsi panca indera. Penulis dalam hal ini berusaha untuk menciptakan

monster dengan bentuk yang beragam namun masih dalam karakter bentuk

yang sama dengan karya penulis sebelumnya. Proses mewujudkan bentuk

tersebut mengandalkan energi spontanitas yang mempengaruhi perasaan

penulis saat proses berkarya berlangsung guna menghadirkan penekanan

emosional yang melandasi bentuk karya. Bentuk yang divisualisasikan dalam

karya ini sudah tidak lagi berwujud representative dari objek yang sebenarnya.

Objek dan figur tersebut merupakan bentuk-bentuk yang abstraksi dari

bagian tubuh manusia dan binatang. Abstraksi adalah suatu proses pemisahan

aspek tertentu dari objek secara keseluruhan, dan hanya memusatkan

perhatian pada satu aspek saja di antara beberapa aspek yang ada. Kemudian,

bentuk objek atau figur tersebut ditransformasikan lagi menjadi bentuk yang

baru. Transformasi bentuk tersebut mengarah pada penggambaran wujud

untuk mencapai karakter ganda dari suatu objek atau figur menjadi bentuk

objek atau figur yang lain sesuai dengan konsep bentuk yang diinginkan.

Untuk menjelaskan bentuk karya dengan tema figur monster yang dimaksud

Page 72: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sehingga penulis merumuskannya melalui unsur-unsur bentuk dalam prinsip

desain dalam penciptaan sebagai berikut:

1) Garis

Pengertian garis dalam hal ini adalah kesan jejak tinta dalam

goresan yang disebabkan oleh permainan mata bollpoint-pen di atas

kertas. Sehingga dengan goresan tersebut penulis mampu mengeksploitir

semaksimal mungkin sifat-sifat garis melalui tinta ballpoint-pen, sebagai,

pencurahan seluruh perasaan penulis yang dicurahkan melalui bentuk

yang penuh dengan goresan-goresan pena. Dalam proses ini, sesuai

dengan kemampuan spontanitas yang dimiliki penulis. Sehingga, emosi

yang terpendam, akan tercurah (terbebas) melalui jejak-jejak tinta yang

tergoreskan dalam pengertian garis tersebut. Sifat garis yang divisualkan

dalam karya ini meliputi, garis lengkung, lurus, bergelombang, panjang,

pendek, tebal dan juga tipis dengan penekanan pena yang kuat, sehingga,

memunculkan karakter tegas, kasar dan kesan yang mencolok. Ada juga

goresan dengan penekanan yang lemah, sehingga memunculkan kesan

halus dan samar. Penulis memanfaatkan kombinasi antara sifat-sifat garis

tersebut sebagai pembentuk objek maupun figur yang dihadirkan.

2) Bidang (Shape)

Bidang (Shape) adalah suatu bentuk yang sekilingnya dibatasi oleh

garis. Sedangkan bidang yang ditampilkan dalam hal ini adalah bidang

geometris dan bidang organis. Bidang geometris lebih mengarah pada

bentuk-bentuk geometrik seperti segiempat, segitiga, dan segi-segi lainnya

Page 73: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan lingkaran, maupun bulatan. Sedangkan, bidang organis lebih

mengarah pada bentuk-bentuk bebas yang tidak terbatas.

Dalam visualisasi karya yang dihadirkan, penulis memanfaatkan

kombinasi antara shape geomertis dan shape organis tersebut, menjadi

bentuk masing-masing bagian organ tubuh figur dan objek yang

dihadirkan. Sedangkan kombinasi antara kedua jenis shape yang

didominasi dengan shape geomatris, menjadi bentuk seperti lempengan-

lempengan besi, silinder, bulatan. Susunan tersebut kemudian berwujud

menjadi satu kesatuan bentuk yaitu robot yang berbentuk seperti tubuh

manusia. Kemudian kombinasi yang didominasi dengan shape organis,

menjadi berbagai bentuk transformasi dari wujud bentuk figur kepala

manusia menjadi wujud bentuk siput darat, dan bentuk lainnya.

3) Tekstur

Tekstur merupakan nilai raba suatu permukaan. Berdasarkan

pemahaman tentang penggolongan jenis tekstur, yaitu tekstur aktual dan

tekstur semu, maka penulis mencoba memanfaatkan kedua jenis tekstur

tersebut. Tektur semu yang dihadirkan yaitu oleh adanya permainan sifat

garis yang dirasa kompleks sehingga mempunyai kesan raba meskipun

nilai rabannya tidak seperti yang terlihat ketika diraba. Sedangkan, tekstur

aktual dalam hal ini penulis memanfatkan sifat bahan material kertas ivory

yang telah diolah sedemikian rupa (lihat pada uraian medium) sehingga

membantu penulis untuk menciptakan efek berserabut. Dengan adanya

sifat tersebut berpadu dengan teknik goresan individual penulis maka akan

menghasilkan kesan bentuk tersendiri.

Page 74: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4) Ruang

Ruang dalam hal ini adalah daerah yang memiliki kesan tiga

dimensi dimana suatu unsur seni dapat ditempatkan atau dihadirkan.

Ruang dalam seni rupa dibagi menjadi dua macam, yaitu, ruang nyata dan

ruang semu. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar dapat

dibuktikan oleh panca indera. Sedangkan ruang semu adalah kesan indera

penglihatan terhadap permainan bentuk dan ruang seperti apa adanya.

Penulis memanfaatkan kesan ruang semu untuk mendukung konsep

perwujudan yang akan dihadirkan dalam karya ini. Kesan ruang semu

tersebut yaitu oleh adanya persepsi visual antara putih kertas karton ivory

terhadap kesan gelap terang bentuk, penataan susunan figur dan objek

monster (adanya balance), serta permainan sifat garis yang membentuk

persepektif yang dihasilkan dari goresan ballpoint-pen.

2. Medium

a. Bahan

Bahan yang dipilih penulis dalam karya ini adalah kertas karton

ivory lembaran, dengan jenis dua muka yang berukuran panjang kali lebar,

yaitu 109 cm x 79 cm dengan berat bersih 350 gram. Berdasarkan

pengalaman beberapa semester yang telah dilakukan dalam pengerjaan

tugas studio lukis, penulis cenderung memilih kertas karton ivory tersebut

sebagai material (bahan) karya dalam pengerjaan tugas akhir ini bila

dibandingkan dengan bahan yang lainnya. Penulis mempunyai beberapa

alasan antara lain, yaitu:

Page 75: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1) Bahan kertas karton ivory dirasa mampu menantang ketajaman

kreatifitas penulis untuk mengekplorasi bahan tersebut lebih jauh lagi.

Lebih lanjut lagi bahwa, kertas karton ivory tidak harus digunakan

sebagaimana kebanyaakan orang menggunakannya fungsi kertas

tersebut secara umum atau secara mentah (langsung menggunakannya

tanpa mengolahnya terlebih dahulu). Maka dari itu, penulis mencoba

mengolah karton ivory tersebut melalui beberapa proses sebelum siap

untuk digunakan sebagai bahan untuk melukis. Proses tersebut yaitu,

memisahkan lapisan permukaan pada salah satu sisi muka. Sehingga,

bagian kertas karton ivory yang tertinggal adalah bagian dalam tanpa

lapisan pemutih. Perpaduan antara bahan kertas karton ivory dan cara

pengolahan proses pemisahan lapisan tersebut dirasa menarik. Hal

tersebut ternyata mampu menghadirkan tekstur aktual yang

mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kertas karton

ivory sebelum diproses (yang masih halus), kertas jenis lain pada

umumnya ataupun kanvas. Tekstur yang dimaksud adalah seperti

serabut-serabut halus, dan dirasa masih langka, bila dibandingkan

dengan bahan kanvas atau bahan lainnya.

2) Keunggulan kertas ivory dibandingkan dengan kanvas yaitu teknik

goresan yang dihadirkan lebih cocok, dan lebih mudah penerapannya

karena disesuaikan dengan pasangan alat yang digunakan, yaitu,

ballpoint-pen. Kombinasi daya serap antara kertas karton ivory

(setelah mengalami pemrosesan) dengan tinta ballpoint-pen lebih

cepat meresap, daripada kombinasi antara ballpoint-pen dengan

Page 76: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

kanvas. Pengaturan tekanan untuk intensitas tebal maupun tipisnya

jejak tinta lebih mudah, serta detail bentuknya pun juga lebih tajam

dibandingkan dengan menggunakan kanvas.

b. Alat

Alat utama yang digunakan dalam pengerjaan karya lukis ini

adalah ballpoint-pen dengan merek dagang PILOT BPT-P. Keuntungan

penulis memilih menggunakan alat tersebut yaitu kemampuan ballpoint-

pen dirasa lebih cocok dengan teknik melukis penulis saat ini terhadap

pasangan bahan yang dipilih, yaitu, kertas karton ivory. Hal tersebut

karena mekanisme kerja pada ballpoint-pen menggunakan bola kecil pada

mata pen-nya yang dirancang khusus dengan mengandalkan sistem

tekanan, supaya jejak tinta yang dihasilkan dapat lebih terarah, dan dapat

diatur sesuai dengan daya tekan dalam penerapanya. Penekanan yang

mudah diatur tersebut mempermudah penulis untuk menciptakan sifat

garis yang diinginkan. Selain itu, kemampuan ballpoint-pen dirasa mampu

membuat detail bentuk yang lebih rumit, jika dibandingkan dengan

menggunakan alat kuas, spidol atau alat yang lainnya.

Bila menggunakan kuas, dirasa memiliki kelemahan, yaitu,

goresannya terlalu banyak, dan menyebar sehingga, sulit untuk

menciptakan detail yang diinginkan. Sedangkan, jika menggunakan rapido

dan spidol, memiliki kelemahan, yaitu, selain mudah rusak, penekanan

jejak tinta yang dihasilkan juga sulit untuk diarahkan (tidak mudah diatur),

dan menjadikan kertas menjadi terlalu basah saat menggunakan teknik

Page 77: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

arsir. Sehingga, hal tersebut mempersulit penulis dalam membuat detail

bentuk yang diharapkan.

Kesimpulan dari penjelasan di atas, bahwa penulis lebih cenderung

memilih ballpoint-pen dibandingkan alat-alat yang lainya, yaitu,

berdasarkan kemampuannya. Sedangkan, kemampuan yang dimaksud

adalah, cocok digunakan, tidak mudah rusak, sehingga, dalam penekanan

jejak tinta mudah diatur untuk menciptakan berbagai karakter garis yang

mendukung gagasan penulis, dibandingkan dengan alat lain seperti,

rapido, spidol ataupun kuas.

3. Teknik

Teknik yang diterapkan penulis dalam proses berkarya pada tugas akhir

ini, menggunakan teknik konvensional (yang telah lazim atau biasa) berupa

sentuhan secara langsung di atas kertas, yaitu:

a. Teknik gores

Teknik arsir dalam hal ini adalah teknik menarik garis-garis

dengan cara menggoreskan mata pena secara berulang, untuk

menciptakan kesan gelap terang pada suatu bentuk objek atau figure

dengan susunan garis-garis sejajar atau menyilang (miring, vertikal

atau horizontal). Dengan cara tersebut maka akan memunculkan kesan

tekstur semu dengan karakter seperti bekas goresan, yang mendukung

kesan gelap terang pada bentuk objek atau figur.

b. Teknik gosok

Teknik gosok atau dusel dalam hal ini adalah teknik untuk

menciptakan kesan gelap terang pada bentuk objek atau figur, dengan

Page 78: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

cara menggosokan mata pena dalam posisi rebah pada permukaan

suatu bidang. Dengan cara tersebut maka akan memunculkan kesan

tekstur (semu) dengan karakter seperti bekas gosokan, yang

mendukung kesan gelap terang pada bentuk objek atau figur.

4. Proses Visualisasi

Pada konsep perwujudan bentuk dalam karya tugas akhir ini selain

mengandalkan spontanitas dalam praktek penggarapanya, juga membutuhkan

kesabaran dalam proses penyelesaiannya. Hal tersebut menjadikan alasan

tersendiri bagi penulis, untuk memulai proses visualisasi berdasarkan tahap-tahap

yang dilakukan. Sedangkan, proses visualisasi pada karya tugas akhir ini, melalui

beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Pertama:

Tahap pertama dalam proses ini yaitu membuat goresan-goresan

dasar yang masih samar dengan menggunakan teknik penekanan

ballpoint-pen yang lemah secara langsung (tanpa menggunakan sket

pensil atau alat lainnya). Goresan tersebut dilakukan secara terus-menerus

sampai membentuk suatu sketsa, yang kemudian sedikit demi sedikit

mulai diperjelas menjadi bentuk figur atau objek sebagaimana konsep

perwujudan bentuk yang dimaksud.

b. Tahap kedua:

Tahap kedua sebagai lanjutan tahap pertama, yaitu dengan

meningkatkan tekanan mata ballpoint-pen, sehingga, memperjelas figur

atau objek bentuk yang sudah mulai terlihat lebih jelas dari sebelumnya.

Page 79: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Selanjutnya dimulai dengan teknik pengarsiran untuk mempertajam

bentuk tersebut.

c. Tahap ketiga:

Tahap ketiga, yaitu dengan memantapkan bobot bentuk pada objek

atau figur dengan teknik arsiran atau teknik dusel sampai menuju

intensitas gelap terang untuk memperkuat karakter bentuk figur maupun

objek yang dimaksud.

d. Tahap keempat:

Tahap keempat adalah tahap terakhir atau disebut juga sebagai

tahap penyelesaian yaitu mempertajam detail bentuk yang dihadirkan.

5. Deskripsi Karya

Menurut etimologinya deskripsi atau dalam bahasa inggrisnya

„deskription‟, diambil dari sebuah kata kerja transitif „describe‟, yang berasal dari

kata Latin „describere‟ yang artinya “menuliskan”. Pada masa kini kata tersebut

berarti untuk memberi penjelasan verbal mengenai sesuatu. Dengan kata lain,

pengertian deskripsi adalah tindakan representasi verbal mengenai sesuatu.

Sehingga, dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan karya seni lukis yang

disajikan dalam tugas akhir ini dalam bentuk tulisan. Penjelasan karya dalam

penulisan ini sebagai deskripsi umum tentang karya yang ditampilkan, yaitu

seperti yang terlihat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 8. Sementara dari

segi ukuran dan medium yang digunakan, masing-masing karya mempuyai

ukuran panjang kali lebar, yaitu 109 cm x 79,5 cm. Sedangkan, medium yang

dipilih yaitu ballpoint-pen dengan jenis tinta hitam di atas kertas karton ivory

Page 80: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(salah satu lembaran bagian dalam dengan melalui proses pemisahan lapisan; lihat

medium, hal. 47).

Ringkasan tema kehidupan alam monster dalam hal ini bahwa monster

super ego selalu berupaya menghalangi monster id keluar dari lubang tempat dia

berasal, dan sebaliknya monster id selalu berupaya untuk keluar dari lubang

kekuasaanya menuju monster ego dengan cara apapun agar dapat terhubung ke

dunia luar. Sementara monster ego memiliki dua buah kabel penghubung yang

digunakan untuk mengendalikan perilaku ke duanya. Sedangkan panjang dan

pendeknya kabel yang terhubung antara monster ego dengan masing-masing

monster yang dikendalikannya, menunjukan kuat lemahnya monster tersebut

dibawah kendali ego. Kabel yang semakin pendek untuk menunjukkan bahwa,

monster tersebut semakin lemah dan berada dibawah kendali monster ego.

Sedangkan, kabel yang semakin panjang menunjukan monster tersebut semakin

kuat dan monster ego-lah yang berada dibawah kendali monster yang kabelnya

paling panjang.

Sedangkan visualisasi figur dan objek yang ditampilkan pada setiap karya

Tugas Akhir ini, yaitu :

Sesosok figur berwujud fisik seperti manusia yang memiliki karakter

bentuk seperti robot (yang kemudian disebut sebagai monster super ego). Bentuk

tersebut terdiri dari perpaduan antara lempengan-lempengan besi, dan silinder.

Sedangkan elemen-elemen seni rupa untuk menyusun bentuk tersebut, penulis

memanfaatkan sifat garis lengkung, lurus, dan perpaduan antara bidang geometris

dan bidang organis yang tak beraturan, yaitu segitiga, segi empat, dan segi lainnya

yang tak beraturan serta bulatan-bulatan yang kecil yang dihasilkan oleh adanya

Page 81: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

permainan jejak tinta hitam ballpoint-pen di atas putih kertas ivory. Lebih lanjut

lagi yaitu penggunaan teknik dusel pada shape tersebut memberikan kesan gelap

terang, tekstur semu dan kesan ruang yang memperjelas bentuk figur serta

menampilkan kesan yang kaku. Sedangkan keragaman dari bentuk robot yang

tercipta pada karya yang dihadirkan merupakan gerak spontanitas penulis semata.

Penjelasan karakter bentuk tersebut, untuk karya pertama sampai dengan karya ke

delapan (lihat gambar 1. sampai dengan gambar 8.). Sedangkan deskripsi gesture

akan dijelaskan sesuai dengan judul masing-masing karya, yaitu, pada penomoran

„a‟ sampai „h‟.

Kemudian figur selanjutnya, yaitu abstaksi figur kepala manusia yang

berpadu dengan bentuk siput darat (sebagai monster ego). Figur kepala tersebut

menggantikan cangkang siput darat (rumah siput), yaitu posisi wajah menghadap

ke arah belakang dengan besaran sudut kurang lebih 45º (derajat). Sedangkan

pada tubuh siput tersebut digabungkan dengan bentuk tulang leher hingga ujung

tulang sumsung belakang. Tulang tersebut dilukiskan keluar dari celah cangkang

kepala sampai menjalar ke bagian kepala siput, sehingga terlihat seperti tulang

punggung yang menyangga tubuh siput tersebut. Lebih lanjut lagi, pada kepala

siput tersebut digubah lagi menjadi bentuk lain dengan dua buah kabel yang

terhubung ke monster lainnya. Perpaduan bentuk siput dipilih untuk menunjukan,

sebagaimana, peran otak manusia yang terlihat seperti organ yang lemah, namun,

mampu mengendalikan fungsi organ tubuh lainnya. Elemen-elemen seni rupa

dalam bentuk tersebut yaitu beragam sifat garis lengkung, lurus, panjang dan

pendek yang saling bersinggungan membentuk shape organis. Lebih lanjut lagi

sifat–sifat garis yang terlihat membatasi shape tersebut didominasi dengan garis

Page 82: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

lengkung, pendek dan tidak terlalu tebal. Sedangkan kesan gelap terang dalam

shape yang membentuk figur kepala, dan tulang punggung pada karya tersebut,

didominasi dengan teknik dusel (lihat teknik hal.50). Sementara, shape yang

membentuk badan siput tersebut didominasi dengan teknik arsir searah (lihat

gambar 1, 2, 4, 5, 7, 8), namun ada pula yang mengunakan campuran teknik dusel

(lihat gambar 3 dan 6). Sifat garis yang menyusun pada bentuk shape tersebut

lebih tebal dan lebih banyak dari pada garis yang menyusun shape di bagian

kepala (rumah siput).

Dan terakhir adalah objek monster campuran yaitu abstraksi dari organ

tubuh manusia dan organ tubuh binatang (monster id). Perpaduan antara abstraksi

bentuk organ tubuh manusia seperti wajah tanpa mata, paha yang menyambung

dengan tangan, tulang sumsung belakang, daging, otot dan abstraksi bentuk

kepala anjing. Abstraksi bentuk tersebut dapat dilihat dari hampir semua shape

organis yang disangatkan menjadi semakin membesar dan mengecil pada aspek

yang diabstraksikan. Seperti pada bentuk matanya yang melotot tanpa pupil, iris,

maupun lensa mata di bagian tengahnya menunjukkan bahwa monsters id tersebut

buta (lihat gambar 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, kecuali karya nomor 4., yaitu, tanpa mata).

Kesatuan bentuk dari susunan bagian-bagian organ tubuh yang diabstraksi pada

objek monster yang tak lazim tersebut menambah kesan bahwa monster tersebut

memiliki karakter yang kuat, liar, dan terus bergerak untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam keadaan yang buta. Hal tersebut sebagaimana sifat

id dalam struktur alam pikiran manusia yaitu tidak mempedulikan apakah

perbuatan yang dilakukan individu yang berada di bawah pengaruh prinsip

kenikmatan id sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik ataupun tidak baik

Page 83: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dimasyarakat. Sedangkan sifat garis yang membatasi shape tersebut beragam,

mulai dari lengkung, lurus, panjang, pendek, tebal dan tipisnya garis berpadu

menjadi satu kesatuan. Namun, dalam bentuk objek monster id tersebut lebih

didominasi garis lengkung yang panjang. Seperti yang terlihat pada bentuk kulit

yang membalut organ dalam monster id tersebut terlihat memanjang dengan arah

yang lurus kemudian melengkung dan juga sebaliknya.

Penempatan antara objek dan figur tersebut meghadirkan kesatuan bentuk

yang dinamis, bergerak, hidup tetapi tidak formal. Penataan antara unsur yang

satu dengan unsur lainnya memanfaatkan keseimbagan informal (informal

balance) atau keseimbangan asimetris. Hal ini karena keberagaman bentuk dan

ukuran antara figur dan objek yang dihadirkan tidak sama bahkan sangat berbeda.

Kesederhanaan dalam karya Tugas Akhir ini lebih ditekankan pada

penggunaan warna. Curahan tinta hitam dari ballpoint-pen memperlihatkan kesan

kontras dengan baground putih yang sedikit coklat kekuningan yaitu dari warna

dasar kertas ivory yang telah mengalami proses pemisahan dengan permukaan

lapisan pemutihnya. Penulis memilih hitam dan putih mengingat bahwa peran

hitam dan putih diantara warna-warna benda yang terlihat di alam sering

diabaikan dari pandangan mata manusia. Padahal peran antara hitam dan putih

sangat penting dalam menentukan intensitas gelap terangnya warna yang

dipersepsikan. Dengan kata lain, hitam dan putih merupakan faktor yang

menentukan kehidupan warna tersebut yaitu menyatu dengan warna-warna benda

yang terlihat oleh mata. Namun, kemampuan mata manusia (tanpa alat bantu

khusus) terbatas dalam mengamati kadar kecerahan dari hitam dan putih tersebut.

Sebagaimana, peran aktifitas kehidupan alam pikiran manusia yang sering luput

Page 84: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dari kesadaran manusia terhadap segala bentuk aktifitas yang dilakukan dalam

kehidupan di dunia nyata.

Sedangkan gesture tubuh yang ditampilkan pada masing-masing karya

merupakan wujud pencitraan mengenai peristiwa proses mekanisme pertahanan

diri dari masing-masing kebutuhan monster untuk menjadi makhluk yang paling

dominan. Hal tersebut sebagai penggambaran wujud dari persepsi penulis bahwa

setiap perilaku berfikir yang dialami manusia dalam kehidupan nyata merupakan

atas dasar dibawah kendali monster (antara id, ego dan super ego) yang paling

dominan tersebut.

Untuk lebih rinci dalam deskripsi karya berikut ini diulas setiap karya,

mulai dari karya pertama sampai karya kedelapan sebagai berikut:

a. Karya pertama : Kehidupan Alam Monster I

Pada karya kedelapan ini sedikit berbeda dengan bentuk-bentuk

sebelumnya. Figur monster super ego dengan pose tangan kanan memegang

mulut kabel pada objek monster id sedangkan tangan kirinya juga memegang

lanjutan dari kabel yang menghubungkannya dengan figur monster ego.

Sedangkan kaki sebelah kanan, menginjak, dan sekaligus menopang sepuruh

berat tubuhnya pada organ tubuh objek monster id dan kaki sebelah kirinya

bergelantung lurus. Sementara objek monster id pada karya ini dengan posisi

kedua kaki yang menyerupai tangan manusia dengan jari-jari yang menancap

ke tanah yaitu tempat objek monster id tersebut berpijak. Sedangkan figur

monster ego berada pada posisi di belakang sebelah atas dari figur monster

super ego. Sementara sifat garis dan bentuk tersebut merupakan spontanitas

penulis semata. Sedangkan dominasi bentuk aliran-aliran yang berada

Page 85: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

disekeliling objek dan penempatan tersebut memberikan kesan keseimbangan

asimetris serta menunjukan bahwa batas antara kehidupan alam monster

dengan kehidupan alam lainnya.

b. Karya kedua : Kehidupan Alam Monster II

Kesan pertama yang terlihat pada karya kedua ini diarahkan pada

penataan komposisi objek dan figur yang ditampilkan. Komposisi tersebut

yaitu sesosok robot berbentuk manusia dengan posisi tubuh tergantung,

dengan keadaan kedua kakinya terjerat oleh bagian tubuh monster id.

Sedangkan, monster id tersebut dengan wujud bentuk organ campuran antara

kepala anjing, dan bagian wajah manusia, serta tangan manusia, dengan

balutan kulit yang terkesan lentur, lengket, dan lunak yang menjadi satu

kesatuan objek. Sehingga menyebabkan posisi kepala monster super ego

(robot) menghadap ke bawah yaitu ke arah objek monster id yang keluar dari

lubang yang menghubungkan alam mereka berada. Sedangkan, tangan bagian

kirinya terjerat oleh jaringan organ yang lengket dari bagian tubuh monster id

yang unik, yang muncul dari atasnya.

Komposisi jarak antara monster id dan super ego tersebut sebagai

penggambaran luapan emosi antara tekanan prinsip kesenangan id dengan

tekanan prinsip ideal super ego yang menuntut kesempurnaan terhadap

tindakan yang harus direalisasikan ego. Sedangkan, figur kepala manusia yang

menempel seperti rumah siput berada di sebelah kiri, sebagai terminal kabel

penghubung antara monster super ego dan Monster id. Penampilan bentuk

tersebut sebagai penggambaran keadaan Ego penulis dalam upaya melakukan

kontrol diri terhadap perilaku super ego (yang menuntut kesempurnaan)

Page 86: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dengan id yang saling bertentangan. id berusaha menjadikan ego selalu

merasa senang sebagai naluri dasar untuk mempertahankan kelangsungan

hidup. Sedangkan, sebuah lubang yang terletak di sebelah kanan monster ego

tersebut merupakan tempat monster id muncul sebagai penggambaran pintu

gerbang menuju alam bawah sadar. Penempatan antara objek dan figur

tersebut meghadirkan komposisi yang dinamis , bergerak, hidup tetapi tidak

formal sehingga memunculkan kesan informal balance atau keseimbangan

yang tidak simetris.

c. Karya ketiga: Kehidupan Alam Monster III

Karya ketiga memperlihatkan figur monster super ego dengan pose

seluruh bagian tubuhnya menghadap kesamping (kiri) dengan kondisi yang

rusak yaitu kabel yang terletak di bagian tempurung kepala bagian belakang

yang menghubungkannya dengan figur monster ego telah terputus, sehingga,

terlihat lunglai tak berdaya. Posisi figur monster ego tersebut tergantung

dengan kepala berada di atas dan kaki berada di bawah. Kepala figur monster

super ego tersebut diremat oleh objek monster id dengan wujud bentuk tangan

yang menyatu dengan bentuk seperti kepala anjing yang muncul dari atas. Hal

tersebut menunjukan perlawanan terakhir dari keganasan figur monster super

ego terhadap keganasan monster id. Sedangkan salah satu kaki bagian kanan

figur monster super ego tersebut terbelit oleh bagian tubuh objek monster id

yang muncul dari bawah. Sedangkan bagian tangan sebelah kanan figur

monster super ego tersebut dalam pose masih memegang kabel yang terputus

antara objek monster id dengan monster ego.

Page 87: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Hal tersebut menunjukkan bahwa objek monster id telah menguasai

monster ego yaitu dengan keberhasilannya menyingkirkan monster super ego

sebagai penjaganya. Sedangkan figur monster ego yang berada dibawah

kendali objek monster id tersebut mengalami transformasi bentuk yaitu

tumbuh lagi bagian kepala siput beserta tulang punggungnya yang muncul

dari cangkang yang berbentuk seperti kepala manusian. Kemudian kabel

tersebut terhubung dengan objek monster id yang berada di atas. Sifat garis

yang membatasi shape yang membentuk figur monster ego tersebut lebih tebal

serta lebih pendek. Ketebalan garis yang dipadu dengan penataan antara figur

dan objek monster tersebut menjadikan figur monster super ego sebagai

“center point” dari karya tersebut.

d. Karya ketiga: Kehidupan Alam Monster IV

Karya ketiga, pandangan audiens akan terarah pada figur monster

super ego dengan pose membelakangi audiens dengan posisi kaki bagian

kanan (dari telapak kaki sampai dengan paha bagian atas) dan tangan (dari

telapak tangan sampai bagian atas sikut) tengelam (terlilit) dalam organ

kepala objek monster id. Sementara kaki kirinya menahan beban tubuhnya

yang hampir tenggelam dengan tangan sebelah kiri memegang kabel yang

yang menghubungkan antara objek monster id dan figur monster ego.

Sementara objek monster id dalam posisi menahan beban tubuhnya dengan

kedua kakinya yang berbentuk seperti tangan manusia dan juga modifikasi

bentuk organ bagian tubuhnya yang lain, dengan dinding lubang tempat

monster id tersebut muncul. Hal tersebut menunjukan, bahwa objek monster

id sedikit lebih kuat dari monster super ego. Sedangkan kabel yang

Page 88: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

menghubungkan antara keduanya semakin panjang, yang menunjukkan bahwa

monster ego dalam keadaan dibawah pengaruh konflik antara keduannya.

Penataan komposisi antara figur dan objek tersebut terlihat begitu

mendominasi sehingga kesatuan bentuk monster super ego dan objek monster

id menjadi “center point” pada karya tersebut.

e. Karya keempat: Kehidupan Alam Monster V

Figur monster super ego dengan pose duduk di atas organ tubuh objek

monster id, dimana seluruh tubuhnya menghadap ke kiri dengan kaki kiri

ditekuk. Sedangkan kaki kanannya bergelantung, namun tertutup oleh bagian

organ objek monster id. Sementara tangan sebelah kiri memegang kabel

monster id, sedangkan tangan kanannya menyangga beban tubuhnya. Pose

figur monster super ego tersebut memperlihatkan kesan santai, karena tidak

adanya berlawanan dari objek monster id. Sedangkan objek monster id

tersebut terlihat tak berdaya. Sementara figur monster ego justru terlihat

menyeramkan dan lebih kuat dari karya sebelumnnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa monster ego sedang berada dibawah kendali monster

super ego. Sedangkan “center point” pada karya tersebut adalah pose figur

monster super ego.

f. Karya kelima: Kehidupan Alam Monster VI

Figur monster super ego dengan posisi tubuh berdiri menghadap ke

depan, sedangkan bagian kepalanya menghadap ke samping kiri yaitu sedang

menatap gerak objek monster id. Sedangkan kedua tangannya sedang

memegang dan menarik kabel yang menghubungkan antara objek monster id

Page 89: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dengan figur monster ego, sedangkan kaki kanannya menginjak kulit kaki

kanan dari objek monster id yang berbentuk seperti telapak tangan manusia.

Objek monster id tersebut terlihat seperti berusaha meloloskan diri dari figur

monster super ego dengan cara mengalihkan lubang yang dapat di pindah

kemanapun sesuai keinginnan objek monster id tersebut. Sementara figur

monster super ego berusaha untuk menghentikan id supaya tidak melarikan

diri dari penjagaannya. Sehingga, kesan pertama yang menjadi “center point”

pada karya tersebut adalah pose figur monter super ego.

g. Karya keenam: Kehidupan Alam Monster VII

Gesture tubuh figur monster super ego dengan pose badan menghadap

ke kiri yaitu menghadap ke arah objek monster id. Sementara, tangan

kanan‟nya seperti meninju objek monster id, sedangkan tangan kirinya ditarik

kebelakang. Sedangkan kaki kirinya sedikit menekuk dan kaki kanannya

menginjak kulit kaki objek monster id sebelah kanan, yang terkelupas namun

tidak sepenuhnya. Sehingga objek monster id tersebut terlihat seperti hampir

terjatuh ke dalam lubang di bawahnya. Sedangkan figur monster super ego

tersebut berada di belakang figur monster super ego. “Center point” pada

karya tersebut ditekankan pada pose tubuh antara figur monster super ego

dengan objek monster id.

h. Karya ketujuh: Kehidupan Alam Monster VIII

Dalam karya tersebut, figur monster super ego berusaha mendorong

objek monster id dengan sekuat tenaga. Hal tersebut terlihat dari pose

tubuhnya yaitu kedua tangannya menekan tubuh objek monster id yang

Page 90: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

ukurannya lebih besar dari figur monster super ego. Lebih lanjut lagi, posisi

kaki kanannya dengan lutut yang ditekuk ke belakang untuk menahan beban

tubuhnya yang semakin condong ke depan. Sementara itu kaki kirinya lurus

ke belakang menopang menahan beban seluruh tubuhnya agar tidak terpental.

Sedangkan, monster id tersebut, terlihat seakan tak berdaya melakukan

perlawanan terhadap dorongan figur monster super ego. Hal tersebut

menunjukkan bahwa super ego mendominasi keadaan dan mampu

mengalahkan dorongan id terhadap ego.

6. Penyajian

Penyajian karya menggunakan pigura semi-minimalis (bingkai karya atau

bingkai lukisan yang lebih sederhana atau tanpa motif ukiran sama sekali) yang

dilengkapi dengan kaca non-reflection. Spesifikasi pigura tersebut terdiri dari dua

bagian yang berbeda, yaitu, pigura bagian luar dan pigura bagian dalam atau

sering disebut sebagai panel (pigura bagian dalam). Pigura bagian luar dengan

bahan dasar kayu yang berukuran panjang kali lebar, yaitu, 117 cm x 89,5 cm

dengan ketebalan rata-rata 2 cm x 4 cm. Sedangkan panel (pigura bagian dalam)

sebagai batas antara bingkai luar dengan karya terbuat dari bahan kayu yang

dilapisi dengan kertas wallpapper putih bertektsur kasar dengan ukuran antara

batas karya dengan bingkai bagian luar, kurang lebihnya 4 cm. Selanjutnya jenis

warna kayu pada pigura bagian luar, penulis memilih cat hitam yang dirasa cocok

dengan penampilan karya yang dihadirkan. Sedangkan jenis kaca non-reflection

yang dipilih, yaitu, kaca jenis dope dengan ukuran panjang kali lebar, 109 cm x

79,5 cm dan dengan ketebalan 2,5 cm. Selanjutnya display karya dengan cara

digantung pada dinding menggunakan rantai besi berlapis krom dengan ukuran

Page 91: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

diameter (ketebalan) masing-masing silindernya 1 mm. Penulis lebih memilih

menggunakan rantai tersebut karena dirasa lebih menarik, dan belum begitu

populer dari pada menggunakan senar pancing.

Page 92: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya beragam perilaku berfikir dalam diri individu sangatlah

rumit, dan misterius. Individu tidak dapat menentukan bahwa dirinya sedang

berfikir dengan nalar maupun berdasarkan intuitif. Ketika manusia mencoba

untuk berfikir dengan menggunakan nalar, disaat yang sama pula terkadang

intuitif mengambil alih keadaan. Hal tersebut terjadi tanpa disadari dan baru

disadari setelah individu berupaya untuk memahami bagaimana cara individu

tersebut memahami apa yang sedang dipikirkannya saat itu. Dengan munculnya

krisis tersebut, penulis telah mencoba memahaminya dengan konsep psikoanalisis

tentang tiga instansi (id, ego, dan super ego) dalam struktur kepribadian yang

menentukan perilaku berfikir manusia. Dari hal diatas penulis menyimpulkan

bahwa faktor mekanisme kerja dari perilaku antara ketiga instansi tersebut

sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang mempengaruhi budaya

tempat individu dibesarkan.

Sedangkan, hubungannya dengan Tugas Akhir ini pada intinya, monster

sebagai konotasi dari konsep ketiga instansi psikis dalam diri individu itu tidaklah

jahat, menyeramkan, maupun membahayakan, jika individu tersebut mampu

untuk mengendalikannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keadaanlah yang

menjadikan mereka menjadi jahat dan dapat mengakibatkan manusia bertindak

diluar batas moral dalam kehidupan dimasyarakat. Sehingga, diperlukan sublimasi

untuk membebaskan monster dalam wujud perilaku yang sewajarnya, serta dapat

Page 93: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

diterima dengan baik oleh masyarakat. Untuk itulah, seni tercipta sebagai

sublimasi dalam pembebasan tekanan dari dalam diri manusia dan sekaligus

memberikan sumbangan keragaman definisi pengertian seni berdasarkan konsep

psikoanalis.

B. Saran

Beberapa saran telah diperoleh penulis dan dianggap layak menjadi

pertimbangan dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Seorang seniman hendaknya berani untuk mengadakan eksperimen baru

dan kritik diri meskipun harus berhenti beberapa saat untuk melakukan

perhitungan dari segala kekurangan dan kelebihan yang telah dicapainya.

2. Dalam proses berkarya, hendaknya setiap kreator berani untuk percaya diri

dengan kemampuan yang dimilikinya. Berani mengabaikan minat pasar

terhadap karya yang sedang dianggap laku maupun yang dianggap sedang

populer saat ini. Sehingga keberanian dan kepercayaan diri dari hasil

karya yang diciptakanya dengan sendirinya akan menunjukkan karakter

individual seorang seniman itu sendiri.

3. Hendaknya sikap sabar harus dimiliki penulis, karena dengan kesabaran

akan menjadikan penulis lebih peka untuk melihat segala bentuk

kesalahan teknis penulisan yang akan diselesaikan selama proses

pengerjaan.

4. Hendaknya dalam konsep penulisan Tugas Akhir ini tidak terlalu condong

terhadap konsep pemikiran dari dunia barat, terutama dalam upaya untuk

melakukan kritik terhadap diri sendiri. Seperti halnya konsep dalam

Page 94: KEHIDUPAN ALAM MONSTER DALAM KARYA SENI LUKIS... · DALAM KARYA SENI LUKIS s ... individu akan mengalami kebimbangan dalam proses berfikir untuk menemukan jawaban atas permasalahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

psikoanalisis, filsafat, dan sains yang berasal dari dunia barat, yang pada

awalnya memang menarik dan bagus serta begitu memikat para

pembacanya. Namun semakin lama justru semakin menyesatkan, karena

membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan bahkan penulis dapat

terjebak dalam permasalahan yang saat itu justru tidak diperlukan untuk

diselesaikan. Dengan kata lain menjadikan penulis kurang berminat untuk

menyelesaikan permasalahan pokok yang harus diselesaikan dalam

penulisan tugas akhir ini, karena lebih tertarik untuk menyelesaikan

permasalahan yang baru.