Top Banner
xii. Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI A. MENGGAMBAR 1. Gambar Bentuk Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar dengan meniru kemiripan bentuk benda model yang disimpan di depan penggambar. Bagi anak SD kemiripan tidak selalu harus seperti memotret, tetapi yang penting adalah bagaimana anak-anak bisa mengekspresikan ide/gagasan tentang bentuk benda yang diamatinya itu. Mungkin terjadi penyimpangan bentuk yang tidak sesuai dengan model yang digambarnya itu bukan suatu kesalahan. Dianjurkan guru sebelum menentukan kebijakan dalam mengkritisi atau menilai gambar buatan anak sebaiknya mempelajari dahulu perkembangan gambar anak dari berbagai jenjang usia. Pemilihan objek yang akan digambar harus terprogram secara sistematis: pertama, benda yang digambar harus memiliki daya tarik bagi siswa, bentuknya dimulai dari bentuk yang sederhana seperti benda geometris sampai benda yang bentuknya yang komplek seperti rumah, sepeda, mobil dsb. Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, benda/model yang akan digambar, pinsil hitam/pinsil warna/ballpoint/spidol, dsb. Prosedur pengerjaan: Tempatkan benda/model yang akan digambar di tengah anak-anak yang akan menggambar, sehingga memungkinkan setiap siswa melihat model dengan jelas atau tidak terhalang. Anak-anak menggambar benda dengan mencontoh langsung benda yang dijadikan modelnya sesuai posisi mereka. Penyelesaian akhir gambar bisa hanya hitam putih, hanya dengan pinsil saja, dengan ballpoint, atau mungkin dengan pinsil warna. Anjurkan anak harus sering melihat objek gambar dan mengamatinya secara seksama, dan selalu dibimbing oleh guru.
17

Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

Mar 03, 2019

Download

Documents

dangkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

Kegiatan Belajar 1

KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI

A. MENGGAMBAR

1. Gambar Bentuk

Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar dengan meniru

kemiripan bentuk benda model yang disimpan di depan penggambar. Bagi anak

SD kemiripan tidak selalu harus seperti memotret, tetapi yang penting adalah

bagaimana anak-anak bisa mengekspresikan ide/gagasan tentang bentuk benda

yang diamatinya itu. Mungkin terjadi penyimpangan bentuk yang tidak sesuai

dengan model yang digambarnya itu bukan suatu kesalahan. Dianjurkan guru

sebelum menentukan kebijakan dalam mengkritisi atau menilai gambar buatan

anak sebaiknya mempelajari dahulu perkembangan gambar anak dari berbagai

jenjang usia.

Pemilihan objek yang akan digambar harus terprogram secara sistematis:

pertama, benda yang digambar harus memiliki daya tarik bagi siswa, bentuknya

dimulai dari bentuk yang sederhana seperti benda geometris sampai benda yang

bentuknya yang komplek seperti rumah, sepeda, mobil dsb.

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, benda/model yang akan

digambar, pinsil hitam/pinsil warna/ballpoint/spidol, dsb.

Prosedur pengerjaan:

Tempatkan benda/model yang akan digambar di tengah anak-anak yang

akan menggambar, sehingga memungkinkan setiap siswa melihat model

dengan jelas atau tidak terhalang.

Anak-anak menggambar benda dengan mencontoh langsung benda yang

dijadikan modelnya sesuai posisi mereka.

Penyelesaian akhir gambar bisa hanya hitam putih, hanya dengan pinsil

saja, dengan ballpoint, atau mungkin dengan pinsil warna.

Anjurkan anak harus sering melihat objek gambar dan mengamatinya

secara seksama, dan selalu dibimbing oleh guru.

Page 2: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 2

2. Gambar Ilustrasi

Peran gambar ilustrasi ialah untuk menjelaskan sesuatu, artinya dengan

dibantu atau dilengkapi gambar ilustrasi memudahkan seseorang untuk

menafsirkan konsep tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat di bawah ini:

Ilustrasi berasal dari bahasa Latin “illustrate”, yang berarti menerangi atau

menghias. Kata yang bersumber dari bahasa Latin ini dapat pula berarti penghias

atau pendukung dalam membantu proses pemahaman terhadap suatu objek.

Dalam Seni Rupa, gambar ilustrasi dapat berarti gambar yang menghias dan

membantu pemahaman terhadap sesuatu,… Kata ilustrasi dapat pula dipakai

dalam seni Musik atau Seni Drama, yang berarti musik yang menghiasi atau

membantu pemahaman terhadap sesuatu. (Soegiarty, Tity, 2005: 141)

Page 3: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 3

Menggambar ilustrasi adalah kegiatan menggambar dengan tujuan untuk

melengkapi suatu cerita, teks, atau sebagai penjelasan visual dari suatu bagian

tulisan, atau ada pula karya ilustrasi berdiri sendiri tanpa disertai tulisan. Tulisan

yang dimaksudkan bisa berupa cerita fiksi ataupun non fiksi (pelajaran, ilmu

pengetahuan). Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, pinsil hitam, pinsil

berwarna, spidol warna, tinta, cat air, kuas cat air.

Prosedur pelaksanaan.

Membuat rancangan gambar sesuai dengan tema. Misalnya kegiatan yang

berhubungan dengan pelajaran. Rancangan dibuat dengan pinsil hitam pada

kertas gambar.

Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk atau gambar

dekorasi. Gambar cukup hitam putih, menggunakan pinsil hitam atau tinta, dapat

juga diselesaikan dengan menggunakan warna. Warna dapat diambil dari pinsil

warna, spidol warna, atau cat air.

3. Gambar Model

Menggambar model tidak jauh berbeda dengan menggambar bentuk.

Perbedaannya hanya terletak pada objek benda yang digambar. Bila dalam

menggambar bentuk kita kenal benda yang digambar adalah alam benda atau

benda mati, sedangkan dalam kegiatan menggambar model benda yang digambar

adalah makhluk hidup. Makhluk hidup bisa manusia atau binatang. Dianjurkan

dalam belajar menggambar model objek benda yang digambar selalu ada di depan

penggambar. Hal ini dimaksudkan agar bentuk benda yang digambar tidak

menyimpang dari bentuk aslinya. Dalam tahapan belajar menggambar model

dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: Pertama. belajar menggambar

model dengan cara global, artinya, menggambar model dengan menggambar

bentuk keseluruhan dari benda dengan tidak memperhatikan bentuk bagian.

Kedua, dapat juga dilakukan dengan latihan menggambar bagian dari model yang

dihadapi penggambar. Misalnya diawali dengan latihan menggambar tangan, kaki,

Page 4: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 4

kepala dan sebagainya, dilakukan secara bertahap. Ketiga, dapat juga dilakukan

dengan cara mempelajari secara cermat tentang model yang akan digambar.

Diawali dengan mengamati bentuk keseluruhan, proporsi atau perbandingan

bagian anggota tubuh model, ciri-ciri atau karakteristik model.

Cara-cara tersebut di atas dapat ditempuh oleh siapapun dalam berlatih

menggambar model. Namun, harus selalu diingat cara mana yang akan dilakukan

harus disesuaikan dengan tingkat kematangan atau usia peserta didik. Sebagai

contoh, tidak ada salahnya bila siswa sekolah dasar diajak untuk belajar

menggambar model, tetapi harus diingat tahapan kemampuan menggambar model

siswa sesuai usianya. Karakter gambar model siswa sekolah dasar kelas tinggi

atau kelas rendah tentu berbeda.

4. Gambar Ekspresi

Setiap manusia memiliki berbagai reaksi manakala merespon sesuatu yang

dihadapinya. Sesuatu yang sudah menyita perhatian seseorang akan memancing

Page 5: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 5

respon balik berupa tanggapan, seperti: merasakan kesedihan, kegembiraan,

keharuan, kebingungan. Respon balik yang terjadi dapat berupa sikap fisik

manusia sendiri yang tampak seperti: tertawa, marah, menangis, mengacungkan

jempol, tepuk tangan dan sebagainya. Bagi kelompok tertentu respon balik ini

bisa berbentuk ungkapan kreatif dalam bentuk karya seni diantaranya lewat

coretan garis atau menggambar. Gambar seperti ini disebut gambar ekspresi.

“Ekspresi dipergunakan untuk menyebutkan reaksi-reaksi emosional yang

langsung, namun bentuk-bentuk yang dicapai melalui aturan–aturan yang ketat

pun merupakan suatu cara berekspresi” (Herbert Read dalam Soedarso SP.,

2000:5)

Kegiatan menggambar ekspresif lebih mengutamakan pengungkapan

emosi yang dicurahkan dalam bentuk karya gambar. Dalam karya gambar

ekspresif mengabaikan kemiripan akan objek yang digambar, tetapi lebih

mengutamakan perasaan, keinginan pribadi penggambar yang bukan mustahil

menghasilkan gambar yang kreatif sesuai dengan keinginannya. Dalam berkarya

seniman atau penggambar (termasuk anak) tidak dibatasi oleh suatu teknis yang

baku. Yang jelas karya ekspresi akan mewakili perasaan seniman atau anak untuk

menanggapi sesuatu sesuai keinginan pribadinya.

“ Karya Ekspresionistik dalam seni merefleksi secara emosional terhadap realitas

tau kenyataan. Imej atau gambaran secara visual biasanya merupakan rekaman

simbolik dari perasaan sang artis atau seniman berupaya menyatakan secara

langsung dan penuh makna. Terkadang schok, sentimental atau romantik adalah

gaya mengekspresikan realitas perasaan pribadi kita tentang alam dan kondisi

manusia.” (Laura Chapman, 1978: 41)

Anak kelas rendah termasuk anak usia TK cenderung lebih menyukai

gambar ekspresif. Mereka menggambar dengan tidak menghiraukan kemiripan,

harmoni, proporsi dan sebagainya. Cenderung dalam gambar terjadi distorsi,

perubahan, pewarnaan yang bebas, penggubahan bentuk yang tidak menjadi

penghambat dalam berkarya. Malahan bila diamati dari sudut pandang lain, justru

menjadi ciri yang menarik dari gambar anak. Mereka melepaskan diri dari unsur

kasat mata, mereka bebas berkarya.

Page 6: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 6

Sejalan dengan pendapat Van Gelder dan Van Praag yang mengatakan

sebagai berikut:

Eksrpesi kerupaan yang kepenghayatan kepribadian sendirinya berdominasi di

atas kepenghayatan berdasarkan keterlihatan nyata, kita beri nama ekspresionistis.

Arahan kepenghayatan inilah yang menjadi landasan ideoplastik. Bagi pemilihan

media kerupaan tidaklah penting, apakah bentuk nyata yang tergambar itu bias

dikenali kembali, melainkan hanya apakah kepenghayatan ke-akuan tercapai.

(Gelder, 1990: 52)

5. Gambar Dekoratif

Menggambar dekoratif ialah kegiatan menggambar hiasan (ornamen) pada

kertas gambar, atau pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar

menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan (motif hias). Bahan dan alat yang

diperlukan: kertas gambar, pewarna, kuas, pinsil hitam/pinsil warna/spidol.

Bentuk gambar diantaranya: geometris, stilasi, deformasi, atau bentuk realistis.

Page 7: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 7

Prosedur pelaksanaannya:

Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang

sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.

Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak,

atau geometris.

Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih

saja, atau berwarna.

Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau

pewarna alam.

B. MENCETAK

Karya gambar yang akan disajikan dalam modul ini meliputi;

1. Cetak Penampang

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah,

daun-daunan, umbi-umbian, belimbing atau umbi dan buah yang memiliki

penampang menarik, pisau, alas pewarna, spon/busa, kapas, dan koran bekas.

Proses pengerjaannya:

Page 8: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 8

Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun

atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah:

pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah

belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau. Arah potongan

bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan

potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan

acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan,

cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah

bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak

mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah

dicampur dengan air. Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna

yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik,

piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan

pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah

warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon,

atau pada kapas.

Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah

petunjuk ini.

1. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada

pada alas warna tadi.

2. Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang

sudah diletakkan di atas koran.

3. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada

kertas.

Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang

dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama

atau yang lain. Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan),

pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada

spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada

Page 9: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 9

pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan

pencetakkannya. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan

cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil

cetakannya tidak akan memuaskan.

Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:

Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.

Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang.

Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak

terlalu encer.

Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.

Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada

kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu.

Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa

menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.

Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih

akan tergambarkan pada kertas.

2. Cetak Umbi-umbian

Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu.

Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi

jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.

Proses kerjanya sebagai berikut:

Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.

Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.

Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya

tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau

menorehnya.

Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat

kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada

cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-

Page 10: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

0

umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu

untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk

warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering,

pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara

pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan,

dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras

kurang baik hasilnya.

3. Cetak sablon

Alat dan bahan yang dibutuhkan: pisau, cutter, gunting, kuas, kapas,

spon/busa, sisir, sikat gigi, kertas, pewarna, koran bekas, dan tempat pewarna.

Proses pengerjaannya:

Membuat acuan cetak dari kertas: buatlah gambar/bentuk untuk acuan

cetaknya. Torehlah kontur/pinggir gambar tadi sampai tembus. Acuan

cetak ini dapat pula dengan cara mengambil daun-daunan yang memiliki

bentuk menarik dan ukuran yang sesuai dengan ukuran bidang gambar.

Siapkan pewarna. Buatlah campuran warna pada tempat yang disediakan.

Pewarna pada proses sablon ini sama dengan pewarna yang digunakan

pada proses cetak sebelumnya. Kita dapat menggunakan cat air,

ontan/sepuhan, pewarna kue cair, atau pewarna alam yang sudah

disebutkan sebelumnya.

Letakkan acuan cetak di atas kertas yang masih utuh. Acuan cetak harus

menempel serapat-rapatnya agar tidak terjadi kebocoran pada saat

pemulasan/pencetakkan. Sebaiknya kertas tersebut dialasi kertas koran.

Ambil kuas, celupkan ke pewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang

ditoreh tadi. Bila pewarnaan menggunakan kapas atau spon yang

dicelupkan pada pewarna, tentu saja tidak dipulaskan seperti kuas namun

kapas atau spon itu ditekan-tekankan pada lubang acuan cetaknya.

Page 11: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

1

Cara sederhana lainnya kita gunakan sikat gigi dan sisir untuk memberi warna

hasil cetakan. Dengan menggosokkan sikat gigi yang terlebih dahulu dicelupkan

ke pewarna pada sisir, akan terjadi cipratan pewarna yang akan melalui lubang-

lubang acuan cetaknya. Hasil cetak berwarna pada proses ini dapat diatur pada

saat memulaskan atau menyemprotkan pewarna. Bidang mana serta warna apa

yang dipilih bergantung pada pilihan masing-masing.

4. Monoprint

Alat dan bahan yang diperlukan: rol karet, pewarna, alas pewarna (kaca,

permukaan benda yang rata dan licin), dan kertas.

Prosedur pengerjaan:

Siapkan pewarna. Pewarna pada proses monoprint biasanya lebih kental

dan agak lengket bila dibanding dengan pewarna yang digunakan pada

proses cetak lainnya. Pewarna yang berbentuk serbuk (ontan/sepuhan)

ditaburkan di atas alas pewarna yang permukaannya datar dan ukurannya

cukup lebar, campurkan sedikit air dan tambahkan glycerine beberapa

tetes diaduk dengan rol karet/plastik (digelindingkan) hingga rata.

Siapkan pula rol karet/plastik sederhana bisa dibuat dari bahan yang

sederhana pula. Caranya sebagai berikut: siapkan slang plastik yang

berdiameter ¾ inchi sepanjang 15 cm, isi bagian dalam slang itu dengan

kayu yang bulat lubangi masing-masing ujung kayu itu ditengahnya

setelah sebelumnya dirapikan dahulu potongannya, gunakan kawat

jemuran yang agak besar untuk as dan sekaligus pegangan rol tersebut.

Setelah keadaan pewarna cukup merata pada alasnya, simpan kertas

kosong di atasnya. Jangan ditekan.

Gambari kertas tersebut dengan benda yang agak runcing, pinsil, ballpoint,

atau yang lainnya. Tekanan benda tadi akan mengakibatkan warna yang

ada pada alas pewarna akan berpindah menempel pada kertas.

Gambar yang terjadi akan terbalik keadaannya.

Page 12: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

2

C. M3 (MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL)

1. Kolase

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, kertas warna, kertas

limbah, bahan alam, potongan kain, lem, pinsil, gunting, atau/dan cutter.

Prosedur pengerjaan:

Buatlah rancangan/gambar yang akan diselesaikan dengan kolase pada

kertas gambar yang disediakan.

Jiplakkan bentuk/gambar pada warna sesuai pilihan, potong/gunting

secermat mungkin. Kemudian tempelkan bentuk/gambar tersebut

menggunakan lem pada tempat yang sudah dirancang tadi. Warna yang

digunakan dapat diambil dari kertas warna, potongan kain, limbah

percetakan, limbah alam (daun, kulit pohon dan sebagainya).

2. Montase

Bahan dan alat yang diperlukan: gambar dari majalah/koran/kalender

bekas, atau reproduksi potret, gunting, cutter, lem.

Prosedur pengerjaan:

Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster,

kalender atau lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Gambar

yang dipotong mungkin hanya bagian tertentu saja.

Susunlah hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada

kertas gambar yang sudah disediakan. Susunan gambar tadi akan

menghasilkan suatu susunan bentuk yang baru, dan kadang-kadang aneh,

lucu, dan fantastik. Penyusunannya menggunakan lem.

Untuk memberikan kesan gambar yang artistik dan fantastik, gambar

montase ini bisa dilengkapi dengan goresan spidol warna, atau pulasan cat

air pada bagian tertentu yang dianggap perlu.

3. Mozaik

Page 13: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

3

Bahan pokok yang dapat dimanfaatkan untuk membuat mosaik ini sangat

beragam. Bahan tersebut misalnya: potongan kertas, lempengan kayu, kaca,

potongan keramik, marmer, biji-bijian, batu-batuan. Alat yang digunakan untuk

mengerjakan bahan tersebut disesuaikan dengan jenis bahan yang akan

ditempelkan, misalnya: triplekss atau karton (sebagai bidang dasar), pensil (untuk

merancang pola gambar), lem (kertas, aibon, lem putih/kayu), cutter (pisau).

Prosedur pengerjaan:

Buat rancangan, gambar pada kertas yang disediakan.

Sediakan bahan yang akan ditempelkan.

Tempelkanlah bahan-bahan yang sudah disediakan itu pada tempat yang

sudah dirancang. Perlu diingat bahwa ukuran dari bahan yang ditempelkan

umumnya sama. Pada satu hasil karya mosaik, mungkin saja ada beberapa

kelompok ukuran.

Proses pengerjaannya:

Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun

atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah:

pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah

belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau

silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata.

Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan

acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan,

cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah

bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak

mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah

dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna

yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik,

piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan

Page 14: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

4

pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah

warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon,

atau pada kapas.

Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

ikutilah petunjuk ini.

Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang

ada pada alas warna tadi.

Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas

yang sudah diletakkan di atas koran.

Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada

kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan

seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan

pada kertas yang sama atau yang lain.

Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian

warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada

spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama

seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula

pengulangan pencetakkannya.

Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak

berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya

tidak akan memuaskan.

Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:

Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.

Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang.

Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak

terlalu encer.

Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.

Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada

kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu

Page 15: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

5

dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di

atas permukaan daun tersebut.

Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih

akan tergambarkan pada kertas.

Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu.

Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah:

ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.

Proses kerjanya sebagai berikut:

Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.

Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.

Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya

tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau

menorehnya.

Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat

kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada

cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-

umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu

untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk

warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering,

pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara

pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan,

dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras

kurang baik hasilnya.

RANGKUMAN

Kegiatan berkarya seni rupa yang umum dilaksanakan di sekolah dasar

adalah menggambar, mencetak dan M3 (melipat, menggunting, menempel).

Masing masing kegiatan memiliki beberapa kegiatan lainnya sebagai variasi

pembelajaran praktek berkarya seni rupa. Karya-karya yang di maksud adalah:

Page 16: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

6

Menggambar, terdiri dari: (a) Gambar Ilustrasi, (b) Gambar Model, (d) , Gambar

Ekspresi dan (c) Mengambar Dekoratif. Mencetak, terdiri dari : (a) Cetak

Penampang, (b) Cetak Umbi-umbian, (c) Cetak sablon dan (d) Monoprint

M3 (Melipat, Menggunting, Menempel), terdiri dari : (a) Kolase, (b) Montase

dan (c) Mozaik

Test Formatif 1

Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang

disediakan

1. Kegiatan menggambar dengan meniru kemiripan bentuk benda model yang

disimpan di depan penggambar adalah menggambar……

a. bentuk

b. model

c. ekspresi

d. ilustrasi

2. Peran gambar ini ialah untuk menjelaskan sesuatu, artinya dengan dibantu atau

dilengkapi gambar ini memudahkan seseorang untuk menafsirkan konsep

tertentu. Jenis gambar yang dimaksud adalah gambar ……..

a. bentuk

b. model

c. ekspresi

d. ilustrasi

3. Kegiatan menggambar manusia atau binatang, maka kegiatan ini disebut

kegiatan menggambar……………

a. bentuk

b. model

c. ekspresi

d. ilustrasi

4. Kegiatan menggambar yang lebih mengutamakan pengungkapan emosi yang

dicurahkan dalam bentuk karya gambar adalah kegiatan menggambar……..

a. bentuk

b. model

c. ekspresi

d. ilustrasi

5. Kegiatan menggambar hiasan (ornamen) pada kertas gambar, atau pada benda

tertentu adalah kegiatan menggambar……

a. bentuk

b. model

c. dekorasi

d. ilustrasi

6. Kegiatan mencetak dengan menggunakan ubi jalar, kentang, talas, wortel,

ketela pohon sebagai acuan cetaknya adalah:

a. cetak umbi-umbian

b. monoprint

c. cetak penampang

d. cetak sablon

7. Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-

daunan, umbi-umbian, belimbing atau umbi dan buah yang memiliki

permukaan potongan yang menarik, pisau, alas pewarna, spon/busa, kapas,

dan koran bekas digunakan pada kegiatan …………

Page 17: Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSIfile.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031... · KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI ... atau ada pula karya ilustrasi

xii. 1

7

a. cetak umbi-umbian

b. monoprint

c. cetak penampang

d. cetak sablon

8. Teknik cetak dengan merintangi bidang gambar termasuk teknik….

a. cetak umbi-umbian

b. monoprint

c. cetak penampang

d. cetak sablon

9. Kegiatan berkarya seni rupa M3 (menggunting, melipat dan menempel) yang

umum dilakukan pada pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar adalah…..

a. Mozaik, Kolase, Origami

b. Montase, Kolase, Origami

c. Mozaik, Kolase, Montase

d. Mozaik, Kolase, Monoprint

10. Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster,

kalender atau lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Susunlah hasil

guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada kertas gambar yang

sudah disediakan. Kegiatan berkarya seni ini adalah kegiatan berkarya seni…..

a. Mozaik

b. Montase

c. Kolase

d. Monoprint

Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci

Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Bahan Belajar Mandiri ini.

Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini

untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan

Pembelajaran ini.

Rumus:

Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%

10

Arti tingkat penguasan yang Anda capai:

90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran selanjutnya, tetapi bila tingkat

penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar

ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.