KEDARURATAN NEURO (KEJANG) TIM KGD
KEDARURATAN NEURO (KEJANG)TIM KGD
PENDAHULUANOTAK YANG MENAKJUBKANBerat 1,5 Kg.Komposisi ; 78 % air, 10 % lemak, 8 % protein.Kurang dari 2,5 % dari berat tubuh.Menggunakan 20 % energi tubuh.100 miliar neuron.1 trilliun sel glia.1000 trilliun sinaps.280 kuintilium memori.
lanjutanKejang dapat terjadi pada : 10% - 20% pasien stroke 17% - 34% infeksi susunan saraf pusat 5% - 50% trauma kepala
DefinisiKejang adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara.Lepasnya muatan abnormal sel-sel saraf otak dapat terjadi secara tiba-tiba, fokal atau lokal yang kemudian menjadi umum.
PatofisiologiKetidakstabilan membran sel saraf sehingga sel lebih mudah diaktifkanNeuron hipersensitif dengan ambang yang menurun, sehingga mudah terangsang dan terangsang secara berlebihanTerjadi polarisasi yang abnormal (polarisasi berlebihan, hiperpolarisasi atau terhentinya repolarisasi
KLASIFIKASI KEJANGKejang parsial 1. Kejang parsial sederhana tidak ada gangguan kesadaran, dengan gejala motorik seperti gerakan ibu jari atau wajah yang kemudian dapat menyebar ke seluruh sisi tubuh yang terkena serangan
2. Kejang parsial kompleks
Terjadi gangguan kesadaran,dapat bersifat motorik, biasanya dimulai dengan gerakan satu sisi wajah kemudian menyebar secara progresif ke leher, tangan, lengan bawah, lengan atas, tubuh dan tungkai hanya pada satu sisi tubuh
lanjutan bersifat sensorik, adanya sensasi abnormal yang bersifat sementara seperti baal, perasaan seperti ada yang merayap, tertusuk jarum, mula-mula bersifat fokal kemudian secara progresif mengenai seluruh sisi tubuh.
B. Kejang umum1. Non kejang tipikal / petit mal kesadaran hilang selama beberapa detik, ditandai dengan berhentinya percakapan untuk sesaat, pandangan yang kosong atau kedipan mata yang cepat.
hampir selalu terjadi pada anak-anak dan akan menghilang pada saat remaja atau diganti dengan bentuk kejang yang lain.
2. Atipikal klinisnya menyerupai kejang tipikal yang membedakan hanya pada gambaran EEG, sering dijumpai pada kasus retardasi mental
lanjutan3.Tonik klonik / grand mal didahului oleh suatu aura, kesadaran hilang, terjadi ekstensi tonik bilateral ekstremitas yang diikuti oleh gerakan terkedut bilateral yang sinkron, lidah dapat tergigit, terjadi inkontinensia urine atau feses, diikuti periode post iktal
lanjutan4. Tonik Tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku biasanya terjadi pada anak5. Klonik tidak ada komponen tonik hanya terjadi renjatan cepat dan sering terjadi pada anak
lanjutan6. Mioklonik Terjadi kontraksi mendadak pada salah satu atau kedua ektremitas atau kelompok otot tertentu7. Atonik otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga pasien terjatuh, sering dijumpai pada anak
8. Tidak terklasifikasikan
tidak sesuai dengan klasifikasi yang ada dan pada gambaran EEG tidak
terlihat gambaran kejang
PENYEBAB KEJANGPenyakit pada susunan saraf pusatGangguan metabolisme dan nutrisiFaktor-faktor toksik seperti : uremiaEncefalitisNeoplasma
TANDA DAN GEJALA4 Fase saat terjadi kejangFase prodromal perubahan akan rasa atau suasana hati, terjadi beberapa jam atau beberapa hari sebelum seranganFase aura timbul gangguan perasaan, pendengaran dan reaksi tak menentu
Fase Iktal timbulnya serangan kejang yang biasanya ditandai dengan tekanan darah meningkat, nadi cepat, sianosis, tubuh tegang dan kaku
Fase Post Iktal setelah serangan kejang biasanya tampak bingung, lemah, tidur lama dan mengadakan isolasi diri
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKElektro Encephalo Grafi (EEG)CT ScanMagnetik Resonance ImaggingPemeriksaan metabolik : gula darah, elektrolit, kalsium, fungsi hepar dan ginjalPunksi lumbal
PENGKAJIAN awitan
durasi
aktifitas motorik
tingkat kesadaran
pupil
aktifitas tubuh
pernafasan
setelah kejang
faktor pencetus
Diagnosa keperawatanTidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya kontraksi otot-otot system pernafasan
Risiko cedera berhubungan dengan jatuh sekunder terhadap perubahan kesadaran selama kejang atau kerusakan mekanisme perlindungan diri
Kurang pengetahuan (pasien dan keluarga) berhubungan dengan kebutuhan akan penatalaksanaan secara mandiri akan kejang
Koping indivudu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa, gaya hidup dan stigma masyarakat
Tujuan jalan nafas dapat dipertahankan
trauma fisik tidak terjadi selama dalam masa perawatan
pasien mengerti akan penyakitnya pasien dapat menggunakan
mekanisme koping yang efektif
Penatalaksanaan
hentikan kejang dan cegah terjadinya trauma
kunci roda dan pasang penghalang tempat tidur
mesin suction siap disamping tempat tidur dan dalam keadaan siap digunakan
singkirkan benda-benda yang berbahaya disekitar tempat tidur pasien
longgarkan pakaian yang mengikat terutama daerah leher agar pasien dapat bernafas dengan lancar
awasi pasien saat kejang dan jangan dilawan
jangan coba membuka mulut dan memasukkan sesuatu ke dalam mulut
setelah kejang, miringkan ke salah satu sisi untuk mempermudah keluarnya sekret
berikan ventilasi agar jalan nafas lancar
Pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
hindari keadaan yang melelahkan, istirahat yang cukup
hindari stress yang berlebihan
hindari faktor-faktor pemicu terjadinya kejang
hindari aktifitas yang membahayakan seperti mendaki gunung, terjun payung
patuhi peraturan minum obat secara sesuai teratur sesuai dosis yang dianjurkan
Terapi AntikonvulsanGolongan Barbiturat 1. Fenobarbital (luminal) untuk kejang tonik klonik, status epileptikus
2. Pirimidon kejang parsial (terutama parsial kompleks)
Golongan Hidantoin 1. Fenitoin (dilantin) kejang tonik klonik, parsial, parsial komplek 2. Mefenitoin (mesantoin) kejang parsial dan tonik klonik
Golongan Iminostilben 1. Karbamazepin (tegretol) kejang parsial komplek, dapat diberikan pada anak-anak
Golongan Benzodizepin 1. Diazepam (valium) untuk kejang tonik klonik dan status epileptikus 2. Klonazepam (klonopin) kejang mioklonik, serangan absence
Golongan Asam Valproat 1. Asam Valproat(depakene) untuk serangan absence
Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pengobatan pilihan obat yang kurang tepat
dosis yang kurang tepat
terlalu cepat mengganti obat tanpa memberi cukup waktu untuk mengetahui kadar terapeutik obat dalam plasma
lanjutan kurang memperhatikan segi-segi lain yang memegang keberhasilan dalam pengobatan antara lain : - motivasi - ketaatan - penghentian obat
KEDARURATAN PADAPASIEN DENGAN KEJANGSAAT KEJANG - Awasi saat kejang, jangan diikat dan cegah terjadinya injuri - Jangan masukkan sesuatu kedalam mulut
- Hentikan kejang dengan memberikan obat anti kejang
SETELAH KEJANGAirway management - pastikan tidak ada hambatan pada jalan nafas - berikan oksigen sesuai kebutuhan - jika slym >> miringkan ke salah satu sisi untuk memperlancar keluarnya sekret k/p lakukan suction