Top Banner
KEEFEKTIFAN P CERITA MODEL ROLE PLA MEDIA Un U PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KE A FABEL PADA SMP KELAS VII DENGA AYING DAN EXAMPLES NON-EXAMPLE BUKU CERIBEL DAN BONEKA TANG SKRIPSI ntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Hidayatul Ulya NIM : 2101413066 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sas Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesi FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 EMBALI ISI AN ES MELALUI GAN stra Indonesia ia
88

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

Sep 02, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISICERITA FABEL PADA SMP KELAS VII DENGAN

MODEL ROLE PLAYING DAN EXAMPLES NON-EXAMPLES MELALUIMEDIA BUKU CERIBEL DAN BONEKA TANGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Hidayatul Ulya

NIM : 2101413066

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISICERITA FABEL PADA SMP KELAS VII DENGAN

MODEL ROLE PLAYING DAN EXAMPLES NON-EXAMPLES MELALUIMEDIA BUKU CERIBEL DAN BONEKA TANGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Hidayatul Ulya

NIM : 2101413066

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISICERITA FABEL PADA SMP KELAS VII DENGAN

MODEL ROLE PLAYING DAN EXAMPLES NON-EXAMPLES MELALUIMEDIA BUKU CERIBEL DAN BONEKA TANGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Hidayatul Ulya

NIM : 2101413066

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

ii

SARI

Hidayatul Ulya. 2017. “Keefektifan Pembelajaran Menceritakan Kembali IsiCerita Fabel pada SMP Kelas VII dengan Model Role Playingdan Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel danBoneka Tangan”. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.Pembimbing I: Drs. Bambang Hartono, M. Hum. PembimbingII: Septina Sulistyaningrum, S. Pd., M. Pd.

Kata Kunci: pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel, model roleplaying, model examples non-examples.

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel belum sepenuhnyadipahami oleh peserta didik. Kompetensi dasar menceritakan kembali isi ceritafabel belum diajarkan secara menyeluruh dan mendalam. Peserta didik hanyadiajarkan mengenai teori cara bercerita, akibatnya peserta didik menjadi kesulitanketika diminta guru untuk praktik menceritakan kembali sebuah cerita. Pesertadidik merasa bingung dalam mengutarakan isi sebuah cerita. Dalam hal tersebutpeserta didik masih sulit dalam memahami dan berkonsentrasi pada pokok isicerita. Oleh karena itu, dalam meningkatkan keterampilan menceritakan kembaliisi cerita fabel memerlukan model pembelajaran yang efektif melalui media yangdapat membangun peserta didik untuk lebih aktif dan berpartisipasi terhadappembelajaran yang berlangsung sehingga dalam proses pembelajaran akanmenjadi lebih menarik. Tujuan penelitian ini: (1) mendeskripsi kemampuanmenceritakan kembali isi cerita fabel dengan model role playing melalui mediabuku Ceribel dan boneka tangan; (2) mendeskripsi kemampuan menceritakankembali isi cerita fabel dengan model examples non-examples melalui media bukuCeribel dan boneka tangan; dan (3) mengetahui kemampuan menceritakankembali isi cerita fabel yang lebih efektif antara menggunakan model role playingmelalui media buku Ceribel dan boneka tangan atau examples non-examplesmelalui media buku Ceribel dan boneka tangan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kelas VII C sebagaikelompok eksperimen 1 mendapat perlakuan pembelajaran menceritakan kembaliisi cerita fabel dengan model role playing melalui media buku Ceribel dan bonekatangan, sedangkan kelas VII A sebagai kelompok eksperimnen 2 mendapatperlakuan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan modelexamples non examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan. Prosespembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompokeksperimen 2 adalah tes awal, perlakuan, dan tes akhir. Pengambilan datadilakukan dengan metode tes dan nontes. Tes berupa praktik bercerita kembalidari sebuah isi cerita fabel yang sudah dipahami dan nontes berupa observasi,wawancara terstruktur dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menceritakankembali isi cerita fabel secara lisan pada kelas VII menggunakan model roleplaying melalui media buku Ceribel dan boneka tangan lebih efektif dibandingkan

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

iii

dengan menggunakan model examples non-examples. Hal tersebut terbuktimelalui hasil perhitungan menggunakan teknik statistik uji t sampel berhubunganpada nilai pretes dan postes kelompok eksperimen 1 yang dilakukan denganbantuan SPSS versi 16. Hasil perhitungan uji t menunjukkan besarnya t hitung = -7.533 dengan df 35 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 lebih kecil dari tarafsignifikansi 5% (0,00<0,05). Dari data tersebut membuktikan bahwa model roleplaying yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 efektif dilakukan saatpembelajaran berlangsung.

Selain itu, gain score (selisih rerata skor dari pretes ke postes) kelompokeksperimen 1 lebih tinggi. Kelompok eksperimen 1 pada pretes memiliki rerataskor sebesar 66,6 dan pada saat postes sebesar 86 sehingga gain score yangdiperoleh sebesar 19,4 (86-66,6). Sedangkan kelompok eksperimen 2 memilikirerata skor saat pretes sebesar 67,5 dan postes sebesar 78,5 sehingga gain scoreyang didapat sebesar 11 (78,5-67,5). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompokeksperimen 1 memperoleh gain score lebih tinggi dan membuktikan bahwa modelrole playing lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran menceritakan kembali isicerita fabel. Model role playing baik karena adanya kegiatan-kegiatan didalamnya yang dapat memberi pengalaman dan memfasilitasi peserta didik dalamproses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, terutama dalampembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan sebagai berikut:(1) guru bahasa Indonesa hendaknya menerapkan model role playing dalampembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel karena sudah diujikeefektifannya; (2) hendaknya guru menerapkan model yang berisi kegiatan-kegiatan di dalamnya dan dapat memberi pengalaman serta memfasilitasi pesertadidik untuk mencapai tujuan pembelajaran, terutama dalam pembelajaranmenceritakan kembali isi cerita fabel; (3) guru hendaknya memanfaatkan mediabuku Ceribel untuk meningkatkan kepahaman peserta didik, minat, dan hasilbelajarnya dalam pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel; (4)hendaknya peserta didik memanfaatkan media boneka tangan untuk meningkatkankreatifitas dan hasil belajarnya dalam pembelajaran menceritakan kembali isicerita fabel; serta (5) peserta didik hendaknya menjadikan nilai-nilai moral dalamteks cerita fabel sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi insan yangbermartabat.

Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

iv

Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

v

Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

vi

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1. “Kesenangan dalam sebuah pekerjaan membuat kesempurnaan pada hasil

yang dicapai” (Aristoteles)

2. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Al-Insyirah:6)

3. “Barangsiapa yang mendahulukan Allah daripada segalanya maka Allah

akan mendahulukannya” (Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah)

Persembahan

Skripsi ini dipersembahkan kepada

1. Bapak Mustamik, Ibu Durroh yang senantiasa

tak henti-hentinya membantu, mendoakanku

dan memberiku semangat.

2. Kakak ku Miftahul Farid, Nasyiatus Sakdiyah,

dan Roudhotun Ni’am yang selalu membantu

dan memotivasi setiap langkahku.

3. Almamaterku, Universitas Negeri Semarang.

Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

viii

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah, peneliti curahkan kepada Allah Swt., yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, memberikan segala yang dibutuhkan

hamba-hamba-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Keefektifan Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel pada SMP

Kelas VII dengan Model Role Playing dan Examples Non-Examples melalui

Media Buku Ceribel dan Boneka Tangan”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukan hanya

usaha dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada Drs. Bambang Hartono, M. Hum. dosen

pembimbing I dan Septina Sulistyaningrum, S. Pd., M. Pd. dosen pembimbing II

yang telah membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini. Peneliti juga

mengucapkan terimakasih kepada

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang;

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini;

3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin dan

kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini;

4. Drs. Bambang Hartono, M. Hum. (Pembimbing I) yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini;

5. Septina Sulistyaningrum, S. Pd., M. Pd. (Pembimbing II) yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan

saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini;

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelajaran kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini;

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

ix

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

x

DAFTAR ISI

SARI................................................................................................................. ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

PERNYATAAN............................................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

PRAKATA....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN .............................................................. xxii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xxiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 7

1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

1.6.1 Manfaat Teoretis ..................................................................................... 9

1.6.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ...................... 11

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xi

2.1 Kajian Pustaka............................................................................................ 11

2.2 Landasan Teori........................................................................................... 16

2.2.1 Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel ............................. 16

2.2.1.1 Pengertian Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel ............................. 17

2.2.1.2 Tujuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel ................................... 18

2.2.1.3 Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel .................. 19

2.2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel... 20

2.2.2 Hakikat Teks Cerita Fabel....................................................................... 21

2.2.2.1 Pengertian Cerita Fabel ........................................................................ 21

2.2.2.2 Tujuan Cerita Fabel.............................................................................. 23

2.2.2.3 Kaidah Kebahasaan Cerita Fabel ......................................................... 23

2.2.2.4 Struktur Cerita Fabel ............................................................................ 26

2.2.2.5 Nilai Teks Cerita Fabel ........................................................................ 27

2.2.3 Model Role Playing................................................................................. 28

2.2.3.1 Pengertian Model Role Playing ........................................................... 28

2.2.3.2 Tujuan Model Role Playing ................................................................. 29

2.2.3.3 Karakteristik Model Role Playing........................................................ 30

2.2.3.4 Unsur-unsur Model Pembelajaran........................................................ 31

2.2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Role Playing................................. 36

2.2.4 Model Examples Non-Examples ............................................................. 38

2.2.4.1 Pengertian Model Examples Non-Examples ........................................ 38

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xii

2.2.4.2 Karakteristik Model Examples Non-Examples .................................... 38

2.2.4.3 Unsur-unsur Model Pembelajaran........................................................ 38

2.2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Examples Non-Examples ............. 43

2.2.5 Media Pembelajaran................................................................................ 43

2.2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran........................................................... 43

2.2.5.2 Manfaat Media Pembelajaran .............................................................. 44

2.2.5.3 Prinsip Media Pembelajaran ................................................................ 45

2.2.5.4 Langkah-langkah Media Pembelajaran................................................ 48

2.2.5.5 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran ................................ 49

2.2.6 Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan

Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan .................................................................................................... 50

2.2.7 Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan Model

Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan .................................................................................................... 53

2.2.8 Kerangka Berpikir ................................................................................... 55

2.2.9 Hipotesis.................................................................................................. 57

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 58

3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 58

3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 59

3.2.1 Populasi ................................................................................................... 59

3.2.2 Sampel..................................................................................................... 60

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xiii

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 60

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 61

3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 61

3.5.1 Instrumen Tes.......................................................................................... 62

3.5.2 Instrumen Nontes .................................................................................... 62

3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 63

3.6.1 Teknik Tes............................................................................................... 64

3.6.2 Teknik Nontes ......................................................................................... 64

3.7 Uji Instrumen ............................................................................................. 65

3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................ 65

3.7.2 Uji Reabilitas........................................................................................... 65

3.8 Teknik Analisis Data.................................................................................. 65

3.8.1 Analisis Data Awal ................................................................................. 66

3.8.1.1 Uji Normalitas...................................................................................... 66

3.8.1.2 Uji Homogenitas .................................................................................. 66

3.8.2 Analisis Akhir ......................................................................................... 66

3.8.2.1 Uji Hipotesis ........................................................................................ 67

3.8.2.1.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata............................................................. 67

3.8.2.1.2 Uji Hipotesis Statistik ....................................................................... 67

3.8.2.2 Teknik Kualitatif .................................................................................. 68

3.9 Prosedur Penelitian..................................................................................... 68

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xiv

3.9.1 Persiapan Penelitian ................................................................................ 69

3.9.2 Tahap Pemberian Perlakuan.................................................................... 70

3.9.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen 1....................................................... 71

3.9.2.2 Pembelajaran Kelas Eksperimen 2....................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 74

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 74

4.1.1 Hasil Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas

Eksperimen 1 .......................................................................................... 75

4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan

Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan.................................................................................................. 75

4.1.1.2 Aspek Sikap dalam Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita

Fabel Kelas Eksperimen 1.................................................................... 82

4.1.1.3 Aspek Pemahaman dalam Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Role Playing melalui media Buku Ceribel dan Boneka

tangan ................................................................................................... 83

4.1.1.4 Aspek Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan

Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan.................................................................................................. 86

4.1.2 Hasil Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas

Eksperimen 2 .......................................................................................... 91

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan

Model Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel dan

Boneka Tangan .................................................................................. 91

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xv

4.1.2.2 Aspek Sikap dalam Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita

Fabel Kelas Eksperimen 2 ................................................................. 97

4.1.2.3 Aspek Pemahaman dalam Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Examples Non-Examples melalui media Buku

Ceribel dan Boneka tangan ................................................................ 98

4.1.2.4 Aspek Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel dengan

Model Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel dan

Boneka Tangan .................................................................................. 102

4.1.3 Teknik Analisis Data............................................................................... 107

4.1.3.1 Uji Normalitas...................................................................................... 108

4.1.3.1.1 Uji Normalitas Tes Awal .................................................................. 108

4.1.3.1.2 Uji Normalitas Tes Akhir.................................................................. 110

4.1.3.2 Uji Homogenitas .................................................................................. 111

4.1.3.2.1 Uji Homogenitas Tes Awal ............................................................... 112

4.1.3.2.2 Uji Homogenitas Tes Akhir .............................................................. 113

4.1.3.3 Uji Beda Dua Rata-rata ........................................................................ 114

4.1.3.3.1 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Pemahaman Awal dan Akhir Kelas

Eksperimen 1 ................................................................................... 115

4.1.3.3.2 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Awal dan Akhir Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1......... 115

4.1.3.3.3 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Pemahaman Awal dan Akhir Kelas

Eksperimen 2 ................................................................................... 116

4.1.3.3.4 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Awal dan Akhir Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2......... 117

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xvi

4.1.3.3.5 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Awal Pemahaman Kelas Eksperimen

1 dan Kelas Eksperimen 2 ............................................................... 118

4.1.3.3.6 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Awal Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 ................................................................................... 119

4.1.3.3.7 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Akhir Pemahaman Kelas Eksperimen

1 dan Kelas Eksperimen 2 ............................................................... 121

4.1.3.3.8 Uji Beda Dua Rata-rata Nilai Akhir Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 ................................................................................... 122

4.1.3.3.9 Uji Beda Dua Rata-rata Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2 .................................................................. 123

4.2 Pembahasan................................................................................................ 125

4.2.1 Keefektifan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan .................................................................................................... 125

4.2.1.1 Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel ............. 125

4.2.1.2 Keefektifan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan

Boneka Tangan..................................................................................... 129

4.2.2 Keefektifan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel

dan Boneka Tangan ................................................................................ 130

4.2.2.1 Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel ............. 130

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xvii

4.2.2.2 Keefektifan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

dengan Model Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel

dan Boneka Tangan .............................................................................. 133

4.2.3 Perbandingan Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

antara Model Role Playing melalui Media Buku Ceribel dan Boneka

Tangan dengan Model Examples Non-Examples melalui Media Buku

Ceribel dan Boneka Tangan.................................................................... 134

BAB V PENUTUP........................................................................................... 137

5.1 Simpulan .................................................................................................... 137

5.2 Saran........................................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 140

LAMPIRAN..................................................................................................... 143

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintagmatik Model Role Playing ................................................ 32

Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel dengan Model Role Playing melalui

Media Buku Ceribel dan Boneka Tangan................................... 52

Tabel 2.3 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel dengan Model Examples Non-

Examples melalui Media Buku Ceribel dan Boneka Tangan ..... 54

Tabel 3.1 Pertemuan Pertama Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ............. 71

Tabel 3.2 Pertemuan kedua Pembelajaran Kelas Eksperimen 1................. 72

Tabel 3.3 Pertemuan Pertama Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ............. 73

Tabel 3.4 Pertemuan Kedua Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ................ 73

Tabel 4.1 Tabel Observasi Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali

Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1........................................... 76

Tabel 4.2 Skor Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam

Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas

Eksperimen 1 .............................................................................. 81

Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Pemahaman Awal Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1................................................ 83

Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Pemahaman Akhir Kelas Eksperimen 1............ 84

Tabel 4.5 Frekuensi Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita

Fabel Kelas Eksperimen 1 .......................................................... 86

Tabel 4.6 Rata-rata Awal Aspek Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1................................................ 86

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xix

Tabel 4.7 Perbandingan Rata-rata Awal dan Akhir Aspek Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen

1 .................................................................................................. 87

Tabel 4.8 Tabel Observasi Proses Pembelajaran Menceritakan Kembali

Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2........................................... 92

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen

2 .................................................................................................. 96

Tabel 4.10 Frekuensi Nilai Pemahaman Awal Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2................................................ 99

Tabel 4.11 Frekuensi Nilai Pemahaman Akhir Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2................................................ 99

Tabel 4.12 Rata-rata Awal Aspek Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2................................................ 102

Tabel 4.13 Perbandingan Rata-rata Awal dan Akhir Aspek Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen

2 .................................................................................................. 104

Tabel 4.14 Tes Normalitas Data Awal Pemahaman Menceritakan Kembali

Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen

2 .................................................................................................. 109

Tabel 4.15 Tes Normalitas Data Awal Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan 2 ................. 109

Tabel 4.16 Uji Normalitas Nilai Proses Pembelajaran Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 110

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xx

Tabel 4.17 Uji Normalitas Akhir Tes Pemahaman Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 110

Tabel 4.18 Uji Normalitas Akhir Tes Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 111

Tabel 4.19 Uji Homogenitas Tes Pemahaman Awal Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 112

Tabel 4.20 Uji Homogenitas Tes Awal Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 112

Tabel 4.21 Homogenitas Nilai Akhir Pemahaman Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 113

Tabel 4.22 Homogenitas Tes Akhir Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 113

Tabel 4.23 Homogenitas Nilai Proses Peserta Didik dalam Pembelajaran

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2 ............................................................. 114

Tabel 4.24 Uji Beda Rata-rata Nilai Pemahaman Awal dan Akhir Kelas

Eksperimen 1 .............................................................................. 115

Tabel 4.25 Uji Beda Rata-rata Nilai Awal dan Akhir Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 .... 116

Tabel 4.26 Uji Beda Rata-rata Nilai Pemahaman Awal dan Akhir Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 117

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xxi

Tabel 4.27 Uji Beda Rata-rata Nilai Awal dan Akhir Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 2..... 118

Tabel 4.28 Uji Beda Rata-rata Nilai Awal Pemahaman Kelas Eksperimen

1 dan Kelas Eksperimen 2 .......................................................... 119

Tabel 4.29 Uji Beda Rata-rata Nilai Awal Kemampuan Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2 ............................................................. 120

Tabel 4.30 Uji Beda Rata-rata Nilai Akhir Pemahaman Kelas Eksperimen

1 dan Kelas Eksperimen 2 .......................................................... 121

Tabel 4.31 Uji Beda Rata-rata Nilai Akhir Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 .............................................................................. 123

Tabel 4.32 Uji Beda Rata-rata Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2 ............................................................. 124

Tabel 4.33 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 ... 128

Tabel 4.34 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 ... 132

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xxii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar 2.1 Media Buku Ceribel (Cerita Fabel) .......................................... 47

Gambar 2.2 Media Boneka Tangan.............................................................. 48

Gambar 4.1 Pemahaman Peserta Didik ketika Pembelajaran Berlangsung

melalui Media Buku Ceribel .................................................... 77

Gambar 4.2 Keaktifan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Menggunakan Model Role Playing .......................................... 78

Gambar 4.3 Keantusiasan Peserta Didik ketika Menguraikan Isi Cerita

Fabel ......................................................................................... 78

Gambar 4.4 Keantusiasan Peserta Didik ketika Berlatih Menceritakan

Kembali Isi Cerita Fabel Menggunakan Boneka Tangan......... 79

Gambar 4.5 Keantusiasan Peserta Didik ketika Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Menggunakan Media Boneka Tangan Secara

Lisan ......................................................................................... 80

Gambar 4.6 Histogram Nilai Proses Aktivitas Peserta Didik Kelas

Eksperimen 1 ............................................................................ 81

Gambar 4.7 Hasil Postes Pemahaman.......................................................... 85

Gambar 4.8 Hasil Tes Awal Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel .............................................................................. 88

Gambar 4.9 Hasil Tes Akhir Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel .............................................................................. 90

Gambar 4.10 Pemahaman Peserta Didik ketika Pembelajaran Berlangsung

melalui Media Buku Ceribel .................................................... 93

Gambar 4.11 Keaktifan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Menggunakan Model Examples Non-Examples....................... 94

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xxiii

Gambar 4.12 Keantusiasan Peserta Didik ketika Menguraikan Isi Cerita

Fabel ........................................................................................ 94

Gambar 4.13 Keantusiasan Peserta Didik ketika Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel Menggunakan Media Boneka Tangan Secara

Lisan ......................................................................................... 95

Gambar 4.14 Histogram Perolehan Nilai Proses Peserta Didik Kelas

Eksperimen 2 ............................................................................ 96

Gambar 4.15 Hasil Postes Pemahaman.......................................................... 101

Gambar 4.16 Hasil Tes Awal Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel ............................................................................. 104

Gambar 4.17 Hasil Tes Akhir Kemampuan Menceritakan Kembali Isi

Cerita Fabel .............................................................................. 106

Bagan 2.1 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Role Playing ...... 36

Bagan 2.2 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Examples Non-

Examples................................................................................... 42

Bagan 2.3 Konsep Kerangka Berpikir ....................................................... 57

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1........ 143

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2........ 166

Lampiran 3 Media Buku Ceribel ................................................................. 184

Lampiran 4 Instrumen Tes Awal ................................................................. 200

Lampiran 5 Instrumen Tes Akhir................................................................. 204

Lampiran 6 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran dengan Model Role

Playing...................................................................................... 216

Lampiran 7 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran dengan Model

`Examples Non-Examples......................................................... 219

Lampiran 8 Data Sikap Awal Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2........ 222

Lampiran 9 Data Nilai Pemahaman Awal Kelas Eksperimen 1 dan

Eksperimen 2 ............................................................................ 228

Lampiran 10 Data Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen 1 dan

Eksperimen 2 ............................................................................ 230

Lampiran 11 Data Sikap Akhir Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ....... 232

Lampiran 12 Data Nilai Pemahaman Akhir Kelas Eksperimen 1 dan

Eksperimen 2 ............................................................................ 238

Lampiran 13 Data Nilai Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen 1 dan

Eksperimen 2 ............................................................................ 240

Lampiran 14 Data Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2..... 242

Lampiran 15 Hasil Observasi Proses belajar Peserta Didik Kelas

Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 .............................................. 244

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

xxv

Lampiran 16 Wawancara Terstruktur ............................................................ 248

Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 268

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat

strategis dan menentukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan (Hartono

2013:8). Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi

tercapainya tujuan pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pendidikan di sekolah. Kurikulum menuntut penguasaan kemampuan

dalam berbahasa melalui pembelajaran yang bertahap dari tahap memahami

sampai mencipta. Kemampuan berbahasa dalam kurikulum 2013 revisi dimulai

dengan pengetahuan tentang teks, jenis, struktur, kaidah, konteks hingga

keterampilan menyajikan suatu teks secara lisan maupun tulis.

Mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 revisi, kompetensi

dasar menyimak, berbicara, membaca dan menulis terintegrasi dengan kompetensi

dasar yang terorganisasikan dalam pendekatan pembelajaran siswa aktif.

Keterampilan menceritakan kembali isi cerita fabel menjadi salah satu kompetensi

dasar dalam pendekatan pembelajaran siswa aktif.

Keterampilan menceritakan kembali sangat penting dalam membangun

keaktifan dan kepahaman terhadap sesuatu yang telah dibaca maupun didengar.

Terampil bercerita membutuhkan kebiasaan yang dapat mendorong seseorang

untuk lebih siap baik mental maupun fisik. Bercerita dengan berkomunikasi baik

dapat meningkatkan rasa percaya diri, emosional, kebiasaan, dan kemauan dalam

mencapai sesuatu. Kemauan erat kaitannya dengan tindakan yang merupakan

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

2

usaha seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, terutama dalam proses

pembelajaran yaitu pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

Teks cerita fabel adalah teks yang ada dalam pembelajaran bahasa

Indonesia kelas VII jenjang SMP/MTs Kurikulum 2013 revisi. Teks cerita fabel

merupakan sebuah teks yang mengajarkan banyak hal kepada pembacanya

diantaranya nilai moral dan sifat yang merupakan pencerminan akhlak atau budi

pekerti. Teks cerita fabel berisi cerita hasil adaptasi dari dunia nyata diperankan

oleh tokoh binatang yang sarat dengan nilai-nilai moral. Cerita fabel mengandung

pesan moral yang bertujuan memperlihatkan kebenaran moral umum dengan

bantuan cerita yang diperankan oleh binatang. Dalam kurikulum 2013 revisi salah

satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dalam pembelajaran

bahasa Indonesia adalah KD 4.15 “Menceritakan kembali isi cerita fabel atau

legenda daerah setempat yang dibaca atau didengar” dari KD tersebut peserta

didik harus dapat menceritakan kembali isi cerita fabel sesuai dengan karakteristik

tokoh cerita fabel yang dibaca maupun didengar.

Berdasarkan pengamatan keterampilan dalam menceritakan isi cerita fabel

pada siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Semarang, diperoleh keterangan bahwa

dalam pembelajaran belum sepenuhnya peserta didik mampu praktik langsung

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel. Hasil menceritakan isi cerita fabel

belum memuaskan, masih ditemukan peserta didik yang kesulitan dalam

menyampaikan isi sebuah cerita yang telah dibaca atau didengar.

Kemampuan praktik menceritakan kembali isi cerita fabel secara lisan

yang rendah juga dikarenakan kompetensi dasar menceritakan kembali isi cerita

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

3

fabel belum diajarkan secara menyeluruh dan mendalam. Peserta didik yang

hanya diajarkan mengenai teori cara bercerita, kemungkinan akibatnya peserta

didik menjadi kesulitan ketika diminta guru untuk praktik menceritakan kembali

sebuah cerita, misalnya menceritakan kembali isi cerita fabel. Kemungkinan

peserta didik akan merasa bingung dalam mengutarakan isi sebuah cerita. Dalam

hal tersebut peserta didik masih sulit dalam memahami dan berkonsentrasi pada

pokok isi cerita.

Selain itu, pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel kurang

menarik perhatian peserta didik dan belum efektif. Guru belum mengoptimalkan

penggunaan model pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat peserta

didik dalam menceritakan kembali isi cerita fabel. Guru belum mencoba model

baru dan belum menerapkan model yang tepat dalam pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel.

Ada beberapa model yang bisa digunakan guru untuk melatih

peserta didik agar terampil berbicara dalam menceritakan kembali isi cerita

fabel, diantaranya yaitu dengan menerapkan model role playing dan examples

non-exemples. Pembelajaran berbasis role playing merupakan pembelajaran

bermain peran atau pemeranan dari sebuah tokoh cerita yang telah dibaca atau

didengar. Dalam rangkaian belajar, masing-masing anggota kelompok

berkesempatan untuk melakonkan skenario sebuah cerita dan dipentaskan di

depan kelompok lain.

Pembelajaran examples non-exemples merupakan pembelajaran yang

didasarkan atas contoh. Contoh dapat diambil dari kasus/gambar yang relevan

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

4

dengan kompetensi dasar. Tujuannya memberi kesempatan kepada kelompok

untuk menganalisis contoh gambar kemudian membagikan hasil dan informasi

yang diperoleh dengan bercerita kembali.

Model role playing dan examples non-examples merupakan bentuk

pembelajaran kooperatif. Keduanya menghendaki pembelajaran dalam kelompok-

kelompok untuk belajar bersama, melengkapi antar peserta didik.

Selain menggunakan model yang tepat dalam pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

bercerita juga memerlukan media pembelajaran yang tepat dan menarik. Hartono

(2015:10) menjelaskan bahwa berkaitan dengan proses belajar yang berhadapan

langsung dengan peserta didik dalam pengajaran, salah satu kompetensi dasar

pendukung yang harus dimiliki guru adalah guru mampu memilih dan

menggunakan media sebagai sumber belajar. Media yang dapat membangkitkan

semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran di sekolah. Penggunaan media

yang tepat akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian

pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Selain itu, media pembelajaran yang tepat

dapat meningkatkan pemahaman peserta didik, menyajikan data dengan menarik

dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan mampu memadatkan informasi

yang diperoleh.

Media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

menceritakan kembali isi cerita fabel adalah media buku Ceribel (cerita fabel) dan

boneka tangan. Buku Ceribel menjadi salah satu media pembelajaran dalam

memahami isi cerita. Sebuah buku sederhana yang mudah dicerna dan dipahami

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

5

baik pokok cerita maupun isi cerita. Selain itu, media boneka tangan juga menjadi

salah satu media pembelajaran yang menarik sebagai media dalam menyajikan isi

cerita yang telah dipahami. Dengan begitu peranan media buku Ceribel dan

boneka tangan sebagai media pembelajaran akan mampu menciptakan minat

belajar siswa.

Untuk itu, dalam meningkatkan keterampilan menceritakan kembali isi

cerita fabel perlu diterapkannya model-model pembelajaran dan media yang

membangun peserta didik untuk lebih aktif dan berpartisipasi terhadap

pembelajaran yang berlangsung, sehingga dalam proses pembelajaran akan

menjadi lebih menarik dan efektif.

Beberapa masalah tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian

“Keefektifan Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel pada SMP

Kelas VII dengan Model Role Playing dan Examples Non-Examples melalui

Media Buku Ceribel dan Boneka Tangan”

1.2 Identifikasi Masalah

Sistem pembelajaran yang relevan membutuhkan guru, media dan peserta

didik yang saling mendukung agar tercipta pembelajaran yang efektif dalam

mecapai tujuan pembelajaran. Namun dalam mencapai sebuah pembelajaran yang

efektif sulit dicapai jika masing-masing komponen pembelajaran masih memiliki

berbagai masalah yang perlu ditangani dengan serius.

Masalah yang timbul dari pihak guru yakni pada penggunaan model

pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru belum mengetahui model

yang efektif dalam pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel. Padahal

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

6

dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut mengetahui berbagai model

pembelajaran yang tepat dan bervariasi dan diterapkan dalam pembelajaran yang

sesuai dengan kompetensi dasar.

Selain itu guru kurang dapat membangkitkan semangat peserta didik

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel karena tidak adanya media yang

mendukung. Media cenderung mononton mengacu pada buku. Padahal guru

dituntut dapat mengetahui, memahami dan mengembangkan keterampilan

menciptakan media pembelajaran yang merangsang minat belajar peserta didik

dan pemahaman dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Media yang digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi

cerita fabel harus mendapat perhatian serius. Media yang digunakan biasanya

hanya berupa buku teks dan powerpoint yang belum dilengkapi konsep

pemahaman secara runtut terkait isi cerita. Padahal dalam pembelajaran

menceritakan kembali, peserta didik dituntut dapat memahami secara keseluruhan

isi cerita sampai mencipta cerita kembali. Tetapi kenyataannya, peserta didik SMP

tidak semangat belajar jika media yang digunakan mononton dan tidak

menghibur.

Dari pihak peserta didik ternyata banyak masalah yang terjadi dan perlu

segera ditangani. Hal ini berkait dalam menceritakan kembali isi cerita fabel, yaitu

peserta didik kesulitan dalam menceritakan kembali karena pemahaman isi yang

kurang dikuasai, kurangnya minat dan kurangnya ketertarikan terhadap

pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, perlu alternatif dalam penggunaan media

yang tepat sebagai pendukung pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel,

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

7

dilihat dari seberapa jauh media tersebut mampu memotivasi peserta didik untuk

memahami isi sampai mencipta cerita dari pemahaman yang diperoleh peserta

didik, dan mampu mengilhami nilai-nilai moral atau memotivasi diri mereka dari

pelajaran yang disampaikan oleh guru.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, muncul banyak

permasalahan yang harus diselesaikan. Dilihat dari permasalahan yang

bersumber dari guru dan peserta didik dalam pembelajaran menceritakan kembali

isi cerita fabel dapat disiasati dengan penerapan model yang efektif. Model

tersebut adalah model role playing atau bermain peran dan model examples non-

examples atau contoh non-contoh yang dapat diterapkan guru dalam proses

pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel melalui media buku Ceribel

dan boneka tangan sebagai sarana peserta didik dalam memahami sampai

bercerita kembali.

Hal ini dikarenakan adanya variasi model pembelajaran yang dapat

digunakan guru agar pembelajaran lebih kreatif, terdiri dari beberapa tahap yang

mampu menuntun peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu

peserta didik mampu menceritakan kembali isi cerita fabel. Selain itu, adanya

kebiasaan peserta didik yang menyukai hal-hal menarik perhatian dan menghibur

agar menjadi kebiasaan yang positif dapat disiasati dengan menerapkan media

yang menarik pula. Media buku Ceribel dapat dijadikan sebagai sarana dalam

memahami isi cerita fabel dan media boneka tangan digunakan sebagai sarana

dalam bercerita kembali dari apa yang telah dipahami.

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

8

Dengan demikian, penelitian ini terbatas pada keefektifan pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel pada SMP kelas VII dengan model role

playing dan examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan

masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.4.1 Bagaimana kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan

model role playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan?

1.4.2 Bagaimana kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan

model examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan?

1.4.3 Lebih efektif manakah kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel

antara model role playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan

atau examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, tujuan dari penelitian yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut.

1.5.1 Mendeskripsi kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan

model role playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan.

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

9

1.5.2 Mendeskripsi kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan

model examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan.

1.5.3 Mengetahui kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel yang lebih

efektif antara menggunakan model role playing melalui media buku

Ceribel dan boneka tangan atau examples non-examples melalui media

buku Ceribel dan boneka tangan.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat dari segi teoretis dan praktis

1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu dalam bidang

pembelajaran dan dunia bercerita, khususnya dalam menceritakan kembali isi

cerita fabel serta penggunaan model dan media secara tepat dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai kajian keilmuan yang memberi bukti ilmiah tentang pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model role playing dan examples

non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan. Selain itu, dapat

dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang relevan bagi para peneliti lain.

1.6.2 Manfaat Praktis

Memberikan guru referensi mengenai model yang efektif diterapkan ketika

mengajar dan cocok untuk peserta didik dalam menceritakan kembali isi cerita

fabel. Memberikan peserta didik teman belajar yang menyenangkan, karena

disajikan media yang menarik, yaitu media buku Ceribel sebagai media

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

10

pemahaman peserta didik dalam menguraikan isi cerita dan boneka tangan yang

mampu merangsang daya ingatan dan imajinasi peserta didik untuk berkreasi

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel.

Hasil penelitian ini dapat menjadikan pembelajaran efektif yang

menyenangkan dan memotivasi peserta didik dalam menceritakan kembali isi

cerita fabel. Media yang disajikan berupa buku Ceribel untuk menambah

pemahaman peserta didik mengenai isi cerita dan boneka tangan untuk

merangsang daya ingatan dan imajinasi peserta didik dalam mengkreasikan isi

cerita sesuai dengan karakter tokoh dalam isi cerita fabel yang dipahami.

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan menceritakan kembali isi cerita fabel

secara tertulis sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian eksperimen

tentang teks cerita fabel pun sudah dilakukan. Model pembelajaran role playing

dan examples non-examples juga sudah diterapkan dalam beberapa penelitian.

Penelitian-penelitian yang relevan atau berkesinambungan yang telah dilakukan

perlu ditinjau untuk dijadikan sebuah acuan dan pertimbangan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

Penelitian yang relevan pernah dilakukan Budi (2012), Mahendra, dkk

(2013), Ananda dan Ginting (2014), Sulianto, dkk (2014), Megawati (2015), Nisa

dan Ownie (2015), dan Khoirunnisa (2016).

Budi (2012) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “The Effect Of Role

Playing Technique Applied On Students` Speaking Competence” menjelaskan

bahwa kemampuan berbicara dapat ditingkatkan dengan bermain peran.

Kemampuan berbicara peserta didik meningkat dari strategi yang diterapkan pada

pembelajaran sebelumnya. Kemampuan berbicara meningkat dari rata-rata 71,167

menjadi 91,067.

Penelitian Budi mempunyai persamaan dengan penelitian ini, keduanya

sama-sama meneliti mengenai keefektifan kemampuan berbicara.

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

12

12

Dalam jurnal tersebut strategi yang digunakan sama dengan salah satu strategi

dalam penelitian ini yaitu role playing. Penelitian Budi menggunakan jenis

penelitian eksperimen begitu juga penelitian ini. Bedanya terletak pada populasi,

dalam penelitian Budi diterapkan pada SMP kelas VIII sedangkan dalam

penelitian ini diterapkan pada SMP kelas VII.

Mahendra, dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing berbantuan Powerpoint terhadap

Keterampilan Menyimak pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI” model role

playing dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran siswa aktif dan tertarik

dalam menyimak bahan simakan yang diperankan oleh temannya di depan kelas

dengan bantuan media powerpoint. Dalam penelitian Mahendra model role

playing terdapat sembilan tahap.

Tahap pertama, pemanasan suasana kelompok; kedua, seleksi partisipan;

ketiga, pengaturan setting; keempat, persiapan pemilihan siswa sebagai pengamat;

kelima, pemeranan guru dan siswa memulai role playing; keenam, diskusi dan

evaluasi; ketujuh, pemeranan ulang; kedelapan, diskusi dan evaluasi; kesembilan,

sharing dan generalisasi pengalaman. Begitupula pada penelitian ini, terdapat

sembilan tahap dimulai dari pemanasan, memilih pemain, menata panggung,

menyiapkan pengamat, pemeranan, diskusi dan evaluasi, pemeranan ulang,

diskusi dan evaluasi kedua, serta kesimpulan.

Persamaan lain penelitian Mahendra dengan penelitian ini adalah pada

variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan model role playing dalam proses

pembelajaran. Selain itu, juga sama pada jenis penelitian yaitu menggunakan jenis

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

13

eksperimen. Sedangkan perbedaannya terletak pada media pembelajaran.

penelitian Mahendra menggunakan media berbantuan powerpoint sedangkan

penelitian ini menggunakan media buku Ceribel dan boneka tangan. Populasi pada

penelitian Mahendra juga berbeda dengan penelitian ini. Penelitian Mahendra

dilaksanakan pada kelas VI sedangkan pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas

VII.

Ananda dan Ginting (2014) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “The

Effect Of Applying Examples Non Examples Method On Students’ Achievement In

Writing Procedure Text” secara empiris, prestasi bahasa inggris siswa kelas IX

SMP memiliki strategi yang lebih baik. Model examples non-examples dapat

mempengaruhi prestasi siswa dalam menulis teks prosedur. Model examples non-

examples sangat disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis teks

prosedur agar guru bahasa inggris lebih bijaksana dan efektif dalam mengajar

serta siswa lebih kreatif dalam menulis teks prosedur.

Persamaan penelitian Ananda dan Giting dengan penelitian ini terletak

pada jenis penelitian. Keduanya menggunakan jenis penelitian eksperimen, selain

itu penelitian Ananda dan Ginting dengan penelitian ini sama-sama menguji

tentang model examples non-examples. Perbedaannya terletak pada variabel

terikat, dalam penelitian tersebut variabel terikatnya mengenai pembelajaran

menulis teks prosedur, sedangkan pada penelitian ini mengenai menceritakan

kembali isi cerita fabel.

Sulianto, dkk (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Media Boneka

Tangan dalam Metode Bercerita untuk Menanamkan Karakter Positif kepada

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

14

Siswa Sekolah Dasar” menyimpulkan bahwa, media boneka tangan dilaksanakan

untuk menindaklanjuti hasil analisis kebutuhan yang telah diperoleh melalui

pengisian angket. Kegiatan diawali dengan penyusunan draf cerita anak dan

membuat media boneka tangan yang sesuai dengan cerita.

Persamaan penelitian Sulianto dengan penelitian ini terletak pada media

yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan media boneka tangan dalam

proses pembelajaran. Perbedaannya terletak pada populasi, dalam penelitian

Sulianto dilaksanakan pada siswa SD, sedangkan dalam penelitian ini

dilaksanakan pada siswa SMP. Selain itu, juga berbeda pada jenis penelitian.

Penelitian Sulianto berjenis Pengembangan, sedangkan pada penelitian ini

berjenis eksperimen.

Megawati (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks melalui Model

Pembelajaran Examples Non Examples kelas X.1 Sekolah Menengah Atas Negeri

2 Kundur Kecamatan Kundur Utara Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran

2014/2015. Dalam penelitian Megawati menyimpulkan bahwa model

pembelajaran examples non-examples mampu meningkatkan proses pembelajaran

menulis teks prosedur kompleks. Hal ini dibuktikan dengan proses peningkatan

melalui test dengan nilai rata-rata nilai siswa pada siklus pertama 77 dan

meningkat pada siklus kedua menjadi 84.

Persamaan penelitian Megawati dengan penelitian ini terletak pada

variabel bebasnya yaitu menggunakan model examples non-examples.

Perbedaannya terletak pada jenis penelitian yaitu pada penelitian Megawati

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

15

berjenis penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini berjenis eksperimen.

Selain itu, juga berbeda pada populasinya. Penelitian Megawati dilakukan pada

kelas X, sedangkan penelitian ini dilakukan pada kelas VII.

Nisa dan Ownie (2015) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “The

Effect Of Applying Examples Non Examples Method On Students’ Achievement In

Writing Descriptive Text” menyimpulkan bahwa model examples non-examples

lebih efektif dan signifikan untuk meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran

menulis teks deskriptif.

Penelitian Astri dan Sri mempunyai persamaan dengan penelitian ini,

keduanya sama-sama menggunakan jenis penelitian eksperimen begitu juga

penelitian ini. Dalam jurnal tersebut, model yang digunakan sama dengan salah

satu model yang peneliti gunakan yaitu model examples non-examples.

Perbedaannya terletak pada variabel terikat, dalam penelitian tersebut variabel

terikatnya mengenai pembelajaran menulis teks deskriptif, sedangkan pada

penelitian ini mengenai menceritakan kembali isi cerita fabel.

Khoirunnisa (2016) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Role Playing terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Pardasuka Katibung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016”

Khoirunnisa dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa model role playing

mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa

Indonesia fokus berbicara menggunakan model role playing pada kelas

eksperimen (VA) yaitu 78,69 lebih tinggi dari nilai rata-rata keterampilan

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

16

berbicara siswa yang mengikuti metode pembelajaran ceramah pada kelas kontrol

(VB) yang hanya mendapat nilai 63,92.

Persamaan penelitian Khoirunnisa dengan penelitian ini adalah terletak

pada model pembelajaran yang diterapkan yaitu model role playing. Selain itu

penelitian Khoirunnisa dan penelitian ini sama-sama menguji tentang

keterampilan berbicara. Persamaan lain dengan penelitian ini terletak pada jenis

penelitian yaitu berjenis eksperimen, Perbedaan penelitian Khoirunnisa dengan

penelitian ini terletak pada populasi. Khoirunnisa menggunakan populasi kelas V

SD, sedangkan penelitian ini menggunakan populasi kelas VII SMP.

Berdasarkan kajian pustaka tersebut, model dan media yang digunakan

telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta dapat mengubah

perilaku siswa menjadi lebih positif dalam proses pembelajaran. Selain itu, kajian

pustaka tersebut membuktikan bahwa penelitian dengan judul “Keefektifan

Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel pada SMP Kelas VII dengan

Model Role Playing dan Examples Non-Examples melalui Media Buku Ceribel

dan Boneka Tangan” belum pernah dilakukan.

2.2 Landasan Teori

Beberapa teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini meliputi (1)

kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel; (2) teks cerita fabel; (3) model

role playing; (4) model examples non-examples; dan (5) media Pembelajaran.

2.2.1 Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Materi teks fabel yang termuat dalam kurikulum 2013 revisi dibelajarkan

pada peserta didik SMP kelas VII. Hal ini menunjukkan bahwa teks cerita fabel

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

17

tidak hanya dipelajari dan dipahami anak-anak sekolah dasar saja tetapi anak-anak

sekolah menengah pertama pun perlu mempelajarinya. Cerita sederhana yang

diharapkan mampu menjadi pelajaran yang dapat mengubah kepribadian peserta

didik menjadi lebih baik.

2.2.1.1 Pengertian Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel merupakan kompetensi

dasar yang berkaitan dengan penerapan pengetahuan dan keterampilan.

Menceritakan kembali isi cerita fabel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan cara dituturkan atau dituliskan. Kegiatan menceritakan kembali isi cerita

fabel secara dituturkan adalah berbicara dan kegiatan yang dituliskan adalah

menulis.

Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan

yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang

pendengar atau penyimak (Tarigan 2008:16). Dalam hal ini berbicara menjadi

salah satu sarana dalam menyampaikan pikiran yang ingin dikomunikasikan

pembicara terhadap pendengar.

Keterampilan berbicara sangat penting dalam membangun keaktifan dan

kepahaman terhadap sesuatu yang telah dibaca maupun didengar. Selain itu,

terampil berbicara dengan berkomunikasi baik dapat meningkatkan rasa percaya

diri, emosional, kebiasaan, dan kemauan dalam mencapai sesuatu. Asch (dalam

Rakhmat 2007:42) kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan

kepentingan. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

18

seseorang. Kebutuhan dan kepentingan sering mewarnai kepercayaan diri

seseorang.

Terampil berbicara membutuhkan kebiasaan yang dapat mendorong

seseorang untuk lebih siap. Rakhmat (2007:43) kebiasaan adalah aspek perilaku

manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan.

Kemauan juga mempengaruhi seseorang, kemauan erat kaitannya dengan tindakan

yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan tertentu terutama dalam

proses pembelajaran yaitu pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

2.2.1.2 Tujuan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Tujuan dari menceritakan kembali sebuah cerita adalah untuk

mengkomunikasikan atau mengungkapkan kembali isi sebuah cerita secara

keseluruhan menggunakan bahasa sendiri. Isi cerita tersebut membahas gagasan

pokok cerita, tokoh dan watak tokoh dalam cerita, setting cerita, dan rangkaian

peristiwa dalam cerita sehingga mampu bercerita kembali dengan mahir

menggunakan bahasa sendiri.

Bercerita kembali mampu mengasah ingatan peserta didik dengan

menyampaikan segala apa yang telah dipahaminya untuk dikomunikasikan

kembali kepada orang lain. Bercerita dengan berkomunikasi baik dapat lebih

mudah mempengaruhi orang lain. Orang yang mendengarkan akan terhibur dan

berantusias sehingga cerita dan pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami

oleh pendengar.

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

19

2.2.1.3 Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Langkah menceritakan kembali isi cerita sama dengan langkah

menceritakan kembali isi cerita pada umumnya. Langkah menceritakan kembali

isi cerita fabel adalah sebagai berikut.

1) Membaca secara keseluruhan isi cerita

Tahap awal dalam mengetahui isi cerita adalah membaca. Membaca

keseluruhan isi cerita bertujuan untuk memahami isi cerita dari awal sampai

akhir.

2) Mencatat gagasan pokok cerita

Tahap ini mengharuskan siswa untuk menemukan gagasan pokok cerita pada

setiap paragraf. Dengan mengetahui gagasan pokok cerita pada setiap

paragraf akan memudahkan peserta didik dalam memahami pesan yang ingin

disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Gagasan pokok cerita dapat

dijadikan sebagai bahan acuan peserta didik dalam bercerita kembali dan

dapat dikembangkan menjadi cerita yang menarik tanpa menghilangkan unsur

cerita.

3) Menentukan tokoh dan watak tokoh cerita

Pada tahap ini, peserta didik menentukan tokoh dan watak yang dimiliki

setiap tokoh cerita. Tokoh berperan sebagai penggerak alur cerita dari awal

sampai pada bagian akhir cerita. Karakter tokoh dan watak tokoh yang

dipahami dapat disesuaikan dengan karakter peserta didik dalam pemeranan

sehingga pesan dapat tersampaikan kepada pendengar.

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

20

4) Menentukan setting cerita

Tahap ini peserta didik menentukan latar yang menjadi lukisan tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial dalam isi cerita yang dibaca. Latar

memberikan kesan yang sangat penting. Dengan memahami latar cerita

peserta didik dapat mengetahui situasi psikologis tokoh cerita dan menjadi

lebih mudah memerankan dalam menceritakan kembali isi cerita.

5) Menentukan rangkaian peristiwa

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui alur cerita dari awal sampai akhir

cerita secara runtut, yaitu mulai dari pemaparan cerita, pengenalan masalah,

klimaks sampai dengan penyelesaian. Pada tahap ini, peserta didik

mengembangkan dari gagasan pokok yang sudah dipahami. Rangkaian

peristiwa yang runtut menjadi bukti bahwa peserta didik memahami isi cerita.

6) Menceritakan kembali isi cerita

Pada tahap ini, peserta didik menceritakan apa yang sudah dipahami dari isi

cerita mulai dari karakter tokoh dan setting yang tepat serta rangkaian isi

cerita secara runtut.

2.2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

1) Kelebihan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Ada beberapa kelebihan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi

cerita fabel yaitu melatih peserta didik menjadi lebih percaya diri, peserta didik

lebih bebas menuangkan daya imajinasi yang mampu memikat hati para

pendengar, peserta didik lebih leluasa dalam berekspresi sesuai karakter yang

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

21

dimiliki tokoh dengan bakat yang dimiliki peserta didik sehingga pendengar

terhibur terhadap isi cerita dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.

2) Kekurangan Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel

Beberapa kekurangan dalam menceritakan kembali isi cerita fabel yaitu

dapat disebabkan karena faktor psikologis peserta didik diantaranya peserta didik

lemah dalam berbicara. Lemah dalam berpikir untuk menuangkan kembali apa

yang sudah dibaca. Lemah dalam pemahaman konsep cerita dan disebabkan

karena bendahara kosa kata yang lemah sehingga peserta didik sulit dalam

merangkai kata.

2.2.2 Hakikat Teks Cerita Fabel

Pada penelitian ini, peneliti akan fokus dalam keterampilan menceritakan

kembali isi cerita fabel.

2.2.2.1 Pengertian Cerita Fabel

Menurut Nurgiyantoro (2010:190) cerita fabel adalah salah satu bentuk

cerita yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang

tersebut dapat berpikir dan berinteraksi layaknya komunitas manusia, juga dengan

permasalahan hidup layaknya manusia. Mereka dapat berpikir, berlogika,

berperasaan, berbicara, bersikap, bertingkah laku, dan lain-lain sebagaimana

halnya manusia dengan bahasa manusia.

Menurut Huck dan Mitchell (dalam Nugiyantoro 2010:190-191) cerita

binatang hadir sebagai personifikasi manusia, baik yang menyangkut penokohan

lengkap dengan karakternya maupun persoalan hidup yang diungkapnya. Artinya,

manusia dan berbagai persoalan itu diungkapkan lewat binatang. Jadi cerita ini

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

22

pun juga berupa kisah tentang manusia dan kemanusiaan yang juga ditujukan

kepada manusia, tetapi dengan komunitas perbinatangan. Tujuan cerita ini jelas,

yaitu untuk memberikan pesan-pesan moral. Hal ini dipekuat oleh pendapat

Danandjaja (2002:98) yang mengungkapkan bahwa fabel adalah dongeng

binatang yang mengandung moral, yakni ajaran baik buruk perbuatan dan

kelakuan.

Jadi, cerita fabel adalah cerita mengenai kehidupan layaknya manusia dan

diperankan oleh tokoh binatang yang memuat nilai moral dan pesan yang dapat

diambil dalam kehidupan nyata.

Contoh:

Kisah Anjing dan Kelinci

Pagi yang cerah, beberapa kelinci berlarian sedang asyikbermain petak umpet. Salah satu dari mereka bersembunyi dibalikpagar kebun.

Saat bersembunyi, adik kelinci bernama Cici tergiur denganwortel segar yang ada dihadapannya. Ternyata dibalik pagar itu adakebun wortel.

Karena perut yang sudah lapar, Cici mengambil 1 wortel danmemakannya dengan lahap. “Kress kreuus” suaranya terdengaroleh seekor anjing yang sedang menjaga kebun itu sambilmengendap-endap ke sumber suara. Saat itu kakak Cici bernamaCarly sedang mencarinya.

Dengan cepat anjing menggonggong memergokinya. Cici yangsedang asyik bersembunyi dan makan wortel itu terkejut, ialangsung lari terbirit-birit.

Belum jauh berlari, Carly menghentikan Cici dan bertanya"Kenapa kamu bersembunyi di kebun dan memakan yang bukanmilikmu?" tanya Carly. "Aku lapar dan tidak tahu kalau mengambilwortel itu tidak boleh," jawab Cici sambil mengatur nafas.

"Ayo kita kembali ke kebun sekarang, untuk meminta maaf!”Ajakan Carly sambil menarik tangan Cici. Sementara itu, Cicimasih ketakutan.

- Beberapa kelinci berlariansedang asyik bermain petakumpet.

- Salah satu dari merekabersembunyi dibalik pagarkebun.

- Karena perut yang sudahlapar, Cici kelinci mengambil 1wortel dan memakannyadengan lahap.

- "Kress kreuus" Suaranyaterdengar oleh seekor anjingyang sedang menjaga kebunitu sambil mengendap-endapke sumber suara.

- Saat itu kakak kelinci sedangmencari adik kelinci.

- Anjing menggonggongmemergokinya.

- Adik Kelinci yang sedang asyikbersembunyi dan makanwortel itu terkejut langsunglari terbirit-birit.

- Belum jauh berlari, kakakkelinci menghentikan adikkelinci

- Kakak kelinci bertanyakepada adiknya kenapabersembunyi dikebun danmemakan yang bukanmiliknya.

- Karena lapar, adik kelincimengambil wortel tersebut

- Kakak kelinci mengajakkembali ke kebun untukmeminta maaf.

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

23

Sesampainya di kebun, Cici dan Carly menemui anjing pemilikkebun wortel tersebut. Carly memberanikan diri dan berkata "TuanAnjing, kami datang kemari untuk meminta maaf atas kejadiantadi. Maafkan adik saya tuan". "Iya tuan, maafkan saya telahmemakan wortel tanpa izin," kata Cici dengan rasa penyesalan.Anjing menyambut dengan baik keberanian mereka dan berkata"Baiklah, tapi ada syaratnya. Kamu harus merapikan kebun worteldan membantuku menyiraminya setiap pagi".

Carly dan teman Cici membantu Cici merapikan kebun yangtelah rusak. Mereka berjanji datang setiap pagi untuk membantutuan Anjing menyirami tanaman wortel dan menjaga kebunnya.Kini mereka bersahabat baik.

Sumber:

Direktur penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat. 2014.Pajak Kita. Edisi Fabel. Jakarta: Direktur penyuluhan, pelayanandan hubungan masyarakat.

2.2.2.2 Tujuan Cerita Fabel

Menurut Huck dan Mitchell (dalam Nugiyantoro 2010:190-191) tujuan

cerita fabel yaitu untuk memberikan pesan-pesan moral. Pendapat Huck dan

Mitchell diperkuat oleh pendapat Nugiyantoro (2010:191) bahwa tujuan

pemberian ajaran moral menjadi fokus penceritaan dan sekaligus yang

menyebabkan hadirnya cerita binatang di tengah masyarakat. Dalam hal ini, pesan

moral diajarkan dengan menunjukkan sifat jelek manusia melalui simbol

binatang-binatang dan diperankan oleh binatang agar pembaca dapat mengambil

pesan yang ada dengan menyontoh hal-hal baik dan meninggalkan hal-hal yang

buruk.

2.2.2.3 Kaidah Kebahasaan Cerita Fabel

Bahasa komunikatif dalam sebuah cerita sangat penting untuk memberikan

gambaran yang jelas dan mudah dipahami. Teks cerita fabel biasa menggunakan

unsur kebahasaan tingkat kata kerja (verba), penggunaan kata sandang si dan

- Kakak kelinci memberanikandiri berhadapan dengan tuanpemilik kebun tesebut.

- Kakak kelinci meminta maafatas kesalahan adiknya.

- Adik kelinci meminta maafkarena telah mengambilwortel tanpa izin

- Anjing menyambut denganbaik keberanian merekadengan memberi syaratuntuk merapikan danmenyiram tanaman worteltersebut.

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

24

sang, penggunaan kata keterangan tempat dan waktu, serta penggunaan kata

hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.

Berikut paparan materi unsur kebahasaan yang menyertai teks cerita fabel.

1) Kata Kerja (Verba)

Kata kerja merupakan unsur yang sangat penting dalam kalimat. Menurut

Zainurrahman (2011:103) Kata kerja adalah kata yang menunjukkan sebuah

perbuatan atau aksi. Dalam cerita fabel, kata kerja digunakan untuk

menggambarkan perilaku tokoh dalam cerita.

2) Penggunaan Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada

orang yang dituju dengan ditandai tanda petik, intonasi tinggi untuk tanda tanya

dan datar untuk kalimat berita serta tanda seru yang dilagukan dengan intonasi

perintah, selain itu juga ditandai dengan kata ganti orang pertama dan orang

kedua.

3) Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang pada Fabel

Kata sandang merupakan sejenis kata penentu atau pembatas yang

letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata si dan sang digunakan sebagai

kata yang dipakai di depan tokoh untuk merendahkan tokoh tersebut. Kata si dan

sang tidak mempunyai makna tersendiri. Makna atau arti kata si dan sang

bergabung dengan kata yang berada di belakangnya. Walaupun kata si dan sang

tidak mempunyai arti dan tidak dapat berdiri sendiri, kata si dan sang memiliki

fungsi penting menentukan makna dalam kalimat. Kaidah penulisan kata sandang

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

25

si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan sang ditulis

dengan huruf kecil, bukan huruf kapital.

4) Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat

terjadinya peristiwa atau keadaan. Tempat yang dimaksudkan bisa jadi tempat

yang bersifat nyata (kebun, hutan, sungai, dan sebagainya) ataupun yang bersifat

abstrak (pikiran, hati, perasaan, dan sebagainya). Sedangkan keterangan waktu

adalah keterangan yang memberikan informasi mengenai saat terjadinya suatu

peristiwa seperti siang, sore, malam, petang, dan pagi.

5) Penggunaan Kata Hubung lalu, kemudian, dan akhirnya

Kata hubung lalu dan kemudian memiliki arti yang sama yaitu menyatakan

urutan waktu (Mustakim 1994:81). Kedua kata itu digunakan sebagai penghubung

antar kalimat maupun intrakalimat. Sedangkan kata akhirnya digunakan untuk

menyimpulkan suatu informasi atau isi dalam cerita.

Jadi, unsur kebahasaan yang digunakan dalam cerita fabel adalah 1) kata

kerja, menunjukkan perbuatan atau perilaku tokoh; 2) kalimat langsung,

menunjukkan tuturan langsung yang ditandai dengan tanda petik, tanya, dan seru;

3) kata sandang, menunjukkan kedudukan tokoh cerita; 4) kata keterangan waktu

dan tempat, menunjukkan lokasi dan waktu peristiwa atau kejadian; dan 5) kata

hubung, menunjukkan penghubung antarkalimat maupun intrakalimat serta kata

untuk menyimpulkan isi sebuah cerita.

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

26

2.2.2.4 Struktur Cerita Fabel

Struktur teks naratif secara umum memiliki empat elemen wajib

(orientasi, komplikasi, evaluasi, dan resolusi) dan satu elemen opsional yaitu koda

Anderson 1997:8; Evans 2000; Alwasilah 2005; Feez dan Joyce 2003 (dalam

Zainurrahman 2011:38). Namun, dalam cerita naratif khususnya cerita fabel,

struktur yang ditekankan hanya tiga elemen wajib (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) dan satu elemem opsional yaitu koda.

Berikut adalah penjelasan tiap-tiap elemen atau struktur cerita fabel.

1) Orientasi

Berisi pengenalan tempat terjadinya cerita dan pengenalan tokoh.

Orientasi berfungsi sebagai tempat penulis dalam memperkenalkan latar atau

setting, memperkenalkan tokoh dalam cerita fabel, serta menguraikan latar

belakang konflik yang terjadi dalam cerita.

2) Komplikasi

Berisi awal terjadinya masalah diantara tokoh-tokoh dalam cerita atau ada

perubahan atau ada kejutan. Komplikasi befungsi menyampaikan konflik yang

terjadi dalam cerita. Komplikasi hampir sama dengan konflik. Komplikasi adalah

elemen, sedangkan konflik adalah konten.

3) Resolusi

Berisi pemecahan permasalahan yang dihadapi para tokoh. Resolusi

berfungsi menggambarkan upaya tokoh untuk memecahkan persoalan yang ada

dalam komplikasi. Resolusi menjadikan pembaca seperti berkaca dan belajar dari

cerita. Bagaimana tokoh dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang diahadapi.

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

27

4) Koda

Merupakan bagian akhir dari sebuah cerita yang berisi pesan dan amanat

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Koda merupakan elemen

opsional. Sifat opsional yang dimaksud adalah apakah pesan ditulis secara

eksplisit, atau hanya disisipi secara implisit (tidak langsung).

Jadi, struktur teks cerita fabel terdiri atas orientasi (pengenalan), komplikasi

(munculnya masalah), resolusi (penyelesaian masalah), dan koda. Koda dalam

fabel bersifat tidak harus ada, pada bagian ini berisi nilai moral yang diangkat

secara eksplisit berkaitan dengan isi cerita.

2.2.2.5 Nilai Teks Cerita Fabel

Kehadiran moral dalam cerita fiksi dapat dipandang sebagai saran terhadap

perilaku moral tertentu yang bersifat praktis. Ajaran moral disampaikan lewat

sikap dan perilaku sebagaimana yang ditampilkan oleh para tokoh cerita

(Nurgiyantoro 2010:265).

1) Kelebihan Cerita Fabel

a. Memuat pesan moral yang dapat dijadikan sebagai contoh atau refleksi

diri dalam kehidupan nyata.

b. Menggunakan tokoh binatang sehingga isi cerita lebih menarik.

c. Mengenal kehidupan masyarakat yang diperankan lewat binatang.

d. Cerita fabel bentuknya singkat dengan alur sederhana sehingga mudah

diikuti.

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

28

2) Kekurangan Cerita Fabel

a. Lebih ditujukan kepada anak-anak.

b. Hanya ditampilkan beberapa binatang saja

2.2.3 Model Role Playing (Bermain Peran)

Model role playing dibuat berdasarkan asumsi bahwa bermain peran dapat

mendorong peserta didik dalam mengekspresikan perasaannya secara lepas untuk

ditunjukkan dan dipahami orang lain. Proses psikologis juga dapat melibatkan

sikap, nilai dan keyakinan diri siswa yang mengarahkan pada kesadaran melalui

keterlibatan spontan dalam mengeluarkan atau mengekspresikan pikiran dan

perasaannya.

Model bermain peran dirancang oleh Fannie dan George Shaftel yang

secara khusus untuk membantu peserta didik mempelajari dan merefleksikan

nilai-nilai sosial, bermain peran juga membantu peserta didik mengumpulkan dan

mengolah informasi tentang masalah-masalah sosial, mengembangkan empati

dengan orang lain, dan berupaya untuk memperbaiki keterampilan sosial mereka

(Joyce 2011: 36)

2.2.3.1 Pengertian Model Role Playing

Fogg (dalam Huda 2014:208) role playing atau bermain peran adalah

sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan, dan edutainment

(pendidikan yang menyenangkan).

Bermain peran adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di

sekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan

penghayatan terhadap bahan pengembang yang dilaksanakan (Tarigan dalam

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

29

Sumantri 2015:95). Sumantri (2015:94) Bermain peran yaitu peserta didik

memerankan tokoh-tokoh yang dilakonkan dengan penuh penghayatan dan

ekspresi yang tepat. Di mana setiap peserta didik diberi kebebasan untuk

berinteraksi satu sama lain sesuai dengan perannya.

Danandjaja (2013:122) berpendapat bahwa model role playing merupakan

gambaran tentang suatu kondisi/paradigma tertentu pada suatu hal di dalam

masyarakat. Pendapat Danandjaja diperkuat oleh pendapat Joyce (2011:36) bahwa

model role playing membimbing peserta didik dalam memahami perilaku sosial,

peran mereka dalam interaksi sosial, dan cara-cara dalam memecahkan masalah

dengan lebih efektif.

2.2.3.2 Tujuan Model Role Playing

Tujuan bermain peran adalah strategi pembelajaran agar siswa dengan

kebebasan sendiri dapat menggambarkan suatu kejadian. Melalui role play, siswa

dapat menstimulasi kemampuan untuk memahami perasaannya sendiri dan

perasaan orang lain. Kegiatan role play dapat menumbuhkan kreativitas, dan

meningkatkan aktivitas keterampilan berbicara siswa (Sumantri 2015:95).

Menurut Hamalik (dalam Sumantri 2015:95) tujuan bermain peran, sesuai dengan

jenis belajar adalah (1) belajar dengan berbuat, siswa melakukan peranan tertentu

sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya; (2) belajar melalui peniruan

(imitasi), para siswa pengamat drama menyatakan diri dengan pelaku (aktor) dan

tingkah laku mereka; (3) belajar melalui balikan, para pengamat menanggapi

perilaku para pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan; dan (4) belajar

melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Model role playing bertujuan

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

30

untuk menganalisis problematika sosial, dan menghayati peran serta posisi sosial

(Dananjaya 2013:124).

Dengan demikian role playing bertujuan untuk mengatasi hambatan siswa

khususnya dalam bercerita kembali. Karena dalam pembelajaran seringkali ada

beberapa anak yang dominan berbicara sehingga sering ditunjuk temannya untuk

bercerita. Sebaliknya ada anak yang kurang percaya diri, bergantung pada

temannya yang lebih dominan berbicara karena beranggapan bahwa dirinya tidak

mampu bercerita dengan baik. Dalam situasi seperti ini, terampil berbicara perlu

diterapkan pada setiap anak untuk melatih keberanian dan mengasah ingatan anak

sehingga tidak bergantung dengan teman lain yang dominan berbicara.

2.2.3.3 Karakteristik Model Role Playing

Model role playing dipelopori oleh George Shaftel. Model role playing

dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Melalui bermain

peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran

yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain (Hamzah

Uno 2008:26)

Dalam model Role playing atau bermain peran diawali dengan guru

membagi peserta didik menjadi 6 kelompok. Guru membagikan media buku

Ceribel sebagai pemahaman awal peserta didik melalui cerita fabel kisah “Anjing

dan Kelinci”. Guru menginstruksikan peserta didik dalam kelompok untuk

memamahi skenario cerita fabel “Kisah Olan Landak” yang terdapat pada buku

Ceribel. Salah satu kelompok membacakan sambil memerankan skenario cerita,

kelompok lain memerhatikan. Tiap-tiap kelompok mengidentifikasi isi cerita.

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

31

Setiap kelompok memaparkan hasil identifikasi cerita. Setiap kelompok berlatih

memerankan isi cerita menggunakan boneka tangan sesuai dengan karakter tokoh

dalam cerita. Salah satu kelompok memperagakan kembali isi cerita. Kelompok

lain memerhatikan sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. Setelah

selesai diperagakan, tiap-tiap peserta didik dalam kelompok diberikan kertas

sebagai lembar kerja untuk membahas. Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil

kesimpulannya.

2.2.3.4 Unsur-unsur Model Pembelajaran

1) Langkah-langkah/Sintagmatik Model Role Playing

Prosedur dalam pelaksanaan model role playing menurut Hamzah Uno

(2008:26) sebagai berikut.

a) Pemanasan. Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan

yang mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu

mempelajari dan menguasainya.

b) Memilih peran (partisipan). Siswa dan guru membahas karakter dari

setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya.

c) Menata panggung. Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa di

mana dan bagaimana peran itu akan dimainkan.

d) Menyiapkan pengamat. Guru menunjuk beberapa siswa sebagai

pengamat.

e) Permainan peran dimulai. Permainan peran dilakukan secara spontan.

f) Diskusi dan evaluasi. Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi

dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

32

g) Permainan peran ulang.

h) Diskusi dan evaluasi.

Tabel 2.1 Sintagmatik Model Role Playing

Fase Tingkah Laku GuruFase-1Pemanasan

Guru memperkenalkan siswa pada permasalahanyang mereka sadari perlu mempelajari danmenguasainya

Fase-2Memilih pemain

Guru membahas karakter dari setiap pemain danmenentukan siapa yang akan memainkannya.Guru memilih salah satu kelompok

Fase-3Menata panggung

Guru mendiskusikan dengan siswa di mana danbagaimana peran itu akan dimainkan

Fase-4Menyiapkan pengamat

Guru mengnstruksikan kelompok lain berperansebagai pengamat

Fase-5Permainan peran

Guru menginstruksikan permainan perandilakukan secara spontan

Fase-6Diskusi dan evaluasi

Guru mendiskusikan pemeranan yang sudahberlangsung dan melakukan evaluasi terhadapperan-peran yang dilakukan

Fase-7Permainan peran ulang

Guru menginstruksikan memerankan kembali isicerita fabel menggunakan media boneka tanganuntuk setiap kelompok

Fase-8Diskusi dan evaluasi

Guru mendiskusikan dan mengevaluasipemeranan yang sudah berlangsung

Fase-9Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan dan saling berbagipengalaman

2) Sistem Sosial

Dalam pembelajaran guru memberikan informasi secara bertahap kepada

peserta didik mengenai menceritakan kembali isi cerita fabel. Guru mengulas

kembali cerita fabel yang sudah dipahami dengan mengaitkan informasi tentang

menceritakan kembali isi cerita fabel dari cerita-cerita fabel yang pernah dibaca

maupun didengar dalam sehari-hari. Guru mengaitkan pesan atau nilai yang dapat

diambil dari cerita yang disampaikan dengan kehidupan sosial yang ada dalam

masyarakat. Guru memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk bertanya

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

33

dan saling berpendapat mengenai informasi yang telah didapatkan dari cerita fabel

dengan kehidupan nyata yang ada dalam masyarakat sosial.

Guru merancang kegiatan sedemikian rupa agar peserta didik dapat

memahami informasi yang guru berikan yaitu langkah-langkah dalam

menceritakan kembali isi cerita fabel. Peserta didik diberi kesempatan untuk

bertanya tentang langkah-langkah dalam menceritakan kembali isi cerita fabel

yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran berlangsung.

3) Prinsip Reaksi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu menceritakan kembali isi

cerita fabel dengan bermain peran menggunakan boneka tangan. Guru memotivasi

dan memusatkan perhatian peserta didik untuk siap mengikuti proses

pembelajaran. Guru mengelompokkan peserta didik menjadi enam kelompok

secara heterogen. Guru memberikan informasi ulang terkait langkah-langkah

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel.

Guru memberikan pemahaman awal terlebih dahulu kepada peserta didik

tentang langkah dalam memahami isi sebuah cerita fabel sampai mampu

menceritakan kembali isi cerita fabel melalui cerita kisah “Anjing dan Kelinci”

dalam media buku Ceribel. Setelah itu, setiap kelompok diinstruksikan untuk

memahami skenario cerita fabel kisah Olan Landak yang terdapat pada buku

Ceribel. Guru mengecek setiap kelompok terkait tugas yang diberikan. Peserta

didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan menceritakan kembali isi

cerita yang telah dipahami. Guru memberikan umpan balik terkait pembelajaran

yang sudah berlangsung.

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

34

4) Sistem Pendukung

Ada beberapa sistem pendukung yang digunakan dalam model

pembelajaran Role Playing, diantaranya sebagai berikut.

a) Rangkaian pemberian tugas

Tugas yang diberikan yaitu pertama, siswa mampu menguraikan isi dari

skenario cerita fabel “Kisah Olan Landak” yang dibaca dan dipahami dari

media buku Ceribel. Meliputi pokok cerita pada setiap adegan, tokoh dan

watak tokoh cerita, setting cerita dan juga rangkaian peristiwa dari cerita fabel

yang dibaca. Kedua, guru memberi kesempatan kepada satu kelompok untuk

membacakan skenario ceita fabel dengan memerankan di depan kelompok lain.

Ketiga, peserta didik dalam kelompok menceritakan kembali isi cerita fabel

yang dibaca secara lisan dengan bermain peran sesuai karakter tokoh, setting,

dan rangkaian peristiwa yang sudah dipahami.

b) Media yang digunakan

Ada dua media yang digunakan dalam model pembelajaran role

playing. Pertama, media ceribel (cerita fabel). Media ceribel digunakan sebagai

media pemahaman awal peserta didik dalam mengetahui isi keseluruhan cerita

fabel, baik pokok cerita, tokoh dan watak tokoh, setting maupun rangkaian

cerita dalam cerita fabel yang dibaca.

Kedua, media boneka tangan. Media boneka tangan digunakan peserta

didik dalam memerankan cerita fabel yang sudah dipahami. Media boneka

tangan diberikan kepada setiap peserta didik dalam kelompok sesuai dengan

karakter masing-masing yang sudah didiskusikan oleh setiap kelompok.

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

35

Boneka tangan digunakan peserta didik ketika berlatih dalam kelompok dan

digunakan ketika memerankan isi cerita di depan kelompok lain. Ketika

berlatih, boneka tangan digunakan sebagai persiapan peserta didik untuk

mendalami karakter tokoh dan isi cerita fabel yang akan diperankan sehingga

ketika memerankan peserta didik sudah mahir dan siap untuk bercerita di

depan dengan percaya diri.

c) Lembar kerja peserta didik

Lembar kerja siswa digunakan ketika peserta didik menguraikan isi

cerita fabel “Kisah Olan Landak”. Di dalam lembar kerja tersebut ada beberapa

petunjuk yang harus diperhatikan dan perintah yang harus dikerjakan. Pertama,

peserta didik mengisi daftar nama kelompok dan kelas. Kedua, peserta didik

mencermati skenario cerita fabel “Kisah Olan Landak”. Ketiga, peserta didik

menguraikan isi cerita yang meliputi pokok cerita, tokoh dan watak tokoh,

setting, dan rangkaian peristiwa dengan menuliskan pada setiap kolom yang

disediakan.

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

36

5) Dampak Instruksional dan Pengiring

Keterangan:

= Dampak Instruksional

= Dampak Pengiring

Bagan 2.1 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Role Playing

2.2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Role Playing

1) Kelebihan Model Role Playing

Kelebihan role play menurut Roestiyah (dalam Sumantri 2015:96) antara

lain: (1) Memberi kesempatan pada siswa dalam menghadapi masalah sosial,

Model Role Playing

meningkatkanketerampilan dasar

dalam bercerita

Membangun minatpeserta didik dalammengikuti proses

pembelajaranmenceritakan

kembali isi ceritafabel

Menimbulkan rasaingin tahu terhadapsesuatu yang belum

dipahami

Melatih percaya diripeserta didik untukberbicara di depan

orang banyak

Merangsangpeserta didik

untuk berpikircepat dan mudahteringat tentang

sesuatu yangsudah dipahami

meningkatkan kemampuanberfikir kritis dari apa yang

dibaca maupun didengar

Meningkatkankreativitas

peserta didikdalam

bercerita

Merespon balikterhadap apa yangsudah dipelajariMerespon balik

terhadap apa yangsudah dipelajari

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

37

menempatkan diri pada tempat orang lain; (2) meluaskan pandangan siswa; dan

(3) memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta

masalahnya menempatkan diri sendiri di tempat orang lain.

Adapun menurut Sumantri (2015:96) menyebutkan beberapa kelebihan

role play, yaitu dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa,

sangat menarik dalam ingatan siswa sehingga memungkinkan kelas menjadi

dinamis dan penuh antusias, dan membangkitkan gairah dan semangat optimisme

dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model role playing memiliki

banyak kelebihan yang mampu mempengaruhi psikologis siswa dalam proses

pembelajaran, yaitu dapat memberi kesan pembelajaran yang menarik dalam

ingatan siswa, bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan yang sulit

untuk dilupakan, memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan

sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.

2) Kelemahan Model Role Playing

Adapun kelemahan dari model pembelajaran role playing menurut

Sumantri (2015:96) yaitu bila guru tidak menguasai tujuan instruksional, maka

role play tidak akan berhasil, apabila guru tidak memahami langkah-langkah

pelaksanaan akan mengacaukan berlangsungnya proses pembelajaran,

penggunaan waktu yang relatif panjang, pengkondisian kelas yang ekstra dalam

proses pembelajaran, memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari

pihak guru maupun siswa.

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

38

2.2.4 Model Examples Non-Examples

2.2.4.1 Pengertian Model Examples Non-Examples

Aqib (2013:17) model pembelajaran ini didasarkan atas contoh. Contoh

dapat diambil dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.

2.2.4.2 Karakteristik Model Examples Non-Examples

Dalam pembelajaran examples non-examples diawali dengan guru

membagi peserta didik menjadi 6 kelompok. Guru membagikan media buku

Ceribel sebagai pemahaman awal peserta didik dalam memahami isi cerita fabel

melalui cerita kisah “Anjing dan Kelinci”. Guru menginstruksikan pada setiap

kelompok untuk memahami gambar bercerita kisah Olan Landak yang terdapat

pada buku Ceribel. Setiap peserta didik dalam kelompok menganalisis gambar

bercerita tersebut. Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan isi cerita sesuai

dengan gambar tersebut. Peserta didik dalam kelompok memahami isi cerita fabel

untuk diperagakan. Tiap kelompok diberi kesempatan menceritakan kembali isi

cerita fabel yang sudah dipahami. Kelompok lain saling memberi komentar sesuai

dengan hasil diskusi kelompok masing-masing.

2.2.4.3 Unsur-unsur Model Pembelajaran

1) Langkah-langkah/Sintagmatik Model Examples Non-Examples

Langkah-langkah dalam pelaksanaan model examples non-examples

menurut Aqib (2013:17), sebagai berikut.

a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

39

c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memerhatikan atau menganalisa gambar.

d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.

e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

g) Kesimpulan.

2) Sistem Sosial

Dalam pembelajaran guru memberikan informasi secara bertahap kepada

peserta didik mengenai menceritakan kembali isi cerita fabel. Guru mengulas

kembali cerita fabel yang sudah dipahami dengan mengaitkan informasi tentang

menceritakan kembali isi cerita fabel dari cerita-cerita fabel yang pernah dibaca

maupun didengar dalam sehari-hari. Guru mengaitkan pesan atau nilai yang dapat

diambil dari cerita yang disampaikan dengan kehidupan sosial yang ada dalam

masyarakat. Guru memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk bertanya

dan saling berpendapat mengenai informasi yang telah didapatkan dari cerita fabel

dengan kehidupan nyata yang ada dalam masyarakat sosial.

Guru merancang kegiatan sedemikian rupa agar peserta didik dapat

memahami informasi yang guru berikan yaitu langkah-langkah dalam

menceritakan kembali isi cerita fabel. Peserta didik diberi kesempatan untuk

bertanya tentang langkah-langkah dalam menceritakan kembali isi cerita fabel

yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran berlangsung.

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

40

3) Prinsip Reaksi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu menceritakan kembali isi

cerita fabel dengan bermain peran menggunakan boneka tangan. Guru memotivasi

dan memusatkan perhatian peserta didik untuk siap mengikuti proses

pembelajaran. Guru mengelompokkan peserta didik menjadi enam kelompok

secara heterogen. Guru memberikan informasi ulang terkait langkah-langkah

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel.

Guru memberikan pemahaman awal terlebih dahulu kepada peserta didik

tentang langkah dalam memahami isi sebuah cerita fabel sampai mampu

menceritakan kembali isi cerita fabel melalui cerita “Anjing dan kelinci” dalam

media buku Ceribel. Setelah itu, guru menginstruksikan peserta didik dalam

kelompok untuk memahami gambar bercerita “Kisah Olan Landak” yang terdapat

pada media buku Ceribel. Guru mengecek setiap kelompok terkait tugas yang

diberikan. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan

menceritakan kembali isi cerita yang telah dipahami. Guru memberikan umpan

balik terkait pembelajaran yang sudah berlangsung.

4) Sistem Pendukung

Ada beberapa sistem pendukung yang digunakan dalam model

pembelajaran examples non-examples, di antaranya sebagai berikut.

a) Rangkaian pemberian tugas

Tugas yang diberikan yaitu pertama, peserta didik mampu menguraikan

isi dari cerita bergambar “Kisah Olan Landak” yang dibaca. Meliputi pokok

cerita pada setiap gambar, tokoh dan watak tokoh cerita, setting cerita dan

Page 66: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

41

juga rangkaian peristiwa dari cerita fabel yang dibaca. Kedua, peserta didik

dalam kelompok menceritakan kembali isi cerita fabel yang dibaca secara

lisan dengan bermain peran sesuai karakter tokoh, setting, dan rangkaian

peristiwa yang sudah dipahami.

b) Media yang digunakan

Ada dua media yang digunakan dalam model pembelajaran examples

non-examples. Pertama, media buku Ceribel (cerita fabel). Media buku

Ceribel digunakan sebagai media pemahaman awal peserta didik dalam

mengetahui isi keseluruhan cerita fabel, baik pokok cerita, tokoh dan watak

tokoh, setting maupun rangkaian cerita dalam cerita fabel yang dibaca.

Kedua, media boneka tangan. Media boneka tangan digunakan peserta

didik dalam menceritakan kembali isi cerita fabel yang sudah dipahami.

Media boneka tangan diberikan kepada setiap peserta didik dalam kelompok.

Boneka tangan digunakan peserta didik saat berlatih dalam kelompok dan

digunakan saat memerankan isi cerita di depan kelompok lain dengan tujuan

agar peserta didik ingat dan mendalami karakter serta tampil percaya diri di

depan.

c) Lembar kerja peserta didik

Lembar kerja peserta didik digunakan ketika peserta didik

menguraikan isi cerita fabel “Kisah Olan Landak”. Di dalam lembar kerja

tersebut ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dan perintah yang

harus dikerjakan. Pertama, peserta didik mengisi daftar nama kelompok dan

kelas. Kedua, peserta didik mencermati gambar bercerita fabel “Kisah Olan

Page 67: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

42

Landak”. Ketiga, peserta didik menguraikan isi cerita yang meliputi pokok

cerita, tokoh dan watak tokoh, setting, dan rangkaian peristiwa dengan

menuliskan pada setiap kolom yang disediakan.

5) Dampak Instruksional dan Pengiring

Keterangan:

= Dampak Instruksional

= Dampak Pengiring

Bagan 2.2 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Examples Non-Examples

meningkatkanketerampilan dasar

dalam memahami isicerita bergambar

Membangun minatpeserta didik dalammengikuti proses

pembelajaranmenceritakan

kembali isi ceritafabel

Menimbulkan rasaingin tahu

terhadap sesuatuyang belumdipahami

Merangsangpeserta didik untuk

berpikir cepatdalam menganalisacerita bergambar

Mudah teringattentang sesuatu

yang sudahdipelajari

Model ExamplesNon-Examples

Meningkatkankemampuan berfikirkritis dari apa yang

dibaca maupun didengar

Merespon balikterhadap apa yangsudah dipelajari

Meningkatkankreativitas peserta

didik dalambercerita

Page 68: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

43

2.2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Examples Non-Examples

1) Kelebihan Model Examples Non-Examples

Adapun kelebihan dari model pembelajaran examples non-examples sebagai

berikut.

a. Peserta didik lebih kritis dalam menganalisis gambar becerita;

b. Peserta didik diberi kesempatan untuk memerankan tokoh cerita dari

gambar yang dianalisis;

c. Suasana kelas sangat antusias dalam proses pembelajaran

d. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk menunjukkan

bakatnya melalui tokoh yang akan diperankannya

2) Kelemahan Model Examples Non-Examples

Adapun kelemahan dari model pembelajaran examples non-examples

sebagai berikut.

a) Membutuhkan waktu lama.

b) Tidak semua materi pembelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2.2.5 Media Pembelajaran

2.2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Hamidjojo (dalam Arsyad 2013:4) media sebagai semua bentuk

perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide,

gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan

itu sampai kepada penerima yang dituju.

Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu

Page 69: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

44

Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. (Sadiman 2009:6)

Arsyad (2013:2) Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses

belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya. Djamarah dan Zain (2006:121)

menyimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan

sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa aktif dalam

pengajaran sehingga dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

2.2.5.2 Manfaat Media Pembelajaran

Adapun tujuan media pembelajaran dalam proses belajar sebagai berikut.

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dalam proses pembelajaran dan memungkinkan

siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik;

3) Metode mengajar akan lebih variasi tidak hanya komunikasi verbal dari

tuturan guru, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar;

4) Siswa lebih banyak aktif dalam melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya menerima materi dari uraian guru saja, tetapi juga aktivitas lain

yang menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Page 70: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

45

2.2.5.3 Prinsip Media Pembelajaran

Menurut Musfiqon (2012:116) ada tiga prinsip dalam memilih media

pembelajaran, yaitu prinsip efektifitas dan efisiensi. Media mampu meningkatkan

ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Selanjutnya prinsip relevansi. Media yang relevan secara internal dan eksternal

akan meningkatkan fungsi dan manfaat media itu sendiri. Relevansi internal

adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan

sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi, dan evaluasi materi pembelajaran.

Relevansi eksternal adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan kondisi

perkembangan masyarakat.

Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses pengajaran.

Leshin dan kawan-kawan (dalam Arsyad 2013: 79) yaitu media berbasis manusia

(guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media

berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas), media

berbasis visual (buku, chart, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, film bingkai

atau slide), mediaberbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi),

dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video

interaktif).

Buku teks merupakan media berbasis cetakan. Teks berbasis cetakan

menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu

konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi

kosong. Selain media buku teks, juga ada media grafis seperti gambar, foto,

grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media tiga

Page 71: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

46

dimensi seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock

up, diorama dan lain-lain. Media proyeksi seperti slide, film strips, film,

penggunaan OHP dan lain-lain. Penggunaan lingkungan sebagai media

pengajaran.

Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model

dan boneka. Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk

memperlihatkan permainan. Sudjana dan Rivai (2010:156)

Gambaran media pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Media Buku Ceribel (Cerita Fabel)

Buku cerita fabel adalah media yang sederhana. Media ini secara umum

lebih mudah dibuat dan dipahami oleh peserta didik. Buku cerita fabel ini

berbentuk kertas yang berisi tulisan dan tererjilid agar mudah digunakan dalam

memahami isi cerita fabel.

Buku cerita fabel berfungsi sebagai alat dalam memahami uraian isi yang

ada dalam sebuah cerita. Dimulai dari pemahaman pokok isi, tokoh dan watak

tokoh, setting, sampai pada rangkaian cerita. Dalam penelitian ini buku cerita

fabel digunakan sebagai sarana dalam memahami sampai menguraikan isi cerita

fabel.

Page 72: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

47

Berikut adalah bentuk gambar media buku Ceribel.

Gambar 2.1 Media Buku Ceribel (Cerita Fabel)

2) Media Buku Boneka Tangan

Secara umum boneka ada 2 yaitu pertama, tubuh yang dihubungkan

dengan lengan, kaki dan badannya, digerakkan dari atas dengan tali-tali atau

kawat-kawat halus. Kedua, boneka yang digerakkan dari bawah oleh seorang yang

tangannya dimasukkan ke bawah pakaian boneka (Sudjana dan Rivai 2010:156).

Boneka adalah media yang sederhana. Media ini merupakan media yang

secara umum lebih mudah dibuat dan dimainkan. Boneka berfungsi sebagai alat

Page 73: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

48

dalam menyampaikan pesan melalui boneka yang digerakkan. Ada beberapa

macam media boneka, yaitu boneka yang dimainkan dengan jari, boneka yang

dimainkan dengan satu tangan satu boneka, boneka yang dimainkan dengan tali,

dan juga boneka yang dimainkan dengan tongkat seperti wayang. Dalam

penelitian ini boneka tangan menjadi sarana dalam menceritakan kembali isi cerita

fabel yang sudah dipahami. Boneka tangan merupakan boneka yang digerakkan

melalui tangan satu tangan satu boneka. Boneka tangan dapat dimainkan sesuai

dengan karakter tokoh dalam cerita.

Berikut adalah bentuk gambar media boneka tangan.

Gambar 2.2 Media Boneka Tangan

2.2.5.4 Langkah-langkah/Sintagmatik Media Pembelajaran

1) Sintagmatik Penggunaan Media Buku Cerita Fabel

Adapun langkah-langkah dalam menggunakan media buku ceribel adalah

sebagai berikut.

a. Guru membentuk peserta didik menjadi 6 kelompok

b. Setiap kelompok diberikan 1 buku ceribel

c. Setiap peserta didik dalam kelompok memahami isi dari buku ceribel

Page 74: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

49

d. Peserta didik diberikan tugas secara berkelompok berdasarkan apa yang

telah dipahami dari buku ceribel

e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

f. Peserta didik dan guru melakukan evaluasi

2) Sintagmatik Penggunaan Media Boneka Tangan

Adapun langkah-langkah dalam menggunakan media boneka tangan

adalah sebagai berikut.

a. Guru membentuk peserta didik menjadi 6 kelompok

b. Setiap kelompok diberikan sebuah cerita

c. Setiap peserta didik memahami isi cerita

d. Peserta didik berlatih memerankan tokoh cerita menggunakan media

boneka tangan yang disediakan oleh guru

e. peserta didik dalam kelompok bercerita menggunakan media boneka

tangan di depan

f. Peserta didik saling memberikan penilaian dan melakukan evaluasi.

2.2.5.5 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran

1) Kelebihan dan Kekurangan Media Buku Ceribel

Kelebihan media buku ceribel yaitu lebih mudah dalam memahami isi

cerita, karena adanya contoh beserta cara memahami isi cerita meliputi

pemahaman pokok cerita, tokoh dan penokohan, setting, dan rangkaian peristiwa.

Dapat menarik minat dan niat peserta didik untuk menguasai informasi dengan

memotivasi tinggi. Praktis dan simpel karena buku didesain dengan ukuran kertas

yang mudah digunakan dengan warna yang menarik.

Page 75: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

50

Kelemahan dari media buku Ceribel yaitu perlu ketelitian dalam membaca

karena berbentuk lembaran-lembaran yang menjadi satu kesatuan.

2) Kelebihan dan Kekurangan Media Boneka Tangan

Kelebihan menggunakan media boneka tangan yaitu pembelajaran lebih

variatif, peserta didik lebih aktif, peserta didik lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran dan peserta didik bisa berkreasi dengan media yang ada serta tidak

banyak memakan tempat.

Kekurangan menggunakan media boneka tangan yaitu memerlukan

banyak waktu, menyesuaikan karakter cerita, dan memerlukan keahlian dalam

memainkan boneka.

2.2.6 Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Model RolePlaying Melalui Media Buku Ceribel dan Boneka Tangan

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model role

playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan adalah pembelajaran

mengasah pemahaman dan ingatan peserta didik berkenaan dengan isi dari sebuah

cerita fabel yang sudah dibaca.

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model role

playing melibatkan peserta didik secara penuh. Semua peserta didik berperan aktif

dalam pembelajaran ini. peserta didik sebelumnya akan dibagi menjadi 6

kelompok masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang peserta didik. Awalnya

guru memberi informasi mengenai langkah-langkah menceritakan kembali isi

fabel melalui media buku Ceribel. Peserta didik mengamati media buku Ceribel

yang disajikan guru untuk mempermudah peserta didik dalam memahami isi

cerita. Jika ada hal yang belum dipahami oleh peserta didik, peserta didik bertanya

Page 76: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

51

kepada guru tentang hal yang belum diketahui mengenai menceritakan kembali isi

cerita fabel. Setelah itu salah satu kelompok diberi kesempatan untuk

membacakan sambil memerankan secara spontan skenario “Kisah Olan Landak”

yang terdapat dalam buku Ceribel. Kelompok yang bersedia mempersiapkan diri

dan bertanya terkait hal-hal yang belum diketahui dalam peran cerita. Kelompok

lain berperan sebagai pengamat untuk menilai pemeranan cerita yang sedang

diperankan. Kelompok yang siap maju memulai pemeranan secara spontan

skenario yang sudah dibaca. Kemudian siswa melakukan diskusi dan evaluasi

bersama terkait pemeranan yang sudah berlangsung. Setelah itu, setiap kelompok

menceritakan ulang isi cerita yang sudah dipahami. Guru membagikan media

boneka tangan pada setiap kelompok untuk digunakan sebagai sarana berlatih

dalam menceritakan kembali isi cerita fabel yang sudah dipahami. Kemudian

salah satu kelompok memerankan isi cerita fabel menggunakan media yang sudah

dipersiapkan. Guru dan peserta didik melakukan diskusi dan evaluasi terkait

pemeranan cerita fabel. Setelah itu peserta didik saling berbagi pengalaman dan

membuat kesimpulan bersama terkait apa yang sudah dipahami. Berikut tabel

sintagmatik pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model role

playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan.

Page 77: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

52

Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran MenceritakanKembali Isi Cerita Fabel dengan Model Role Playing melaluimedia Buku Ceribel dan Boneka Tangan

Fase Tingkah Laku GuruFase-1Pemanasan

Peserta didik membentuk kelompok belajar, gurumengorganisasikan peserta didik ke dalamkelompok-kelompok belajar (setiap kelompokberanggotakan 5-6 orang) dan harus heterogenterutama jenis kelamin dan kemampuan pesertadidik

Peserta didik diberikan informasi tentanglangkah-langkah mengenai menceritakankembali isi cerita fabel dengan judul “KisahAnjing dan Kelinci” melalui media buku Ceribel.

Peserta didik mengamati media yang disajikanguru.

Peserta didik bertanya tentang hal yang belumdiketahui mengenai menceritakan kembali isicerita fabel

Fase-2Memilih peran

Salah satu kelompok diberi kesempatan untukmembacakan sambil memerankan secara spontanskenario “Kisah Olan Landak”

Fase-3Menata panggung

Kelompok yang memerankan mempersiapkandiri dan bertanya terkait hal-hal yang belumdiketahui dalam peran cerita

Fase-4Menyiapkanpengamat

Kelompok lain mengamati skenario yang akandiperankan oleh kelompok yang maju

Fase-5Pemeranan cerita

Kelompok yang siap maju memulai pemeranansecara spontan cerita “Kisah Olan Landak”

Fase-6Diskusi dan evaluasi

Setiap kelompok saling memberi tanggapanterhadap pemeranan kelompok yang maju

Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknyauntuk menentukan pokok cerita, tokoh dan wataktokoh, setting, dan rangkaian cerita

Peserta didik memaparkan hasil tugas kelompok

Peserta didik saling memberi tanggapan terhadaphasil diskusi kelompok lain

Page 78: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

53

Fase-7Pemeranan ulang

Peserta didik menceritakan “Kisah Olan Landak”menggunakan media boneka tangan sebagaisarana dalam bercerita di depan kelas

Fase-8Diskusi dan evaluasi

Peserta didik saling memberi tanggapan terhadaphasil menceritakan kembali melalui mediaboneka tangan

Fase-9Kesimpulan

Peserta didik saling berbagi pengalaman tentangtema peran yang telah dilakukan dan membuatkesimpulan bersama

Peserta didik yang aktif dan kelompok yang aktifdiberi penghargaan

2.2.7 Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan ModelExamples Non-Examples Melalui Media Buku Ceribel dan BonekaTangan

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model

examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan adalah

pembelajaran mengasah pemahaman dan ingatan peserta didik berkenaan dengan

isi dari sebuah cerita fabel yang sudah dibaca.

Pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model

examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan

melibatkan peserta didik secara penuh. Semua peserta didik berperan aktif dalam

pembelajaran ini. Peserta didik sebelumnya akan dibagi menjadi 6 kelompok, tiap

kelompok terdiri atas 5-6 peserta didik. Awalnya guru membagikan media buku

Ceribel pada setiap kelompok sebagai pemahaman awal dalam mempelajari isi

cerita fabel. Setiap peserta didik mengamati media tersebut dan bertanya tentang

hal yang belum dipahami terkait menceritakan kembali isi cerita fabel. Tiap-tiap

kelompok diinstruksikan untuk menempelkan gambar bercerita “Kisah Olan

Landak” ke dinding terdekat yang terdapat dalam buku Ceribel untuk diamati dan

Page 79: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

54

dianalisis bersama oleh tiap kelompok. Peserta didik mendiskusikan terkait isi

gambar bercerita tersebut. Setiap kelompok berlatih menceritakan kembali

menggunakan media boneka tangan yang sudah disiapkan oleh guru. Setiap

kelompok maju secara bergantian untuk menceritakan kembali isi cerita fabel

menggunakan media boneka tangan. Peserta didik saling memberi tanggapan dan

menyimpulkan bersama terkait apa yang sudah dipahami. Berikut tabel

sintagmatik pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model

examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan.

Tabel 2.3 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran MenceritakanKembali Isi Cerita Fabel dengan Model Examples Non-Examples melalui media Buku Ceribel dan Boneka Tangan

Fase Tingkah LakuFase-1Mempersiapkan gambar

Peserta didik membentuk kelompok belajar, gurumengorganisasikan peserta didik ke dalamkelompok-kelompok belajar (setiap kelompokberanggotakan 5-6 orang) dan harus heterogenterutama jenis kelamin dan kemampuan pesertadidik

Peserta didik diberikan informasi tentang langkah-langkah mengenai menceritakan kembali isi ceritafabel dengan judul “Kisah Anjing dan Kelinci”melalui media buku Ceribel.

Guru membagikan media buku Ceribel pada setiapkelompok

Peserta didik mengamati media yang disajikanguru.

Peserta didik bertanya tentang hal yang belumdiketahui mengenai menceritakan kembali isicerita fabel

Fase-2Menempelkan gambar

Tiap-tiap peserta didik dalam kelompokmenempelkan gambar bercerita “Kisah OlanLandak” yang terdapat pada buku Ceribel. didinding terdekat

Page 80: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

55

Fase-3Menganalisa gambar

Tiap-tiap peserta didik memperhatikan danmenganalisa cerita bergambar “Kisah OlanLandak”

Peserta didik diberi tanggung jawab untukmengerjakan tugas berkaitan dengan menceritakankembali isi cerita fabel (pokok cerita, tokoh danwatak tokoh, setting, dan rangkaian cerita)

Fase-4Diskusi kelompok

Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknyauntuk mengidentifikasi pokok cerita, tokoh danwatak tokoh, setting, dan rangkaian cerita

Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknyauntuk berlatih menceritakan kembali isi ceritafabel “Kisah Olan Landak” menggunakan mediaboneka tangan

Fase-5Membacakan hasil diskusikelompok

Peserta didik menceritakan “Kisah Olan Landak”menggunakan media boneka tangan di depan kelas

Fase-6Evaluasi

Peserta didik saling memberi tanggapan terhadaphasil menceritakan kembali melalui media bonekatangan

Fase-7Kesimpulan

Peserta didik menyimpulkan bersama terkait apayang sudah dipahami

Peserta didik yang aktif dan kelompok yang aktifdiberi penghargaan

2.2.8 Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel pada peserta didik

kelas VII SMP N 29 Semarang belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal

ini disebabkan beberapa faktor, yaitu faktor peserta didik, guru, dan faktor model

yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Kurangnya kreativitas guru dalam

menerapkan model pembelajaran dapat menjadi penyebab kurangnya semangat

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

Peserta didik cenderung kesulitan dan bingung dalam menceritakan kembali isi

Page 81: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

56

sebuah cerita yang dibaca. Selain model yang kurang kreatif, hal tersebut juga

dikarenakan tidak adanya media yang mendukung.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengubah cara

pembelajaran yang dilakukan untuk peserta didik. Salah satu alternatifnya yaitu

menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran menceritakan

kembali isi fabel. Model pembelajaran role playing dan examples non-examples

akan diterapkan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan

bantuan media buku Ceribel dan boneka tangan. Dari dua model ini ditemukan

model yang efektif utuk pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

Bagan 2.3 Konsep Kerangka Berpikir

Permasalahan dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi fabel

Pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel

dengan Model role playing

melalui media buku Ceribel

dan boneka tangan

pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel dengan

Model examples non-

examples melalui media buku

Ceribel dan boneka tangan

Keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel

dengan model role playing dan examples non-examples melalui media

buku Ceribel dan boneka tangan

Page 82: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

57

2.2.9 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dinyatakan hipotesis

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ho: Kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model

role playing melalui media buku ceribel dan boneka tangan pada

kelas eksperimen 1 kurang dari atau sama dengan penggunaan model

examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan pada kelas eksperimen 2

2. Ha : Kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel dengan model

role playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan pada

kelas eksperimen 1 tidak sama dengan penggunaan model examples

non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka tangan pada

kelas eksperimen 2

Page 83: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

137

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen terhadap kemampuan

menceritakan kembali isi cerita fabel secara lisan menggunakan model role

playing dan model examples non-examples pada peserta didik kelas VII C dan VII

A SMP N 29 Semarang yang dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel kelas eksperimen 1 dengan

model role playing melalui media buku Ceribel dan boneka tangan secara

lisan pada kelas VII C mengalami perubahan dari sebelum perlakuan dan

sesudah perlakuan. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar peserta didik. Rata-

rata tes awal menceritakan kembali isi cerita fabel kelas eksperimen 1 adalah

66,6, sedangkan rata-rata tes akhir adalah 86. Setelah diuji t dihasilkan sig.

sebesar 0,00 (0,00<0,05) sehingga pembelajaran dikatakan efektif.

2. Kemampuan menceritakan kembali isi cerita fabel kelas eksperimen 2 dengan

model examples non-examples melalui media buku Ceribel dan boneka

tangan secara lisan pada kelas VII A mengalami perubahan dari sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar peserta

didik. Rata-rata tes awal menceritakan kembali isi cerita fabel kelas

eksperimen 2 adalah 67,5, sedangkan rata-rata tes akhir adalah 78,5. Setelah

diuji t dihasilkan sig. sebesar 0,01 (0,01<0,05) sehingga pembelajaran

dikatakan efektif.

Page 84: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

138

3. Model role playing lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel. Hal tersebut terbukti melalui hasil perhitungan

menggunakan teknik statistik uji t sampel berhubungan pada nilai pretes dan

postes kelompok eksperimen 1 yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi

16. Hasil perhitungan uji t menunjukkan besarnya t hitung = -7.533 dengan df

35 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%

(0,00<0,05). Dari data tersebut membuktikan bahwa model role playing yang

diterapkan pada kelompok eksperimen 1 efektif dilakukan saat pembelajaran

berlangsung. Selain itu, gain score (selisih rerata skor dari pretes ke postes)

kelompok eksperimen 1 lebih tinggi. Kelompok eksperimen 1 pada pretes

memiliki rerata skor sebesar 66,6 dan pada saat postes sebesar 86 sehingga

gain score yang diperoleh sebesar 19,4 (86-66,6). Sedangkan kelompok

eksperimen 2 memiliki rerata skor saat pretes sebesar 67,5 dan postes sebesar

78,5 sehingga gain score yang didapat sebesar 11 (78,5-67,5). Hal tersebut

menunjukkan bahwa kelompok eksperimen 1 memperoleh gain score lebih

tinggi dan membuktikan bahwa model role playing lebih efektif diterapkan

dalam pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel.

4. Model role playing baik diterapkan dalam pembelajaran menceritakan

kembali isi cerita fabel. Model ini baik diterapkan karena adanya kegiatan-

kegiatan di dalamnya yang dapat memberi pengalaman dan memfasilitasi

peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran, terutama dalam pembelajaran menceritakan kembali isi cerita

fabel.

Page 85: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

139

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan sebagai berikut.

1. Guru bahasa Indonesa hendaknya menerapkan model role playing dalam

pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel karena sudah diuji

keefektifannya.

2. Hendaknya guru menerapkan model yang berisi kegiatan-kegiatan di

dalamnya dan dapat memberi pengalaman serta memfasilitasi peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran, terutama dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel.

3. Guru hendaknya memanfaatkan media buku Ceribel untuk meningkatkan

kepahaman peserta didik, minat, dan hasil belajarnya dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel.

4. Hendaknya peserta didik memanfaatkan media boneka tangan untuk

meningkatkan kreatifitas dan hasil belajarnya dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi cerita fabel.

5. Peserta didik hendaknya menjadikan nilai-nilai moral dalam teks cerita fabel

sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi insan yang bermartabat.

Page 86: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

140

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Fauzi Rizki dan Elia Masa Ginting. 2014. “The Effect Of ApplyingExamples Non Examples Method On Students’ Achievement In WritingProcedure Text”. Register Journal of English Language Teaching ofFBS. Volume 3, Nomor 4. Medan: Universitas Negeri Medan.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Budi, Kartika Marta. 2012. “The Effect Of Role Playing Technique Applied OnStudents` Speaking Competence”. International Journal Educate. Volume1, Nomor 2. Surabaya: STIE Perbanas Surabaya.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Danandjaja, James. 2002. Foklor Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Dananjaya, Utomo. 2013. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: NuansaCendekia.

Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Asdi Mahasatya.

Hartono, Bambang. 2013. Kajian Kurikulum Bahasa Indonesia. Semarang:Unnisula Press.

Hartono, Bambang. 2015. Pengajaran Mikro. Semarang: Widya Karya.

Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng. Banding: PT RemajaRosdakarya.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce. Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models Of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemdikbud, 2013. Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan. 2016.

Khoirunnisa, Selvy Wulan. 2016. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran RolePlaying terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 1Pardasuka Katibung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi.Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Page 87: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

141

Mahendra, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role PlayingBerbantuan Powerpoint terhadap Keterampilan Menyimak pada BahasaIndonesia Siswa Kelas VI”. Jurnal Mimbar PGSD. Singaraja: UniversitasPendidikan Ganesha.

Megawati, Igus Nur. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis TeksProsedur Kompleks melalui Model Pembelajaran Examples Non ExamplesKelas X.1 Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kundur Kecamatan KundurUtara Kabupaten Karimun Tahun Pelajaran 2014/2015”. E-jurnal. TanjungPinang: Universitas Maritim Raja Ali Hadi.

Musfiqun. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.Prestasi Pustaka.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa (Panduan ke Arah KemahiranBerbahasa). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nisa, Astri Khoirun dan Sri Juriati Ownie. 2015. “The Effect Of ApplyingExamples Non Examples Method On Students’ Achievement In WritingDescriptive Text”. Register Journal of English Language Teaching of FBS.Volume 4, Nomor 1. Medan: Universitas Negeri Medan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2007. Metode PenelitianKuantitatif: Teori dan Aplikasi. PT RajaGrafindo Persada.

Purwanto. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian: dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PTAsdi Mahasatya.

Sudjana, Nana. Rivai, Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulianto, dkk. 2014. Media Boneka Tangan dalam Metode Berceritera untukMenanamkan Karakter Positif kepada Siswa Sekolah Dasar”. JurnalPendidikan, Volume 15 Nomor 2. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Sumantri, Muhammad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Page 88: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI …lib.unnes.ac.id/30264/1/2101413066.pdf · keefektifan pembelajaran menceritakan kembali isi cerita fabel pada smp kelas vii dengan

142

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zainurrahman. 20011. Menulis dari Teori hingga Praktik (Penawar RacunPlagiarisme). Bandung: Alfabeta.