Top Banner
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN SMART ORIGAMI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP Proposal Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Kinanti Mustika Ayu Kirana 4101412118 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
65

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

Mar 12, 2019

Download

Documents

vunhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

(CPS) BERBANTUAN SMART ORIGAMI TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

Proposal Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Kinanti Mustika Ayu Kirana

4101412118

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

ii

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

iii

Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S. Al-

Baqarah: 153)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirah: 5)

Apabila kamu bersyukur niscaya akan Aku tambahkan nikmat-Ku, dan apabila

kamu kufur maka adzab-Ku sangat pedih. (Q.S. Ibrahim: 7)

PERSEMBAHAN

� Untuk kedua orang tua tercinta, Ayah Sukirno

dan Ibu Noor Khasanah yang senantiasa

memberikan doa, nasehat, dukungan dan

semangat, serta menjadi tujuan yang memotivasi

setiap langkah yang saya tempuh

� Untuk adik-adikku serta kakakku tersayang, Devi,

Nimas, Kian dan Wahyu

� Untuk teman-teman terkasih, Shofia Hanalia, Dea

Marantika, Devian Putri Intan Larasati

� Untuk teman-teman seperjuangan Jurusan

Matematika Angkatan 2012

Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan

Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Smart Origami

terhadap Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, dorongan, dan sumbang saran dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E.,M.Si.,Akt, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto. M.Si., Ketua Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Prngetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

4. Bambang Eko Susilo, Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan

motivasi.

5. Drs. Sugiman M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran.

6. Ardhi Prabowo S.Pd, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran.

7. Tri Susilo Handayani S.Pd., Guru Matematika SMP Negeri 11 Semarang

yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Dr. Wardono, M.Si, Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan saran

perbaikan.

9. Seluruh dosen Jurusan Matematika, atas ilmu yang telah diberikan selama

menempuh studi.

10. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang atas peran serta dalam

penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, motivasi serta doa kepada penulis

Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

vi

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi penulis dan para pembaca demi kebaikan di masa yang akan

dating. Terima kasih

Semarang, … Juni 2015

Penulis

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

vii

ABSTRAK

Kirana, Kinanti Mustika Ayu. Keefektifan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Smart Origami terhadap Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan Berpikir kreatif Siswa SMP . Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Utama Drs. Sugiman M.Si . dan Pendamping Ardhi Prabowo, S.Pd,

M.Pd.

Kata kunci : Creative Problem Solving (CPS), Kemampuan Berpikir Kreatif, Rasa

Ingin Tahu, Keefektifan

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh siswa dalam

proses pembelajaran matematika adalah kemampuan berpikir kreatif. Selain itu rasa ingin

tahu pada diri siswa juga perlu dikembangkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu adalah model Creative Problem Solving(CPS) berbantuan Smart Origami. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, (1) Apakah

kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan

Smart Origami mencapai ketuntasan belajar? (2) Apakah kemampuan berpikir kreatif

siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih baik

daripada kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori

? (3) Apakah rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan

Smart Origami lebih baik daripada rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan

pembelajaran ekspositori ?

Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan post test only control design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang tahun

ajaran 2015/2016. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling, terpilih

sampel yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart Origami dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol

dengan pembelajaran ekspositori. Data berupa hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan

angket rasa ingin tahu yang kemudian dianalisis dengan uji rata-rata, uji proporsi, uji

perbedaan rata-rata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) kemampuan berpikir kreatif siswa yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan

belajar (secara individual dan klasikal) (2) kemampuan berpikir kreatif siswa yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih baik daripada

kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori (3) rasa

ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih

baik daripada rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart Origami dapat digunakan

dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu

siswa kelas VIII pada materi kubus dan balok. Peneliti menyarankan agar guru

melakukan pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart Origami sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran matematika pada materi

bangun ruang kubus dan balok dan dapat digunakan untuk meningkatkan rasa ingin tahu

dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN ............................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

PRAKATA ................................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 9

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 10

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 11

1.5.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 11

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................... 11

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

ix

1.6 Penegasan Istilah .................................................................................. 12

1.6.1 Keefektifan ................................................................................. 12

1.6.2 Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) ........... 13

1.6.3 Smart Origami ........................................................................... 13

1.6.4 Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................... 14

1.6.5 Rasa Ingin Tahu ......................................................................... 14

1.6.6 Materi Kubus dan Balok ............................................................. 15

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 15

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 17

2.1.1 Belajar dan pembelajaran ............................................................ 17

2.1.2 Teori Pendukung ......................................................................... 18

2.1.2.1 Teori Belajar Vygotsky ................................................. 18

2.1.2.2 Teori Belajar Piaget ..................................................... 19

2.1.2.3 Teori Van Hiele............................................................. 20

2.1.3 Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) ........... 21

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran CPS.......................... 21

2.1.3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran CPS ............... 22

2.1.3.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran CPS .............................. 24

2.1.3.4 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran CPS .. 24

2.1.4 Pembelajaran Ekspositori ........................................................... 25

2.1.5 Media Pembelajaran ................................................................... 26

2.1.6 Smart Origami ............................................................................ 27

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

x

2.1.7 Rasa Ingin Tahu .......................................................................... 30

2.1.8 Kemampuan Berpikir Kreatif ..................................................... 31

2.1.9 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ......................................... 33

2.1.10 Materi Bangun Ruang Sisi Datar .............................................. 34

2.1.10.1 Kubus ............................................................................ 34

2.1.10.2 Balok ............................................................................. 37

2.2 Kerangka Teori ..................................................................................... 40

2.3 Hipotesis ............................................................................................... 43

3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 44

3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 45

3.2.1 Populasi ....................................................................................... 45

3.2.2 Sampel ......................................................................................... 45

3.3 Variabel Penelitian ......................................................................... 46

3.3.1 Variabel Independen ................................................................... 46

3.3.2 Variabel Dependen ...................................................................... 46

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 47

3.4.1 Metode Dokumentasi .................................................................. 47

3.4.2 Metode Tes .................................................................................. 47

3.4.3 Metode Angket ............................................................................ 47

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xi

3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 48

3.5.1 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................. 48

3.5.1.1 Langkah Penyusunan Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif ........................................................................... . 49

3.5.1.2 Analisis Uji Coba Instrumen Tes ................................... . 51

3.5.2 Instrumen Angket ....................................................................... 55

3.5.2.1 Langkah Penyusunan Angket ......................................... . 57

3.5.2.2 Analisis Uji Coba Instrumen Angket ............................... . 57

3.6 Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 59

3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 63

3.7.1 Analisis Data Awal ...................................................................... 63

3.7.1.1 Uji Normalitas ............................................................... . 63

3.7.1.2 Uji Homogenitas ............................................................ . 64

3.7.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata ................................................ . 65

3.7.2 Analisis Data Akhir ..................................................................... 66

3.7.2.1 Uji Normalitas ............................................................... . 67

3.7.2.2 Uji Homogenitas ............................................................ . 68

3.7.2.3 Uji Hipotesis I ................................................................ . 69

3.7.2.4 Uji Hipotesis II ............................................................... . 71

3.7.2.5 Uji Hipotesis III ............................................................. . 72

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xii

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 74

4.1.1 Pengambilan Data ...................................................................... 74

4.1.2 Analisis Data Awal ..................................................................... 75

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Awal ............................................ . 75

4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Awal ......................................... . 76

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Awal .................... . 77

4.1.3 Analisis Data Akhir .................................................................... 78

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Akhir ........................................... . 78

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Akhir ........................................ . 79

4.1.3.3 Uji Hipotesis I ................................................................ . 79

4.1.3.4 Uji Hipotesis II ............................................................... . 81

4.1.3.5 Uji Hipotesis III .............................................................. . 82

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 83

5. PENUTUP

5.1 Simpulan .............................................................................................. 94

5.2 Saran .................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Nilai UAS kelas VIII F SMP Negeri 11 Semarang ............... 4

Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design Group ........ 44

Tabel 3.2 Penskoran Angket Rasa Ingin Tahu ...................................... 48

Tabel 3.3 Klasifikasi Taraf Kesukaran ................................................... 54

Tabel 3.4 Kategori Daya Pembeda ......................................................... 55

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Awal ............................................ 76

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Awal ......................................... 76

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Awal ...................... 77

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Akhir ........................................... 78

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir ........................................ 79

Tabel 4.6 Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak (Uji Pihak Kanan) ................. 80

Tabel 4.7 Hasil Uji Proporsi Satu Pihak (Pihak Kanan) ........................ 80

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kemampuan Berpikir

Kreatif .................................................................................... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Rasa Ingin Tahu ............. 82

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1 Langkah Pembuatan Smart Origami .................................. 29

Gambar 2.2 Kubus ................................................................................... 34

Gambar 2.3 Jaring-jaring Kubus ............................................................. 36

Gambar 2.4 Balok .................................................................................... 37

Gambar 2.5 Jaring-jaring Balok .............................................................. 39

Gambar 2.6 Skema Kerangka Berpikir .................................................... 42

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ................................................ 62

Halaman

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen ...................................................... 99

2. Daftar Kode Siswa Kelas Kontrol ............................................................. 100

3. Daftar Kode Siswa Kelas Uji Coba .......................................................... 101

4. Daftar Nilai UAS Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................... 102

5. Soal Study Pendahuluan Kemampuan Berpikir Kreatif ........................... 103

6. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Study Pendahuluan

Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................................... 105

7. Nilai Tes Study Pendahuluan Kemampuan Berpikir Kreatif .................... 107

8. Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen ......................................... 108

9. Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol ................................................. 110

10. Uji Homogenitas Data Awal ..................................................................... 112

11. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Awal .................................................. 114

12. Kisi-kisi Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 116

13. Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..................................... 118

14. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Uji Coba Kemampuan

Berpikir Kreatif ......................................................................................... 120

15. Kisi-kisi Angket Uji Coba Rasa Ingin Tahu ............................................. 129

16. Angket Uji Coba Rasa Ingin Tahu ............................................................ 132

17. Pedoman Penskoran Angket Uji Coba Rasa Ingin Tahu .......................... 135

18. Data Nilai Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif ............................ 138

Halaman

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xvi

19. Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ........................................................... 139

20. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ..................................................... 141

21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................................. 143

22. Perhitungan Validitas Butir Soal .............................................................. 145

23. Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif ........... 151

24. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif...................... 154

25. Daftar Skor Uji Coba Angket Rasa Ingin Tahu ........................................ 158

26. Analisis Uji Coba Angket Rasa Ingin Tahu .............................................. 158

27. Silabus ....................................................................................................... 159

28. RPP Kelas Eksperimen 1 ......................................................................... 163

29. RPP Kelas Eksperimen 2 ......................................................................... 171

30. RPP Kelas Eksperimen 3 ......................................................................... 178

31. RPP Kelas Kontrol 1 ................................................................................ 185

32. RPP Kelas Kontrol 2 ................................................................................ 192

33. RPP Kelas Kontrol 3 ................................................................................ 197

34. Lembar Kerja Siswa 1 .............................................................................. 202

35. Lembar Kerja Siswa 2 .............................................................................. 209

36. Lembar Tugas Siswa 1 ............................................................................. 215

37. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran LTS 1 ...................................... 216

38. Lembar Tugas Siswa 2 ............................................................................. 217

39. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran LTS 2 ...................................... 218

40. Lembar Tugas Siswa 3 ............................................................................. 220

41. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran LTS 3 ...................................... 221

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

xvii

42. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................. 223

43. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................... 225

44. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif ...................................................................................................... 227

45. Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu ............................................................. 236

46. Angket Rasa Ingin Tahu ........................................................................... 239

47. Pedoman Penskoran Angket Rasa Ingin Tahu ......................................... 242

48. Daftar Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .......................................................................................... 245

49. Daftar Skor Angket Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ..................................................................................................... 246

50. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen ......................................... 247

51. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol ............................................... 249

52. Uji Homogenitas Data Akhir ................................................................... 251

53. Uji Hipotesis I ........................................................................................... 253

54. Uji Hipotesis I .......................................................................................... 255

55. Uji Hipotesis II ......................................................................................... 257

56. Uji Hipotesis III ....................................................................................... 259

57. SK Penetapan Dosen Pembimbing .......................................................... 261

58. Surat Ijin Observasi .................................................................................. 262

59. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 263

60. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................................ 264

61. Dokumentasi ............................................................................................ 265

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

tekhnologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, serta

memajukan daya pikir manusia. Menurut Soedjadi (2000; 11) matematika adalah

cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. Sebagaimana

tercantum dalam Kurikulum Matematika Sekolah bahwa tujuan diberikan

matematika antara lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan di

dunia yang selalu berkembang, melalui latihan atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien (Soedjadi, 2000: 43). Hal ini jelas

merupakan tuntutan yang sangat tinggi yang tidak mungkin bisa dicapai hanya

melalui hafalan, latihan mengerjakan soal yang bersifat rutin, serta proses

pembelajaran biasa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3, menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan dan

membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Pendidikan karakter adalah

adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter

bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter

sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,

keluarga, maupun dalam masyarakat, dan warga negara yang religious, produktif

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

2

dan kreatif (Kemendiknas, 2010: 4). Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendikan dasar dan menengah, salah satu

tujuan diberikannya pembelajaran matematika di sekolah agar peserta didik

memilki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap

ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan tersebut

terlihat bahwa rasa ingin tahu yang dimiliki siswa menjadi hal penting dalam

pelaksanakan pembelajaran matematika di sekolah.

Menurut Kemendiknas (2010: 10), Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dalam jurnal Effect of Curiosity on

Socialization-Related Learning And Job Performance in Adults, hasil disertasi

dari Thomas G. Reio, Jr. mengungkapkan bahwa rasa ingin tahu sangat

mempengaruhi seseorang dalam meningkatkan cara berpikir mereka dalam

berbagai hal. Untuk siswa, rasa ingin tahu mereka dapat menentukan kapan

prestasi belajar naik , kapan turun. Untuk orang dewasa rasa ingin tahu

mempengaruhi mereka dalam wawasan dunia misalnya dari cara mereka mencari

pekerjaan. Manusia harus memiliki hasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu membuat

manusia dapat memecahkan setiap permasalahan yang ada dalam pikirannya.

Melalui rasa ingin tahu, kita akan berusaha memecahkan setiap permasalahan

dengan mencari informasi secara lengkap untuk membuktikan suatu kebenaran

dari permasalahan yang ada. Selama manusia dapat mengembangkan rasa ingin

tahunya dengan cara-cara yang positif, maka ilmu yang diperoleh akan menjadi

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

3

semakin berkembang serta dapat mengasah kemampuan baru, yaitu kemampuan

berpikir kreatif.

Dalam Depdiknas (2006) tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), salah satu tujuan diberikannya pembelajaran matematika di sekolah dari

jenjang pendidikan dasar sampai menengah adalah untuk membekali siswa

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerjasama. Berdasarkan tujuan tersebut terlihat bahwa kemampuan

berpikir kreatif merupakan salah satu poin penting dalam pelaksanakan

pembelajaran matematika di sekolah.

Menurut McGregor, sebagaimana dikutip oleh Mahmudi (2007), berpikir

kreatif merupakan salah satu jenis berpikir (thinking) yang mengarahkan

diperolehnya wawasan (insight) baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara

baru dalam memahami sesuatu. Menurut Barron, sebagaimana dikutip oleh

Munandar (2012: 21) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk

menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Selanjutnya menurut

Campbell sebagaimana dikutip oleh Saefudin (2015: 5) mendefinisikan kreativitas

sebagai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang bersifat baru, berguna, dan

dapat dimengerti (understandable). Adapun dimensi kognitif dari kreativitas

mencakup antara lain kelancaran (fluency), keluwesan/kelenturan (flexibility),

keaslian (originality), dan kerincian (elaboration) (Munandar,2012 : 59).

Hasil observasi peneliti dari salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota

Semarang yakni SMP Negeri 11 Semarang, yaitu dengan dilakukannya

wawancara terhadap salah satu guru mata pelajaran matematika kelas VIII yakni

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

4

Tri Susilo Handayani S.Pd dan studi pendahuluan berupa pemberian tes awal

kemampuan berpikir kreatif telah diperoleh informasi bahwa KKM mata pelajaran

matematika di sekolah tersebut adalah 75, namun berdasarkan data ulangan akhir

semester (UAS) ganjil tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa nilai

matematika belum mencapai ketuntasan minimal (KKM). Berikut adalah data

nilai matematika salah satu kelas VIII di SMP Negeri 11 Semarang.

Tabel 1.1 Nilai UAS kelas VIII F

SMP Negeri 11 Semarang

Nomor Siswa Nilai Nomor

Siswa Nilai

1 50 17 30

2 42 18 94

3 66 19 91

4 76 20 59

5 65 21 74

6 37 22 51

7 47 23 35

8 66 24 70

9 60 25 31

10 36 26 34

11 51 27 44

12 84 28 43

13 85 29 63

14 85 30 31

15 57 31 93

16 53 32 88

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa hanya 8 siswa yang nilai

matematikanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Artinya lebih dari 50%

jumlah siswa kelas VIII F belum mencapai KKM. Sedangkan nilai rata-rata

matematika kelas VIII F sebesar 59,09 juga masih jauh dari KKM. Selain itu, rata-

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

5

rata nilai matematika SMP Negeri 11 Semarang juga lebih rendah dibanding mata

pelajaran lain. Kelemahan siswa khususnya di SMP Negeri 11 Semarang yaitu

siswa masih kebingungan ketika diberi soal yang sedikit berbeda dari contoh soal

yang diberikan sebelumnya dan kurangnya kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan untuk menelaah,

memecahkan serta menginterpretasikan permasalahan dalam berbagai situasi.

Berdasarkan informasi yang telah disebutkan, menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir kreatif siswa terbilang rendah. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil

studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa siswa belum dapat menyelesaikan

soal tes kemampuan berpikir kreatif. Disamping itu rasa ingin tahu siswa juga

masih rendah, hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru

matematika di SMP Negeri 11 Semarang berdasarkan hasil pengamatan sikap

terhadap siswa selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian diatas, rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kreatif

siswa masih rendah khususya pada pelajaran matematika. Salah satu penyebab

masalah tersebut ialah guru cenderung menempatkan logika sebagai titik incar

pembicaraan dan menganggap kreativitas sebagai suatu hal yang tidak penting

dalam pembelajaran. Selain itu, guru belum dapat mengoptimalkan kemampuan

dan ketepatannya dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang disampaikan. Salah satu model pembelajaran

berdasarkan masalah yang memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa adalah model pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS).

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

6

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode

pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan

memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan (Karen dalam

Cahyono,2009:3). Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan atau permasalahan,

siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan

mengembangkan tanggapannya. Menurut Pepkin (2004:1) model pembelajaran ini

terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : (1) klarifikasi masalah. (2)

perencanaan strategi penyelesaiaan/pengungkapan pendapat, (3) evaluasi dan

pemilihan, dan (4) implementasi. Model ini sangat efektif sekali untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif karena lebih menekankan pada

pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari

berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan. Dalam usaha tersebut, diperlukan rasa ingin tahu

dalam diri siswa sebagai langkah awal mencari berbagai informasi penunjang

untuk mendapatkan berbagai ide/gagasan. Menurut Mustari dalam Yuritantri

sebagaimana dikutip Afrida (2015: 29) menyatakan bahwa untuk

mengembangkan rasa ingin tahu pada siswa, hendaknya siswa tersebut diberi

kebebasan untuk melakukan dan melayani rasa ingin tahu mereka sendiri. Siswa

hanya diberikan cara-cara untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang mereka

dapatkan. Sehingga model Creative Problem Solving (CPS) juga dapat membantu

mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kunaeni (2015: 80), menyebutkan bahwa model CPS terbukti

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP. Kemampuan

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

7

berpikir kreatif yang disebutkan adalah kemampuan memecahkan masalah

menggunakan empat aspek yaitu kefasihan atau kelancaran (fluency), keluwesan

(flexibility),keaslian (originality), dan kemampuan elaborasi/merinci (elaboration)

dengan berbagai ide/gagasan yang muncul sebagai akibat dari rasa ingin tahu pada

diri siswa. Jadi model CPS telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa SMP.

Kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu tidak dapat muncul

dengan sendirinya. Selain model pembelajaran yang sesuai, diperlukan media

pembelajaran sebagai sarana untuk mengasah kemampuan ini agar tumbuh dengan

baik. Menurut Leslie J. Briggs (Hamid, 20014:150) menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam

bentuk buku, film, rekaman video, dan lain sebagainya. Ia juga berpendapat

bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang siswa supaya terjadi

proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media

yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran agar guru mudah dalam

menyampaikan materi sehingga siswa mudah dalam memahami pelajaran. Salah

satu media pembelajaran yang tepat untuk mendukung model pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS) adalah Smart Origami .

Origami adalah seni lipat dari kertas lipat yang berasal dari Jepang dimana

pengerjaannya tanpa bantuan gunting atau lem. Origami berasal dari dua kata, oru

yang artinya “melipat” dan kami yang artinya “kertas”. Bahan yang digunakan

adalah kertas yang biasanya berbentuk persegi. Dalam penelitian ini, Smart

Origami merupakan media pembelajaran dalam bentuk aktivitas membuat

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

8

origami kubus dan balok untuk membantu siswa dengan mudah mempelajari

salah satu materi geometri yaitu kubus dan balok. Dengan pengajaran

menggunakan Smart Origami, siswa dapat menciptakan sesuatu, berkarya dan

membentuk model melalui aktivitas melipat kertas menjadi bentuk kubus dan

balok sehingga merangsang motorik anak agar dapat berpikir kreatif serta siswa

dapat mengenal dan memahami aktivitas matematika sederhana secara dini.

Contohnya seperti titik, sudut, garis, titik sudut, sisi, bidang diagonal, diagonal

ruang dan diagonal bidang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Andani (2015:78), menyebutkan bahwa media pembelajaran origami terbukti

efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP.

Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2006 kelas VIII SMP, kubus dan balok merupakan

materi yang dipelajari oleh siswa SMP pada semester genap. Materi kubus dan

balok merupakan bagian dari ilmu geometri. Geometri merupakan salah satu

cabang ilmu matematika dan ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang.

Untuk mengkonstruksi pemahaman siswa dari yang bersifat abstrak perlu

digunakan media yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

berbantuan Smart Origami Terhadap Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa”.

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

9

1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa permasalahan diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif matematika merupakan salah satu kemampuan

yang penting dimiliki siswa

2. Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa menjadi hal penting dalam pelaksanakan

pembelajaran matematika di sekolah.

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang menuntut

kemampuan untuk menelaah, memecahkan serta menginterpretasikan

permasalahan dalam berbagai situasi.

4. Guru cenderung menempatkan logika sebagai titik incar pembicaraan dan

menganggap kreativitas sebagai suatu hal yang tidak penting dalam

pembelajaran.

5. Guru belum dapat mengoptimalkan kemampuan dan ketepatannya dalam

memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi

yang disampaikan

6. Kemampuan berpikir kreatif matematika dan rasa ingin tahu siswa masih

rendah

7. Model pembelajaran (Creative Problem Solving) CPS diduga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

8. Media Smart Origami diduga dapat menjadi media penunjang pembelajaran

menggunakan pembelajaran (Creative Problem Solving) CPS

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

10

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan belajar?

2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami lebih baik daripada kemampuan berpikir

kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori ?

3. Apakah rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS

berbantuan Smart Origami lebih baik daripada rasa ingin tahu siswa yang

melaksanakan pembelajaran ekspositori ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami mencapai

ketuntasan belajar.

2. Untuk mengetahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih baik

daripada kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

ekspositori.

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

11

3. Untuk mengetahui tingkat rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan

pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih baik daripada rasa ingin

tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bukti empirik dalam dunia

pendidikan mengenai penggunaan model Creative Problem Solving (CPS)

berbantuan Smart Origami untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan

rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.

1.5.2 Manfaat Secara Praktis

1.5.2.1 Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan dasar mengajar dalam mengembangkan

pembelajaran matematika.

1.5.2.2 Bagi Siswa

Melalui penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

berbantuan Smart Origami diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.5.2.3 Bagi Guru

Sebagai bahan referensi atau masukan tentang pemebelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa melalui

model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart Origami.

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

12

1.5.2.4 Bagi Sekolah

Pembelajaran pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan positif kepada sekolah dalam mengembangkan pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu

siswa.

1.6 Penegasan Istilah

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan

tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca, maka perlu adanya

penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1.6.1 Keefektifan

Menurut Pusat Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004:284).

Keefektifan dalam suatu usaha atau tindakan berarti “keberhasilan”. Menurut

Depdiknas (2008:374), keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat

membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan). Mengacu pada pengertian

tersebut, keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan

penggunaan model pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami terhadap rasa

ingin tahu dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Keefektifan dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan indikator

sebagai berikut :

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

13

1. Nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan

model pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan

belajar, yaitu 75 secara individual dan secara klasikal mencapai 80 % dari

jumlah siswa yang ada dikelas tersebut telah tuntas belajar.

2. Hasil tes kemampuan berfikir kreatif siswa yang menggunakan model

pembelajaran CPS berbantuan Smart Origami lebih baik daripada rata-rata

hasil tes kemampuan berfikir kreatif siswa dengan model ekspositori.

3. Hasil tes rasa ingin tahu siswa yang menggunakan model CPS berbantuan

Smart Origami lebih tinggi daripada rasa ingin tahu siswa yang menggunakan

model pembelajaran ekspositori.

1.6.2 Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang

memusatkan pada pengajaran sebagai sebuah keterampilan. Model pembelajaran

ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : (1) klarifikasi masalah. (2)

perencanaan strategi penyelesaiaan/pengungkapan pendapat, (3) evaluasi dan

pemilihan, dan (4) implementasi (Pepkin, 2004: 1).

1.6.3 Smart Origami

Menurut J. Montroll dalam Auckly dan Cleveland (2004) Origami adalah

seni lipat dari kertas lipat yang berasal dari jepang. Smart Origami dalam

penelitian ini merupakan media pembelajaran dalam bentuk aktivitas membuat

origami kubus dan balok untuk membantu siswa dengan mudah mempelajari

salah satu materi geometri yaitu kubus dan balok. Dalam hal ini penggunaan

Smart Origami bertujuan agar siswa tertarik pada pembelajaran sehingga rasa

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

14

ingin tahu siswa dalam mempelajari materi lebih tinggi serta dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.6.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita

mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru (Siswono, 2005: 2). Berpikir

kreatif juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan

berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.

Pehkonen sebagaimana dikutip oleh Siswono (2005:2), kemampuan berpikir

kreatif tersebut dicerminkan dalam empat aspek yaitu kefasihan atau kelancaran

(fluency) dalam memberi jawaban masalah dengan cara yang tepat, keluwesan

(flexibility) dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, keaslian

(originality) ide, cara, dan bahasa yang digunakan dalam menjawab masalah, dan

kemampuan elaborasi/merinci (elaboration) yaitu mengembangkan, memperinci,

dan memperkaya suatu gagasan matematik.

1.6.5 Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar (Kemendiknas, 2010: 10).

Kemendiknas (2011: 28) menguraikan indikator siswa memiliki rasa ingin

tahu adalah sebagai berikut.

(1) Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran,

(2) Berupaya mencari dari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang

dipelajari atau dijumpai,

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

15

(3) Berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang,

(4) Aktif dalam mencari informasi

Rasa ingin tahu yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sikap dan

tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar saat belajar matematika yang

dikembangkan menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan

Smart Origami.

1.6.6 Materi Kubus dan Balok

Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2006 kelas VIII SMP, kubus dan balok merupakan

materi yang dipelajari oleh siswa pada semester genap. Materi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah materi kubus dan balok kompetensi dasar menemukan

dan menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang akan

diuraikan sebagai berikut:

(1) Bagian Awal

Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto

dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

16

(2) Bagian Isi

Pada bagian isi terdiri dari lima bab, adapun kelima bab tersebut adalah

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi: landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Metode penelitian berisi: metode penentuan objek penelitian, variable

penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan

data, instrument penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan berisi; hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Penutup

Penutup berisi: simpulan dan saran

(3) Bagian Akhir

Bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran.

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar dan pembelajaran

Menurut Rifa’I (2012:66) Belajar merupakan proses penting bagi perubahan

perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan

dikerjakan oleh seseorang . Menurut Uno (2011: 22) sebagaimana dikutip

Situmorang, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat

tersebut terdapat perubahan perilaku yang terjadi dalam belajar. Menurut Usman

(2009: 5), belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya.

Menurut Hidayah (2011: 14), pembelajaran adalah upaya menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuan

siswa agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa dengan

siswa. Menurut Suyitno, yang dikutip oleh Permatasari (2013: 11), pembelajaran

adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,

minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal

antara guru dengan siswa.

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

18

Belajar dan pembelajaran merupakan sebuah proses yang tidak bisa

dipisahkan. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau kepribadian

individu dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak bisa menjadi bisa

akibat dari pengalaman terdahulu untuk memperoleh pengetahuan baru.

Sedangkan pembelajaran, digunakan sebagai perencanaan untuk menciptakan

proses belajar yang lebih menyenangkan dan kondusif.

2.1.2 Teori Pendukung

Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar, sehingga

terdapat beberapa macam teori belajar yang mendasari penelitian ini antara lain:

2.1.2.1 Teori belajar Vygotsky

Teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu

dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratiif, artinya pengetahuan di distribusikan

di antara orang dan lingkungan, yang mencakup obyek , alat, buku dan komunitas

tempat orang berinteraksi dengan orang lain (Rifa’I, 2012:39).

Menurut Tappan (1998) sebagaimana dikutip oleh Rifa’I (2012:38),

terdapat tiga konsep yang dikembangkan dalam teori Vygotsky, yaitu:

1) Keahlian kognitif dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan

secara developmental.

2) Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus

yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentraformasi

aktivitas mental.

3) Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar

belakang sosiokultural.

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

19

Dalam teorinya Vygotsky mengemukakan beberapa ide tentang Zone of

proximal developmental (ZPD). Zone of proximal developmental (ZPD) adalah

serangkaian tugas terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tetapi dapat

dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak lain yang lebih mampu(Rifa’I,

2012:39). Dalam hal ini Vygotsky menganggap anak mempunyai konsep yang

banyak, namun tidak sistimatis, tidak terantur dan spontan. Tatkala anak mendapat

bimbingan dari yang lebih ahli, mereka akan membahas konsep yang lebih

sistimatis, logis dan rasional. Salah satu contoh aplikasi konsep ZPD tutorial tatap

muka, belajar kelompok, tugas projek,dll.

Dengan demikian keterkaitan teori ini dengan model Creative Problem

Solving (CPS) adalah interaksi sosial untuk memecahkan masalah secara kreatif

dan hakikat sosial bahwa siswa dalam proses pembelajaran diberikan kesempatan

untuk berkelompok kecil dan berdiskusi.

2.1.2.2 Teori Piaget

Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i (2012:170),

mengemukakan tiga prinsip utama terjadinya pembelajaran yaitu:

1. Belajar Aktif

Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan, terbentuk dari

dalam subyek belajar.

2. Belajar lewat interaksi sosial

Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya

interaksi diantara subyek belajar.

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

20

3. Belajar lewat pengalaman sendiri

Pembelajaran disekolah hendaknya dimulai dengan memberikan pengalaman-

pengalaman nyata daripada dengan pemberitahuan-pemberitahuan. Sehingga teori

ini mendukung pembelajaran Creatif Problem Solving (CPS) berbantuan Smart

Origami . Di dalam model tersebut, siswa dilibatkan secara aktif dan diberi

kesempatan untuk bekerja dan berdiskusi secara berkelompok untuk

menyelesaikan permasalahan nyata.

2.1.2.3 Teori Van Hiele

Menurut Suherman, sebagaimana dikutip oleh Darmawan (2013), teori

belajar Van Hiele menekankan pada pengajaran geometri serta penguraian tahap-

tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Menutrut Van Hiele, ada tiga

unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran dan

metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur tersebut diterapkan secara

erpadu dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkat berfikir

yang lebih tinggi.

Van Hiele dalam Suherman sebagaimana dikutip oleh darmawan (2013) ,

menyatakan bahwa terdapat lima tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu

tahap pengenalan, tahap analisis , tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap

akurasi. Adapun penjelasan dari kelima tahapa tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap pengenalan, yaitu suatu tahapan dimana anak mulai belajar suatu bentuk

geometri secara eseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-

sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

21

2. Tahap analisis, yaitu suatu tahapan dimana anak mulai mengenal sifat-sifat

yang dimiliki leh benda geometri yang dilihatnya.

3. Tahap penguruan, yaitu suatu tahapan dimana anak mulai mampu melakukan

penarikan kesimpulan, yang dikenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun

kemampuan ini belum berkembang secara penuh.

4. Tahap deduksi, yaitu suatu tahapan dimana anak sudah mampu menarik

kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dai hal-hal yang

bersifat umum menuju yag bersifat khusus.

5. Tahap akurasi, yaitu suatu tahapan dimana anak mulai penyadari betapa

pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandai suatu

pembuktian.

Teori belajar Van Hiele dalam penelitian ini berkaitan dengan materi yang

akan digunakan yaitu kubus dan balok yang merupakan salah satu materi dalam

bidang geometri kelas VIII SMP.

2.1.3 Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Mitchel & Kowalik, sebagaimana dikutip oleh Isrok’atun (2012),

mengungkapkan bahwa creative problem solving berasal dari kata creative ,

problem, dan solving. Creative artinya banyak ide baru dan unik dalam

mengkreasi solusi serta mempunyai nilai dan relevan; problem artinya adalah

suatu situasi yang memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan;

sementara solving, artinya merencanakan suatu cara untuk menjawab atau

menemukan jawaban dari suatu problem. Secara harfiah, CPS dapat diartikan

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

22

sebagai kemampuan dalam merencanakan suatu cara/ide yang baru dan unik guna

menjawab sebuah permasalahan yang sedang dihadapi. Creative Problem Solving

(CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan

gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.

Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang

memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1). CPS

merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran berdasarkan masalah yang

memfasilitasi siswa untuk bisa mengembangkan kemampuan berfikir kreatifnya

dengan salah satu cirinya yaitu memberikan suatu permasalahan matematika pada

awal pembelajaran sehingga siswa merasa tertantang untuk bisa memecahkan

masalah tersebut tidak hanya dengan cara menghafal tetapi dengan suatu proses

berpikir. Peran Guru dalam pembelajaran CPS adalah menyajikan sebuah

masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi siswa dalam penyelidikan

melalui dialog.

2.1.3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS)

Adapun proses dari pembelajaran CPS menurut Shoimin (2014: 57)

terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1. Klarifikasi Masalah (Clarification of The Problem)

Klarifikasi masalah melputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang

masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaiaan

seperti apa yang diharapkan.

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

23

2. Pengungkapan pendapat (Brainstorming)

Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang

berbagai macam strategi penyelesaiaan masalah.

3. Evaluasi dan Pemilihan (Evaluation and Selection)

Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan

pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk

menyelesaikan masalah.

4. Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini siswa menentukan srategi mana yang dapat diambil untuk

menyelesakan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan

penyelesaiaan dari masalah tersebut.

Dalam penelitian ini, implementasi model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) dalam pembelajaran matematika terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pembentukan kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik dalam setiap

kelompok.

2. Penjelasan prosedur pembelajaran (petunjuk kegiatan)

3. Pendidik memberikan situasi problematik dan menjelaskan prosedur solusi

kreatif kepada peserta didik (memberikan pertanyaan, pertanyaan problematis

dan tugas)

4. Pemecahan masalah melalui pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu

peristiwa yang dilihat dan dialami (dilakukan dengan mengumpulkan data di

lapangan)

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

24

5. Eksperimentasi alternatif pemecahan masalah dengan diperkenankan elemen

baru ke dalam situasi yang berbeda (diskusi dalam kelompok kecil)

6. Memformulasikan penjelasan dan menganalisis proses solusi kreatif

(dilakukan dengan diskusi kelas yang didampingi oleh pendidik) (Medriati,

2009:200).

2.1.3.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) menurut Trianto, sebagaimana dikutip oleh Maftukhin (2013) adalah

sebagai berikut.

1. Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah

2. Masalah memiliki konteks dengan dunia nyata

3. Siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan

mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka

4. Mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan

melaporkan solusi dari masalah

5. Kolaborasi

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Creative Problem Solving (CPS)

Setiap model ataupun metode pembelajaran tentu mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Begitu juga dengan model pembelajaran CPS. Adapun kelebihan

dan kekurangannya menurut Muslich sebagaimana dikutip oleh Maftukhin (2013)

adalah sebagai berikut.

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

25

a. Kelebihan

1. Melatih siswa untuk merancang suatu penemuan.

2. Memfasilitasi siswa untuk berpikir dan bertindak kreatif.

3. Membantu memecahkan masalah secara realitis.

4. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

5. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa

b. Kekurangan

1. Memperlukan alokasi waktu yang lebih lama dibandingkan model

pembelajaran lain.

2. Memperlukaan perencanaan pembelajaran yang teratur dan matang.

3. Model pembelajaran ini tidak efektif apabila terdapat beberapa siswa

yang cenderung pasif

2.1.4 Pembelajaran Ekspositori

Menurut Sanjaya (2006:179) pembelajaran ekspositori merupakan bentuk

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach) dimana

guru menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa dengan harapan materi

dapat dikuasai dengan baik. Menurut Sanjaya (2006: 185) sintaks pembelajaran

ekspositori terdiri sebagai berikut: (1) persiapan (preparation), (2) penyajian

(presentation), (3) korelasi (correlation), (4) menyimpulkan (generalization), (5)

mengaplikasikan (aplicaton). Dalam penelitian ini pembelajaran ekspositori

dilaksanakan menggunakan sintaks tersebut.

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

26

2.1.5 Media Pembelajaran

Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak,sehingga

kemampuan guru dituntut untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa. Untuk itu diperlukan model dan media

pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2008: 48) menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan. Sedangkan menurut Leslie J.

Briggs (Hamid, 20014:150) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat-

alat fisik untk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film, rekaman

video, dan lain sebagainya. Ia juga berpendapat bahwa media merupakan alat

untuk memberikan perangsang siswa supaya terjadi proses belajar. Jadi dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media yang dapat digunakan

untuk menunjang pembelajaran agar guru mudah dalam menyampaikan materi

sehingga siswa mudah dalam memahami pelajaran.

Menurut Nana Sudjana (Kosasih, 2014:51), prinsip-prinsip penggunaan

media belajar adalah sebagai berikut.

a. Ketepatan menentukan jenis media yang sesuai dengan tujuan dan bahan

pelajaran

b. Ketepatan menentapkan atau memperhitungkan tingkat kemampuan atau

kematangan siswa

c. Ketepatan dalam cara penyajian, dan

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

27

d. Ketepatan waktu, tempat, dan situasi.

Menurut Hamalik sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2005:15), pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media

pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran pada

penelitian ini adalah Smart Origami

2.1.6 Smart Origami

Origami adalah seni lipat dari kertas lipat yang berasal dari Jepang dimana

pengerjaannya tanpa bantuan gunting atau lem. Origami berasal dari dua kata, oru

yang artinya “melipat” dan kami yang artinya “kertas”. Bahan yang digunakan

adalah kertas yang biasanya berbentuk persegi.

Smart Origami merupakan media pembelajaran dalam bentuk aktivitas

membuat origami kubus dan balok untuk membantu siswa dengan mudah

mempelajari salah satu materi geometri yaitu kubus dan balok. Dengan pengajaran

menggunakan Smart Origami, siswa dapat menciptakan sesuatu, berkarya dan

membentuk model melalui aktivitas melipat kertas menjadi bentuk kubus dan

balok sehingga merangsang motorik anak agar dapat berpikir kreatif serta siswa

dapat mengenal dan memahami aktivitas matematika sederhana secara dini.

Contohnya seperti titik, sudut, garis, titik sudut, sisi, bidang diagonal, diagonal

ruang dan diagonal bidang.

Fokus pada penelitian ini, siswa dan guru akan bersama-sama membuat

semacam alat peraga dengan menggunakan bahan kertas (origami) berupa bangun

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

28

ruang sisi datar kubus dan balok pada saat pembelajaran. Untuk membuat origami

berbentuk kubus diperlukan kertas lipat berbentuk persegi yang berukuran sama

sebanyak 6 buah. Agar mudah dalam membuat dan hasilnya menarik, sebaiknya

dari 6 buah kertas lipat tersebut pilih 3 warna yang berbeda. Namun, warna kertas

lipat tidak ditentukan secara pasti karena dapat menggunakan warna sesuai

dengan keingnan dan kebutuhan. Tips membuat origami kubus atau balok adalah

lipat setepat mungkin dan tekan setiap lipatan untuk mempercantik hasil origami.

Sedangkan untuk membuat origami balok, caranya sama dengan membuat

origami kubus, hanya saja origami balok membutuhkan 10 buah kertas yang

berbentuk persegi berukuran sama dengan warna sesuai keinginan dan kebutuhan.

Berikut adalah langkah Pembuatan Smart Origami kubus.

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

29

Gambar 2.1 Langkah-langkah pembuatan Smart Origami Kubus

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

30

Manfaat seni lipat origami menurut TBM Bintang (2012) adalah sebagai

berikut.

1. Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang

aman, murah, menyenangkan dan kaya manfaat.

2. Lewat origami anak belajar membuat mainannya sendiri , sehingga

menciptaan kepuasan dibanding dengan mainannya sendiri,sehingga

menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan

dibeli di toko mainan

3. Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses

tahapan ini tak pelak mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin

untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan

4. Lewat origami siswa diajarkan untuk menciptakan sesuatu , berkarya dan

membentuk model sehingga membentuk anak memperluas lading

imajinasi mereka dengan bentukan origami yang dihasilkan

5. Berpikir matematis serta perbandingan (proporsi) lewat bentuk-bentuk

yang dibuat melalui origami

2.1.7 Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar (Kemendiknas, 2010: 10).

Kemendiknas (2011: 28) menguraikan indikator siswa memliliki rasa ingin

tahu adalah sebagai berikut.

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

31

(1) Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran,

(2) Berupaya mencari dari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang

dipelajari atau dijumpai,

(3) Berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang,

(4) Aktif dalam mencari informasi

Menurut Mustari dalam Yuritantri sebagaimana dikutip Afrida (2015: 29)

menyatakan bahwa untuk mengembangkan rasa ingin tahu pada siswa, hendaknya

siswa tersebut diberi kebebasan untuk melakukan dan melayani rasa ingin tahu

mereka sendiri. Siswa hanya diberikan cara-cara untuk mencari jawaban dari

pertanyaan yang mereka dapatkan. Apabila pertanyaan tentang Bahasa Inggris,

maka siswa tersebut diberi kamus,apabila pertanyaannya tentang pengetahuan,

maka siswa tersebut diberi Ensiklopedia, sedangkan dalam penelitian ini siswa

diberi pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart

Origami supaya dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam menemukan

berbagai alternative ide, gagasan dan berbagai macam kemungkinan tindakan

pada setiap langkah dari proses pemecahan masalah yang digunakan.

2.1.8 Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif Menurut Siswono (2011: 3) adalah

kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaiaan

dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen). Sedangkan menurut

Anonim, sebagaimana dikutip oleh Siswono (2008: 14), berpikir kreatif juga dapat

dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu

mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

32

gabungan ide-ide sebelunya yang belum pernah diwujudkan. Menurut

Worthington sebagaimana dikutip oleh Mahmudi (2010: 4), mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilakukan degan cara mengeksplorasi

hasil kerja siswa yang merepresentasikan proses berpikir kreatifnya.

Munandar (2012: 43) menyusun skema penilaiaan untuk mengakses

kemampuan berpikir kreatif yang meliputi empat kriteria yaitu kefasihan atau

kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), kebaruan atau keaslian (originaity),

dan kerincian atau elaborasi (elaboration). Dalam penelitian ini, kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa diukur menggunakan soal-soal yang memuat

keempaat kemampuan berpikir kreatif tersebut.

Kefasihan atau kelancaran (fluency) adalah kemampuan menyelesaikan

masalah matematika secara tepat yaitu jawaban yang diperoleh relevan engan

masalah yang disajikan dan arus pemikiran lancar yaitu diharapkan agar jawaban

sesuai dengan yang diminta dan tidak memerlukan banyak waktu sehingga

diperoleh efsiensi waktu dalam menyeleskan masalah.

Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan menjawab masalah matematika

melalui berbagai macam strategi penyelesiaan dengan tetap mendapatkan jawaban

masalah yang sesuai. Jika cara yang diguakan beragam akan tetapi tidak mengacu

pada jawaban yang diminta, maka tidak memenuhi kriteria keluwesan.

Keaslian (Originality) adalah kemampuan menjawab masalah matematika

dengan menggunakan bahasa, cara, atau idenya sendiri. Jawaban dari masalah

tidak tunggal melainkan terdapat variasi jawaban yang tepat. Tujuan utamanya

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

33

bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana

tahapan untuk sampai pada suatu jawaban.

Kerincian atau Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menjawab

secara rinci atau detail terhadap setiap masalah yang diberikan. Kerincian jawaban

runtut dan koheren, misalnya dengan konsep-konsep yang terkait.

2.1.9 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dinyatakan dengan angka maksimal

100 (seratus) yang merupakan kriteria ketuntasan ideal. KKM yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 75 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh SMP

Negeri 11 Semarang.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan

minimal menurut (Sudrajat, 2008: 6-8) adalah sebagai berikut.

(1) Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi

dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Semakin

kompleks KD maka nilai semakin rendah, begitu pla sebaliknya semakin

mudah KD, semakin tinggi nilainya.

(2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran pada masing-masing sekolah. Semakin tinggi daya

pendukung, semakin tinggi nilainya.

(3) Tingkat kemampuan awal (intake) rata-rata siswa di sekolah yang

bersangkutan. Semakin tinggi intake, semakin tinggi nilainya.

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

34

2.1.10 Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang

membatasi bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar. Secara umum terdapat

empat macam bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma dan limas.

Namun yang materi dibahas pada penelitian ini hanya dua macam bangun ruang

sisi datar yaitu kubus dan balok.

2.1.10.1 Kubus

2.1.10.1.1 Definisi kubus

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi

berbentuk persegi yang kongruen.

Gambar 2.2 Kubus ABCD.EFGH

2.1.10.1.2 Unsur-unsur Kubus

(1) Sisi (Bidang)

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Kubus memiliki 6 buah

sisi yang semuanya berbentuk persegi yang kongruen. Sisi kubus pada Gambar 3

yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi

belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

35

(2) Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan

terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Kubus memiliki 12 buah rusuk.

Rusuk kubus pada Gambar 3 yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF,

CG, dan DH.

(3) Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Kubus

mempunyai 8 titik sudut. Pada Gambar 3 terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8

buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.

(4) Diagonal Sisi/Bidang

Diagonal sisi / bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut berhadapan pada sebuah sisi kubus. Kubus memiliki 12 diagonal sisi.

Diagonal sisi kubus pada Gambar 3 yaitu AC, BD, EG, FH, AF, BE, CH, DG,

BG, CF, AH, DE. Panjang tiap-tiap diagonal sisi kubus adalah sama panjang atau

panjang diagonal sisi AC = BD = EG = HF = AF = BE = CH = DG = AH = DE =

BG = CF.

(5) Diagonal Ruang

Diagonal ruang sebuah kubus adalah ruas garis yang menghubungkan

dua titik sudut berhadapan dalam kubus. Diagonal ruang kubus berpotongan di

tengah-tengah kubus. Kubus memiliki 4 diagonal ruang. Pada Gambar 3 diagonal

kubus ABCD.EFGH yaitu AG, BH, CE, dan DF. Panjang tiap diagonal ruang

kubus adalah sama panjang atau panjang AG = BH = CE = DF.

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

36

(6) Bidang Diagonal

Bidang diagonal kubus adalah bidang yang memuat dua rusuk

berhadapan dalam suatu kubus. Bidang diagonal kubus berbentuk persegi panjang.

Kubus mempunyai 6 buah bidang diagonal. Pada Gambar 3, bidang diagonal

kubus ABCD.EFGH yaitu ACGE, BDHF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE. Luas

bidang diagonal ACGE = BDHF = ABGH = CDEF = ADGF = BCHE

2.1.10.1.3 Luas Permukaan Kubus

Gambar 2.3 Jaring-Jaring Kubus

Pada Gambar 2.3 nampak jaring-jaring kubus terdiri dari 6 persegi panjang

yang sama dan kongruen maka

Luas permukaan kubus = 6 x luas pesegi

= 6 × (s × s)

= 6 ×

= 6 .

Jadi luas permukaan kubus adalah L = 6 .

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

37

2.1.10.1.4 Volume Kubus

Volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara

mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali. Sehingga

volume kubus = panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk

= s × s × s

=

2.1.10.2 Balok

2.1.10.2.1 Definisi Balok

Balok merupakan bangun ruang sisi datar yang memiliki tiga pasang

sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya, di mana setiap sisinya

berbentuk persegi panjang.

Gambar 2.4 Balok ABCD.EFGH

2.1.10.2.2 Unsur-Unsur Balok

Unsur-unsur pada balok sama hal nya dengan unsur-unsur pada kubus

yaitu meliputi:

(1) Sisi

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari Gambar 5

terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi

panjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

38

(sisi depan), DCGH (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi

samping kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang

sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABFE dengan

DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF dengan ADHE.

(2) Rusuk

Rusuk balok adalah garis potong antara dua sisi bidang balok dan

terlihat seperti kerangka yang menyusun balok. Sama seperti dengan kubus, balok

ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk. Pada Gambar 5 rusuk-rusuk balok ABCD.

EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.

(3) Titik Sudut

Titik sudut balok adalah titik potong antara dua rusuk. Balok

mempunyai 8 titik sudut. Pada Gambar 5 terlihat balok ABCD. EFGH memiliki 8

buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.

(4) Diagonal Sisi

Diagonal sisi / bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut berhadapan pada sebuah sisi balok. Balok memiliki 12 diagonal sisi. Pada

Gambar 5 diagonal sisi balok ABCD.EFGH yaitu AC, BD, EG, FH, AF, BE, DG,

CH, AH, DE, BG, CF, dimana AC ≠ AF ≠ AH.

(5) Diagonal Ruang

Diagonal ruang sebuah balok adalah ruas garis yang menghubungkan

dua titik sudut berhadapan dalam balok. Diagonal ruang balok berpotongan di

tengah-tengah balok. Balok memiliki 4 diagonal ruang. Pada Gambar 5 diagonal

ruang balok ABCD.EFGH yaitu AG, BH, CE, DF.

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

39

(6) Bidang Diagonal

Bidang diagonal balok adalah bidang yang memuat dua rusuk

berhadapan dalam suatu balok. Bidang diagonal balok berbentuk persegi panjang.

Balok mempunyai 6 buah bidang diagonal. Pada Gambar 5, bidang diagonal balok

ABCD.EFGH yaitu ACGE, BDHF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE.

2.1.10.2.3 Luas Permukaan Balok

Gambar 2.5 Jaring-jaring Balok

Luas permukaan balok sama dengan luas semua jaring-jaringnya

Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t

(tinggi) seperti pada Gambar 6 .Denga n demikian, luas permukaan balok

tersebut adalah

luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas

persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas

persegipanjang 5 + luas persegipanjang 6

= (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) + (p × t)

= (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t)

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

40

= 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)

= 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t)

= 2 (pl+ lt + pt).

Jadi luas permukaan balok adalah L = 2 (pl+ lt + pt).

2.1.10.2.4 Volume Balok

Volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran

panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut.

Volume balok = panjang × lebar × tinggi

= p × l × t

Jadi volume balok adalah V = p × l × t .

2.2 Kerangka Berpikir

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika

adalah kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII yang masih kurang pada

materi bangun ruang sisi datar. Sebagian besar kemampuan berpikir kreatif siswa

dalam suatu kelas belum mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal. Hal

itu dikarenakan pada umumnya pembelajaran matematika disekolah masih

berpusat pada guru. Guru masih memandang bahwa belajar adalah proses transfer

ilmu dari pengajar kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif dan

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir keatifnya. Selain itu, yang

menjadi penyebab masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa adalah

pemilihan model yang kurang tepat khususnya saat mengajar materi bangun ruang

sisi datar.

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

41

Pemilihan model pembelajaran menjadi salah satu alasan penting untuk

tercapainya tujuan pembelajaran sesuai standar kopetensi dan kompetensi dasar

yang telah ditentukan. Model yang dapat dijadikan alternatif untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model Creative

Problem Solving (CPS). Model Creative Problem Solving (CPS) lebih

menekankan pada penemuan berbagai alternative ide atau gagasan untuk mencari

berbagai macam kemungkinan tindakan dalam menyelesaikan suatu masalah.

Sintaksnya dimuai dari pemberian pemasalahan mateatika terkait materi yang

ditentukan, pengungkapan gagasan atau perencanaan strategi pemecahan masalah,

evaluasi dan seleksi berbagai macam strategi pemecahan masalah, dan yang

terakhir implementasi.

Di samping penerapan model pembelajaran yang sesuai , dukungan media

pembelajaran menjadi salah satu hal penting dalam proses pembelajaran. Salah

satu media pembelajaran yang dapat mendukung pembelajaran adalah media fisik

berupa Smart Origami. Smart Origami merupakan media pembelajaran dalam

bentuk aktivitas membuat origami kubus dan balok untuk membantu siswa

dengan mudah mempelajari salah satu materi geometri yaitu kubus dan balok.

Dalam penerapan model Creative Problem Solving (CPS) peneliti menggunakan

media berupa Smart Origami agar dapat mengarahkan cara siswa belajar,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Melalui penggunaan media Smart Origami, tidak hanya kemampuan berpikir

kreatif saja yang dapat dikembangkan. Rasa ingin tahu siswa juga dapat

dikembangkan melalui ketertarikan siswa saat belajar menggunakan media

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

42

tersebut.Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar (Kemendiknas, 2010: 10). Oleh karena itu, peggunaan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan Smart Origami di harapkan efektif

terhadap rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berikut

merupakan skema kerang berpikir pada peneliian ini

Gambar 2.6 Skema Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah masih berpusat pada guru dan pemilihan

model yang kurang tepat dalam pembelajaran

Kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa rendah

Pembelajaran Model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan

Smart Origami

Pembelajaran Eksposiori

Rasa ingin tahu dan Kemampuan

berpikir kreatif

Rasa ingin tahu dan Kemampuan

berpikir kreatif

Pembelajaran Model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan SmartOrigami efektif terhadap rasa ingn tahu dan kemampuan berpikir kreatif

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

43

2.3 Hipotesis.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yan telah diuraikan, maka

hipotsis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami mencapai 75.

2. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami lebih baik daripada kemampuan berpikir

kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori.

3. Rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan

Smart Origami lebih baik daripada rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan

pembelajaran ekspositori.

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

94

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai keefektifan pembelajaran Creative

Problem Solving terhadap rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kreatif siswa

SMP pada materi kubus dan balok yang dilaksanakan di SMP Negeri 11

Semarang menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS

berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan belajar yaitu meliputi:

(a) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan belajar

individual.

(b) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan Smart Origami mencapai ketuntasan belajar klasikal.

(2) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS

berbantuan Smart Origami lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif

siswa yang melaksanakan pembelajaran ekspositori.

(3) Rasa ingin tahu siswa yang melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan

Smart Origami lebih baik daripada rasa ingin tahu siswa yang

melaksanakan pembelajaran ekspositori.

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

95

5.2 Saran Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti

adalah sebagai berikut:

(1) Diharapkan penggunaan Smart Origami dalam pembelajaran pada materi

kubus dan balok dilakukan secara benar agar siswa memahami materi yang

disampaikan melalui media Smart Origami.

(2) Guru di SMP Negeri 11 Semarang hendaknya lebih sering mengadakan

diskusi kelompok pada pembelajarannya, agar siswa terbiasa

mengembangkan rasa ingin tahu nya melalui proses bertukar informasi dan

pengungkapan pendapat.

(3) Untuk Guru maupun peneliti yang ingin mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran creative

problem solving sebaiknya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

yang tepat sesuai langkah-langkah yang ada pada model creative problem

solving.

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

96

DAFTAR PUSTAKA

Afrida. 2015. Keefektifan Guided Discovery Berbantuan Smart Sticker tehadap Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VII .Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Andani, S.N. 2015. Keefektifan Model Discovery Learning berbantuan Prakarya Origami terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII,Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anwar, S. 2009. Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview, Kuisionerdan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anni, C. T. dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang:UPT MKK UNNES.

Arifin, Z. 2013. Evaluasai Pembelajaran (Prinsip dan Prosedur). Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi

Aksara.

Auckly, D. and Cleveland, J., 1995. Totally real origami and impossible paper

folding. The American mathematical monthly, 102(3), pp.215-226.

Briggs, L.J. and Wager, W.W., 1981. Principles of Instructional Design.

Educational Technology.

BSNP.2006. Standar Isi untuk Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

BSNP.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Husna, M.I. and Fatimah, S., 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

97

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps). Jurnal Peluang, 1(2), pp.81-92.

Isaksen, S. G. (2008). A compendium of evidence for creative problem

solving. http://www. cpsb. com/r esearch/articles. Acesso em, 15(02), 2009.

Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Jakarta: Puskur-Balitbang,Kemendiknas

Kemendiknas. (2010). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.Jakarta: Puskur-Balitbang,Kemendiknas

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.

Kunaeni, Erna. 2015. Keefektifan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Tekhnik Probing Prompting Berbantuan CD Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif SiswaKelas VII . Skripsi. Semarang:

FMIPA Universitas Negeri Semarang

Leslie J. Briggs & Walter W. Wager. 1981. Principles of Instructional Design.

Englewood Cliffs: Educational Technology.

Maftukhin, M. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran CPS Berbantuan CD Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Pokok Geometri Kelas X .Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Mahmudi, A. 2009. Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU. Volume 8. No.1.

McGregor, D., 2007. Developing thinking; developing learning. McGraw-Hill

Education (UK).

Medriati, R & Dedy Hamdani. (2009). PF-79 Penerapan Model Pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS) pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum

Fisika untuk Meningkstksn Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa

Semester III Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNIB. Tersedia di snf-unj.ac.id[diakses 15 Januari 2016].

Mitchell, W.E and Kowalik, T.F (1999).Creative Problem Solving. NUCEA:

Genigraphict Inc.

Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

PT.Rineka.

Pepkin, K. L. (2004). Creative problem solving in math. Tersedia di http://www.mathematic. transdigit. com/mathematic-journal. html [diakses 15 Januari 2016].

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM …lib.unnes.ac.id/29033/1/4101412118.pdf · keefektifan pembelajaran creative problem solving (cps) berbantuan smart origami terhadap kemampuan

98

Reio Jr, T.G., 1997. Effects of curiosity on socialization-related learning and job performance in adults (Doctoral dissertation, Virginia Polytechnic Institute

and State University).

Rifai, Achmad dan Chatarina Tri Ariani. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

PT. Rineka Cipta.

Siswono, Tatag Yuli Eko.2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu Dengan Model Wallas Dan Creative Problem Solving (CPS). Laporan Penelitian

(tidak diterbitkan). Surabaya: Unesa.

Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini dan Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen

Pendidikan Nasional.

Suderadjat, H. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.

Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Yuritantri, L.A., 2013. Pembelajaran dengan Metode Guided Inquiry untuk Mengembangkan Rasa Ingin Tahu dan Keterampilan Komunikasi Siswa(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).