Top Banner
1 KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA KAMBING MARICA JANTAN SKRIPSI Oleh: BASRI I 211 09 279 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
49

KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

Mar 02, 2019

Download

Documents

buiduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

1

KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM

KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA

KAMBING MARICA JANTAN

SKRIPSI

Oleh:

BASRI

I 211 09 279

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

2

KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM

KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA

KAMBING MARICA JANTAN

SKRIPSI

Oleh:

BASRI

I 211 09 279

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

3

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Basri

NIM : I 211 09 279

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, Februari 2014

Basri

Page 4: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

4

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Ransum Komplit dengan Kandungan Protein

Berbeda Pada Kambing Marica Jantan

Nama : Basri

Stambuk : I 211 09 279

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M. Sc Ir. Muh. Zain Mide, M. S

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui:

Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan

Tanggal Lulus : Februari 2014

Page 5: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

5

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Sang pemilik kesempurnaan dan pemilik

keindahan atas Cinta, Rahmat dan Hidayah-Nya yang senantiasa dititipkan kepada

penulis sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini. Shalawat dan

Salam kepada manusia sempurna, sang revolusioner sejati yang telah menganta

rkita dari lembah jahiliah sampai pada lembah peradaban seperti saa tini.

Ayahanda tercinta Bancong dan Ibunda tercinta Sinar, terimalah tulisan

ini sebagai persembahan bakti dan terimakasih ku atas limpahan kasih sayang,

ketulusan, serta doa yang senantiasa kalian lantunkan dalam setiap hembusan

nafas, kalian telah melahirkan, mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta

dan kasih yang begitu ikhlas kepada penulis sampai saat ini. Kepada ketiga adikku

tersayang Nurbaya, Yusuf dan Maulana senyum yang terpancar dari bibir kalian

adalah pelebur duka bagi penulis dalam menyelesaikan tulisan ini, serta keluarga

besar di Enrekang yang telah memberikan motivasi dan dukungan moril kepada

penulis.

Terima kasih tak terhingga kepada bapak Prof. Dr. Ir Asmuddin Natsir,

M. Sc, selaku Pembimbing Utama dan juga sebagai Penasehat Akademik atas

didikan, bimbingan, serta waktu yang telah diluangkan untuk memberikan

petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam membimbing penulis mulai dari

Page 6: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

6

perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini. Terimakasih pula

kepadabapak Ir. Muhammad ZainMide, MS, selaku Pembimbing Anggota atas

waktu dan bimbingan yang telah diberikan sampai selesainya skripsi ini.

Terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan dengan segala

keikhlasan dan kerendahan hati kepada :

Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan dan juga kepada Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si selaku

Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Kepada seluruh Dosen dan Staf

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, khususnya Jurusan Nutrisi dan

Makanan Ternak yang telah memberikan sumbangsih ilmu selama penulis

berada di bangku kuliah.

Keluarga besar “Colustrum 09”dan “HUMANIKA-UH” serta teman-teman

Penelitian(Adan, Hendra, Nisa, Ita, Ani, Rasmidank’Lina) terima kasih

atas indahnya kebersamaan dan saling kerja sama yang telah kita jalani.

Kepada keluarga besar KKN PPM DIKTI UNHAS 2013 Kecamatan Tanete

Riaja Kabupaten Barru, khususnya Posko Desa Lompo Tengah, cerita dan

sejarah yang telah kita ukir akan menjadi prasasti abadi bagi anak cucu

penulis.

Teman-teman penghuni asrama (Jhon, Andy, Eko, Moyo, Ahmad,

Cimmang, Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera

atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis.

Page 7: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

7

Kepadateman-teman pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu

sejajaran khususnya Pengurus Pusat (PP-HPMM) Periode 2013-2015,

tetap semangat dan goreskan cerita indah pada tanah kelahiran kita.

Terkhusus kepada “FitrianaAkhsanS.Pt” yang senantiasa memberikan

motivasi, dorongan dan semangat serta menjadi tempat berbagi suka maupun

dukabagi penulissampaiakhirnyatulisaninimenjadipersembahanuntukmu.

Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Penulismenyadaribahwatulisaninimasihjauhdarikesempurnaan,

akantetapiharapanpenulissemogatulisaninidapatmemberikanmanfaat yang sebesar-

besarnyabagisemuapihak yang membutuhkan.

Amin Ya Rabbal Alamin.........

“AKU ADA KARENA DIRI MU, MAKA JANGAN BIARKAN AKU

TIADA DALAM KEBERADAAN KU”

Makassar, Februari 2014

Basri

Page 8: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

8

Basri (I 211 09 279). Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Ransum

Komplit Dengan Kandungan Protein Berbeda Pada Kambing Marica Jantan.

(Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc sebagai Pembimbing

Utama dan Ir. Muhammad Zain Mide, MS sebagai Pembimbing Anggota).

ABSTRAK

Bentuk ransum serta ketersediaan dan keseimbangan nutrisi dalam ransum,

misalnya pada ransum komplit, akan berpengaruh terhadap pemanfaatan nutrisi

ransum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein

kasar ransum komplit yang dapat mengoptimalkan tingkat kecernaan bahan kering

dan bahan organik ransum komplit pada kambing merica jantan. Penelitian ini

dilaksanakan menurut rancangan acak lengkap terdiri dari empat perlakuan dan

tiga ulangan. Perlakuannya adalah A. Ransum komplit dengan kandungan protein

10.20%, B. 12.59%, C. 15.24%, dan D. 17.54%. sebanyak dua belas ekor

kambing merica jantan ditempatkan pada kandang individu dan secara acak

mendapat salah satu dari empat jenis ransum percobaan. Hasil percobaan

memperlihatkan bahwa rataan daya cerna bahan kering bervariasi antara 62.8 %

(ransum B) sampai 66.5% (ransum D). Rataan daya cerna bahan organik

bervariasi antara 60.7% (ransum B) hingga 65.6% (ransum D). Namun demikian

hasil statistik memperlihatkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang

nyata (P>0.05) terhadap daya cerna bahan kering dan bahan organik ransum

komplit. Kesimpulan, meningkatkan kadar protein ransum komplit dari 10%

menjadi 17.5% tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

peningkatan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum komplit.

Kata Kunci : Kambing Marica, Kecernaan Bahan Kering dan Bahan

Organik, Ransum Komplit

Page 9: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

9

Basri (I 211 09 279). Dry Matter and Organic Matter Digestibility of Complete

Ration Containing Different levels of Cride Protein on Male Merica Goat. (Under

the guidance of Prof.. Dr.. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc as the Main Supervisor

and Ir. Muhammad Zain Mide, MS as a Member Advisor).

ABSTRACT

The form of ration as well as availability and balancing of nutrient contents of the

ration such as in complete ration will affect the utilization of those nutrients by the

animal. The purpose of this experiment was to study the level of protein contents

of complete ration that could optimize digestibility of dry matter and organic

matter of the ration on male marica goat. The experiment was carried out

according to completely randomised design consisted of four treatments and three

replications for each treatment. The treatments were A. Complete ration

containing 10.20% of crude protein, B. Complete ration containing 12.59% of

crude protein, C. Complete ration containing 15.24% of crude protein, D.

Complete ration containing 17.54% of crude protein. Twelve heads of marica

goats were placed into an individual metabolic cage and was randomly fed one of

four rations. The results of the experiment showed that dry matter digestibility

varied between 62.8% (treatment B) and 66.5% (treatment D). While organic

matter digestibility ranged from 60.7% (treatment B) to 65.5% (treatment D).

However, statistical analysis indicated that there was no significant differences

(P>0.05) among the treatments. In conclusion, increasing crude protein content of

complete ration from 10% to 17.5% did not give a significant benefits in terms of

dry matter and organic matter digestibility of complete ration for marica goat.

Keywords: Marica Goat, Dry Matter and Organic Matter Digestibility,

Complete Ration.

Page 10: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT . .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... ........ x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................. 2

Hipotesis ............................................................................................... 3

Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4

Gambaran Umum Kambing .................................................................. 4

Ransum Komplit ................................................................................... 6

Kebutuhan Protein ................................................................................ 8

Metode Pengukuran Kecernaan pada Ruminansia ............................... 9

Kecernaan Bahan Kering ...................................................................... 11

Kecernaan Bahan Organik .................................................................... 12

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 14

Waktu dan Tempat ............................................................................... 14

Page 11: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

11

Materi Penelitian .................................................................................. 14

Rancangan Percobaan .......................................................................... 14

Pelaksanaan Percobaan ........................................................................ 15

Pengambilan Sampel ............................................................................ 16

Analisis Laboratorium .......................................................................... 17

Parameter yang Diukur ......................................................................... 17

Analisis Statistik ................................................................................... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 19

PENUTUP ......................................................................................................... 21

Kesimpulan .......................................................................................... 21

Saran .................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

LAMPIRAN ...................................................................................................... 26

RIWAYAT HIDUP

Page 12: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

12

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

Teks

1. Karakteristik morfologik tubuh kambing Marica ............................. 5

2. Bahan Pakan dan Kandungan Nutrisi Dalam Ransum Komplit ....... 16

3. Rataan Daya Cerna Bahan Kering dan Daya Cerna Bahan Organik

Berdasarkan Perlakuan ..................................................................... 19

Page 13: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

13

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

Teks

1. Kandang Metabolisme ...................................................................... 15

Page 14: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

14

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Halamn

Teks

1. Data Hasil Analisa Nilai Kecernaan Bahan Kering Ransum Komplit dengan

Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Merica Jantan ................ 26

2. Analisa Sidik Ragam Nilai Kecernaan Bahan Kering Ransum Komplit

dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Merica Jantan

................26

3. Data Hasil Analisa Nilai Kecernaan Bahan Organik Ransum Komplit

dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Merica Jantan ...........29

4. Analisa Sidik Ragam Nilai Kecernaan Bahan Organik Ransum Komplit

dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Merica Jantan ................

29

Page 15: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

15

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kambing Marica yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan merupakan

salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah

termasuk kategori langka dan hampir punah (endangered). Daerah populasi

kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto,

Kabupaten Soppeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, keragaman karakteristik morfologik

kambing Marica ini hampir mirip dengan kambing Kacang, namun ada perbedaan

yaitu penampilan tubuh Iebih kecil dibanding kacang, telinga berdiri menghadap

samping arah ke depan, tanduk relatif kecil clan pendek . Kambing Marica punya

potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan

kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica

dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput

kering di daerah tanah berbatu-batu (Anonim, 2013).

Pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas

ternak. Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) yang tidak mencukupi kebutuhan

menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah yang antara lain ditunjukkan

oleh laju pertumbuhan yang lambat dan bobot badan rendah. Upaya untuk

mencukupi kebutuhan gizi dan memacu pertumbuhan, dapat dilakukan dengan

cara memberi pakan tambahan konsentrat (Ensminger dan Parker, 1986), atau

memberi hijauan leguminosa yang umumnya mengandung protein lebih tinggi

dari pada rumput (Mathius dkk., 1989).

Page 16: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

16

Protein adalah salah satu komponen gizi makanan yang diperlukan ternak

untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan ternak yang cepat, akan membutuhkan

protein lebih tinggi di dalam ransumnya (Nutrient Requertmen of Goat, 1981;

Haryanto, 1992). Namun efisiensi penggunaan protein untuk pertumbuhan

jaringan tubuh, dipengaruhi oleh ketersediaan energi (Ensminger dan Parker,

1986).

Pakan komplit merupakan suatu strategi pemberian pakan yang telah lama

diterapkan, khususnya pada industri sapi perah. Penggunaan pakan komplit pada

sapi yang sedang laktasi memang sangat relevan untuk memudahkan pemenuhan

kebutuhan nutrisi (terutama energi) yang sangat tinggi, pada saat yang sama

mampu menyumbang kebutuhan serat yang sangat penting bagi stabilisasi

ekosisitem rumen. Selain itu, pakan komplit juga lebih menjamin meratanya

distribusi asupan harian ransum, agar fluktuasi kondisi ekosistem di dalam rumen

diminimalisir (Ensminger dan Parker, 1986).

Proses pengolahan bahan baku pakan menjadi pakan komplit biasanya

akan berdampak kepada peningkatan densitas nutrisi dalam pakan. Peningkatan

densitas nutrisi ini terutama diakibatkan oleh proses pengolahan (pencacahan atau

penepungan) bahan pakan sumber roughage (Ginting, 2009). Hal inilah yang

melatarbelakangi akan dilaksanakannya penelitian ini.

Rumusan Masalah

Salah satu nutrisi penting bagi ternak adalah protein. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini akan dibuat ransum komplit yang disusun dari berbagai bahan

yang tersedia secara lokal dengan kadar protein yang mempengaruhi kebutuhan

Page 17: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

17

dasar dan untuk produksi. Namun demikian, komposisi level protein berbeda pada

ransum komplit untuk kambing marica jantan masih sangat terbatas.

Hipotesis

Diduga dengan pemberian ransum komplit dengan level protein antara 10-

17 % dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum

pada ternak kambing merica.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui level optimal kandungan

protein kasar ransum komplit untuk mengoptimalkan daya cerna bahan kering

dan bahan organik pada kambing merica.

Kegunaan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui kecernaan bahan

kering dan bahan organik ransum komplit pada ternak kambing merica.

Page 18: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

18

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kambing

Kambing merupakan ternak jenis ruminansia kecil. Kambing pertama kali

dijinakkan pada zaman Neolitikum, di daerah Asia bagian Barat. Kambing memiliki

kekerabatan yang sangat dekat dengan domba namun berbeda sifat biologisnya.

Beberapa perbedaan besar antara spesies kambing dan domba, yaitu domba memiliki

stockier bodies yang lebih besar daripada kambing. Kambing memiliki ekor yang

lebih pendek daripada domba, namun memiliki tanduk yang lebih panjang dan ada

yang tumbuh ke atas, ke belakang dan keluar, sedangkan domba melingkar dan

berbentuk spiral. Kambing jantan dewasa memiliki janggut mengelurkan bau yang

khas yang berasal dari kelenjar “bandot”, namun domba jantan tidak. Tengkorak

domba mempunyai tulang air mata dan dekat kotak matanya terdapat kelenjar

praeorbital. Kambing tidak memiliki kelenjar scent pada bagian muka dan kakinya,

domba memiliki kelenjar tersebut (organ khusus yang menyekresikan substansi

aroma (pheromone) untuk menarik betina). Biasanya kambing lebih aktif daripada

domba dan memiliki sifat dan kebiasaan suka berkelahi dan menangkis, sehingga

dalam hal ini kambing dapat dengan mudah kembali ke alam liar (Devendra dan

Burns, 1994).

Kambing Marica yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan

salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah

termasuk kategori langka dan hampir punah (endargeed). Daerah populasi

kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto,

Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing

Page 19: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

19

marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-

ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah.

Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya

memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling

khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding

telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan

agresif (Anonim, 2013).

Jumlah populasi kambing ini secara perlahan-lahan mengalami

pengurangan dan sudah mulai susah dijumpai. Namun pada daerah topografi

tanah perbukitan dan berbatu-batu sekitar pantai, ternak ini nampaknya dapat

beradaptasi sangat baik dengan kondisi rumput yang minim dan kering pada

musim kemarau ( Batubara dkk, 2007 ).

Tabel 1. Karakteristik morfologik tubuh kambing Marica

No Uraian

Kambing Marica

Betina Jantan

1 Bobot/kg 20,26 22,8

2 Panjang badan/cm 56,4 58,6

3 Tinggi pundak/cm 55,7 57,6

4 Tinggi pinggul/cm 50,6 59,7

5 Lingkar dada/cm 54,4 51,7

6 Lebar dada/cm 15,9 15,6

Page 20: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

20

7 Dalam dada/cm 27,6 23,2

8 Panjang Tanduk/cm 7,4 12,1

9 Panjang telinga/cm 10,3 11,6

10 Lebar telinga/cm 6,1 5,9

11 Type telinga Tegak Tegak

12 Panjang ekor/cm 11,6 11,3

13 Lebar ekor/cm 3,9 3,6

( Batubara dkk, 2007 ).

Ransum Komplit

Ransum komplit adalah pakan yang cukup tinggi gizi untuk hewan tertentu

dalam tingkat fisiologis, dibentuk atau dicampur untuk diberikan sebagai satu-

satunya makanan dan memenuhi kebutuhan hidup pokok atau produksi, atau

keduanya tanpa tambahan bahan atau substansi lain kecuali air (Hartadi dkk.,

1980). Menurut Chuzaemi (2002) ransum komplit merupakan salah satu metode

yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian yaitu

dengan cara mencampurkan limbah pertanian dengan tambahan pakan

(konsentrat) dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak baik kebutuhan

serat maupun zat makanan lainnya.

Proses pengolahan bahan baku pakan menjadi pakan komplit biasanya

akan berdampak kepada peningkatan densitas nutrisi dalam pakan. Peningkatan

densitas nutrisi ini terutama diakibatkan oleh proses pengolahan (pencacahan atau

penepungan) bahan sumber roughage. Pada ternak kambing densitas nutrisi

merupakan salah satu faktor penting dalam efisiensi penggunaan pakan. Ternak

Page 21: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

21

kambing merupakan jenis herbivore yang mengembangkan perilaku selektif

terhadap bahan pakan yang memiliki densitas nutrisi yang tinggi. Hal ini terkait

dengan ukuran yang relative kecil (Hoffman 1988).

Penggunaan sebagian besar bahan pakan inkonvensional ini terutama

dalam mengatasi palatabilitas yang rendah dapat menjadi lebih efisien dengan

menggunakan teknologi pakan komplit. Efisiensi penggunaan pakan komplit pada

ternak ruminansia bahkan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan yang

pesat dalam teknologi peralatan atau mesin pengolahan pakan (Ginting 2009).

Syamsu dkk. (2003) memperkirakan bahwa dari produksi beberapa jenis tanaman

pangan saja dapat dihasilkan jerami sekitar 52 juta ton bahan kering per tahun.

Jumlah ini setara dengan kebutuhan sekitar 15 juta satuan ternak. Potensi lain

berasal dari sektor tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit dan kakao.

Kisaran taraf protein kasar pakan komplit yang digunakan dalam berbagai

penelitian adalah antara 13-20%, sedangkan kisaran kandungan energi

metabolisme antara 1.800-2.800 kkal/kg BK (Fernandez dkk., 2003; Urge dkk.,

2004; Pi dkk., 2005; Ginting dkk., 2007 dan Madruga dkk.,2008). Kandungan

energi metabolisme pakan komplit yang rendah (1.800-2.800 kkal/kg BK) pada

penelitian Pi dkk, (2005) disebabkan penggunaan jerami padi sebagai roughage

yang memiliki kandungan energi metabolisme relative rendah. Srivastava dan

Sharma (1998) menggunakan Leucaena leucocephala sebagai sumber utama

serat, sedangakan Haque dkk. (2008) menggunakan pakan komplit dengan

campuran Leucaena leucocephala (30%) dan tanaman jagung muda (50%)

sebagai sumber serat. Kedua jenis bahan tersebut memiliki kualitas nutrisi yang

Page 22: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

22

tergolong baik, sehingga dengan rasio roughage/konsentrat yang tinggi masih

mampu memenuhi kebutuhan kambing.

Menurut Sarwono (2002) jenis pakan kambing ada dua macam, yaitu pakan

pokok yang terdiri dari hijauan (rumput, legum, dan limbah pertanian) dan penguat

(suplemen, konsentrat, dan pakan tambahan). Untuk ternak ruminansia termasuk

kambing, terdapat empat kategori pakan yang memiliki potensi sebagai sumber

pakan yaitu 1) tanaman pakan ternak(rumput alam maupun rumput introduksi,

leguminosa herba dan tanaman pohon multi guna); 2) hasil sisa/samping tanaman

pangan; 3) hasil samping industri-agro; dan 4) bahan pakan non-konvensional

yang belum umum digunakan namun memiliki potensi sebagai pakan.

Salah satu rumput yang di gunakan adalah rumput gajah, Rumput Gajah

segar dengan kandungan air dan serat kasar yang tinggi (81,50% dan 33,10%),

akan membatasi kemampuan ternak dalam mengkonsumsi ransum. Hal ini

dikarenakan kapasitas tampung rumen terbatas dan rate of passage rendah,

menyebabkan konsumsi bahan kering termasuk zat-zat gizi lain menjadi rendah

(Mcdonald., dkk, 1988). Dengan pemberian pakan tambahan konsentrat,

diharapkan dapat mencukupi kebutuhan konsumsi bahan kering dan zat-zat gizi

lain yang diperlukan untuk pertumbuhan ternak.

Kebutuhan Protein

Protein adalah salah satu komponen gizi makanan yang diperlukan ternak

untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan ternak yang cepat, akan membutuhkan

lebih tinggi di dalam ransumnya (Nutrient Requertmen of Goat, 1981; Haryanto,

Page 23: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

23

1992). Namun efisiensi penggunaan protein untuk pertumbuhan jaringan tubuh,

dipengaruhi oleh ketersediaan energi (Ensminger dan Parker,1986).

Brody (1945) dan Kleiber (1961) membuktikan bahwa energi yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok secara alometris berbanding

lurus dengan bobot badan pangkat 0,75. Sementara itu, Dement dan Van Soest

(1983) menunjukan bahwa kapasitas organ pencernaan merupakan fungsi bobot

badan pangkat 1,00-1,09. Kedua hubungan alometris ini secara implisit

menjelaskan bahwa rasio kapasitas organ pencernaan dengan kebutuhan energi

akan lebih rendah pada ternak dengan ukuran bobot tubuh lebih kecil

dibandingkan dengan ternak besar. Dengan kata lain, efisiensi pencernaan pada

ternak dengan ukuran tubuh kecil lebih inferior dibandingkan dengan yang lebih

besar. Prinsip ini telah menjadi dasar anggapan bahwa ruminansia kecil termasuk

kambing kurang mampu memanfaatkan bahan pakan dengankarakter serat dan

keambaan (bulkiness) tinggi, seperti jerami.

Metode Pengukuran Kecernaan pada Ruminansia

a. Metode in vitro

Metode in vitro adalah suatu metode pendugaan kecernaan secara tidak

langsung yang dilakukan di laboratorium dengan meniru proses yang terjadi di

dalam saluran pencernaan ruminansia. Keuntungan metode in vitro adalah waktu

lebih singkat dan biaya lebih murah apabila dibandingkan metode in vivo,

pengaruh terhadap ternak sedikit serta dapat dikerjakan dengan menggunakan

banyak sampel pakan sekaligus. Metode in vitro bersama dengan analisis kimia

saling menunjang dalam membuat evaluasi pakan hijauan (Pell dkk, 1993).

Page 24: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

24

Metode in vitro dikembangkan untuk memperkirakan kecernaan dan

tingkat degradasi pakan dalam rumen, dan mempelajari berbagai respon

perubahan kondisi rumen. Metode ini biasa digunakan untuk evaluasi pakan,

meneliti mekanisme fermentasi mikroba dan untuk mempelajari aksi terhadap

faktor antinurisi, aditif dan suplemen pakan (Lopez, 2005).

b. Metode in sacco

Metode in sacco merupakan metode pendugaan kecernaan untuk evaluasi

bahan pakan yang dapat didegradasi di dalam rumen. Metode ini cukup sederhana

dan memiliki beberapa keunggulan yaitu: dapat mengevaluasi bahan pakan lebih

dari satu dalam waktu yang bersamaan serta dapat mempertahankan pH rumen

dan populasi mikrobia dibanding in vitro. Pakan yang diuji diinkubasikan secara

langsung pada lingkungan rumen ( Soejono,1990)

c. Metode in vivo

Kecernaan In vivo merupakan suatu cara penentuan kecernaan nutrient

menggunakan hewan percobaan dengan analisis nutrient pakan dan feses (Tillman

dkk. 1991). Anggorodi (2004) menambahkan pengukuran kecernaan atau nilai

cerna suatu bahan merupakan usaha untuk menentukan jumlah nutrient dari suatu

bahan yang didegradasi dan diserap dalam saluran pencernaan. Daya cerna

merupakan persentse nutrient yang diserap dalam saluran pencernaan yang

hasilnya akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah nutrient yang

dikonsumsi dengan jumlah nutrient yang dikeluarkan dalam feses.

Tipe evaluasi pakan In vivo merupakan metode penentuan kecernaan

pakan menggunakan hewan percobaan dengan analisis pakan dan feses.

Page 25: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

25

Pencernaan ruminansia terjadi secara mekanis, fermentative, dan hidrolisis (Mc

Donald dkk.2002). Dengan metode Invivo dapat diketahui pencernaan bahan

pakan yang terjadi di dalam seluruh saluran pencernaan ternak, sehingga nilai

kecernaan pakan yang diperoleh mendekati nilai sebenarnya. Koefisien cerna

yang ditentukan secara In vivo biasanya 1% sampai 2 % lebih rendah dari pada

nilai kecernaan yang diperoleh secara In vitro (Tillman dkk.,1991).

Kecernaan Bahan Kering

Sutardi (1979), menyatakan bahwa kecernaan bahan kering dipengaruhi

oleh kandungan protein pakan, karena setiap sumber protein memiliki kelarutan

dan ketahanan degradasi yang berbeda-beda. Kecernaan bahan organik merupakan

faktor penting yang dapat menentukan nilai pakan. Setiap jenis ternak ruminansia

memiliki mikroba rumen dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

mendegradasi ransum, sehingga mengakibatkan perbedaan kecernaan.

Kecernaan adalah selisih anatara zat makanan yang dikonsumsi dengan

yang dieksresikan dalam feses dan dianggap terserap dalam saluran cerna. Jadi

kecernaan merupakan pencerminan dari jumlah nutrisi dalam bahan pakan yang

dapat dimanfaatkan oleh ternak. Tinggi rendahnya kecernaan bahan pakan

memberi arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat makanan dalam

bentuk yang dapat dicerna dalam saluran pencernaan (Ismail, 2011).

Kecernaan pakan dapat didefinisikan dengan cara menghitung bagian zat

makanan yang tidak dikeluarkan melalui feses dengan asumsi zat makanan

tersebut telah diserap oleh ternak. Kecernaan pakan biasanya dinyatakan dalam

persen berdasarkan bahan kering. Faktor-faktor yangmempengaruhi kecernaan

Page 26: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

26

antara lain komposisi bahan pakan, perbandingan komposisi antara bahan pakan

satu dengan bahan pakan lainnya, perlakuan pakan, suplementasi enzim dalam

pakan, ternak dan taraf pemberian pakan (McDonald dkk., 2002).

Daya cerna juga merupakan presentasi nutrien yang diserap dalam saluran

pencernaan yang hasilnya akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah

nutrisi yang dimakan dan jumlah nutrien yang dikeluarkan dalam feses

(Anggorodi, 1984).

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya cerna bahan pakan adalah suhu,

laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik dari pakan, komposisi

ransum dan pengaruh perbandingan dengan zat lainnya (Anggorodi, 1979),

komposisi kimia bahan, daya cerna semu protein kasar, penyiapan pakan

(pemotongan, penggilingan,pemasakan, dan lain-lain), jenis ternak, umur ternak,

dan jumlah ransum (Tillman dkk., 1991).

Kecernaan Bahan Organik

Bahan organik merupakan bahan kering yang telah dikurangi abu,

komponen bahan kering bila difermentasi di dalam rumen akan menghasilkan

asam lemak terbang yang merupakan sumber energi bagi ternak. Nilai kecernaan

bahan organik (KBO) didapatkan melalui selisih kandungan bahan organik (BO)

awal sebelum inkubasi dan setelah inkubasi, proporsional terhadap kandungan BO

sebelum inkubasi tersebut (Blümmel dkk., 1997).

Kecernaan bahan organik dalam saluran pencernaan ternak meliputi

kecernaan zat-zat makanan berupa komponen bahan organik seperti karbohidrat,

protein, lemak, dan vitamin. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam pakan

Page 27: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

27

tersedia dalam bentuk tidak larut, oleh karena itu diperlukan adanya proses

pemecahan zat-zat tersebut menjadi zat-zat yang mudah larut. Faktor yang

mempengaruhi kecernaan bahan organik adalah kandungan serat kasar dan

mineral dari bahan pakan. Kecernaan bahan organik erat kaitannya dengan

kecernaan bahan kering, karena sebagian dari bahan kering terdiri dari bahan

organik (Ismail, 2011).

Page 28: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

28

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2013. Penelitian

dibagi dalam dua tahap, yakni aplikasi formulasi pakan komplit pada ternak

kambing yang dilaksanakan di Animal Center Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin Makassar dan uji laboratotium dari semua sampel yang dilakukan di

Laboratorium Kimia Makanan Fakultas Peternakan UNHAS.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang

metabolisme, timbangan, parang, pengaduk, oven, tabung, ember dan baskom.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor kambing

marica jantan dengan kisaran umur kurang lebih satu tahun dengan rataan berat

badan 11,2 kg, air, tepung rumput gajah, dedak padi, bungkil kelapa, jagung

giling, tepung ikan, tepung cangkang kepiting, tumpi jagung,garam, urea dan

multi mineral mix.

Rancangan Percobaan

Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Steel

and Torrie, 1980). Terdiri dari 4 perlakuan 3 ulangan untuk setiap ransum

perlakuan. Perlakuannya adalah :

R1 Ransum komplit dengan kandungan protein 10,20 %

R2 Ransum komplit dengan kandungan Protein 12,59 %

R3 Ransum komplit dengan kandungan Protein 15,24 %

R4 Ransum komplit dengan kandungan Protein 17,54 %

Page 29: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

29

Pelaksanaan Percobaan

Ternak kambing di tempatkan pada kandang individu berukuran 1,5 m

0,6 m, dengan ketinggian dari lantai kurang lebih 0,9 m. Kandang individu

tersebut dilengkapi dengan tempat pakan dan minum yang terpisah. Demikian

pula kandang tersebut didesain sedemikian rupa sehingga feses dan urin dapat di

pisahkan.

Gambar 1. Kandang Metabolisme

Setiap ekor ternak mendapat salah satu dari empat ransum komplit yang

digunakan. Ransum yang diberikan berkisar 3 % dari bobot badan dalam bentuk

bahan kering. Ransum diberikan setiap hari pada pukul 08.00, namun sebelumnya,

ransum sisa (jika ada) dari pemberian sebelumnya dipisahkan dari tempat pakan.

Ransum komplit yang digunakan disususn sedemikian rupa sehingga mengandung

protein yang berbeda. Air minum untuk ternak disediakan setiap saat.

Penelitian dilaksanakan selama 30 hari, 25 hari untuk periode pembiasaan

dan 5 hari untuk koleksi sampel. Komposisi bahan pakan dalam ransum komplit

adalah sebagai berikut:

Page 30: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

30

Tabel 2. Bahan Pakan dan Kandungan Nutrisi Dalam Ransum Komplit

No. Bahan Pakan Jumlah Bahan (%)

R1 R2 R3 R4

1 Dedak 10 10 10 10

2 Bungkil Kelapa 7,5 7,5 7,5 7,5

3 Tumpi jagung 9,25 8,0 6,25 3,0

4 Jagung Giling 10 10 10 10

5 Tepung Rumput Gajah 60 60 60 60

6 Garam 1 1 1 1

7 Mineral Mix 1 1 1 1

8 Tepung Cangkang Kepiting 1 1 1 1

9 Tepung Ikan 0 0,5 1,50 4,5

10 Urea 0,25 1,0 1,75 2,0

No. Bahan Pakan Perlakuan

R1 R2 R3 R4

1 Protein (%) 10,20 12,59 15,24 17,54

2 ADF 54,4 53,6 52,5 50,5

3 NDF 28,1 27,8 27,4 26,6

*Hasil Perhitungan

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan 5 hari terakhir dari periode percobaan.

Jumlah feses yang terkumpul selama 5 hari di timbang untuk mengetahui beratnya

lau disampel (10 %). Sampel feses yang terkumpul selama 5 hari selanjutnya

dicampur secara homogen lalu dilakukan subsampling sampel sebanyak 10% dari

total sampel untuk analisis kandungan bahan kering dan bahan organik.

Page 31: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

31

Pada periode ini, juga dilakukan sampling terhadap pakan komplit yang

diberikan pada ternak. Sampel selama periode koleksi dikumpulkan dan

disubsampel untuk analisis bahan kering dan bahan organik.

Analisis Laboratorium

Sampel feses dan pakan yang diperoleh pada periode sampling diovenkan

pada suhu 650

C selama 48 jam. Selanjutnya digiling halus untuk analisis

kandungan bahan kering dan bahan organik. Penentuan bahan kering dan bahan

organik sampel feses dan pakan ditetapkan mengikuti prosedur dari AOAC(2000).

Parameter yang diukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah Kecernaan Bahan

Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO) ternak kambing merica terhadap

ransum komplit dengan kandungan protein berbeda.

Kecernaan dihitung berdasarkan rumus :

BK yang dikonsumsi – BK feses

Kecernaan BK = -------------------------------------------x 100%

BK yang dikonsumsi

BO yang dikonsumsi – BO feses

Kecernaan BO = ------------------------------------------ x 100%

BO yang dikonsumsi

Keterangan : BK = Bahan kering

BO= Bahan organik

Page 32: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

32

Analisis Statistik

Data hasil percobaan akan dianalisis dengan analisis ragam menurut

Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan model matematika ( Steel and Torrie,

1980 ).

Yijk = + i + ijk

Keterangan :

Yjk = hasil pengamatan

= rata-rata umum

= pengaruh perlakuan ke- i (1,2,3,4)

ijk = galat percobaan

Page 33: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan daya cerna bahan kering dan daya cerna bahan organik pada kambing

marica dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3 : Rataan Daya Cerna Bahan Kering dan Daya Cerna Bahan Organik Berdasarkan

Perlakuan.

Pengukuran Ulangan Perlakuan

Signifikan R1 R2 R3 R4

1 62,8 60,6 67,3 66,0 tn

Daya cerna bahan

kering (%)

2

3

62,3

67,7

61,7

66,0

65,4

66,3

61,5

72,0

tn

tn

Rata-rata 64,3 62,8 66,3 66,5 tn

1 60,2 57,9 66,7 71,0 tn

Daya cerna bahan

organik (%)

2

3

60,1

66,3

59,3

65,0

63,3

64,9

60,6

65,2

tn

tn

Rata-rata 62,2 60,7 65,0 65,6 tn

tn = tidak nyata ( P > 0,05)

Rataan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum adalah masing-masing

64,9% dan 63,4%. Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan ransum

komplit dengan kandungan protein berbeda tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05)

terhadap tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum pada ternak kambing

marica jantan. Rataan kecernaan bahan kering bervariasi antara 62,8% (Perlakuan B)

hingga 66,5% (Perlakuan D). Begitu pula dengan ragam tingkat kecernaan bahan organik

ransum, bervarisi antara 60,7% (Perlakuan B) hingga 65,6% (Perlakuan D).

Page 34: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

34

Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum percobaan tidak

menunjukkan adanya perbedaan. Artinya bahwa peningkatan level protein ransum

komplit dari 10 % menjadi 17,5 % tidak memberikan pengaruh signifikan dalam

meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Hal ini memberi

gambaran bahwa dari sisi kecukupan protein, ransum dengan kandungan protein 10%

sudah cukup memadai. Tidak hanya perbedaan daya cerna antar perlakuan kemungkinan

disebabkan oleh karena kandungan protein ransum berada diatas kebutuhan minimal

protein ransum ternak ruminansia 7,5% (Arora, 1995).

Menurut McDonald dkk (2002), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kecernaan, yaitu komposisi bahan pakan, perbandingan komposisi antara bahan pakan

satu dengan bahan pakan lainnya, perlakuan pakan, suplementasi enzim dalam pakan,

ternak dan taraf pemberian pakan. Nilai Kecernaan BO yang relatif sama antar perlakuan

selain disebabkan oleh komponen BO dan BETN juga diduga disebabkan oleh kandungan

SK pakan perlakuan yang relatif sama. Hal ini diduga karena mikrobia tidak mampu

untuk mencerna komponen SK yang terkandung dalam pakan secara optimal. Kandungan

SK dalam pakan akan menyebabkan rendahnya nilai degradasi, karena SK yang berupa

selulosa dan hemiselulosa sering berikatan dengan lignin dan akan sulit untuk dipecah

oleh enzim pencernaan (Tillman dkk, 1998). Nilai Kecernaan BO yang relatif sama selain

dipengaruhi komponen BO pakan perlakuan juga dipengaruhi oleh kandungan NDF

pakan yang relatif sama. NDF (dinding sel) pada tanaman akan mempengaruhi kecernaan

karena kurang dapat dicerna, kesamaan faktor pembatas memungkinan kecernaan pakan

relatif sama.

Page 35: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

35

PENUTUP

Kesimpulan

Peningkatan kandungan protein ransum komplit dari 10% hingga 17,5%

tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam hal meningkatkan daya cerna

bahan kering dan bahan organik ransum komplit pada kambing marica jantan.

Saran

Perlu penelitian dengan kurung waktu yang cukup (beberapa bulan) untuk

mengevaluasi penggunaan ransum komplit dengan kadar protein berbeda terhadap

kinerja produksi kambing marica.

Page 36: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

36

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.

--------------. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.

--------------. 2004. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Anonim, 2013. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/inovasi/kl070405.pdf. Diakses di

Makassar 13 Maret 2013.

Aoac. 2000. Association of Official Analytical Chemists, Official Methods of

Analysis. 15 ed. Washington. DC., USA.

Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan kedua. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta

Batubara, A, B. Tiesnamurti, F.A. Pamungkas, M. Doloksaribu dan E. Sihite.

2007. Koleksi ex-situ dan karaktersiasi Plasma Nutfah Kambing. Laporan

akhir RPTP. Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih.

Blümmel, M., H. Steingass dan K. Becker.1997.The relationship between in vitro

gas production,in vitro microbial biomass yield and15N incorporated and

its implication for theprediction of voluntary feed intake of roughages.Br.

J. Nutr. 77: 911-921

Brody, S. 1945. Bioenergetics and Growth. Reinhold Publishing Co. New York

Chuzaemi, S. 2002. Arah dan Sasaran Penelitian Nutrisi Sapi Potong Di

Indonesia. Makalah Dalam WorkshopSapi Potong. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor dan Loka Penelitian Sapi

Potong,Malang 11-12 April 2002.

Demment, M.W. and. P.j. Van soest. 1983. Body Size,Digestive Capacity and

Feeding Strategies of Herbivores.Winrock International Livestock

Researchand Training Centre. Petit Jean Mountain, Morrilton,AR USA.

Devendra, C dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. ITB dan

Universitas Udayana, Bandung

Page 37: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

37

Ensminger, M.E. dan R.O. Parker. 1986. Sheep and Goat Science. The Interstate

Printers & Publishers. INC,Danvile Illinois. p. 235-253.

Fernandez, C., P. Sanchez-Seiquer and A. Sanchez. 2003. Use of total mixed

ration with three sources of protein as an alternative feeding for dairy

goats on Southeast of Spain. Pakistan J. Nut. 2:18-24.

Ginting, S.P., L.P. Batubara, A. Tarigan, R. Krisnan dan Junjungan. 2007..

Komposisi kimiawi, konsumsi dan kecernaan kulit buah dan biji markisa

(Passiflora edulis) yang diberikan kepada kambing. Pros. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus

2007. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 396 – 401.

Ginting, S.P.. 2009. Prospek Penggunaan Pakan Komplit Pada Ternak Kambing.

Wartazoa vol. 19 no. 2 th. 2009

Haryanto, B. 1992. Pakan domba dan kambing. Pros. Domba dan Kambing untuk

Kesejahteraan Masyarakat.ISPI dan HPDKI Cabang Bogor, Bogor. hal.

26-33.

Haque, N., S. Toppo, M.L. Saraswat and M.y. Khan. 2008. Effect of feeding

Leucaena leucocephala leaves and twigs on energy utilization by goats.

Anim. Feed Sci. and Technol. 142: 330-338.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A.D.Tillman. 1980. Tabel Komposisi Pakan

untuk Indonesia. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.

Hoffman, R.R. 1988. Anatomy of gastro-imestinal tract. In:The Ruminant Animal

Digestive Physiology and Nutrition. Church, D.C. (Ed). Prentice Hall,

Englewcod Cliffs, New Jersey. Pp. 14-43.

Ismail, R., 2011. Kecernaan In Vitro, http://rismanismail2.wordpress.com/

2011/05/22/nilai-kecernaan-part-4/#more-310. [Rabu, 13 Februari 2013].

Lopez, S. 2005. In vitro and In situ techniques for estimating digestibility. Dalam

J. Dijkstra, J. M. Forbes, and J. France (Eds). Quantitative Aspect of

Ruminant Digestion and Metabolism. 2nd Edition. ISBN 0-85199-8143.

CABI Publishing, London

Madruga, m.s., t.s. Torres, f.f. Carvalho, r.c.Queiroga, n. Narain, d. Garutti, m.a.

Souzaneto, c.w. Mattos and r.g. Costa. 2008. Meatquality of Moxoto and

Caninde goats as affected bytwo levels of feeding. Meat Sci. 80: 1019 –

1023.

Page 38: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

38

Mathius, I.W. A. Djajanegara,M. Rangkuti, S.B. Siregar, Suhardono danW.K.

Sejati (Eds.). 1989. Jenis dan nilai gizi hijauanmakanan domba dan

kambing di pedesaaan JawaBarat. Pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia.

Jilid 2:Ruminansia Kecil. Hlm. 71-77. Pusat Penelitian danPengembangan

Peternakan, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Bogor.

McDonald, P., R. Edwards, J. Greenhalgh, and C. Morgan. 2002. Animal

Nutrition. 6th Edition. Longman Scientific & Technical, New York.

-------------. 1988. Animal Nutrition. 4th Ed.Longman Scientific & Technical,

New York.

NRC. 1981. Nutrient Requirements of Goats : Angora, Dairy, and Meat Goats in

Temperate and Tropical Countries. Nutrient Requirements of Domestic

Animals. No. 15. National Academy Sci., Washington. D.C..

Pell, A.NND.J.R. Cherney and J.S. Jones. 1993. Technical note: Forage InVitro

Dry Matter Digestibility as influenced by Fibre Source in TheDonor Cow

Diet. J. Animal Sci 71.

Pi, z.k., y.m. Wu and j.x. Liu. 2005. Effect ogf pretreatment and pelletization on

nutritive value of rice srawbased total mixed ration, and growth

performance and meat quality of growing Boer goats fed on TMR. Small

Rumin. Res. 56: 81-88.

Steel, r.g.d. And j.h. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. A

Biometrical Approach. 2nd

Ed. McGraw-Hill Book Company, New York.

Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya

Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratotium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas

Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Srivastava, S.N.L. and K. Sharma. 1998. Response of goats to pelleted diets

containing different proportions of sun-dried Leucaena leucocephala.

Small Rumin. Res. 28: 139- 148.

Sutardi, T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradasi mikroba

rumen dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas ternak. Prosiding

Seminar Penelitian dan Penunjang Peternakan. LPP Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Syamsu, J.A., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo dan E.G. Sai’d. 2003. Daya dukung

limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia.

Wartazoa 13: 30-37.

Page 39: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

39

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo,S. Prawirokusumo dan S.

Lendosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kedua

Peternakan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

--------------- 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Urge, M., R.C. Merkel, T. sahlu, G. Animut and A.L. Goetsch. 2004. Growth

performances by Alpone, Angora. Boer and sapnish wether goats

consuming 50 or 75 % concentrate diets. Small Rumin. Res. 55 : 149-158.

Van Soest, P.J. dan C.J. Sniffen, Arora P.S., 1983. Nitrogen Fraction in NDF,

Proc Dist, Feed conf.

Page 40: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

40

Lampiran 1. Data Hasil Analisa Nilai Kecernaan Bahan Kering Ransum

Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing

Merica Jantan

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-rata

1 2 3

A 62,8 62,3 67,7 192,8 64,26667

B 60,6 61,7 66,0 188,3 62,76667

C 67,3 65,4 66,3 199 66,33333

D 66,0 61,5 72,0 199,5 66,5

Total

779,6

Lampiran 2. Analisa Sidik Ragam Nilai Kecernaan Bahan Kering Ransum

Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing

Merica Jantan

Sumber Keragaman DB JK KT F-hit

F-tabel

5% 1%

Perlakuan 3 28,64667 9,548889 0,835789 4,07 7,59

Galat 8 91,4 11,425

Total 11 120,0467

Page 41: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

41

Derajat Bebas (DB)

DB Perlakuan : Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3

DB Galat : Perlakuan x ( Ulangan – 1) : 4 x (3-1) = 8

DB Total : Perlakuan x Ulangan – 1 : 4 x 3-1 = 11

Faktor Koreksi (FK)

( ∑t=1 Yij)2 ( 779,6)

2

FK = ------------------ = ------------ = 50648

r x t 12

Jumlah Kuadrat (JK)

JK Perlakuan

Yi2 + ......... + Yj

2

JK P = ---------------------- - FK

r

(192,8)2

+ .........+ (199,5)2

JK P = ------------------------------- - 50648

3

JK P = 28,6467

JK Total

JK T = Σ Yij2

- FK

i.j

JK T

= (62,8)2 + (62,3)

2 + ............. + (72,0)

2 - 50648

JK T = 50768,1 – 50648

Page 42: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

42

JK T = 120,047

JK Galat

JK G = JK T – JK P

JK G = 120,047- 28,6467

JK G = 91,4

Kuadrat Tengah (KT)

KT Perlakuan

JK P 28,6467

KT P = ---------- = ------------ = 9,54889

DB P 3

KT Galat

JK G 91,4

KT G = ---------- = --------------- = 11,425

DB G 8

F. Hitung

KT P

F. Hitung = ------------

KT G

9,54889

= ---------------

11,425

Page 43: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

43

= 0,83579

Lampiran 3. Data Hasil Analisa Nilai Kecernaan Bahan Organik Ransum

Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing

Merica Jantan

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-rata

1 2 3

A 60,2 60,1 66,3 186,6 62,2

B 57,9 59,3 65,0 182,2 60,7333

C 66,7 63,3 64,9 194,9 64,9667

D 65,2 60,6 71,0 196,8 65,6

Total

760,5

Lampiran 4. Analisa Sidik Ragam Nilai Kecernaan Bahan Organik Ransum

Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing

Merica Jantan

Sumber Keragaman DB JK KT F-hit

F-tabel

5% 1%

Perlakuan 3 47,5292 15,8431 1,11558 4,07 7,59

Galat 8 113,613 14,2017

Total 11 161,143

Page 44: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

44

Derajat Bebas (DB)

DB Perlakuan : Perlakuan – 1 : 4 – 1 = 3

DB Galat : Perlakuan x ( Ulangan – 1) : 4 x (3-1) = 8

DB Total : Perlakuan x Ulangan – 1 : 4 x 3-1 = 11

Faktor Koreksi (FK)

( ∑t=1 Yij)2 ( 760,5)

2

FK = ------------------ = ------------ = 48196,7

r x t 12

Jumlah Kuadrat (JK)

JK Perlakuan

Yi2 + ......... + Yj

2

JK P = ---------------------- - FK

r

(186,6)2

+ .........+ (196,8)2

JK P = ------------------------------- - 48196,7

3

JK P = 47,5292

JK Total

JK T = Σ Yij2

- FK

i.j

JK T = (60,2)2 + (60,1)

2 + ............. + (71,0)

2 - 48196,7

JK T = 48357,8 – 48196,7

JK T = 161,143

Page 45: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

45

JK Galat

JK G = JK T – JK P

JK G = 161,143- 47,5292

JK G = 113,613

Kuadrat Tengah (KT)

KT Perlakuan

JK P 47,5292

KT P = ---------- = ------------ = 15,8431

DB P 3

KT Galat

JK G 113,613

KT G = ---------- = --------------- = 14,2017

DB G 8

F. Hitung

KT P

F. Hitung = ------------

KT G

15,8431

= ---------------

14,2017

= 1,11558

Page 46: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

46

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 47: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

47

Page 48: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

48

RIWAYAT HIDUP

Basri. Lahir pada tanggal 27 September 1991. Anak sulung

dari empat bersaudara. Putra dari pasangan Bancong dan

Sinar. Menyelesaikan pendidikan formal mulai dari SDN 158

Mundan Kab. Enrekang (1997-2003), SMP Neg. 7 Alla’ Kab.

Enrekang pada tahun (2003-2006), SMA Muhammadiyah

Kalosi Kab. Enrekang pada tahun (2006-2009). Melalui jalur Seleksi Nasional

Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) tahun 2009 diterima sebagai mahasiswa

program Strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama menjadi mahasiswa

penulis aktif sebagai asisten pada mata kuliah Tatalaksana Padang Pengembalaan

Tropika (2013). Penulis juga aktif sebagai pengurus organisasi Internal maupun

Eksternal Kampus, diantaranya :

1. Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas

Hasanuddin (HUMANIKA-UNHAS) periode 2010-2011 dan periode

2011-2012.

2. Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan ( SEMA FAPET-UH) periode

2010-2011 dan periode 2011-2012.

3. Himpunan mahasiswa Islam Komisariat Peternakan (HmI Komisariat

Peternakan) 1434/1435 H.

4. Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu Komisariat Unhas (HPMM

KOM.UNHAS) periode 2010-2011 dan periode 2011-2012.

Page 49: KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN … Firqah, Ippang, Ambal, Firma, Sasa, Yunaz) salam sejahtera atas kebersamaan dan motivasi kepada penulis. 7 Kepadateman-teman pengurus Himpunan

49

5. Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu Cabang Masalle (HPMM

CAB.MASALLE) periode 2010-2011 dan periode 2011-2012.

6. Pengurus Pusat Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (PP

HPMM) periode 2013-2015.