Top Banner
LABORATORIUM KIMIA FISIKA Percobaan : KECEPATAN REAKSI Kelompok : IV A Nama : 1. Danissa Hanum Ardhyni NRP. 2313 030 033 2. Rahmani Amalia NRP. 2313 030 041 3. Muhammad Muhyiddin Salim NRP. 2313 030 053 4. Calvin Rostanto NRP. 2313 030 063 5. Mokhammad Faridl Robitoh NRP. 2313 030 087 Tanggal Percobaan : 2 Desember 2013 Tanggal Penyerahan : 9 Desember 2013 Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T, M.T. Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandari W PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013
31

Kecepatan Reaksi - IVA

Dec 31, 2015

Download

Documents

Muhyiddin Salim

laporan praktikum kecepatan reaksi kelompok IV A
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kecepatan Reaksi - IVA

LABORATORIUM

KIMIA FISIKA

Percobaan : KECEPATAN REAKSI Kelompok : IV A Nama :

1. Danissa Hanum Ardhyni NRP. 2313 030 033 2. Rahmani Amalia NRP. 2313 030 041 3. Muhammad Muhyiddin Salim NRP. 2313 030 053 4. Calvin Rostanto NRP. 2313 030 063 5. Mokhammad Faridl Robitoh NRP. 2313 030 087

Tanggal Percobaan : 2 Desember 2013

Tanggal Penyerahan : 9 Desember 2013

Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T, M.T.

Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandari W

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2013

Page 2: Kecepatan Reaksi - IVA
Page 3: Kecepatan Reaksi - IVA

i

x

a - x

ABSTRAK

Pada percobaan ini dilakukan untuk menghitung konstanta kecepatan reaksi dan

menentukan nilai orde reaksi dari penyabunan etil asetat.

Cara yang digunakan untuk menghitung konstanta kecepatan reaksi dan orde reaksi ini

adalah, membuat 250 ml larutan 0,05 N etil asetat, 250 ml larutan 0,05 NaOH, dan 250 ml larutan

0,05 N HCl. Lalu masukkan 25 ml larutan 0,05 N etil asetat ke dalam erlenmeyer. Kemudian

tambahkan 25 ml larutan 0,05 N NaOH dan mengocoknya selama 6 menit. Setelah itu hentikan

proses pengocokan setelah 6 menit kemudian menambahkan 25 ml larutan 0,05 N HCl dan

mengocoknya kembali selama6 menit. Lalu tambahkan indikator pp sebanyak 2 tetes kedalam 10

ml campuran. Setelah itu mentitrasi campuran tersebut dengan larutan 0,05 N NaOH. Mengulangi

prosedur diatas sebanyak 3 kali dengan variabel waktu yang berbeda yaitu selama 6 menit, 12

menit, 18 menit, 24 menit, 30 menit, dan 36 menit.

Dalam percobaan kita mendapatkan data antara waktu pengocokan penyabunan dan

volume NaOH pada saat dititrasi. Hasil percobaan dengan waktu 36 menit menghasilkan volume

titrasi NaOH optimum sebesar 2,9 ml. Demikian pula dengan pengaruh waktu pengocokan

terhadap etil asetat (CH3COOC2H5) yang bereaksi. Semakin lama waktu pengocokan yang

diberikan jumlah (mol) etil asetat yang bereaksi semakin berkurang. Hal ini dapat terjadi karena

semakin lama proses pengocokan, semakin banyak permukaan partikel yang bereaksi, artinya

semakin lama hampir seluruh partikel terjadi tumbukan. Hal ini bisa terlihat pada saat dilakukan

pengocokan selama 36 menit, maka jumlah etil asetat yang bereaksi yaitu sebesar 0,058 mol. Dari

data percobaan dapat diplot hubungan antara waktu dan konsentrasi ethyl asetat yang bereaksi

sehingga pada data tersebut akan membentuk grafik dengan persamaan y = 0,0045x yang

dihubungkan dengan persamaan orde dua yaitu = a.k.t sehingga nilai konstanta reaksi

(k) dapat ditentukan. Selain itu, dalam percobaan antara ethyl asetat dan NaOH merupakan reaksi

orde dua dengan melihat persamaan dua reaktan yang berpengaruh dalam proses penyabunan.

Page 4: Kecepatan Reaksi - IVA

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAKS ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ........................................................................................... I-1

I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... I-2

I.3 Tujuan Percobaan ...................................................................................... I-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori ............................................................................................... II-1

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Variabel Percobaan ................................................................................. III-1

III.2 Bahan yang Digunakan ........................................................................... III-1

III.3 Alat yang Digunakan ............................................................................... III-1

III.4 Prosedur Percobaan ................................................................................. III-1

III.5 Diagram Alir Percobaan ........................................................................... III-2

III.6 Gambar Alat Percobaan .......................................................................... III-3

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan Penyabunan Etil Asetat dan NaOH ............................... IV-1

IV.2 Pembahasan.............................................................................................. IV-2

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ vi

DAFTAR NOTASI ................................................................................................... vii

APPENDIKS ............................................................................................................. viii

LAMPIRAN

- Laporan Sementara

- Fotocopy Literatur

- Lembar Revisi

Page 5: Kecepatan Reaksi - IVA

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan..................................................................... III-4

Page 6: Kecepatan Reaksi - IVA

iv

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Hasil Penyabunan Etil Asetat dengan Larutan NaOH ........................... IV-1

Page 7: Kecepatan Reaksi - IVA

v

DAFTAR GRAFIK

Gambar IV.1 Grafik antara xa

x

terhadap t ................................................................... IV-2

Gambar IV.2 Grafik Pengaruh waktu (t) pengocokan terhadap ...................................... IV-4

volume titran (NaOH) yang diperlukan

Gambar IV.3 Grafik Pengaruh waktu (t) pengocokan terhadap ........................................ IV-5

jumlah (mol) ethyl asetat yang bereaksi

Page 8: Kecepatan Reaksi - IVA

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kecepatan reaksi atau laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat

berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Reaksi kimia memiliki bermacam-

macam jenis, salah satunya adalah penyabunan atau saponifikasi. Penyabunan adalah

reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan basa. Nama lain

reaksi penyabunan adalah reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi

penyabunan melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserida.

Trigliserida dapat berupa ester asam lemak membentuk garam karboksilat. Proses

penyabunan bisa terjadi pada etil asetat.

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3COOC2H5. Senyawa ini

merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna,

memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil

dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.

Idealnya dalam melakukan percobaan penyabunan etil asetat dan NaOH, kita

mengharapkan hasil yang maksimal yaitu kami dapat menentukan konstanta kecepatan

reaksi serta orde reaksinya dengan mudah dan tepat. Namun, dalam kondisi

sesungguhnya pasti terdapat faktor yang menghambat dalam berlangsungnya percobaan

sehingga perlu waktu lebih untuk menghasilkan data yang akurat. Oleh karena itu, kami

tertarik untuk melakukan percobaan penyabunan etil asetat dalam rangka mengetahui

faktor apa saja yang menghambat berlangsungnya percobaan sehingga kami bisa

menemukan solusi agar dapat memperoleh data yang akurat dengan mudah dan tepat.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu :

a. Bagaimana cara menghitung konstanta kecepatan reaksi dari penyabunan etil asetat

dan NaOH?

b. Berapakah nilai orde reaksi dari penyabunan etil asetat dan NaOH?

Page 9: Kecepatan Reaksi - IVA

I-2

BAB I Pendahuluan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan yang dilakukan yaitu :

a. Menghitung konstanta kecepatan reaksi dari penyabunan etil asetat dan NaOH.

b. Menentukan nilai orde reaksi dari penyabunan etil asetat dan NaOH.

Page 10: Kecepatan Reaksi - IVA

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Kecepatan reaksi atau laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang

dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu, dapat ditulis dengan dC/dt.

Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar.

Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan

berkurang pula kecepatannya. Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat

yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap

reaksi.

A B

laju reaksi = - ∆ [A] / ∆ t

laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan

Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Kecepatan reaksi dari suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Suhu

Secara umum reaksi kimia akan berlangsung semakin cepat jika suhu dinaikkan.

Pada umumnya pada penambahan suhu sebesar 10oC maka kecepatan reaksinya

akan menjadi dua kali lebih cepat dari kecepatan reaksi semula.

2. Konsentrasi Reaktan

Semakin besar konsentrasi dari reaktan maka semakin besar pula kecepatan

reaksinya. Hal ini disebabkan karena jumlah molekul yang berinteraksi bertambah

besar seiring dengan besarnya konsentrasi larutan.

3. Sifat Zat yang Bereaksi

Cepat atau lambatnya reaksi kimia sangat ditentukan oleh sifat zat yang bereaksi.

Ada zat yang sangat reaktif, sehingga reaksinya sangat cepat, misalnya reaksi

antara logam natrium dengan air, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat.

Larutan polar dan non polar juga mempengaruhi kecepatan reaksi zat.

4. Luas Permukaan

5. Katalis

Semakin besar luas permukaan dari molekul reaktan, semakin besar pula

kecepatan reaksi.

Page 11: Kecepatan Reaksi - IVA

II-2

BAB II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

5. Katalis

Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam suatu reaksi kimia dengan tujuan

untuk mempercepat ataupun memperlambat reaksi kimia, tetapi tidak ikut bereaksi

(Maron & lando, 1958 ).

Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Sehingga, agar reaksi tersebut dapat berlangsung, maka partikel-partikel zat yang

bereaksi harus bertumbukan satu sama lain dan mempunyai energi kinetik yang

cukup (Sukardjo, 1985).

Pengukuran laju reaksi dapat dilakukan dengan mengukur penurunan

konsentrasi reaktan sebagai fungsi waktu. Kecepatan reaksi adalah laju perubahan

konsentrasi reaktan terhadap waktu, dinyatakan (-dC/dt), dimana C adalah

konsentrasi reaktan. Sedangkan laju perubahan konsentrasi reaktan terhadap waktu

adalah (dCp/dt).

A hasil .......................................................................................(a)

Rate = k1 . CA

2A hasil ...................................................................................... (b)

Rate = k2 . CA

A + B hasil .......................................................................................(c)

Rate = k2 . CA . CB

A + 2B hasil .......................................................................................(d)

Rate = k3 . CA . CB

2A + B hasil ........................................................................................(e)

Rate = k . CA . CB

Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam reaksi disebut molekularitas,

reaksi a dan b disebut unimolekuler., c disebut bimolekuler dan d serta e disebut

termolekuler (Sukardjo, 1985).

Jumlah molekul pereaksi yang konsentrasinya menetukan kecepatan reaksi

disebut tingkat reaksi. Untuk reaksi :

n1A + n2B + n3C hasil-hasil.

Rate = 321n

C

n

B

n

A CCkCdt

dC

Bertingkat n1 + n2 + n3 = n

2

2

2

Page 12: Kecepatan Reaksi - IVA

II-3

BAB II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama, sebab tingkat reaksi

tergantung dari mekanisme reaksinya. Disamping itu perlu diketahui bahwa

molekularitas selalu merupakan bilangan bulat, sedangkan tingkat reaksi dapat

pecahan, bukan nol (Sukardjo, 1985).

Hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi zat yang bereaksi sesuai

dengan persamaan reaksi tingkat dua :

A + B Produk

m

B

n

AA CkC

dt

dC

..................................................................................................(1)

Karena konsentrasi B berlebih, maka dianggap konstan sehingga :

n

AA Ck

dt

dC

.......................................................................................................(2)

Dengan nilai initial rate, maka CA = CAO , sehingga :

n

AA Ck

dt

dC

.......................................................................................................(3)

Dari persamaan di atas dibuat dalam bentuk ln sehingga :

ln t

CA0 ln k + n ln CA0 ......................................................................................(4)

Dimana k= konstanta, n = orde reaksi, dan CA = konsentrasi. Orde reaksi

adalah jumlah semua pangkat yang terdapat dalam persamaan laju reaksi (Maron &

Lando, 1958).

Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak

berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi. Tetapan k yang muncul disebut

juga sebagai tetapan laju atau koefisien laju. Untuk reaksi yang dipercaya elementer,

k biasanya disebut tetapan laju. Dan untuk reaksi yang terjadi dengan lebih dari satu

tahap, k disebut koefisien laju (Mulyani, 2004:160).

Page 13: Kecepatan Reaksi - IVA

II-4

BAB II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Dalam metode ‘’initial rate’’, kita menggunakan kurun waktu yang

dibutuhkan untuk reaktan mulai tepat bereaksi. Pada metode ini dapat C0 dan t0 yang

dapat langsung dimasukkan ke dalam persamaan umum orde reaksi.

A + B Produk

))(( xbxakdt

dx ................................................................................................(5)

Karena konsentrasi a dan b sama (a=b), sehingga :

2)( xakdt

dx .........................................................................................................(6)

Jika diintegralkan diperoleh :

tx

kdtxa

dx

00

2)(

txtk

xa 00.

1

xa

x

= a.k.t ..........................................................................................................(7)

(Maron & Lando, 1958)

Page 14: Kecepatan Reaksi - IVA

III-1

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Variable Percobaan

a. Kontrol : Etil asetat 0.05 N

NaOH 0.05 N

HCl 0.05 N

b. Manipulasi : Waktu pengocokan yaitu 6 menit, 12 menit, 18 menit, 24 menit,

30 menit, 36 menit

c. Respon : Banyaknya volume titran (NaOH)

III.2 Alat

1. Baker Glass

2. Biuret

3. Erlenmeyer

4. Gelas Ukur

5. Klem

6. Labu Ukur

7. Masker

8. Pipet tetes

9. Pipet volume

10. Sarung Tangan

11. Statif

12. Timbangan Elektrik

III.3 Bahan

1. Larutan PP

2. Larutan NaOH 0.05 N

3. Larutan HCL 0.05 N

4. Larutan Etil Asetat 0.05 N

III.4 Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Membuat 250 ml larutan 0.05 N etil asetat, 250 ml larutan 0.04 N NaOH,

dan 250 ml larutan 0.05 N HCl.

3. Memasukkan 25 ml larutan 0.05 N NaOH kedalam erlenmeyer

Page 15: Kecepatan Reaksi - IVA

III-2

BAB III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

4. Menambahkan 25 ml larutan 0.05 N etil asetat dan mengocoknya selama

6 menit.

5. Menghentikan proses pengocokan setelah 6 menit kemudian menambahkan 25 ml

larutan 0.05 N HCl dan mengocoknya kembali selama 6 menit.

6. Menambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes kedalam 10 ml campuran

7. Mentitrasi campuran tersebut dengan larutan 0.05 N NaOH

8. Mengulangi prosedur a sampai f dengan variabel waktu yang berbeda yaitu selama

6 menit, 12 menit, 18 menit, 24 menit, 30 menit, 36 menit.

III.5 Diagram Alir Percobaan

Menyiapkan Alat dan Bahan

Membuat Larutan NaOH 0.05 N etil

asetat 0.05 N dan HCl 0.05 N sebanyak

20ml masing-masing

Mencampurkan 25 ml NaOH 0.05 N

dengan 25 ml etil asetat 0.05 N

Mengocok larutan tersebut selama

10 menit

A

Mulai

Page 16: Kecepatan Reaksi - IVA

III-3

BAB III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Menambahkan larutan HCl 0.05 N

kemudian mengocoknya

Mentitrasi larutan campuran tersebut

dengan NaOH 0,04 N

Mencatat volume titran yang digunakan

untuk mentitrasi larutan

Mengambil 10 ml larutan tersebut

A

Selesai

Mengulangi prosedur percobaan

sebanyak 3 kali dengan variabel waktu

yang berbeda yaitu selama 15 menit, 20

menit, 25 menit

Mencatat hasil percobaan

Page 17: Kecepatan Reaksi - IVA

III-4

BAB III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

III.6 Gambar Alat Percobaan

Baker Glass Biuret Erlenmeyer

Gelas Ukur Labu Ukur

Pipet Tetes Pipet Volume

Klem

Statif

Masker

Timbangan Elektrik Sarung Tangan

Page 18: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-1

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan Penyabunan Etil Asetat dan NaOH

Setelah melakukan percobaan penyabunan etil asetat, didapatkan volume

NaOH yang digunakan untuk titrasi sebagai berikut :

Tabel IV.1 hasil percobaan penyabunan etil asetat dan NaOH

No Perlakuan

Volume

Etil

Asetat

(0.05 N)

Volume

NaOH

(0.05 N)

Volume

HCl

(0.05 N)

t

(menit)

Volume Titrasi

Volume

Campuran

Volume

Titran NaOH

0.05 N

1.

Titrasi

25 ml 25 ml 25 ml 6 10 ml 1.9 ml

2. 25 ml 25 ml 25 ml 12 10 ml 2.3 ml

3. 25 ml 25 ml 25 ml 18 10 ml 2.5 ml

4. 25 ml 25 ml 25 ml 24 10 ml 2.6 ml

5. 25 ml 25 ml 25 ml 30 10 ml 2.75 ml

6. 25 ml 25 ml 25 ml 36 10 ml 2.9 ml

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Menentukan Konstanta Reaksi dari Penyabunan Etil Asetat dengan

NaOH.

Dalam percobaan yang dilakukan, penentuan konstanta dan orde

kecepatan reaksi menggunakan metode reaksi penyabunan yaitu antara

CH3COOC2H5 dan NaOH. Dalam percobaan ini terjadi reaksi dengan

mekanisme sebagai berikut :

C 2 H 5 OH(aq) + CH3COONa(aq) CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq)

Page 19: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-2

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Reaksi senyawa tersebut dibantu dengan proses pengocokan yang dilakukan

selama t menit. Setalah t menit, penambahan HCl pada campuran larutan

CH3COOC2H5 dan NaOH. Penambahan HCl dilakukan untuk mempercepat

reaksi atau disebut juga sebagai katalisator, sehingga terjadi reaksi :

NaOH sisa (aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l)

Pada reaksi ini, NaOH bertindak sebagai reaktan pembatas (limiting reaktan)

sehingga berdasarkan reaksi ini konsentrasi etil asetat yang bereaksi dapat

ditentukan. Untuk menentukan jumlah HCl sisa reaksi, maka dilakukan titrasi

HCL oleh NaOH :

NaCl(s) + H 2 O(l) HCl sisa (aq) + NaOH(aq)

Sehingga jumlah mol etil asetat yang bereaksi dapat diketahui dengan

mengetahui jumlah mol NaOH yang diperlukan untuk titrasi. Selanjutnya,

konstanta reaksi dari reaksi penyabunan etil asetat ini didapatkan dari

persamaan yang berasal dari grafik antara xa

x

terhadap t, yang diperoleh

dari :

xa

x

= a.k.t ............................................................................................ (7)

Grafik IV.1 Grafik xa

x

terhadap t

Page 20: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-3

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Sehingga dari plot antara xa

x

terhadap t didapatkan kurva dengan intercep

0. Sehingga dari percobaan didapatkan grafik IV.1

Dari kurva didapatkan slope a.k dimana a merupakan konsentrasi mula-mula

sehingga konstanta reaksi dapat dicari dengan membagi harga slope dengan a

yang diketahui nilainya. Setelah kita memperoleh persamaan garis y =

0,009x, maka kita mensubsitusikannya ke dalam rumus xa

x

= a.k.t ,

sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

y = 0,009x

xa

x

= a.k.t

0,009x = a.k.t

Berdasarkan persamaan sehingga didapatkan k = 0,18 M-1

s-1

. Berdasarkan

literatur disebutkan bahwa konstanta laju reaksi untuk penyabunan etil asetat

dengan NaOH berkisar 0,057 M-1

s-1

( Glasstone, 1946 ).

Hasil percobaan yang didapatkan berbeda dengan literatur. Hal ini

disebabkan karena ketika proses penimbangan NaOH, timbangan yang

digunakan kurang valid, sehingga mempengaruhi konsentrasi larutan NaOH

yang dibuat. Selain itu, pada saat pengamatan perubahan larutan menjadi

merah muda (pink) sulit untuk memberi batasan warna saat awal mulai

terjadinya perubahan warna menjadi merah muda (pink) yang sama pada

setiap perbedaan lamanya waktu yang diperoleh dalam proses pengocokan.

Hal ini menyebabkan perbedaan volume NaOH yang digunakan untuk

mentitrasi larutan sehingga hal itu dapat berpengaruh terhadap data yang

didapatkan.

IV.2.2 Pengaruh Waktu (t) Pengocokan terhadap Volume Titran (NaOH) yang

Bereaksi.

Dalam percobaan kecepatan reaksi dilakukan proses pengocokan

terhadap larutan etil asetat dan NaOH serta pada saat setelah penambahan

Page 21: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-4

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

HCl. Berdesarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hubungan antara

lama waktu pengocokan terhadap volume titran yang dibutuhkan untuk

mencapai titik ekivalennya.

Dari grafik IV.2 “ Pengaruh waktu (t) pengocokan terhadap volume titran (NaOH)

yang Diperlukan ” dapat diketahui bahwa semakin lama waktu pengocokan

yang diberikan pada campuran larutan etil asetat dan NaOH serta setelah

penambahan HCl , maka semakin besar pula volume titran NaOH yang

dibutuhkan untuk titrasi. Hal ini dapat terlihat pada saat t = 36 menit dimana

membutuhkan volume titran (NaOH) paling besar yaitu sebesar 2.9 ml untuk

mencapai titik ekivalennya.

IV.2.3 Pengaruh Waktu (t) Pengocokan terhadap Etil asetat (CH3COOC2H5)

yang Bereaksi.

Dalam percobaan kecepatan reaksi yang telah dilakukan, salah satu

prosedur percobaannya yaitu melakukan proses pengocokan larutan etil

asetat dan NaOH serta pada saat setelah penambahan HCl. Berdasarkan

percobaan yang telah dilakukan diperoleh hubungan antara lama waktu

Grafik IV.2 Pengaruh waktu (t) pengocokan

terhadap volume titran (NaOH) yang diperlukan

Page 22: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-5

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

pengocokan terhadap volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik

ekivalennya.

Dari grafik IV.2 “ Pengaruh waktu (t) pengocokan terhadap etil asetat yang

bereaksi ” dapat diketahui bahwa semakin lama waktu pengocokan yang

diberikan jumlah (mol) etil asetat yang bereaksi semakin bertambah. Hal ini

dapat terjadi karena semakin lama proses pengocokan berlangsung semakin

banyak permukaan partikel yang bereaksi, karena adanya tumbukan antara

partikel satu dengan partikel lainnya. Hal ini bisa terlihat pada saat dilakukan

pengocokan selama 36 menit, maka jumlah etil asetat yang bereaksi semakin

besar pula.

IV.2.4 Menetukan Besarnya Konstanta Kecepatan Reaksi Penyabunan Etil

Asetat

Pada penentuan orde reaksi penyabunan etil asetat kita dapat

menggunakan persamaan yang terjadi antara etil asetat dan NaOH.

Berdasarkan teori yang ada yaitu :

A + B hasil ......................................................................................... (c)

Rate = k2 . CA . CB

Karena konsentrasi yang digunakan dalam penyabunan antara etil asetat dan NaOH

Grafik IV.3 Pengaruh waktu (t) pengocokan

terhadap jumlah etil asetat yang bereaksi

Page 23: Kecepatan Reaksi - IVA

IV-6

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

sama, maka A = B, sehingga menjadi :

2A hasil ......................................................................................... (b)

Rate = k2 . CA

(Sukardjo, 1985)

CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) C 2 H 5 OH(aq) + CH3COONa(aq)

Dari reaksi yang terjadi antara etil asetat dan NaOH mempunyai molaritas

sama yaitu 0.05 N. Sehingga, dengan menggunakan dasar teori persamaan (b)

maka orde reaksi penyabunan etil asetat dan NaOH merupakan orde reaksi

tingkat dua.

2

Page 24: Kecepatan Reaksi - IVA

V-1

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Prosedur percobaan penyabunan etil asetat dengan NaOH diperoleh konstanta

reaksi sebesar 0.09 M-1

s-1

.

2. Semakin lama waktu pengocokan yang diberikan pada campuran larutan etil asetat

dan NaOH , maka semakin besar volume titran NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi

yaitu pada saat t = 36 menit dimana membutuhkan volume titran (NaOH) paling

besar sebanyak 2,9 ml untuk mencapai titik ekivalennya.

3. Semakin lama waktu pengocokan yang diberikan pada campuran larutan etil asetat

dan NaOH, maka jumlah (mol) etil asetat yang bereaksi semakin bertambah karena

adanya tumbukan antara partikel satu dengan partikel lainnya sehingga semakin

banyak permukaan partikel yang bereaksi yaitu pada saat dilakukan pengocokan

selama 36 menit dimana membutuhkan jumlah etil asetat yang paling besar yaitu

0,0058 mol.

4. Prosedur percobaan penyabunan etil asetat diperoleh orde reaksi sebesar 2 M-1

s-1

.

Page 25: Kecepatan Reaksi - IVA

vii

DAFTAR PUSTAKA

Lailatul. 2011. Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi. Diakses di

http://Kecepatanreaksi.blogspot.com pada tanggal 28 September 2013

Sukardjo. 1985. Kimia Fisika 1. Jakarta: Rineka Cipta

Maron, H. Samuel and Jerome B. Lando. 1944. Fundamentals of Physical Chemistry.

London: Collier Macmillan Publisher

Page 26: Kecepatan Reaksi - IVA

vii

DAFTAR NOTASI

Notasi Nama Notasi Satuan

M molaritas Molaritas (M) atau

Normalitas (N)

V volume mililiter

gr gram gram

massa jenis gram/cm3

atau

gram/ml

Mr massa relatif gram/mol

t waktu Sekon atau menit

k konstanta kecepatan

reaksi

M-1

.s-1

x jumlah mol etil asetat

yang bereaksi

mmol atau milimol

a jumlah mol mula-mula

etil asetat

mmol atau milimol

Page 27: Kecepatan Reaksi - IVA

viii

APPENDIKS

1. Perhitungan pembuatan 250 ml 0.5 N ethyl asetat (CH3COOC2H5)

Tersedia = Ethyl asetat 99.5%

Massa jenis Ethyl asetat = 0.904 gram/ml

M = % x 10 x massa jenis

Mr

= 99.5 x 10 x 0.904

88.1

= 899.48

88.1

= 10,21 M

Mengubah ke satuan Normalitas :

N = M x Ekivalen

= 10.21 x 1

= 10,21 N

N1 x V1 = N2 x V2

10.21 x V1 = 0.05 x 250

V1 = 1.224 ml

V1 = 1,2 ml

2. Perhitungan pembuatan 250 ml 0.05 N HCL

Tersedia = HCL 37%

Massa jenis HCL 32% =1,19 gram/ml

M = % x 10 x massa jenis

Mr

Page 28: Kecepatan Reaksi - IVA

viii

= 37 x 10 x 1,19

36,5

= 12.06M

= 12.06 M

Mengubah satuan ke satuan Normalitas

N = M x Ekivalen

= 12.06 x 1

= 12.06 N

N1 x V1 = N2 x V2

12.06 x V1 = 0.05 x 250

V1 = 1.036 ml

V1 = 1.2 ml

3. Perhitungan pembuatan 250 ml 0.05 N NaOH

N =M x Ekivalen

0.05 = M x 1

M = 0.05 M

M = massa x 1000

Mr Volume

0.05 = massa x 1000

40 Volume

Massa = 0.5 gram

Page 29: Kecepatan Reaksi - IVA

viii

4. Penyabunan CH3COOC2H5 oleh NaOH

Untuk t = 6 menit

CH3COOC2H5 awal = 0.05 N

NaOH awal = 0.05 N

HCl awal = 0.05 N

Volume CH3COOC2H5 = 25 ml

Volume NaOH = 25 ml

Volume HCl = 25 ml

mol CH3COOC2H5 awal = 0.05 x 25

= 1.25 mmol

mol NaOH awal = 0.05 x 25

= 1.25 mmol

mol HCl = 0.05 x 25

= 1.25 mmol

Volume NaOH titrasi = 12,5 ml

mol NaOH titrasi = 0.05 x 1.9 = 0,095 mmol

Reaksi (1)

CH3COOC2H5 + NaOH C2H5OH + CH3COONa

Awal 1 1 - -

Bereaksi x x - -

Sisa 1-x 1-x x x

Reaksi (2)

NaOH sisa + HCl NaCl + H2O

Awal 1-x 1 - -

Bereaksi 1-x 1-x - -

Sisa 0 x 1-x 1-x

Page 30: Kecepatan Reaksi - IVA

viii

Reaksi (3)

NaOH + HCl sisa NaCl + H2O

Awal 0,5 x - -

Bereaksi 0,5 x - -

Sisa 0 0 x x

Pada reaksi (3)

mol NaOH titrasi = 0.095 mmol

mol HCl titrasi = x mmol

mol HCl = mol NaOH

x = 0.095 mmol

CH3COOC2H5 yang bereaksi = 0.095 mmol/ 25 ml

= 0.0038 M

Untuk perhitungan t selanjutnya dengan cara yang sama.

Perhitungan pembuatan grafik

x = CH3COOC2H5 yang bereaksi = 0,0038 M

a = CH3COOC2H5 mula-mula = 0.05 N = 0.05 M

xa

x

= 0.0038/ (0.05-0.0038)

= 0.08225

Untuk perhitungan t selanjutnya dengan cara yang sama.

T

(menit)

V NaOH

(ml)

A

(N)

x

(N) )( xa

x

6 1.9 0.05 0.0038 0.08225

12 2.3 0.05 0.0046 0.10132

18 2.5 0.05 0.0050 0.11111

Tabel Hasil Perhitungan Penyabunan Ethyl Asetat dengan NaOH

Page 31: Kecepatan Reaksi - IVA

viii

24 2.6 0.05 0.0052 0.11607

30 2.75 0.05 0.0055 0.12359

36 2.9 0.05 0.0058 0.13122

Dari data pada tabel 1.1, dibuat plot antara xa

x

lawan t, sehingga diperoleh:

Persamaan : y = 0.0045x

Dimana persamaan reaksi orde 2 : xa

x

= a.k.t

k = 0.0045/ 0.05 = 0.09 M-1

menit-1