Top Banner

of 28

Kebutuhan Dasar Manusia Vit

Jul 18, 2015

Download

Documents

Neta Lie
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. 1. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia 1. Penyakit. Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. 2. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3. Konsep diri. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya 4. Tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. 2. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).

Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari

1.

2.

3.

4.

5.

yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). Kebutuhan fisiologis (Physiological) Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs) Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs) Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization) Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.

Referensi :

1. Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC 2. Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta. 3. Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

4. Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York. 5. JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes. 6. JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 7. Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC. 8. Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia. 9. Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC. 10. Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Read more: ABRAHAM MASLOW (KEBUTUHAN DASAR MANUSIA)http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/abraham-maslow-kebutuhan-dasar-manusia.html

Konsep dasar kdm Presentation Transcript

1. KONSEP KEBUTHAN DASAR MANUSIA Oleh Muhammad Riduansyah, S. Kep., Ns

2. Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Menurut abraham maslow Dalam teori Hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan: Kebutuhan fisiologis (makan, minum dan pakaian ) Keamanan Cinta Harga diri Aktualisasi diri

3. Ciri kebutuhan dasar manusia Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama namun kebutuhan tersebut di rubah sesuai kultur dan keadaan Setiap manusia memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prioritas / yang lebih penting Setiap orang dapat merasakan adanya kebutuhan dan meresponnya dengan berbagai cara. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menghasilkan ketidakseimbangan

4. Kebutuhan dapat membuat seseorang berpikir untuk memenuhi rangsangan internal dan eksternal Kebutuhan saling berkaitan dengan beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.

5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh : Penyakit Penyakit menyebabkan perubahan dalam memenuhi kebutuhan, baik secara fisiologis mupun psikologis. Hubungan keluarga hubungan kebahayang baik antara anggota keluarga dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena saling percaya dan kebahagian.

6. 3. Konsep diri Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Orang yang optimis mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga kebutuhan dasarnya terpenuhi dengan mudah. 4. Tahap perkembangan setiap tahap perkembangan memiliki kebutuhan dasar yang berbeda-beda karena setiap organ tubuh mengalami kematangan yang berbeda

http://www.slideshare.net/MuhammadRiduansyah/konsepdasar-kdm

Paradigma dan Paradigma Keperawatan Paradigma menurut Adam Smith adalah cara bagaimana kita memandang dunia. Menurut Ferguson paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan. Menurut Poerwanto paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Paradigma keperawatan merupakan suatu cara

pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam suatu profesi tersebut. Paradigma memiliki fungsi antara lain : 1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi. 2. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. A. Keperawatan Keperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Keperawatan menurut ICN adalah rumusan yang dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang merupakan fokus dari intervensi keperawatan. Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan. B. Teori yang Mendasari Paradigma keperawatan. Middle Range Nursing Theory Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang meemnuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24jam perhari dan 7hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan

memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapatamemberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural. Dalam keperawatan kita mengenal empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori teori keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Parse Manusia terus menerus berinteraksi dengan lingkungannya dalam upaya mempertahankan kesehatannya. Konsep Manusia Manusia sebagai bio,psiko,sosio,spiritual dan kultur mempunyai sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi bila gagal terjadi ketidakseimbangan maka muncul masalah kesehatan. Komponen biologi manusia mencakup keadaan jasmani, terpadu dalam system organ yang mempunyai fungsi masing masing yang mengalami proses tumbuh kembang. Komponen psikologis manusia mempunyai unsur kepribadian: Id ( aspek bio ) Ego ( aspek psikologi ) Super ego ( aspek social ) Komponen social manusia berhubungan alam lingkungan sekitar, berhubungan dengan masyarakat yang mempunyai system dan nilai-nilai tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku. Komponen spiritual manusia memiliki keyakinan terhadap kepercayan Tuhan YME dimana manusia menyembah dan sembahyang kepada Tuhan melalui agamanya masing-masing, dapat memberi rasa aman, bahagia, dan rasa berharga.

Komponen kultur manusia meliputi adat istiadat dari setiap daerah. Karakteristik Manusia - Intelektual ( kecerdasan atau kemampuan adaptasi manusia terhadap hal hal yang baru atau pengalaman baru) - Emosi - Spiritual - Social budaya - Lingkungan - Fisik Cara Perawat Memandang Klien Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social, spiritual dan kultur. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi KMD ( kebutuhan dasar manusia ). Adapun kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan anusia untuk kelangsungan hidupnya. Karakteristik umum kebutuhan dasar manusia: 1. Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama namun dipengaruhi oleh social budaya dimana dia hidup. Persepsi tentang kebutuhan berbeda beda dipengaruh oleh pemngalaman belajar dan standar budaya. 2. Pemenuhan kebutuhan relative sangat tergantung pada prioritas tiap individu. 3. Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda 4. bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka akan terjadi ketidakseimbangan homeostatis dan dapat menyebabkan sakit. 5. Suatu kebutuhan dapat muncul oleh stimulasi internal dan eksternal 6. respon individu terhadap kebutuhan dan tak terpenuhinya keutuhan dapat berbeda.

7. Beberapa kebutuhan sebagian berhubungan jika beberapa kebutuhan tidak terpenuhi kebutuhan lain juga tidak terpenuhi. Dalam cara memilih kebutuhan dan prioritas kebutuhan dipengaruhi pengalaman dan nilai budaya. Katagori Kebutuhan Dasar Manusia A. Maslow Hirarki Maslow

Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara trus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun secara bersama sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu : Pertama, keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga menyangkut kehidupan masyarakat. Kedua , keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Ketiga, masalah kesehatan dalam keluarga saling

berkaitan penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Keempat, dalam merawat pasien sebagaiindividu, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya. Kelima, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha usaha kesehatan masyarakat. Masyarakat sebagai klien Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena interaksi anatara anusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga,kelompo dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai system niai. Konsep Holism Manusia Suatu bentuk pendekatan yang digunakan perawat untuk memecahan masalah masalah kesehatan dengan cara memerhatikan dan mempertimbangkan unsur unsur biologis, psikologis, dan sosial 2.3 Konsep Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai

dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan. 2.4 Kosep kesehatan Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmni, mental, dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan. Menurut UU No. 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor faktor lingkungan eksternal adalah faktor faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi. Ciri ciri orang yang sehat adalah memiliki faktor internal dan eksternal yang seimbang. Faktor faktor yang memepengaruhi status kesehatan antara lain : 1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan, dan penindasan. 2. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat.

3. Keturunan mencakup genetik, kecacatan, etnis, faktor resiko, dan ras. 4. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. 5. Lingkungan yang meliputi tanah, udara dan air. 6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan. Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologi (mental), sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. Faktor faktor yang dapat meningkatkan angka sesakitan adalah : 1. keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula. 2. Usia 3. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas usia 35 tahun. 4. Fisiologis 5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung. 6. Gaya hidup 7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb. 8. Lingkungan Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesaehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada

faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area). 2.5 Konsep Lingkungan Pengertian lingkungan Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu : a. Lingkungan dalam terdiri dari: - Lingkungan fisik (physical enviroment) Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

-Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputusputus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. -.Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan

secara khusus b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya ) Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit penyakit. 2.5 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

Konsep Dasar Keperawatan, Model Konseptual Virginia Henderson.

Pendahuluan Virginia Henderson lahir tahun 1897, anak ke lima dari 8 bersaudara di keluarganya. Ia asli dari Kansas city, Mo. Henderson menghabiskan masa pertumbuhannya di Virginia karena ayahnya membuka praktik hukum di Washington D,C. Selama Perang Dunia I Henderson tertarik dengan ilmu perawatan. Maka tahun 1918 ia memasuki Sekolah Perawat Militer di Washington D.C. Henderson lulus tahun 1921 dan menempati

posisi sebagai staf perawat di Henry Street Visiting Nurse Service di New York. Di tahun 1922 Henderson mulai mengajar ilmu perawatan di Norfolk Prostetan Hospital di Virginia. Lima tahun kemudian ia memasuki Teachers college di Universitas Colombia di mana ia berturt-turut meraih gelar B.S dan M.A bidang pendidikan perawatan. Di tahun 1929 Henderson menjadi supervisor pengajaran pada klinik Strong Memorial Hospital di Rochester, New York. Ia kembali ke Teachers college di tahun 1930 sebagai pengajar, memberikan pelatihan proses analitis perawatan dan praktik klinik hingga tahun 1948. Henderson menikmati karirnya yang panjang sebagai seorang penulis an peneliti. Sementara mengajar di Teachers college ia menulis ulang edisi ke empat tulisan Bertha Harmer Textbook of the Principles and Practice of Nursingand practice of Nursing setelah kematian penulisnya. Edisi ini diterbitkan tahun 1939. edisi kelima buku tersebut di terbitkan tahun 1955 dan memuat definisi ilmu perawatan karya Henderson. Hnderson bergabung dengan universitas Yale sejak awal tahun 1950-an dan telah berbuat banyak bagi riset perawatan lebih jauh lewat perkumpulan ini. Mulai tahun 1959 hingga 1971. henderson mengepalai Nursing Studies Indeks Project yang di sponsori Yale. Nursing Studies Indeks ke dalam empat jilid di lengkapi dengan indeks biografi perawatan, analisis, dan literatur sejarah sejak tahun 1900 hingga 1959. Di tahun 1980-an Henderson masih aktif sebagai Research Associate Emeritus di Yale. Prestasi Henderson dan pengaruhnya dalam profesi keperawatan telah memberikan lebih dari tuujh gelar doctoral dan Christiane Reimann Award pertama kali untuknya. Deskripsi Konsep Sentral 1. Manusia : Makhluk yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 kebutuhan dasar manusia yang meliputi :

1. Bernapas 2. Makan dan minum 3. Eliminasi 4. Mobilisasi 5. Tidur Istirahat 6. Berpakaian 7. Mempertahankan suhu tubuh 8. Menjaga kebersihan 9. Menghindari bahaya 10. Berkomunikasi 11. Bekerja 12. Bermain 13. Beribadah 14. Belajar 2. Masyarakat/lingkungan : Semua kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme 3. Kesehatan : Dipandang sebagai kemampuan individu untuk melakukan 14 komponen asuhan keperawatan tanpa bantuan (misal bernapas secara normal). Kesehatan adalah kualitas kehidupan dasar untuk berfungsi dan memerlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Jadi lebih kepada kualitas kehidupan daripada kehidupan itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara efektif dan mencapai atau mempertahankan kesehatan bila mereka mempunyai kekuatan, keinginan atau pengetahuan yang diperlukan. 4. Keperawatan : Fungsi unik perawat adalah membantu klien baik sehat maupun sakit, dalam melaksanakan kegiatan yang berkontribusi pada kesehatan, pemulihan atau meninggal dengan damai. Kegiatan yang akan dilakukan tanpa bantuan apabila mempunyai kekuatan/kemampuan, keinginan atau pengetahuan. Juga

melakukannya sedemikian rupa untuk membantu klien mandiri secepat mungkin.

TUJUAN ELEMEN UTAMA 1. Tujuan asuhan keperawatan : Kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar 2. Klien : Manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 komponen kebutuhan dasar 3. Peran perawat : Peran pelengkap-tambahan untuk mempertahankan atau memulihkan kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar 4. Sumber kesulitan/masalah : Tidak mempunyai pengetahuan 5. Fokus intervensi : Defisit yang merupakan sumber kesulitan klien 6. Cara intervensi : Tindakan untuk mengganti, melengkapi, menambah, membangkitkan atau meningkatkan kekuatan, kemauan atau pengetahuan 7. Konsekuensi 1. Meningkatnya kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar manusia 2. Meninggal dengan damai PENEGASAN-PENEGASAN TEORITIS - Hubungan Perawat Pasien kemampuan/kekuatan, kemauan atau

Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali : 1. perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien. 2. perawat sebagai helper (penolong) 3. perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien. Pada saatsaat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraih atau mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada satupun dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit. Perawat harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya. Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna. Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien se normal mungkin. Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat. Hubungan Perawat Dokter

Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter. Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya.

Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita tidak seorang pun di dalam tim memberi beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya tersebut.

BENTUK LOGIKA Henderson nampaknya menggunakan bentuk penalaran logika deduktif untuk membangun definisi ilmu perawatannya. Dia mena rik kesimpulan definisi ilmu perawatannya dan 14 kebutuhankebutuhan dari prinsip-prinsip fisiologis dan psikologis. Seseorang harus mempelajari asumsi-asumsi dari definisi karya Henderson untuk menilai kecukupan logika tersebut.

PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN Definisi ilmu perawatan Henderson karena berkaitan dengan praktik perawatan menunjukan bahwa perawat yang melihat tugas utama mereka sebagai pemberi langsung perawatan kepada pasien akan menemukan manfaat segera pada kemajuan pasien dari kondisi bergantung menjadi mandiri. Henderson meyakini proses perawatan merupakan proses problem-sloving dan tidak hanya khusus masalah perawatan.

http://nurseaprilia.blogspot.com/2010/11/konsep-dasarkeperawatan-model_28.html

A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Sebagai advokat klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :

- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya - Hak atas informasi tentang penyakitnya - Hak atas privacy - Hak untuk menentukan nasibnya sendiri - Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian. 3. Sebagai educator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Sebagai koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Sebagai kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.

6. Sebagai konsultan Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan 7. Sebagai pembaharu Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan B. Fungsi Perawat 1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.

2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi

dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan

keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat kiat itu adalah : 1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur unsur karatif yaitu : nilai nilai humanistic altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.

3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.

4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.

5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994) 6. Helping artinya keperawatannya perawat siap membantu dengan asuhan

7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.

8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya. 9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya. 10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya 11. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien. 13. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.

Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

Definisi Peran Perawat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21). Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Care Giver : Pada peran ini perawat diharapkan mampu1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks. 2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.

Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis. Elemen Peran Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses. Client Advocate (Pembela Klien) Tugas perawat :1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain :1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya 2. Hak atas informasi tentang penyakitnya 3. Hak atas privacy 4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri 5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :1. Hak atas informasi yang benar 2. Hak untuk bekerja sesuai standart 3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien 4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok 5. Hak atas rahasia pribadi 6. Hak atas balas jasa

Conselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat :1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. 2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. 4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

Educator : Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

http://www.fadlie.web.id/bangfad/peran-dan-fungsiperawat.html

orang sukses impianq | TUGAS DARI SEORANG PERAWAT

Copyright nieta13sagita [email protected] http://nieta13sagita.student.umm.ac.id/2010/07/28/tugasdari-seorang-perawat/

TUGAS DARI SEORANG PERAWAT TUGAS PERAWAT Sebenarnya tugas seorang perawat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan tidak

terbatas pada pelayanan pengobatan. Perawat juga harus memerhatikan

pendidikan terhadap pasien agar pasien dapat mandiri.Selama ini perawat terlalu

disibukkan dengan rutinitas pengobatan pasien. Padahal, pasien memerlukan

dampingan agar mendapat kekuatan ketika harus memutuskan

sesuatu.http://surgaku.com/opini-n-note/tugas-perawat

Tugas Perawat Tidak Hanya Melayani PengobatanMinggu, 4 Oktober 2009 | 20:37 WIB

ilustrasi

SEMARANG, KOMPAS.com-Tugas seorang perawat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan tidak terbatas pada pelayanan pengobatan. Perawat juga harus memerhatikan pendidikan terhadap pasien agar pasien dapat mandiri. Selama ini perawat terlalu disibukkan dengan rutinitas pengobatan pasien. Padahal, pasien memerlukan dampingan agar mendapat kekuatan ketika harus memutuskan sesuatu. "Itu adalah peran perawat untuk memberi pendidikan," kata Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Meidiana Dwidiyanti di Kota Semarang, Minggu (4/10). Meidiana mengungkapkan, selama ini, pelayanan yang dilakukan perawat belum berorientasi pada pasien. Orientasi palayanan kesehatan selama ini hanya pada tugas mengobati pasien. Seharusnya, pasien memiliki kemandirian ketika memilih tindakan yang akan dilakukan bagi dirinya. Namun pada praktiknya, pasien sepenuhnya bergantung atau dibuat tergantung pada keputusan dokter. "Paradigma itu harus dirombak. Sebetulnya dalam pendidikan para perawat atau petugas kesehatan sudah dibekali hal itu. Namun

ketika terjun ke dunia kerja, ilmu itu hilang karena sistem dan rutinitas," ujar Meidiana. Banyak terjadi, kata Meidiana, perawat yang baik terperangkap dalam sistem rumah sakit atau lembaga pelayanan kesehatan yang tidak baik. Padahal, antara sistem dan kualitas sumber daya manusia harus saling mendukung. Ketimpangan antara pendidikan dengan dunia kerja itu selayaknya diubah. Untuk itu, penting untuk membangun komunikasi antar instansi pendidikan dengan rumah sakit serta pemerintah. "Intinya, pelayanan kesehatan jangan hanya sekedar mengobati pasien. Pasien membutuhkan lebih dari sekedar obat," tutur Meidiana. Ketua Ikatan Alumni Keperawatan Undip Rasmudjio mengungkapkan hal serupa. Perawat hendaknya jangan terpaku pada tugas-tugas pelayanan pengobatan di rumah sakit atau Puskesmas. Perawat harus mulai merambah tugas-tugas pendidikan kesehatan bagi masyarakat. "Tindakan preventif selalu lebih baik daripada kuratif. Perawat memiliki kompetensi untuk itu. Seharusnya, hal itu mulai diperhatikan oleh pemerintah dan rumah sakit," kata Ramudjio.

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/04/20370454/ Tugas.Perawat.Tidak.Hanya.Melayani.Pengobatan