Top Banner
LOGO LOGO Bank Indonesia Januari 2014
25

Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia_3

Nov 13, 2015

Download

Documents

maslov

SPBI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • LOGO

    LOGO

    Bank Indonesia

    Januari 2014

  • Pendahuluan

    Pelaksanaan Sistem Pembayaran di 2013

    Kebijakan Sistem Pembayaran di 2013

    Arah Kebijakan Sistem Pembayaran di 2014

  • Pasal 8 huruf b: mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

    Pasal 15 huruf c: menetapkan penggunaan alat pembayaran

    Pasal 69: pemberian izin penyelenggara transfer dana

    Pasal 72: pemantauan penyelenggaraan transfer dana

    Pasal 11 angka 2: perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan dilakukan BI berkoordinasi dgn pemerintah

    Pasal 11 huruf (3): melakukan pengeluaran, pengedaran dan/atau pencabutan, dan penarikan Rupiah

    UU No. 23 Tahun 1999

    tentang Bank Indonesia*)

    UU No. 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana

    UU No. 7 Tahun 2011

    tentang Mata Uang

    *) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 6 Tahun 2009

  • Menetapkan penggunaan alat pembayaran (Pasal 15 ayat (1) huruf c Undang-undang Bank Indonesia)

    Mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah dan/atau valas (Pasal 16 Undang-undang Bank Indonesia)

    Mengatur dan mengembangkan kegiatan Sistem Pembayaran (Pasal 15 18 Undang-undang Bank Indonesia)

    Melakukan pengeluaran, pengedaran dan/atau pencabutan dan penarikan Rupiah (Pasal 11 Undang-undang Mata Uang)

    Berkoordinasi dengan pemerintah melakukan perencanaan, pencetakan & pemusnahan Rupiah (Pasal 11 UU Mata Uang)

    Mewajibkan penyelenggara jasa Sistem Pembayaran menyampaikan laporan kegiatannya (Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-undang Bank Indonesia)

    BI berwenang & bertanggungjawab melakukan pengawasan jasa Sistem Pembayaran (Penjelasan Umum Undang-undang Bank Indonesia)

    Menyelenggarakan kegiatan kliring antarbank dlm mata uang rupiah dan/atau valas (Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Bank Indonesia)

    Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank baik dalam rupiah dan/atau valas (Pasal 18 Undang-undang Bank Indonesia)

    Melakukan pengeluaran, pengedaran, dan/ atau pencabutan dan penarikan Rupiah (Pasal 11 ayat (3) Undang-undang Mata Uang.

    Kebijakan

    Memberikan persetujuan dan izin penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran (Pasal 15 ayat (1) huruf a UUBI)

    Perizinan

    Pengawasan Penyelenggaraan

  • Departemen

    Pengelolaan Uang

    Departemen Kebijakan

    dan Pengawasan SP

    Kebijakan

    Pengaturan

    Perizinan

    Pengawasan

    Pengembangan

    Departemen

    Penyelenggaraan SP

    Penyelenggaraan Sistem: Real Time Gross Settlement

    (RTGS)

    Scripless Securities Settlement System (SSSS)

    Sistem Kliring Nasional (SKN)

    Penatausahaan Sertifikat Bank Indonesia

    (SBI),

    Surat Utang Negara (SUN) Surat Berharga Syariah

    Negara (SBSN)

    Perencanaan

    Pencetakan

    Pengeluaran

    Pengedaran

    Pencabutan & Penarikan

    Pemusnahan

    Sistem Pembayaran KPwDN

  • 6

    Misi Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian,

    stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional

    Issue Strategis Sistem Pembayaran

    VISI

    Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan

    terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta

    pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

    Tingkat kehandalan sistem pembayaran BI (RTGS, SSSS, SKN)

    Peningkatan transaksi SP retail (APMK dan uang elektronik)

    Indeks keyakinan perlindungan konsumen alat pembayaran

    Kesiapan infrastruktur cross border payment system

    Tingkat ketersediaan dan kualitas uang layak edar

  • Transaksi harian SSSS mencapai Rp108 triliun per hari. Namun demikian sejalan dengan penurunan transaksi operasi moneter di RTGS, setelmen pada SSSS juga mengalami penurunan 18%.

    Transaksi harian RTGS mencapai Rp365 triliun per hari. Sementara aktivitas harian transaksi pada RTGS diluar operasi moneter (RTGS xOM) mengalami peningkatan 15%. Namun demikian, secara keseluruhan transaksi RTGS turun akibat penurunan transaksi operasi moneter.

  • Transaksi rata-rata harian di SKN naik dari Rp8,8 triliun menjadi Rp10,3 triliun per hari, antara lain didorong oleh kenaikan batas maksimal nominal kliring kredit dari Rp100 juta menjadi Rp500 juta yang berlaku sejak akhir April.

  • Terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (2012) dari Rp8 triliun menjadi Rp10 triliun dan kartu kredit mencapai Rp600 miliar per hari.

    Transaksi uang elektronik meningkat tajam sejak 2012, hingga 2013 rrh nominal mendekati Rp8 miliar dari Rp 5 miliar dan rrh volume mendekati 400 ribu dari 275 ribu.

    Transaksi uang elektronik jauh lebih rendah dibandingkan kartu ATM-Debet dan kartu kredit, walau dari sisi jumlah pemakai telah melebihi kartu kredit. Hal ini disebabkan sekitar 60% uang e diterbitkan telco yang tingkat transaksinya masih sangat rendah

    ThemeGallery is a

    Design Digital Content

    & Contents mall

    developed by Guild

    Design Inc.

  • Infrastruktur mesin ATM naik signifikan di tahun 2013 hingga melewati 70 ribu unit.

  • 11

    2. Kinerja Sistem Pembayaran 2013 c. Kinerja Pengelolaan Uang (2) UYD, Transaksi Kas dan Pemusnahan UTLE

    Rata-rata harian (rrh) UYD pada tahun 2013 sebesar Rp420,9 triliun atau meningkat 13,6% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp370,6 triliun. Pangsa uang kartal yang ada pada khazanah perbankan (cash in vault) sebesar 15,8% yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 15,5%.

    Transaksi penarikan/setoran melalui Bank Indonesia selama tahun 2013 terjadi net outflow sebesar Rp53,1 triliun atau lebih rendah dibandingkan net outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp63,3 triliun. Meskipun transaksi penarikan selama 2013 lebih tinggi yakni Rp490,0 triliun dibandingkan Rp 429,6 triliun (meningkat 14%), namun terjadi kenaikan transaksi penyetoran (sebesar Rp436,9 triliun) yang lebih tinggi 19% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp366,3 triliun.

    Pemusnahan uang Rupiah untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat selama tahun 2013 sebesar Rp105,3 triliun.

    rrh UYD di Perbankan dan Masyarakat

    15.4%

    16.5%16.6%

    15.8%

    15.5%

    15.8%

    14.8%

    15.0%

    15.2%

    15.4%

    15.6%

    15.8%

    16.0%

    16.2%

    16.4%

    16.6%

    16.8%

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Cash in Vault Currency Outside Banks Pangsa CiV thd UYD (rhs)

    Rp. tr

    (41.4) (13.0) (36.3) (54.2) (63.3) (53.1)

    -600

    -400

    -200

    0

    200

    400

    600

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Outflow Inflow Net Flow Pemusnahan

    Rp. tr

    Transaksi Kas dan Pemusnahan UTLE

  • 12

    UK

    UL

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    Feb

    -12

    Mar

    -12

    Apr

    -12

    Ma

    y-1

    2

    Jun

    -12

    Jul-

    12

    Aug

    -12

    Sep

    -12

    Oct

    -12

    No

    v-1

    2

    Dec

    -12

    Jan-

    13

    Feb

    -13

    Ma

    r-1

    3

    Apr

    -13

    May

    -13

    Jun

    -13

    Jul-

    13

    Aug

    -13

    Sep

    -13

    Oct

    -13

    No

    v-1

    3

    Dec

    -13

    Outflow KPBI TUKAB Long Inflow KPBI TUKAB Short

    Rp. tr TUKAB 2012 : Rp65,6T TUKAB 2013 : Rp69,2T

    Transaksi uang kartal antar bank (TUKAB) di wilayah Jakarta pada tahun 2013 mencapai Rp69,2 triliun atau 31,7% dari total transaksi penarikan yang dilakukan perbankan dan masyarakat yang mencapai Rp218,5 triliun. Sementara 68,3% atau sebesar Rp.149,2 triliun merupakan penarikan bank dan masyarakat di KPBI.

    Nilai transaksi TUKAB 2013 tersebut lebih tinggi 5,5% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp65,6 triliun (lihat Lamp. 4). Hal ini menunjukkan TUKAB telah semakin optimal dalam mendorong efektivitas pengelolaan uang kas oleh perbankan.

    Peran TUKAB terhadap Transaksi Kas di Wil. Jakarta

  • 13

    Banda Aceh

    Lhokseumawe

    Medan

    Sibolga

    Pekan Baru

    Batam

    Padang

    Bengkulu

    Bandar Lampung

    Bandung Tasikmalaya

    Purwokerto Yogyakarta Kediri

    Malang

    Denpasar

    Mataram

    Kupang

    Pontianak

    Palangkaraya

    Samarinda

    Palu

    Makassar

    Kendari

    Manado

    Ternate

    Ambon

    Jayapura

    JAKARTA

    Solo Surabaya

    Jember

    Jambi

    Palembang

    Balikpapan

    Banjarmasin

    Cirebon Semarang

    1. Kapal (ship/voyage) 2. Truk (Armored truck) 3. Truk Kapal Feri Kereta

    Api 4. Kereta Api 5. Pesawat (area

    tertentu/darurat)

    Moda Angkutan :

    No Depo Kas Cabang No Depo Kas Cabang

    1 Medan 4 7 Makassar 3

    2 Padang 2 8 Balikpapan 2

    3 Bandung 2 9 Manado 1

    4 Palembang 1 10 Banjarmasin 1

    5 Semarang 4 11 Denpasar 1

    6 Surabaya 3 - Direct shipment 4

    11 Depo Kas + 28 Cabang dan Direct Shipment

  • 14

    Keterangan:

    Kas Keliling di remote area MalukuNusa Tenggara Timur 2012

    Bhakesra 2012 (Sail Morotai)

    Kas Keliling di Remote Area Jayapura Maluku Utara 2013 Bhakesra I 2013 (Kawasan Barat Indonesia)

    Bhakesra II 2013 (Kawasan Timur Indonesia)

    Kas Keliling di Remote Area Batam Pontianak 2013

    Selama tahun 2013 transaksi penukaran uang dalam rangka Kas Keliling (baik di dalam kota maupun di

    wilayah terpencil dan terdepan NKRI sebesar Rp1,30 triliun dengan jumlah wilayah kegiatan yang lebih

    banyak dari tahun sebelumnya. Untuk Kas Keliling di wilayah terpencil dan terdepan NKRI pada tahun

    2013 dilaksanakan 5 kali, sementara tahun 2012 dilaksanakan 4 kali.

    Banda Aceh

    Lhokseumawe

    Medan

    Sibolga

    Pekan Baru

    Batam

    Padang

    Bengkulu

    Bandar Lampung

    Bandung Tasikmalaya

    Purwokerto Yogyakarta Kediri

    Malang Denpasar

    Mataram

    Kupang

    Pontianak

    Palangkaraya

    Samarinda

    Palu

    Makassar

    Kendari

    Manado

    Ternate

    Ambon

    Jayapura

    JAKARTA

    Solo Surabaya

    Jember

    Jambi

    Palembang

    Balikpapan

    Banjarmasin

    Cirebon Semarang

    P. Geser

    P. Tual

    P. Larat P. Kisar

    P. Wetar

    P. Lembata

    P. Maomere

    P. Buru

    P. Morotai

    P. Marampit

    P. Marore

    P. Balabalakang

    P. Supiori

    P. Brass

    P. Sorong P. Waigeo P. Gebe

    P. Joronga

    P. Siberut

    P. Tello P. Sipora

    P. Kayuadi

    P. Alor

    P. Rote P. Sabu

    P. Sumba Timur P. Komodo

    P. Jemaja

    P. Sabu

    P. Tarempa

    P. Sekatung

    P. Ranai

    P. Subi Besar

  • 15

    Selama tahun 2013 jumlah transaksi penarikan perbankan dalam rangka Kas Titipan sebesar

    Rp19,1 triliun atau meningkat 48% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp12,9 triliun.

    Terdapat penambahan jumlah Kas Titipan pada tahun 2013 di 6 daerah yakni Muaro Bungo

    (Jambi), Bima (NTB), Prabumulih (Sumsel), Kotamobagu (Sulut), Bau-Bau (Sultra) dan Sintang

    (Kalbar), sehingga secara keseluruhan pada tahun 2013 berjumlah 25 Kas Titipan

    Keterangan: Kas Titipan berada di 25 wilayah NKRI Kas Titipan yang dibuka tahun 1992 2011 Kas Titipan yang dibuka tahun 2012

    Kas Titipan yang dibuka tahun 2013

    Rantau Prapat

    Gunung Sitoli

    Muaro Bungo

    Prabumilih Lubuk

    Linggau

    Pangkal Pinang

    Sintang

    Sampit

    Muara Teweh

    Bima

    Waingapu

    Maumere

    Atambua Merauke

    Timika

    Biak

    Sorong

    Tahuna Kota

    Mobago

    Gorontalo

    Toli Toli

    Luwuk

    Mamuju

    Palopo

    Bau-Bau

  • III. Kebijakan SP 2013

    1. Pengembangan

    Perluasan penggunaan instrumen non tunai

    Interkoneksi Uang e TransJakarta Interkoneksi P2P Transfer Telco E-Payment RailLink Kuala Namu-Medan E-Ticketing Tol Benoa, Bali E-Ticketing Kereta Commuter Jakarta Uji coba kawasan LCS

    Penyempurnaan Infrastruktur

    Interkoneksi Transfer Prinsipal Kartu ATM/Debet Fasilitasi Pengembangan GPN Pengembangan RTGS/SSSS Generasi II Pengembangan SKNBI Next Generation Pengembangan Infrastruktur Pendukung SUN Valas Implementasi Kliring Debet Online

  • III. Kebijakan SP 2013

    1. Pengembangan

    Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas dan Terpercaya

    Koordinasi dgn Pemerintah terkait penerbitan uang Rp NKRI (sesuai amanat UU Mata Uang). Kerjasama dgn Botasupal dan aparat penegak hukum lainnya., misalnya dalam bentuk

    Semiloka pada tahun 2013 di Cirebon, Lampung, Padang

    Kerjasama sosialisasi CIKUR & memperlakukan uang dgn baik melalui media (ILM), kebudayaan, pendidikan. Di bidang pendidikan, telah diimplementasikan di sekolah Madrasah

    Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah se-Provinsi Jawa Barat; dan sebagai salah

    satu materi ajar Ekonomi secara nasional Kurikulum 2013 untuk tingkat SMA

    Distribusi dan Pengolahan Uang yang Optimal

    Rencana Pembangunan Sentra Pengedaran Uang dan Depo Kas Utama Wilayah Timur Kerjasama dengan TNI-AL dan Polair di wilayah terpencil dan terdepan NKRI.

    Telah dilakukan 5 kegiatan kas keliling di 6 Pulau di Wilayah Timur Indonesia, Ekspedisi

    Wilayah Barat Indonesia (Bhakesra 1), Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial, Ekspedisi Wilayah

    Timur Indonesia (Bhakesra II), Anambas Natuna dan Kepulauan Seribu.

  • III. Kebijakan SP 2013

    1. Pengembangan

    Layanan Kas Prima

    Perluasan jaringan kas titipan di daerah yg sulit /belum dijangkau oleh layanan BI. Selama 2013, telah dibuka 6 Kas Titipan (KT) baru di Muara Bungo (Jambi), Bima (NTB),

    Prabumulih (Sumsel), Kotamobagu (Sulut), Bau-Bau (Sultra) dan Sintang (Kalbar).

    Total Kas Titipan di seluruh Indonesia : 25 KT

    Implementasi transaksi uang kartal antar bank (TUKAB) secara nasional Kerjasama layanan kas keliling, termasuk pada momen hari besar keagamaan

  • III. Kebijakan SP 2013

    2. Pengaturan

    Penyusunan Ketentuan

    SE Ekstern Transfer dana PBI Perlindungan Konsumen SP Penyempurnaan PBI uang elektronik PBI Sarana Pemroses Transaksi Kebijakan pembatasan nilai transaksi melalui kliring

  • III. Kebijakan SP 2013

    3. Perizinan

  • III. Kebijakan SP di 2013

    4. Pengawasan

    Pelaksanaan fungsi pengawasan

    Koordinasi dengan instansi lain

    Melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggara SP, meliputi bank, lembaga keuangan selain bank dan perusahaan telekomunikasi serta PVA selain bank.

    Melakukan joint audit dengan lembaga lain, seperti PPATK

    Penguatan dari sisi tools pengawasan

    Berkoordinasi dengan pakar hukum dan kepolisian Melakukan koordinasi dengan bank sentral lain dalam kawasan asia, seperti BNM

    Pengembangan Sistem Informasi Pengawasan Sistem Pembayaran (SIPSP)

  • IV. Kebijakan SP 2014

    SP Tunai dan Non Tunai

    Komponen SP SP Non-tunai Pengelolaan Uang Rupiah

    Kelembagaan Peningkatan fungsi dan peran Self Regulated Organization (SRO) SP seperti Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Perusahaan Jasa Angkutan Uang dan Barang Berharga Indonesia (APJATIN)

    Penguatan kelembagaan Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) sesuai UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang

    Peningkatan fungsi dan peran Persatuan Kasir Jakarta (Perkaja)

    Infrastruktur Penguatan infrastruktur melalui akselerasi kebijakan interoperabilitas uang elektronik, implementasi domestic payment scheme (GPN), RTGS/SSSS Generasi II, SKN NG

    Sentra Pengelolaan Uang (SPU) Bank Indonesia Sistem Informasi Layanan

    Kas (BISILK) Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center

    (BI-CAC)

    Instrumen Perluasan layanan non-tunai melalui LCS dan G to P (Government to People)

    Penerapan Chip dan PIN 6 Digit untuk Kartu ATM/ Debet dan Kartu Kredit.

    Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) Bye Laws Nasional untuk TUKAB

    Pengaturan Penyempurnaan pengaturan uang elektronik, sarana pemrosesan transaksi pembayaran, perlindungan konsumen

    Pengelolaan Uang Rupiah (PUR), antara lain ketentuan setoran bayaran

    Mekanisme Penguatan perizinan dan pengawasan penyelenggara SP

    Penyempurnaan Setoran dan Bayaran

  • LOGO

    LOGO

  • IV. Kebijakan SP 2014

    1. SP NonTunai

    1. Peningkatan penggunaan instrumen non-tunai

    a. Kawasan LCS;

    b. Layanan Transaksi Pemerintah; dan

    c. Interkoneksi di Sektor Transportasi.

    2. Penguatan infrastruktur melalui:

    a. Pengembangan Domestic Switching sebagai bagian dari GPN.

    b. Implementasi RTGS/ SSSS Gen II.

    5. Penguatan Perlindungan Konsumen Jasa SP

    3. Penguatan Perizinan dan Pengawasan SP

    4. Legal Framework:

    a. Penyempurnaan ketentuan uang elektronik;

    b. Penyempurnaan ketentuan PVA;

    c. Penyempurnaan ketentuan perlindungan Konsumen; dan

    d. Penyempurnaan ketentuan Transfer Dana.

  • IV. Kebijakan SP 2014

    1. Pengelolaan Uang

    Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas dan Terpercaya

    Pelaksanaan Pengadaan Uang Dan Bahan Uang Serta Unsur Pengaman. Koordinasi dgn Pemerintah &

    Botasupal Alignment dgn kapasitas cetak

    Peruri Penerbitan Uang Rupiah NKRI.

    Penerbitan tgl 17 Agustus 2014 untuk pecahan tertentu. Ke depan, akan diterbitkan secara bertahap uang Rupiah NKRI untuk seluruh pecahan.

    Koordinasi dgn Kemenkeu terkait penerbitan pecahan lainnya.

    Penanggulangan Uang Palsu. Peningkatan kerjasama dgn

    Botasupal (BIN, Polri, Kejagung, Kemenkeu).

    Materi Ajar Kebanksentralan. Koordinasi dgn Puskurbuk utk

    materi ajar SMA

    Distribusi dan Pengolahan Uang yang Aman dan Optimal

    Sentra Pengedaran Uang

    dan Depo Kas Utama Otomasi Pengolahan

    Uang Distribusi Wilayah Timur Indonesia melalui Depo Kas Utama di Jawa Timur

    Layanan Kas yang Prima

    Kerjasama dengan Instansi dan penyedia jasa layanan transportasi Penyusunan MoU dengan

    penyedia jasa layanan transportasi (misalnya PELNI, KAI, Susi Air, Wings Air dll)

    Kerjasama dgn TNI AL utk layanan kas di daerah terpencil & perbatasan baik bilateral maupun ikut serta dlm event khusus (SBKS & Bhakesra)

    Kerjasama dengan Bank Sentral Papua New Guinea. Kerjasama penggunaan

    mata uang Rupiah dan Kina di perbatasan

    Evaluasi Bye Laws TUKAB Nasional

    Pembukaan Kas Titipan Baru