Top Banner
KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN KEPADA CAMAT DAN LURAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (SKRIPSI) OLEH: MUHAMMAD IQBAL WAHYUDI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
56

KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

May 03, 2019

Download

Documents

duongkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN KEPADA

CAMAT DAN LURAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH

(SKRIPSI)

OLEH:

MUHAMMAD IQBAL WAHYUDI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

ABSTRACT

TAX COLLECTION POLICY OF LAND AND BUILDING TAX - URBAN

AND RURAL TO SUBDISTRICT HEAD AND VILLAGE CHIEF IN

BANDAR LAMPUNG AND ITS CONTRIBUTION TO

DISTRICT OWN SOURCE REVENUE

By

MUHAMMAD IQBAL WAHYUDI

Land and Building Tax - Urban and Rural (PBB-P2) in the era of regional

autonomy and fiscal decentralization, becomes local tax as statedd on Constitution

Number 28 in 2009 about Regional Taxes and Regional Retribution. Local

Government of Bandar Lampung has made improvements on managing PBB-P2

for years, and in 2015 Regulatory of Mayor Number 09 in 2015 About The

Devolution of Half-Power to Collect PBB-P2 to Subdistrict Head and Village

Head in The City of Bandar Lampung.

Based on the description above, the author discusses the tax collection policy of

land and building tax - urban and rural to Subdistrict Head and Village Chief in

Bandar Lampung and ressisting factors of tax collect.

This research used empirical and jurisdiction approaches by using primary and

secondary data coming from literary study and fiels. Data were analyzed

qualitatively

The author obtained two results on this research: PBB-P2 collection management

tasks delegated to subdistrict head and village chief was Documenting PBB-P2,

Submission SPPT PBB-P2, Billing PBB-P2; The impact of devolution is

Subdistrict and Village Collectors find new tax objects which is not found by UPT

Dispenda; and PBB-P2 total district own source revenue in 2015 was 32.11% or

Rp. 48,170,457,140,-. Ressisting factors are: coordination between relevant

agencies are less effective; There is no law set against taxpayers who do not make

payments; some people not aware of the importance of paying taxes; and many

taxpayers who are difficult to reach; miss documenting taxpayer.

There are some advices for this research: Regulating the law against taxpayers

who do not make payments: Optimizing the role of the Subdistrict and Village

Collector with insentive and dissentive.

Keywords: Policy, Devolution, Data Collecting, Collecting, PBB-P2.

Page 3: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

ABSTRAK

KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK

BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN

KEPADA CAMAT DAN LURAH DI KOTA BANDAR

LAMPUNG SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Oleh

MUHAMMAD IQBAL WAHYUDI

Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2) menjadi

pajak daerah sesuai Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, dan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pendapatan

Daerah sepenuhnya dan dikelola oleh UPT yang ditempatkan di setiap Kecamatan

di Bandar Lampung. Tahun 2015 dikeluarkan Perwali No. 09 Tahun 2015

Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2 Kepada Camat

Dan Lurah Se-Kota Bandar Lampung.

Permasalahannya adalah bagaimana kebijakan dan dampak pelimpahan sebagian

kewenangan pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar

Lampung dan Faktor – Faktor penghambat kebijakan tersebut.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan normatif dan empiris dengan data

primer dan data sekunder, dimana masing – masing data diperoleh dari penelitian

kepustakaan dan lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif

Hasil pembahasan, yaitu: Tugas Pengelolaan pemungutan PBB-P2 yang

dilimpahkan kepada Camat dan Lurah adalah Pendataan PBB-P2, Penyampaian

SPPT PBB-P2 massal, penagihan PBB-P2; Dampak dari pelimpahan wewenang

ini adalah ditemukan objek pajak baru yang meningkatkan target penerimaan

PBB-P2; dan Jumlah pendapatan PBB-P2 tahun 2015 adalah 32,11% atau Rp.

48.170.457.140,-. Faktor penghambatnya adalah: Koordinasi antar instansi terkait

kurang efektif; Tidak ada sanksi yang mengikat terhadap wajib pajak yang tidak

melakukan pembayaran; sikap apatis dari masyarakat yang tidak menyadari

pentingnya membayar pajak; dan banyak wajib pajak yang sulit dijangkau;

kesalahan pendataan objek pajak.

Saran dalam penelitian ini adalah: Dibuatnya peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang sanksi kepada wajib pajak PBB-P2 yang melanggar; Perlu

adanya upaya optimalisasi peran Kolektor Kecamatan dan Kelurahan melalui

insentif dan disentif.

Kata Kunci: Kebijakan, Pelimpahan, Pendataan, Pemungutan, PBB-P2

Page 4: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN KEPADA

CAMAT DAN LURAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH

OLEH:

MUHAMMAD IQBAL WAHYUDI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan
Page 6: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan
Page 7: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April 1994.

Penulis merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara dari

pasangan Ayahanda Drs. Zubaidi Munziri (Alm) dan

Ibunda Masyani Damiri. Pendidikan formal yang pernah

ditempuh oleh penulis, yaitu TK Amanah Karawaci,

Tangerang, diselesaikan tahun 1999; SD Negeri Rama 1

Tangerang, diselesaikan tahun 2006; SMP Negeri 6 Tangerang, diselesaikan tahun

2009; SMA Negeri 5 Tangerang, diselesaikan tahun 2012

Selanjutnya pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiwa Fakultas Hukum

Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) Jalur Undangan, program pendidikan Strata 1 (S1) dan mengambil

bagian Hukum Administrasi Negara (HAN). Penulis juga telah mengikuti

program pengabdian langsung kepada Masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Pekon Pampangan, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat,

selama 60 hari pada bulan Januari - Maret 2016.

Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan, baik

di internal dan eksternal kampus, di internal kampus penulis mengawali karirnya

di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Hukum Unila sebagai Anggota Muda

Barisan Intelektual Muda (BIM) 2012-2013, BEM Hukum Unila sebagai Anggota

Dinas Agitasi dan Propaganda 2013-2014, lalu diamanatkan menjadi Wakil

Gubernur BEM Hukum Unila 2014-2015. Di eksternal kampus penulis aktif

sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) diawali pada Basic Training LK

I di Komisariat Hukum Unila pada tahun 2012, Selama berproses di HmI

Komisariat Hukum Unila penulis diamanahkan menjadi Presidium HmI

Komisariat Hukum Unila.

Page 8: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Mama dan Ayah (Alm),

Atas dukungan, doa, dan nasihat yang menjadi jembatan perjalananku

Page 9: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

MOTTO

“...then which of the favors of your lord will you deny?”

(Ar Rahman)

“Do or Do Not, There is No Try”

(Yoda)

“Wewenang yang dijalankan dengan tidak baik, akan menjadikan bawahan anda

berwenang memimpin anda”

(Penulis)

YAKIN USAHA SAMPAI

Page 10: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

SANWACANA

Puji syukur Penulis kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kebijakan Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pajak

Bumi Dan Bangunan - Perkotaan Dan Pedesaan Kepada Camat Dan Lurah

Di Kota Bandar Lampung Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli

Daerah”, Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dalam

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati Penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. FX. Sumardja S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan kepada Penulis selama menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ibu Eka Deviani S.H.,M.H.. selaku Dosen Pembimbing II yang telah juga

memberikan bimbingan kepada Penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. selaku Pembahas I dan Ketua Jurusan

Hukum Administrasi Negara yang telah memberikan saran dan kritik yang

membangun kepada Penulis dan memberikan arahan kepada Penulis

selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H. selaku dosen Pembahas II yang juga

telah banyak memberi saran dan kritik yang membangun kepada Penulis.

Page 11: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

6. Ibu Dra Dedeh Ernawati .F. M.Si. sebagai Kepala Bidang Perencanaan dan

Pengendalian Operasional Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar

Lampung yang telah membantu memberikan data-data yang diperlukan

penulis ketika menyelesaikan Skripsi ini.

7. Kepada pihak Kecamatan Kedaton dan Kelurahan Kedaton terima kasih

atas bantuannya hingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

8. Bapak Dwi Pujo Prayitno, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menjadi

mahasiswa.

9. Bapak Dr. Hamzah, S.H., M.H., Wakil Dekan bagian Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Pak Rusmialdi S.H.,

Kasubbag kemahasiswaan yang telah banyak memberi dorongan semangat

dan pengarahan selama penulis berproses di Lembaga Kemahasiswaan

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

10. Bapak dan Ibu dosen pada Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

telah membimbing dan memberikan ilmunya yang semoga bermanfaat

bagi penulis.

11. Untuk Ibunda Masyani Damiri dan Ayah Drs. Zubaidi Muziri (Alm)

tercinta tiada kata yang dapat ditulis untuk semua pengorbanan, cucuran

keringat dan limpahan kasih sayang yang selama ini penulis rasakan.

12. Kakak – Kakakku, Febriyanti Zubaidi, S.Si., Desiadini Adila, A.Md., Budi

Mulyadi, M.Pd, terima kasih banyak kalian telah memberikan tauladan

sebuah proses pendewasaan hidup kepada penulis, dan atas semua bantuan

materi dalam pemenuhan penulisan Skripsi ini. Dan Keponakanku

Page 12: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

tersayang, Muhammad Alief Nodesta Putra, dan Amanda Aishazahra M.,

semoga tuhan menempatkan mimpi – mimpi kalian diatas langit, agar

kalian dapat mengejar mimpi – mimpi itu kelak.

13. Keluarga Besar Damiri yang selalu membantu, memberikan do’a,

semangat dan dukungan untuk penulis.

14. Saudara seperjuanganku Angkatan 2012 HmI KHU Aditya Achmad

Akbar, Arief Triwibowo, Raden Arief Fadlilah, Bonifa Refsi, James

Reinaldo, Ragiel Armanda, Putri Utami, Sari Tirta, RB Pratama, Bayu

Nusantara, Afif Ishar, Belardo Prasetya, Dimas Rilo, M. Arief Alghafiqi,

Risky Khairullah, Nandha Risky, Sumaindra Jarwadi, Yudha Prawira,

Yudha Agung, Silvia Lismarini, yang selama penulis mengabdi di HmI

KHU selalu memberikan penulis semangat dan dorongan dalam berproses,

angkatan kita terbaik!

15. Kanda – kanda Hmi KHU, Suntan Satriareva, Azam Akhmad, Andriawan

Kusuma, Galuh Kafhi, Taufik Ardiansyah, Bagus Priasmoro, Insan

Tarigan, M. Havez, Dani Amran, Hardiansyah, Rindi Purnama, Herdy

Alwan, M. Jeffry Rananda, Zulkifli Hakim, Yefri Febriansyah, Aditya

Rahman, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

selama berproses.

16. Adinda – adinda terbaik HmI KHU, angkatan 2013/Anti Stagnasi,

angkatan 2014/Victoria Bonafide, angkatan 2015/Cordova Hugo dan

2016/Alexandria Descartes, terima kasih telah aktif dalam berproses,

semoga proses kalian dapat berguna di kemudian hari, dan teruslah jalani

Page 13: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

kehidupan dengan keyakinan dan usaha yang maksimal untuk mencapai

tujuan kita semua.

17. Keluarga besar Bapak Heriyanto dan Ibu Mujiasih yang telah memberikan

penulis tempat bernaung selama menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

bersama dengan Melisa Rahmaini, Aradila Irsalina, Fachrul Rozie, Heru

Nurcahyadi, Furqon Dwi Cahya, Ipnika Nurfasari, Hanifah Hanum, Dewi

Lestari, Silva Anggun di Pekon Pampangan, Kecamatan Sekincau,

Lampung Barat. Kalian telah menjadi keluarga, terima kasih atas

pengalamannya, kalian semua ular!

18. Kepada Shintya Sardi terima kasih telah menjadi partner kerja dalam

memimpin BEM Hukum Unila 2014 – 2015, dan seluruh pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Hukum Universitas Lampung periode 2012-

2013, 2013-2014, 2014-2015, terima kasih banyak atas semua dedikasi

serta kerjasama yang diberikan sehingga kita semua sadar akan pentingnya

organisasi dalam kehidupan. Teruslah ukir sejarah terbaik bagi kehidupan

kalian.

19. Seluruh panitia Yupture dan Yupture 2014 yang telah menjadi tempat

bagi penulis untuk belajar. Teruskan tekad yang sudah kita sama – sama

bangun di Acara ini.

20. Murni Triana, atas perhatian, kesabaran, dorongan semangat, dan solusi

dalam setiap langkah yang diambil penulis. Semoga ini menjadi langkah

baru dalam bagian kehidupan kita.

21. Seluruh Civitas Fakultas Hukum Universitas Lampung yang sudah

membantu dan membimbing penulis baik di dalam maupun di luar kelas

Page 14: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

selama penulis aktif berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Dan semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebutkan namanya satu

– persatu. Semoga apa yang telah kalian berikan akan mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhir kata, dengan penuh kerendahan hati, penulis memohon maaf yang sebesar –

besarnya atas kekurangan pada Skripsi ini. Namun demikian, Penulis berharap

semoga penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu hukum pada khususnya.

Bandar Lampung, 1 Juni 2016

Penulis

Muhammad Iqbal Wahyudi

Page 15: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN

MOTO

SANWACANA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................5

C. Ruang Lingkup ...................................................................................................5

D. Tujuan Penelitian ...............................................................................................5

E. Kegunaan Penelitian ...........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pemerintah ........................................................................................7

1. Pengertian Kebijakan Pemerintah...........................................................7

2. Macam-Macam Kebijakan Pemerintah................................................11

3. Asas – Asas Umum Pemerintahan yang Baik ......................................12

B. Kewenangan Pemerintah ..................................................................................14

1. Pengertian Kewenangan Pemerintah ....................................................14

2. Sumber Kewenangan Pemerintah..........................................................16

3. Perolehan Wewenang ...........................................................................18

C. Pajak ................................................................................................................19

1. Pengertian Pajak ...................................................................................19

2. Fungsi Pajak dan Klasifikasi Pajak ......................................................21

3. Manfaat Pajak .......................................................................................22

4. Pajak Daerah .........................................................................................23

5. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan .................................................24

6. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan .......................25

7. Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Peningkatan Pendapatan

Asli Daerah ..........................................................................................26

8. Pajak Bumi dan Bangunan – Perdesaan dan Perkotaan(PBB – P2)......28

Page 16: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah .......................................................................................30

B. Sumber Data ...................................................................................................30

C. Prosedur Pengumpulan Data .........................................................................33

D. Pengolahan Data .......................................................................................... 34

E. Analisis Data .................................................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................................36

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung.....................................36

2. Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung..............................................41

3. Kelurahan Kedaton Kota Bandar Lampung...............................................44

B. Kebijakan dan Dampak Pelimpahan Sebagian Kewenangan

Pemungutan PBB-P2 ......................................................................................46

1. Kebijakan Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2

Kepada Camat Dan Lurah di Kota Bandar Lampung Serta

Kontribusinya ...........................................................................................46

2. Dampak Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2

Kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar

Lampung...................................................................................................58

C. Faktor – Faktor Penghambat dalam Kebijakan Pelimpahan Sebagian

Kewenangan Pemungutan PBB-P2 Kepada Camat dan Lurah di Kota

Bandar Lampung.............................................................................................60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................64

B. Saran .................................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Target dan Realisasi PBB-P2 di Kota Bandar Lampung

(Tahun 2012 – 2014)....................................................................................3

Tabel II. Target dan Realisasi PBB-P2 di Kota Bandar Lampung sampai

Tahun 2015..............................................................................................54

Page 18: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat.1

Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang memiliki kepentingan.

Kepentingan yang timbul dari individu – individu tersebut menghasilkan salah

satu produk masyarakat yang dinamakan pajak. Dalam hal peningkatan

kesejahteraan masyarakat, pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan

pembangunan nasional. Berkaitan dengan hal tersebut pentingnya pengelolaan

pajak tersebut menjadi prioritas bagi pemerintah.

Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

Perpajakan, Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu aspek

penunjang dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional selain

dari aspek sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya

1Erly Suandy, Hukum Pajak, (Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2000), hlm. 5

Page 19: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

2

adalah ketersediaan dana pembangunan baik yang diperoleh dari sumber-sumber

pajak maupun non pajak.

Pelaksanaan penggolongan jenis pajak menurut lembaga pemungutnya dibagi

menjadi dua jenis pajak, yaitu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, yang sering disebut dengan

pajak pusat dan pajak daerah. Pajak Pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen

Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat

dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBN. Sedangkan

pajak daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam

pelaksanaannya sehari – hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah, Hasil dari

pemungutannya akan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBD.2

Salah satu sektor pajak terbesar adalah Pajak Bumi dan Bangunan. PBB

merupakan jenis-jenis pajak sangat potensial dan strategis sebagai sumber

penghasilan Negara dalam rangka membiayai penyelenggaraan dan pembangunan

pemerintahan. Penghasilan dari sumber pajak yang diperoleh dari PBB merupakan

salah satu faktor pemasukan bagi Negara yang cukup potensial dan memiliki

kontribusi besar terhadap pendapatan negara jika dibandingkan dengan sektor

pajak lainnya.

Seiring dengan era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, salah satunya adalah

dengan diserahkannya pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan

2 Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas, Hukum Pajak, (Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2001),

hlm. 18

Page 20: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

3

dan Pedesaan (PBB-P2) menjadi pajak daerah sebagai amanah dari Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana

proses devolusinya bertahap hingga tahun 2014. Disadari oleh Pemda

Kabupaten/Kota ternyata pengelola PBB-P2 bukan hal mudah. Dibutuhkan

ketelitian dalam penyiapan kebijakan dan desain pokok ketapannya agar dapat

diterima oleh masyarakat dan memenuhi ekspektasi pemerintah daerah sebagai

pengelolanya.

Pengaturan mengenai pengelolaan PBB-P2 di Bandar Lampung tertera dalam

Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, bahwa Pengelolaan

segala bentuk pajak daerah berada dibawah naungan Dinas Pendapatan Daerah

(Dipenda). Dalam beberapa tahun berjalan lingkup tugas dalam pengelolaan

pemungutan PBB-P2 berada pada kewenangan UPT Dinas Pendapatan Daerah

yang ditempatkan disetiap Kecamatan di wilayah Bandar Lampung, namun hal ini

dirasa kurang efektif dan optimal, sebab terkadang masih kurangnya penjaringan

objek – objek pajak baru dan penyesuaian NJOP sesuai kondisi riil di lapangan

yang dilakukan oleh UPT Dipenda.

Sejak Tahun 2012 telah diperoleh pendapatan Pajak Sektor PBB-P2 sebanyak:

Tabel I. Target dan Realisasi PBB-P2 di Kota Bandar Lampung (Tahun 2012 – 2014)

No Tahun Target Realisasi %

1 2012 51.500.000.000,00 39.082.402.187,00 75,89%

2 2013 80.000.000.000,00 45.891.610.670,00 57,36%

3 2014 85.000.000.000,00 46.804.938.319,00 55,06%

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung, Data diolah, 2015.

Page 21: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

4

Data diatas menunjukkan penurunan secara terus – menerus setiap tahunnya

dalam hal penerimaan PBB-P2, hal inilah yang mendorong pemerintah Kota

Bandar Lampung untuk terus mengeluarkan kebijakan – kebijakan untuk

mengoptimalisasi Pendapatan Asli Daerah dari sektor PBB-P2.

Pada Tahun 2015, dikeluarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 09

Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2

Kepada Camat Dan Lurah Se-Kota Bandar Lampung, dengan lingkup tugas

Pengelolaan yang dilimpahkan kepada Camat dan Lurah sesuai yang tercantum di

Pasal 4 ayat (2) meliputi: Pendataan, Penyampaian SPPT PBB-P2 Massal,

Penagihan PBB-P2.

Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan PBB-P2 yang tidak dapat

dioptimalkan oleh UPT Dipenda agar dapat dioptimalkan oleh Camat dan Lurah

setempat.

Dari uraian tersebut diatas maka penulis perlu untuk membahas penelitian ini

dengan judul : “Kebijakan Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pajak Bumi Dan

Bangunan Perkotaan Dan Pedesaan Kepada Camat Dan Lurah Di Kota Bandar

Lampung Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah”.

Page 22: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kebijakan dan dampak pelimpahan sebagian kewenangan

pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar Lampung serta

kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah?

2. Faktor – faktor apa sajakah yang menjadi penghambat kebijakan Pelimpahan

sebagian kewenangan pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota

Bandar Lampung?

C. Ruang Lingkup

Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka penulis membatasi ruang lingkup

mengenai kebijakan dan dampak pelimpahan sebagian kewenangan pemungutan

PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar Lampung pada Kantor

Kecamatan Kedaton dan Kantor Kelurahan Kedaton, dan mengenai Faktor –

faktor apa sajakah yang menjadi penghambat kebijakan Pelimpahan sebagian

kewenangan pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar

Lampung pada Kantor Kecamatan Kedaton dan Kantor Kelurahan Kedaton.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan dan dampak pelimpahan sebagian kewenangan

pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan Lurah di Kota Bandar Lampung serta

kontribusinya.

Page 23: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

6

2. Untuk mengetahui faktor – faktor menjadi penghambat dalam kebijakan

Pelimpahan sebagian kewenangan pemungutan PBB-P2 kepada Camat dan

Lurah di Kota Bandar Lampung.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan atau

bahan kajian hukum serta berguna untuk menambah dan memperluas ilmu

pengetahuan hukum dalam bidang Hukum Administrasi Negara dan juga untuk

dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Hasil penelitian ini juga

diharapkan memberikan kontribusi dan masukan bagi pelaksanaan penelitian di

bidang yang sama untuk masa mendatang pada umumnya dan masukan bagi

pihak – pihak yang berkepentingan dalam Pelaksanaan Perpajakan di Kota

Bandar Lampung serta sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya pada

Hukum Pajak.

2. Kegunaan Praktis

a. Kegunaan praktis bagi masyarakat, yaitu dapat memberikan informasi

mengenai Kebijakan Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pajak Bumi Dan

Bangunan - Perkotaan Dan Perdesaan Kepada Camat Dan Lurah Di Kota

Bandar Lampung Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

b. Kegunaan praktis bagi peneliti, sebagai bahan latihan dalam penulisan karya

ilmiah sekaligus melatih peneliti dalam mengungkapkan adanya semacam

permasalahan tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan

permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah yang baik.

Page 24: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pemerintah

1. Pengertian Kebijakan

Pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai tanggung jawab kepada

rakyatnya. Fungsi pemerintah adalah menyelenggarakan negara berdasarkan

kewenanganya. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah merupakan dasar

bagi pembuatan sampai penetapan kebijakan. Peran pemerintah sangat

menentukan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Permasalahan yang terjadi dimasyarakat akan terselsaikan dengan baik melalui

kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah sebagai penentu dari penyelesaian masalah yang terjadi dimasyarakat

bisa dilhat dari hasil kebijakan yang ditetapkannya. Perencanaan, penyusunan

sampai penetapan kebijakan akan sangat menentukan efektifitas kebijakan itu

sendiri. Kebijakan harus mempunyai output yang signifikan dalam penyelsaian

masalah yang sedang terjadi.

Menurut Wiliiam N. Dunn Kebijakan Publik (Public Policy) adalah Pola

ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling

tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat

Page 25: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

8

oleh badan atau kantor pemerintah.3 Pengertian kebijakan publik diatas

menyebutkan segala tindakan dari pemerintah baik yang dilakukan maupun yang

tidak dilakukan berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan. Keputusan tersebut

bersumber dari pilihan kolektifitas yang mempunyai keterkaitan satu sama lainnya

dan dibuat oleh lembaga yang berwenang.

Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang

biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang

mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan

bertanggung jawab melayani kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian

publik itu sendiri dalam Bahasa Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat

atau umum.

Kebijakan publik merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam

mengendalikan pemerintahannya. Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah,

kebijakan publik dan hukum mempunyai peranan yang penting. Pembahasan

mengenai hukum dapat meliputi dua aspek: aspek keadilan menyangkut tentang

kebutuhan masyarakat akan rasa adil di tengah sekian banyak dinamika dan

konflik di tengah masyarakat dan aspek legalitas ini menyangkut apa yang disebut

dengan hukum positif yaitu sebuah aturan yang ditetapkan oleh sebuah kekuasaan

negara yang sah dan dalam pemberlakuannya dapat dipaksakan atas nama

hukum.4 Jadi kebijakan merupakan seperangkat keputusan yang diambil oleh

3 William N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik,(Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2003) ,

hlm.132 4 Wibowo Edi. Hukum dan Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Administrasi

Publik Indonesia, 2004), hlm. 18

Page 26: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

9

pelaku-pelaku politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk

mencapainya.

Kebijaksanaan atau kebijakan (policy) dapat diartikan, baik secara teoritik

maupun praktikal. Secara teoritikal kebijakan (policy) dapat diartikan secara luas

maupun secara sempit. Kebijaksanaan atau kebijakan secara praktikal erat

kaitannya dengan hukum positif, yaitu teori hukum positif yang mempunyai

obyek berupa gejala-gejala dari hukum yang berlaku dalam masyarakat (pada

waktu tertentu, mengenai masalah tertentu, dan dalam lingkungan masyarakat

(negara) tertentu yang memberikan dasar pemikiran tentang jiwa dalam hukum

tersebut).5

Hubungan antara teori hukum dengan hukum positif dengan demikian merupakan

hubungan yang bersifat dialektis, karena hukum positif ditetapkan berdasarkan

pada teori-teori hukum yang dianut (pada waktu tertentu, mengenai hal tertentu,

dan di masyarakat/negara tertentu), dan bagaimana dalam pencapaiannya

(implementasinya). Ini berarti bahwa hukum positif ditetapkan, berdasarkan pada

teori-teori hukum yang dianut. Hukum positif dalam penerapannya

(implementasinya) tidak jarang dihadapkan pada suatu gejala yang memaksa

untuk dilakukan peninjauan kembali teori-teori hukum yang dianut, dan

memperbaharuinya, sehingga mempunyai sifat timbal-balik.6

5 Ibid, hlm. 20

6 Hermien Hadiati Koeswadji. Hukum Untuk Perumahsakitan, (Bandung: Citra Aditya Bakti,

2002), hlm. 107-108.

Page 27: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

10

Hukum dan kebijakan publik yang identik merupakan kebijakan pemerintah

sesungguhnya saling terkait satu dengan yang lainnya. Bahkan pada bidang ini

juga akan terlihat bahwa hubungan hukum dan kebijakan pemerintah tidak

sekedar terdapatnya kedua hal itu dibicarakan dalam satu topik atau pembicaraan,

keduannya dapat saling mengisi dan melengkapi namun lebih dari itu antara

hukum dan kebijakan publik pada dasarnya saling tergantung satu sama lainnya,

kedua terminologi diartikan sebagai hukum positif yang berlaku pada sebuah

Negara dan ketika penerapan hukum (rechtsoepassing) dihubungkan dengan

implementasi kebijakan pemerintah maka keduanya pada dasarnya saling

tergantung.

Keterkaitan secara mendasar adalah nampak pada atau dalam kenyataan bahwa

pada dasarnya penerapan hukum itu sangat memerlukan kebijakan publik untuk

mengaktualisasikan hukum tersebut di masyarakat, sebab umumnya produk-

produk hukum yang ada itu pada umumnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat

umum dan karena cakupannya yang luas dan bersifat nasional maka tidak jarang

produk-produk hukum atau undang-undang yang ada itu tidak mampu mengatur

seluruh dinamika masyarakat yang amat beragam di daerah tertentu.

Hubungan hukum dan kebijakan publik yang merupakan kebijakan publik dapat

dilihat adalah pemahaman bahwa pada dasarnya kebijakan publik umumnya harus

dilegalisasikan dalam bentuk hukum, disini berlaku suatu pendapat bahwa sebuah

hukum adalah hasil dari kebijakan publik. Dari pemahaman yang demikian itu

dapat dilihat keterkaitan di antara keduanya dengan sangat jelas. Bahwa

sesungguhnya antaran hukum dan kebijakan publik itu pada dasarnya tataran

Page 28: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

11

praktek yang tak dapat dipisahkan. Keduanya berjalan masing-masing dengan

prinsip-prinsip saling mengisi, sebab logikanya sebuah produk hukum tanpa ada

proses kebijakan publik di dalamnya maka produk hukum itu kehilangan makna

substansi. Dengan demikian sebaliknya sebuah proses kebijakan publik tanpa ada

legalisasi dari hukum tertentu akan sangat lemah dimensi operasionalnya.7

2. Macam-Macam Kebijakan Pemerintah

Setiap negara terdiri dari berbagai macam bidang kehidupan, seperti: sosial,

hukum, budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan. Dalam

kehidupannya, suatu negara pasti akan menghadapi suatu masalah. Oleh karena

itu, setiap negara pasti punya kebijakan masing-masing untuk mengatasi masalah

yang bermacam-macam. Kebijakan pemerintah adalah seperangkat keputusan

yang saling berhubungan, diambil oleh seorang atau sekelompok pengambil

keputusan berkenaan dengan pemilihan tujuan dan sarana pencapaiannya dalam

suatu situasi khusus dimana keputusan-keputusan itu seharusnya. Kebijakan

pemerintah terdiri dari, yaitu kebijakan publik dan kebijakan sosial.

Kebijakan publik adalah segala peraturan dan tindakan pemerintah yang disusun

serta dilaksanakan untuk kepentingan umum atau masyarakat (publik). Setiap

kebijakan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah pasti memiliki

tujuan. Tujuan pembuatan kebijakan publik pada dasarnya adalah untuk:

Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat, Melindungi hak-hak masyarakat,

Mewujudkan ketentraman dan kedaimaian dalam masyarakat, Mewujudkan

kesejahteraan masyarakatat.

7 Muchsin. Hukum Dan Kebijakan Publik, (Malang: Aneroes Press, Malang, 2002), hlm. 57-58.

Page 29: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

12

Kebijakan publik dapat berupa kebijakan yang berbentuk peraturan, undang-

undang, tindakan pemerintah, dan program pemerintah. Kebijakan publik yang

berbentuk peraturan dan undang-undang ada yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat dan ada pula yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Peraturan dan

undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah pusan antara lain Undang-

undang (UU), peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu), peraturan

yang ditetapkan oleh pemerintah daerah antara lain peraturan daerah (Perda),

Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/ Bupati/ Walikota) dan sebagainya.

Sedangkan kebijakan sosial sangat berfungsi dalam menciptakan kesejahteraan

bagi penduduk di suatu negara. Pekerja sosial sebagai tenaga yang sangat

dibutuhkan kontribusinya untuk ikut menentukan dan membuat perancangan

kebijakan sosial strategis. Pekerja sosial haruslah aktif dalam merespon situasi

perubahan dan perkembangan kondisi global, sehingga dapat bersama dengan

pemerintah melakukan rancangan yang efektif dalam mensejahterakan

masyarakat.

3. Asas – Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB)

a. Ridwan HR

Pemahaman mengenai AAUPB tidak hanya dapat dilihat dari segi

kebahasaan saja namun juga dari segi sejarahnya, karena asas ini timbul

dari sejarah juga. Dengan bersandar pada kedua konteks ini, AAUPB

dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan dasar dan tatacara

dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara

Page 30: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

13

demikian penyelenggaraan pemerintahan menjadi baik, sopan, adil,

terhormat, bebas dari kedzaliman, pelanggaran peraturan tindakan

penyalahgunaan wewenang, dan tindakan sewenang-wenang.8

b. Jazim Hamidi

Definisi AAUPB menurut hasil penelitian Jazim Hamidi, antara lain :

AAUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang dalam

lingkungan hukum Administrasi Negara. AAUPB berfungsi sebagai

pegangan bagi para pejabat administrasi negara dalam menjalankan

fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim administrasi dalam menilai

tindakan administrasi negara (yang berwujud penetapan atau beschikking)

dan sebagai dasar pengajuan gugatan bagi pihak penggugat. Sebagian

besar dari AAUPB masih merupakan asas-asas yang tidak tertulis, masih

abstrak, dan dapat digalidalam praktik kehidupan di masyarakat. Sebagian

asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan terpencar dalam

berbagai peraturan hukum positif.9

c. Crince le Roy

Konsepsi AAUPB menurut Crince le Roy yang meliputi: asas kepastian

hukum, asas keseimbangan, asas bertindak cermat, asas motivasi untuk

setiap keputusan badan pemerintah, asas tidak boleh mencampuradukkan

kewenangan, asas kesamaan dalam pengambilan keputusan, asas

permainan yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas menanggapi

pengharapan yang wajar, asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan

yang batal, dan asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi.

8 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 247

9 Nomensen Sinamo. Hukum Administrasi Negara. (Jakarta: Jala Permata Aksara, 2010). hlm. 142

Page 31: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

14

Koentjoro menambahkan dua asas lagi, yakni: asas kebijaksanaan dan asas

penyelenggaraan kepentingan umum.

d. Philipus M. Hadjon

AAUPB yang telah mendapat pengakuan dalam praktek hukum di

Belanda, yaitu asas persamaan, asas kepercayaan, asas kepastian hukum,

asas kecermatan, asas pemberian alasan (motivasi), larangan

penyalahgunaan wewenang dan larangan bertindak sewenang-wenang.10

B. Kewenangan Pemerintah

1. Pengertian Kewenangan Pemerintah

Kewenangan secara umum merupakan lingkup kekuasaan yang dimiliki seseorang

atau kelompok untuk memerintah, mengatur, dan menjalankan tugas di bidangnya

masing-masing. Kewenangan merupakan unsur dari kekuasaan yang dimiliki

seseorang. Dalam berkuasa biasanya seorang pemegang kuasa berwenang untuk

menjalankan kekuasaannya sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya.

Menurut Kaplan kewenangan adalah kekuasaan Formal yang berhak untuk

mengeluarkan perintah dan membuat peraturan-peraturan serta berhak

mengharapkan kapatuhan terhadap peraturan-peraturan 11

.

Adapun pengertian kewenangan menurut Budihardjo adalah Kewenangan adalah

kekuasaan yang dilembagakan, kemampuan untuk melakukan tindakan hukum

tertentu yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum, dan hak yang

10

Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press , 2008), hlm. 270 11

Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan, Power and Society, (New Haven: Yale University

Press, 2011), hlm. 6

Page 32: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

15

berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau

menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu.

Pengertian kewenangan menurut Stout adalah Pengertian yang berasal dari hukum

organisasi pemerintah, yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan yang

berkenaan dengan perolehandan penggunaan wewenang-wewenang pemerintah

oleh subjek hukum publik di dalam hubungan hukum publik.

Adapun pengertian kewenangan menurut Tonaer adalah kemampuan untuk

melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu, dapat diciptakan hubungan

hukum antara pemerintah dengan warga negara. Otoritas atau kewenangan sering

didefinisikan sebagai kekuasaan, kekuasaan yang memerintahkan kepatuhan

kekuasaan itu meletakkan kleimnya atas otoritas yang dikuasai. Yang dimaksud

dengan otoritas atau wewenang ialah hak yang sudah didirikan, dalam ketertiban

sosial manapun, untuk menetapkan kebijaksanaan, untuk mengumumkan

keputusan pertimbangan atas pokok persoalan yang relevan, dan untuk

mendamaikan pertentangan-pertentangan, atau pembimbing bagi orang-orang

lain.

Berdasarkan uraian definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian

kewenangan adalah kekuasaan yang dilembagakan berdasarkan peraturan-

peraturan yang diharapakan agar peraturan - peraturan tersebut dapat di patuhi.

Sehingga kewenangan merupakan ketentuan dalam kekuasaan yang bisa

digunakan oleh seorang pemegang kuasa untuk menjalankan roda

kepemimpinannya.

Page 33: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

16

2. Sumber Kewenangan Pemerintah

Terdapat empat macam Jenis dan Bentuk Kewenangan, yaitu Atribusi, Delegasi,

dan Mandat:

a. Atribusi

Kewenangan atribusi, adalah bentuk kewenangan yang didasarkan atau

diberikan oleh UUD atau Undang-Undang kepada suatu lembaga

negara/pemerintahan. Kewenangan tersebut terus menerus dan dapat

dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan

batas-batas yang diberikan12

. Atribusi berkenaan dengan Contoh:

kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kota Bandar Lampung

dalam melaksanakan pengelolaan PBB-P2 yang tercantum dalam Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pemerintah daerah Kota Bandar Lampung, memiliki kewenangan penuh

dalam hal pengelolaan PBB-P2, yang selanjutnya mengenai teknis

pengelolaannya tertuang dalam Peraturan Walikota No. 09 Tahun 2015.

b. Delegasi

Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ

pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya. Delegasi menyangkut

pelimpahan wewenang yang telah ada, dimana organ tersebut telah

memperoleh wewenang secara atributif, baru dapat melimpahkan ke organ

lainnya. Tanggung jawab dan tanggung gugat wewenang delegasi ini

12

Muhamad Hakim Sidqie, Macam dan Bentuk Kewenangan, http://sidqioe.blogspot.co.id,

Diakses pada 7 November 2015 pukul 15.59 WIB

Page 34: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

17

adalah penuh milik delegataris. Contohnya terjadi pelimpahan suatu

wewenang yang telah ada oleh Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara

yang telah memperoleh wewenang pemerintahan secara atributif kepada

Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara lainnya

c. Mandat

Mandat adalah ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya

dijalankan oleh organ lain atas namanya13

. Pada mandat tidak dibicarakan

penyerahan wewenang. Dalam hal mandat tidak terjadi perubahan

wewenang apapun dalam arti formal, yang ada hanyalah hubungan

internal. Tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelimpahan

wewenang ini berada pada pemberi mandat. Contoh ketika Pemerintah

daerah Kota Bandar Lampung diberi kewenangan atributif dari Undang-

undang dan Perda mengenai PBB-P2, pemerintah daerah Kota Bandar

Lampung, dalam hal ini Walikota, memberikan kewenangan mandatnya

kepada Camat dan Lurah sebagai satuan internal Pemerintah Kota Bandar

Lampung. Camat dan Lurah diberikan kewenangan untuk mengambil

keputusan atas nama Walikota, selama keputusannya sesuai dengan

peraturan yang ada dan membawa dampak baik untuk peningkatan PAD.

Secara yuridis wewenang dan tanggung jawab tetap berada pada Walikota,

sedangkan Camat dan Lurah secara Faktual.

13

Ridwan Hr, Op.Cit, hlm. 102

Page 35: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

18

3. Perolehan Wewenang

Perolehan wewenang berkenaan dengan pertanggungjawaban hukum dalam

penggunaan wewenang tersebut, seiring dengan salah satu prinsip dalam negara

hukum: tidak ada kewenangan tanpa pertanggungjawaban. Setiap pemberian

kewenangan kepada pejabat pemerntahan tertentu, tersirrat di dalamnya

pertanggungjawaban dari pejabat yang bersangkutan.

Wewenang yang diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal dari

peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain, organ pemerintahan

memperoleh kewenangan secara langsung dari redaksi pasal tertentu dalam suatu

peraturan perundang-undangan. Dalam hal atribusi, penerima wewenang dapat

menciptakan wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada, dengan

tanggung jawab intern dan ekstern pelaksanaan wewenang yang diatribusikan

sepenuhnya berada pada penerima wewenang.

Pada delegasi tidak ada penciptaann wewenang, yang ada hanya pelimpahan

wewenang dari pejabat yang satu kepada pejabat lainnya. Tanggung jawab yuridis

tidak lagi berada pada pemberi delegasi, tetapi beralih pada penerima delegasi.

Sementara pada mandat, penerima mandat hanya bertindak untuk dan atas nama

pemberi mandat, tanggung jawab akhir keputusan yang diambil mandataris tetap

berada pada pemberi mandat. Hal ini karena pada dasarnya, penerima mandat

adalah masih dalam skup satuan internal dari si pemberi mandat14

.

14

Ibid, hlm. 106

Page 36: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

19

C. Pajak Bumi dan Bangunan

1. Pengertian Pajak

Menurut berbagai bahasa, kata pajak dikenal sebagai tax (Bahasa Inggris), import

contribution, droit (Bahasa Perancis), steuer, abagade, gebuhr (Bahasa Jerman),

tributo, gravamen, tasa (Spanyol), belasting (Belanda).15

Di Indonesia dikenal

istilah yang disebut Pajak, dimana istilah tersebut memiliki definisi seperti yang

tertuang dalam Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 28 Perubahan Ketiga

atas Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan (selanjutnya disebut dengan UU KUP 2007), yaitu:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa ahli mendefenisikan pajak sebagai berikut :

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., pajak adalah iuran rakyat kepada kas

Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) denga tidak

mendapat jasa-jasa timbale (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.16

Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani, pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan –

peraturan dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

15

Yuswanto, Nurmayani, Marlia Eka dan Eka Deviani, Hukum Pajak, (Bandar Lampung:

PKKPUU, 2013), hlm. 3 16

Ibid, hlm. 6

Page 37: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

20

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.17

Menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets, Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang

terutang melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa

adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib, berupa uang

atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum,

guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur –

unsur :

a. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada kas Negara yang berupa uang

(bukan barang)

b. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta

aturan pelaksanaannya.

c. Dalam pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh Pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara , yakni pengeluaran

– pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

17 R. Santoso Brotodihardjo. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003),

hlm. 2

Page 38: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

21

Pajak sebagai sumber pendapatan utama pemerintah yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang bermanfaat bagi masyarakatnya.

2. Fungsi Pajak dan Klasifikasi Pajak

Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan fungsi

negara/pemerintah adapun beberapa fungsi pajak yaitu8 :

a. Fungsi pajak sebagai sumber penerimaan Negara yang aman, murah dan

berkelanjutan.

b. Fungsi pajak sebagai Instrumen keadilan dan pemerataan.

c. Fungsi pajak sebagai Instrumen kebijakan pembangunan.

d. Fungsi pajak sebagai Instrumen ketenagakerjaan.

e. Fungsi pajak sebagai Instrumen kebijakan mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim.

Di Indonesia ditetapkan berbagai klasifikasi pajak agar dapat membedakan antara

pajak yang satu dengan pajak yang lain. Jenis pajak dapat diklasifikasi menjadi 3

macam , yaitu :

a. Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung Adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada

orang lain.

2) Pajak Tidak Langsung Adalah pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Page 39: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

22

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Subjektif Adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya, dalam arti memperhatikan diri dari wajib pajak.

2) Pajak Objektif Adalah pajak yang berpangkal pada objeknya

tanpa memperhatikan keadaan dari diri wajib pajak.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

1) Pajak Pusat Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

2) Pajak Daerah Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

3. Manfaat Pajak

a. Membiayai Pengeluaran Negara. Pajak memiliki manfaat dengan

membiayai pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing, contohnya

pengeluaran untuk proyek produktif barang ekspor.

b. Membiayai Pengeluaran Produktif. Pajak dapat membiayai pengeluaran

produktif dimana pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang

memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti pengeluaran

untuk pengairan dan pertanian.

c. Membiayai pengeluaran yang bersifat self liquiditing dan tidak reproduktif

yang contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian monumen dan objek

rekreasi.

d. Membiayai pengeluaran yang tidak produktif dimana contohnya adalah

pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan

Page 40: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

23

pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu

pengeluaran bagi yatim piatu.

4. Pajak Daerah

Perpajakan daerah adalah kewajiban penduduk (masyarakat) menyerahkan

sebagian dari kekayaan kepada daerah disebabkan suatu keadaan, kejadian atau

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai suatu

sanksi atau hukuman. Perpajakan daerah tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari

daerah itu sendiri

b. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional, tetapi penetapan

tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah

c. Pajak ditetapkan atau dipungut oleh Pemerintah Daerah

d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat, tetapi

hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasilkan atau dibebani

pungutan tambahan oleh Pemerintah Daerah.

Syarat Pajak Daerah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Pajak Daerah tidak boleh bertentangan atau harus searah dengan kebijakan

Pemerintah Pusat

b. Pajak Daerah harus sederhana dan tidak terlalu banyak jenisnya

c. Biaya administrasinya harus rendah

d. Jangan mencampuri sistem perpajakan pusat menurut peraturan –

peraturan yang ditetapkan oleh daerah serta dapat dipaksakan.

Page 41: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

24

Inti dari pajak daerah dilaksanakan tidak lain adalah untuk memberikan

keleluasaan kepada pemerintah daerah dalah melaksanakan dan mengelola

Pendapatan asli daerah guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah.

5. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Keberadaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu jenis pajak dapat

dimengerti mengingat bumi dan bangunan telah memberikan keuntungan dan atau

kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang

mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan atau

bangunan tersebut. Oleh karena itu wajar dan sudah sepantasnya apabila mereka

yang memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan tersebut diwajibkan

memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada

Negara melalui pembayaran pajak.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985

Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh

bumi yang dibawahnya. Bangunan adalah konstruksi yang ditanam atau

dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan

bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang

lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau

memperoleh manfaat dari padanya.

Page 42: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

25

Pajak Bumi dan Bangunan adalah18

pajak yang dikenakan atas harta tak gerak,

maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah objeknya dan oleh karena itu

keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subjek tidak penting dan

tidak mempengaruhi besarnya pajak. Oleh karena itu pajak ini disebut juga pajak

yang objektif.

Sebagai pajak objektif mengandung pengertian bahwa timbulnya kewajiban pajak

sangat ditentukan oleh adanya objek pajak.19

Kondisi sunjektif subjek pajak tidak

mempengaruhi besarnya pajak. Walaupun pajak ini merupakan pajak obektif

tetapi tentunya akan dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya

setiap tahun dikeluarkan.

6. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam pasal 23 ayat (2) UUD

1945 yang berbunyi:

“Segala Pajak untuk kepentingan/keperluan Negara berdasarkan Undang –

Undang.”

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 pengganti Undang-Undang 12 Tahun

1985 sebagai realisasi dari amanat Garis-garis besar haluan Negara (GBHN)

Tahun 1983, sekaligus memperbaharui serta memperbaiki merupakan sistem

perpajakan diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak sehingga Negara

mampu membiayai pembangunan dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri.

18 Rochmat Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, (Bandung: PT Eresco, 1989), hlm 5 19 Darwin, Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2013), hlm 6

Page 43: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

26

Dengan demikian pembangunan itu sendiri terjamin kelangsungannya. Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

berisi mengenai pengaturan Pajak Daerah salah satunya yaitu PBB.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak

Daerah, yang berisi pengaturan tentang pajak daerah di Kota Bandar Lampung,

salah satunya PBB-P2. Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung Nomor 09

Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2

Kepada Camat Dan Lurah Se-Kota Bandar Lampung yang mengatur tentang

pengelolaan Teknis PBB-P2 di Kota Bandar Lampung sesuai amanat dari

Walikota Bandar Lampung.

7. Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dengan keluarnya Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, dimana penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan

dengan memberikan kewenangan yang seluas – luasnya, disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan

sisten penyelenggaraan pemerintahan negara, Pajak Bumi dan Bangunan

dimasukkan sebagai sumber pendapatan daerah terutama daerah kabupaten/kota

dan dikelola seadil mungkin.

Pajak yang netral artinya, pajak yang pemungutannya tidak menimbulkan distorsi,

atau bila terjadi distorsi diusahakan seminimal mungkin. Argumentasi itulah,

maka hampir seluruh pemerintahan lokal mengandalkan Pajak Bumi dan

Bangunan dalam membiayai anggarannya. Pengertian pendapatan asli daerah

Page 44: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

27

menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang

digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut Nurcholis, pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh

daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah,

dan lain-lain yang sah.

Sampai saat ini masing – masing pemerintah daerah di seluruh Indonesia terus

meningkatkan kinerja mereka untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah

masing – masing dengan membuat sebuah upaya dengan tidak membebani

masyarakatnya. Salah satu jalan yang diambil yaitu dengan cara menjadikan Pajak

Bumi dan Bangunan sebagai pajak daerah. Di banyak negara Pajak Bumi dan

Bangunan adalah pajak daerah, tetapi sampai beberapa tahun lalu Pajak Bumi dan

Bangunan adalah salah satu dari pajak pusat. Justifikasi perlunya Pajak Bumi dan

Bangunan dijadikan sebagai pajak daerah, diantaranya20

:

a. Pajak Bumi dan Bangunan memberikan hasil yang besar bagi daerah

b. Perolehan hasil Pajak Bumi dan Bangunan relatif stabil dan dapat

diprediksi

c. Pungutan Pajak Bumi dan Bangunan cukup adil, yang memiliki tanah dan

bangunan yang bernilai tinggi dikenakan pajak yang tinggi pula

d. Dasar pengenaan pajak cukup jelas dan mudah dipahami oleh wajib pajak

20

Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), hlm. 106

Page 45: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

28

8. Pajak Bumi dan Bangunan – Perdesaan dan Perkotaan (PBB – P2)

Pajak Bumi dan Bangunan – Perdesaan dan Perkotaan (PBB – P2) adalah pajak

atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh

orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Pajak Bumi dan Bangunan,

sebelumnya adalah Pajak Pusat, namun bersamaan dengan terbitnya Undang –

Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak

Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi salah satu Pajak

daerah yang dipungut dan dikelola oleh daerahnya masing – masing, hasil

penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan 100% (seratus persen) menjadi milik

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagai salah satu sumber pendapatan daerah

yang dapat digunakan untuk kegiatan pembangunan di daerah masing – masing

dengan penuh tanggung jawab.

Dibutuhkan waktu yang bertahap, agar pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di seluruh daerah di Indonesia dapat berjalan

dengan maksimal. Pada tanggal 1 Januari 2014 Pajak Bumi dan Bangunan sektor

Perdesaan dan Perkotaan sudah diterapkan secara menyeluruh di seluruh

Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Indonesia.

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi

0,3% (nol koma tiga persen) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah masing –

masing. Penerapan tarif pajak tersebut diatas, dimana terdapat klausul yang

Page 46: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

29

menyebutkan “ paling tinggi”, apabila kita cermati mempunyai beberapa makna

yang memungkinkan timbul permasalahan di masyarakat, yaitu21

:

a. Penerapan tarif tersebut lebih bersifat fleksibel, yang dapat berubah setiap

periode lima tahunan, seiring dengan pergantian pemerintah daerah, dan

masing-masing daerah kabupaten/kota memungkinkan penerapan tarif

yang tidak sama.

b. Fleksibiltas dalam penerapan tarif akan memunculkan ketidakseimbangan

antara daerah kabupaten/kota satu dengan daerah kabupaten/kota lain,

sehingga menimbulkan permasalahan rasa keadilan dikalangan masyarakat

terutama daerah yang berbatasan, karena bisa saja terjadi suatu daerah

menetapkan tarif sebesar 0,1% dan daerah lain yang berbatasan

menetapkan tarif sebesar 0,2%.

c. Pemerintah Daerah kota/kabupaten dapat menerapkan tarif 0% (nol persen)

jika diperlukan, karena undang-undang tidak memberi batasan minimal

dalam penetapan tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan, sebaliknya daerah

kota/kabupaten tertentu apabila sektor pajak ini menjadi primadona

sumber pendapatan daerah, maka dapat menerapkan tarif maksimal

sebesar 0,3%(nol koma tiga persen).

21

Amir Islamudin, PBB Perdesaan Perkotaan (P2) sebagai Pajak Daerah, http://amir-

islamudin.blogspot.com, Diakses pada tanggal 10 Juli 2015 pada pukul 20.57 WIB

Page 47: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris.

Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan

berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang

menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-

doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.

Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke

lokasi penelitian untuk melihat secara langsung penerapan peraturan

perundang-undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegakan

hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa informan yang

dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan

hukum tersebut. Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan

untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang didefinisikan sebagai berikut:

Page 48: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

31

1. Data Primer

Data Primer adalah sumber data yang didapat langsung dari pihak terkait.

Dengan demikian, data primer merupakan data yang diperoleh dari Kepala

Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasional Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bandar Lampung, yaitu Dra Dedeh Ernawati .F. M.Si., Emrin

Riady selaku Camat Kecamatan Kedaton, dan Kin Han HN selaku Lurah

Kelurahan Kedaton. Peneliti akan mengkaji dan meneliti sumber data yang

diperoleh dari hasil penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan

perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan

dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu data yang diambil dari sumber aslinya yang

berupa peraturan perundang-undang yang memiliki otoritas tinggi yang

bersifat mengikat yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun bahan

hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi Bangunan

2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Page 49: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

32

3) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Peraturan Perundang-

undangan

4) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

5) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2011 Tentang

Pajak Daerah

6) Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 09 Tahun 2015 Tentang

Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2 Kepada

Camat Dan Lurah Se-Kota Bandar Lampung

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder yaitu merupakan bahan hukum yang memberikan

keterangan terhadap bahan hukum primer yang diperoleh dari literatur-

literatur yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, laporan-

laporan hasil penelitian, perundang-undangan dan peraturan-peraturan

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Bahan Hukum

Sekunder yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini diperoleh dari

studi kepustakaan yang terdiri dari studi kepustakaan yang terdiri dari

buku-buku yang berhubungan dengan pelaksanaan pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan oleh Camat dan Lurah

dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar

Lampung.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang bersumber dari kamus

hukum, indeks majalah hukum, jurnal penelitian hukum dan bahan-bahan

Page 50: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

33

diluar bidang hukum, seperti majalah, surat kabar, serta bahan-bahan hasil

pencarian melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang ingin

diteliti.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperolerh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini

ditempuh prosedur sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, menelaah dan mengutip

data dari berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, buku-

buku tentang hukum pajak dan perpajakan, makalah, internet, maupun

sumber ilmiah lainnya yang mempunyai hubungan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi ini dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian,

yaitu Dinas Pendapatan Daerah, Kecamatan Kedaton, dan Kelurahan

Kedaton, dengan tujuan untuk memperoleh data primer yang akurat,

lengkap, dan valid dengan melakukan waawancara (Interview).

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara langsung yang terpimpin,

terarah, dan mendalam sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti

guna memperoleh hasil berupa data dan informasi yang lengkap terkait

dengan Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan – Perkotaan

dan Perdesaan. Wawancara dilakukan dengan cara menanyakan

pertanyaan terbuka menggunakan daftar pertanyaan yang sudah

ditentukan dan akan dikembangkan pada saat wawancara berlangsung.

Page 51: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

34

D. Pengolahan Data

Pengeolahan data di lakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Identifikasi data, yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan

dengan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan oleh Camat dan Lurah dalam rangka meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung.

2. Editing, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para

responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui

apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses

selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan

permasalahan yang ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data

yang sudah terkumpul diseleksi dan diambil data yang diperlukan.

3. Klasifikasi data, yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok

yang telah ditentukan secara sistemis sehingga data tersebut siap untuk

dianalisis.

4. Penyusunan data, yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam

data tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat,

5. Penarikan kesimpulan, yaitu langkah selanjutnya setelah data tersusun

secara sistemis, kemudian dilanjutkan dengan penarikan suatu kesimpulan

yang bersifat umum dari data yang besifat khusus.

E. Analisis Data

Data yang telah di olah kemudian dianalisiskan menggunakan cara analisis

deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menginterpretasikan data dan

Page 52: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

35

memaparkan dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan-

permasalahan pada bab-bab selanjutnya dan melalui pembahasan tersebut

diharapkan permasalahan tersebut dapat terjawab sehingga memudahkan

untuk ditarik kesimpulan dari permasalahan tersebut.

Page 53: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Kebijakan

Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pajak Bumi Dan Bangunan - Perkotaan

Dan Pedesaan Kepada Camat Dan Lurah Di Kota Bandar Lampung Serta

Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pemungutan PBB-P2 kepada

Camat dan Lurah di Kota Bandar Lampung serta kontribusinya terhadap

Pendapatan Asli Daerah, sudah optimal, namun hasilnya tidak mencapai

target yang ditentukan. Kecamatan dan Kelurahan telah melakukan tugas

PBB-P2 di Kota Bandar Lampung dan presentasi penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan menurun, yaitu 32,11% dengan

jumlah Rp. 48.170.457.140,-. Jumlah presentasi penerimaan relatif kecil

dikarenakan target yang ditentukan melonjak tinggi dibandingkan tahun –

tahun sebelumnnya, yaitu Rp. 150.000.000.000,-.

2. Faktor – Faktor Penghambat dalam Kebijakan Pelimpahan Sebagian

Kewenangan Pemungutan PBB-P2 Kepada Camat dan Lurah di Kota

Bandar Lampung, adalah terjadi kurang intensifnya koordinasi dan

komunikasi diantara Kecamatan dan Kelurahan dengan Bank Lampung

sebagai Bank tempat pembayaran PBB-P2 di Kota Bandar Lampung. Lalu

Page 54: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

65

tidak Adanya Sanksi yang Mengikat terhadap wajib pajak yang tidak

melakukan pembayaran. Sikap apatis dari masyarakat yang tidak sadar

akan pentingnya membayar pajak. Faktor penghambat lainnya adalah

sering terjadinya kepemilikan ganda objek pajak dan sulit dijangkaunya

wajib pajak di kecamatan bersangkutan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Dilaksanakan sanksi yang benar - benar mengikat kepada wajib pajak

yang melakukan pelanggaran dalam pembayaran PBB-P2.

2. Dimaksimalkan kembali peran Kolektor Kecamatan dan Kelurahan

dalam pelaksanaan pemungutan PBB-P2 dengan cara pemberian

insentif oleh Pemerintah Kota untuk kolektor yang memungut pajak di

atas target yang ditentukan, dan disentif atau sanksi apabila kolektor

tidak dapat mencapai target tersebut.

Page 55: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011.Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Brotodihardjo, R. Santoso. 2003.Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT

Refika Aditama

Burton, Richard dan Wirawan B. Ilyas. 2001. Hukum Pajak. Jakarta : Penerbit

Salemba Empat.

Darwin. 2013.Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2. Jakarta:

Mitra Wacana Media

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Edi, Wibowo. 2004.Hukum dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Yayasan

Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.

H.R., Ridwan. 2008. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers

Hadjon, Philipus M. 2008. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Islamudin, Amir. PBB Perdesaan Perkotaan (P2) sebagai Pajak Daerah.

http://amir-islamudin.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Juli 2015

pada pukul 20.57 WIB

Koeswadji, Hermien Hadiati. 2002.Hukum Untuk Perumahsakitan. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Laswell, Harold dan Abraham Kaplan. 2011. Power and Society. New Haven:

Yale University Press.

Muchsin. 2002.Hukum Dan Kebijakan Publik. Malang: Aneroes Press.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti

Page 56: KEBIJAKAN PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PAJAK …digilib.unila.ac.id/22654/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkebijakan pelimpahan sebagian kewenangan pajak bumi dan bangunan perkotaan

Sidqie, Muhamad Hakim. Macam dan Bentuk Kewenangan.

http://sidqioe.blogspot.co.id. Diakses pada 7 November 2015 pukul 15.59

WIB

Sinamo, Nomensen. 2010. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Jala Permata

Aksara.

Soemitro, Rochmat. 1989.Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: PT Eresco.

Suandy, Erly. 2000.Hukum Pajak. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Yuswanto, Nurmayani, Marlia Eka dan Eka Deviani. 2013. Hukum Pajak, Bandar

Lampung: PKKPUU.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi Bangunan

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang - undangan

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah

Republik Indonesia, Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.1 Tahun 2011

Tentang Pajak Daerah

Republik Indonesia, Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 09 Tahun 2015

Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemungutan PBB-P2 Kepada

Camat Dan Lurah Se-Kota Bandar Lampung