Top Banner
KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK ORTODONSIA RAHMA TIKA DEWI NPM : 10.8.03.81.41.1.5.008 F A K U L T A S K E D O K T E R A N G I G I U N I V E R S I T A S M A H A S A R A S W A T I D E N P A S A R 2 0 1 4
76

KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

Jul 09, 2018

Download

Documents

buingoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

i

KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN

BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN

DI KLINIK ORTODONSIA

RAHMA TIKA DEWI

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.008

F A K U L T A S K E D O K T E R A N G I G I

U N I V E R S I T A S M A H A S A R A S W A T I

D E N P A S A R

2 0 1 4

Page 2: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

ii

KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN

BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK ORTODONSIA

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Nama : Rahma Tika Dewi

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.008

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

PEMBIMBING I

drg. Surwandi Walianto, M.Kes., Sert.Ort., FISID

NPK : 826 792 186

PEMBIMBING II

drg. Norman Hidajah, M.Biomed

NPK : 827 205 223

Page 3: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

iii

Tim penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara

pembuatan skripsi dengan judul : KEBERHASILAN PERAWATAN

ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI

KLINIK ORTODONSIA, yang telah dipertanggung jawabkan oleh calon

sarjana yang bersangkutan pada tanggal 27 Maret 2014.

Atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, Maret 2014

Tim Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ketua,

drg. Surwandi Walianto, M.Kes., Sert.Ort., FISID

NPK : 826 792 186

Anggota : Tanda Tangan

1. drg. Norman Hidajah, M.Biomed

NPK : 827 205 223

1………………………..

2. drg. Yudha Rahina, M.Kes., Sert.KGI

NPK : 826 693 189

2………………………..

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

drg. Putu Ayu Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISID

NIP. 19590512 198903 2 001

Page 4: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang

berlimpah kepada penulis sehingga bisa merampungkan kewajiban akademik ini

dengan segenap perjuangan dan berbagai pengalaman luar biasa yang penulis

dapatkan sehingga skripsi dengan judul: KEBERHASILAN PERAWATAN

ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

ORTODONSIA, akhirnya dapat diselesaikan.

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas

Mahasaraswati Denpasar, Bali. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan sebuah karya ilmiah dalam

bentuk dan materi sebaik-baiknya, namun penulis menyadari akan keterbatasan

sebagai seorang manusia yang baru belajar sehingga tidak lepas dari kesalahan

dan kekurangan.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis juga menghanturkan terima kasih yang

sebesar-sebesarnya kepada :

1. Seluruh responden atas ketersediaannya meluangkan waktu untuk

melakukan wawancara bersama penulis.

2. drg. Wiwekowati, M.Kes selaku Kepala Bagian Laboratorium Ortodonsia

yang telah memberikan ijin untuk penulis melakukan penelitian di klinik

Ortodonsia serta arahan dan petunjuknya dalam penulisan skripsi ini.

3. drg. Surwandi Walianto, M.Kes., Sert.Ort., FISID selaku pembimbing

pertama dan motivator yang telah membagikan waktu dan pemikirannya

Page 5: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

v

untuk memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat bermanfaat dalam

penulisan skripsi ini.

4. drg. Norman Hidajah, M.Biomed selaku pembimbing kedua dan motivator

yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan serta dukungan mental

yang sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.

5. drg. Yudha Rahina, M.Kes., Sert.KGI selaku dosen penguji juga inspirator

yang turut memberikan bimbingan, petunjuk, masukan juga dukungan

hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen pengajar yang telah mendidik dan mengasuh juga

yang telah mengantarkan penulis kepada tahap terakhir yaitu penulisan ini.

7. Teristimewa untuk keluarga besar, terutama ibu dan bapak tersayang yang

tiada hentinya memberikan dukungan luar biasanya untuk segala hal, luar

dan dalam.

8. Sahabatku dan saudaraku yang terlibat terimakasih untuk segalanya,

bantuannya, kekuatan, kebersamaan, doa, teguran dan kebahagiaan dalam

masa perjuangan ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan baik moral maupun spiritual selama proses penyelesaian

skripsi ini.

Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya serta keikhlasan membantu

dalam proses pembelajaran dan penulisan skripsi ini akan mendapatkan balasan

baik yang manis dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala

kritik dan saran dari pembaca dan masyarakat yang sifatnya membangun, diterima

Page 6: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

vi

dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

kedokteran gigi.

Denpasar, Februari 2014

Penulis

Page 7: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

vii

KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN

BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK ORTODONSIA

Abstrak

Pasien yang dirawat di klinik Ortodonsia oleh mahasiswa koas kedokteran

gigi umumnya memiliki perbedaan motivasi atau kebutuhan untuk melakukan

perawatan. Motivasi pasien yang melakukan perawatan tersebut akan

berhubungan dengan perilaku pasien dalam melakukan perawatan ortodontik

lepasan. Perilaku yang baik dan kooperatif dari pasien merupakan salah satu hal

yang akan mempengaruhi keberhasilan dari suatu perawatan. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui motivasi serta perilaku pasien dalam melakukan

perawatan ortodontik lepasan serta keberhasilan perawatannya. Pengumpulan data

dilakukan dengan wawancara yang diberikan dalam bentuk kuesioner terbuka

kepada 30 orang yang merupakan pasien yang terdaftar di klinik Ortodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati yang sudah menggunakan

alat ortodontik lepasan lebih dari 5 bulan dan kemudian dilakukan analisis

dokumen pasien untuk mengetahui keberhasilannya. Keberhasilan perawatan akan

dinilai berdasarkan kemajuan perawatan yang terjadi selama 5 bulan atau lebih

yang dibagi menjadi berhasil dan tidak berhasil. Pasien di klinik Ortodonsia

memiliki berbagai latar belakang, dikategorikan menjadi orang yang menjadi

pasien karena keinginan sendiri, ditawarkan oleh mahasiswa koas, dan menjadi

pasien karena jasa pencarian pasien. Hasil yang diperoleh adalah di klinik

Ortodonsia kebanyakan pasien yang melakukan perawatan merupakan pasien

yang ditawarkan oleh mahasiswa koas untuk menjadi pasiennya yang umumnya

pasien tidak memiliki motivasi kuat dari dalam dirinya untuk melakukan

perawatan. Berdasarkan prosentase, pasien dari jasa pencarian pasien memiliki

keberhasilan perawatan mencapai 100% dibandingkan dengan kategori pasien

keinginan sendiri dan ditawarkan menjadi pasien oleh mahasiswa koas.

Kata Kunci: Motivasi, Perilaku, dan Keberhasilan Perawatan

Page 8: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

viii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI DAN PENGESAHAN DEKAN ....... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku ...................................................................................... 5

1. Domain Perilaku ................................................................. 6

2. Teori Perubahan Perilaku .................................................... 9

3. Proses Perubahan Perilaku ................................................... 13

B. Motivasi ...................................................................................... 14

1. Macam Motivasi ................................................................... 15

2. Fungsi Motivasi .................................................................... 16

3. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi ........................... 17

C. Ortodonsia ................................................................................. 18

1. Tujuan Perawatan Ortodontik ............................................... 20

2. Piranti Ortodontik Lepasan ................................................... 21

D. Kerangka Konsep ....................................................................... 26

Page 9: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

ix

BAB III HIPOTESIS .................................................................................... 27

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 30

B. Identifikasi Variabel ................................................................. 30

C. Definisi Operasional .................................................................. 30

D. Subyek Penelitian ..................................................................... 31

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 31

F. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 32

G. Analisis Data .............................................................................. 32

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden ............................................................ 33

B. Analisis Variabel

1. Motivasi Pasien Datang ke Klinik Ortodonsia .................... 35

2. Perilaku Pasien dalam Melakukan Perawatan ..................... 37

3. Keberhasilan Perawatan ...................................................... 39

4. Hubungan Motivasi Pasien dan Keberhasilan Perawatan ... 40

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 43

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................ 50

B. Saran ............................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xii

LAMPIRAN

Page 10: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,

dan pekerjaan................................................................................. 33

Tabel 5.2 Distribusi mengenai relasi responden dengan mahasiswa koas

diluar perawatan ............................................................................ 34

Tabel 5.3 Distribusi mengenai alasan pasien dirawat mahasiswa koas ........ 35

Tabel 5.4 Distribusi mengenai hubungan responden dan mahasiswa koas

terhadap motivasi dalam melakukan perawatan............................ 36

Tabel 5.5 Distribusi mengenai prosentase perilaku pasien dalam melakukan

kunjungan/kontrol di klinik Ortodonsia ........................................ 37

Tabel 5.6 Distribusi mengenai prosentase perilaku pasien dalam mengguna-

kan alat dirumah ............................................................................ 38

Tabel 5.7 Distribusi mengenai jumlah responden yang berhasil dirawat...... 39

Tabel 5.8 Distribusi mengenai alasan, motivasi, dan perilaku terhadap

keberhasil perawatan ..................................................................... 41

Page 11: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka konsep

Gambar 2 Rumus perhitungan prosentase karakteristik responden

berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan

Gambar 3 Rumus perhitungan prosentase distribusi mengenai alasan,

motivasi dan perilaku terhadap keberhasilan perawatan

Gambar 4 Wawancara Responden

Gambar 5 Telaah kartu status dan kartu kontrol

Page 12: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era modern sekarang ini, tuntutan kebutuhan akan perawatan

ortodontik semakin meningkat. Kepopuleran ortodontik di tengah masyarakat

membuat perawatan ortodontik tidak lagi hanya sebagai solusi dalam

memperbaiki posisi susunan gigi geligi namun juga sebagai salah satu upaya

seseorang untuk terlihat menarik. Sebaliknya, pada beberapa orang yang

sebenarnya membutuhkan perawatan tetapi tidak tertarik untuk dirawat karena

merasa perawatan ortodontik bukan merupakan kebutuhannya, disisi lain ada

orang mau dirawat tetapi tidak mempunyai cukup biaya untuk melakukan

perawatan ortodontik (Maulani 2009).

Berbeda dengan mahasiswa koas kedokteran yang tidak perlu

direpotkan dengan mencari pasien karena pada umumnya setiap hari Rumah Sakit

memiliki banyak pasien yang ingin berobat, mahasiswa koas kedokteran gigi

dalam masa pendidikannya harus mencari pasien yang sesuai dengan target untuk

dilakukan perawatan. Menurut survei sederhana yang dilakukan pada beberapa

orang di lingkungan Universitas Mahasaswati, mereka tidak bersedia menjadi

pasien disebabkan karena ketakutan terjadinya malpraktek mengingat yang

melakukan tindakan perawatan adalah mahasiswa yang masih belajar.

Pasien yang bersedia melakukan perawatan ortodontik lepasan memiliki

motivasi yang berbeda. Hasil perawatan yang baik didapatkan dari proses yang

baik. Konsepnya, seseorang akan terdorong untuk melakukan hal yang di

Page 13: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

2

harapkan apabila orang tersebut merasa ada suatu kebutuhan dan ingin memenuhi

kebutuhannya. Mahasiswa koas kedokteran gigi yang ingin berhasil dalam

melakukan perawatan ortodontik harus mampu mengatasi perilaku pasien yang

datang dengan motivasinya masing-masing. Dalam proses mengatasi perilaku

pasien maka harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan dari pasien, setelah

itu baru kemudian mempersiapkan hal yang dapat diberikan untuk memenuhi

kebutuhan pasien tersebut (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002).

Perlu diperhatikan adalah mengenai motivasi pasien dalam melakukan

perawatan. Pasien yang berada di klinik Ortodonsia terdiri dari berbagai latar

belakang, ada yang merupakan teman atau kerabat mahasiswa koas, teman atau

kerabat dari temannya mahasiswa koas, atau bahkan orang lain yang didapatkan

dari jasa pencarian pasien. Orang yang di dapatkan dari jasa pencarian pasien

umumnya menjadi pasien karena adanya dasar kebutuhan ekonomi, mereka

bersedia menjadi pasien dengan syarat imbalan tertentu. Motivasi berbeda ditemui

pada pasien yang dirawat karena kemauan sendiri, mereka cenderung termotivasi

karena sadar akan kebutuhan perawatan ortodontik itu penting untuk dirinya,

sedangkan kerabat atau teman dari mahasiswa koas kedokteran gigi bersedia

menjadi pasien karena faktor kekeluargaan yang diperkuat oleh kesadaran akan

kebutuhan perawatan ortodontik. Pasien yang memiliki motivasi yang berbeda-

beda dalam menggunakan piranti ortodontik lepasan akan mempengaruhi perilaku

pasien dalam pelaksanaan perawatan ortodontik yang juga akan berefek pada

perkembangan dari perawatan ortodontik lepasan tersebut.

Berbagai tantangan yang di hadapi mahasiswa koas kedokteran gigi

untuk memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan harapan pasien dalam

Page 14: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

3

melakukan perawatan ortodontik lepasan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang

berbeda berdasarkan latar belakang keinginan pasien tersebut. Uraian di atas

mengawali terlaksananya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari berbagai

motivasi pasien terhadap perilaku dalam melakukan perawatan ortodontik lepasan

dan potensinya dalam mempengaruhi keberhasilan perawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka suatu masalah yang timbul

adalah “Apa motivasi dan perilaku pasien serta bagaimana keberhasilan perawatan

ortodontik lepasan yang ada di klinik Ortodonsia?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan

perilaku perilaku serta keberhasilan paerawatan dalam menjalani perawatan di

klinik Ortodonsia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan berupa :

1. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ortodonsia

a. Masukkan mengenai manajemen pasien berdasarkan motivasi pasien

dalam melakukan perawatan ortodontik lepasan di klinik Ortodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati.

b. Masukkan tentang bagaimana meningkatkan mutu pelayanan dalam

melakukan perawatan ortodontik sehingga di harapkan mampu untuk

menyelesaikan target kasus dengan hasil yang baik.

Page 15: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

4

2. Bagi Peneliti

a. Meningkatkan kemampuan akademik dalam melakukan penelitian

kesehatan dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah.

b. Mempersiapkan diri sebagai mahasiswa koas kedokteran gigi dalam

memanajemen pasien di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Masaraswati Denpasar.

c. Menambah kepustakaan dalam bidang manajemen kedokteran gigi dan

menjadi acuan untuk diteliti lebih lanjut.

Page 16: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi

manusia dengan lingkungannya. Wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Perilaku manusia cenderung bersifat menyeluruh dan pada dasarnya

terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi, dan sosial. Kenyataannya, ketiga

sudut pandang ini sulit dibedakan pengaruh dan peranannya terhadap

pembentukan perilaku manusia (Notoatmodjo dkk. 1984 cit. Budiharto 2008).

Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup dua

komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku. Sikap atau mental

merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai

reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku

merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau

situasi yang dihadapi. Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula

negatif. Menggambaran sikap pasien yang ada di klinik, perlu pula ditekankan

bahwa sikap seseorang dalam merespon atau menanggapi suatu perawatan yang

akan dilakukan, selain dipengaruhi oleh masalah gigi geligi yang dimilikinya, juga

dipengaruhi lingkungan ataupun kebutuhan umum lainnya (Herijulianti, Indriani

dan Artini 2002).

Perilaku seseorang dipengaruhi atau dibentuk dari faktor-faktor yang

ada dalam diri manusia atau unsur kejiwaan. Perlu diingat bahwa faktor

lingkungan merupakan faktor yang berperan serta dalam mengembangkan

Page 17: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

6

perilaku. Lingkungan sosial atau budaya mempunyai pengaruh dominan terhadap

pembentukkan perilaku. Termasuk dalam lingkungan sosial atau budaya adalah

sosial ekonomi, sarana dan prasarana sosial, pendidikan, tradisi, kepercayaan, dan

agama (Budiharto 2008).

Perubahan perilaku yang terjadi dalam diri seseorang akan dimulai

dengan terbentuknya persepsi yang artinya pengalaman yang dihasilkan melalui

panca indera, seseorang yang bersedia menjadi pasien mahasiswa koas

mempunyai persepsi yang berbeda walaupun akan melakukan perawatan yang

sama. Terbentuknya sebuah persepsi positif akan memberikan sebuah motivasi

untuk bertindak mencapai suatu tujuan yang salah satunya dapat terwujud dalam

bentuk perilaku baik. Selanjutnya, akan terbentuklah sebuah aspek psikologi yang

mempengaruhi emosi seseorang dan berhubungan erat dengan keadaan jasmani

yang pada hakikatnya emosi dari seseorang merupakan faktor bawaan

(Notoatmodjo 2007).

1. Domain Perilaku

Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku adalah bentuk respon

terhadap stimulus dari luar, namun dalam memberikan respon sangat

bergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Artinya, meski diberikan stimulus yang sama setiap orang akan memberikan

respon yang berbeda. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat

dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yakni

karakteristik orang yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan,

tingkat emosional, dan jenis kelamin. Sedangkan, faktor eksternal

Page 18: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

7

berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan merupakan faktor yang

dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Perilaku pasien dalam melakukan perawatan ortodontik adalah

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan

hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.

Perilaku seseorang sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang

sangat luas.

Benyamin Bloom (1908) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)

membagi perilaku manusia dan kemudian dimodifikasi untuk pengukuran

hasil pendidikan kesehatan. Menurut Bloom, seorang individu akan memulai

sesuatu dari sebuah bentuk hasil dari tahu yang disebut dengan pengetahuan,

yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan. Proses pertama yang dirasakan adalah seseorang sadar akan

adanya stimulus, dan akan muncul rasa tertarik pada stimulus. Ketertarikan

akan stimulus yang ada akan memancing orang tersebut untuk

mempertimbangkan baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Selanjutnya, responden akan

Page 19: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

8

mencoba perilaku yang baru, dan kemudian subjek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan yang didapat, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus. Kemudian, seseorang yang sudah mulai memiliki pengetahuan akan

suatu hal akan memberikan suatu sikap terhadap hal tersebut. Sikap

merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek. Dalam bersikap terhadap suatu perawatan

ortodontik yang umumnya merupakan hal yang baru bagi orang biasa yang

bersedia dirawat oleh mahasiswa koas, seseorang akan mengalami berbagai

tingkatan. Dimulai dari sikap menerima stimulus yang diartikan bahwa

seseorang akan mulai bersedia dan memperhatikan penawaran perawatan

ortodontik yang ditawarkan. Diterimanya stimulus yang diberikan maka

membuat seseorang akan mulai memberikan respon, memberikan jawaban

apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan apa yang sudah diberikan

adalah suatu indikasi dari seseorang telah merespon baik perawatan yang

akan dilakukan. Tingkatan selanjutnya orang akan mulai menghargai dan

merasa nyaman mendiskusikan masalah gigi geliginya secara terbuka dengan

mahasiswa koas merupakan suatu indikasi sikap ketiga. Kemudian orang

tersebut akan mulai bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko yang dihadapi merupakan sikap yang paling

tinggi yang paling diharapkan oleh mahasiswa koas kedokteran gigi dalam

menangani pasien yang sedang dirawatnya. Suatu sikap belum otomatis

terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga

Page 20: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

9

diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Praktik dalam pilihan melakukan

perawatan ortodontik lepasan dimulai dengan terbentuknya persepsi

mengenal segala hal yang berhubungan dengan tindakan ortodontik yang

akan dilakukan dan akan menentukan pilihannya untuk melakukan perawatan

ortodontik. Kemudian akan terjadi sebuah respon yang membuat orang

tersebut akan melakukan instruksi yang telah diberikan oleh mahasiswa koas

dalam pemakaian alat ortodontik lepasan sesuai dengan ketentuan yang benar

dan sesuai dengan contoh yang telah diberikan. Seseorang yang telah dapat

melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis sesuatu itu sudah

merupakan kebiasaan, maka orang tersebut sudah masuk kedalam sebuah

mekanisme perawatan yang tepat dan akan memperbesar keberhasilan

perawatan ortodontik. Terakhir, orang tersebut akan mengadaptasi suatu

praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik tanpa mengurangi

kebenaran dari tindakan tersebut.

2. Teori Perubahan Perilaku

Hal terpenting dalam sebuah perilaku adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku yang merupakan suatu tujuan dalam pencapaian suatu

target yang telah ditentukan. Menurut Notoatmodjo (2007) banyak teori

tentang perubahan perilaku, antara lain:

a. Teori Stimulus Organisme

Teori ini didasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas stimulus yang berkomunikasi dengan

organisme. Mahasiswa koas yang memiliki kemampuan berkomunikasi

dengan baik untuk meyakinkan pasien melakukan perawatan akan

Page 21: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

10

menjadikan mahasiswa koas terlihat berkualitas dan dapat dipercaya di mata

pasien. Kualitas dari sumber komunikasi yang dihasilkan oleh mahasiswa

koas kepada pasien akan berperan penting dalam menentukan keberhasilan

perubahan perilaku pasien yang ditanganinya dengan memberikan informasi

yang lengkap tentang cara penggunaan alat ortodontik lepasan.

Menurut Hosland dkk. (1953) perubahan perilaku pada hakikatnya

adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar pada seorang individu yang dimulai dengan

diterima atau ditolaknya stimulus yang diberikan kepada seseorang.

Stimulus akan ditolak apabila stimulus tersebut tidak efektif mempengaruhi

pasien. Stimulus akan diterima oleh individu apabila ada perhatian dari

individu tersebut dan itu berarti stimulus yang diberikan efektif. Stimulus

yang telah mendapatkan perhatian dari individu akan diolah sehingga

individu tersebut menjadi pasien mahasiswa koas demi mencapai stimulus

yang telah diterimanya. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan

dari lingkungan maka stimulus tersebut berefek pada perubahan perilaku.

Teori Stimulus Organisme mengatakan bahwa perilaku dapat

berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari

stimulus sebelumnya. Stimulus yang dapat melebihi stimulus sebelumnya

ini berarti harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan

organisme faktor reinforcement memegang peranan penting. Reinforcement

adalah peristiwa khusus bagi perilaku yang diikuti dengan konsekuensi yang

akan memperkuat perilaku tersebut.

Page 22: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

11

b. Dissonance Theory

Teori dissonance (cognitive dissonance theory) diajukan oleh

Festinger (1957) telah banyak pengaruhnya dalam psikologi sosial. Keadaan

cognitive dissonance merupakan ketidakseimbangan psikologis yang

diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan

kembali. Apabila sudah terjadi keseimbangan di dalam diri individu, maka

berarti sudah terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut

consonance (keseimbangan).

Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu terdapat dua

elemen kognisi yang saling bertentangan. Elemen kognisi meliputi

pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Seseorang yang menghadapi suatu

stimulus berupa tawaran untuk dilakukan perawatan ortodontik yang hampir

sama dengan yang dilakukan dokter gigi, namun stimulus yang diberikan

bertentangan dengan keyakinan orang tersebut mengenai perawatan yang

dilakukan oleh mahasiswa koas yang bukan merupakan tenaga professional,

maka terjadilah ketidakseimbangan di dalam dirinya. Pertentangan yang ada

di dalam diri akan menimbulkan konflik pada individu itu sendiri.

Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri

secara kognitif. Penyesuaian diri ini maka menjadikan persepsi individu

seimbang kembali. Keberhasilan yang ditunjukkan dengan tercapainya

keseimbangan kembali menunjukkan adanya perubahan sikap orang tersebut

seperti mulai menerima perawatan, dan akhirnya akan terjadi perubahan

perilaku seperti menjadi kooperatif dan aktif.

Page 23: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

12

c. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu

tergantung pada kebutuhan dari individu tersebut. Stimulus yang dapat

mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat di

mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Tawaran untuk

melakukan perawatan ortodontik kepada seseorang yang sebelumnya tidak

tertarik melakukan perawatan ortodontik, apabila diberikan suatu stimulus

sederhana yang mampu di terima oleh orang tersebut maka akan

membuatnya merasa membutuhkan perawatan ortodontik.

Teori fungsi berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk

menghadapi dunia luar dari individu, dan senantiasa menyesuaikan diri

dengan lingkungan berdasarkan kebutuhannya. Dalam kehidupan manusia

perilaku itu tampak terus-menerus berubah secara relatif.

d. Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan.

Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua

kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan

terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang, yaitu apabila kekuatan

pendorong meningkat, ini terjadi karena adanya stimulus yang mendorong

terjadinya perubahan perilaku. Stimulus ini berupa informasi sehubungan

dengan perilaku yang bersangkutan. Apabila, Kekuatan penahan menurun,

ini terjadi karena adanya suatu stimulus yang membuat lemah kekuatan

penahan tersebut. Dan yang terakhir apabila, kekuatan pendorong

Page 24: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

13

meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini akan

terjadi perubahan perilaku.

3. Proses Perubahan Perilaku

Mengubah perilaku seseorang sangat diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus karena untuk mengubah tingkah laku selalu melibatkan

proses perubahan mental. Berdasarkan paham yang dicetuskan oleh Roger

yang dikutip dari Azwar (1983), seseorang akan menganut perilaku yang

baru, harus melalui beberapa tingkatan yaitu tingkat kesadaran, tingkat

perhatian, tingkat evaluasi, tingkat percobaan, dan tingkat adopsi. Tingkat

kesadaran, untuk mencapai tahap ini seseorang perlu mengetahui terlebih

dahulu tentang sesuatu hal sebelum berbuat sesuatu untuk hal tersebut. Pada

tingkat ini seseorang baru menyadari akan adanya suatu gagasan yang baru.

Tingkat perhatian akan mulai terjadi setelah seseorang sadar akan keinginan

untuk mengetahui gagasan itu, bagaimana gagasan tersebut untuk

kebutuhannya, dan adakah keuntungan bila gagasan tersebut diterima untuk

dirinya secara pribadi maupun untuk keluarganya Dalam tingkat ini

diperlukan data dan informasi yang lebih lengkap sehingga orang tersebut

akan mencari informasi lebih lanjut tentang gagasan lebih lanjut. Kemudian

seseorang akan ada dalam tingkat evaluasi apabila ia merasakan bahwa

gagasan itu baik, orang tersebut akan mempertimbangkan dengan baik

keuntungan dan kerugian dipandang dari beberapa hal, serta bagaimana kesan

atau pandangan orang terhadap tindakan tersebut. Seseorang memerlukan

dukungan moril dari orang lain yang lebih berpengalaman serta perlu contoh

nyata untuk mencapai tingkat selanjutnya. Setelah melalui tingkat evaluasi

Page 25: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

14

seseorang akan mencoba gagasan baru tersebut, tingkat ini disebut tingkat

percobaan. Dalam tingkat percobaan diperlukan informasi berupa

pengalaman positif dan adanya komunikasi yang baik antar personal.

Pengalaman yang cukup menyenangkan pada tingkat percobaan, akan

membuat seseorang menerima gagasan tersebut, diterimanya gagasan oleh

seseorang disebut sebagai tingkat adopsi. Pemberian motivasi yang teratur

diperlukan agar seseorang dapat memperkuat keyakinan.untuk menerima

gagasan yang diberikan (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002)

Dalam proses perubahan perilaku, setiap individu di dalam masyarakat

mempunyai perbedaan kecepatan untuk mencapai tingkat yang satu dengan

tingkat yang di atasnya, sampai tingkat adopsi, tetapi ada yang tidak pernah

mencapai tingkat adopsi atau dengan kata lain gagasan yang pernah di terima

ditolak karena tidak sesuai dengan dirinya. Faktor lingkungan merupakan

penunjang keberhasilan dari gagasan tersebut (Herijulianti, Indriani dan

Artini 2002).

B. Motivasi

Motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti dorongan dari dalam

diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas

dari kata kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang

perlu direspon (Notoatmodjo 2007).

Motivasi berarti dorongan atau daya penggerak yang ada dalam diri

seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau aktifitas.

Didalam konsep manajemen atau konsep perilaku kata motivasi didefinisikan

sebagai suatu upaya untuk memunculkan dari dalam semangat orang lain agar

Page 26: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

15

mau bekerja keras guna mencapai tujuan organisasi melalui pemberian atau

penyediaan pemuasan (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002).

1. Macam Motivasi

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah sebuah motivasi yang timbul dari dalam

diri seorang individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber di dalam

diri tanpa harus menunggu adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik

merupakan suatu stimulus yang bersifat konstan dan tidak mudah

dipengaruhi oleh lingkungan luar. Para ahli berpendapat bahwa motivasi

intrinsik akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Sebagian

orang berpendapat bahwa motivasi intrinsik identik dengan panggilan

jiwa. Panggilan jiwa adalah dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang dan akan menjadi bagian dari dirinya. Motivasi intrinsik dapat

dibangun dari motivasi ekstrinsik, artinya menumbuhkan motivasi di

dalam diri seseorang dengan cara memberikan informasi atau usaha yang

berulang-ulang, dirangsang, diawasi dan diarahkan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya

stimulus dari luar. Rangsangan tersebut bisa dimanisfestasikan bermacam-

macam sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang

bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa

didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab

kesadaran dari dalam diri individu belum tumbuh (Herijulianti, Indriani

dan Artini 2002).

Page 27: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

16

2. Fungsi Motivasi

Dalam melakukan sesuatu hal seseorang harus memikirkan cara untuk

menciptakan kondisi agar yang diinginkan tercapai. Untuk dapat melakukan

hal tersebut dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik,

memberikan motivasi kepada seseorang berarti menggerakkannya agar ingin

melakukan sesuatu yang di kehendaki. Seseorang akan terdorong untuk

melakukan sesuatu apabila dirasakan ada suatu kebutuhan dan ingin memenuhi

kebutuhannya. Seseorang yang ingin berhasil mengubah perilaku target, maka

harus dicari terlebih dahulu apa kebutuhannya, baru kemudian mempersiapkan

materi apa yang dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kebutuhan itu timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang atau tidak

serasi yang menuntut suatu kepuasan, apabila kebutuhannya sudah terpenuhi

biasanya aktivitas akan berkurang. Sesuai dengan dinamika kehidupan

manusia, maka akan timbul kebutuhan lain lagi (Herijulianti, Indriani dan

Artini 2002).

Motivasi akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pencapaian suatu target. Menurut Herijulianti dkk. (2002) fungsi motivasi

dalam pencapaian suatu target adalah untuk mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu, sehingga menyebabkan seseorang tergerak di setiap kegiatan

yang akan di kerjakan. Kemudian motivasi untuk menentukan arah perbuatan

kearah tujuan yang hendak dicapai, sehingga seseorang akan menyeleksi

perbuatannya, yakni menentukan perbuatan apa yang harus di kerjakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan dan perbuatan apa yang dapat

menghambatnya untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 28: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

17

3. Bentuk dan Cara untuk Menumbuhkan Motivasi

Menumbuhkan motivasi secara ekstrinsik harus meminimalisir

kesalahan karena akan merugikan bagi orang lain. Herijulianti, Indriani dan

Artini (2002) memberikan berbagai contoh cara untuk menumbuhkan motivasi,

yang pertama dengan pemberian hadiah yang dapat menumbuhkan keinginan

seseorang untuk mempertahankan sikap kooperatifnya. Kedua, meningkatkan

kualitas dalam melakukan perawatan terhadap pasien. Ketiga, Ego

involvement, menumbuhkan kesadaran bagi pasien agar melaksanakan

pentingnya bertanggungjawab dan membuatnya menerima tanggungjawab

tersebut sebagai tantangan untuk bekerjasama untuk hasil yang lebih baik.

Keempat, memberikan pujian, merupakan reinforcement positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Kelima, memberikan teguran untuk pasien,

merupakan reinforcement negatif tetapi jika dilakukan secara cepat dan

bijaksana, merupakan motivasi yang baik. Keenam, meningkatkan keinginan

pasien untuk mau bekerjasama, berarti mahasiswa koas menciptakan secara

sengaja sebuah unsure agar pasien mau diajak belajar bersama, hal ini akan

lebih baik. Dan yang terakhir dengan meningkatkan minat pasien, merupakan

alat komunikasi yang tepat.

Motivasi dari seseorang akan didasari oleh kebutuhan yang ada pada

setiap individu. Dikutip oleh Notoatmodjo (2007) sebuah teori motivasi Eltom

Mayo (1880-1949) yang dikembangkan oleh Maslow (1943) seorang ahli

psikologi membedakan kebutuhan manusia berdasarkan kebutuhan materil

(biologis) dan kebutuhan non-materil (psikologis). Maslow mengembangkan

teorinya setelah ia mempelajari kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat.

Page 29: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

18

Dalam teori Maslow menyatakan bahwa manusia adalah suatu makhluk sosial

yang memiliki keinginan, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang

perlu dipenuhi. Kebutuhan ini bersifat terus-menerus, dan selalu meningkat.

Kebutuhan yang telah terpenuhi, mempunyai pengaruh untuk menimbulkan

keinginan lain dan yang lebih meningkat. Kebutuhan yang meningkat itu

menunjukkan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu waktu

tertentu. Satu motif yang lebih tinggi tidak akan dapat mempengaruhi tindakan

seseorang, sebelum kebutuhan dasar terpenuhi. Dengan kata lain, motif yang

bersifat psikologis tidak akan mempengaruhi perbuatan seseorang, sebelum

kebutuhan biologisnya terpenuhi. Kebutuhan satu dan kebutuhan yang lain

saling berkaitan, namun keterkaitan tersebut terkadang tidak terlalu dominan.

Tantangan nyata yang dihadapi oleh mahasiswa koas adalah pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan pasien dengan motif perawatan ortodontik yang berbeda-

beda sehingga dapat membuat pasien merasa nyaman dalam melakukan

perawatan gigi-geliginya dan dapat menjadikan pasien tersebut kooperatif,

yang pada akhirnya akan memberikan efek pada kemajuan dari perawatan yang

dilakukan. Kepercayaan, royalitas, dan pemahaman mendalam tentang setiap

kebutuhan antara pasien dan mahasiswa koas merupakan kunci awal

keberhasilan pencapaian target kedua belah pihak.

C. Ortodonsia

Ortodonsia adalah istilah yang sudah di Indonesiakan untuk kata

Orthodontics. Ortho berasal dari bahasa Yunani yang artinya lurus atau benar,

sedangkan donsi artinya gigi (Maulani 2009). Menurut The British Society of

Orthodontics (1922 cit. Sulandjari 2008) ortodonsia adalah ilmu yang

Page 30: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

19

mempelajari pertumbuhan dan perkembangan rahang, muka dan tubuh pada

umumnya yang dapat mempengaruhi kedudukan gigi. Ortodontik juga

mempelajari adanya aksi dan reaksi dari pengaruh luar maupun pengaruh dalam

terhadap perkembangan, serta pencegahan dan perawatan terhadap perkembangan

yang mengalami gangguan atau hambatan dan pengaruh jelek.

Pertumbuhkembangan adalah proses kimia fisik yang berhubungan dengan

bertumbuh besarnya suatu organisme. Dalam suatu proses pertumbuhkembangan

menunjukkan suatu perubahan berupa peningkatan ukuran yang terdiri dari

histologi, morfologi, fungsional, dan maturasi dari perubahan tersebut. Dalam

perkembangan oklusi sejak lahir sampai dewasa terjadi perubahan yang

bermakna. Para klinisi perlu mengenal dan mengerti perubahan yang terjadi

perubahan oklusi yang terjadi pada lingkup normal ataupun kelainan yang terjadi.

Karena itu, pertumbuhkembangan gigi dan mulut perlu dipelajari karena

maloklusi bukan merupakan suatu penyakit tetapi suatu penyimpangan

pertumbuhkembangan (Salzmann 1974).

Menurut Salzman (1974) maloklusi berhubungan dengan susunan gigi

geligi dalam lengkung gigi, hubungan antar lengkung dengan dasar kranium yang

mengalami penyimpangan dari konsep dasar oklusi normal manusia. Oklusi

normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang

yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan

kondilus berada dalam fosaglenoidea.

Diagnosis terjadinya maloklusi harus memperhatikan hubungan antara

kronologi, fisiologi, usia gigi, jenis kelamin, etnik, serta keadaan umum dari

individu tersebut. Berbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan

Page 31: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

20

suatu diagnosis dan rencana perawatan ortodontik yang harus mendasar dan

terperinci. Pertama, kenali berbagai karakter maloklusi dan deformitas dentofasial.

Kedua, tentukan sifat dari permasalahan yang terjadi termasuk etiologinya. Dan

yang ketiga, desain strategi perawatan berdasarkan kebutuhan dari setiap individu

(Salzmann 1974, Graber dan Swain cit Proffit dan Ackerman 1985).

Salah satu faktor yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik adalah

tipe maloklusi. Tipe maloklusi tersebut dapat diukur dengan beberapa Indeks

Maloklusi yang ada, diantaranya yang paling populer karena keadaan maloklusi

dapat dilihat secara langsung adalah menggunakan klasifikasi Angle. Klasifikasi

ini dibuat berdasarkan hubungan anteroposterior lengkung gigi geligi rahang atas

dan rahang bawah (hubungan gigi molar pertama). Fungsi dari klasifikasi

maloklusi ini adalah untuk menegakkan diagnosis dan rencana perawatan

(Salzmann 1974, Graber dan Swain 1985).

1. Tujuan Perawatan Ortodontik

Menurut Sulandjari (2008) tujuan perawatan ortodontik adalah untuk

mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan

oleh kelainan rahang dan gigi. Perawatan ortodontik juga memiliki berbagai

alasan lain, seperti mempertinggi fungsi pengunyahan yang baik dan benar.

Dapat juga untuk meningkatkan daya tahan gigi terhadap terjadinya karies

karena akan mengkoreksi gigi berdesakan yang rentan terjadinya impaksi

makanan. Menghindarkan terjadinya kerusakan gigi terhadap penyakit

periodontal. Memperbaiki cara bicara yang tidak benar. Perawatan ortodontik

yang dilakukan sejak dini berguna untuk mencegah adanya perawatan

ortodontik yang kompleks pada usia lebih lanjut. Memperbaiki persendian

Page 32: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

21

temporomandibuler yang abnormal yang berhubungan dengan fungsi kunyah.

Memperbaiki cara pernafasan yang abnormal dari segi perkembangan gigi.

Serta dapat menimbulkan rasa percaya diri yang besar pada seseorang yang

melakukan perawatan.

2. Piranti Ortodontik Lepasan

Piranti ortodontik lepasan merupakan suatu alat yang didesain agar

dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh penderita sehingga mudah

dibersihkan. Sarana ini membawa keuntungan tertentu tetapi juga ada

kekurangannya. Tipe piranti ini mempunyai kegunaan yang terbatas, yang

perlu dipertimbangkan dengan cermat sewaktu merencanakan perawatan

(Foster 1997).

a. Keuntungan dan Kekurangan Piranti Lepasan

Keuntungan utama dari piranti ortodontik bila dibandingkan

dengan sistem piranti cekat, yaitu piranti ini bisa dilepas oleh pasien

sehingga memudahkan pasien untuk menjaga kebersihan alatnya. Gigi

geligi dan struktur rongga mulut juga bisa dipertahankan kebersihannya

dan kesehatannya selama terapi. Adapun keuntungan lain yang bisa

didapatkan dari piranti ortodontik lepasan, pertama, konstruksi pesawat

lepasan sebagian besar dilakukan di laboratorium, dan hanya

membutuhkan sedikit waktu di klinik. Kedua, maloklusi yang memerlukan

pergerakan tipping hasilnya akan cukup baik. Ketiga, dapat menggerakkan

beberapa gigi terutama pergerakan tipping dan mengurangi tumpang gigit.

Keempat, pengontrolan lebih mudah. Kelima, piranti ortodontik lepasan

relatif lebih murah dibandingkan dengan piranti cekat. Enam, pasien lebih

Page 33: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

22

mudah mengatur kebersihan mulutnya. Apabila terjadi kerusakan pada saat

pemakaian alat, pasien dapat melepaskan alat sendiri dan membawanya ke

dokter gigi yang melakukan perawatan ortodontik (Foster 1997, Syahrul

dkk. 2012).

Seperti piranti ortodontik lainnya, piranti lepasan juga memiliki

kekurangan. Piranti lepasan hanya bisa memberikan tipe pergerakan gigi

yang terbatas. Gerak utama yang bisa diperoleh dengan tipe piranti ini

adalah gerakan tipping. Gerak bodily atau gerak torquing apikal sulit

diperoleh, atau bahkan tidak mungkin diperoleh dengan menggunakan

piranti ini. Selanjutnya, penjangkaran dalam pergerakan gigi kadang sulit

dilakukan, karena gigi penjangkaran dengan menggunakan piranti ini tidak

bisa dicegah untuk tidak bergeser miring. Gigi penjangkar yang digunakan

pada piranti lepasan biasanya diberikan tegangan yang lebih kecil daripada

piranti cekat. Retensi dari piranti lepasan juga lebih sulit dibanding dengan

piranti cekat. Dibutuhkan derajat kerja sama yang tinggi dan keterampilan

yang dituntut dari pihak pasien untuk dapat memasang dan melepas serta

membersihkan alat dengan jeda yang teratur sesuai dengan instruksi yang

telah diberikan oleh operator (Foster 1997).

b. Komponen Piranti Ortodontik Lepasan

Menurut Foster (1999) piranti lepasan terdiri dari komponen aktif,

komponen retensi dan komponen penjangkaran. Komponen tersebut

dihubungkan oleh rangka penghubung yang biasanya terbuat dari bahan

resin akrilik.

Page 34: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

23

1) Komponen Aktif

Komponen aktif merupakan alat untuk meneruskan tekanan

pada piranti ortodontik lepasan untuk memperoleh pergerakan gigi yang

diharapkan. Tekanan yang timbul pada komponen aktif diperoleh dari

pegas, elastik band, atau dengan aksi welding terkontrol dari sekrup

(Adams 1991).

Menurut Adams (1991) pegas biasanya terbuat dari kawat

tahan karat. Kawat logam yang memiliki derajat elasitas tinggi dan

kombinasi panjang dan ketebalan yang tepat akan mendapatkan derajat

tekanan dan aksi dari pegas yang optimal. Bass dan Stevens (1970 cit.

Foster 1993) telah meneliti beberapa sifat pegas. Pertama, Arah koil

tidak banyak menimbulkan perbedaan dalam keefektifan pegas. Kedua,

penambahan panjang kawat melalui pembuatan koil akan menambah

kelenturan pegas. Ketiga, koil ganda memberikan penambahan panjang

yang lebih besar dari kelenturan pada pegas.

Elastik biasanya berupa latek, rubber band dan plastic spring,

yang diregangkan dan digunakan sebagai penghasil tekanan pada piranti

ortodontik lepasan. Elastik lebih jarang digunakan pada piranti lepasan

daripada pegas karena cendurung naik ke atas gigi dan merusak

jaringan gingiva, namun elastik dapat memberikan komponen tekanan

pada situasi tertentu. Kerjasama dari pihak pasien berperan penting,

karena elastik perlu diganti lebih sering dan harus dipasang dengan

benar untuk menghindari trauma gingiva (Adams 1991, Foster 1993).

Page 35: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

24

Sekrup dari berbagai tipe dapat digunakan untuk menghasilkan

tekanan berkesinambungan pada piranti ortodontik lepasan. Sekrup

mempunyai kelebihan yaitu lebih mudah dikendalikan oleh pasien

daripada pegas. Sekrup dapat diputar oleh pasien maupun orang lain

dengan jeda tertentu. Kelebihan lain dari sekrup adalah karena

menghasilkan piranti lepasan yang lebih stabil untuk menggerakkan

beberapa gigi berdekatan ke arah yang sama (Foster 1993).

2) Komponen Retensi

Peranti lepasan membutuhkan retensi atau stabilitas yang baik

dengan menggunakan cengkeram. Retensi yang kurang baik

menyebabkan peranti mudah lepas, pasien sukar memasang peranti

sehingga peranti jarang dipakai. Pada gigi premolar dan insisif dapat

menggunakan cengkeram Adam yang dimodisikasi sehingga diperoleh

retensi yang cukup (Sulandjari 2008, Rahardjo 2009, Foster 1993).

3) Komponen Penjangkaran

Pada piranti ortodontik lepasan, penjangkaran diperoleh dari

daerah yang melawan tekanan yang dihasilkan komponen aktif. Sumber

utama penjangkaran intraoral adalah gigi geligi yang tidak digerakkan

dibantu oleh komponen retensi, yaitu cangkolan Adam. Penjangkar

yang baik harus memperhatikan faktor ukuran dan jumlah gigi

penjangkar yang berkaitan dengan tekanan penggerak, serta

memperhitungkan jumlah ruang yang tersedia untuk pergerakan gigi

(Adams 1991, Foster 1997).

Page 36: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

25

4) Plat Dasar/Akrilik

Plat dasar pada piranti ortodontik lepasan biasanya terbuat dari

resin akrilik. Fungsi utamanya adalah untuk basis dari komponen lain

dari piranti, dan berguna untuk membantu menambah retensi dan

penjangkaran. Plat dasar ini ditahan pada lengkung gigi oleh cengkeram

dan berfungsi untuk mendukung komponen membentuk tekanan yang

bekerja pada gigi-gigi bila gigi digerakkan. Plat dasar juga berfungsi

untuk meneruskan reaksi dari komponen aktif ke gigi-gigi dan jaringan

ditahan oleh plat dasar (Foster 1993, Adams 1991).

Page 37: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

26

D. Kerangka Konsep

Motivasi

1. Estetik

2. Membantu mahasiwa

koas

3. Adanya imbalan

Perilaku

1. Kooperatif

2. Kurang Kooperatif

Keberhasilan Perawatan

Gambar 1. Kerangka Konsep

Waktu

Pasien di klinik Ortodonsia

1. Keinginan sendiri

2. Ditawarkan untuk menjadi

pasien oleh mahasiswa koas

3. Ditawarkan menjadi pasien

melalui jasa pencari pasien

Page 38: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

27

BAB III

HIPOTESIS

Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi

manusia dengan lingkungannya. Wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Perilaku manusia cenderung bersifat menyeluruh, dan pada dasarnya

terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi, dan sosial. Perilaku manusia tidak

berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau

mental dan tingkah laku. Perilaku ini dapat bersifat positif dapat pula negatif

tergantung dari situasi yang dihadapi serta lingkungan maupun kondisi saat itu

(Notoatmodjo dkk. 1984 cit. Budiharto 2008, Herijulianti dkk. 2002).

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah bentuk respon atau reaksi

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme, namun dalam memberikan

respon sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang

berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku tersebut dibagi menjadi

Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yakni karakteristik orang

yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, dan jenis kelamin. Faktor eksternal, yakni lingkungan, baik

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Faktor lingkungan

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Mengubah perilaku individu sangat diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus karena untuk mengubah tingkah laku individu selalu

melibatkan proses perubahan mental. Dalam proses perubahan tersebut diatas,

Page 39: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

28

setiap individu di dalam masyarakat mempunyai perbedaan kecepatan untuk

mencapai tingkat yang satu dengan tingkat yang di atasnya, tetapi ada juga

individu yang tidak pernah menerima suatu gagasan karena tidak sesuai dengan

dirinya. Faktor lingkungan merupakan penunjang keberhasilan dari gagasan

tersebut (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002).

Perilaku setiap individu diperngaruhi oleh motivasinya untuk melakukan

suatu tindakan. Motivasi tersebut merupakan sebuah dorongan atau daya

penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang

melakukan suatu tindakan atau aktifitas tertentu. Motivasi ini diagi menjadi

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, adalah motivasi

yang timbul dari dalam diri seorang individu, yaitu semacam dorongan yang

bersumber di dalam diri tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi

intrinsik merupakan suatu stimulus yang bersifat konstan dan tidak mudah

dipengaruhi oleh lingkungan luar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

disebabkan oleh adanya stimulus dari luar. Rangsangan tersebut bisa

dimanisfestasikan bermacam-macam sesuai dengan karakter, pendidikan, latar

belakang orang yang bersangkutan (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002).

Motivasi awal pasien yang datang ke klinik Ortodonsia berbeda-beda.

Berbagai motivasi tersebut akan mempengaruhi perilaku pasien dalam melakukan

perawatan ortodontik. Dalam pelaksanaan perawatan ortodontik, seorang

mahasiswa koas kedokteran gigi harus memikirkan cara untuk menciptakan

kondisi agar target pasien yang diharapkan dapat tercapai. Melakukan hal tersebut

dengan baik dan benar diperlukan proses dan pembentukan motivasi yang baik

kepada pasien untuk menggerakkannya agar ingin melakukan sesuatu yang

Page 40: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

29

dikehendaki. Pasien akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila dirasakan

ada suatu kebutuhan dan ingin memenuhi kebutuhannya (Herijulianti, Indriani dan

Artini 2002).

Seseorang yang bersedia datang ke klinik Ortodonsia sebagai pasien

mahasiswa koas memiliki berbagai alasan. Alasan setiap pasien akan

mempengaruhi motivasi pasien untuk mau melakukan perawatan Ortodontik.

Motivasi yang berbeda akan mempengaruhi perilaku mereka dalam melakukan

perawatan tersebut. Salah satu hal yang menjadi masalah adalah keinginan pasien

untuk tetap kooperatif dalam melakukan perawatan sampai perawatan dinyatakan

selesai, sementara dalam melakukan perawatan ortodontik lepasan akan ditemui

berbagai macam kendala seperti tidak nyamannya alat, terganggunya fungsi

bicara, alat yang sakit bila dilepas, dan berbagai kendala lain yang mungkin

dirasakan pasien baik yang berasal dari alat tersebut maupun yang berasal dari

gangguan lain seperti malas untuk menggunakan, sering lupa, dan bahkan

berkurangnya motivasi untuk melakukan perawatan.

Berdasarkan telaah teori yang telah dikemukakan maka hipotesis yang

dapat diajukan adalah perawatan ortodonsia lepasan akan menunjukkan sebuah

keberhasilan karena adanya motivasi yang berasal dari keinginan pasien sendiri.

Page 41: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasi deskriptif

dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada satu

periode tertentu dan pengamatan subyek studi hanya dilakukan sekali selama

penelitian (Sugiyono 2011).

B. Identifikasi Variabel

Variabel pengaruh : Motivasi dan Perilaku Pasien

Variabel terpengaruh : Keberhasilan Perawatan

C. Definisi Operasional

1. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk mau

melakukan suatu perawatan. Motivasi seseorang untuk mau dirawat oleh

mahasiswa koas memiliki beberapa kemungkinan yaitu kebutuhan estetik,

membantu mahasiswa koas, atau pasien memiliki motivasi karena adanya

imbalan dari mahasiswa koas.

2. Perilaku merupakan sikap pasien dalam melakukan perawatan Ortodontik

baik saat di ruang klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati maupun perilaku pasien di rumah. Perilaku pasien meliputi

kooperatif dan kurang kooperatif. Pasien yang rutin melakukan

kunjungan/kontrol ke klinik Ortodonsia dan rutin menggunakan alat

dirumah dinilai sebagai pasien yang kooperatif. Pasien yang jarang

melakukan kunjungan/kontrol ke klinik Ortodonsia dan jarang

Page 42: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

31

menggunakan alat ortodontik lepasan dirumah dinilai sebagai pasien yang

kurang kooperatif.

3. Keberhasilan perawatan dinilai berdasarkan kemajuan dari perawatan

selama lebih dari 5 bulan. Keberhasilan perawatan dibagi menjadi berhasil

dan tidak berhasil. Berhasil apabila selama lebih dari 5 bulan terjadi

kemajuan dari perawatan yang dilakukan maka diasumsikan sebagai

berhasil, dan apabila selama lebih dari 5 bulan tidak ada kemajuan maka

perawatan diasumsikan tidak berhasil.

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdaftar menggunakan

alat ortodonsia lepasan di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling.

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien yang terdaftar di klinik Ortodonsia

2) Menggunakan alat ortodontik lepasan selama lebih dari 5 bulan

3) Bersedia diwawancara

b. Kriteria Ekslusi

Menggunakan alat ortodontik lepasan kurang dari 5 bulan

E. Instrumen Penelitian

1. Kartu status dan kartu kontrol pasien.

2. Kuesioner terbuka.

Page 43: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

32

F. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 4 Januari 2014

sampai tanggal 18 Januari 2014.

2. Lokasi penelitian : Penelitian dilakukan di lingkungan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

G. Analisis Data

Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif.

Page 44: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

33

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini merupakan pasien yang terdaftar di klinik

Ortodonsia Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar

sebanyak 30 orang yang menggunakan alat ortodontik lepasan selama lebih dari 5

bulan. Pengumpulan data dan informasi mengenai pasien dengan wawancara yang

diberikan dalam bentuk kuesioner terbuka kepada responden, dikembalikan semua

tanpa ada penolakan sehingga responrate dalam penelitian ini adalah 100 persen.

Pasien yang terdaftar di klinik Ortodonsia sangat bervariasi, mulai dari

anak-anak, remaja, sampai dewasa, baik pria maupun wanita. Ada pasien yang

masih duduk di bangku sekolah, kuliah, dan bekerja. Berikut data pasien yang

menjadi responden di penelitian ini:

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan

No. Umur Jenis kelamin Pekerjaan

Responden Prosentase Pria Wanita S M K

1. 11 - 14 1 4 5 0 0 5 17%

2. 15 - 19 2 5 2 3 2 7 23%

3. 20 - 23 10 8 0 10 8 18 60%

Jumlah 13 17 7 13 10 30 100%

Keterangan:

S = Siswa; M = Mahasiswa; K = Kerja

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pasien yang terdaftar di klinik Ortodonsia

terdiri dari berbagai macam usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Ditunjukkan pada

Tabel 5.1 bahwa pasien yang paling banyak berumur 20 - 23 tahun yaitu

sebanyak 60% dari total responden dalam penelitian, dengan jenis kelamin

Page 45: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

34

terbanyak adalah wanita sebanyak 17 orang, serta dari 30 responden tersebut

terdapat 13 orang mahasiswa, 10 orang bekerja, dan yang paling sedikit responden

yang masih sekolah yaitu sebanyak 7 orang. Rumus yang digunakan pada

perhitungan prosentase pada Tabel 5.1 tersebut adalah sebagai berikut:

Di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati, pasien yang melakukan perawatan ortodontik lepasan oleh

mahasiswa koas bukan merupakan seseorang yang tiba-tiba saja sudah ada di

klinik Ortodonsia atau dalam kata lain bahwa mahasiswa koas untuk melakukan

perawatan ortodontik lepasan harus mencari pasien dan membawa pasien tersebut

untuk dilakukan perawatan di klinik Ortodonsia. Berikut ini adalah hubungan

yang terjalin antara mahasiswa koas dan responden di luar klinik Ortodonsia

dalam diluar perawatan ortodontik lepasan.

Tabel 5.2 Distribusi mengenai relasi responden dengan mahasiswa koas diluar

perawatan

No. Relasi Responden Prosentase

1. Teman atau kerabat 21 70%

2. Dikenalkan teman atau kerabat 7 23%

3. Berkenalan dari jasa pencarian pasien 2 7%

Jumlah 30 100%

Tabel 5.2 menunjukkan mayoritas responden yang dirawat oleh mahasiswa

koas merupakan seseorang yang memiliki hubungan pertemanan atau kerabat dari

Gambar 2. Rumus perhitungan prosentase karakteristik responden berdasarkan

umur, jenis kelamin dan pekerjaan

Page 46: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

35

mahasiswa koas yaitu sebanyak 21 orang, 7 orang diantara 30 responden

menyatakan bahwa baru mengenal mahasiswa koas karena dikenalkan oleh teman

atau keluarga mereka yang mengenal mahasiswa koas, dan 2 orang yang

mengakui bahwa mereka dikenalkan dengan mahasiswa koas melalui jasa

pencarian pasien.

B. Analisis Variabel

1. Motivasi Pasien Datang ke Klinik Ortodonsia

Pasien yang datang ke klinik Ortodonsia di dapatkan dari berbagai

macam kalangan dan latar belakang. Setiap pasien memiliki motivasi

tersendiri untuk melakukan perawatan di klinik Ortodonsia yang

perawatannya dilakukan oleh mahasiswa koas kedokteran gigi.

Berdasarkan berbagai macam kalangan dan latar belakang akan

mendasari alasan seseorang untuk menjadi pasien mahasiswa koas

kedokteran gigi. Berikut ini didapatkan hasil dari penelitian mengenai alasan

pasien mau melakukan perawatan ortodotik lepasan yang perawatannya

dilakukan oleh mahasiswa koas kedokteran gigi.

Tabel 5.3 Distribusi mengenai alasan pasien dirawat mahasiswa koas

No. Pernyataan Responden Prosentase

1. Keinginan sendiri 13 43%

2. Ditawarkan untuk menjadi pasien

oleh mahasiswa koas

15 50%

3. Ditawarkan menjadi pasien

melalui jasa pencarian pasien

2 7%

Jumlah 30 100%

Tabel 5.3 menunjukkan 43% responden menyatakan melakukan

perawatan ortodontik lepasan karena keinginan sendiri, 50% ditawarkan

Page 47: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

36

oleh mahasiswa koas untuk menjadi pasien, dan 7% merupakan pasien dari

jasa pencarian pasien.

Pasien yang datang memiliki berbagai macam latar belakang dalam

melakukan perawatan, baik pasien yang merupakan teman atau kerabat

mahasiswa koas, pasien yang dikenalkan teman atau kerabat mahasiswa

koas, atau pasien yang didapatkan mahasiswa koas dari jasa pencarian

pasien. Berikut ini tabel tentang hubungan 30 responden dengan mahasiswa

koas serta bagaimana motivasi dalam melakukan perawatan sebelumnya:

Tabel 5.4 Distribusi mengenai hubungan responden dan mahasiswa koas

terhadap motivasi dalam melakukan perawatan

No. Hubungan Motivasi

Jumlah a b c

1. Teman atau kerabat 7 14 0 21

2. Dikenalkan teman atau kerabat 5 2 0 7

3. Berkenalan dari jasa pencarian pasien 1 0 1 2

Jumlah 13 16 1 30

Keterangan:

a = Estetik; b = Membantu mahasiswa koas; c = Ada imbalan

Dari Tabel 5.4 menunjukkan dari 21 orang teman atau kerabat

mahasiswa koas yang menjadi pasien ada 7 orang yang dirawat karena

keinginan sendiri dan ada 14 orang yang ingin membantu saudara atau

temannya untuk menyelesaikan target klinik, kemudian dari 7 responden

yang mengaku dikenalkan oleh teman atau kerabatnya dengan mahasiswa

koas terdapat 5 orang dirawat karena keinginan sendiri dan 2 orang karena

ingin membantu, serta dari 2 orang responden yang didapatkan dari jasa

pencarian pasien 1 orang mengakui dirawat karena keinginan sendiri dan 1

orang mengaku karena ada imbalan dari mahasiswa koas.

Page 48: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

37

2. Perilaku Pasien dalam Melakukan Perawatan

Pasien yang melakukan perawatan ortodontik lepasan memiliki

berbagai macam perilaku. Perilaku pasien tersebut dapat mempermudah

atau menyulitkan operator dalam melakukan perawatan. Pasien dengan

tingkat kooperatif yang baik akan menjadi penentu kesuksesan perawatan,

disamping faktor lainnya dalam melakukan perawatan di bidang Ortodonsia.

Berikut ini data yang didapatkan dari responden mengenai

perilakunya dalam melakukan kunjungan/kontrol di klinik Ortodonsia, serta

mengenai perilaku dan sikap pasien dalam menggunakan alat ortodontik

lepasan di rumah sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh operator.

Tabel 5.5 Distribusi mengenai prosentase perilaku pasien dalam

melakukan kunjungan/kontrol di klinik

No. Pernyataan Jumlah Pendapat

Responden Prosentase

1. Rutin 23 77%

2. Jarang 7 23%

Jumlah 30 100%

Pada Tabel 5.5 sebanyak 77% responden menyatakan bahwa ia rutin

dalam melakukan kontrol di klinik Ortodonsia sesuai jadwal yang telah di

sepakati. Interaksi yang terjadi antara responden, mahasiswa koas, dan pihak

ketiga dalam mengatur kesepakatan untuk melakukan kontrol di lakukan

beberapa hari sebelumnya, dan jadwal akan disepakati berdasarkan

ketersediaan jadwal dari responden. Kemudian sebanyak 23% responden

menyatakan jarang melakukan kontrol karena beberapa kendala seperti

kesibukan yang sama sekali tidak bisa di tinggalkan, tidak adanya

Page 49: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

38

kendaraan, dan beberapa responden menyatakan tentang berkurangan

motivasi dalam melakukan perawatan.

Tabel 5.6 Distribusi mengenai prosentase perilaku pasien dalam

menggunakan alat lepasan di rumah

No. Pernyataan Jumlah Pendapat

Responden Prosentase

1. Rutin 21 70%

2. Jarang 9 30%

Jumlah 30 100%

Pada Tabel 5.6 sebanyak 21 responden menyatakan rutin

menggunakan alatnya di rumah berdasarkan instruksi operator karena

merasa sadar akan tanggung jawabnya sebagai pasien, dan sebanyak 9

responden menyatakan jarang menggunakan alatnya karena merasa tidak

nyaman dan sudah tidak termotivasi dengan perawatan yang dilakukan.

Perilaku kooperatif pasien yang tercermin dari cara pasien untuk

memenuhi instruksi operator dalam melakukan perawatan ortodontik

lepasan berhubungan dengan kenyamanan dan kepuasan pasien dalam

melakukan perawatan ortodontik lepasan. Apabila alat yang didesain oleh

operator dinilai nyaman maka pasien akan menunjukkan sikap positifnya

dalam menggunakan alat secara teratur sesuai dengan instruksi yang telah

diberikan, sehingga dapat dinilai bahwa pasien kooperatif dalam melakukan

perawatan ortodontik lepasan. Hal ini diperkuat apabila pasien merasakan

akan adanya sebuah kepuasaan tersendiri ketika melakukan perawatan

bersama mahasiswa koas kedokteran gigi, kepuasan pasien ini dapat

berhubungan dengan kualitas mahasiswa koas dalam memberikan pelayanan

terbaik bagi pasien.

Page 50: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

39

3. Keberhasilan Perawatan

Analisis dokumen untuk mengetahui keberhasilan perawatan oleh

peneliti dilihat berdasarkan kartu status dan kartu kontrol pasien. Kriteria

responden yang telah ditentukan merupakan pasien di klinik Ortodonsia

yang sudah menggunakan alat ortodontik lepasan lebih dari 5 bulan.

Penentuan akan rentan waktu ini karena dinilai pasien yang melakukan

perawatan secara berkelanjutan selama lebih dari 5 bulan umumnya akan

merasa mulai jenuh dan bosan dengan perawatan yang dilakukan oleh

mahasiswa koas kedokteran gigi, sehingga akan pasien akan mulai

memunculkan berbagai alasan yang akan menghalangi melakukan

perawatan. Kemajuan dalam perawatan akan di asumsikan sebagai

keberhasilan perawatan. Penilaian akan keberhasilan perawatan ini di bagi

menjadi 2 kategori, yaitu berhasil dan tidak berhasil.

Tabel 5.7 Distribusi mengenai jumlah responden yang berhasil dirawat

No. Selama Keberhasilan Jumlah

Responden

Prosentase

Keberhasilan B TB

1. 5 bulan 3 1 4 10%

2. 6 bulan 22 2 24 73%

3. 7 bulan 2 0 2 7%

Jumlah 27 3 30 100%

Keterangan:

B = Berhasil; TB = Tidak berhasil

Dari Tabel 5.7 didapatkan 27 responden berhasil dalam perawatan

ortodontik lepasan, dan sebanyak 3 responden yang tidak berhasil.

Responden yang berhasil melakukan perawatan terdiri dari 3 orang yang

melakukan perawatan ortodontik lepasan selama 5 bulan, 22 orang yang

Page 51: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

40

melakukan perawatan selama 6 bulan, dan 2 orang yang melakukan

perawatan selama 7 bulan.

4. Hubungan Motivasi, Perilaku Pasien dan Keberhasilan Perawatan

Motivasi yang baik dalam melakukan perawatan ortodontik akan

mempengaruhi keberhasilan perawatan. Seseorang yang mau melakukan

perawatan ortodontik ada yang memang menginginkan perawatan tersebut

langsung dari dalam dirinya, ada juga pasien yang melakukan perawatan

karena stimulus dari luar individu. Pasien yang lain akan melakukan

perawatan ortodontik karena diberikan stimulus lebih berupa imbalan

tertentu yang akan menyebabkan pasien tertarik dan mungkin pasien akan

mengutamakan imbalan tersebut dibandingkan perawatan yang dilakukan,

pasien seperti ini biasanya didapatkan dari jasa pencarian pasien.

Berikut data yang didapatkan berdasarkan relasi antara mahasiswa

koas kedokteran gigi dengan pasien ortodontik lepasan, motivasi dan

perilaku pasien, dan keberhasilan dalam melakukan perawatan ortodontik

leoasan. Pada bagian perilaku pasien , pasien yang rutin melakukan

kunjungan/kontrol di klinik Ortodonsia akan dinilai sebagai pasien yang

Kooperatif (K) dan pasien yang jarang melakukan kunjungan/kontrol di

klinik Ortodonsia akan dinilai Kurang Kooperatif (KK), serta pasien yang

rutin menggunakan alat ortodontik lepasan dirumah sesuai dengan instruksi

yang telah diberikan oleh operator kepada pasien akan dinilai sebagai pasien

yang Kooperatif (K) sedangkan pasien yang jarang menggunakan alat

ortodontik lepasan di rumah dinilai sebagai pasien yang Kurang Kooperatif

(KK).

Page 52: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

41

Tabel 5.8 Distribusi mengenai alasan, motivasi dan perilaku terhadap

keberhasilan perawatan

Alasan

n Motivasi

Perilaku

Keberhasilan

(%) Klinik Rumah B TB

1 2 3 K KK K KK

a 12 8 4 0 10 2 10 2 11 1 92

b 16 4 12 0 11 5 9 7 14 2 88

c 2 1 0 1 2 0 2 0 2 0 100

Jumlah 30 13 16 1 23 7 21 9 27 3

Keterangan :

n = Sampel

Alasan

a = Keinginan sendiri; b = Ditawarkan mahasiswa koas; c = Ditawarkan jasa pencarian

pasien

Motivasi

1 = Estetik; 2 = Membantu mahasiswa koas; 3 = Imbalan

Perilaku

K = Kooperatif; KK = Kurang Kooperatif

Keberhasilan

B = Berhasil; TB = Tidak Berhasil

Pada perhitungan prosentase Tabel 5.8 dihitung dengan

membandingkan responden yang berhasil dirawat dengan popolusi setiap

kategori. Kategori alasan terdiri dari keinginan sendiri, ditawarkan

mahasiswa koas, dan ditawarkan oleh jasa pencarian pasien. Perhitungan

rumus prosentase pada Tabel 5.10 adalah sebagai berikut:

2. Populasi = Responden yang berhasil + Tidak berhasil

Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa data responden yang

berhasil dalam melakukan perawatan ortodontik lepasan berdasarkan alasan

dan motivasi pasien didapatkan data 92% responden yang ingin dirawat

Gambar 3. Rumus perhitungan prosentase distribusi mengenai alasan,

motivasi dan perilaku terhadap keberhasilan perawatan

Page 53: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

42

karena keinginan sendiri berhasil melakukan perawatan, 88% responden

yang ditawarkan menjadi pasien oleh mahasiswa koas berhasil melakukan

perawatan, dan 100% responden dari jasa pencarian pasien berhasil

melakukan perawatan.

Page 54: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

43

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar terhadap 30 responden yang merupakan

pasien terdaftar di klinik Ortodonsia yang sudah menggunakan alat ortodontik

lepasan selama lebih dari 5 bulan.

Dari penelitian di dapatkan bahwa 43% responden melakukan perawatan

ortodontik lepasan karena keinginan sendiri, karena adanya penawaran perawatan

dari mahasiswa koas sebanyak 50%, dan sebanyak 7% mengakui melakukan

perawatan karena di tawarkan oleh jasa pencarian pasien.

Dalam penelitian ini di dapatkan dari 30 responden terdiri dari 21 orang

teman atau kerabat mahasiswa koas, 7 orang dikenalkan oleh teman atau kerabat

dari mahasiswa koas, dan 2 responden mengakui bahwa mereka dikenalkan

dengan mahasiswa koas melalui jasa pencarian pasien. Sedangkan dari 30 orang

responden tersebut terdiri dari 13 orang yang dirawat karena termotivasi untuk

memperbaiki estetik, 16 orang karena ingin membantu mahasiswa koas, dan 1

orang karena adanya imbalan dari perawatan yang dilakukan.

Responden yang melakukan perawatan karena keinginan sendiri untuk

memperbaiki estetik umumnya memang menargetkan untuk dirawat oleh

mahasiswa koas yang di ketahui memang akan melakukan perawatan ortodontik

lepasan di klinik Ortodonsia, dan responden yang ingin membantu mahasiswa

koas walaupun pada dasarnya merasa tidak membutuhkan perawatan ortodontik

lepasan umumnya merupakan teman atau kerabat mahasiswa koas yang saat di

Page 55: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

44

berikan stimulus untuk melakukan perawatan sudah mengetahui tentang

bagaimana proses yang harus dilalui mahasiswa koas untuk menyelesaikan

pendidikannya, sehingga responden tersebut bersedia dan ikhlas untuk dilakukan

perawatan. Sedangkan ada beberapa orang yang ingin melakukan perawatan

ortodontik dan mengetahui bahwa biasanya mahasiswa koas kedokteran gigi

mencari pasien untuk dirawat ortodontik lepasan, namun mereka tidak ada

satupun mengenal mahasiswa koas kedokteran gigi. Maka orang tersebut mencari

tahu tentang mahasiswa kedokteran gigi yang sedang mencari pasien untuk alat

ortodontik lepasan dan dikenalkan melalui teman atau kerabatnya dengan

mahasiswa yang merawatnya sekarang, sedangkan pasien karena ingin membantu

umumnya memang ingin melakukan perawatan ortodontik bukan dengan

mahasiswa koas melainkan dengan dokter gigi, namun karena pemberian stimulus

yang baik dan kesan yang baik dari mahasiswa koas saat pertama perkenalan

mengubah persepsi dan motivasi responden menjadi ingin melakukan perawatan

sambil membantu mahasiswa koas. Responden lain yang datang dari jasa

pencarian pasien pada penelitian ini hanya terdapat 2 orang, responden pertama

memang ingin melakukan perawatan namun terhalang biaya, lalu secara tidak

sengaja di tawarkan oleh jasa pencarian pasien untuk melakukan perawatan

dengan mahasiswa koas dengan adanya imbalan dari perawatan, dari hasil

wawancara di dapatkan bahwa responden pertama dari jasa pencarian pasien ini

mengutamakan keinginan yang sangat besar untuk dirawat dari imbalan yang

diberikan. Responden kedua dari jasa pencarian pasien mengakui ingin melakukan

perawatan karena awalnya tertarik dengan imbalan yang diberikan, lalu

Page 56: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

45

keuntungan ganda dipertimbangkan yaitu berupa perawatan alat ortodontik

lepasan yang gratis.

Perbedaaan motivasi pasien untuk melakukan perawatan ortodontik

lepasan di klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati

Denpasar akan mencerminkan perilaku pasien dalam melakukan kunjungan/

kontrol ke klinik Ortodonsia sesuai jadwal dan perilaku pasien dalam mentaati

instruksi penggunaan alat di rumah seperti yang di informasikan oleh operator.

Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa 90% responden yang melakukan

perawatan ortodontik lepasan memiliki kemajuan dalam perubahan susunan gigi

geliginya setelah melakukan perawatan selama 5 bulan atau lebih bersama

mahasiswa koas kedokteran gigi. Rutinitas pasien dalam melakukan

kunjungan/kontrol di klinik Ortodonsia dan seberapa rutin pasien menggunakan

alat ortodonsia lepasan di rumah merupakan salah satu indikator keberhasilan

perawatan, selain faktor-faktor lain yang berpengaruh. Teori ini dibuktikan

dengan hasil penelitian yang menemukan 10% responden yang tidak memiliki

kemajuan sama sekali dalam melakukan perawatan yang diartikan bahwa tidak

berhasil melakukan perawatan. Pasien yang tidak berhasil dalam perawatan ini

berdasarkan hasil wawancara merupakan pasien yang dinilai kurang kooperatif,

dan berdasarkan alasan pasien tentang perilaku mereka berhubungan dengan

kurang nyamannya penggunaan alat dan tidak termotivasi atau tidak adanya

sebuah pengharapan besar akan perawatan ortodontik ini baik sebelum perawatan

maupun saat perawatan.

Keberhasilan sebuah perawatan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu

faktor yang mempengaruhi perawatan adalah sikap seseorang dalam merespon

Page 57: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

46

atau menanggapi perawatan yang dilakukan. Seseorang yang mendapatkan

penyakit dan tidak merasakan sakit sudah tentu tidak akan termotivasi untuk

bertindak apa-apa terhadap penyakitnya tersebut. Sikap lainnya, apabila mereka

diserang penyakit dan juga merasakan bahwa itu sakit, maka baru akan timbul

berbagai macam perilaku dan usaha. Pada bidang Ortodonsia di kedokteran gigi,

ini berarti bahwa apabila ada seseorang yang memiliki kelainan dalam susunan

gigi geliginya tidak akan berusaha untuk melakukan perawatan ortodontik apabila

ia tidak merasa terganggu dengan keadaan gigi geliginya, sedangkan seseorang

lain yang merasakan kelainan gigi geliginya tersebut merupakan sebuah gangguan

akan berusaha untuk mencari dan mendapatkan perawatan yang baik untuk

memperbaiki keadaan gigi geliginya (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002,

Notoatmodjo 2007)

Berdasarkan teori Stimulus Organisme dalam hubungannya dengan

penelitian ini dinyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang tergantung kepada

kualitas mahasiswa koas kedokteran gigi dalam berkomunikasi dan memberikan

stimulus positif terhadap pasiennya. Mahasiswa koas yang memiliki kemampuan

baik dalam berkomunikasi dan memberikan stimulus berupa semangat dan

keyakinan terhadap pasiennya yang melakukan perawatan ortodontik lepasan akan

menjadikan mahasiswa tersebut terlihat berkualitas dan dapat dipercaya bagi

pasien. Ini berarti bahwa sebuah keyakinan positif akan keberhasilan perawatan

telah terbangun didalam diri pasien yang dalam prosesnya juga akan

mempengaruhi perilaku pasien untuk tetap kooperatif hingga perawatan

dinyatakan selesai (Notoatmodjo 2007).

Page 58: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

47

Perawatan ortodontik lepasan bagi calon pasien merupakan hal yang baru.

Baik seseorang yang sudah mengenal mahasiswa koas maupun di kenalkan oleh

orang lain, persetujuan akan perawatan dimulai oleh diberikannya stimulus dari

mahasiswa koas. Stimulus akan diterima lebih mudah bagi seseorang yang

sebelumnya sudah pernah memikirkan tentang kebutuhan akan adanya stimulus

tersebut, dan stimulus akan lebih sulit untuk diterima oleh orang yang merasa

belum membutuhkan hal tersebut. Setelah menerima stimulus target akan

memberikan sebuah respon, dan apabila responnya positif maka orang tersebut

akan mulai bisa diajak untuk bekerjasama (Notoatmodjo 2007).

Menyangkut kronologis hubungan keinginan pasien terhadap perawatan

dan hasil perawatan selama lebih dari 5 bulan, dari 3 orang responden yang tidak

memiliki kemajuan perawatan, terdiri dari 1 orang yang mengaku melakukan

perawatan karena keinginan sendiri, dan 2 orang yang mengaku awalnya diminta

untuk menjadi pasien oleh mahasiswa koas karena tidak enak hati untuk menolak.

Setelah dilakukan penelusuran melalui wawancara, responden yang tidak berhasil

dalam perawatan tersebut menuturkan berbagai faktor kendala mereka untuk dapat

kooperatif dalam perawatan seperti dari segi alat seperti mengganggu artikulasi,

memacu terjadinya hipersaliva, rentan panas dalam dan sariawan, juga rasa sakit

saat alat dilepaskan. Dari segi motivasi beberapa responden mengakui bahwa

adanya motivasi dan keinginan yang menurun setelah ditemui berbagai

ketidaknyamanan dalam pemakaian alat, responden lain menyatakan tidak

menemukan masalah yang berarti dengan kondisi gigi geliginya yang itu berarti

bahwa tidak adanya motivasi atau harapan untuk memperbaiki giginya, ini juga

diperburuk dengan keadaan mahasiswa koas yang tidak meyakinkan saat

Page 59: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

48

melakukan perawatan sehingga meningkatkan tingkat ketakutan akan terjadinya

malpraktek yang dikhawatirkan akan membuat keadaan gigi menjadi parah, dan

adanya banyak hal yang dianggap jauh lebih penting di luar sana untuk dilakukan

daripada melakukan perawatan di klinik bersama mahasiswa koas.

Adanya banyak alasan pasien yang menjadikan faktor penyebab kesulitan

pasien untuk menjadi kooperatif diatas, berhubungan dengan bagaimana kualitas

dari mahasiswa koas itu sendiri. Pasien yang tidak memiliki motivasi atau merasa

tidak memiliki kebutuhan akan perawatan ortodontik akan sulit untuk mentolerir

rasa sakit, atau bahkan sebaliknya rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh pasien

akan mengurangi motivasi pasien dalam melakukan perawatan (Jati 2012).

Dalam melakukan sesuatu hal seseorang harus memikirkan cara untuk

menciptakan kondisi agar yang diinginkan dapat tercapai. Hubungan yang baik

antara mahasiswa koas kedokteran gigi dan pasien dan bahkan orang ketiga, akan

berpengaruh terhadap keberhasilan perawatan. Pasien yang merasakan bahwa

mahasiswa koas merupakan individu yang nyaman untuk diajak bekerjasama

sesuai dengan kebutuhannnya akan memberikan sebuah sikap kooperatif yang

baik. Untuk menjaga sebuah profesionalitas dalam perawatan, terutama perawatan

ortodontik lepasan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, apabila

mahasiswa koas ingin berhasil dalam mengubah perilaku target, maka mahasiswa

koas harus mencari tahu dahulu apa yang dibutuhkan oleh pasien. Setelah itu,

dibutuhkan pencerminan sikap yang baik dari mahasiswa koas seperti mampu

menciptakan diri sebagai orang yang dapat dipercaya, menciptakan kondisi

nyaman bagi pasien, berperilaku yang baik dan sopan terhadap pasien dan orang

Page 60: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

49

sekitar pasien, dan mampu memotivasi pasien dan terus memperbaharui semangat

pasien hingga akhir perawatan (Herijulianti, Indriani dan Artini 2002).

Page 61: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

50

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Keberhasilan sebuah perawatan didapatkan dari kerjasama yang baik dari

semua pihak. Hasil yang baik dari perawatan didasari dari motivasi atau dorongan

yang kuat dari dalam diri pasien yang berhubungan dan dipengaruhi oleh kualitas

juga sikap konsisten dari mahasiswa koas kedokteran gigi dalam memenuhi

kebutuhan dan harapan pasien dalam melakukan perawatan. Berdasarkan hasil

penelitian motivasi pasien yang datang untuk dirawat ortodontik lepasan, pasien

yang termotivasi karena ingin memperbaiki estetik dan mendapatkan imbalan dari

mahasiswa koas memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dibandingan dengan

pasien yang termotivasi karena ingin membantu mahasiswa koas kedokteran gigi.

B. SARAN

1. Untuk memperkuat pernyataan tentang hubungan keinginan pasien dan

keberhasilannya diharapkan penelitian selanjutnya mengambil rentan

waktu lebih lama dengan jumlah sampel yang lebih besar.

2. Untuk membandingkan tingkat keberhasilan perawatan antara pasien yang

datang karena keinginan sendiri, dikenalkan oleh mahasiswa koas, dan

dikenalkan oleh jasa pencarian pasien, perlu dilakukan penelitian dengan

jumlah sampel masing-masing kategori dengan jumlah yang seimbang.

3. Untuk mengatur strategi kepaniteraan klinik, di harapkan mahasiswa koas

kedokteran gigi untuk terus meningkatkan kualitas diri terutama

menyangkut tentang kemampuan dalam melakukan perawatan dan

Page 62: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

51

pencitraan diri sebagai seorang tenaga kesehatan yang mampu dipercaya

dan meyakinkan bagi pasien.

Page 63: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xii

DAFTAR PUSTAKA

Adams, C.P. 1984, Desain, Konstruksi dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas,

Ed. Ke-5, Penerjemah: Lilian Yuwono, Widya Medika., Jakarta.

Budiharto. 2010, Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan

Gigi, EGC Penerbit Buku Kedokteran., Jakarta.

Foster, T.D. 1993, Buku Ajar Ortodonsi, Ed. Ke-3, Penerjemah: Lilian Yuwono,

EGC Penerbit Buku Kedokteran., Jakarta.

Graber, T.M and Swain, B.F. 1985. Orthodontics, Current Priciples and

Techniques, The C.V Mosby Compony., ST. Louis.

Hadipratomo, Notoatmodjo, S. 1984, Penelitian di Bidang Pendidikan dan Ilmu

Perilaku, Available : http://cendrawasih.a.f.staff.ugm.ac.id/wp-

content/buku-ajar-orto-i-th-2008.pdf [20 September 2013].

Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC

Penerbit Buku Kedokteran., Jakarta.

Jati. 2012, September 3-last update, Merubah sakit menjadi motivasi, Available :

http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/09/03/merubah-sakit-

menjadi-motivasi-486345.html [13 Februari 2014].

Maulani, C. 2009, Seluk Beluk Kawat Gigi, Alex Media Komputindo., Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan., PT Asdi Mahasatya.,

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit Rineka

Cipta., Jakarta.

Praktiknya, W.A. 1986, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran, PT Raja

Grafindo Persada., Jakarta.

Salzmann, J.A. 1974, Orthodontics in Daily Practice, J.B Lippincott Company.,

Philadelphia.

Siang, J.J. 2003, Kiat Jitu Sukses Menyusun Skripsi, Penerbit Andi., Yogyakarta.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kesehatan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitiatif, dan R&D, Alfabeta., Bandung.

Sulandjari, H. 2008, Buku Ajar Ortodonsia I KGO I, Available:

http://cendrawasih.a.f.staff.ugm.ac.id/wp-content/buku-ajar-orto-i-th-

2008.pdf [20 September 2013].

Page 64: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xiii

Syahrul, D., Wiwekowati., Walianto, S., Budijanana, I.D.G., Hidajah, N., Ayu,

K.V. 2012, Buku Pedoman Kepaniteraan Klinik Ortodonsia, Denpasar.

Page 65: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xii

LAMPIRAN 1

KUESIONER MENGENAI PENGARUH MOTIVASI PASIEN TERHADAP

PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN

Kode Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Kuesioner Terbuka

A. Motivasi Pasien yang datang ke klinik Ortodonsia Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Mahasaraswati

1. Jelaskan bagaimana hubungan anda dengan mahasiswa koas yang merawat

anda ini di luar perawatan yang dilakukan?

2. Jelaskan tentang alasan anda tertarik melakukan perawatan ortodontik

lepasan?

3. Mengapa anda bersedia menjadi pasien mahasiswa klinik?

4. Apa yang memotivasi anda dalam melakukan perawatan dengan

mahasiswa koas?

Page 66: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xiii

B. Perilaku Pasien dalam melakukan perawatan

1. Setelah sekian lama di rawat oleh mahasiswa klinik, seberapa rutin

anda datang ke klinik ortodonsia untuk melakukan perawatan?

2. Jelaskan tentang siapa yang biasanya mengatur jadwal perawatan?

Apakah mahasiswa klinik yang menghubungi anda langsung?

3. Alasan apa yang biasanya dihadapi yang membuat anda tidak bisa

datang melakukan perawatan di klinik ortodonsia?

4. Apakah anda rutin menggunakan kawat gigi lepasan di rumah sesuai

dengan instruksi yang diberikan mahasiswa klinik? Alasannya?

5. Apakah perawatan kawat gigi ini sesuai harapan anda sebelumnya?

6. Bagaimana kenyamanan anda dalam menggunakan alat ortodontik

lepasan? Sertai alasannya

7. Bagaimana kepuasan anda dalam perawatan yang diberikan oleh

mahasiswa koas? Berikan alasannya

Page 67: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xiv

C. Keberhasilan Perawatan

Masalah Gigi Geligi Insersi Keberhasilan

Perawatan

A. Berhasil

B. Tidak

Page 68: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xv

LAMPIRAN

Page 69: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xii

LAMPIRAN 2

PETUNJUK WAWANCARA

Nama : Ditulis dengan nama samaran untuk kenyamanan pasien saat di

wawancara. Namun, peneliti mempunyai data lengkap pasien di

lembar lain agar memudahkan dalam telaah dokumen pasien.

Umur : Data tambahan

Alamat : Mengetahui lingkungan tempat tinggal serta faktor lain yang

mungkin mempengaruhi motivasi dan perilaku pasien.

Pekerjaan : Mengetahui dan untuk memperkuat hasil penelitian berdasarkan latar

belakang pekerjaan yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan

ortodontik yang dilakukan.

Page 70: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xiii

PENJELASAN PENGISIAN DAN PENILAIAN:

KUESIONER MENGENAI PENGARUH MOTIVASI PASIEN TERHADAP

PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN

A. Motivasi Pasien

No Aspek yang

Dinilai

Keterangan yang

Dibutuhkan dari Pasien Kriteria Jawaban

1

Hubungan

pasien dan

mahasiswa

koas

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

hubungan responden

dengan mahasiswa koas

di luar perawatan yang

dilakukan.

Pernyataan pasien di golongkan

menjadi 3 kategori :

1. Berteman atau bersaudara

2. Tidak mengenal dan berkenalan

melalui teman atau saudara

3. Di kenalkan oleh calo pasien

2

Alasan

tertarik

melakukan

perawatan

Keterangan yang

dibutuhkan adalah alasan

pasien dalam melakukan

perawatan. Korek lebih

dalam hingga pasien

tertentu menceritakan hal

sebenarnya.

Pernyataan bebas, korek sejauh

mungkin informasi yang bisa di

ambil, pancing pasien untuk merasa

nyaman bercerita.

3

Motivasi

pasien mau

menjadi

pasien

mahasiswa

klinik

Keterangan yang

dibutuhkan adalah alasan

utama pasien kenapa ia

bersedia menjadi pasien

mahasiswa koas.

Pernyataan pasien di golongkan

menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Kemauan sendiri

2. Membantu mahasiswa koas

3. Adanya imbalan

4

Hal yang

memotivasi

perawatan

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

tentang motivasi atau

kebutuhan yang

mendasari pasien

melakukan perawatan.

Pernyataan ini bebas, dengarkan

keterangan pasien. Dapatkan

informasi kunci tentang harapannya

dalam melakukan perawatan

tersebut.

Page 71: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xiv

B. Perilaku Pasien

No Aspek yang

Dinilai

Keterangan yang

Dibutuhkan dari Pasien Kriteria Jawaban

1 Perilaku di klinik

Ortodonsia

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

tentang seberapa rutin

pasien datang untuk

melakukan perawatan

sesuai dengan jadwal

yang disepakati.

Pernyataan bebas.

Digolongkan menjadi :

1. Rutin

2. Jarang

Sertai alasan pasien yang

mendasari perilakunya

tersebut.

Rutin diasumsikan sebagai

kooperatif, dan jarang

diasumsikan sebagai

kurang kooperatif.

2

Keaktifan pasien,

mahasiswa klinik,

atau calo dalam

mengatur jadwal

perawatan

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

pernyataan pasien

tentang siapa diantara

pihak pihak yang

bersangkutan aktif dalam

mengatur jadwal

perawatan, disertai

masing-masing

alasannya.

Kriteria jawaban di

golongkan menjadi 3

objek, yaitu :

1. Pasien

2. Mahasiswa koas

3. Jasa pencarian pasien

3

Kendala yang

dihadapi pasien

untuk menjadi

kooperatif di

klinik Ortodonsia

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

kendala apa yang

dihadapi pasien untuk

datang melakukan

kontrol perawatan di

Pernyataan pasien bebas.

Jawaban yang diberikan

bisa saja berdasarkan

banyak faktor kendala atau

bahkan tidak ada kendala

sama sekali. Korek detail

Page 72: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xv

klinik Ortodonsia. hingga pasien

membeberkan alasan

utamanya.

4 Perilaku di rumah

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

rutinitas pasien

menggunakan kawat gigi

lepasannya di rumah,

apakah sesuai dengan

instruksi, dan jika tidak

kenapa pasien tidak

menggunakannya sesuai

instruksi mahasiswa

klinik.

Pernyataan pasien bebas.

Jawaban yang diberikan

bisa saja berdasarkan

banyak faktor kendala atau

bahkan tidak ada kendala

sama sekali.

Digolongkan menjadi :

1. Rutin

2. Jarang

Sertai alasan pasien yang

mendasari perilakunya

tersebut.

Rutin diasumsikan sebagai

kooperatif, dan jarang

diasumsikan sebagai

kurang kooperatif

5

Harapan pasien

melakukan

perawatan dengan

mahasiswa koas

Berhubungan dengan

poin 4 pada bagian A.

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

bagaimana harapan

tersebut terpenuhi atau

tidak.

Dapatkan alasan kunci

pasien yang mana

pernyataan ini mungkin

akan berhubungan dengan

banyak hal.

Page 73: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xvi

6 Kenyamanan

pasien

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

kenyamanan pasien

dalam menggunakan alat

dan alasan yang

mendasari penilaian

Minta pasien memberikan

tingkat kenyaman dalam

menggunakan alat, yaitu:

1. Kurang nyaman

2. Nyaman

3. Sangat Nyaman

4. Sertai alasan pasien

7. Kepuasan pasien

Keterangan yang

dibutuhkan adalah

kepuasaan pasien yang

berhubungan dengan

pelayanan dari perawatan

yang diberikan oleh

mahasiswa koas.

Keterangan ini akan

berhubungan dengan

harapan dan motivasi

pasien dalam melakukan

perawatan. Korek jauh

apabila adanya

kecenderungan

ketidakpuasan atau bahkan

pasien yang merasa sangat

puas.

Minta pasien memberikan

nilai dengan kategori nilai

yang sama dengan

kenyamanan

Page 74: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

xvii

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI

Gambar 2. Wawancara responden

Gambar 3. Telaah dokumen pasien di dampingi

mahasiswa koas

Page 75: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

18

No. Kode

Nama Umur J.K

Pekerjaan Relasi Alasan Motivasi Perilaku Nyaman Puas Keberhasilan

Siswa Mahas Kerja A B C 1 2 3 i ii iii Klin Rmh

KN N SN K

P P SP B TB

R J R J

1 A1 19 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 A2 16 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 A3 20 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 A4 22 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 B1 21 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 B2 12 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 B3 19 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 C1 12 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 C2 21 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 D1 18 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 E1 20 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 E2 21 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 E3 11 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 E4 22 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 E5 20 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 F1 22 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 F2 19 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 G1 22 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 G2 21 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

20 G3 22 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

21 G4 19 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

22 G5 12 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

23 I1 21 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

24 I2 22 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

25 I3 19 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

26 J1 21 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

27 J2 12 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

28 K1 22 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

29 K2 23 P √ √ √ √ √ √ √ √ √

30 K3 20 L √ √ √ √ √ √ √ √ √

A = Teman atau kerabat; B = Dikenalkan teman atau kerabat; C = Dikenalkan dari jasa pencarian pasien

1 = Keinginan sendiri; 2 = Ditawarkan mahasiswa koas; C = Ditawarkan calo

i = Estetik; ii = Membantu mahasiswa koas; iii = Ada imbalan

Page 76: KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI6.pdf · ii KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK

19

LAMPIRAN 4

DATA PENELITIAN

No. Kode

Nama Umur J.K Waktu perawatan

1 A1 19 P 6 bln

2 A2 16 L 6 bln

3 A3 20 L 7 bln

4 A4 22 L 6 bln

5 B1 21 P 6 bln

6 B2 12 P 6 bln

7 B3 19 L 6 bln

8 C1 12 P 6 bln

9 C2 21 P 6 bln

10 D1 18 P 6 bln

11 E1 20 P 6 bln

12 E2 21 L 5 bln

13 E3 11 P 6 bln

14 E4 22 P 6 bln

15 E5 20 L 5 bln

16 F1 22 P 6 bln

17 F2 19 P 6 bln

18 G1 22 P 5 bln

19 G2 21 L 5 bln

20 G3 22 P 6 bln

21 G4 19 P 6 bln

22 G5 12 L 6 bln

23 I1 21 L 6 bln

24 I2 22 L 7 bln

25 I3 19 P 6 bln

26 J1 21 L 6 bln

27 J2 12 P 6 bln

28 K1 22 L 6 bln

29 K2 23 P 6 bln

30 K3 20 L 6 bln