Top Banner
BAB A. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kearifan lokal di Indonesia saat ini menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di tengah semakin menipisnya sumber daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan masyarakat. Paling tidak ada dua alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi elemen penentu keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam sekitar. Pertama, karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan sumber daya alam khususnya akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan ekonomi yang makin mengglobal dan dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga secara perlahan ataupun cepat menggeser kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Kedua faktor ini bekerja mendorong masyarakat melakukan hal bersifat destruktif terutama saat mengelola usaha berbau produktif mengandalkan potensi sumber daya alam. Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam membangun dirinya tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu- 1
33

Kearifan Lokal Fix-3

Dec 17, 2015

Download

Documents

lokal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB A. PENDAHULUANLATAR BELAKANGKearifan lokal di Indonesia saat ini menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di tengah semakin menipisnya sumber daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan masyarakat. Paling tidak ada dua alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi elemen penentu keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam sekitar. Pertama, karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan sumber daya alam khususnya akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan ekonomi yang makin mengglobal dan dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga secara perlahan ataupun cepat menggeser kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Kedua faktor ini bekerja mendorong masyarakat melakukan hal bersifat destruktif terutama saat mengelola usaha berbau produktif mengandalkan potensi sumber daya alam.Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam membangun dirinya tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai dimensi kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam. Sekarang eksistensi kearifan lokal dirasakan semakin memudar pada berbagai kelompok.Kondisi lingkungan Indonesia menghasilkan keanekaragaman ekosistem beserta sumber daya alam, melahirkan manusia Indonesia yang berkaitan erat dengan kondisi alam dalam melakukan berbagai aktivitas untuk menunjung kelangsungan hidupnya. Manusia Indonesia menaggapi alam sebagai guru pemberi petunjuk gaya hidup masyarakat, yang terlahir dalam bentuk kebiasaan alami yang dituangkan menjadi adat kehidupan yang berorientasi pada sikap alam terkembang menjadi guru (Salim, 2006). Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan pembangunan yang berguna untuk memenuhi hak dan kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi hak dan kebutuhan hidupnya. Itu berarti, tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang optimal untuk pembangunan tapi tetap serasi dan seimbang dalam pemanfaatannya.Dalam berbagai literatur ilmu sosial, pembangunan atau yang disebut dengan istilah apapun, semestinya diarahkan pada penciptaan kesejahteraan warganya. Itu berarti, tujuan utama pembangunan adalah kesejahteraan manusia ( Human Welfare). Pembangunan yang mensejahterakan rakyat akan memperoleh keberhasilan dalam pembangunan secara nasional sangat tergantung dengan sinergitas kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.1. KONSEP-KONSEP KUNCIa. Pengantar Kearifan Lokal dalam Pembangunan Berkelanjutan.b. Jenis-jenis Kearifan Lokal.c. Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan.d. Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan.e. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan.f. Dimensi Pembangunan Berkelanjutang. Indikator Pembangunan Berkelanjutan.h. Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutani. Dimensi Pembangunan Berkelanjutanj. Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia k. Kearifan Lokal dalam Pembangunan Berkelanjutan

2. PETUNJUK1. Pelajari materi bab 1 dengan tekun dan disiplin!2. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal soal akhir bab yang di sertai dengan kunci jawaban.3. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.4. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!5. Bacalah sumber sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda!6. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap.7. Selamat belajar, semoga sukses!

3. TUJUAN PEMBELAJARANa. Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mempelajari materi ini, pembaca dan masyarakat diharapkan mampu memahami dan menerapkan kearifan local dalam pembangunan keperawatan.b. Tujuan Pembelajaran KhususSetelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu :1) Menjelaskan pengertian Kearifan Lokal dan Pembangunan Berkelanjutan.2) Menyebutkan Jenis-jenis Kearifan Lokal.3) Menjelaskan Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan.4) Menjelaskan Penduduk Berkualitas Merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan.5) Menjelaskan Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan.6) Menyebutkan Dimensi Pembangunan Berkelanjutan.7) Menyebutkan Indikator Pembangunan Berkelanjutan.8) Menjelaskan Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan9) Menjelaskan Dimensi Pembangunan Berkelanjutan10) Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia 11) Menjelaskan Kearifan Local Dalam Pembangunan Berkelanjutan

B. PENYAJIAN MATERIa. Pengertian Kearifan Lokal Pengertian kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Jadi kearifan lokal merujuk pada lokalitas dan komunitas tertentu. Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin (2007) kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial.Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib. Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan itu dapat dilihat bahwa kearifan lokal merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik. Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana membaca potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk menselaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan melestarikan alam lingkungan.Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang ada di dalam wilayah tersebut. Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis juga membuat definisi tentang pengertian kearifan lokal. Menurut pendapat penulis, kearifan lokal adalah sebagian bentuk dari tradisi dan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur dan sudah diajarkan sejak lama secara turun temurun. Kearifan lokal menurut UU No.32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB I Pasal 1 butir 30 adalah adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan pembangunan. Sedangkan pelestarian SDA adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk menjaga dan melindungi hasil alam agar tidak habis.

b. Tujuan Kearifan Lokal1. Sebagai alat untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.2. Untuk pengembangan SDA3. Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan4. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan5. Sebagai etika dan moral

c. Jenis-Jenis Kearifan LokalAdapun jenis-jenis kearifan local antara lain :1. Tata kelola,berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kelompok sosial (kades).2. Nilai-nilai adat, tata nilai yang dikembangkan masyarakat tradisional yang mengatur etika.3. Tata cara dan prosedur, bercocok tanam sesuai dengan waktunya untuk melestarikan alam.4. Pemilihan tempat dan ruang.Kearifan lokal yang berwujud nyata, antara lain: 1. Tekstual, contohnya yang ada tertuang dalam kitab kono (primbon), kalinder.2. Tangible, contohnya bangunan yang mencerminkan kearifan lokal.3. Candi borobodur, batik.4. Kearifan lokal yang tidak berwujud; Petuah yang secara verbal, berbentuk nyanyian seperti balamut.Fungsi kearifan lokal, yaitu:1. Pelestarian alam,seperti bercocok tanam.2. Pengembangan pengetahuan.3. Mengembangkan SDM.

d. Contoh Kearifan Lokal di IndonesiaDi Kota Tarakan yang terletak di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur, suku asli dari pulau ini adalah suku Tidung. Suku Tidung adalah salah satu jenis atau turunan dari suku Dayak Kalimantan. Para penduduk atau masyarakat asli suku Tidung mempunyai suatu kepercayaan yang menganggap pohon-pohon besar khususnya beringin sebagai tempat keramat yang ditinggali oleh para leluhur mereka. Dengan demikian berarti akan membuat orang tidak merusak tempat tersebut, karena merasa takut kalau akan berbuat sesuatu nanti akan menerima akibatnya. Mereka beranggapan bahwa jika ada yang menebang atau merusak pohon-pohon ini, leluhur mereka akan marah dan member bencana kepada mereka, seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Sebab dengan pohon-pohon ini, masyarakat suku Tidung percaya bahwa leluhur mereka menjaga tanah mereka dan member kesuburan.Hal ini sebenarnya merupakan bentuk konservasi juga karena dengan memelihara pohon tersebut berarti menjaga sumber air, dimana beringin akarnya sangat banyak dan biasanya di dekat pohon tersebut ada sumber air, serta menjaga agar tanah tidak longsor.

e. Sekilas Sejarah Pembangunan BerkelanjutanSejarah lahirnya prinsip pembangunan berkelanjutan ditandai dengan terbentuknya World Commmission on Environment and Development (Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan) pada tahun 1984, yang diketuai oleh Ny. Gro Harlem Brundtland, Perdana Menteri Norwegia, selanjutnyaa komisi ini lazim pula disebut dengan Komisi Brundtland. Komisi ini bertugas untuk menganalisis dan member saran bagi proses pembangunan berkelanjutan, yang laporannya terangkum dalam buku Our Common Future. Komisi ini terdiri dari 9 orang mewakili negara maju dan 14 orang mewakili negara berkembang. Salah satu anggotanya adalah Emil Salim dari Indonesia, yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup.Pada tanggal 3 sampai 14 Juni 1992, PBB melakukan konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development, UNCED) di Rio de Janeiro, Brasil atau yang lebih popular dengan Konferensi Tingki Tinggi Bumi di Rio (KTT Rio). Salah satu isu yang sangat penting yang menjadi dasar pembicaraan di KTT Rio adalah prinsip Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). DIstilah pembangunan berkelanjutan kini telah menjadi konsep yang bersifat subtle infiltration, mulai dari perjanjian-perjanjian internasional, dalam implementasi nasional dan peraturan perundang-undangan.

f. Prinsip Dasar Pembangunan BerkelanjutanBudimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan berkelanjutan, maka perlu diperhatikan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu hal hal sebagai berikut: Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di dalam merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan tersebut. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang. Hingga saat ini yang banyak mendominasi pemikiran para pengambil keputusan dalam pembangunan adalah kerangka pikir jangka pendek, yang ingin cepat mendapatkan hasil dari proses pembangunan yang dilaksanakan. Kondisi ini sering kali membuat keputusan yang tidak memperhitungkan akibat dan implikasi pada jangka panjang, seperti misalnya potensi kerusakan hutan yang telah mencapai 3,5 juta Ha/tahun, banjir yang semakin sering melanda dan dampaknya yang semakin luas, krisis energi (karena saat ini kita telah menjadi nett importir minyak tanpa pernah melakukan langkah diversifi kasi yang maksimal ketika masih dalam kondisi surplus energi), moda transportasi yang tidak berkembang, kemiskinan yang sulit untuk diturunkan, dan seterusnya.g. Indikator Pembangunan BerkelanjutanSecara ideal berkelanjutannya pembangunan membutuhkan pencapaian : 1. berkelanjutan ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumi. Hal-hal yang perlu diupayakan antara lain, a) memelihara (mempertahankan) integrasi tatanan lingkungan, dan keanekaragaman hayatib) memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan bumi ini tetap terjaminc) memelihara keanekaragaman hayati, meliputi aspek keanekaragaman genetika, keanekaragaman species dan keanekaragaman tatanan lingkungan. 2. berkelanjutan ekonomi, dalam perpektif ini pembangunan memiliki dua hal utama, yakni : berkelanjutan ekonomi makro dan ekonomi sektoral. Berkelanjutan ekonomi makro yakni menjamin ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efesiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Berkelanjutan ekonomi sektoral untuk mencapainya sumber daya alam dimana nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang tangible dalam rangka akunting ekonomi; koreksi terhadap harga barang dan jasa perlu diintroduksikan.Secara prinsip harga sumber daya alam harus merefleksikan biaya ekstraksi/pengiriman, ditambah biaya lingkungan dan biaya 3. berkelanjutan sosial budaya; berkelanjutan sosial budaya, meliputi: a) stabilitas penduduk,b) pemenuhan kebutuhan dasar manusia, c) Mempertathankan keanekaragaman budaya dand) mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan. 3. berkelanjutan politik; tujuan yang akan dicapai adalah :a) respek pada human rights, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi di bidang ekonomi, sosial dan politik, dan b) demokrasi, yakni memastikan proses demokrasi secara transparan dan bertanggung jawab. 4. berkelanjutan pertahanan dan keamanan. Keberlanjutan kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan bangsa dan negara.

h. Peran Penduduk Dalam Pembangunan BerkelanjutanPenduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.

i. Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan BerkelanjutanUntuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

j. Dimensi Pembangunan BerkelanjutanSecara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki 2 (dua) dimensi dimensi yaitu:1. Dimensi Ekologis. Dari sisi dimensi ekologis, secara prinsip agar dapat terjaminnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah Keharmonisan spasial (spatial suitability). Syarat keharmonisan spasial adalah suatu wilayah pembangunan seperti kota dan kabupaten diharapkan tidak seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan tapi harus pula dialokasikan sebagiannya untuk kawasan konservasi maupun preservasi. Keberadaan kawasan konservasi dan preservasi dalam suatu wilayah pembangunan sangat vital dalam memelihara berbagai proses penunjang kehidupan seperti membersihkan limbah secara alami, siklus unsur hara dan hidrologi serta sumber keanekaragaman hayati.2. Dimensi Sosial EkonomiDari dimensi sosial ekonomi, pola dan laju pembangunan harus dikelola sedemikian rupa sehingga total permintaannya (demand) terhadap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan tidak melampaui kemampuan suplainya. Kualitas dan jumlah permintaan tersebut ditentukan oleh jumlah penduduk dan standar kualitas kehidupan masyarakatnya. Secara social ekonomi, konsep pembangunan berkelanjutan mensyaratkan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan suatu daerah harus diprioritaskan untuk kesejahteraan penduduk/masyarakat.

k. Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Dalam kontek Indonesia, prinsip pembangunan berkelanjutan sudah cukup kuat dilaksanakan. Terutama oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki investasi besar di Indonesia. Apabila dahulu, perusahaan-perusahaan tersebut kurang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Berbeda halnya dengan kondisi pada saat ini, dimana perusahaan-perusahaan sudah mampu menunjukkan tanggung jawabnya terhadap pada aspek lingkungan dan sosial. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dirasakan juga oleh masyarakat di daerah sekitar perusahaan beroperasi.Pada saat ini, setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia harus mematuhi peraturan hukum dan standar nasional yang berlaku. Hal ini berlaku pula dalam beberapa standar internasional yang berlaku dan di dalamnya mensyaratkan kewajiban perusahaan untuk mematuhi standar kebijakan nasional yang berlaku. Bahkan beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan aspek lingkungan dan sosial sudah melalui konsultasi publik yang melibatkan LSM dan pemerintah. Dengan demikian, kebijakan perusahaan dirumuskan berdasarkan kepada prinsip kolaboratif dengan pendekatan metodologi multi stakeholder consultation. Dengan demikian, kondisi ini mencerminkan adanya sinergi antara perusahaan, LSM dan pemerintah. Kondisi ini yang disebut oleh ekonom Jusuf Panglaykim sebagai Indonesia Incorporation.

l. Kearifan Lokal dalam Pembangunan BerkelanjutanSecara harfiah, kearifan lokal berbeda maknanya dengan kearifan tradisional karena kearifan lokal lebih merujuk kepada tempat, lokalitas, dan kearifan tersebut tidak diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal mencapkup pengetahuan, nilai, dan pandangan dari berbagai komunitas, baik komunitas masa kini maupun komunitas generasi sebelumnya. Dapat dikatakan, kearifan lokal memiliki konsep yang lebih luas karena kearifan lokal dapat mencangkup kearifan tradisional serta kearifan di masa kini.Kearifan lokal memiliki berbagai macam bentuk. Bentuk-bentuk tersebut antara lain:1. Bidang kesehatan.Menurut Putra (2012), pada bidang kesehatan, penelitian kearifan lokal dapat bermanfaat untuk ethnomedicine dan ethnohealing. Kearifan lokal dapat mengembangkan pengetahuan dan teknologi pengobatan dengan lebih berwawasan budaya sehingga akan lebih akrab dan mudah diterima oleh masyarakat. Menurut Mas'oed, Wimbarti, dan Haryono (2010), beberapa contoh kearifan lokal di bidang kesehatan yang perlu terus dijaga dan dikembangkan, yakni olahraga tradisional dan tari nasional, kebiasaan kerokan di masyarakat, dan pengembangan nutrisi tradisional yang bermanfaat untuk kebugaran.Riset Operasional Intervensi Kesehatan Ibu dan Anak (ROI KIA) Berbasis Budaya Lokal merupakan riset dalam rangka meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak dengan memanfaakan kearifan budaya lokal yang merupakan suatu budaya yang telah berkembang di masyarakat secara turun temurun. Budaya lokal yang bernilai positif bagi kesehatan perlu diangkat sebagai kekayaan bangsa. Wujud budaya dapat berupa: (1) sistem ide/gagasan/nilai/norma/peraturan; (2) Sistem Sosial yang berupa kompleks aktivitas tindakan berpola dalam masyarakat; (3) Alat-alat/benda yang merupakan hasil karya manusia. Wujud budaya tersebut merefleksikan budaya dan identitas sosial dari masyarakatnya. Pengembangan atau inovasi dengan melibatkan wujud sosial budaya lokal yang bermanfaat bagi upaya kesehatan ibu dan anak sangat dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui suatu intervensi yang dapat diterima oleh masyarakat pelakunya. Secara umum, arah Riset Operasional Intervensi Kesehatan Ibu dan Anak (ROI KIA) berbasis budaya lokal tahun 2012 mengacu pada Renstra Kemenkes RI tahun 2010-2014 dan memfokuskan kepada:a) Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita b) Gizi Masyarakat c) Pemberdayaan Masyarakat (sosial budaya, pengetahuan tradisional, kearifan lokal, kekayaan hayati lokal) d) Upaya Kesehatan (Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif)Riset Operasional Intervensi Kesehatan Ibu dan Anak (ROI KIA) Berbasis Budaya Lokal mempertimbangkan permasalahan kesehatan ibu dan anak terkait budaya lokal guna mempercepat pencapaian program nasional, maka ROI KIA berbasis budaya lokal tahun 2012 memprioritaskan penelitian pada budaya:a) Kesehatan Ibu dan Anak (termasuk gizi) dengan memperhatikan siklus kehidupan yaitu pra hamil, hamil, melahirkan, menyusui, bayi/ balita b) Riset diutamakan berupa intervensi yang memanfaatkan kearifan lokal/ pengetahuan tradisional setempat. 2. Bidang PertanianPada bidang pertanian, penelitian kearifan lokal digunakan untuk mengungkap berbagai klarifikasi tanaman yang produktif, dapat diusahakan oleh masyarakat setempat, dan pola-pola tanam. Melalui pengetahuan masyarakat lokal tentang pertanian di suatu daerah, diharapkan dapat mengembangkan pertanian dan teknologinya berwawasan budaya.3. Bidang Perikanan dan KenelayananPenelitian kearifan lokal di bidang ini bertujuan untuk mengungkap jenis-jenis ikan dengan berbagai macam cara hidupnya, serta manfaatnya bagi masyarakat setempat. Kajian kearifan lokal di bidang ini diarahkan pada pengetahuan nelayan mengenai daerah penangkapan ikan mereka. Keempat, bidang perumahan. Kearifan lokal yang dikaji dalam bidang ini adalah mengenai berbagai jenis dan bentuk rumah, bahan-bahannya, fungsinya, dan juga maknanya.4. Bidang LingkunganKajian ini ditekankan pada aspek pendeskripsian pandangan masyarakat mengenai lingkungan alam yang mereka hadapi karena setiap pola pada dasarnya merupakan hasil dari suatu proses mengenali dan beradaptasi dengan gejala-gejala lingkungan alam yang sudah lama berlangsung. Keenam, bidang seni. Penelitian dalam bidang seni memungkinkan menemukan kearifan lokal yang ada dalam bidang kesenian di berbagai macam suku bangsa dan komunitas.

C. TUGAS DAN LATIHANTugas dan latihan terdiri dari 10 soal pilihan ganda dengan pilihan jawaban A, B, C, D, dan E.

D. PENUTUPSimpulan Kearifan lokal dapat diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang ada di dalam wilayah tersebut. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan pembangunan. Sedangkan pelestarian SDA adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk menjaga dan melindungi hasil alam agar tidak habis.Tujuan dari kearifan lokal itu yaitu sebagai alat untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam, untuk pengembangan SDA, untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan dan sebagai etika dan moral.

SaranDalam hal kearifan lokal dalam pembangunan berkelanjutan sangat penting dipelajari bagi seorang perawat. Jadi seorang perawat harus mempelajari apa itu kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan sehingga nantinya dapat diterapkan dalam masyarakat.

1. RangkumanPengertian kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Jadi kearifan lokal merujuk pada lokalitas dan komunitas tertentu. Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.Kearifan lokal menurut UU No.32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB I Pasal 1 butir 30 adalah adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Tujuan dari kearifan lokal itu yaitu sebagai alat untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam, untuk pengembangan SDA, untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan dan sebagai etika dan moralPembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan pembangunan. Sedangkan pelestarian SDA adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk menjaga dan melindungi hasil alam agar tidak habis..Budimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan berkelanjutan, maka perlu diperhatikan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu hal hal sebagai berikut: Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di dalam merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan tersebut. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang. Secara ideal berkelanjutannya pembangunan membutuhkan pencapaian : berkelanjutan ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumi, berkelanjutan ekonomi, berkelanjutan politik, dan berkelanjutan pertahanan dan keamanan.Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan memiliki 2 (dua) dimensi dimensi yaitu: dimensi ekologis dan dimensi sosial ekonomi.2. Tes Akhir BabSoal1. Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis, pengertian tersebut menurut .A. Putu Oka Ngakan dalam Andi M. AkhmarB. Keraf (2002) C. Antariksa (2009)D. UU No.32/2009 E. Syarifudin

2. Kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa, pengertian tersebut menurut..A. Putu Oka Ngakan dalam Andi M. AkhmarB. Keraf (2002) C. Antariksa (2009)D. UU No.32/2009 E. Syarifudin3. Jenis dimensi dalam pembangunan berkelanjutan yaitu ..A. Dimensi ekologis dan sosial ekonomiB. Dimensi seniC. Dimensi keagamaanD. Dimensi keragamanE. Dimensi sistem kesehatan4. Salah satu pencapaian dalam pembangunan berkelanjutan adalah menjamin berkelanjutannya eksistensi bumi termasuk dalam pencapaian .A. EkologisB. EkonomiC. PolitikD. Pertahanan E. Keamanan

5. Salah satu pencapaian dalam pembangunan berkelanjutan adalah memastikan proses demokrasi secara transparan dan bertanggung jawab termasuk dalam pencapaian .A. EkologisB. EkonomiC. PolitikD. Pertahanan E. Keamanan

6. Dibawah ini jenis-jenis kearifan local yaitu A. Pemilihan tempat dan ruangB. Candi BorobudurC. Nyanyian seperti balamutD. TangibleE. Tekstual 7. Salah satu fungsi kearifan local yaitu A. Penduduk yang menjadi semakin padatB. Lingkungan yang tidak seimbangC. Pelestarian alam seperti bercocok tanamD. SDM tidak berkembangE. Pengetahuan tidak berkembang8. Peran penduduk dalam pembangunan berkelanjutan yaitu agar A. Tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas pendudukB. Tercapainya kondisi yang tidak seimbang di lingkungan masyarakatC. Tercapainya kondisi transmigrasi yang memuncakD. Memperlambat tercapainya kondisi yang idealE. Mempercepat terjadinya ledakan penduduk9. Salah satu prinsip dasar pembangunan berkelanjutan dibawah ini yaitu A. Cara berfikir yang tidak integrativeB. Pembangunan berkelanjutan dilihat dalam perspektif jangka pendekC. Cara berfikir yang integratifeD. Pemikiran yang kurang kreatifE. Menerapkan tindakan yang cepat namun tanpa dipikir terlebih dahulu10. Prinsip agar dapat terjaminnya pembangunan berkelanjutan ( sustainable development) adalah Keharmonisan spasial ( spatial suitability ) dalam dimensi pembangunan berkelanjutan yaitu dimensi A. Dimensi ekologis B. Dimensi seniC. Dimensi keagamaanD. Dimensi sosial ekonomiE. Dimensi sistem kesehatan

Kunci Jawaban1. B6. A2. C7. C3. A8. A4. A9. C5. C10. AE. DAFTAR PUSTAKAGusti. 2010. Menggali Kearifan Lokal Untuk Penyelesaian Global. Http://ugm.ac.id/id/berita/689-menggali.kearifan.lokal.untuk.penyelesaian.global. Diakses tanggal 11 September 2014.Imron, Ali. 2011. Riset Berbasis Kearifan Lokal Menuju Kemandirian Bangsa. https://www.academia.edu/5264306/RISET_BERBASIS_KEARIFAN_LOKAL_MENUJU_KEMANDIRIAN_BANGSA1. Diakses tanggal 11 September 2014.Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2012. Revitalisasi Kearifan Lokal dan Jatidiri Bangsa. Http://sepasangkata.wordpress.com/2012/05/27/revitalisasi-kearifan-lokal-dan-jatidiri-bangsa/. Diakses tanggal 11 September 2014.

21