Top Banner
Keamanan Pangan Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
57

Keamanan Pangan Cb

Aug 13, 2015

Download

Documents

agrak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Keamanan Pangan Cb

Keamanan Pangan Keamanan Pangan

Bagian Kesehatan Masyarakat VeterinerDepartemen Ilmu Penyakit Hewan dan KesmavetFakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Page 2: Keamanan Pangan Cb

2

Page 3: Keamanan Pangan Cb

Setiap orang berhak untuk memperoleh pangan yang cukup bergizi & aman dikonsumsi(Deklarasi FAO/WHO (1992) pada International Conference on Nutrition)

Setiap orang berhak untuk memperoleh pangan yang cukup bergizi & aman dikonsumsi(Deklarasi FAO/WHO (1992) pada International Conference on Nutrition)

3

Page 4: Keamanan Pangan Cb

Pangan harus aman (safe) & layak (suitable for human consumption) (Code of Hygienic Practice, Codex Alimentarius Commission)

Pangan harus aman (safe) & layak (suitable for human consumption) (Code of Hygienic Practice, Codex Alimentarius Commission)

4

Page 5: Keamanan Pangan Cb

Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan & keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa(UU No 8 Tahun 1999 ttg Perlindungan Konsumen, Bab III Pasal 4)

Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan & keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa(UU No 8 Tahun 1999 ttg Perlindungan Konsumen, Bab III Pasal 4)

5

Page 6: Keamanan Pangan Cb

Kematian manusia akibat diare pada tahun 2000 sekitar 2.1 juta terkait erat dengan pangan dan air yang tercemar (foodborne & waterborne illness)

Diare penyebab utama malnutrisi pada bayi dan anak-anak

Banyaknya kasus diare pada negara berkembang terkait dengan masalah keamanan pangan

WHO Fact Sheet no. 237 (2002)

6

Page 7: Keamanan Pangan Cb

Lebih dari 250 foodborne diseases telah dilaporkan

CDC (Center for Diseases Control and Prevention)http://www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/foodborneinfections_g.htm [1 Februari 2006]

• Sebagian besar bersifat infeksius: disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, prion

• Lainnya disebabkan oleh toksin dan bahan kimia

7

Page 8: Keamanan Pangan Cb

Dari 1 415 mikroorganisme patogen pada manusia: 61.6% bersumber pada hewan

Dari 616 mikroorganisme patogen pada ternak: 77.3% bersifat multi-spesies

Dari 374 mikroorganisme patogen pada karnivora yang didomestikasi: 90% bersifat multi-spesies

Brown (2004) Rev. sci. tech. Off. int. Epiz. 23 (2): 435-442 8

Page 9: Keamanan Pangan Cb

Telah dinyatakan 75% dari penyakit-penyakit baru

(emerging diseases) yang mempengaruhi manusia selama 20 tahun terakhir

terjadi akibat patogen pada hewan yang berpindah ke

induk semang manusia, sehingga diklasifikasikan

sebagai zoonotikBrown (2004) Rev. sci. tech. Off. int. Epiz. 23 (2): 435-442 9

Page 10: Keamanan Pangan Cb

10

Page 11: Keamanan Pangan Cb

Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusiaUU RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan

11

Page 12: Keamanan Pangan Cb

12

Page 13: Keamanan Pangan Cb

Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi (kapang, kamir), riketsia, virus, prion

Bahaya kimiawi: BTP berbahaya, toksin bakteri, mikotoksin, cemaran logam berat, residu antibiotik, hormon

Bahaya fisik: serpihan kaca, kayu, logam, batu, dll 13

Page 14: Keamanan Pangan Cb

0.01 – 0.1 μm 0.1 – 10.0 μm > 12.0 μm

14

Page 15: Keamanan Pangan Cb

Bahaya-bahaya biologis yang sering berada dalam pangan:

Bahaya-bahaya biologis yang sering berada dalam pangan:

Hepatitis AGrup virus NorwalkRotavirus

Hepatitis AGrup virus NorwalkRotavirus

VirusVirusAnisakis spp.Cryptosporidium parvumCyclospora cayetonensisGiardia lambliaToxoplasma gondiiTrichinella spiralisTaenia saginatas

Anisakis spp.Cryptosporidium parvumCyclospora cayetonensisGiardia lambliaToxoplasma gondiiTrichinella spiralisTaenia saginatas

ParasitParasitBacillus cereusCampylobacter jejuniClostridium perfringensClostridium botulinumEscherichia coliListeria monocytogensSalmonella spp.Staphylococcus aureusVibrio spp.

Bacillus cereusCampylobacter jejuniClostridium perfringensClostridium botulinumEscherichia coliListeria monocytogensSalmonella spp.Staphylococcus aureusVibrio spp.

BakteriBakteri

15

Page 16: Keamanan Pangan Cb

Bahaya-bahaya biologis lain:

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)

PrionAeromonas hydrophilaBacillus anthracisEnterobacter sakazakiiMycobacterium paratuberculosisYersinia enterocolitica

Bakteri

16

Page 17: Keamanan Pangan Cb

Mikotoksin (racun/toksin kapang)Skombrotoksin (histamin)SiguatoksinJamur beracunParalytic shellfish poisoning (PSP)Diarrhetic shellfish poisoning (DSP)Neurotic shellfish poisoning (NSP)Amnesic shellfish poisoning (ASP)Toksin dari tanaman

17

Page 18: Keamanan Pangan Cb

Bahaya Kimiawi . . .

PestisidaFungisidaInsektisidaAntibiotikaHormon pertumbuhanPolychlorinated biphenyls (PCB)Kimia dari industriLogam berat (Pb, Hg)Bahan Tambahan Makanan

18

Page 19: Keamanan Pangan Cb

Pecahan gelas Serpihan kayu (tusuk gigi, meja/alas,

dll.) Kerikil/batu Serpihan logam (steples, kawat, kabel,

dll.) Serpihan tulang Plastik Benda-benda lain (perhiasan, potongan

kuku, dll.) 19

Page 20: Keamanan Pangan Cb

Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar

20

Page 21: Keamanan Pangan Cb

Food infectioninfeksi makanan

Food intoxicationsintoksikasi makanan

21

Page 22: Keamanan Pangan Cb

Infeksi makanan (food infection)

penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung mikroorganisme patogen (bakteri, kapang, kamir, virus, parasit) atau patogen lain (prion)

Intoksikasi makanan (food intoxication)

penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung racun (racun berasal dari metabolit mikroorganisme atau sumber lain) 22

Page 23: Keamanan Pangan Cb

Faktor-faktor penyebab foodborne illness*4% penggunaan sisa bahan makanan7% pembersihan yang tidak sempurna7% pencemaran silang11% bahan mentah/baku yang tercemar12% pemanasan ulang yang tidak sempurna16% penyimpanan panas yang tidak tepat16% pemasakan yang tidak sempurna20% pencemaran dari pekerja sakit21% waktu jeda antara penyiapan & penyajian40% pendinginan yang tidak tepat0* Surveillance for Foodborne Diseases Outbreaks USA 1988-1992 23

Page 24: Keamanan Pangan Cb

Balita (bayi dan anak-anak) Young

Orang tua Old

Ibu-ibu hamil Pregnant

Gangguan kekebalan tubuh (AIDS, kanker, dll.) Immunocompromised

Konsumen yang memiliki risiko tinggi terhadap foodborne illness

24

Page 25: Keamanan Pangan Cb

Bagaimana pangan dapat tercemar?Bagaimana pangan dapat tercemar?Pangan tercemar atau mengandung penyebab foodborne illness :

Pangan tercemar atau mengandung penyebab foodborne illness :Saat budidaya/panen: hewan sakit, pengobatan (residu), pencemaran di RPH/RPU, penggunaan pestisida, penggunaan air & pupuk tercemar, lingkungan budidaya tercemar, perairan tercemar

Pascapanen: pangan tercemar dari manusia yang sakit, pencemaran silang, penyimpanan pada lingkungan yang mendorong perkembangbiakan mikroorganisme

25

Page 26: Keamanan Pangan Cb

Pangan yang sering menjadi penyebab foodborne illness

Pangan yang sering menjadi penyebab foodborne illness

Pangan asal hewan (food of animal origin)

Sayur, buah, jus, dan produk olahan

26

Page 27: Keamanan Pangan Cb

Keberadaan mikroorganisme patogen pada

makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik 27

Page 28: Keamanan Pangan Cb

Penurunan kualitas (masa simpan pendek, perubahan fisik, warna, bau, citarasa)

Gangguan kesehatan konsumen (keracunan, sakit, kematian)

Mikroorganisme pembusuk

Mikroorganisme patogen

Mikroorganisme

28

Page 29: Keamanan Pangan Cb

Mikroorganisme dalam makanan . . .

Secara sengaja ditambahkan ke dalam makanan:

Pengolahan makanan

Memperpanjang masa simpanMikroba yang digunakan aman (bakteri asam laktat) misalnya: pembuatan yogurt, keju, mentega, fermentasi

29

Page 30: Keamanan Pangan Cb

Pencemaran Makanan oleh Mikroorganisme

Pencemaran Makanan oleh Mikroorganismeterjadi mulai dari peternakan sampai ke meja makan

Sumber Pencemara

n

Hewan (terutama hewan sakit)PakanManusia (pekerja)PeralatanBangunanUdaraAirTanahBahan mentah (makanan)Insekta dan rodensiaKemasan 30

Page 31: Keamanan Pangan Cb

Pekerja sebagai Sumber Pencemar Pekerja sebagai Sumber Pencemar

Rambut, janggut, kumisWajah, hidung, mulut, telingaTangan, telapak tangan, jari, kukuPakaianPerhiasanPeralatanAlas kaki

Pekerja dapat mencemari makanan 100 - 1000 mikoba per menit 31

Page 32: Keamanan Pangan Cb

Pencemaran Silang(cross contamination)Pencemaran Silang(cross contamination)

Mikroorganisme dapat dipindahkan dari satu makanan ke makanan lainmisalnya melaluialas potong (talenan)pisautangan manusia,dll

Pencemaran silang melalui alas potong 32

Page 33: Keamanan Pangan Cb

Pertumbuhan Bakteripembelahan dari 1 menjadi 2 dalam waktu tertentu. Pada kondisi yang ideal/optimum, bakteri akan membelah setiap 15 - 30 menit

Pertumbuhan Bakteripembelahan dari 1 menjadi 2 dalam waktu tertentu. Pada kondisi yang ideal/optimum, bakteri akan membelah setiap 15 - 30 menit

Waktu generasi = waktu pembelahan bakteri dari 1 menjadi 2 33

Page 34: Keamanan Pangan Cb

07:00

07:15

07:30

08:00

10:00

12:00

1 sel

2 sel

4 sel

16 sel

Lebih dari 1000 selLebih dari 1 juta sel

Perkembangan Jumlah MikroorganismePerkembangan Jumlah Mikroorganisme1 sel jadi 2 sel dalam 15 menit

34

Page 35: Keamanan Pangan Cb

Suhu

Golongan

Psikrofilik

Psikrotrofik

Mesofilik

Termofilik

Termofilik ekstrim

Minimum oC

-10

-10

5

30

65

Optimum oC

10 - 15

20 - 30

28 - 43

50 - 65

80 - 90

Maksimum oC

20

42

52

70

100

Penggolongan mikroorganisme berdasarkan suhu pertumbuhan

35

Page 36: Keamanan Pangan Cb

4oC

60oC

Mikroorganisme patogen mati

Sedikit atau tidak ada pertumbuhan bakteri

0oC

100oC

DANGER ZONE

ZZZ

74oCPenyimpanan makanan

Penyimpanan makanan (beberapa m.o. masih

tumbuh) -18oC

Penyimpanan beku <-18oC

36

Page 37: Keamanan Pangan Cb

Jangan menyimpan

makanan pada suhu +4 oC

sampai +60 oC (danger zone)

lebih dari 2 jam

Simpan makanan >+60

oC atau < +4 oC atau tidak

sama sekali37

Page 38: Keamanan Pangan Cb

sistem jaminan keamanan

pangan

sistem jaminan keamanan

pangan38

Page 39: Keamanan Pangan Cb

Tidak ada pangan yang 100% aman (zero risk) risiko minimum atau dapat diterima (acceptable) = ALOP (appropriate level of protection)

Pengelolaan produksi pangan dengan risiko minimum manajemen keamanan pangan (food safety management)

Penerapan keamanan pangan dalam penyediaan pangan asal hewan = safe from farm to table concept

39

Page 40: Keamanan Pangan Cb

Food Safety Objective (FSO)

Frekuensi atau konsentrasi maksimum suatu bahaya dalam pangan pada saat dikonsumsi yang memberikan perlindungan kesehatan yang tepat (ALOP)

40

Page 41: Keamanan Pangan Cb

KELEMBAGAAN PENGAWASAN KELEMBAGAAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGARKEAMANAN PANGAN SEGAR

D I INDONESIA

41

Page 42: Keamanan Pangan Cb

42

PERATURAN TERKAIT KEAMANAN PANGAN

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan pangan mutu dan gizi pangan.

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/OT.140/8/2007 tentang Pelaksanaan Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian;

4.4. Permentan No 48 /Perementan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya tanaman pangan Permentan No 48 /Perementan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya tanaman pangan yang baik dan benar (GAP)yang baik dan benar (GAP)

5.5. Permentan No. 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Permentan No. 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal HewanUsaha Pangan Asal Hewan

6.6. Permentan 51/Permentan/OT.140/7/2008 tentang persyaratan dan penerapan cara pengolahan Permentan 51/Permentan/OT.140/7/2008 tentang persyaratan dan penerapan cara pengolahan hasil pertanian asal tumbuhan yang baikhasil pertanian asal tumbuhan yang baik

7.7. Permentan no 35/Permentan/OT.140/7/2009 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Permentan no 35/Permentan/OT.140/7/2009 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan yang baik.Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan yang baik.

8.8. Permentan No. 44/Permentan /OT.140/10/2009 tentang Pedoman Pasca Panen Hasil Pertanian Permentan No. 44/Permentan /OT.140/10/2009 tentang Pedoman Pasca Panen Hasil Pertanian asal Tanaman yang baikasal Tanaman yang baik

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang sistem jaminan mutu dan keamanan pangan hasil pertanian

Page 43: Keamanan Pangan Cb

MUTU

STANDAR

Sistem Manajemen Mutu

Penilaian Kesesuaian

43

Page 44: Keamanan Pangan Cb

Merupakan Unit /Institusi Pemerintah yang ditunjuk Menteri Pertanian dan mendapat

mandat untuk melakukan proses pengawasan keamanan pangan dan berwenang

mengeluarkan SERTIFIKAT JAMINAN KEAMANAN PANGAN dan penggunaan tanda/label dan atau

LOGO REGULASI TEKNIS pada produk yang dihasilkan

44

Page 45: Keamanan Pangan Cb

1.1. OKKP-BIDANG PERTANIAN TINGKAT PUSATOKKP-BIDANG PERTANIAN TINGKAT PUSAT

berkedudukan di Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran berkedudukan di Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian, cq Direktorat Mutu dan Standardisasi dengan Hasil Pertanian, cq Direktorat Mutu dan Standardisasi dengan

membentuk SEKRETARIAT OKKP PUSAT BIDANG PERTANIANmembentuk SEKRETARIAT OKKP PUSAT BIDANG PERTANIAN

TUGAS OKPP-PUSAT

• SERTIFIKASI PRIMA 1 dan Sistem Mutu HACCP

• VERIFIKASI OKKP-DAERAH

• PENDAFTARAN PANGAN SEGAR ASAL LUAR NEGERI /PL YANG

BEREDAR

2.2. OKKP-BIDANG PERTANIAN TINGKAT PROPINSI, KABUPATEN/KOTAOKKP-BIDANG PERTANIAN TINGKAT PROPINSI, KABUPATEN/KOTA

berkedudukan di Ibukota Propinsi, dibentuk oleh Gubernurberkedudukan di Ibukota Propinsi, dibentuk oleh Gubernur

TUGAS OKKP-DAERAH

• SERTIFIKASI PRIMA 2 DAN PRIMA 3

• SERTIFIKASI GHP DAN GMP

• PENDAFTARAN PANGAN SEGAR ASAL DALAM NEGERI/PD YANG

BEREDAR

• REGISTRASI PACKAGING HOUSE

Page 46: Keamanan Pangan Cb

1. Verifikasi OKKPD

2. Sertifikasi : GHP, GMP, HACCP, Prima (P-1, P-2, P-3)

3. Registrasi pangan segar asal tumbuhan (Permentan No. 51/Permentan/OT.140/10/2008

46

Page 47: Keamanan Pangan Cb

KELEMBAGAAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN PRODUK SEGAR

Menteri PertanianMenteri PertanianOKKP-P

GubernurGubernurOKKP-D

PPNS

PELAKU USAHA PANGAN HASIL PERTANIAN

PELAKU USAHA PANGAN HASIL PERTANIAN

Inspektur Keamanan

Pangan Produk Segar

PMHP

47

VERIFIKATOR

KO

MIS

TEK

NIS

Page 48: Keamanan Pangan Cb

KELEMBAGAAN PENGAWASAN

48

Page 49: Keamanan Pangan Cb

49

Page 50: Keamanan Pangan Cb

SERTIFIKAT PRIMA 3 :

DIKELUARKAN OLEH OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN

PANGAN DAERAH (OKKP-D), MEMENUHI ASPEK :

• KEAMANAN PANGAN

SERTIFIKAT PRIMA 1 :

DIKELUARKAN OLEH OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN

PANGAN PUSAT (OKKP-P), MEMENUHI ASPEK :

• KEAMANAN PANGAN

• MUTU

• LINGKUNGAN

• SOSIALSERTIFIKAT PRIMA 2 :

DIKELUARKAN OLEH OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN

PANGAN DAERAH (OKKP-D), MEMENUHI ASPEK :

• KEAMANAN PANGAN

• MUTU

TINGKATAN

SERTIFIKAT

50

Page 51: Keamanan Pangan Cb

51

SISTEM MANAJEMEN: GHP dan GMP

ACUAN SCOPE TUJUAN UNSUR YANG DINILAI

G H P

Permentan Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik

Lepas panen - Bahan siap

diolah

1. Meningkatkan mutu2. Mengurangi kehilangan

hasil3. Meningkatkan nilai

ekonomi dan daya saing 4. Meningkatkan efisiensi

usaha agribisnis dan pengolahan yang baik

1. Panen 2. Penanganan

Pasca Panen 3. Standardisasi

Mutu 4. Lokasi 5. Bangunan 6. Peralatan dan

Mesin

7. Bahan Perlakuan 8. Wadah dan

Pembungkus 9. Tenaga Kerja 10. Keamanan &

Keselamatan kerja 11. Pengelolaan

Lingkungan 12. Pencatatan,

pengawasan dan penelusuran balik

G M P

Permentan No. 35/Permentan/OT.140/7/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik

Bahan baku – proses – bahan jadi (dikemas)

1. Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan secara konsisten serta aman, baik bagi produsen maupun konsumen produk yang bersangkutan.

2. Meningkatkan effisiensi usaha penanganan dan pengolahan.

3. Menciptakan unit penanganan

1. Lokasi 2. Bangunan 3. Fasilitas Sanitasi 4. Alat Produksi 5. Bahan Baku, Bahan Tambahan, Bahan Pendukung 6. Proses Pengolahan

7. Produk Akhir8. Karyawan 9. Wadah dan Pengemas 10. Pelabelan 11. Penyimpanan 12. Laboratorium 13. Pemeliharaan

Page 52: Keamanan Pangan Cb

Sertifikasi GHP/GMP dilakukan oleh OKKP-D atau oleh

Otoritas Kompeten yang Berwenang, bila OKKP-D belum siap dapat dilakukan oleh OKKP-P

LOGO

KEMENTAN XXX XX XX XX XXXX XXXX KEMENTAN XXX XX XX XX XXXX XXXX

Page 53: Keamanan Pangan Cb

REGISTER PRODUK PANGAN SEGAR YANG REGISTER PRODUK PANGAN SEGAR YANG BEREDARBEREDAR

1. Regulasi: Permentan 51/Permentan/OT.140/7/2008 tentang persyaratan

dan penerapan cara pengolahan hasil pertanian asal tumbuhan yang baik

2. REGISTER PANGAN SEGAR YANG BEREDAR DIKATEGORIKAN 3 JENIS :

P-IRT = PS-SRT : Pangan Segar Skala Rumah Tangga (wacana)

MD = PD : Pangan Segar Dalam ML= PL : Pangan Segar Luar

3. Registrasi Pangan Segar yang beredar dikeluarkan oleh :1. PS-SRT oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota

(wacana)2. PD oleh OKKP-D atau OKKP-P3. PL oleh Pusat Perizinan dan Investasi DEPTAN dengan

Rekomendasi dari Ditjen PPHP (perlu revisi)

53

Page 54: Keamanan Pangan Cb

54

Page 55: Keamanan Pangan Cb

Pangan yang dikategorikan sebagai “Potentially Hazardous Foods (PHF)”:

memiliki kandungan protein tinggi

pH > 4.6

aktivitas air (water activity) > 8.5

Bahan Pangan Asal Hewan: Susu, Daging, Telur, Ikan

PHF

55

Page 56: Keamanan Pangan Cb

Kegiatan penilaian pemenuhan persyaratan kelayakan dasar sistem jaminan keamanan pangan dalam aspek higiene-sanitasi pada unit usaha pangan asal hewan yang diterbitkan oleh instansi berwenang di bidang KESMAVET

ESTABLISHMENT NUMBER

HYGIENE & SANITATION PRACTICES

ESTABLISHMENT NUMBER

HYGIENE & SANITATION PRACTICES

56

Page 57: Keamanan Pangan Cb

57

Bagian Kesehatan Masyarakat VeterinerDepartemen Ilmu Penyakit Hewan dan KesmavetFakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Keamanan Pangan

Keamanan Pangan