Top Banner

of 22

Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

Apr 05, 2018

Download

Documents

TyasSydZuhri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangSeiring dengan berjalannya waktu profesi sebagai seorang perawat adalah

    profesi yang dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif

    dalam sistem pelayanan kesehatan. Banyak hak-hak yang harus dilakukan seorang

    perawat agar dapat menjadi tenaga keperawatan yang mempunyai kualitas. Tidak

    hanya seorang perawat yang mempunyai hak-hak tetapi seorang pasien juga

    mempunyai hak-hak untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.

    Ada beberapa jenis hak yang dibutuhkan oleh seorang pasien yaitu Hak untuk

    memilih/kebebasan, Hak kesejahteraan, Hak legislatif.

    Ilmu Keperawatan merupakan rangkaian teori dan praktik yang bertujuan

    dalam peningkatan kualitas pelayanan pada klien

    Keperawatan dikatakan sebagai profesimemiliki ciri sebagai berikut :a. Body of Knowlodge (tubuh pengetahuan).b. Riset sebagai dasar pengembangan .c. Pendidikan tinggi.

    1.2. TujuanMemahami fungsi perawat dari para pakar keperawatan sehingga bisa

    sebagai komunikator dan pemberi kenyamanan pada pasien.

    1.3. Rumusan MasalahFungsi perawat sebagai komunikator dan pemberi kenyamanan.

    1

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    2/22

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Definisi Peran PerawatPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

    terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi

    oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran

    adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial

    tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

    Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang

    berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan

    pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat

    atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan

    proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab

    dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau

    berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.

    (Depkes RI,2002).

    Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas

    perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang

    diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan

    tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.

    Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

    perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.

    Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun

    sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan

    Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan

    dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin

    dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi

    masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

    2

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    3/22

    3

    2.2.Pendapat Pakar Keperawatan Callista roy2.2.1. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy

    Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik

    jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji

    penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang

    gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.

    Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy

    memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat

    berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah

    veritivity.

    Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki

    rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling

    berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau

    untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki

    holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar

    senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.

    Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang

    bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :

    1. Tujuan eksistensi manusia.2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.4. Nilai dan arti kehidupan.

    Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi

    dari konsep mayor Callista Roy;

    a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang salingberhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya

    input, control, proses, output dan umpan balik.

    b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,konsektual dan residual.

    c. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengankebutuhan.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    4/22

    4

    d. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia beresponadaptif.

    e. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusiperubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.

    f. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusiterhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.

    g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan responotomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.

    h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melaluiproses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan

    belajar.

    i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,interdependensi dan konsep diri.

    j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusiadalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.

    k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar danbagaimana proses adaptasi dilakukan.

    l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaanm. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di

    dalam hubungannya di lingkungan sosial.

    n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagaisupport sistem.

    2.2.2. Model Konseptual Callista RoyModel konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau

    skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan

    individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan

    pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4

    elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.

    Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :

    1. Keperawatan.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    5/22

    5

    Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan

    praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,

    mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh

    terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan

    untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan

    meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi

    model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan

    ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut

    keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan

    keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan

    lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu

    fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan

    keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan

    tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya

    koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon

    stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan

    dan kesehatan.

    2. Manusia.Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang

    adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang

    memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus

    manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator

    dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya

    yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

    Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah

    karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling

    berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk

    beberapa tujuan.

    3. KesehatanKesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia

    secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    6/22

    6

    konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah

    komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia

    digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk

    semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses,

    proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal

    dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang

    menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

    4. LingkunganLingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di

    luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu

    sistem yang adaptif.

    2.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista RoyRoy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori

    sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih

    menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat

    atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep

    lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori

    praktek dan

    Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa

    mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis,

    konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga

    bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual

    dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap

    dan akurat.

    Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi

    asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-

    hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan

    effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan

    dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy

    ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan

    masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    7/22

    7

    bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga

    seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor

    bagi para pasiennya.

    2.3.Pendapat Pakar Keperawatan Jean Watson2.3.1. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Jean Watson

    Menurut Watson, caring adalah moral ideal yang lebih dari perilaku yang

    berorientasi tugas dan meliputi aspekaspek diluar tindakan caring yang aktual

    sebagai hubungan transpersonal antara perawat dan klien. Tujuannya adalah untuk

    melestarikan kemuliaan manusia dan kemanusiaan dalam sistem pelayanan

    kesehatan. Watson percaya keperawatan professional dikembangkan melalui

    kombinasi kajian ilmu dan kemanusiaan yang dan memuncak pada proses human

    care antara perawat dan klien yang yang mengutamakan waktu dan ruang serta

    memiliki dimensi spiritual. Berdasarkan pandangan Watson, tujuan keperawatan

    adalah untuk memfasilitasi tujuan individu yaitu derajat yang lebih tinggi dari

    harmoni dalam pikiran, tubuh dan jiiwa yang menciptakan pengetahuan pribadi,

    arahan sendiri, penyembuhan sendiri dan proses perawatan diri ketika keragaman

    meningkat.

    Watson menjembatani perbedaan antara teori dan praktik melalui

    pengembangan Center for Human Caring dan program ND di universitas

    Colorado. Kedua hal ini memberi kesempatan untuk mengintegrasikan seni,

    kemanusiaan, dan sosial serta ilmu perilaku ke dalam human care dan proses

    penyembuhan. Watson mengakui hasil kerja Leininger dan Gadow sebagai latar

    belakang dalam bekerja. Dalam kerja selanjutnya, Watson menggunakan hasil

    kerja Maslow, Heidegger, Erickson, Seyle dan Lazarus. Dalam mengembangkan

    kerangka kerjanya, Watson menggambarkan dengan tajam ilmu pengerahuan dan

    kemanusiaan, menyediakan orientasi fenomenologi, eksistensial dan spiritual

    (Tomey&Alligood, 1998).

    Watson menambahkan penekanannya pada kualitas interpersonal dan

    transpersonal yang kongruen, empati dan kehangatan pada pandangan Carl Rogers

    dan penulis psikologi transpersonal lain. Rogers percaya bahwa dengan

    memahami klien akan dapat menerima dirinya dan menuju hasil yang positif.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    8/22

    8

    Therapist dapat membantu melalui mengklarifikasi dan menyatakan perasaan

    tentang apa yang menurut klien kurang jelas. Untuk mencapai tujuan ini, therapist

    harus dapat memahami maksud, perasaan dan sikap klien. Perhatian yang hangat

    dapat memfasilitasi pemahaman. Konsep lain dari teori Rogers adalah bahwa

    hubungan terapeutik antara klien dan perawat lebih penting dalam mencapai

    tujuan daripada menyatukan metode tradisional.

    Watson percaya latar belakang seni liberal yang kuat juga penting untuk proses

    asuhan yang holistik bagi klien. Watson percaya kajian tentang kemanusiaan

    dapat mengembangkan pikiran dan meningkatkan kemampuan berpikir dan

    pertumbuhan personal (Tomey&Alligood, 1998). Watson membandingkan status

    keperawatan saat itu dengan mitos Danaides, yang mengisi panci yang rusak

    dengan air hanya untuk melihat aliran air di tempat yang rusak. Sampai

    keperawatan menghubungkan teori dan praktik melalui kombinasi kajian ilmu

    pengetahuan dan kemanusiaan, dia percaya kerusakan yang sama dapat

    diterangkan dalam dasar ilmiah dari ilmu keperawatan. Sebelas faktor kuratif dari

    Yalom menstimulasi Watson untuk berpikir tentang psikodinamik dan komponen

    manusia yang dapat diterapkan dalam keperawatan dan caring, dan hasilnya

    sepuluh karatif faktor. Hasil kerja Watson dinamakan uraian, model konseptual,

    kerangka kerja dan teori. Pada bab ini penggunaan istilah teori dan kerangka kerja

    dapat saling menggantikan.

    Watson mendasarkan teorinya untuk praktik keperawatan dalam sepuluh

    faktor karatif. Masing masing memilki komponen dinamika fenomena dinamik

    yang relatif terhadap individu dalam hubungan yang didorong oleh keperawatan.

    Tiga faktor interdependen pertama menyediakan dasar filosofi untuk ilmu caring.

    Sepuluh faktor karatif itu adalah :

    1. Pembentukan nilai nilai sistem humanistik altruistik. Nilai nilaihumanistik altruistik dipelajari sejak awal dalam hidup tapi dapat

    dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat dijelaskan sebagai

    kepuasan melalui pemberian dan perluasan rasa diri. Sistem nilai ini

    dimediasi oleh pengalaman hidup, belajar, dan terpapar dengan

    kemanusiaan. Watson menduga bahwa caring didasarkan pada nilai

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    9/22

    9

    humanistik dan perilaku altruistik yang dapat dikembangkan melalui

    latihan melihat pandangan diri seseorang, keyakinan, interaksi dengan

    berbagai budaya, dan pengalaman tumbuh seseorang. Semuanya penting

    untuk kedewasaan perawat sendiri, yang akan meningkatkan perilaku

    altruistik kepada yang lain.

    2. Pemantapan harapan kepercayaan. Faktor ini bersama nilai humanistikaltruistik memfasilitasi peningkatan asuhan keperawatan yang holistik dan

    kesehatan positif dalam populasi klien. Ini juga menjelaskan tentang peran

    perawat dalam pengembangan hubungan perawat klien yang efektif dan

    dalam peningkatan kesejahteraan dengan membantu klien mengadopsi

    perilaku mencari kesehatan.

    3. Penanaman sensitifitas terhadap diri sesorang dan terhadap orang lain.Pengakuan terhadap perasaan mengarahkan ke aktualisasi diri melalui

    penerimaan diri untuk klien dan perawat. Jika perawat mengakui

    sensitifitas dan perasaannya, mereka menjadi lebih sejati, autentik dan

    sensitif terhadap orang lain.

    4. Pengembangan hubungan percaya-membantu. Perkembangan hubunganpercaya - membantu antara perawat dan klien penting untuk caring

    transpersonal. Hubungan saling percaya dapat meningkatkan dan

    menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Ini melibatkan kongruen,

    empati, kehangatan yang tidak posesif, dan komunikasi efektif. Kongruen

    melibatkan kenyataan, jujur, sejati dan autentik. Empati adalah

    kemampuan menunjukkan dan sehingga memahami persepsi dan perasaan

    orang lain dan mengkomunikasikan semua pemahamannya. Kehangatan

    yang tidak posesif ditunjukkan dengan volume bicara yang sedang, rileks,

    mimik terbuka, ekspresi wajah yang kongruen dengan komunikasi.

    Komunikasi efektif adalah komponen kognitif, afektif, dan respon

    perilaku.

    5. Peningkatan dan penerimaan ekspresi perasaan positif dan negatif. Berbagiperasaan adalah pengalaman mengambil risiko untuk klien dan perawat.

    Perawat harus mempersiapkan diri untuk perasaan positif dan negatif.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    10/22

    10

    Perawat harus mengakui bahwa pemahaman intelektual dan emosional

    terhadap situasi berbedabeda.

    6. Penggunaan secara sistematik metode penyelesaian masalah ilmiah dalampengambilan keputusan. Penggunaan proses keperawatan membawa

    penyelesaian masalah secara ilmiah ke dalam asuhan keperawatan,

    menghapus kesan tradisional bahwa perawat sebagai pembantu dokter.

    Proses keperawatan sama untuk proses riset yang sistematik dan

    terorganisir. Tanpa menggunakan metode penyelesaian masalah secara

    sistematik, praktik yang efektif adalah kecelakaan jika baik dan bahaya

    jika buruk. Metode penyelesaian masalah yang ilmiah hanya satu-satunya

    cara yang mengijinkan untuk mengontrol dan memprediksi serta

    melakukan koreksi diri sendiri.

    7. Peningkatan belajar mengajar interpersonal. Faktor ini adalah konseppenting untuk keperawatan yang memisahkan caring dan curing. Hal ini

    mengijinkan klien diinformasikan dan memindahkan tanggung jawab

    untuk kesejahteraan seseorang dan kesehatan klien. Perawat memfasilitasi

    proses ini dengan teknik belajar mengajar yang didesain untuk

    membantu klien memberi perawatan diri sendiri, menentukan kebutuhan

    personal, dan memberi kesempatan untuk pertumbuhan personal mereka.

    8. Menyediakan dukungan, perlindungan, dan atau korektif mental, fisik,sosiokultural, dan lingkungan spiritual. Perawat harus mengakui pengaruh

    lingkungan internal dan eksternal pada kesehatan penyakit individual.

    Konsep relevan dengan lingkungan internal meliputi kesehatan mental dan

    spiritual, dan keyakinan sosiokultural individu. Tambahan individual

    variabel epidemiologi meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, dan

    kebersihan serta lingkungan yang estetik.

    9. Membantu dengan pemuasan kebutuhan manusia. Perawat mengakuikebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan intrapersonal dirinya dan

    klien. Klien harus memuaskan kebutuhan yang lebih rendah sebelum

    berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Adapun urutan derajat

    kebutuhan menurut Watson yaitu:

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    11/22

    11

    Kebutuhan derajat lebih rendah (kebutuhan biofisik) kebutuhanbertahan hidup.

    1. kebutuhan makan dan minum

    2. kebutuhan eliminasi

    3. kebutuhan ventilasi

    Kebutuhan derajat lebih rendah (kebutuhan psikofisik)kebutuhanfungsional hidup.

    1. kebutuhan aktifitasinaktifitas

    2. kebutuhan seksualitas

    Kebutuhan derajat lebih tinggi (kebutuhan psikososial) kebutuhanintegratif.

    1. kebutuhan pencapaian

    2. kebutuhan afiliasi

    Kebutuhan derajat lebih tinggi (kebutuhan intrapersonal-interpersonal)kebutuhan mencari pertumbuhan.

    2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan Teori Jean WatsonTeori Watson lebih menekankan caring dalam praktik keperawatan.

    Watson percaya caring adalah inti dari praktik keperawatan. Selain itu Watson

    juga menekankan bahwa praktik perawat yang professional adalah praktik yang

    menggabungkan ilmu, seni, nilai kemanusiaan dan human care. Pada penerapan

    teori Watson pada kasus diatas semua faktor ini berusaha untuk digabungkan dan

    diselaraskan dalam bentuk proses keperawatan yang holistik.

    Pada pengkajian terdapat empat derajat kebutuhan yang digunakan dalam teori

    Watson. Pada kasus diatas, untuk kebutuhan derajat lebih rendah berupa

    kebutuhan biofisik yang perlu dikaji dari klien adalah yang berhubungan dengan

    kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan yang berkaitan dengan makan,

    minum, eliminasi dan ventilasi. Untuk itu perlu dikaji bagaimana klien

    memandang kondisi badannya, berapa berat badan, tinggi badan, apakah

    seimbang keduanya. Perawat perlu melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada

    tubuh klien ,meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada berbagai

    sistem tubuh. Pemeriksaan fisik head to toe perlu dituntaskan. Selain itu perawat

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    12/22

    12

    perlu mengkaji pola makan dan minum klien, apakah asupan makan klien cukup

    gizi, apakah asupan cairan klien cukup dan sesuai untuk berat badan dan usianya.

    Perlu juga diketahui pola eliminasi dan respirasi klien, keluhan-keluhan terhadap

    sistem-sistem tubuh klien perlu diketahui perawat. Perawat juga perlu mendapat

    informasi yang cukup tentang kondisi di rumah dan lingkungan yang terkait dan

    mempengaruhi fungsi fisiologis atau biofisik dari semua unsur tubuh klien.

    Perawat memerlukan ilmu yang memadai untuk menilai apakah hasil

    pemeriksaan yang telah dilakukannya terhadap klien menunjukkan hasil normal

    atau tidak. Disinilah pentingnya perawat memiliki ilmu keperawatan yang tinggi

    dan analisis yang tajam. Perawat harus memahami bahwa hubungan perawat-klien

    yang saling percaya dan membantu perlu dikembangkan sejak kontak awal

    dengan klien. Perawat harus menujukkan sikap caring sedini mungkin kepada

    klien. pada kasus diatas klien adalah lansia, sehingga perawat perlu memahami

    konsep dasar tentang lansia dan kondisinya supaya dapat melakukan pengkajan

    dengan lancar dan tepat.

    Pengkajian selanjutnya berupa pengkajian kebutuhan derajat lebih rendah

    berupa kebutuhan psikofisik. Kebutuhan ini menggambarkan kebutuhan

    fungsional dari diri klien meliputi kebutuhan aktifitas-inaktifitas dan kebutuhan

    seksualitas. Pengkajian yang perlu dilakukan pada bagian ini meliputi pandangan

    klien terhadap citra dirinya, apakah klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai

    dengan usianya dan apakah hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal

    atau tidak. Bagaimana pandangan dan kondisi kehidupan seksualitas klien. Juga

    perlu dikaji keterbatasan klien dalam melakukan aktifitas sesuai usianya, apa yang

    telah dan dapat dilakukannya dan apa yang belum atau tidak dapat dilakukannya.

    Pada pengkajian kebutuhan derajat lebih tinggi yaitu kebutuhan psikososial, yang

    perlu dikaji perawat berdasarkan teori Watson adalah yang terkait dengan

    kebutuhan fungsional. Perawat yang bertugas merawat klien diatas perlu mengkaji

    apakah hubungan klien dengan rekan seusianya memuaskan, apakah sesak nafas

    yang dialami menghambat hidupnya. Selain itu apakah lingkungan sekitarnya

    memfasilitasi dirinya untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan serta dapat

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    13/22

    13

    bergabung dengan lingkungan itu. Perlu juga dikaji apakah klien merasa dapat

    mencintai dan dicintai.

    Pada pengkajian kebutuhan derajat yang tertinggi menurut Watson yaitu

    kebutuhan aktualisasi diri perawat perlu mengkaji bagaimana perasaan klien

    terhadap dirinya, apakah klien menyukai dunia yang dijalaninya, dan apakah klien

    telah merasa mencapai tujuan dirinya. Pada intinya pengkajian bagian ini ingin

    melihat sejauh mana klien memandang dirinya telah atau belum mencapai

    aktualisasi diri dalam hidupnya. Pada kasus diatas klien termasuk usia lansia yang

    mungkin memiliki pandangan aktualisasi diri yang berbeda dengan klien yang

    lebih muda. Sekali lagi, diperlukan pengetahuan perawat yang memadai dalam

    memandang dan menghadapi berbagai keragaman klien sebagai makhluk yang

    unik.

    Menurut Watson, setelah dilakukan pengkajian kemudian dibuat

    perencanaan dan dilakukan implementasi dari rencana yang telah dibuat. Hasil

    pengkajian dianalisa untuk kemudian dibuat perencanaan yang tepat sehingga

    dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dari hasil pengkajian menyeluruh

    terhadap klien pada kasus diatas yaitu Ny. S dapat dirumuskan salah satu diagnosa

    keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret

    yang tebal dan kental, usaha, batuk efektif lemah. Setelah merumuskan diagnosa

    keperawatan, kemudian disusun rencana asuhan keperawatan. Pada kasus ini,

    rencana asuhan keperawatan dikombinasikan antara rencana tindakan berdasarkan

    teori Watson yang lebih menekankan pada aspek psikologis dan rencana tindakan

    yang lebih menekankan pada biofisik yang diambil dari buku rencana asuhan

    keperawatan Doenges dkk (1993). Untuk dapat menerapkan teori Watson dengan

    efektif dan tepat, sepuluh faktor karatif dan asumsi Watson terhadap caring perlu

    menjadi landasan yang kuat dalam impelementasi rencana asuhan keperawatan

    tersebut. Rincian rencana keperawatan seperti yang telah dijabarkan pada proses

    keperawatan pada kasus tersebut.

    Setelah rencana tindakan diimplementasikan kemudian dilakukan evaluasi

    terhadap hasil implementasi yang dilakukan perawat tersebut. Untuk

    mengevaluasi ditetapkan kriteria evalusi dan hal-hal apa saja yang akan dievalusi.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    14/22

    14

    Hasil evalusi selanjutnya akan dijadikan masukan untuk membuat perencanaan

    berikutnya. Dari hasil evaluasi ini bisa saja timbul rencana baru atau melanjutkan

    rencana sebelumnya. Ini tergantung hasil evaluasi yang dilakukan perawat.

    Hal penting yang perlu dipahamai dalam menerapkan teori Watson dalam praktik

    keperawatan di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lain adalah perlunya

    kerjasama dari berbagai unsur dalam insitusi tersebut. Misalnya dalam membuat

    formulir pengkajian, perencanaan dan implementasi dan evaluasi harus

    disesuaikan dengan yang dipaparkan dalam teori Watson. Untuk itu perlu diskusi

    dan persamaan persepsi tentang cara mengaplikasikan teori ini. Selain itu, seperti

    yang telah disampaikan sebelumnya, sebaiknya penerapan teori ini juga

    dikombinasikan atau dimodifikasi dengan teori lain sehingga akan menghasilkan

    bentuk aplikasi teori dalam praktik keperawatan yang lebih komprehensif dan

    saling mengisi dan melengkapi kekurangan dari teori yang digunakan.

    Perlu diketahui bahwa setiap ahli keperawatan yang menghasilkan teori

    keperawatan, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman serta

    kecenderungan yang berbeda-beda sehingga teori yang dihasilkan juga akan

    cenderung pada latar belakang para ahli itu masing-masing. Seperti teori Watson

    ini lebih menekankan pada aspek psikologis karena Watson memiliki latar

    belakang pendidikan yang lebih kuat pada bidang keperawatan psikologis-mental

    sehingga jika teorinya lebih menekankan pada aspek psikologis keperawatan.

    Oleh karena itu perawat harus membiasakan diri untuk berdiskusi bersama rekan

    sejawat dan bila perlu melibatkan para pakar untuk menentukan teori apa yang

    baik dan sesuai untuk diterapkan, sesuai dengan kondisi dan situasi institusi

    pelayanan tempat perawat tersebut bekerja.

    2.4.Pendapat Pakar Keperawatan Neuman2.4.1. Perkembangan Sistem Model Neuman

    Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang

    terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara

    keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,

    perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    15/22

    15

    adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal

    maupun eksternal.

    Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap

    stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,

    proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan

    menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,

    kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat

    diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan

    Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara

    optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai

    sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan

    mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun

    diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut

    gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau

    positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan

    gejala yang dapat diidentifikasi.

    Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram

    lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural,

    perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of

    resistance, normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi,

    pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta

    rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia

    merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan

    mendukung ke arah stabilitas sistem.

    2.4.2. Keperawatan menurut NeumanNeuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara

    utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan

    semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui

    penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan

    kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total

    wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    16/22

    16

    variabel yang mana mendapat perhatian dari keperawatan. Neuman (1981)

    menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk

    semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi

    bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan

    dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan

    kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.

    2.4.3. Aktivitas KeperawatanPerawat dalam model Neuman dipandang sebagai aktor atau pemberi

    intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan

    stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat mungkin memilih untuk

    mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien untuk berespon

    terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu

    menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan

    sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu

    klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari

    klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya

    pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan

    Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dank lien. Neuman

    menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan dan diklasifikasikan

    satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil

    sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara

    perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai.

    Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau

    tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan

    mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi

    tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer), perawat

    mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk

    mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah

    menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat

    mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai

    berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    17/22

    17

    sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau

    mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.

    Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model Neuman

    adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang sebagai

    aktif tetapi lebih rendah disbanding perawat berhubungan beberapa perubahan

    status kesehatan. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik,

    keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari

    variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat

    mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien..Contoh Neuman

    menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien

    harus dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan

    demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi

    berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang

    dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat

    keputusan. Hal ini penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang

    dimuat karena ini akan sangat berguna pada format proses perawatan yang

    selanjutnya dibuat oleh Neuman.

    2.4.4. Kelemahan dan Kekuatan Konsep Neuman1. Kekuatan

    a. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalamsemua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik.

    Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan

    tantangantantangan untuk pertimbangan

    b. Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada areakeperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan

    2. Kelemahan

    a. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,sehingga untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik

    b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonalmasih dirasakan belum ada perbedaan yang jelas

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    18/22

    18

    c. Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat klien, padahal hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam

    Asuhan Keperawatan

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    19/22

    19

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Fungsi Perawat Sebagai Komunikator

    Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar

    sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.

    Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien

    dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas

    komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan

    individu, keluarga dan komunitas.

    Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra

    perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat

    menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi

    pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan

    dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan

    klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-

    sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan

    komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan

    faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan

    komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas

    komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan

    siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait

    kesehatan klien.

    3.2. Fungsi Perawat Sebagai Pemberi Kenyamanan

    Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus

    ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka

    memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan

    bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    20/22

    20

    Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai

    tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

    Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.

    Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki

    kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat

    dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat

    sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi

    terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional

    diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani

    perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi

    kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan

    yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga proses

    penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat

    kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap

    peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat

    kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien

    dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan

    kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman

    dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra

    perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa

    nyaman seperti apa yang diharapkannya.

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    21/22

    21

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. KesimpulanDari pembahasan tersebut di atas merupakan sebagian kecil gambaran

    mengenai peran yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam

    membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain

    yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra

    perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu,

    tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang besar, dan

    keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun citra keperawatan

    menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas, baik, komunikatif, dan dapat

    menjalankan peran dan fungsinya dengan baik sesuai dengan kode etik,

    tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal di mata masyarakat. Semoga

    kita dapat menjadi perawat profesional yang mampu menjadi role model bagi

    perawat-perawat lain dalam membawa citra perawat ideal di mata masyarakat.

    Hidup perawat Indonesia!

    4.2.SaranKebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

    oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun

    psikologis. Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan

    kesehatan. Untuk itu diharapkan bagi calon perawat agar dapat meningkatkan

    pelayanan pemenuhan kebutuhan manusia dikemudian hari.

    21

  • 7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Doengoes, M. E. (2002).Nursing care plane: Guidelines for planning &

    documenting patient care, 3rd

    edition, FA. Davis.

    George. (1995).Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice),

    Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.

    Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba

    Medika

    Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba

    PPNI (2000) Standar Praktik Keperawatan. Jakarta : PPNI.

    Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006).Nursing Theorists and Their work. 6

    Ed. USA : Mosby Inc.

    http://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.html

    http://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.html

    http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/makalah-model-konsep-florence.html

    http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlando

    http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-

    keperawatan/

    http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/

    http://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlandohttp://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlandohttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.html