Top Banner
PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA *) dr. Henni Djuhaeni, MARS I. Pendahuluan Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang maju dan mandiri. Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan. Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembanguanan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan negara
40

kdk bu riska

Jun 24, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kdk bu riska

PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAANKELUARGA SEJAHTERA *)

dr. Henni Djuhaeni, MARSI. PendahuluanSesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan programPembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukanuntuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang majudan mandiri. Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan danberlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segikehidupan keluarga di mana ia dibesarkan.Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluargayang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilaistrategis dalam pembanguanan nasional serta menjadi tumpuan dalampembangunan manusia seutuhnya.Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia iniyang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untukmeningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera.Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagaiupaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segikesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yangprofesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalammewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatukeluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan negarayang sejahtera pula.*) Dibawakan pada Kongres Nasional VIII Ikatan Tenaga Keperawatan Katolik Indonesia"SERVIAM IN CARITATE". Bale Pakuan Bandung, 17 Oktober 1995.II. PengertianA. KELUARGASasaran upaya pembinaan kesehatan keluarga adalah keluarga itu sendirisebagai suatu kesatuan dari tiap individu atau anggota keluarga tersebut.Dipandang dari segi kesehatan dan ancaman kematian; ibu semasa reproduksi,anak sejak dalam kandungan hingga menjelang dewasa serta anggota keluargaberusia lanjut merupakan kelompok yang rawan, sehingga ibu, anak dan usialanjut menjadi sasaran utama dalam pembinaan kesehatan keluarga.Untuk dapat mencapai sasaran tersebut perawat perlu mengetahui danmemahami tentang konsep keluarga, salah satu konsep keluarga adalah sebagaiberikut :Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepalakeluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Dengan perkataan lain keluarga adalah suatu sistem.Sistem keluarga merupakan sistem yang kompleks, yang memerlukanadaptasi, interaksi, proses pengambilan keputusan dan kelanujtanpertumbuhan. Sebagai suatu sistem, keluarga terdiri dari :a) INPUT / MASUKAN, yang meliputi :- Manusia, yaitu anggota keluarga, ibu, ayah, anak dan anggota keluargalain (bila ada).

Page 2: kdk bu riska

- Organisasi dan tata laksana keluarga.Menurut ANDERSON CARTER, dalam organisasi keluarga ada salingberhubungan dan ketergantungan antara sesama anggota keluarga,walaupun tiap anggota memiliki kebebasan tetapi ada keterbatasan sertaada perbedaan dan kekhususan yang ditunjukan dengan peran danfungsinya.- Sarana dan prasarana dalam keluarga.Merupakan kebutuhan dasar dalam keluarga- Dana.Yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga.b) PROSES, yang meliputi :- PerencanaanPada saat sekarang adalah tidak mungkin keluarga sejahtera akan tercapaiapabila suatu keluarga tidak mempunyai perencanaan sama sekali.- Pengorganisasian keluarga.Dalam hal ini setiap anggota keluarga menempatkan diri sesuai dengan peran danfungsinya.Peran ayah : Sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya, sebagai pencarinafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota masyarakatdan lain-lain.Peran ibu : Sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, pengurus rumahtangga, pengasuh dan pendidik, kadang-kadang ditambah sebagaipencari nafkah, anggota masyarakat dan lain-lain.Peran anak : Melaksanakan tugas-tugas/peran psiko-sosial sesuai denganperkembangan fisik dan mental berdasarkan usianya.- Kegiatan keluargaSetiap saat masing-masing anggota keluarga melaksanakan berbagai kegiatanuntuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.Dalam pelaksanaan kegiatan ini agama memegang peranan yang sangat pentingdalam suatu keluarga, sehingga seluruh kegiatan dalam keluarga tersebut selaludalam jalan yang benar yang sesuai dengan norma masyarakat.- Pengawasan keluarga.Rasa saling menghargai, saling mempercayai dan memelihara rasa tanggung jawabyang didasarkan pada norma dan agama akan melindungi suatu keluarga dariperbuatan yang tidak baik. Keadaan ini harus dievaluasi terus menerus dandilaksanakan secara konsisten dan konsekuen oleh seluruh anggota keluarga,untuk mencapai tujuan keluarga tersebut.c) OUTPUT/ KELUARANYaitu tujuan yang hendak dicapai oleh keluarga tersebut.Secara operasional Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN telahmenyusun rumusan kualitas kehidupan keluarga yang diukur dari tingkat kemampuansetiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.Rumusan tahapan kualitas keluarga tersebut adalah sebagai berikut :1. Keluarga PRASEJAHTERAYaitu keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, papan, kesehatan dan KB.2. Keluarga SEJAHTERA TAHAP IYaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal

Page 3: kdk bu riska

tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial-psikologisnya. Sepertikebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungantempat tinggal dan transportasi.3. Keluarga SEJAHTERA TAHAP IIYaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosialpsikologisnyaakan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan sepertikebutuhan akan informasi.4. Keluarga SEJAHTERA TAHAP IIIYaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan fisik, sosialpsikologisdan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangansecara teratur kepada masyarakt sekitarnya.5. Keluarga SEJAHTERA TAHAP III PLUSYaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya serta memilikikepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sekitarnya.B. PERAWATAdalah menjadi tujuan dan tanggung jawab kita semua khususnya sebagai tenagakesehatan untuk membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatannya sertadapat menanamkan perilaku sehat dalam anggota keluarga. Perawat sebagai tenaga kesehatanterdepan yang memberikan pelayanan di berbagai sarana pelayanan kesehatan mempunyainilai strategis dalam upaya pembinaan keluarga sejahtera.Beberapa istilah yang perlu diketahui :- Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal, diakui berijazah,diberi tugas wewenang oleh badan resmi dan bekerja sesuai dengan peran dan fimgsinya.- Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu, keluargamaupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam sistem pelayanankesehatan.- Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang merupakanbagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensi£ ditujukan kepadaindividu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proseskehidupan manusia.Tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinyabersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling tergantung dengan anggota tim kesehatan lain,untuk dapat berperan secara aktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan,diperlukan tenaga perawat yang mampu berpikir kritis dan logis untuk mengambil keputusanyang tepat dalam memecahkan masalah serta dapat memprakarsai perubahan. Oleh karena itutenaga perawat hares menguasai : Ilmu biomedik, ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu dan kiatkeperawatan serta kepemimpinan dan ketrampilan manajemen.III. Peran PerawatPembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera tahap I.Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapa peran antaralain :1) Pemberi informasiDalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu,khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.2) PenyuluhAgar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan dan tertarikuntuk melaksanakan maka perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada perorangan

Page 4: kdk bu riska

dalam keluarga ataupun kelompok dalam masyarakat.3) PendidikTujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga danmasyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secaramandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilakusehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.4) MotivatorApabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalamkesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawatberperan sebagai motivator.5) Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi setiap perawatuntuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya untukyang belum pernah menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salahsatu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.6) Penghubung keluarga dengan sektor terkaitAdakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebabyang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawathares menghubungi sektor terkait.7) Pemberi pelayanan kesehatan.Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesionalkepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanyakelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menujukemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukanbersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitumetodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkahsebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan,pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggungjawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".8) Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan kekuatanmereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya9) Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dandapat dilakukan suatu intervensi yang tepat.Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantungsituasi dan kondisi yang dihadapi.IV. Masalah dan Tindak LanjutKenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masihbanyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :A. Faktor Keluarga :- Keluarga menolak kehadiran perawat- Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat- Adat istiadat- Ekonomi- Dan lain-lain.B. Faktor Perawat

Page 5: kdk bu riska

- Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang- Secara kualitas, belum optimal- Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-beda, kemauanmenambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.- Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga seringdiabaikan oleh masyaakat- Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu" sehingga sulit berkembang menjadiMitra Dokter.- Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ( " ESPRIT DE CORPS ")yang kurang.- Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat -Dan lain-lain.Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan kepada diri sendiri(perawat) antara lain :- Interospeksiyaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki,kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi- Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras untukmenambah ilmu pengetahuan- Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan mencariupaya-upaya koordinasi dan kolaborasi Meningkatkan rasa sesama Corps- Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"- Perubahan pendidikan keperawatan- Mentaati kode etik keperawatan.V. KesimpulanPerawat mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam pembangunan suatunegara melalui pembinaan kesehatan keluarga, namun dalam pelaksanaannya masihditemukan banyak masalah sehingga perlu dilakukan berbagai upaya penanggulangannya.SaranPerubahan-perubahan perlu segera dilakukan khususnya dalam manajemenkeperawatan sebagai upaya peningkatan mutu Asuhan Keperawatan kepada individu,keluarga maupun masyarakat.

Konsep KeluargaWritten 1. Definisi

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan

dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari

keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang

Page 6: kdk bu riska

berbagi tempat tinggal atau berdekatan satu dengan lainnya; memiliki ikatan emosi;

terlibat dalam posisi sosial; peran dan tugas-tugas yang saling berhubungan; serta

adanya rasa saling menyayangi dan memiliki (Murray & Zentner, 1997 dan Friedman,

1998 dalam Allender & Spradley, 2001). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah

nomor 21 tahun 1994 Bab I ayat 1 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,

atau ibu dan anaknya.

2. Persepsi keluarga

Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan manusia dan mengolah

proses informasi tersebut “Human interpret their surroundings on a higher percive

their word through information processing” (Wilson. D, 2000). Sedangkan pendapat

Maramis (1998), persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan

perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan

setelah pancainderanya mendapat rangsang. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi

keluarga merupakan suatu interpretasi yang dimiliki oleh keluarga terhadap obesitas

yang dialami oleh anak sekolah dasar.

Menurut Rahmat (2005) ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi persepsi

interpersonal yaitu: 1). Pengalaman seseorang yang telah mempunyai pengalaman

tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam

memperbaiki persepsi; 2). Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal

adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai

dunia ini telah diatur secara adil; 3). Kepribadian. menurut psikoanalisis dikenal

sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara

tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.

 

Penelitian oleh Jessica, Willy, Bob (2008) beberapa studi tentang persepsi orang tua

yang mempunyai anak obesitas seperti di Australia, Amerika, Inggris dan Italia.

Page 7: kdk bu riska

Secara umum orang tua sering merasakan bahwa berat badan anaknya sama

obesitasnya seperti orang tuanya. Adapun dukungan keluarga menurut Friedman

(1998) adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap klien. Keluarga juga

berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dengan bantuan jika diperlukan.

 

2. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga dapat diberikan dalam beberapa

bentuk, yaitu: a). dukungan informasional; b). dukungan penghargaan; c). dukungan

instrumental; dan d). dukungan emosional. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

stress dalam akan memicu obesitas pada Anak. Anak yang tinggal di dalam keluarga

yang tidak harmonis atau dengan kadar stress tinggi ternyata meningkatkan resiko

obesitas pada anak. http://www.prov.bkkbn.go.id diperoleh tanggal 14 April 2009.

 

Keluarga dengan tingkat stress tinggi perlu mendapat dukungan agar bisa mengelola

stress dan mengasuh anak mereka dengan baik (Kompas, 24 Januari 2009). Felix-

Sebastian Koch dan Timnya dari Universitas Linkping mengevaluasi tingkat stress

7.443 keluarga di Swedia mulai anak-anak mereka lahir sampai usia 5-6 tahun.

Hasilnya, anak dari keluarga dengan tingkat stress tinggi beresiko dua kali lebih

tinggi mengalami obesitas ketimbang yang berasal dari keluarga dengan tingkat stress

rendah. Menurut Felix-Sebastian Koch, tidak semua keluarga bisa mengelola stress

dengan baik dalam http://www.prov.bkkbn.go.id diperoleh tanggal 14 April 2009.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga harus memberikan dukungan yang positif dan

keluarga tidak mengalami stress yang dapat menyebabkan anak obesitas.

Page 8: kdk bu riska

 

3. Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti

dukungan dari suami/istri, atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial

keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah

jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga itu

sendiri (Friedman, 1998).

 

Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu: a). Fungsi

Afektif; b). Fungsi Sosialisasi; c). Fungsi Ekonomi; d). Fungsi Reproduksi dan e).

Fungsi Perawatan Kesehatan. Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

keperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan / atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan

asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga.

Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998), adalah sebagai berikut: 1)

Mengenal masalah kesehatan; 2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat;

3) Melakukan perawatan; 4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang

sehat, 5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan

masyarakat.

Adapun fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah/PP nomor 21 tahun 1994 BAB

I pasal 1 ayat 2 ada beberapa di antaranya adalah: 1) Fungsi Cinta kasih yaitu dengan

memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami

dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi,

sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta

kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-

sikap yang bijaksana. 2) Fungsi Melindungi, yaitu menambahkan rasa aman dan

Page 9: kdk bu riska

kehangatan pada setiap anggota keluarga. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang sesuai

dengan usia anak juga mutlak dilakukan. Oleh karena penting sekali peran keluarga

terhadap anak usia sekolah.

 

4. Struktur Kekuatan Keluarga

Menurut Friedman (1998) terdapat struktur kekuatan keluarga yaitu terdiri dari pola

dan proses komunikasi dalam keluarga, struktur peran, struktur kekuatan keluarga

dan nilai-nilai dalam keluarga. Keluarga yang mempunyai struktur kekuatan keluarga

yang masing-masing berjalan dengan baik maka sistem akan berjalan dengan baik.

Komunikasi yang ada dalam keluarga diharapkan terbuka antara satu anggota

keluarga dengan anggota keluarga lain, selalu menyelesaikan konflik dengan

musyawarah mufakat, selalu berfikir positif terhadap anggota keluarga lain. Peran

keluarga setiap anggota keluarga juga dapat berfungsi dengan baik. Ayah sebagai

kepala keluarga maka dia yang berperan untuk mengatur semua anggota keluarga dan

tanpa meninggalkan komunikasi dengan istri dan anak-anaknya. Demikian juga peran

ibu dan anak yang menjalan peran sesuai dengan posisinya masing-masing dalam

keluarga.

Struktur kekuatan dalam keluarga memegang penting untuk mempengaruhi anggota

keluarga. Orang tua mempunyai pengaruh untuk mempengaruhi anak-anaknya untuk

makan makanan yang sehat dan bergizi. Setiap keluarga juga mempunyai nilai-nilai

yang dianut oleh keluarga. Nilai-nilai ini menjadi pedoman keluarga sebagai suatu

sistem.

www.rajawana.com/artikel/.../391-konsep-keluarga.html - Tembolok - Mirippustaka.unpad.ac.id/wp.../09/peran_perawat_dalam_pembinaan.pdf - Mirip

Page 10: kdk bu riska

konsep dasar keperawatan

I. PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.

II. Definisi keluarga

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.

A. Raisner (1980)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

B. Logan’s (1979)

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

C. Gillis (1983)

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.

D. Duvall (1986)

Page 11: kdk bu riska

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

E. Bailon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

F. Johnson’s (1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

G. Spradley dan Allender (1996)

Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.

4. mempunyai tujuan;

a. menciptakan dan mempertahankan budaya

b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu

Page 12: kdk bu riska

sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.

III. Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.

A. Tipe keluarga tradisional

1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.

4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.

Page 13: kdk bu riska

8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

B. Tipe keluarga non tradisional

1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.

4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan

Page 14: kdk bu riska

mental.

11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Bangaimana di Indonesia ?????

Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan masyarakat.

IV. Fungsi keluarga

Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.

Page 15: kdk bu riska

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti

Page 16: kdk bu riska

sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998

a. Mengenal masalah

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

V. Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

A. Pola dan proses komunikasi

B. Struktur peran

C. Struktur kekuatan

D. Nilai-nilai keluarga

Pola dan proses komuniaksi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1. Bersifat terbuka dan jujur

2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3. Berpikiran positif

4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi

Karakteristik pengirim:

1. Yakin dalam mengemukakan pendapat

2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

Page 17: kdk bu riska

3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik

Karakteristik penerima

1. Siap mendengar

2. Memberikan umpan balik

3. Melakukan validasi

Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.

Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

Tipe struktur kekuatan

1. Legitimate power/authority

Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.

2. Referent power

Seseorang yang ditiru

3. Reword Power

Pendapat ahli

4. Coercive power

Dipaksakan sesuai keinginan

5. Informational power

Pengaruh melalui persuasif

6. Affectif power

Page 18: kdk bu riska

Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

Nilai-nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

VI. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

1. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

2. Koordinator

Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

3. Pelaksana

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

Page 19: kdk bu riska

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

5. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.

6. Kolaburasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

8. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.weight:bold;">

DEFINISI KELUARGA

Page 20: kdk bu riska

1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

STRUKTUR KELUARGA1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1. Suami sebagai pengambil keputusan

Page 21: kdk bu riska

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh3. Berbentuk monogram4. Bertanggung jawab5. Pengambil keputusan6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa7. Ikatan kekeluargaan sangat erat8. Mempunyai semangat gotong-royong

MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA

1. TRADISIONAL :a. The nuclear family (keluarga inti)Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.b. The dyad familyKeluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumahc. Keluarga usilaKeluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan dirid. The childless familyKeluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanitae. The extended family (keluarga luas/besar)Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)f. The single-parent family (keluarga duda/janda)Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)g. Commuter familyKedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)h. Multigenerational familyKeluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumahi. Kin-network familyBeberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)j. Blended familyKeluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnyak. The single adult living alone / single-adult familyKeluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

Page 22: kdk bu riska

2. NON-TRADISIONAL :a. The unmarried teenage motherKeluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikahb. The stepparent familyKeluarga dengan orangtua tiric. Commune familyBeberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersamad. The nonmarital heterosexual cohabiting familyKeluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahane. Gay and lesbian familiesSeseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)f. Cohabitating coupleOrang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentug. Group-marriage familyBeberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknyah. Group network familyKeluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknyai. Foster familyKeluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinyaj. Homeless familyKeluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mentalk. GangSebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

PERANAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Page 23: kdk bu riska

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan ayah :Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak :Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi biologis :a. Meneruskan keturunanb. Memelihara dan membesarkan anakc. Memenuhi kebutuhan gizi keluargad. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis :a. Memberikan kasih sayang dan rasa amanb. Memberikan perhatian di antara anggota keluargac. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluargad. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi :a. Membina sosialisasi pada anakb. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anakc. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi :a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluargab. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluargac. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)

5. Fungsi pendidikan :a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinyab. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

Page 24: kdk bu riska

peranannya sebagai orang dewasac. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998) :

1. Pasangan baru (keluarga baru)Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :a. Membina hubungan intim yang memuaskanb. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosialc. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :a. Persiapan menjadi orang tuab. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluargac. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolahTahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa amanb. Membantu anak untuk bersosialisasic. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhid. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)f. Pembagian tanggung jawab anggota keluargag. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolahTahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkunganb. Mempertahankan keintiman pasanganc. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

Page 25: kdk bu riska

5. Keluarga dengan anak remajaDimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominyab. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluargac. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhand. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besarb. Mempertahankan keintiman pasanganc. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tuad. Membantu anak untuk mandiri di masyarakate. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahanTahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :a. Mempertahankan kesehatanb. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anakc. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjutTahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkanb. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatanc. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawatd. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakate. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.

Page 26: kdk bu riska

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.

Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga1. Tujuan umum :Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya2. Tujuan khusus :a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluargab. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluargac. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanyad. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganyae. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang KesehatanUntuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

Peran Perawat Keluarga :

Page 27: kdk bu riska

1. PendidikPerawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandirib. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

2. KoordinatorDiperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4. Pengawas kesehatanSebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga

5. KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya

6. KolaborasiPerawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal

7. FasilitatorMembantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasusMengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah

9. Modifikasi lingkunganPerawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

Page 28: kdk bu riska

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan

utama3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan

peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif

dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan

sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.