Top Banner

of 61

KB Non Hormonal Kel. IV

Apr 14, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    1/61

    Mirza Heltomi

    Listiani FauziaRatia Resti

    Intan OktarinaArif Fajar Maulana

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    2/61

    Kontrasepsi ialah usaha-usaha untukmencegah terjadinya kehamilan.

    Usaha usaha itu dapat bersifat sementara,

    dapat juga bersifat permanen.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    3/61

    Indonesia, pada tahun 2012 tercatat jumlah

    peserta KB aktif dari 64.133.347 jiwa.

    suntik (54,35%)

    pil (28,65%)

    IUD (5,44%)

    kondom (5,34%)

    implant (4,99%)

    MOW (1,04%)

    MOP (0,2%).

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    4/61

    dapat dipercaya,

    tidak menimbukan efek yang mengganggukesehatan,

    daya kerjanya diatur menurut kebutuhan,tidak menimbulkan gangguan sewaktumelakukan koitus,

    tidak memerlukan motivasi terus-menerus,

    mudah pelaksanaannya,

    murah harganya sehingga dapat dijangkauoleh seluruh lapisan masyarakat,

    dapat diterima penggunaanya oleh pasanganyang bersangkutan.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    5/61

    Kontrasepsi Non- Hormonal Kontrasepsi Hormonal

    Non-Operatif Koitus interuptus

    Pembilasan pascasenggama(postcoital douche)

    Perpanjangan masa menyusui anak

    (Prolonged lactation) Pantang berkala (rhythm method)

    Kondom Kondom Pria

    Kondom Wanita (pessairum)

    Diapragma vaginal

    Cervical cap

    Spermatisida

    IUD

    Operatif Tubektomi

    Vasektomi

    Pil

    Suntik

    Implant

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    6/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    7/61

    a. Senggama Terputus. Senggama terputus ialah penarikan penis dari

    vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini

    berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinyaejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagianbesar pria, dan setelah itu masih ada waktukira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi.

    Angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100perempuan per tahun

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    8/61

    KEUNTUNGAN KERUGIANtidak membutuhkan biaya, alat-

    alat maupun persiapandibutuhkan pengendalian diri yang

    besar dari pihak pria dan bisamengurangi kenikmatan/kepuasan

    dalam berhubungan seksual

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    9/61

    b. Pembilasan Pascasenggama (postcoital

    douche) Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau

    tanpa tambahan larutan obat

    Maksudnya ialah untuk mengeluarkan spermasecara mekanik dari vagina. Penambahan cukaialah untuk memperoleh efek spermasida sertamenjaga asiditas vagina.

    Cara ini mengurangi kemampuan terjadinya

    konsepsi hanya dalam batas-batas tertentukarena sebelum pembilasan dapat dilakukan,spermatozoa dalam jumlah besar telahmemasuki servik uteri.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    10/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    11/61

    d. Pantang Berkala (Rhythm Method) Cara ini sering juga disebut cara Ogino-Knaus.

    seorang wanita hanya dapat hamil selamabeberapa hari saja dalam tiap daur haidnya.

    Masa subur yang disebut Fase Ovulasi mulai 48jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah

    ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanitatersebut berada dalam masa tidak subur.

    Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepatdari ovulasi sulit untuk ditentukan;

    Ada 2 cara sistem pantang berkala : Sistem kalender

    Sistem suhu basal badan

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    12/61

    Hari pertama mulai subur= Siklus haid terpendek 18

    Hari subur terakhir

    = Siklus haid terpanjang 11

    Sistem suhu basal badan

    Suhu badan diukur memakai termometer

    sewaktu bangun pagi hari dalam keadaanistirahat penuh setiap hari. Hasil pengukuranharus dicatat pada kartu pencatatan suhubadan

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    13/61

    Seorang wanita memiliki siklus haid teratur 28hari,

    Hari pertama mulai subur= 28 18 = 10

    Hari subur terakhir

    = 28 11 = 17

    Minggu 7 14 21 28Senin 1 8 15 22 29

    Selasa 2 9 16 23 30

    Rabu 3 10 17 24 31

    Kamis 4 11 18 25

    Jumat 5 12 19 26

    sabtu 6 13 20 27

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    14/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    15/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    16/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    17/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    18/61

    Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai daripenis sewaktu melakukan koitus, dan mencegahtumpahnya sperma dalam vagina. Bentukkondom adalah silindris dengan pinggir yangtebal pada ujung yang terbuka, sedang ujungyang buntu berfungsi sebagai penampungsperma.

    Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm danpanjang lebih kurang 19 cm. Kondom dilapisi

    dengan pelicin yang mempunyai sifatspermatisid.

    Efektivitas kondom ini tergantung dari mutukondom dan dari ketelitian dalampenggunaannya.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    19/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    20/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    21/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    22/61

    Diafragma vaginal

    Pada tahun 1881 Mensinga dan Flensburg(Belanda) telah menciptakan untuk pertama

    kalinya diafragma vaginal guna mencegahkehamilan.

    Diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yangberbentuk mangkuk dengan per elastis padapinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logamtipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yangdari kawat halus yang tergulung sebagai spiraldan mempunyai sifat seperti per.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    23/61

    Diafragma dimasukkan ke dalam vaginasebelum koitus untuk menjaga jangan sampaisperma masuk ke dalam uterus. Untuk

    memperkuat khasiat diafragma, obatspermatisida dimasukkan ke dalam mangkukdan dioleskan pada pinggirnya.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    24/61

    Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya

    dalam hal-hal seperti :

    keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik. jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga

    tidak dibutuhkan perlindungan yang terus-menerus.

    jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harusdihentikan untuk sementara waktu oleh karenasesuatu sebab.

    Diafragma paling cocok untuk dipakai pada wanitadengan dasar panggul yang tidak longgar dandengan tonus dinding vagina yang baik.

    Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaiandiafragma tidak dapat dibenarkan, misalnya pada 1)sistokel yang berat; 2) prolapsus uteri; 3) fistulavagina; 4) hiperantefleksio atau hiperretrofleksiouterus.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    25/61

    Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyakefek sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkanoleh reaksi alergi terhadap obat-obat spermatisida yangdipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembangbiakan

    bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragmadibiarkan terlalu lama terpasang di situ.

    Efektivitas nya sedang (bila digunakan dengan spermasidaangka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan pertahun pertama)1.

    Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah : 1) diperlukan

    motivasi yang cukup kuat; 2) umumnya hanya cocok untukwanita yang terpelajar dan tidak untuk dipergunakansecara massal; 3) pemakaian yang tidak teratur dapatmenimbulkan kegagalan; 4) tingkat kegagalan lebih tinggidaripada pil atau AKDR.

    Keuntungan cara ini ialah : 1) hampir tidak ada efek

    sampingan; 2) dengan motivasi yang baik dan pemakaianyang betul, hasilnya cukup memuaskan; 3) dapat dipakaisebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita yangtidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karenasuatu sebab.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    26/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    27/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    28/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    29/61

    paling banyak digunakan dalam program KB di Indonesia

    ialah AKDR jenis copper T dan spiral (Lippes loop). Bentuk yang beredar dipasaran adalah spiral (Lippes

    loop), huruf T (Tcu380A, Tcu200C, dan NovaT), tulangikan (MLCu350 dan 375), dan batang (Gynefix). Unsurtambahan adalah tembaga (cuprum), atau hormon(Levonorgestrel).

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    30/61

    Komplikasi AKDR : Infeksi

    Perforasi, translokasi, ekspulsi, embaded,

    Keuntungan Efek Samping Umumnya hanya memerlukan satu

    kali pemasangan dan dengandemikian satu kali motivasi, Tidak menimbulkan efek sistemik, Alat itu ekonomis dan cocok untukpenggunaan secara massal,

    Efektivitas cukup tinggi, Reversibel, Tidak ada pengaruh terhadap ASI

    Perdarahan

    Masa haid dapat menjadilebih panjang dan banyak,terutama pada bulan-bulan pertama pemakaian

    Rasa nyeri dan kejang diperutGangguan pada suami

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    31/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    32/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    33/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    34/61

    Pemeriksaan setelah pemasangan AKDR dilakukan 1minggu sesudahnya; pemeriksaan kedua 3 bulan kemudian,dan selanjutnya tiap 6 bulan.

    Cooper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun

    pemasangan, tetapi dapat dilepaskan lebih awal apabiladiinginkan.

    Cara mengeluarkan AKDR: Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan caramenarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri

    eksternum dengan dua jari, dengan pinset, atau dengancunam. Kadang-kadang benang tidak tampak dari ostiumuteri eksternum.

    Tidak terlihatnya benang oleh karena : Akseptor menjadi hamil Perforasi usus Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor Perubahan letak AKDR sehingga benang tertarik ke dalam

    rongga uterus, seperti adanya mioma uterus.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    35/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    36/61

    Keuntungan tubektomi ialah : Motivasi hanya satu kali saja, tidak diperlukan

    motivasi yang berulang-ulang Efektivitas hampir 100% Tidak mempengaruhi libido seksualis Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.

    Kerugiannya :tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel,walaupun ada kemungkinan untuk membuka

    tuba kembali pada mereka yang masihmenginginkan anak lagi dengan operasiRekanalisasi.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    37/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    38/61

    1. Cara MadlenerBagian tengah tubadiangkat dengan cunampean, sehinggaterbentuk suatu lipatanterbuka. Kemudian,dasar dari lipatantersebut dijepit dengancunam kuat-kuat dan

    selanjutnya dasar itudiikat dengan benangyang tidak diserap.Tidak dilakukanpemotongan tuba.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    39/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    40/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    41/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    42/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    43/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    44/61

    6. Cara Aldridge Peritoneum dari ligamentum latum dibuka

    dan kemudian tuba bagian distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalamligamentum latum.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    45/61

    Vasektomi

    vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapanegara seperti India, Pakistan, Korea, AS, dll,

    Di Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalamprogram keluarga berencana nasional2 .

    Dan masih banyak pria di Indonesia menganggapvasektomi tersebut identik dengan dikebiri dandapat menimbulkan impotensi5.

    Vasektomi, selain aman dari kegagalan dengan

    tingkat keberhasilan 79 persen.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    46/61

    Indikasi vasektomi ialah :bahwa pasangan suami isteri tidak menghendakikehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwatindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

    Kontraindikasi :sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan

    lokal yang dapat mengganggu sembuhnya lukaoperasi, jadi sebaiknya harus disembuhkandahulu.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    47/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    48/61

    Sehabis operasi, peserta vasektomi baru bolehmelakukan hubungan intim dengan pasangannyasetelah enam hari. Itupun harus wajibmenggunakan kondom selama 12 kali hubungandemi pengamanan5.

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    49/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    50/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    51/61

    Pilterdiri dari : estrogen dan progestin

    IUD bekerja bila dimasukkan dalam waktu 6hari setelah berhubungan seksual

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    52/61

    cara merk dosis waktu

    1. Mekanik

    AKDR-Cu Copper T

    Multiload

    Nova T

    1 kali

    pemasangan

    Dalam 6 hari

    pascasanggama

    2.Medik

    pil kombinasiMycrogynon 50

    Ovral

    Neogynon

    Nordiol

    Eugynon

    2x2 tablet Dalam 3 hari

    pasca

    sanggama ,

    dosis kedua 12

    jam kemudian

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    53/61

    cara Merk dosis waktuMycrogynon

    Mikrodiol

    nordette

    2 x 4 tab Dalam waktu 3

    hari pasca

    sanggama dosiskedua 12 jam

    kemudian

    progestin postinor 2x1 tab Dalam waktu 3

    hari pasca

    sanggama dosiskedua 12 jam

    kemudian

    estrogen Lynoral

    Premarin

    prognova

    2,5 mg/dosis

    10 mg/dosis

    10 mg / dosis

    Dalam waktu 3

    hari pasca

    sanggama, 2x1

    dosis selama 5

    hari

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    54/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    55/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    56/61

    Bekerja sebagai :- mencegah atau menunda ovulasi

    - mencegah pembuahan

    - mencegah implantasi hasil nidasi

    - Menganggu motilitas tuba

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    57/61

    Yang mempengaruhi :

    1. Jarak antara coitus tanpa perlindungan denganwaktu minum obat pertama kali

    2. Waktu coitus dan periode menstruasi perempuan

    Efektifitas berkurang bila jarak minum pilsemakin jauh dari waktu coitus

    95 % 24 jam pertama

    85 %

    25-48 jam

    58 % > 49 jam

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    58/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    59/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    60/61

  • 7/27/2019 KB Non Hormonal Kel. IV

    61/61