1 KATA PENGANTAR Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya kami telah dapat menyusun profil gender dan anak tahun 2019. Profil gender dan anak ini terbit berkat adanya jalinan kerjasama antara Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik dan SKPD terkait di Kabupaten Tanah Datar. Ketersediaan data yang belum dapat diwujudkan secara optimal pada saat ini menjadi salah satu permasalahan dalam penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan gender. Dengan adanya buku ini diharapkan SKPD dan stakeholders lainnya dapat memanfaatkan data yang ada sebagai bahan pengambil kebijakan pembangunan di bidang masing-masing. Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini. Dan kami menyadari buku ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang. Batusangkar, Desember 2019 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Dto Drs. YUHARDI NIP. 19650909 199203 1 007
44
Embed
KATA PENGANTAR - tanahdatar.go.idperempuan dibanding laki-laki terkait masalah kependudukan, karakteristik rumah tangga, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, ketenagakerjaan,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KATA PENGANTAR
Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya kami
telah dapat menyusun profil gender dan anak tahun 2019. Profil gender dan anak ini terbit
berkat adanya jalinan kerjasama antara Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik dan SKPD terkait di Kabupaten Tanah Datar.
Ketersediaan data yang belum dapat diwujudkan secara optimal pada saat ini menjadi
salah satu permasalahan dalam penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan gender.
Dengan adanya buku ini diharapkan SKPD dan stakeholders lainnya dapat memanfaatkan
data yang ada sebagai bahan pengambil kebijakan pembangunan di bidang masing-masing.
Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian buku ini. Dan kami menyadari buku ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Batusangkar, Desember 2019 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak
Dto Drs. YUHARDI
NIP. 19650909 199203 1 007
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I : Pendahuluan 1
BAB II : Metode 4
BAB III
: Gambaran umum kondisi wilayah kabupaten tanah datar 6
BAB IV
: Data terpilah bidang kesehatan dan keluarga berencana 8
BAB V : Data terpilah bidang pendidikan 19
BAB VI
: Data terpilah bidang ekonomi dan ketenagakerjaan 25
BAB VII
: Data terpilah bidang politik dan pengambilan keputusan 32
BAB VIII
: Data terpilah bidang perlindungan anak 38
BAB IX
: Penutup 42
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perbedaan fungsi dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksikan oleh masyarakat merupakan definisi dari gender yang selama ini
marak dibicarakan ditengah masyarakat. Kesetaraan gender lebih dimaknai sebagai
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta
haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi disegala bidang.
Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya
diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, kesempatan
berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara
dan adil dari pembangunan.
Dalam rangka pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pengintegrasian hak anak
diperlukan data terpilah sebagai pembuka wawasan, sekaligus sebagai input analisis
gender dan pemeuhan hak anak. Ketersediaan data gender yang memadai menimbulkan
kesulitan dalam pengukuran kesenjangan pencapaian pembangunan, baik untuk laki-
laki maupun perempuan. Salah satu tantangan yang dihadapi sejalan dengan era
desentralisasi saat ini yaitu timbulnya masalah kelembagaan dan jaringan di daerah
(provinsi dan kabupaten/kota), terutama yang menangani masalah-masalah
pemberdayaan perempuan dan anak. Program-program pembangunan pemberdayaan
perempuan dan anak merupakan program lintas bidang dan lintas program, sehingga
diperlukan koordinasi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi. Sistem
pemerintahan serta lembaga-lembaga dari tingkat pusat hingga daerah yang belum
sepenuhnya responsif gender dapat meminggirkan perempuan secara sistematis melalui
kebijakan dan program. Data statistik saat ini yang menjadi basis pengambilan
keputusan dalam penyusunan kebijakan dan program kadang tidak mampu
mengungkap dinamika kehidupan perempuan dan laki-laki sehingga kebijakan,
program, dan lembaga yang dirancang menjadi netral gender dan menimbulkan
kesenjangan dan ketidakadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan. Di samping
itu, terbatasnya data pembangunan yang terpilah menurut jenis kelamin,
mengakibatkan kesulitan dalam menemukenali masalah-masalah gender yang ada.
4
Dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti UU
Nomor 23 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan Pemerintah Daerah maka Pemerintah
Daerah berkewajiban melaksanakan kebijakan penyelenggaraan data gender dan anak
dengan menyediakan pembiayaan kegiatan melalui APBD, guna terwujudnya bahan -
bahan perumusan kebijakan yang berupa penyelenggaraan data gender dan anak yang
bersifat lokal sehingga kesetaraan dan keadilan gender di berbagai bidang
pembangunan bisa terwujud.
I.2 Tujuan
Tujuan penyusunan buku profil gender dan anak ini adalah untuk :
a. Menyajukan data terpilah yang dapat menginformasikan lebih jelas kondisi
perempuan dibanding laki-laki terkait masalah kependudukan, karakteristik rumah
tangga, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, ketenagakerjaan, sektor
publik, kekerasan terhadap perempuan, sosial ekonomi lainnya.
b. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar dalam
penggunaan data gender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi atas kebijakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah
c. Meningkatkan efektivitas penyelenggaraan PUG dan PUHA di daerah secara
sistimatis, komprehensif dan berkesinambungan
d. Meningkatkan ketersediaan data gender dan anak
e. Sebagai bahan untuk mengambil kebijakan untuk perencanaan pembangunan yang
responsif gender
I.3 Sasaran
Penggalian data gender yang menyangkut semua issue dibidang pendidikan,
kesehatan, kependudukan, ekonomi dan ketenagakerjaan, pertanian, politik, sosial
budaya, hukum dan data anak
5
I.4 Hasil Yang Diinginkan
a. Profil gender dan anak tahun 2019
b. Data gender dan anak untuk memberikan acuhan bagi pemerintah dalam upaya
pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak
c. Basis data gender dan anak, dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan
6
BAB II
METODE
II.1 Ruang Lingkup dan Pelaksanaan
Penyusunan profil dan data terpilah gender Kabupaten Tanah Datar jangkauan
wilayahnya adalah 14 Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar
Dilaksanakan pada tahun 2019
II.2 Sumber Data
Data terpilah yang disusun Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Tanah Datar yang dikumpulkan dari OPD terkait
berupa isian tabel.
Foto Kegiatan Finalisasi Data Terpilah Gender dan Anak dengan OPD Terkait Tahun 2019
7
Foto Kegiatan Finalisasi Data Terpilah Gender dan Anak dengan OPD Terkait Tahun 2019
II.3 Analisa Data
Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan diinterpretasikan. Data
dikelompokkan menjadi beberapa bidang yaitu :
1. Demografi
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Kependudukan
5. Ekonomi dan Ketenagakerjaan
6. Hukum dan HAM
7. Sosial
Data-data tersebut dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel,
sehingga dapat diidentifikasi kesenjangan gender yang ada.
8
BAB III
GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR
Secara astronomis, Kabupaten Tanah Datar terletak antara 00o 17’ dan 00 39’
Lintang Selatan dan antara 100o 19’−100o 51’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Tanah Datar memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Agam, dan
Kabupaten Lima Puluh Kota; Selatan – Kabupaten Solok; Barat – Kabupaten Padang
Pariaman; Timur – Kabupaten Sijunjung dan Kota Sawahlunto. Kabupaten Tanah Datar
terdiri dari 14 kecamatan yaitu Kecamatan Sepuluh Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan
Batipuh Selatan, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Lima Kaum,
Kecamatan Padang Ganting, Kecamatan Lintau Buo, Kecamatan Lintau Buo Utara,
Kecamatan Sungayang, Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Salimpaung, Kecamatan
Tanjung Baru. Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Barat yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo” terletak pada 00o 17’ LS – 00o 39’ LS 100o
19’ BT – 100o 51’ BT.
Kabupaten Tanah Datar mempunyai luas wilayah 1,336 km², terdiri dari 14
Kecamatan dan 75 Nagari (setigkat kelurahan di wilayah kota). Dilihat dari luas wilayah,
kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tanjung Baru dengan luas
43,14 km². Sedangkan kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Kecamatan Lintau
Buo Utara, yakni 204,31 km², dan Kecamatan X Koto yang luasnya 152,02 km².
Secara geografi wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki Gunung
Merapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Sago, serta diperkaya pula dengan 5 sungai.
Danau Singkarak yang cukup luas sebagian diantaranya merupakan wilayah Kabupaten
Tanah Datar yakni terletak di Kecamatan Batipuh Selatan dan Rambatan.
Diantara seluruh kecamatan yang ada, tiga kecamatan terletak pada ketiggian
antara 750 s.d. 1.000 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan X Koto, Salimpaung,
dan Tanjung Baru. Sementara itu empat Kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Lima Kaum,
Tanjung Emas, Padang Ganting, dan Sungai Tarab terletak pada ketiggian 450 s.d 550
meter dari permukaan laut. Sedangkan 7 Kecamatan lagi terletak pada ketiggian yang
bervariasi, misalnya Kecamatan Lintau Buo yang terletak pada ketiggian antara 200 s.d.
750 meter dari permukaan laut.
9
Ibukota Kabupaten Tanah Datar berada di Batusangkar, uniknya Kota Batusangkar
ini berada pada perbatasan tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan
Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab. Sedangkan pusat pemerintahan berada di
Kecamatan Tanjung Emas atau tepatnya di Nagari Pagaruyung.
Kota Batusangkar lebih dikenal sebagai kota budaya, karena di Kabupaten Tanah
Datar terdapat banyak peninggalan dan prasasti terutama peninggalan Istana Basa
Pagaruyung yang merupakan pusat Kerajaan Minangkabau.
10
BAB IV
DATA TERPILAH BIDANG KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
Tujuan Pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat setingi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan
kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia
untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs).
Dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional maka pembangunan kesehatan di
Kabupaten Tanah Datar juga diarahkan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender
dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif.
Salah satu upaya pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan perempuan adalah
dibidang kesehatan dan keluarga berencana (KB). Kesehatan perempuan dapat diukur
berdasarkan kualitas fisik perempuan melalui indikator angka harapan hidup perempuan.
Untuk melihat gambaran tentang upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi perempuan
dapat dilihat melalui akses penduduk perempuan ke pelayanan kesehatan, meliputi cara
berobat, jenis-jenis obat yang digunakan dan fasilitas tempat berobat.
Sementara program keluarga berencana juga merupakan upaya pemerintah dalam
mendukung kesejahteraan perempuan dan menekan laju pertumbuhan penduduk. Indikator
yang digunakan meliputi status pemakaian alat/cara berKB, jenis-jenis alat KB yang
digunakan dan anak lahir hidup. Sementara itu usia perkawinan pertama dapat
mempengaruhi seseorang dalam pemakaian alat/cara KB. Semakin rendah usia perkawinan
pertama seorang perempuan, semakin besar resiko yang dihadapi selama masa kehamilan
dan proses melahirkan. Hal ini disebabkan karena belum siapnya perempuan secara fisik dan
mental dalam menghadapi masa kehamilan dan melahirkan. Oleh karena itu perlu diantisipasi
dengan peran serta perempuan secara langsung untuk mendukung program KB melalui
pemakaian alat kontrasepsi.
11
IV. I Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tapi bukan karena sebab-sebab lain per 100.000 kelahiran hidup seperti
kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.
NO KECAMATAN Jml
1 Kec. Lima Kaum 1
2 Kec. Sungayang 0
3 Kec. Sungai Tarab 0
4 Kec. Salimpaung 0
5 Kec. Tanjung Baru 0
6 Kec. X Koto 1
7 Kec. Batipuh 2
8 Kec. Batipuh Selatan 1
9 Kec. Rambatan 0
10 Kec. Pariangan 0
11 Kec. Padang Ganting 0
12 Kec. Lintau Buo 1
13 Kec. Lintau Buo Utara 0
14 Kec. Tanjung Emas 0 Kab. Tanah Datar 6
Sumber : Dinas Kesehatan
Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2019 Jumlah
kematian Ibu Melahirkan tahun 2019 adalah sebanyak 6 orang
12
IV. II Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh seorang
bayi saat lahir sampai pada tahun tertentu saat ia meninggal. Data angka harapan hidup di
suatu negara berguna untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk dan derajat kesehatan. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan
peningkatan derajat kesehatan seluruh masyarakat. Angka harapan hidup yang rendah di
suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial
lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.
NO URAIAN Angka Harapan Hidup
Kab. Tanah Datar 69.11
Sumber : Tanah Datar dalam angka 2018, BPS 2019 Dari tabel diatas angka harapan hidup di Kabupaten Tanah Datar adalah 69.11 tahun
IV. III Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) ke Posyandu dan Puskesmas
K1 (kunjungan ibu baru hamil) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Tujuan K1 adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Agar tujuan tersebut tercapai, pemerikasaan kehamilan harus
segera dilaksanakan begitu terjadi kehamilan, yaitu ketika haidnya terlambat sekurang-
kurangnya satu bulan. Sedangkan K4 (Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan) adalah
kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trisemester III, usia kehamilan besar
dari 32 minggu.
No KECAMATAN
Jumlah
K1 K4
1 2 3 4
1 Kec. Lima Kaum 662 386
2 Kec. Sungayang 247 180
3 Kec. Sungai Tarab 482 424
4 Kec. Salimpaung 358 290
13
1 2 3 4
5 Kec. Tanjung Baru 196 170
6 Kec. X Koto 778 637
7 Kec. Batipuh 409 331
8 Kec. Batipuh Selatan 130 121
9 Kec. Rambatan 603 529
10 Kec. Pariangan 260 212
11 Kec. Padang Ganting 262 238
12 Kec. Lintau Buo 308 207
13 Kec. Lintau Buo Utara 614 514
14 Kec. Tanjung Emas 373 292
Kab. Tanah Datar 5,682 4,531
Sumber : Dinas Kesehatan
Ibu Hamil (K1/K4) ke Posyandu dan Puskesmas sampai tahun 2019 adalah sebanyak
5.682 K1 dan 4.531 K4.
14
IV. IV Keluarga Berencana (KB)
Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk adalah program Keluarga Berencana(KB) yang telah dicanangkan sejak tahun
1990-an. Program Keluarga Berencana lebih menekankan kualitas keluarga daripada
kuantitasnya, yaitu hanya terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anak. Semakin banyak jumlah
anak, maka berarti semakin besar tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan
anggota rumah tangganya. Oleh karena itu pembatasan jumlah anak melalui Keluarga
Berencana perlu diperhatikan agar tercapai keluarga sejahtera melalui pemakaian alat
kontrasepsi
No KECAMATAN Peserta KB Perempuan (Baru) Peserta KB Laki-laki
(Baru) Total MOW IUD Implant Suntik Pil Jumlah MOP Kondom Jumlah
1 Kec. Lima Kaum 48 105 20 148 281 602 146 146 748
2 Kec. Sungayang 1 92 114 130 202 539 80 80 619
3 Kec. S. Tarab 78 71 67 216 400 832 1 37 38 870
4 Kec. Salimpaung 6 39 69 125 150 389 44 44 433
5 Kec. T. Baru 5 6 54 150 157 372 41 41 413
6 Kec. X Koto 9 67 99 368 314 857 138 138 995
7 Kec. Batipuh 5 87 39 477 269 877 105 105 982
8 Kec. Bat. Selatan 19 26 22 123 208 398 91 91 489
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar 2017
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tanah Datar selama tahun 2017 adalah 22
orang dengan perincian usia 5-14 tahun sebanyak 1 orang, usia 20-29 sebanyak 9
orang, dan usia 30-39 sebanyak 10 orang, usia 40-49 sebanyak 2 orang.
IV. VII Penyebab Kematian Ibu
No KECAMATAN
Penyebab kematian ibu
Keterangan Eklamsia (%)
Infeksi
(%)
Abortus (%)
P.Lama/Ma
cet (%)
Emboli
Obstetri (%)
Kompl
Masa Puepureu
m (%)
Lain-lain (%)
Perdarah
an (%)
1 Kec. Lima Kaum 0 0 0 0 0 0 1 0 Stroke
2 Kec. Sungayang 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kec. S.Tarab 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Kec. Salimpaung 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kec. T. Baru 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kec. X Koto 0 0 0 0 0 0 1 0 Suspect
Pendarahan Otak
7 Kec. Batipuh 0 0 0 0 0 0 2 0 Epilepsi, gagal
Ginjal
8 Kec. B. Selatan 0 0 0 0 0 0 0 1
9 Kec. Rambatan 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kec. Pariangan 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kec. P.Ganting 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kec. Lintau Buo 0 0 0 0 0 0 1 0 TBC Paru
13 Kec. Lintau Buo Utara 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Kec. Tanjung Emas 0 0 0 0 0 0 0 0
Kab. Tanah
Datar 0 0 0 0 0 0 5 1
Sumber : Dinas Kesehatan
18
Penyebab kematian ibu melahirkan tahun 2019 yaitu stroke sebanyak 1 orang, suspect
pendarahan otak 1 orang, epilepsy sebanyak 1 orang, gagal ginjal 1 orang,.
IV. VIII Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil
NO KECAMATAN Jumlah Imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) pada Ibu Hamil
1 Kec. Lima Kaum 44
2 Kec. Sungayang 118
3 Kec. Sungai Tarab 242
4 Kec. Salimpaung 104
5 Kec. Tanjung Baru 101
6 Kec. X Koto 160
7 Kec. Batipuh 408
8 Kec. Batipuh Selatan 36
9 Kec. Rambatan 463
10 Kec. Pariangan 62
11 Kec. Padang Ganting 22
12 Kec. Lintau Buo 327
13 Kec. Lintau Buo Utara 286
14 Kec. Tanjung Emas 211 Kab. Tanah Datar 2584
Sumber : Dinas Kesehatan
Jumlah Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil selama tahun 2019 adalah
2.584.
19
IV. IX Ibu Hamil yang mendapat Tablet Zat Besi (Fe)
NO KECAMATAN Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Tablet Zat Besi
(Fe)
1 Kec. Lima Kaum 386
2 Kec. Sungayang 180
3 Kec. Sungai Tarab 424
4 Kec. Salimpaung 290
5 Kec. Tanjung Baru 170
6 Kec. X Koto 637
7 Kec. Batipuh 331
8 Kec. Batipuh Selatan 121
9 Kec. Rambatan 529
10 Kec. Pariangan 212
11 Kec. Padang Ganting 238
12 Kec. Lintau Buo 207
13 Kec. Lintau Buo Utara 514
14 Kec. Tanjung Emas 292 Kab. Tanah Datar 4531
Sumber : Dinas Kesehatan
Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Tablet Zat Besi (Fe) selama tahun 2019 adalah 4.531
orang.
IV. X Penyuluh Keluarga Berencana
No KECAMATAN Jenis Kelamin
JML Laki-Laki Perempuan
1 Kec. Lima Kaum 1 2 3
2 Kec. Sungayang 0 3 3
3 Kec. Sungai Tarab 1 3 4
4 Kec. Salimpaung 0 3 3
5 Kec. Tanjung Baru 0 3 3
6 Kec. X Koto 1 4 5
7 Kec. Batipuh 1 3 4
8 Kec. Batipuh Selatan 1 2 3
9 Kec. Rambatan 2 2 4
10 Kec. Pariangan 1 1 2
11 Kec. Padang Ganting 0 2 2
12 Kec. Lintau Buo 2 2 4
13 Kec. Lintau Buo Utara 1 1 2
14 Kec. Tanjung Emas 0 3 3 Jumlah 11 34 45
Sumber : Dinas PMDPPKB Jumlah Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Tahun 2019 di Kab. Tanah Datar adalah
45 orang dengan perincian : 11 orang laki-laki dan 34 orang perempuan.
20
21
BAB V
DATA TERPILAH BIDANG PENDIDIKAN
Setiap Warga Negara Indonesia berhak atas kehidupan yang layak. Salah satu upaya
untuk mencapai kehidupan yang layak tersebut adalah melalui pendidikan bagi semua lapisan
masyarakat. Pendidikan memiliki andil besar dalam mewujudkan kemajuan sosial ekonomi
dan kesejahteraan. Dengan pendidikan dapat diupayakan peningkatan kecerdasan dan
keterampilan manusia.
Salah satu pilar pembangunan pendidikan di Indonesia adalah perluasan dan
pemerataan pendidikan dengan indikator antara lain : Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka
Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Buta Aksara/Angka
Melek Aksara, dimana ketimpangan gender dapat terlihat dari representasi perempuan dan
laki-laki pada data indikator tersebut.
V. I Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut jenjang pendidikan
No APK JENJANG
PAUD SD SMP
1 Kab. Tanah Datar 42,7 99,9 104,71
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019
APK menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikannya. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara
umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indicator yang paling sederhana
untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang
pendidikan. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah
(atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu
dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
tersebut. Menurut tabel di atas Angka partisipasi kasar pada jenjang pendidikan PAUD
adalah 42,7, SD 99,9 dan SMP 104,71.
22
V. II Angka Partisipasi Murni (APM) menurut jenjang pendidikan
No APM JENJANG
SD SMP
1 Kab. Tanah Datar 88,26 83,49 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019
APM adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar
sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk
berusia 7 hingga 18 tahun. Angka partisipasi murni (APM) adalah persentase siswa
dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di
usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di
tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap
penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi jika dibandingkan APK,
APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi
penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar
tersebut. APM disuatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau
penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok
usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa APM pada jenjang pendidikan SD adalah 88,26 dan SMP 83,49
V. III Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut jenjang pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah persentase anak sekolah pada usia jenjang
pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut. Indikator ini digunakan untuk mengetahui sebarapa banyak penduduk usia
sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan. Standar kelompok untuk
setiap jenang pendidikan adalah sebagai berikut:
Kelompok Umur Jenjang Pendidikan
7-12 Tahun SD
13-15 Tahun SLTP
16-18 Tahun SLTA
19 Tahun ke atas Perguruan Tinggi
23
V. IV Angka Putus Sekolah (APS) menurut jenjang pendidikan
No Angka Putus Sekolah JENJANG
SD SMP
1 Kab. Tanah Datar 0,06 0,15
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar 2019
Angka Putus Sekolah (APTS) menunjukkan tingkat putus sekolah di tingkat putus
sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Indikator ini digunakan untuk menggambarkan
kemampuan penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan tertentu untuk
menyelesaikan pendidikan di jenjang tersebut.
Berdasarkan tabel diatas angka putus sekolah SD adalah 0,06 dan SLTP sebesar 0,15.
V. V Penduduk menurut jenjang tertinggi yang ditamatkan
No KECAMATAN SD
L P L+P 1 Kec. X Koto 417 443 860 2 Kec. Batipuh 157 163 320 3 Kec. Rambatan 235 226 461 4 Kec. Lima Kaum 170 200 370 5 Kec. T. Emas 98 119 217 6 Kec. Lintau Buo 359 328 687 7 Kec. Sungayang 256 231 487 8 Kec. Sungai Tarab 100 88 188 9 Kec. Pariangan 334 315 649
10 Kec. Salimpaung 167 153 320 11 Kec. P. Ganting 127 129 256 12 Kec. Tanjung Baru 206 211 417 13 Kec. L. Buo Utara 341 323 664 14 Kec. B. Selatan 171 183 354 Jumlah 3138 3112 6250 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Berdasarkan tabel diatas penduduk menurut jenjang tertinggi yang ditamatkan pada
tingkat SD, laki-laki 3.138 dan perempuan 3.112.
24
V. VI Sertifikasi Guru
No KECAMATAN SD SLTP
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kec. X Koto 28 121 149 27 93 120
2 Kec. Batipuh 16 65 81 11 32 43
3 Kec. Rambatan 21 125 146 14 43 57
4 Kec. Lima Kaum 17 91 108 7 18 25
5 Kec. T. Emas 12 44 56 9 14 23
6 Kec. Lintau Buo 28 132 160 17 57 74
7 Kec. Sungayang 30 115 145 13 32 45
8 Kec. Sungai Tarab 6 44 50 6 15 21
9 Kec. Pariangan 26 140 166 18 52 70
10 Kec. Salimpaung 16 79 95 12 31 43
11 Kec. P. Ganting 17 45 62 11 20 31
12 Kec. Tanjung Baru 9 47 56 17 18 35
13 Kec. L. Buo Utara 27 132 159 13 40 53
14 Kec. B. Selatan 18 83 101 5 20 25
Jumlah 271 1263 1534 180 485 665 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar 2019
Berdasarkan tabel diatas jumlah penerima sertifikasi Guru SD, laki-laki sebanyak 271
orang, perempuan sebanyak 1.263 orang. Jumlah penerima sertifikasi Guru SLTP, laki-
laki sebanyak 180 orang, perempuan sebanyak 665 orang.