Top Banner
44

KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

Feb 25, 2018

Download

Documents

vothien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan
Page 2: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

i

KATA PENGANTAR

Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Manado berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P. 36/Menhut-II/2006, merupakan unit pelaksana teknis di bidang penelitian kehutanan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di

bidang hutan dan konservasi alam, hutan tanaman, hasil hutan, sosial budaya, ekonomi

dan lingkungan kehutanan dengan core research “Konservasi dan Rehabilitasi Hutan dan

Lahan”. BPK Manado berkedudukan di Manado dengan wilayah kerja meliputi 3 (tiga)

provinsi yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara.

Buku Rangkuman Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Manado Tahun 2007 ini

disusun berdasarkan Laporan Hasil-hasil Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2007.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Rangkuman Hasil

Penelitian ini kami ucapkan terima kasih.

Saran dan masukan untuk penyempurnaan buku ini pada masa yang akan datang sangat

kami harapkan.

Akhirnya, kami berharap semoga Buku Rangkuman Hasil Penelitian ini bermanfaat.

Manado, Desember 2010

Plt. Kepala Balai

Page 3: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

1. Teknik Rehabilitasi Lahan Terdegradasi di DTA Limboto dan Tondano .... 1-12

2. Uji Coba Teknik Pengelolaan DAS Mikro ......................................... 13-21

3. Analisis Pertumbuhan Tegakan Hutan Alam Bekas Tebangan

di Maluku Utara dan Sulawesi Utara ............................................ 23-28

4. Eksplorasi Biodiversitas di Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Maluku Utara ........................................................................ 29-39

Page 4: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

iii

Page 5: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

1

Teknik Rehabilitasi Lahan Terdegradasi di Dta Limboto dan Tondano

La Ode Asir Ketua Tim Penelit

ABSTRAK

Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Limboto atau Danau Tondano merupakan daerah dengan lahan kritis yang cukup luas. Permasalahan pada daerah hulu adalah tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hutan pada daerah tangkapannya, sehingga menyebabkan semakin tinggi pula kecenderungan untuk membuka hutan. Hal ini diindikasikan dengan berkembangnya lahan-lahan terbuka baik pada daerah di dalam maupun di luar kawasan hutan. Secara umum lahan-lahan hutan yang dibuka digunakan untuk kegiatan pertanian dengan cara tradisional tanpa menerapkan teknik RLKT. Akibatnya tingkat kesuburan semakin menurun dan hasil produksi menjadi rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi teknik RLKT untuk pengendalian erosi di DTA Danau Limboto dan Danau Tondano. Alternatif teknik yang dipilih adalah teknologi yang mudah diterapkan dan bisa dikerjakan dengan sumberdaya lokal yang ada. Tehnik ini diharapkan mampu memperbaiki kondisi lahan sekaligus mampu memberikan kontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Tujuan ini akan dicapai dengan memanfaatkan potensi yang tersedia dari sisi fisik (iklim, tanah) maupun dari sisi kemampuan sumberdaya modal masyarakat secara maksimal. Penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba penanaman beberapa jenis tanaman dengan penerapan beberapa teknik RLKT.

Pada DTA Danau Limboto, di lokasi I tanaman jati memiliki persen tumbuh yang cukup baik atau rata-rata berkisar 67–100% dengan pertambahan riap diameter batang berkisar 2,35–4 cm/tahun serta rata-rata pertambahan tinggi hingga berkisar 125,55–310cm. Untuk jenis tanaman ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lahan di lokasi penelitian. Di DTA Danau Tondano, hasil analisa limpasan permukaan pada masing-masing perlakuan yang dicobakan (PI, PII dan PIII) tertinggi terjadi pada perlakuan teknik konservasi tanah berupa bedengan yaitu 1217,30 m

3/ha, sedangkan perlakuan teknik

konservasi tanah bedengan yang di kombinasi mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan terendah sebesar 923,57 m

3/ha. Hasil analisa erosi pada masing-masing perlakuan yang dicobakan (PI PII dan PIII)

pun tertinggi terjadi pada perlakuan teknik konservasi tanah berupa bedengan yaitu 1,00 ton/ha. Sedangkan perlakuan teknik konservasi tanah bedengan yang di kombinasi mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan terendah sebesar 0,752 ton/ha.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju pendangkalan danau akibat erosi dari 11 sungai yang bermuara pada Danau Limboto cukup mengesankan. Pada tahun 1932, luas Danau Limboto masih 7.000 Ha, dengan kedalaman mencapai 30 meter. Dalam tempo 30 tahun (tahun 1962), luasnya menyusut menjadi 4.250 Ha dengan kedalaman hanya 10 meter. Pada penelitian tahun 2002 lalu, telah menyusut hingga 3.000 Ha dan kedalaman rata-ratanya hanya 2 meter.

Page 6: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

2

Tanah timbul danau seluas 637 Ha sudah berubah menjadi sawah, 329 Ha menjadi ladang, 1.272 Ha berubah menjadi perkampungan dan 42 Ha sisanya untuk keperluan lainnya.

Permasalahan umum pada daerah hulu adalah tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hutan di daerah tangkapannya menyebabkan semakin tinggi pula kecenderungan untuk membuka hutan. Hal ini diindikasikan dengan berkembangnya lahan-lahan terbuka baik pada daerah di dalam maupun di luar kawasan hutan. Secara umum lahan-lahan hutan yang dibuka digunakan untuk kegiatan pertanian dengan cara tradisional tanpa menerapkan teknik RLKT. Akibatnya tingkat kesuburan semakin menurun dan hasil produksi menjadi rendah.

Sedangkan di DTA Tondano, yang terletak di kabupaten Minahasa Induk, Sulawesi Utra, saat ini dalam kondisi kritis. Pendangkalan yang terjadi di danau seluas 4.278 Ha itu semakin parah akibat kerusakan lingkungan berupa penebangan liar di kawasan hulu serta perladangan di bantaran danau. Perubahan ini dikhawatirkan menyebabkan danau kering. Padahal danau tersebut sangat vital sebagai sumber air bersih dan sekaligus menjadi sumber energi pembangkit listrik, antara lain PLTA Tonsea Lama, Tenggari I dan Tenggari II.

Akibat pendangkalan, diperkirakan di lokasi terdalam hanya memiliki kedalaman sekitar 15 meter, bahkan 20 meter dari tepi danau kedalaman airnya hanya sekitar 5 meter. Padahal tahun 1934 silam kedalaman danau itu sekitar 40 m, hal ini berarti dalam setahun terjadi pendangkalan sekitar 25-30 cm. Bila kerusakan lingkungan tidak dapat dikendalikan maka diperkirakan umur danau ± 50 tahun lagi akan mengalami kekeringan.

Kasus penebangan liar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di 16 sungai dibagian hulu sulit dikendalikan. Hal ini sangat terkait dengan proses perubahan penutupan lahan menjadi lahan-lahan pertanian dan perladangan yang dilakukan oleh masyarakat yang pada akhirnya ditinggal menjadi lahan-lahan terbuka yang tidak produktif. Hal ini berlangsung hingga di daerah bantaran danau, sehingga aktivitas ini mempercepat proses pendangkalan. Selain itu, perkembangan eceng gondok yang begitu cepat karena banyaknya keramba yang dibuat oleh masyarakat sekitar, dimana makanan ikan yang ditaburkan mengandung unsur hara yang tinggi sehingga merangsang tumbuhan ini cepat berkembang. (Kompas, Jumat 10/6/07).

Bersamaan dengan terbentuknya lahan kritis ini menyebabkan pula erosi dan sedimentasi yang cukup besar yang berpengaruh terhadap penyempitan dan pendangkalan Danau Limboto dan Tondano. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan penerapan teknologi RLKT tepat guna yang dapat memperbaiki kondisi lahan-lahan kritis dan mampu dengan cepat menutupi lahan-lahan pada areal terbuka dengan jenis tanaman yang dibutuhkan oleh masyarakat, memiliki nilai ekonomis dan dari aspek hidrologi dapat memperbaiki sistem tata air.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di DTA Limboto adalah menyediakan data dan informasi

pertumbuhan jenis-jenis tanaman uji coba dan perubahan sifat fisik dan kimia tanah.

Sedangkan tujuan penelitian di DTA Tondano adalah untuk mendapatkan teknik RLKT pada

lahan-lahan terdegradasi di dalam maupun di sekitar kawasan hutan pada berbagai

karakteristik lahan dengan pendekatan social forestry dalam rangka menekan kerusakan

lahan dan memperbaiki fungsi hutan.

Page 7: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

3

II. BAHAN DAN METODE

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Sub-Sub DAS Tapadaa, areal ini termasuk dalam wilayah Sub DAS Biyonga yang secara administratif terletak di Lingkungan Tapadaa, Kelurahan Biyonga, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo dan Sub DAS Masarang. Daerah Tangkapan Air Danau Tondano yang terletak di Gunung Masarang-Rurukan, Kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2007. Penelitian ini merupakan penelitian tahun ke empat dari 7 tahun penelitian yang direncanakan.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman tahunan (jati, cempaka dan mahoni), bibit tanaman hortikultur (jagung dan ubi Jalar), pupuk kandang, pupuk organik, pestisida, balok, papan, bambu, paku, pasir, semen, kawat bendrat, cat minyak, dempul. Sedangkan alat yang digunakan adalah meterán roll, meterán saku, cangkul, sprayer, palu, gunting stek/pangkas, kaliper mini (sigmat), kolektor erosi 9 set untuk plot ukuran 10 x 4 m, linggis, oven, timbangan analitis, timbangan konvensional, botol sampel, ring sampel dan plastik sampel, dan alat tulis menulis.

C. Metode Penelitian

1. Pembuatan plot tanaman

DTA Danau Limboto

Rancangan Plot I tanaman berumur ± 3 tahun (ditanam bulan Desember 2004),

tanaman ditanam dengan jarak tanam 3 x 4 m pada 3 kelas kelerengan masing-masing 8-

15%, 15-30% dan >30% dengan teknik konservasi teras dilengkapi rumput setaria.

Rancangan Plot II tanaman berumur 2 tahun (ditanam pada bulan Desember 2005),

tanaman ditanam dengan jarak 3 x 3 m pada satu kelas kemiringan lereng >30%. Teknik

konservasi yang diterapkan adalah teras gulud dengan rumput setaria dan jalur gamal.

Page 8: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

4

Gambar 1. Lay out tanaman pada Plot I

Keterangan :

♠ = Tanaman jati

= Tanaman nangka

♣ = Tanaman sengon

= Teras gulud dan rumput setaria

DTA Danau Tondano

Di lokasi DTA danau Tondano dilakukan penelitian konservasi sayuran dataran tinggi

dengan memadukan teknik konservasi sipil teknis berupa bedengan dan penanaman sejajar

kontur. Untuk uji jenis tanaman kayu-kayuan yang merupakan tanaman pokok digunakan

kombinasi tanaman kayu mahoni dan cempaka dengan jarak tanam 3 x 4 meter. Areal

penelitian terbagi ke dalam 3 blok kemiringan yaitu 15-30%, 30-45%, dan >45%. Pada setiap

blok dibuat 3 plot penelitian untuk mengukur limpasan permukaan dan erosi dengan

ukuran plot 4 x 10 m. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Blok Acak

Lengkap (Randomized Complete Block Design) dengan kemiringan lereng sebagai blok.

Kel

eren

gan

> 3

0%

K

eler

eng

an 1

5-

30

%

Kel

eren

gan

8

-15 %

Kel

eren

gan

> 3

0%

Gambar 2. Lay out tanaman pada

Plot II

a

m

b

a

r

2

.

L

a

y

o

u

t

t

a

n

a

m

a

Keterangan :

♠ = Tanaman jati

= Tanaman mahoni

= Teras gulud dan rumput

setaria

= Alley cropping tanaman

gamal

1.

Page 9: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

5

Rancangan pola tanam dapat dilihat pada gambar berikut ini

Rancangan plot pada lokasi di DTA Danau Tondano :

B1P1 : Bedengan + jagung + ubi jalar (kontrol/sesuai petani setempat)

B1P2 : Bedengan + mulsa vertikal + jagung + ubi jalar di kemiringan

B1P3 : Bedengan + mahoni + cempaka + mulsa vertikal + jagung + ubi jalar

B2P1 : Bedengan + jagung + ubi jalar (kontrol/sesuai petani setempat)

B2P2 : Bedengan + mulsa vertikal + jagung + ubi jalar

B2P3 : Bedengan + mahoni + cempaka + mulsa vertikal + jagung + ubi jalar

B3P1 : Bedengan + jagung + ubi jalar (kontrol/sesuai petani setempat)

B3P2 : Bedengan + mulsa vertikal + jagung + ubi jalar

B3P3 : Bedengan + mahoni + cempaka + mulsa vertikal + jagungl + ubi jalar

Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah perlakuan tumpang sari antara jagung dan ubi jalar :

B1P1/B2P1/B3P1 : (kontrol/sesuai petani setempat)

B1P2/B2P2/B3P2 : aplikasi mulsa vertikal

B1P3/B2P3/B3P3 : mahoni + cempaka + mulsa vertikal

2. Pengumpulan Data

a. Data Hujan Data curah hujan diukur dengan menggunakan alat takar hujan sederhana (ATHUS). Data dari athus merupakan data harian yang diukur setiap hari pada jam tujuh pagi untuk kejadian hujan satu hari sebelumnya yang dicatat sebagai hujan harian.

Kemiringan 15-30 %

Kemiringan 30-40 %

Kemiringan > 45 %

♣ jagung ▓ ubi jalar

Page 10: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

6

b. Data Limpasan Limpasan dan erosi diukur dengan metode plot uji coba menggunakan kolektor erosi berupa dua buah drum, dimana drum I sebagai penampung aliran permukaan dari plot, dan drum II merupakan penampung aliran buangan dari drum I. Pada drum I dibuat lubang pembagi sebanyak 8 lubang dan satu lubang diantaranya dihubungkan ke drum II. Bentuk desain drum kolektor erosi seperti pada gambar berikut :

Gambar 4. Kolektor Erosi Tipe Drum

Data limpasan diperoleh melalui pengukuran volume air yang ada dalam kolektor.

c. Data Sedimen

Sedimen diperoleh dari hasil analisa laboratorium sampel air yang berasal dari kolektor melalui metode penguapan. Pengambilan data dilakukan satu kali sehari pada pukul 07.00.

d. Data Tanah

Pengambilan sampel terganggu dan tidak terganggu (dengan ring sampel) dilakukan pada titik yang dianggap mewakili lokasi. Selanjutnya sampel tanah tersebut dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat kimia dan fisika tanah. Selain itu juga dilakukan pembuatan profil tanah untuk menentukan jenis tanah di tiap lokasi.

e. Data Pertumbuhan Tanaman dan Produksi

Pengamatan produksi dilakukan saat pemanenan dengan melakukan pemanenan seluruh luasan plot maupun dengan metode ubinan sehingga dapat ditentukan hasil produksi per luasan. Pertumbuhan tanaman diamati pada fase-fase tertentu berupa pertambahan tinggi tanaman dan diameter.

PIPA PEMBAGI

DRUM IDRUM II

KRAN PEMBUANG

TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATAS

Page 11: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

7

3. Analisa Data

a. Limpasan dan erosi

Sampel air yang diambil pada kolektor pada tiap kejadian hujan kemudian dianalisis di laboratorium. Karena plot erosi berukuran kecil maka besarnya erosi dianggap sama dengan besarnya sedimen yang tertampung dalam kolektor erosi. Untuk menentukan konsentrasi sedimen dilakukan analisa laboratorium dengan menggunakan metode penguapan. Sebelumnya dihitung dahulu berat sedimen pada botol sampel.

Adapun formula dalam perhitungan analisis sedimen sebagai berikut :

C = 1000/V X (b - a) X 1000 (mg/l)

Keterangan : C = Konsentrasi sampel erosi (mg/l)

V = Volume sampel erosi (ml)

b = berat cawan berisi sampel erosi (gr)

a = berat cawan kosong (gr)

Erosi aktual dari plot dihitung dengan rumus :

A = (V1.C1) + a (V2.C2)

Keterangan :

A = erosi (ton/ha)

V = volume aliran (m3/ha)

C = konsentrasi erosi (mg/l)

a = jumlah lubang pada kolektor

1/2 = nomor drum

b. Tanah Sampel tanah yang diambil dilakukan analisis sifat fisika tanah (tekstur dan bulk density) dan kimia tanah (pH, kandungan hara makro (N, P, K dan C-organik).

c. Produksi Hasil panen secara kesuluruhan maupun sampel ubinan (1 meter persegi) disetarakan dalam hektar. Hasil yang digunakan adalah rata-rata dari beberapa ubinan. Sedangkan tanaman kayu-kayuan dihitung dengan pendekatan sensus.

d. Pendapatan

Pendapatan dihitung dari produksi semua jenis tanaman (semusim, tahunan, MPTS, tanaman bawah, dll) dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat ini.

Pb = Jumlah pendapatan bersih

Pi = Pendapatan kotor ke i

Ci = Biaya ke i

Page 12: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

DTA Danau Limboto

Curah hujan pada tahun 2007 di lokasi penelitian sebesar 1532 mm/tahun. Data ini menunjukan curah hujan yang menurun dibandingkan tahun 2006 sebesar 2378 mm/tahun. Perubahan curah hujan tidak memberikan pengaruh pada tanaman sampel.

1. Pertumbuhan Tanaman

Plot I

Tanaman jati memiliki persen tumbuh yang paling baik yaitu rata-rata berkisar 67-

100% dengan pertambahan riap diameter batang berkisar 2,35-4 cm/tahun serta rata-rata

pertambahan tinggi hingga berkisar 125,55-310 cm. Untuk jenis tanaman ini memiliki

kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lahan seperti pada lokasi penelitian.

Tanaman nangka memiliki pertumbuhan yang kurang baik dibanding jati, karena kurangnya curah hujan pada bulan-bulan tertentu. Pada plot III P3 nangka tumbuh mencapai 100% (termasuk tanaman sulaman). Pertambahan tinggi paling besar adalah pada IIIP3 sebesar 124,5 cm/tahun dan pertambahan diameter paling besar adalah pada IIIP3 sebesar 3,5 cm/tahun. Pada Plot lainnya tidak terdapat tanaman nangka yang hidup. Hal ini diperkirakan pada awal pertumbuhan kurang dapat menyesuaikan dengan kondisi lahan pada lokasi penelitian. Tanaman nangka dengan perakaran dalam membutuhkan drainase yang baik, akar nangka mampu menyerap air pada tanah yang dalam dan kurang toleran terhadap genangan. Pemberian air tambahan hanya dibutuhkan selama dua tahun pertama pertumbuhannya. Tanaman nangka baik untuk konservasi lahan miring (curam).

Sengon memiliki persen hidup rata-rata sebesar 50 - 67% dengan riap tinggi dan diameter masing-masing 192,5 cm/tahun dan 3,81 cm/tahun. Sengon mampu hidup pada sebaran iklim yang cukup luas dan merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu bertahan hidup pada lahan marjinal.

Plot II

Pada Plot II tanaman uji coba (Jati dan Mahoni) mengalami pertumbuhan yang sangat baik yaitu >96 % (termasuk pertumbuhan tanaman sulaman). Tanaman jati pada Plot II mengalami pertumbuhan lebih baik jika dibandingkan dengan Plot I.

2. Analisis Sampel Tanah

Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah ultisol. Analisis sampel tanah dilakukan

secara komposit dari beberapa titik dalam plot uji coba, hasil analisis tanah Plot I

menunjukkan tingkat kesuburan yang rendah. Adapun rincian unsur-unsur yang diperiksa

adalah N sebesar 0,03 % (sangat rendah), P2O2 tersedia 1,58 ppm (sangat rendah), K2O

tersedia 12,95 ppm dan (rendah), C-organik 0,84 % (sangat rendah). Adapun tingkat

kemasaman tanah atau pH tanah pada Plot I berkisar 5,11 hingga 5,38.

Hasil analisis tanah pada Plot II adalah sebagai berikut N sebesar 0,02% (sangat

Rendah), P2O2 tersedia 2,11 ppm (sangat rendah), K2O tersedia 17,77 ppm (rendah), dan C-

organik 1,09% (rendah).

Kandungan N sangat rendah berarti kandungan unsur hara makro sangat rendah. P2O2

tersedia sangat rendah disebabkan pH tanah pada Lokasi II rendah (5,38) yang memberikan

pengaruh sehingga unsur tersebut sulit diserap oleh tanaman. K2O rendah pun dipengaruhi

oleh pH tanah yang rendah. Kandungan C-organik rendah diperkirakan karena proses

Page 13: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

9

dekomposisi bahan organik tanah yang terjadi lebih cepat dibanding dengan produksi

bahan organik.

3. Analisis Sampel Erosi

Hasil pengamatan menunjukan bahwa besarnya erosi pada plot I adalah 0,250

m3/tahun. Dibandingkan dengan data tahun 2006 sebesar 0,723 m

3/tahun, maka dengan

demikian telah terjadi penurunan yang signifikan dengan jumlah curah hujan lebih kecil.

DTA Danau Tondano

1. Curah Hujan

Besarnya curah hujan bulanan yang terjadi sangat bervariasi, tertinggi pada bulan

Oktober sebesar 172 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari dan terendah pada bulan

Agustus sebesar 21 mm dengan hari hujan 6 hari.

2. Limpasan dan Erosi

Rata-rata limpasan pada masing-masing perlakuan yaitu P1, P2 dan P3, limpasan

tertinggi terjadi pada teknik konservasi tanah berupa bedengan yaitu sebesar 1217,30

m3/ha, sedangkan perlakuan teknik konservasi tanah bedengan dikombinasi mulsa vertikal

dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan

terendah sebesar 923,57 m3/ha. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan yang diujicobakan

berhasil dalam menekan limpasan permukaan (run off) dan meningkatkan infiltrasi tanah,

karena dengan adanya mulsa dan perkembangan akar tanaman tahunan tanah menjadi

lebih porous.

Begitu pula dengan tingkat erosi, teknik konservasi bedengan menghasilkan erosi

tertinggi yaitu sebesar 1,00 ton/ha. Sedangkan perlakuan teknik konservasi tanah

bedengan yang dikombinasi mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar

cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan terendah sebesar 0,752 ton/ha.

3. Uji Kesesuaian Tanaman Tahunan

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa pertumbuhan mahoni

lebih cepat yaitu dengan rata-rata pertambahan tinggi 1,2 m/tahun dan rata-rata diameter

3,28 cm/tahun sedangkan cempaka rata-rata pertambahan tinggi 1,17 m/tahun dan

pertambahan diameter 2,7 cm/tahun.

4. Analisis Tanah Hasil pengamatan terhadap karakter fisika dan kimia tanah menunjukan bahwa jenis

tanah pada lokasi penelitian Andosol Coklat Tua yang setara dengan Andisol (USDA Soil Taxonomy). Jenis tanah di lokasi penelitian cukup tahan terhadap erosi namun pada umunya jenis tanah ini (Andosol) mempunyai sifat thixotropic yaitu apabila dalam keadaan jenuh air, tanahnya mudah mengalami erosi massa (creep and slip erotion) karena tingkat perkembangan tanahnya baru pada tingkat lemah sampai sedang (Utomo, 1985).

Hasil analisa laboratorium menunjukan bahwa secara umum kesuburan tanah di lokasi penelitian sangat rendah sampai rendah. Hal ini ditunjukan dari kandungan semua unsur penting seperti N dan P masih sangat rendah, K rendah, dan C-organik bervariasi dari sangat rendah hingga rendah. Sedangkan pH tanah berkisar antara 6,4-7. Pada umumnya

Page 14: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

10

perubahan pH tanah 6 - 7,5 mempunyai pengaruh langsung sangat kecil baik pada akar tanaman atau mikroorganisme (Smith and Daron, 2000 dalam Winarso, 2005). Variasi nilai pH di lokasi penelitian juga merupakan variasi nilai pH optimum untuk sebagian besar mikroorganisme tanah yaitu antara 5 - 8 (Winarso, 2005).

Dari hasil pengamatan di lapangan, berdasar karakter kimia tanahnya maka perlu penambahan input untuk meningkatkan kualitas kesuburan tanah. Salah satu cara yang telah dilakukan adalah pembenaman mulsa kedalam tanah untuk meningkatkan bahan organik tanah. Selain itu mulsa juga telah banyak dibuktikan dapat meningkatkan sifat fisik tanah, menurunkan penguapan dan memperkecil fluktuasi temperatur tanah (Utomo dan Guritni, 1985). Manfaat yang diperoleh dari penerapan mulsa vertikal pada sistem pertanian lahan kering di DTA Tondano adalah mengurangi erosi pada dinding dan dasar saluran dan meningkatkan infiltrasi.

IV. KESIMPULAN

DTA Danau Limboto

a. Pada lokasi I tanaman jati memiliki persen tumbuh yang cukup baik yaitu rata-rata berkisar 67 – 100 % dengan pertambahan riap diameter batang berkisar 2,35 – 4 cm/tahun serta rata-rata pertambahan tinggi hingga berkisar 125,55 – 310 cm. jenis tanaman ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lahan di lokasi penelitian.

b. Dari hasil analisis sampel tanah dijumpai bahwa pH tanah di dua lokasi memiliki tingkat kemasaman yang tinggi, sehingga unsur-unsur yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman seperti N, P2O2, K2O dan C-Organik memiliki kadar yang rendah. Dengan demikian masih terus diusahakan penambahan unsur-unsur yang dapat meningkatkan tingkat kesuburan tanah.

c. Pertumbuhan tanaman uji coba pada lokasi II relatif lebih subur jika dibandingkan dengan tingkat kesuburan pada lokasi I atau persen tumbuh > 96 %

d. Belum nampak secara signifikan pengaruh perubahan unsur hara pada dua lokasi penelitian.

DTA Danau Tondano a. Hasil analisa limpasan permukaan pada masing-masing perlakuan yang dicobakan (PI, PII

dan PIII) tertinggi terjadi pada perlakuan teknik konservasi tanah berupa bedengan yaitu 1217,30 m

3/ha. Sedangkan perlakuan teknik konservasi tanah bedengan yang di

kombinasi mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan terendah sebesar 923,57 m

3/ha.

b. Hasil analisa erosi pada masing-masing perlakuan yang dicobakan (PI, PII dan PIII) tertinggi terjadi pada perlakuan teknik konservasi tanah berupa bedengan yaitu 1,00 ton/ha. Sedangkan perlakuan teknik konservasi tanah bedengan yang di kombinasi mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni menghasilkan limpasan terendah sebesar 0,752 ton/ha.

c. Tanaman cempaka dan mahoni yang ditanam masih dalam stadium pertumbuhan (umur tanam 3 tahun) sehingga tajuk tanamannya belum mampu melindungi agregat tanah secara optimal dari daya rusak air hujan.

d. Analisa usahatani sederhana dari perlakuan teknik konservasi tanah bedengan yang dikombinasikan penerapan mulsa vertikal dan penanaman tanaman jagung, ubi jalar, cempaka dan mahoni belum dapat dilaksanakan karena tanaman semusim yang ditanam belum bisa dipanen.

Page 15: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

11

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Beukeboom, H. 1994. Overview of Social Forestry Policies and Approaches in Asia. Seminar on the Development of Social Forestry and Sustainable Forest Management. Faculty of Forestry, Gadjah Mada University and Perum Perhutani. Jakarta.

Bosch, J.M., and J.D. Hewlet. 1982. Review of Catchment Experiments to Determine the Effects of Vegetation Changes on Water Yield and Evapo-transpiration. Journal of Hidrology (55):3-23

Departemen Kehutanan dan perkebunan. 1999. Surat Keputusan Menhutbun No. 284/Kpts-II/1999. Urutan Prioritas Daerah Aliran Sungai. Dephutbun.

Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan. 2003. Pedoman Umum Pengembangan Social Forestry. Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Hadinugroho, H.Y.S.;L.O. Tira; E. Ekowati; A.G. Salim; B.H. Narendra; Iskandar; E. Junaedi; E. Multikaningsih; K. Mairi; A.K. Tayeb; A. Bahri; U. Sumung; S. Tabba dan Syahidan. 2003. Teknologi Rehabilitasi Lahan Terdegradasi Tahun 2003. Laporan Hasil Penelitian. Tidak dipublikasikan.

Hadinugroho, H.Y.S.; A.G. Salim; E. Junaedi; E. Multikaningsih; A.K. Tayeb; A. Bahri; U. Sumung; S. Tabba dan Syahidan. 2004. Teknologi dan Kelembagaan Rehabilitasi Lahan Terdegradasi Tahun 2004. Laporan Hasil Penelitian. Tidak dipublikasikan.

JICA. 2000. The Study on Critical Land and Protection Forest Rehabilitation at Tondano

Watershed in The Republik of Indonesia. Interim Report Volume – I, Main Report. Nippon

Koei Co.,Ltd. Kokusai Kogyo Co.,Ltd.

Junaidi, E. dan A. Bahri. 2006. Penggunaan Mulsa Vertikal dalam Konservasi Tanah dan Air di Daerah Tangkapan Danau Tondano. Seri Teknologi Tanah dan Air. BPPTPDAS IBT. Makassar.

Kartasapoetra, G.; A.G. Kartasapoetra; M.M. Sutedjo. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pusat Litbang Sosial Budaya dan Ekonomi Kehutanan. 2002. Social Forestry. Nota Dinas No. 819/VIII/P3Se-1/2002. Bogor.

Rismunandar, 1984. Tanah dan Seluk Beluknya. Sinar Baru. Bandung.

Seta, A.K. 1991. Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air. Kalam Mulia. Jakarta.

Page 16: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

12

Siregar, C.A., H.H. Siringoringo. 2000. Potensi Rehabilitasi Lahan Kritis Indonesia Sebagai Gudang Karbon dalam Mengatasi Perubahan Iklim Global. Buletin.

Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1987. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Suripin. 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. ANDI. Yogyakarta.

Utomo, W.H. dan B. Guritno. 1985. Effect of Tillage and Mulching on Soil Physical Properties and Yield of Cassava in Mixed Cropping. Proc.5th. ASEAN Soil Conf. Bangkok.

Utomo, W.H. 1994. Konservasi tanah di Indonesia. Suatu Rekaman dan Analisa. Rajawali. Jakarta.

Utomo, W.H. 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. IKIP Malang.

Wionarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Jakarta.

Page 17: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

13

Uji Coba Teknik Pengelolaan DAS Mikro

Kristian Mairi Ketua Tim Peneliti

ABSTRAK

Penelitian uji coba teknik pengelolaan DAS Mikro dirancang untuk mengkaji secara empirik sejauh mana karakteristik DAS Mikro dari aspek hidrologi, lahan dan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat mempengaruhi kinerja DAS secara keseluruhan. Untuk pemberdayaan masyarakat konsep utamanya adalah menghubungkan antara kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat lokal dengan hasil air dari hutan dihubungkan dengan tingkat partisipasi, kesadaran, kemandirian, keswadayaan dan rasa memiliki masyarakat baik secara individu maupun secara kolektif. Maksudnya agar masyarakat mau dengan sungguh-sungguh berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Penelitian Uji Coba Teknik pengelolaan DAS Mikro bertujuan untuk mengetahui karakteristik DAS mikro dari aspek hidrologi, lahan dan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada tiga lokasi yaitu DAS Mikro Ongkaw, DAS Mikro Tapabuoti dan DAS Mikro Sofifi.

Karakter alami dari ketiga DAS mikro termasuk kategori DAS kepulauan dengan ciri panjang sungainya pendek, langsung bermuara ke laut, pola aliran dendritis, kerapatan drainase 0,39 sehingga rentan terhadap banjir. Kepadatan penduduk di ketiga lokasi masih tergolong rendah yaitu 35-40 jiwa/km

2, namun tingkat ketergantungan penduduk terhadap

lahan sangat tinggi. Pola pemukiman penduduk adalah mengumpul atau terkosentrasi pada suatu areal tertentu. Pada umumnya masyarakat hidup pada kondisi miskin dengan rata-rata pendapatan Rp. 2.423.050,- per KK per tahun.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kerusakan hutan sampai saat ini sering menjadi tertuduh utama dari terjadinya berbagai gangguan dalam sistem DAS seperti banjir, longsor dan kekeringan. Tidak bisa di pungkiri bahwa kondisi hutan di berbagai daerah yang berada di hulu DAS dari hari ke hari semakin merosot baik dalam luas maupun kualitasnya. Berbagai masalah gangguan hutan seperti perambahan hutan, dan penebangan liar nampak terlihat di berbagai kawasan. Kemiskinan dan minimnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian fungsi hutan ditengarai sebagai pemicu adanya tekanan masyarakat terhadap hutan, sehingga kecenderungan untuk membuka hutan semakin tinggi. Lahan hutan yang dibuka untuk kegiatan pertanian tidak menerapkan teknik RLKT. Masyarakat membuka hutan dengan melakukan pembakaran, setelah itu ditanami dengan tanaman semusim jagung, cabe dan kacang-kacangan tanpa teknik konservasi tanah dan air. Akibatnya tingkat kesuburan semakin menurun dan hasil produksi rendah. Seiring menurunnya kualitas tanah, mereka pindah ke lahan baru dengan membuka hutan, kondisi ini

Page 18: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

14

berlangsung terus menerus sehingga lahan-lahan yang mereka tinggalkan menjadi lahan kritis yang cukup luas. Sampai dengan saat ini bagaimana mengelola daerah hulu spesifik lokasi (hutan dan masyarakat disekitarnya) yang mengakomodasi kepentingan masyarakat di sekitarnya tetapi sekaligus dapat melestarikan fungsi konservasi masih menjadi bahan kajian yang menarik

B. Tujuan Tujuan utama dari kegiatan Uji Coba Teknik Pengelolaan DAS Mikro adalah diperolehnya suatu model DAS Ujicoba dalam upaya mempertahankan hutan yang masih utuh sebagai penghasil air dan atau rehabilitasi lahan yang terdegradasi. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2007 adalah mengetahui karakteristik DAS mikro dari aspek hidrologi, lahan dan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat

II. BAHAN DAN METODE

A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Desember 2007. Lokasi penelitian

terletak di tiga lokasi yaitu:

1. DAS Mikro Ongkaw, DAS Poigar yang juga merupakan KPH Model Poigar, terletak di Desa Tiniawangko, Kec. Sinonsayang, Kab. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara

2. DAS Mikro Tapabuoti, DAS Limboto, Gorontalo 3. DAS Mikro Sofifi, DAS Oba, Kec. Oba Utara,Kab. Tidore, Kep. Maluku Utara.

B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah peta rupa bumi, peta jenis tanah, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta pola pemukiman, peta tekanan penduduk, kuisioner, dan panduan PRA. Peralatan yang digunakan adalah SPAS dua unit, AWRL, obrometer/athus, komputer, perangkat lunak GIS, seperangkat alat pengambilan sampel air dan pengukuran fisik lapangan (abney level, GPS, dll).

C. Metode Penelitian

1. Metode pengumpulan data

a. Data Primer, aspek hidrologi terdiri dari data debit, TMA, curah hujan harian, sedimentasi, aliran tembus dan aliran batang. Aspek lahan terdiri dari luas DAS Ujicoba, land use, jenis tanah, erosi, persentase penutupan lahan, jenis tanaman penutup. Data soseklem meliputi luas DAS berdasarkan administratif, jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, analisis ekonomi rumah tangga penduduk, pola konsumsi, pola pemukiman, adat istiadat, perkembangan kelembagaaan lokal.

b. Data Sekunder, terdiri dari peta (topografi, penggunaan lahan, tanah, geologi dan rupa bumi). Laporan yang terdiri dari data curah hujan, banjir, longsor, monografi desa, kecamatan dalam angka.

c. Data Non Survei, digunakan cara diagnostic (melalui RRA/ Rapid Rural Appraisal dan PRA/Participatory Rural Appraisal) dan cara adhoc (melalui rapat dan koordinasi).

Page 19: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

15

2. Analisa Data

a. Aspek Hidrologi

Input DAS adalah data curah hujan sedangkan outputnya adalah debit, baik debit aliran maupun debit sedimen. Analisis debit sedimen menggunakan persamaan kurva lengkung aliran (Discharge Rating Curve) yang dibuat berdasarkan kumpulan data series. Data series debit diperoleh dari hasil analisis hubungan data TMA dan debit sesaat.

Persamaan yang digunakan adalah

, dimana Q=debit (m3/dtk), =TMA (m), = konstanta , dimana Q= debit sesaat (m3/detik), V= kecepatan arus (m/detik), A = luas penampang aliran (m2).

Analisis debit sedimen sesaat diperoleh berdasarkan data konsentrasi sedimen dan data debit. Persamaannya adalah sebagai berikut:

Qs= C x Q, dimana Qs = debit suspense (kg/detik), C = konsentrasi sedimen (gr/liter), Q = debit aliran.

Selanjutnya untuk mencari series data debit sedimen perlu dibuat persamaan sebagai berikut:

, dimana Qs = debit suspensi (kg/detik), Q = debit aliran (m3/detik), = konstanta

Analisis KRS dan Koefisisen Limpasan (C)

dimana KRS= koefisien regim sungai; Qmax = debit maksimum;

Qmin = debit minimum

dimana C= koefisien limpasan, Q = tebal limpasan, P= tebal hujan.

b. Aspek Lahan

Konsentrasi sedimen diperoleh dengan menggunakan metode penguapan (Evaporation Method). Rumus yang digunakan untuk menghitung sedimen adalah

Keterangan: = konsentrasi sampel erosi (mg/l) = volume sampel erosi (ml) = berat cawan berisi sampel erosi (gr) = berat cawan kosong

Page 20: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

16

Erosi aktual dihitung dengan rumus:

Keterangan: = erosi (ton/ha) = Volume air (m3/ha) = konsentrasi erosi (mg/l) = jumlah lubang pada kolektor 1,2 = nomor drum

Analisa tanah dilakukan untuk mengetahui sifat fisika dan kimia tanah. Untuk produksi tanaman kayu keras, produktivitasnya diamati secara periodik dengan mengukur pertambahan tinggi dan diameter.

c. Aspek Sosek

Beberapa aspek yang dinilai dari parameter pendapatan penduduk antara lain proporsi pendapatan masyarakat dari lahan hutan, rasio ketergantungan antar anggota masyarakat, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan.

Standar penilaian tingkat kesejahteraan penduduk menggunakan rata-rata pendapatan penduduk perkapita pertahun.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan gambaran umum DAS Mikro Tapabuoti, DAS Mikro Ongkaw yang merupakan bagian dari DAS Poigar dan DAS Mikro Sofifi yang terletak di Sub DAS Sofifi DAS Oba dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Gambaran umum DAS Mikro Tapabuoti, DAS Mikro Ongkaw dan DAS Mikro Sofifi

Das Mikro Tapabuoti

DAS Mikro Poigar DAS Mikro Sofifi

Luas DAS (ha) ±1.356 ±1.374,6

Jenis tanah Inceptisol Aluvial dan Regosol Aluvial dan Regosol

Curah Hujan tahunan 3.020 mm (tahun 2007)

2.364 mm (rata-rata tahun 1997-2006)

2.364 (rata-rata tahun 1997-2006)

Tipe Iklim (schimdt dan Ferguson)

Tipe E Tipe B Tipe B

A. Curah Hujan Curah hujan di lokasi DAS Uji Coba Gorontalo termasuk rendah dengan rata-rata

curah hujan tahunan 1196,5 mm (2000-2006), namun curah hujan pada tahun 2007 mengalami peningkatan tajam yaitu 3020 mm.

Curah hujan tahunan di DAS Poigar adalah 2364 mm, yang merupakan rata-rata selama 10 tahun (1997 s/d 2006). DAS ini rentan banjir dan kekeringan karena curah hujan sebesar ini berpotensi menghasilkan laju erosi dan sedimentasi tinggi. Kerentanan ini juga disebabkan oleh karakter alaminya dimana DAS ini termasuk kategori DAS kepulauan dengan ciri panjang sungai utamanya relatif pendek dan langsung bermuara ke laut. Pada saat intensitas hujan tinggi akan terjadi banjir dan karena konsentrasi aliran tinggi mengakibatkan terjadi debit banjir maksimum. DAS Poigar memiliki pola dendritis dan trellis, maka air mengalir dari segala arah.

Page 21: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

17

Keadaan curah hujan di DAS Oba relatif sama dengan DAS Poigar, dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2364 mm (data tahun 1997-2006). DAS ini mempunyai karakteristik sama dengan DAS Poigar yaitu DAS kepulauan dengan panjang sungai utamanya relatif pendek dan memiliki pola campuran dendritis dan trellis.

B. Debit Debit rata-rata bulanan di DAS Mikro Tapabuoti tahun 2006 adalah 0,05 m

3/detik

dengan debit maksimum sebesar 0,13 m3/detik yang terjadi pada bulan Januari 2006 dan

debit minimum sebesar 0,01 m3/detik yang terjadi pada bulan September 2006. Sedangkan

data tahun 2007 hanya diperoleh satu bulan saja, hal ini dikarenakan alat pengukur curah

hujan mengalami kerusakan.

C. Sedimentasi Tingkat sedimentasi di DAS Uji Coba Gorontalo DAS Mikro Tapobuoti tahun 2007

adalah 37,29 ton per hektar atau 3,11 ton per hektar per bulan atau setara dengan laju sedimen 0,259 mm/tahun. Berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh BP2TPDAS Surakarta (2002), nilai tersebut termasuk dalam kategori buruk (>2 mm/tahun).

D. Jenis Tanah Jenis tanah di DAS Uji Coba Gorontalo adalah Inceptisol. Jenis tanah ini memiliki

kejenuhan basa < 50%. Hasil analisis sifat fisika dan kimia tanah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis laboratorium sifat fisika dan kimia tanah di DAS Uji Coba Gorontalo

No Sifat Fisika dan Kimia Nilai (kriteria)

1 PH (H2O) 6,7-6,9 (netral)

2 N-Total (%) 0,02-0,03 (sangat rendah)

3 P-tersedia (ppm) 1,93-2,51 (sangat rendah)

4 K-tersedia (ppm) 11,39-16,50

5 C organic (%) 0,36-1,16 (sangat rendah-rendah)

6 KTK (Me/100g) 15,85-35,00 (rendah-tinggi)

7 Porositas (%) 37,56-43,70

8 Salinitas 0,3-0,6

9 BJ (g/m3) 2,34-2,54

10 BV(g/m3) 1,37-1,54

11 Permeabilitas (cm/jam) 1,21-3,72 (agak lambat-sedang)

12 Kemantapan Agregat (%) 24,79-61,24

13 Tekstur Lempung berdebu

Kedalaman efektif tanah di DAS Uji Coba Gorontalo berkisar antara 60 sampai 130

cm, hal ini menunjukan erosi yang terjadi di lokasi penelitian belum terlalu berat. Tekstur tanah di lokasi tersebut adalah lempung berdebu. Menurut Kartasapoetra (1991), tanah dengan tekstur lempung baik untuk pertanian, sedangkan debu dan liat tinggi mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat air. PH tanah sangat penting untuk menentukan kemudahan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Pada ph yang terlalu asam, unsur P sulit diserap oleh tanaman karena diikat atau difiksasi oleh Al (Hardjowigeno, 2003).

Nilai KTK rendah sampai sedang yang artinya kemampuan tanah yang rendah untuk menyerap dan menyediakan unsur hara bagi tanaman, pemberian pupuk kurang efektif karena unsur hara mudah hilang oleh pencucian. Nilai KTK dapat ditingkatkan dengan pemberian bahan organik dan tanah dengan kandungan liat tinggi.

Page 22: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

18

E. Kawasan Hutan Kawasan Hutan Produksi Terbatas Sub DAS Ongkaw terdapat di Gunung Lolombulan

seluas ± 492 ha. 36 % dari luas kawasan ini adalah semak belukar dan pertanian lahan kering, sedangkan 64 % luas kawasan adalah hutan sekunder.

Luas kawasan hutan di Oba Utara adalah 69.750 Ha dengan rincian pada tabel berikut. Tabel 3. Luas kawasan hutan menurut fungsinya di Oba Utara

Fungsi Hutan Luas (Ha) Persentase (%)

Hutan Lindung 29.750 42,65

Hutan Produksi Terbatas 14.000 20,07

Hutan Produksi 250 0,36

Hutan Konversi 25.750 36,92

Jumlah 69.750 100,00

F. Rasio Ketergantungan Antar Anggota Masyarakat Rasio ketergantungan antar anggota masyarakat di DAS Uji Coba Gorontalo sangat

dipengaruhi oleh jumlah penduduk di luar usia kerja yang berumur antara 0-13 tahun dan di atas 50 tahun. Rasio ketergantungan diperoleh dari persentase penduduk diluar usia kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Angka ketergantungan antar anggota masyarakat sebesar 60 %, yang artinya 60 penduduk diluar usia kerja menjadi tanggungan dari 100 penduduk usia kerja.

G. Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran di DAS Uji Coba Gorontalo diperoleh dari perbandingan antara penduduk tidak bekerja dengan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk usia kerja yang bekerja adalah 93,34 %. Angka pengangguran di lokasi ini adalah 6,66 %.

H. Tekanan Penduduk terhadap Lahan

Tekanan penduduk terhadap lahan atau indeks ketersediaan lahan (IKL) di DAS Uji Coba Gorontalo dihitung dengan rumus Luas Baku Lahan Pertanian di dalam DAS dibagi jumlah KK petani di dalam DAS. Luas baku lahan pertanian yang tersedia merupakan lahan kering berupa kebun yang ditanami jagung, cabe rawit dan ketela pohon dengan luasan sebesar 70,5 ha dengan jumlah petani 78 KK. Sehingga IKLnya sebesar 0,90.

Di Sub DAS Mikro Poigar kepadatan penduduknya masih tergolong rendah yaitu 35 jiwa/km

2. Namun ketergantungan penduduk terhadap lahan sangat tinggi karena hampir

semua penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Di DAS ini ditemukan adanya perambahan hutan, dimana kondisi kawasan hutan didominasi oleh kebun kelapa dan hutan sekunder yang tidak produktif.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2006 , kepadatan penduduk di Sub DAS Sofifi tergolong rendah yaitu 35 jiwa/km

2. Perambahan hutan pun terjadi di lokasi ini, kondisi

kawasan hutan di DAS Sofifi didominasi oleh kebun kelapa dan hutan sekunder. Petani menerapkan pola agroforestry dengan kombinasi tanaman tahunan dengan tanaman semusim.

I. Pendidikan

Tingkat pendidikan di DAS Uji Coba Gorontalo masih sangat rendah. 74,52 % adalah tamatan SD, hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga penduduk usia sekolah

Page 23: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

19

memilih untuk bekerja. Selain itu akses menuju sekolah juga sulit, harus naik turun gunung dengan berjalan kaki.

J. Pendapatan Penduduk Pendapatan penduduk di DAS Uji Coba Gorontalo berkisar antara Rp. 1.290.000 sampai Rp. 6.860.000 per tahun per kk. Dengan rata-rata pendapatan Rp. 2.423.050 per tahun per kk. Pendapatan penduduk setempat tergolong rendah, hanya beberapa keluarga yang memiliki kualifikasi prioritas sangat tinggi, dengan pendapatan diatas Rp. 5.000.000/kk/tahun. Sebagian besar penduduk DAS Uji Coba Gorontalo adalah petani yaitu sebesar 60 %. Mata pencaharian utama penduduk DAS Poigar adalah petani. Kemiskinan adalah bagian hidup mereka, hasil panen hanya mampu menghidupi untuk 6 s/d 9 bulan. Sedangkan untuk keperluan 3 s/d 6 bulan mereka mengandalkan upah buruh, tukang ojek atau dagang. Di DAS Oba pun kemiskinan mewarnai kehidupan mereka, dengan mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Kondisi penduduk di DAS Oba sama dengan penduduk DAS Poigar.

K. Proporsi Pendapatan Masyarakat dari Lahan Hutan Proporsi pendapatan masyarakat dari lahan hutan di DAS Uji Coba Gorontalo diperoleh dari perbandingan antara jumlah pendapatan dari lahan hutan dengan jumlah pendapatan bersih. Dari contoh lokasi diperoleh proporsi pendapatan masyarakat dari lahan hutan sebesar 50 %.

IV. KESIMPULAN

a. Karakter alami DAS Mikro Ongkaw, DAS Mikro Tapabuoti dan DAS Mikro Sofifi termasuk kategori DAS kepulauan dengan ciri panjang sungainya pendek, langsung bermuara ke laut, pola aliran dendritis, kerapatan drainase 0,39 sehingga rentan terhadap banjir.

b. Kepadatan penduduk di ketiga lokasi masih tergolong rendah yaitu 35-40 jiwa/km2,

namun tingkat ketergantungan penduduk terhadap lahan sangat tinggi. Pola pemukiman penduduk adalah mengumpul atau terkosentrasi pada suatu areal tertentu. Pada umumnya masyarakat hidup pada kondisi miskin dengan rata-rata pendapatan Rp. 2.423.050,- per KK per tahun.

c. Dari segi penghasilan belum mencukupi untuk menghidupi keluarga dalam setahun karena rata-rata hasil panen padi sudah habis dalam jangka 6 s/d 9 bulan. Pekerjaan sampingan yang dapat mendatangkan uang tunai adalah nelayan, buruh kasar, ojek atau dagang.

d. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat setempat , potensi hasil air dari hutan dimanfaatkan untuk kebutuhan dasar masyarakat sehngga dapat menbentuk kesadaran yang tinggi serta sikap yang konservasif dan protektif terhadap sumber daya hutan.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

BP2TPDASIBT. 2006. Laporan Grand Desain Pengelolaan DAS Mikro Gorontalo. BP2TPDASIBT. Makassar.

Page 24: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

20

Departemen Kehutanan. 2000. Pedoman penyelenggaraan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Ditjen RLPS Dit. RLKT. Departemen Kehutanan. 2001. Eksekuitf. Data Strategis Kehutanan. Badan Planologi Kehutanan.

Jakarta. Departemen Kehutanan. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Ditjen RLPS. Dit. RLKT. Jakarta. Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI. 2000. Pedoman Survey Sosial Ekonomi Kehutanan

Indonesia (PSSEKI). P2SE. Bogor. Dixon, J.A., and K.W. Easter. 1986. Integrated Watershed Management: An Approach to

Resource management. In. K.W. Easter, J.A. Dixon, and M.M. Hufschimdt. Watershed Resources management. An Intregated Framework with Studies from Asia and the Pacific. Studies in Water Policy and management, No. 10.

Kodoatie, R.J. 1996. Pengantar Hidrogeologi. Penerbit ANDI. Yogyakarta. MOF, UNDP, FAO. 1985. Assistance to Watershed Management Programmes. Indonesia. Applied

Research Needs and Soil Conservation Techniques for Field Trial in the Outer Islands. Paembonan, S. 1982. Analisis Sistem Biofisik Daerah Aliran Sungai: Studi Kasus Daerah Aliran

Sungai Saddang Sulawesi Selatan. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. Paimin. 2004. Sistem Karakterisasi Daerah Aliran Sungai. Revisi Usulan Kegiatan penelitian

(UKP). Tidak diterbitkan. BPPTPDAS IBB. Surakarta. Paimin. 2004. Sistem Karakterisasi Daerah Aliran Sungai DAS). (Revisi, Juli 2004). Departemen

Kehutanan. Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Surakarta. Priyono, C.; Nugroho S. dan E. Savitri. 1998. Metode Penentuan Kesesuaian Lahan Terhadap

Jenis Tanaman. Info DAS No.3 tahun 1999. Badan Penelitian dan pengembangan Kehutanan. Balai teknologi pengelolaan daerah

Priyono, C.; Nugroho, S. dkk. 1999. Kesesuaian Lahan dan Jenis-jenis HTI. Info DAS No.6, 1999.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan, badan Litbang Kehutanan dan Perkebunan, Balai Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Surakarta. Surakarta.

Seyhan, E. 1977. Priciples of Reservoir Engineering. Amsterdam, Institute of Earth Science,

Free University. Shaw, E.M. 1998. Hydrology in Practice. 3 rd. Chapman & Hall. London. Soekanto, S. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Surat Keputusan Bersama Tiga Mentri: Menteri Dalam Negri, Menteri Kehutanan dan Menteri

Pekerjaan Umum, No.19 tahun 1984 – No.059/Kpts-II/1984 – no. 124/Kpts/1984 tanggal 4 April 1984, tentang Penanganan Konservasi Tanah dalam Rangka pengamanan Daerah Aliran Aliran sungai prioritas.

Yulianus, Anna.K.P. dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi

Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.

Page 25: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

21

Ward, R.C. and Robinson, M. 1989. Principles of Hidrology. Mc Graw Hill. London.

Page 26: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

22

Page 27: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

23

Analisis Pertumbuhan Tegakan Hutan Alam Bekas Tebangan di Maluku Utara dan Sulawesi Utara

Sentot Adi Sasmuko Ketua Tim Peneliti

ABSTRAK

Data persediaan potensi saat ini, data riap dan proyeksi hasil di waktu yang akan datang merupakan data yang harus tersedia dalam rangka perencanaan pengelolaan hutan yang baik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pertumbuhan tegakan hutan alam bekas tebangan di Maluku Utara dan hutan alam sekunder di Sulawesi Utara. Dampak yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah terwujudnya pengelolaan hutan yang terencana, efisien, rasional, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Penelitian dilaksanakan pada areal bekas tebangan IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah, Desa Poan, Kec. Kaputusan, Kab. Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara Tahun RKT 2004 dan areal KPH Model Poigar, Desa Tiniawangko, Kec. Sinonsayang, Kab. Minsel, Propinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2007.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa struktur tegakan pada areal bekas tebangan PT. Bela Berkat Anugrah dan KPH Model Poigar adalah relatif sama yaitu mengikuti pola struktur tegakan hutan alam yang normal. Jumlah pohon pada areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah adalah 243 batang per hektar, dengan rata-rata diemeter 56 cm. Kisaran diameter tertinggi sebesar 94 cm didominasi oleh jenis Anisoptera sp. (mersawa) dan diameter terkecil 9 cm didominasi oleh jenis Palaquium sp. (Nyatoh). Sedangkan jumlah pohon pada areal KPH Model Poigar adalah 185 batang per hektar dengan rata-rata diameter sebesar 38 cm. Kisaran diameter tertinggi sebesar 187 cm didominasi oleh jenis Rupet dan diameter terkecil 7 cm didominasi oleh jenis Kano nana. Jenis yang digunakan untuk kegiatan pengayaan pada PT. Bela Berkat Anugerah adalah jenis Shorea sp., dengan pertumbuhan tinggi antara 30 cm s/d 190 cm dan rata-rata tinggi 111,64 cm, sedangkan pertumbuhan diameter antara 0,7 cm s/d 3,3 cm dengan rata-rata diameter 1,87 cm, Palaquium sp. dengan pertumbuhan tinggi antara 17 cm s/d 277 cm dengan rata-rata tinggi 92,65 cm sedangkan pertumbuhan diameter antara 0,3 cm s/d 2,5 cm dengan rata-rata diameter 1,24 cm, Anisoptera sp. dengan pertumbuhan tinggi antara 47 cm s/d 78 cm dengan rata-rata tinggi 59 cm sedangkan pertumbuhan diameter antara 0,4 cm s/d 1 cm dengan rata-rata diameter 0,67 cm dan Pometia sp. dengan pertumbuhan tinggi antara 59 cm s/d 105 cm dengan rata-rata tinggi 75,1 cm sedangkan pertumbuhan diameter antara 0,4 cm s/d 1,1 cm dengan rata-rata diameter 0,96 cm.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perencanaan pengelolaan hutan yang baik membutuhkan data persediaan potensi

saat ini (yang di kumpulkan melalui kegiatan inventarisasi), data riap dan proyeksi hasil di

Page 28: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

24

waktu yang akan datang. Informasi riap dan hasil sangat esensial karena merupakan dasar penentuan kebijakan-kebijakan manajemen seperti panjang daur atau rotasi tebang, jatah tebang tahunan dan perlakuan-perlakuan silvikultur yang diperlukan. Tanpa diketahui besarnya riap dan dugaan hasil diwaktu yang akan datang tidak ada jaminan bahwa besarnya jatah tebangan tahunan sudah mengarah kepada kelestarian produksi dan sumber daya hutan. Informasi riap dan hasil diperoleh melalui pendugaan. Dalam kasus hutan alam campuran tidak seumur, perangkat pendugaan riap dan hasil pada umumnya berupa model matematis penduga riap dan hasil.

Riap tegakan dibutuhkan untuk menduga potensi tegakan diwaktu yang akan datang dan sebagai salah satu parameter untuk menentukan sistem silvikultur yang digunakan dalam pengelolaan hutan. Salah satu ketepatan suatu sistem tersebut dalam melestarikan sumber daya hutan.

Model-model riap dan hasil hutan alam saat ini masih sangat terbatas bahkan dikatakan belum tersusun. Akibatnya, perencanaan pengelolaan hutan alam masih menggunakan model-model yang berlaku ditempat lain. Contoh sistem TPTI, riap diameter pohon diasumsikan sebesar 1 cm/tahun, sedangkan riap volume tegakan diasumsikan 1 m

3/ha/tahun. Asumsi-asumsi tersebut mugkin benar untuk beberapa lokasi tertentu, tetapi

mungkin tidak benar untuk lokasi-lokasi lainnya. Karena begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi riap, maka besarnya riap

tegakan hutan alam sangat bervariasi menurut komposisi jenis, tipe hutan, lokasi dan sistem silvikultur yang diterapkan. Penggunaan satu angka riap untuk semua kondisi hutan disemua lokasi jelas bias. Untuk itu model-model pendugaan riap dan hasil perlu dibuat berdasarkan karakteristik hutan alam di Maluku Utara. Model-model tersebut pada akhirnya dapat diintegrasikan menjadi suatu model komprehensif pendugaan riap dan hasil hutan alam Maluku Utara yang dapat digunakan oleh para praktisi di dalam kegiatan perencanaan areal hutan yang dikelolanya.

B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan paket informasi dan metode

pendugaan pertumbuhan tegakan di hutan alam bekas tebangan untuk menentukan model pendugaan pertumbuhan di hutan alam bekas tebangan Maluku Utara dan hutan alam sekunder di Sulawesi Utara.

II. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2007 di areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugerah, Halmahera Selatan, Maluku Utara dan KPH Model Poigar, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Sedangkan lokasi penelitian di Sulawesi Utara terletak pada areal Hutan Lindung Lolombulan, Desa Tiniawangko, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.

B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan adalah peta kerja skala 1 : 10.000, tally sheet, cat merah dan kuning, kuas, tambang plastik, alat tulis, parang, meter rol, kompas, haga

meter, clino meter, phi band, altimeter, pohon contoh dan pita ukur.

Page 29: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

25

C. Prosedur penelitian

1. Pertumbuhan Tanaman Pengayaan

a. Pengukuran Tinggi dan Diameter

Kegiatan pengukuran tinggi dan diameter tanaman dilakukan pada tiga lokasi pengayaan, yaitu pada lokasi bekas jalan sarad, lokasi terbuka atau tanah kosong dan lokasi tempat penimbunan kayu (Tpn). Pengukuran tinggi dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman pengayaan secara keseluruhan (dimulai dari pangkal batang sampai pucuk tanaman yang paling tinggi) sedangkan diameter tanaman diukur pada tinggi tanaman 10 cm dari pangkal batang.

b. Pengumpulan Data Pendukung

Data pendukung kagiatan penelitian ini diperoleh dari wawancara. Data yang dikumpulkan berupa data asal benih, asal bibit, teknik persemaian, penyiapan lahan dan teknik penanaman sedangkan data tanah dan iklim diperoleh dari Kantor statistik dan BMG

2. Pertumbuhan Tegakan Hutan Alam Bekas Tebangan

Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan mengukur tinggi pohon bebas cabang dan tinggi total pohon, sedangkan diameter pohon diukur pada diameter setinggi dada atau 130 cm dari atas permukaan tanah.

3. Pembuatan PUP (Petak Ukur Permanen)

a. PUP dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran jarak datar minimal 100 m x 100 m. b. Batas PUP berupa rintisan selebar 2 meter. c. Petak Pengamatan

Syarat petak pengamatan adalah di dalam petak pengamatan tidak terdapat sungai yang lebarnya lebih dari 2 m, tidak terdapat areal kosong yang luasnya lebih dari 0,1 Ha, dan mencakup areal bekas kegiatan eksploitasi kayu (misal bekas penebangan, bekas jalan sarad, tempat pengumpulan kayu, bekas jalan angkutan dll.), tetapi jumlah luas areal kosong akibat kegiatan eksploitasi kayu tersebut tidak lebih dari 0,3 Ha.

d. Masing-masing petak pengamatan dibagi menjadi 100 buah plot ukuran jarak datar 10m x10m.

D. Analisa Data Analisa pertumbuhan tegakan dilakukan dengan menghitung volume masing-masing

jenis pohon yang terdapat di dalam tegakan. Volume yang dihitung adalah volume pohon dengan tinggi sebatas tinggi bebas cabang. Volume pohon dihitung dengan pendekatan :

V = 1/4d². f . T Dimana : V : Volume

1/4d² : Luas bidang dasar f : Angka Bentuk (0,7) T : Tinggi bebas cabang

Page 30: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

26

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Tanaman Pengayaan

Jenis tanaman yang digunakan dalam kegiatan pengayaan pada lokasi jalan sarad, Tpn dan tanah kosong adalah jenis-jenis yang tumbuh disekitar areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah, seperti Shorea sp., Pometia sp., Anisoptera sp. dan Palaquium sp. Hasil pengukuran menunjukan bahwa dengan minimnya perhatian pihak perusahan terhadap tanaman yang di tanam pada ketiga lokasi pengayaan tetapi masih ada jenis-jenis yang tetap hidup dan memiliki pertumbuhan cukup baik, misalnya jenis Shorea sp., dengan pertumbuhan tinggi antara 30 cm s/d 190 cm dengan rata-rata tinggi 111,64 cm sedangkan pertumbuhan diameternya antara 0,7 cm s/d 3,3 cm dengan rata-rata diameter 1,87 cm, Palaquium sp. memiliki pertumbuhan tinggi antara 17 cm s/d 277 cm dengan rata-rata tinggi 92,65 cm sedangkan pertumbuhan diameternya antara 0,3 cm s/d 2,5 cm dengan rata-rata diameter 1,24 cm, pertumbuhan tinggi jenis Anisoptera sp. yaitu antara 47 cm s/d 78 cm dengan rata-rata tinggi 59 cm sedangkan pertumbuhan diameternya antara 0,4 cm s/d 1 cm dengan rata-rata diameter 0,67 cm dan pertumbuhan tinggi jenis Pometia sp. antara 59 cm s/d 105 cm dengan rata-rata tinggi 75,1 cm sedangkan pertumbuhan diameternya antara 0,4 cm s/d 1,1 cm dengan rata-rata diameter 0,96 cm.

B. Pertumbuhan Tegakan pada Hutan Alam Areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah

Pertumbuhan tegakan di hutan alam bekas tebangan pada areal IUPHHK PT. Bela

Berkat Anugerah, Bacan, Halmahera Selatan menunjukan bahwa selang diameter 20 s/d 39 cm merupakan dominasi dari tegakan yang ada yaitu sebanyak 78 pohon dengan total volume 45,31 m³/ha dan rata-rata volume 0,58 m³/pohon. Selanjutnya terdapat 73 pohon pada selang diameter ≤ 19 cm, dengan total volume 7,27 m³/ha dan rata-rata volume 0,009 m³/pohon, 22 pohon pada kelas interval diameter pohon 40 cm - 59 cm dengan total diameter 45,56 m³/ha dan rata-rata volume 2,07 m³/pohon dan 5 pohon berdiameter 60 cm up dengan total diameter 26,32 m³/ha dan rata-rata diameter 5,26 m³/pohon. Total jumlah pohon yang terdapat pada PUP areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah adalah sebanyak 243 pohon dengan volume pohon berkisar antara 0,1 m³/pohon s/d 7,4 m³/pohon dengan total volume pohon 124,49 m³/ha dan rata-rata volume 0,7 m³/pohon.

Volume rata-rata tegakan meningkat mengikuti pertambahan diameter pohon dalam tegakan dan volume total tegakan hanya mengalami peningkatan pada selang diameter 0 cm - 59 cm kemudian menurun pada selang diameter diatas 60 cm. Hal ini disebabkan karena tegakan PUP merupakan tegakan bekas tebangan sehingga ketersediaan pohon berdiameter 60 cm up sangat kurang.

Berdasarkan hasil indentifikasi, jenis pohon pada PUP PT. Bela Berkat Anugerah terdiri dari Shorea sp., Palaquium sp., Octomeles sumatrana., Anisoptera spp., Dillenia spp., Baringtonia spp. dan Canarium spp.

Page 31: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

27

C. Pertumbuhan Tegakan pada Hutan Alam Areal KPH Model Poigar

Gambar 1. Grafik sebaran pohon dan Volume Pohon pada selang diameter tertentu di PUP KPH model Poigar.

Gambar 1. menunjukan bahwa pada selang diameter 0 cm -19 cm masih cukup tinggi

di dalam tegakan, kemudian penyebarannya meningkat sampai pada selang diameter 20 cm - 39 cm dan kemudian jumlah penyebarannya terus menurun sampai pada selang diameter 60 cm up. Sedangkan volume pohon rata-rata dalam tegakan dan volume total pohon dalam tegakan terus meningkat mengikuti pertambahan volume pohon dalam tegakan.

Berdasarkan hasil inventarisasi, PUP KPH model Poigar terdiri dari jenis nyatoh, buah rao, sasoro, cempaka, durian, gora, rupet, lalangusan, ungkeos dan kenanga.

Dibandingkan dengan tegakan pada areal KPH Model Poigar, PUP PT. Bela berkat Anugerah memiliki jumlah pohon berdiameter 60 cm up lebih sedikit yaitu hanya berjumlah 5 pohon, sedangkan pada PUP KPH Model Poigar berjumlah 25 pohon. Hal ini disebabkan karena areal PUP KPH model poigar terletak pada kawasan hutan lidung sedangkan areal PUP PT. Bela Berkat Anugerah merupakan areal bekas tebangan.

IV. KESIMPULAN

Jenis pohon yang cocok pada hutan bekas tebangan seperti tanah kosong, Jalan

sarad, Tpn dan jalan logging adalah Palaquium sp., Pometia sp., Anisoptera sp. dan Shorea

sp. karena mampu bertahan hidup dengan pertumbuhan tinggi dapat mencapai 277 cm dan

diameter hingga 3,3 cm ( tanaman umur 3 tahun) meskipun perhatian dan tindakan

pemeliharaan dari pihak yang terkait minim.

Pertumbuhan paling baik dicapai oleh jenis Palaquium sp., dengan tinggi mencapai 277 cm dan diameter 2 cm (jalan sarad), 1,52 cm dan diameter 2,5 cm sedangkan pada lokasi bekas Tpn dicapai Shorea sp. dengan diameter 3,3 cm dan tinggi 190 cm.

Jumlah pohon yang terdapat pada areal IUPHHK PT. Bela Berkat Anugrah sebanyak 243 pohon dengan volume pohon berkisar antara 0,1 m³/pohon s/d 7,4 m³/pohon dengan volume rata-rata 0,7 m³/pohon. Pada areal KPH Model Poigar sebanyak 185 pohon dengan volume pohon berkisar antara 0,009 m³/pohon sampai dengan 19,204 m³/pohon dengan volume rata-rata 1,516 m³/pohon.

Grafik sebaran pohon dan Volume pohon pada selang diameter tertentu di

PUP KPH Model Poigar

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0-19 20-39 40-59 60 up

Sealang Diameter

Jum

lah

Poho

n Jumlah Pohon

Volume total

Volume rata-rata

Page 32: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

28

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan. 1989. Pedoman Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI).

Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan. Jakarta.

Cocran. W.G. 1983. Sampling Techniques 2 nd. John Wiley & Sons. Inc. New York. Brunce, D. and F.X. Schumacher. 1950. Forest Mensuration. The Ronald Press Co., New York Departemen Kehutanan, 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Husch, B. 1963. Forest measuration and statistic. The Ronald Press Company, New York. Korsgaard, S. 1989. The standtable projection simulation model. In: Wan Razak, M., H.T. Chan,

and S. Appanah (Editors). 1989. Proceedings of the seminar of Growth and Yield in Tropical Mixed/Moist Forest, 20-24 June 1988, Kuala Lumpur. Forest Research Institute Malaysia, Kepong.

Rinaldi I. 2003. Model Dinamika Struktur Tegakan untuk Pendugaan Hasil di HPH PT.

Intracawood Manufacturing Kalimantan Timur. Laporan Hasil Penelitian. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam (Tidak diterbitkan).

Suhendang, E. 1993. Penerapan model dinamika struktur tegakan hutan alam yang mengalami

penebangan dalam pengaturan hasil dengan metode jumlah pohon. Fakultas Kehutanan IPB.

Vanclay, J.K. 1994. Modelling forest growt and yield; Applications to Mixed Tropical Forest CAB

International. Wallingford, U.K

Page 33: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

29

Eksplorasi Biodiversitas di Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Maluku Utara

Julianus Kinho

Ketua Tim Peneliti

ABSTRAK

Zona wilayah biogeografi yang membagi daerah Wallacea yang terletak diantara garis Wallacea dan garis Lydeker sebagi zona peralihan atau daerah pertemuan antara fauna Orientalis dan fauna Australia menjadikan daerah ini kaya akan keanekaragaman hayati termasuk jenis fauna karena memiliki tingkat keendemisan yang sangat tinggi. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian banyak pihak terutama para ilmuwan untuk melakukan kajian-kajian ilmiah untuk mengungkap keunikan dan kekayaan keanekaragaman hayatinya khususnya jenis fauna. Kawasan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata Maluku Utara merupakan bagian dari Wallacea, sehingga kegiatan eksplorasi flora dan fauna pada kawasan ini menarik untuk dilakukan dalam rangka menyediakan data dan informasi keragaman jenis baik flora maupun fauna (Burung).

Pada kawasan TN Aketajawe terdapat sedikitnya 112 jenis pohon (terbagi dalam 84 marga dan 41 suku). Namun jumlah ini belum maksimal, mengingat waktu pelaksanaanya yang sangat terbatas sehingga wilayah jelajahnya sangat sempit. Selain itu, terdapat 26 jenis paku-pakuan (Pteridophyta) dari 2 kelas, 11 famili dan 26 spesies selama kegiatan eksplorasi. Berdasarkan habitatnya diketahui 15 spesies merupakan paku-pakuan terestrial, 5 spesies paku-pakuan epifit dan 6 spesies lainnya merupakan paku-pakuan yang hidup

pada dua kondisi habitat yaitu terestrial dan epifit.

Dalam eksplorasi ini, ditemukan juga 55 spesies burung yang tergolong dalam 24 famili. Famili burung yang spesiesnya paling banyak dijumpai adalah Columbidae (12 spesies) dan Psittacidae (9 spesies). Spesies endemik yang dijumpai selama empat hari eksplorasi dan diketahui memiliki sebaran hanya di Pulau Halmahera dan/atau Kepulauan Maluku sebanyak 17 spesies.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Taman Nasional Aketajawe Lolobata yang ditetapkan berdasarkan Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 397/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004 dengan luas

167.300 (seratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus) hektar, merupakan ekosistem yang

Page 34: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

30

masih utuh dengan tipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan yang

terdiri dari kelompok hutan lindung. Aketajawe seluas ± 77.100 (tujuh puluh tujuh ribu

seratus) hektar di kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan, dan kelompok

hutan Lolobata seluas ± 90.200 (sembilan puluh ribu dua ratus) hektar terdiri dari hutan

lindung seluas ± 76.475 (tujuh puluh enam ribu empat ratus tujuh puluh lima) hektar,

hutan produksi terbatas seluas ± 7.650 (tujuh ribu enam ratus lima puluh) hektar dan hutan

produksi tetap seluas ± 6.075 (enam ribu tujuh puluh lima) hektar di Halmahera Timur,

Provinsi Maluku Utara memiliki tipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan

pegunungan yang memiliki kekayaan potensi flora dan fauna yang perlu dijaga, dilestarikan

dan dimanfaatkan karena sebagian dari kekayaan biodiversitas ini memiliki keendemisan

tersendiri mengingat Taman Nasional ini secara biogeografi terletak di wilayah Wallaceae

yaitu daerah peralihan antara flora fauna jenis Malesiana dan Australiace.

Balai Penelitian Kehutanan Manado dengan core research Konservasi dan Rehabilitasi

Hutan Lahan memiliki wilayah kerja di Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara,

sehingga untuk mendukung pengelolaan Taman Nasional Aketajawe Lolobata, penelitian

konservasi baik flora maupun fauna perlu dilakukan guna melengkapi data base

biodiversitas di kawasan ini. Salah satu kegiatan awal yang dilakukan adalah eksplorasi

potensi flora dan fauna. Data base flora fauna ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam penyusunan renstra dan action plan pengelolaan Taman Nasional Aketajawe

Lolobata kedepan baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

B. Tujuan Tujuan kegiatan eksplorasi ini yaitu untuk menyediakan data dan informasi ilmiah

keragaman jenis flora maupun fauna (Burung) yang terdapat di kawasan Taman Nasional

Aketajawe Lolobata, Maluku Utara.

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian Kegiatan eksplorasi ini dilakukan di Desa Koli-Tayawi, Kecamatan Oba, Kota Tidore

Kepulauan yang termasuk dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I.

B. Bahan dan Perlengkapan Lapangan Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini yaitu etiket gantung, alkohol,

kantong spesimen, kertas koran, karung plastik, obat-obatan dan bahan lainnya.

Sedangkan peralatan yang dibutuhkan yaitu alat tulis menulis, alat masak, terpal, gunting stek, binokuler, parang, katapel, peta kerja, altimeter, GPS, meteran, tali rafia, kamera digital, handycam dan personal use.

Page 35: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

31

C. Metodologi Penelitian

Metode Eksplorasi Flora

1. Pengumpulan data vegetasi dan keanekaragaman jenis tumbuhan dilakukan dengan cara menjelajah sekitar areal kegiatan eksplorasi.

2. Jenis-jenis tumbuhan yang sedang berbunga atau berbuah dibuat contoh herbariumnya. 3. Sebagai data otentik dari keberadaan jenis yang bersangkutan maka spesimen atau

contoh herbarium yang dikumpulkan tersebut akan disimpan secara permanen sebagai koleksi di Herbarium Wanariset Samboja di Kalimantan Timur. Duplikatnya dikirim ke Herbarium Bogoriensis di Bogor dan National Herbarium Leiden di Belanda.

Metode Eksplorasi Fauna (Burung)

Habitat burung yang masuk dalam areal eksplorasi umumnya tepi sungai, lereng perbukitan dan sedikit sekali areal datar. Secara umum, areal eksplorasi bergelombang sedang sampai berat. Areal datar umumnya merupakan bekas jalan sarad, jalan logging dan areal bekas tebangan. Habitat-habitat yang sudah banyak terbuka tersebut sudah banyak ditumbuhi vegetasi pionir yang rapat dari tingkat semai hingga tiang. Habitat semacam ini tidak disukai burung karena terlalu rapat dan iklim mikro yang relatif panas dan kering. Habitat yang banyak dijumpai burung adalah sisa hutan primer yang banyak

terdapat di lereng perbukitan dan pinggiran sungai.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Flora

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan

Di lokasi penelitian terdapat 112 jenis pohon yang termasuk ke dalam 84 marga

dan 41 suku. Daftar jenis-jenis pohon tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Jenis Pohon

No Family Genus/Species Keterangan

1 Anacardiaceae Buchanania nitida*) Dracontomelon dao Koordersiodendron pinnatum Pentaspadon motleyi Semecarpus spp.

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur)

2 Annonaceae Cananga odorata Polyalthia spp.

3 Apocynaceae Alstonia scholaris Lepiniopsis ternatensis*)

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur)

Page 36: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

32

4 Araliaceae Osmoxylon umbelliferum*) Osmoxylon sp. Polyscias sp. Schefflera sp.

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur)

5 Burseraceae Canarium spp. Garuga floribunda*) Haplolobus sp.

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

6 Combretaceae Terminalia spp.

7 Datiscaceae Octomeles sumatrana

8 Dilleniaceae Dillenia spp.

9 Dipterocarpa ceae Anisoptera thurifera ssp. Polyandra *)

Hopea novoguineensis *) Hopea sp.

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

10 Ebenaceae Diospyros spp. (3 jenis)

11 Elaeocarpa ceae Elaeocarpus sp. Sloanea celebica

12 Euphorbia ceae Antidesma sp. Endospermum sp. Glochidion sp. Macaranga tanarius Macaranga sp. Mallotus ? mollissimus Pimelodendron amboinicum *)

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

?: Jenis yang belum diketahui (dalam proses identifikasi)

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

13 Gnetaceae Gnetum gnemon

14

Guttiferae Calophyllum soulattriGarcinia spp. (2 jenis)

15 Hernandia ceae Hernandia sp.

16 Lauraceae Cinnamomum sp. Cryptocarya sp

Li

17 Lecythidaceae Barringtonia spp . (2 jenis)

18 Leguminosae Albizia ?procera Cynometra ramiflora Intsia palembanica

?: Jenis yang belum diketahui (dalam proses identifikasi)

19 Loganiaceae Fagraea sp

20 Magnoliaceae Elmerrillia tsiampacca

21 Meliaceae Aglaia ? argentea Aglaia sp. Chisocheton ceramicus Chisocheton spp.

?: Jenis yang belum diketahui (dalam proses identifikasi

(2 jenis)

22 Moraceae Artocarpus spp. (2 jenis) Ficus spp. (banyak jenis)

23 Myristicaceae Endocomia macrocoma ? Horsfieldia spp. Knema sp.

?: Jenis yang belum diketahui (dalam proses identifikasi.

(2 jenis)

Page 37: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

33

Myristica spp.

24 Myrtaceae Syzygium spp. (2 jenis)

25 Palmae Areca catechu Arenga sp. Caryota no Figaffeta *) Livistona rotundifolia Pinanga sp.

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

26 Rhizophora ceae Carallia brachiata

27 Rosaceae Prunus sp.

28 Rubiaceae Anthocephalus macrophyllus *) Nauclea orientalis Neonauclea Pertusadina multifolia *) Timonius sp

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

29 Rutaceae Melicope sp

30 Sapindaceae

Alectryon ferrugineus (Blume) Radlk. *) Cupaniopsis stenopetala *) Pometia pinnata

*) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

31 Sapotaceae Palaquium spp. (3 jenis)

32 Simarouba ceae Ailanthus integrifo

33 Sonneratia ceae Duabanga moluccana

34 Staphyleaceae Bischofia javanica

35 Sterculiaceae Heritiera spp. (2 jenis)

36 Theaceae Gordonia amboinensis *) *) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur

37 Thymelaea ceae Aquilaria cumingiana

38 Tiliaceae Grewia sp. Microcos sp.

39 Ulmaceae Celtis sp. Trema orientalis Trema canabina

40 Urticaceae Dendrocnide sp. Leucosyke capitellata Pipturus sp.

41 Verbenaceae Vitex cofassus *) *) Jenis yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur (flora malesia timur)

Jenis-jenis pohon yang dicetak tebal, merupakan jenis-jenis yang hanya dijumpai di Indonesia Bagian Timur hingga Filipina dan Papua New Guinea. Beberapa diantaranya bahkan hanya diketahui di satu tempat di Indonesia. Misalnya Buchanania nitida Engl. (suku Anacardiaceae) yang dalam bahasa Tobelo disebut “lilitoko”, sampai saat ini di Indonesia hanya diketahui terdapat di Morotai (Hou, 1978). Ada satu hal yang menarik yaitu dijumpainya jenis Hopea novoguineensis Sloot. (suku Dipterocarpaceae), merupakan jenis endemik yang hanya terdapat di Halmahera (Ashton, 1982). Jenis pohon ini termasuk

Page 38: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

34

yang komersial dan berdiameter batang hingga lebih dari 80 cm, tersebar merata di daerah eksplorasi yang kondisi hutannya masih baik, tumbuh di lereng-lereng yang terjal serta berbatu-batu dan punggung bukit. Menurut informasi dari masyarakat setempat, pohon dari jenis ini banyak ditebang oleh HPH. Selain itu, Pimelodendron amboinicum Hassk. (suku Euphorbiaceae) merupakan satu-satunya marga Pimelodendron yang ada di Maluku (Whitmore et al., 1989; Djarwaningsih, 2004).

Paku-pakuan (Pteridophyta)

Terdapat sekitar 26 jenis paku-pakuan (Pteridophyta) dari 2 kelas, 11 famili dan 26

spesies selama kegiatan eksplorasi dilaksanakan. Data paku-pakuan (Pteridophyta) dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar kelas, famili dan jenis tumbuhan paku berdasarkan habitatnya

No Kelas Famili Spesies Habitat

T E T&E

1

Lycopodii nae

Selaginellaceae Selaginella sp1. √

Selaginella sp2. √

Selaginella sp3. √

Schizaeaceae Lygodium flexuosum √

Lygodium circinataum sw √

2 Filicinae Aspleniaceae Asplenium macrophyllum √

Asplenium sphatulinum √

Asplenium nidus √

Davalliaceae Davalia sp. √

Dennstaedtiaceae Orthiopteris sp. √

Gleceiniaceae Gleichenia linearis √

Trichomanes javanicum. B √

Lomariopsidaceae Bolbitis sp. √

Marantiaceae Angiopteris sp. √

Nephrolepidaceae Nephrolepis falcata √

Nephrolepis hirsutula √

Polypodiaceae Acrostichum sp. √

Chyatea contaminans √

Phymatodes sp. √

Heterogonium sp1. √

Heterogonium sp2. √

Pyrrosia agnesen √

Polypodium sinuosum Wall √

Stenochlaena polustris √

Thelypteridaceae Cyclosorus gongylodes

Cyclosorus sp. √

Keterangan : T : Teresterial

E : Epifit

T & E : Teresterial dan Epifit

Page 39: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

35

Jenis Tumbuhan Paku Teresterial

Tumbuhan paku terestrial mempunyai akar rimpang dan serabut dengan batang

kokoh, dapat tumbuh pada tanah berbatu, daerah lembab dan kering, tempat terbuka

tanpa naungan atau tempat terbuka dengan naungan. Hasil eksplorasi menunjukan bahwa

jenis tumbuhan paku teresterial lebih mendominasi hutan pada areal penelitian dengan

jumlah 15 jenis, yaitu : Selaginella sp1., Selaginella sp2,., Selaginella sp3, Lygodium

flexuosum, Asplenium sphatulinum, Orthiopteris sp., Gleichenia linearis, Angiopteris sp.,

Nephrolepis falcata, Nephrolepis hirsutula, Acrostichum sp., Chyatea contaminans,

Heterogonium sp1, Cyclosorus gongylodes dan Cyclosorus sp.

Jenis Tumbuhan Paku Epifit

Tumbuhan paku-pakuan epifit adalah paku-pakuan yang hidupnya menumpang pada

tumbuhan lain. Umumnya tumbuhan paku epifit ini tidak merugikan inangnya atau

tumbuhan yang ditumpangi. Paku epifit ini berakar serabut atau melilit berbentuk tali,

memperlihatkan batang yang tidak nyata dan tumbuhnya tidak berumpun. Termasuk jenis

yang intoleran karena merupakan penghuni khas pada bagian-bagian tertentu dari suatu

pohon. Data hasil eksplorasi menunjukkan bahwa jumlah jenis tumbuhan paku yang

hidupnya epifit sangat kurang yaitu berjumlah 5 jenis. Jenis-jenis paku epifit yang

ditemukan di lokasi eksplorasi yaitu : Asplenium macrophyllum, Asplenium nidus,

Heterogonium sp2, Pyrrosia agnesen, Polypodium sinuosum Wall.

Jenis Tumbuhan Paku Epifit dan Teresterial

Tumbuhan Paku yang dapat hidup pada dua habitat yaitu epifit dan teresterial mempunyai kemampuan untuk tumbuh di tanah maupun menumpang pada tumbuhan lain yang masih hidup ataupun sudah mati. Berdasarkan hasil eksplorasi, ditemukan 6 jenis tumbuhan paku teresterial dan epifit yaitu : Lygodium circinataum sw. Davalia sp., Trichomanes javanicum B, Bolbitis sp., Phymatodes sp., Stenochlaena polustris.

C. Fauna (Burung)

Keragaman Spesies Burung

Famili burung yang spesiesnya paling banyak dijumpai adalah Columbidae (12

spesies) dan Psittacidae (9 spesies). Kedua famili tersebut umumnya pemakan buah yang

dapat diperoleh sepanjang tahun, seperti buah Ficus spp. dan kelompok palma.

Page 40: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

36

Tabel 3. Daftar Jenis burung yang dijumpai di sekitar Sub Das Tayawi Desa Koli,

Kecamatan Oba, Kabupaten Tidore Kepulauan, Taman Nasional Aketajawe -

Lolobata, Maluku Utara

No. Nama Umum Nama Ilmiah Famili Status

Sebaran

1 Elang bondol Heliastur indus Accipitridae < R >

2 Elang kecil Hieraaetus morphnoides Accipitridae R

3 Itik (Umukia) raja Tadorna radjah Anatidae R

4 Gosong kelam (maleu) Megapodius freycinet Megapodiidae R >

5 Kedidi jari-panjang Calidris subminuta Scolopacidae < V >

6 Delimukan zamrud Chalcophaps indica Columbidae < R >

7 Uncal besar Reinwardtoena reinwardtii Columbidae R >

8 Uncal ambon Macropygia amboinensis Columbidae R >

9 Pergam tarut Ducula concinna Columbidae R >

10 Pergam mata-putih Ducula perspicillata Columbidae R >

11 Pergam boke Ducula basilica Columbidae E (MU)

12 Pergam katanjar Ducula rosacea Columbidae < R

13 Pergam laut Ducula bicolor Columbidae < R >

14 Walik dada-merah Ptilinopus bernsteinii Columbidae E (MU)

15 Walik topi-biru Ptilinopus monacha Columbidae E (MU)

16 Walik kepala-kelabu Ptilinopus hyogaster Columbidae E (MU)

17 Punai gading Treron vernans Columbidae < R

18 Nuri kalung-ungu Eos squamata Psittacidae R >

19 Kasturi ternate Lorius garrulus Psittacidae E (MU)

20 Perkici dagu-merah Charmosyna placentis Psittacidae R >

Page 41: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

37

21 Kakatua putih Cacatua alba Psittacidae E (MU)

22 Kakatua jambul-kuning Cacatua galerita Psittacidae Int ? >

23 Nuri bayan Eclectus roratus Psittacidae R >

24 Nuri pipi-merah Geoffroyus geoffroyi Psittacidae R >

25 Nuri-raja ambon Alisterus amboinensis Psittacidae R >

26 Serindit maluku Loriculus amabilis Psittacidae E (MU)

27 Walet sapi Collocalia esculenta Apodidae < R >

28 Cekakak suci Halcyon sancta Halcyonidae < V >

29 Taun-taun (Julang) Rhyticeros plicatus Bucerotidae R >

30 Tiong-lampu ungu Eurystomus azureus Coraciidae E (MU)

31 Paok halmahera Pitta maxima Pittidae E (MU)

32 Layang-layang batu Hirundo tahitica Hirundinidae < R >

33 Kepudang-sungu kartula Coracina papuensis Campephagidae R, V? >

34 Kepudang-sungu miniak Coracina tenuirostris Campephagidae R >

35 Kapasan halmahera Lalage aurea Campephagidae E (MU)

36 Brinji emas Ixos affinis Pycnonotidae? E (MU)

37 Srigunting lencana Dicrurus bracteatus Dicruridae < R >

38 Srigunting jambul-rambut Dicrurus hottentottus Dicruridae < R

39 Gagak halmahera Corvus validus Corvidae E (MU)

40 Gagak orru Corvus orru Corvidae R >

41 Cenderawasih gagak Lycocorax pyrrhopterus Corvidae E (MU)

42 Bidadari halmahera Semioptera wallacei Corvidae? E (MU)

43 Kacamata halmahera Zosterops atriceps Zosteropidae E (MU)

44 Sikatan belang Ficedula westermanni Muscicapidae? < R

Page 42: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

38

45 Kehicap kacamata Monarcha trivirgatus Myiagridae < R

46 Kipasan kebun Rhipidura leucophrys Rhipiduridae R >

47 Kekep babi Artamus leucorhynchus Artamidae < R >

48 Perling maluku Aplonis mysolensis Sturnidae R >

49 Perling ungu Aplonis metallica Sturnidae R >

50 Cikukua halmahera Melitograis gilolensis Meliphagidae E (MU)

51 Cikukua hitam Philemon fuscicapillus Meliphagidae E (MU)

52 Isap-madu zaitun Lichmera argentauris Meliphagidae R >

53 Myzomela remang Myzomela obscura Meliphagidae R >

54 Burung-madu hitam Nectarinia aspasia Nectariniidae R >

55 Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis Nectariniidae < R >

Keterangan

R:Penetap Int :Introduksi

E:Endemik < : Sebaran dijumpai pula di sebelah Barat Maluku (Utara)

V:Pengunjung > : Sebaran dijumpai pula di sebelah Timur Maluku (Utara)

Page 43: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

39

III. KESIMPULAN

1. Di kawasan Taman Nasional Aketajawe terdapat 112 jenis pohon (dalam 84 marga dan 41 suku). Namun jumlah ini belum maksimal, mengingat waktu pelaksanaannya yang sangat terbatas serta dalam wilayah jelajah yang sangat sempit.

2. Jenis tumbuhan khususnya pohon yang khas yang secara alami hanya terdapat di Indonesia Bagian Timur (flora malesia timur) dan jenis tumbuhan yang endemik yaitu Buchanania nitida (Anacardiaceae), Lepiniopsis ternatensis (Apocynaceae), Osmoxylon umbelliferum (Araliaceae), Garuga floribunda (Burseraceae), Anisoptera thurifera ssp. Polyandra, Hopea novoguineensis (Dipterocarpaceae), Pimelodendron amboinicum (Euphorbiaceae), Figaffeta (Palmae), Anthocephalus macrophyllus, Pertusadina multifolia (Rubiaceae), Alectryon ferrugineus (Blume) Radlk., Cupaniopsis stenopetala (Sapindaceae), Gordonia amboinensis (Theaceae), Vitex cofassus (Verbenaceae).

3. Terdapat 26 jenis paku-pakuan (Pteridophyta) dari 2 kelas dan 11 famili selama kegiatan eksplorasi. Berdasarkan habitatnya diketahui 15 spesies merupakan paku-pakuan terestrial, 5 spesies paku-pakuan epifit dan 6 spesies lainnya merupakan paku-pakuan yang hidup pada dua kondisi habitat yaitu terestrial dan epifit.

4. Eksplorasi yang dilakukan selama empat hari kegiatan hanya menjumpai 55 spesies burung yang tergolong dalam 24 famili. Famili burung yang spesiesnya paling banyak dijumpai adalah Columbidae (12 spesies) dan Psittacidae (9 spesies). Kedua famili tersebut umumnya pemakan buah yang dapat diperoleh sepanjang tahun, seperti buah Ficus spp dan kelompok palma. 17 spesies diketahui memiliki sebaran hanya di pulau Halmahera dan/atau Kepulauan Maluku.

DAFTAR PUSTAKA

Ashton, P.S. 1982. Dipterocarpaceae. Flora Malesiana, Series I Vol. 9(2): 237-552. The

Netherlands.

Coates,B.J dan K.D.Bishop. 2000. Panduan Lapangan Burung-Burung Di Kawasan Wallacea. Bird

Life International-Indonesia Programme & Dove Publications Pty.Ltd.Bogor

Djarwaningsih, T. 2004. Revision of Pimelodendron (Euphorbiaceae) in Malesia. Blumea 49 (2 &

3): 407-427. The Netherlands.

Hou, D. 1978. Anacardiaceae. Flora Malesiana, Series I Vol. 8(3): 395-548. The Netherlands.

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.397/Menhut-II/2004 tentang Penetapan Taman Nasional Aketajawe Lolobata.

Satrio,U.,Hendarman,D.,Prasetyo,B., dan Isnanto, D.B., 2004. Panduan Pengenalan Burung-

Burung Air. Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kendari

Van Steenis, C.G.G.J. Checklist Of Generic Names. In Malesian Botany (Spermatophytes). Flora

Malesiana Foundation. Leiden, The Netherlands.

Whitmore, T.C., I G.M. Tantra dan U. Sutisna (esd.). 1989. Tree Flora of Indonesia. Check list

for Maluku. Forest Research and Development Centre, Bogor.

Page 44: KATA PENGANTAR - forda-mof.org Hasil Penelitian Tahun 2007.pdf · BPK Manado mempunyai tugas melaksanakan penelitian di ... sosial budaya, ekonomi ... Uji Coba Teknik Pengelolaan

40