Top Banner
Profil Kesehatan Kota Salatiga 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Alloh SWT berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Buku Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013 merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Salatiga. Profil kesehatn Kota Salatiga juga merupakan penyajian yang relative komprehensif dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum sert alingkungan yang berhubungan dengan kesehatn. Profil kesehatan menggunakan data yang bersumber dari pengelola program kesehatn di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Salatiga dan lintas sektor yang berkaitan dengan program kesehatan. Dalam melaksanakan upaya peningkatan pembanguanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Salatiga menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama pembangunan kesehatan, di samping pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular dan gizi buruk. Semua ini juga tidak terlepas dari dukungan serta peran serta pihak masyarakat, pihak pemerintah maupun swasta, serta kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Di samping memuat gambaran hasil kegiatan pembangunan kesehatan, Profil Kesehatan juga dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan maupun bidang lain yang membutuhkan. Selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang membangun, serta partisipasi dari berbagai pihak terutama dalam proses pengumpulan data yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan ini kami mengucapkan terima kasih. Salatiga, Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga dr. SOVIE HARYANTI, M.Kes NIP. 19610802 198902 2 001
142

KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Feb 18, 2018

Download

Documents

vuongthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

Buku Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Kota

Salatiga Tahun 2013 merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan

pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Salatiga.

Profil kesehatn Kota Salatiga juga merupakan penyajian yang relative komprehensif

dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum sert

alingkungan yang berhubungan dengan kesehatn. Profil kesehatan menggunakan data yang

bersumber dari pengelola program kesehatn di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Salatiga dan

lintas sektor yang berkaitan dengan program kesehatan.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan pembanguanan kesehatan, Dinas Kesehatan

Kota Salatiga menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama

pembangunan kesehatan, di samping pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin,

penanggulangan penyakit menular dan gizi buruk. Semua ini juga tidak terlepas dari dukungan

serta peran serta pihak masyarakat, pihak pemerintah maupun swasta, serta kerjasama dengan

pihak lain yang terkait.

Di samping memuat gambaran hasil kegiatan pembangunan kesehatan, Profil

Kesehatan juga dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan data dan informasi di bidang

kesehatan maupun bidang lain yang membutuhkan.

Selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang membangun, serta partisipasi dari

berbagai pihak terutama dalam proses pengumpulan data yang akurat, tepat waktu dan sesuai

kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam

penyusunan Profil Kesehatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Salatiga,

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Salatiga

dr. SOVIE HARYANTI, M.Kes

NIP. 19610802 198902 2 001

Page 2: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………..……………..……………………………………...... i

DAFTAR ISI………………………………………….……………………………………………….. ii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………….……………………………….. Iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Sistematika Penyajian.................................................................................

1

1

1

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Keadaan Geografi........................................................................................

B. Keadaan Penduduk ....................................................................................

C. Keadaan Ekonomi……................................................................................

D. Keadaan Pendidikan……………………………………………………………

4

4

5

7

7

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian…………….........................................................................

B. Angka Kesakitan…………………………………..........................................

C. Angka Status Gizi Masyarakat………….........……………………………….

9

9

14

24

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar.......................................................................

B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan …………………………………….

C. Perilaku Hidup Masyarakat ……………………………………………………

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar……………………

28

28

62

70

70

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan........................................................................................

B. Tenaga Kesehatan........................................................................................

C. Pembiayaan Kesehatan................................................................................

75

75

80

83

BAB VI KESIMPULAN

A. Derajat Kesehatan………………………………………………………............

B. Situasi Upaya Kesehatan……………………………………………………….

C. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan………………………………………

D. Perilaku Hidup Masyarakat………………………………………………………

E. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar…………………….

F. Situasi Sumber Daya Kesehatan……………………………………………….

G. Pembiayaan Kesehatan…………………………………………………………

85

85

87

91

91

92

93

94

LAMPIRAN

Page 3: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 3

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1

TABEL 2.2

TABEL 2.3

Jumlah Penduduk Kota Salatiga Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Rasio

Tahun 2013………………………………………………………………..……….

Jumlah Penduduk Kota Salatiga Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2013………………………………………………………………………..…

Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Salatiga Tahun 2013……………………….

5

6

8

Page 4: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi Di Kota Salatiga Tahun 2006-2013.……………………….. 11

Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Kota SalatigaTahun 2009-2013………………. 12

Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu di Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………………….. 13

Gambar 3.4 Penemuan Kasus AFP di Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………………... 15

Gambar 3.5 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) Kota Salatiga Tahun 2008-2013…….. 17

Gambar 3.6 Jumlah Penderita Diobati dan Angka Kesembuhan TB Paru di Kota Salatiga

Tahun 2006-2013…………………………………………………………………...

17

Gambar 3.7 Balita dengan Pneumonia Yang Ditangani Di Kota Salatiga Tahun 2006-

2013…..

18

Gambar 3.8 Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS Kota Salatiga Tahun 2001-2013…………… 19

Gambar 3.9 Penyakit Infeksi Menular Seksual Diobati Di Kota Salatiga Tahun 2006-2013….. 20

Gambar 3.10 Kasus DBD Yang Ditangani Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………………. 21

Gambar 3.11 Jumlah Kasus Diare dan Diare Pada Balita Di Kota Salatiga Tahun 2006-

2013…..

22

Gambar 3.12 Kasus PD3I Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………………………………. 23

Gambar 3.13 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular Di Kota Salatiga Tahun 2013……………. 24

Gambar 3.14 Jumlah Bayi BBLR Kota Salatiga Tahun 2006-2013………….…………………... 25

Gambar 3.15 Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2006-2013……………………………………….. 26

Gambar 4.1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Di Kota Salatiga Tahun 2006-

2013…...

29

Gambar 4.2 Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Kota Salatiga

Tahun 2006-2013…………………………………..……………………………………….

31

Gambar 4.3 Cakupan Pemberian Vitamin A Bagi Ibu Nifas Di Kota Salatiga Th 2006-

2013…

32

Gambar 4.4 Bumil Risti Ditangani Tahun 2006-2013…………………………………………… 33

Page 5: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Gambar 4.5 Prevalensi Ibu Hamil Anemia Kota Salatiga Tahun 2010-2013…………….……… 34

Gambar 4.6 Cakupan Pemberian Tablet Fe Pada Bumil Kota Salatiga Tahun 2006-2013…….. 34

Gambar 4.7

Gambar 4.8a

Cakupan Kunjungan Neonatus Kota Salatiga Tahun 2006-2013…………………..

Cakupan Kunjungan Bayi Kota Salatiga Tahun 2007-2013………………………..

35

36

Gambar 4.8b Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita Dan Prasekolah Tahun

2006-

2013………………...........................................................................................

38

Gambar 4.9 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Tahun 2006-2013……………….. 39

Gambar 4.10 Persentase Balita Ditimbang di Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………….. 40

Gambar 4.11 Persentase Balita Yang Naik Berat Badanya Di Kota Salatiga Tahun 2010-

2013.…

42

Gambar 4.12 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 bln) Di Kota Salatiga

Tahun 2006-2013…………………………………………………………………….

44

Gambar 4.13a

Gambar 4.13b

Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat Kapsul Vitamin A di Kota Salatiga Th. 2008-

2013…………………………………………………………………………………..

Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Kota Salatiga Th. 2006-

2013…

45

46

Gambar 4.14

Gambar 4.15

Cakupan ASI Eksklusif Kota Salatiga Tahun 2008-2013…….…………………….

Cakupan Peserta KB Aktif Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………………..

48

54

Gambar 4.16 Jenis Kontrasepsi Peserta KB Aktif Tahun 2013…………………………………… 54

Gambar 4.17 Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Thaun 2007-2013………………………………… 55

Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013………………........ 56

Gambar 4.19 Pelayanan Gigi Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap Kota Salatiga Tahun

2008-2013………………………………………………………………………………….

57

Gambar 4.20

Gambar 4.21

Gambar 4.22

Peresentase Cakupan Murid SD/MI yang Diperiksa Kesehatan Gigi dan Mulut

Di Kota salatiga Tahun 2008-2013……………………………………………………..

Pelayanan Kesehatan Usila Di Kota Salatiga Tahun 2006-2013…………………….

Persentase Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Kota salatiga Tahun

2013………

54

58

59

63

Page 6: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 6

trata Posyandu Kota Salatiga Tahun 2008-2011…………………………………..

Gambar 4.19 Cakupan ASI Eksklusif Kota salatiga Tahun 2008-2011………………………….. 56

Gambar 5.1 BOR RSU Pemerintah Di Kota Salatiga Tahun 2008-2011……………………….. 61

Gambar 5.2 Persebaran Pegawai Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2011……………………………………………….

64

Gambar 5.3 Rasio Dokter Spesialis Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………... 65

Gambar 5.4 Rasio Dokter Umum Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………….. 65

Gambar 5.5 Rasio Dokter Gigi Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011…………………………….. 66

Gambar 5.6 Rasio Bidan Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011…………………………………… 66

Gambar 5.7 Persentase Anggaran Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2011……………………….. 67

Page 7: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mencapai Kota Salatiga Sehat upaya pembangunan kesehatan

Kota Salatiga tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi harus dilakukan

secara holistik bersama stakeholder, lintas sektor dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan

program pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan maupun

non kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, merupakan data atau

fakta yang perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi.

Peran data dan informasi program pembangunan kesehatan terasa makin diperlukan

guna pengambilan keputusan disetiap program, tahapan dan jenjang administrasi.

Prioritas pembangunan kesehatan tahun 2013 menempatkan pelayanan

kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama pembangunan kesehatan dilanjutkan

dengan pelayanan kesehatan masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular

dan gizi buruk. Program-program tersebut sangat berkaitan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat Kota Salatiga.

Buku Profil Kesehatan Salatiga disusun guna menggambarkan situasi dan

kondisi kesehatan masyarakat Kota Salatiga. Profil Kesehatan Kota Salatiga ini berisi

Page 8: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 8

data dan informasi yang menunjukkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan,

dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota

Salatiga. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kota Salatiga dapat digunakan untuk

mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di Kota Salatiga pada tahun yang

bersangkutan.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Adapun sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Salatiga adalah sebagai berikut

:

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan

sistematika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan data-data tentang gambaran umum Kota Salatiga. Selain uraian

tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini juga

mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor

lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Page 9: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Bab ini berisi uraian indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan

angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan

rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian

dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan

kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK) serta upaya pelayanan kesehatan

lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Salatiga.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan

kesehatan, dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah

lebih lanjut dari profil kesehatan kota Salatiga pada tahun 2013. Selain

keberhasilan–keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal

yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

Page 10: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume (angka pencapaian Kota Salatiga) dan 87 tabel data

indikator kesehatan termasuk indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan.

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. KEADAAN GEOGRAFI

Page 11: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Kota Salatiga di kelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Terletak antara

007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan dan antara 110.27’.56,81” dan

110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Secara morfologi Kota Salatiga

berada di daerah cekungan kaki gunung Merbabu, di antara gunung-gunung kecil

antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong.

Seluruh wilayah Kota Salatiga dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Semarang,

yaitu:

Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan (Desa Pabelan dan Desa Pejaten) dan

Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo, Desa Watu serta Desa Agung)

Sebelah Selatan: Kecamatan Getasan (Desa Sumogawe, Desa Samirono seta

Desa Jetak ) dan Kecamatan Tengaran (Desa Patemon dan Desa Karang

Duren)

Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan (Desa Ujung-Ujung, Desa Sukoharjo

serta Desa Glawan) dan Kecamatan Tengaran (Desa Bener, Desa Tegal

Waton serta Desa Nyamat)

Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang (Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa

Sraten serta Desa Gendongan) dan Kecamatan Getasan (Desa Polobogo).

Secara administrasi Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22

kelurahan. Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2013 tercatat sebesar 5.678,110

Page 12: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 12

hektar atau 56.781 km2. Menurut pemanfaatannya (data tahun 2012), sebagian

besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis 274.259 ha

(44,26%), berpengairan setengah teknis 137.269 ha (22,15 %), berpengairan

sederhana 61.178 ha (9,87%), dan tadah hujan 146.933 ha (23,71%). Lahan kering

yang dipakai untuk tegal/kebon sebesar 79,26% dari total bukan lahan sawah.

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan

topografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Jumlah curah hujan beragam

menurut bulan letak stasiun pengamat. Curah hujan tertinggi (data tahun 2012)

sebesar 449 mm pada bulan Desember, sedangkan hari hujan terbanyak tercatat

selama 16 hari pada bulan Februari.

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2013 (sumber Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil) sebanyak 192.291 jiwa, dengan kepadatan

rata-rata 3 jiwa untuk setiap kilometer persegi. Tingkat kepadatan penduduk

tertinggi di Kecamatan Sidomukti yaitu 3,80 jiwa per kilometer persegi dan yang

terendah kepadatan penduduknya terjadi di Kecamatan Argomulyo yaitu 2,58 jiwa

perkilometer persegi.

Page 13: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 13

Jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 60.362 Rumah Tangga dengan

rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah 3,19 jiwa untuk setiap rumah tangga.

Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sidorejo sebanyak 54.534 jiwa

dan terendah berada di Kecamatan Sidomukti yaitu 43.492 jiwa.

2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis

kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan.

Jumlah Penduduk laki-laki di Salatiga 96.922 jiwa dan jumlah penduduk

Perempuan di Salatiga 95.369 jiwa. Sehingga dapat kita dapatkan Rasio Jenis

Kelaminnya sebesar 101,63. Rincian Data mengenai Rasio Jenis Kelamin (Sex

Ratio) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.2.1. Jumlah Penduduk Kota Salatiga Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex

Rasio tahun 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Rasio

1 2 3 4 5

1 Sidorejo 27.559 26.935 102,47

2 Sidomukti 22.037 21.455 102,71

3 Argomulyo 23.847 23.995 99,38

4 Tingkir 23.439 22.984 101,98

Page 14: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 14

Jumlah 96.922 95.369 98,00

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga

3. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk Kota Salatiga menurut golongan umur dan jenis

kelamin menunjukan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan proposisi

terbesar berada pada kelompok umur 30-34 tahun.

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2013

sebagai berikut :

Tabel.2.2. Jumlah Penduduk Kota Salatiga Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2013

NO KELOMPOK UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1 0 - 4 4,968 4,730 9,698

2 5 - 9 7,846 7,274 15,120

3 10 - 14 7,443 7,092 14,535

4 15 - 19 7,081 6,786 13,867

5 15 - 19 7,081 6,786 13,867

6 20 - 24 7,354 7,044 14,398

7 25 - 29 7,541 7,896 15,437

8 30-34 9,288 9,436 18,724

9 35-39 8,572 8,363 16,935

10 40-44 7,312 7,413 14,725

11 45-49 6,752 7,225 13,977

Page 15: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 15

12 50-54 5,613 6,233 11,846

13 55-59 5,146 5,366 10,512

14 60-64 3,987 3,820 7,807

15 65-69 2,105 2,428 4,533

16 70-74 1,664 2,096 3,760

17 >75 2,697 3,720 6,417

C. KEADAAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2012 yang ditunjukan oleh laju

Pertumbuhan Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar

4,02%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2011, di mana

laju pertumbuhan sebesar 5,24%, maka pada tahun 2012 mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2010 yang ditunjukan oleh laju

Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

sebesar 5,01%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009,

dimana laju pertumbuhan sebesar 4,48%, maka pada tahun 2009 mengalami

penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh dampak dari krisis global yang terjadi

pada akhir tahun 2008 dan sektor riil mengalami dampak yang paling besar.

PDRB atas dasar harga konstan (dalam juta rupiah) tahun 2005 sebesar

722,051.44, tahun 2006 sebesar 752,149.21 , tahun 2007 sebesar 792,679.88,

tahun 2008 sebesar 832,154.88, tahun 2009 869.452,99 dan tahun 2010 sebesar

Page 16: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 16

913.020,05. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2010

yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto atas dasar

harga konstan 2000 semakin membaik, sebesar 5,01 persen meningkat jika

dibandingkan tahun 2008 sebesar 4,20 persen.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima

informasi kesehatan serta kemampuan berperan aktif dalam pembangunan

kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi, pada umumnya

mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga lebih mudah menyerap

dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta dalam mengatasi masalah

kesehatan dirinya dan keluarganya.

Situasi pendidikan penduduk Kota Salatiga tahun 2013 seperti pada tabel 2.3

berikut ini :

Tabel.2.3. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Salatiga Tahun 2013.

N

o

Kecamatan Tdk/Blm

sekolah

Blm tamat

SD/MI

Tmt SD

sederajat

SMP

sederajat

SMA

Sederajat

Diploma Universitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Page 17: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 17

1 Sidorejo 7.910 6.019 9.298 7.822 15501 2.468 5516

2 Sidomukti 6.510 4.646 7.886 6.726 11903 1.870 3951

3 Argomulyo 7.006 5.628 9.898 7.834 12662 1.731 3083

4 Tingkir 6.580 5.777 8.254 7.369 13160 1.919 3364

Jumlah 28.006 22.070 35.336 29.751 53.226 7.988 15.914

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk mengetahui situasi derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat melalui

beberapa indikator antara lain angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Derajat

kesehatan Kota Salatiga dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka

Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu, situasi dan kondisi Angka Kesakitan

(morbiditas), dan status gizi masyarakat, sebagaimana di bawah ini.

Faktor lain yang mempengaruhi derajat kesehatan, baik berasal dari sektor

kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana

kesehatan dan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, dan

faktor lain.

Page 18: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 18

A. ANGKA KEMATIAN

Perjalanan Angka kematian merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

perkembangan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat

permasalahan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka

kematian juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan

pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (0-11 bulan)

per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor

penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil,

tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan sosial

ekonomi.

AKB di Kota Salatiga tahun 2013 sebanyak 40 kasus (15,9/1000 KH)

meningkat jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,4 per 1.000 Kelahiran Hidup

atau sebanyak 31 kasus. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Salatiga

kondisinya mengalami fluktuasi. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan

Page 19: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 19

dan faktor yang kurang dominan. Faktor penyebab kematian bayi tahun 2013

antara lain :

Faktor Penyebab 0-6 hari 7-28 hari 29 hari -1 bln

Asfiksia 18 3 0

BBLR 8 2 1

Kelainan kongenital 1 0 0

Bronchopneumonia 0 0 1

Diare 0 0 1

Lain-lain 2 0 3

Jumlah 29 5 6

Angka Kematian Bayi (AKB) dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu,

status social, ekonomi, usia ibu, tingkat pedndidikan, staus gizi, budaya dll.

Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan kualitas pelayanan

kesehatan, serta kesadaran masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke

norma kehidupan modern (lebih baik) dalam bidang kesehatan merupakan faktor-

faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.

Page 20: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 20

Diharapkan akan terjadi penurunan AKB, seiring dengan upaya-upaya

yang dilakukan. Berbagai upaya yang telah dilakukan antara lain penanganan

mulai dari perawatan masa kehamilan, yaitu pemberian tablet tambah darah / Fe

90 guna mencegah terjadinya pendarahan waktu melahirkan, upaya pemberian

susu ibu hamil yang kurang energi kronis untuk mencegah Berat Bayi Lahir

Rendah ( BBLR ). Disamping itu pemberian vitamin A dua kali pada ibu nifas

akan dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan pada ibu dan bayinya.

Upaya lain yaitu dengan meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dengan

pengembangan manajemen asfeksia, dan BBLR, kunjungan neonatal oleh

petugas kesehatan. Gambaran AKB tahun 2006-2013 dapat dillihat pada gambar

dibawah ini.

11.58

9.8

5.86.8(25 ks)

9.6(29 ks)

7,4(21 ks)

11.4(31 ks)

15.96(40 ks)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar.... Angka Kematian Bayi Kota Salatiga Tahun 2006-2013

Page 21: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 21

2. Angka Kematian Balita ( AKABA )

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian Balita 0-5 tahun per

1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan pada balita, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak,

pelayanan Posyandu, dan tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu serta

faktor kondisi sanitasi lingkungan.

AKABA tahun 2013 sebesar 17,3/1000 KH (43 kasus), tahun 2012 sebesar

12,5/1.000 KH (34 kasus), meningkat bila dibandingkan AKABA tahun 2011

sebesar 7,79/1.000 KH (22 Kasus). AKABA di Kota Salatiga tahun 2009-2012

secara umum meningkat, angka tersebut berturut-turut tahun 2009 sebesar

7,2/1000 kelahiran hidup (26 kasus), tahun 2010 sebesar 10,27/1000

kelahiran hidup (31 kasus), tahun 2011 sebesar 7,79/1000 kelahiran hidup (22

kasus) dan tahun 2012 sebesar 12,5 /1.000 KH (34 kasus), seperti dalam

gambar berikut..

Page 22: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 22

3. Angka Kematian Ibu ( AKI )

Kematian ibu adalah kematian wanita pada masa kehamilan, persalinan sampai

42 hari setelah persalinan, baik sebagai akibat langsung dari kehamilan atau

persalinanya, maupun sebagai akibat tidak langsung dari penyakit lain kecuali

kecelakaan. Lebih 90% kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu

perdarahan, infeksi dan eklamsia. Ketiga penyebab langsung kematian ibu ini

disebut komplikasi kebidanan (komplikasi obstetri). Selain itu, persalinan lama

(lebih dari 12 jam) dan pengguguran kandungan (abortus terinfeksi) dapat

berakibat perdarahan dan atau infeksi. Kurang dari 10% kematian ibu disebabkan

oleh penyebab tidak langsung, misalnya penyakit yang sudah diderita ibu sejak

sebelum hamil atau penyakit lain yang diderita pada masa kehamilan. Keadaan

7.2

10.27

7.79

12.5

17.2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2009 2010 2011 2012 2013

Page 23: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 23

gizi sejak sebelum hamil, kehamilan yang terlalu sering/dekat, terjadi pada usia

terlalu muda atau tua dapat menambah risiko timbulnya gangguan. Kematian ibu

juga diwarnai oleh penyebab mendasar, yaitu rendahnya status wanita, terutama

di pedesaan, dan redahnya tingkat pendidikan.

Di Kota Salatiga tahun 2013 terjadi 7 kasus kematian ibu. Penyebab kematian

ibu adalah 85,7% (6 kasus) disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu

thalasemia, TBC, HIV-AIDS, dicurigai keganasan usus besar, pecahnya pembuluh

darah leher dan terjatuh. Sedangkan kematian ibu yang disebabkan oleh

penyebab langsung yaitu eklampsia sebesar 14,3% ( 1 kasus). Hal ini berbeda

dengan kasus kematian pada tahun sebelumnya yang lebih banyak didominasi

oleh penyebab langsung. Pada tahun 2011 terdapat 6 kasus (212,5/100.000

KH) kematian ibu yang disebabkan karena penyebab langsung sebanyak 4 kasus

dan penyebab tidak langsung sebanyak 2 kasus. Sedangkan pada tahun 2012

terdapat 2 kasus (74,3/100.000 KH) kematian ibu yang disebabkan oleh

penyebab langsung dan tidak langsung. Kematian ibu biasanya juga terjadi

karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,

terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh

terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.

Page 24: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 24

Berbagai upaya penurunan angka kematian ibu telah dilakukan antara lain

penerapan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

yang bertujuan untuk antisipasi dan deteksi dini resiko pada masa kehamilan dan

persalinan yang berbasis masyarakat, Puskesmas PONED serta RS PONEK.

Angka kematian Ibu di Kota Salatiga dapat di lihat pada gambar 3.3. dibawah

ini.

B. ANGKA KESAKITAN

1. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP)

Dalam upaya membebaskan Indonesia dari Penyakit Polio, maka pemerintah

telah melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari

74.73

0

64.7(2 ks)55.14(2 ks)

99.4(3 Ks)

212.5(6 ks)

74.3(2 ks)

279.2(7 ks)

0

50

100

150

200

250

300

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 25: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 25

pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal pada anak balita

maupun PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dan survelans AFP.

Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan

kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi dengan akut (mendadak) dan

bukan disebabkan oleh karena rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus

AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau

kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan

kriteria tertentu.

Definisi cakupan penemuan dan penanganan penyakit AFP adalah jumlah

kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk usia < 15

tahun pertahun di satu wilayah kerja tertentu.

Jumlah kasus AFP yang ditemukan dan ditangani tahun 2013 sebanyak 5

kasus. Penemuan kasus AFP sejak tahun 2006-2013 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 26: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 26

2. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang

yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS,

tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi

komitmen global dalam MDGs.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan

insiden (disefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberkulosis

yang muncul dalam periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu

tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu

0

2

4

2

1

2

2

5

0

1

2

3

4

5

6

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 27: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 27

titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah

kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

Penemuan pasien baru TB Paru BTA (+) adalah penemuan pasien TB

melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati di unit

pelayanan kesehatan dalam satu wilayah kerja pada waktu tertentu.

Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA (+) atau Case Detection Rate

(CDR) adalah persentase jumlah penderita baru TB Paru BTA (+) yang

ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB Paru BTA (+)

dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Angka penemuan kasus TB Paru

BTA (+)sebesar tahun 2013 sebesar 142,72%, angka tersebut meningkat

dikarenakan adanya perbedaan cara perhitungan sejak tahun 2012. Perhitungan

tersebut adalah bahwa penderita TB Paru BTA (+) adalah semua penderita yang

ditemukan di sarana pelayanan kesehatan tanpa melihat status domisili/tempat

tinggal penderita. Sedangkan perhitungan pada sebelum tahu 2012, hanya

penderita yang berdomisili di wilayah Kota Salatiga, sehingga angka penemuan

penderita TB Paru BTA (+) sejak tahun 2012 meningkat. Perlu diketahui bahwa

di Kota Salatiga terdapat RS khusus Paru dr Ario Wirawan dan Balai Kesehatan

Paru Masyarakat (BKPM). Angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) dari tahun

Page 28: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 28

2008-2013 dapat dlihat pada gambar berikut:

Jumlah penderita TB Paru BTA (+) yang diobati dan sembuh dari tahun

2006-2008 dapat dilihat pada angka kesesembuhan, berturut-turut yaitu 100%,

90,50%, dan 29,90%. Sedangkan tahun 2010-2013 adalah 80,85 %, 63,64%,

,69,17% dan 76,73%. Tahun 2013 target Cure Rate atau angka kesembuhan

sebesar 90%.

29.9 26.9 30.9

44.62

99.5

142.72

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 29: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 29

3. Presentase Balita Dengan Pneumonia Ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)

yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau kesukaran bernapas.

Tatalaksana pneumonia adalah diberikannya pelayanan kesehatan sesuai

klasifikasinya, untuk pneumonia ringan dan sedang diberikan antibiotika dan

pneumonia berat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih memadai.

Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani pada tahun 2013

sebesar 544(44%) penderita dari perkiraan kasus sebesar 1.225 sasaran. tahun

2012 sebesar 417 (33,28%) dari jumlah perkiraan 1.253. Angka penemuan

0

50

100

150

200

250

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Diobati 53 76 47 48 48 55 240 202

CR/Sembuh 53 72 43 38 40 35 166 155

Grafik 3.6 Jumlah Penderita Diobati dan Angka Kesembuhan TB Paru di

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 30: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 30

penderita pneumonia dari tahun 2006-2013 berturut- turut adalah 20,39%,

8,77% 41,73%, 37,21%, 52,21%, 41,81%, 33,28% dan 44%. Masih rendahnya

angka penemuan balita dengan pneumonia, dikarenakan petugas kesehatan

masih sangat hati-hati untuk mendiagnosa bahwa pasiennya adalah pneumonia.

Dari semua kasus yang ditemukan seluruhnya (100%) sudah mendapat

penanganan.

4. Persentase HIV/AIDS Ditangani

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Perkiraan Jumlah PneumoniaBalita

1182 4400 1110 1185 1218 990 1253 1225

Pneumonia BalitaDitemukan/Ditangani

241 386 463 441 636 414 417 544

Grafik 3.7 Balita dengan Pneumonia Yang Ditangani Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2013

Page 31: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 31

Sesuai kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit

HIV/AIDS, seluruh penderita HIV/AIDS harus mendapatkan pelayanan sesuai

standar. Tata laksana penderita HIV/AIDS meliputi Voluntary Counseling

Testing`(VCT) yaitu tes konseling secara sukarela, perawatan orang sakit dengan

HIV/AIDS, pengobatan Anti Retroviral (ARV), pengobatan infeksi oportunistik,

dan rujukan kasus spesifik.

Tahun 2013 ditemukan kasus baru penderita HIV/AIDS sebanyak 14 kasus

dan tahun 2012 ditemukan kasus baru penderita HIV/AIDS sebanyak 17 kasus.

Keseluruhan (100%) kasus HIV/AIDS di Kota Salatiga yang ditemukan tersebut

sudah mendapatkan penanganan sesuai standar. Jumlah kasus HIV/AIDS yang

ditemukan dari tahun 2001-2013 di Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 3.8

berikut ini:

Page 32: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 32

5. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin

adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS

adalah Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger Ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi

Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus infeksi menular seksual yang

ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar.

Jumlah kasus IMS di Kota Salatiga dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih

banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang

21

0

9

76

17

27

14

23

12

6

17

14

-5

0

5

10

15

20

25

30

Jml Kasus

Page 33: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 33

ditemukan harus diobati sesuai standar. Di Kota Salatiga semua kasus IMS yang

ditemukan sudah ditangani.

6. Persentase DBD Ditangani

Penderita DBD yang ditangani sesuai standar/SOP adalah penderita DBD

yang didiagnosis dan diobati/dirawat, ditindaklanjuti dengan Penanggulangan

Fokus (PF).

Definisi operasional penderita DBD yang ditangani adalah persentase

penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu satu

tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan /dilaporkan

dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

0

14

2115 2081

1177 1175

953

1337

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 34: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 34

Jumlah penderita DBD dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010

mengalami peningkatan kasus. Hal ini disebabkan oleh karena cuaca yang tidak

menentu sehingga menyebabkan perkembangan jentik nyamuk yang tidak

terkontrol. Jumlah kasus tersebut berturut-turut adalah tahun 2006 sebanyak 57

penderita IR: 38,9/100.000 penduduk, tahun 2007 sebesar 141 kasus (IR: 80,

CFR:0,71), tahun 2008 sebesar 72 kasus (IR: 40, CFR:1,39%), tahun 2009

sebanyak 109 (IR:65, CFR:0,92%), tahun 2010 sebesar 155 kasus (IR:91).

Pada tahun 2011 terjadi penurunan kasus yaitu sebesar 13 kasus (IR:7,4%),

tahun 2012 sebanyak 13 kasus dan tahun 2013 sebanyak 61 kasus. Dari semua

kasus yang ditemukan sudah mendapat penanganan sesuai dengan standar

operasional. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga

dalam rangka penurunan kasus demam berdarah antara lain penggerakan

pemberantasan sarang nyamuk, pemeriksaan jentik berkala, sosialisasi

penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue.

Berikut gambar yang menggambarkan jumlah kasus DBD dari tahun 2006

sampai dengan tahun 2013.

Page 35: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 35

7. Persentase Balita Dengan Diare Ditangani

Definisi operasional penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang

datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu

dalam waktu satu tahun.

Jumlah kasus diare pada balita di tahun 2013 sebanyak 4.745 (115,3%)

dan 2012 sebanyak 5.766 (75%) dari 7.691 kasus diare (perkiraan kasus).

Semua kasus diare baik pada balita maupun non balita sudah mendpat

penanganan (100%).

38.9

80

40

65

91

7.4

12.83

31.72

0 0.71 1.39 0.92 0 0 0 1.6

20 20 20 20 20

55 55 55

-20

0

20

40

60

80

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Incidence Rate (IR)

CFR

target

Page 36: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 36

8. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I)

Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus

(Non Neonatorum), Tetanus Neonatorum, dan Hepatitis. Dalam upaya untuk

membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan komitmen global untuk

menekan turunnya angka kesakitan dan kematian yang lebih banyak dikenal

dengan Eradikasi Polio (ERAPO), Reduksi Campak (Redcam), dan Eliminasi

Tetanus Neonatorum (ETN). Dari tahun 2006 sampai dengan 2013 jumlah kasus

PD3I yang dilaporkan adalah sebagai berikut:

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah perkiraan kasusdiare

4970 4532 5924 6659 6554 7654 7691 4115

Jumlah Diare pada Balitadan ditangani

2979 4532 2003 2380 1994 4276 5766 4745

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Grafik 3.11. Jumlah Kasus Diare dan Diare Pada Balita Di Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2013

Page 37: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 37

9. Penyakit Tidak Menular

Data kasus penyakit tidak menular yang diperoleh antara lain kanker

servik, kanker mamae, kanker hati, kanker paru, diabetes mellitus, angina

pektoris, dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, asma bronkhial dan

kecelakaan lalu lintas.

Faktor resiko terjadinya penyakit tidak menular, dibagi menjadi dua yaitu

faktor genetik yang merupakan faktor yang tidak dapat diubah (unchanged risk

faktor), dan faktor resiko yang dapat diubah (change risk faktor), misalnya, pola

makan yang tidak seimbang, makanan yang mengandung zat adiktif,

mengkonsumsi rokok, kurang berolah raga dan faktor kondisi lingkungan yang

berpengaruh terhadap kesehatan.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Hepatitis B 7 0 0 0 0 4 0

Polio 0 0 0 0 0 0 0

Campak 28 42 53 115 198 168 94

T. Neonatorum 0 0 0 0 0 0 0

Tetanus 2 0 0 0 0 0 0

Pertusis 0 0 0 0 0 0 0

Difteri 2 0 0 0 0 0 0

Grafik 3.12Kasus PD3I Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

Page 38: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 38

Penyakit tidak menular merupakan suatu penyakit yang tidak bisa

disembuhkan secara medis, tetapi hanya bisa dikendalikan. Penyakit tidak

menular juga merupakan penyebab utama kematian tertinggi bila dibandingkan

dengan penyakit menular.

Kasus penyakit tidak menular di Kota Salatiga tahun 2012 dapat dilihat

pada gambar 3.13 berikut:

C. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT

1. Persentase BBLR Ditangani

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan

kurang dari 2.500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil

anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan.

0.35%

10.20%

59.12%

1.62%

18.35%10.33%

0%Neoplasma

DM

Jantung

Stroke

PPOK

Asma

Psikosis

Page 39: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 39

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius,

karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi yang

biasanya akan menjadi penyebab kematian.

Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah di Kota Salatiga tahun

2012 sebesar 5,50% (150 bayi) meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar

3,04% (84 bayi). Persentase bayi berat badan lahir rendah dari tahun 2006-

2010 sebagai berikut 2,81%, 2,12%, 2,90%, 2,45 % dan 2,1 %.

Cakupan penanganan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

untuk tahun 2006 sampai dengan 2012 selalu mencapai 100%.

2. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk

0

1000

2000

3000

4000

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

BBLR 81 62 90 89 61 84 150

Jml Lahir Hidup 2882 2923 3099 3627 3016 2823 2723

2882 2923 30993627

3016 2823 2723

81 62 9089

61 84150

Grafik 3.14Jumlah Bayi BBLR Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

Jml Lahir Hidup BBLR

Page 40: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 40

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi

pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan penentuan

status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya. Penemuan kasus

gizi buruk harus segera ditindaklanjuti dengan tindakan yang jelas, sehingga

penanggulangan gizi buruk memberikan hasil yang optimal.

Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah didasarkan pada 2 kategori yaitu

dengan indikator membandingkan Berat Badan dengan Umur (BB/U) dan

kategori kedua adalah membandingkan Berat Badan dengan Tinggi Badan

(BB/TB). Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan membandingkan berat

badan dengan umur melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang

berada di Bawah Garis Merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka

dilakukan konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator berat badan

menurut tinggi badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka

segera dilakukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman di Posyandu dan

Puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat

ditangani di Puskesmas maka segera dirujuk ke Rumah Sakit.

Jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 3 kasus meningkat dari

tahun 2011 sebesar 2 kasus. Sejak tahun 2008 jumlah gizi buruk sebanyak 17

Page 41: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 41

balita atau 0,18%, tahun 2009 sebanyak 4 kasus atau 0,04 %, dan tahun 2010

sebanyak 3 kasus (0,03%).

3. Persentase Balita Gizi Kurang

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam

MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur (U),

berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam

bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U),

tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status ini menjadi penting karena merupakan salah satu

faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi

seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Jml Balita 11758 12001 11863 12157 9289 10111 12529

Jml Balita Gizi Buruk 26 3 17 4 3 2 3

02000400060008000

100001200014000

Tabel.3.15. Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2006 -2012

Page 42: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 42

kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui

melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun

kualitatif.

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku. Di Indonesia

baku antropometri yang sering digunakan adalah World Health Organization-

National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO-

NCHS status gizi dibagi empat: Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk

kegemukan dan obsitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, gizi

kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM (Protein

Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk

marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwarsiorkor. Persentase balita dengan gizi

kurang (BB/U) Kota Salatiga tahun 2012 sebesar 194 balita (2,01%).

4. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Hasil pemantauan kerawanan pangan dan gizi di wilayah kecamatan di Kota

Salatiga sejak tahun 2006 hingga 2012 memberikan hasil bahwa Kota Salatiga

dengan empat (4) kecamatannya sudah bebas dari rawan pangan dan gizi.

Page 43: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 43

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan

distribusi waktu minimal 1 kali pada semester pertama (usia kehamilan 0-12

minggu), 1 kali pada trisemeter kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan

2 kali pada trisemester ketihga (usia kehamilan 24-36 minggu). Standar

waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap

ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini factor resiko, pencegahan dan

penanganan dini komplikasi kehamilan.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7 T,

yaitu:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

2. Pengukuran tekanan darah;

Page 44: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 44

3. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai status imunisasi;

5. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

6. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk keluarga berencana);

7. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb) dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya).

Untuk menilai cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat digunakan

indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran

ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan

cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang

dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun

waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

Page 45: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 45

Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa cakupan ibu hamil K4 di Kota

Salatiga pada tahun 2013 sebesar 2.945 bumil (93,46%) menurun jika

dibandingkan capaian tahun 2012 dan masih di bawah target (95%).

Berbagai kegiatan telah dilakukan guna peningkatan cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil yaitu dengan semakin mendekatkan akses pelayanan

kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Selain itu untuk

meningkatkan cakupan K4 juga makin diperkuat dengan telah

dikembangkannya Kelas Ibu Hamil. Kelas ibu hamil akan meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dan keluarganya dalam

memperoleh pelayanan kesehatan ibu secara paripurna.

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

K1 92.78% 98.10% 99.10% 91.50% 96.00% 96.30% 96.70% 99.02%

K4 90.90% 96.03% 98.60% 91.20% 92.90% 96.60% 95.40% 93.46%

86.00%

88.00%

90.00%

92.00%

94.00%

96.00%

98.00%

100.00%

Gambar 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4

di Kota Salatiga 2006 - 2013

Page 46: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 46

Adanya bantuan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) juga

berkontribusi dalam meningkatkan cakupan K4. BOK dapat dimanfaatkan

untuk kegiatan luar gedung, seperti pendataan, pelayanan di posyandu,

kunjungan rumah, dan sweeping kasus drop out. Di samping itu program

Jampersal mendukung paket pelayanan antenatal termasuk yang dilakukan

pada saat kunjungan rumah atau sweeping.

b. Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong

agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan

di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses

pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.

Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase

persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih ( Cakupan Pn). Indikator ini

memperlihatkan tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan

pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai target

(90%) yaitu sebesar 100%. Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan sudah mencapai target, namun angka kematian ibu masih

Page 47: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 47

tinggi. Untuk itu program kesehatan ibu dan anak masih tetap menjadi

program prioritas dibidang pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada

gambar 4.2 di bawah ini.

c. Pelayanan Ibu Nifas

Masa sesudah persalinan (Masa Nifas) berpeluang untuk terjadinya

kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan

masa nifas yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak

persalinan. Pelayanan ibu nifas meliputi pemberian vitamin A dosis tinggi ibu

nifas yang kedua dan pemeriksaan kesehatan pasca persalinan untuk

mengetahui apakah terjadi pendarahan pasca persalinan, keluar cairan berbau

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pertolongan persalinanoleh nakes terlatih

84.05% 107% 101.80% 99.60% 95.10% 94.80% 95% 100%

Pertolongan persalianoleh dukun terlatih

3.50% 2.54% 0.66% 0.40% 4.90% 5.20% 0%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Gambar 4.2 Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Nakes

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 48: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 48

dari jalan lahir, demam lebih dari 2 (dua) hari, payudara bengkak kemerahan

disertai rasa sakit dan lain – lain. Kunjungan terhadap ibu nifas yang

dilakukan petugas kesehatan biasanya bersamaan dengan kunjungan

neonatus.

Masa nifas merupakan masa yang rawab, karena ada beberapa resiko

yang mungkin terjadi pada masa ini. Resiko yang mungkin terjadi antara lain

anemia, pre eklampsia, eklampsia, perdarahan, infeksi nifas bhakan depresi

post partum. Hasil pelayanan ibu nifas sbb:

d. Ibu Hamil Risti/Komplikasi Ditangani

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah keadaan ibu hamil yang

mengancam kehidupannya maupun janinnya, misal umur, paritas, interval, dan

tinggi badan. Sedang komplikasi pada proses persalinan adalah keadaan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

74.83%89.18%93.40%

99.60%95,00%89,66%

95.00% 96.40%

Gambar 4.3Cakupan Pemberian Vit A bagi Ibu Nifas

di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

% Cakupan Pemberian Vit A bagi Ibu Nifas

Page 49: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 49

dalam proses persalinan yang mengancam kehidupan dalam proses persalinan

yang mengancam kehidupan ibu maupun janinnya, misalnya perdarahan, pre

eklamsia, infeksi jalan lahir, letak lintang, partus lama, dan lain-lain. Ibu hamil

risiko tinggi dan komplikasi ditangani adalah ibu hamil dengan risiko tinggi dan

komplikasi yang ditemukan untuk mendapat pertolongan pertama dan rujukan

oleh tenaga kesehatan.

Cakupan ibu hamil risiko tinggi dan komplikasi yang ditangani tahun 2013

sebesar 100% (638 kasus) komplikasi. Cakupan penanganan ibu hamil resiko

tinggi dan komplikasi pada tahun-tahun sebelumnya masih di bawah 100%,

dengan adanya tahun 2012 sebesar 42,5%, menurun bila dibandingkan tahun

2011 sebesar 77,28%. Hal ini disebabkan oleh karena kasus-kasus ibu hamil

dengan resiko tinggi yang dilaporkan hanya yang dirujuk ke sarana Kesehatan

lebih tinggi, untuk yang dapat ditangani di Puskesmas, datanya tidak dilaporkan.

Untuk itu pemahaman petugas tentang pencatatan dan pelaporan perlu

ditingkatkan.

Page 50: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 50

e. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan

memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk

meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami

ibu hamil. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar haemoglobin (Hb)

dalam darah kurang dari normal (batasan anemi pada ibu hamil < 11

gram%). Anemi pada ibu hamil menyebabkan pendarahan sebelum atau saat

persalinan, resiko melahirkan BBLR, meningkatnya resiko kematian ibu dan

bayi. Pemberian tablet Fe kepada ibu hamil minimal 90 tablet selama

periode kehamilan. Indikator cakupan pemberian Fe yaitu Fe1 dan Fe3.

Prevalensi ibu hamil anemia dan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil

dapat dilihat pada gambar 4.5 dan Gambar 4.6 berikut ini:

69.31%

92.42%99.80%

52.20%

100%

77.30%

42.12%

100%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.4 Cakupan Bumil Risti Yang Ditangani Di Kota Salatiga Tahun 2006-2013

Bumil Risti yg Ditangani

Page 51: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 51

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

2010 2011 2012 2013

4.06

2.53

3.53

2.11

Gambar 4.5Prevalensi Ibu Hamil Anemia

Kota Salatiga Tahun 2010-2013

Page 52: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 52

2. Pelayanan Kesehatan Anak

a. Cakupan Kunjungan Neonatus

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan memberi pelayanan

kesehatan untuk ibu dan bayinya. Kunjungan Neonatus dibagi tiga yaitu KN1

adalah kunjungan pada 0-2 hari, KN2 adalah kunjungan 2-7 hari dan KN3

adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) di

Kota Salatiga Tahun 2013 sebesar 99,28% dan KN3 sebesar 95,53%.

Cakupan kunjungan neonatus di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebesar

2.395 (95,53%) menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Jml Bumil 3234 2839 3197 3282 3254 3123 3003 3151

Fe1 221 180 2798 3004 2502 2984 2903 3009

Fe3 203 151 2747 2994 2972 3007 2870 2800

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Gambar 4.6 Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Bumil

Kota Salatiga Tahun 2006-2013

Page 53: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 53

2.701 (99,19%). Cakupan kunjungan neonatus dari tahun 2006-2013

berturut-turut adalah 86,58%, 87,82%, 89,03%, 78,72%, 91,4% ,95,7%

,99,19% dan 95,53%. Berbagai upaya telah dilakukan guna pencapaian

kunjungan neonates tersebut antara lain adanya upaya peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui bidan. Selain itu juga upaya

peningkatan kualitas pelayanan tenaga kesehatan melalui pelatihan

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan

neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA.

b. Cakupan Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan

sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali, di luar

kunjungan neonatus. Setelah usia 28 hari, setiap bayi berhak

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Bayi Lahir 3234 2923 3099 3222 3016 2823 2723 2507

KN 2800 2567 2759 2824 2756 2701 2701 2395

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Gambar 4.7 Cakupan Kunjungan Neonatus

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 54: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 54

perkembangannya secara teratur setiap bulan di sarana pelayanan kesehatan.

Cakupan kunjungan bayi Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 95,3%, menurun

bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 111,03%, Cakupan kunjungan

bayi dari tahun 2007-2013 sebagai berikut:

c. Neonatal Risti/ Komplikasi Ditangani

Yang dimaksud dengan resiko tinggi/ komplikasi pada neonatal adalah

keadaan neonatal yang mengancam kehidupannya, misalnya Asfeksia, BBLR,

Tetanus, Infeksi dan lain-lain. Cakupan neonatal risti ditangani Kota Salatiga

tahun 2013 sebesar 97,06% (365 bayi dari 376 sasaran) meningkat jika

dibandingkan tahun 2012 sebesar 42,36%. Cakupan tersebut sudah mencapai

target. Jika dibandingan dengan tahun 2011 sudah ada peningkatan, tahun

0

20

40

60

80

100

120

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan Kunjungan bayi 100.9 96.1 103 97.5 95.68 111 95.3

Target 90 90 90 90 90 90 90

Gambar 4.8Cakupan Kunjungan Bayi Kota Salatiga

Tahun 2007-2013

Page 55: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 55

2011 sebesar 28,3% (120 bayi dari 423 bayi). Cakupan tahun 2007 sebesar

100 % ( 386 bayi), tahun 2008 yaitu 100 % (361 bayi), tahun 2009 sebesar

83,5 % (446 bayi dari 534 bayi), dan tahun 2010 sebesar 68,0% (211 bayi

dari 453).

d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Tidak hanya bayi, Balita atau anak berumur di bawah lima tahun atau 12-59

bulan juga harus mendapatkan perhatian kesehatannya baik gizi maupun

kesehatan secara umum, karena balita merupakan generasi penerus bangsa

yang harus sehat, cerdas dan kuat. Balita di Kota Salatiga tahun 2013

sebesar 12.252 dan yang mendapat pelayanan kesehatan anak balita sebesar

9.847 balita (80,37%) dan tahun 2012 sebesar 12.529, yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sebesar 10.121 (80,8%), meningkat bila dibandingkan

dengan tahun 2011 sebesar 5.395 (53%) dari 10.182 balita yang ada.

e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah

Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah yang

dimaksudkan adalah anak usia 1 – 6 tahun yang dideteksi dini tumbuh

kembang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 2 kali

per tahun. Upaya pembinaan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

Page 56: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 56

kesehatan fisik, mental dan sosial anak dengan perhatian khusus pada

kelompok balita yang merupakan masa kritis atau periode emas tumbuh

kembang.

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah Kota

Salatiga selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 0,15 % pada

tahun 2006 menjadi 19,02 % pada tahun 2008, pada tahun 2009 meningkat

menjadi 53,02 % atau 7.617 balita dari 14.365 balita demikian juga tahun

2010 meningkat menjadi 65,2 %. Pada tahun 2011 sebesar 46,88%. Sejak

tahun 2012 DDTK antara balita dan Anak Prasekolah dipisahkan karena

sasarannya berbeda. DDTK Balita tahun 2012 sebesar 22,6% sedangkan

anak prasekolah sebesar 74,5%. Tahun 2013 DDTK Balita sebesar 86%

(9.847 balita) dan anak prasekolah sebesar 100% (4.447 anak). Secara

rinci cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita seperti gambar 4.8 berikut:

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2012 2013

22.60%

86%74.50%

100%

Gambar 4.8Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan

Anak Prasekolah Kota Salatiga Th. 2012-2013

Balita

Apras

Page 57: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 57

f. Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI

Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkan

kesehatan (promotif) dan upaya pencegahan penyakit (preventif). Salah satu

upaya preventif yang dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan penjaringan

kesehatan anak sekolah (Health Screening), sebagai prosedur pemeriksaan

kesehatan yang bertujuan untuk mengelompokan anak sekolah dalam

berbagai katagori sehat dan sakit yang memerlukan tindakan lebih lanjut,

serta mendapatkan gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti

perkembangan serta pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam

menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI oleh tenaga

kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah pada tahun 2013 ,2012 dan

2011 dari seluruh siswa (100%) sudah mendapat pelayanan kesehatan tahun

2011 sebesar 3.169 siswa dan tahun 2012 sebesar 3.324 siswa. Dan tahun

2013 sebesar 3.554 siawa. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan

setingkat dari tahun 2007-2010 adalah sebanyak 3.088 siswa, 3.094 siswa,

3.103 siswa dari 3.259 siswa (95,2 %), dan tahun 2010 sebanyak 3.112

(93,87%) siswa dari 3.315 siswa.

Page 58: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 58

c. Pelayanan Kesehatan Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa dan terjadi perubahan fisik yang cepat menyamai orang

dewasa, tetapi emosinya belum dapat mengikuti perkembangan jasmaninya,

hal ini sering menimbulkan gejolak sehingga masa ini perlu mendapat

perhatian. Salah satunya adalah pendidikan dan perhatian agar anak

berperilaku sehat, baik secara fisik maupun mental.

Pemeriksaan kesehatan remaja adalah pemeriksaan kesehatan siswa

kelas 1 SLTP dan setingkat, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat melalui

penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS/

kader kesehatan remaja.

Cakupan pemeriksaan kesehatan remaja Kota Salatiga pada tahun

2008 sebesar 15,80 % (5.879 siswa dari 37.210 siswa) dengan target 80 %

100100

100

95.2

93.87

100 100100

90

92

94

96

98

100

102

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Ca

ku

pa

n

Gambar.4.9. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Tahun 2006-2013

Page 59: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 59

(29.768 siswa), tahun 2009 dan 2010 sebesar 94,04% (7.729 siswa dari

8.218 siswa), tahun 2011 sebesar 98% (8.145 siswa dari 8.249 siswa),

tahun 2012 68% dan tahun 2013 sebesar 78%.

3. Pelayanan Gizi a. Pemantauan Pertumbuhan Balita

1). Partisipasi Masyarakat Dalam Penimbangan

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama

program perbaikan gizi yang menitikberatkan pada pencegahan dan

peningkatan keadaan gizi anak. Kegiatan penimbangan terhadap bayi dan

balita yang dilakukan di Posyandu merupakan indikator yang berkaitan

dengan cakupan pelayanan gizi balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar

khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan

cakupan D/S tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A,

cakupan imunisasi, dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Kunjungan balita ke posyandu sangat berkaitan dengan indikator

D/S. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan

kunjungan balita ke Posyandu. Permasalahan tersebut diantaranya adalah

penggerakan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader dan

kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat

Page 60: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 60

pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta

pelaksanaan pembinaan kader. Cakupan penimbangan balita di Posyandu

dapat dilihat pada gambar berikut:

Dari gambar diatas dapat dilihat besar partisipasi masyarakat dalam

penimbangan di Posyandu dengan digambarkan dalam perbandingan jumlah

balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Tahun 2013

balita yang ditimbang sebanyak 9.125 balita dari seluruh balita sebanyak

12.252 balita (74.48%). Angka tersebut masih di bawah target 90%. Hal

ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat untuk membawa balitanya ke

Posyandu masih kurang.

2). Balita Yang Berat Badannya Naik

71

72.34

79

74.22 75.6

80.1

77

74.48

66

68

70

72

74

76

78

80

82

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.10 Persentase Balita Ditimbang Kota Salatiga Tahun 2006-2013

Page 61: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 61

Persentase Balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan

jumlah Balita yang ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan kader

Posyandu dalam memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat

diwilayahnya, sehingga orang tua dapat memberikan makanan cukup gizi

kepada anaknya. Anak sehat bertambah umur akan bertambah berat

badannya dan persentase balita yang naik timbangannya dapat

menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah kerja Posyandu.

Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat pencapaian Balita yang naik

timbangannya antara lain pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi

Balita, penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat

keluarga.

Tahun 2013 balita yang ditimbang sebanyak 9.125 balita dan

yang naik timbangannya sebanyak 6.651 balita (72,89%). Capaian tersebut

masih di bawah target sebesar 80%. Penyebab rendahnya capaian N/D

dikarenakan masih rendahnya peran serta masyarakat dalam kegiatan

posyandu sehingga mempengaruhi keberhasilan program di posyandu.

Upaya yang telah dilakukan adalah dengan mengadakan lomba kader dan

lomba posyandu baik di tingkat Kecamatan/ Puskesmas maupun di tingkat

Kota. Diharapkan dengan kegiatan lomba tersebut diperoleh adanya

Page 62: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 62

peningkatan pengetahuan kader dan kepedulian masyarakat terhadap

Posyandu, sehingga akan berdampak pada peningkatan capaian program di

Posyandu.

Gambar 4.11 Menunjukan capaian N/D Kota Salatiga tahun 2010-2013.

3). Balita Bawah Garis Merah (BGM)

BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat badan

Balita berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak

semua BGM dapat menggambarkan gizi buruk pada Balita dilihat tinggi

badannya, jika tinggi badan sesuai umur maka keadaan ini merupakan titik

awal waspada bagi orang tua untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi,

70.5

71

71.5

72

72.5

73

73.5

2010 2011 2012 2013

71.9571.66

73.37

72.89

Gambar 4.11 Persentase Balita Yang Naik Berat Badanya

Di Kota Salatiga Tahun 2010-2013

Page 63: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 63

namun jika Balita ternyata pendek maka belum tentu anak tersebut

berstatus gizi buruk.

Jumlah balita di bawah garis merah (BGM) tahun 2013 sebanyak

108 balita (1,2%) dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 9.125 balita,

tahun 2012 sebanyak 140 balita (1,5%) dari jumlah balita ditimbang

sebanyak 9.647. Tahun 2008 sebanyak 349 balita atau sebesar 3,72 %

dari jumlah balita yang ada di Kota Salatiga.

Pada tahun 2009 jumlah balita dibawah garis merah menurun jadi

233 (2,58 %) balita dari 9.023 balita yang ditimbang. Tahun 2010 jumlah

balita garis merah meningkat menjadi 235 (2,5%) balita dari 8.289 balita

yang ditimbang, dan tahun 2011 menurun menjadi 2,1% atau sebesar 213

dari 10.111 balita yang ditimbang.

b. Bayi dan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Salah satu upaya program perbaikan gizi masyarakat adalah

melalui pemberian kapsul vitamin A. Program ini bertujuan untuk mencegah

dan menurunkan prevalensi kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita.

Cakupan yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti

efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat. Vitamin A berperan

Page 64: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 64

terhadap penurunan angka kematian dan kesakitan, karena Vitamin A dapat

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak,

diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Vitamin A juga

bermanfaat untuk kesehatan mata dan membantu proses pertumbuhan. Oleh

karena itu vitamin A sangat penting untuk kesehatan dan kelangsungan

hidup.

Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan)

dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis

200.000 SI dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga

bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian

kapsul vitamin A diberkan secara serentak setiap bulan Februari dan

Agustus pada balita usia 6-59 bulan.

Cakupan Balita yang mendapat Vitamin dari tahun 2006 dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Page 65: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 65

c. Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayinya yang

dilaksanakan di rumah dan atau rumah bersalin dengan pertolongan dukun

bayi atau tenaga kesehatan. Suplementasi vitamin A pada ibu nifas

merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A.

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu

nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada

periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas mendapat

kapsul vitamin A di Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 99,92% (2.526 dari

2.528 ibu nifas).

99.14

99.14

99.59

99.19

94.91

99.5499.09

99.66

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.12 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 bulan) di Kota salatiga Tahun 2006-2013

Page 66: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 66

d. Ibu Hamil Mendapat Mendapat 90 Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan

memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk

menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil dan ibu nifas, remaja putri

dan WUS (Wanita Usia Subur). Anemia gizi yaitu suatu kondisi ketika kadar

Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb

disebabkan karena kurangnya asupan zat gizi yang diperlukan untuk

pembentukan komponen Hb terutama zat besi ( Fe). Pemberian tablet besi

ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care).

Efektivitas upaya pemberian tablet besi juga sangat tergantung pada

seberapa besar kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang

diberikan. Cakupan pemberian tablet besi yang tinggi bisa tidak berdampak

102.3

63.1854.44

89.66 95.9899.92

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.13.Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat Kapsul Vitamin A di Kota Salatiga Tahun 2008-2013

Page 67: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 67

pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu hamil dalam menelan tablet

besi masih rendah.

Program pemberian tablet besi sangat terkait dengan pelayanan

kesehatan pada ibu hamil (K1-K4) karena diberikan pada saat ibu hamil

melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Pemberian tablet besi juga

menjadi salah satu syarat terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4. Namun

demikian cakupan kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2013 sebesar

93,46%, yaitu lebih besar dibandingkan dengan capaian pemberian tablet

besi pada ibu hamil sebesar 92,62%. Hasil tersebut sudah bisa dikatakan

ideal karena cakupan tersebut tidak jauh berbeda.

Pemberian tablet Fe kepada ibu hamil ada 2 indikator yaitu Fe1 dan

Fe3. Cakupan Ibu Hamil mendapat tablet Fe adalah cakupan Ibu Hamil

yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya.

Cakupan ibu hamil yang mendapat Fe-3 di Kota Salatiga tahun

2013 sebesar 88,86% (2.800 dari 3.151 ibu hamil) menurun bila

dibandingkan tahun 2012 sebesar 95,57% (2.870 dari 3.003 bumil).

Cakupan sejak tahun 2007 sebesar 5,32%, tahun 2008 sebesar 85,92%.

Pada tahun 2009 cakupan Fe-3 sebesar 84,49 % (2.897 dari 3.429 ibu

Page 68: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 68

hamil), tahun 2010 sebesar 91,33 % (2.972 dari 3.254 ibu hamil) dan

tahun 2011 sebesar 96,29% (3.007 dari 3.123 ibu hamil).

e. Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna

dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan

oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal.

ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada

bayi, dalam keadaan miskin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan

sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh

sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Fe 1 6.34 87.52 91.5 76.89 95.55 96.67 95.49

Fe 3 72.39 5.32 85.92 84.49 91.33 96.29 95.57 88.86

Gambar.4.13 Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 69: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 69

(enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama

makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004

dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air

Susu Ibu Eksklusif. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada

bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau

mengganti dengan makanan atau minuman lain. Bayi yang mendapat ASI

eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6

bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga

merupakan isu global. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula

kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut

laporan UNICEF ( Feat About Breast Feeding) merupakan kekeliruan fatal,

karena meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula,

namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata

memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung,

kanker, obesitas, diabetes dll.

Page 70: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 70

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas capaian ASI Eksklusif

Kota Salatiga pada tahun 2013 sebesar 46,6% (418 dari 897 bayi usia 0-6

bulan), 2012 sebesar 45,12% (601 dari 1.332 bayi usia 0-6 bulan), terjadi

sedikit penurunan bila dibandingkan tahun 2011 yaitu 48,03% (550 dari 1.145

bayi usia 0-6 bln). Berbagai upaya promosi tentang ASI Ekslusif telah

dilakukan oleh Dinas Kesehatan beserta jaringannya. Hal ini dapat dilihat

dengan berdirinya ruang-ruang laktasi di tempat-tempat kerja/perusahaan.

Cakupan ASI Eksklusif Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Beberapa hal yang menghambat pemberiaan ASI eksklusif diantarannya

adalah:

1. Rendahnnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI

dan cara menyusui yang benar.

47.36

35.46 35.9

48.03 45.12 46.6

0

10

20

30

40

50

60

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar. 4.14 Cakupan ASI Eksklusif Kota Salatiga Th.2008-2013

cakupan ASI Ekslusif

Page 71: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 71

2. Kurangnnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas

kesehatan.

3. Faktor sosial budaya.

4. Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.

5. Gencarnya pemasaran susu formula.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

cakupan pemberiaan ASI eksklusif tetap berpedoman pada Sepuluh Langkah

Menuju Keberhasilan Menyusui yaitu:

1) Sarana pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan Peningkatan

Pemberiaan Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin

dikomunikasikan kepada semua petugas.

2) Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan

ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

3) Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksana dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai

umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

4) Membantu ibu menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan

yang dilakukan di ruang bersalin ( inisiasi dini). Apabila ibu mendapat

operasi caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.

Page 72: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 72

5) Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara

mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi

medis.

6) Tidak memberikan makanan dan minuman apapun selain ASI kepada

bayi baru lahir.

7) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi

24 jam sehari.

8) Membantu ibu menyusui semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama

dan frekuensi menyusui.

9) Tidak memberikan dot atau kempeng bayi yang diberi ASI

10) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan

rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit,

rumah bersalin atau sarana pelayanan kesehatan.

Selain hal tersebut diatas, upaya yang dilakukan adalah dengan

melakukan sosialisasi agar di tempat-tempat kerja misalnya

perusahaan, untuk menyediakan pojok ASI.

f. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24

Bulan Keluarga Miskin

Page 73: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 73

Keluarga Miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah kabupaten/kota (TKK) dengan melibatkan Tim Desa dalam

mengidentitaskan nama dan alamat gakin secara tepat sesuai dengan Gakin

yang disepakati. Anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin diberikan

makanan pendamping ASI. Data jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga

miskin yang mendapatkan makanan tambahan ASI(MP-ASI)tahun 2013 0%

dan tahun 2012 sebanyak 79,74% (968 dari 1.214 anak),menurun bila

dibandingkan tahun 2011 sebesar 100% (1.214 anak).

g. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi

pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan

penentuan status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya.

Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindak lanjuti dengan rencana

tindak yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk memberikan hasil

yang optimal.

Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah didasarkan pada 2 kategori yaitu

dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U) dan

kategori kedua adalah membandingkan berat badan dengan tinggi badan

Page 74: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 74

(BB/TB). Skrining pertama dilakukan di Posyandu dengan membandingkan

berat badan dengan umur melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan

balita yang berada di bawah garis merah (BGM) atau dua kali tidak naik

(2T), maka dilakukan konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator

berat badan menurut tinggi badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan

kasus gizi buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi buruk sesuai

pedoman di Posyandu dan Puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit

penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas maka segera

dirujuk ke rumah sakit.

Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang

ditangani di sarana pelayanan kesehatan dan atau di rumah oleh tenaga

kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk. Perkembangan cakupan balita gizi

buruk yang mendapat perawatan tahun 2006 sampai dengan tahun 2013

adalah sebesar 100 % kasus gizi buruk mendapat pelayanan. Jumlah

kasus gizi buruk tahun 2013 sebesar 2 kasus.

h. Wanita Usia Subur yang Mendapat Kapsul Yodium

Page 75: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 75

Pemberian kapsul Yodium kepada sasaran wanita usia subur di

daerah endemik berat dan sedang dimaksudkan untuk mencegah kretinisme

pada bayi. Kota Salatiga tidak termasuk dalam daerah endemik GAKY

yang memerlukan intervensi kapsul yodium.

Kota Salatiga tidak merupakan daerah endemik GAKY sehingga tidak

ada program pemberian kapsul Yodium bagi WUS.

i. Desa Dengan Garam Beryodium yang Baik

Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik,

menggambarkan identitas mutu garam beryodium yang dikonsumsi

penduduk di suatu desa/kelurahan. Sejak tahun 2010 sampai tahun 2013

sudah mencapai 100% Kelurahan di Kota Salatiga masyarakatnya telah

mengkonsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat (mengandung

KJO3 30-80 ppm). Sesuai Kepres No.69 tahun 1994, semua garam yang

beredar di Indonesia harus mengandung yodium. Kebijakan ini berakaitan

dengan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY) di Indonesia. GAKY merupakan masalah gizi yang serius karena

dapat menyebabkan penyakit gondok atau kretin. Kekurangan unsur yodium

dalam makananan sehari-hari dapat menurunkan tingkat kecerdasan

Page 76: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 76

seseorang. Dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium maka

konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium

dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Untuk menghindari

pengaruh sampingan dari onsumsi garam beryodium yang berlebihan maka

dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang

per hari atau sekitar satu sendok teh setiap hari.

j. Keluarga Sadar Gizi

Keluarga sadar gizi (KADARZI) adalah keluarga yang seluruh anggota

keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah

kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil

langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai oleh anggota

keluarganya. Lima indikator kadarzi, yaitu:

a. Keluarga biasa mengkonsumsi aneka ragam makanan

b. Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggota

keluarganya, khususnya balita dan ibu hamil

c. Keluarga hanya menggunakan garam beryodium untuk memasak

makanannya

Page 77: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 77

d. Keluarga memberi dukungan pada ibu melahirkan untuk memberi

ASI ekslusif

e. Keluarga minum suplemen gizi sesuai anjuran

Indikator tersebut digunakan untuk menilai perubahan perilaku gizi anggota

keluarga. Keberhasilan program Kadarzi harus diikuti dengan meningkatnya

status gizi masyarakat.

Pelakasanaan pendataan Kadarzi di Kota Salatiga di laksanakan di 4

Kecamatan yang meliputi 5 indikator, dengan hasil pada tahun 2013 sebagai

berikut :

a. Menimbang berat badan secara teratur sebesar 95,42%.

b. Pemberian ASI eksklusif sebesar 66,81%.

c. Makan aneka ragam makanan sebesar 86,5%

d. Mengkonsumsi garam beryodium sebesar 98,5%.

e. Mengkonsumsi suplemen gizi sesuai anjuran sebesar 92,3%.

Dari 1.136 sampel rumah tangga di Kota Salatiga terdapat 52,82%

keluarga sudah mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi

pada setiap anggota keluarganya (Kadarzi). Dari hasil survey keluarga sadar

gizi diperoleh bahwa di wilayah kecamatan Sidomukti persentase keluarga

sadar gizi paling kecil yaitu sebesar 43,25% sedangkan di Kecamatan Sidorejo

Page 78: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 78

memperoleh persentase paling besar yaitu 67,5%. Cakupan Keluarga Sadar

Gizi di Kota Salatiga belum mencapai target sebesar 80%. Untuk mencapai

target 80% diperlukan adanya gerakan secara menyeluruh dan terpadu dari

mulai keluarga, masyarakat, petugas dan Dinas Kesehatan.

Cakupan keluarga sadar gizi di Kota Salatiga pada tahun 2008 adalah

25,72 %, tahun 2009 sebesar 77,9 %, tahun 2011 sebesar 60,64% dan

tahun 2012 sebesar 63%.

4. Pelayanan Keluarga Berencana

a. Peserta KB Baru

Peserta Keluarga Berencana (KB) Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan atau PUS

yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka

berakhir masa kehamilannya.

Jumlah peserta KB Baru Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 9,9% (2.824

akseptor). Bila dibandingkan terjadi penurunan 2012 sebesar 17,2% (5.075

akseptor). Demikian juga bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

19,4% (5.469 akseptor). Sumber data tersebut berasal dari Puskesmas (data

pasien yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas).

Page 79: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 79

b. Peserta KB Aktif

Cakupan peserta KB aktif tahun 2013 sebesar 69,6% (19.938 dari

28.636 PUS) menurun bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 78,3%

(23.071 dari 29.475 PUS). Cakupan peserta KB Aktif dari tahun 2007-2011

sebesar 96,02 % (26.827 PUS dari 27.938 PUS), 76,46 % (21.094 dari

27.938 PUS), 69,4 % (19.426 dari 27.981 PUS), 71,7% (20.312 dari

28.312 PUS). Dan 76,8% (21.664 dari 28.194 PUS). Cakupan peserta KB

aktif secara rinci seperti pada gambar 4.7. sebagai berikut:

Sedangkan jenis kontrasepsi peserta KB aktif pada tahun 2013 seperti pada

gambar berikut :

90 90.0276.46

69.4 71.7 76.8 78.2769.6

0

20

40

60

80

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Caku

pan

tahun

Gambar. 4.15. Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2006-2013

Page 80: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 80

5. Pelayanan Imunisasi

a. Persentase Desa yang Mencapai “Univeral Child Immunization” (UCI)

Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/ kelurahan di mana minimal 85 %

dari jumlah bayi yang ada di desa/ kelurahan tersebut sudah memperoleh

imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11 bulan)

meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1

dosis campak.

Cakupan desa/ kelurahan UCI di Kota Salatiga sejak tahun 2010 sampai

2013 sudah seluruh kelurahan UCI. Cakupan kelurahan UCI sejak tahun

tahun 2006 sebesar 77,27 % (17 kelurahan), tahun 2007 sebesar 82,00 %

3227

1667

3091

9678

4331

1077

Gambar 4.16Jenis Kontrasepsi Peserta KB Aktif Tahun 2013

IUD MOP/W IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM

Page 81: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 81

(18 kelurahan), tahun 2008 sebesar 54,50 % (12 kelurahan), tahun 2009

sebesar 95,5 % atau 21 Kelurahan.

b. Cakupan Imunisasi Bayi

Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian

dan kecacatan bayi, anak dan balita akibat penyakit PD3I (Penyakit yang

Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis,

Tetanus, Polio Hepatitis B dan Campak.

Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Kota Salatiga tahun 2013

sebesar 115,56%. Capaian tersebut melebihi 100 % dikarenakan adanya bayi

luar wiayah kerja diimunisasi di wilayah Kota Salatiga. Cakupan imunisasi

dasar lengkap bayi dari tahun 2007-2013 dapat dilihat pada gambar 4.17

dibawah ini :

Page 82: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 82

c. Drop Out Imunisasi DPT1-Campak

Dalam rangka mencapai dan mempertahankan UCI desa/ kelurahan,

analisis Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) harus diikuti tindak lanjut.

Dengan gambar PWS akan terlihat dan dapat dianalisis cakupan dan

kecenderungannya setiap bulan, maka dapat segera diketahui kekurangan

cakupan dan beban yang harus dicapai setiap bulan pada periode berikutnya.

Untuk kecenderungan cakupan dapat diketahui dengan indikator Droup Out

(DO). Sesuai dengan kesepakatan kabupaten/kota se-Jawa Tengah indikator

DO maksimal 5%.

Droup Out imunisasi campak pada tahun 2013 sebesar -4.8. Hal ini

dimungkinkan adanya bayi di luar wilayah yang melakukan imunisasi campak

di wilayah Kota Salatiga. DO imunisasi tahun 2006-2012 dapat dilihat pada

gambar berikut:

97.5680

93.7 93.1 96.71

108.06 115.56

0

20

40

60

80

100

120

140

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.17. Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Tahun 2007-2013

Page 83: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 83

d. WUS Mendapat Imunisasi TT

Imunisasi Tetanus Toksoid Wanita Usia Subur adalah pemberian imunisasi

TT pada wanita usia subur (15-39 tahun) sebanyak 5 dosis dengan interval

waktu tertentu yang berguna bagi kekebalan seumur hidup.

Jumlah ibu hamil tahun 2013 sebesar 3.003 yang mendapat TT I

sebesar 1.748 (58,2%), TT2 sebesar 1.486 (49,5%),TT-2+ sebesar 1.665

(55,4%), TT5 sebesar 58 (1,9%)

6. Pelayanan Kesehatan Gigi

a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

DO imunisasi 1.09 11.19 3.91 2.5 7.81 3.4 0.4 -4.8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

Gambar 4.18. DO Imunisasi DPT1-Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013

Page 84: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 84

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan

pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan

dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi

tetap. Indikasi dari perhatian masyarakat bila tumpatan gigi tetap semakin

bertambah banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi

yang merupakan tindakan preventif sebelum gigi tetap rusak dan harus

dicabut, sedang pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif

karena sudah tidak ada alternatif lainnya.

Di tahun 2013 jumlah tumpatan gigi tetap sebanyak 4.987 tindakan dan

jumlah pencabutan gigi tetap sebesar 3.356 tindakan. Dilihat dari ratio

tumpatan dan pencabutan gigi tetap (1,04) dapat disimpulkan bahwa

masyarakat Kota Salatiga masih kurang memperhatikan kesehatan gigi.

Gambar di bawah ini menyajikan jumlah dan ratio pelayanan dasar gigi

Kota Salatiga pada beberapa kurun waktu terakhir :

Page 85: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 85

b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah Upaya

Kesehatan Gigi Sekolah yang merupakan upaya promotif dan preventif

kesehatan gigi khususnya untuk anak sekolah. Kegiatan UKGS meliputi

pemeriksaan gigi pada seluruh murid untuk mendapatkan data murid yang

memerlukan perawatan dasar gigi dan mulut.

Presentase murid SD/MI Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 100%, tahun

2012 yang mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut sebesar 96,6%, dan

tahun 2011 sebesar 100%.

Tumpatan0

2000

4000

6000

8000

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Tumpatan 2660 4727 6438 4022 4345 4987

Cabut Gigi 4001 3246 3870 3910 4185 3356

2660

4727 6438 4022 4345

49874001 3246 3870 3910 41853356

Gambar 4.19. Pelayanan Gigi Tumpatan dan Pemcabutan Gigi Tetap

di Kota Salatiga Tahun 2008-2013

Page 86: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 86

c. Murid SD/ MI Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut

Tahun 2013 jumlah murid SD/MI yang perlu mendapat perawatan

kesehatan gigi dan mulut sebesar 2.201 (70,8%) dari siswa yang mendapat

memerlukan perawatan sebesar 3.109 siswa .Tahun 2012 jumlah murid

SD/MI yang perlu mendapatkan perawatan gigi dan mulut sebesar 5.049

siswa.

7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan usia lanjut yang dimaksudkan adalah pelayanan

kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan termasuk dalam kelompok usia

lanjut adalah kelompok umur lebih atau sama dengan 60 tahun.

2008 2009 2010 2011 2012 2013

% Murid SD/MIDiperiksa

99.29 99.31 100 100 99.6 100

98.8

99

99.2

99.4

99.6

99.8

100

100.2

Gambar 4.20. Persentase Cakupan Murid SD/MI yang Diperiksa Kesehatan Gigi dan Mulut di Kota Salatiga

Tahun 2008-2013

Page 87: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 87

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut tahun 2013 sebesar 72,29%

(11.003 dari 15.221 orang),dan tahun 2012 sebesar 72,29% (10.788 orang dari

14.924 orang) meningkat bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 70,92%.

Cakupan pelayanan kesehatan Usila dari tahun 2008-2010 sebesar 79,08%,

84,3 % (37.700 orang dari 44.727 orang), dan tahun 2010 sebesar 71,07 %.

8. Pelayanan Gawat Darurat dan Kejadian Luar Biasa

a. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan

Kesehatan (RS)

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang

dapat diakses masyarakat merupakan sarana kesehatan yang telah

mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2012

Yankes Lansia 64 70 79.08 84.3 71.07 70.92 72.29 72.29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Gambar 4.21 Pelayanan Kesehatan Usila Di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 88: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 88

standard dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Kemampuan pelayanan gawat darurat yang dimaksud adalah upaya cepat dan

tepat untuk segera mengatasi puncak kegawatan yaitu henti jantung dengan

resusitasi jantung paru otak ( Cardio Pulmonary Cebral Resucitation) agar

kerusakan organ yang terjadi dapat dihindarkan atau ditekan sampai minimal

dengan menggunakan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support/BLS) dan

Bantuan Hidup Lanjut (ALS). Sarana kesehatan yang dimaksud dalam hal ini

adalah Rumah Sakit dan Puskesmas. Rumah Sakit yang mempunyai

kemampuan pelayanan gawat darurat sebanyak 7 RS.

b. Desa/Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa Yang Ditangani < 24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu

desa/kelurahan dalam jangka waktu tertentu. Kejadian Luar Biasa (KLB)

yang sering terjadi di wilayah Kota Salatiga adalah KLB yang disebabkan oleh

penyakit menular dan keracunan makanan. Kejadian KLB seperti Demam

Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Acute Flacid Paralisys (AFP),

keracunan makanan, difteri, campak, diare, bencana serta munculnya penyakit

baru seperti Avian Influenza (Flu Burung), disamping menimbulkan korban

Page 89: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 89

kesakitan dan kematian juga berdampak pada produktivitas masyarakat yang

menurun dan keresahan pada masyarakat. Kondisi tersebut menuntut upaya

secara cepat dan tepat (< 24 jam) untuk menanggulangi setiap KLB.

Data frekuensi KLB penyakit menular, keracunan makanan, dan bencana

selama tahun

Pada tahun 2013 terjadi KLB sebanyak 4 kasus yaitu chikungunya,

keracunan makanan, Diphteri, dan Dengue Shock Syndrome. Chikungunya terjadi

di 2 kelurahan dengan jumlah penderita sebanyak 128 orang dan jumlah

penduduk terancam sebesar 2.240 orang. Keracunan makanan terjadi di 3

kelurahan dengan jumlah penderita sebesar 82 orang dengan jumlah penduduk

terancam sebesar 860 orang. Diphteri terjadi di 2 kelurahan dengan jumlah

penderita 1 orang dan penduduk yang terancam sebanyak 195 orang. Dengue

Shock Syndrome terjadi di 1 kelurahan dengan jumlah kematian/penderita 1 orang

dengan jumlah penduduk terancam sebanyak 246 orang.

9. Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Pelayanan Kesehatan Sektor Informal

Page 90: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 90

Pekerja sektor informal adalah mereka yang bekerja dengan modal skala

kecil dengan ciri-ciri antara lain :

- Bekerja dalam jam kerja yang tidak tetap dan umumnya mempergunakan

tenaga kerja dari lingkungan keluarga sendiri

- Resiko bahaya pekerjaan tinggi

- Keterbatasan sumber daya dalam mengubah lingkungan kerja

- Kesadaran tentang resiko bahaya pekerjaan rendah

- Kondisi pekerjaan tidak ergonomis

- Kurangnya pemeliharaan kesehatan

Berdasarkan kesepakatan pertemuan koordinasi Upaya Kesehatan Kerja

Dinas Kesehatan Kota Salatiga Bulan April Tahun 2014 bahwa sektor informal

adalah perusahaan non direktori (PND) dan Rumah Tangga (RT) dengan

jumlah tenaga kerja kurang 20 orang. Sedangkan sasaran pelayanan

kesehatan informal adalah semua pekerja informal yang ada di wilayahnya.

Cakupan pekerja pada industri informal dan yang mendapat pelayanan

kesehatan kerja di Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 40,19% (95.502 dari

13.689).

b. Pelayanan Kesehatan Sektor Formal

Page 91: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 91

Sasaran pelayanan kesehatan kerja formal adalah semua pekerja pada

perusahaan/tempat kerja formal yang ada di wilayah kerjanya. Sedangkan

cakupan pelayanan kesehatan kerja formal adalah semua pekerja

perusahaan/tempat kerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan kerja

paripurna.

Cakupan pelayanan kesehatan pada pekerja di sektor formal di Kota

Salatiga tahun 2013 sebesar 13,70% (2.573 dari 18.783 pekerja).

10. Upaya Penyuluhan Kesehatan

Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan berencana

yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip

pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan

yang dilakukan pada kelompok sarana tertentu. Sedang penyuluhan massa

adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massa seperti pameran,

pemutaran film, melalui media massa cetak dan elektronik. Penyuluhan yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga beserta jaringannya pada tahun

2013 sebanyak 440 kali penyuluhan kelompok dan 209 kali penyuluhan

penyuluhan massa.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Page 92: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 92

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah telah

berupaya mengembangakan berbagai upaya kesehatan, salah satunya melalui

program jaminan kesehatan. Tujuan pengembangan program ini adalah untuk

merubah pola pembayaran langsung (out of Pocket) yang biasanya dibayar

langsung setelah pelayanan diberikan menjadi penyelenggaraan pemeliharaan

kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan,

yang berkesinambungan dan dengan mutu terjamin serta pembiayaan yang

dilaksankan pra upaya.

Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan terdiri dari kelompok penduduk non

miskin yang membayar sendiri premi jaminan pemeliharaan kesehatannya dan

kelompok masyarakat miskin yang ditanggung oleh pemerintah melalui Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dimana semua biaya

pemeliharaan kesehatan untuk masyarakat miskin semua ditanggung oleh

pemerintah. Selain Jamkesmas, pemerintah daerah/kota juga

menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dengan

tujuan agar masyarakat miskin yang belum tercakup Jamkesmas dapat tercakup

Jamkesda.

Page 93: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 93

Kepesertaan jaminan kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013 terdiri dari: Askes

(14,3%), Jamsostek (5,3%), Askeskin/Jamkesmas (19,7%), Jamkesda

(12,1%), dan lain-lain (10,8 %).

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin

Pelayanan kesehatan yang diberikan bagi pasien masyarakat miskin dan

tidak mampu adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Di

Puskesmas terdiri dari pelayanan rawat jalan tingkat pertama, rawat inap tingkat

pertama, pelayanan gawat darurat, pelayanan transport untuk rujukan pasien

dan persalinan normal di Puskesmas dan jaringannya. Sedangkan di rumah

sakit terdiri pelayanan rawat jalan tingkat lanjut, rawat inap tingkat lanjut,

14.30%

5.30%19.70%

12.10%

10.80%

Gambar 4.22 Persentase Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013

ASKES

JAMSOSTEK

JAMKESMAS

JAMKESDA

LAINNYA

Page 94: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 94

pelayanan obat dan bahan habis pakai, pelayanan penunjang medik, serta

pelayanan tindakan dan operasi.

Jumlah masyarakat miskin tahun 2013 berdasarkan sasaran peserta jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan masyarakat miskin

kota Salatiga sebesar 61.158 jiwa. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan

kesehatan dasar (strata satu) rawat jalan sebesar 45,34%.

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin

Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan rawat

inap di sarana pelayanan kesehatan dasar (strata satu) tahun 2013 sebesar

100 orang (0,16%).

4. Cakupan Rawat Jalan

Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana

pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat jalan di sarana kesehatan di Kota

Salatiga pada tahun 2013 sebesar 457.591 kunjungan, meningkat bila

Page 95: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 95

dibandingkan tahun 2012 sebesar 451.183.dan tahun 2011 sebesar 407.936

pasien.

5. Cakupan Rawat Inap

Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana

pelayanan kesehatan swasta dan pemerintahan di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan di Kota Salatiga

tahun 2013 sebanyak 25.735 kunjungan menurun bila dibandingkan dengan

tahun 2012 sebanyak 25.986.

286.466

287.379

423.720

407.936

451.183

457.591

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

500000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.23 Jumlah Kunjungan Rawat Jalandi Sarana Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2008-2013

kunjungan rawat jalan

Page 96: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 96

6. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan pada pasien yang mengalami

gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir, dan

perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan

dalam melaksanakan peran sosialnnya. Data yang cakupan pelayanan

kesehatan jiwa tahun 2013 sebanyak 5.523 (2,87% dari jumlah penduduk)

kunjungan, meningkat jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 3.169 (1,69%)

dan tahun 2011 sebesar 2.896 (1,62%). Data kunjungan pelayanan kesehatan

jiwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Jumlah kunjungan pelayanan

kesehatan jiwa di sarana kesehatan di wilayah Kota Salatiga tahun 2008-2013

dapat dilihat pada gambar berikut :

44.962

23.142

19.789

25.023 25.986

25.735

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Kunjungan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Tahun 2008-2013

Page 97: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 97

7. Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit

a. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS (GDR)

Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000

penderita keluar. GDR tidak melihat berapa lama psien berada di Rumah

sakit dari masuk sampai meninggal. Nila GDR yang baik tidak lebih dari 45

per 1.000 penderita keluar.

Tahun 2013 Rumah Sakit di Kota Salatiga yang memiliki GDR tertinggi

adalah RSUD Kota Salatiga sebesar 39,4 sedangkan tertinggi kedua adalah

RS Sejahtera Bhakti sebesar 12,3 dan berturut turut RS Tk IV dr Asmir

sebesar 10,3 RS dr Ario Wirawan sebesar 9,7, RS Ananda sebesar 7,3

dan RS Puri Asih sebesar 3,5 per 1.000 penderita keluar.

b. Angka Kematian Penderita yang Dirawat <48 jam (NDR)

811 (0.21%)

2830 (1,03%)

3.621 (2,12%)

2.896(1,62%)

3.169(1,69%)

5.253 (2,87%)

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.24 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Jiwadi Sarana Kesehatan

Di Kota Salatiga Thaun 2008-2013

Page 98: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 98

Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat

untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Asumsinya jika pasien meninggal

setelah mendapatkan perawtan 48 am berarti ada faktor pelayanan rumah

sakit yang terlibat dengann kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien

meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap faktor

keterlambaan psien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama

pasien meninggal. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir

adalah kurang dari 25 per 1.000 penderita keluar.

Pada tahun 2013 nilai NDR di rumah sakit di Kota saltiga masih di bawah

angka 25/1.000 penderita keluar. Nilai NDR RSUD sebesar 18,3, RS dr

Ario Wirawan sebesar 6,3, RS tk Iv dr Asmir sebesar 4,3 per 1.000

penderita keluar.

8. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

a. Pemakaian Tempat Tidur (BOR)

Pelayanan kesehatan (rumah sakit) dapat diukur kinerjanya antara lain

dengan melihat persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed

Occupation Rate (BOR). Pemanfaataan tempat tidur melalui indicator BOR

Page 99: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 99

dengan memperhitungkan jumlah hari perawatan di rumah sakit terhadap

jumlah tempat tidur dan jumlah hari dalam setahun. Angka BOR yang

rendah menunjukan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit

oleh masyarakat. Sedangkan BOR yang tinggi (>85%) menunjukan tingkat

pemanfaatan tempat tidur yang tinggi, sehingga perlu pengembangan rumah

sakit atau penambahan tempat tidur. BOR yang ideal untuk suatu rumah

sakit adalah antara 60% sampai dengan 80%.

Persentase rata-rata pemakaian tempat tidur RSU Pemerintah di Kota

Salatiga pada tahun 2013 adalah 53,8%, RS yang memiliki BOR lebih dari

60% yaitu RS dr Asmir dan RS dr Ario wirawan. Gambaran BOR RSU

Pemerintah tahun 2008-2013 di Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Page 100: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 100

b. Rata-Rata Lama Rawat Seorang Pasien (ALOS)

Average Length of Stay (ALOS) merupakan indicator yang mencerminkan

rata-rata lama hari perawatan yang diperoleh dari perbandingan jumlah hari

perawatan pasien keluar terhadap jumlah pasien keluar baik hidup maupun

mati. ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari. Rata-rata lama rawat

seorang pasien di RSUD Pemerintah Kota Salatiga tahun 2013 sebanyak

4,6 hari, Rumkit Tk IV dr Asmir sebrsar 5,0 hari dan RSPAW sebesar 0,9

hari. ALOS di RSU Pemerintah di Kota Salatiga masih dalam interval ideal.

2009

2010

2011

2012

2013

RSUD 60.3 60.3 60.2 67.8 57.3

RS ARIOWIRAWAN

65.1 64 69.5 75.8 68.5

RS dr.ASMIR 28.4 24.9 63.2 69 71.4

01020304050607080

Gambar 4.25. BOR RSU Pemerintah Di Kota Salatiga Tahun 2008-2013

Page 101: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 101

c. Rata-Rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati (TOI)

Rata-rata selang waktu pemakaian tempaat tidur di rumah sakit diukur

melalui indikator TOI. Angka ideal untuk TOI adalah 1-3 hari.

Tahun 2013 TOI RSUD sebesar 3,4 hari, RSPAW sebesar 0,4 hari dan

Rumkit Tk.IV dr. Asmir sebesar 2,0 hari. Seluruh rumah sakit pemerintah di

0

2

4

6

2009

2010

2011

2012

2013

RSUD 4.3 4.5 4.4 4.1 4.6

RSPAW 5.8 4.2 5.6 5.5 0.9

Rumkit Tk IV drAsmir

3.6 4.2 4.9 4.6 5

Gambar. 4.26. AVLOS RS PEMERINTAHDI KOTA SALATIGA TH 2009-2013

Page 102: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 102

kota Salatiga masih angka TOI masih dalam angka ideal.

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota rumha tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatn di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS,

terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau yaitu : (1) persainan

ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) member ASI ekslusif, (3) menimbang

balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan

0

5

10

15

2009

2010

2011

2012

2013

RSUD 3 2.9 2.9 2 3.4

RSPAW 3.1 3.3 2.5 1.8 0.4

Rumkit dr.Asmir 9.1 12.7 2.9 2.1 2

Gambar 4.27. TOI RS PEMERINTAH DI KOTA SALATIGA TH 2009-2013

Page 103: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 103

air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberatas jentik

di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9)

melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok did ala rumah.

Data hasil pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga pada tahun 2013

dari 1.938 RT yang dipantau sebanyak 1.814 (93,60%) sudah ber-PHBS

sedangkan tahun 2012 dari 2.666 rumah tangga yang dipantau sebanyak

2.342 (87,8%) sudah ber PHBS.

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian

khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor

perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat.

Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan

hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk

menggerakan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan

pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi : (1) Penyediaan Sarana Air Bersih

dan Sanitasi Dasar (2) Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan (3)

Pengendalian dampak risiko lingkungan (4) Pengembangan wilayah sehat.

Page 104: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 104

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai

lintas sektor, peran swasta dan masyarakat di mana pengelolaan kesehatan

lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat

berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor

ikut serta berperan (Perindustriaan, Lingkungan Hidup, Pertaniaan, Cipta Karya dll)

baik kebijakan dan pembangunan fisik dan Departemen/ Dinas Kesehatan sendiri

terfokus kepada hilirya yaitu pengelolaan dampak kesehatan. Sebagai gambaran

pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok

melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan

sebagai berikut :

1. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah

haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk

meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis

penyakit khususnnya penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah

Dengue, Malaria, Flu Burung, TB Paru dan lain-lain.

Page 105: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 105

Tahun 2013 jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 40.335 dan yang

sehat sebanyak 30.077 rumah (74,57%), sedangkan tahun 2012 jumlah

rumah yang diperiksa 39.796 rumah dan jumlah rumah yang sehat sebesar

28.388 rumah (71,3%).

Pada tahun 2010 rumah yang diperiksa sebanyak 16.870 rumah dan yang

memenuhi kriteria rumah sehat sebanyak 13.220 rumah atau 78,36 %, kondisi

ini menurun 14,6% dibandingkan tahun 2011 yaitu dari sampel rumah diperiksa

sebesar 16.707 rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat sebesar 10.427

rumah (62,4%).

2. Akses Terhadap Air Bersih

Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan

penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang

dibangun, melalui Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkunganan yang

ditandatangani oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam

Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum memberikan dampak cukup berarti

terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi

khususnnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi

penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia,

Page 106: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 106

kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan,

pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi

pada semua tingkatan proses pelaksanaan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.

Tahun 2013 jumlah keluarga yang diperiksa sbanyak 57.307 dan yang

memiliki akses tyerhadap sarana air bersih sebanyak 89,4% (51.251 keluarga).

Tahun 2012 jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 51.237 keluarga

(100%) dan yang memiliki akes terhadap air bersih sebesar 78,1% (40.008

keluarga). Pada tahun 2011 jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 16.707

(35,3%) dari total keluarga yang ada sebesar 47.371 keluarga.

3. Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi

kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Tahun 2013

dari keluarga yang diperiksa sebesar 57.307 keluarga, yang memiliki jamban

sebesar 50.035 keuarga. Dari yang dipriksa sebanyak 45.782 (79,9%)

keluaraga memiliki jamban memnuhi syarat kesehatan. Untuk tempat sampah,

dari keluarga yang memiliki tempat sampah sebesar 57.307 (100%) keluarga,

yang memiliki tempat sampah memenuhi syarat kesehatan sebesar 40.239

(70,2%) keluarga. Sedangkan untuk pengelolaan air limbah dari keluarga yang

Page 107: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 107

memiliki sarana pengelolaan air limbah memernuhi syarat kesehatan sebesar

23.338 (75,5%).

4. Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh

badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh

masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas.

Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi yang

memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari

kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebkan gangguan

terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum meliputi sarana wisata, sarana

ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi, dan sosial.

- Sarana wisata, meliputi : hotel berbintang, losmen, salon/ pangkas rambut,

usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung pertemuan/ gedung pertunjukan.

- Sarana ibadah, meliputi : masjid/ mushola, gereja, klentheng, pura, wihara.

- Sarana transportasi, meliputi: terminal, stasiun, pelabuhan udara, pelabuhan

laut, pangkalan sado.

Page 108: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 108

- Sarana ekonomi dan sosial, meliputi: pasar, pusat perbelanjaan, apotik,

sarana/ panti sosial, sarana pendidikan dan sarana kesehatan.

Cakupan tempat – tempat umum yang sehat tahun 2013 sebesar 85,51%

,tahun 2012 sebesar 87,34%. dan tahun 2011 sebesar (93,06%).

5. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Kondisi kesehatan lingkungan pada institusi meliputi institusi pendidikan,

kesehatan, tempat ibadah, kantor dan sarana lain dititik beratkan pada aspek

higiene sarana sanitasi yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan

institusi tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan

lingkungan di institusi adalah pengendalian faktor resiko lingkungan institusi,

70.93%

84.98%

85.10%

93.06%87.34%

85.51%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 4.28. PERSENTASE TUPM SEHAT KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2013

Page 109: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 109

pembinaan kesehatan lingkungan di institusi sekolah dan pondok pesantren,

penilaian lomba sekolah sehat.

Cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di Kota Salatiga pada sarana

pelayanan kesehatan sebesar 94,3% (34 sarana), di sarana pendidikan

sebesar 96,2%(201 institusi), disarana ibadah sebesar 84,6% (385 sarana), di

perkantoran sebesar 88,2% (75 sarana), di sarana lain 74,9%.

6. Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Salah satu kriteria rumah dikatakan sehat adalah bebas jentik nyamuk

aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue. Di Kota

Salatiga , kasus demam berdarah berfluktuasi jumlahnya setiap tahun yang

cenderung meningkat. Demikian juga wilayah yang terjangkit semakin bertambah

luas.

Salah satu upaya pengendalian penyakit Demam Berdarah adalah dengan

pengendalian vektor. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang bertujuan

untuk menekan kepadatan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di

rumah atau bangunan yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum,

sekolah, gudang, dsb.

Page 110: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 110

Indikator keberhasilan program pengendalian vektor adalah rumah atau

bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes aegypti. Cakupan bangunan/rumah

bebas jentik nyamuk aedes aegypti di Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 1.854

(84,27%) dari rumah/bangunan yang diperiksa 2.200 (5,459%).

Page 111: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 111

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan

kesehatan dasar di unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan

Kabupaten/Kota disatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Dalam hal ini

adalah ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Salatiga

pada tahun 2013. Angka ketersediaan obat sesuai kebutuhan sebesar 94%.

Obat pelayanan kesehatan dasar dikategorikan dalam obat esensial dan obat

generik. Obat esesnsial adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu

populasi dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam daftar

Obat Esensial Nasional. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang

ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya. Ketersediaan obat esensial di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan

Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 94%, sedangkan ketersediaan obat generik

sebesar 95%. Hal ini belum mencapai target sebesar 100%, karena terdapat

beberapa item obat yang ketersediaanya belum mencapai 100%.

Page 112: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 112

2. Ketersediaan Obat Narkotika dan Psikotropika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang

dibedakann ke dalam golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang

yang kemudian ditetapkann dalam Keputusan Menteri Kesehatan. Psikotropika

adalah zat atau obat baik ilmiah maupun sintetis bukan narkotika yang

berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Ketersediaan narkotika dan psikotropika sesuai kebutuhan adalah ketersediaan

narkotika dan psikotropika untuk pelayanan dasar di unit pengelola obat dan

perbekalan kesehatan kabupaten/kota di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Ketersediaan narkotika dan psikotropika sesuai kebutuhan di Instalasi

Farmasi Dinas Kesehatan Kota Salatiga pada tahun 2013 sebesar 100%.

3. Penulisan Resep Obat Generik

Page 113: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 113

Penulisan obat generik adalah penulisan resep obat generik di fasilitas

sarana kesehatan pemerintah. Data yang masuk dari Puskesmas, BKPM dan

Rumah Sakit Pemerintah di wilayah Kota Salatiga untuk penulisan resep obat

generik diperoleh sebesar 95%.

4. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan laboratorium kesehatan

yang dapat diakses masyarakat adalah cakupan sarana kesehatan yang telah

mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan

sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam waktu tertentu.

Kemampuan pelayanan laboratorium kesehatan yang dimaksud adalah upaya

pelayanan penunjang medik untuk mendukung dalam pelayanan medik, dimana

untuk menegakan diagnosis dokter di rumah sakit.

5. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis

Dasar

Keseluruhan (100%) Rumah Sakit yang ada di Kota Salatiga sudah

menyelenggarakan empat pelayanan kesehatan spesialis dasar. Empat

pelayanan kesehatan spesialis dasar yaitu spesialis penyakit kebidanan dan

Page 114: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 114

kandungan, spesialis penyakit dalam, psesialis bedah, dan spesialis anak.

Penyelenggaraan empat spesialis dasar berkaitan dengan persyaratan perizinan

pendirian Rumah Sakit.

6. Data Dasar Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah merupakan sarana

pelayanan masyarakat di tingkat dasar. Puskesmas terdiri dari Puskesmas

Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas

Keliling. Jumlah Puskesmas di Kota Salatiga pada tahun 2013 adalah 6

puskesmas ( 5 Puskesmas Non Perawatan, 1 Puskesmas Perawatan),

dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dengan sasaran

penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk per

Puskesmas, maka satu Puskesmas melayani sekitar 32.000 penduduk. Ini

berarti bahwa di Kota Salatiga dengan jumlah 6 puskesmas sudah dapat

memenuhi kebutuhan penduduk.

7. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Page 115: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 115

Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari 3 (tiga) Rumah Sakit, 1(satu)

Puskesmas Perawatan, 5(lima) Puskesmas Non Perawatan, 1(satu) Balai

Kesehatan Paru Masyarakat, 22 Pustu, 1(satu) buah Instalasi Farmasi.

8. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta terdiri dari Rumah Sakit Umum

sebanyak 3 buah, Rumah Sakit Bersalin 4 buah, Balai Pengobatan/klinik

sebanyak 17 buah, Apotek sebanyak 26 buah, praktek dokter perorangan

sebanyak 218 buah.

9. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat terdiri atas Kelurahan

Siaga dan Posyandu. Kelurahan Siaga sebanyak 22 buah (100%) dan

Posyandu sebanyak 287 buah.

Desa/Kelurahan siaga adalah desa/kelurahan yang penduduknya memiliki

kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan

mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan

kesehatan secara mandiri.

Page 116: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 116

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas yang meliputi (KB, KIA, GIZI,

Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA) degan tujuan mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan bayi.

a. Persentase Posyandu Aktif

Jumlah posyandu di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebanyak 287

posyandu dengan kategori pratama sebesar 17,07% (49 posyandu), kategori

madya sebesar 28,92% (83 posyandu), kategori purnama sebesar 39,02%

(112 posyandu), kategori mandiri sebesar 14,98% (43 posyandu).

Perkembangan stata Posyandu dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Page 117: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 117

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak

lima orang atau cakupan kelima kegiatan utamanya dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Posyandu

yang mencapai strata purnama pada tahun 2013 sebanyak 112 posyandu

Pratama Madya Purnama Mandiri

2009 7.6 41.8 41.5 9.02

2010 8.87 43.62 36.52 10.99

2011 14.13 30.04 40.28 15.55

2012 18.73 26.5 38.87 15.9

2013 17.07 28.92 39.02 14.98

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Gambar 5.1. Strata Posyandu Kota Salatiga Th.2008-2013

2009 2010 2011 2012 2013

Page 118: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 118

(39,02%) meningkat bila dibandingkan tahun 2012 mencapai 110 posyandu

(38,87%),

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang

atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Pada tahun 2013 jumlah

Posyandu mandiri sebesar 43 buah (14,98%).

B. TENAGA KESEHATAN

15

2531

44 45 43

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar. 5.2.Jumlah Posyandu Mandiri Kota Salatiga Tahun 2008-2013

Jml PosyanduMandiri

Page 119: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 119

1. Persebaran Tenaga Kesehatan

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui perbaikan

fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan peralatan dan ketenagaan

serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun dengan semakin

tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan

mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan tenaga kesehatan

yang terampil dan mempunyai kompetensi serta professional.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan pelatihan-pelatihan guna

meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan kepada masyarakat.

Jumlah tenaga kesehatan di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebanyak

382 pegawai. Secara kuantitatif jumlah tersebut sudah mencukupi kebutuhan

tenaga Kesehatan di Kota Salatiga, tetapi secara kualitatif masih dibutuhkan

tenaga dengan kualifikasi tertentu, misalnya dokter gigi, dan bidan. Demikian

juga persebaran yang tidak merata pada sarana pelayanan Kesehatan yang ada

di wilayah Kota Salatiga. Persebaran tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan dan

jaringannya pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 120: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 120

Gambar. 5.3. Persebaran Pegawai Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di

Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2013

2. Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk

a. Rasio Tenaga Dokter Spesialis

Jumlah Dokter Spesialis di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebanyak

52 orang dengan rasio per 100.000 penduduk sebesar 27,04 (jumlah

penduduk 192.291 jiwa), tahun 2012 rasio per 100.000 penduduk sebesar

24,6 ( jumlah penduduk 187.132). Rasio tersebut telah melampaui target

Indonesia Sehat 2010 dan standar dari WHO sebesar 6 Per 100.000

penduduk.

DKKPkm.Teg

alrejoPkm.mangunsari

Pkm.Kalicacin

g

Pkm.Cebongan

Pkm.Sid.Kidul

Pkm.Sid.Lor

BKPM

MEDIS 11 6 8 5 10 8 9 5

PARAMEDIS 70 19 18 19 42 29 33 17

NON MEDIS 24 5 5 6 9 4 9 11

0

10

20

30

40

50

60

70

80

MEDIS

PARAMEDIS

NON MEDIS

Page 121: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 121

b. Rasio Tenaga Dokter Umum

Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk tahun 2013 sebesar

56,68 dan tahun 2012 sebesar 59,9. Rasio tersebut telah melampaui target

nasional sebesar 40 per 100.000 penduduk.

c. Rasio Tenaga Dokter Gigi

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio dr. spesialis 14.14 14.95 11.97 15.88 18.9 35.3 24.6 27.04

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Gambar 5.4 Rasio dr. Spesialis di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Rasio dr umum 53.9 53.8 50.3 52.3 56.1 60 59.9 56.7

44464850525456586062

Gambar 5.5. Rasio Dokter Umum di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 122: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 122

Rasio dokter gigi di Kota Salatiga per 100.000 penduduk tahun

2013 sebesar 13,0 sedangkan tahun 2012 sebesar 15,5. Pada tahun

2009 sebesar 15,2 (26 drg), tahun 2010 sebesar 16,1 (29 dokter gigi),

dan tahun 2011 sebesar 9,5 (20 dokter gigi). Rasio tersebut menurun

dan masih dibawah target nasional sebesar 11 per 100.000 penduduk.

d. Rasio Tenaga Bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebesar 135

orang dengan rasio terhadap 100,000 penduduk sebesar 70,21. Pada tahun

2012 sebesar 132 bidan dengan rasio terhadap 100.000 penduduk sebesar

55. Ratio tahun 2009 sebesar 59,4 (101 bidan), tahun 2010 sebesar

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Drg 15.57 15.54 13.58 15.2 16.1 9.5 15.5 13

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Gambar 5.6 Rasio Dokter Gigi di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 123: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 123

60,2 (114 bidan), dan tahun 2011 sebesar 47 (112 bidan). Rasio tersebut

masih di bawah target nasional sebesar 100 per 100.000 penduduk.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan dan RSU

anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Salatiga tahun 2013 sebesar

Rp.60.780.575.046,- dari total APBD Kota Salatiga sebesar

Rp.855.343.918.000,- atau sekitar 9,27 %. Tahun 2012 jumlah anggaran

belanja langsung kesehatan sebesar Rp. 72.264.494.000,- dari anggaran

belanja keseluruhan Kota Salatiga sebesar Rp. 628.860.331.000,- atau sebesar

11,49%. Apabila dihitung dengan belanja tidak langsung maka prosentase

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Bidan 26.34 26.31 24.89 59.4 60.2 47 55 70.21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Gambar 5.7. Rasio Bidan di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2013

Page 124: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 124

anggaran kesehatan terhadap total APBD Kota Salatiga sebesar 18,56%. Pada

tahun 2009, jumlah anggaran belanja langsung kesehatan sebesar Rp.

32.293.887.896 (6,66%) dari anggaran belanja keseluruhan Kota Salatiga

sebesar Rp.485.111.548.463. Tahun 2010 jumlah anggaran belanja langsung

Kesehatan sebesar Rp. 30.961.690.159,-( 6,79%) dari anggaran belanja

keseluruhan Kota Salatiga sebesar Rp. 405.276.646.000,-, dan tahun 2011

sebesar Rp. 30.644.409.900 (6,32%) dari anggaran belanja keseluruhan

sebesar Rp.429.996.499.000.

2. Pembiayaan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan

a. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan

Masyarakat Rentan

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin

dan Rentan merupakan proposisi masyarakat miskin dan masyarakat rentan

yang terlindungi oleh JPK (subsidi pemerintah dan Pemda). Diperoleh dari

jumlah masyarakat miskin dan masyarakat rentan yang memiliki kartu

Askeskin/JPK Maskin per jumlah seluruh masyarakat miskin/rentan.

Page 125: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 125

Jumlah masyarakat miskin Kota Salatiga tahun 2013

berdasarkan data sasaran peserta Jamkesmas dan JKMMS (Jamkesda)

Kota Salatiga sebesar 61.158 jiwa. Tahun 2013 jumlah peserta Asusarnsi

Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) sebesar 37.813 jiwa (19,7 %) dari

jumlah penduduk 192.291 jiwa. Sedangkan peserta Jaminan Kesehatan

Daerah (Jamkesda) sebesar 23.345 jiwa ( 12,15%).

Pembiayaan peserta Jamkesmas oleh APBN dan peserta

Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Salatiga (JKMMS) atau Jamkesda

oleh APBD Kota Salatiga.

Page 126: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 126

BAB VI KESIMPULAN

A. DERAJAT KESEHATAN

a. Mortalitas/Angka Kematian

i. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 7,4 per

1000 kelahiran hidup (21 kasus),meningkat pada tahun 2012 meningkat

menjadi 11,4 per 1000 kelahiran hidup (31 kasus) dan tahun 2013 sebesar

16,0 per 1000 kelahiran hidup (40 kasus).

ii. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 7,79

per 1000 Kelahiran hidup (22 kasus)meningkat pada tahun 2012 sebesar

12,5 per 1000 Kelahiran hidup (34 kasus) dan tahun 2013 sebesar 17,15

per 1000 kelahiran hidup (43 kasus).

iii. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 212,5 per

100.000 kelahiran hidup (6 kasus), tahun 2012 sebesar 73,4 per 100.000

kelahiran hidup (2 kasus) dan tahun 2013 sebesar 279,2 per 100.000

kelahiran hidup (7 kasus)

b. Angka Kesakitan

Page 127: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 127

i. Pada Tahun 2013 di Kota Salatiga ditemukan penderita AFP sebanyak 5

kasus, sedangkan KLB yang terjadi adalah kasus chikungunya, keracunan

makanan, Diphteri, dan Dengue Shock Syndrome.

ii. Jumlah penderita TB Paru BTA (+) yang diobati dan sembuh tahun 2011

sebanyak 35 (63,64%) penderita dari 55 penderita dan tahun 2012

sebesar 166 (69,17%) penderita dari 240 penderita serta tahun 2013

sebesar 155 (76,73%) penderita dari 202 penderita.

iii. Penderita pnemounia yang ditemukan dan ditangani tahun 2011 sebesar

414 (41,8%) dari perkiraan penemuan penderita yang ditargetkan sebesar

990 penderita, tahun 2012 sebesar 417 (33,28%) dari jumlah diperkirakan

sebesar 1.253 dan tahun 2013 sebesar 544 (44%) dari jumlah diperkirakan

sebesar 1.225 penderita.

iv. Kasus baru HIV/AIDS tahun 2011 sebanyak 6 kasus, tahun 2012

sebanyak 17 kasus, dan tahun 2013 sebanyak 14 kasus dan

keseluruhannya sudah mendapatkan penanganan sesuai standar.

v. Pada tahun 2011 ditemukan kasus IMS sebanyak 1.175 penderita, tahun

2012 sebanyak 953 penderita, dan tahun 2013 sebanyak 1.337 penderita

dan seluruhnya mendapat pengobatan.

Page 128: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 128

vi. Penderita DBD yang ditangani pada tahun 2011 sebesar 13 kasus,dan tahun

2012 sebanyak 24 kasus, dan tahun 2013 sebanyak 61 kasus dan semua

kasus sudah ditangani sesuai dengan standar.

vii. Jumlah penderita diare balita yaitu tahun 2011 sebanyak 7.654 kasus,

tahun 2012 sebanyak 5.766 kasus, dan tahun 2013 sebanyak 4.745 kasus

dan keseluruhannya telah mendapatkan penanganan.

viii. Jumlah kasus PD3I yang ditemukan yaitu penderita campak pada tahun

2011 sebesar 168 kasus, tahun 2012 sebesar 64 kasus, dan tahun 2013

ditemukan 1 kasus dhipteri.

c. Angka Status Gizi Masyarakat

i. Cakupan kunjungan neonatus di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 95,7%,

tahun 2012 sebesar 99,19%, dann tahun 2013 sebesar 95,53%.

ii. Cakupan kunjungan bayi di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 95,7%, tahun

2012 sebesar 111,03%, dan tahun 2013 sebesar 95,33%.

iii. Jumlah BBLR tahun 2011 sebesar 84 kasus (3,4%), tahun 2012 meningkat

menjadi 150 bayi (5,50%) dan tahun 2013 sebesar 138 (5,5%).

iv. Kasus gizi buruk tahun 2011 sebanyak 2 kasus (0,02%) dan tahun 2012

sebanyak 3 kasus (0,03%) dan tahun 2013 sebanyak 2 kasus (0,03%).

Page 129: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 129

v. Kota Salatiga dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dengan empat (

4 ) kecamatannya sudah bebas dari rawan pangan dan gizi.

D. SITUASI UPAYA KESEHATAN

11) Pelayanan Kesehatan

a. Pelayanan Kesehatan Ibu

i. Cakupan K4 di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 96,6%, tahun 2012

sebesar 95,44%, dan tahun 2013 sebesar 93,46%.

ii. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota

Salatiga tahun 2011 sebesar 94,8%, tahun 2012 sebesar 95%, dan

tahun 2013 sebesar 99,96%.

iii. Cakupan pemberian Vitamin A bagi ibu nifas di Kota Salatiga tahun

2011 sebesar 89,66%, tahun 2012 sebesar 95%, dan tahun 2013

sebesar 99,92%.

iv. Cakupan ibu hamil resti dan komplikasi yang ditangani tahun 2011

sebesar 77,3%, tahun 2012 sebesar 42,5%, dan tahun 2013 sebesar

100%.

v. Capaian Fe 1 dan Fe 3 di Kota Salatiga tahun 2011 untuk Fe-1

sebesar 95,55% dan Fe-3 sebesar 96,29%, tahun 2012 Fe-1 sebesar

Page 130: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 130

96,66% dan Fe-3 sebesar 95,57%., dan tahun 2013 Fe-1 sebesar

95,49% dan Fe-3 sebesar 88,86%.

b. Pelayanan Kesehatan Anak

i. Cakupan kunjungan neonatus di Kota Salatiga pada tahun 2011

sebesar 2.701 (95,7%), tahun 2012 sebesar 99,19% , dan tahun

2013 sebesar 95,53%.

ii. Cakupan kunjungan bayi Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 95,68% ,

tahun 2012 sebesar 111,03%, dan tahun 2013 sebesar 93,66%.

iii. Cakupan neonatal resti yang tertangani pada tahun 2011 sebesar

28,3%, tahun 2012 sebesar 42,36%, dan tahun 2013 sebesar

97,06%..

iv. Balita di Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 12.252 dan yang

mendapat pelayananan kesehatan sebesar 9.847 (80,37%), tahun

2012 sebesar 12.529 dan yang mendapatkan pelayanan kesehatn

sebesar 10.121 (80,8%), dan tahun 2011 sebesar 5.395 (53%) dari

10.182 balita yang ada.

Page 131: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 131

v. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak pra

sekolah di Kota Salatiga pada tahun 2012 sebesar 22,6% dan tahun

2011 sebesar 46,88%,

vi. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI oleh tenaga

kesehatan/ guru UKS / kader kesehatan sekolah pada tahun 2011

sebesar 3,169 siswa (100%), tahun 2012 sebesar 3.324 siswa

(100%), tahun 2013 sebesar 3.554 siswa (100%)

vii. Cakupan pemeriksaan kesehatan remaja Kota Salatiga pada tahun

2011 sebesar 98% (8.145 siswa dari 8.249 siswa), tahun 2012

sebesar 94,25% ( 8.117 siswa dari 8.612 siswa) dan tahun 2013

sebesar 78%.

3) Pelayanan Gizi

i. Capaian D/S di Kota Salatiga pada tahun 2011 sebesar 80,1%, tahun

2012 sebesar 77%, dan tahun 2013 sebesar 74,5%

ii. Tahun 2013 balita yang ditimbang sebanyak 9.125 balita dan yang

naik timbangannya sebanyak 6.65 balita (72,9%), tahun 2012 balita

yang ditimbang sebanyak 9.647 balita dan yang naik timbangannya

sebanyak 7.160 balita (74,2%).

Page 132: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 132

iii. Jumlah balita di bawah garis merah di Kota Salatiga tahun 2011

sebesar 2,1% (213 balita), tahun 2012 sebesar 1,5% (140 balita), dan

tahun 2013 sebesar 1,2 % (102 balita).

iv. Capaian balita mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2011 balita

dapat Vitamin A sebesar 99,48% (10.129 balita) dan ibu nifas

89,66% (2.671 bufas), dan tahun 2012 balita dapat Vitamin A

sebesar 99,09% (10.416 balita) dan ibu nifas 95,98% (2.752 bufas),

tahun 2013 balita dapat Vitamin A sebesar 99,8% (10.353 balita) dan

ibu nifas 99,92% (2.526 bufas).

v. Cakupan ibu hamil mendapat Fe3 di Kota Salatiga tahun 2011

manjadi 96,29%, tahun 2012 sebesar 95,57%, dan tahun 2013

sebesar 88,86%.

vi. Capaian ASI Eksklusif di Kota Salatiga pada tahun 2011 sebesar

48,03%, tahun 2012 sebesar 45,12%, dan tahun 2013 sebesar

46,60%.

vii. Cakupan bayi BGM Gakin mendapatkan MP-ASI di Kota Salatiga pada

tahun 2011 sebesar 100%, dan tahun 2012 sebesar 79,74%, dan

tahun 2013 tidak ada kegiatan tersebut dikarenakan terdapat

kesalahan petunjuk teknis pengadaan MP-ASI.

Page 133: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 133

viii. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan tahun 2006

sampai dengan 2013 sebesar 100 %.

ix. Berdasarkan jumlah sampel rumah tangga yang dipantau, persentase

rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Kota Salatiga

pada tahun 2011 sebesar 100%, tahun 2012 sebesar 87,8%, dan

tahun 2013 sebesar 93,60%.

x. Dari 1.136 sampel rumah tangga di Kota Salatiga terdapat 52,82%

keluarga sudah mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah

gizi pada setiap anggota keluarganya (Kadarzi).

4) Pelayanan Keluarga Berencana

i. Jumlah peserta KB Baru Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 9,86%

(2.824 akseptor), tahun 2012 sebesar 17,2% yaitu sebesar 5.075

akseptor dan tahun 2011 sebesar 19,4% (5.469 akseptor).

ii. Pada tahun 2011 cakupan peserta KB aktif sebesar 76,84%, tahun

2012 sebesar 90,63%, dan tahun 2013 sebesar 69,63%.

5) Pelayanan Imunisasi

Page 134: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 134

i. Cakupan desa/kelurahan UCI di Kota Salatiga sejak tahun 2010,

samapi dengan tahun 2013 sebesar 100% (22 Kelurahan) artinya

semua kelurahan yang ada di wilayah Kota Salatiga sudah UCI.

ii. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi telah mencapai standar 80 %

yaitu tahun 2011 sebesar 96,7%, tahun 2012 sebesar 108,6%, dan

tahun 2013 sebesar 115,56%.

iii. DO Imunisasi pada tahun tahun 2011 sebesar 3,4 %. tahun 2012

sebesar 0,4%, dan tahun 2013 sebesar -4,85%.

iv. Jumlah ibu hamil tahun 2013 3.151 yang mendapat TT I sebesar 850

(27%), TT2 sebesar 803 (25,5%),TT-2+ sebesar 949 (30,1%).

6) Pelayanana Kesehatan Gigi

i. Pada tahun 2011 di Kota Salatiga rasio tumpatan dan pencabutan gigi

sebesar 1,03 % , tahun 2012 sebesar 1,04%. Dan tahun 2013 sebesar

1,49%.

ii. Persentase murid SD/MI di Kota Salatiga pada tahun 2011 yang

mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut sebesar 100 %, ,tahun 2012

sebesar 96,6%, dan tahun 2013 sebesar 100%

7) Pelayanan Kesehatan Usia Lajut

Page 135: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 135

i. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut di Kota

Salatiga pada tahun 2011 sebesar 70,92%, tahun 2012 sebesar 72,29%

dan tahun 2013 sebesar 72,19%.

8) Pelayanan Gawat Darurat Dan KLB

i. Data frekuensi KLB penyakit menular, keracunan makanan dan bencana

alam di Kota Salatiga terjadi tahun 2011 terjadi 2 KLB keracunan susu

yaitu di kelurahan Blotongan dan Kelurahan Kalicacing. Pada tahun 2012

terjadi KLB chikungunya di 2 kelurahan dan KLB keracunan susu di 1

kelurahan. Tahun 2013 terjadi 4 KLB yaitu chikungunya, keracunan

makanan, Diphteri, dan Dengue Shock Syndrome.

9) Pelayanan Kesehatn Kerja

i. Cakupan pekerja pada industri informal dan yang mendapat pelayanan

kesehatan kerja di Kota Salatiga tahun 2013 sebesar 40,19%

(95.502 dari 13.689).

Page 136: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 136

ii. Cakupan pelayanan kesehatan pada pekerja di sektor formal di Kota

Salatiga tahun 2013 sebesar 13,70% (2.573 dari 18.783 pekerja).

E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

a. Pada Tahun 2011 di Kota Salatiga cakupan kunjungan rawat jalan di sarana

kesehatan sebesar 407.936 kunjungan, tahun 2012 sebesar 451.183

kunjungan, dan tahun 2013 sebanyak 457.591 kunjungan.

b. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan tahun 2011 sebesar 25.023

kunjungan, tahun 2012 sebanyak 25.986 kunjungan dan tahun 2013

sebanyak 25.735 kunjungan.

c. Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 2.896

pasien, tahun 2012 sebesar 3.621 pasien, dan tahun 2013 sebesar 5.523

kunjungan.

d. Persentase rata-rata pemakaian tempat tidur RSU Pemerintah di Kota Salatiga

pada tahun 2013 sebesar 53,76%.

e. Rata-rata lama rawat seorang pasien di RSU Pemerintah Kota Salatiga tahun

2013 sebanyak 2,27 hari.

Page 137: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 137

f. Capaian Turn Of Internal (TOI) rumah sakit umum pemerintah Kota Salatiga

pada tahun 2013 sebesar 1,95 hari

F. PERILAKU MASYARAKAT

a. Data hasil pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga pada tahun 2013 yang

dilakukan terhadap 1.938 rumah tangga sebanyak 1.814 (93,6%) sudah ber

PHBS.

G. PEMBINAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

a. Pada tahun 2011 cakupan rumah sehat sebesar 62,4% dengan memiliki akses

terhadap air bersih sebesar 82,1%, tahun 2012 cakupan rumah sehat sebesar

71,3% dengan akses terhadap air bersih sebesar 78,1%, dan tahun 2013

cakupan rumah sehat sebesar 74,57% dengan akses terhadap air bersih

sebesar 89,4%.

b. Sarana sanitasi dasar di Kota Salatiga tahun 2011 jamban sehat sebesar

76,6%, tempat sampah sebesar 60,31 % dan pengelolaan air limbah yang

Page 138: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 138

memenuhi syarat sebesar 56,5%, tahun 2012 jamban sehat sebesar 92%,

tempat sampah sebesar 96,3% dan pengelolaan air limbah yang memenuhi

syarat sebesar 67,1%, dan tahun 2013 jamban sehat sebesar 79,89%, tempat

sampah sebesar 70,22% dan pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat

sebesar 75,48%.

c. Cakupan tempat-tempat umum yang diperiksa dan yang memenuhi syarat

kesehatan pada tahun 2011 sebesar 93,06% (416 TUPM), tahun 2012

sebesar 87,34%, dan tahun 2013 sebesar 85,51%.

d. Pada tahun 2011 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di institusi di Kota

Salatiga sarana kesehatan 83,0 %, sarana pendidikan 95,6 %, sarana ibadah

53,4 % dan perkantoran 55,9 %, tahun 2012 cakupan pembinaan kesehatan

lingkungan di institusi di Kota Salatiga sarana kesehatan 86,1 %, sarana

pendidikan 95,7 %, sarana ibadah 86,6 % dan perkantoran 92 %, dan tahun

2013 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di institusi di Kota Salatiga

sarana kesehatan 94,3%, sarana pendidikan 96,2%, sarana ibadah 84,6%

dan perkantoran 88,2 %.

e. Cakupan rumah bebas jentik nyamuk aedes aegypti di Kota Salatiga tahun

2011 sebesar 79,42% , tahun 2012 sebesar 93,35%, dan tahun 2013

sebesar 84,27%.

Page 139: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 139

H. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

1. SARANA KESEHATAN

a. Ketersediaan obat tahun 2013 sebesar 94%, obat esessial sebesar 94%,

obat geberik sebesar 95% obat narkotika dan psikotropika sebesar 100%.

b. Tahun 2013 penulisan resep obat generik di Kota Salatiga mencapai

sebesar 95 %.

c. Keseluruhan RS yang ada di Kota Salatiga pada tahun 2013 sudah

menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar.

d. Jumlah puskesmas di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebanyak 6

puskesmas dan sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota

Salatiga.

e. Sarana pelayanan kesehatan pemerintah di Kota Salatiga tahun 2013 terdiri

2 RSU pemerintah, 1 RS Khusus pemerintah, 1 Puskesmas Perawatan, 5

Puskesmas Non Perawatan, 22 Pustu, dan sarana pelayanan kesehatan

Page 140: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 140

swasta yang terdiri RSU sebanyak 3 buah, RSB 1 buah, RB, BP/ Klinik,

Apotek, Toko obat dan Praktek dokter perorangan.

f. UKBM di Kota Salatiga pada tahun 2013 sebanyak 309 buah yang terdiri

dari posyandu sebesar 287 posyandu dan kelurahan siaga sebanyak 22

kelurahan.

2. Tenaga Kesehatan

a. Jumlah tenaga kesehatan di Kota Salatiga pada tahun 2011 sebanyak 967

pegawai yang tersebar di DKK, Puskesmas, Rumah Sakit dan Institusi

kesehatan lainnya, tahun 2012 sebanyak 1.210 pegawai, dan tahun 2013

sebanyak 1.544 tenaga di fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan

sebesar 1.374 dan non kesehatan 170 tenaga .

b. Rasio tenaga dokter spesialis tahun 2013 ratio dokter spesialis sebesar

27,04, dokter umum 56,68 dan dokter gigi sebesar 13 per 100.000

penduduk.

c. Rasio tenaga bidan tahun 2013 sebesar 70,21 % dan tahun 2012

sebesar 55 per 100.000 penduduk.

I. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Page 141: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 141

a. Pada tahun 2010 di Kota Salatiga besarnya pembiayaan kesehatan di Dinas

Kesehatan Kota Salatiga sebesar 6,6 % pada tahun 2010, tahun 2011

menjadi 6,32%, tahun 2012 sebesar 18,56% , dan tahun 2013 sebesar

9,27 % dari total APBD Kota Salatiga.

b. Jumlah masyarakat miskin Kota Salatiga Tahun 2012 yang menjadi peserta

Jamkesmas sebanyak 37.813 jiwa, masyarakat miskin yang menjadi peserta

Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebanyak 23.345 jiwa.

Demikian gambaran hasil pembangunan kesehatan di Kota Salatiga tahun

2013 sebagai wujud nyata kinerja seluruh jajaran sektor kesehatan dan non kesehatan

di Kota Salatiga dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat Kota Salatiga.

Page 142: KATA PENGANTAR - dkksalatiga.orgdkksalatiga.org/files/55278180PROFIL2013.pdf · Gambar 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2013……………… ... Pada lampiran

Profil Kesehatan Kota Salatiga 142