Top Banner
Cases on International Trade Taken From Ray August (International Business Law, 4 th ed) Paripurna P Sugarda Last update 6 April 2010
130

Kasus International Trade

Jun 25, 2015

Download

Documents

dedisopyan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kasus International Trade

Cases on International Trade

Taken From Ray August (International Business Law, 4th ed)

Paripurna P SugardaLast update 6 April 2010

Page 2: Kasus International Trade

KASUS 1:

Pihak-pihak:

1. Asante Technologies, Inc. (Penggugat)

2. PMC-Sierre, Inc.(Tergugat)

Page 3: Kasus International Trade

•Legal Issues:

•Penggugat menggugat tergugat karena wanprestasi dan perbuatan melawan hukum sehubungan dengan tidak dipenuhinya kondisi barang sesuai dengan yang diperjanjikan.

•Penggugat merupakan perusahaan yang berdomisili di Daleware, dan bertempat kedudukan utamanya di Santa Clara County, California.

Page 4: Kasus International Trade

•Penggugat memproduksi network switchers, suatu komponen elektronik yang digunakan untuk menghubungkan komputer satu dengan lainnya dan ke Internet.

•Penggugat membeli dari tergugat ASICs (Application-specific intergrated circuits) yang merupakan pusat kontrol dari network switcher tersebut.

Page 5: Kasus International Trade

•Tergugat adalah perusahaan juga perusahaan Daleware. Tergugat menyatakan bahwa untuk semua keadaan, kantor pusat perusahaan, kantor pemasaran dan penjualan intern, bagian humas, gudang utama, dan semua fungsi disain dan engineering dilokasikan di Burnaby, British Columbia, Canada.

•Tergugat juga menyatakan bahwa ia mempunyai kantor di Portland, Oregon USA tempat di mana para teknisinya berada.

•Produk tergugat dijual di California melalui Unique Technologies, yang merupakan distributor sah tergugat untuk Amerika Utara.

Page 6: Kasus International Trade

Legal Problem:

•Amerika dan Kanada merupakan contracting state dari CISG.

•Apakah CISG berlaku terhadap perjanjian mereka?

Page 7: Kasus International Trade

Pengantar Kasus 2

Page 8: Kasus International Trade

Interpretasi Sales Contract:

•Art. 8 CISG mengatur interpretasi dari pernyataan dan perbuatan dari para pihak.

•Art. 9 CISG berhubungan berhubungan dengan kebiasaan dan praktek.

Page 9: Kasus International Trade

Pasal 8

(1)Untuk tujuaan Konvensi ini, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh dan tindakan lain yang dilakukan oleh salah satu pihak harus ditafsirkan sesuai dengan maksud dari pihak tersebut di mana pihak lainnya mengetahui atau tidak mungkin tidak mengetahui maksud tersebut.

(2) Apabila ayat sebelumnya tidak berlaku, maka pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh dan tindakan dari satu pihak harus ditafsirkan sesuai dengan pemahaman yang ditangkap secara wajar dalam keadaan yang sama oleh pihak dari kalangan yang sama dengan pihak lainnya tersebut.

(3) Dalam menentukan maksud dari satu pihak atau pemahaman yang ditangkap oleh satu pihak secara wajar, pertimbangan yang tepat perlu ditentukan untuk semua keadaan yang berkaitan dengan hal tersebut termasuk negosiasi-negosiasi, setiap praktik yang telah ditentukan bersama oleh para pihak, prosedur, dan setiap tindakan-tindakan berikutnya yang dilakukan oleh para pihak.

Page 10: Kasus International Trade

Pasal 9

(1)Para pihak terikat oleh setiap prosedur terhadap mana mereka telah setuju dan dengan setiap praktik yang telah mereka tentukan bersama.

(2) Para pihak dianggap, kecuali apabila telah disepakati dengan cara lain, telah secara tersirat memberlakukan terhadap kontrak mereka atau pembentukannya sebuah prosedur yang diketahui oleh para pihak atau seharusnya diketahui dan yang di dalam perdagangan internasional diketahui secara luas dan diamati secara reguler oleh para pihak untuk jenis kontrak yang termasuk ke dalam perdagangan terkait.

Page 11: Kasus International Trade

Statements and Conduct of the Parties

•Civil law: Pembentukan kontrak berdasarkan “meeting of the minds” atau “common intent”.

•Disebut: Subjective intent approach: •Aturan yang mengatakan bahwa kontrak harus diinterpretasikan sesuai maksud nyata dan saling pengertian antar para pihak pada saat mereka membuat perjanjian.

•Subjective intent para pihak merupakan bukti utama untuk menafsirkan kontrak-apabila dapat secara wajar dapat dipastikan- dan CISG memperkenankan hakim untuk mempergunakannya dahulu.

•Jadi hakim akan menggunakan subjective intent dari orang yang menyatakan, tetapi hanya apabila “pihak lain tahu atau telah tidak tidak menyadarinya” tentang apa yang dinyatakan oleh orang tersebut.

Page 12: Kasus International Trade

• Apabila maksud dari orang yang menyatakan tersebut tidak jelas, CISG meminta pengadilan untuk melihat “objective intent”.

• Objective intent approach: • Peraturan yang menyatakan bahwa kontrak harus

diinterpretasikan sesuai dengan saling pengertian yang ada pada “reasonable person” pada waktu perjanjian dibuat.

Page 13: Kasus International Trade

KASUS 2:

MCC Marble Ceramic (Penggugat) v. Ceramica (Tergugat)

Page 14: Kasus International Trade

Issues• MCC (Penggugat Banding) adalah perusahaan

Florida bergerak di bidang pengecer ubin, dan Ceramica (Tergugat Banding), adalah perusahaan Italia bergerak di bidang manufaktur ubin keramik.

• Bulan Oktober 1990 Presdir Direktur MCC menemui representatif Ceramica dalam pameran dagang di Bologna, Italia, dan menegosiasikan kesepakatan pembelian ubin keramaik dari Ceramica berdasarkan sample yang telah dilihatnya pada pameran tersebut.

Page 15: Kasus International Trade

Issues

• Menurut MCC, para pihak juga membuat kontrak bersyarat di mana Ceramica setuju untuk menyerahkan kepada MCC ubin keramik tingkat tinggi dengan diskon tertentu jika MCC membeli jumlah ubin dengan jumlah tertentu.

• MCC melengkapi dengan sejumlah formulir pesanan tambahan yang mensyaratkan penyerahan ubin sesuai dengan perjanjian tersebut.

Page 16: Kasus International Trade

Issues

• MCC menggugat Ceramica berdasarkan wanprestasi atas persyaratan kontrak per Feburari 1991 di mana Ceramic gagal untuk memenuhi pesanan bulan April, Mei, dan Agustus 1991.

• Sebagai pembelaan, Ceramica menaggapi bahwa Ceramic tidak wajib untuk memenuhi pesanan MCC karena MCC telah gagal membayar untuk beberapa pengapalan yang lalu. Untuk mendukung posisi ini.

• Ceramic mendasarkan diri pada ketentuan-ketentuan dalam pre-printed dalam kontrak yang telah dilaksanakan MCC.

Page 17: Kasus International Trade

Issues

• Formulir pelaksanaan telah di cetak di Itali dan memuat ketentuan-ketentuan dan kondisi-kondisi baik di halaman muka maupun di halaman belakang.

• Menurut terjemahan bahasa Inggris kontrak Otober 1990, halaman depan dari formulir pesanan tersebut memuat, langsung di bawah tanda tangan Presdir MCC, sebagai berikut:

• The buyer hereby states that he is aware of the sales conditions stated on the reverse and that he expressly approves of them with special reference to those numbered 1-2-3-4-5-6-7-8.

Page 18: Kasus International Trade

Issues

• Klausula 6(b), yang dicetak di halaman belakang formulir menyatakan bahwa:

• Default or delay in payment within the time agreed upon gives Ceramic the right to … suspend or cancel the contract itself and to cancel possible other pending contracts and the buyer does not have the right to indemnification or damages.

Page 19: Kasus International Trade

Issues

• Ceramica juga mengajukan sejumlah tuntutan balik terhadap MCC karena adanya non pembayaran atas penyerahan yang dilakunan Ceramic antara 28 Februari 1991 dan 4 Juli 1991.

• MCC menanggapinya bahwa ubin tersebut berkualitas lebih rendah dari yang diperjanjikan dalam kontrak, dan bahwa, menurut CISG, MCC telah mengurangi pembayaran proporsional dengan cacat-cacat tersebut.

Page 20: Kasus International Trade

Issues

• Ceramica bagaimanapun mencatat bahwa klausula 4 di sebalik kontrak tersebut menyatakan, dalam kaitannya dengan itu:

• Possible complaints for defects of the merchandise must be made in writing by means of a certified letter within and not later than 10 days after receipt of the merchandise …

• Meskipun ada bukti untuk mendukung tuntutan MCC bahwa MCC menuntut kualitas barang yang diserahkan, MCC tidak pernah mengajukan tuntutan secara tertulis.

Page 21: Kasus International Trade

Issues

• MCC tidak mengemukakan fakta yang dijadikan dasar tuntutan tersebut di depan district court, tetapi membuktikan bahwa para pihak tidak pernah bermaksud bahwa ketentuan dan syarat-syarat yang tercetak pada sebalik halaman formulir pesanan diterapkan dalam perjanjian mereka.

• Sebagai buktinya, MCC menyerahkan Surat Pernyataan Presdirnya yang menuntut bahwa MCC tidak mempunyai maksud subyektif untuk terikat oleh ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dan bahwa Ceramica mengetahui maksud ini.

Page 22: Kasus International Trade

Issues

• MCC juga mengajukan pernyataan tertulis dari Silingardi dan Copelli, representatif dari Ceramica pada pemeran dagang tersebut yang mendukung tuntutan MCC bahwa para pihak secara subyektif tidak bermaksud untuk diikat oleh ketentuan-ketentuan di halaman belakang formulir pesanan.

Page 23: Kasus International Trade

Pertanyaan

• Bagaimana keputusan hakim?

Page 24: Kasus International Trade

Diskusi

• Para pihak setuju bahwa CISG berlaku bagi kontrak mereka, karena AS dan Itali sama-sama negara penandatangan konvensi.

• Pasal 8 CISG mengatur interpretasi dari kontrak jual beli internasional dan membentuk dasar banding dari MCC dari pengadilan distrik yang memenangkan Ceramica.

• The Convention does not incorporate a parol (verbal) evidence rule. Parties may wish to exclude reference to prior negotiations. Parties may also wish to exclude reference to usages of trade.

Page 25: Kasus International Trade

Pertanyaan

• Apakah yang dimaksud dengan Kehendak Subyektif (Subjective Intent) menurut CISG?

• Bagaimana makna Parol Evidence Rule dalam CISG?

Page 26: Kasus International Trade

Subjective vs Objective Intent Approach

• Subjective Intent Approach:Aturan yang mengatakan bahwa kontrak harus diinterpretasikan sesuai dengan kehendak nyata dan pemahaman para pihak pada saat mereka membuat kesepakatan.

• Objective Intent Approach:Aturan bahwa kontrak harus diinterpretasikan sesuai dengan pemahaman di mana ‘reasonable person’ akan telah memahaminya pada waktu mereka bersepakat.

Page 27: Kasus International Trade

Negotiations and Parol Evidence Rule

• Negotiations: Diskusi awal untuk mencapai kata sepakat.

• Parol evidence Rule: Ketika kontrak menjelaskan sendiri sebagai telah lengkap dan final, kesepakatan awal atau kesepakatan informal yang dibuat sebelum atau pada waktu kontrak dibuat akan dikesampingkan pada saat mengeinterpretasikannya.

Page 28: Kasus International Trade

Art. 8 (1)

• The “statements…. and other conduct of a party … according to his intent” as long as the other party “knew or could not have been unaware” of that intent.

• Pendeknya: Konvensi meminta suatu peninjauan terhadap kehendak subyektif pihak sepanjang pihak lainnya telah memperhatikan kehendak itu.

Page 29: Kasus International Trade

Art. 8 (3)

• “due consideration is to be given to all relevant circumstances of the case” seems adequate to override any domestic rule that would bar a tribunal from considering the relevance of other agreements..

• Pasal ini membebaskan tribunal dari peraturan domestik yang bisa menghalangi mereka untuk “mempertimbangkan” suatu bukti dari para pihak yang relevan.

• Tambahan fleksibilitas untuk interpretasi ini sesuai dengan perkembangan opini bahwa “parol evidence rule” menyulitkan administrasi transaksi modern.

Page 30: Kasus International Trade

• Kesimpulan??

Page 31: Kasus International Trade

KASUS 3:

United Technologies Internatinal Inc. (US) (Penggugat).

v.Magyar Legi Kozlekedesi Vallalat (Marleve

Hungarian Airlines) (Tergugat)

Page 32: Kasus International Trade

Pokok Perkara• Tegugat merencanakan untuk membeli pesawat jet berbadan

lebar apakah dari Boeing Aircraft Co. of the US atau Airbus Industries of Europe.

• Tergugat merencanakan untuk membeli mesin dari kedua perusahaan tersebut secara terpisah. Setelah selesai negosiasi untuk pembelian mesin dengan Penggugat, Tergugat menolak untuk melanjutkannya dengan pembelian.

• Penggugat menggugat di Pengadilan Metropolitan Budapest untuk mendapatkan penetapan bahwa kontrak yang sah telah terjadi antara Penggugat dan Tergugat.

Page 33: Kasus International Trade

Penawaran

• Penggugat menyerahkan penawaran kepada General Manager Tergugat tanggal 14 Desember 1990.

• Dalam penawaran tersebut tercantum rencana bantuan keuangan, jaminan produk, juga dukungan pelayanan yang mungkin diperlukan untuk mesin PW4056.

• Penawaran tersebut merupakan pembaharuan dari penawaran sebelumnya tanggal 9 November 1990.

Page 34: Kasus International Trade

Penawaran

• Termuat dalam dalam penawaran tersebut bahwa penggugat dengan senang hati menyerahakan proposal dukungan pelayanan yang telah direvisi untuk pembelian Tergugat atas dua pesawat 767-200ER yang dilengkapi mesin dari Penggugat PW4056 (dengan opsi untuk membeli pesawat tersebut yang ke tiga), dan pembelian satu PW4056 mesin cadangan (dengan opsi untuk membeli mesin cadangan yang ke dua), yang kesemuanya akan diserahkan sesuai dengan jadwal yang terdapat pada Lampiran 1.

• Penggugat juga menawarankan diskripsi teknis lengkap dari mesin seri PW4000.

Page 35: Kasus International Trade

Penawaran

• Pasal Y dari penawaran Penggugat diberi judul “Purchase Agreement”. Hal ini menyatakan bahwa pembeli setuju membeli, dan penjual setuju menjual, empat mesin PW4056 baru yang akan dipasangkan pada dua pesawat 767-200ER sesuai dengan jadwal terlampir.

• Pembeli juga diberikan pilihan untuk membeli dua lagi mesin PW4060 jika Tergugat melaksanakan opsi untuk membeli pesawat tambahan 767-200ER.

• Lebih dari itu, Pembeli setuju untuk membeli satu mesin tambahan PW4060 sebagai cadangan.

Page 36: Kasus International Trade

Penawaran

• Perjanjian Pembelian Penggugat juga mencantumkan tanggal jatuh tempo, yakni 21 Desember 1990 bagi pembeli untuk menerima penawaran tersebut.

• Apabila pembeli memerlukan tambahan informasi atau bantuan dapat menghubungi staf legal atau akuntansi.

• Dalam hal ini, penawaran penggugat menyatakan bahwa penerimaan pembeli bersifat “bersyarat” terhadap perjanjian yang disetujui oleh pemerintah dari kedua negara, yakni Hongaria dan Amerika.

Page 37: Kasus International Trade

Perluasan Penawaran

• Dalam dokumen yang terpisah, juga diserahkan kepada Tergugat 14 Desember 1990 bahwa Penggugat menawarkan untuk menjual mesin PW4152 atau mesin PW4156/A.

• Lagi, penawaran ini merupakan penawaran yang diperbarahui berasal dari penawaran per 9 November 1990.

• Juga diuraikan bantuan yang dapat diberikan oleh Pergugat berkaitan dengan pembelian pesawat A310-300 (dengan opsi pembelian ke tiga) yang akan dilengkapi dengan mesin PW4152 atau mesin PW 4156/A (dengan opsi pembelian ke tiga) menurut jadwal terlampir.

Page 38: Kasus International Trade

Perluasan Penawaran

• Selanjutnya, Pasal W dari penawaran tersebut dengan judul “Spare Engine Price”, menyatakan bahwa harga dasar PW4152 baru per buah adalah $5,552,675 dan harga dasar dari mesin baru PW4156/A adalah $5,847,675.

• Tanggal 21 Desember 1990 merupakan hari penerimaan terakhir penawaran Penggugat.

Page 39: Kasus International Trade

Analisis• Para pihak telah menentukan bahwa hubungan mereka diatur

oleh CISG.

• Pasal 14 (1) CISG mengatakan bahwa: Proposal untuk menyepakati sebuah kontrak yang ditujukan kepada satu atau lebih pihak tertentu merupakan penawaran apabila hal tersebut cukup jelas dan menunjukkan maksud dari pihak yang menawarkan untuk menjadi terikat apabila terjadi penerimaan.

• Pasal 14 (2): Proposal dianggap cukup jelas apabila menunjukkan barang dan secara tegas atau tersirat mengatur atau membuat ketentuan untuk menentukan kuantitas dan harga.

Page 40: Kasus International Trade

Pertanyaan

• Apakah proposal Penggugat merupakan penawaran?

• Dalam arti mendiskripsi barang, menyatakan harga dan jumlah barang, serta menyertakan waktu penyerahan?

• Jelaskan.

Page 41: Kasus International Trade

Penerimaan• 21 Desember 1990, Tergugat mengirim surat penerimaan

kepada Penggugat. Hal ini masuk dalam jatuh tempo masa penerimaan.

• Dalam penerimaan tersebut Tergugat memberitahukan bahwa Tergugat telah memilih mesin seri PW4000 untuk aramada pesawat berbadan lebar.

• Diberikan pula alasan teknis dan ekonomis memilih mesin tersebut.

• Surat jelas-jelas menyatakan bawah Tergugat menerima semua ketentuan dan syarat-syarat dalam proposal tanggal 14 Desember 1990.

• Tergugat hanya meminta agar surat harus dirahasiakan sampai para pihak dapat membuat pengumuman publik.

Page 42: Kasus International Trade

• Pasal 18 (1) menyatakan bahwa: Pernyataan yang dibuat oleh atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh penerima penawaran yang menunjukkan persetujuan atas sebuah penawaran adalah penerimaan. Tidak adanya tanggapan atau diam tidak dianggap sebagai penerimaan.

• Pasal 19 (1) menyatakan bahwa: Balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan tetapi memuat tambahan-tambahan, batasan-batasan, atau perubahan lain adalah suatu penolakan terhadap penawaran tersebut dan merupakan kontra penawaran.

Page 43: Kasus International Trade

Pertanyaan

• Apakah permintaan untuk merahasiakan penerimaan sampai para pihak dapat melakukan pengumuman bersama merupakan counter offer?

• Jelaskan.

Page 44: Kasus International Trade

Kondisi Terkait dengan Persetujuan Pemerintah:

• Kondisi Terkait dengan Persetujuan Pemerintah:• Pasal 215(1) KUHPdt Hungaria menyatakan bahwa: Jika penutupan

kontrak mensyaratkan adanya persetujuan dari pihak ketiga, atau persetujuan resmi, kontrak tidak akan berlaku sampai persetujuan tersebut diperoleh.

• Pasal 228(1), menyatakan bahwa apabila para pihak setuju pada ketentuan yang membuat kontrak itu berlaku tergantung pada munculnya kejadian yang belum tentu di masa datang (a condition precedent), perjanjian tidak akan berlaku sampai kejadian tersebut muncul.

• Pasal 228(2), menyatakan bahwa apabila para pihak mengatur pembatalan kontrak atas munculnya suatu kejadian yang belum tentu terjadi di masa yang akan datang (a condition subsequent), perjanjian akan berakhir setelah muncul kejadian tersebut.

• Apakah perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian bersyarat?

Page 45: Kasus International Trade

Pertanyaan

• Apakah perjanjian bersyarat dilarang oleh CISG?

• Dengan demikian apakah perjanjian tersebut sah?

Page 46: Kasus International Trade

Pengantar Kasus 4Penerimaan Penawaran dengan Perbuatan:

Pasal 18

(1)Pernyataan yang dibuat oleh atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh penerima penawaran yang menunjukkan persetujuan atas sebuah penawaran adalah penerimaan. Tidak adanya tanggapan atau diam tidak dianggap sebagai penerimaan.

(2) Penerimaan penawaran mulai berlaku pada saat tanggapan yang menunjukkan persetujuan diterima oleh pihak yang menawarkan. Penerimaan tidak berlaku apabila tanggapan yang menunjukkan persetujuan tidak diterima oleh pihak yang menawarkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkannya atau, apabila tidak ditetapkan jangka waktunya, dalam jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan transaksi, termasuk kecepatan sarana komunikasi yang dipergunakan oleh pihak yang menawarkan. Penawaran secara lisan harus dengan segera diterima kecuali apabila keadaan menunjukkan lain.

LIHAT AYAT 3 (slide berikut)

Page 47: Kasus International Trade

Pasal 18

(3) Meskipun demikian, apabila, berdasarkan penawaran tersebut atau sebagai akibat dari praktik-praktik yang telah ditetapkan bersama oleh para pihak, atau berdasarkan prosedur, penerima penawaran dapat menunjukkan persetujuan dengan melakukan tindakan, misalnya tindakan yang berhubungan dengan pengiriman barang atau pembayaran, tanpa memberitahukan kepada pihak yang menawarkan, maka penerimaan tersebut berlaku pada saat tindakan tersebut dilakukan, dengan ketentuan bahwa tindakan tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang diatur pada ayat sebelumnya.

(Tapi, penawaran, kebiasaan perdagangan, atau praktek para pihak harus dijelaskan bahwa offeree tidak diminta memberitahukan kepada offeror)

Page 48: Kasus International Trade

Penerimaan Penawaran dengan Perbuatan:Misal:Pembeli mengirim penawaran kepada penjual: “Kirim kepada kami 100 unit barang pada harga yang biasa anda berikan untuk diserahkan pada atau sebelum 31 Mei.Penjual menanggapi dengan mengirim barang untuk diserahkan pada 30 Mei.Satu hari setelah barang dikapalkan, pembeli menelpon penjual dan membatalkan penawarannya.

Dapatkah pembeli menarik kembali penawarannya?

Pembeli menggunakan argumen 18(2), bahwa kontrak hanya akan berlaku pad saat ‘indikasi dari persetujuan telah diketahui oleh offeror.’ Di sini pembeli tentu tidak akan mengetahui tentang adanya acceptance sampai barangnya tiba.

Penjual menggunakan argumen 18(3), bahwa offeree ‘dapat memberikan indikasi persetujuannya dengan melakukan suatu tindakan tanpa memberitahu offeror.’ Penjual mengapalkan barangnya sesuai dengan cara yang diminta oleh pembeli, dan penawaran pembeli tidak meminta pemberitahuan tentang penerimaan atau bahkan konfirmasi pengapalan.

Page 49: Kasus International Trade

Withdrawal: Karena penerimaan sewajarnya tidak berlaku sampai pihak yang menawarkan menerimananya, pihak yang menerima penawaran dapat menarik penerimaannya kapan saja sebelum atau simultan dengan penerimaannya.

Rejection: Suatu penolakan akan menjadi berlaku ketika sampai pada pihak yang menawarkan (Pasal 17).

Page 50: Kasus International Trade

Acceptance With Modification:Pasal 19 (3) (3) Ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda berkaitan dengan, antara lain, harga, pembayaran, kualitas, dan kuantitas barang, tempat dan waktu pengiriman, tingkat kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya atau penyelesaian sengketa yang dianggap mengubah ketentuan-ketentuan penawaran secara materiil.

Page 51: Kasus International Trade

Kasus 4

Filanto, SpA (Italia) (Penggugat)

v.

Chilewich International Corp (Chilewich) (New York) (Tergugat)

Page 52: Kasus International Trade

Feb. 28, 1989, agen Chilewich di Inggris, Byerly Jonson, Ltd., menandatangani perjanjian dengan Asosiasi Ekonomi Luar Negeri Soviet (Rasnoexport) yang mewajibkan Byerly Jonson dan Chilewich untuk menyerahkan sepatu kepada RAznoexport di Rusia.

Kontrak tersebut (the Russian Contract) mengandung klausula arbitrase sbb:

All disputes or differences which may arise out of or in connection with the present Contract are to be settled, jurisdiction of ordinary courts being excluded, by the Arbitration at the USSR Chamber of Commerce and Industry, Moscow, in accordance with the Regulations of the said Arbitration.

Page 53: Kasus International Trade

Untuk memenuhi Kontrak tersebut, Chilewhich dan Byerly Jonson bertemu dengan Filanto, yang kemudian mensuplai mereka dengan sepatu berdasarkan perbagai kontrak yang berlaku.

Pada Juli 27, 1989, Mr. Melvin Chilewhich mengirim surat kepada Mr. Antonio Filograna, CEO Filanto, yang menyingkat negosiasi dari pertemuan tersebut dan menyatakan:

Attached please find our contract to cover our purchase from you. Same is governed by the conditions which are enumerated in the standard contract with the Soviet buyers (the Russian Contract), copy of which is also enclosed.

Page 54: Kasus International Trade

Filanto menyatakan telah mengirim jawaban September 2, 1989, yang mengecualikan ketentuan tentang arbitrase dari Russian Contract dan meminta Chilewich untuk menerima counter offer dari Filanto.

Chilewich menyatakan belum menerima pengiriman surat tersebut di atas.

March 13, 1990, Chilewich mengirim Filanto “Memorandum Agreement” untuk mengkonfirmasi bahwa Filanto akan menyerahkan 250.000 pasang sepatu kepada Chilewich.

Memo ini lagi-lagi menunjuk ketentuan arbitrase dalam Russian Contract.

Page 55: Kasus International Trade

Filanto tidak segera merespon dan Chilewich membuka L/C untuk kepentingan Filanto senilai $2,595,600 pada May 11, 1990.

August 7, 1990, Filanto menandatangani dan mengembalikan “Memorandum Agreement.” “Cover letter” Filanto, bagaimanapun memuat pernyataan bahwa ia tidak mau terikat dengan ketentuan-ketentuan dalam Russian Contract termasuk ketentuan arbitrase dan ketentuan yang mengatur mengenai prosedur untuk mengajukan complain.

Page 56: Kasus International Trade

•Chilewich menerima penyerahan dan membayar Filanto untuk 100.000 sepatu pada September 15, 1990.

•Kemudian pada Januari 1991, Chilewich menerima dan membayar lagi 60.000 sepatu.

•Tetapi, karena Chilewich menyatakan bahwa sebagian sepatu mengandung cacat, maka ia tidak membeli yang 90.000 sepatu, sehingga tidak sesuai dengan pesanan pertama.

•Filanto kemudian menggugat ke Pengadilan Federal di New York, May 14, 1991 karena wanprestasi.

•Chilewich menanggapinya dengan memnita Pengadilan untuk menghentikan proses peradilannya karena perkara diadili di Arbitrase Uni Soviet.

Page 57: Kasus International Trade

Apakah CISG berlaku bagi kontrak mereka?

klausula arbitrase di Moscow berlaku bagi kontrak mereka??

Page 58: Kasus International Trade

Alasan Tergugat: (Chilewich):

Memorandum Agreement 13 Maret, yang ditandatangani dan dikirimkan kepada Filanto adalah merupakan penawaran.

Dengan Filanto menahan surat tersebut diikuti dengan penerimaan prestasi Chilewich berdasarkan perjanjian tersebut (pembukaan L/C per 11 Mei) maka Filanto telah “terhalang-estop” untuk menyangkal bahwa ia menerima kontrak.

Page 59: Kasus International Trade

•Meskipun dinyatakan sebagai “argument estopel” (terkait dengan course of dealing), Filanto mempunyai “duty timely to inform Chilewich that it objected to the incorporation by reference of all the terms of the Russian Contract.

•Berdasarkan pandangan ini, pengembalian Memorandum Agreement yang ditandangani Filanto 7 Agustus 1990 yang diikuti dengan covering letter yang mengecualikan berlakunya sebagian dari Russian Contract adalah tidak berlaku secara hukum sebagai penolakan penawaran 13 Maret, karena dilakukan sekitar 5 bulan setelah Filanto menerima penawaran dan 2 bulan setelah Chilewich menerbitkan L/C.

Page 60: Kasus International Trade

• Dari pandangan Chilewich, perbuatan tersebut merupakan usulan untuk perubahan Agreement 13 Maret.

• Chilewich menolak usulan tersebut dengan suratnya tertanggal 7 Agustus kepada Byerly Johnson, dan fax tanggal 29 Agustur oleh Johnson kepada Italian Trading SRL yang diteruskan dan diterima oleh Filanto.

• Dengan demikian, berdasarkan interpretasi ini Filanto terikat oleh Memorandum Agreement.

• Karena perjanjian ini mengatur mengenai ketentuan arbitrase maka Filanto terikat untuk mengikuti arbitrase.

Page 61: Kasus International Trade

• Interpretasi Filanto:

• Tanggapan terhadap Memorandum Agreement tertanggal 7 Agustus adalah merupakan counteroffer.

• Menurut UCC Pasal 2-207, perbuatan ini harus dipandang sebagai penerimaan dengan usulan untuk perubahan substansial.

• Pasal 19 (1) CISG:

• A reply to an offer which purports to be an acceptance but contains additions, limitations or other modifications is a rejection of the offer and constitutes a counteroffer.

Page 62: Kasus International Trade

Pasal 19(1) Balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan tetapi memuat

tambahan-tambahan, batasan-batasan, atau perubahan lain adalah suatu penolakan terhadap penawaran tersebut dan merupakan kontra penawaran.

(2) Meskipun demikian, balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan tetapi memuat ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda yang secara materiil tidak mengubah ketentuan-ketentuan penawaran dianggap sebagai penerimaan, kecuali apabila pihak yang menawarkan, tanpa penundaan yang tidak semestinya, menyampaiakn keberatan secara lisan atas ketidaksesuaian tersebut atau mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan keberatan tersebut. Apabila pihak yang menawarkan tidak keberatan, maka ketentuan-ketentuan kontrak tersebut adalah ketentuan-ketentuan penawaran ditambah dengan perubahan-perubahan yang dimuat di dalam penerimaan.

(3) Ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda berkaitan

dengan, antara lain, harga, pembayaran, kualitas, dan kuantitas barang, tempat dan waktu pengiriman, tingkat kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya atau penyelesaian sengketa yang dianggap mengubah ketentuan-ketentuan penawaran secara materiil.

Page 63: Kasus International Trade

Standar Umum Prestasi:

• Para pihak berhak untuk mendapatkan apa yang mereka harapkan dari kontrak.

• Pihak yang lalai untuk berprestasi berakibat wanprestasi (ingkar janji).

• Jika satu pihak wanprestasi, pihak lain dapat membatalkan kontrak atau meminta dilakukannya prestasi.

Page 64: Kasus International Trade

Pengantar Kasus 5

Page 65: Kasus International Trade

Fundamental Breach:

• Timbul ketika satu pihak lalai secara material untuk menyerahkan apa yang sepatutnya diterima.

• Adalah lalai berprestasi jika secara meterial menghilangkan apa yang pihak berhak mengharapkannya.

Page 66: Kasus International Trade

Pasal 25Pelanggaran terhadap kontrak yang dilakukan oleh salah satu pihak merupakan sesuatu yang mendasar (fundamental) apabila pelanggaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap pihak lainnya yang secara materiil (substantial) menghilangkan apa yang seharusnya diterima berdasarkan kontrak tersebut, kecuali apabila pihak yang melanggar tidak memperkirakannya dan pihak dari kalangan yang sama secara wajar juga tidak dapat memperkirakan hal tersebut dalam keadaan yang sama.

Page 67: Kasus International Trade

Avoidance:

•Pemberitahuan oleh pihak yang membatalkan kontrak dan mengembalikan apa yang telah diterimanya.

•Apabila terjadi fundamental breach, salah satu pemulihan yang tersedia bagi pihak kreditur adalah pembatalan.

•Agar dapat membatalkan kontrak, pihak kreditur harus-dalam semua kasus-memberitahukan pihak debitur dan dapat mengembalikan semua barang yang telah diterimanya.

Page 68: Kasus International Trade

Avoidance:

• Jika kreditur membatalkan kontrak, pembatalan tersebut hanya mengenai kewajiban untuk berprestasi.

• Avoidance tidak membatalkan;

a. Ketentuan dalam kontrak yang menyangkut penyelesain sengketa (seperti arbitrase, pilihan hukum, atau pilihan forum); atau

b. Ketentuan lain yang mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak “akibat dari pembatalan kontrak”.

Page 69: Kasus International Trade

Permintaan Melakukan Prestasi:

• CISG meberikan wewenang kepada kreditur untuk memohon pengadilan “untuk meminta berprestasi” apabila pihak debitur lalai untuk berpretasi.

• Pengadilan tidak wajib mengabulkan permohonan tersebut kecuali pengadilan dapat melakukannya berdasarkan hukum negaranya.

Page 70: Kasus International Trade

Kewajiban Penjual:

1. Menyerahkan barang, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan barang tersebut;

2. Mengalihkan hak kepemilikan atas barang tersebut.

Kapan? Dimana? Dan bagaimana caranya? CISG menyediakan aturan tertentu yang bisa dipakai apabila para pihak tidak menentukannya. Lihat Pasal 31 – 34 CISG.

Page 71: Kasus International Trade

Kewajiban Penjual (lanjutan):

3. Menyerahkan barang dengan jumlah, kualitas dan diskripsi yang diharuskan dalam kontrak. Dalam hal ini, Pembeli wajib memeriksa barang dan segera memberitahukan kepada Penjual apabila barang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Pembeli diberi kesempatan 2 tahun setelah barang diterimanya untuk memberitahukan hal tsb.

4. Menyerahkan barang yang bebas dari hak atau tuntutan pihak ketiga, termasuk hak yang lahir karena HAKI.

Page 72: Kasus International Trade

Kewajiban Pembeli:

1. Membayar harga barang;2. Mengambil barang sesuai kesepakatan;

Page 73: Kasus International Trade

KASUS 5: The Natural Gas CasePihak-Pihak:

Perusahaan Jerman (Penggugat) (Pembeli)Partnership Austria (Tergugat) (Penjual).

Page 74: Kasus International Trade

Posisi Kasus:

• Musim gugur 1990 Penggugat menegosiasikan untuk membeli gas alam dari tergugat.

• Setelah melalui beberapa proposal dan counter proposal, Penggugat mengirim dengan fax kepada Tergugat 18 Desember 1990, menawarkan untuk membeli 700 sampai 800 metrix ton propane gas dari Tergugat.

• Tegugat menanggapi paginya untuk menyerahkankepada Penggugat di Belgia dengan harga $376 per ton.

• Pada tanggal 19 Desember 1990, Penggugat mengirim konfirmasi fax menyetujui harga dan menyetujui ketentuan-ketentuan lainnya dalam kontrak termasuk bahwa propane akan dikapalkan dengan tanker dari US pada 2 Januari 1991.

Page 75: Kasus International Trade

• Penggugat setuju untuk mengamankan pembeliannya dengan L/C.

• Pada fax jam 14.16, Penggugat minta kepada Tergugat untuk menentukan tempat di Amerka di mana gas akan dimuat pada tanker asing, karena bank Penggugat memerlukan informasi ini sebelum menerbitkan L/C.

• Pada jam 15.19 Tergugat menjawab dengan fax menyatakan bahwa Tergugat sedang menunggu informasi dari AS tempat di mana gas akan dimuat.

• Pada saat pertukaran fax sedang dilakukan, para pihak melakukan pembicaraan melalui Telpon. Tergugat menghendaki Penggugat untuk memesan propane jumlah yang lebih besar agar transaksinya lebih menguntungkan dari segi waktu.

Page 76: Kasus International Trade

• Atas permintaan tersebut Penggugat menghubungi Penjual-kembali (reseller) Belanda yang menyetujui untuk membeli 3.000 ton propane pada harga $381 per ton. Penggugat kemudian menaikkan ordernya dengan 3000 ton.

• 2 Januari 1991, [tidak diberitahu bahwa propane telah dimuat untuk dikapalkan sebagaimana disepakati para pihak], Penggugat mengirim fax kepada Tenggugat minta diberitahukan di mana barang dimuat.

• Hari berikutnya Penggugat mengirim fax lagi untuk memberitahu Tergugat bahwa banknya tidak akan memproses L/C sampai bank menerima informasi tentang di mana barang dimuat.

• 7 Januari 1991, Tergugat memberi tahu Penggugat dengan fax bahwa suppliernya di AS tidak setuju gas propanenya dikirim ke Belgia, dan oleh karenanya Tergugat tidak dapat menyerahkan propane.

Page 77: Kasus International Trade

• Hari berikutnya Penggugat memberitahu Tergugat bahwa karena wanprestasinya Tergugat, penjual-kembali (reseller) gas alam Belanda telah harus membuat pembelian pengganti dengan harga di atas harga yang dijanjikan Penggugat.

• 15 Januari 1991, Penggugat mengirim surat kepada Tergugat meneruskan tuntutan penjual-kembali (reseller) gas alam Belanda sebesar $141,131 sebagai akibat dari pembelian pengganti.

• Tergugat menolak tuntutan tersebut.

• Kemudian setelah reseller gas alam Belanda menggugat Penggugat dalam acara terpisah untuk $141,131, Penggugat menggugat Tegugat dalam kasus ini baik untuk menutup konpensasi dari reseller $141,131 dan untuk kerugian karena kehilangan keuntungan sebesar $15,000

Page 78: Kasus International Trade

Problem:Apakah gugatan Pengguat dapat dimenangkan?

Jelaskan

Page 79: Kasus International Trade

The Breach:

Pasal 54Kewajiban pembeli untuk melakukan pembayaran mencakup pengambilan langkah dan memenuhi formalitas yang mungkin disyaratkan berdasarkan kontrak atau setiap peraturan perundang-undangan untuk memungkinkan pelaksanaan pembayaran tersebut.

Pasal 80Satu pihak tidak boleh bergantung pada kelalaian pihak lain untuk melaksanakan kewajiban, sepanjang kelalaian tersebut diakibatkan oleh tindakan atau kelalaian pihak pertama.

Page 80: Kasus International Trade

Apakah karena tidak dibukanya L/C oleh pembeli merupakan alasan adanya ingkar janji dari penjual?

Kewajiban Penjual:

Pasal 30Penjual harus mengirimkan barang, menyerahkan setiap dokumen yang berkaitan dengan barang tersebut, dan mengalihkan hak kepemilikan barang tersebut sebagaimana disyaratkan oleh kontrak dan Konvensi ini.

Penyebab wanprestasi adalah karena Penjual gagal untuk mendapatkan clearence yang diperlukan untuk diekspor ke Belgia.

Page 81: Kasus International Trade

Penjual: Karena ada larangan dari Belgia seharusnya Pembeli wajib untuk mendapatkan otorisasi agar barang bisa masuk ke Belgia.

Pasal 41Penjual harus menyerahkan barang yang bebas dari setiap hak atau tuntutan pihak ketiga, kecuali apabila pembeli setuju untuk menerima barang tersebut dengan tunduk kepada hak atau tuntutan tersebut.

Apakah Pembeli wajib untuk menanyakan pada Penjual ada tidaknya “unsual ristriction” yang dapat menghalangi Penjual untuk mengirim barang?

Page 82: Kasus International Trade

Ganti Kerugian: Manakah Yang Harus Diterapkan? Pasal 74,75, atau 76?Pasal 75Apabila kontrak dibatalkan dan apabila, dengan cara yang wajar dan dalam waktu yang wajar setelah pembatalan tersebut, pembeli telah membeli barang sebagai ganti atau penjual telah menjual kembali barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut ganti rugi dapat memperoleh selisih antara harga dalam kontrak dan harga dalam transaksi pengganti serta juga setiap ganti rugi lain yang dapat diperoleh kembali berdasarkan Pasal 74.

Page 83: Kasus International Trade

Pasal 74

Ganti kerugian karena wanprestasinya satu pihak merupakan suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian keuntungan, yang dialami pihak lain sebagai akibat wanprestasi tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari pelanggaran kontrak.

Page 84: Kasus International Trade

Pasal 76(1) Apabila kontrak dibatalkan dan terdapat harga terbaru untuk barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut ganti rugi, apabila ia belum melakukan pembelian atau penjualan kembali berdasarkan Pasal 75, dapat memperoleh kembali selisih antara harga yang ditetapkan oleh kontrak dan harga saat ini pada saat pembatalan dan juga setiap ganti rugi lain yang dapat diperoleh kembali berdasarkan Pasal 74. Namun, apabila, pihak yang menuntut ganti rugi telah membatalkan kontrak setelah mengambil alih barang-barang, maka akan berlaku harga terbaru pada saat pengambilalihan tersebut dan bukannya harga terbaru pada saat pembatalan.

Page 85: Kasus International Trade

Pasal 76:

(2) Untuk maksud dari ayat sebelumnya, harga terbaru adalah harga yang berlaku di tempat dimana penyerahan barang seharusnya dilakukan atau, apabila tidak ada harga terbaru di tempat tersebut, maka harga di tempat lain tesebut berlaku sebagai ganti yang wajar, dengan mempertimbangkan selisih dalam biaya pengangkutan barang-barang.

Page 86: Kasus International Trade

KASUS 6:The Shoe Seller’s Case

Pihak-Pihak: Pengusaha Itali (Penggugat) (Penjual)Pengusaha wanita Jerman (Tergugat) (Pembeli)

Page 87: Kasus International Trade

Posisi Kasus:

• Penggugat menjual sepatu kepada Tergugat.

• Pengguat telah terlambat melakukan penyerahan dan sepatu tidak cocok dengan sample asli yang telah ditunjukkan kepada tergugat.

•Meskipun Tergugat menerima penyerahan, ia menolak untuk membayar terhadap 2 invoice yang ditagihakan kepadanya.

•Penggugat (penjual) kemudian mengguat di Pengadilan Jerman untuk menuntut ganti rugi sejumlah yang ditagihkan kepada Tergugat sebagaimana tercantum dalam invoice.

Page 88: Kasus International Trade

Dalam jawaban Tergugat :

Tergugat mendasarkan pada “remedy of avoidance”, mempertimbangkan bahwa Tergugat memutuskan untuk membatalkan kontrak dan dilepaskan dari tanggung jawab karena non pembayaran karena (a) Pengguat terlambat menyerahkan, dan (b) barang tidak sesuai dengan sample.

Page 89: Kasus International Trade

Problem:Akankah pembelaan Tergugat berhasil?Jelaskan.

Page 90: Kasus International Trade

Itali dan Jerman sama-sama contracting parties, jadi berdasarkan Pasal 1 dan 100 (2) CISG berlaku.

Pasal 49 (1) (a)(1) Pembeli dapat menyatakan pembatalan kontrak dalam keadaan: (a)apabila kelalaian penjual untuk melaksanakan setiap kewajibannya berdasarkan kontrak atau Konvensi ini merupakan pelanggaran kontrak yang mendasar; atau

Pasal 81 (1)(1)Pembatalan kontrak membebaskan kedua pihak dari kewajiban mereka berdasarkan kontrak, dengan tunduk kepada ganti rugi yang harus dibayarkan. Pembatalan tidak mempengaruhi setiap ketentuan kontrak untuk penyelesaian perselisihan atau setiap ketentuan lain dari kontrak yang mengatur hak dan kewajiban dari para pihak sebagai akibat dari pembatalan kontrak.

Page 91: Kasus International Trade

Pembeli dimaafkan dari pembayaran harga pembelian apabila pembeli dapat membatalkan kontrak, dan,kecuali untuk kewajiban membayar kerugian yang mungkin timbul, pembatalan kontrak membebaskan para pihak dari kewajiban kontraktual.

Page 92: Kasus International Trade

Pasal 49 (1) (b)1)Pembeli dapat menyatakan pembatalan kontrak dalam keadaan:

(b) dalam hal tidak dilakukannya pengiriman, apabila penjual tidak mengirimkan barang dalam jangka waktu tambahan yang ditetapkan oleh pembeli berdasarkan ayat (1) pasal 47 atau menyatakan bahwa penjual tidak akan mengirimkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Pasal 47 (1) (1) Pembeli dapat menetapkan jangka waktu tambahan yang wajar untuk pelaksanaan kewajiban oleh penjual.

Alasan tergugat bahwa ia dapat membatalkan kontrak karena penggugat telah terlambat menyerahkan barang tidak dengan sendirinya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk membatalkan kontrak. Pembatalan seperti itu hanya dibolehkan setelah pembeli [memberikan somasi, Nachfrist notice dan] menentukan tambahan waktu dimana penjual harus menyerahkan barang.

Page 93: Kasus International Trade

Hukum jual-beli Jerman membolehkan pembeli [dengan pengecualian minor] membatalkan kontrak apabila barang yang diserahkan penjual cacat.

CISG BERBEDA:CISG mengharapkan pembeli untuk menerima penyerahan barang yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan [kecuali secara fundamental tidak sesuai] dan mengenakan ganti kerugian selain dari pembatalan [seperti pengurangan harga dan kerugian] sebagai konpensasi kerusakan barang.Contoh: Jika barang masih dapat digunakan bukanlah merupakan fundamental breach.

Untuk menyatakan adanya fundamental breach pembeli harus membuktikan bahwa:(a) Menjelaskan bentuk pasti dari cacat barang, dan(b) Menunjukkan bahwa barang tersebut tidak dapat digunakan dengan cara apapun.

Dalam kasus ini:-Barangnya tidak seragam-Beberapa sepatu dijahit bersama-Beberapa sepatu melipat

Page 94: Kasus International Trade

Pengantar Kasus 7

Reduction in Price:Berasal dari Roman Law (actio quanti minoris; tuntutan pembeli kepada penjual atas sebagian harga pembelian dengan menahan barang berdasarkan cacat tersembunyi, 1506 KUHPdt.)Tidak dikenal di Common Law system.

Price reduction remedy berbeda dengan ganti rugi karena diterapkan dalam situasi yang sangat khusus:1.Pembeli harus telah menerima barang yang non-conforming.2.Penjual harus tidak bertanggung jawab atas non-conformity tsb.

Contoh:Situasi di mana barang rusak karena force majeure atau suatu act of nature.

Page 95: Kasus International Trade

Penjual di New Orleans setuju untuk menyerahakan jagung kualitas No.1 kepada pembeli I penggilingan pembeli di Karachi untuk harga $. 80.000.Pada saat jagung dalam transit di Kapal SS Skipper, perang meletus dan kapal ditahan di negara yang memberikan peringatan untuk tiga bulan.Ketika kapal tiba di Karachi, jagungnya menjadi apeg sehingga kualitasnya turun menjadi kulalitas Nomor 3.Pembeli tetap saja senang untuk menerima jaung tersebut meskipun apeg, karena akibat perang telah membuat ordernya terinterupsi.Berdasarkan CISG pembeli tidak berhak atas ganti kerugian, tetapi pembeli berhak atas price reduction.

Page 96: Kasus International Trade

Refusing Early Delivery and Excess Quantity: will depend on the buyer

Ijka penjual menyerahkan lebih awal, pembeli tidak berkewajiban untuk menerimanya.Jika penjual menyerahkan lebih banyak dari yang diharuskan, pembeli dapat menerima atau menolak kelebihanannya.Apabila pembeli menerima, ia harus membayar kelebihan barang tersebut dengan harga sebagaimana tercanturm dalam kontrak.

The Effect of Nonconformity in a Part of the Goods

Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung terigu. Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak dapat digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan menerima sisanya? Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?

Page 97: Kasus International Trade

The Effect of Nonconformity in a Part of the Goods

Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung terigu. Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak dapat digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan menerima sisanya? Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?

Terhadap bagian yang rusak, CISG membolehkan pembeli untuk minta specific performance, price reduction, atau membatalakna bagian dari kontrak tersebut.

Tetapi pembeli harus memenuhi ketentuan CISG dalam menuntut remedy tersebut.

Untuk membatalkan kontrak, pembeli hanya dapat melakukannya apabila penyerahan parsial mencapai fundamental breach dari seluruhnya.

Page 98: Kasus International Trade

Seller’s Remedy

Mirror image to the buyer: (Commulative & immediate)Hak atas ganti rugi tidak hilang jika penjual telah melaksanakan remedy lainnya yang tersedia, dan pengadilan tidak akan memberikan masa tengganng untuk pembeli untuk berprestasi. (Pasal 61)

Remedies yang tersedia bagi penjual:(1)Minta pemenuhan prestasi.(2)Membatalkan kontrak untuk fundamental breach atau gagal untuk memperbaiki cacat, dan(3)Untuk mendapatkan missing specifications.

Page 99: Kasus International Trade

Specific Performance: (Seller’s Remedy)

Dengan asumsi bahwa ketentuan tentang permintaan untuk berprestasi terdapat dalam local law, penjual dapat meminta kepada pembeli:

a.Menerima penyerahan dan membayar harga barang sesuai kontrak.b.Melakukan prestasi lainnya sebagaimana dimuat dalam kontrak.

(simetri dengan hak pembeli atas remedy berupa pemenuhan prestasi). Pasal 62.

Page 100: Kasus International Trade

Avoidance: (Seller’s remedy)

Mirror image to the buyer:

Penjual dapat membatalkan kontrak hanya apabila pembeli melakukan fundemental breach atau,

Menyertai somasi, pembeli menolak untuk memperbaiki cacat dalam pemenuhan prestasinya.

Page 101: Kasus International Trade

Missing specifications: (Seller’s Remedy)

•Merupakan remedy yang membolehkan penjual untuk memastikan sendiri spesifikasi barang ketika pembeli lalai untuk melakukannya sebagaimana ditentukan dalam kontrak atau dalam waktu yang layak setelah penjual memintanya.

•Diterapkan untuk masalah khusus yang mungkin dihadapi penjual.•“in accordance with the requirements of the buyer that may be known to the seller”.

•Penjual kemudian wajib untuk memberitahu pembeli tentang apa yang telah ia lakukan dan menentukan jangka waktu yang layak kepada pembeli untuk memberikan spesifikasi yang berbeda.•Apabila pembeli tidak menanggapi, spesifikasi penjual menjadi mengikat.

Page 102: Kasus International Trade

Remedies Untuk Penjual dan Pembeli:

1.Suspension of performance2.Avoidance in anticipation of a fundamental breach3.Avoidance of an installment contract, and4.Damages

Page 103: Kasus International Trade

Suspension of Performance:

Pasal 71:

(1) Satu pihak dapat menangguhkan pelaksanaan kewajiban-kewajibannya apabila, setelah penutupan kontrak, terlihat jelas bahwa pihak yang lain tidak akan melaksanakan satu bagian yang penting dari kewajibannya karena:

(a) kekurangan yang serius dalam kemampuannya untuk melaksanakan kewajiban atau dalam kecakapannya;

atau(b) tindakannya dalam persiapan untuk melaksanakan kewajiban atau dalam melaksanakan kontrak.

Page 104: Kasus International Trade

Pasal 71 (2) (3)(2) Apabila penjual telah mengirimkan barang-barang tersebut

sebelum alasan-alasan yang dikemukakan di ayat terdahulu menjadi jelas, maka ia dapat mencegah penyerahan barang-barang tersebut walaupun pembeli memegang dokumen yang memberinya hak untuk memperoleh barang-barang tersebut. Ayat berikut hanya berkaitan dengan hak-hak terhadap barang di antara pembeli dan penjual.

(3) Pihak yang menangguhkan pelaksanaan kewajiban, apakah sebelum atau sesudah pengiriman barang-barang, harus dengan segera memberitahukan penangguhan tersebut kepada pihak lain dan harus melanjutkan pelaksanaan kewajiban tersebut apabila pihak lain tersebut memberikan jaminan yang sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.

Page 105: Kasus International Trade

Pasal 71

Ayat (1) diterapkan untuk mengancam akan adanya wanprestasiAyat (2) untuk mengancam akan adanya non pembayaran yang diketahui setelah barang ada dalam transit (lihat halaman 581), danAyat (3) meminta pihak yang menunda untuk memberi tahu dan melanjutkan kewajibannya jika pihak lainnya memberikan jaminan kemampuannya untuk berprestasi.

Page 106: Kasus International Trade

Anticipatory Avoidance:

Anticipatory Avoidance merupakan remedy yang tersedia bagi kreditur apabila debitur sudah jelas-jelas akan melakukan fundamental breach.

Misalnya:

a.Barang yang akan diserahkan secara tidak sah dikirim ke pihak ketiga;

b.Satu-satunya penjual yang dapat memproduksi barang meninggal;c.Pabrik yang dipunyai penjual dijual.

Page 107: Kasus International Trade

Damages

Pasal 74Ganti kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari pelanggaran kontrak.

Page 108: Kasus International Trade

Damages:

Forseeability test:Debitur bertanggung jawab hanya untuk kerugian yang dapat ia perkirakan atau seharusnya dapat ia perkirakan.

Mitigation:Kewajiban kreditur untuk mengusahakan kerugian minimum.

Page 109: Kasus International Trade

KASUS 7:

Downs Investment Pty. Ltd (Penggugat) (Queensland) v. Perwaja Steel SDN BHD (Tergugat)

Page 110: Kasus International Trade

Posisi Kasus:

1. Tanggal 7 Mei 1996 Wanless setuju untuk mensuplai sekitar 30.000 metrik ton plus-minus scrap steel dengan harga US $. 164 per metric ton ke Kemaman Malaysia kepada Perwaja Steel SDN BHD.

2. Penjual (Wanless) mempunyai opsi untuk memilih metrik tonase yang akan disuplai dan kuantitas nyata yang disuplai telah ditentutkan berdasarkan survey di pelabuan (-pelabuhan) muat oleh perusahaan yang ditentukan.

3. Perjanjian juga memuat ketentuan-ketentuan tentang pembongkaran scrap steel di Kemaman Malaysia.

Page 111: Kasus International Trade

4. Pembayaran dijanjikan akan dilakukan dengan menerbitkan Irrevocable L/C dari Al Bank atas Wanless, at sight, untuk 100% nilai Faktur.

5. Wanless diwakili oleh Mr. Anderson dan Perwaja diwakili oleh Rohani Basir.

6. Setelah kontrak ditandatangani, manajemen, hak, dan kewajiban Wanless diambil alih oleh Downs Investment Pty. Ltd (Penggugat).

7. Sebelum Perwaja melanggar perjanjian dengan Wanless, susunan manajemen Perwaja berubah.

8. Dalam susunan manajemen yang baru, L/C tidak dapat diterbitkan tanpa persetujuan executive committee yang dibentuk sebagai bagian dari struktur manajemen Perwaja.

Page 112: Kasus International Trade

9. Pada waktu Perwaja secara salah menolak keabasahan perjanjian bulan Agustus 1996, harga internasional ccrap steel jatuh menjadi US $. 20,50 per ton. Sehingga jika Perwaja menerima kontrak tersebut berdasarkan harga yang dibentuk bulan Mei, Perwaja harus membayar US $. 705.000 di atas harga pasar.

10. Juga ditambahkan oleh executive committee Perwaja bahwa Perwaja sedang mengalami kelebihan pasokan scrap metal yang dibeli dari Wanless dalam kontrak bulan Mei-Juni 1996.

11. Akibat penolakan dari Perwaja, Wanless rugi karena harus menjual kembali 30.000 metrik ton scarp steel yang telah siap dikirim berikut harus membayar 343.164,47 untuk sub-charter kapal untuk menyerahkan barang ke Perwaja.

Page 113: Kasus International Trade

12. Wanless menggugat karena Perwaja menolak keabsahan kontrak karena kegagalannya dan oleh karenanya menolak untuk menerbitkan L/C sebagaimana ditentukan dalam kontrak, dan telah disetujui bahwa penolakan tersebut menimbulkan hak bagi Wanless untuk menuntut kerugian yang diakibatkannya.

13. Dengan tidak menerbitkan L/C Perwaja sebenarnya ingin melakukan negosiasi ulang atas kontrak tersebut sedangkan Wanles adalah dalam posisi yang tidak memungkinkan untuk itu.

Page 114: Kasus International Trade

Problem:

1. Apakah Perwaja benar-benar melanggar kontrak?

2. Apakah Wanless berhak untuk mengakhiri kontrak?

3. Apakah Wanless berhak menuntut ganti kerugian kepada Perwaja? 74-75?

Page 115: Kasus International Trade

Kontrak menyebutkan bahwa Hukum Brisbane menentukan kewajiban para pihak.Hukum Jual Beli Queensland (merujuk kepada Konvensi Wina 1968) menyatakan bahwa CISG berlaku.Apakah Perwaja ingkar janji secara fundamental?Pasal 64 (1) Penjual dapat menyatakan untuk menghindari kontrak:

(a) apabila kelalaian pembeli untuk melaksanakan setiap kewajibannya berdasarkan kontrak atau Konvensi ini sama dengan pelanggaran kontrak yang mendasar; atau

(b) apabila pembeli, dalam jangka waktu tambahan yang telah ditetapkan oleh penjual sesuai dengan ayat (1) Pasal 63, tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayarkan harga atau menerima kiriman barang, atau apabila ia menyatakan bahwa ia tidak akan melaksanakannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Page 116: Kasus International Trade

Pasal 25 [Fundamental Breach]

Pelanggaran terhadap kontrak yang dilakukan oleh salah satu pihak merupakan sesuatu yang mendasar apabila pelanggaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap pihak lainnya yang sama besarnya dengan kerugian yang dialami oleh pihak yang melanggar atas apa yang seharusnya dapat diterimanya berdasarkan kontrak tersebut, kecuali apabila pihak yang melanggar tidak memperkirakannya dan pihak dari kalangan yang sama secara wajar juga tidak dapat memperkirakan hal tersebut dalam keadaan yang sama.

Page 117: Kasus International Trade

Pasal 72

(1)Apabila sebelum tanggal pelaksanaan kontrak, jelas bahwa salah satu pihak akan melakukan pelanggaran kontrak yang mendasar, maka pihak yang lain dapat menyatakan kontrak tersebut batal.

(2)Apabila waktu memungkinkan, pihak yang berniat untuk menyatakan kontrak tersebut batal harus memberikan pemberitahuan yang wajar kepada pihak lain yang memungkinkannya untuk memberikan jaminan yang sesuai atas pelaksanaan kewajibannya.

(3)Persyaratan dari ayat terdahulu tidak berlaku apabila pihak yang lain telah menyatakan bahwa ia tidak akan melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Page 118: Kasus International Trade

Apakah Wanless berhak untuk mengakhiri kontrak dengan Perwaja dan minta ganti kerugian dengan alasan penolakan (berprestasinya) Perwaja dan/atau ketidaksesuaiannya dengan ketentuan dalam kontrak?

Apakah Wanless telah siap, mau, dan mampu untuk melaksanakan kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan sebelum penghindaran kontrak?

(misalnya karena barangnya tidak cukup tersedia?)

Apakah Wanless berhak mendapatkan ganti kerugian?

Page 119: Kasus International Trade

Berapa besarnya ganti kerugian?

Pasal 74

Kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari pelanggaran kontrak.

Page 120: Kasus International Trade

Pasal 75

Apabila kontrak dibatalkan dan apabila, dengan cara yang wajar dan dalam waktu yang wajar setelah pembatalan tersebut, pembeli telah membeli barang sebagai ganti atau penjual telah menjual kembali barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut ganti rugi dapat memperoleh selisih antara harga dalam kontrak dan harga dalam transaksi pengganti serta juga setiap ganti rugi lain yang dapat diperoleh kembali berdasarkan Pasal 74.

Page 121: Kasus International Trade

KASUS 8Pihak-Pihak:

Nuova fucinati, SpA (Penggugat) (Penjual)v.Fondmetall International, AB (Tergugat) (Pembeli)

Page 122: Kasus International Trade

Posisi Kasus:• Penggugat, dari Monza Italy, setuju

untukmenyerahkan 1.000 metric ton chromite kepada Tergugat, dari Goteborg, Swedia, antara 20 Maret 1988 dan 10 April 1988.

• Pada saat Penggugat gagal untuk meyerahkan barang, Tergugat menggugat di Pengadilan Perdata di Monza, Itali, untuk minta ditetapkannya suatu prestasi (specific performance).

• 20 Juli 1998, hakim ketua pengadilan mengabulkan permohonan penetapan tersebut.

• 29 September 1988, Penggugat memulai prosedur ini untuk memohon kontrak asli dikesampingkan dengan alasan ketidakpraktisan komersial (commercial impractibility).

Page 123: Kasus International Trade

1. Menurut Penggugat, harga chromite telah naik secara drastis dalam waktu antara penutupan kontrak dan waktu penyerahan dengan jumlah di atas yang secara patut dapat diantisipasi, sedemikian sehingga menjadi terlalu mahal bagi Penggugat untuk berprestasi tanpa penyesuaian harga untuk mana telah ditolak oleh Tergugat.

2. Tergugat menyatakan bahwa CISG berlaku bagi kontrak mereka, dan CISG tidak mengatur tentang pemaaf atas adanya commercial impractibility.

Page 124: Kasus International Trade

Problem Hukum:

Apakah CISG berlaku bagi kontrak mereka?Apakah CISG mengatur commercial impractibility?

Page 125: Kasus International Trade

Analisis:

1. Jika kontrak ini tunduk kepada CISG maka adanya commercial impractibility tidak dapat digunakan sebagai alasan pemaaf terhadap terjadinya wanprestasi.

2. Pasal 1467 Civil Code Italy mengenal adanya commercial impractibility.

3. Lex loci contractus?

Page 126: Kasus International Trade

Pasal 79 (1)

1)Satu pihak tidak bertanggung jawab atas kelalaian untuk melaksanakan setiap kewajibannya apabila ia membuktikan bahwa kelalaian tersebut adalah akibat dari rintangan yang diluar kendalinya dan bahwa ia tidak dapat secara wajar diharapkan telah memperhatikan rintangan tersebut pada saat lahirnya kontrak atau telah menghindari atau mengatasinya atau menyelesaikan akibat-akibatnya.

Pasal ini tidak berkaitan dengan pemaaf atas commercial impractibility, tetapi terkait dengan perubahan yang menghalangi dalam suatu keadaan diluar kekuasaan debitur.

Page 127: Kasus International Trade

Ganti kerugian yang diberikan oleh CISG untuk kreditur adalah penghindaran kerugian (remedy avoidance), dan ganti kerugian ini hanya bisa dikenakan “setelah” kontrak dilanggar.

Sedangkan pemaaf dari commercial impractibility tidak berhubungan dengan pelanggaran kontrak [dimohonkan oleh penjual sebelum ada pelanggaran untuk menghindari kontrak dimana penjual dapat berprestasi tetapi dengan biaya yang lebih besar]. Jadi commercial impractibility tidak sesuai dengan CISG.

Pasal 4Konvensi ini hanya mengatur pembuatan kontrak perdagangan serta hak dan kewajiban dari penjual dan pembeli yang timbul dari kontrak tersebut. Secara khusus, kecuali sebagaimana dengan tegas dinyatakan lain dalam Konvensi ini, Konvensi tidak mengatur hal-hal berikut ini:(a) keabsahan kontrak atau setiap ketentuannya atau setiap penggunaannya; (b) dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kontrak terhadap hak milik atas barang yang dijual. Commercial impractibility tidak menyangkut Pasal 4(a)(b)

Page 128: Kasus International Trade

Pembeli menambahkan pada “acceptance”-nya agar Hukum Italy berlaku. Pada saat kontrak dibuat Italy telah menjadi contracting state, sehingga di Italy berlaku CISG.

Pasal 1(1)Konvensi ini berlaku untuk kontrak perdagangan barang antara pihak-pihak yang tempat usahanya berada di Negara-Negara yang berbeda:

(a) apabila Negara-Negara tersebut adalah Negara-Negara Penandatangan; atau

(b) apabila peraturan hukum perdata internasional mengarah kepada pelaksanaan hukum dari Negara Penandatangan.

Page 129: Kasus International Trade

Pasal 1 (a) tidak memungkinkan CISG berlaku karena pada waktu kontrak dibuat, Swedia belum menjadi contracting state.

Pasal 1(b) [yang menunjuk pada berlakunya HPI Italy] juga tidak memungkinkan CISG berlaku, karena HPI Italy menunjuk pada Hukum Swedia sebagai lex loci contractus. Tetapi lex loci solutionis-nya tidak di Swedia.

Sehingga, karena CISG sebagai lex specialis tidak berlaku, maka yang berlaku adalah hukum Italy di mana commercial impractibility berlaku.

Page 130: Kasus International Trade

Kenaikan harga yang terjadi pada waktu itu adalah 43,71%, kenaikan mana tidak cukup digunakan alasan sebagai commercial impractibility.

Such an excuse is allowed only when performance is to economically burdensome that the seller would not have to resource to perform