Top Banner

of 21

Kasus 5 Kejg Demam

Jun 02, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    1/21

    1

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    Kampus I I Ukr ida Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510

    Nurul Nadjwa binti Mohamed Shokri

    NIM:102009340

    Email:[email protected]

    Kejang Demam Sederhana

    ABSTRAK

    Abstrak: Kejang(seizures) adalah pelepasan muatan oleh neuron-neuron otak yang

    mendadak dan tidak terkontrol, yang menyebabkan perubahan pada fungsi otak. Kejang

    demam ialah kebangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas

    38C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan

    neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan

    sampai 4 tahun. Hampir 3% daripada anak berumur di bawah 5 tahun pernah menderita

    kejang demam. Kriteria diagnostik mencakup kejang pertama yang dialami oleh anak dengan

    suhu lebih tinggi dari 38C, anak berusia kurang dari 6 tahun,tidak ada tanda infeksi atau

    peradangan susunan saraf pusat dan anak tidak menderita gangguan metabolik sistemik

    akut. Kejang demam dapat diklasifikasikan sebagai kejang demam jinak apabila berlangsung

    kurang dari 15 menit, tidak memperlihatkan gambaran fokal yang signifikan, dan tidak

    berlangsung dalam suatu rangkaian yang memiliki durasi total lebih dari 30 menit. Kejang

    demam kompleks memiliki durasi lebih lama,ada tanda fokal dan terjadi dalam rangkaian

    yang berkepanjangan.

    Kata kunci: Kejang demam, seizures,kejang demam sederhana,kejang demam kompleks.

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Kejang demam adalah kejang yang timbul pada saat bayi atau anak mengalami

    demam akibat proses diluar intrakranial tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang perlu

    diwaspadai karena kejadian berulang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Kejang

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    2/21

    2

    demam dapat dibedakan atas kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang

    demam sederhana ialah kejang menyeluruh yang berlangsung kurang dari 10 menit dan tidak

    berulang dalam 24 jam sedangkan kejang demam kompleks ialah kejang pada salah satu

    tungkai/lengan saja(kejang fokal) yang berlangsung lebih 10 menit dan berulang selama 1

    hari atau selama demam berlangsung.1 Kejang demam dapat terjadi pada 2-5% populasi

    anak,yaitu pada semua anak yang berusia 6 bulan sampai 6 tahun, terutama orang tuanya

    yang pernah mempunyai riwayat kejang demam. Terjadinya kejang demam bergantung

    kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu meningkat. Lennox(1949) berpendapat bahwa

    41,2% anggota keluarga penderita mempunyai riwayat kejang sedangkan pada anak normal

    hanya 3%.2 Jurnal ini akan membahas lebih rinci mengenai kejang demam dari anamnesa,

    pemeriksaan, etiologi, manifestasi, patofisiologi, tatalaksana serta prognosis.

    SKENARIO

    Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke RS karena kejang beberapa menit

    yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu,anak tersebut menderita batuk dan pilek dan hanya diberi

    obat yang dibeli di warung. Beberapa jam sebelum masuk rumah sakit, anak mulai demam

    tinggi, selang beberapa menit kemudian si anak mulai kejang-kejang pada kedua tangan dan

    kakinya, mata mendelik ke atas. Kejang ini berlangsung selama 5 menit, setelah kejang

    berhenti anak tersebut menangis kencang dan bergerak aktif. Menurut ibunya kejang seperti

    ini pernah terjadi pada saat anak berusia 2 tahun.

    HIPOTESIS

    Anak dengan keluhan tersebut menderita kejang demam sederhana.

    ANAMNESIS

    Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tujuan dari anamnesis

    antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,

    membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu

    menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat

    mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi:

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    3/21

    3

    pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit pasien serta riwayat

    penyakit keluarga.3

    Pada kasus ini, anamnesis dilakukan secara allo-anamnesisyaitu menanyakan pada

    penjaga atau ibu bapa anak hal-hal berkaitan dengan keluhan anaknya. Anamnesis anak

    dengan kejang demam biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga

    lainnya(ayah,ibu atau saudara kandung).

    Identitas penderita:

    Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,status sosial ekonomi

    keluarga serta lingkungan tempat tinggal.3

    Riwayat penyakit sekarang:4

    Apakah keluhan utama pasien datang berobat?

    Adakah terjadi kejang? Kapan pertama kejang?Berapa lama kejang? Jenis

    kejang? Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi kejang?

    Demam sejak kapan? Penyebab demam adakah di luar susunan saraf pusat?

    Kesadaran anak sebelum/setelah kejang?

    Kejang tonik,klonik,fokal,generalisata?

    Riwayat penyakit dahulu:

    Adakah pernah menderita kejang demam sebelumnya? Jika ada di usia

    berapa? Frekuensi kejang?

    Adakah ada riwayat penyakit neurologis yang lain seperti meningitis?

    Adakah ada sebarang kelainan pada organ atau sistem tubuh yang lain?

    Riwayat pengobatan:

    Adakah pernah berjumpa dokter lain untuk mendapatkan perawatan?

    Adakah ada mangkonsumsi obat-obat yang diresep oleh dokter atau dibeli di

    apotek sebelumnya?

    Riwayat kehamilan:

    Kesehatan ibu saat kehamilan

    Pernah sakit panas?

    Pernah tetanus toxoid?

    Riwayat kelahiran:

    Tanggal lahir

    Tempat lahir

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    4/21

    4

    Ditolong oleh siapa

    Cara kelahiran

    Kehamilan ganda

    Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan

    Masa kehamilan

    Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,

    kurang atau besar)

    Riwayat penyakit keluarga:4

    Adakah ada riwayat kejang demam dalam keluarga?

    Adakah ada riwayat epilepsi dalam keluarga?

    Adakah ada riwayat penyakit neurologis lain dalam keluarga?

    Riwayat pertumbuhanKurva berat badan terhadap umur

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah menilai tahap kesadaran anak, kemudian

    melihat sekiranya ada tanda-tanda meningitis serta pemeriksaan neurologis lain.5

    Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan status neurologis,

    mengidentifikasi sumber infeksi, dan menyingkirkan infeksi SSP.

    Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan untuk mengidentifikasi fokus infeksi, seperti

    infeksi pada telinga, saluran pernapasan bagian atas, paru-paru, kulit, saluran

    pencernaan, atau saluran kemih. Pemeriksaan neurologis harus normal pada bayi atau

    anak yang sehat.

    Pada pasien dengan meningitis dan infeksi intrakranial, dapat dilihat pada

    pemeriksaan fisik oleh perubahan tingkat kesadaran, letargi atau iritabilitas, hipotensi,

    kekakuan, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, ruam petekie atau positif

    Kernig atau Brudzinski.6

    Pada keadaan umum, yang dinilai adalah:

    o Keadaan sakitnyaTampak sakit berat atau sedang

    o KesadaranCM, apatis,somnolen,sopor,koma,delirium

    o Status mental dan tingkah lakuGembira,tenang,koperatif,gelisah,murung.

    o Kelainan yang segera tampak seperti karakteristik tangisankuat, lemah atau

    nada tinggi.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    5/21

    5

    Pemeriksaan meliputi pemeriksaan pediatrik dan neurologik, pemeriksaan ini

    dilakukan secara sistematis dan berurutan seperti berikut:

    1.

    Bisa dilihat dari manifestasi kejang yang terjadi, misalnya : pada kejang

    multifokal yang berpindah-pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan

    adanya kelainan struktur otak.

    2.

    Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan hipoventilasi,

    henti nafas, kejang tonik, reaksi pupil terhadap cahaya negatif.

    3. Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang

    disebabkan oleh trauma. Ubun-ubun besar yang tegang dan membenjol

    menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh

    pendarahan sebarakhnoid atau subdural. Pada bayi yang lahir dengan kesadaran

    menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel enterior

    yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.

    Pemeriksaan status giziUntuk menilai tumbuh kembang anak dan diplot pada

    grafik BB anak.

    Pemeriksaan tinggi badan anak/panjang badanUntuk menilai tumbuh kembang,

    diplot pd grafik tumbuh kembang (tinggi/ panjang badan anak).

    Pemeriksaan tanda vital Suhu meningkat pada pasien kejang demam, tekanan

    darah meningkat pada peningkatan tekanan intrakranial.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang

    demam. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan darah lengkap, gula darah, elektrolit,

    kalsium serum,urinalisis dan biakan darah, urin atau feses.4

    Pemeriksaan imaging (CT scan atau MRI) tidak rutin dan dikerjakan hanya atasindikasi seperti pada keadaan:4

    o Adanya riwayat dan tanda klinis trauma kepala

    o Kemungkinan adanya lesi struktural di otak(mikrosefali, spastik)

    o Adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial(kesadaran menurun, muntah

    berulang, fontanel anterior membonjol,paresis saraf otak IV, edema papil)

    Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid(CSF) dengan tindakan Pungsi lumbal sangat

    dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada anak berusia 12-18

    bulan dan dipertimbangkan pada anak berusia di atas 18 bulan yang dicurigai

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    6/21

    6

    menderita meningitis.4 Pada kasus kejang demam, tidak didapatkan gambaran

    patologis.

    o Pada kejang oleh infeksi pada otak ditemukan:

    1. Warna cairan cerebrospinal :Kuning, menunjukan pigmen kuning

    santokrom.

    2.

    Jumlah cairan dalam cerebrospinal meningkat lebih dari normal

    (normal bayi 40-60 ml, anak muda 60-100 ml, anak lebih tua 80-120ml

    dan dewasa 130-150ml).

    3. Perubahan biokimia : kadar Kalium menigkat ( normal dewasa 3.5-5.0

    mEq/L, bayi 3.6-5.8mEq/L).

    o Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal

    dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut:4

    1. Bayi < 12 bulan : diharuskan.

    2. Bayi antara 1218 bulan : dianjurkan.

    3.

    Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.

    Elektroensefalongrafi(EEG) dipertimbangkan pada kejang demam kompleks.4

    Gambar 1: Punksi lumbal

    Working Diagnosis(WD)

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosa kerja/working diagnosis

    Kejang Demam Sederhana. Diagnosa ini dibuat atas keluhan dan gejala klinis saat pasien

    datang ke dokter. Kejang Demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15

    menit dan tidak berulang pada hari yang sama. Diagnosa ditegakkan dengan melakukan

    pemeriksaan Pungsi Lumbal untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi pada otak.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    7/21

    7

    Manifestasi klinis Kejang demam yang menyebabkannya diambil sebagai diagnosa penyakit

    antara lain ialah:5

    Peningkatan suhu secara mendadak.

    Tidak adanya tanda-tanda inflamasi SSP sebelum atau selepas kejang.

    Tidak ada riwayat non-febrile seizures.

    Perbedaan kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks dapat dilihat dalam tabel di

    bawah:5

    Simple/sederhana/Benign(70-80%) Kompleks/Atypical(20-30%)

    Durasi 15 menitKejang fokal

    Kejang rekurens (>1 kali dalam 24 jam)

    Ada riwayat gangguan neurologis atau defisit

    neurologis setelah kejang

    Tabel 1: Perbedaan kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks

    Kejang tonik-klonik adalah jenis kejang generalisata yang ditandai oleh munculnya secara

    mendadak kontraksi kuat dan kaku otot-otot lengan dan tungkai(kejang tonik), diikuti olehkontraksi dan relaksasi ritmik otot-otot(kejang klonik). Kejang ini merupakan jenis kejang

    generalisata yang paling sering terjadi dan semula diberi nama kejang grandmal. Kejang

    generalisata lainnya mungkin bersifat tonik murni atau klonik murni.7

    Differential Diagnosis(DD)

    Penyakit Definisi dan manifestasi

    Kejang Demam Kompleks Kejang yang terjadi saat seorang bayi atau anak mengalami

    demam tanpa infeksi sistem saraf pusat.

    Kejang yang hanya terjadi pada satu sisi tubuh,

    berlangsung lama lebih dari 15 menit atau berulang dua

    kali atau lebih dalam satu hari.2

    Meningitis Radang selaput otak disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau

    toksin. Sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari tempat lain

    di tubuh, misalnya sinus, telinga, atau saluran nafas bagian

    atas.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    8/21

    8

    Gejalanya antara lain ialah timbulnya demam akibat infeksi,

    fotofobia(nyeri terhadap sinar) akibat iritasi saraf-saraf

    kranialis, ketidakmampuan menekukkan dagu ke dada

    tanpa nyeri, nyeri dan kaku leher akibat iritasi saraf

    spinalis. Kesadaran turun.

    Pada pemeriksaan tanda rangsang meningeal didapatkan kaku

    duduk, Brudzisnky +, lasegues sign + dan Kernigs sign +.

    Ensefalitis Infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikro-organisme.

    Gejalanya adalah suhu yang naik mendadak, hiperpireksia,

    kesadaran menurun cepat, nyeri kepala sebelum kesadaran

    menurun, kejang dapat bersifat fokal atau twitching yang

    berlangsung berjam-jam serta gejala serebrum yang

    beraneka ragam seperti paresis,paralisis dan afasia.2

    Tabel 2: Diagnosis banding Kejang demam

    EPIDEMIOLOGI

    Kejang demam paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun.5

    3-5% dari populasi anak dan anak lelaki lebih banyak prevalensi dari anak

    perempuan.5

    Frekuensi epilepsi diantara berbagai anggota keluarga adalah 4-10%.1

    Menurut ras, kulit putih lebih banyak dari kulit berwarna.

    75% rekurensi dalam jangka waktu 12 bulan dari kejang pertama.6

    Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang demam ialah:4

    1. Riwayat kejang demam dalam keluarga

    2.

    Usia di bawah 18 bulan3. Suhu tubuh saat kejang

    4. Lamanya demam saat awitan kejang

    5. Riwayat epilepsi dalam keluarga

    Faktor resiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah:4

    1. Adanya gangguan neurodevelopmental

    2. Kejang demam kompleks

    3. Riwayat epilepsi dalam keluarga

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    9/21

    9

    4. Lamanya demam saat awitan kejang

    5. Lebih dari satu kali kejang demam kompleks

    ETIOLOGI

    Tidak diketahui pasti tetapi tampaknya pengaruh genetik yang kuat serta demam. 1Penyebab

    kejang demam antara lain ialah:

    - Suhu yang tinggi

    Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan tinggi, dan kejang sering terjadi pada hari

    pertama demam.

    - Ambang kejang

    Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi

    rendahnya ambang kejang itulah seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu

    tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu

    38oC.

    -

    Infeksi virus dan bakteria

    Demam yang menyebabkan kejang demam sering disebabkan oleh infeksi pada tubuh

    anak-anak. Penyakit tipikal pada anak, termasuklah infeksi virus roseola yang

    menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening di leher dan rash yang sering dikaitkan

    dengan kejang demam. Penyebab demam tiba-tiba sehingga kejang yang jarang terjadi

    tetapi serius ialah infeksi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis dan ensefalitis.

    Keadaan yang paling sering menyebabkan kejang demam adalah radang tenggorokan,

    radang telinga tengah, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, campak dan cacar air.

    PATOFISIOLOGI

    Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energi yang

    didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme terpenting otak adalah glukosa.

    Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantaraan fungsi paru-

    paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalahglukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2dan air.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    10/21

    10

    Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam lipoid dan permukaan

    luar yang ionik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah

    oleh ion Kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium dan elektrolit lainnya, kecuali ion

    klorida. Akibatnya konsentrasi Kalium dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+rendah,

    sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.Karena perbedaan jenis dan

    konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut

    potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini

    diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.

    Keseimbangan potensial membrane ini dapat dirubah oleh adanya:

    1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.

    2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis,kimiawi atau aliran listrik

    dari sekitarnya.

    3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.

    Bagan 1: Proses terjadinya kejang

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    11/21

    11

    Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal

    10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun

    sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang

    hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan

    dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium

    maupun ion Natrium melalui membrane tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.

    Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke

    membrane sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan

    terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari

    tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada suhu tertentu. Pada

    anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38C sedangkan

    pada anak dengan ambang kejang yang lebih tinggi,kejang baru terjadi pada suhu 40C atau

    lebih. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahawa terulangnya kejang demam lebih

    sering terjadi pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penganggulangannya perlu

    diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang.2

    Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak

    menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama(lebih dari 15 menit)

    biasanya disertai terjadinya apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untukkontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnenia, asidosis laktat

    disebabkan metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak

    teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan meningkatnya aktivitas otot dan

    selanjutnya meningkatkan metabolisme otak. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor

    penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.

    Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga

    meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel

    neuron otak. Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan

    kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari, sehingga terjadi

    serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat

    menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.2

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    12/21

    12

    Bagan 2: Ringkasan patofisiologi kejang demam

    Bagan 3: Jalur kejang demam

    Penyakit infeksi

    ekstrakranialKenaikan suhu

    Disfungsi

    neurologis pada

    jaringan

    serebral

    Episode kejang

    Berulang

    Resiko cedera

    Suplai oksigen

    berkurang

    Potensial cedera

    otak

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    13/21

    13

    MANIFESTASI KLINIS

    Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama sakit, sering sewaktu suhu tubuh

    meningkat cepat, tetapi pada sebahagian anak,tanda pertama penyakit mungkin kejang dan

    pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. Derajat demam bukan merupakan faktor

    kunci yang memicu kejang. Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik kembali

    sebagian anak tidak kembali kejang walaupun tercapai tingkatan suhu yang sama dan

    sebagian anak yang lain tidak mengalami kejang pada penyakit demam berikutnya walaupun

    tercapai tingkatan suhu yang sama. Sebagian besar pasien mengalami kejang demam jinak

    dan hanya akan sekali kejang selama suatu penyakit demam. Hanya 20% dari kejang demam

    pertama bersifat kompleks. Dari pasien yang mengalami kejang demam kompleks, sekitar

    80% mengalami kejang demam kompleks sebagai kejang pertama. Anak yang

    berkemungkinan besar mengalami kejang demam kompleks tidak dapat diketahui secara pasti

    sebelum kejadian. Namun,mereka cenderung berusia kurang dari 18 bulan dan memiliki

    riwayat disfungsi neurologik atau gangguan perkembangan.1

    Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan

    kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf

    pusat, misalnya tonsillitis, otitis media akuta, bronchitis, furunkulosis dan lain-lain. Serangankejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan

    sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya

    kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk

    sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali

    tanpa adanya kelainan saraf.2

    Di Sub Bagian Saraf Anak Bagian IKA FKUI-RSCM Jakarta, Kriteria Livingstone

    dimodifikasi dan dipakai sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam

    sederhana ialah:2

    1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.

    2.

    Kejang berlangsung hanya sebentar saja,tidak lebih dari 15 menit.

    3. Kejang bersifat umum.

    4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam.

    5.

    Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    14/21

    14

    6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak

    menunjukkan kelainan.

    7.

    Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.

    Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh kriteria modifikasi

    Livingston diatas digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Kejang

    kelompok kedua ini mempunyai suatu dasar kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang,

    sedangkan demam hanya merupakan faktor pencetus saja.

    Klasifikasi Epilepsi/kejang

    Cara yang paling sederhana untuk mengelompokkan serangan epilepsi adalah apakah pada

    EEG serangan tersebut bersifat fokal atau umum.8

    Epilepsi umum/generalisata primer

    Hal ini mengacu pada aktivitas serangan listrik pada EEG yang timbul dari kedua hemisfer

    secara bersamaan. Biasanya dimulai pada masa anak-anak atau remaja. Mungkin terdapat

    riwayat keluarga. Pencitraan otak(CT atau MRI) menunjukkan gambaran normal. Sering

    bersifat fotosenstitif(bisa dipicu oleh cahaya yang berkilat). Tiga manifestasi yang umum:8

    1.

    Absences anak-anak yang khas(petit mal)

    2. Kejang mioklonik

    3. Serangan tonik-klonik umum: kekakuan tonik tungkai selama beberapa saat disertai

    kehilangan kesadaran tiba-tiba dan diikuti oleh kejang klonik yang lamanya

    bervariasi.8 Kejang tonik-klonik yang dahulunya disebut grand mal adalah kejang

    epilepsi yang klasik. Ia diawali dengan hilang kesadaran yang cepat, pasien mungkin

    bersuara menangis,akibat eskpirasi paksa yang disebabkan oleh spasme toraks atau

    abdomen. Pasien hilang posisi berdiri,mengalami tonik kemudian klonik dan

    inkontinensia urin atau alvi disertai disfungsi otonom.9

    Kejang tonik klonik demam yang sering disebut kejang demam paling sering terjadi pada

    anak berusia kurang dari 5 tahun. Teori menyarankan bahwa kejang ini disebabkan oleh

    hipertermia yang muncul secara cepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri.

    Kejang ini umumnya berlangsung singkat dan ada predesposisi familial. Pada beberapa

    kasus, kejang dapat berlanjut melewati masa anak-anak dan anak mungkin mengalami kejang

    nondemam pada kehidupan selanjutnya.9

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    15/21

    15

    Epilepsi yang terkait lokalisasi

    Terdapat fokus listrik yang jelas pada EEG yang menunjukkan tempat asal serangan. Sering

    ditemukan kelainan pada pencitraan (sklerosis hipokampus, tumor jinak, malformasi

    atriovenosa, diplasia korteks). Tidak terdapat riwayat keluarga. Bentuk yang umum adalah: 8

    serangan parsial sederhana

    Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu).

    Apabila aktivitas listrik menyebar,terjadi serangan umum sekunder.

    PENATALAKSANAAN

    MEDIKA MENTOSA

    Pengobatan saat kejang dapat dilihat pada tatalaksana penghentian kejanglihat bagan di

    bawah.2,4

    Bagan 4: Penghentian Kejang Demam

    Kejang : 1.Diazepam rectal 0.5mg/kgBB atau BB10kg:10mg

    segera 2.Diazepam IV 0.3-0.5 mg/kgBB

    berikan Diazepam

    Intravena atau

    Diazepam rektal

    Bila kejang tidak berhenti tunggu 15 menit

    Dapat diulang dengan dosis/cara yang sama

    Kejang berhenti

    Berikan dosis awal fenobarbital

    Dosis: Neonatus: 30mg im

    1bulan-1tahun:50mg im

    >1 tahun :75mg im

    Pengobatan rumat

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    16/21

    16

    4 jam kemudian Dosis:

    : Hari 1+2 :Fenobarbital 8-10mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis

    :Hari berikutnya: Fenobarbital 4-5mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis.

    Bila Diazepam tidak tersedia: langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal dan

    selanjutnya diteruskan dengan pengobatan rumat.2

    Bila kejang berhenti, terapi profilaksis intermiten atau rumatan diberikan berdasarkan

    kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor resikonya.4

    Pemberian fenitoin bolus sebaiknya diberikan secara drip intravena dicampur dengan

    cairan NaCl fisiologis, untuk mengurangi efek samping aritmia dan hipotensi.

    Pasien kejang demam dirujuk atau dirawat di rumah sakit pada keadaan berikut:

    o Kejang demam kompleks

    o Hiperpireksia

    o Usia di bawah 6 bulan

    o Kejang demam pertama

    o Dijumpai kelainan neurologis

    Turunkan demam :Anti Piretika :

    o

    Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau

    o Ibuprofen510mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 34 kali per hari.

    o Kompres : suhu > 39 C dengan air hangat, suhu > 38 C dengan air biasa.

    Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit

    dasarnya.

    Penanganan suportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen,

    menjaga keseimbangan air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan darah.

    NON-MEDIKA MENTOSA

    Bersamaan dengan mengatasi kejang dilakukan:

    a) Bebaskan jalan nafas, pakaian penderita dilonggarkan kalau perlu dilepaskan.

    b)

    Tidurkan penderita pada posisi terlentang, hindari dari trauma. Cegah trauma pada

    bibir dan lidah dengan pemberian spatel lidah atau sapu tangan diantara gigi.

    c) Pemberian oksigen untuk mencegah kerusakan otak karena hipoksia.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    17/21

    17

    d) Segera turunkan suhu badan dengan pemberian antipiretika

    (asetaminofen/parasetamol) atau dapat diberikan kompres es.

    e)

    Cari penyebab kenaikan suhu badan dan berikan antibiotic yang sesuai

    f)Apabila kejang berlangsung lebih dari 30 menit dapat diberikan kortikosteroid untuk

    mencegah oedem otak dengan menggunakan cortisone 20-30 mg/kgBB atau

    dexametason 0,5-0,6 mg/kgBB

    Kurangnya pengetahuan orang tua,mengenai penyakit. Menjelaskan pada orang tua

    tentang:

    o Menyediakan obat antipiretika dan anti konvulsan sesuai petunjuk dokter

    o Anak segera diberikan obat antipiretik bila demam.

    o Penanganan kejang sederhana di rumah : dibaringkan di tempat yang ratadan

    aman, melonggarkan baju, memberikan kompres dingin, memberiminum setelah

    pasien sadar penuh.

    o Bila kejang berlangsung lama segera bawa ke rumah sakit

    o Bila diberikan diazepam rectal, ajarkan pemakaian.

    o Jika anak mendapat imunisasi beritahukan orang tua agar menjelaskan

    pada petugas kesehatan jika anaknya penderita kejang demam dan diberikan

    imunisasi yang tidak mengakibatkan demam.

    KOMPLIKASI

    Berulangnya Kejang:2

    - Kemungkinan terjadinya ulangan kejang kurang lebih 25 s/d 50 % pada 6 bulan

    pertama dari serangan pertama.

    Epilepsi:2

    - Resiko menjadi Epilepsi yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita

    KDS tergantung kepada faktor:

    a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

    b. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan sebelum anak menderita KDS

    c. kejang berlangsung lama atau kejang fokal.

    -

    Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor di atas, maka kemungkinan mengalami

    serangan kejang tanpa demam adalah 13 %, dibanding bila hanya didapat satu atautidak sama sekali faktor di atas.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    18/21

    18

    Hemiparesis2

    Biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (berlangsung lebih dari

    setengah jam) baik kejang yang bersifat umum maupun kejang fokal. Kejang fokal yang

    terjadi sesuai dengan kelumpuhannya. Mula-mula kelumpuhan bersifat flacid, sesudah 2

    minggu timbul keadaan spastisitas. Diperkirakan 0,2 % KDS mengalami hemiparese

    sesudah kejang lama.

    Retardasi Mental2

    Ditemukan dari 431 penderita dengan KDS tidak mengalami kelainan IQ, sedang

    kejang demam pada anak yang sebelumnya mengalami gangguan perkembangan atau

    kelainan neurologik ditemukan IQ yang lebih rendah. Apabila kejang demam diikuti

    dengan terulangnya kejang tanpa demam, kemungkinan menjadi retardasi mental adalah

    5x lebih besar.

    PENCEGAHAN

    Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam

    0,3 mg/KgBB/dosis PO dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang

    disertai demam.2

    Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan AsamValproat 1540

    mg/KgBB/hari dan fenobarbital3-5mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 23 dosis.

    Pencegahan difokuskan pada pencegahan kekambuhan berulang dan pencegahan segera saat

    kejang berlangsung.

    1.

    Pencegahan berulang:

    a) Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter.

    b) Tersedianya alat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara

    pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada

    anak ( 36-37C).

    c) Anak diberi obat antipiretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai

    demam dan jangan menunggu sampai suhu meningkat.

    2.

    Mencegah cedera saat kejang berlangsung kegiatan ini meliputi:a) Baringkan pasien pada tempat yang rata.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    19/21

    19

    b) Kepala dimiringkan untuk menghindari aspirasi cairan tubuh.

    c) Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas.

    d)

    Lepaskan pakaian yang ketat.

    e) Jangan melawan gerakan pasien untuk menghindari cedera.

    PROGNOSIS

    Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak

    menyebabkan kematian.2

    Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi kejang

    demam berulang,epilepsi, kelainan motorik, gangguan mental dan belajar.

    Angka rekurensi untuk kejang demam dilaporkan sebesar 25-50%. Faktor tunggal

    terpenting dalam memperkirakan rekurensi adalah usia anak saat kejang pertama.

    Anak yang mengalami kejang pertama pada usia 1 tahun memiliki kemungkinan

    65% menderita kejang demam rekurens. Hal ini berbeda dengan kemungkinan 35%

    apabila awitan kejang adalah pada usia antara 1-2,5 tahun dan 20% setelah usia 2,5

    tahun. Angka rekurensi juga meningkat pada anak yang perkembangannya abnormal

    sebelum kejang pertama dan pada mereka yang memiliki riwayat kejang febris pada

    keluarga. Anak yang mengalami demam dengan durasi lebih singkat sebelum kejang

    demam dan mengalami temperatur yang lebih rendah juga mempunyai resiko

    meningkat terkena kejang demam.1

    Gangguan belajar dan perilaku, retardasi mental, defisit koordinasi dan motorik, status

    epileptikus dan kematian pernah dilaporkan sebagai sekuele kejang demam.1

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    20/21

    20

    PENUTUP

    Kejang adalah suatu kejadian paroksismal yang disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron

    abnormal dari suatu kumpulan neuron SSP. Istilah kejang perlu secara cermat dibedakan dariepilepsi. Epilepsi menerangkan suatu penyakit pada seseorang yang mengalami kejang

    rekuren nonmetabolik yang disebabkan oleh suatu proses kronik yang mendasarinya. Kejang

    demam adalah penyakit pada anak yang disebabkan oleh demam, namun tidak sampai

    menginfeksi otak anak. Infeksi ekstrakranial yang paling banyak didapatkan yakni dari

    saluran pernapasan bagian atas, dan merupakan 70% dari seluruh penyebab kejang demam.

    Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, dan memutar matanya. Anak

    tidak responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih

    gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali. Kejang biasanya

    berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit.

    Penanganganan yang cepat akan mengurangkan resiko komplikasi.

    KESIMPULAN

    Hipotesis diterima. Anak dengan keluhan kejang beberapa menit yang lalu,anak tersebut

    menderita batuk dan pilek dua hari yang lalu, anak mulai demam tinggi SMRS, selang

    beberapa menit kemudian si anak mulai kejang-kejang pada kedua tangan dan kakinya, mata

    mendelik ke atas yang berlangsung selama 5 menit, menderita Kejang Demam Sederhana.

  • 8/10/2019 Kasus 5 Kejg Demam

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Marvin A.F. Kejang demam. Buku Ajar Pediatri Rudolf.Vol III. 20 th ed. Penerbit

    Buku Kedokteran EGC, Jakarta:2007. Pg2160-61.2. Hassan R, Alatas H. Ensefalitis,Kejang demam. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.

    Vol II. 11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia:2007.p622-4,847-54.

    3. Bickley L.S. Anamnesis. Bates Guide to Physical Examination and History Taking.

    International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer

    Health; 2009.

    4. Santoso M.,Kurniadhi D.,Tendean M.,Oktavia E.,Ciulianto R. Kejang demam.

    Panduan Kepaniteraan Klinik Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Ukrida:2009.

    p831-3.

    5. Janine H. Febrile seizures. The Toronto Notes. 27th ed. Toronto Notes for Medical

    Students, Inc. Toronto, Ontario, Canada. 2011.p1102-3.

    6. Statham E. Febrile seizures. Learn Pediatrics. University of British Columbia.

    Diunduh dari http://learnpediatrics.com/body-systems/nervous-syste/febrile-seizures/.

    Diakses tanggal 8/1/2012.

    7.

    Elizabeth J.C. Gangguan kejang,epilepsi. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku

    Kedokteran EGC, Jakarta: 2001.p172-4.

    8. Patrick D. Epilepsi. At A Glance Medicine. Penerbit Erlangga:2006.p182-3.

    9. Lombardo M.C. Gangguan kejang. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

    penyakit. Vol II. 6thed. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta: 2006.pg1157-66.

    http://learnpediatrics.com/body-systems/nervous-syste/febrile-seizures/http://learnpediatrics.com/body-systems/nervous-syste/febrile-seizures/http://learnpediatrics.com/body-systems/nervous-syste/febrile-seizures/