Top Banner

of 41

Kasus 2 - Sakit Telan

Jun 02, 2018

Download

Documents

dhiradear
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    1/41

    1

    DISKUSI BBDM MODUL 3.1

    DASAR

    DASAR PENYAKIT DAN PENATALAKSANAANNYA

    SKENARIO 2

    SAKIT TELAN

    KASUS

    Budi kelas II SD pulang dari sekolah mengeluh lelah dan

    tenggorokannya sakit untuk menelan. Sore harinya tubuhnya demam, sakit kepala,

    mual dan muntah. Oleh orangtuanya dibawa ke dokter. Hasil pemeriksaan

    didapatkan suhu aksiler 39 C, faring dan tonsil membengkak (T2-2) berwarna

    merah. Penderita diminta melakukan pemeriksaan laboratorium usap tenggorokan

    dan pemeriksaan darah rutin. Hasil pemeriksaan darah didapatkan leukosit

    15.000/ml, usap langsung tenggorok didapatkan kuman bentuk kokus gram positif

    bergandengan seperti rantai. Dokter memberikan terapi simtomatik danamoksisilin. Setelah 3 hari panas Budi belum turun, sendisendinya terasa sakit

    yang berpindahpindah, nafas terasa berat (ampeg). Setelah ditanyakan, ternyata

    obat yang dari dokter tidak diminum secara teratur. Dokter memerlukan beberapa

    pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk diagnosis dan pencegahan komplikasi.

    I. Terminologi

    1.

    Suhu aksiler :

    Suhu tubuh yang diperiksa di ketiak, 0,3 0,6oC lebih rendah

    dari suhu oral (dewasa : 35,8-37,3oC, anak : 36,8-37oC)

    2. Faring :

    Termasuk dalam sistem pernafasan dan saluran cerna

    (aerodigestivus), dibagi 3, nasofaring, orofaring, laringofaring. (dibaca

    lagi batas-batasnya)

    3.

    Pemeriksaan laboratorium usap tenggorokan :

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    2/41

    2

    Tes lab untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme yang

    dapat menyebabkan infeksi pada tenggorokan. Dilakukan jika ada

    dugaan radang tenggorokan karena bakteri streptokokus.

    4.

    Terapi simptomatik :

    Pengobatan yang diarahkan untuk menghilangkan gejala

    penyakit pasien. Tidak harus dengan obat, bisa dengan kompres.

    5. Amoksisilin :

    Turunan penisilin semisintetik dan stabil dalam suasana asam

    lambung diabsorbsi dengan cepat dan baik dalam saluran pencernaan

    dan efektif untuk semua infeksi. Obat yang umum digunakan untuk

    infeksi karena bakteri, tidak untuk virus dan jamur. Bekerjanya

    menghambat sintesis dinding sel kuman. Diberikan secara oral atau

    intravena.

    6. Tonsil :

    Masa jaringan yang bulat dan kecil dan tersusun dari jaringan

    limfoid. Berfungsi sbg sistem pertahanan tubuh spesifik dan non

    spesifik. Pada anak besar, lalu akan mengecil bertahap pada saat

    pubertas. Ada 3 jenis : tonsil palatine, tonsil lingua, dan tonsil pharyngea

    (adenoid) merupakan cincin limfoid/cincin boldeyer. Untuk

    mencegah infeksi saluran nafas dan faring.

    7. T2-2 :

    Ukuran besarnya tonsil kanan-kiri. T dari 0 sampai 4

    T0 : tidak ada (setelah operasi)

    T1 : ukuran normal (seperempat dari jarak arcus dari uvula)

    T2 : pembesaran dua perempat jarak arcus dari uvula

    T3 : pembesaran tiga perempat jarak arcus dari uvula

    T4 : pembesaran nempel ke uvula (menutup orofaring)

    8. Komplikasi :

    Penyakit sekunder yang terjadi karena belum teratasinya

    penyebab penyakit yang primer. Kronologi adanya munculnya tambahan

    sign/simptom yang merupakan pathogenesis suatu penyakit.

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    3/41

    3

    9.

    Bakteri kokus gram positif :

    Salah satu bentuk bakteri. Yang bergandengan seperti rantai

    disebut streptococcus. Gram positif akan mengambil warna Kristal

    violet sehingga tampak keunguan.

    II. Rumusan Masalah

    1. Apa ada hubungan mual dan muntah dengan tonsil yang membengkak

    2. Hubungan tonsil yang membengkak dengan kadar leukosit yang

    meningkat.

    3.

    Mengapa sendi terasa sakit dan sakitnya berpindah pindah.

    4. Hubungan obat yang diminum secara tidak teratur dengan komplikasi

    yang terjadi.

    5.

    Mengapa dokter memberi terapi simtomatik dan amoksisilin.

    6.

    Hubungan gejala baru yang timbul dengan keluhan utama.

    7. Apa efek yang disebabkan oleh bakteri tersebut.

    8.

    Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan dokter.

    9. Apakah pencegahan komplikasi yang bisa diberikan/dilakukan.

    10.Bagaimana cara pemeriksaan usap tenggorokan.

    III. Pembahasan Masalah

    1. Faring dan tonsil membengkak, ada oedem, hiperemi kemudian

    memberi rangsangan pada reflex muntah. Sehingga mengganggu fungsi

    menelan.

    Muntah terkait lesi fungsi. Fungsi orofaring, membentuk bolus. Karena

    lesi fungsi dari orofaring, jadi muntah. Menelan langsung muntah.

    2. Adanya infeksi oleh bakteri. Bakteri reaksi radang leukosit akan

    keluar untuk menjaga pertahanan tubuh, akan berkumpul pada tempat

    yang terinfeksi.

    Membengkak kadar leukosit meningkat

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    4/41

    4

    3.

    Karena tonsillitis tidak sembuh, shg bakteri menyerang sendi (demam

    rematik).

    Komplikasi dari tonsillitis :

    -

    Local : abses orofaring, otitis media

    -

    Sistemik : penyebab streptokokus hemolitikus. penyebaran infeksi

    ke ginjal, sendi (artritis), jantung (endocarditis), vaskuler.

    Komplikasi jangka pendek : otitis media, sinusitis, dan lain - lain

    Komplikasi jangka panjang : pleuritis, glomerulus nefritis,

    endokarditis, dan lain - lain

    4.

    Obat yang mencegah pertumbuhan bakteri akan tetapi diahalngi jadi

    resisten bakterinya

    5. Amoksisilin ada efek samping nya kayak doare, mual muntah obat

    simptomatikl menghilangkan efek samping

    Simptomatik menghilangkan gejala agar tetap bisa sekolah

    Amoksisilin antibiotic dari bakteri

    6.

    Infeksi jadi demam karena prostaglandin seperti kasus 1

    Sakit kepalaprostaglandin juga menyebabkan nyeri pada kepala

    7. Sudah terjawab

    8.

    Bahan untuk sasaran belajar

    9. Mengganti antibiotic

    Makan dengan makanan yang lunak. Banyak minum air, seperti sari

    buah. Tidak minum es.

    Kumur dengan kloriheksidin glukonat untuk antimikroba di mulut.

    Yang resisten jadi tidak resisten. Untuk radang tenggorokan dan

    sariawan dapat merugikan karena dapat mematikan flora normal

    (untuk mencegah infeksi kuman)

    Edukasi pasien : agar minum obat secara teratur. Jangan terlalu capek,

    makan makanan lunak.

    10.Bahan untuk sasaran belajar

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    5/41

    5

    IV. Peta Konsep

    V. Sasaran Belajar :

    1.

    Menyebutkan berbagai kemungkinan penyebab radang tenggorokan

    virus Streptococcus pyrogenes, diptheri

    2.

    Menjelaskan perbedaan pathogenesis berbagai penyebab radang

    tenggorokan

    3. Menjelaskan pemilihan jenis pemeriksaan laboratorium (darah dan usap

    tenggorok) untuk membedakan berbagai penyebab radang tenggorokan.

    RADANGTENGGOROKA

    N

    Etiopatogenesis - Bakteri

    Gejala

    Diagnosis

    anamnesis

    pemeriksaan fisik

    pemeriksaanpenunjang

    Terapi Etiologi

    efekfarmakokinetik

    efekfarmakodinamik

    Komplikasi -pencegahan

    Edukasi

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    6/41

    6

    4.

    Menjelaskan strategi pemeriksaan laboratorium radang tenggorokan oleh

    Streptococcus pyogenes

    5. Menjelaskan komplikasi akibat infeksi dan Streptococcus pyogenes

    6.

    Menjelaskan strategi pengobatan dan farmakologi (farmakokinetik,

    farmakodinamik) antibiotika gol beta-laktam

    7. Menjelaskan faktor risiko dan pencegahan infeksi Streptococcus

    pyogenes

    8.

    Menjelaskan pathogenesis demam rheumatic

    9. Menyebutkan tanda dan gejala demam rheumatic carditis, polyarthritis

    migrans

    10.Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dalam diagnosis demam

    rematik (SRP RF, ASTO) dan ECG.

    11.

    Menjelaskan keuntungan dan kendala berbagai pemeriksaan penunjang.

    12.Menjelaskan komplikasi demam rheumatic dan pencegahannya

    13.Menjelaskan gambaran patologi kelainan jantung akibat demam

    rheumatic

    14.

    Menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik obat obatan demam

    rematik (NSAID, benzatin penisilin)

    VI. Hasil Belajar Mandiri

    A. Berbagai Kemungkinan Penyebab Radang Tenggorokan

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    7/41

    7

    Keterangan :

    1.

    Pada peristiwa perlekatan, ligan khusus dari virus melekatkan

    diri pada resepor permukaan sel yang sensitive.

    2. Untuk memasukkan ke dalam sel bisa melalui mekanisme

    endositosis maupun penggabungan dengan membrane plasma

    sel.

    3.

    Pelepasan selubung ini bisa sebagian atau seluruhnya yang

    tujuannya adalah untuk melakukan transkripsi asam nukleat

    virus untuk mRNA awal

    4.

    Translasi dari mRNA awal ini terutama untuk membentuk

    protein-protein yang mengatur ekspresi genom virus, dan enzim-

    enzim yang digunakan untuk replikasi asam nukleat virus.

    5.

    Setelah terbentuk asam nukleat virus, gen akhir virus

    mentranskripsikan mRNA akhir yang produk utamanya adalah

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    8/41

    8

    protein structural virus untuk membentuk virion-virion baru.

    The most : Rhinovirus masuk ke tubuh lewat cilia epitel pada

    hidung sebabkan edema dan hyperemia.

    Ciri-ciri : peningkatan sekresi mukus, pembengkakan mucosal

    membran, obstruksi symptom.

    Streptococcus pyogenes

    Karakteristik :

    1. Bakteri gram positif anaerob fakultatif, termasuk ke dalam

    klasifikasi streptococcus group A.

    Memiliki kapsul dengan komposisi asam hyaluronic (beta-

    hemolitic) streptolysin merusak tidak hanya RBC tapi juga,

    WBC.

    2.

    Memiliki kemampuan sebagai penyebab penyakit karena

    memproduksi

    Exotoxins (ada 3 tipe) menyebabkan demam dan scarlet fever

    rashes, menigkatkan risiko syok endotoxic dan menurunkan

    pembuatan antibodi.

    Streptokinase toxin yang mencerna gumpalan darah untuk

    membantu dalam invasi pada luka.

    M protein faktor terbesar sebagai virulensi, resisten terhadap

    panas dan asam, membantu dalam proses perlekatan pada

    jaringan sel inang, membantu sel resisten terhadap fagosit

    Asam hyaluronic pada kapsulnya, seperti jaringan ikat pada

    manusia membiarkan bakteri masuk ke dalam tubuh host

    sebagai antigen, juga membantu menghindari bakteri dari

    fagositosis.

    3.

    Merupakan patogen opportunistik sebenarnya adalah flora

    normal di dalam tract respiratorius atas yang biasanya tidak

    menimbulkan komplikasi, namun akan menimbulkan penyakit

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    9/41

    9

    jika pertahanan tubuh sudah tidak bekerja lagi dan

    membahayakan.

    4. Menyebabkan lebih dari satu penyakit, dari yang ringan (radang

    tenggorokan, impetigo) hingga yang parah (streptococcus shock

    syndrome)

    Corynebacterium diphtheriae

    Corynebacterium diphtheriae diphtheria upper respiratory tract

    illness : radang tenggorokan, demam, adherent membran

    (pseudomembran pada tonsil, faring, cavitas nasi)

    Karakteristik :

    1. Bakteri gram positif, nonmotil, bentuk batang

    2. Actinobacteria

    3.

    Filogenetik mycobacteria & actinomycetes tapi tidak

    membentuk spora/cabang bentuk irreguler club-shaped dan

    V-shaped

    4. Sebagian adalah flora normal pada manusia khususnya pada

    kulit dan hidung

    B. Patogenesis Berbagai Penyebab Radang Tenggorokan

    Etiologi

    a.

    Virus

    o

    Influenza, rhinovirus, dll

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    10/41

    10

    b.

    Bakteri

    o Streptococcus pyogenes

    o Corynebacterium diphteriae

    Rhinovirus

    o Penyebab common cold

    o Replikasi aktif 33-35 oC

    o Transmisi melalui droplet & permukaan yang terkontaminasi

    o Patogenesis :

    a.

    Port d entresaluran nafas atas

    b. Berikatan dengan ICAM-1 / CD54 pada sel epitel

    c. Replikasi

    d.

    Sel epitel release kemokin dan sitokin

    o

    Gejala common cold

    Suara serak

    Runny nose

    Pilek

    Bersin dan batuk

    Terkadang ditemani dengan nyeri otot, kelelahan, tidak

    enak badan, sakit kepala, lelah otot, atau kehilangan

    nafsu makan

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    11/41

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    12/41

    12

    Corynebacterium diphteriae

    o Penyebab penyakit difteri

    o Bentuk batang, gram positif

    o Gambaran khas seperti huruf Tionghoa

    o Memproduksi toksin

    o Patogenesis

    Organisme memproduksi racun yang menghambat

    sintesis protein selular dan hal tersebut menyebabkan

    kerusakan jaringan dan membran. Racun yang ada di

    membran kemudian masuk ke dalam aliran darah kemudian

    menyebar ke jaringan lain pada tubuh. Racun tersebut mampu

    menyebabkan komplikasi miokarditis, neuritis, serta dapat

    menyebabkan thrombocytopenia dan proteinuria.

    C. Pemilihan Jenis Pemeriksaan Laboratorium Untuk Membedakan

    Berbagai Penyebab Radang Tenggorokan

    Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter

    pemeriksaan, yaitu

    1. Hemoglobin

    2.

    Hematokrit

    3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)

    Pada infeksi akibat virus didapatkanpenurunan kadar

    leukosit, sedangkan pada infeksi bakteri didapatkan kenaikankadar leukosit

    4. Trombosit (platelet)

    5.

    Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

    6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

    7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)

    o Tujuan : Untuk mengukur kecepatan pengendapan sel-sel

    darah merah dalam mm/jam

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    13/41

    13

    o LED meningkat : Arthritis rematoid, Demam, infeksi

    bakteri, Gout, Penyakit radang akut, dll

    o LED menurun : Polisitemia Vera, Gagal jantung

    Kongestif, Anemia sel sabit, dll.

    o Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki :

    015 mm/jamPerempuan : 020 mm/jam

    o Pada kasus skenario 2, anak terinfeksi oleh bakteri

    sehingga LED akan meningkat

    8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

    9.

    Platelet Disribution Width (PDW)

    10.Red Cell Distribution Width (RDW)

    Kultur Usap Tenggorokan

    o Kultur usap tenggorokan adalah tes laboratorium yang

    dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme

    yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.

    o Cara pemeriksaan :

    Anda akan diminta untuk memiringkan kepala ke

    belakang dan buka mulut lebar-lebar. Petugas kesehatan

    mengusapkan kapas yang steril di sepanjang bagian

    belakang tenggorokan anda dekat amandel.

    Petugas kesehatan mungkin harus mengikis bagian

    belakang tenggorokan dengan mengusapnya beberapa

    kali. Ini membantu meningkatkan kemungkinan untuk

    dapat mendeteksi bakteri.

    o Bagaimana Mempersiapkan Test ?

    Tidak boleh menggunakan antiseptik pencuci mulut

    sebelum tes.

    o Bagaimana rasanya?

    Anda mungkin merasakan sakit di tenggorokan pada saat

    tes dilakukan. Anda mungkin mengalami sensasi mual

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    14/41

    14

    ketika bagian belakang tenggorokan anda disentuh

    dengan kapas, tapi tes hanya berlangsung beberapa detik.

    o Mengapa Test Dilakukan ?

    Tes ini dilakukan bila dicurigai adanya infeksi

    tenggorokan, khususnya radang tenggorokan.

    o Hasil Normal : Ditemukannya bakteri mulut dan tenggorokan

    yang biasa (flora normal) adalah normal.

    o Apa Makna Hasil Abnormal

    Hasil abnormal berarti ditemukannya bakteri atau

    organisme lain. Ini biasanya merupakan tanda infeksi.

    o Pada bakteri positif (+) pada biakan bakteri

    pada virus -> negatif (-) pada kultur laboratorium

    GABHS rapid antigent detection test Untuk mendeteksi jika

    dicurigai penyebab infeksi karena streptococcus grup A

    D. Strategi Pemeriksaan Laboratorium Radang Tenggorokan Oleh

    Streptococcus pyogenes

    A.

    PRINSIP PENGELOLAAN SPESIMEN

    1. Utamakan keselamatan dan keamanan petugas rumah sakit /

    laboratorium :

    Menggunakan alat-alat proteksi

    standar (jas lab, sarung tangan,

    dll), standar pangamanan harus

    sesuai dengan spesimen.

    Wadah spesimen ditutup rapat dan tidak bocor

    Lepaskan jarum

    2. Pertimbangkan kenyamanan dan keamanan pasien:

    Informed consent sebelum

    mengambil spesimen

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    15/41

    15

    Tepat dalam waktu pengambilan dan pemilihan spesimen

    mencegah resampling3.

    Jumlah mikroorganisme hidup saat kultur cukup

    Jenis spesimen tepat

    Waktu pengumpulan spesimen tepat

    Volume cukup

    Penyimpanan dan transportasi yang baik

    Pemeriksaan yang benar dan tepat

    Media transport Sebelum pemberian antibiotika / bebas antibiotika 3

    hari

    Bakteri anaerob: kontak dengan oksigen (-)

    4.

    Hindari kontaminasi flora normal atau dari lingkungan

    Cara pengumpulan spesimen

    Tindakan asepsis

    Wadah steril dan tertutup rapat / tidak bocor5. Komunikasi yang baik antara dokter dan laboratorium

    mikrobiologi

    B. U

    S

    A

    P

    T

    E

    N

    G

    G

    O

    R

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    16/41

    16

    OKAN

    E. Komplikasi akibat Infeksi dari Streptococcus pyogenes

    1.

    Demam Rematik Akut / Acute Rheumatic Fever (Arf)

    2-3 minggu setelah infeksi

    Kriteria jones pada demam rematik akuta:

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    17/41

    17

    Demam rematik akut jika: (+) 2 major atau 1 major + 2 minor

    Manifestasi mayor

    a. Karditis

    o Karditis merupakan kelainan yang paling serius pada

    demam rematik akut dan menyebabkan mortalitas

    paling sering selama stadium akut penyakit. Karditis ini

    mempunyai gejala yang nonspesifik meliputi mudah

    lelah, anoreksia, demam ringan, mengeluh nafas

    pendek, nyeri dada dan arthalgia.

    o Miokardium, endokardium dan perikardium juga sering

    terlibat dalam karditis. Miokarditis biasanya terjadi

    dengan adanya takikardi, pembesaran jantung dan

    adanya tanda gagal jantung. Perikarditis sering dialami

    dengan adanya nyeri pada jantung dan nyeri tekan

    b. Arthritis

    o Arthritis menunjukkan adanya radang sendi aktif yang

    ditandai nyeri hebat, bengkak, eritema dan demam.

    Nyeri saat istirahat yang menghebat pada gerakan aktif

    dan pasif merupakan tanda khas

    c.

    Korea Sydenham

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    18/41

    18

    o Gejala awal biasanya emosi yang labil dan iritabilitas.

    Lalu diikuti dengan gerakan yang tidak disengaja, tidak

    bertujuan dan inkoordinasi muskular. Semua otot dapat

    terkena, namun otot wajah dan ekstremitas adalah yang

    paling mencolok.

    d. Eritema marginatum

    o Eritema marginatum merupakan ruam khas pada

    demam rematik yang terjadi kurang dari 10% kasus.

    Ruam ini tidak gatal, makular, berwarna merah jambu

    atau kemerahan dengan tepi eritema yang menjalar dari

    satu bagian ke bagian lain, mengelilingi kulit yang

    tampak normal.

    e. Nodulus subkutan

    o Jarang dijumpai, kurang dari 5% kasus. Nodulus

    terletak pada permukaan ekstensor sendi, terutama pada

    siku, ruas jari, lutut dan persendian kaki. Kulit yang

    menutupinya dapat bebas digerakkan dan pucat, tidak

    menunjukkan tanda peradangan

    Manifestasi minor

    o Demam hampir selalu terjadi pada poliarthritis rematik.

    Suhunya jarang mencapai 40 derajat C dan biasa kembali

    normal dalam waktu 23 minggu.

    o Arthralgia, yakni nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda

    objektif (misalnya nyeri, merah, hangat) juga sering

    dijumpai. Arthalgia biasa melibatkan sendi-sendi yang

    besar.

    2.

    Glomerulonefritis Akuta Post Streptococcus

    Komplikasi dari Streptococcus grup A

    Kejadian jarang

    Tanda:

    o

    edema mendadak

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    19/41

    19

    o Oliguria

    o Hipertensi

    o Payah jantung (Congestive Heart Failure)

    Komplikasi GNAPS

    o Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari,

    terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus.

    o Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia,

    hiperkalemia, dan hiperfosfatemia.

    o Hipertensi ensefalopati, didapatkan gejala berupa gangguan

    penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Disebabkan

    spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema

    otak.

    o Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya

    ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan

    darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah,

    melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume

    plasma.

    o Gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan

    di miokardium.

    o Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di

    samping sintesis eritropoetik yang menurun

    F. Strategi Pengobatan Antibiotik

    Dalam penggunaan antibiotik untuk terapi perlu diperhatikan

    berbagai strategi agar dapat tercapai tujuan dari terapi tersebut.

    Strategi tersebut adalah:

    1. Penggunaan secara rasional

    2.

    Obat yang dipilih merupakan obat yang tepat untuk kondisi

    tertentu

    3. Hanya digunakan untuk infeksi bakterial

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    20/41

    20

    4.

    Melakukan pendidikan pada penderita mengenai

    penggunaanyang benar

    5. Menulis resep dengan lebih baik dan bijaksana

    6.

    Dosis optimal.

    Antibiotik Beta-laktam

    Antibiotik yang struktur kimianya terdapat cincin beta

    laktam. Beberapa antibiotik golongan beta laktam sebagai berikut:

    Penisilin

    Sefalosporin

    Monobaktam

    Karbapenem

    Kerja antibiotik betalaktam dengan menghambat sintesis

    mukopeptida yang diperlukan untuk pembentukan dinding sel

    bakteri.

    PENISILIN

    Penisilin isoksazolil Aminopenisilin Penisilin

    antipseudomonas

    Penisilin dengan spektrum

    diperluas

    Oksasilin

    Kloksasilin

    Dikloksasilin

    Flukloksasilin

    Ampisilin

    Amoksisilin

    Karbenisilin

    Tikarsilin

    Azlosilin

    Mezlosilin

    Piperasilin

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    21/41

    21

    Farmakokinetik Antibiotik Penisilin

    Absorbsi

    Penisilin G

    o Mudah rusak dalam suasana asam (pH=2).

    o Cara pemberian melalui intramuskular dan intravena.

    Pemberian secara oral tidak dianjurkan, karenapemberian secara oral harus 4-5x lebih besar dari dosis

    IM sehingga tidak efektif.

    Penisilin V

    o Penisilin V tidak tahan asam

    o Cara pemberiannya secara oral dan diabsorbsi sebanyak

    60%.

    Ampisilin

    o Cara pemberian secara intravena, intramuskuler, dan

    oral. Pemberian secara oral akan diabsorbsi sebesar 40%.

    Absorbsi dipengaruhi ada/tidak makanan dalam saluran

    cerna dan besarnya dosis. Dosis yang kecil akan

    diabsorbsi lebih besar, sedangkan adanya makanan

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    22/41

    22

    dalam saluran cerna akan menghambat absorbsi

    ampisilin.

    Amoksisilin

    o Cara pemberiannya sacara oral akan diabsorbsi sebesar

    75-90%. Absorbsi amoksisilin tidak terhambat oleh

    adanya makanan. Amoksisilin dapat mencapai kadar

    dalam darah lebih tinggi dibanding ampisilin dalam dosis

    yang sama.

    Metisilin

    o Cara pemberiannya efektif secara intramuskular dan

    intravena. Antibiotik jenis ini cepat dirusak oleh asam

    lambung.

    Distribusi

    Penisilin G

    o Distribusinya luas

    o Kadar obat yang memadai dapat mencapai ginjal, hati,

    empedu, usus, limfe dan semen, CSS sukar dicapai oleh

    penisilin G.

    Penisilin V & Metisilin

    o Umumnya sama dengan penisilin G

    Ampisilin

    o Distribusi luas di dalam tubuh

    o Pengikatannya oleh protein plasma hanya 20%

    o Masuk ke dalam empedu siklus enterohepatik

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    23/41

    23

    Amoksisilin

    o

    Pengikatannya oleh protein plasma hanya 17-20%

    BIOTRANSFORMASI

    Dilakukan oleh mikroba berdasarkan pengaruh enzim

    penisilinase dan amidase

    EKSKRESI

    Melalui proses ekskresi tubuli ginjal

    Gagal ginjalmemperlambat ekskresi penisilin

    Dapat dihambat oleh probenesid, fenilbutazon, sulfinpirazon,

    asetosal, indometasin

    o Memperpanjang waktu paruh eliminasi penisilin dalam

    darah2-3x lebih lama

    Farmakodinamik Antibiotik Penisilin

    Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida pada

    sintesis dinding sel mikroba

    Mekanisme antibiotik penisilin dalam tubuh:

    o Obat bergabung dengan penicillin-binding protein

    (PBPs) pada kuman

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    24/41

    24

    o Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena

    proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan

    terganggu

    o Aktivitasi enzim proteolitik dinding sel

    Resistensi

    Pembentukan enzim betalaktamase.

    o Gram positif = sekresi banyak

    o Gram negatif = sekresi sedikit, tempatnya strategis

    Enzim autolisin kuman tidak bekerja timbul sifat toleran

    kuman terhadap obat

    Kuman tidak mempunyai dinding sel

    o Perubahan PBP atau obat tidak dapat mencapai PBP

    G. Faktor Risiko dan Pencegahan Infeksi Streptococcus Pyogenes

    Streptococcus pyogenes adalah bakteri gram

    posotif, berbentuk spherical yang tumbuh dalam bentuk rantai

    panjang

    Merupakan streptococcus grup A karena Streptococcus

    pyogenes memiliki antigen grup A di dinding selnya

    Memiliki sifat beta-hemolitic karena dapat melisiskan darah saat

    dikultur di plat agar darah.

    Faktor resiko :

    o Streptococcus pyogenes adalah salah satu bakteri pathogen

    yang sering menyebabkan infeksi pada manusia.

    o S. pyogenesdapat menyebabkan infeksi ketika pertahanan

    sistem imun tubuh organisme mengalami penurunan

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    25/41

    25

    (immunocompromise), sehingga bakteri ini dapat melakukan

    penetrasi ke jaringan tubuh.

    o Streptococcus pyogenes dapat menyebabkan infeksi baik itu

    ringan maupun berat.

    Infeksi yang berat dapat terjadi pada kondisi immunocompromised,

    seperti :

    o Bayi berumur 75 tahun

    o Pasien HIV, kanker, diabetes mellitus type II

    o Pengguna narkotika dan penyalahgunaan alkohol

    o Wanita hamil

    o Pasien kemoterapi

    o Penggunaan steroid berkepanjangan

    o Penggunaan obat immunosupresan

    Pencegahan Infeksi

    o Cuci tangan menggunakan sabun terutama ketika :

    -

    Sebelum dan sesudah makan

    - Setelah batuk atau bersin

    - Setelah kontak dengan orang yang mengalami infeksi

    o Menjaga kesterilan alat-alat yang digunakan terutama alat-

    alat yang infasif seperti jarum suntik, pisau bedah, dan lain-

    lain

    o Menjaga kebersihan lingkungan sekitar

    H. Patogenesis Demam Rematik

    Demam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah

    infeksi streptococcus golongan beta hemolitik A. Penyakit ini

    menyebabkan lesi patologik jantung, pembuluh darah, sendi dan

    jaringan sub kutan. Gejala demam reumatik bermanifestasi kira-kira 1

    5 minggu setelah terkena infeksi. Gejala awal, seperti juga beratnya

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    26/41

    26

    penyakit sangat bervariasi. Gejala awal yang paling sering dijumpai (75

    %) adalah arthritis. Bentuk poliarthritis yang bermigrasi. Gejala dapat

    digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang

    secara bertahap. Demam reumatik dapat menyerang semua bagian

    jantung. Meskipun pengetahuan tentang penyakit ini serta penelitian

    terhadap kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A sudah

    berkembang pesat, namun mekanisme terjadinya demam reumatik yang

    pasti belum diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa

    demam remautik termasuk dalam penyakit autoimun. Streptococcus

    diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk ekstrasel

    yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S,

    hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase,

    dioksiribonuklease serta streptococcal erytrogenic toxin. Produk-produk

    tersebut merangsang timbulnya antibodi.

    Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus, terdapat kira-

    kira 20 sistem antigen-antibodi; beberapa diantaranya menetap lebih

    lama daripada yang lain. Anti DNA-ase misalnya dapat menetap

    beberapa bulan dan berguna untuk penelitian terhadap penderita yang

    menunjukkan gejala korea sebagai manifestasi tunggal demam

    reumatik, saat kadar antibodi lainnya sudah normal kembali.

    ASTO ( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling

    dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi

    streptococcus. Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik / penyakit

    jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan titer ASTO ini; bila

    dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka

    pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik

    didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.

    Patologi anatomis.Dasar kelainan patologi demam reumatik

    ialah reaksi inflamasi eksudatif dan proliferasi jaringan mesenkim.

    Kelainan yang menetap hanya terjadi pada jantung; organ lain seperti

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    27/41

    27

    sendi, kulit, paru, pembuluh darah, jaringan otak dan lain-lain dapat

    terkena tetapi selalu reversibel. Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria

    jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua kriteria

    mayor dan satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan

    kemungkinan besar demam reumatik. Prognosis tergantung pada

    beratnya keterlibatan jantung.

    I. Tanda dan Gejala Demam Rheumatic Carditis, Polyarthritis

    Migrans

    Perjalanan Klinis

    o Stadium 1 : infeksi saluran napas bagian atas oleh bakteri

    streptococus.

    Tanda dan Gejala

    - Demam

    -

    Batuk

    -

    Sakit saat menelan

    - Muntah

    -

    Pembesaran KGB

    o Stadium 2: masa antar infeksi dengan permulaan gejala

    demam reumatik (1-3 minggu setelah infeksi)

    o Stadium 3 : demam reumatik akut

    Menimbulkan tanda dan gejala umum (minor) dan spesifik

    (mayor).

    Karditis

    o Sering terjadi pada anak

    o Merupakan komplikasi dari DRA jangka panjang

    o Sering terjadi pankarditis yang ditandai dengan

    Perikarditis : pericardial friction rub

    -

    terdengar muffled sounds dan penurunan tekanan

    sistolik saat inspirasi.

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    28/41

    28

    Myokarditis

    Endokarditis : Insufiensi katup mitral dan aorta

    - Bising mitral regurgitasi berupa bising

    pansistolik, high pitch, yang radiasi ke axilla.

    Tidak dipengaruhi oleh posisi dan respirasi.

    Intensitas 2/6.

    - Carey coombs bising : bising diastolik di apeks.

    -

    Bising aorta regurgitasi : bising awal diastolik

    yang terdapat dibasal, dan terbaik didengar pada

    sisi atas kanan dan kiri sternum saat penderita

    duduk miring kedepan. 3-7

    Polyarthitis migrans

    o keluhan nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang

    sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan

    tangan, siku ( polyarthritis migrans ), gangguan fungsi sendi.

    Chorea

    o

    Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal

    , bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali

    disertai dengan kelemahan otot.

    o Sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.

    Eritema Marginatum

    o Merupakan manifestasi pada kulit, berupa bercak-bercak

    merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan

    tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang

    tanpa indurasi dan tidak gatal.

    o Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan

    Nodul Subcutan

    o tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya

    perubahan warna atau rasa nyeri.

    o Biasanya timbul pada minggu pertama serangan dan

    menghilang setelah 1-2 minggu.

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    29/41

    29

    o Nodul ini terutama muncul pada permukaan ekstensor sendi

    terutama siku,ruas jari,lutut,persendian kaki.

    J. Menjelaskan Jenis Pemeriksaan Laboratorium dalam Diagnosis

    Demam Rematik

    1. Pemeriksaan C- Reactive protein (CRP)

    a. Dihasilkan oleh hatiproses kerusakan jaringan dan

    peradangan.

    b.

    Test CRP menggunakan metode aglutinasi, mis. dengan

    sandwich imunometri

    c. Metode aglutinasipartikel latex yg dilapisi pada antibody

    anti-CRP ditetskan pada serum shg terjadi aglutinasi

    d.

    Test sandwich imunometrimengukur intensitas warna

    pada Nycocard reader ( Nilai rujukan normal : 5 mg/L)

    e. Meningkat dalam 610 jam setelah ada kerusakan jaringan

    f.

    Mencapai puncak dalam 24-72 jam

    g. Peningkatan arthritis rheumatoid, infeksi akut, infark

    jantung, dan keganasan

    h.

    Normal3 hari setelah kerusakan jaringan membaik

    i. Nilai CRP menurutAmerican Heart Association danUS

    Centers for Disease Control and Prevention :

    Risiko rendah : kurang dari 1,0 mg / L

    Risiko rata-rata : 1,0-3,0 mg / LRisiko tinggi : di atas 3,0 mg / L

    2. Rheumatoid arthritic factor (RF)

    a. Mendeteksi antibodi golongan IgM, IgG atau IgA yang ada

    dalam serum penderita artritis rheumatoid

    b.

    Kadar tinggipenyakit autoimun, kelainan sendi yg berat

    dan komplikasi sistemik

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    30/41

    30

    c.

    Kadar rendahpenyakit imunologis dan orang tua ( > 65 th

    )

    d. Metode latex aglutinasi atau nephelometry partikel latex

    diselimuti oleh IgG murni dan nanti akan berikatan dengan

    RF pada serum shg terjadi aglutinasi

    e. Nilai rujukan :

    Dewasa : - 1/20-1/80positif untuk keadaan

    rheumatoid q arthritis dan penyakit lain;

    - > 1/80positif untuk rheumatoid arthritis.

    Anak : biasanya tidak dilakukan

    3. Pemeriksaan antistreptolisin O ( ASTO)

    a. Antibodi yang dihasilkan tubuh akibat rangsangan antigen

    oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri -

    hemolytic Streptococcus, yaitu streptolisin O

    b. Meningkat demam rematik akut, glomerulonefritis akut,

    infeksi streptokokus pada saluran pernapasan atas, dan

    arthritis rheumatoid

    c. Menurun pengaruh antibiotic

    d.

    Muncul 12 minggu setelah infeksi streptokokus akut

    e. Memuncak setelah 34 minggu

    f. Metode aglutinasiMereaksikan serum yg mengandung

    ASTO dgn partikel latex yg dilapisi oleh streptolisin O shg

    terbentuk aglutinasi

    4.

    Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

    Menggunakan 8 elektroda :

    1. RA : tangan kanan

    2. LA : tangan kiri

    3.

    RL : kaki kanan

    4. LL : kaki kiri

    5. V1 : Spatium intercostal 4, linea parasternal dextra

    6.

    V2 : Spatium intercostal 4, linea parasternal sinistra

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    31/41

    31

    7.

    V3 : antara V2 dan V4

    8. V4 : spatium intercostal 5, linea midclavicula sinistra

    9. V5 : sejajar V$, linea axillaris anterior

    10.

    V6 : sejajar V5, linea mid-axillaris sinistra

    Hantaran EKG :

    Hasil EKG :

    Gel. P : depolarisasi atrium

    Interval PR : perjalanan depolarisasi atrium ke ventrikel

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    32/41

    32

    Interval QRS : depolarisasi ventrikel

    Segmen ST : repolarisasi ventrikel

    Gel T : mengikuti QRS , repolar. Ventrikel

    Interval QT : aktivitas ventrikel total

    Gel. U : repolarisasi serat purkinje

    Prinsip Membaca EKG :

    Frekuensi Heart rate

    Menghitung jml denyut jantung per menit.

    1500/jml kotak kecil antr gel R ke gel R selanjutnya

    atau 300/jml kotak besar

    Normal : 60-100 x / menit

    Irama

    Apabila setiap kompleks QRS didahului oleh sebuah

    gelombang P berarti irama sinus, kalau tidak, maka

    berarti bukan irama sinus

    Zona Transisi

    Menunjukkan posisi septum interventrikuler.

    Panjang gelombang (+) R dan (-) S tampak relative

    sama. Normal pada V3/V4

    Aksis

    Aksis normal selalu terdapat antara -30 sampai +110.

    Lebih dari -30 disebut deviasi aksis kiri, lebih dari

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    33/41

    33

    +110 disebut deviasi aksis kanan, dan bila lebih dari

    +180 disebut aksis superior

    Morfologi EKG :

    1.

    Gel P letak didepan QRS, tinggi < 2,5 kotak kecil,

    lebar < 3 kotak kecil

    2. Interval PR lebar 3-5 kotak kecil

    3. Gel Qlebar < 1 kotak kecil , dalam < 2 kotak kecil

    4.

    Gel R tinggi < 27 kotak kecil

    5. Gel S tidak ada di V6

    6.

    Komplek QRS lebar 1-3 kotak kecil

    7. Segmen STisoelektrik

    8. Gel T positif ( bersama R tinggi ), inversi di III, aVR,

    V1

    9. Interval QT lebar < interval R-R, lebar < 2 kotak

    besar

    10.

    Gel Utak tampak pada gelombang normal

    K. Keuntungan dan Kendala Berbagai Pemeriksaan Penunjang

    1. CRP (C-reactive Protein) Test

    Merupakan tes non-spesifik. Tes ini digunakan untuk

    mendeteksi adanya inflamasi, apabila ada kecurigaan adanya

    cedera jaringan atau infeksi pada tubuh, tapi tes ini tidak bisa

    digunakan untuk mengatahui penyebab dan dimana lokasi

    terjadinya inflamasi. CRP bukan pemeriksaan diagnostik untuk

    suatu penyakit, tapi dapat digunakan tanda dan gejala serta tes lain

    untuk menentukan inflamasi yang terjadi akut atau kronik

    CRP dapat digunakan bersama dengan Erythrocyte

    Sedimentation Rate (ESR), atau tes lain untuk menentukan

    diagnosis.

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    34/41

    34

    Kelebihan :

    Tidak membutuhkan persiapan khusus

    Kekurangan :

    Tidak spesifik

    Perlu hasil tes lain serta tanda dan gejala, untuk menentukan

    diagnosis

    Menimbulkan nyeri yang moderat ketika memasukkan jarum

    suntik

    Ada resiko terjadinya

    o Hematoma

    o Pendarahan berlebihan

    o Pusing atau Pingsan

    o Infeksi (akibat robekan kulit, sangat kecil

    kemungkinannya)

    2.

    Rheumatoid Factor Test

    Rheumatoif Factor Test adalah suatu tes darah untuk

    menghitung RF antibodi dalam tubuh. Kebanyakan digunakan

    untuk diagnosis Rheumatoid Arthritis.

    Kekurangan :

    - Sedikit terasa nyeri saat test (akibat tusukan jarum)

    3.

    ASTO

    Pemeriksaan antistreptolysin (ASTO) merupakan

    pemeriksaan darah yang dapat digunakan untuk mendeteksi

    penyakit jaringan sendi, misalnya demam rematik akut yang

    disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus.

    Kelebihan :

    -

    Spesifik

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    35/41

    35

    - Dapat langsung mengetahui penyebab sakitnya sehingga

    mempermudah untuk penentuan terapi lebih lanjut

    Kekurangan :

    - Perlu persiapan khusus (Tidak boleh makan selama kurang

    lebih 6 jam)

    - Ada resiko terjadinya

    o Hematoma

    o Pendarahan berlebihan

    o

    Pusing atau Pingsan

    o Infeksi (akibat robekan kulit, sangat kecil

    kemungkinannya)

    4. ECG

    Kelebihan :

    - Tidak menimbulkan sakit/nyeri saat pemeriksaan

    -

    Tidak ada resiko untuk terjadinya hal-hal yang tidak

    diinginkan

    Kekurangan :

    - Hasil pemeriksaan dapat dipengaruhi:

    o Obat

    o Minum dingin atau panas

    o Latihan yang dilakukan orang yang akan diperiksa

    L. Komplikasi Demam Rheumatic dan Pencegahannya

    Demam rematik merupakan penyakit inflamasi yang dapat

    timbul setelah infeksi Streptococcus pyogenes. Penyakit ini dapat

    mempengaruhi jantung, persendian, kulit, dan otak. Diagnosis terhadap

    demam rematik dapat ditegakkan apabila pasien memiliki tanda-tanda

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    36/41

    36

    infeksi bakteri streptococcus serta memenuhi 2 kriteria mayor atau 1

    kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

    Inflamasi yang disebabkan oleh demam rematik dapat bertahan

    sampai beberapa minggu atau bulan. Dalam beberapa kasus, inflamasi

    ini dapat juga menyebabkan beberapa komplikasi jangka panjang

    Demam Rematik Akut

    Demam rematik akut menyebabkan perubahan pada

    permeabilitas pembuluh darah sehingga aktivitas makrofag dan leukosit

    PMN meningkat. Respon inflamasi dapat menyebabkan peradangan

    difus pada seluruh lapisan jantung (pankarditis), arteritis, dan arthritis.

    Perikarditis eksudatif yang disertai penebalan perikardium juga

    merupakan ciri khas demam rematik akut.

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    37/41

    37

    Akibat pankarditis, jaringan pada jantung mengalami

    pembengkakan sehingga kapasitas pengisian ventrikel berkurang.

    Suplai darah dan oksigen pada sistem menjadi inadekuat, menyebabkan

    kegagalan jantung kongestif.

    Arthritis menyebabkan nyeri pada persendian (arthralgia)

    berpindah-pindah.

    Demam Rematik Kronis

    Jika inflamasi tidak kunjung membaik, akan termanifestasi

    gangguan pada katup jantung serta gangguan lainnya yang disebut

    penyakit jantung rematik.

    Aktivitas PMN dan makrofag pada miokardium akan

    menimbulkan gambaran nodular khas yang disebut Badan Aschoff.

    Aktivitas fibroblas juga akan meninggi akibat adanya respon

    inflamasi serta nekrosis.

    Jaringan ikat fibrosa akan menumpuk pada katup jantung,

    meyebabkan stenosis katup dan juga fusi daun katup pada komisura.

    Lubang katup menyempit dan elastisitas katup menurun. Hal ini dapat

    menyebabkan terhambatnya aliran darah serta regurgitasi.

    Gangguan katup ini dapat bermanifestasi klinis sebagai bising

    jantung dan suara tambahan.

    Akibat dari stenosis pada katup mitral, kemampuan pengisian

    ventrikel sinistra menurun sehingga dapat menyebabkan dilatasi atrium

    sinistra, aritmia, dyspnea, kongesti paru dan kegagalan jantung.

    Stenosis valvula aorta mengakibatkan gangguan pada ejeksi

    sistol. Sehingga jantung harus mengkompensasi dengan hipertrofi

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    38/41

    38

    ventrikel kiri. Suplai darah yang insufisien dapat menyebabkan angina

    pectoris, pingsan, dan gagal jantung.

    Stenosis pada katup trikuspidalis akan meningkatkan kerja

    atrium dextra dan dilatasi. Pada tingkat yang lebih berat akan

    ditemukan gagal jantung, asites, hepatomegali, dan kongesti sistemik.

    Pencegahan

    Cara terbaik untuk mencegah demam rematik berikut berbagai

    komplikasinya ialah dengan secara penuh menangani penyebab infeksi

    dari bakteri grup A Streptococcus beta hemolitik dengan pemberian

    antibiotik seperti penicillin dan amoxicillin.

    Penggunaan aspirin atau NSAID dapat diberikan untuk

    mengurangi inflamasi dan mengontrol derajat demam rematik.

    M.Gambaran Patologi Kelainan Jantung Akibat Demam Rheumatic

    Dasar kelainan demam reumatik :

    o reaksi inflamasi eksudatif

    o Proliferatif jaringan mesenkim

    Proses patologis melibatkan : jaringan ikat atau jaringan kolagen

    Manifestasi klinik : jantung, sendi dan otak

    PJR DR akut yang juga merupakan penyakit radang akut,

    menyertai faringitis

    S Beta hemolitikus grup A

    o Kerusakan permanen dari katup-katup jantung

    o Komplikasi yang membahayakan

    Keterlibatan jantung dapat mengenai semua komponen jaringan.

    Proses radang selama karditis akut paling sering terbatas pada

    endokardium dan miokardium. Pada miokarditis berat perikardium

    juga dapat terlibat

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    39/41

    39

    Karditis Rematik Akut

    o Menyerang semua lapisan jantung, endokardium yang

    terkena biasanya lapisan endokard >> bengkak

    o Pada tepi daerah pertemuan daun katup terjadi pengumpulan

    butir2 endapan yang terdiri dari trombosit dan fibrin

    (vegetasi)

    o Perikarditis pankarditis perubahan eksudatif dan

    proliferatif lebih jelas

    o Ditandai dengan :

    Perubahan edematosa jaringan

    Infiltrasi seluler (limfosit, sel plasma, granulosit)

    Fibrinoid, tersebar diseluruh jaringan dasar

    Sel Aschoff tampak dalam fase akut pada miokard

    Karditis Rematik Kronis

    o Akibat endokarditis yang berulang jarik2 pada daun dan

    katup korda tendineakontraktur

    o

    Perlengketan didaerah komisura pemendekan korda

    daun katup menyempit gangguan aliran darah dari atrium

    kiri ke ventrikel kiri

    N. Farmakokinetik dan Farmakodinamik Obat Obatan Demam

    Rematik

    SAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)

    o adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik

    (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi

    (anti radang).

    o Mekanisme kerja : didasarkan atas penghambatan isoenzim

    COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2).

    Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu

    pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    40/41

    40

    acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada

    proses inflamasi (radang).

    o Efek Obat :

    Efek Analgesik

    Obat ini hanya efektif terhdap nyeri dengan

    intensitas rendah sampai sedang seperti sakit kepala

    Efek Antipiretik

    Obat ini hanya menurunkan suhu badan hanya pada

    saaat demam. Tidak semuanya bersifat sebagai anti

    piretik karena bersifat toksik bila digunakan secara

    rutin atau terlalu lama.

    Efek Anti Inflamasi

    NSAID terutama yang baru, lebih banyak

    dimanfaatkan sebagai anti inflamasi pada pengobatan

    kelainan muskuloskeletal, seperti artritis rheumatoid

    o Efek Samping :

    yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual,

    muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia)

    efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan,

    dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis

    yang digunakan.

    Penisilin

    o Penisilin merupakan kelompok antibiotika Beta Laktame

    o

    Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas mikrobanya

    dalam suasana asam sehingga Penisilin kelompok ini harus

    diberikan secara parenteral.

    o Aktivitas dan mekanisme kerja : Penisilin menghambat

    pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis

    dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif,

    Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh

    kuman) pada mikroba yang sedang aktif membe

  • 8/11/2019 Kasus 2 - Sakit Telan

    41/41

    o Efek Samping :

    Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum

    sicknessdan reaksi alergi sistemik yang serius.

    Nyeri tenggorokan atau lidah, muntah, diare.

    Mudah marah, halusinasi, kejang