Top Banner
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG LAMBU BARAKATI ANAK RSU BAHTERAMAS KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan 2018 Oleh : MARIA MAGDALENA LOLON NIM. 14401 2017 00044 2 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018
95

KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

Apr 22, 2019

Download

Documents

lytu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG

LAMBU BARAKATI ANAK RSU BAHTERAMAS

KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan 2018

Oleh : MARIA MAGDALENA LOLON

NIM. 14401 2017 00044 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG

LAMBU BARAKATI ANAK RSU BAHTERAMAS KENDARI

Disusun dan diajukan oleh :

MARIA MAGDALENA LOLON

NIM. 144012017000442

Telah Mendapatkan Persetujuan Tim Pembimbing

Menyetujui

Pembimbing :

Lena Atoy, SST, MPH

Nip. 19650315 198903 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Keperawatan

Indriono Hadi, S.Kep., Ns, M.Kes

Nip. 19700330 199503 1 001

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG

LAMBU BARAKATI ANAK RSU BAHTERAMAS KENDARI

Disusun dan diajukan oleh :

MARIA MAGDALENA LOLON

NIM. 14401 2017 00044 2

Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan

TIM Penguji Pada Hari Rabu /Tanggal 25 Juli 2018

dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui :

1. Muslimin. L, A.Kep, S.Pd, M.Si ( .......................................... )

2. Hj. St. Rachmi Misbah., S.Kep., M.Kes ( .......................................... )

3. Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep ( .......................................... )

Mengetahui :

Ketua Jurusan Keperawatan

Indriono Hadi, S.Kep., Ns, M.Kes

Nip. 19700330 199503 1 001

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Maria Magdalena Lolon

2. Tempat / Tanggal Lahir : Kendari, 28 Mei 1979

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku / Kebangsaan : Flores / Indonesia

6. Alamat : Lr.Pelangi Kel. Tobuuha Kec. Puuwatu

7. No. Telp / Hp : 0852 4167 6579

II. PENDIDIKAN

No. Pendidikan Tahun Ajaran

1. SDK Pelangi Kendari 1985 - 1991

2. SMP Frater Kendari 1991 - 1994

3. SPK DEPKES Kendari 1994 - 1997

4. Politeknik Kesehatan Kendari 2017 - 2018

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

v

MOTTO

Siapapun yang berhenti belajar akan menua, entah itu berumur 20 atau 80

Siapapun yang terus belajar akan tetap muda

Lakukanlah sekarang

Terkadang “nanti” bisa jadi “tak pernah”

Karya tulis ini kupersembahkan untuk Agama, Negara, almamaterku dan semua orang

yang mau terus belajar sebagai tanda terima kasihku.

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG LAMBU BARAKATI ANAK

RSU BAHTERAMAS KENDARI ”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan

kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan

kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah, Sangatlah sulit bagi

penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu,penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lena Atoy, SST, MPH selaku pembimbing

yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

kesabaran dan perhatian dalam membuat karya tulis ilmiah ini.Ucapan terima kasih pula

penulis sampaikan kepada :

1 Ibu Askrening, SKM., M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI Kendari

2 Bapak dr.M.Yusuf Hamra,M.Sc,Sp.PD selaku Direktur RSU Bahteramas, Kepala

Ruangan serta kawan-kawan perawat Ruang Lambu Barakati Anak RSU

Bahteramas yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian

3 Bapak Indriono Hadi, S. Kep., Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Kendari

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

vii

4 Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Kendari Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI Kendari yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal

penulis.

5 Teristimewa kepada ke dua orang tua, suami, anak, cucu dan menantu saya yang

telah memberikan semangat restu yang tak dapat ternilai dengan apapun.

6 Rekan- rekan kelas seangkatan dan seperjuangan keperawatan yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Kendari, 23 juli 2018

Maria Magdalena Lolon

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. iv

MOTTO ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR SKEMA......................................................................... ....... xi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................... ... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 4

C. Manfaat ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ........................................................................................ 7

B. Etiologi ........................................................................................ 7

C. Patofisiologi ................................................................................ 8

D. Manifestasi Klinis ....................................................................... 8

E. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 10

F. Komplikasi .................................................................................. 10

G. Penatalaksanaan .......................................................................... 11

H. Konsep Dasar Anak..................................................................... 13

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Pencernaan (Demam Thypoid) ................................................... 16

1. Pengkajian ............................................................................ 16

2. Diagnose Keperawatan.......................................................... 17

3. Rencana Keperawatan ........................................................... 18

4. Pathway Teori ....................................................................... 22

5. Implementasi Keperawatan ................................................... 23

6. Evaluasi Keperawatan..................................................... ...... 23

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

ix

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ................................................................................... 25

B. Klasifikasi Data ........................................................................... 34

C. Analisis Data ............................................................................... 35

D. Pathway Kasus ............................................................................ 37

E. Diagnosa Keperawatan................................................................ 38

F. Intervensi Keperawatan ............................................................... 40

G. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ................................... 43

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ................................................................................... 51

B. Diagnosa Keperawatan................................................................ 52

C. Intervensi Keperawatan ............................................................... 54

D. Implementasi Keperawatan ......................................................... 55

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 62

B. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pemeriksaan Laboratorium .......................................................... 35

Tabel 3.2 Terapi ........................................................................................... 36

Tabel 3.3 Klasifiksasi Data .......................................................................... 37

Tabel 3.4 Analisis Data ................................................................................ 38

Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 41

Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan................................................................ 43

Tabel 3.7 Implementasi dan evaluasi keperawatan ...................................... 46

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

xi

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Pathway Teori ............................................................................ 25

Skema 3.1 Pathway Kasus ........................................................................... 40

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

xii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : MARIA MAGDALENA LOLON

NIM : 14401 2017 00044 2

Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Kendari

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA “An.S “ DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI

RUANG LAMBU BARAKATI ANAK RSU BAHTERAMAS

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan orang lain yang saya

akui sebagai atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 17 Juli 2018

Yang Membuat Pernyataan,

MARIA MAGDALENA LOLON

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus

yang disebabkan oleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan,

atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii (Hidayat, 2008,

hal:120). Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama

terletak di daerah tropis dan subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu

500 per 100.000 (Widagdo,2011, hal: 218).

Menurut dataWorld Health Organization(WHO) tahun 2003, terdapat 17 juta

kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 600.000 kasus.

Secara keseluruhan, demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta kasus dengan

216.500 kematian pada tahun 2000. Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus

per100.000 populasi per tahun) dicatat di AsiaTengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan

kemungkinan Afrika Selatanyang tergolongsedang (10 – 100 kasus per 100.000

populasi pertahun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali

Australia dan Selandia Baru), serta yang termasuk rendah (<10 kasus per100.000

populasi per tahun) di bagian dunialainnya.

Kejadian demam thypoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia,

Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 200.000. Setiap tahunnya, 7

juta kasus terjadi di Asia Tenggara, dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat

ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis

termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

2

angka kematian 3,1 sampai 10,4% (WHO, 2004).Sedangkan data World Health

Organization (WHO) tahun (2009), memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus

demam thypoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.

Demam thypoid dan demam para thypoid adalah penyakit infeksi akut usus

halus yang disebabkan kuman Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu

minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini

termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan masih

merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara sedang

berkembang (Maharani, 2012).

Indonesia merupakan negara endemik demam tifoid. Diperkirakan terdapat 800

penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan sepanjang tahun. Penyakit

ini tersebar di seluruh wilayah dengan insiden yang tidak berbeda jauh antar daerah.

Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan bukan epidemik. Dalam suatu daerah

terjadi kasus yang berpencar-pencar dan tidak mengelompok. Sangat jarang ditemukan

beberapa kasus pada satu keluarga pada saat yang bersamaan (Widoyono,2011, hal:

144).

Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 demam thypoid

termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB) dengan attack rate sebesar0,37% yang

menyerang 4 kecamatan dengan jumlah 4 desa dan jumlah penderita 51 jiwa. Pada

tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita demam thypoid sebesar 150 jiwa yang

menyerang 3 kecamatan dan jumlah 3 desa dengan attackrate sebesar 2,69%. Tahun

2010 kasus KLB demam tifoid kembali terjadi dengan attack rate sebesar 1,36% yang

menyerang 1 kecamatan dengan 1 desa dan jumlah penderita 26 jiwa (Dinkes Prop

Jateng, 2010).

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

3

Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,

demam thypoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap

di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15%, urutan

pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52%,

urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01%

(Depkes RI, 2009).

Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang lazim didapatkan di daerah tropis

dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang jelek di suatu masyarakat.

Penularan penyakit ini lebih mudah terjadi di masyarakat yang padat seperti urbanisasi

di negara yang sedang berkembang dimana sarana kebersihan lingkungan dan air

minum bersih belum terpenuhi dan oleh karena itu penyakit demam thypoid mudah

menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan serangga.

Sumber utamanya hanyalah manusia. Penularan terjadi melalui air atau makanan yang

tercemar kuman salmonella secara langsung maupun tidak langsung (dari orang yang

sakit maupun dari ‘’carrier’’) yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan

perorangan. Demikian juga cara mencuci bahan makanan (segala macam makanan)

dengan air yang tercemar akan mempermudah penularan demam tifoid apabila tidak

dimasak dengan baik (Ranuh, 2013, hal: 182).

Komplikasi yang dapat muncul akibat demam thypoid tidak segera ditangani

adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus, yaitu sebanyak 0,5 – 3% yang terjadi

setelah minggu pertama sakit. Komplikasi tersebut dapat ditengarai apabila suhu badan

dan tekanan darah mendadak turun dan kecepatan nadi meningkat. Perforasi dapat

ditunjukkan lokasinya dengan jelas, yaitu di daerah distal ileum disertai dengan nyeri

perut, tumpah-tumpah dan adanya gejala peritonitis. Selanjutnya gejala sepsis sering

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

4

kali timbul. Sekitar 10% pneumonia dan bronchitis ditemukan pada anak-anak dan

komplikasi yang lebih berat dengan akibat fatal adalah apabila mengenai jantung

(myocarditis) dengan arrhytmiasis, blok sinoarterial, perubahan ST-T pada

elektrokardiogram atau cardiogenic shock. Prognosa tergantung dari pengobatan yang

tepat dan cepat (Ranuh, 2013, hal: 184).

Pada tahun 2016, penyakit tifooid menduduki peringkat ke 5 terbanyak di

Sulawesi Tenggara yakni 4.641 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSU

Bahteramas pada tahun 2017 ditemukan 410 kasus thypoid , sebanyak 175 kasus adalah

menyerang anak-anak. Dari bulan Januari sampai dengan Mei 2018 didapatkan kasus

demam thypoid sebanyak 75 anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus demam

thypoid masih sangat tinggi. Berdasarkan keterangan data diatas, maka penulis tertarik

untuk menggali permasalahan tentang penyakit demam thypoid dan membuat karya

tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Demam Thypoid pada Anak”

B. Tujuan

1. Umum

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Demam Thypoid pada Anak” adalah agar penulis dapat memahami

dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan demam

Thypoid menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2. Khusus

Tujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah Demam Thypoid di

Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

5

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah Demam

Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan

Demam Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

d. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan pada klien dengan masalah

Demam Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan masalah Demam

Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

C. Manfaat

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam penanganan

demam thypoid pada anak

2. Bagi Penulis

a. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan demam

thypoid pada anak

b. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan

demam thypoid pada anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

6

Memberikan pengetahun dan ketrampilan mahasiswa lebih banyak lagi

terutama dalam kegiatan pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pasien

demam thypoid.

4. Bagi Lahan Praktik

Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan agar

lebih baik khususnya pada anak dengan kasus demam thypoid.

5. Bagi Pasien

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau pedoman untuk menangani kasus

demam thypoid pada anak dan keluarganya.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang

terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis

terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam

paratifoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri (semula S.

Paratyphi B), dan S. Hirschfeldii (semula S. Paratyphi C). Demam tifoid

memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain

(Widagdo, 2011, hal: 197). Menurut Ngastiyah (2005, hal: 236) Tifus

abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu,

gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.

Menurut Soedarto (2009, hal: 128) Penyakit infeksi usus yang disebut

juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman

Salmonella typhiatauSalmonella paratyphi A, B, dan C. Demam tifoid

merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-

daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam

tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang

menyerang manusia khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus

yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan

atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan

lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih

diperburuk dengan gangguan penurunan kesadaran.

B. Etiologi

Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam Thypoid

adalah Salmonella typhi, termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam

famili Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk spora,

tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

8

beberapa hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan

kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1

jam atau 60º C dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik)

adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan

antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,

juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat antigen Vi yaitu polisakarida

kapsul.

C. Patofisiologi

Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan

dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus

halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus.

Kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer), dan

mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.Proses ini

terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal

melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia

untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ

tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu (Suriadi &Yuliani, 2006,

hal: 254).

Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi

pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada

minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu keempat terjadi

penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat

menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar,

kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan

oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh

kelainan pada usus halus (Suriadi &Yuliani, 2006, hal: 254).

D. Manifestasi Klinik

Menurut Ngastiyah (2005, hal: 237) Gambaran klinik demam tifoid

pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa

tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan.

Sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

9

mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,

nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang.

Gambaran klinik yang biasa ditemukan menurut Ngastiyah (2005, hal: 237)

adalah:

1. Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris

remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu

tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari

dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu kedua,

pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu

berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-

pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung

dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat

ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limpa

membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi

tetapi juga dapat terjadi diare atau normal

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis

sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali

penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping

gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan

anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan

karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada

minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi

dan epitaksis pada anak dewasa

4. Relaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis,

akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu

kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

10

Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ

yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.

Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil

bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis.

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Suriadi & Yuliani (2006, hal: 256) pemeriksaan penunjang demam

tifoid adalah:

1. Pemeriksaan darah tepi

Leukopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia

2. Pemeriksaan sumsum tulang

Menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang

3. Biakan empedu

Terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada

pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil

salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-

betul sembuh

4. Pemeriksaan widal

Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih, sedangkan

titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk

menegakkan diagnosis karema titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan

imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.

F. Komplikasi

Menurut Widagdo (2011, hal: 220-221) Komplikasi dari demam tifoid dapat

digolongkan dalam intra dan ekstra intestinal.

1. Komplikasi intestinal diantaranya ialah :

a. Perdarahan

Dapat terjadi pada 1-10 % kasus, terjadi setelah minggu pertama

dengan ditandai antara lain oleh suhu yang turun disertai dengan

peningkatan denyut nadi.

b. Perforasi usus

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

11

Terjadi pada 0,5-3 % kasus, setelah minggu pertama didahului oleh

perdarahan berukuran sampai beberapa cm di bagian distal ileum

ditandai dengan nyeri abdomen yang kuat, muntah, dan gejala

peritonitis.

2. Komplikasi ekstraintestinal diantaranya ialah :

a. Sepsis

Ditemukan adanya kuman usus yang bersifat aerobik

b. Hepatitis dan kholesistitis

Ditandai dengan gangguan uji fungsi hati, pada pemeriksaan amilase

serum menunjukkan peningkatan sebagai petunjuk adanya komplikasi

pankreatitis

c. Pneumonia atau bronkhitis

Sering ditemukan yaitu kira-kira sebanyak 10 %, umumnya

disebabkan karena adanya superinfeksi selain oleh salmonella

d. Miokarditis toksik

Ditandai oleh adanya aritmia, blok sinoatrial, dan perubahan segmen

ST dan gelombang T, pada miokard dijumpai infiltrasi lemak dan

nekrosis

e. Trombosis dan flebitis

Jarang terjadi, komplikasi neurologis jarang menimbulkan gejala

residual yaitu termasuk tekanan intrakranial meningkat, trombosis

serebrum, ataksia serebelum akut, tuna wicara, tuna rungu, mielitis

tranversal, dan psikosis

f. Komplikasi lain

Pernah dilaporkan ialah nekrosis sumsum tulang, nefritis, sindrom

nefrotik, meningitis, parotitis, orkitis, limfadenitis, osteomilitis, dan

artritis.

G. Penatalaksanaan

Menurut Ngastiyah (2005, hal: 239) & Ranuh (2013, hal: 184-185)

pasien yang dirawat dengan diagnosis observasi tifus abdominalis harus

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

12

dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien tifus abdominalis dan

diberikan pengobatan sebagai berikut :

1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta

2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang

lama, lemah, anoreksia, dan lain-lain

3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal

kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh

berdiri kemudian berjalan di ruangan

4. Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.

Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang

dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Apabila kesadaran pasien

menurun diberikan makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran

dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.

5. Pemberian antibiotik

Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. Obat

antibiotik yang sering digunakan adalah :

a. Chloramphenicol dengan dosis 50 mg/kg/24 jam per oral atau dengan

dosis 75 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 4 dosis.

Chloramphenicol dapat menyembuhkan lebih cepat tetapi relapse

terjadi lebih cepat pula dan obat tersebut dapat memberikan efek

samping yang serius

b. Ampicillin dengan dosis 200 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 6

dosis. Kemampuan obat ini menurunkan demam lebih rendah

dibandingkan dengan chloramphenicol

c. Amoxicillin dengan dosis 100 mg/kg/24 jam per os dalam 3 dosis

d. Trimethroprim-sulfamethoxazole masing-masing dengan dosis 50 mg

SMX/kg/24 jam per os dalam 2 dosis, merupakan pengobatan klinik

yang efisien

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

13

e. Kotrimoksazol dengan dosis 2x2 tablet (satu tablet mengandung 400

mg sulfamethoxazole dan 800 mg trimethroprim. Efektivitas obat ini

hampir sama dengan chloramphenicol.

H. Konsep Dasar Anak

1. Pengertian Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan

bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk

anak yang masih didalam kandungan, yang berarti segala kepentingan

akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak

tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun

(Hidayat,2008)

2. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum

digolongkan menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi,

pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak,

sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau

kasih saying (Asih), pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang

erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak

merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang

selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan stimulasi

mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses

belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini

mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya

kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian

dan sebagainya.

3. Tingkat perkembangan anak

Menurut Hidayat (2008), karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan :

a. Usia bayi (0-1 tahun)

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

14

Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan

pikirannya dengan kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi

lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat

lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa

mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Walaupun demikian,

sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa

yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya

memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara

lemah lembut. Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan

bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama

terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara menarik

perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat berkomunikasi

dengannya. Jangan langsung menggendong atau memangkunya karena

bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan

ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik

dengan ibunya.

b. Usia pra sekolah (2-5 tahun)

Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3

tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai

perasaan takut oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu

tentang apa yang akan akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan

diukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke

tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannya.

Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia

yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa,

anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak

belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat

menjelaskan, gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan

istilah yang dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui objek

transisional seperti boneka. Berbicara dengan orangtua bila anak malu-

malu. Beri kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

15

keberadaan orangtua. Satu hal yang akan mendorong anak untuk

meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan

memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.

c. Usia sekolah (6-12 tahun)

Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang

dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu,

apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini

harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan

contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia

sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.

Perbendaharaan katanya sudah banyak, sekitar 3000 kata dikuasi dan

anak sudah mampu berpikir secara konkret.

d. Usia remaja (13-18)

Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir

masa anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker

dan tingkah laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju

orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar

memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau

stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau

orang dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri

dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi.

Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah bahagia.

e. Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) dalam

Hidayat (2008) adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai

individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas perkembangan bayi

0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat, kestabilan

jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat

kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru,

mengenal jenis kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

16

kenyataan social dan alam, belajar mengadakan hubungan emosional,

belajar membedakan salah dan benar serta mengembangkan kata hati

juga proses sosialisasi. Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah

belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik, membentuk sikap

yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya,

memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin, mengembangkan

konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan

keterampilan yang fundamental, mengembangkan pembentukan kata

hati, moral dan sekala nilai, mengembangkan sikap yang sehat

terhadap kelompok sosial dan lembaga. Tugas perkembangan anak

usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan fisiknya dan menerima

peranannya sebagai perempuan dan laki-laki, menyadari hubungan-

hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin,

menemukan diri sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri,

serta mengembangkan nilai-nilai hidup.

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Pencernaan (Demam Thipoid)

1. Pengkajian

Menurut Nursalam (2008, hal: 154-155) adalah sebagai berikut:

a. Identitas klien

b. Keluhan utama

Perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang

bersemangat serta nafsu makan berkurang (terutama selama masa

inkubasi).

c. Suhu tubuh

Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat

febris remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu

pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik tiap harinya, biasanya

menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.

Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

17

minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada

akhir minggu ketiga.

d. Kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu

apatis sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah

(kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan

pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala

lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat reseola, yaitu

bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang

ditemukan dalam minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan

pula bradikardi dan epitaksis pada anak besar.

e. Pemeriksaan fisik

1) Mulut

Terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan

pecah-pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih, sementara

ujung dan tepinya bewarna kemerahan, dan jarang disertai tremor

2) Abdomen

Dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), bisa

terjadi konstipasi atau mungkin diare atau normal

3) Hati dan Limfe

Membesar disertai nyeri pada perabaan

f. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pada pameriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia,

limfositosis, relatif pada permukaan sakit

2) Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal

3) Biakan empedu hasil salmonella typhi dapat ditemukan dalam

darah pasien pada minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering

ditemukan dalam feces dan urine

g. Pemeriksaan widal

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

18

Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat

anti terhadap antigen 0, titer yang bernilai 1/200 atau lebih

menunjukkan kenaikan yang progresif.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang biasanya muncul pada demam tifoid menurut Nnda NIC-

NOC (2014) adalah sebagai berikut:

a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak

adekuat

c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi

nutrien

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Intervensi Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan denganproses infeksi salmonella typhi

Tujuan: suhu tubuh kembali normal

Hasil yang diharapkan: Pasien mempertahankan suhu tubuh normal

yaitu 36ºC-37ºC dan bebas dari demam.

Intervensi:

1) Pantau suhu tubuh klien tiap 3 jam sekali

Rasional: suhu tubuh 38ºC-40ºC menunjukkan proses penyakit

infeksi akut

2) Beri kompres hangat

Rasional: kompres dengan air hangat akan menurunkan demam

3) Anjurkan kepada ibu klien agar klien memakai pakaian tipis dan

menyerap keringat

Rasional: memberi rasa nyaman, pakaian tipis membantu

mengurangi penguapan tubuh

4) Beri banyak minum 1.500-2.000 cc/hari

Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan

menurunkan resiko dehidrasi

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

19

5) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik

Rasional: antipiretik untuk mengurangi demam, antibiotik untuk

membunuh kuman infeksi.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak

adekuat

Tujuan: volume cairan terpenuhi

Hasil yang diharapkan: status cairan tubuh adekuat, ditandai dengan

membran mukosa lembab, turgor kulit elastis, tanda-tanda vital normal

Intervensi:

1) Monitor tanda-tanda vital

Rasional: mengetahui suhu, nadi, dan pernafasan

2) Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan

Rasonal: mengontrol keseimbangan cairan

3) Kaji status dehidrasi

Rasional: mengetahui derajat status dehidrasi

4) Beri banyak minum

Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan

menurunkan resiko dehidrasi

c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

Tujuan: menunjukkan nyeri berkurang atau hilang

Hasil yang diharapkan: terlihat tenang dan rileks dan tidak ada keluhan

nyeri

Intervensi:

1) Kaji tingkat, frekuensi, intensitas, dan reaksi nyeri

Rasional: suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi

yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang

diberikan

2) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam

Rasional: menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan oksigenasi

darah, dan menurunkan inflamasi.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

20

3) Libatkan keluarga dalam tata laksana nyeri dengan memberikan

kompres hangat

Rasional: menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, membuat

otot tubuh lebih rileks, dan memperlancar aliran darah.

4) Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien

Rasional: posisi yang nyaman membuat klien melupakan rasa

nyerinya.

5) Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi

Rasional: untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan

mempercepat proses penyembuhan.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmalabsorbsi

nutrien

Tujuan: tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi

Hasil yang diharapkan: nafsu makan meningkat, makan habis satu

porsi, berat badan klien meningkat

Intervensi:

1) Kaji status nutrisi anak

Rasional: mengetahui langkah pemenuhan nutrisi

2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil tapi sering

Rasional: meningkatkan jumlah masukan dan mengurangi mual

dan muntah

3) Timbang berat badan klien setiap 3 hari

Rasional: mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan

4) Pertahankan kebersihan mulut anak

Rasional: menghilangkan rasa tidak enak pada mulut atau lidah dan

dapat meningkatkan nafsu makan

5) Beri makanan lunak

Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang

tinggi pada usus

6) Jelaskan pada keluarga pentingnya intake nutrisi yang adekuat

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

21

Rasional: memberikan motivasi pada keluarga untuk memberikan

makanan sesuai kebutuhan.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengankelemahan

Tujuan: dapat beraktivitas secara mandiri

Hasil yang diharapkan: memperlihatkan kemajuan khusus tingkat

aktivitas yang lebih tinggi dari mobilitas yang mugkin

Intervensi:

1) Kaji toleransi terhadap aktivitas

Rasional: menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap stres

aktivitas

2) Kaji kesiapan meningkatkan aktivitas

Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk

memajukan tingkay aktivitas individual

3) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjuran menggunakan kursi

mandi, menyikat gigi atau rambut

Rasional: teknik penggunaan energi menurunkan penggunaan

energi

4) Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memiliki periode

aktivitas

Rasional: seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan

aktivitas dan mencegah kelemahan.

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

22

4. Pathway Teori

Skema 2.1

Pathway Teori

Salmonella typhi

Saluran pencernaan

Usus halus

Jaringan limfoid

Lamina frofia

Kelenjar limfa mesontreia

Aliran darah

Organ res (hati & limfa)

Tidak difagosit Imflamasi

Hati & limfa Endotoksin

Hepatomegali penurunan napsu lemah proses

infeksi

Solenomegali makan lesu demam

Merasangsang ujung saraf mual intoleransi hippertermi

Muntah aktivitas

Nyeri perabaan

Nutrisi kurang

Nyeri akut dari kebutuhan

tubuh

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

23

5. Implementasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya

adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons

klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila

dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang

diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009).

Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,

evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan.

Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini,

perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat

berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).

Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien

terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan

apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses

evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang

ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa

keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988

dalam Deswani, 2009).

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

24

BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang : Lambu Barakati Anak

Tanggal masuk : 10 Juli 2018

Jam : 12.30

No.RM : 48 05 36

Identitas Pasien

Nama : An. S

Tgl Lahir : 25 Maret 2006

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : -

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : BTN Tawang Alun

Diagnosa Medis : Demam Thypoid

Tanggal pengkajian : 12 Juli 2018

Jam : 7.45

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. L

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

25

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : BTN Tawang Alun

Hubungan : Ibu

A. Pengkajian

a. Alasan utama masuk RS

Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari

sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum

dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU

Bahteramas masuk IGD jam 07.10, TD : 110/70 mmHg, N: 90x/ menit, RR

15x/menit, S: 38C, diberikan terapi IVFD Ringer Lactat 12 tpm, inj.ranitidine

50mg, inj.ondansentron ,ketorolac 30 mg.

b. Keluhan utama

Pasien demam

c. Riwayat kesehatan lalu

Klien belum pernah di rawat di RS sebelumnya, klien mempunyai riwayat maag

sejak 2 tahun yang lalu,dan melakukan rawat jalan.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti

hipertensi,diabetes militus,penyakit jantung,Asma,TBC.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

26

e. Genogram:

Keterangan Genogram

= Laki-laki

= perempuan

= Tinggal serumah

= Keluarga yang sakit

= Hubungan keluarga

= Anggota keluarga yang meninggal karena sakit tapi tidak

diketahui penyebab sakitnya. Tidak ada penyakit keturunan dan

penyakit menular keluarga

45

17 15 12

46

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

27

f. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan

lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat

dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat

inap yakni di ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas.

g. Riwayat pengobatan/alergi : Klien tidak mempunyai riwayat pengobatan, klien juga

tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan, minuman, maupun obat

h. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Sakit/nyeri :

P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Q :nyeri seperti ditusuk – tusuk

R :perut bagian kanan atas kuadran 1

S :nyeri skala 5

T :nyeri terus menerus

2. Sikap : Gelisah Kesadaran CM GCS = 15 E3 M6 V5

3. Pendengaran

Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak

memakai alat bantu pendengaran,tidak ada gangguan pendengaran

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

28

4. Penglihatan

Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,

konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada

kebutaan dan tidak ada katarak

5. Pengecapan

Klien mengatakan pengecapannya terasa pahit, lidah kotor, tampak putih.

6. Penghidu

Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

penghidu

7. Peraba

sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

sistem presepsi sensori perabaan.

8. Sistem Pernafasan

Klien tidak mempunyai riwayat bronkitis, asma, tuberkolusis, emfisema,

pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.

Frekuensi 15 x/m, kedalaman: tidak normal (lambat dan dangkal),

pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,

menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba

simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,

irama tidak teratur

9. Sistem Kardiovaskuler

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

29

Nadi : 90 x/m

Suhu : 38,04C

Irama : teratur

Kekuatan : kuat

Akral : hangat

Pengisian kapiler : < 2 detik

Edema : Tidak ada

10. Sistem Saraf Pusat

Kesadaran :Composmetis

GCS :15 E3 M6 V5

Bicara : normal

Pupil : isokor ukuran kanan/kiri :2/2

Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat

pengkajian waktu pagi.

Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali

orang-orang di sekelilingnya.

Orientasi tempat : Klien mengetahui bahwa dia berada di rumah sakit.

11. Sistem Gastrointestinal

Kehilangan selera makan : klien mengatakan selera makan berkurang.

Mual/Muntah: klien tidak mual muntah

Alergi :tidak ada alergi makanan

Masalah mengunyah atau menelan : tidak ada

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

30

Berat badan biasa sebelum sakit :41 kg

Berat badan setelah sakit :40 kg

perubahan berat badan : -Berat badan sekarang : 40 kg

Tinggi badan : 140 m

Bentuk badan : normal

Turgor kulit : lembab

Mukosa : sianosis

12. Sistem Moskuloskeletal

Rentang gerak : terbatas

Keseimbangan cara berjalan : tegap

Kemampuan memenuhi ADL :dibantu

Kekuatan otot :

5 5

5 5

13. Sistem Intergumen

Warna kulit : putih

Turgor kulit : Baik/ lembab

Memar : Tidak ada

Lain : -

14. Riwayat Immunisasi

a. BCG: tuntas

b. DPT: tuntas

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

31

c. Polio: tuntas

d. Campak: tuntas

e. Hepatitis: tidak pernah

15. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik

- Berat badan : Tidak tahu

- Tinggi badan : Tidak tahu

- Waktu tumbuh gigi : Lupa, bulan, Tanggal gigi: Belum

b. Perkembangan Tiap tahap

- Berguling : Ibu klien mengatakan lupa

- Duduk: Ibu klien mengatakan lupa

- Merangkap: Ibu klien mengatakan lupa

- Berdiri Ibu klien mengatakan lupa

- berjalan 1 Tahun

- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa

- bicara pertama kali: Ibu klien mengatakan lupa

- Berpakaian tanpa bantuan: Ibu klien mengatakan lupa

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

32

i. Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tgl pemeriksaan: 10 Juli 2018

Tabel 3.1

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi

Paket Darah Otomatis Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin L 11.5 g/dL 11.3-15.5

Leukosit 5.1 10^3/uL 3.6- 11.0

Hematokrit 35 % 35-47

Eritrosit 4.6 10^6/uL 3.80-5.20

Trombosit 300 10^3/uL 150-400

MCH L 25 Pg 26-34

MCHC 33 g/dL 32-36

MCV L 76 Fl 4-8

DIFF COUNT

Eosinofil 1.80 % 1-6

Basofil 0.20 % 0-1

Netrofil 54.30 % 50-70

Limfosit 36.00 % 22-40

Monosit 7.70 % 4-8

Golongan Darah O

Imunologi

TYPHI O POS 1/400

TYPHI H Negatif

PARATYPHI

O-A

Negatif

PARATYPHI

O-B

Negatif

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

33

j. Terapi Yang Diberikan

Tabel 3.2

Terapi

Terapi Yang

Diberikan

Jam Pemberian

IVFD Ringer

Lactat 12 Tpm

Inj.ceftriaxone

1 x 1000 mg

08.00

Inj.ranitidhin

2 x 50 mg

08.00 20.00

Inj.Hexilon 3 x

20 mg

08.00 16.00 24.00

Sukralfat 3x 1

cth

08.00 16.00 20.00

Parasetamol 3

x 500 mg

08.00 16.00 20.00

Curcuma 3 x

200 mg

08.00 16.00 20.00

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

34

BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang : Lambu Barakati Anak

Tanggal masuk : 10 Juli 2018

Jam : 12.30

No.RM : 48 05 36

Identitas Pasien

Nama : An. S

Tgl Lahir : 25 Maret 2006

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : -

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : BTN Tawang Alun

Diagnosa Medis : Demam Thypoid

Tanggal pengkajian : 12 Juli 2018

Jam : 7.45

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. L

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

35

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : BTN Tawang Alun

Hubungan : Ibu

B. Pengkajian

k. Alasan utama masuk RS

Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari

sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum

dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU

Bahteramas masuk IGD jam 07.10, TD : 110/70 mmHg, N: 90x/ menit, RR

15x/menit, S: 38C, diberikan terapi IVFD Ringer Lactat 12 tpm, inj.ranitidine

50mg, inj.ondansentron ,ketorolac 30 mg.

l. Keluhan utama

Pasien demam

m. Riwayat kesehatan lalu

Klien belum pernah di rawat di RS sebelumnya, klien mempunyai riwayat maag

sejak 2 tahun yang lalu,dan melakukan rawat jalan.

n. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti

hipertensi,diabetes militus,penyakit jantung,Asma,TBC.

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

36

o. Genogram:

Keterangan Genogram

= Laki-laki

= perempuan

= Tinggal serumah

= Keluarga yang sakit

= Hubungan keluarga

= Anggota keluarga yang meninggal karena sakit tapi tidak

diketahui penyebab sakitnya. Tidak ada penyakit keturunan dan

penyakit menular keluarga

45

17 15 12

46

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

37

p. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan

lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat

dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat

inap yakni di ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas.

q. Riwayat pengobatan/alergi : Klien tidak mempunyai riwayat pengobatan, klien juga

tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan, minuman, maupun obat

r. Pemeriksaan Fisik

16. Keadaan Umum

Sakit/nyeri :

P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Q :nyeri seperti ditusuk – tusuk

R :perut bagian kanan atas kuadran 1

S :nyeri skala 5

T :nyeri terus menerus

17. Sikap : Gelisah Kesadaran CM GCS = 15 E3 M6 V5

18. Pendengaran

Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak

memakai alat bantu pendengaran,tidak ada gangguan pendengaran

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

38

19. Penglihatan

Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,

konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada

kebutaan dan tidak ada katarak

20. Pengecapan

Klien mengatakan pengecapannya terasa pahit, lidah kotor, tampak putih.

21. Penghidu

Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

penghidu

22. Peraba

sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

sistem presepsi sensori perabaan.

23. Sistem Pernafasan

Klien tidak mempunyai riwayat bronkitis, asma, tuberkolusis, emfisema,

pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.

Frekuensi 15 x/m, kedalaman: tidak normal (lambat dan dangkal),

pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,

menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba

simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,

irama tidak teratur

24. Sistem Kardiovaskuler

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

39

Nadi : 90 x/m

Suhu : 38,04C

Irama : teratur

Kekuatan : kuat

Akral : hangat

Pengisian kapiler : < 2 detik

Edema : Tidak ada

25. Sistem Saraf Pusat

Kesadaran :Composmetis

GCS :15 E3 M6 V5

Bicara : normal

Pupil : isokor ukuran kanan/kiri :2/2

Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat

pengkajian waktu pagi.

Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali

orang-orang di sekelilingnya.

Orientasi tempat : Klien mengetahui bahwa dia berada di rumah sakit.

26. Sistem Gastrointestinal

Kehilangan selera makan : klien mengatakan selera makan berkurang.

Mual/Muntah: klien tidak mual muntah

Alergi :tidak ada alergi makanan

Masalah mengunyah atau menelan : tidak ada

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

40

Berat badan biasa sebelum sakit :41 kg

Berat badan setelah sakit :40 kg

perubahan berat badan : -Berat badan sekarang : 40 kg

Tinggi badan : 140 m

Bentuk badan : normal

Turgor kulit : lembab

Mukosa : sianosis

27. Sistem Moskuloskeletal

Rentang gerak : terbatas

Keseimbangan cara berjalan : tegap

Kemampuan memenuhi ADL :dibantu

Kekuatan otot :

5 5

5 5

28. Sistem Intergumen

Warna kulit : putih

Turgor kulit : Baik/ lembab

Memar : Tidak ada

Lain : -

29. Riwayat Immunisasi

f. BCG: tuntas

g. DPT: tuntas

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

41

h. Polio: tuntas

i. Campak: tuntas

j. Hepatitis: tidak pernah

30. Riwayat Tumbuh Kembang

c. Pertumbuhan Fisik

- Berat badan : Tidak tahu

- Tinggi badan : Tidak tahu

- Waktu tumbuh gigi : Lupa, bulan, Tanggal gigi: Belum

d. Perkembangan Tiap tahap

- Berguling : Ibu klien mengatakan lupa

- Duduk: Ibu klien mengatakan lupa

- Merangkap: Ibu klien mengatakan lupa

- Berdiri Ibu klien mengatakan lupa

- berjalan 1 Tahun

- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa

- bicara pertama kali: Ibu klien mengatakan lupa

- Berpakaian tanpa bantuan: Ibu klien mengatakan lupa

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

42

s. Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tgl pemeriksaan: 10 Juli 2018

Tabel 3.1

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi

Paket Darah Otomatis Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin L 11.5 g/dL 11.3-15.5

Leukosit 5.1 10^3/uL 3.6- 11.0

Hematokrit 35 % 35-47

Eritrosit 4.6 10^6/uL 3.80-5.20

Trombosit 300 10^3/uL 150-400

MCH L 25 Pg 26-34

MCHC 33 g/dL 32-36

MCV L 76 Fl 4-8

DIFF COUNT

Eosinofil 1.80 % 1-6

Basofil 0.20 % 0-1

Netrofil 54.30 % 50-70

Limfosit 36.00 % 22-40

Monosit 7.70 % 4-8

Golongan Darah O

Imunologi

TYPHI O POS 1/400

TYPHI H Negatif

PARATYPHI

O-A

Negatif

PARATYPHI

O-B

Negatif

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

43

t. Terapi Yang Diberikan

Tabel 3.2

Terapi

Terapi Yang

Diberikan

Jam Pemberian

IVFD Ringer

Lactat 12 Tpm

Inj.ceftriaxone

1 x 1000 mg

08.00

Inj.ranitidhin

2 x 50 mg

08.00 20.00

Inj.Hexilon 3 x

20 mg

08.00 16.00 24.00

Sukralfat 3x 1

cth

08.00 16.00 20.00

Parasetamol 3

x 500 mg

08.00 16.00 20.00

Curcuma 3 x

200 mg

08.00 16.00 20.00

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

44

Tabei 3.3

Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif

1. Klien mengatakan nyeri di perut kanan bagian atas. P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. R : perut bagian kanan atas kuadran 1 S : nyeri skala 5 T : nyeri terus-menerus

2. Klien mengatakan lemas 3. Klien mengatakan lidah terasa pahit,

nafsu makan berkurang

1. Kesadaran Composmetis GCS:14 E3 M6 V5

2. wajah tampak menahan sakit 3. Klien tampak lemas, pucat, tidak

nafsu makan. 4. klien tampak gelisah 5. Akral hangat 6. Membran mukosa kering 7. BAK 70-80cc, 2-3x/hari 8. klien tampak lemah 9. TD :110/70 mmHg

RR : 15 x/menit N : 88x/menit S : 38 oC CRT: < 2 detik BB sebelum masuk 41 kg BB Sesudah masuk 40 kg THYPI POST 1/400 IMT 17,9kg/m2 Hb L11,5 g/dL Limfosit 36%

10. Diit BK, habis ¼ porsi 250cc,

minum 1 gelas 300cc

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

45

B. Analisa Data

Nama Klien : An.S Hari / Tgl : Kamis, 12 Juli 2018

No. RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu barakati Anak

Tabel 3.4

Analisa Data

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

DS : - Klien mengatakan nyeri di

perut kanan bagian atas P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. R : perut bagian kanan atas kuadran 1 S : nyeri skala 5 T : nyeri terus-menerus

DO : - Composmetis (GCS:14 E3 M6

V5) - wajah tampak menahan sakit - TD :110/70 mmHg

RR : 15 x/menit N : 88x/menit S : 38 oC CRT: < 2 detik

- lab THYPI POST 1/400

bakteri masuk ke aliran darah ↓

inflamasi hati & limfa ↓

Mengaktifkan mediator kimia (Histamin dan bradikinin)

↓ Menstimulasi pelepasan

prostaglandin di hipotalamus ↓

Nyeri dipersepsikan(nyeri kolik) ↓

Nyeri Akut

Nyeri akut

DS : - Klien mengatakan lemas

DO: - klien tampak gelisah - Akral hangat - Membran mukosa kering - BAK 70-80cc, 2-3x/hari - TD :110/70 mmHg

RR : 15x/menit N :88x/menit S : 38 oC

Bakteri masuk kedalam aliran darah ↓

Bakteri mengeluarkan endotoksin

↓ Hipotalamus

↓ Hipertermi

Hipertermia

DS: - Klien mengatakan lidah terasa

Bakteri salmonella thypi ↓

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

46

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

pahit, nafsu makan berkurang DO:

- klien tampak lemah - Klien tampak lemas, pucat,

tidak nafsu makan. - BB sebelum masuk 41 kg

BB Sesudah masuk 40 kg

- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc,

minum 1 gelas 300cc - IMT 17,9kg/m2 - Hb L11,5 g/dL - Limfosit 36%

Masuk lewat makanan ↓

Saluran pencernaan ↓

Lambung ↓

Nafsu makan menurun ↓

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

tubuh

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

47

C. Pathway Kasus Masalah Keperawatan

Skema 3.1

Pathway Kasus

Salmonella Typhi

Usus Halus

Saluran Pencernaan

Aliran darah

Mengaktifkan

mediator kimia

(Histamin dan

bradikinin)

Menstimulasi

pelepasan

prostaglandin di

hipotalamus

Nyeri dipersepsikan(nyeri

kolik)

Hipotalamus

Nyeri Akut

Bakteri mengeluarkan

endotoksin

Lambung

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Hipertermi

Mual, napsu

makan menurun

Organ RES (hati & linfa)

Imflamasi

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

48

D. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

Tabel 3.5

Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode

12/7/2018 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi hati) ditandai dengan: DS :

- Klien mengatakan nyeri di perut kanan bagian atas P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. R : perut bagian kanan atas kuadran 1 S : nyeri skala 5 T : nyeri terus-menerus

DO : - Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5) - wajah tampak menahan sakit - TD :110/70 mmHg

RR : 15 x/menit N : 88x/menit S : 38 oC CRT: < 2 detik

- lab THYPI POST 1/400

00132

12/7/2018 2 Hippertermia berhubungan proses infeksi DS :

- Klien mengatakan lemes DO:

- klien tampak gelisah - Akral hangat - Membran mukosa kering - BAK 70-80cc, 2-3x/hari - TD :110/70 mmHg

RR : 15x/menit N :88x/menit S : 38 oC

00007

12/7/2018 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu makan DS:

- Klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang

00002

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

49

Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode

DO: - klien tampak lemah - Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu

makan. - BB sebelum masuk 41 kg

BB Sesudah masuk 40 kg

- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1

gelas 300cc - IMT 17,9kg/m2 - Hb L11,5 g/dL - Limfosit 36%

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

50

E. Intervensi Keperawatan

Nama Klien : An. S Hari / Tgl : Kamis, 12 Juli 2018

No. RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu Barakati Anak

Tabel 3.6

Intevensi Keperawatan

Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Tindakan

(NIC)

Kamis 12/7/2018

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi hati) ditandai dengan: DS :

- Klien mengatakan nyeri di perut kanan bagian atas P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. R : perut bagian kanan atas kuadran 1 S : nyeri skala 5 T : nyeri terus-menerus

DO : - Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5) - wajah tampak menahan sakit - TD :110/70 mmHg

RR : 15 x/menit N : 88x/menit S : 38 oC

NOC:

Pain Control

1. Klien melaporkan nyeri berkurang

2. Klien dapat mengenal lamanya (onset) nyeri

3. Klien dapat menggambarkan faktor penyebab

4. Klien dapat menggunakan teknik non farmakologis

5. Klien menggunakan analgesic sesuai

NIC: Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri

secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan

3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan,

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

51

Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Tindakan

(NIC)

CRT: < 2 detik lab THYPI POST 1/400

instruksi

Pain Level

1. Klien melaporkan nyeri berkurang

2. Klien tidak tampak mengeluh dan menangis

3. Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan nyeri

4. Klien tidak gelisah

1.

suara bising) 4. Ajarkan tentang teknik non

farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam)

5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri

Pemberian analgesik 6. Cek adanya riwayat alergi

obat. 7. Cek perintah pengobatan

meliputi obat, dosis, dan frekuensi

Monitor tanda-tanda vital Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernapasan dengan tepat

Kamis 12/7/2018

Hippertermia berhubungan proses infeksi (penyakit) DS :

- Klien mengatakan lemes DO:

- klien tampak gelisah

NOC : Thermoregulation Kriteria Hasil : 1.Suhu tubuh dalam rentang normal 2.Nadi dan RR dalam rentang

NIC: Perawatan Demam 1. Pantau suhu dan tanda-

tanda vital lainnya (tekanan darah, nadi dan pernapasan)

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

52

Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Tindakan

(NIC)

- Akral hangat - Membran mukosa kering - BAK 70-80cc, 2-3x/hari - TD :110/70 mmHg

RR : 15x/menit N :88x/menit S : 38 oC

normal 3.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada keluhan pusing

2. Monitor warna dan suhu kulit

3. Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan tergantung pada fase demam

4. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

5. Berikan cairan intravena 6. Kolaborasi pemberian

terapi antipiretik, antibiotik atau agen anti menggigil

Kamis 12/7/2018

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan penurunan napsu makan DS:

- Klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang

DO: - klien tampak lemah - Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu

makan. - BB sebelum masuk 41 kg

BB Sesudah masuk 40 kg

- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1

NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake Kriteria Hasil 1. Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi 2. Menunjukkan peningkatan

fungsi pengecapan dan menelan

3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

NIC : Nutrition Monitoring 1. Monitor adanya penurunan

berat badan 2. Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan 3. Monitor turgor kulit 4. Monitor kekeringan,

rambut kusam, dan mudah patah

5. Monitor mual dan muntah 6. Monitor kadar albumin,

total protein, Hb, dan kadar

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

53

Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Tindakan

(NIC)

gelas 300cc - IMT 17,9kg/m2 - Hb L11,5 g/dL - Limfosit 36%

Ht

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Nama Klien : An. S Hari / Tgl : Kamis, 12 Juli 2018

No. RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu Barakati Anak

Tabel 3.7

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

Kamis, 12/7/2018

09.00

1. Monitor tanda-tanda vital

Hasil : Tekanan darah: 110/80 mmHg Nadi : 89 x/menit Suhu : 38,0 oC

00132, 00007 & 00002

1

Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) S :

Klien mengatakan perutnya masih sakit

O :

Tekanan darah: 100/80 mmHg

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

54

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

09.06

09.10

09.30

09.35

Pernapasan : 23 x/menit

2. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Hasil : Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 6 dan nyerila hilang timbul

3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Hasil : Klien nampak meringis dan merintih.

4. Memonitor adanya penurunan berat badan Hasil : BB saat ini 40 dan BB sebelumnya 41 kg

5. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi (Teknik nafas dalam) Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang diajarkan (teknik relaksasi nafas dalam )

00132

00132

00002

00132

Skala nyeri 5

Klien nampak meringis dan merintih

A :

Masalah nyeri belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

Observasi tanda-tanda vital.

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang).

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.

Ajarkan tentang teknik non farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam)

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

55

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

09.37

09.38

09.45

09.45

12.10

6. Memonitor mual dan muntah Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah

7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan

istirahat. Hasil : klien nampak mengerti dengan apa yang dianjurkan dan akan melakukannya.

8. Mengompres pasien pada lipat paha dan aksila Hasil : mengompres lipatan paha dan perut dengan handuk hangat

9. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan

10. Memonitor interaksi anak atau orangtua selama makan Hasil : anak nampak malas makan

11. Memonitor mual dan muntah

00002

00132, 00007

& 00002

00007

00132 & 00007

00002

2

3

Tingkatkan istirahat

S :

Ibu pasien mengatan badan anaknya masih hangat

O :

Suhu : 37,0 o

c

Kulit teraba hangat A :

Masalah hipertermi belum teratasi

P : Intervensi tetap dilanjutkan

Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya (tekanan darah, nadi dan pernapasan)

Monitor warna dan suhu kulit

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

Berikan cairan intravena

Kolaborasi pemberian terapi antipiretik, antibiotik atau agen anti menggigil

S :

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

56

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah

00002 Klien mengatakan malas makan O :

Klien nampak malas makan

Porsi makan tidak dihabiskan

BB : 40 kg A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

Jum’at, 13/07/201

8 07.30

1. Monitor tanda-tanda vital Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg Nadi : 92 x/menit Suhu : 37,0 oC Pernapasan : 23 x/menit

00132, 00007 & 00002

1

Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200) S :

Klien mengatakan perutnya masih sakit

O :

Tekanan darah: 110/80 mmHg

Skala nyeri 4

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

57

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

07.36

07.36

07.45

08.48

2. Lakukan pengkajian nyeri secara

komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Hasil : Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 4 dan nyerila hilang timbul

3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Hasil : Klien nampak merintih

4. Menganjurkan untuk melakukan teknik non farmakologi (Teknik nafas dalam dan distraksi) Hasil : Klien mengatakan ia melakukan yang telah diajarkan perawat.

5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat. Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur

6. Mengompres pasien pada lipat paha dan aksila

00132

00132

00132

00132, 00007

& 00002

00007

2

Klian nampak merintih A :

Masalah nyeri belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

Observasi tanda-tanda vital.

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang).

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.

Ajarkan tentang teknik non farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam)

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

58

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

10.45

11.10

11.20

Hasil : mengompres lipatan paha dan perut dengan handuk hangat

7. Mengontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan.

8. Menyambung cairan

Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)

9. Memonitor interaksi anak atau orangtua selama makan Hasil : anak nampak malas makan

10. Memonitor mual dan muntah Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah

00132 & 00007

00132, 00007 & 00002

00002

3

S :

Ibu pasien mengatan badan anaknya masih hangat

O :

Suhu : 37,0 o

c

Kulit teraba hangat A :

Masalah hipertermi belum teratasi

P : Intervensi tetap dilanjutkan

Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya (tekanan darah, nadi dan pernapasan)

Monitor warna dan suhu kulit

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

Berikan cairan intravena

Kolaborasi pemberian terapi antipiretik, antibiotik atau agen anti menggigil

S :

Klien mengatakan malas makan O :

Klien nampak malas makan

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

59

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

Porsi makan tidak dihabiskan

BB : 40 kg A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht

Sabtu, 14/7/2018

Minggu, 15 Juli (jam 08.00)

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

60

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

07.20

07.25

07.25

07.40

07.41

10.15

1. Monitor tanda-tanda vital Hasil : Tekanan darah: 110/80 mmHg Nadi : 90 x/menit Suhu : 37,0 oC Pernapasan : 24 x/menit

2. Lakukan pengkajian nyeri secara

komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Hasil : Klien mengatakan perutnya masih sakit, skala nyeri 3 dan nyeri hilang timbul

3. Menganjurkan untuk melakukan teknik

non farmakologi (Teknik nafas dalam dan distraksi) Hasil : Klien mengatakan ia melakukan yang telah diajarkan perawat.

4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan

istirahat. Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur

5. Mengontrol lingkungan yang dapat

00132, 00007 & 00002

00132

00132

00132, 00007 & 00002

00132 &

1.

S :

Klien mengatakan perutnya

masih sakit tapi makin

berkurang

O :

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Skala nyeri 2 A :

Masalah nyeri belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

Observasi tanda-tanda vital.

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang).

Ajarkan tentang teknik non farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam)

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

61

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

11.20

12.25

14.10

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan.

6. Menyambung cairan

Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)

7. Memonitor interaksi anak atau orangtua selama makan Hasil : anak nampak malas makan

8. Memonitor mual dan muntah Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah

00007

00132, 00007 & 00002

00002

2

3

Tingkatkan istirahat

S :

Ibu pasien mengatan badan anaknya tidak sehangat seperti kemarin-kemarin

O :

Suhu : 36,9 o

c

Kulit teraba hangat A :

Masalah hipertermi teratasi P : Intervensi dihentikan S :

Klien mengatakan masih malas makan

O :

Klien nampak malas makan

Porsi makan tidak dihabiskan

BB : 40 kg A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi belum teratasi

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

62

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

P : Intervensi dilanjutkan

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht

Minggu, 15/7/2018

08.05

08.10

1. Monitor tanda-tanda vital

Hasil : Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,7 oC Pernapasan : 25 x/menit

2. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Hasil : Klien mengatakan sakit perutnya sangat berkurang , skala nyeri 2 dan nyeri hilang

00132, 00007 & 00002

00132

1

Senin, 16 Juli 2018 (jam 07.45) S :

Klien mengatakan perutnya

masih sakit namun tidak

mengganggu

O :

Tekanan darah: 100/70 mmHg

Skala nyeri 2

A :

Masalah nyeri teratasi

P :

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

63

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

08.10

08.15

11.00

11.20

timbul 3. Menganjurkan untuk melakukan teknik

non farmakologi (Teknik nafas dalam dan distraksi) Hasil : Klien mengatakan ia melakukan yang telah diajarkan perawat.

4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan

istirahat. Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur

5. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan.

6. Monitor interaksi anak atau orangtua

selama makan Hasil : anak nampak malas makan

7. Memonitor mual dan muntah Hasil : klien mengatakan masih mual

00132

00132, 00007 & 00002

00132 &

00007

00002

2

Intervensi dihentikan

S :

Klien mengatakan masih malas makan

O :

Klien nampak malas makan

Porsi makan tidak dihabiskan

BB : 40 kg A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

64

Hari/Tgl/ Jam

Tindakan Keperawatan Kode Dx.

Keperawatan No Dx

Evaluasi

12.30

tetapi tidak muntah

8. Menyambung cairan Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)

00132, 00007 & 00002

Senin, 16/7/2018

07.45

07.50

08.15

08.20

1. Monitor tanda-tanda vital

Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,6 oC Pernapasan : 25 x/menit

2. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat Hasil : klien mengatakan ia akan mengatur waktu saat di rumah

3. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Hasil : anak nampak malas makan

4. Memonitor mual dan muntah Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah

00007

00007

00007

00007

1

Selasa, 17 Juli 2018 (jam 10.00) S :

Klien mengatakan mulai enak makan karena sudah tidak mual

O :

Porsi makan mulai sisa sedikit

BB : 40 kg A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

65

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini

mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (klien), dan sumber sekunder

(keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa

keperawatan. Pengkajian merupakan komponen dasar dalam proses keperawatan,

sehingga dengan pengkajian yang tepat akan menentukan langkah berikutnya

(Potter & Perry, 2005).

Menurut Nursalam (2008) keluhan utama pada pasien dengan demam

thypoid adalah perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang

bersemangat serta nafsu makan berkurang (terutama selama masa inkubasi). Pada

kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan

suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur

naik tiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore

dan malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam.

Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir

minggu ketiga.

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis

sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya

berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut

mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat

reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

66

ditemukan dalam minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula

bradikardi dan epitaksis pada anak besar.

Hasil pengkajian yang penulis lakukan pada An. S mengatakan nyeri di perut

kanan bagian atas, lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang. Kesadaran

Composmetis (GCS:14 E3 M6 V5), wajah tampak menahan sakit, tampak lemas,

pucat, tidak nafsu makan, klien tampak gelisah, akral hangat, membran mukosa

kering, tampak lemah, TD :110/70 mmHg, RR : 15 x/menit, N : 88x/menit, S

: 38 oC, CRT: < 2 detik, BB sebelum masuk 41 kg , BB Sesudah masuk 40 kg,

pemeriksaat LAB :THYPI POST 1/400, IMT 17,9kg/m2, Hb 11,5 g/dL, Limfosit

36%.

Berdasarkan pengkajian pada An. S ditemukan beberapa kesenjangan antara

teori dan kasus dimana pada teori nyeri yang dirasakan adanya nyeri kepala

sedangkan pada kasus nyeri yang dirasakan adalah nyeri di perut. Kemudian

perbedaan juga terdapat pada tinggat kesadaran dimana menurut teori mumnya

kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis sampai samnolen.

Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan

terlambat mendapatkan pengobatan) sedangkan pada kasus tingkat kesadaran klien

adalah composmentis.

B. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi dan

kompeten untuk mengatasinya. Diagnose keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter &

Perry, 2005).

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

67

Menurut Nanda NIC-NOC (2014) diagnosa keperawatan yang muncul

untuk pasien demam thypoid adalah :

f. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi

g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat

h. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

i. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien

j. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada kasus pasien

An. S ditemukan ada 3 diagnosa keperawatan yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi hati) ditandai

dengan klien mengatakan nyeri di perut kanan bagian atas (P : Klien merasakan

nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit., R : perut bagian kanan

atas kuadran 1, S : nyeri skala 5, T : nyeri terus-menerus).

b. Hippertermia berhubungan proses infeksi (penyakit) ditandai dengan klien

mengatakan lemes, klien tampak gelisah, akral hangat, membran mukosa

kering, Suhu : 38 oC

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu

makan ditandai dengan klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu makan

berkurang, klien tampak lemah, pucat, tidak nafsu makan, BB sebelum masuk

41 kg, BB Sesudah masuk 40 kg, diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1 gelas

300cc

Berdasarkan penjelasan di atas ditemukan ada kesenjangan pada diagnosa

keperawatan antara teoritis dan kasus. Dari 5 diagnosa keperawatan yang ada pada

tinjauan teoritis sebanyak 2 diagnosa keperawatan tidak ditemukan dalam kasus,

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

68

yaitu : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat

dan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan

kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien

dapat terpenuhi (Wilkinson, 2011). Perencanaan adalah kategori dari perilaku

keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang dipekirakan

dan di intervensi kepeawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &

Perry, 2005).

Dari tiga diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana keperawatan

sebagai tindakan pemecahan masalah keperawatan dimana penulis membuat

rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan

tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat.

Pada intervensi keperawatan diagnosa nyeri akut tidak ada kesenjangan

yang signifikan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana intervensi

keperawatan yang ada pada teori juga ada dalam intervensi keperawatan yang ada

pada kasus.

Untuk intervensi keperawatan diagnosa hippertermi tidak ada kesenjangan

antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana pada tinjauan teori intervensi

keperawatan untuk hippertermi juga ada pada perencanaan keperawatan kasus.

Sedangkan intervensi keperarawan untuk diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh juga tidak ada perbedaan antara intervensi keperawatan teori dan kasus.

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

69

D. Implementasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya adalah

mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini

dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi masih

segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang dilakukan

(Deswani, 2009). Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan

dan diselesaikan. (Potter & Perry, 2005).

Implementasi keperawatan dilaksanakan selama lima hari dimulai dari

tanggal 12 - 17 Juli 2018 dimana semua tindakan yang dilaksanakan selalu

berorientasi pada rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi

seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai

pada asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan menerapkan komunikasi

therapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori

yang ada di dalam rencana keperawatan.

Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana

keperawatan, pada hari pertama perawatan tindakan yaitu monitor tanda-tanda

vital (Hasil : Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,

Pernapasan : 23 x/menit). Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

(Hasil : Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 6

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

70

dan nyerila hilang timbul). Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

(Hasil : Klien nampak meringis dan merintih). Mengajarkan tentang teknik non

farmakologi (Teknik nafas dalam) (Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang

diajarkan (teknik relaksasi nafas dalam). Menganjurkan klien untuk

meningkatkan istirahat (Hasil : klien nampak mengerti dengan apa yang

dianjurkan dan akan melakukannya). Mengontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

berulang) (Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan).

Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu monitor tanda-tanda vital

(Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,

Pernapasan : 23 x/menit. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

(Hasil :Klien mengeluh nyeri pada perut bagian uluhati. Dengan skala nyeri 4

dan nyerila hilang timbul). Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

(Hasil : Klien nampak merintih). Menganjurkan untuk melakukan teknik non

farmakologi (Teknik nafas dalam dan distraksi) (Hasil : Klien mengatakan ia

melakukan yang telah diajarkan perawat). Menganjurkan klien untuk

meningkatkan istirahat (Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur).

Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan berulang) (Hasil : Membatasi pengunjung dan

mengontrol kebisingan).

Pada hari ketiga perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,0 oC,

Pernapasan : 24 x/menit). Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

71

termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

(Hasil :Klien mengatakan perutnya masih sakit, skala nyeri 3 dan nyeri hilang

timbul). Menganjurkan untuk melakukan teknik non farmakologi (Teknik nafas

dalam dan distraksi)(Hasil : Klien mengatakan ia melakukan yang telah

diajarkan perawat). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat (Hasil :

klien mengatakan ia susah untuk tidur). Mengontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

berulang) (Hasil :Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan).

Pada hari ke empat perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil : Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,7 oC,

Pernapasan : 25 x/menit). Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

(Hasil :Klien mengatakan sakit perutnya sangat berkurang , skala nyeri 2 dan

nyeri hilang timbul). Menganjurkan untuk melakukan teknik non farmakologi

(Teknik nafas dalam dan distraksi) (Hasil : Klien mengatakan ia melakukan

yang telah diajarkan perawat). Menganjurkan klien untuk meningkatkan

istirahat (Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Mengontrol

lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan berulang) (Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol

kebisingan)

2. Hippertermia

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana

keperawatan pada hari pertama perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda

vital (Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

72

Pernapasan : 23 x/menit). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

(Hasil : klien nampak mengerti dengan apa yang dianjurkan dan akan

melakukannya). Mengompres pasien pada lipat paha dan aksila (Hasil :

mengompres lipatan paha dan perut dengan handuk hangat). Mengontrol

lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan berulang) (Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol

kebisingan)

Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil : Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,

Pernapasan : 23 x/menit). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Mengompres pasien pada lipat

paha dan aksila (Hasil : mengompres lipatan paha dan perut dengan handuk

hangat). Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) (Hasil : Membatasi

pengunjung dan mengontrol kebisingan). Menyambung cairan (Hasil :

terpasang cairan RL (20 tpm))

Pada hari ketiga yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil :Tekanan darah:

110/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,0 oC, Pernapasan : 24 x/menit).

Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat (Hasil : klien mengatakan ia

susah untuk tidur). Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan berulang) (Hasil :

Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan). Menyambung cairan

(Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

73

3. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana

keperawatan pada hari pertama perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda

vital (Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu : 38,0 oC,

Pernapasan : 23 x/menit. Memonitor adanya penurunan berat badan (Hasil : BB

saat ini 40 dan BB sebelumnya 41 kg). Memonitor mual dan muntah (Hasil :

klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah). Menganjurkan klien untuk

meningkatkan istirahat (Hasil : klien nampak mengerti dengan apa yang

dianjurkan dan akan melakukannya). Memonitor interaksi anak atau orangtua

selama makan (Hasil : anak nampak malas makan)

Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil :Tekanan darah: 100/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Suhu : 37,0 oC,

Pernapasan : 23 x/menit). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Memonitor interaksi anak atau

orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual

dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah)

Pada hari ketiga perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil :Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,0 oC,

Pernapasan : 24 x/menit. Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Memonitor interaksi anak atau

orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual

dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah)

Pada hari ke empat perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital

(Hasil :Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,7 oC,

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

74

Pernapasan : 25 x/menit). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

(Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan (Hasil : anak nampak malas makan). Memonitor mual

dan muntah (Hasil : klien mengatakan masih mual tetapi tidak muntah).

Pada hari ke lima semua masalah keperawatan telah teratasi dan intervensi

keperawatan dihentikan.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat

dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada

penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab

mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994

dalam Deswani, 2009).

Dalam kasus ini evaluasi keperawatan dilakukan sampai pasien di izinkan

pulang, yaitu sebagai berikut :

1. Nyeri Akut

Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) klien mengatakan perutnya

masih sakit, tekanan darah: 100/80 mmHg, skala nyeri 5, klien nampak meringis

dan merintih. Hari Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200) klien mengatakan perutnya

masih sakit, tekanan darah: 110/80 mmHg, skala nyeri 4, klien nampak merintih.

Minggu, 15 Juli (jam 08.00) klien mengatakan perutnya masih sakit tapi makin

berkurang, tekanan darah: 110/70 mmHg, skala nyeri 2. Kemudian pada hari

Senin, 16 Juli 2018 (jam 07.45) klien mengatakan perutnya masih sakit namun

tidak mengganggu, tekanan darah: 100/70 mmHg, Skala nyeri 2, masalah nyeri

teratasi Intervensi dihentikan

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

75

2. Hippertermia

Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) Ibu pasien mengatan badan

anaknya masih hangat, suhu : 37,0 oc, kulit teraba hangat. Hari Sabtu, 14 Juli

2018 (jam 07.200) Ibu pasien mengatan badan anaknya masih hangat, suhu :

37,0 oc, kulit teraba hangat. Minggu, 15 Juli (jam 08.00) Ibu pasien mengatan

badan anaknya tidak sehangat seperti kemarin-kemarin, suhu : 36,9 oc, sulit

teraba hangat, masalah hippertermi teratasi, intervensi dihentikan.

3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30) klien mengatakan malas

makan, klien nampak malas makan, porsi makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg.

Hari Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200) klien mengatakan malas makan, klien

nampak malas makan, porsi makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg. Minggu, 15

Juli (jam 08.00) klien mengatakan masih malas makan, klien nampak malas

makan, porsi makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg. Senin, 16 Juli 2018 (jam

07.45) klien mengatakan masih malas makan, klien nampak malas makan, porsi

makan tidak dihabiskan, BB : 40 kg. Pada hari Selasa, 17 Juli 2018 (jam 10.00)

klien mengatakan mulai enak makan karena sudah tidak mual, porsi makan

mulai sisa sedikit, BB : 40 kg, masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

teratasi, intervensi dihentikan.

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari

pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana

keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi, yaitu :

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian pada An. S tanggal 12 Juli pukul 07.45 WITA

dengan demam thypoid diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan

manifestasi klinis dari penyakit demam thypoid yaitu nyeri pada daerah perut

kanan bagian atas, lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang, tidak

nafsu makan, akral hangat, membran mukosa kering.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan

diagnosa keperawatan pada An.S dengan demam thypoid yang sesuai dengan

teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi

hati), Hippertermia berhubungan proses infeksi (penyakit), Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu makan.

3. Rencana Keperawatan

Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang

ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

77

kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa

yang sama.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori.

Tidak semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam

melakukan tindakan lebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses

pengobatan dan penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi,

situasi, dan perubahan yang dialami pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan

untuk kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health

education mengenai menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik

relaksasi napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan menganjurkan klien

untuk selalu meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada klien untuk

selalu mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga untuk selalu

menemani klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan

instruksi.

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

78

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa

saran, antara lain :

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Bagi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, untuk meningkatkan mutu

pelayanan keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas

yang memadai berkaitan dengan pasien demam thypoid.

2. Bagi perawat

2.1 Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan

kerja sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh

sesuai dengan kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah

sesuai dengan data yang diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan

semua rencana dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Kemudian

dapat memperoleh evaluasi sesuai yang diharapkan sebelumnya.

2.2 Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education

pada pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya,

sehingga mampu mengurangi tingkat stres hospitalisasi.

3. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang

pembuatan asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit demam thypoid

maupun penyakit-penyakit lainnya.

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

79

4. Bagi klien dan keluarga klien

Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien

dengan perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses

keperawatan yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.

5. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar

lebih memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai

dengan data yang diperoleh pada saat pengkajian.

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC.

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.

Jakarta. Salemba Medika

Internasional, NANDA,(2012). Diagnosis Keperawatan Difinisi dan Klasifikasi(2012-

2014). Jakarta : EGC

Maharani, Sabrina, 2012, Hingga Pertengahan Februari 485 Warga Jepara Terkena

Demam Tifoid, Diakses pada Tanggal 23 Februari 2015,

http://rlisafmjepara.com/2015/02.html.

Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC

Nurarif. A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Jilid 1, 2 dan 3.

Yogyakarta. Media Action.

Nursalam, R. S. & Utami, S. 2008,Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak ( Untuk

Perawatan dan Anak), Jakarta:Salemba Medika

Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.

Ranuh, IG.N. Gde, 2013, Beberapa Catatan Kesehatan Anak, Jakarta: CV Sagung Seto

Rekam Medik RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Data Prevalensi

Demam Tifoid Pada Anak yang Dirawat di Ruang Falmboyan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. 2014. Tidak Dipublikasikan.

RSU Bahteramas. 2018. Profil RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2018. Kendari (Tidak dibublikasikan).

Soedarto, 2009, Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta: CV Sagung Seto

Suriadi & Yuliani, R., 2006, Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta: PT. Percetakan

Penebar Swadaya,

Tarwoto&Wartonah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,

Jakarta: Salemba Medika

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

Widoyono, 2011, Penyakit Tropis Epidimologi, Penuluran, Pencegahan &

pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Widagdo, 2011, Masalah & TataLaksana Penyakit Infeksi Pada Anak, Jakarta: CV

Sagung Seto

Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, Kriteria Hasil / NOC. Alih bahasa : Esty Wahyuningsih,

editor edisi bahasa Indonesia: Dwi Widiarti. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh
Page 95: KARYA TULIS ILMIAH MARIA MAGDALENA LOLONrepository.poltekkes-kdi.ac.id/579/1/KTI MARIA MAGDALENA LOLON.pdf · yang telah mengarahkan membimbing dan memberikan masukan dengan penuh