Top Banner
Tugas Aplikasi Komputer PENULISAN KTI Dosen Pembimbing : Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH Disusun Oleh : Fathania Probosiwi P07133113059
28

Karya Tulis Ilmiah

Nov 21, 2015

Download

Documents

fathaniaprobos

tugas aplikasi komputer penulisan KTI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tugas Aplikasi KomputerPENULISAN KTIDosen Pembimbing : Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH

Disusun Oleh :

Fathania ProbosiwiP07133113059

KESEHATAN LINGKUNGANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA2014/2015

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN LIMBAH MAT DENGAN PENMBAHAN MINYAK SERAI TERHADAP JUMLH KEMATIAN NYAMUK Aedes Sp.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Disusun Oleh :GINEUNG AYU PRADINI NIM : P07133110060

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN2013DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDULi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGii

HALAMAN PENGESAHAN.iii

INTISARI.iv

ABSTRACT.v

KATA PENGANTAR..... vi

DAFTAR ISIviii

DAFTAR TABELx

DAFTAR GAMBARxi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATANxii

DAFTAR LAMPIRANxiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..1

B. Rumusan Masalah.4

C. Tujuan Penelitian4

D. Manfaat Penelitian.4

E. Ruang Lingkup Penelitian.5

F. Keaslian Penelitian.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Nyamuk..7

B. Usaha Pengendalian10

C. Limbah / Sampah...11

D. Anti Nyamuk Elektrik (Mat)...13

E. Insektisida Nabati..14

F. Tanaman Serai..16

G. Kerangka Konsep.19

H. Hipotesis.20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian21

B. Rancangan Penelitian..21

C. Objek dan Bahan Peneltian.22

D. Variabel Penelitian.22

E. Variabel Pengganggu dan Pengendaliannya23

F. Hubungan Antaf Variabel.23

G. Prosedur Kerja24

H. Instrumen Pengumpulan Data.27

I. Pengolahan dan Analisis Data.27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian29

B. Hasil Penelitian...30

C. Analisis Deskritif san Analisis..32

D. Pembahasan 36

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Penelitian38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...... 40

B. Saran.... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABELHalamanTabel 1 : Hasil Pengukuran suhu dan kelembaban.30

Table 2 : Hasil Jumlah Kematian Nyamuk Aedes sp31

Tabel 3 : Presentase Kematian Nyamuk Aedes sp..31

Tabel 4 : Uji LSD35

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeping anti nyamuk elektrik adalah salah satu jenis anti nyamuk yang dikemas oleh industri insektisida dalam bentuk padatan berwarna biru yang berfungsi untuk mengusir nyamuk tanpa menimbulkan asap. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan anti nyamuk mat elektrik karena baru dapat bekerja secara efektif menggunakan alat pemanas khusus keeping anti nyamuk (Avani, 2009)Senyawa kimia dalam anti nyamuk diantaranya yaitu diklorvos, propoxur dan pyrethroid. Senyawa tersebut jika terhirup secara terusmenerus dapat menimbulkan gejalagejala seperti mual, pusing dan sesak nafas, selain itu senyawa kimia yang terdapat pada keping anti nyamuk bekas pakai jika dibuang tanpa pengolahan terleih dahulu dikhawatirkan dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan khususnya tanah. Kemasan keping anti nyamuk elektrik diketahui ada yang tidak mencantumkan petunjuk pada kemasannya tentang cara penanganan setelah tidak digunakan lagi, hal ini menyebabkan masyarakat membuang keeping anti nyamuk elektrik bekas pakai ke tempat sampah umum tanpa memisahkan terlebih dahulu dari sampah lainnya.Maka untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan perlu dilakukan pemanfaatan limbah B3 seperti keping anti nyamuk (Avani, 2009). Sisa keping anti nyamuk dapat dimanfaatkan dengan fungsi yang sama sebagai keping anti nyamuk yang dapat mematikan nyamuk.Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya, apapun jenis sisa bahannya.Penggunaan insektisida hayati merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi kepadatan nyamuk dan mengatasi dampak negatif dibandingkan penggunaan insektisida kimia. Insektisida hayati mempunyai beberapa keunggulan anatar lain murah dan mudah dibuat sendiri, relative aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama karena residu yang ditinggalkan di lingkungan cepat hilang, mudah terurai atau biodegradable (Kardinan, 2000). Tanaman serai (Andropogon nardus L) dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung zat zat seperti geraniol, metal, heptenon, terpenterpen, terpen alcohol, asam asam organic dan sitronela sebagai anti nyamuk. (Anonim, 2007).Tanaman serai merupakan tanaman penghasil bahan anti nyamuk (Soedarto, 2006). Serai wangi menghasilkan minyak pati atau minyak atsiri yang dikenal sebagai Citronella Oil. Minyak citronella mengandung dua senyawa penting yaitu sitronela dan geraniol, yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk (Flona, 2006). Minyak serai dapat menyebabkan kematian.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Morfologi NyamukMasa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Aedes sp. Dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa, sehingga termasuk metamorphosis sempurna (holometabola).a. TelurTelur nyamuk Aedes sp. Berbentuk elips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5-0,8 mm, permukssn poligonsl, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakan satu persatu pada benda-benda yang terapung dalam tempat penampungan air (TPA) yang berbatasan langsung dengan permukaan air (Soegijanto, 2006).b. LarvaLarva nyamuk Aedes sp. Tubuhnya memanajng tanpa kaki dengan bulu-bulu sederhana yang tersusun bilateral simentris. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fotoaksis negatif, dan waktu istirahat membentuk sudut hamper tegak lurus dengan bidang permukaan.

c. Pupa Pupa nyamuk Aedes sp. Bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala-dada lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca koma. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air. d. Dewasa Nyamuk Aedes sp. Tubuhnya tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antenna yang berbulu, memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dengan garis-garis putih keperakan, di bagian tirax tubuhnya tampak dua garis melengkung vertiksl di bagian kiri dan kanan, pada seluruh tubuh terdapat bercak berwarna putih (Soegijato,2006).

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu menggunkan desain post test only group design, yang hasilnya akan dianalisis secara deskriptif dan statistik (Notoatmodjo, 2010).B. Rancangan PenelitianDesain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut :PerlakuanPost

Kelompok Eksperimen 1X1Q1

Kelompok Eksperimen 2X2Q2

Kelompok Eksperimen 3X3Q3

Kelompok KontrolQ0

Keterangan :X1 = limbah mat minyak serai dengan penambahan minyak serai 1ml.X2 = limbah mat minyak serai dengan penambahan minyak serai 2mlX3 = limbah mat minyak serai dengan penambahan minyak serai 3ml.Q1 = jumlah nyamuk yang mati setelah pemaparan 20 menit dengan penambahan minyak serai 1ml.Q2 = jumlah nyamuk yang mati setelah pemaparan 20 menit dengan penambahan minyak serai 2ml.Q3 = jumlah nyamuk yang mati setelah pemaparan 20 menit dengan penambahan minyak serai 3ml.E. Variabel Pengganggu dan PengendaliannyaVariabel pengganggu dalam penelitian adalah :1. Umur NyamukUmur nyamuk mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk maka dikendalikan dengan memilih nyamuk umur 3 hari2. Suhu dan KelembabanSuhu rata-rata optimum untuk penangkaran nyamuk 27o-32oC dan kelembaban untuk mendukung aktivitas nyamuk 60%-80% mempengaruhi aktifnya nyamuk maka dikendalikan dengan cara diletakkan di tempat yang sama, dengan melakukan pengukuran suhu dan kelembaban terlebih dahulu. F. Hubungan Antar Variabel

Variabel PenggangguUmur NyamukSuhu dan KelembabanVariabel TerikatJumlah kematian nyamuk Aedes sp.Variabel BebasPenambahan minyak serai pada limbah mat.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni dan pengujian (pemaparan) dilaksanakan pada tgl 10-14 Juni di rumah kost peneliti JL. Godean km 4,5 Rt.06/Rt.02 no. 199B, Kenteng, Godean, Sleman, Yogyakarta. Objek penelitian ini yaitu limbah lempengan anti nyamuk elektrik (mat) diperoleh dengan cara mengumpulkan dari pemakaian. Nyamuk Aedes sp. Diperoleh dari hasil pemasangan ovitrap. Pemasangan ovitrap pada penelitian ini dilakukan di bawah tangga (gudang), pot bingan dan kemudian menangkarkan telur nyamuk nemjadi telur dewasa. Sebelum dan sesudah pemaparan dilaksanakan, peneliti melakukan pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat yaitu termohygrometer, pengukuran ini dilakukan karena suhu dan kelembaban ruang perlu diketahui terlebih dahulu agar mendapatkan syarat normal untuk hidup dan beraktifitas dari target sasaran yaitu nyamuk Aedes sp.

Peneliti mendapatkan telur nyamuk 600 telur yang terdapat pada stik dan kemudian berhasil mengembangkan kurang lebih 500 larva, dan berhasil ditangkarkan menjadi 450 nyamuk dewasa yang siap digunakan dalam penelitian. Penelitian ini membutuhkan nyamuk Aedes sp. Sebanyak 360 ekor untuk perlakuan dan 60 ekor nyamuk untuk control. Masing-masing perlakuan menggunakan 20 ekor nyamuk Aedes sp.Perlakuan pada peneliti ini menggunakan 1 kontrol setiap pemaparan dan menggunakan 3 macam volume minyak serai yang berbeda yaitu 1ml, 2ml, 3ml dengan penguangan sebanyak 6ml. total volume minyak serai yang dibutuhkan peneliti dengan berbagai volume 6 kali pengulangan pada setiap volume yang di aplikasikan adalah 36ml.B. Hasil PenelitianTable 1 : Hasil pengukuran suhu dan kelembabanSuhu(oC)Kelembaban

NOPerlakuan AwalAkhirAwalAkhir

11 ml28,529,27272

22 ml28,129,57370

33 ml 28,729,17271

Rata - rata28,4329,2672.3371

Pengukuran suhu dan kelembaban dengan menggunakan alat thermohygrometer dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dan hasil dari pengukuran suhu dan kelembaban sebelum dilakukan penelitian memperoleh nilai rata-rata yaitu 28,43 oC dan 72,33%, setelah dilakukan penelitian memperoleh nilairata-rata yaitu 29,6oC dan 71%. Shhu 27 oC hingga 32 oC masih dalam kondisi normal untuk mendukung hiup nyamuk Aedes sp. Dan kelembaban untuk mendukung hidup nyamuk Aedes sp. Adalah 60% hingga 80%.Jumlah kematian nyamuk Aedes sp. Dari volume minyak serai 1 ml nilai rata-rata kematian yaitu 14 ekor dan rata-rata nilai presentase kematiannya yaitu 70,83%. Jumlah kematian nyamuk Aedes sp. Dari volume minyak serai 2 ml memperoleh nilai rata-rata kematian yaitu 17 ekor rata-rata nilai presentase kematiannya yaitu 85,83%. Jumlah kematian nyamuk Aedes sp. Dari volume minyak serai 3 ml memperoleh nilai rata-rata kemtaian yaitu 19 ekor dan rata-rata kematian yaitu 19 ekor dan rata-rata nilai presentase kematiannya yaitu 95,83%.C. Analisis Deskriptif dan Statistik1. Analisis DeskriptifAnalisis deskriptif dalam penelitian ini berfungsi untuk mendiskripsikan data yang diperoleh dari penelitian berupa tabel. Hasil dari data penelitian tersebut dapat dideskripsikan dalam bentuk grafik yaitu sebagai berikut.

Gambar. 9. Grafik jumlah kematian nyamuk Aedes sp.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dari pebahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Ada pengaruh penambahan minyak serai ( 1 ml, 2 ml, 3 ml) pada limbah mat terhadap jumlah ematian nyamuk Aedes sp. 2. Penambahan minyak serai yang paling efektif terhadap jumlah kematian nyamuk adalah 3 ml dengan presentase kematian yaitu 95,83 %.B. Saran 1. Bagi Masyarakat UmumLimbah mat dengan penambahan minyak serai dapat digunakan untuk membunuh nyamuk Aedes sp.2. Bagi Peneliti Laina. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan variasi volume minyak serai yang lebih kecil.b. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan mencari volume yang optimal.c. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan pemeriksaan bahan aktif yang terkandung pada minyak serai.d. DAFTAR PUSTAKAe. Alfarisi. 2012. Sikulus hidup nyamuk. Diunduh 07 Februari 2013 22:47 dari http://www.doc-alfarisi.blogspot.comf. Anggraeni, Dini. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor : Citra Insan Mandiri.g. Anonim. 2012. Macam macam jenis nyamuk. Diunduh 07 Februari 2013 21:30 dari http://www.plantamor.comh. Anonim. 2011. Serai Wangi. Diunduh 29 November 2012 13:39 dari http://www.id.wikipedia.org/wiki/limbah B3 i. Anonim. 2010. Ekstrak Serai Wangi Sebagai Obat Nyamuk. Diunduh 29 November 2012 21:39 http://id.pdfsb.com/wangij. Avani, Indah. 2009. Ekotoksitas Keping Anti Nyamuk Elektrik. Diunduh 29 November 2012 21:39 http://digilib.its.ac.id/public/ITS k. B1P2. 2013. Handout Pengujian Insektisida, Salatiga : B1P2 URPl. Hendrawan, Nasedul. 2007. Cara Mudah Menghilangkan Demam Berdarah. Jakarta : Kompas Media Nusantara.m. Kardinan, Agus. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi, Jakarta : Penebar Swadaya.n. Kardinan, Agus. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk, Jakarta : Penebar Swadayao. Kardinan, Agus. 2007. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk, Jakarta : Penebar Swadaya.p. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Ciptaq. Plantus. 2007. Mengenal Geranoil dan Sintronelol. Diunduh 14 Februari 2013 19:29 dari http//www.anekaplanta.comr. Purwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida Organik, Jakarta : Penebar Swadaya.s. Sastroutomo, Soetikno. 1992. Peptisida Dasar Dasar dan Dampak Pengguanannya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.t. Setyaningrum, Yanur. 2007. Serai ( Andropogan nardus) Sebagai Insektisida Pembasmi Aedes aegepty Semua Stadium. Diunduh pada tanggal 27 Januari 2013 pukul 15:11 WIB dari student-research.umm.ac.id/index/34_umm_research.pdf.u. Sudarmo, Subiyakto. 2005. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta : Kanisius.v. Soegijanto, 2004. Demam Berdarah Dengue edisi pertama. Surabaya : Airlangga University Press.w. Soegijanto, 2006. Demam Berdarah Dengue edisi kedua, Surabaya : Airlangga University Press.x. Tim Penulis PS. 2010. Penanganan & Pengolahan Sampah, Jakarta : Penebar Swadaya.y. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemilogi Penularan Pencegahan & Pemberantasannya, Jakarta : Erlangga.z.

Lampiran 1 :NPar TestDescriptive StatisticNMeanStd. DeviationMinimumMaximum

VAR 00001VAR00002VAR0000366614.166717.166719.1667.75277.75277.4082513.0016.0019.0015.0018.0020.00

One Sample Kolmogrov-Smirnov TestVAR00001VAR00002VAR00003

N666

Normal ParameterMean14.166717.166719.1667

Std. Deviation.7527717.166719.1667

Most Extreme DifferencesAbsolute.254.254.492

Positive.254.254.492

Negative-.246-.246-.342

Kolmogorov-Smirnov Z.623.6231.025

Asymp. Sig. (2-tailed).833.833.110

a. Test distribution is Normal

Lampiran 2 : OnewayDescriptiveVAR000695% Confidence Interval for Mean

NMeanStd. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper BoundMinimum Maximum

1614.1667.75277.3073213.376714.956713.0015.00

2617.1667.75277.3073216.376717.956716.0018.00

3619.1667.40825.1666718.738219.595119.0020.00

Total 1816.83332.20294.5192415.733817.928813.0020.00