Page 1
UPAYA PELESTARIAN BUDAYA BALI DI
GARUDA WISNU KENCANA
Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas
XII tahun ajaran 2012 / 2013
Disusun oleh :
Nama : Sodikun
Kelas : XI IPS 4
No. Absen : 28
Program : IPS
MADRASAH ALIYAH NEGERI TEGALREJO
MAGELANG
2012 / 2013
Page 2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Dewan Pemeriksa
Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 14 Juni 2013
Di : Tegalrejo Magelang
Kepala Sekolah Pembimbing
Ali Masyhar, S.Ag, M.SI Dra. Ida Ariyani
NIP : 197109041999031002 NIP : 1976812281998032001
Page 3
iii
MOTTO
Baik dalam penampilan, aktif dalam kegiatan
Kesombongan akan membuat kehancuran
Kegagalan adalah cambuk keberhasilan
Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana
Menunda adalah awal dari kegagalan
Belajar tekun adalah kunci dari keberhasilan
Page 4
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk ayah dan ibu tercinta, untuk
seluruh staf guru serta semua yang telah memberikan dorongan moral maupun
materi, dan tak lupa teruntuk almamaterku MAN Tegalrejo.
Page 5
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ini dengan tanpa halangan suatu apapun.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia sekaligus sebagai prasyarat kenaikan kelas.
Judul karya tulis yang saya susun dalam penelitian ini adalah “ UPAYA
PELESTARIAN BUDAYA BALI DI GARUDA WISNU KENCANA ”.
Dalam penyusunan karya tulis ini, saya banyak mendapat bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Ali Masyhar, S.Ag, M.SI, selaku kepala MAN Tegalrejo yang telah
memberikan pengantar ijin penelitian.
2. Ibu Dra. Ida Ariyani, selaku Wali kelas XI IPS 4 yang telah memberikan
petunjuk dan motivasi karya tulis ini.
3. Bapak / Ibu guru pembimbing yang telah memberikan banyak pengarahan
dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini.
4. Orang tua saya tercinta dan keluarga saya.
5. Teman-taman saya tercinta kelas XI IPS 4 yang memberikan banyak
inspirasi kepada penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang berperan
dalam proses penyusunan karya tulis ini.
Semoga seluruh amal dan kebaikan semua pihak yang membantu mendapat
balasan dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karna itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Page 6
vi
Akhirnya saya berharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi
pembaca, khususnya bagi adik-adik kelas sebagai sumber dan bahan penelitian
selanjutnya.
Penyusun
Sodikun
Page 7
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………........……………….……………... i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………...…………….……….......... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................…….........…………….………….... iii
HALAMAN MOTTO…………………………….......…………….…………… iv
HALAMAN KATA PENGANTAR ……. …………........….……….………… v
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………......…….………… vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………... 1
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………........ 1
D. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 2
E. Sistematika Penulisan ……………………………………….. 2
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Definisi Budaya ………………………………………….….. 3
B. Definisi Pelestarian ……………………………………….…. 4
C. Definisi Garuda Wisnu Kencana …………………………..... 5
BAB III : GAMBARAN UMUM GWK
A. Sejarah Singkat Berdirinya GWK ………………………...… 6
B. Letak Geografis Wisata GWK ………………………………. 7
C. Makna Taman GWK dizaman Modern ……………………... 7
D. Keunikan dan daya tarik Taman GWK…………………....... 9
E. Koleksi Taman GWK …………………………………….... 10
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN WISATA GWK
A. Dampak positif pariwisata ………………………………... 13
B. Dampak negatif pariwisata ……………………………….. 14
Page 8
viii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………… 16
B. Saran – saran …………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 18
LAMPIRAN ………………………………………………...……. 19
Page 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bali adalah salah satu pulau kecil milik Indonesia yang terletak di
sebelah timur pulau Jawa. Pulau ini banyak menyimpan berjuta-juta
kebudayaan yang menjadi jati diri negeri ini, disanalah para turis lokal
maupun asing banyak mengeluarka biaya maupun waktu demi melihat dan
mengetahui apa gerangan yang sebenarnya tersimpan pada pulau yang biasa
disebut pulau Dewata ini.
Tak dapat di pungkiri bahwa pulau Bali memiliki semacam daya tarik bagi
siapapun yang berkeinginan akan singgah ke sana, baik dari segi keindahan
panorama alamnya maupun dari segi budaya yang sangat di pelihara dan
dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Pada kesempatan ini penulis akan membagikan sedikit pengalaman
mengenai salah satu tempat pariwisata yang kebetulan memiliki 2 unsur
pemikat daya tarik wisatawan yang telah disebutkan diatas, yaitu unsur
NATURAL dan CULTULAR, tempat yang lebih lazim disebut sebagai “
TAMAN BUDAYA GARUDA WISNU KENCANA ’’
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah GWK ?
2. Dimana letak GWK ?
3. Apa keunikan GWK ?
C. Tujuan dan kegunaaan Penulisan
1. Mengenal sejarah GWK
2. Mengetahui letak GWK
3. Mengetahui keunikan GWK
Page 10
2
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam Pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa
metode penulisan, antara lain :
1. Studi lapangan
Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian dengan
mengamati langsung keadaan objek wisata.
2. Wawancara
Penulis memperoleh data dengan melakukan wawancara langsung
dengan gaide Bali dan pihak pihak yang terkait dengan penelitian.
3. Internet
Penulis mengumpulkan data dan informasi dari buku - buku dan
situs - situs di internet yang terkait dengan penelitian.
E. Sistematika Pembahasan
Pada bagian awal berisi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman
motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
Pada BAB I berisi : Pendahuluan, yaitu menguraikan latar belakang
masalah, rumusan masalah, manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan
sistematika penulisan.
Pada BAB II berisi : Landasan Teori, yang terdiri dari : definisi budaya,
definisi pelestarian dan definisi Garuda Wisnu Kencana
Pada BAB III berisi : Gambar Umum, yang terdiri dari : sejarah singkat
berdirinya GWK, letak geografis GWK, makna taman GWK dizaman
modern, keunikan dan daya tarik taman GWK serta koleksi taman budaya
GWK
Pada BAB IV berisi : Analisis Hasil Penilitian, yaitu menjelaskan
tentang dampak positif pariwisata dan dampak negatif pariwisata.
Pada BAB V berisi : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Pada bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
Page 11
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Budaya
Budaya atau kerbudayaaan berasal dari bahasa sansekertra yaitu “
Budahyah “ yang merupakan jamak dari buddhi ( budi / akal ) diartikan
sebagai hal hal yang berkaitan degan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut “ Culture “
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya. Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai
nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri “ citra yang memaksa “ itu mengambil bentuk
bentuk yang berbeda dalam budaya, citra budaya yang bersifat memaksa
tersebut membekali anggota anggotanya dengan pedoman penilai perilaku
yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang di pinjam
anggota anggota yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermatabat
dan pertalian dengan hidup mereka.
Hofstede ( ilmuwan pesikologi ) mengatakan bahwa budaya adalah
pengerak manusia, tanpanya manusia sekedar hidup tanpa makna
Sinobu kitayama menganalogika peran budaya bagi manusia seperti
peran air bagi ikan, tanpa air ikan akan mati. Manusia pun akan menjadi
bukan manusia ( tanpa budaya ) sebagaimana air menentukan kehidupan
ikan budaya pun menentukan seperti apa kehidupan yang akan dijalani
manusia. Air yang berbeda akan membuat perilaku ikan berbeda, demikian
juga budaya yang akan membuat manusia berbeda.
Page 12
4
Dengan demikian, budayalah yang menjadikan suatu rangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramal perilaku orang lain.
B. Definisi pelestarian
Pelestarian dalam kamus bahasa Indonesia ( Eko, 2006 ) berasal dari
kata dasar “lestari” yang artinya tetap selama lamanya tidak berubah.
Kemudian, dalam kehidupan penggunaan bahasa Indonesia pengunaan
awalan pe – dan akhiran – an yang artinya digunakan untuk
menggambarkan proses atau upaya ( kata kerja )
Jadi berdasarkan kata kunci Lestari di tambah awalan pe – dan akhiran
– an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat
sesuatu tetap selama lamanya tidak berubah. Bisa juga didefinisikan
sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana
adanya.
Merujuk pada definisi pelestarian dalam kamus bahasa Indonesia di
atas, maka penulis mendefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian
budaya adalah upaya untuk mempertahankan supaya budaya tetap
sebagaimana adanya.
Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk
melakukan refalitasi budaya ( penguatan ). Mengenal refitalisasi budaya
prof. A.Chaedur Al Wasilah mengatakan ada 3 langkah, yaitu :
1. Pemahaman untuk menimbulkan kesadaran
2. Perencanaan secara kolektif
3. Pembangkitan kreatifitas kebudayaan
Pada definisinya, pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar. Dan
dasar ini disebut juga faktor faktor yang mendukung baik itu dari dalam
maupun luar hal yang dilestarikan. Maka dari itu sebuah proses atau
tindakan pelestarian mengenal strategi ataupun teknik yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisinya masing – masing.
Page 13
5
C. Definisi Garuda Wisnu Kencana
Garuda
Garuda adalah putra Dewi Winata dan yang membebaskan Dewi
Winata dari kutukan Dewi Kaldu dengan mengorbankan dirinya sebagai
wahana Dewa Wisnu atau Garuda adalah burung besar sebagi
perlambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa pamrih.
Wisnu
Wisnu adalah Dewa Wisnu yang oleh masyarakat Bali dianggap
sebagai kekuatan utama pemeliharaan alam semesta, dan juga yang
menjadikan Garuda sebagai wahananya.
Kencana
Kencana adalah suatu kendaraan atau wahana yang dimiliki Dewa
Wisnu yaitu burung Garuda.
Page 14
6
BAB III
GAMBARAN UMUM GARUDA WISNU KENCANA
A. Sejarah Singkat Berdirinya GWK
Sejarah berdirinya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana bermula
dengan datangnya seorang begawan yang mempunyai dua istri, yang bernama
Dewi Kaldu dan Dewi Winata. Dari kedua istri tersebut tidak dikaruniai
seorang anakpun, tetapi justru dianugerahi dua buah telur. Kemudian istri
pertama memilih telur yang berisi seratus anak.
Beberapa hari kemudian, telur milik Dewi Kaldu pun menetas dan
berupa ular. Dewi winata pun merasa iri karena telur miliknya belum
menetas. Kemudian memecahkan salah satu telurnya dan menetas berupa
burung, burung itu dibari nama Jatayung. Karena prematur, maka burung itu
hanya dapat bertahan hidup selama dua puluh hari dan akhirnya mati. Diapun
merasa sedih lalu dia pun menunggu salah satu telurnya menetas pada
waktunya.
Kemudian telur itu menetas berupa burung yang diberi nama “Garuda”.
Dewi Winata dan Dewi Kaldu pun membuat perjanjian yang berisi “jika
kalah harus mengurus keseratus anak Dewi Kaldu”. Dia pun merasa
diperbudak oleh Dewi Kaldu. Dan untuk membebaskannya, putra Dewi
Winata yang bernama Garuda harus mengambil air suci Dewa Wisnu dengan
syarat Garuda harus menjadi syarat Dewa Wisnu. Kemudian Garuda
menyetujuinya.
Dan akhirnya Dewi Winata pun terbebas dari ancaman Dewi Kaldu.
Tetapi, sayangnya putra kesayangannya harus menjadi wahana Dewa Wisnu.
Untuk mengenang pengorbanan Garuda kepada ibunya, tempat tersebut diberi
nama Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang menjadi obyek wisata
terkenal di Bali.
Page 15
7
B. Letak Geografis Taman Budaya GWK
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana terletak di Bukit Ungasan,
Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I
Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan
menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa wisnu yang dalam agama Hindu adalah
Dewa Pemeliharaan (sthithi), yang mengendarai Burung Garuda. Tokoh
Garuda dapat dilihat di kisah Garuda dan Kerajaannya yang berkisah
mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan
ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak
pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa
Dua, hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan
simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari
campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton dengan tinggi 75 meter dan
lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung
terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.
Garuda Wisnu Kencana yang terletak diatas dataran tinggi batu kapur
padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali dan berjarak 25 km
dari Denpasar atau 25 km dari Bandara Ngurah Rai. Garuda Wisnu Kencana
adalah jendela seni dan budaya di Pulau Dewata yang memiliki latar belakang
alami serta panorama yang sangat mengagumkan.
Dengan luas 250 ha akan merangkum semua kegiatan budaya Bali
disini. Pengunjung Garuda Wisnu Kencana akan menyaksikan kemegahan
monumental dan kekhusukan spiritual yangmana kesemuanya disempurnakan
dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna.
C. Makna Taman Budaya GWK di Zaman Modern
Di zaman yang serba modern, dibalik kemegahan yang dimiliki, Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana ternyata memiliki makna yang sangat
penting bagi kehidupan di zaman modern ini, yang antara lain :
Page 16
8
1. Perwujudan Masa Modern Tradisi Kuno
Wisnu _ Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama
pemelihara alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan
sebagai patung berukuran raksasa dibuat dari kuningan dan tembaga
dengan ketinggian mencapai 22 meter, menjadikan figur ini sebagai
perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno. Wujud yang
menyertainya adalah Garuda, seekor burung besar yang menjadi
kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kebebasan sekaligus
pengorbanan tanpa pamrih.
Gapura Batu _ beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25
meter yang berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen
yang diambil dari kisah dramatis Ramayana yang menjadi sumber
inspirasi pertunjukan seni Bali. Pahatan ukiran latar belakang relief
bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau Gunungan)yang sangat
khas Bali dan Jawa.
2. Sebuah Lokasi Kunjungan Spiritual
Berdekatan dengan patung Dewa Wisnu terdapat Parahayangan
Somaka Giri, sebuah mata air keramat darimana air mengalir yang
terdapat kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air dipuncak
bukit padas kapur ini memang merupakan sebuah keajaiban yang belum
dapat dijelaskan secara ilmiah, sehingga menjadikannya tempat
kunjungan spiritual dan meditasi.
Air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan
telah dipergunakan luas dikalangan penduduk setempat dalam upacara
memohon hujan untuk mendapatkan panen yang baik. Keberadaan
Parahyangan Somaka Giri sangat menggugah naluri seseorang dalam
mencari pencerahan pikiran lahir dan batin.
Page 17
9
3. Tempat Untuk Berbagai Kesempatan
Dengan curah hujan yang relatif rendah namun terbuka untuk dapat
menikmati hembusan angin tropis, fasilitas yang dimiliki Garuda Wisnu
Kencana menjadi sangat ideal. Amphiteatre dengan kapasitas 800 tempat
duduk dan tatanan acoustic kelas I, merupakan tempat yang tidak
tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi
pilar-pilar batu cadas serta berlatar belakang Burung Garuda menjadikan
areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai
perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, street
theatre merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi,
fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk
beramah-tamah yang paling ideal adalah Plaza Kura-Kura, yang memiliki
kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan, yang terbuka untuk
umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200 m2 terdapat 10 m
2
halaman terbuka didalamnya.
4. Santap Malam Dibawah Naungan Bintang
Sejumlah cafe dan restoran menyediakan layanan tata boga yang
lengkap, dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets. Layanan
on-site catering yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi,
dengan berbagai hidangan Indonesia, Oriental atau hidangan
Internasional yang dapat disesuaikan dengan tema dan lokasi tertentu.
D. Keunikan dan Daya Tarik Taman Budaya GWK
Terletak diatas dataran tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan
wisata dipesisir selatan Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana adalah
jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami
dan panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit
dari Bandara Ngurah Rai dan kurang dari satu jam dari perhotelan utama,
Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu tujuan utama berbagai
pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi atupun kunjungan santai
Page 18
10
bahkan kunjngan spiritual. Monument ini dikembangkan sebagai taman
budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada pada ketinggian
146 meter diatas permukaan tanah atau 263 meter diatas permukaan laut.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang
sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua
hingga Tanah Lot. Patung ini merupakan symbol dari misi penyelamatan
dunia dan lingkungan. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi
patung terbesar didunia dan mengalahkan patung liberty.
Kawasan seluas 250 ha ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya,
tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-
istana Bali pada zaman dahulu. Pengunjung Garuda Wisnu Kencana akan
menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana
kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern melalui fasilitas-
fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun datang sebagian dari
ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk
sekedar menikmati hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan
matahari terbenem, keindahan alam dan budaya Bali serta keramah tamahan
penduduknya.
E. Koleksi Taman Budaya GWK
1. Wisnu Plaza
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di kawasan Garuda Wisnu
Kencana yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana,
yaitu Dewa Wisnu. Pada hari tertentu, akan ada kinerja tradisional Bali
dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya
cukup tinggi, pengunjung dapat melihat panorama sekitarnya patung
Wisnu. Sebagai titik pusat, Wisnu Plaza dikelilingi oleh air mancur dan air
sumur suci didekatnya yang katanya tidak pernah kering bahkan pada
musim kemarau.
Page 19
11
Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini
tempat air berada yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat daerah
tersebut sebagai berkah dengan kekuatan magis yang kuat untuk
menyembuhkan penyakitnya dan meminta pertolongan dewa hujan selama
musim kemarau.
2. Stree Theatre
Street Theatre adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana. Disini pengunjung dapat menemukan
souvenir Bali dan Marchandhise Garuda Wisnu Kencana khususnya di
“GWK Souvenir” dan “Bali Art”. Selain itu pengunjung dapat mencicipi
makanan yang baik dengan harga istimewa hanya di pengadilan makanan
“Makanan Teater” dan “The Beranda” dengan paket “all you can it”.
3. Lotus Pond
Lotus Pond adalah area out door terbesar yang ada di Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana, bahkan Bali. Selama bertahun-tahun Garuda
Wisnu Kencana telah dipercaya acara berskala nasional maupun
internasional, seperti konser musik dan pertemuan inernasional. Lotus
Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur disisi dan patung
megah Garuda sebagai latar belakang.
Lotus pond berawal dari teratai, teratai adalah simbol utama
keindahan, kemakmuran dan kesuburan. Dewa Wisnu juga selalu
membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua Dewa dari Dewa
Hindu duduk diatas bung teratai ataupun membawa bunga teratai.
Beberapa fakta menarik bahwa teratai tumbuh di air, memiliki akar
dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara bebas. Dengan
demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia. Akar teratai
tenggelam dalam lumpur melambangkan kehidupan manusia. Akar teratai
tenggelam dalam lumpur melambangkan kehidupan material. Tangkai
melawatkan melalui air melambangkan eksistensi dunia abstrak. Bunga
Page 20
12
mengambang diatas air dan membuka kelangit adalah emble mtical
spiritual.
4. Indraloka Garden
Taman ini diberi nama Indraloka Garden setelah surga Dewa
Indraloka Garden adalah salah satu tempat favorit di Garuda Wisnu
Kencana untuk mengadakan pesta kecil dan menengah, seperti
perkumpulan dan pernikahan, pengunjung dapat melihat pemandangan
Bali dari atas Indraloka Garden.
5. Amphitheatre
Amphitheatre adalah tempat didalam ruangan untuk pertunjukan
khusus dengan akustik kelas VVIP. Setiap sore pengunjung bisa menonton
tari Kecak dengan gratis mulai jam 18.30 – 19.30 WITA. Seringkali tari
Kecak ini dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.
6. Tirta Agung
Tirta Agung adalah ruangan luas sempurna untuk acara menengah,
pengunjung juga dapat menunjungi Patung Tangan Wisnu, bagian dari Patung
Garuda Wisnu Kencana yang terletak didekatnya.
Page 21
13
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
Suatu obyek wisata dibangun dengan tujuan untuk memperoleh suatu
keuntungan. Karena didunia ini tidak ada yang sempurna, selain memiliki dampak
yang positif, tentu juga menimbulkan dampak negatif meskipun dalam jumlah
yang sedikit.
Begitu juga dengan dibangunnya Garuda Wisnu Kencana pasti juga
berdampak positif dan negatif dari segi ekonomi dan pemerintahan, segi
pendidikan, segi sosial dan segi kemasyarakatan.
A. Dampak Positif
1. Segi Ekonomi dan Pemerintahan
Didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai daya tarik
Garuda Wisnu Kencana sangat bagus, sehingga banyak wisatawan yang
mengunjunginya baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara.
Dengan adanya wisatawan yang mengunjungi Garuda Wisnu
Kencana maka pemasukan atau pendapatan Pemerintah Daerah Bali akan
meningkat. Selain itu dapat memberikan sumber kehidupan bagi
masyarakat sekitar obyek wisata Garuda Wisnu Kencana, yaitu dengan
menjual pernak pernik yang mereka buat, seperti barang-barang kerajinan
yang khas Bali dan lain-lain.
2. Segi Sosial dan Kemasyarakatan
Dengan adanya pertunjukan kesenian di obyek wisata Garuda Wisnu
Kencana bagi masyarakat sekitar membuktikan bahwa masyarakat masih
konsisten untuk mlestarikan kebudayaan dan Garuda Wisnu Kencana
menjadikan obyek wisata yang dapat mempersatukan budaya, tradisi, dan
adat-istiadat yang telah berumur ratusan bahkan ribuan tahun dengan
Page 22
14
teknologi global yang berkembang saat ini. Selain itu, dengan dibukanya
obyek wisata Garuda Wisnu Kencana dapat mengurangi presentasi
pengangguran disekitar obyek wisata.
3. Segi Pendidikan
Para pengunjung umumnya bagi pelajar atau mahasiswa bisa untuk
menambah wawasan pengalaman, bisa juga untuk mengenal adat-istiadat
masyarakat Bali.
B. Dampak Negatif
1. Segi Ekonomi dan Pemerintahan
Semua obyek wisata tidak selamanya mengalami ramai pengunjung.
Begitu juga dengan obyek wisata Garuda Wisnu Kencana, ada kalanya
sepi dari pengunjung. Keadaan ini membuat pemasukan Garuda Wisnu
Kencana berkurang, padahal biaya yang dikeluarkan untuk merawat dan
membangun patung-patung yang belum jadi memerlukan biaya yang
sangat besar. Dengan berkurangnya pemasukan membuat pihak pengelola
Garuda Wisnu Kencana mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya
tersebut, sehingga pemasukan ke kas Negara berkurang atau tidak sama
sekali.
2. Segi Sosial dan Kemasyarakatan
Para wisatawan yang mengunjungi Garuda Wisnu Kencana tidak
hanya dari daerah sekitar, tetapi dari berbagai daerah, bahkan dari
mancanegara dan mereka sering membawa kebiasaan hidup mereka. Hal
ini membuat masyarakat daerah disekitar Garuda Wisnu Kencana menjadi
terpengaruh dari kebiasaan yang dibawa oleh para wisatawan tersebut.
Padahal kebiasaan tersebut ada yang baik dan buruk. Apabila mereka telah
terpengaruh kebiasaan buruk tersebut akan merubah sikap sosial
masyarakat.
3. Segi Pendidikan
Page 23
15
Garuda Wisnu Kencana sebagai tempat rekreasi, disana juga banyak
anak muda yang berpacaran, dan semua itu bisa berpengaruh terhadap
akhlak atau moral para pengunjung lainnya, terutama kalangan pelajar.
Page 24
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana adalah obyek wisata yang
terletak di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya
pematung terkenal asal Bali, I Nyoman Nuarta. Patung ini berwujud patung
Garuda yang senantiasa menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Hal ini sebagai
bukti kebebasan dan rasa pengorbanan yang tiada henti. Dan apabila
pembangunan terselesaikan, patung ini akan mengalahkan Patung Liberty
sebagai patung terbesar didunia.
Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu tujuan utama berbagai
pertunjukan kesenian , pameran, dan konferensi ataupun kunjungan santai
bahkan kunjungan spiritual. Area obyek wisata ini berada pada ketinggian
146 meter diatas permukaan tanah atau 263 diatas permukaan laut. Patung ini
diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai 20 km
sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Patung
ini merupakan simbol dari misi penyelamatan dunia dan linkungan. Kawasan
seluas 250 ha ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat
pertunjukan, serta berbagai layanan tata boga.
Sebagaimana istana-istana Bali pada zaman dahulu, pengunjung akan
menyaksikan kemegahan monumental dan kekhhusukan spiritual yang mana
kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern melalui fasilitas dan
pelayanan yang tepat guna. Kendatipun datang sebagai bagian dari ribuan
pengunjung sebuah event kebudayaan maupun seorang dri sekedar untuk
menikmati hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari
terbenam, keindahan alam dan budaya Bali serta keramah tamahan
penduduknya.
Page 25
17
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian, terdapat kritik dan saran yang
penulis ingin sampaikan, yang antara lain :
1. Pembangunan obyek wisata Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan
sekitarnya mohon untuk segera diselesaikan sehingga semakin banyak
wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya.
2. Mohon untuk toilet diperbanyak lagi, karena semakin banyaknya
pengunjung tentu juga tidak sedikit pengunjung yang ingin buang air kecil
atau buang air besar.
Lampu penerangan harap diperbanyak sehingga pengunjung dapat mengunjungi
obyek wisata Garuda Wisnu Kencana sampai puas.
Page 26
18
DAFTAR PUSTAKA
Penyusun.dkk 2013 analisa langsung objek wisata GWK
Astika. Ketut Sudhana. 2009. Analisis Kebudayaan. Jakarta : Depdikbud
www.mitrabaliagung.com
allaboutbaliIndonesia.blogspot.com