Top Banner
UPAYA PELESTARIAN BUDAYA BALI DI GARUDA WISNU KENCANA Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas XII tahun ajaran 2012 / 2013 Disusun oleh : Nama : Sodikun Kelas : XI IPS 4 No. Absen : 28 Program : IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI TEGALREJO MAGELANG 2012 / 2013
29

Karya Tulis GWK

Nov 27, 2015

Download

Documents

Sani Sp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Karya Tulis GWK

UPAYA PELESTARIAN BUDAYA BALI DI

GARUDA WISNU KENCANA

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas

XII tahun ajaran 2012 / 2013

Disusun oleh :

Nama : Sodikun

Kelas : XI IPS 4

No. Absen : 28

Program : IPS

MADRASAH ALIYAH NEGERI TEGALREJO

MAGELANG

2012 / 2013

Page 2: Karya Tulis GWK

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Dewan Pemeriksa

Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 14 Juni 2013

Di : Tegalrejo Magelang

Kepala Sekolah Pembimbing

Ali Masyhar, S.Ag, M.SI Dra. Ida Ariyani

NIP : 197109041999031002 NIP : 1976812281998032001

Page 3: Karya Tulis GWK

iii

MOTTO

Baik dalam penampilan, aktif dalam kegiatan

Kesombongan akan membuat kehancuran

Kegagalan adalah cambuk keberhasilan

Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana

Menunda adalah awal dari kegagalan

Belajar tekun adalah kunci dari keberhasilan

Page 4: Karya Tulis GWK

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk ayah dan ibu tercinta, untuk

seluruh staf guru serta semua yang telah memberikan dorongan moral maupun

materi, dan tak lupa teruntuk almamaterku MAN Tegalrejo.

Page 5: Karya Tulis GWK

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan karya tulis ini dengan tanpa halangan suatu apapun.

Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran

Bahasa Indonesia sekaligus sebagai prasyarat kenaikan kelas.

Judul karya tulis yang saya susun dalam penelitian ini adalah “ UPAYA

PELESTARIAN BUDAYA BALI DI GARUDA WISNU KENCANA ”.

Dalam penyusunan karya tulis ini, saya banyak mendapat bantuan dan

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Ali Masyhar, S.Ag, M.SI, selaku kepala MAN Tegalrejo yang telah

memberikan pengantar ijin penelitian.

2. Ibu Dra. Ida Ariyani, selaku Wali kelas XI IPS 4 yang telah memberikan

petunjuk dan motivasi karya tulis ini.

3. Bapak / Ibu guru pembimbing yang telah memberikan banyak pengarahan

dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ini.

4. Orang tua saya tercinta dan keluarga saya.

5. Teman-taman saya tercinta kelas XI IPS 4 yang memberikan banyak

inspirasi kepada penulis.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang berperan

dalam proses penyusunan karya tulis ini.

Semoga seluruh amal dan kebaikan semua pihak yang membantu mendapat

balasan dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari sempurna, oleh karna itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Page 6: Karya Tulis GWK

vi

Akhirnya saya berharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi

pembaca, khususnya bagi adik-adik kelas sebagai sumber dan bahan penelitian

selanjutnya.

Penyusun

Sodikun

Page 7: Karya Tulis GWK

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………........……………….……………... i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………...…………….……….......... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................…….........…………….………….... iii

HALAMAN MOTTO…………………………….......…………….…………… iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ……. …………........….……….………… v

HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………......…….………… vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………... 1

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………........ 1

D. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 2

E. Sistematika Penulisan ……………………………………….. 2

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Definisi Budaya ………………………………………….….. 3

B. Definisi Pelestarian ……………………………………….…. 4

C. Definisi Garuda Wisnu Kencana …………………………..... 5

BAB III : GAMBARAN UMUM GWK

A. Sejarah Singkat Berdirinya GWK ………………………...… 6

B. Letak Geografis Wisata GWK ………………………………. 7

C. Makna Taman GWK dizaman Modern ……………………... 7

D. Keunikan dan daya tarik Taman GWK…………………....... 9

E. Koleksi Taman GWK …………………………………….... 10

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN WISATA GWK

A. Dampak positif pariwisata ………………………………... 13

B. Dampak negatif pariwisata ……………………………….. 14

Page 8: Karya Tulis GWK

viii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………… 16

B. Saran – saran …………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 18

LAMPIRAN ………………………………………………...……. 19

Page 9: Karya Tulis GWK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bali adalah salah satu pulau kecil milik Indonesia yang terletak di

sebelah timur pulau Jawa. Pulau ini banyak menyimpan berjuta-juta

kebudayaan yang menjadi jati diri negeri ini, disanalah para turis lokal

maupun asing banyak mengeluarka biaya maupun waktu demi melihat dan

mengetahui apa gerangan yang sebenarnya tersimpan pada pulau yang biasa

disebut pulau Dewata ini.

Tak dapat di pungkiri bahwa pulau Bali memiliki semacam daya tarik bagi

siapapun yang berkeinginan akan singgah ke sana, baik dari segi keindahan

panorama alamnya maupun dari segi budaya yang sangat di pelihara dan

dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Pada kesempatan ini penulis akan membagikan sedikit pengalaman

mengenai salah satu tempat pariwisata yang kebetulan memiliki 2 unsur

pemikat daya tarik wisatawan yang telah disebutkan diatas, yaitu unsur

NATURAL dan CULTULAR, tempat yang lebih lazim disebut sebagai “

TAMAN BUDAYA GARUDA WISNU KENCANA ’’

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah GWK ?

2. Dimana letak GWK ?

3. Apa keunikan GWK ?

C. Tujuan dan kegunaaan Penulisan

1. Mengenal sejarah GWK

2. Mengetahui letak GWK

3. Mengetahui keunikan GWK

Page 10: Karya Tulis GWK

2

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam Pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa

metode penulisan, antara lain :

1. Studi lapangan

Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian dengan

mengamati langsung keadaan objek wisata.

2. Wawancara

Penulis memperoleh data dengan melakukan wawancara langsung

dengan gaide Bali dan pihak pihak yang terkait dengan penelitian.

3. Internet

Penulis mengumpulkan data dan informasi dari buku - buku dan

situs - situs di internet yang terkait dengan penelitian.

E. Sistematika Pembahasan

Pada bagian awal berisi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman

motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.

Pada BAB I berisi : Pendahuluan, yaitu menguraikan latar belakang

masalah, rumusan masalah, manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan

sistematika penulisan.

Pada BAB II berisi : Landasan Teori, yang terdiri dari : definisi budaya,

definisi pelestarian dan definisi Garuda Wisnu Kencana

Pada BAB III berisi : Gambar Umum, yang terdiri dari : sejarah singkat

berdirinya GWK, letak geografis GWK, makna taman GWK dizaman

modern, keunikan dan daya tarik taman GWK serta koleksi taman budaya

GWK

Pada BAB IV berisi : Analisis Hasil Penilitian, yaitu menjelaskan

tentang dampak positif pariwisata dan dampak negatif pariwisata.

Pada BAB V berisi : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Pada bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.

Page 11: Karya Tulis GWK

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Budaya

Budaya atau kerbudayaaan berasal dari bahasa sansekertra yaitu “

Budahyah “ yang merupakan jamak dari buddhi ( budi / akal ) diartikan

sebagai hal hal yang berkaitan degan budi dan akal manusia. Dalam bahasa

Inggris, kebudayaan disebut “ Culture “

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan

perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi

banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang

mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain

terlihat dalam definisi budaya. Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai

nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas

keistimewaannya sendiri “ citra yang memaksa “ itu mengambil bentuk

bentuk yang berbeda dalam budaya, citra budaya yang bersifat memaksa

tersebut membekali anggota anggotanya dengan pedoman penilai perilaku

yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang di pinjam

anggota anggota yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermatabat

dan pertalian dengan hidup mereka.

Hofstede ( ilmuwan pesikologi ) mengatakan bahwa budaya adalah

pengerak manusia, tanpanya manusia sekedar hidup tanpa makna

Sinobu kitayama menganalogika peran budaya bagi manusia seperti

peran air bagi ikan, tanpa air ikan akan mati. Manusia pun akan menjadi

bukan manusia ( tanpa budaya ) sebagaimana air menentukan kehidupan

ikan budaya pun menentukan seperti apa kehidupan yang akan dijalani

manusia. Air yang berbeda akan membuat perilaku ikan berbeda, demikian

juga budaya yang akan membuat manusia berbeda.

Page 12: Karya Tulis GWK

4

Dengan demikian, budayalah yang menjadikan suatu rangka yang

koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan

memungkinkannya meramal perilaku orang lain.

B. Definisi pelestarian

Pelestarian dalam kamus bahasa Indonesia ( Eko, 2006 ) berasal dari

kata dasar “lestari” yang artinya tetap selama lamanya tidak berubah.

Kemudian, dalam kehidupan penggunaan bahasa Indonesia pengunaan

awalan pe – dan akhiran – an yang artinya digunakan untuk

menggambarkan proses atau upaya ( kata kerja )

Jadi berdasarkan kata kunci Lestari di tambah awalan pe – dan akhiran

– an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat

sesuatu tetap selama lamanya tidak berubah. Bisa juga didefinisikan

sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana

adanya.

Merujuk pada definisi pelestarian dalam kamus bahasa Indonesia di

atas, maka penulis mendefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian

budaya adalah upaya untuk mempertahankan supaya budaya tetap

sebagaimana adanya.

Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk

melakukan refalitasi budaya ( penguatan ). Mengenal refitalisasi budaya

prof. A.Chaedur Al Wasilah mengatakan ada 3 langkah, yaitu :

1. Pemahaman untuk menimbulkan kesadaran

2. Perencanaan secara kolektif

3. Pembangkitan kreatifitas kebudayaan

Pada definisinya, pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar. Dan

dasar ini disebut juga faktor faktor yang mendukung baik itu dari dalam

maupun luar hal yang dilestarikan. Maka dari itu sebuah proses atau

tindakan pelestarian mengenal strategi ataupun teknik yang didasarkan

pada kebutuhan dan kondisinya masing – masing.

Page 13: Karya Tulis GWK

5

C. Definisi Garuda Wisnu Kencana

Garuda

Garuda adalah putra Dewi Winata dan yang membebaskan Dewi

Winata dari kutukan Dewi Kaldu dengan mengorbankan dirinya sebagai

wahana Dewa Wisnu atau Garuda adalah burung besar sebagi

perlambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa pamrih.

Wisnu

Wisnu adalah Dewa Wisnu yang oleh masyarakat Bali dianggap

sebagai kekuatan utama pemeliharaan alam semesta, dan juga yang

menjadikan Garuda sebagai wahananya.

Kencana

Kencana adalah suatu kendaraan atau wahana yang dimiliki Dewa

Wisnu yaitu burung Garuda.

Page 14: Karya Tulis GWK

6

BAB III

GAMBARAN UMUM GARUDA WISNU KENCANA

A. Sejarah Singkat Berdirinya GWK

Sejarah berdirinya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana bermula

dengan datangnya seorang begawan yang mempunyai dua istri, yang bernama

Dewi Kaldu dan Dewi Winata. Dari kedua istri tersebut tidak dikaruniai

seorang anakpun, tetapi justru dianugerahi dua buah telur. Kemudian istri

pertama memilih telur yang berisi seratus anak.

Beberapa hari kemudian, telur milik Dewi Kaldu pun menetas dan

berupa ular. Dewi winata pun merasa iri karena telur miliknya belum

menetas. Kemudian memecahkan salah satu telurnya dan menetas berupa

burung, burung itu dibari nama Jatayung. Karena prematur, maka burung itu

hanya dapat bertahan hidup selama dua puluh hari dan akhirnya mati. Diapun

merasa sedih lalu dia pun menunggu salah satu telurnya menetas pada

waktunya.

Kemudian telur itu menetas berupa burung yang diberi nama “Garuda”.

Dewi Winata dan Dewi Kaldu pun membuat perjanjian yang berisi “jika

kalah harus mengurus keseratus anak Dewi Kaldu”. Dia pun merasa

diperbudak oleh Dewi Kaldu. Dan untuk membebaskannya, putra Dewi

Winata yang bernama Garuda harus mengambil air suci Dewa Wisnu dengan

syarat Garuda harus menjadi syarat Dewa Wisnu. Kemudian Garuda

menyetujuinya.

Dan akhirnya Dewi Winata pun terbebas dari ancaman Dewi Kaldu.

Tetapi, sayangnya putra kesayangannya harus menjadi wahana Dewa Wisnu.

Untuk mengenang pengorbanan Garuda kepada ibunya, tempat tersebut diberi

nama Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang menjadi obyek wisata

terkenal di Bali.

Page 15: Karya Tulis GWK

7

B. Letak Geografis Taman Budaya GWK

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana terletak di Bukit Ungasan,

Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I

Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan

menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.

Patung tersebut berwujud Dewa wisnu yang dalam agama Hindu adalah

Dewa Pemeliharaan (sthithi), yang mengendarai Burung Garuda. Tokoh

Garuda dapat dilihat di kisah Garuda dan Kerajaannya yang berkisah

mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan

ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak

pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa

Dua, hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan

simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari

campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton dengan tinggi 75 meter dan

lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung

terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.

Garuda Wisnu Kencana yang terletak diatas dataran tinggi batu kapur

padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali dan berjarak 25 km

dari Denpasar atau 25 km dari Bandara Ngurah Rai. Garuda Wisnu Kencana

adalah jendela seni dan budaya di Pulau Dewata yang memiliki latar belakang

alami serta panorama yang sangat mengagumkan.

Dengan luas 250 ha akan merangkum semua kegiatan budaya Bali

disini. Pengunjung Garuda Wisnu Kencana akan menyaksikan kemegahan

monumental dan kekhusukan spiritual yangmana kesemuanya disempurnakan

dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna.

C. Makna Taman Budaya GWK di Zaman Modern

Di zaman yang serba modern, dibalik kemegahan yang dimiliki, Taman

Budaya Garuda Wisnu Kencana ternyata memiliki makna yang sangat

penting bagi kehidupan di zaman modern ini, yang antara lain :

Page 16: Karya Tulis GWK

8

1. Perwujudan Masa Modern Tradisi Kuno

Wisnu _ Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama

pemelihara alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan

sebagai patung berukuran raksasa dibuat dari kuningan dan tembaga

dengan ketinggian mencapai 22 meter, menjadikan figur ini sebagai

perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno. Wujud yang

menyertainya adalah Garuda, seekor burung besar yang menjadi

kendaraan Dewa Wisnu yang melambangkan kebebasan sekaligus

pengorbanan tanpa pamrih.

Gapura Batu _ beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25

meter yang berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen

yang diambil dari kisah dramatis Ramayana yang menjadi sumber

inspirasi pertunjukan seni Bali. Pahatan ukiran latar belakang relief

bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau Gunungan)yang sangat

khas Bali dan Jawa.

2. Sebuah Lokasi Kunjungan Spiritual

Berdekatan dengan patung Dewa Wisnu terdapat Parahayangan

Somaka Giri, sebuah mata air keramat darimana air mengalir yang

terdapat kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air dipuncak

bukit padas kapur ini memang merupakan sebuah keajaiban yang belum

dapat dijelaskan secara ilmiah, sehingga menjadikannya tempat

kunjungan spiritual dan meditasi.

Air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan

telah dipergunakan luas dikalangan penduduk setempat dalam upacara

memohon hujan untuk mendapatkan panen yang baik. Keberadaan

Parahyangan Somaka Giri sangat menggugah naluri seseorang dalam

mencari pencerahan pikiran lahir dan batin.

Page 17: Karya Tulis GWK

9

3. Tempat Untuk Berbagai Kesempatan

Dengan curah hujan yang relatif rendah namun terbuka untuk dapat

menikmati hembusan angin tropis, fasilitas yang dimiliki Garuda Wisnu

Kencana menjadi sangat ideal. Amphiteatre dengan kapasitas 800 tempat

duduk dan tatanan acoustic kelas I, merupakan tempat yang tidak

tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi

pilar-pilar batu cadas serta berlatar belakang Burung Garuda menjadikan

areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai

perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, street

theatre merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi,

fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk

beramah-tamah yang paling ideal adalah Plaza Kura-Kura, yang memiliki

kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan, yang terbuka untuk

umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200 m2 terdapat 10 m

2

halaman terbuka didalamnya.

4. Santap Malam Dibawah Naungan Bintang

Sejumlah cafe dan restoran menyediakan layanan tata boga yang

lengkap, dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets. Layanan

on-site catering yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi,

dengan berbagai hidangan Indonesia, Oriental atau hidangan

Internasional yang dapat disesuaikan dengan tema dan lokasi tertentu.

D. Keunikan dan Daya Tarik Taman Budaya GWK

Terletak diatas dataran tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan

wisata dipesisir selatan Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana adalah

jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami

dan panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit

dari Bandara Ngurah Rai dan kurang dari satu jam dari perhotelan utama,

Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu tujuan utama berbagai

pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi atupun kunjungan santai

Page 18: Karya Tulis GWK

10

bahkan kunjngan spiritual. Monument ini dikembangkan sebagai taman

budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.

Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada pada ketinggian

146 meter diatas permukaan tanah atau 263 meter diatas permukaan laut.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang

sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua

hingga Tanah Lot. Patung ini merupakan symbol dari misi penyelamatan

dunia dan lingkungan. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi

patung terbesar didunia dan mengalahkan patung liberty.

Kawasan seluas 250 ha ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya,

tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-

istana Bali pada zaman dahulu. Pengunjung Garuda Wisnu Kencana akan

menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana

kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern melalui fasilitas-

fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun datang sebagian dari

ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk

sekedar menikmati hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan

matahari terbenem, keindahan alam dan budaya Bali serta keramah tamahan

penduduknya.

E. Koleksi Taman Budaya GWK

1. Wisnu Plaza

Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di kawasan Garuda Wisnu

Kencana yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana,

yaitu Dewa Wisnu. Pada hari tertentu, akan ada kinerja tradisional Bali

dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya

cukup tinggi, pengunjung dapat melihat panorama sekitarnya patung

Wisnu. Sebagai titik pusat, Wisnu Plaza dikelilingi oleh air mancur dan air

sumur suci didekatnya yang katanya tidak pernah kering bahkan pada

musim kemarau.

Page 19: Karya Tulis GWK

11

Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini

tempat air berada yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat daerah

tersebut sebagai berkah dengan kekuatan magis yang kuat untuk

menyembuhkan penyakitnya dan meminta pertolongan dewa hujan selama

musim kemarau.

2. Stree Theatre

Street Theatre adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman

Budaya Garuda Wisnu Kencana. Disini pengunjung dapat menemukan

souvenir Bali dan Marchandhise Garuda Wisnu Kencana khususnya di

“GWK Souvenir” dan “Bali Art”. Selain itu pengunjung dapat mencicipi

makanan yang baik dengan harga istimewa hanya di pengadilan makanan

“Makanan Teater” dan “The Beranda” dengan paket “all you can it”.

3. Lotus Pond

Lotus Pond adalah area out door terbesar yang ada di Taman Budaya

Garuda Wisnu Kencana, bahkan Bali. Selama bertahun-tahun Garuda

Wisnu Kencana telah dipercaya acara berskala nasional maupun

internasional, seperti konser musik dan pertemuan inernasional. Lotus

Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur disisi dan patung

megah Garuda sebagai latar belakang.

Lotus pond berawal dari teratai, teratai adalah simbol utama

keindahan, kemakmuran dan kesuburan. Dewa Wisnu juga selalu

membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua Dewa dari Dewa

Hindu duduk diatas bung teratai ataupun membawa bunga teratai.

Beberapa fakta menarik bahwa teratai tumbuh di air, memiliki akar

dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara bebas. Dengan

demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia. Akar teratai

tenggelam dalam lumpur melambangkan kehidupan manusia. Akar teratai

tenggelam dalam lumpur melambangkan kehidupan material. Tangkai

melawatkan melalui air melambangkan eksistensi dunia abstrak. Bunga

Page 20: Karya Tulis GWK

12

mengambang diatas air dan membuka kelangit adalah emble mtical

spiritual.

4. Indraloka Garden

Taman ini diberi nama Indraloka Garden setelah surga Dewa

Indraloka Garden adalah salah satu tempat favorit di Garuda Wisnu

Kencana untuk mengadakan pesta kecil dan menengah, seperti

perkumpulan dan pernikahan, pengunjung dapat melihat pemandangan

Bali dari atas Indraloka Garden.

5. Amphitheatre

Amphitheatre adalah tempat didalam ruangan untuk pertunjukan

khusus dengan akustik kelas VVIP. Setiap sore pengunjung bisa menonton

tari Kecak dengan gratis mulai jam 18.30 – 19.30 WITA. Seringkali tari

Kecak ini dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.

6. Tirta Agung

Tirta Agung adalah ruangan luas sempurna untuk acara menengah,

pengunjung juga dapat menunjungi Patung Tangan Wisnu, bagian dari Patung

Garuda Wisnu Kencana yang terletak didekatnya.

Page 21: Karya Tulis GWK

13

BAB IV

ANALISIS PENELITIAN

Suatu obyek wisata dibangun dengan tujuan untuk memperoleh suatu

keuntungan. Karena didunia ini tidak ada yang sempurna, selain memiliki dampak

yang positif, tentu juga menimbulkan dampak negatif meskipun dalam jumlah

yang sedikit.

Begitu juga dengan dibangunnya Garuda Wisnu Kencana pasti juga

berdampak positif dan negatif dari segi ekonomi dan pemerintahan, segi

pendidikan, segi sosial dan segi kemasyarakatan.

A. Dampak Positif

1. Segi Ekonomi dan Pemerintahan

Didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai daya tarik

Garuda Wisnu Kencana sangat bagus, sehingga banyak wisatawan yang

mengunjunginya baik wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara.

Dengan adanya wisatawan yang mengunjungi Garuda Wisnu

Kencana maka pemasukan atau pendapatan Pemerintah Daerah Bali akan

meningkat. Selain itu dapat memberikan sumber kehidupan bagi

masyarakat sekitar obyek wisata Garuda Wisnu Kencana, yaitu dengan

menjual pernak pernik yang mereka buat, seperti barang-barang kerajinan

yang khas Bali dan lain-lain.

2. Segi Sosial dan Kemasyarakatan

Dengan adanya pertunjukan kesenian di obyek wisata Garuda Wisnu

Kencana bagi masyarakat sekitar membuktikan bahwa masyarakat masih

konsisten untuk mlestarikan kebudayaan dan Garuda Wisnu Kencana

menjadikan obyek wisata yang dapat mempersatukan budaya, tradisi, dan

adat-istiadat yang telah berumur ratusan bahkan ribuan tahun dengan

Page 22: Karya Tulis GWK

14

teknologi global yang berkembang saat ini. Selain itu, dengan dibukanya

obyek wisata Garuda Wisnu Kencana dapat mengurangi presentasi

pengangguran disekitar obyek wisata.

3. Segi Pendidikan

Para pengunjung umumnya bagi pelajar atau mahasiswa bisa untuk

menambah wawasan pengalaman, bisa juga untuk mengenal adat-istiadat

masyarakat Bali.

B. Dampak Negatif

1. Segi Ekonomi dan Pemerintahan

Semua obyek wisata tidak selamanya mengalami ramai pengunjung.

Begitu juga dengan obyek wisata Garuda Wisnu Kencana, ada kalanya

sepi dari pengunjung. Keadaan ini membuat pemasukan Garuda Wisnu

Kencana berkurang, padahal biaya yang dikeluarkan untuk merawat dan

membangun patung-patung yang belum jadi memerlukan biaya yang

sangat besar. Dengan berkurangnya pemasukan membuat pihak pengelola

Garuda Wisnu Kencana mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya

tersebut, sehingga pemasukan ke kas Negara berkurang atau tidak sama

sekali.

2. Segi Sosial dan Kemasyarakatan

Para wisatawan yang mengunjungi Garuda Wisnu Kencana tidak

hanya dari daerah sekitar, tetapi dari berbagai daerah, bahkan dari

mancanegara dan mereka sering membawa kebiasaan hidup mereka. Hal

ini membuat masyarakat daerah disekitar Garuda Wisnu Kencana menjadi

terpengaruh dari kebiasaan yang dibawa oleh para wisatawan tersebut.

Padahal kebiasaan tersebut ada yang baik dan buruk. Apabila mereka telah

terpengaruh kebiasaan buruk tersebut akan merubah sikap sosial

masyarakat.

3. Segi Pendidikan

Page 23: Karya Tulis GWK

15

Garuda Wisnu Kencana sebagai tempat rekreasi, disana juga banyak

anak muda yang berpacaran, dan semua itu bisa berpengaruh terhadap

akhlak atau moral para pengunjung lainnya, terutama kalangan pelajar.

Page 24: Karya Tulis GWK

16

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana adalah obyek wisata yang

terletak di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya

pematung terkenal asal Bali, I Nyoman Nuarta. Patung ini berwujud patung

Garuda yang senantiasa menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Hal ini sebagai

bukti kebebasan dan rasa pengorbanan yang tiada henti. Dan apabila

pembangunan terselesaikan, patung ini akan mengalahkan Patung Liberty

sebagai patung terbesar didunia.

Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu tujuan utama berbagai

pertunjukan kesenian , pameran, dan konferensi ataupun kunjungan santai

bahkan kunjungan spiritual. Area obyek wisata ini berada pada ketinggian

146 meter diatas permukaan tanah atau 263 diatas permukaan laut. Patung ini

diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai 20 km

sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Patung

ini merupakan simbol dari misi penyelamatan dunia dan linkungan. Kawasan

seluas 250 ha ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat

pertunjukan, serta berbagai layanan tata boga.

Sebagaimana istana-istana Bali pada zaman dahulu, pengunjung akan

menyaksikan kemegahan monumental dan kekhhusukan spiritual yang mana

kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern melalui fasilitas dan

pelayanan yang tepat guna. Kendatipun datang sebagai bagian dari ribuan

pengunjung sebuah event kebudayaan maupun seorang dri sekedar untuk

menikmati hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari

terbenam, keindahan alam dan budaya Bali serta keramah tamahan

penduduknya.

Page 25: Karya Tulis GWK

17

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian, terdapat kritik dan saran yang

penulis ingin sampaikan, yang antara lain :

1. Pembangunan obyek wisata Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan

sekitarnya mohon untuk segera diselesaikan sehingga semakin banyak

wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya.

2. Mohon untuk toilet diperbanyak lagi, karena semakin banyaknya

pengunjung tentu juga tidak sedikit pengunjung yang ingin buang air kecil

atau buang air besar.

Lampu penerangan harap diperbanyak sehingga pengunjung dapat mengunjungi

obyek wisata Garuda Wisnu Kencana sampai puas.

Page 26: Karya Tulis GWK

18

DAFTAR PUSTAKA

Penyusun.dkk 2013 analisa langsung objek wisata GWK

Astika. Ketut Sudhana. 2009. Analisis Kebudayaan. Jakarta : Depdikbud

www.mitrabaliagung.com

allaboutbaliIndonesia.blogspot.com

Page 27: Karya Tulis GWK

19

LAMPIRAN

Page 28: Karya Tulis GWK

20

Page 29: Karya Tulis GWK

A