BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kompas Jumat, 12 September 2008 memberitakan pelajar Jakarta
menunjukkan gelang jari bertulis "No Tobacco" pada peringatan Hari
Tanpa Tembakau Sedunia 2007 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Bersamaan dengan itu, pembahasan rancangan peraturan daerah kawasan
tanpa rokok atau KTR hampir selesai di tingkat panitia khusus.
Bulan Oktober 2008 mendatang, rancangan peraturan daerah atau
raperda KTR ini ditargetkan selesai dan segera ditetapkan sebagai
perda. "Ancaman rokok sangat besar, khususnya pada anak-anak.
Karena itu, kami selalu melakukan perlindungan advokasi pada hak
anak-anak, salah satunya dengan mendukung ditetapkannya perda
tentang rokok," ujar salah satu dari panitia.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di
belahan dunia. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan
remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut
jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan
sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu ada ayam jago diatas
genteng, ngga merokok ngga ganteng. Sedangkan kalangan orang tua,
stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk
merokok.
Menurut Dukendro (2007:80) merokok adalah suatu perilaku
seseorang yang menghisap asap rokok dari putung rokok dan dapat
menyebabkan kesehatan kita semakin menurun. Menurut ilmu
kedokteran, rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia,
diantanya adalah: 1. TARMengandung bahan kimia yang beracun,
sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker.
2. Karbon Monoksida (CO)Gas beracun yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
3. NikotinSalah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak
jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Menurut Tjandra Yoga (1992:79) merokok juga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada perokok aktif maupun perokok pasif.
Beberapa contoh gangguan kesehatan bagi perokok aktif yaitu;
penyumbatan pada paru-paru, kanker, serangan jantung, impotensi,
dan gangguan kehamilan dan janin. Perokok pasif dapat meningkatkan
risiko penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari
itu menghisap asap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi
pengidap penyakit:
1. Angina
Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung.
2. AsmaMengalami kesulitan bernafas.
3. AlergiIritasi akibat asap rokok.
Dari penjelasan gangguan kesehatan akibat merokok di atas,
apakah orang-orang pernah memikirkan betapa pentingnya dan betapa
bahayanya merokok bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain?
Kondisi seperti itulah yang menggugah Penulis untuk meneliti
pandangan siswa kelas XII terhadap bahaya merokok dan sesudah itu
mencari jalan pemecahannya.
1.2 Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang harus dibahas, sehubungan
dengan merokok, kiranya Penulis perlu membatasi permasalahan supaya
penelitian lebih terarah. Dalam penelitian ini hanya akan dikaji
mengenai apa saja bahaya merokok dan pandangan siswa kelas XII
terhadap bahaya merokok.1.3 Rumusan MasalahRumusan masalah yang
digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa saja bahaya merokok dilihat dari segi fisik maupun
psikologi?2. Bagaimana pandangan siswa kelas XII terhadap bahaya
merokok?1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal berikut ini.1.
Mengetahui bahaya merokok yang dilihat dari segi fisik maupun
psikologi.2. Mengetahui pandangan siswa kelas XII terhadap bahaya
merokok.1.4.2 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian berjudul Pandangan Siswa kelas XII SMAK St.
Albertus terhadap Bahaya Merokok Tahun Ajaran 2009/2010, Penulis
berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi
Penulis, melainkan juga bagi siswa SMAK St. Albertus, dan guru
pengajar bidang studi.
Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjawab apa saja
bahaya merokok dari segi fisik maupun psikologi yang sampai saat
ini belum menjadi kesadaran pelajar dan dampak merokok bagi
lingkungan khususnya di sekolah. Bagi siswa SMAK St. Albertus,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan panduan apa saja
bahaya merokok. Siswa juga dapat mengetahui dampak merokok bagi
lingkungan khususnya di sekolah. Bagi pengajar bidang studi,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan untuk
memberikan kesadaran bagai para murid supaya tidak merokok.
Pengajar bidang studi juga dapat mengetahui dampak merokok bagi
lingkungan.1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, Penulis memilih SMAK Santo Albertus
sebagai lokasi penelitian yang terletak di Jalan Talang 1 Malang
yang berdiri kokoh dengan dominan warna coklat sebagai ciri khas
sekolah yang dikenal sebagai SMA Dempo ini. Sekolah yang dikepalai
oleh Rm. Agung Wahyudianto, O.carm ini memiliki banyak fasilitas,
misalnya: ruang coversation, lapangan olah raga, ruang multimedia,
perpustakaan, WC putra dan WC puti, kantin, ruang kelas yang
berjumlah 28, dan masih banyak lagi. Mesikipun menekankan
kedisiplinan, tetap saja ada siswa yang merokok.1.5.2 Populasi dan
Sampel
Populasimerupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII
Bahasa dan XII IPA. Sampeladalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini adalah 30 siswa kelas XII Bahasa dan XII IPA SMAK
St. Albertus.1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini yang dilakukan Penulis adalah
dengan menyebarkan angket dan melakukan studi kepustakaan. Data
atau informasi dari berbagai sumber pustaka itu selanjutnya
disajikan dengan cara baru untuk keperluan baru.1.5.4 Metode
Analisis Data
Dalam menganalisis data Penulis menggunakan metode analisis
kualitatif atau mendeskripsikan hasil penelitian secara panjang
lebar.1.5.5 Persiapan Penelitian
Penelitian akan memulai mengumpulkan data sejak tugas ini
diberikan. Penulis juga akan mencari sumber-sumber referensi dari
berbagai buku, internet dan sumber lainnya dalam mengumpulkan
data.BAB II
LANDASAN TEORI2.1 Pengertian Merokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120mm (berfariasi tergantung negaranya) dengan diameter
sekitar10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (Soegijanto,
1981:155). Rokok biasanya dijual dalam bunngkusan berbentuk kotak
atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam
kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan
perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok,
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada
kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku
bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja
dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi
berbeda bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17, para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok
mulai asuk ke negara-negara Islam. Jadi, merokok adalah suatu
perilaku seseorang yang mengisap asap rokok dari putung rokok dan
dapat menyebabkan kesehatan kita semakin menurun.2.2 Bahaya
Merokok
Adapun bahaya-bahaya merokok paling tidak ada 8, yaitu dampak
terhadap paru-paru, dampak terhadap jantung, penyakit jantung
koroner, penyakit stroke, gerbang narkoba, mengganggu kesehatan
jiwa, mengganggu system reproduksi, dan mempercepat menopause bagi
wanita. Berikut ini hal tersebut dijelaskan.1. Paru-paruMerokok
dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan
akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli.Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan
timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala
klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit
obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab
utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis
kronis, dan asma.Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah
diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat
antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker
paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan
uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan
dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok,
kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30
kali lebih sering.2. JantungBanyak penelitian telah membuktikan
adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari
11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan
lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah,
di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta
adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan
peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen
(peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).Merokok
menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung
tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok
juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.Asap yang
diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas,
yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.Telah
ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya
karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap
samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50
kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya
dalam ruang setelah rokok berhenti.Umumnya fokus penelitian
ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke
otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat
meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan
ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin,
meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan
oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin
juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi
trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.Karbon monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan
oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO
menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan
oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan
dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas
latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah
penggumpalan darah.Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap
rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan
mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap
rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok,
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah
perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.3.
Jantung KoronerMerokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar
untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner
meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang
diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja
sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak
atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.Perlu
diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner
berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak
pembuluh darah perifer.PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri
dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa
muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.4.
StrokePenyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau
stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko
kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan
perokok.Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan
Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan
timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS
timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan
perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada
perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga
berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan
AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok
pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk
pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain.
Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat
merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi
individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi
penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga
eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul
jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan
produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan
perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan
keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi
keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.5. Gerbang NarkobaAkibat
kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah
ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit
mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis.
Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan
upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan
berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan)
rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders.
Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses
farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama
dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin
dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses
yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat
ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan
dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut
Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk
menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok
secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang
di masa yang akan datang.Berdasarkan data epidemiologi diketahui
kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi
penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum
berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian
khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah
perokok remaja.Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja
diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari
berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan
penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran
Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang
memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan,
merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan
depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat
kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan
kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan
merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang
peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan
yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang
ketagihan kebiasaan merokok.
6. Kesehatan JiwaMerokok berkaitan erat dengan disabilitas dan
penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak
tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa
responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas
hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok
memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu
diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering
menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien
maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien
skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National
Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki
risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan
remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih
sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi
merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan
seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala
depresi dan kecemasan (ansietas).Sebagian besar penderita depresi
mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi
pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal)
terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok.
Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok
mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan
dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan
relaps pada penderita depresi.Selain itu, gejala putus zat nikotin
mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus
obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik
misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan
peningkatan berat badan).Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan
Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan
masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan
dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat
menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit,
sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,
menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa
penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada
dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk
digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki
terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis
yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah
sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam
bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka
pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk
kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai
obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam
pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan
dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu
diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah
pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
7. Sistem ReproduksiStudi tentang rokok dan reproduksi yang
dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat
menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa
pubertas sampai usia dewasa.Pada penelitian yang dilakukan Dr.
Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiations Tobacco
Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok
memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan
keturunan.Pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak
subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya.
Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan
insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai
5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat
dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun
mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok
berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.8.
Mempercepat Menopause bagi WanitaPerempuan yang merokok sangat
mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun
dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan
jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.Di antara
sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka
yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok, kata Dr. Thea F.
Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.Bagi perokok paling
berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun,
perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun
sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti
menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat
seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini,
sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya
mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal
Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah
menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause.
Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan
memasuki menopause sebelum usia 45 tahun. BAB III
LAPORAN PENELITIHAN3.1 Pelaksanaan Penelitian
Penulis memulai penelitian ini pada bulan November 2009.
Penelitian ini dilakukan di SMAK Santo Albertus Malang dengan
beberapa murid dari kelas XII IPA dan XII Bahasa sebagai sampel dan
responden Penulis. Penulis melaksanakan penelitian ini dengan
menggunakan metode angket sebagai pengumpulan data dan metode studi
pustaka sebagai bahan acuan. Dalam melakukan penelitian ini,
Penulis membutuhkan waktu cukup lama, karena berbagai kendala yang
menghalangi Penulis, diantaranya masih banyaknya kesalahan yang
Penulis lakukan sehingga membutuhkan banyak revisi dan kesulitan
dalam menemukan kutipan yang pas untuk landasan teori.
3.2 Penyajian Data Hasil PenelitianBerikut ini akan disajikan
data penelitian dengan jumlah 30 responden yang berasal dari Kelas
XII IPA dan XII IPS.1. Berdasarkan pertanyaan apakah responden
merokok atau tidak, presentasinya adalah
Dari 30 responden, menunjukkan bahwa 37% merokok dan 63% tidak
merokok. 2. Berdasarkan pertanyaan apakah merokok itu mempunyai
manfaat atau tidak, prosentasenya adalah:
Dapat kita ketahui dari tabel di atas yang menjawab merokok
mempunyai manfaat dan tidak, perbandingannya adalah 50:50.3.
Berdasarkan pertanyaan apa saja bahaya merokok, jawabannya
adalah:
Dari jawaban di atas, 23% menjawab kanker, 17% menjawab
ketagihan, 39% menjawab gangguan kehamilan dan janin, dan 44%
menjawab merusak paru-paru.4. Berdasarkan pertanyaan apa saja
kandungan yang terdapat dalam rokok, jawabannya adalah:
Siswa kelas XII telah mengetahui kandungan apa saja yang ada
dalam rokok diantaranya ialah 27% menjawab nikotin, 35% menjawab
TAR, dan 45% menjawab tembakau.5. Berdasarkan pertanyaan tempat
pangkalan merokok, jawabannya adalah
Sebanyak 33% responden merokok di jalan, 19% responden merokok
di WC putra, dan 46% responden merokok di marem.
3.3 Analisis Data Hasil Penelitian
Penulis menyebarkan angket sebanyak 30 kepada siswa kelas XII
Bahasa dan XII IPA. Dari 30 tersebut, diperoleh hasil sebagai
berikut.Perama, berkaitan dengan apakah siswa merokok atau tidak,
63% menjawab tidak dan sisanya ya. Dengan melihat ini, mayoritas
murid SMAK. St Albertus kelas XII tidak merokok.
Kedua, berkaitan dengan merokok mempunyai manfaat atau tidak,
jawabanya 50:50. Ada beberapa siswa yang mengatakan merokok
mempunyai manfaat, diantaranya ialah menghilangkan stress,
meningkatkan konsentrasi, mengurangi lelah dan meningkatkan
konsentrasi belajar. Di balik itu, ada pula yang mengatakan bahwa
merokok itu tidak ada manfaatnya sama sekali.Ketiga, berkaitan
dengan bahaya-bahaya merokok, siswa kelas XII lebih banyak menjawab
merusak paru-paru. Ternyata meskipun mereka ada yang merokok,
tetapi mereka masih menyadari bahaya-bahaya dari merokok.
Keempat, berkaitan dengan kandungan yang terdapat dalam rokok,
mayoritas siswa menjawab tembakau. Sekitar 8 juta orang per tahun
diperkirakan mengalami kematian akibat tembakau pada 2030. Selama
abad 21 diperkirakan tembakau membunuh orang satu miliar. Ini lebih
sadis dari perang dengan senjata.Kelima, berkaitan dengan
tempat-tempat pangkalan merokok, kebanyakan siswa menjawab di
Marem. Marem adalah sebuah warung yang letaknya berdekatan dengan
SMAK. St. Albertus. Kebanyakan siswa berkumpul di Marem hanya untuk
merokok.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan:
Dalam kehidupan manusia terutama pria, merokok memang tidak
asing lagi. Mungkin merokok mempunyai kenikmatan tersendiri bagi
penggunanya. Merokok adalah suatu perilaku seseorang yang menghisap
asap rokok dari putung rokok dan dapat menyebabkan kesehatan kita
semakin menurun. Adapun bahaya-bahaya merokok, antara lain:
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan
jaringan paru-paru, penyebab penyakit pembuluh darah jantung,
penyakit jantung koroner, memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS
pada pengidap HIV, menggangu kesehatan jiwa, dapat menyebabkan
rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas
sampai usia dewasa, dan masih banyak lagi. Sebagian besar siswa
SMAK St. Albertus tidak merokok. Tetapi hal ini harus lebih
diperhatikan. Meskipun SMAK ST. Albertus telah menekankan
kedisiplinan, tetapi tetap saja ada yang merokok. 4.2 Saran:
Racikan tembakau dengan olah gaya modern dapat menjadikan rokok
sebagai biang racun perusak kesehatan tubuh. Dari sisi medis,
merokok disebut sebagai tindakan yang merugikan kesehatan, baik
bagi perokok aktif maupun perokok pasif, maka dari itu kurangilah
merokok atau berhentilah merokok sebelum kesehatan semakin
memburuk
DAFTAR PUSTAKAAditama, Tjandra Yoga. 1992. Rokok dan Kesehatan.
Jakarta: Universitas Indonesia.Sukendra, Suryo. 1992. Filosofi
Rokok. Jakarta: Pinus.http://www.bahayamerokok.com diakses 20
Agustus 2010.http://www.tipsberhentimerokok.com diakses 20 Agustus
2010.
http://www.dampakmerokok.com diakses 20 Agustus 2010.
22
_1346334264.xlsChart1
0.37
0.63
Responden
Sheet1
Responden
Ya37%
Tidak63%
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.
_1346397194.xlsChart1
0.5
0.5
Responden
Sheet1
Responden
Ya50%
Tidak50%
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.
_1346397221.xlsChart1
0.27
0.35
0.38
Responden
Sheet1
Responden
Nikotin27%
TAR35%
Tembakau38%
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.
_1346334259.xlsChart1
0.23
0.17
0.39
0.44
Responden
Sheet1
Responden
Kanker23%
Ketagihan17%
Gangguan kehamilan dan janin39%
Merusak paru-paru44%
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.
_1346334253.xlsChart1
0.33
0.19
0.46
Responden
Sheet1
Responden
Di jalan33%
WC putra19%
Marem46%
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.