Top Banner
LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Serotinus Kehamilan lebih dari perkiraan HPHT atau lebih dari 42 minggu (Posterm) 2. APGAR (Appearance Pulse Grimace Activity Respiration) Scoring yang dilakukan untuk mengetahui menit pertama dan kelima setelah kelahiran 3. Lubschenko dan Nelhause 4. IUGR (Intrauterine Growth Retardation) Keadaan pertumbuhan janin terhambat 5. Resusitasi Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian o2 yang cukup untuk otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya. 6. HMD Penyakit atau kelainan pada bayi premature yang ditandai dengan kesulitan nafas pada waktu lahir karena kekurangan surfaktan Grade 1 gambaran retikuler halus dan ga bisa dibedakan dengan gambaran air 7. Ballard dan Dubowitz Skor yang dilakukan sebelum perawatan pada bayi meliputi penilaian neuromuskular dan fisik STEP 2 1. Fisiologi Neonatus! 2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi dari intrauterine ke ekstrauterine pada bayi tersebut kurang baik? 3. Periode perkembangan dan pertumbuhan pada janin! 4. Bagaimana kecukupan gizi pada pertumbuhan dan perkembangan neonatus? 5. Jelaskan tentang APGAR beserta kriterianya dan penanganannya! 6. Mengapa bayi tidak langsung menangis ketika lahir? 7. Apa hubungan ketuban pecah dini dengan kasus pada skenario? 8. Riwayat trauma ? 9. Mengapa pada plasenta ada infark 5%? 10. Hubungan serotinus dengan asfiksi dan IUGR?
87

Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Feb 17, 2016

Download

Documents

karinaprilin

modul tumbuh kembang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

LBM 1

Bayiku Lahir Kecil

STEP 1

1. SerotinusKehamilan lebih dari perkiraan HPHT atau lebih dari 42 minggu (Posterm)

2. APGAR (Appearance Pulse Grimace Activity Respiration)Scoring yang dilakukan untuk mengetahui menit pertama dan kelima setelah kelahiran

3. Lubschenko dan Nelhause4. IUGR (Intrauterine Growth Retardation)

Keadaan pertumbuhan janin terhambat5. Resusitasi

Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian o2 yang cukup untuk otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya.

6. HMDPenyakit atau kelainan pada bayi premature yang ditandai dengan kesulitan nafas pada waktu lahir karena kekurangan surfaktanGrade 1 gambaran retikuler halus dan ga bisa dibedakan dengan gambaran air

7. Ballard dan DubowitzSkor yang dilakukan sebelum perawatan pada bayi meliputi penilaian neuromuskular dan fisik

STEP 2

1. Fisiologi Neonatus!2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi dari intrauterine ke ekstrauterine pada bayi

tersebut kurang baik?3. Periode perkembangan dan pertumbuhan pada janin!4. Bagaimana kecukupan gizi pada pertumbuhan dan perkembangan neonatus?5. Jelaskan tentang APGAR beserta kriterianya dan penanganannya!6. Mengapa bayi tidak langsung menangis ketika lahir?7. Apa hubungan ketuban pecah dini dengan kasus pada skenario?8. Riwayat trauma ?9. Mengapa pada plasenta ada infark 5%?10. Hubungan serotinus dengan asfiksi dan IUGR?11. Perbedaan prematuritas dan dismaturitas!12. Bagaimana menilai maturitas janin? Parameter yang dilihat?13. Apa penyebab IUGR? Apa perbedaan dengan BBLR?14. Klasifikasi BBLR!15. Jelaskan tentang score Ballard dan Dubowitz dan kurva Lubschenko dan Nelhause!16. Kondisi apa saja yang dapat menyebabkan bayi lahir asfiksia? Apa yang dimaksud Asfiksi

neonatorum?17. DD?18. Penatalaksanaan dari skenario?19. Bagaimana cara Resusitasi pada neonatus dan indikasinya?

Page 2: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

20. Jelaskan HMD? Bagaimana interpretasi px foto thorax dengan hasil HMD grade 1?21. Pemeriksaan penunjang selain foto thorax?22. Komplikasi?

STEP 3

1. Fisiologi Neonatus!Maturasi : Fetus akan mengalami transisi kehidupan dari intrauterin ke ekstrauterine berhubungan dengan beratGestasi : dari rahim ke ling baru Toleransi : hipoiksi, gula darah, dllMetabolisme :Jam 1 pembakaran karbohidratHari ke 2 pembakaran lemakHari +- 6 60% lemak 40% CarbsRespirasi :Janin dapet o2 dr plasenta kalo udah lahir dia paruparunya udah berkembang, rangsangan gerakan pernafasan ada 4 :Tekanan mekanis dari thorax sewaktu lewat jalan lahirPenuruna tek o2 kenaika tek co2 yg merangsang kemo reseptor sinus karotikusPerangsangan dingin pada wajah bayi yg merangsang permulaan gerakan nafasHerring breuer

traktus digestivus saluran penceranaanya pada 24h pertama akan mengeluarkan mekonium, dengan pemberian susu tinja akan beubah jd tinja transisional yg berwarna kehijauan

Endokrin dapat hormon masih dari ibunya, pada lahir akan mengalami withdrawal syndrome akibat bbrp hormon yg hilang contohnya estrogen (ada pembesaran payudara baik bayi laki2 maupun perempuan) dan darah dari vagina. Kelenjar adrenalnya akan lebih besar daripada saat dewasa. Kelanjar tiroid dari sebelum lahir sudah terbentuk sempurna.

Hepar enizim enzim belum aktif, enz UDPG dan enz GGDP dia yg berfungsi menghasilkan bilirubin ikterus fisiologis

Thermoregulasi neonatus :Baru lahir 36.5-37 c axilla rectal bedaAxilla mudah dipengaruhi lingkungan luar

2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi dari intrauterine ke ekstrauterine pada bayi tersebut kurang baik?Kurang baik :

Page 3: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

1. Tidak langsung nangis pernafasan Nangis tujuannya untuk bernafas yang kemudian mengembangan alveolus. Pada permukaan alveolus terdapat surfaktan untuk membantu pengembangannya. Jika tidak menangis ada kecurigaan gangguan pernafasan pada bayi.

2. APGAR tidak normal3.

3. Periode perkembangan dan pertumbuhan pada janin!Paru-paru :Tahap 1 (pseudoglandular Period)5-17 mgg, dimana mulai terbentuk cabanng-cabang kemudian belum terbentuknya alveoli. Jika bayi lahir pada tsahap ini tidak akan survive.Tahap 2 (Canalicular Period)16-26 mgg, dimana bronkiolus dan duktus alveolusnya mulai muncul pada mgg ke 24, vaskularisasinya meningkat dan surfaktan productionny aoleh pneumost tipe 2dimulai pada usia 20-22 mgg. Tapi surfaktan ini belum bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Jika bayi lahir pada usia ini akan menimbulkan prog jelekTahap 3 (Terminal sac Period)24 mgg- lahir, banyaknya terminal sac dan derajat vaskularisasi meningkat secara dramatis. Jika bayi prematur lahir di awal tahap ini membutuhkan ventilas dan pemberia surfaktan eksogenusTahap 4 (Alveolar Period)Mgg 29-8 tahun, terminal sac akan berkembang jd sac alveolar dengan banyak alveoli.

Embrio : pe,bentukan organ janin tsb, kelainan akan menyeJanin dini : proses implantasi sudah sempurna, organogenesis akan disempurnakan dan mengalami akselerasiJanin akhir : akan ada pertambahan bb maxParturien : janin sdh siap dr iu ke eu, janin sudah siap melewati jalan lahir. Yang dikhawatirkan pada tahap ini premsatur, infeksiNeonatal : adaptasi kehidupan iu eu, semua sistem sudah siap!

4. Bagaimana kecukupan gizi pada pertumbuhan dan perkembangan neonatus?Dilihat dari Kalori : 20-30% lebih banyak dari ibu ga hamilProtein : lebih banyak dari biasanya untuk pembentukan plasenta, pertumbuhan jaringan bayiAsam folat : menjaga supaya tidak ada NTD, 400 mikrogram setiap hari kalo ada riwayat NTD 600 mikrogramKalsium dan vit D : pertymbuhan tulang dan gigiIron : berperan dalm pembentukan sel darah merah Vit c : 70mg/day

5. Jelaskan tentang APGAR beserta kriterianya dan penanganannya!0 HR : Tidak ada RR : - Tonus : Flaccid Irr: - skin : biru pucat

Page 4: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

1 HR : <100 RR : lemah irreguler Tonus : ext gerakan terbatas Irr : meringis Skin : tangan dan kaki biru2 HR: >100 RR : bagus menangis Tonus : ext gerak spontan Irr : batuk dan bersin skin : Pink!Int 7-10 : normal sesuai bayi normal4-6 : asfiksia sedang inkubator, o20-3 : asfiksia berat resusitasi, o2, inkubator

6. Mengapa bayi tidak langsung menangis ketika lahir?Ada indikasi asfiksiaAdalah kegagalan bernafas scr spontan bbrpsaaat setelah lahipaO2 rendah dan paCO2 tinggikenapa? Faktor ibu : ggn sirkulasi darah uteroplacenter, PE/E, Placeta previa, partus lama/macet, penyakit sistemik, postermFaktor janin : bayi prematur, bayi kembar, distosia bahu, EV/EFFaktor placenta :

Dapat menyebabkan ggn fungsional pada bayi tsb7. Apa hubungan ketuban pecah dini dengan kasus pada skenario?

KPD kulit ketuban pecah bukan pada saat proses persalinanEfek ibu : korioamninitis kalo ga ditangani bisa sepsisEfek janin : oligohidramnion bisa menyebabkan penekanan umbilikus dna menyebabkan ggn sirkulasi kmd ggn nafas, sindrom prematur janin, hipoplasi paru-paru.

8. Riwayat trauma ?Bisa menyababkan KPD, efeknya ada di no 7.

9. Mengapa pada plasenta ada infark 5%?Infark placenta adalah terjadiny apemadatan placenta seperti nodul-nodul sehingga tidak berfungsi dalam pertukaran nutrisinya. Pada serotinus akan menimbulkan penuaan plasenta dan kemudian bisa nyebabin infark placenta.Jenis : 1. Pada tepi placenta 2. Hanya pada permukaan fetal3. Infark lebih tebal dan melingkupi semua bagian placenta

10. Hubungan serotinus dengan asfiksi dan IUGR?Kehamilan serotinus menyebabkan penuaan placenta yang kemudian mengakibatkan fx placenta berkurang shg supply nutrisi berkurang kompensasi dari janin yaitu perombakan lemak untuk pengganti nutrisi IUGR dan ggn pembentukan surfaktan surfaktan turun asfiksi

11. Perbedaan prematuritas dan dismaturitas!Prematuritas : bayi <37 mgg tp sesuai usiiaDismaturitas : bayi cukup tapi bb ga sesuai umur (KMKKecil Masa Kehamilan)

Page 5: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

12. Bagaimana menilai maturitas janin? Parameter yang dilihat?Ballard dan Dubowitz Form berisi tabel ada gambar gerakan gerakanYang dinilai :

1-6 menilai kematang neuromuskular1. Postur : ada thanan terbatas2. Square window : fleksibilitas pergelangan tangan3. Arm recoil : sendi siku bisa flx atau ext4. Popliteal angle : kematangan tonus5. Scarf sign : menilai tonus flx gelang bahu6. Heel to ear : flexor pada gelang panggul dg flx pasif atau tahanan otot posterior flexor

Maturitas fisikKulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata, telinga, genital

Range score : 1-10

13. Apa penyebab IUGR? Apa perbedaan dengan BBLR?Def : pertumbuhan janin terhambat akibat adanya gangguan nutrisi dan oksigenaseEt : maternal (HT, DM, ggn koagulasi, malnutrisi), placental (inv trofoblast abn, placenta previa, placenta sikumvalata), fetal (genetik 20%, kehamlan ganda, inf IU)Perbedaan dg BBLR??????????????????????BBLR <2500 grBBLSR < 1500 grBBLSSR < 1000 gr (ekstrim)Biasanya akibat pretermKalo aterm tapi rendah berarti ada kelainan dismaturitas Kalo di skenario dia posterm tapi bblr

14. Jelaskan tentang score Ballard dan Dubowitz dan kurva Lubschenko dan Nelhause!udah

15. DD?HMDPenyakut pada paru yang disebabkan penumpukan hyalineEt : ketidakmaangan surfaktan kembang kempis paru-paru tidak sempurna hipoksia pada janin Ada kerusakan endotel dan epitel pada alv membentukfibrin dan jarnekrotik membran hyalin MK : diawali dg riwayat asfiksiPx : radiologiPx lab : >> as laktatKapasitas paru berkurangPenatalaksanaan : resusitasi

16. Penatalaksanaan dari skenario?17. Bagaimana cara Resusitasi pada neonatus dan indikasinya?18. Jelaskan HMD? Bagaimana interpretasi px foto thorax dengan hasil HMD grade 1?19. Pemeriksaan penunjang selain foto thorax?20. Komplikasi?

Page 6: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Step 7

1. Fisiologi Neonatus! Adaptasi system pernafasan

Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut : • Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir • Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida kemoreseptor pada sinus

karotis (stimulus kimiawi) • Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan

(stimulus sensorik) • Refleks deflasi Hering Breur

Pernafasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersbut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Frekueunsi pernafasan dihitung dengan melihat gerakan nafas atau perut. Pernafasan neonatal normal berkisar antara 30-60 x permenit.

Sebelum lahir, paru-paru berisi cairan yang mengandung kadar klorida tinggi, sedikit protein, sedikit lendir dari kelenjar bronkus, dan surfaktan (suatu cairan yang kaya fosfolipid dan mampu menurunkan tegangan permukaan pada antar muka udara – alveolus) dari sel epitel alveoli. Jumlah surfaktan dalam cairan tersebut semakin bertambah banyak, terutama selama 2 minggu terakhir sebelum lahir. Gerakan pernapasan janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi cairan amnion. Gerakan-gerakan ini penting untuk merangsang perkembangan paru dan melatih otot-otot pernapasan.

Ketika pernapasan dimulai pada saat lahir, sebagian besar cairan paru-paru diserap kembali oleh kapiler darah dan getah bening, sedangkan sejumlah kecil mungkin dikeluarkan melalui trakea dan bronkus selama proses kelahiran. Ketika cairan ini diserap dari sakus alveolaris, surfaktan yang tersisa mengendap sebagai lapisan fosfolipid tipis pada selaput sel alveoli.

Page 7: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Dengan masuknya udara ke alveoli saat pernapasan pertama, lapisan surfaktan mencegah timbulnya suatu interface udara-air (darah) dengan tegangan permukaan yang tinggi. Tanpa adanya lapisan surfaktan yang mengandung lemak ini, alveoli akan menguncup selama ekspirasi (atelektasis).

TermoregulasiSuhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5 C – 37 C. pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla stau pada rectal. Hasil pengukuran per aksilla biasanya lebih rendah daripada hasil pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksilla lebih terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah rectal. Suhu tubuh perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan karena pada neonatal, pusat pengaturan panas belum sempurna.

Bayi baru lahir kehilangan panas melalui empat mekanisme, yaitu : Evaporasi : kehilangan panas melalui proses penguapan tetgantung kepada kecepatan dan

kelembapan udara). Contoh bayi baru lahir kehilangan panas secara evaporasi adalah penguapan air ketuban sasaat setelah lahir atau penguapan air setelah bayi mandiSelimuti,keringkan,hangatkan.

Konveksi : panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitar yang sedang bergerak. Contoh :membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela atau di riang dengan kipas angin.

Konduksi : (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Contoh : menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.

Radiasi : panas dipancarkan dari tubuh bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi di tempatkan di ruangan dengan air conditioner (AC) tanpa diberikan pemanas (radiant warmer), bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi diletakkan dekat benda yang dingin seperti tembok.

Pengaturan Suhu Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama

Page 8: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

dan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

Sistem GIT

Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa, pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat kehijauan.

Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatal nampaknya sangat erat hubungannya dengan frekuensi pemberian makan/minum. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatal kecuali amylase pancreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada janin tujuh sampai delapan bulan.

Hepar Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan penting dalam metabolisme

hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan didalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.

Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan immature (belum matang), hali ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah

Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, misalnya enzim UDPG : Uridin Disofat Glukoronid Transferase) dan enzim G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatal memperlihatkan gejala ikterus fisologis.

Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar daripada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain :Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasaTidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimalAliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relative kurang.Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan setelah lahir.

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar atau di kenal dengan kehidupan ekstra uteri. Sebelum nya bayi cukup hanya

Page 9: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

beradaptasi dengan kehidupan intra uteri. Perubahan fisiologis bayi baru lahir, diantaranya sebagai berikut :

A.    Sistem Pernafasan

Perubahan sisitem ini di awali dari perkembangan organ paru itu sendiri dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam sistem pernapasan. Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan yang dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik ( lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan,sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan dan upaya resfirasi dalam pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan diding alveolus untuk mencegah kolaps ( Betz dan Sowden, 2002 ).

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus, proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8tahun, sampain jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan nafas selama trimester dua dan trimester tiga. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hudip BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini di sebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidak matangan sistem kaviler, paru-paru yang tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya nafas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan napas  pertama bayi adalah :

1.      Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2.      Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara, ke dalam paru-paru secara mekanis.

Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang di perlukan untuk kehidupan.

3.      Penimbunan karbondioksida ( CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi  gerakan nafas janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4.      Perubahan suhu

Page 10: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.

c.       Surfaktan dan upaya resfirasi untuk bernafas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1.      Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2.      Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan ( lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan di mulai pada 20 minggu kehamilan, yang jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang ( sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasaan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas.  Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Bebagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi uyang sebelumnya sudah terganggu.

d.      Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat beyi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini di peras keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang di lahirkan secara SC kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan nafas yang pertama udara memenuhi ruangan trakhea dan brokus BBL. Sisa cairan di paru-paru di keluarkan dari paru-paru dan di serap oleh pembuluh limpe dan darah.

e.       Fungsi sistem pernafasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.

Peningkatan darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan akan merangsang  perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

B.     Sistem Peredaran Darah

Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah,dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi. Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat di potong, resistensinya akan meningkat

Page 11: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

dan tekanan atrium kanan akan menurun karena suplai darah ke atrium kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ualng, pada saat terjadi pernafasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru. Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup. Perubahan lain adalah menutupnya vena umbilikus, dutus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden, 2002 ).

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :

a.       Sirkulasi darah fetus

1.      Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a)      Vena umbilikalis : membawa darah yang mengalami deoksigenasi darin plasenta ke permukaan dalam hepar.

b)      Ductus venosus : meninggalkan vena umbilikalis sebelum mencapai hepar dan mengalihkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c)      Foramen ovale :  merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra  ke dalam vebtriculue sinistra.

d)     Ductus arteriosus: merupakan bypass yang terbentang dari ventriculuc dexter dan aorta desendens

e)      Arteri hypogastrika: dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari vetus ke plasenta. Pada fenikulus umbilicalis, arteri ini di kenal sebagai arteri umbilikalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut di kenal sebagai arteri hypogastika.

2.      Sistem sirkulasi fetus

a)      Vena umbilikalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatika meninggalkan  hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior.

b)      Ductus venosus : adalah cabang-cabang dari vena umbilikalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c)      Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dan ekstremitas inferior  dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya  ke atrium dextrum.

d)     Foramen ovale :  memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta asuk ke dalam cabang

Page 12: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar jantung dan cerebelum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi.

e)      Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Daerah ini bersama sisa cairan yang di bawa vena cava inferior melalui valvula tricuspidalis masuk ke dalam ventriculus.

f)       Arteria pulmonaris: mengalirkan darah campuran ke paru-paru yang non fungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit .

g)      Ductus arteriosus: mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventrikulus dexter ke dalam aorta desenden untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas interior.

h)      Arteria hipogastrika: merupkan lanjutan dari arteria iliaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung lebih banyak oksigen dan nutrien yang di pasok dari peredaran darah maternal.

b. Perubahan pada saat lahir

1.      Penghentian pasokan darah dari plasenta

2.      Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

3.      Penutupan poramen oval

4.      Fibrosis

a.       Vena umbilicalis

b.      Ductus venosus

c.       Arteriae hypogastrica

d.      Ductrus arteriosus

C.     Sistem Pengaturan tubuh, Metabolisme Glukosa, Gastrointestinal, dan Kekebalan Tubuh

1.      Sistem Pengaturan Tubuh

Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar ( lingkungan ) yang lebih dingin, maka dapat menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit yang dapat mendinginkan darah bayi.pada saat lingkungan dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa melalui mekanisme menggigil yang merupakan cara untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya serta hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat, sehingga terjadilah proses adaptasi. Dalam pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan kadar gluksa. Selanjutnya cadangan lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis.

2.    Metabolisme Glukosa

Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan di pertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau memperbaiki kondisi tersebut, maka di lakukan dengan menggunakan air susu ibu ( ASI), penggunaan cadangan glikogen ( glikogenolisis), dan pembuataan glukosa dari sumber lain

Page 13: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

khususnya lemak (glukoneogenesis). Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati.

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat di lakukan dengan 3 cara :

a.       Melalui penggunaan ASI

b.      Melalui penggunaan cadangan glikogen

c.       Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

3. Sistem Gastrointestinal

Proses menghisap dan menelan sebelum lahir sudah di mulai. Refleks gumoh dan batuk sudah terbentuk ketika bayi lahir.kemampuan menelan dan mencerna makananmasih terbatas, mengikat hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang dapat menyebabkan gumoh dan kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih 30cc.

4. Sistem Kekebalan Tubuh

Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami proses penyesuaian dengan perlindugan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia ( Jane Ball, 1999).

Bayi dilahirkan dengan beberapa kemampuan melawan infeksi. Lini pertama dalam pertahanan adalah: kulit dan membran mukosa yang melindungi dari invasi mikro-organisme. Lini kedua adalah elemen sel pada sistem imunologi yang menghasilkan jenis-jenis sel yang mampu menyerang fatogen seperti neurofil, monosit, ensinofil. Lini ke tiga adalah susunan spesifik dari antibodi ke antigen, proses ini membutuhkan pemaparan dari agen asing sehingga anti body dapat di hasilkan. Bayi umumnya tidak dapat mengahsilkan Ig ( ImunoGlobin) sendiri samapai usia 2 bulan. Bayi menerima dari imun ibu yang berasal dari sirkulasi plasenta dan ASI. Bila ibu memiliki anti body terhadap penyakit menular tertentu, anti body tersebut mengalir ke bayi melalui plasenta. Diantara anti bodi tersebut mungkin adalah  anti body terhadap gondok,difteri, dan campak. Imunitas pasif ini berakhir  dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

D.    Sistem Pencernaan

Kemampuan bayi untuk mencerna, menyerap dan metabolisme bahan makanan sudah adekuat tetapi terbatas pada fungsi-fungsi tertentu. Terdapat enzim untuk mengkatalisasi protein dan karbohidrat sederhana ( Monosakarida dan Disakarida ) tetapi untuk karbohidrat kompleks yang belum terdapat.

1.      Mulut

Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris. Lidah tidak boleh memanjang atau menjulur diantara bibir. Jaringan penunjang melekatkan ke sisi bawah lidah. Atap dari mulut (langit-langit keras) harus tertutup, dan harus terdapat uvula (langit-langit

Page 14: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

lunak). Kadang- kadang terdapat tonjolan putih kecil yang sepanjang langit-langit keras, yang di sebut “ Epsteins Pearls “, tempat menyatunya bagian langit-langit keras. Tonjolan tersebut akan hilang sendirinya. Beberapa kelenjar saliva berfungsi  pada saat lahir, kebanyakan belum mensekresi saliva samapi dengan umur 2-3 bulan.

2.    Lambung

Pada saat lahir, kapasitas lahir antara 30-60 ml dan meningkat dengan cepat sehingga pada hari ke tiga dan keempat, kapasitanya mencapai 90ml. Bayi membutuhkan makan yang jumlahnya sedikit tapi frekuensinya sering. Lambung bayi akan kosong dalam waktu 2-4 jam. Bayi di berikan susu formula dari botol atau dengan ASI payu dara ibunya. Pada bayi yang di beri ASI, karena di berikan ASI, maka bayi akan menghisap puting atau udara. Hal ini akan menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena lambung penuh. Maka harus di sendawakan sehingga bayi akan minum susu elbih banyak.

3.    Usus

Usus pada bayi jika di bandingkan dengan panjang tubuh bayi terlihat sangat panjang. Feses pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental/lengket yang di sebut mekonium. Yang biasanya keluar dalam 24 jam pertama. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, vernix, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Feses transisi yang berwarna hijau kecoklatan keluar selama 2-3 hari. Feses pada bayi yang menyusu pada hari ke 4 adalah hijau kekuningan/kuning emas, berair atau encer, dan bereaksi terhadap asam. Feses dari bayi yang menyusu formula, biasanyau berwarna kuning terang/kuning pucat, berbau, berbentuk garing agak keras netral samapi sedikit alkali. Normalnya defekasi pertama  dalam waktu 24 jam.

E.     Sistem Ginjal dan Keseimbangan Cairan

Pengeluaran urine pada janin terjadi pada bulan ke empat. Sementara itu, pada saat lahir fungsi ginjal bayi sebanding dengan 30% sampai 50% dari kapasitas dewasa dan belum cukup matur untuk memekatkan urin. Artinya, pada semua bayi semua struktur ginjal sudah ada tetapi kemampuan ginjal untuk mengosentrasikan urine dan mengatur kondisi cairan setra fluktuasi elektrolit belum maksimal. Namun demikian, urin terkumpul dalam kandung kemih bayi biasanya dalam waktu 24 jam pertama kelahirannya. Volume pengeluaran urine total per 24 jam pada bayi baru lahir sampai dengan akhir minggu pertama adalah sekita 200-300 ml, dengan frekunsi 2-6 kali hingga 20 kali/hari. Penting untuk mencatat saat berkemih pertama kali bila terjadi anuria harus dilaporkan, karena hal ini mungin menandakan anomali kongenital dari sistem perkemihan. Berat badan bayi biasanya turun 5%-15% pada hari ke empat sampai ke lima. Hal ini salah satu peningkatan buang air besar, pemasukan  kurang dan metabolisme meningkat. Setelah hari kelima berat badab bayi biasanya meningkat kembali.

Mengenai keseimbangan cairan dan elektrolit, terjadi pada volume total pada tubuh, volume cairan ekstra sel pada masa transisi janin ke fase pasca lahir. Pada masa janin, cairan ekstraseluler lebih banyak daripada cairan intraseluler. Namun, hal ini segera berganti pada pasca natal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena pertumbuhan yang membutuhakan cairan ekstraseluler.

Page 15: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

F.      Sistem Adaptasi Perubahan Kulit

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada saat lahir, tetapi masih belum matang . epidermis dan Dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks caseosa juga melapisi  epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Verniks caseosa berbentuk seperti keju yang di sekresi oleh kelenjar sebasea dan sel-sel epitel. Pada saat lahir beberapa bayi di lapisi oleh verniks caseosa yang tebal, sementara yang lainnya hanya tipis saja pada tubuhnya. Hilangnya pelindungnya yaitu verniks caseosa meningkatkan deskumasi kulit ( pengelupasan ), verniks biasanya menghilang dalam 2-3 hari. Pada bayi baru lahir seringkali terdapat bintik putih khas terlihat di hidung, dahi dan pipi bayi yang di sebut milia. Bintik ini menyumbat kelenjar sebasea yang belum berfungsi. Setelah sekitar 2 minggu, ketika kelenjar sebasea mulai bersekresi secara bertahap tersapu dan menghilang.

Rambut halus atau lanugo dapat terlihat pada wajah, bahu, dan punggung, dan biasanya cenderung menghilang selama minggu pertama kehidupan. Pelepasan kulit ( deskuamasi ) secara normal terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan. Mungkin terlihat eritema toksikum ( ruam kemerahan ) pada saat lahir, yang bertahan sampai beberapa hari. Ruam ini tidak menular dan kebanyakan mengenai bayi yang sehat. Terdapat berbagai tanda lahir ( nevi ) yang bersifat sementara ( biasanya di sebabkan pada saat lahir) maupun permanen ( biasanya  karena kelainan struktur pikmen, pembuluh darah, rambut atau jaringan lainnya).

Pada kulit dan sklera mata bayi mungkin di temukan warna kekuningan yang di sebut ikteri. Ikteri di sebabkan karena billirubin bebas yang berlebihan dalam darah dan jaringan, sebagai akibatnya pada sekitar hari ek dua atau ke tiga, terjadi hampir 60% hari ke 7 biasanyamenghilang. Ikteri ini di sebabkan ikterik fisiologis atau ikterik neonatorum.

G.    Sistem Persyarafan

Sistem persyarapan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat di prediksi selama priode bayi samapi awal masa kanak-kanak. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan sereblum yang di mulai pada usia kehamilan pada sekitar 30 minggu, berakhir. Hal inilah yang mungkin jadi penyebab mengapa otak rentan terhadap trauma nutrisi dan trauma lain selama masa bayi. Fungsi tubuh dan respon-respon yang di berikan sebagian besar di lakukan oleh pusat yang lebih rendah dari otak dan refleks-refleks dalam midula spinalis.

http://endriyanieli.blogspot.com/2013/11/perubahan-fsiologis-pada-bayi-baru-lahir.html

Adaptasi Fisiologis Fetus dari Intrauterine ke Ekstrauterin

Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan merupakan perubahan drastic, dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan di luar kandungan, meliputi:

1. Perubahan Pernafasan/Respirasi

Page 16: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

3). Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4). Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Page 17: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

c. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

Menurut Buku Biologi Reproduksi Karangan Ayu FebriWulanda

Pergerakan pernapasan berlangsung mulai pada akhir trimester pertama kehamilan di mana kehadiran alveoli mulai minggu ke-25 kehamilan, dan diisi dengan cairan paru-paru. Pergerakan pernapasan sekejap ada sekejap tidak ada pada fetus pertukaran gas berlaku antara tubuh janin dan plasenta. Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang

Page 18: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

bercabang,kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia sekitar delapan tahun hingga jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, meskipun gerakan napas janin mulai terlihat mulai trimester kedua dan ketiga. Pengaruh kelahiran yang paling nyata pada bayi adalah putusnya hubungan plasenta dengan ibu dan terhentinya cara untuk mendukung metabolisme. Hal yangpaling penting adalah terhentinya suplai oksigen dan ekskresi O2 plasenta. Penyesuaian plasenta yang pertama diperlukan bayi adalah mulainya pernapasan. Biasanya anak mulai bernapas segera dan mempunyai irama pernapasan yang normal. Kecepatan fetus mulai bernapas menunjukkan bahwa bernapas dimulai oleh terpaparnya bayi secara mendadak ke dunia luar, mungkin akibat dari keadaan asfiksia ringan karena proses kelahiran, tetapi juga akibat impuls sensori yang berasal dari kulit yang mendadak dingin. Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada minggu ke-20 kehamilan, jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang pada minggu ke-30-40 kehamilan. Surfaktan berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir pernapasan sehingga dapat menyebabkan sulit bernapas.Ketika lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg ke tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli pertama kalinya.Sekali alveoli terbuka, pernapasan tersebut dapat dilakukan oleh pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Infrinasi baru lahir sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruangan intrapluera. Frekuensi napas bayi yangnormal 40-60 kali/menit yang cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur,kecepatan irama dan kedalamannya tidak teratur.Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru. Pada waktu persalinan,sekitar ⅓ cairan ini diperas keluar paru. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama,udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan didalam paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe darah. Dua faktor yang berperan pada perangsangan napas pertama.

2. Perubahan Sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna

Page 19: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar:

1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hukum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingat bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah :

1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan.

sirkulasi darah janin

Page 20: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Sirkulasi darah bayi baru lahir

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :

a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Page 21: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi

a. sirkulasi darah fetus

1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar

b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra

d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens

e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

2). Sistem sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior

b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior

c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum

d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok

Page 22: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi

e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter

f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit

g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior

h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal

b. Perubahan pada saat lahir

1). Penghentian pasokan darah dari plasenta

2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

3). Penutupan foramen ovale

4). Fibrosis

a). Vena umbilicalis

b). Ductus venosus

c). Arteriae hypogastrica

d). Ductus arteriosus

3. Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu

Page 23: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir.

Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 – 370 C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh:

1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna

2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas

3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.

Gejala hipotermia:

1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.

2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.

3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.

4. Muka bayi berwarna merah terang

Page 24: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.

Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.

2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.

3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti.

4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.

4. Perubahan Sistem Metabolisme Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam

jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : 1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).

2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis) 3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati,

Page 25: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak.

5 Perubahan sistem Hematologi

Sebelum lahir, produksi eritrosit dikendalikan eritropoitin janin yang diproduksi di hati. Eritropitin ibu tidak dapat melalui plasenta. Sekitar 55 s.d. 90% eritrosit janin mengandung Hb F yang mempunyai afinitas tinggi terhadap O2, sehingga dapat membawa O2 konsentrasi tinggi melintas plasenta dari maternal ke peredaran janin.

Setelah lahir, afinitas yang tinggi ini menyebabkan Hb F sulit melepaskan O2 ke jaringan. Kondisi ini diperberat dengan kelainan paru atau jantung saat lahir, sehingga menambah keadaan hipoksia. Transisi dari Hb F ke Hb A sudah dimulai sebelum bayi lahir. Saat kelahiran, tempat produksi eritropitin berubah dari hati ke ginjal melalui suatu mekanisme yang belum diketahui. Peningkatan PaO2 dari 25-30 mmHg saat janin menjadi 90-95 mmHg setelah lahir, menyebabkan serum eritropoitin menurun sehingga produksi eritrosit juga menurun s.d. umur 6-8 minggu, menyebabkan anemia fisiologi dan berkontribusi menyebabkan anemia prematuritas.

Page 26: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Di dalam plasenta diperkiraan mengandung sejumlah 75 – 125 cc darah saat lahir, atau kurang lebih 1/4 sampai 1/3 volume darah fetus. Kurang lebih 1/3 darah plasenta ditransfusikan dalam waktu 15 detik pertama setelah lahir dan setengahnya dalam 1 menit pertama setelah lahir. Sebagian besar bayi sehat mendapatkan transfuse plasental dengan jumlah yang besar dalam 45 detik setelah lahir. Volume darah bayi meningkat pada penjepitan tali pusat tunda dibandingkan dengan penjepitan tali pusat dini. Rata-rata volume darah saat satu setengah jam setelah lahir pada bayi dengan penjepitan dini 78 ml/kg BB dibanding 98,6 ml/kgBB pada bayi dengan penjepitan tunda. Volume eritrosit dapat diprediksi berdasarkan nilai Ht (vena), menggunakan rumus : Volume eritrosit (ml/kgBB) = 12,3 + 1,02 Ht, dengan standar error hanya sekitar 10 %.

Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :

1. waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan volume darah neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :

a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru

b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.

2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.

3Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir

Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan lebih banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada bayi baru

Page 27: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam jumlah besar.

Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm . peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.

6 Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air dibanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus.

Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa sehingga gelombang peristaltic tidak dapat diprediksikan. Kolon pada BBL kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon orang dewasa sehingga BBL cenderung mengalami komplikasi kehilangan cairan. Kondisi ini membuat penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi muda.

Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya. Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi adanya hipoksia akut.

Page 28: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi. Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada beberapa hari pertama pasca persalinan. Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi pada janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi. Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadikern icterus.

7. Perubahan Pada Sistem Imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi: 1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa. 2. Fungsi saringan saluran napas. 3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus 4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan

Page 29: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Neonatus di lahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus dan bakteri yang pernah di hadapi ibu. Janin mendapatkan imunitas ini melalui perjalanan transplasenta dari immunoglobulin ( lg) G dan yang lain ( IgM dan IgA ) tidak dapat melewati plasenta. Adanya IgM dan IgA di dalam darah tali pusat merupakan indikasi bahwa janin secara aktif berespons terhadap penyakit atau mikroba kecuali jika ibu berespon terhadap infeksi tersebut selama hidupnya.

8. Perubahan Pada Sistem Ginjal

Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.

Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal.

Prenatal

Janin muda mengandung sekitar 90% air. Sistem urinasi mulai pada bulan pertama. Produksi urin pada janin dimulai antara masa gestasi 9 dan 11 minggu kehidupan intrauterin. Peranan ginjal janin dalam menjaga homeostasis tubuh sampai saat ini masih dipertanyakan, meskipun pada

Page 30: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

percobaan binatang ditemukan adanya kemampuan ginjal fetus untuk memekatkan dan mengencerkan urin, mengabsorbsi fosfat dan mengadakan transportasi zat organik.

Fungsi eksresi janin dilakukan melalui plasenta. Hal ini terbukti dengan ditemukannya hasil pemeriksaan komposisi cairan tubuh fetus yang normal, termasuk angka plasma kreatinin dan ureum pada neonatus saat lahir, meskipun terdapat agenesis kedua ginjal.

Neonatus

Bayi baru lahir mengandung air sekitar 70%. Sistem urinari belum berkembang dengan sempurna sampai akhir tahun pertama. Semua satuan ginjal adalah imatur saat lahir, sehingga ketidakseimbangan cairan dan elektrolit terjadi dengan mudah.

Sirkulasi darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus pada saat lahir masih rendah, tetapi dalam beberapa hari makin meningkat. Pada umur satu tahun sudah sama dengan orang dewasa.

Peningkatan LFG dan SDGE pada berbagai usia disebabkan karena penurunan resistensi arteriol ginjal dan peningkatan porsi curah jantung yang dialirkan ke ginjal. Meskipun LFG pada neonatus masih rendah, akan tetapi dibandingkan dengan fungsi tubulus perkembangannya masih lebih matang. Perbedaan ini disebut ketidakseimbangan glomerulus tubular. Keadaan ini menyebabkan merendahnya fraksi reabsorbsi terhadap berbagai zat yang difiltrasi glomerulus, sehingga ekskresi beberapa zat seperti glukosa, fosfat, dan asam amino dalam urin meningkat dibandingkan dengan pada anak besar atau orang dewasa.

Demikian pula ambang serap bikarbonat masih rendah sampai umur 6 bulan, yaitu sebesar 19-21 mg/l. oleh karena itu pada neonatus dapat ditemukan proteinuria dan glukosuria ringan yang kemudian menghilang dalam beberapa hari. Bila kadar protein dalam urin melebihi 30 mg/dl perlu pemeriksaan lebih lanjut. Leukosituria normal tidak ditemukan, tetapi sel epitel banyak ditemukan pada neonatus, yang sering diinterpretasi salah sebagai leukosit. Demikian pula sel darah merah pada keadaan normal tidak ditemukan, tetapi silinderuria biasanya dapat dijumpai, yang kemudian menghilang dalam minggu pertama.

Karena daya konsentrasi ginjal yang masih rendah maka berat jenis urin pada neonatus pun masih rendah dengan osmolalitas urin berkisar antara 60-

Page 31: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

600 mOsm/l. Derajat keasaman urin berkisar antara pH 6,0-7,0, tetapi dalam beberapa hari ginjal neonatus dengan cepat mampu menurunkan pH urin menjadi 5,0 atau kurang.

Pemeriksaan ureum darah pada neonatus yang baru dilahirkan berkisar antara 10-40 mg/dl meskipun terdapat agenesis ginjal bilateral. Peningkatan kadar ureum darah sampai 60 mg/dl dapat terjadi pada neonatus dengan fungsi ginjal yang normal apabila diberi minum formula susu buatan dengan kadar protein tinggi. Akan tetapi bila ditemukan peningkatan kadar ureum darah perlu dicurigai adanya kelainan ginjal antara lain ginjal polikistik dan hidronefrosis kongenital. Kadar kreatinin darah pada saat lahir hampir sama dengan orang dewasa yaitu 0,5-1,1 mg/dl, tetapi kemudian menurun dalam 2-4 minggu dan pada umur 1 bulan menjadi 0,1-0,2 mg/dl, yang kemudian meningkat dengan kenaikan usia.

Sembilan puluh sembilan persen bayi kencing dalam waktu 48 jam pasca lahir. Oleh karena itu bila bayi tidak kencing dalam waktu 48 jam harus dicurigai adanya gagal ginjal dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, antara lain plasma kreatinin dan ureum. Penyebab terjadinya gagal ginjal pada neonatus dapat terjadi karena faktor pra-, pasca-, dan intrarenal seterti terlihat pada Tabel 3.

Pada awalnya frekuensi miksi pada bayi sering sekali, tetapi makin lama makin berkurang. Sebaliknya jumlah urin pada neonatus masih sedikit, kemudian meningkat pada usia yang makin bertambah.

Pada neonatus satu atau dua ginjal sering dapat teraba pada palpasi. Bila keduanya teraba biasanya normal, tetapi bila hanya satu yang teraba perlu dicurigai apakah yang satu itu lebih besar dari yang lain atau terdorong oleh massa intra- atau ekstrarenal. Pembesaran ginjal pada neonatus dapat disebabkan oleh hidronefrosis, tetapi lebih sering disebabkan oleh embrioma atau malformasi kistik. Ketiga hal itu dapat dibedakan dengan pemeriksaan ultrasonografi, foto polos abdomen atau pielografi intravena (PIV). Pada pelaksanaan pemeriksaan PIV, karena daya konsentrasi tubulus yang masih kurang pada ginjal neonatus, jumlah media kontras yang dipakai harus lebih banyak (10-20 ml diodrast) untuk mendapatkan gambar kalises yang baik.

C. Ikterus Neonatorum

Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah

Page 32: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

pada kulit dan konjungtiva mata.Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kucing. Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika

2.      Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media3.      Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. 2010. Jakarta;

Trans Info Media

4.      Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika

2. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi dari intrauterine ke ekstrauterine pada bayi tersebut kurang baik?

3. Periode perkembangan dan pertumbuhan pada janin!

Minggu ke-1 :

Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir Anda Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.Sel2 telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel2 sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. 

Page 33: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur ( dasyaaaat yaaah... , makanya bener tuh yang Firman Tuhan bilang kalo "kita itu lebih dari PEMENANG", belon lahir aja uda ngalahin jutaan sperma yang lain )

 Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur

Minggu ke-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium

Page 34: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Minggu 3:

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

 Minggu ke-4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

 

Page 35: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

  Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing 

 Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini ( merinding gue pas baca ini, artinya kita telat 2 minggu dari jadwal haid aja, uda ada detak jantung, kehidupan yang baru di rahim kita!  )Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak 

Page 36: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru 

 Minggu ke 8:

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan.Wajah bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna 

Page 37: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-9 :

Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

 

 Minggu ke-10 : 

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram. 

Page 38: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-11 : 

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri 

 Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. 

Page 39: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

 

 Minggu ke-13 : 

Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

Page 40: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-14 : 

Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.  Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak

  

Minggu ke-15 :

Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm

Page 41: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup

Minggu ke-16 : 

Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram

 Minggu ke-17 :

Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk

Page 42: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-18 :

Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram.Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.ini USG. 

Bayi Anda laki-laki... ya, ini bakal Jagoan

Minggu ke-19 :Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

Page 43: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-20 : 

Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat

 Minggu ke-21 :

Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm

 

Page 44: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Minggu ke-22 :

Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional

  Minggu ke-23 :

Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram

Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.

 Minggu ke-24 : 

Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembangKulit bayi mulai menebal

Page 45: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

  Minggu ke-25 :

Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

 Minggu ke-26 : 

Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

Page 46: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-27 :

Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. 

  Minggu ke-28 :

Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuhLemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Page 47: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-29 :

Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).

 Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 :

Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa

Page 48: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya.  Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31 :

Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban

 Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan denganperkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel.  Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32 :

Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.

Page 49: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi, .

Minggu ke-33 :

Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm. 

   Minggu ke-34 : Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm. 

Page 50: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-35 :

Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda.  Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm. 

 Minggu ke-36 :

Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi.   Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm

Page 51: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

 Minggu ke-37 :

Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm 

 Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

http://posyandu.org/tahapan-perkembangan-janin-dalam-kandungan.html

4. Bagaimana kecukupan gizi pada pertumbuhan dan perkembangan neonatus? Nutrisi EnteralNutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidakdapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formulanutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube),nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupundengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana(2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Carapemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkankejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secaradini akan membantu memelihara epitel pencernaan, mencegah

Page 52: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster, kolonisasikuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapatmengurangi resiko regurgitasi aspirasi Nutrisi PrenteralNutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yangdiberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluranpencernakan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabilausus tidak dipakai karena suatu hal misalnya: malformasi kongenitalintestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat.Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapitidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan danpertumbuhan ( Setiati, 2000).Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidakdapat dipenuhi dengan baik. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-srisulastr-5283-2-bab2.pdf

Nutrisi Parenteral (NP) merupakan cara pemberian nutrisi dan energi secaraintravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi barulahir yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada Bayi Baru Lahir AmatSangat Rendah (BBLASR) di mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisienteral.INDIKASI· Bayi dengan berat badan £ 1800 g yang kebutuhan nutrisi enteralnya tidak dapatterpenuhi > 3 hari.· Bayi dengan berat badan > 1800 g yang kebutuhan nutrisi enteralnya tidak terpenuhi> 5 hari.· Gangguan respirasi > 4 hari (termasuk seringnya serangan apnea)· Malformasi kongenital traktus gastrointestinalis· Enterokolitis netrotikans· Diare berlanjut atau malabsorbsi

Page 53: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

· Pasca operasi (khusunya operasi abdomen)

Page 54: Karina AP Lbm 1 TUMBANG
Page 55: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

http://old.pediatrik.com/buletin/06224114509-jcs1fx.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/NUTRISI-PARENTERAL-PADA-NEONATUS.pdf

5. Jelaskan tentang APGAR beserta kriterianya dan penanganannya!

Page 56: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen terkendali karena selalu disertai asidosis maka perlu diberikan natrium bikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4ml/kgbb, diberikan lewat vena umbilikalis

asfiksia ringan sedang ( nilai APGAR 4-6 )memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi

dapat bernafas normal kembali bayi normal/ sedikit asfiksia ( nilai APGAR 7-9 ) bayi normal dengan nilai APGAR 10Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC

Page 57: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

6. Mengapa bayi tidak langsung menangis ketika lahir?

Menangis saat lahir

Menangis menandakan bahwa paru-paru bayi mulai berfungsi. Ketika di dalam rahim, oksigen didapat bayi dari ibu melalui plasenta. Setelah dilahirkan, bayi perlu menangis untuk membuka rongga pernapasan dan menghirup oksigen ke dalam paru-parunya.

Page 58: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Bayi menangis ketika dilahirkan juga merupakan reaksi dari perubahan yang dialami bayi. Ketika berada di dalam kandungan ibu, bayi merasakan perlindungan, kenyamanan dan kehangatan di suasana rahim yang gelap. Sementara ketika dilahirkan, bayi merasakan udara luar yang dingin dan merasakan adanya cahaya terang. Perubahan lingkungan dan adaptasi ini disikapi bayi dengan cara menangis.

Salah satu penyebab bayi tidak menangis atau terlambat menangis ketika dilahirkan adalah karena kondisi/kelahiran prematur.Kelahiran prematur adalah proses persalinan yang dilakukan sebelum usiakehamilan 37 minggu atau 3 minggu lebih awal dari waktu normal perkiraan persalinan.

Penyebab

Dr. Effek Alamsyah SpA, MPH, dari RSIA Muhammadiyah, Jakarta Selatan dalam hal ini menjelaskan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) baik yang cukup bulan (aterm), utamanya bayi yang kurang bulan (preterm) kadang-kadang menderita keadaan seperti megap-megap, yakni pernapasan yang tidak teratur, kadang berhenti atau sama sekali tidak ada usaha napas (apnea), dinding dada terlihat tidak mengembang dan tidak menangis.

Menurut dr. Agus Harianto SpA(K) dari Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSUD dr. Soetomo, bayi dikatakan mengalami asfiksia apabila saat lahir bayi tidak bernapas secara spontan, adekuat, dan teratur. Bila bayi tidak langsung menangis setelah dilahirkan, biasanya ini disebabkan karena bayi mengalami kekurangan oksigen akibat paru-paru bayi yang tidak berkembang dengan baik.

Berikut ini adalah kondisi yang dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami kondisi tidak menangis atau asfiksia:

Sebelum persalinan Kondisi ibu sebelum persalinan dapat menjadi penyebab mengapa bayi baru lahir tidak bernafas dan tidak menangis.

Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus

Ibu memiliki panggul sempit

Terjadi perdarahan antepartum (pendarahan semasa sebelum melahirkan)

Ibu mengalami anemia dan penyakit-penyakit infeksi yang mengakibatkan janin dalam kandungan menderita Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (IUGR)

Air ketuban hijau kental

Air ketuban bercampur mekoneum

Preeklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah pembengkakan, dan terjadinya proteinuria.

Page 59: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Asfiksia bisa juga terjadi apabila bayi memiliki kelainan bawaan sejak dalam kandungan, kehamilan kelebihan bulan, dan malnutrisi di dalam kandungan (intrauterine growth retardation).

Pada saat persalinan Bayi juga dapat mengalami kesulitan bernapas dan tidak menangis ketika dilahirkan jika bayi lahir sungsang dan jalan lahir ibu sempit. Penekanan tali pusar oleh bagian tubuh bayi, bentuk rahim tidak normal, bayi kembar, dan tumor di rahim juga dapat mengganggu pernapasaan bayi. Asfiksia juga dapat terjadi jika plasenta atau ari-ari lepas lebih terlebih dulu dan bayi terlilit tali pusar. Kejadian seperti itu dikenal dengan istilah kalung usus.

Setelah persalinan Resiko asfiksia atau bayi yang ketika terlahir tidak bernapas secara spontan, rupanya tidak berakhir dengan sendirinya setelah bayi lahir. Setelah persalinan, asfiksia kemungkinan terjadi apabila bayi memiliki tumor di paru, menderita penyakit paru berat, terjadi kelainan pada jantung atau bayi menderita sepsis.

Ada indikasi asfiksia Asfiksia Neonatorum

Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai hipoksia, hiperkapneu, dan berakhir dengan asidosis.

Etiologi Faktor Ibu: ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibat. Kejadian ini dapat

terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesi dalam. Gangguan aliran darah uterus. Hal ini menyebabkan kurangnya pengaliran oksigen ke

plasenta dan juga ke janin. Hal ini sering ditemukan pada keadaan : Gangguan kontraksi uterus (Hipotoni/Tetani uterus akibat penyakit atau obat) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan Hipertensi mendadak pada penyakit Eklampsia dll.

Faktor Plasenta Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misal : solusio plasenta, perdarahan plasenta dll.

Faktor Fetus Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dengan janin. Gangguan ini dapat ditemukan pada tali pusat menumbang, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dll.

Faktor Neonatus Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal,

yaitu : Pemakaian obat anestesia/analgetika yg berlebihan pada ibu secara langsung dapat

menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.

Page 60: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Trauma yg terjadi pada saat persalinan, misal : perdarahan intrakranial. Kelainan kongenital pada bayi, misal : Hernia Diafragmatika, atresia/stenosis saluran

pernafasan, hipoplasia paru, dll. (Buku Ajar IKA 3 FKUI)

7. Apa hubungan ketuban pecah dini dengan kasus pada skenario?8. Riwayat trauma ?9. Mengapa pada plasenta ada infark 5%?10. Hubungan serotinus dengan asfiksi dan IUGR?11. Perbedaan prematuritas dan dismaturitas!

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211029/BAB%20II.pdf

12. Bagaimana menilai maturitas janin? Parameter yang dilihat?Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik.Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear

Page 61: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia.1. Penilaian Maturitas Neuromuskular

1. Penilaian Maturitas Neuromuskular

a. Postur Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan (Gambar II.3). Ketika pematangan berlangsung,berangsur-angsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. bayi yang mendekati matur menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.

b. Square Window

Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jarijari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 ° (Gambar II.4).

Page 62: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

c. Arm Recoil Manuver ini berfokus pada fleksor

pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-140°, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh (Gambar II.5).

d. Popliteal Angle Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal.

Page 63: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

e. Scarf Sign

Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4) (Gambar II.7).

f. Heel to Ear Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4) (Gambar II.8).

Page 64: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

2. Penilaian Maturitas Fisik a. Kulit Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.

b. Lanugo Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari Ppunggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah lumbosakral. ada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi (Gambar II.9).

Page 65: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

c. Permukaan Plantar Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuskular sehingga timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu. Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di tabel (Gambar II.10).

d. Payudara Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery (Gambar II.11). Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter.

Page 66: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

e. Mata/Telinga Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya (Gambar II.12).

Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan.

Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain (Gambar II.13). Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.

Page 67: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

f. Genital (Pria) Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae (Gambar II.14) . Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring. Pada cryptorchidismus scrotum pada sisi yang terkena kosong, hipoplastik, dengan rugae yang lebih sedikit jika dibandingkan sisi yang sehat atau sesuai dengan usia kehamilan yang sama.

Page 68: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

13. Apa penyebab IUGR? Apa perbedaan dengan BBLR?Perbedaan dg BBLR??????????????????????Klasifikasi BBLR

Perbedaan IUGR dan BBLR: IUGRjanin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat (IUGR) adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.

Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan mengalami keadaan berikut :

a. Penurunan level oksigenasi

b. Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi bayi segera setelah lahir)

g. Genital (wanita) Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horisontal. Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh labia majora.Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia majora yang membesar (Gambar II.15). Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih menonjol.SUMBER : http://.unpad.ac.id/maryati/files/2011/01/Ballard-Score.pdf

Page 69: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

c. Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas

d. Hipoglikemi (kadar gula rendah)

e. Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin

f. Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)

(Cunningham, 2006)

Ada 3 jenis PJT, yaitu:

1. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris.

Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin. Prognosisnya buruk.

2. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.

Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik.

3. PJT tipe III adalah kelainan di antara kedua tipe di atas.

Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertrofi sel, misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu, kecanduan obat, atau keracunan. (Cunningham, 2006)

BBLR

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.

Page 70: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Buku ajar neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008

BBLR Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gramBayi Berat lahir sangat rendah (BBLSR) < 1500 gramBayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) < 1000 gram.

a. Etiologi

i. Kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

ii. Pertumbuhan janin terhambat ( di bawah persentil ke-10)

iii. Keduanya

Janin Gawat Janin, kehamilan kembar, eritriblastosis, hydrops non imunPlasenta plasenta previa dan solusio plasentaUterus uterus bikornus dan inkompetensia serviksMaternal Preeklampsia, penyakit kronis, infeksi dan

penyalahgunaan obatLain-lain KPD, polihidramnion dan iatrogenik

Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gramBayi Berat Lahir Cukup/Normal > 2500 – 4000 gramBayi Berat Lahir Lebih > 4000 gramBayi Kurang Bulan < 37 minggu ( < 259 hari)Bayi Cukup Bulan 37 – 42 minggu ( 259 – 293 hari)Bayi Lebih Bulan > 42 minggu ( 294 hari)Buku ajar neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008

http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/26/intra-uterine-growth-retardation-iugr/

Klasifikasi Klasifikasi menurut berat lahir, yaitu:

Page 71: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram Bayi Berat Lahir Cukup/Normal > 2500 – 4000 gram Bayi Berat Lahir Lebih > 4000 gram

Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan, yaitu Bayi Kurang Bulan < 37 minggu ( < 259 hari) Bayi Cukup Bulan 37 – 42 minggu ( 259 – 293 hari) Bayi Lebih Bulan > 42 minggu ( 294 hari)

Buku ajar neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008

Pengelompokkan BBLR ( bayi berat lahir rendah ) Prematuritas murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)

Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi

itu.Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK) Sumber : buku ajar IKA jilid 3 oleh staf pengajar IKA FK UI

WHO ( 1961 ) mengganti istilah bayi prematur dengan BBLR karena disadari tidak semua bayi dengan BB > 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.

Prematuritas murni Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai

Small for date ( SFD )/ kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya kehamilan.

Retardasi pertumbuhan janin intrauterin /IUGRAdalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan

Light for date = small for date Dismaturasi Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan, atau bayi2 yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan atau bayi dengan gejala intraurine malnutrition or wasting

Large for date Bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, mis : pada DM ( Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri,jilid I,EGC )

14. Jelaskan tentang score Ballard dan Dubowitz dan kurva Lubschenko dan Nelhause!15. DD? 16. Penatalaksanaan dari skenario?17. Bagaimana cara Resusitasi pada neonatus dan indikasinya?

Page 72: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

Tujuan utama mengatasi asfiksia adalah mempertahankan

kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele)

yg mungkin timbul di kemudian hari.

Memberikan lingkungan yang baik pd bayi dan

mengusahakan saluran pernafasan tetap bebas serta

merangsang timbulnya pernafasan, yaitu agar oksigenasi

dan pengeluaran CO2 berjalan lancar

Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pd bayi yg

menunjukkan usaha pernafasan lemah

Melakukan koreksi thd asidosis yang terjadi

Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik

(IKA, Buku Kuliah 3, FKUI)

Page 73: Karina AP Lbm 1 TUMBANG

18. Jelaskan HMD? Bagaimana interpretasi px foto thorax dengan hasil HMD grade 1?19. Pemeriksaan penunjang selain foto thorax?20. Komplikasi?