Top Banner
I. HIPERTENSI Pendahuluan Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat. Faktor Resiko Klas ifikasi Menurut JNC VII Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) KARDIOLOGI 201 4 Faktor Resiko A Tidak ada riwayat Hipertensi Etiologi biasanya pada lifestyle Obat: captopril, alfa blocker, diuretik Faktor Resiko B Ada riwayat keluarga Belum punya komplikasi Obat: captopril Terapi dievaluasi setalah 6 bulan Faktor Resiko C Riwayat Keluarga hipertensi Riwayat hipertensi ada Riwayat komplikasi ada
40

KARDIO PRAKTIKAN.docx

Dec 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARDIO PRAKTIKAN.docx

I. HIPERTENSI

Pendahuluan

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.

Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan

tekanan darah tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh

penyakit/keadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma

Conn), sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat

obat.

Faktor Resiko

Klasifikasi Menurut JNC VII

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi

Derajat 1140-159 atau 90-99

Hipertensi

Derajat 2≥ 160 atau ≥ 100

2014

Faktor Resiko ATidak ada riwayat HipertensiEtiologi biasanya pada lifestyleObat: captopril, alfa blocker, diuretik

Faktor Resiko BAda riwayat keluargaBelum punya komplikasiObat: captoprilTerapi dievaluasi setalah 6 bulan

Faktor Resiko CRiwayat Keluarga hipertensiRiwayat hipertensi adaRiwayat komplikasi ada

Page 2: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Rekomendasi 1 Pada populasi umum usia ≥60 tahun terapi farmakologis dimulai pada Sistolik ≥150 mm Hg atau Diastolik ≥90 mm

Hg Target TD : sistolik <150 mm Hg dan diastolik <90 mm Hg (Strong Recommendation – Grade A)

Rekomendasi 2 Pada populasi umum <60 tahun Terapi farmakologis dimulai jika diastolik ≥90 mm Hg Target : diastolik <90 mm Hg. (Untuk usia 30-59 tahun, Strong Recommendation – Grade A; untuk usia18-29

years, Expert Opinion – Grade E)

Rekomendasi 3 Pada populasi <60 years Terapi farmakologis dimulai pada sistolik ≥140 mm Hg Target sistolik <140 mm Hg (Expert Opinion – Grade E)

Rekomendasi 4 ada populasi usia ≥18 tahun disertai chronic kidney disease (CKD)

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 3: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Terapi farmakologis dimulai : Sistolik ≥140 mm Hg atau diastolik ≥ 90 Target TD : Sistolik <140 mm Hg dan diastolik<90 mm Hg (Expert Opinion – Grade E)

Rekomendasi 5 Pada populasi usia ≥18 years disertai Diabetes Terapi farmakologis dimulai : Sistolik ≥140 mm Hg atau diastolik ≥90 mm Hg Target TD : Sistolik<140 mm Hg dan diastolik <90 mm Hg (Expert Opinion – Grade E)

Rekomendasi 6 Pada populasi bukan kulit hitam, disertai diabetes Terapi antihipertensi : thiazide-type diuretic, calcium channel blocker (CCB),

angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI) atau angiotensin receptor blocker (ARB)

(Moderate Recommendation – Grade B)

Rekomendasi 7 Pada populasi kulit hitam, disertai diabetes Terapi antihipertensi :thiazide-type diuretic atau CCB. For general black population: Moderate Recommendation – Grade B; For black patients with diabetes: Weak Recommendation – Grade C

Rekomendasi 8 Pada populasi usia ≥18 years disertai CKD Terapi antihipertensi : ACEI atau ARB untuk memperbaiki fungsi ginjal.

Diaplikasikan untuk semua pasien CKD dengan hipertensi tanpa memandang ras atau status diabetes

(Moderate Recommendation – Grade B)

Rekomendasi 9 Jika tekanan darah tidak mencapai target dalam 1 bulan terapià tingkatkan

dosis obat awal atau tambahkan obat ke2 dari 4 golongan obat antihipertensi (thiazide-type diuretic, CCB, ACEI, or ARB).

Jika tekanan darah tidak mencapai target dg 2 jenis obatà tambahkan obat ke 3 dan titrasi

Jika TD belum tercapai jg, maka dapat ditambahkan dari kelas yg lain (Expert Opinion – Grade E)

2014

Page 4: KARDIO PRAKTIKAN.docx

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

*

*

Lanjutkan pengobatan dan perubahan gaya hidupA/B: tambahkan diuretik thiazid/ACEI/ARB/CCB àgunakan golongan yang sebelumnya tidak digunakan, hindari kombinasa ACEI dan ARBC: penambahan initial dose hingga maksimal

Lanjutkan pengobatan dan monitoring

tambahkan diuretik thiazid/ACEI/ARB/CCB àgunakan golongan yang sebelumnya tidak digunakan, hindari kombinasa ACEI dan ARB

≠Kulit hitam

TD : <140/<90 mmHg

Usia >60 tahun≠ diabetes ≠GGK

TD : <140/<90 mmHg

Semua usia diabetes ≠GGK

Kulit hitam

Diuretik Thiazid/CCB/dalam Kombinasi

Diuretik/ACEI/ARB/CCB/ dalam kombinasi

*TD Target

Strategi pemberian obat:A: maksimalkan dosis obat pertama sebelum dikombinasikan dengan obat ke-2B: dikombinasikan dengan obat ke-2 sebelum obat pertama mencapai dosis maksimalC: dimulai dengan obat kombinasi langsung bisa dengan obat terpisah atau menggunakan fixed dose combination

ACEI/ARB/ Kombinasi dengan golongan lain

TD : <150/<90 mmHg

Semua usia GGK dengan/tanpa diabetes

Usia <60 tahun≠ diabetes ≠GGK

Dewasa ≥18 tahun#diawali perubahan lifestyle

Tambahkan obat kelas 4 (ex: Betablocker, aldosterone atau rujuk pada dokter yang ahli dalam manajemen Hipertensi

ALGORITMA TERAPI HIPERTENSI

Page 5: KARDIO PRAKTIKAN.docx

2014

Obat Anti Hipertensi

Diuretik

Thiazid

Diuretik Kuat

Hemat K+

Simpatolitik

Beta Blocker

Alpha Blocker

Vasodilator

Hidralazin

Minoksidil

Natrium Nitroprusid

Ca Channel Blocker

Penghambat Angiotensin

ACEI

ARB

Page 6: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Obat Anti Hipertensi

A. Diuretik

Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida

sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya

terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Diuretik mempunyai 5

golongan, golongan tiazid, diuretik kuat, diuretik hemat kalium, carbonic

anhidrase inhibitor, dan diuretik osmotik. Penjelasan lebih mengenai 5

golongan ini akan dipelajari pada blok NU. Berikut akan dibahas golongan-

golongan dari diuretik yang digunakan pada terapi antihipertensi :

1. Tiazid

a. Mekanisme kerja

Menghambat transport NaCl di tubulus distal ginjal à meningkatkan

ekskresi Na dan Cl

b. Indikasi

Sampai sekarang masih digunakan sebagai terapi utama dalam

pengobatan hipertensi.

c. ESO

- Hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperkalsemia

- Hambat ekskresi asam urat

- Serangan gout akut (pada pasien hiperurisemia)

- Meningkatkan LDL dan trigliserida

- Hiperglikemi (pada DM)

- Gangguan fungsi seksual

d. Dosis dan contoh obat

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

HCT 12.5-25 1dd Tab 25 mg, 50

mg

Klortalidon 12.5-25 1dd Tab 50 mg

Indapamid 1.25-2.5 1dd Tab 2.5 mg

Bendroflumetiazid 2.5-5 1dd Tab 5 mg

Metolazon 2.5-5 1dd Tab 2.5 mg, 5

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 7: KARDIO PRAKTIKAN.docx

mg, 10 mg

2. Diuretik kuat

a. Mekanisme kerja

Bekerja di di ansa henle asenden bagian epitel yang tebal dengan

menghambat ko-transport Na, K, Cl dan hambat reabsorbsi air dan

elektrolit.

b. Indikasi

Hanya diperlukan pada hipertensi berat, adanya gangguan fungsi

ginjal dan payah jantung.

c. ESO

Hampir sama dengan tiazid, kecuali diuretik kuat menimbulkan

hiperkalsiuria dan menurunkan kadar kalsium darah.

d. Dosis dan contoh obat

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

Furosemid 20-80 2-3 dd Tab 40 mg, amp 20 mg

Torsemid 2.5-10 1-2 ddTab 5 mg, 10, 20, 100

mg, amp 10mg/ml

Bumetanid 0.5-4 2-3 dd Tab 0.5 mg, 1 mg, 2 mg

As.etakrinat 25-100 2-3dd Tab 25 dan 50 mg

3. Diuretik Hemat Kalium

a. Mekanisme kerja

Hambat reabsorbsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonis

kompetitid (spironolakton) atau secara langsung (triamteren dan

amilorid) di hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks.

b. Indikasi

Digunakan kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah

hipokalemia

c. ESO

- Ginekomastia

- Mastodinia

2014

Page 8: KARDIO PRAKTIKAN.docx

- Gangguan menstruasi

- Penurunan libido pada pria

d. Dosis dan contoh obat

Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

Amilorid 5-10 mg 1-2 dd

Spironolakton 25-100 mg 1 ddTab 25 mg, 100

mg

Triamteren 25-300 mg 1 ddTab 50 mg 100

mg

B. Simpatolitik

1. β-bloker

a. Mekanisme

Menghambat reseptor beta adrenergik sehingga :

- Terjadi penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas

miokard à menurunkan curah jantung

- Hambatan sekresi renin à penurunan produksi angiotensi II

- Menekan aktivitas saraf simpatis

b. Penggunaan

Terutama pada pasien hipertensi dengan penyakit jantung koroner,

aritmia supraventrikel dan angina pektoris.

c. Kontraindikasi

- Pasien asma

- PPOK

- Bradikardi

- Blokade AV derajat 2 dan 3

- Sick sinus syndrome

- Gagal jantung yang belum stabil

- DM

d. ESO

- Bronkospasme

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 9: KARDIO PRAKTIKAN.docx

- Bradikardi

- Menurunkan kekuatan kontraksi miokard

- Hambatan nodus SA

- Efek sentral : mimpi buruk, depresi, halusinasi

- Gangguan fungsi seksual

- Menutupi gejala hipoglikemi

e. Sediaan dan dosis

ObatDosis awal

(mg/hr)

Dosis maks

(mg/hr)Sediaan

1. Kardioselektif

a. Atenolol 25 100 Tab 50 mg, 100 mg

b. Metoprolol 50-100 200 Tab 50 mg, 100 mg

2. Nonselektif

a. Karvedilol 12.5 50 Tab 25 mg

b. Labetolol 100 300 Tab 100 mg

2. α-bloker

a. Mekanisme kerja

Antagonis reseptor α-1 di perifer à vasodilatasi arteri dan vena à

menurunkan resistensi perifer

b. Penggunaan

- Cocok untuk pasien hipertensi dengan dislipidemia dan atau DM

- Baik untuk pasien hipertensi dengan hipertrofi prostat

c. ESO

- Hipertensi ortostatik pada pemberian dosis awal atau peningkatan

dosis

- Sakit kepala

- Palpitasi

- Edema perifer

- Hidung tersumbat

- Mual

2014

Page 10: KARDIO PRAKTIKAN.docx

d. Dosis dan sediaan

Obat Dosis awal

(mg/hr)

Dosis maksimal

(mg/hr)

Sediaan

Prazosin 0.5 4 Tab 1 mg, 2 mg

Terazosin 1-2 4 Tab 1 mg, 2 mg

Bunazosin 1-5 3 Tab 0.5 mg, 1 mg

Doksazosi

n

1-2 4 Tab 1 mg, 2 mg

C. Vasodilator

1. vasodilator oral

- hidralazin, minoksidil

- untuk terapi hipertensi jangka panjang

2. vasodilator parenteral

- nitroprusid, diazoksid, fenoldopam

- untuk hipertensi emergency

3. Ca channel blocker

- untuk terapi hipertensi jangka panjang maupun emergency

Mekanisme kerja secara umum : vasodilator menimbulkan efek relaksasi pada

otot polos arteriol atau vena-vena à mengurangi tahanan vascular sistemik

àstimulasi respon kompensasi ( baroreseptor, saraf simpatis, dan sistem

RAA).

a. Hidralazin

Menimbulkan efek relaksasi arteriol, tetapi vena tidak. Hidralazin

digunakan sebagai terapi kombinasi untuk terapi hipertensi berat.

b. Minoksidil

Efek vasodilator arteriol dihasilkan oleh pembukaan kanal kalium pada

membrane otot polos oleh metabolit aktifnya.

c. Natrium nitroprusid

Vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral untuk hipertensi

emergency dan gagal jantung berat. Nitroprusid dapat melebarkan

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 11: KARDIO PRAKTIKAN.docx

pembuluh darah arteri dan vena à << tahanan vascular perifer dan <<

venous return.

d. Ca Channel Blocker

- Mekanisme kerja

obat golongan ini berikatan pada kanal Ca di sisi dalam membrane à

menghambat Ca masuk ke dalam sel otot polos pembuluh darah atau

jantung à relaksasi otot polos pembuluh darah à resistensi perifer

<< à tekanan darah <<. Obat golongan ini juga mengakibatkan

penurunan kontraktilitas otot jantung dan penurunan kecepatan

konduksi jantung.

- Terdiri dari :

Golongan dihidropiridin (amlodipin, nifedipin, nikardipin,

felodipin dll) à bekerja efektif di pembuluh darah à efek depresi

jantung lebih lemah.

Verapamil, diltiazem à bekerja spesifik di otot jantung.

- Farmakokinetik

Sebagian besar memiliki waktu paruh 3-8 jam setelah dosis oral.

Pengobatan memerlukan 3 x sehari untuk mempertahankan konrol

hipertensi yang bagus.

- Indikasi

Angina, hipertensi, takiaritmia supraventrikular, kardiomiopati

hipertrofik.

- ESO

Konstipasi, pusing, sakit kelapa, lesu, edema perifer, depresi jantung

berat ( henti jantung, bradikardia dll).

D. Penghambat Angiotensin

a. ACE-I (angiotensin converting enzyme–inhibitor)

- Mekanisme kerja

Menghambat converting enzyme yang menghidrolisis angiotensin I

menjadi angiotensin II dan meningkatkan bradikinin (vasodilator

poten). Penghambat angiotensin II menurunkan tekanan darah

2014

Page 12: KARDIO PRAKTIKAN.docx

terutama dengan mengurangi tahanan vaskuler perifer. Obat-obat ini

tidak mengaktifkan reflex simpatis dan dapat digunakan dengan

aman untuk penderita jantung iskemik.

- Indikasi

Hipertensi dedang atau berat, gagal jantung, infark miokard,

penyakit ginjal kronik.

- Kontraindikasi

Wanita hamil trimester kedua dan ketiga, insufisiensi ginjal.

- ESO

Paling sering adalah batuk dan angioedema, karena adanya

peningkatan jumlah bradikinin yang memicu edema jaringan dan

bronkospasme. ESO lainnya : hipotensi berat, gagal ginjal akut,

hiperkalemia, dll

- Contoh obat

Captopril, enalapril, lisinopril, benazepril, ramipril, dll

- Interaksi obat :

Suplemen kalium atau diuretic hemat kalium à hiperkalemia.

Antiinflamasi non steroid à mengganggu efek hipotensi.

b. ARB (Angiotensin Receptor Blocker)

- Mekanisme kerja

Menghambat reseptor angiontensin II tipe 1 (AT1). Obat2

golongan ini tidak memiliki efek terhadap metabolism bradikinin

dan memiliki potensi menghamat kerja angiotensin secara lebih

menyeluruh. Penghambatan pada AT1 akan menyebabkan <<

vasokontriksi dan << pengeluaran aldosteron dan ADH.

- Indikasi

Hipertensi , mengurangi risiko stroke pada orang yang memiliki

penyakit jantung. Untuk memperlambat kerusakan ginjal jangka

panjang pada penderita DM tipe 2 yang hipertensi.

- Kontraindikasi

Riwayat angioedema pada terapi sebelumnya, kehamilan trimester

kedua dan ketiga, wanita menyusui, stenosis arteri renalis bilateral.

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 13: KARDIO PRAKTIKAN.docx

- Contoh obat

kandesartan, losartan, eprosartan

2014

Page 14: KARDIO PRAKTIKAN.docx

II. GAGAL JANTUNG

Pendahuluan

CHF/chronic heart failure merupakan sindrom klinis yang kompleks yang

biasanya diseabkan adanya abnormalitas struktur atau disfungsi sistem kardiologi

yang mengurangi kemampuan venterikel sinistra untuk mengisi atau memompa,

terutama saat melakukan aktivitas.

Klasifikasi CHF menurut NYHA:

I : telah terjadi disfungsi namun tidak ada tanda dan gejala meskipun

beraktivitas

II : adanya tanda dan gejala ketika melakukan aktivitas moderate, ex:

menaiki tangga

III : terdapat gangguan ketika melakukan aktivitas ringan sekalipun,

berkurang ketika istirahat

IV : istirahat total

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 15: KARDIO PRAKTIKAN.docx

2014

NYHA class I

Nonmedikamentosa:Perubahan gaya hidup

ACEIBeta blocker

Disease spesific treatment:-CHD: aspirin, beta-blocker, statin-HT: obat gol.II jika diperlukan

+Beta-Blocker***

Pencegaha serangan akut, ex: iskemik/infark

farmakologi

Cairan berlebih√ ≠

Diuretic* + ACEI** ACEI **

Perubahan gaya hidup

NYHA class II-III

Oedem membaik

Spironolakton (classIII)+/- digoxin+/-antagonis reseptor angiotensin II

Beta-Blocker***

*loop diuretic paling sering digunakan seperti furosemide, meskipun belum ada bukti bawa loop diuretic lebih efektif dan lebih aman ketimbang tiazid** jika alergi terhadap ACEI gunakan antagonis reseptor angiotensin II*** jika pasien telah stabil berikan beta-blocker

Page 16: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Obat Gagal Jantung

A. ACE-I

a. Farmakokinetik

ACEI akan baik digunakan jika diberikan secara oral.

b. Mekanisme Kerja

Secara klinis, bila digunakan untuk pasien gagal jantung maka

ACEI akan bekerja dengan (Klabunde, 2010):

1) Mengurangi afterload, yang meningkatkan stroke volume ventrikel

dan meningkatkan fraksi ejeksi.

2) Mengurangi preload, yang menurunkan kongesti paru dan sistemik

dan mengurangi edema.

3) Menurunkan aktivasi simpatik, yang telah terbukti merugikan pada

gagal jantung.

4) Meningkatkan rasio suplai oksigen dengan permintaan dengan

menurunkan permintaan melalui pengurangan afterload dan preload.

5) Mencegah angiotensin II dari memicu remodeling jantung yang

merugikan.

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Obat Gagal Jantung

ACE-I

Angiotensin Receptor Blocker

Diuretik

Beta Blocker

Digitalis

Antagonis Aldosteron

Page 17: KARDIO PRAKTIKAN.docx

c. ESO

1) Hipotensi berat dapat terjadi setelah dosis awal

2) Gagal ginjal akut

3) Hiperkalemia

4) Batuk

5) Angioedema

d. Contoh dan Bentuk sediaan obat

1) Benazepril

Oral: 5, 10, 20, 40 mg tablets

2) Captopril

Oral: 12.5, 25, 50, 100 mg tablets

3) Enalapril

Oral: 2.5, 5, 10, 20 mg tablets

Parenteral (Enalaprilat): 1.25 mg/mL for injection

4) Fosinopril

Oral: 10, 20, 40 mg tablets

5) Lisinopril

Oral: 2.5, 5, 10, 20, 40 mg tablets

B. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

a. Farmakokinetik

Biasanya ARB diberikan secara oral.

b. Mekanisme Kerja

ARB merupakan antagonis reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1)

reseptor pada pembuluh darah dan jaringan lainnya seperti jantung.

Reseptor ini digabungkan ke Gq - protein dan sinyal IP3 jalur transduksi

yang merangsang kontraksi otot polos pembuluh darah. Karena ARB

tidak menghambat ACE, mereka tidak menyebabkan peningkatan

bradikinin yang menyebabkan vasodilatasi yang dihasilkan oleh

inhibitor ACE dan juga beberapa efek samping dari ACE inhibitor (batuk

dan angioedema) (Klabunde, 2007).

c. ESO

2014

Page 18: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Efek samping dari ARB relatif rendah dan dapat ditoleransi dengan

baik. Obat ini tidak meningkatkan kadar bradikinin seperti ACE

inhibitor, sehingga tidak timbul efek samping seperti batuk kering dan

angioedema. ARB merupakan kontraindikasi pada kehamilan. Pasien

dengan stenosis arteri ginjal bilateral mungkin mengalami gagal ginjal

jika ARB diberikan. Alasannya adalah bahwa peningkatan sirkulasi dan

angiotensin II intrarenal dalam kondisi ini akan menyempitkan arteriol

eferen lebih dari arteriol aferen dalam ginjal, yang membantu untuk

menjaga tekanan kapiler glomerulus dan filtrasi (Klabunde, 2007).

Menghilangkan penyempitan ini dengan memblokir reseptor

angiotensin II pada arteriol eferen dapat menyebabkan penurunan

mendadak dalam laju filtrasi glomerulus. Namun tidak menjadi masalah

dengan stenosis arteri ginjal unilateral karena ginjal yang tidak

terpengaruh biasanya dapat mempertahankan filtrasi yang cukup setelah

At1 reseptor diblokir (Klabunde, 2007).

d. Contoh dan Bentuk sediaan obat

1) Candesartan (Atacand)

Oral: 4, 8, 16, 32 mg tablets

2) Losartan (Cozaar)

Oral: 25, 50, 100 mg tablets

3) Olmesartan (Benicar)

Oral: 5, 20, 40 mg tablets

4) Telmisartan (Micardis)

Oral: 20, 40, 80 mg tablets

5) Valsartan (Diovan)

Oral: 40, 80, 160, 320 mg tablets

C. Diuretik

a. Loop Diuretic

1) Farmakokinetik

Loop diuretic diabsorbsi secara cepat. Mereka dieliminasi oleh

ginjal melalui filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Obat ini bekerja

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 19: KARDIO PRAKTIKAN.docx

di sisi luminal tubulus, aktivitas diuretik mereka berkorelasi dengan

sekresi mereka di tubulus proksimal. Pengurangan sekresi diuretik

loop dapat terjadi karena adanya pemberian obat seperti NSAID atau

probenesid, yang bersaing untuk disekresi di tubulus proksimal.

Metabolit asam ethacrynic dan furosemide telah diidentifikasi, tetapi

tidak diketahui apakah mereka memiliki aktivitas diuretik. Torsemide

memiliki setidaknya satu metabolit aktif dengan waktu paruh jauh

lebih lama daripada senyawa induk.

2) Mekanisme Kerja

Diuretik loop menghambat sebuah protein ion transpor, yaitu

simporter Na+-K+-2Cl- pada membran apikal sel epitel ginjal di

lengkung Henle bagian ascenden.

b. Inhibitor Karbonik Anhidrase

1) Farmakokinetik

Penghambat karbonat anhidrase diserap dengan baik setelah

pemberian oral. Ekskresi obat adalah dengan sekresi di tubulus

proksimal, oleh karena itu, dosis harus dikurangi pada insufisiensi

ginjal.

2) Mekanisme Kerja

Penghambatan dari karbonat anhidrase akan menekan reabsorbsi

HCO3 tubulus kontortus proksimal. Beberapa HCO3 Masih bisa

diserap di situs nefron lain dengan mekanisme independen anhydrasea

karbonat sehingga efek keseluruhan acetazolamide dengan dosis

maksimal hanya sekitar 45% dalam penghambatan seluruh reabsorpsi

HCO3 di ginjal.

3) ESO

a) Asidosis Metabolik Hiperkloremik

b) Batu Ginjal

c) Pembuangan Natrium Berlebih

d) Parastesi

4) Contoh dan Bentuk sediaan obat

a) Acetazolamide

2014

Page 20: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Oral: 125, 250 mg tablets

Parenteral: 500 mg powder for injection

b) Dichlorphenamide (Daranide)

Oral: 50 mg tablets

c. Tiazid

1) Farmakokinetik

Biasanya semua Tiazid diberikan peroral. Klortiazid

merupakan obat yang kurang larut dalam lemak sehingga harus

diberikan dalam jumlah yang cukup besar. Klortalidon diabsorbsi

perlahan dan masa kerjanya panjang. Pada indapamid, betuk

ekskresinya dapat menimbulkan efek diuretik pada tubulus kontortus

distal. Semua Tiazid diekskresikan oleh sistem asam organik dan

bersaing pada eksresi asam urat. Maka dapat disimpulkan bahwa

semakin banyak kadar Tiazid dalam darah, semakin tinggi kadar asam

urat darah karena ekskresinya yang bersaing dengan asam urat.

2) Mekanisme Kerja

Tiazid menghambat reabsorbi NaCl dari bagian luminal sel

epitel tubulus kontortus distal. Mekanisme penghambatannya kurang

diketahui. Selain itu di ansa henle, Tiazid biasanya meningkatkan

reabsorbsi kalsium, sehingga terjadi pertukaran natrium dengan

kalsium dengan mekanisme yang juga belum diketahui. Namun

hiperkalsemia jarang terjadi karena kalsium bukan fokus utama utama

obat ini.

3) ESO

a) Alkalosis metabolik hipokalemia dan hiperurisemia

b) Toleransi gangguan karbohidrat

c) Hiperlipidemia

d) Hiponatremia

e) Reaksi alergi

4) Contoh dan Bentuk sediaan obat

a) Klortiazid

Oral : Tablet 250 mg dan 500 mg

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 21: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Parenteral : Bubuk 500 mg Injeksi

b) Klortalidon

Oral : Tablet 15 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg

c) Indapamid

Oral : Tablet 1.25 mg dan 2.5 mg

d) Triklormetiazid

Oral : Tablet 2 mg dan 4 mg

D. Beta Blocker

a. Farmakokinetik

Golongan ini mudah diserap secara oral. Kadar puncak di plasma

sekitar 1-3 jam pasca menelan obat. Bioavaibilitas obat ini tergolong

rendah karena melewati metabolisme lintas pertama di hepar. Beta

blocker didistribusikan dalam jumlah besar, dengan waktu paruh rata-

rata 3-10 jam.

b. Mekanisme Kerja

Secara farmakodinamik, obat golongan ini bersaing dalam menempati

reseptor beta adrenergik. Pada pasien dengan hipertensi, beta blocker

bekerja menurunkan tekanan darah. Selain itu, pada organ jantung,

obat golongan ini juga memiliki efek penurunan kecepatan denyut

jantung (kronotropik negatif) dan memperkuat kontraktilitas

(inotropik positif).

c. Indikasi

Efektif digunakan sebagai obat hipertensi dan gagal jantung.

d. Kontraindikasi

Pasien asma dikontraindikasikan dengan obat ini. Dahulu beta blocker

dilarang pada kasus gagal jantung, namun sekarang digunakan secara

hati-hati pada pasien gagal jantung kronis, namun tidak pada gagal

jantung akut.

e. Efek samping

Hipotensi, Bradikardi, Rasa lelah, Retensi urin.

f. Contoh dan Bentuk Sediaan Obat

2014

Page 22: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Esmolol

Parenteral: 10 mg/mL for IV injection; 250 mg/ mL for IV infusion

Labetalol

Oral: 100, 200, 300 mg tablets

Parenteral: 5 mg/mL for injection

Metoprolol (generic, Lopressor, Toprol)

Oral: 50, 100 mg tabletsOral sustained-release: 25, 50, 100, 200 mg

tablets Parenteral: 1 mg/mL for injection

Nadolol

Oral: 20, 40, 80, 120, 160 mg tablets

Nebivolol

Oral: 2.5, 5, 10 mg tablets

Penbutolol

Oral: 20 mg tablets

Pindolol

Oral: 5, 10 mg tablets

Propranolol

Oral: 10, 20, 40, 60, 80, 90 mg tablets; 4, 8, 80 mg/mL solutions

Parenteral: 1 mg/mL for injection

E. Kardiotonik/Digitalis/Glikosida Jantung

a. Farmakokinetik

65-80% diabsorbsi pada pemberian oral. Saat berada di dalam

peredaran darah, seluruh glikosida jantung didistribusikan ke banyak

jaringan, termasuk sistem saraf pusat. Digoksin tidak dimetabolisme

secara luas oleh manusia. Sebagian besar diekskresikan tanpa

perubahan oleh ginjal.

b. Mekanisme Kerja

Digitalis memiliki dua efek besar, yaitu

1) Meningkatkan curah jantung dengan efek inotropik positif.

2) Menurunkan kecepatan konduksi melalui nodus AV dan nodus SA

pada jantung.

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 23: KARDIO PRAKTIKAN.docx

c. Indikasi

Gagal jantung dan atrial fibrilasi.

d. Kontraindikasi

Hipersensitivitas, AV blok.

e. Efek Samping

Nyeri kepala, kelemahan, gangguan penglihatan, mual, anoreksia,

aritmia.

f. Contoh dan Bentuk Sediaan Obat

Digoxin

Oral: 0.125, 0.25 mg tablets; 0.05, 0.1, 0.2 mg capsules*; 0.05 mg/mL

elixir

Parenteral: 0.1, 0.f 25 mg/mL for injection

F. Antagonis aldosteron

a. Farmakokinetik

Sebagian besar diinaktivasi di hepar. Onsetnya cenderung lambat,

membutuhkan beberapa hari sampai efek penuh tercapai.

b. Mekanisme kerja

Obat yang juga tergolong diuretik ini menurunkan absorbs Na+ di

tubulus dan ductus colligentes, sehingga menahan retensi Na+, air dan

beberapa zat lainnya.

c. Indikasi

Gagal jantung, hipertensi dan beberapa penyakit ginjal.

d. Kontraindikasi

Pasien dengan insufisiensi ginjal, dan keadaan hiperkalemia.

e. Efek samping

Ginekomastia, hiperkalemia, asidosis metabolik, gagal ginjal akut, batu

ginjal.

2014

Page 24: KARDIO PRAKTIKAN.docx

III. OBAT JANTUNG LAINNYA

A. Anti-Aritmia

Aritmia adalah gangguan irama jantung, suatu kondisi dimana jantung

berdenyut tidak menentu, baik kecepatan, irama, maupun tempat asal impuls

dan gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan aktivasi atrium dan

ventrikel. Kelainan yang terjadi adalah pembentukan impuls, konduksi

impuls, atau pembentukan dan konduksi impuls.

Obat antiaritmia dapat digolongkan kedalam beberapa kelas berdasarkan efek

obatnya, yaitu :

a. Golongan 1

- Penghambat kanal natrium

- Golongan 1A : kuinidin, prokainamid, disopiramid

- Golongan 1B : lidokain, fenitoin, tokainid, meksiletin

- Golongan 1C : flekainid, enkainid, propafenon

b. Golongan 2

- Mengurangi aktivitas adrenergik-β

- Propanolol, asebutolol, esmolol

c. Golongan 3

- Blokade kanal kalium

- Bretilium, amoidaron, sotalol

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Obat Jantung Lainnya

Anti-Aritmia Gol 1-4

Anti-Angina

Nitrat Organic

Ca Channel Blocker

Penyekat Reseptor Beta

Adrenergik

Modulator Metabolic

Page 25: KARDIO PRAKTIKAN.docx

d. Golongan 4

- Blokade kanal kalsium

- Verapamil, diltiazem

B. Antiangina

Angina pectoris merupakan kondisi iskemia jaringan yang ditandai dengan

nyeri dada hebat yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara

kebutuhan oksigen miokard dengan pasokan oksigen melalui pembuluh darah

koroner. Obat antiangina berperan dalam mengurangi kebutuhan oksigen

miokard dengan menurunkan faktor-faktor penentu kebutuhan oksigen

(frekuensi jantung, volume ventricular, tekanan darah dan kontraktilitas).

Kelompok obat yang digunakan untuk terapi angina adalah :

a. Nitrat organic ( nitroglisein, ISDN ).

Nitrogliserin merupakan terapi utama yang berefek cepat untuk angina.

Nitrogliserin menyebabkan aktivasi guanilil siklase dan peningkatan

cGMP yang memicu relaksasi semua jenis otot polos. Efek langsung

nitrogliserin adalah relaksasi vena dan >> kapasitas venaà << aliran

balik vena dan<< proload ventrikel. selain itu relaksasi arteri akan

menyebabkan << vasokntriksi dan spasme koroner à >> perfusi ke

miokard.

b. Penyekat kanal kalsium (nifedipin, verapamil, diltiazem)

(lihat materi sebelumnya).

c. Penyekat β

Menghambat reseptor β adrenergic secara kompetitif à penuruna denyut

jantung, tekanan darah, dan kontraktilitas jantungà menurunkan

kebutuhan oksigen jantung saat istirahat maupun aktivitas fisik.

d. Obat antiangina baru à modulator metabolic ( ranolazin, trimetazidin).

Menghambat jalur oksidasi asam lemak di miokard à kebutuhan oksigen

<< .

2014

Page 26: KARDIO PRAKTIKAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ford, SM., Roach, S. 2007. Roach’s Introductory Clinical Pharmacology.

Philadelphia : Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Katzung, B. 2011. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.

Klabunde, Richard E. 2007. “Angiotensin Receptor Blocker”.

http://www.cvpharmacology.com/vasodilator/ARB.htm (diakses pada 20

Januari 2014)

Klabunde, Richard E. 2010. “Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor”.

http://www.cvpharmacology.com/vasodilator/ACE.htm (diakses pada 20

Januari 2014)

Rocco, Thomas P. dan Fang, James C. 2006. Pharmacotherapy of Congestive

Heart Failure. Dalam : Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of

Therapeutics. USA : McGraw-Hill, pp. 869 – 895.

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 27: KARDIO PRAKTIKAN.docx

Cara Kerja Praktikum

A. Tujuan Instruksional

1. Umum

Setelah menyelesaikan percobaan mahasiswa dapat menjelaskan

pengaruh sulfas atropin pada jantung katak.

2. Khusus

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat menjelaskan

perubahan – perubahan yang terjadi pada katak setelah diberikan sulfas

atropin.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Beaker Glass

b. Spuit Tuberculin

c. Pinset

d. Gunting

e. Perusak SSP Katak

f. Isolasi

g. Papan

h. Penggantung Katak

2. Bahan

a. Sulfas Atropin 0,5 cc

b. Ringer Laktat

3. Binatang percobaan

a. 2 Ekor Katak

C. Rencana Kerja

1. Rusak SSP masing – masing katak.

2. Terlentangkan masing – masing katak di atas papan.

3. Gunting kulit bagian ventral katak untuk membuka abdomen sampai

thoraks dari katak.

2014

Page 28: KARDIO PRAKTIKAN.docx

4. Buka selaput perikardium dari katak.

5. Jaga agar jantung katak tetap basah dengan diberikan larutan ringer

laktat.

6. Pada katak pertama berikan 1 tetes larutan ringer laktat tiap 1 menit,

sedangkan pada katak kedua berikan sulfas atropin 1 tetes.

7. Catat denyut, ukuran, warna, irama atrium dan ventrikel selama 5 menit

selama 15 menit.

2014

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

Page 29: KARDIO PRAKTIKAN.docx

TUGAS GELOMBANG PRAKTIKUM

I II III IV

Acara Daniel Ainul Mumtaz Kasih

Alat Bahan Dina Daniel Ainul Mumtaz

Baca Pretest Mumtaz Kasih Dina Daniel

Baca Posttest Ainul Mumtaz Kasih Dina

Materi Kasih Dina Daniel Mumtaz

Bikin Pretest Mumtaz (20) Ainul (20)

Bikin Posttest Daniel (10) Kasih (10)

2014