Top Banner
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Karya Tulis Penelitian Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Siti Choirotin PSW.B.2013.0036 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
53

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Apr 11, 2017

Download

Education

Warnet Raha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU

KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Karya Tulis Penelitian

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

Siti ChoirotinPSW.B.2013.0036

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Page 3: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Page 4: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : SITI CHOIROTIN

Tempat tanggal lahir : Raha, 10 Juni 1993

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Lakapodo, Kec, Watopute

II. NAMA ORANG TUA

Ayah : BUDI HARTONO

Ibu : SITI AMAN

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SD Negeri 7 Kusambi : Tamat tahun 2006

2. Lulus SMP Negeri 3 Kusambi : Tamat tahun 2009

3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2012

4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3

Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai

sekarang.

Page 5: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal ini dengan judul “Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare

pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten

Muna Tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia dalam segala aspek

kehidupan.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Bapak La Ode Muhlisi, A. Kep,. M.Kes, selaku

pembimbing I dan Bapak Nassarudin, SKM., M.Si selaku pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing penulis dalam

penyelesaian karya tulis ini dan tak lupa pula penulis mengucapkan banyak

terima kasih.

Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam pelaksanaan karya tulis ilmiah ini, yaitu :

1. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata

Raha.

2. Ibu dr. Wa Ode Fil Hayah Fitri, selaku Kepala Puskesmas Katobu

3. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.

4. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda Budi Hartoni, dan

Ibunda Siti Aman atas doanya dan atas kasih sayang dan perhatiannya.

Page 6: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

5. Saudaraku Mustakim, S.Pt atas limpahan cinta, kasih sayang, doa restu serta

dukungan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.

6. Terkhusus untuk Rio Candra yang telah memberikan motivasi dan yang telah

membantu dan memotivasi penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesikan

sesuai waktu yang ditentukan.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program DIII Akbid Paramata Raha khususnya

angkatan 2013 khususnya Sitti Alma Findra, Arni, Fifi, Hasti, Hartina,Fitri,

indah nirwana, Ela, Cerah, Prema dan kak Septianyang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya yang baik.

Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi

penulis juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga

Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua

pihak yang telah berupaya membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 7: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. iLembar Persetujuan.......................................................................................... iiLembar Pengesahan ......................................................................................... iiiRiwayat Hidup ................................................................................................. ivKata Pengantar ................................................................................................. vDaftar Isi........................................................................................................... viiDaftar Tabel .................................................................................................... ixDaftar Gambar.................................................................................................. xIntisari .............................................................................................................. xiBab I Pendahuluan........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6A. Telaah Pustaka............................................................................... 6

1. Konsep Dasar Penyakit ........................................................... 62. Faktor-faktor Penyebab Kejadian Diare.................................. 14

B. Landasan Teori .............................................................................. 17C. Kerangka Konsep .......................................................................... 19D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 20

Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 21A. Jenis Penelitian............................................................................. 21B. Subjek Penelitian........................................................................... 21C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 21E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23G. Cara Analisis Data......................................................................... 23H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26A. Hasil Penelitian ............................................................................. 27B. Pembahasan .................................................................................. 31

Page 8: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36A. Kesimpulan ................................................................................... 34B. Saran ............................................................................................. 34

Daftar Pustaka................................................................................................ 35Lampiran-lampiran

Page 9: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional 22Tabel 2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas

KatobuMenurut Jenis Kelamin Tahun 201527

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah KerjaPuskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun2016

28

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di WilayahKerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten MunaTahun 2016

29

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah KerjaPuskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten MunaTahun 2016

30

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusifdi Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016

30

Page 10: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

INTISARI

Siti Choirotin (PSW.B.2013.IB.0036) “Karakteristik Ibu dengan KejadianDiare Pada Balita di Wliayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh La Ode Muhlisi danNasaruddin.

Latar Belakang :Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajatkesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negaraberkembang.. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8per 1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).Berdasarkan data pada PuskesmasKatobu Kecamatan Katobu pada tahun 2016 jumlah penderita diare pada balitamulai Januari sampaiMei sebanyak 54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%).

Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifdenganjumlah populasi sebanyak 54 responden dan sampel sebanyak 54 respondendengan tehnik total Sampling.

Hasil: Kejadian diare berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yangterbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%), pendidikanrendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang(7,41%). berdasarkan pekerjaan yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerjasebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang(27,78%).Kejadian diare berdasarkan riwayat ASI eksklusif yang terbanyak padaibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29) sedangkanibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang (3,70%).

Kesimpulan:Berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu responden yang terbanyakpada pendidikan sedang sebanyak (77,78%), berdasarkan tingkat pekerjaan ibuyaitu responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),dan berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu responden yang terbanyak pada ibuyang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak (96,29).

Kata kunci: Ibu Balita, DiareDaftar Pustaka 5 buku (2009-2014)

Page 11: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan World Health Organization(WHO) pada tahun 2013, diare

merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita

(bawah lima tahun). Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem

imun yang kurang baik seperti pada orang dengan HIV sangat rentan terserang

penyakit diare.Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya.Sebagian

besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau

kehilangan cairan dalam jumlah yang besar.Data World Health Organization

(WHO, 2014), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya.Diare

hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi

dan anak-anak secara global di seluruh dunia. Dari semua kematian yang terjadi

pada anak usia di bawah lima tahun 14,0% diakibatkan oleh diare (Azwar, 2014).

Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan

dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang.

Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun

meninggal setiap tahunnya, sekitar (20%) meninggal karena infeksi diare.

Kematian yang disebabkan diare di antara anak - anak terlihat menurun dalam

kurun waktu lebih dari 50 tahun.Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan

dengan program rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap

tinggi. Pada tahun 2013 angka kematian yang disebabkan diare adalah 3,8 per

Page 12: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

1000 per tahun, secara keseluruhan pada anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2

episode anak per tahun (Kemenkes RI, 2013).

Menurut Riskesdas 2013, insiden diare berdasarkan gejala pada seluruh

kelompok umur sebesar 3,5% dan insiden diare pada balita sebesar 6,7%.

Sedangkan period prevalence diare pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita

pada KLB diare pada balita tahun 2013 menurun secara signifikan dibandingkan

tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun 2013, namun angka

kejadian diare masih tetap tinggi (Riskesdas,2013).

Pengambilan data awal pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun

2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 2020 orang dari jumlah balita

25880 orang (7,80%). Pada tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita

sebanyak 1740 orang dari jumlah balita 28042 orang (6,20%), Sedangkan pada

tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 1200 orang dari jumlah

balita 20.304 orang (5,91%) (DinKes Kab. Muna, 2015).

Berdasarkan data pada Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu pada tahun

2013 jumlah penderita diare pada balita sebanyak 51 dari 646 orang (7,8%). Pada

tahun 2014 jumlah penderita diare pada balita meningkat hingga menjadi 78 dari

723 orang (10,7%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita diare pada balita

meningkat kembali menjadi 127 orang dari jumlah balita 711 orang (17,8%), pada

tahun 2016 jumlah penderita diare pada balita mulai Januari sampai Mei sebanyak

54 orang dari jumlah balita 245 orang (22%) (Puskesmas Katobu, 2016).

Page 13: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Berdasarkan uraian diatas penelititertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik ibu

dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita

berdasarkan pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.

b. Mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita

berdasarkan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.

Page 14: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang

kejadian diare pada balita.

b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Petugas / Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk perencanaan intervensi asuhan kebidanan

pada bayi khususnya mengenai kejadian diare.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam

pengembangan konsep tentang masalah kejadian diare di institusi program

Studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

c. Manfaat Bagi Penulis

Sebagai konstribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.

Page 15: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Telaah Pustaka

1. Konsep Dasar Penyakit

a. Pengertian Diare

Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih

sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini

adalah beberapa penyakit diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan

dimana:

1) Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3

kali pada anak, konsisten fases encer, dapat berwarna hijau atau dapat

pula bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja.

2) Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang

normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan fases yang

tidak terbentuk.

3) Devekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan

atau lendir dalam tinja.

4) Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang

dikeluarkan.

b. Macam-Macam Diare

Diare dapat dikelompokan menjadi:

Page 16: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling

lama 3-5 hari.

2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.

3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.

c. Mekanisme Dasar Diare

Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :

1) Gangguan osmotic

Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, dan

selnjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

2) Gangguan sekresi

Akibat ransangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus, akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus,

selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3) Gangguan motilitas usus

Hyperperistaltik akan meningkatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila

peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula. Sebagai akibat dari

diare akut maupun kronis, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut :

Page 17: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi ) kondisi ini dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (metabolik

asidosis), karena :Kehilangan Natrium bicarbonate bersama tinja.

(1) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak

sempurna, sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.

(2) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia

jaringan.

(3) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena

tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguri dan anuria).

(4) Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler kedalam

cairan intraseluler.

b) Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita

diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah

menderita Kekurangan Kalori Protein, karena :

(1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.

(2) Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang

terjadi).Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa

darah menurun sampai 40%, pada bayi dan 50 % pada anak-

anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka ransang,

tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

c) Gangguan Gizi

Page 18: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi

sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena:

(1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare

atau muntahnya akan bertambah hebat, sehingga orang tua

hanya sering memberikan air teh saja.

(2) Walaupun susu di teruskan, sering di berikan dengan

pengenceran dalam waktu yang terlalu lama.

(3) Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi

dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

Akibat fungsi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis

bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan perdarahan di

dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong

maka penderita dapat meninggal (Nita Nasution, 2012).

e. Tanda/Gejala klinis

Cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja

cair, lendir + darah (terkadang), warna tinja lama kelamaan berwarna hijau

karena tercampur dengan empedu, anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi

asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar).

Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan turun, turgor kulit

menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit

kering.Bila dehidrasi berat maka volume darah anak berkurang dengan

demikian nadi anak cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah

menurun, kesadaran menurun yang di akhiri dengan syok.

Page 19: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

a) Faktor infeksi :

(1) Internal (dalam saluran pencernaan) misalnya terjadi pada saat

lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu

atau infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang

berasal dari bayi lain yang terinfeksi.

(2) Parenteral (diluar alat pencernaan, mis OMA).

b) Faktor malabsorbsi

(1) Malabsorbsi karbohidrat

(2) Malabsorbsi lemak

(3) Malabsorbsi protein

c) Faktor makanan : makan - makanan basi, racun, alergi dan lain-lain.

d) Faktor psikologis : rasa takut/cemas dan lain-lain.

f. KomplikasiDehidrasi

Ringan (≤ 5 % BB), Sedang (≤ 5- 10 % BB), Berat (≤ 10-15% BB),

renjatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15 – 25 % anak

menyebapkan tekanan darah menurun), hipokalemia, hipoglikemia, kejang

dan malnutrisi.

g. Cara Mencegah Diare

Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi

menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare

sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat

kontaminasi:

Page 20: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

a) Mencuci tangan sebelum makan.

b) Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum

air keran.

c) Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.

d) Utamakan bahan makanan yang segar.

e) Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan

tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.

Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah

seperti berikut ini untuk pencegahan diare menyebar kepada orang-orang

di sekitar Anda.

a) Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan

handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga

lainnya.

b) Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar.

c) Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang

terakhir.

d) Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan

sebelum menyiapkan makanan.

h. Penatalaksanaan

Prinsip perawatan diare adalah : Pemberian cairan, Dietetic dan Obat-

obatan. Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg

BB/hr sebanyak 1 x setiap 2 jam. Diberikan 50% dalam 4 jam 1 dan

sisanya adlibitum.Jika setiap kali diare dan umur anak≤ 2 tahun diberikan

Page 21: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

½ gelas, ≤ 2-6 tahun diberikan 1 gelas dan anak besar diberikan 400 cc (2

gelas).

Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25 –

100 ml/kg BB dalam sehari atau setiap jam 2 x. Oralit diberikan pada

kasus dehidrasi ringan-berat ± 100 ml/kg BB/ 4-6 jam.

(1) Larutan Gula Garam (LGG)

(2) Gula pasir 1 sendok teh munjung

(3) Garam dapur yang halus ½ sendok teh + air masak/air teh hangat 1

gelas

(4) Air tajin (21 + 5 gr garam)

(a) Cara tradisional : 31 air + 100 gr atau sendok makan munjung

berat di masak selama 45 – 60. Setelah masak air tajin (21+ 5 gr

garam).

(b) Cara biasa : 2 lt air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak

hingga mendidih dan akan didapat air tajin (Weni Kristiyanasari,

2009).

i. Jenis Diare

Menurut Dep.Kes.RI 2007 jenis diare terdiri dari tiga macam yaitu:

1) Diare akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari dan

umumnya kurang dari 7 hari.Akibat diare akut adalah dehidrasi,

Page 22: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi

penderita diare.

2) Disentri

Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibatnya

disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,

kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

3) Diare Persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara

terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan

dan gangguan metabolisme.

j. Potofisiologi Diare

Akibat diare dapat dibagi dalam beberapa bagian :

1) Dehidrasi

Kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih

banyak dari pada asupan/input.

2) Gangguan Gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan

akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.

Hal ini disebabkan karena:

Page 23: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan

atau muntahnya bertambah hebat. Orang tua hanya memberikan air

teh saja: pengenceran susu yang diberikan terlalu lama.

b) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan di absorbsi

lebih baik karena adanya hiperperistaltik.

k. Obat Diare

Penanganan : Oralit merupakan satu – satunya obat yang dianjurkan untuk

mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh. (Anik Maryunani : 2010).

2. Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Diare

a. Pendidikan

Pendidikan menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan

status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas

mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik

pada balia dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke

bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap morbiditasbalita. Semakin tinggi tingkat pendidikan

orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si

balita.Pendidikan adalah proses mendidik yang oleh Ki Hajar Dewantara

didefinisikan sebagai daya upaya untuk perkembangan budi pekerti

(kekuatan batin).

Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan kepribadian

seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab serta

tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan upaya

Page 24: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat menuju

perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial

ekonomidisamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi,

kehidupankeluarga, kekayaan, rekreasi dan partipasi

kewarganegaraan.Dengan pendidikan memadai merupakan dasar

pengembangan nalar seseorang dan jalan untuk memudahkan seseorang

menerima motivasi (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).

b. Pekerjaan

Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-rata

mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibanding ibu yang bekerja

sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan

tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus

membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain. Sehingga mempunyai resiko

lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. Sebagian besar diare terjadi

pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan

mempuyai risiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang

berbasis lingkungan (Suebagyo dalam Atik Sri Wulandari, 2014).

Pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang

dimiliki seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung

dengan akses informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan

dibandingkan dengan orang yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup

dari akses informasi. Angka kematian bayi umpamanya sangat erat

Page 25: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

hubungannya dengan pekerjaan dan pendapatan kepala keluarga, dan telah

diketahui bahwa pada umumnya angka kematian bayi dan balita

meningkat pada status sosial ekonomi rendah (Ruly Dwi Kusumawati,

2014).

Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan disebabkan oleh

tiga hal pokok yaitu :

1) Adanya risiko pekerjaan

Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah macam

penyakit yang dideritanya akan berbeda pula.

2) Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang

diinginkan. Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah berupaya

menghindari pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang erat,

demikian pula sebaiknya mereka yang bertubuh kuat.

3) Adanya perbedaan status sosial ekonomi

Perbedaan macam pekerjaan yang dimiliki seseorang menyebabkan

terdapatnya perbedaan status sosial ekonomi yang menyebabkan

terdapatnya perbedaan penyakit yang dideritanya.Jenis pekerjaan

sebagai satu variabel dalam berbagai penelitian dianggap dapat

berperan dalam timbulnya suatu penyakit atau penyembuhannya.

c. Asi Eksklusif

Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan Asi

Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak

Page 26: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

mendapatkan Asi Eksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupan yang

aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada

dalam kolostrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman

penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan

mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang

merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh

yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat

berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).

B. Landasan Teori

Diare pada dasarnya adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan

cair.Buang Air Besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan

frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM).

Hingga kini diare masih menjadi child killer/pembunuh anak–anak

peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik

balita, anak–anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian

yang tertinggi terutama terjadi pada bayi dan balita

Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang

diperoleh si balita. Faktor pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri atau swasta rata-

rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi disbanding ibu yang bekerja sebagai

buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan

dan pendapatan tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh

orang lain. Sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan

penyakit. Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita

Page 27: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

yang berumur 12-24 bulan mempuyai resiko terjadi diare 2,23 kali disbanding

anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare merupakan salah satu

penyakit yang berbasis lingkungan (Atik Sri Wulandari, 2014).

Terwujudnya perilaku hidup sehat merupakan upaya keluarga dalam

meningkatkan status kesehatan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Tampaknya menjadi semakin jelas bahwa dalam kebanyakan keluarga peran-

peran penting tertumpu pada ibu yaitu sebagai istri, sebagai pemimpin dan

pemberi asuhan

kesehatan. Peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan

utama, pendidik, konselor, dan pemberi asuhan dalam keluarga tetap menjadi

temuan dalam penelitian tersebut. Ia juga mempunyai kontrol substansi terhadap

keputusan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif (pengobatan) atan

preventif (pencegahan), dan bertindak sebagai sumber ketenangan dan bantuan

pada masa-masa sakit (Azwar, 2014).

Angka kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan yang mendapatkan ASI

eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan

ASIeksklusif. Hal ini dikarenakan ASI adalah asupanyang aman dan bersih bagi

bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolostrum, sehingga

sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam

tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan

sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan

tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengkibatkan dehidrasi yang dapat

berakibat kematian (Juli Prabowo, 2015).

Page 28: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

C. Kerang Konsep

Variabel IndependenVariabel Dependen

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Hubungan variabel yang diteliti

: Variabel Terikat

Gambar 1. Kerangka Konsep

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan

pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu

Kabupaten Muna tahun 2016?

2. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan

pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu

Kabupaten Muna tahun 2016?

Pendidikan Ibu

Pekerjaan IbuBalita Diare

Riwayat Asi Eksklusif

Page 29: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

3. Bagaimana karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita berdasarkan

riwayat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan

Katobu Kabupaten Muna tahun 2016?

Page 30: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termaksud dalam penelitian yang bersifat deskriptif yaitu

untuk mengetahui Karakteristik Ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Juli 2016. Adapun tempat

penelitian yaitu di Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua ibu balita penderita diare di wilayah

kerja Puskesmas Katobu Periode Januari s.d. Juli 2016 sebanyak 54 orang.

2. Sampel

Keseluruhan populasi (total Sampling)sebanyak 54 orang.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Independent : Pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat ASI

Eksklusif.

2. Variabel Dependent : Balita diare.

Page 31: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional

Kriteria objektif dan defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 1 dibawah ini

Tabel 1. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Kriteria Obyektif AlatPengumpul

Data

DependentDiare Suatu keadaan

dimana terjadi buangair besar cair ataukeluar lendir denganfrekuensi lebih daritiga kali sehari yangdialami oleh balitayang terpilih sebagaisampel yang tercatatdi register.

a.Independenta. Pendidikan Tingkat pendidikan

terakhir ibu balitaberdasarkan jenjangtingkat pendidikanformal yang dilaluiibu.

a.

a. Tinggi: Akademi/Perguruan Tinggi

b. Sedang : SMAc. Rendah: ≤ SMP

Nominal

b. Pekerjaan Kegiatan pokok ibuyang dilakukan setiaphari untukmemperolehupah/gaji.

a. Bekerja, bila ibu bekerjabaik sebagai PNS,Petani, Buruh,Wiraswasta/Pedagang.

b. Tidak Bekerja, bila ibutidak bekerja atau hanyasebagai ibu rumahtangga saja.

Nominal

c. Riwayat AsiEksklusif

Pemberian Asi 0sampai 6 bulan tanpamemberi makananpendamping apapun.

a. Eksklusif : Pemberianhanya ASI saja tanpatambahan makanan ataucairan lain sampai usiabayi 6 bulan .

b. Tidak Eksklusif :Apabila bayi di berikanmakanan lain sebelumumur 6 bulan

Nominal

Page 32: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan

data kuesioner checklist yang di isi sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,

yakni:

a. Memeriksa data (Editing Data)

Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,

kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:

1) Perhitungan dan penjumlahan

Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang

disebarkan atau ditentukan.

2) Koreksi

Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal:

memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan

memeriksa keseragaman data

b. Memberi Kode (koding Data)

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil

penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar supaya pada

saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk

Page 33: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan

memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah

diklasifikasikan.

c. Tabulasi Data (tabulating)

Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan mengorganisir

data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan

penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dalam

pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Manual dan Elektronik/komputer.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data univariat yaitu untuk

mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam

bentuk presentase dengan menggunakan total sample.

P = fn x 100%Keterangan :

X = Persentasi hasil yang dicapai

F = Jumlah setiap kategori

n = Jumlah keseluruhan sampel

k = konstanta (100%) (Ircham, 2008).

Page 34: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Persiapan penelitian dimulai dengan mengambil surat pengantar kepada

institusi yang akan di tuju ke Kesbang untuk pengambilan surat penelitian

yang di serahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna,

Direktur Akbid Paramata Raha dan Kepala Puskesmas Katobu agar memulai

penelitian di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dimulai dengan membagikan kuisioner kepada responden sesuai

dengan jumlah sampel yang ditentukan setelah terkumpul maka mencatat

semua hasil dari data yang diperoleh di lapangan

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data dengan

cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah

terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut

oleh setiap responden.

4. Tahap Akhir

Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan

dianalisis dengan menggunakan analisis univariat kemudian kesimpulan dari

analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.

Page 35: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografi

Secara geografis, Katobu terletak dibagian Selatan garis

khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 4.490 – 4500

lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122.420 –

122.430 bujur Timur. Puskesmas Katobu merupakan Pusat Pelayanan

Kesehatan masyarakat di Kecamatan Katobu.

b. Letak teritorial

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batalaiworu.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.

c. Wilayah Kerja

Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kelurahan Raha I, Kelurahan

Laende, Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan

Butung-butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan

Kelurahan Raha III dengan luas daratan 12,88 km2.

Page 36: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

d. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Katobu Tahun 2015

sebanyak 7.771 jiwa, terdiri dari 14.299 jiwa laki-laki, dan 15.735jiwa

perempuan. Tersebar masing-masing di 7 Kelurahan yaitu :

Tabel 2.Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015

No. Kelurahan

Jenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1. Kel. Raha I 1.308 1.414 2.722

2. Kel. Laende 1.697 1.635 3.332

3. Kel. Raha II 2.625 2.900 5.525

4. Kel. Mangga

Kuning

1.364 1.666 3.030

5. Kel. Butung-butung 1.143 1.290 2.433

6. Kel. Watonea 1.647 1.882 3.529

7. Kel. Wamponiki 2.143 2.375 4.518

8. Kel. Raha III 2.372 2.573 4.945

Jumlah 14.299 15.735 30.034

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Katobu, 2015

Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan

Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu terdiri dari

Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda 4 1 unit,

kendaraan roda 2 6 unit.

Page 37: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

1) Tenaga Kesehatan

Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas Katobu memiliki

beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis,

paramedis perawat, paramedis non perawat, tata usaha, dan sopir.

Tenaga medis terdiri dari 3 orang Dokter Umum dan 2 orang Dokter

Gigi. Tenaga paramedis terdiri dari 9 orang bidan, perawat 20 orang.

Tenaga paramedis non perawat terdiri dari petugas gizi 4 orang,

kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang, farmasi 2 orang dan

FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli komputer 4

orang dan sopir 1 orang.

2. Karakteristik Responden

Data sekunder yang di peroleh dari Register Puskesmas Katobu

Januari s.d Juli Tahun 2016, terdapat 54 berdasarkan analisis univariat

diuraikan sebagai berikut.

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur di Wilayah Puskesmas Katobu

Kecamatan Katobu Kabupaten Muna 2016 dapat lihat tabel 3 berikut.

Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan umur di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016

No. Umur Frekuensi (f) %1. < 20 Tahun 7 12,962. 21-30 Tahun 26 48,153. 31-40 Tahun 18 33,334. 41-50 Tahun 3 5,56

Jumlah (n) 54 100

Page 38: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang

terbanyak pada umur 21-30 tahun sebanyak 26 orang (48,15%), umur

31-40 tahun sebanyak 18 orang (33,33%), sebanyak 7 orang (12,96%)

berumur <20 tahun dan umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang (5,56%).

b. Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas

Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada

tabel 4 berikut.

Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016

No. Pendidikan Frekuensi (f) %

1. Tinggi 4 7,41

2. Sedang 42 77,78

3. Rendah 8 14,81

Jumlah (n) 54 100

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang

terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak 42 orang (77,78%),

pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan pendidikan tinggi

sebanyak 4 orang (7,41%).

c. Pekerjaan

Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Puskesmas

Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada

tabel 5 berikut.

Page 39: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016

No. Pekerjaan Frekuensi (f) %

1. Bekerja 15 27,78

2. Tidak Bekerja 39 72,22

Jumlah (n) 54 100

Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang

terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%),

sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).

d. Riwayat Asi Eksklusif

Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Tahun Muna 2016

dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Asi Eksklusif

di Wilayah Puskesmas Katobu Kecamatan KatobuKabupaten Muna Tahun 2016

No. Riwayat Asi

Eksklusif

Frekuensi (f) %

1. Eksklusif 2 96,29

2. Tidak eksklusif 52 3,70

Jumlah (n) 54 100

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang

terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak

52 orang (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya

sebanyak 2 orang (3,70%).

Page 40: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

B. Pembahasan

Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari

biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.Buang Air Besar yang tidak normal

dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Bag.Ilmu

kesehatan anak FKUI/RSCM). Adapun variabel yang diteliti adalah pendidikan,

pekerjaan dan riwayat Asi eksklusif.

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengembangan intelektual dan

kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung

jawab serta tergantung pada sasaran pendidikan, maka dalam meningkatkan

upaya kesehatan pada dasarnya adalah merubah perilaku yang tidak sehat

menuju perilaku sehat, sebagai salah satu manfaat pendidikan dari segi sosial

ekonomi disamping perbaikan penghasilan, produktifitas, nutrisi, kehidupan

keluarga, kekayaan, rekreasi dan partisipasikewarganegaraan(Atik Sri

Wulandari, 2014).

Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap

individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal

maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.

Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut

menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media

massa (Ariani, 2014).

Page 41: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada balita yaitu

pada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorietas

pada tingkat preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan

dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.

Hasil penelitian menunjukan dengan kejadian diare berdasarkan tingkat

pendidikan yaitu responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak

42 orang (77,78%), pendidikan rendah sebanyak 8 orang (14,81%), dan

pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (7,41%).

Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bahwa kelompok ibu dengan

status pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) keatas

mempunyai kemungkinan memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada

balita dibanding dngan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah.

Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap morbiditas balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,

semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si balita.

Hasil penelitian ini pendidikan seseorang tidak menjamin dimilikinya

pengetahuan tentang diare dan pencegahannya dapat dilihat dari responden

yang memiliki pendidikan tinggi, sedang maupun rendah tetap berisiko terjadi

diare pada balita.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nisramulan (2012) ’’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

di Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’

kejadian diare pada balita berdasarkan pendidikan ibu, untuk kategori rendah

Page 42: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

sebanyak 55responden (70,5%), tingkat pendidikan kategori sedang mencapai

19 responden (24,4%),dan yang mempunyai pendidikan kategoritinggi hanya

4 responden (5,1%).

b. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan

juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang. Seseorang yang bekerja dilingkungan yang didukung dengan akses

informasi akan banyak mendapatkan pengetahuan dibandingkan dengan orang

yang bekerja ditempat-tempat yang tertutup dari akses informasi. Angka

kematian bayi umpamanya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan

pendapatan kepala keluarga, dan telah diketahui bahwa pada umumnya angka

kematian bayi dan balita meningkat pada status sosial ekonomi rendah(Ruly

Dwi Kusumawati, 2014).

Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang

yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan

memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan

pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar akan dapat

mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan

keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014).

Page 43: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada

ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 orang (72,22%), sedangkan ibu yang

bekerja sebanyak 15 orang (27,78%).

Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa ada hubungan antara

pekerjaandengan masalah kesehatan disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu :

adanya risiko pekerjaan, adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan,

Adanya perbedaan status sosial ekonomi.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nisramulan (2012) ‘’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita di

Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011’’

mayoritas responden tidak bekerja yakni sebanyak 63 orang (80,8%),

sedangkan yang bekerja hanya sebanyak 15 responden (19,2%).

Lebih dari setengah total jumlah responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga, sehingga kurang berinteraksi satu sama lain untuk saling bertukar

informasi tentang masalah-masalah kesehatan sehingga masyarakat kurang

mendapatkan informasi tentang cara menghindari terjadinya suatu penyakit

termasuk kejadiaan diare.

Salah satu penyebabnya terjadi diare pada balita adalah karena ibu

balita harus bekerja sehingga kurang memperhatikan balitanya. Ibu balita yang

tidak bekerja tetapi anaknya dapat terkena penyakit diare hal inidisebabkan

karena balita banyak di lebih lama berada diluar rumah untuk bermain

sehingga ibu tidak mengetahui apa yang dilakukan balita dan makanan yang

Page 44: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

dimakan oleh balita sehingga tidak dapat dijangkau kebersihannya oleh ibu

balitanya maka mudah terkena penyakit diare.

c. Riwayat Asi Eksklusif

ASI eksklusif adalah Pemberian Asi 0 sampai 6 bulan tanpa memberi

makanan pendamping apapun. Pemberian Asi secara dini dan eksklusif

sekurang kurang 4-6 bulan akan zat yang dapat membantu mencegah penyakit

pada bayi. Hal ini disebabkan karena ada antibodi penting yang ada dalam

kolostrum dan ASI (dalam jumlah sedikit). Yang tidak mendapatkan ASI

berisiko terkena diare lebih besar dibandingkan dengan balita yang mendapat

ASI (Hardi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak pada

ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif sebanyak 52 orang (96,29)

sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif hanya sebanyak 2 orang

(3,70%).Hasil penelitian ini sejalan dengan teori, bahwa ada hubungan antara

pemberian Asi eksklusif dengan kejadian diare dimana dari 54 responden yang

memberikan Asi ekslusif hanya 2 orang. Dan hasil penelitian tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2015) ‘’Hubungan Antara

Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 7-12 Bulan

di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta’’ Hasil Penelitian

yang telah di lakukan terhadap 36 responden menunjukkan ibu yang

meberikan ASI eksklusif sebanyak 25 orang atau 69,4% sedangkan ibu yang

tidak meberikan ASI eksklusif sebanyak 11 orang atau 30,6%.

Page 45: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu yaitu

responden yang terbanyak pada pendidikan sedang sebanyak (77,78%),

pendidikan rendah sebanyak (14,81%), dan pendidikan tinggi (7,41%).

1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan ibu yaitu

responden yang terbanyak pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (72,22%),

sedangkan ibu yang bekerja (27,78%).

2. Gambaran karakteristik responden berdasarkan riwayat Asi eksklusif yaitu

responden yang terbanyak pada ibu yang tidak memberikan Asi eksklusif

sebanyak (96,29) sedangkan ibu yang memberikan Asi eksklusif sebanyak

(3,70%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tentang karakteristik ibu dengan kejadian diare

pada balita maka disarankan sebagai berikut.

Bagi petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara

pencegahan dan pencegahan terhadap terjadinya diare pada balita serta

menginformasikan akan hal pentingnya pemberian ASI eklusif pada bayi sehingga

program ASI eklusif bisa tercapai dan manfaat ASI bisa drasakan dimana salah

satunya dapat mencegah terjadinya diare pada anak. Bagi ibu balita yang tidak

bekerja untuk memperhatikan anaknya agar tidak melakukan aktivitas terlalu lama

diluar rumah yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai mcam penyakit.

Page 46: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, Putri Ayu. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitan Kebidanan danKesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Azwar, Saifuddin. (2014). SikapManusia :TeoridanPengukurannya.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.

Depkes.RI.(2011).Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Diktoral JendralPPM dan PL. http: //www. Depkes.go.id/ downloads/SK1216.01.pdfDiakses pada tanggal 21 Juli 2016

Dwi, Kusumawati Ruly. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu denganPenanganan Diare pada Balita.Available at http://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24 Agustus 2014.

Kemenkes, RI.(2013).Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Volume 2triwulan 2.Jakarta : Tim Redaksi

Kristiyanasari, Weni.(2009) Neonatus dan Asuhan KeperawatanAnak.Yogyakarata : Nuha Medika

Ircham, Machfoedz MS. (2011) Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran.Yogyakarta : Fitramaya

Maryunani, Anik.2010Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : CV TransInfo Media

Nasution, Nita. (2012)Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.Yogyakarta :Cakrawali Ilmu

Nisramulan (2012) ’Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita diPuskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2011.AkbidParamata Raha

Prabowo, Juli (2015) Hubungan pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian diarepada anak usia 7-12 bulan.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article tanggal31Agustus 2015

Sri Wulandari, Atik (2014) Kasus diare dengan Faktor Ekonomi.Available athttp://www.informal/download.php%3file%3DAtik.pdf&ved tanggal 24Agustus 2014.

WHO (2014) Diare Pada Balita.http//www.devinfo.info/immunization pentinguntuk mencegah penyakit berbahaya. Diposting tanggal 28 Juli 2016

Zubir, Juffrie, M dan Wibowo, T. Kutipan Nisramulan (2009) Faktor-faktorRisiko Kejadian Diare Akut Pada Anak 0-35 Bulan di Kabupaten Bantul.Sains Kesehatan

Page 47: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATANKATOBUKABUPATEN MUNA TAHUN 2016

No Nama UmurPendidikan Pekerjaaan Riwayat Asi Eklusif

Tinggi Sedang Rendah Bekerja Tidak Bekerja Eklusif Tidak Ekslusif1. Ny. S 28 Tahun - - - - 2. Ny. S 27 Tahun - - - - 3. Ny. A 30 Tahun - - - - 4. Ny. U 26 Tahun - - - - 5. Ny. I 24 Tahun - - - - 6. Ny. D 28 Tahun - - - - 7. Ny. H 25 Tahun - - - - 8. Ny. A 33 Tahun - - - - 9. Ny. S 36 Tahun - - - - 10. Ny. Y 32 Tahun - - - -

11. Ny. M 30 Tahun - - - - 12. Ny. S 22 Tahun - - - - 13. Ny. I 33 Tahun - - - - 14 Ny. T 42 Tahun - - - - 15. Ny. F 24 Tahun - - - - 16. Ny. D 20 Tahun - - - - 17. Ny. A 30 Tahun - - - - 18. Ny. I 30 Tahun - - - - 19. Ny. H 35 Tahun - - - - 20. Ny. H 20 Tahun - - - - 21. Ny. N 19 Tahun - - - -

Page 48: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

22. Ny. I 18 Tahun - - - - 23. Ny. H 38 Tahun - - - - 24. Ny. L 24 Tahun - - - - 25. Ny. S 32 Tahun - - - - 26. Ny. Z 18 Tahun - - - - 27. Ny. H 31 Tahun - - - - 28. Ny. F 31 Tahun - - - - 29. Ny. H 33 Tahun - - - - 30. Ny. A 25 Tahun - - - - 31. Ny. H 30 Tahun - - - - 32. Ny. N 24 Tahun - - - - 33. Ny. Y 41 Tahun - - - - 34. Ny. R 23 Tahun - - - - 35. Ny. A 34 Tahun - - - - 36. Ny. I 37 Tahun - - - - 37. Ny. D 37 Tahun - - - - 38. Ny. D 38 Tahun - - - - 39. Ny. A 40 Tahun - - - - 40. Ny. I 27 Tahun - - - - 41. Ny. S 23 Tahun - - - - 42. Ny. K 19 Tahun - - - - 43. Ny. A 25 Tahun - - - - 44. Ny. M 29 Tahun - - - - 45. Ny. M 25 Tahun - - - -46. Ny. H 30 Tahun - - - - 47. Ny. A 20 Tahun - - - - 48. Ny. M 43 Tahun - - - -

Page 49: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

49. Ny. R 32 Tahun - - - 50. Ny. U 29 Tahun - - - - 51. Ny. L 29 Tahun - - - - 52. Ny. F 28 Tahun - - - - 53. Ny. A 28 Tahun - - - - 54. Ny. H 29 Tahun - - - -

Page 50: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

KUESIONER PENELITIAN

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU

KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

Kode Responden :

A. Karakteristik Responden

1. Nama/Inisial : .......................

2. Umur : .......................

3. Pendidikan :

a. Tidak sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SMP

d. Tamat SMA

e. Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan :

a. Ibu rumah tangga

b. Buruh

c. Wiraswasta / pedagang

d. PNS

5. Asi Eksklusif :

a. Ya

b. Tidak

Page 51: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016

FORMAT PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Umur :

Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan

oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna dengan judul:

“Karakteristik Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Tahun 2016.”

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan

dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Raha, Juli 2016

Responden

( )

Page 52: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Page 53: KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016