Top Banner
SKRIPSI KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LABORATORIUM UNIVERSITAS HASANUDDIN KOTA MAKASSAR A. FIAR MALAYADI K111 11 292 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
127

KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

Mar 02, 2019

Download

Documents

dinhnhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

SKRIPSI

KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LABORATORIUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KOTA MAKASSAR

A. FIAR MALAYADI

K111 11 292

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan

Masyarakat

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 3: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 4: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

iv

RINGKASAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN

MAKASSAR, OKTOBER 2017

A. FIAR MALAYADI

‘‘KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3

LABORATORIUM UNIVERSITAS HASANUDDIN KOTA MAKASSAR”

Dibimbing oleh Anwar Malongi dan Agus Bintara Birawida

(xiv + 95 Halaman + 23 Tabel + 5 Lampiran)

Laboratorium Universitas Hasanuddin merupakan bagian integral dari

kegiatan belajar mengajar dan sebagai penunjang aktifitas pembelajaran dan

penelitian. Laboratorium akan menghasilkan limbah yang dapat berupa limbah padat,

limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui

gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan

Beracun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan

sistem pengelolaan limbah B3 laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar.

Jenis penelitian ini survey observasional dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan

data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik limbah B3 yang ada di

laboratorium Universitas Hasanuddin ada 6 yaitu bahan mudah terbakar, bahan

mudah meledak, bahan yang menimbulkan korosif, buangan oksidasi, buangan

infuksius dan bahan toksik (beracun). Untuk sistem pengelolaan limbah yang

dilakukan dalam penelitian yang dilakukan di empat fakultas yang ada di Universitas

Hasanuddin yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Fakultas Kedokteran diperoleh hasil

yaitu tidak ada satupun fakultas yang melakukan sistem pengelolaan yang sesuai

dengan aturan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui seperti pengurangan,

penyimpan, pengumpulan dan pengangkutan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan Setiap

laboratorium harus menampung limbah B3 berdasarkan karakteristiknya secara

konsisten dan diperlukan pengawasan untuk kegiatan penampungan ini. Demi

mengetahui kuantitas limbah B3 yang dihasilkan, pelaku kegiatan di laboratorium

sebaiknya melakukan inventaris asiter lebih dahulu terhadap bahan yang akan

digunakan dan limbah yang akan dihasilkan. Demikian juga untuk mengetahui

tanggal kadaluarsa bahan kimia.

Kata kunci : Limbah B3, Karakterstik, Pengelolaan

Daftar pustaka : 20 (1995-2015)

Page 5: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Alhamdulillahirabbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

keridhaan dan cinta-Nya kepada penulis dalam penulisaan skripsi ini, puja dan puji

senantiasa kita kirimkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan

hidayah kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan

para pengikutnya. Merupakan karunia Allah SWT dan rasa syukur yang berlimpah

ketika skripsi ini berjudul “Karakteristik dan Sistem Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun di Laboratorium Universitas Hasanuddin Kota

Makassar” merupakan salah persyaratan untuk menyelesaikan studi di Program

Studi Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Dengan sepenuh rasa cinta dan kasih sayang serta rasa hormat terdalam,

skripsi ini untuk dipersembahkan kepada kepada orang tuaku Alm. Andi Isranuddin

K. SH dan Andi Nuraeni serta Orang tua yang merawat saya dari kecil Alm. Husain

L. S.Sos dan Andi St. Nurbaya, atas segala Doa, Harapan dan Tenaga yang telah di

berikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada saudaraku Andi Firga Utary, Andi Fizar Mandara dan

Page 6: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

vi

Andi Nur Inaya, yang sudah begitu banyak membantu, menjadi penyemangat dan

pendorong dalam belajar serta menyelesaikan studi semoga apa yang kita cita-citakan

sama-sama tercapai Aamiin.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis persembahkan kepada Kakanda

Jumriani Ansar. SKM,. M. Kes sebagai penasehat akademik atas segala kesabarannya

memotivasi dan mendukung untuk terus meningkatkan prestasi akademik dan

organisasi dari awal semester perkulihan hingga sekarang. Rasa hormat dan ucapan

terima kasih kepada Bapak Anwar Mallongi, SKM.,M.Sc.,Ph.D Sebagai Pembimbing

I dan Bapak Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel.,M.kes sebagai II Pembimbing yang

selalu memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada tim penguji Bapak dr.

Makmur Selomo, MS, Indra Dwinata, SKM., MPH dan A. Wahyuni, SKM.,M.Kes

atas segala masukan, kritik dan sarannya serta motivasi yang telah diberikan kepada

penulis. Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak-banyak

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,

yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta jajaran dan seluruh staf atas

bantuannya selama menempuh pendidikan.

2. Dr. Stang, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Page 7: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

vii

3. Anwar Mallongi, SKM., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Departemen Kesehatan

Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

4. Para Dosen dan Staff Departemen Kesehatan Lingkungan Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis

menempuh pendidikan perkuliahan di FKM Unhas.

5. Kepada teman-teman, junior-junior dan senior-senior KM FKM Unhas (

JALANGKUNG 06, CAPILA 07, ROMUSA 08, GALETER 09, KANIBAL 10,

DEMENTOR 12, REMPONG 13, VAMPIR 14, GAMMARA 15 dan GOBLIN

16) penulis ucapkan terima kasih atas kaderisasi yang telah dihadirkan selama

penulis berproses di KM FKM Unhas.

6. Kepada teman-teman KALASI (Kader Intelektual Berjiwa Militansi) 2011 yang

selalu memberikan keceriaan selama di kampus, kalian teman angkatan terbaik

yang telah membuat angkatan kita tetap solid sampai saat ini.

7. Kepada saudara Kalasiku, Angga, Tio, Fikri, Fahry (ardog), Anugerah (ugha),

Adi, Wandi, Sabri, Fahrezi, Zul, Kamil, Rico, Azwar (cebbang), Amma,

Amirullah, Gusfar, Satria, Saipul, Yusrin, Haris, Septian, Imanuel, Ripal,

Mahdin, Mahyuddin (edit), Jepson, Jasjus, Syahrul, Aming, Akmal, Afdal dan

terkhusus buat yang saya tuakan Saudara Muh. Ilham Majid telah memberikan

dedikasinya dalam menjaga tali persaudaraan ini.

Page 8: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

viii

8. Kepada teman teman, sahabat, “L A P A Z” Edo, Eman, dan Pakle. Terimakasih

untuk motivasinya.

9. Kepada keluarga kedua BEM FKM Unhas periode 2014-2015, teman-teman

pengurus khususnya para Presidium (Ugha, Dare, Erna, Laksmi, Nining), Para

Menteri (Fikri, Iman, Widya, Yusrin, Mahyuddin, Prasetio, Ilham Majid), dan

semua Anggota Pengurus (kawan-kawan KALASI dan DEMENTOR) untuk

segala motivasi dan pengalaman yang telah dihadirkan.

10. Kepada Komunitas BOSSKA yang berperan aktif dalam penyusunan Skripsi ini.

Khusus untuk Adinda Tri Sofiatun dan Adinda Ratna Jannatin. Serta adik

Harfiah, Putri Rezky dan Syahruni, Terima kasih waktu dan pemikiran yang

sudah kalian sisipkan dalam Skripsi ini.

11. Kepada para penghuni LORONG HITAM manusia-manusia hebat yang telah

memberikan cerita terbaik buat penulis. Kak Sudirham SKM., M.Kes, Kak Fajar

SKM, Kak Fadly Kaimuddin SKM, Kak Arif SKM, Kak Ilham Jaya SKM, Kak

Natalon Delon SKM, Kak Haerul Anwar. SKM, Kak Firnasruddin.SKM, Kak

Muh. Akbar Nurdin SKM, Kak Dian Ayu SKM, Kak Andi Eka Resky SKM,

Kak Dandi. SKM, Ikram, Ari Rahman, Mario, Arul, Ruslan, Rahman Syam,

Syah, Priantomo, Sandy, Jordan, Chandra, Baso, Rian, Wawan, Terimakasih

untuk pengalaman dan ilmu yang diberikan dalam cerita hidup penulis selama

menyelesaikan studinya.

12. Kepada Orang yang telah penulis anggap sebagai Orang Tua di kampus. Pemilik

saham terbesar di Lorong Hitam Nenek dan Kak Sale` yang telah memberikan

Page 9: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

ix

penulis kesempatan untuk makan dan minum kopi pasca bayar serta Pak

Saharuddin yang telah banyak meluangkan waktu untuk menasehati di waktu

malam.

13. Serta teman-teman yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

banyak karena telah hadir mengoreskan kisah kedalam kehidupan penulis selama

menempuh bangku kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin Makassar.

“Iman, Ilmu, Amal Padu Mengabdi”

“Yakin Usaha Sampai”

“Berlembaga Mencintai Berkarya”

Wassalamu‘alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Makassar, 23 November 2017

Penulis

Page 10: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ..................................................... iii

RINGKASAN ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ......................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian. ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian. ................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Limbah Laboratorium. ...................................... 8

B. Tinjauan Umum tentang Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun. ............................................................................................. 14

C. Tinjauan Umum tentang Laboratorium. .................................................... 25

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikirian Variabel Penelitian. ...................................................... 50

B. Kerangka Konsep ...................................................................................... 51

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif. .............................................. 52

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 53

B. Waktu dan Lokasi Penelitian. .................................................................... 53

C. Populasi dan Sampel. ................................................................................ 53

D. Metode Penarikan Sampel. ....................................................................... 54

D. Pengumpulan Data .................................................................................... 54

Page 11: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xi

E. Pengolahan dan Analisis Data. .................................................................. 56

F. Penyajian Data ........................................................................................... 57

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ........................................................ 58

B. Hasil Penelitian. ........................................................................................ 59

C. Pembahasan. .............................................................................................. 82

D. Keterbatasan Penelitian. ............................................................................ 85

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan. .............................................................................................. 96

B. Saran. ......................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Beberapa Contoh Bahan Pengoksidasi 18

Tabel 5.1 Daftar Bahan Mudah Terbakar di FKM Unhas 2017 60

Tabel 5.2 Daftar Bahan Korosif Laboratorium FKM Unhas 2017 61

Tabel 5.3 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FKM Unhas 61

2017

Tabel 5.4 Daftar Bahan Infeksius Laboratorium FKM Unhas 2017 62

Tabel 5.5 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium FKM 63

Unhas 2017

Tabel 5.6 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium Farmasi Unhas 64

2017

Tabel 5.7 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium Farmasi Unhas 64

2017

Tabel 5.8 Daftar Bahan Menimbulkan Korosif Laboratorium Farmasi 65

Unhas 2017

Tabel 5.9 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium Farmasi Unhas 66

2017

Tabel 5.10 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium Farmasi Unhas 67

2017

Tabel 5.11 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium MIPA Unhas 2017 67

Tabel 5.12 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium MIPA Unhas 2017 70

Tabel 5.13 Daftar Bahan Menimbul Karat (Korosif) Laboratorium MIPA 71

Unhas 2017

Tabel 5.14 Daftar Bahan Menimbul Karat (Korosif) Laboratorium MIPA 72

Unhas 2017

Tabel 5.15 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium MIPA Unhas 2017 73

Tabel 5.16 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium FK Unhas 2017 76

Tabel 5.17 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium FK Unhas 2017 77

Page 13: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xiii

Tabel 5.18 Daftar Bahan Menimbulkan Karat (Corrosive) Laboratorium FK 77

Unhas 2017

Tabel 5.19 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FK Unhas 2017 78

Tabel 5.20 Daftar Bahan Buangan Infeksius Laboratorium FK Unhas 2017 79

Tabel 5.21 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium FK Unhas 2017 80

Tabel 5.22 Sistem Pengolahan Limbah B3 di Laboratorium Unhas 2017 82

Page 14: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing) 12

Gambar 2.2 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Mudah Meledak (Explosive) 13

Gambar 2.3 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive) 20

Gambar 2.4 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing) 23

Gambar 2.5 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive) 25

Gambar 2.6 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya (Harmful) 26

Gambar 2.7 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Beracun 27

Gambar 2.8 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya bagi Lingkungan 28

Gambar 2.9 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Karsinogenik, Teratogenik dan 29

Mutagenik

Gambar 2.10 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Gas Bertekanan 30

Page 15: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Kuesioner Penelitin .................................................................................... 1

Surat Izin Penelitian dari Fakultas .............................................................. 2

Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal .................................... 3

Surat Izin Penelitian dari Walikota Makassar ............................................. 4

Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 5

Page 16: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

xvi

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Istilah/ Singkatan Kepanjangan/ Pengertian

B3 Bahan Berbahaya Beracun dan

CFC Chlorofluorocarbon

LFL Lower Flammability Limit

PCBs Polychlorinated Biphenyls

UFL Upper Flammability Limit

Page 17: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah limbah menjadi perhatian serius dari masyarakat dan

pemerintah Indonesia, khusunya sejak tiga dekade terakhir ini, terutama akibat

perkembangan industri yang merupakan tulang punggung peningkatan

perekonomian Indonesia. Peraturan-peraturan tentang masalah ini telah

banyak dikeluarkan karena masalah limbah semakin meningkat dan tersebar

luas di semua sektor. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai pengganti Undang-

Undang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(menggantikan UU No. 4/1982), menempatkan masalah bahan dan limbah

berbahaya sebagai salah satu perhatian utama, akibat dampaknya terhadap

manusia dan lingkungan bila tidak dikelola secara baik, penanganan limbah

merupakan suatu keharusan guna terjaganya kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya namun pengadaan dan pengoperasian sarana

pengolah limbah ternyata masih dianggap memberatkan bagi sebagian

industri.

Univertsitas Hasanuddin merupakan salah satu universitas terbaik di

Indonesia yang mengembangkan aktifitas pendidikan dan penelitian untuk

menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Dengan

Page 18: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

1

adanya pengembangan di bidang penelitian ini, maka terdapat kecenderungan

meningkatnya aktivitas ilmiah melalui riset atau pengujian. Dalam rangka

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian,

Universitas Hasanuddin beserta fakultas-fakultas di dalamnya mendirikan

laboratorium yang merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar

dan sebagai penunjang aktifitas pembelajaran dan penelitian. Dengan adanya

laboratorium, maka diharapkan proses pengajaran sains dapat dilaksanakan

seoptimal mungkin.

Di laboratorium, mahasiswa ataupun para pengguna laboratorium

melakukan kegiatan tertentu yang menunjang pembelajaran dan penelitiannya.

Dari kegiatan ini, laboratorium akan menghasilkan limbah, baik limbah padat,

limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas yang berasal dari hasil cucian

peralatan, hasil atau sisa reaksi bahan kimia, bahan sekali pakai, atau bahan

berbahaya dan beracun yang telah digunakan saat kegiatan berlangsung.

(Lasut,2006) Keaneka ragaman jenis limbah akan tergantung pada aktivitas

industri. Mulai dari penggunaan bahan baku, pemilihan proses produksi,

pemilihan jenis mesin dan sebagainya, akan mempengaruhi karakter limbah

yang tidak terlepas dari proses industri itu sendiri. Salah satu sumber produksi

limbah B3 adalah dari limbah laboratorium. berkaitan dengan komposisi

bahan inilah yang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun bahan

bahan ini pulalah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang

berbahaya (Damanhuri, 2010).

Page 19: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

2

Penggunaan bahan berbahaya dan beracun sering tidak dapat

dihindarkan dalam berbagai aktifitas pendidikan dan penelitian di suatu

lingkungan kampus seperti di Universitas Hasanuddin ini. Beberapa unit

aktifitas di lingkungan kampus Unhas memproduksi bahan yang umumnya

adalah bahan berbahaya dan beracun dan tidak boleh dibuang langsung ke

sistem drainase. Sebagai contoh, bahan berbahaya dan beracun diantaranya

dapat berasal dari kegiatan di laboratorium. Umumnya limbah B3 yang

dihasilkan dikelola berdasarkan standar pengelolaan yang ditetapkan

menghasilkan. Sebagai contoh The University Environmental, Health, and

Safety (EH&S) Department, sebagai pengelola limbah B3 yang berasal dari

berbagai laboratorium, umumnya mengklasifikasikan bahan berbahaya dan

beracunnya sebelum kemudian diserahkan kepada pihak yang bertanggung

jawab menanganinya (University of Texas at El Paso, 2009).

Philip Handler, kepala National Academy of Sciences mengemukakan

bahwa penanganan bahan kimia di laboratorium kurang begitu diperhatikan

karena jumlahnya yang sangat kecil, penggunaannya tidak secara berkala, dan

resiko bahaya yang ditimbulkan sering dianggap terlalu kecil. Namun, jika

prosedur yang dilakukan tidak sesuai, tidak menutup kemungkinan akan

terjadinya resiko yang tdak diinginkan. Oleh karena itu, perlu adanya

penanganan khusus dalam mengelola bahan berbahaya dan beracun di tiap

laboratorium (McKusick, 1981).

Page 20: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

3

Widya Larastika dalam penelitiannya pada tahun 2011 menunjukkan

bahwa limbah yang dihasilkan beberapa laboratorium di FT, FMIPA, FK, dan

FKG Universitas Indonesia berasal dari limbah laboratorium dan limbah

medis. Karakteristik limbah B3 meliputi limbah laboratorium (flammable,

harmful, korosif, toksik, eksplosif, oxidizing, karsinogenik, dangerous for the

environment, limbah organik, dan bahan kadaluarsa) dan limbah medis

(limbah benda tajam, limbah lain yang terkontaminasi, limbah patologis,

limbah cairan tubuh manusia/darah/produk darah, limbah kandang

binatang/binatang yang dimatikan/alas tidur binatang dan kotorannya, dan

limbah farmasi). Rekomendasi sistem pengelolaan limbah B3 yang dapat

diterapkan di Universitas Indonesia meliputi pengumpulan, penyimpanan

sementara, dan pengolahan. Dan berdasarkan dari hasil penelitian tersebut

dinyatakan bahwa setiap laboratorium atau rumah sakit pendidikan di

Universitas Indonesia disarankan harus melakukan upaya minimisasi limbah

B3, melakukan manajemen pengelolaan limbah B3 secara konsisten dan

pengawasan secara rutin, dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

sistem pengelolaan limbah B3 di Universitas Indonesia.

Limbah yang dihasilkan dari laboratorium, apabila tidak diolah dengan

baik, limbah tersebut akan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan

sekitarnya, khususnya Universitas Hasanuddin, dan memberikan dampak

kesehatan yang buruk pada kesehatan manusia, khususnya para civitas

Page 21: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

4

akademika Universitas Hasanuddin. Pengolahan limbah ini hendaknya

dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan.

Sebagai langkah awal studi ini akan dilaksanakan identifikasi dan

karakterisasi limbah B3 padat terahadap penghasil limbah B3, dalam hal ini

timbulan limbah B3, di Universitas Hasanuddin guna memudahkan pihak

penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah, atau penimbun

dalam mengenali limbah B3 tersebut sedini mungkin, sehingga hasilnya

diharapkan menjadi bahan awal dalam perencanaan pengelolaan limbah B3 di

Universitas Hasanuddin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengetahui bagaimana

karakteristik limbah dan sistem pengelolaan limbah B3 laboratorium

Universitas Hasanuddin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu:

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

limbah B3 laboratorium universitas hasanuddin

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sumber limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada

setiap laboratorium di Universitas Hasanuddin

Page 22: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

5

2. Untuk mengetahui karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3) pada setiap laboraturium di Universitas Hasanuddin.

3. Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) pada setiap laboraturium di Universitas Hasanuddin.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan tambahan informasi dan menjadi referensi

bagi penelitian-penelitian berikutnya.

b. Manfaat Institusi

Sanitasi yang baik bagi institusi dalam upaya untuk meningkatkan

kesehatan sanitasi lingkungan laboratorium yang seharusnya.

c. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti

serta mengasah keterampilan analisis peneliti dan sebagai salah satu cara

untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku kuliah.

d. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada

pihak Universitas bahwa sanitasi lingkungan laboratorium yang baik dan

begitupun bahwa sanitasi laboratorium yang buruk, dalam kurun waktu

yang lama dapat berakibat fatal bagi lingkungan di sekitar laboratorium.

Page 23: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Limbah B3 Laboratorium

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi

baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai

sampah,yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan

Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran

limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan

manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah (Widjajanti,

2009).

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan

dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,

industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa

gas dan debu, cair atau padat. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan

oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Di antara berbagai

jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai

limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3).

Menurut Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Bahan Berbahaya dan

Page 24: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

7

Beracun yang selanjutnya disingkat B3 dalah zat, energi, dan/atau komponen

lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung

maupun tidaklangsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan

hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta

kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha

danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang

karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung

maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan

hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan

hidup manusia serta mahluk hidup lain. Limbah B3 dengan karakteristik

tertentu yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan

bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup

lainnya (Larastika, 2011).

Laboratorium merupakan salah satu penghasil limbah cair, padat

maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium termasuk kecil,

sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan

adayang mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di

laboratorium kimia relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring

terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas

umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang

langsung di udara. Tetapi berbeda dengan limbah cair, limbah cair yang

Page 25: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

8

meresap ke dalam airtanah dapat membahayakan lingkungan sekitar

(Widjajanti, 2009).

Di laboratorium cenderung bekerja dengan konsentrasi yang kecil,

sepertimilligram atau gram, dan cenderung bekerja dengan beragam variasi

bahan kimia. Dalam laboratorium terdiri dari beberapa bahan berbahaya.

Bahan berbahaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi (McKusick, 1981):

a. Bahan Berbahaya Fisik.

Bahan berbahaya fisik terdiri dari api, ledakan, kejut listrik, cut.

Bahan berbahaya fisik ini selalu berhubungan dengan bahan berbahaya

kimia. Pemanas listrik dapat digunakan sebagai pengganti pemanas

Bunsen agarlebih aman dan mengurangi potensi api dan ledakan. Selain

itu, untuk menghindari timbulnya api atau ledakan, dapat dilakukan

dengan membatasijumlah cairan flammable dan explosion.

b. Bahan Berbahaya Kimia.

Semua bahan kimia berpotensi membahayakan. Upaya yang paling

tepat mengontrol bahan kimia berbahaya adalah meminimisasi exposure

bahan kimia.

B. Klasifikasi dan Karateristik Limbah B3

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 dalah

zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau

jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

Page 26: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

9

dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Berbagai peraturan perundang-undangan telah mengatur tentang

pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan bahan berbahaya dan

beracun. Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah

No. 18 Tahun 1999. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap kegiatan perlu

diupayakan untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah yang

dikeluarkannya, terutama dalam hal ini adalah limbah B3. Sampai saat ini,

Universitas Hasanuddin pada umumnya dan fakultas-fakultas di Universitas

Hasanuddin pada khususnya belum menerapkan upaya pengelolaan limbah

B3.

a. Klasifikasi Limbah B3

Klasifikasi limbah Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun

2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah

B3 berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Limbah dari sumber spesifik. Limbah B3 ini merupakan sisa proses

suatu industri kegiatan tertentu.

2) Limbah dari sumber yang tidak spesifik. Untuk limbah B3 ini berasal

bukan dari proesutamanya, misalnya dari kegiatan pemeliharaan alat,

pencucian, inhibitor, korosi, pelarut perak, pengemasan dan lain-lain.

Page 27: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

10

3) Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau

buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah jenis ini tidak

memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan

kembali, sehingga memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya.

Selain berdasarkan sumber, limbah B3 dibedakan atas jenis buangan

yaitu:

1) Buangan radioaktif, buangan yang mengemisikan radioaktif

berbahaya, persisten untuk periode waktu yang lama.

2) Buangan bahan kimia, umumnya digolongkan lagi menjadi:

(i) synthetic organics; (ii) anorganik logam, garam-garam, asam dan

basa; (iii) flamable dan (iv )explosive.

3) Buangan biological, dengan sumber utama: rumah sakit, penelitian

biologi.Sifat terpenting sumber ini menyebabkan sakit pada

mahluk hidup danmenghasilkan toxin.

b. Karakteristik Limbah B3

Limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristiknya sebagai

berikut (Padmaningrum, 2010):

1) Mudah terbakar (Flamable).

Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api, percikan,

gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama

pengangkutan, penyimpanan atau pembuangan. Contoh jenis ini

Page 28: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

11

buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut

(benzena, toluen, aseton).

Gambar 2.1 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing)

Sumber: Permen LH No.03 Tahun 2008)

2) Mudah meledak (Explosive),

Buangan yang melalui reaksi kimia menghasilkan ledakan

dengan cepat, suhu, tekanan tinggi mampu merusak lingkungan.

Penanganan secara khusus selama pengumpulan, penyimpanan,

maupun pengangkutan. Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun

1999 Tentang Perubahan PP No.18 tahun 1999 Tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah

dengan sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan standar

(25oC, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau

fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi

yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. Limbah

B3 dengan sifat mudah meledak yang paling berbahaya adalah

limbah B3 peroksida organik karena bersifat oksidator dan tidak

stabil.Senyawa ini sangat sensitif terhadap guncangan, gesekan,

Page 29: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

12

dan panas, serta terdekomposisi secara eksotermis dengan

melepaskan energi panas yang sangat tinggi. Contoh limbah B3

dengan sifat ini adalah asetil peroksida, benzoil peroksida, dan

jenis monomer yang mempunyai berpolimerisasi secara spontan

sambil melepaskan gas bertekanan tinggi (seperti butadien dan

metakrilat).

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat mudah meledak (explosive) berwarna dasar putih dengan

garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar bom

meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini

menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar

(25oC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran

atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas

dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak

lingkungan di sekitarnya.

Page 30: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

13

Gambar 2.2 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Mudah Meledak (Explosive)

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar

karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;

b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber

nyala api;

c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;

d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah

yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau

udara lembab;

e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan

titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;

f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC-21oC;

Page 31: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

14

g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% dan/atau

pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan

menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau

sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up

Test”;

h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan

760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran

melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia

secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan

kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang

hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya

menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;

i. Aerosol yang mudah menyala;

j. Padatan atau cairan piroforik; atau

k. Peroksida organik.

Kebanyakan bahan kimia mudah terbakar berupa cairan

yang menghasilkan uap yang umumnya lebih berat daripada udara

sehingga cenderung “mengendap”. Kecenderungan terbakar diukur

dengan cara memanaskan cairan pada tiap-tiap tingkat suhu sampai

campuran uap dan udara terbakar di permukaan cairan. Temperatur

saat terjadinya hal tersebut disebut titik nyala (flash point).

Page 32: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

15

Berdasarkan uraian di atas material mudah terbakar dapat

diklasifikasi menjadi:

a. Padatan mudah terbakar, suatu bahan yang dapat terbakar

karena gesekan atau panas yang tersisa dari pembuatannya atau

dapat menyebabkan bahaya serius bila terbakar. Bahan mudah

meledak tidak termasuk klasifikasi ini;

b. Cairan mudah terbakar (flammable liquid), bahan dengan flash

point kurang dari 37,8oC (100oF);

c. Cairan dapat terbakar (combustible liquid) mempunyai flash

point lebih tinggi dari 37,8oC (100oF) tetapi kurang dari

93,3oC; dan

d. Gas bertekanan mudah terbakar, mempunyai kriteria khusus;

batas terendah mudah terbakar (lower flammability limit) dan

kisaran mudah terbakar (flammability range).

Untuk uap mudah terbakar lower flammability limit (LFL)

berarti nilai ratio uap/udara di bawah mana penyalaan tak dapat

berlangsung karena kurangnya uap. Sedangkan upper flammability

limit (UFL) adalah nilai ratio uap/udara di atas mana penyalaan tak

dapat berlangsung karena kurangnya udara. Kisaran antara lower

flammability limit dan upper flammability limitdisebut

flammability range. Sebagai contoh metanol mempunyai titik

nyala 12oC, LFL 6,0; UFL 37% volume dalam udara.

Page 33: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

16

Campuran optimal bahan dapat bakar (optimal flammable

mixture, OFM) sering diistilahkan (most explosive mixture),

prosentase bahan mudah terbakar untuk pembakaran terbaik.

Misalnya untuk asetone OFM 5%.

Hal yang lebih berbahaya dapat terjadi dengan cairan

mudah terbakar adalah pendidihan cairan yang menyebabkan

ledakan uap (boiling liquid expanding vapor explosion, BLEVE).

Ini disebabkan oleh timbulnya tekanan tinggi dengan cepat saat

pemanasan cairan mudah terbakar dalam wadah tertutup. Ledakan

terjadi manakala tekanan yang timbul cukup untuk

menghancurkan dinding wadah. Dalam hal kedapat-nyalaan,

bagian partikel yang sangat halus mirip dengan uap cairan.

Sebagai contoh, semprotan kabut cairan hidrokarbon memberi

peluang terjadinya kontak partikel cairan dengan oksigen. Pada

kasus ini cairan dapat menyala pada temperatur di bawah titik

nyala.

Ledakan dari debu dapat terjadi dari berbagai jenis

padatan dalam bentuk serbuk halus (finely divided state).

Beberapa jenis debu metal, khususnya magnesium dan

paduannya, zirconium, titanium dan aluminium dapat terbakar

dan meledak di udara. Contoh:

Page 34: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

17

4 Al (serbuk) + O2 (dari udara) → 2 Al2O3

Debu-debu polimer seperti selulosa asetat, polietilen, dan

polistirena juga dapat meledak.

Senyawa dapat terbakar adalah bahan pereduksi yang

bereaksi dengan bahan pengoksidasi dan menghasilkan

panas.Oksigen diatomik, O2, dalam udara merupakan

pengoksidasi yang paling umum.Beberapa pengoksidasi

merupakan senyawaan kimia yang mengandung oksigen dalam

formulanya.Unsur-unsur kelompok halogen dan beberapa dari

senyawanya juga merupakan pengosidasi.

Tabel 2.1 Beberapa Contoh Bahan Pengoksidasi

Nama Formula Wujud

Kalium permanganate

KMnO4 Padat

Bromin Br2 Cair

Ozon

O3 Gas

Sumber: Soemantojo (2002)

Senyawa piroforik dapat menimbulkan api secara spontan

di udara. Beberapa di antaranya seperti fosfor putih, logam-logam

alkali, serbuk magnesium, kalsium, kobal, mangan, besi,

zirconium, dan aluminium.Termasuk pula beberapa senyawa

Page 35: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

18

organometal seperti etil-litium, fenillitium, kelompok karbonil-

metal seperti besi pentakarbonil, kelompok logam dan hidrida

metalloid seperti litium hidrida, LiH; pentaboran, B5H9; arsin.

AsH3. campuran dalam udara sering menjadi faktor penyalaan

spontan. Contoh:

LiH + H2O → LiOH + H2 + Q

Panas yang dibebaskan oleh reaksi cukup menimbulkan

api pada hidrida sehingga terbakar.

LiH + O2→ Li2O + H2O

Beberapa campuran pengoksidasi dan bahan dapat

teroksidasi dapat menimbulkan api spontan, sebagai contoh

campuran asam nitrat dan fenol. Campuran semacam ini disebut

hipergolat.

Bahaya lain yang serius dari peristiwa pembakaran adalah

senyawaan racun yang ditimbulkannya. Contoh yang sangat

umum adalah terbentuknya karbon mono oksida CO, yang dapat

menyebabkan keracunan atau kematian karena dapat berikatan

membentuk karboksi hemoglobin sehingga darah tidak lagi dapat

mensuplai cukup oksigen ke jaringan tubuh. Pembakaran

belerang, fosfor dan senyawa organo klorida akan menimbulkan

gas-gas racun SO2, P4O10, dan HCl. Sejumlah besar senyawa

organik noxious seperti aldehida ditimbulkan sebagai hasil serta

Page 36: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

19

dari pembakaran. Pembakaran dalam keadaan kurang oksigen

dapat menimbulkan hidrokarbon polisiklik aromatik, di antaranya

adalah benzo(a)piren yang bersifat prekarsinogenik.

3) Menimbulkan karat (Corrosive)

Buangan yang pH nya sangat rendah (pH <3) atau sangat

tinggi pH > 12,5) karena dapat bereaksi dengan buangan lain,

dapatmenyebabkan karat besi dengan adanya buangan lain, dapat

menyebabkan karatbaja/besi. Contoh: sisa asam terutama asam

sulfat, limbah asam dan baterai.

Gambar 2.3 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive)

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat korosif (corrosive) berwarna dasar putih dengan garis tepi

tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi

Page 37: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

20

cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;

b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020

dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian

55oC; atau

c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam

dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

Sifat ini merupakan limbah dengan pH < 2 atau pH > 12,5

karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan

karat baja/besi dan menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.

Bahan korosif dipahami sebagai bahan yang dapat melarutkan

logam atau menyebabkan oksidasi material pada bagian

permukaan logam, misalnya karat besi. Pengertian korosif yang

lebih luas adalah sifat bahan yang dapat menyebabkan kerusakan

bahan, termasuk jaringan hidup yang kontak dengan zat tersebut

atau terpapari uapnya. Pada umumnya bahan korosif berupa asam

kuat, basa kuat, pahan pengoksidasi, dan bahan bersifat penarik air

(dehydrating agents).

Asam sulfat adalah salah satu bahan korosif, termasuk

asam kuat yang dalam kepekatan tinggi juga bersifat menarik air

Page 38: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

21

sekaligus pengoksidasi.Afinitas-nya terhadap molekul air

tergambar dari panas yang dibebaskan bila asam sulfat dicampur

dengan air. Penuangan air ke dalam asam sulfat adalah

carapencampuran yang keliru karena menyebabkan pendidihan

lokal dan dapat menyebabkan percikan yang akan melukai pekerja.

Efek kerusakan yang utama dari asam sulfat pada jaringan kulit

adalah lepasnya air disertai pembebasan panas.Uap asam yang

tehirup merusak saluran pernafasan atas dan mata. Pemaparan

jangka panjang oleh uap juga menyebabkan erosi gigi. Reaksi

dehidrasi oleh asam sulfat bisa menjadi sangat kuat, misalnya

reaksi dengan asam perklorat menghasilkan Cl2O7 yang tidak stabil

dan dapat mengakibatkan ledakan dahsyat. Reaksi dengan

beberapa senyawa menghasilkan gas-gas berbahaya; dengan asam

oksalat menghasilkan karbon mono oksida, dengan natrium

bromide menghasilkan bromin dan sulfur dioksida, dengan natrium

klorat menghasilkan klorin dioksida yang tidak stabil.

Contoh lain dari senyawa korosif adalah asam nitrat, asam

klorida, asam fluorida, alkali hidroksida, hidrogen peroksida,

golongan senyawa inter-halogen (ClF, BrF3), oksihalida (OF2,

OCl2, Cl2O7), elemental klorin, fluorin, bromine, dan soda kaustik.

4) Buangan pengoksidasi (Oxidizing waste)

Page 39: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

22

Buangan yang dapat menyebabkan kebakaran karena

melepaskan oksigen atau buangan peroksida (organik) yang tidak

stabil dalam suhu tinggi. Contoh: magnesium, perklorat dan metil

etil ketonperoksida.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat pengoksidasi (oxidizing) berwarna dasar putih dengan

garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa bola api

berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu

bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api

ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan

yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa

udara.

Gambar 2.4 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing)

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008)

Page 40: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

23

Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang

mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut:

a) Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat

menyebabkan perubahan tanpa peledakan.

b) Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air;

c) Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi

menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap

beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan

manusia dan lingkungan;

d) Merupakan limbah sianida, sulfida atau amoniak yang pada

kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau

asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan

manusia dan lingkungan;

e) Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu

dan tekanan standar (25oC, 760 mmHg); dan

f) Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau

menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak

stabil dalam suhu tinggi.

Contoh limbah dengan sifat ini adalah asam sulfat bereaksi

dengan air spontan menghasilkan panas tinggi, magnesium,

perklorat, dan metil etil keton peroksida. Limbah lain yang

berbentuk debu sangat halus dari bahan logam, katalis atau

Page 41: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

24

batubara reaktif terhadap udara dan berpotensi untuk terbakar atau

meledak.

5) Buangan yang menimbulkan penyakit (Infectious Waste), yaitu

dapatmenularkan penyakit. Contoh: tubuh manusia, cairan tubuh

manusia yang terinfeksi,limbah laboratorium yang terinfeksi

kuman penyakit yang dapat menular.

Gambar 2.5 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive)

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang

Perubahan PP No.18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah yang menyebabkan infeksi

yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh

manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau

limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat

menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman

penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja,

Page 42: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

25

pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan

limbah. Limbah jenis ini umumnya berupa limbah rumah sakit atau

laboratorium klinik, limbah laboratorium yang terinfeksi kuman

penyakit yang dapat menular, tubuh manusia, dan cairan tubuh

manusia yang terinfeksi.

6) Berbahaya (Harmful Waste) Buangan yang menimbulkan penyakit

(Harmful Waste) Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara

Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun,

simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) berwarna

dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa

gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan

suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika

terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat

menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

Gambar 2.6 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya (Harmful) Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Page 43: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

26

7) Buangan beracun (Toxic waste), yaitu buangan berkemampuan

meracuni,menjadikan cacat sampai membunuh mahluk hidup

dalam jangka panjang ataupun jangka pendek. Sebagai contoh

logam berat (seperti Hg, Cr), pestisida, pelarut, halogenida.

Gambar 2.7 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Beracun (Toxic)

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang

Perubahan PP No.18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun, penentuan sifat racun dalam

identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutu konsentrasi

Toxicity Characteristic Leaching Procedure, TCLP pencemar

organik dan anorganik. Apabila konsentrasi limbah kurang dari

nilai ambang batas maka dilakukan uji toksikologi.Toksisitas

adalah hal utama yang diperhatikan menyangkut bahan

barbahaya.Hal ini mencakup efek kronis jangka panjang akibat

pemaparan kontinyu atau periodik dari bahan toksik konsentrasi

rendah dan efek akut dari pemaparan sesaat konsentrasi tinggi.

Untuk keperluan pengawasan dan remediasi dibutuhkan suatu uji

Page 44: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

27

standar yang dapat mengukur seperti apa suatu bahan toksik

sampai ke lingkungan dan menyebabkan bahaya bagi makhluk

hidup. Salah satu uji yang dipersyaratkan adalah TCLP.Uji ini

dirancang untuk menentukan mobilitas kontaminan organik

maupun anorganik yang terdapat dalam cairan, padatan dan limbah

multifasa.

8) Dangerous for environment (Berbahaya Bagi Lingkungan)

Gambar 2.8 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya bagi Lingkungan

(Dangerous For Environment) Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)

berwarna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.

Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna

hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan

Page 45: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

28

suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.

Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada

ikan atau organisme aquatik lainnya atau bahaya lain yang dapat

ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC =

Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs =

Polychlorinated Biphenyls).

9) Carcinogenic, tetragenic, mutagenic (karsinogenik, teratogenik

dan mutagenik)

Gambar 2.9 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Karsinogenik, Teratogenik dan Mutagenik

Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik berwarna dasar

putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa

gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar

menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol

Page 46: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

29

ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau

berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan

sebagai berikut:

a) Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;

b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi

pembentukan dan pertumbuhan embrio;

c) Mutagenik yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan

kromosom yang berarti dapat merubah genétika;

d) Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;

e) Toksisitas terhadap sistem reproduksi; atau

f) Gangguan saluran pernafasan.

10) Pressure gas (bahaya lain berupa gas bertekanan)

Gambar 2.10 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Gas Bertekanan

Sumber: Permen LH No.03 Tahun 2008

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan

Page 47: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

30

Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi

bersifat gas bertekanan berwarna dasar putih dengan garis tepi

tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder

berwarna hitam.Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas

bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak

bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat

menyebabkan kebakaran.

Limbah yang temasuk limbah B3 adalah limbah lain yang

apabila diuji dengan metode toksikologi memiliki LD50 di bawah

nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Pengujian toksikologi

dilakukan untuk menentukan sifat akut atau kronik dan

menetapkan nilai LD50 (Lethal Dose Fifty).LD50 adalah

perhitungan dosis (gram pencemar per kilogram) yang dapat

menyebabkan kematian 50 % populasi makhluk hidup yang

dijadikan percobaan. Apabila LD50 lebih besar dari 15 gram per

kilogram berat badan maka limbah tesebut bukan limbah B3.Untuk

melakukan uji toksikologi dengan bio essai dilaksanakan untuk

limbah B3 yang tidak mempunyai dosis referensi atau limbah B3

yang bersifat akut.Adapun limbah B3 yang bersifat kronis

dilakukan telaahan dengan metodologi perhitungan dan atau

berdasarkan hasil studi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang

Page 48: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

31

ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang

pengendalian dampak lingkungan.

Pengelompokan limbah B3 yang lain dapat dibedakan

berdasarkan sifatnya, yaitu:

1) Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia

dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang

dengan cepat dapat merusak lingkungan.

2) Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan

dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan

mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus

terbakar hebat dalam waktu lama.

3) Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran

karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik

peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

4) Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang

berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat

menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh

melalui pernapasan, kulit atau mulut.

5) Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium

yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman

penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan

tubuh manusia yang terkena infeksi.

Page 49: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

32

C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pengelolaan Limbah B3

1. Pengelolaan dan pengolahan limbah B3.

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan,

pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.Setiap kegiatan

pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah

B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di

daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga

ditembuskan ke Bapedalda setempat.

Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor

Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang

Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pengolahan limbah B3 meliputi pengumpulan limbah di laboratorium,

pengambilan limbah dari laboratorium, penyimpanan sementara di gudang

penyimpanan sementara limbah B3 dan pengangkut ke pengolah akhir

yaitu lembaga berwenang yang ditunjuk pemerintah (Peraturan

Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun).

Proses penyimpanan sementara limbah B3 dan pengangkutan ke

pengolah akhir harus mengikuti beberapa persyaratan penyimpanan dan

pengangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan

Page 50: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

33

keselamatan proses penyimpanan dan pengangkutan mengingat besarnya

potensi bahaya dari beberapa limbah B3 (Niken, dkk., 2014). Persyaratan

penyimpanan dan pengangkutan dapat diikuti dengan melihat dari

karakteristik dan potensi bahaya dari setiap limbah B3. Karakterisasi

limbah B3 ini yang nantinya digunakan untuk menentukan perlakuan

dalam proses penyimpanan sementara dan pengemasan pada saat akan

dilakukan proses pengangkutan (Kenneth P. Fivizzani,2009)

Berdasarkan peraturan RI no 101 tahun 2014, pengelolaan limbah

B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan,

pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau

penimbunan.

1. Pengurangan

Pengurangan limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3

untuk mengurangi jumlah dan atau mengurangi sifat bahaya dan/atau

racun dari limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha atau

kegitan. Pengurangan limbah B3 wajib dilakukan oleh penghasil

limbah B3 dengan cara:

a. Subtitusi bahan, pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong

yang semula mengandung B3 digantikan dengan yang tidak

mengandung B3.

b. Modifikasi proses, pemilihan dan penerapan produksi yang lebih

efisien

Page 51: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

34

c. Penggunaan teknologi ramah lingkungan.

2. Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang

dilakukanoleh penghasil atau pengumpul atau pemanfaat atau

pengolah dan/atau penimbunlimbah B3 dengan maksud menyimpan

sementara. Penghasil limbah B3dapat menyimpan limbah B3 paling

lambat 90 hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau

pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.Apabila limbah

B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kilogram per hari, penghasillimbah

B3 dapat menyimpan limbah B3 lebih dari 90 hari sebelum

diserahkankepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau

penimbun limbah B3,dengan persetujuan instansi yang bertanggung

jawab. Kegiatanpenyimpanan sementara limbah B3 wajib memiliki

izin dari Bupati/Walikota.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun

2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

penyimpanan limbah B3 dilakukan di tempat penyimpanan yang

sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan

bencana dan diluar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana

tata ruang,

Page 52: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

35

b. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik

limbah B3, dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan,

c. Desain dan konstruksi yang mampu Desain dan konstruksi yang

mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan melindungi Limbah

B3 dari hujan dansinar matahari,

d. Memiliki peneranganpenerangan dan ventilasi, dan

e. memiliki saluran drainase dan bak penampung.

3. Pengumpulan

Pengumpulan limbahB3 adalah kegiatan mengumpulkan

limbah B3 dari penghasil limbah B3 sebelum diserahkan kepada

pemanfaat limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau penimbun

limbah B3. Pengumpul limbahB3 adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3

sebelum dikirim ke tempat pengolahan atau pemanfaat atau penimbun

limbah B3. Kewajiban pengumpul limbah B3 hampir sama dengan

penghasil limbah B3 dalam urusan catatan dan penyimpanan. Kegiatan

pengumpulan limbah B3 wajib memiliki izin dari:

a. Menteri untuk pengumpulan limbah B3 skala nasional setelah

mendapat rekomendasi dari gubernur,

b. Gubernur untuk pengumpulan limbah B3 skala provinsi, atau

c. Bupati/Walikota untuk pengumpulan limbah B3 skala

kabupaten/kota.

Page 53: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

36

Dalam hal setiap orang yang menghasilkan mampu melakukan

sendiri Pengumpulan Limbah B3 diserahkan kepada dihasilkannya,

Pengumpulan Limbah Pengumpul Limbah B3. Penyerahan Limbah B3

kepada Pengumpul dengan bukti penyerahan Limbah B3. Salinan

bukti penyerahan Limbah B3 disampaikan oleh setiap orang kepada

Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan

kewenangannya paling lama 7 (tujuh) hari sejak penyerahan Limbah

B3.

4. Pengangkutan

Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan

limbah B3 dari penghasil atau dari pengumpul atau dari pemanfaat

atau dari pengolah kepengumpul atau ke pemanfaat atau ke pengolah

atau ke penimbun limbah B3. Setiap pengangkutan limbah B3 oleh

pengangkut limbah B3 wajib disertai dokumen limbah B3 yang

ditetapkan oleh kepala instansi yang bertanggungjawab.

Berdasarkan penjelasan Peraturan Pemerintah RI No. 101

Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu

penyerahan limbahB3 oleh penghasil limbah B3 atau pengumpul

limbah B3 kepada pengangkut limbah B3. Dokumen limbah B3

tersebut berisi ketentuan sebagai berikut:

Page 54: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

37

a. Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang

menyerahkan limbah B3;

b. Tanggal penyerahan limbah B3;

c. Nama dan alamat pengangkut limbah B3;

d. Tujuan pengangkutan limbah B3; dan

e. Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah B3 yang

diserahkan.

Pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan alat angkut khusus

yangmemenuhi persyaratan dengan tata cara pengangkutan yang

ditetapkanberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sarana pengangkutan yang dipakai mengangkut limbah B3 adalah

truk, kereta api, atau kapal. Pengangkutan dengan mengemasi limbah

B3 ke dalam container dengan drumkapasitas 200 liter. Untuk limbah

B3 cair jumlah besar digunakan tanker, sedangkan limbah B3 padat

digunakan lugger box dari baja. Kegiatan pengangkutan limbah B3

wajib memiliki izin dari menteri yang menyelenggarakan urusan di

bidang perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari menteri

(Larastika, 2011).

5. Pemanfaatan

Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali,

daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk

mengubah limbah B3 menjadi yang dapat digunakan sebagai subtitusi

Page 55: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

38

bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi

kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

6. Pengolahan

Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:

a. Lokasi Pengolahan

Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil

limbah atau di luar lokasi penghasil limbah.

1) Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:

a) Daerah bebas banjir.

b) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter.

2) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:

a) Daerah bebas banjir.

b) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m

untuk jalan lainnya.

c) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas

umum minimum 300 m.

d) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk

minimum 300 m.

e) Dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam

hutan lindung) minimum 300 m.

Page 56: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

39

b. Fasilitas Pengolahan

Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi,

meliputi:

1) Sistem kemanan fasilitas.

2) Sistem pencegahan terhadap kebakaran.

3) Sistem pencegahan terhadap kebakaran.

4) Sistem penanggulangan keadaan darurat.

5) Sistem pengujian peralatan.

6) Dan pelatihan karyawan.

c. Penanganan Limbah B3 Sebelum Diolah

Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji

analisis kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam

pengolahan limbah tersebut.Setelah uji analisis kandungan

dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna

pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan

kandungan limbah.

Penanganan limbah sebelum diolah lainnya adalah proses

penyimpanan. Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan

sementara limbah B3 sampai jumlahnya mencukupi untuk

diangkut atau diolah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

efisiensi dan ekonomis. Penyimpanan limbah B3 untuk waktu

Page 57: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

40

yang lama tanpa kepastian yang jrlas untuk memindahkan ke

tempat fasilitas pengolahan, penyimpanan dan pengolahan tidak

diperbolehkan. Penyimpanan dalam jumlah yang banyak dapat

dikumpulkan di lokasi pengumpulan limbah.

Limbah cair maupun limbah padat dapat disimpan, untuk

limbah cair dapat dimasukkan ke dalam drum dan disimpan dalam

gudang yang terlindungi dari panas dan hujan. Limbah B3 bentuk

padat/lumpur diismpan dalam bak penimbun yang dasarnya

dilapisi dengan lapisan kedap air. Penyimpanan terus

mempertimbangkan jenis, jumlah B3 yang dihasilkan (Anggarini,

2015).

Jenis dan karakteristik B3 akan menentukan bentuk dan

bahan pewadahan yang sesuai dengan sifat limbah B3, sedangkan

jumlah timbulan limbah B3 dan periode timbulan menentukan

vokume yang harus disediakan. Bahan yang digunakan untuk

wadah dan sarana lainnya dipilih berdasar karakteristik buangan.

Contoh untuk buangan yang korosif disimpan dalam wadah yang

terbuat dari fiber glass.

d. Pengolahan

Penentuan karakteristik limbah B3 biasanya mengacu pada

Material Safety Data Sheet (MSDS) pada setiap zat kimia yang

dominan terkandung pada limbah B3. Material Safety Data Sheet

Page 58: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

41

atau yang kita kenal dengan MSDS adalah suatu form yang berisi

keterangan data fisik (titik lebur, titik didih, titik flash, dsb),

toksisitas,pengaruh terhadap kesehatan, pertolongan pertama,

reaktifitas, penyimpanan danpembuangan yang aman, peralatan

proteksi, serta prosedur penanganan bahaya (Niken, dkk., 2014).

Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari

karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk

pengolahan dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:

1) Proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi,

pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.

2) Proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan

cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan

metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.

3) Proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi

potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara

membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum

limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir

4) Proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi

limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi

pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika

suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat

Page 59: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

42

100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01

kg atau 10 gr

Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu

jenis limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik

melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.

7. Penimbunan

Penimbunan limbah B3 adalah kegiatan menempatkan limbah B3

pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan

manusia dan lingkungan hidup. Adapun syarat dan lokasi penimbunan

limbah B3, yaitu:

a. Bebas banjir,

b. Permeabilitas tanah,

c. Merupakan daerah yang secara geologis aman, stabil, tidak rawan

bencana, dan di luar kawasan lindung, dan

d. Tidak merupakan daerah resapan air tanah, terutama yang digunakan

untuk air minum.

D. Tinjauan Umum Tentang Laboaratorium

Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium, adalah

unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup

atau terbuka,bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk

kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan

menggunakan peralatan danbahan berdasarkan metode keilmuan tertentu,

Page 60: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

43

dalam rangka pelaksanaan pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat (Permenpan dan Reformasi Birokrasi No.3/2010).

1. Fungsi Laboratorium

Secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima

sehinggaAntara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang

terpisah, melainkandua hal yang merupakan kesatuan. Keduanya

saling mengkaji dan salingmencari dasar.

b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa.

c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat

kebenaranilmiah dari suatu obyek dalam lingkungan alam dan

lingkungan sosial.

d. Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat media yang

tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.

e. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang

diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan

kerjadilaboratorium.

2. Kategori Laboratorium

Laboratorium tentunya dibedakan sesuai bidang kajiannya masing-

masing. Ada laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, dll.

Sedangkan menurut PeraturanBersama Mendiknas dan Kepala BKN,

2010: 3, laboratorium menjadi 4 kategorisebagai berikut:

Page 61: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

44

a. Laboratorium Tipe I

Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang

terdapat di sekolahpada jenjang pendidikan menengah, atau unit

pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau

pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan

bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani

kegiatan pendidikan siswa.

b. Laboratorium Tipe II

Laboratorium Tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang

terdapat diperguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit

pelaksana teknisyang menyelenggarakan pendidikan dan/atau

pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan

bahan yang dikelola adalah bahankategori umum untuk melayani

kegiatan pendidikan mahasiswa.

c. Laboratorium Tipe III

Laboratorium Tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan

terdapat dijurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang

menyelenggarakanpendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas

penunjang peralatan kategori I,II, dan III, dan bahan yang dikelola

adalah bahan kategori umum dan khususuntuk melayani kegiatan

pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.

d. Laboratorium Tipe IV

Page 62: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

45

Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang

terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana

teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan

fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang

dikelola adalah bahan kategoriumum dan khusus untuk melayani

kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa

dan dosen.

3. Kategori Peralatan Laboratorium.

Berdasarkan tipe laboratorium, masing-masing laboratorium memiliki

kategori peralatan sesuai dengan ketentuan umum Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 03

Tahun 2010.

a. Peralatan Laboratorium Kategori I

1) Fisika / Kimia : Alat Kaca, Tool Kit (Obeng, Mesin Bor Listrik )

2) Biologi : Coloni Counter, Lampu UV

3) Mekanik : Palu, Gergaji, Kapak

4) Listrik : Solder Listrik

b. Peralatan Laboratorium Kategori II

1) Fisika / Kimia : Spektrofotometer UV-Vis, Water Destilator, COD

Monitor, Conductifity Meter, pH Meter, Rotary Evaporator,

Fraction Collector, Freeze Dryer, Furnace, Oven, Micropippete,

Neraca Digital.

Page 63: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

46

2) Biologi : Inkubator CO2, Autoclave, Autometic Shive Sheker, Deep

Freezer, Electrophoresis, Elisa Reader, Laminar Air Flow.

3) Mekanik : Ball Mill, Flowmeter Gas, Opacity Meter.

4) Medis / Klinik : Haematokrit, Hematology Analyzer.

5) Listrik : Galvanometer, Amperemeter, Multitester, Termokopel,

Probe Heater.

6) Kalibrasi : Alat Multi Kalibrasi dan Maintenance, Anak

Timbangan Gram Standar, Electroparameter Calibrator

c. Peralatan Laboratorium Kategori III

1) Fisika / Kimia : AAS<GC, HPLC, HRMS, XRD, XRF, NMR,

FTIR, Scanning Electron Microscope

2) Biologi : DNA Sequencer, Ultra Centrifuge, Q-PCR / Realtime

PCR ( Poly Chain Reactions )

3) Mekanik : Computer Numerical Control Machine, Foulbll

Machine, Mesin Bubut.

4) Listrik : Osciloscope

5) Medis / Klinik : Alat Bedah

4. Kriteria Bahan Laboratorium.

Setiap aktifitas laboratorium memiliki jenis kegiatan yang berbeda

tergantung bahan yang di gunakan dalam laboratorium, bahan

laboratorium di bagi menjadi bahan khusus dan bahan umum dan seperti

yang telah di jelaskan dalam ketentuan umum Peraturan Menteri

Page 64: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

47

Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 03

Tahun 2010 sebagai berikut :

a. Kriteria Bahan Khusus Laboratorium.

1) Fisika / Kimia : Certified Refference Material (Bahan Acuan

Bersertifikat, Asam Perklorat, Asam Nitrat, Asam Sulfat.

2) Biologi : Ecoli-ATCC 25922 (American Types Controlled

Culture), Media Tumbuh.

3) Medik / Klinik : Sampel Darah, Sampel Urine, Jaringan Mahluk

Hidup.

b. Kriteria Bahan Umum Laboratorium.

1) Fisika / Kimia : Aquades, Minyak Pelumas Mesin Mekanik.

2) Mekanik : Sampel Uji Conblok Beton.

Limbah tanpa keterangan dilakukan identifikasi terbatas, yaitu

menentukan sifat fisik dari limbah B3 dan mengukur pH limbah untuk

menentukan jenis limbah asam atau basa, sehingga dalam penempatan

limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sifat yang telah diujikan (Niken,

dkk., 2014).Sebanyak sembilan persen limbah B3 yang dikirim oleh

laboratorium penghasil limbah merupakan limbah tanpa keterangan atau

belum teridentifikasi. Limbah B3 tersebut merupakan limbah cair yang

berasal dari Bidang Pertanian dan merupakan limbah sisa penelitian yang

telah lampau. Kesadaran para peneliti lagi-lagi dituntut untuk ikut berperan

dalam mengelola limbah B3 yang dihasilkan dari penelitiannya. Pemberian

Page 65: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

48

minimal label nama limbah pada setiap limbah B3 akan sangat membantu

dalam proses pengelolaan limbah selanjutnya.

Page 66: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

49

BAB III

KERANGKA TEORI

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Herbert O. House, ketua National Research Council (NRC), menyatakan

bahwa perlu adanya perhatian terhadap bahan berbahaya dan beracun,

terutama bahan kimia yang dihasilkan dari laboratorium penelitian. Oleh

karena itu, National Research Council (NRC) merekomendasikan adanya

penanganan dan pembuangan khusus yang aman untuk bahan kimia

berbahaya dan beracun dari laboratorium.

Sesuai yang di jelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Chandra,

2012. Pengelolaan limbah harus dilakukan dengan benar, efektif dan

memenuhi persyaratan sanitasi. Syarat yang harus dipenuhi dalam

pengelolaan limbah adalah tidak mengkontaminasi udara, air/tanah, tidak

menimbulkan bau, tidak menyebabkan kebakaran, dan sebagainya.

Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Perusahaan. Penghasil

limbah B3 wajib bertanggungjawab sejak limbah B3 dihasilkan sampai

dimusnahkan (from cradle to grave) dengan melakukan pengelolaan secara

internal dengan benar dan memastikan pihak ke 3 pengelola Limbah B3

memenuhi regulasi dan kompeten. Peraturan tersebut menjabarkan

karakteristik limbah bahan berbahaya dan beracun dan aturan pengelolaannya.

Page 67: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

50

Pengelolaan limbah B3 yang diatur dalam peraturan ini mencakup kegiatan

penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan

limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.

Atas dasar pemikiran diatas, maka yang menjadi variabel pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Limbah yang dimaksud adalah buangan dari hasil

laboratorium.

2. Sistem Pengolahan Limbahadalah upaya untuk mengurangi atau

menghindari pencemaran bagi lingkungan sekitar wilayah laboratorium.

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel yang di teliti

= Variabel yang tidak diteliti

Karakteristik - Mudah Terbakar ( Flamable) - Mudah Meledak (Explosive) - Menimbulkan Karat (Corrosive) - Buangan Oksidasi (Oxidizing Waste) - Buangan Infeksius (Infecsius Waste) - Buangan Beracun (Toxic Waste)

Sistem Pengelolaan 1. Pengurangan 5. Pemanfaatan 2. Penyimpanan 6. Pengolahan 3. Pengumpulan 7. Penimbunan 4.Pengangkutan

Limbah B3 Laboratorium Unhas

Page 68: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

51

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Karakteristik limbah B3

Karakteristik limbah B3 merupakan bahan yang digunakan pada

laboratorium Universitas Hasanuddin.

Kriteria Objektif:

a. Sifat bahan yang di maksud adalah bahan biofisika dan kimia.

b. Jenis bahan adalah wujud padat dan cair

2. Sistem pengelolaan limbah

Sistem pengelolaan limbah adalah upaya yang dilakukan oleh

pengelolah laboratorium di Universitas Hasanuddin untuk mengurangi

dampak limbah terhadap lingkungan.

Kriteria Objektif:

a. Sistem pengelolaan limbah tahapan lengkap apabila mencakup

kegiatan pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,

pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.

b. Sistem pengelolaan limbah tahapan tidak lengkap apabila salah satu

tahapan kegiatan tidak dilakukan seperti pengurangan, penyimpanan,

pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan

penimbunan limbah B3.

Page 69: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey observasional dengan pendekatan

deskriptif yaitu mengambarkan karakteristik dan sistem pengelolaan limbah B3 di

Laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar.

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi : Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Hasanuddin

Kota Makassar.

2. Waktu : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua laboratorium yang terdapat

di Universitas Hasanuddin Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah laboratorium biofisika dan kimia di

Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, dan

Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Kota Makassar.

3. Teknik sampling

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purpossive

sampling yang diambil secara tidak acak sesuai dengan kriteria tertentu.

Page 70: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

53

D. Metode Penarikan Sampel

Tindakan pertama peneliti melakukan observasi di tempat penelitian

kemudian peneliti memilih beberapa tempat untuk dijadikan sampel dengan

kriteria yaitu laboratorium biofisika dan kimia yang berpotensi menghasilkan

limbah B3, mendapakan izin dari pihak laboratorium dan memiliki modul

praktikum lengkap.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni dengan pengambilan

data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data diperoleh dari observasi langsung menggunakan instrumen lembar

obsevasi kuesioner dengan melakukan pemberian skor pada masing-masing

variabel penelitian yang dilakukan pada laboratorium yang berada di

Universitas Hasanuddin Kota Makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperolehdari Kantor Rektorat Universitas Hasanuddin

Kota Makassar, literatur, buku, jurnal, skripsi, dan internet.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Metode

observasi dilakukan dengan melengkapi dengan format atau blangko

pengamatan sebagai alat, meliputi data tentang kegiatan yang berlangsung di

Page 71: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

54

tiap laboratorium. Metode wawancara dilakukan dengan kuisioner atau tanya

jawab atau wawancara langsung kepada pekerja di tiap laboratorium guna

mendapatkan informasi tentang limbah padat dan limbah cair bahan

berbahaya dan beracun dari hasil kegiatan. Metode dokumentasi yang

digunakan adalah dengan pengumpulan arsip mengenai data bahan yang

berpotensi menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun yang terdapat di tiap

laboratorium. Metode studi pustaka digunakan untuk mengolah data dan

informasi yang didapatkan selama proses penelitian berlangsung.

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mencari informasi mengenai sistem pengelolaan limbah B3 yang telah

dan/atau akan diterapkan di Universitas Hasanuddin. Informasi ini

didapatkan dengan metode wawancara melalui Manajer Fasilitas Umum di

Rektorat Universitas Hasanuddin.

2. Mencari informasi mengenai rencana pengembangan Kampus Universitas

Hasanuddin.

3. Menentukan lokasi studi dengan melihat potensi penggunaan bahan

berbahaya dan beracun, sehingga terpilih di Fakultas Kedokteran, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran

Hewan, Fakultas Farmasi, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, FIKP,

Fakultas Kehutan dan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Kota

Makassar.

Page 72: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

55

4. Menentukan departemen di tiap fakultas dan laboratorium di tiap

departemen tersebut yang berpotensi menggunakan bahan berbahaya dan

beracun. Untuk mendapatkan informasi mengenai departemen dan

laboratorium/rumah sakit pendidikan tersebut dilakukan dengan metode

studi literatur melalui website Universitas Hasanuddin Makassar.

5. Melakukan perizinan dan survei lapangan ke tiap departemen dengan

metode observasi untuk melihat kelayakan penelitian yang meliputi apakah

departemen tersebut menggunakan dan menghasilkan bahan berbahaya dan

beracun dan bagaimanakah sistem pengelolaan limbah B3 yang telah

diterapkan oleh departemen tersebut.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data primer yang diperoleh dari hasil observasi langsung diolah secara

manual dengan menggunakan komputerisasi.

2. Analisis Data

Dalam tahap ini, data primer diolah dan dianalisa secara deskriptif

berdasarkan kriteria objektif untuk memperoleh gambaran karakteristik dan

pengolahan limbah laboratorium di Universitas Hasanuddin. Data primer yang

telah diperoleh akan dianalisis dan diolah untuk mendapatkan karakteristik

limbah bahan berbahaya dan beracun. Tahapan pengerjaan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

Page 73: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

56

1. Melakukan identifikasi limbah apakah limbah tersebut merupakan limbah

bahan berbahaya dan beracun atau bukan

2. Melakukan karakterisasi limbah berdasarkan sifatnya, yaitu limbah

ignitability (kenyala-nyalaan), flammable (mudah terbakar), explosive

(mudah meledak), corrosive (menimbulkan karat), buangan penyebab

penyakit (infectious waste), dan buangan beracun (toxic waste).

Pengkarakterisasian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur, yaitu

melihat MSDS (Material Safety Data Sheet) dari tiap limbah padat atau cair

yang dihasilkan.

3. Melakukan pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya yang

sejenis.

G. Penyajian Data

Pada penelitian ini, data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel dan

diuraikan dalam bentuk narasi.

Page 74: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Hasanuddin, yang kemudian disingkat Unhas, merupakan

sebuah perguruan tinggi negeri di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan,

Indonesia, yang berdiri pada 10 September 1956. Perguruan tinggi ini semula

merupakan pengembangan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ketika

Bung Hatta masih menjadi Wakil Presiden. Kampus Unhas semula dibangun di

Baraya atau Kampus Baraya. Namun, awal tahun 1980-an, ketika Rektor dijabat

Prof. Dr. Ahmad Amiruddin, Kampus Unhas dipindahkan ke Tamalanrea, karena

Kampus Baraya sudah berada di tengah kota. Kini Kampus Unhas menempati

areal seluas 220 hektare di Tamalanrea dengan berbagai fasilitas, termasuk

laboratorium yang dimiliki sebanyak 30 yang bertujuan mendukung

pengembangan ilmu pengetahuan. Fakultas di Universitas Hasanuddin bertambah

menjadi 15 fakultas yang sebelumnya Fakultas Keperawatan masih menjadi

bagian dari Fakultas Kedokteran. Saat ini telah dikembangkan kampus baru

UNHAS yang dikhususkan untuk Fakultas Teknik, yang terletak di bekas pabrik

kertas Gowa di Kabupaten Gowa. Kampus baru ini mulai dipergunakan sejak

tahun 2006 walaupun masih dalam tahap renovasi dan pembangunan gedung dan

pengadaan fasilitas.

Page 75: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

58

Univertsitas Hasanuddin merupakan salah satu universitas terbaik di

Indonesia. Berdasarkan Kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi, Unhas

masuk ke dalam sepuluh besar universitas terbaik di Indonesia. hal ini dinilai

berdasarkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), kualitas kelembagaan,

kualitas kegiatan kemahasiswaan, serta kualitas penelitian dan publikasi ilmiah.

Laboratorium sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan dan pengembangan

ilmu pengetahuan, merupakan hal yang penting.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian

berupa survei dan observasional dengan pendekatan deskriptif, yaitu

menggambarkan karakteristik dan sistem pengelolaan limbah B3 di Laboratorium

Universitas Hasanuddin sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi

sebagai penjelasan tabel. Berdasarkan hasil pengelolahan darat yang dilakukan,

maka hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Data penelitian yang ditampilkan adalah data hasil penelitian berupa limbah

bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan di lokasi penelitian.

Pembahasan meliputi hasil identifikasi limbah B3 yang selanjutnya

dikarakterisasi sesuai Material Safety Data Sheet (MSDS). Berdasarkan hasil

karakterisasi tersebut, dilakukan pembahasan mengenai rekomendasi sistem

pengelolaan limbah B3 yang meliputi rekomendasi penampungan limbah B3,

rekomendasi limbah B3, dan rekomendasi limbah B3.

Page 76: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

59

A. Karakteristik Bahan

1. Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Bahan Mudah Terbakar

Tabel 5.1 Daftar Bahan Mudah Terbakar di FKM Unhas 2017

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.1 Daftar Bahan Mudah Terbakar di FKM Unhas 2017 di atas dapat

diketahui bahwa dari praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan yang mudah terbakar seperti HCL dan NO2.

No Bahan Mudah Terbakar (Flammable)

1. Canada balsam 2. CH3CH2OH 3. HCL 4. K2Cr2O7 5. Larutan malachite green 6. NO2

Page 77: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

b. Bahan Korosif

Tabel 5.2 Daftar Bahan Korosif Laboratorium FKM Unhas 2017

No Bahan Menimbulkan karat (Corrosive)

1. CH3COOH 2. FeCl3 3. H2SO4 4. HCl 5. HCOOH 6. HNO3 7. NaOH 8. NH4OH

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.2 Daftar Bahan Korosif Laboratorium FKM Unhas 2017 dapat

dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan

limbah yang mengandung bahannya korosif seperti HCL, HNO3, NaOH dan

lainnya.

c. Bahan Buangan Oksidasi

Tabel 5.3 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium

FKM Unhas 2017

No Bahan Buangan Oksidasi

1. Ca(ClO)2 2. FeCl3 3. H2SO4 4. Larutan pereaksi O2 5. Na2S2O3 6. NH4OH

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.3 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FKM Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

Page 78: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

61

menghasilkan limbah yang mengandung bahan buangan oksidasi seperti FeCl3,

H2SO4 dan lainnya.

d. Bahan Infeksius

Tabel 5.4 Daftar Bahan Infeksius Laboratorium

FKM Unhas 2017

No Bahan Infeksius

1. Bakteri 2. bakteri Coliform 3. bakteri pada makanan 4. Biochemical Oxygen Demand pada air limbah Kantin. 5. Dissolved Oxygen pada air limbah Kantin 6. Nutrient agar 7. Sampel feses

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5. 4 Daftar Bahan Infeksius Laboratorium FKM Unhas 2017

dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan

limbah yang mengandung bahan infeksius seperti bakteri dan bahan lainnya.

Page 79: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

62

e. Bahan Buangan Toksik (Beracun)

Tabel 5.5 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium

FKM Unhas 2017

No Bahan Buangan Beracun (Toxic waste)

1. AgNO3 2. Asamborat 3. BaCl2 4. Biochemical Oxygen Demand 5. buffer hardness 6. Ca(ClO)2 7. Canada balsam 8. CH3CH2OH 9. Dissolved Oxygen

10. DPD total chlorinreagent 11. H2SO4 12. HCl 13. HNO3 14. K2Cr2O7 15. KI 16. Larutanmalachite green 17. MnSO4 18. Na2S2O3 19. NaNO2 20. NaOH 21. NH4OH 22. NO2

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.5 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium

FKM Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang

dilakukan menghasilkan limbah yang mengandung bahan yang mengandung

buangan toksik seperti Hcl, HNO3, NO2, dan bahan lainnya.

Page 80: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

63

2. Fakultas Farmasi

a. Bahan Mudah Terbakar

Tabel 5.6 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium

Farmasi Unhas 2017

No Bahan Mudah Terbakar (Flammable)

1. C10H11N3O3S 2. C10H15NO.HCl 3. C12H12N2O3 4. C25H30ClN3

5. C6H7N3O 6. C6H8O6 7. C7H5NaO3 8. C8H10N4O2 9. CH3CH2OH

10. Na2S 11. Pb(CH3COO)2.3H2O

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.6 Daftar Bahan Mudah Terbakar Unhas 2017 dapat dilihat

bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan mudah terbakar seperti C10H11N3O3S dan bahan lainnya.

b. Bahan Mudah Meledak

Tabel 5.7 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium

Farmasi Unhas 2017

No Bahan Mudah Meledak

1. HClO4 Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.7 Daftar Bahan Mudah Meledak Unhas 2017 dapat dilihat

bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan mudah meledak seperti HClO4.

Page 81: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

64

c. Bahan Menimbulkan Karat

Tabel 5.8 Daftar Bahan Menimbulkan Korosif Laboratorium

Farmasi Unhas 2017

No Bahan Menimbulkan karat (Corrosive)

1. C10H15NO.HCl 2. CH3COOH 3. CuSO4 4. FeCl3 5. H2SO4 6. HCl 7. HClO4 8. I2 9. N2SO4.7 H2O

10. Na2CO3 11. Na2S 12. Na3PO4 13. NaCN 14. NaI 15. NaOH 16. NH4Cl 17 NH4SCN

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.8 Daftar Bahan Mudah Meledak Unhas 2017 dapat dilihat

bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan mudah korosif seperti HClO4.

Page 82: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

65

d. Bahan Buangan Oksidasi

Tabel 5.9 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium

Farmasi Unhas 2017

No Bahan Buangan Oksidasi

1. C10H10N4O2S 2. C10H11N3O3S 3. C10H15NO.HCl 4. C11H12Cl2N2O5 5. C11H12N4O2S 6. C12H12N2O3 7. C6H7N3O 8. C6H8N2O2S 9. C6H8O6 10 C7H5NaO3 11. C8H10N4O2 12. FeCl3 13. H2SO4 14. HClO4 15. KMnO4 16. Na2S2O3 17. Pb(CH3COO)2.3H2O

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.9 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Unhas 2017 dapat dilihat

bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan buangan oksidasi seperti HClO4, FeCL4 dan lainnya.

Page 83: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

66

e. Bahan Buangan Beracun

Tabel 5.10 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium

Farmasi Unhas 2017

No Bahan Buangan Beracun (Toxic waste)

1. AgNO3 2. BaSO4 3. BiNO3 4. C10H10N4O2S 5. C10H11N3O3S 6. C10H15NO.HCl 7. C11H12Cl2N2O5 8. C11H12N4O2S 9. C12H12N2O3

10. C25H30ClN3

11. C6H7N3O 12. C6H8N2O2S 13. C6H8O6 14. C7H5NaO3 15. C8H10N4O2 16. CaCO3 17. CH3CH2OH 18. CH3COOH 19. Co(NO3)2 20. Cr2(SO4)3 21. CuSO4 22. Fe (NH4) (SO4)2 23. FeCl3

24. FeSO4 25. H2O2 26. H2SO4 27. HCl 28. HClO4 29. HgCl2 30 I2

31. K2CrO4 32. KAlSO4 33. KBr 34. KBrO3 35. KCl

Page 84: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

67

36. KI 37. KMnO4 38. MgSO4.7H2O 39. N2SO4.7 H2O 40. Na2CO3 41. Na2S 42. Na2S2O3 43. Na3PO4 44. NaBr 45. NaCN 46. NaI 47. NaNO2 48. NaOH 49. NH4Cl 50. NH4SCN 51. Pb(CH3COO)2.3H2O 52. SrCl2 53. ZnO

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.10 Daftar Bahan Buangan Beracun Unhas 2017 dapat dilihat

bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan limbah yang

mengandung bahan beracun seperti NaOH, NaBr dan lainnya.

3. MIPA

a. Bahan Mudah Terbakar

Tabel 5.11 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium

MIPA Unhas 2017

No Bahan Mudah Terbakar (Flammable)

MIPA Kimia Dasar

Biokimia Kimia Organik Dasar

Anorganik

1. 1-Chloromethylbenzene √ 2. C14H14N3NaO3S √ 3. C2H4O2 √ 4. C2H5NO2 √ 5. C2H5OH √ 6. C3H6O √

Page 85: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

68

7. C3H7NO2S.HCl.H2O √ 8. C4H10O √ √ 9. C4H7NO4 √

10. C4H8O2 √ 11. C5H12O √ 12. C6H10O3 √ 13. C6H12 √ 14. C6H5CH3 √ 15. C6H5Cl √ 16. C6H5OH √ 17. C6H6 √ 18. Ca √ 19. CH3CH(NH2)COOH √ 20. CH3CH2Br √ 21. CH3CH2OH √ √ √ √ 22. CH3CHO √ 23. CH3COONa √ √ 24. Cu √ 25. HCOH √ 26. HCOOH √ √ 27. HCOONa √ 28. KNaC4H4O6.4H2O √ 29. Mg √ 30. NaI √ 31. Parafin √ 32. Pb(CH3COO)2.3H2O √ 33. Zn √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.11 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium MIPA Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti paraffin,

Mg, NaI dan lainnya.

Page 86: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

69

b. Bahan Mudah Meledak

Tabel 5.12 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium

MIPA Unhas 2017

No Bahan Mudah meledak

MIPA

Kimia Dasar

Biokimia Kimia Organik Dasar

Anorganik

1. HCOOH √ 2. C4H10O √ √ 3. HCOH √ 4. C6H12 √ 5. C6H6 √ 6. (NH4)2C2O4 √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.12 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium MIPA Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti paraffin,

Mg, NaI dan lainnya.

Page 87: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

70

c. Bahan Menimbulkan Karat (Korosif)

Tabel 5.13 Daftar Bahan Menimbul Karat (Korosif) Laboratorium

MIPA Unhas 2017

No Bahan Menimbulkan

karat (Corrosive)

MIPA Kimia Dasar

Biokimia Kimia Organik Dasar

Anorganik

1. Br2 √ 2. C3H6O √ 3. C6H5OH √ 4. CH3COOH √ √ √ 5. CHCl3 √ √ √ 6. FeCl3 √ √ 7. H2SO4 √ √ √ √ 8. H3PO4 √ 9. HCl √ √ 10. HClO4 11. HCOOH √ √ 12. HNO3 √ 13. I2 √ √ 14. KOH √ 15. N2SO4.7 H2O 16. Na2CO3 √ √ 17. Na2S 18. Na2SO4 √ √ 19. NaOH √ √ √ 20. NH3 √ 21. NH4Cl √ 22. NH4OH √ √ 23. ZnCl2 √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.13 Daftar Bahan Menimbulkan Karart (Korosif) Laboratorium

MIPA Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang

dilakukan menghasilkan limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti

NH3, NH4Cl dan lainnya.

Page 88: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

71

d. Bahan Buangan Oksidasi

Tabel 5.14 Daftar Bahan Menimbul Karat (Korosif) Laboratorium

MIPA Unhas 2017

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.14 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium MIPA Unhas

No Bahan Buangan Oksidasi MIPA Kimia Dasar

Biokimia Kimia Organik Dasar

Anorganik

1. 1-Chloromethylbenzene √ 2. C14H14N3NaO3S √ 3. C2H5NO2 √ 4. C2H5OH √ 5. C3H7NO2S.HCl.H2O √ 6. C4H7NO4 √ 7. C4H8O2 √ 8. C5H12O √ 9. C6H10O3 √ 10. C6H2(NO3)3OH 11. C6H5CH3 √ 12. C6H5Cl √ 13. C6H5OH √ 14. C6H6 √ 15. C9H4O3.H2O √ 16. Ca(ClO)2 17. CH3CH(NH2)COOH √ 18. CH3CH2Br √ 19. CH3CHO √ 20. CH3COONa √ √ 21. FeCl3 √ √ 22. H2SO4 √ √ √ √ 23. HCOOH √ 24. HCOONa √ 25. KMnO4 √ √ 26. KNaC4H4O6.4H2O √ 27. Na2S2O3 √ 28. NH4OH √ √ √ 29. Pb(CH3COO)2.3H2O √

Page 89: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

72

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan Buangan Oksidasi seperti FeCl3,

H2SO4 dan lainnya.

e. Bahan Buangan Beracun

Tabel 5.15 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium

MIPA Unhas 2017

No Bahan Buangan Beracun (Toxic

waste)

MIPA Kimia Dasar

Biokimia

Kimia Organik Dasar

Anorganik

1. (NH4)2C2O4 √ 2. 1-

Chloromethylbenzene √

3. AgNO3 √ √ √ 4. Al √ 5. BaCl2 √ 6. Br2 √ 7. C14H14N3NaO3S √ 8. C2H4O2 √ 9. C2H5NO2 √ 10. C2H5OH √ √ 11. C3H6O √ 12. C3H7NO2S.HCl.H2O √ 13. C4H10O √ √ 14. C4H7NO4 √ 15. C5H12O √ 16. C6H10O3 √ 17. C6H12 √ 18. C6H5CH3 √ 19. C6H5Cl √ 20. C6H5OH √ 21. C6H6 √ 22. C9H4O3.H2O √ 23. Ca √ 24. Ca(ClO)2 25. CaCl2 √ √ √ 26. CaCl2.2H2O √

Page 90: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

73

27. CaSO4. 2H2O √ 28. CCl4 √ √ 29. CH3CH(NH2)COOH √ 30. CH3CH2Br √ 31. CH3CH2OH √ √ √ √ 32. CH3CHO √ 33. CH3COOH √ √ 34. CH3COONa √ √ 35. CH3COONa 36. CHCl3 √ √ √ 37. Cu √ 38. CuSO4 √ √ √ 39. CuSO4 5H2O √ √ 40. Deterjen √ 41. Fe √ 42. FeCl3 √ 43. H2SO4 √ √ √ √ 44. H3PO4 √ 45. HCl √ √ √ 46. HCOH √ 47. HCOOH √ √ 48. HCOOHNa √ 49. HNO3 √ 50. I2 √ √ 51. K3Fe(CN)6 √ 52. K4Fe(CN)6 √ 53. KBr √ 54. KBrO3 √ 55. KCNS √ 56. KCrO4 √ 57. KI √ 58. KMnO4 √ √ 59. KNaC4H4O6.4H2O √ 60. KOH √ 61. Mg √ 62. MgCl2 √ 63. MgCl2.6H2O √ 64. Na2CO3 √ √ 65. Na2HASO4 √ 66. Na2S2O3 √ √ 67. Na2SO4 √ √

Page 91: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

74

68. NaHCO3 √ 69. NaOH √ √ √ 70. NH3 √ 71. NH4Cl √ 72. NH4OH √ √ √ 73. Parafin √ 74. Pb(CH3COO)2.3H2O √ 75. Pereaksi Hopkins √ 76. SrCl2 √ 77. ZnCl2 √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.15 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium MIPA

Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan Buangan Oksidasi seperti NH3,

SrCl3, dan lainnya.

Page 92: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

75

4. Fakultas Kedokteran

a. Bahan Mudah Terbakar

Tabel 5.16 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Mudah Terbakar

(Flammable)

FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. (NH2)2CO √ 2 (NH4)2SO4 √ √ 3. Ammonium

hidroksida √

4. C11H13N2O √ 5. C16H18N3SCl √ 6. C19H18ClN3 √ 7. C21H14Br4O5S √ 8. C2H5N3O2 √ 9. C6H2(NO3)3OH √

10. C6H5ClO √ 11. C6H5Na3O7.2H2O √ 12. C6H5OH √ 13. C7H5O2Na √ 14. C8H10N4O2 √ 15. CH3CH2OH √ 16. CH3COONa √ 17. KNaC4H4O6.4H2O √ 18. KNaC4H4O6.4H2O

KI √

19. Na √ 20. Pb(CH3COO)2.3H2

O √

21. Reagen diazo √ Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.16 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium FK Unhas 2017

dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan

limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti (NH4)2SO4 dan lainnya.

Page 93: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

76

b. Bahan Mudah Meledak

Tabel 5.17 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Mudah meledak

FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. C6H2(NO3)3OH √ Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.17 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium FK Unhas 2017

dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan menghasilkan

limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti C6H2(NO3)3OH.

c. Bahan Menimbulkan Karat (Corrosive)

Tabel 5.18 Daftar Bahan Menimbulkan Karat (Corrosive) Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Menimbulkan

karat (Corrosive)

FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. C6H2(NO3)3OH √ 2. C6H5OH √ 3. CHCl3 √ 4. FeCl3 √ 5. H2SO4 √ √ 6. HCl √ √ 7. HNO3 √ 8. I2 √ 9. KOH √ 10 NaOH √ √ 11. Pereaksi

benedict √

12. Reagen fenol √ Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.18 Daftar Bahan Menimbulkan Karat (Corrosive) Laboratorium

Page 94: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

77

FK Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan menimbulkan karat seperti HNO3,

HCl dan lainnya.

d. Bahan Buangan Oksidasi

Tabel 5.19 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Buangan Oksidasi

FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. (NH2)2CO √ 2. C11H13N2O √ 3. C12H12N2 √ 4. C16H18N3SCl √ 5. C19H18ClN3 √ 6. C21H14Br4O5S √ 7. C2H5N3O2 √ 8. C6H2(NO3)3OH √ 9. C6H5ClO √

10. C6H5Na3O7.2H2O √ 11. C6H5OH √ 12. C7H5NaO3 √ 13. C8H10N4O2 √ 14. CH3COONa √ 15. FeCl3 √ 16. KNaC4H4O6.4H2O

KI √

17. Na √ 18. Pb(CH3COO)2.3H

2O √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.19 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FK Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan Buangan Oksidasi seperti FeCl3

Page 95: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

78

e. Bahan Buangan Infeksius

Tabel 5.20 Daftar Bahan Buangan Infeksius Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Infeksius FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. Anti tiroid peroksidase

2. Cairan otak √ 3. Coryneabacteriu

m diphtheria √

4. Darah √ √ √ √ 5. Darah √ 6. Dissolved

Oxygen pada air limbah Kantin

7. Empedu √ 8. Epidermophyto

n √

9. Escherechia √ 10. Isolate

streptobasil √

11. Klebsiella √ 12. Kokkus √ 13. Microsporum √ 14. Mycrobacterium

leprea √

15. Salmonella √ 16. Salmonella

typhi √ √

17. Serum √ 18. Sodium

Dodecyl √

19. Spoit √ √ √ √ 20. Tiroid

peroksidase √

21. Trichopyton √ 22. Urin √ √ √ 23. Virus HIV √ Sumber: Data primer 2017

Page 96: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

79

Dari tabel 5.12 Daftar Bahan Buangan Infeksius Laboratorium FK Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan Buangan Infeksius seperti serum

dan lainnya.

f. Bahan Buangan Beracun

Tabel 5.21 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium

FK Unhas 2017

No Bahan Buangan Beracun (Toxic

waste)

FK Biokimia

Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi

1. (NH2)2CO √ 2. (NH4)2C2O4 3. (NH4)2SO4 √ √ 4. AgNO3 √ 5. Ammonium

hidroksida √

6. BaCl2 √ √ 7. BaSO4 √ 8. C11H13N2O √ 9. C12H12N2 √ 10. C16H18N3SCl √ 11. C19H18ClN3 √ 12. C21H14Br4O5S √ 13. C2H5N3O2 √ 14. C6H2(NO3)3OH √ 15. C6H5ClO √ 16. C6H5Na3O7.2H2

O √

17. C6H5OH √ 18. C7H5O2Na √ 19. C8H10N4O2 √ 20. CH3CH2OH √ 21. CH3COONa √ 22. CHCl3 √ 23. CuSO4 √ 24. H2O2 √

Page 97: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

80

25. H2SO4 √ √ 26. HCl √ √ 27. HNO3 √ 28. I2 √ 29. KNaC4H4O6.4H2

O KI √

30 KNaC4H4O6.4H2

O NaOH √

31. KOH √ 32. Magnesium

klorida √ √

33. Na √ 34. Na2[Fe(CN)5NO]

.2H2O √

35. NaNO2 √ 36. NaOH √ 37. Pereaksi benedict √ 38. Reagen diazo √ 39. Reagen fenol √ 40. Reagen Fouchet √

Sumber: Data primer 2017

Dari tabel 5.21 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium FK Unhas

2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan

menghasilkan limbah yang mengandung bahan Buangan Beracun seperti

pereaksi-pereaksi yang ada.

Page 98: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

81

2. Sistem Pengolahan Limbah B3

Tabel 5.22 Sistem Pengolahan Limbah B3

di Laboratorium Unhas 2017

No Tahapan Sistem

Pengolahan Limbah

B3

FAKULTAS

FKM FARMASI MIPA FK

1. Pengurangan √ √

2. Penyimpanan √

3. Pengumpulan √

4. Pengangkutan

Sumber: Data primer 2017

Berdasarkan Tabel 5.22 Sistem Pengolahan Limbah B3 di Laboratorium

Unhas 2017 dapat ketahui bahwa semua fakultas yang dijadikan sampel tidak

melakukan sistem pengolahan limbah B3 dengan baik hal ini terbukti dengan

hasil yang diperoleh, dimana semua fakultas tidak lengkap dalam melakukan

sistem pengolahan limbah.

B. Pembahasan

Laboratorium merupakan salah satu penghasil limbah cair, padat maupun

gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium termasuk kecil, sedangkan

kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan ada yang

mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium kimia

relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih

dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah

Page 99: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

82

kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara. Tetapi

berbeda dengan limbah cair, limbah cair yang meresap ke dalam air dan tanah

dapat membahayakan lingkungan sekitar (Widjajanti, 2009).

Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering

bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tidak adanya

pengetahuan mengenai pengertian, jenis dan cara pengelolaan limbah dengan

benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap

manusia dan lingkungan.

Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational

Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena

sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada

kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Sedangkan menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan

atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lainnya. Mengingat penting dan dampak dari Bahan Berbahaya

dan Beracun bagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup

manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat.

Page 100: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

83

Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian,

penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.

Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energi, dan/atau komponen lain

yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia

dan makhluk hidup lain.

Limbah kimia B3 dari Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Departemen

Kesehatan Masyarakat tidak bekerja sama tentang pihak apapun, limbah sisa

laboratorium yang diadakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat, sehingga limbah

cair yang mengandung B3 tidak terpisah dan tidak melewati pengelolaan yang

baik.

1. Bahan Mudah Terbakar

Sifat mudah terbakar adalah sifat apabila dekat dengan api/sumber api,

percikan, gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama

pengangkutan, penyimpanan, atau pembuangan. Umumnya, yang termasuk

limbah ini adalah jenis pelarut organik (benzene, toluene, dan aseton), tetapi

ada juga yang berbentuk padat, seperti potasium, litium hidrida, dan sodium

hidrida, yang apabila kontak dengan udara dapaat terbakar dengan spontan.

Limbah B3 lainnya yang dapat terbakar jika kontak dengan udara adalah

trimetil aluminium. Limbah jenis ini dinamakan limbah “pyrophoric”.

Page 101: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

84

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh data bahwa

praktikum yang dilakukan di 4 fakultas yang dijadikan sampel banyak bahan

yang mudah terbakar seperti (NH2)2CO, (NH4)2SO4, HCl dan lainnya. Dari

banyak data terkait bahan limbah yang mudah terbakar cenderung banyak

dihasilkan oleh fakultas MIPA.

Hal yang lebih berbahaya dapat terjadi dengan cairan mudah terbakar

adalah pendidihan cairan yang menyebabkan ledakan uap (boiling liquid

expanding vapor explosion, BLEVE). Ini disebabkan oleh timbulnya tekanan

tinggi dengan cepat saat pemanasan cairan mudah terbakar dalam wadah

tertutup. Ledakan terjadi manakala tekanan yang timbul cukup untuk

menghancurkan dinding wadah. Dalam hal kedapat-nyalaan, bagian partikel

yang sangat halus mirip dengan uap cairan. Sebagai contoh, semprotan kabut

cairan hidrokarbon memberi peluang terjadinya kontak partikel cairan dengan

oksigen. Pada kasus ini cairan dapat menyala pada temperatur di bawah titik

nyala. Senyawa dapat terbakar adalah bahan pereduksi yang bereaksi dengan

bahan pengoksidasi dan menghasilkan panas. Oksigen diatomik, O2, dalam

udara merupakan pengoksidasi yang paling umum. Beberapa pengoksidasi

merupakan senyawaan kimia yang mengandung oksigen dalam formulanya.

Unsur-unsur kelompok halogen dan beberapa dari senyawanya juga

merupakan pengosidasi.

Page 102: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

85

2. Bahan Mudah Meledak

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa

kimia yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock)

secara cepat dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic

decomposition).

Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan

standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan

tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat

berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya

karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh

limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan

limbah laboratorium seperti asam prikat.

Buangan yang melalui reaksi kimia menghasilkan ledakan dengan cepat,

suhu, tekanan tinggi mampu merusak lingkungan. Penanganan secara khusus

selama pengumpulan, penyimpanan, maupun pengangkutan. Berdasarkan

penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang Perubahan PP No.18 tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah dengan

sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan standar (25oC, 760

mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat

menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

merusak lingkungan sekitarnya. Limbah B3 dengan sifat mudah meledak yang

Page 103: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

86

paling berbahaya adalah limbah B3 peroksida organik karena bersifat

oksidator dan tidak stabil.Senyawa ini sangat sensitif terhadap guncangan,

gesekan, dan panas, serta terdekomposisi secara eksotermis dengan

melepaskan energi panas yang sangat tinggi. Contoh limbah B3 dengan sifat

ini adalah asetil peroksida, benzoil peroksida, dan jenis monomer yang

mempunyai berpolimerisasi secara spontan sambil melepaskan gas bertekanan

tinggi (seperti butadien dan metakrilat).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada laboratorium yang ada di

Universitas Hasanuddin khususnya 4 fakultas yang dijadikan sampel

diperoleh hasil bahwa ada bahan yang mudah meledak yang digunkan pada

praktikum yang dilakukan. Bahan mudah meledak paling banyak terdapat

pada laboratorium di fakultas MIPA juga, dimana terdapat bahan mudah

meledak seperti HCOOH, C4H10O, HCOH, yang mudah meledak.

Bahan mudah meledak

3. Bahan Korosif

Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain

hancur atau memperoleh dampak negatif. Korosif dapat menyebabkan

kerusakan pada mata, kulit, sistem pernapasan, dan banyak lagi. Buangan

yang pH nya sangat rendah (pH <3) atau sangat tinggi pH > 12,5) karena

dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan karat besi dengan

adanya buangan lain, dapat menyebabkan kara tbaja/besi.

Page 104: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

87

Korosi merupakan suatu kerusakan yang dihasilkan dari reaksi kimia

antara sebuah logam atau logam paduan dan didalam suatu lingkungan.

Fenomena korosi merupakan reaksi kimia yang dihasilkan dari dua reaksi

setengah sel yang melibatkan elektron sehingga menghasilkan suatu reaksi

elektrokimia. Dari dua reaksi setengan sel ini terdapat reaksi oksidasi pada

anoda dan reaksi reduksi pada katoda (Alfin, 2011).

4. Bahan Buangan Oksidasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03

Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan

Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi

(oxidizing) berwarna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.

Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini

menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau

menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama

bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa

udara.

Bahan Kimia Oksidator adalah bahan kimia yang mungkin tidak mudah

terbakar tapi dapat menimbulkan kebakaran ini dikarenakan sifat bahan kimia

ini yang dapat menghasilkan oksigen (yang merupakan salah satu syarat

terjadinya api: oksigen, bahan bakar, panas). Bahan ini dapat memberikan

oksigen pada suatu reaksi meskipun tidak ada udara. Beberapa bahan

Page 105: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

88

oksidator memerlukan panas untuk menghasilkan oksigen, sedangkan pada

bahan lainnya dapat menghasilkan oksigen apada suhu kamar. Alat-alat

pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan kebakaran

yang disebabkan bahan kimia ini, karena oksigen menyediakan oksigen

sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan limbah buangan

oksidasi yang pada tiap laboratorium yang melakukan praktikum. Padaa

pebnelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa fakultas yang memiliki

limbah buangan oksidasi terbanyak ada pada fakultas MIPA dan farmasi.

Limbah buangan oksidasi memang tidak dapat membakar dirinya sendiri

namun bahan ini bisa menjadi pemicu untuk menyebabkan bahan lain

terbakar.

5. Bahan Infeksius

Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang Perubahan PP

No.18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun, limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang

diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari

laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat

menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti

hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan

masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah. Limbah jenis ini umumnya

Page 106: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

89

berupa limbah rumah sakit atau laboratorium klinik, limbah laboratorium

yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular, tubuh manusia, dan

cairan tubuh manusia yang terinfeksi.

Bahan infeksius adalah bahan yang mengandung mikroorganisme hidup

seperti bakteri, virus, ricketsia, parasit, jamur atau suatu rekombinan, hybrid

atau muatan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan.

Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya adalah suatu kegiatan dalam

menangani bahan berbahaya dan pembuangannya agar dilakukan dengan aik

sehingga tidak membahayakan diri kitasendiri dan lingkungan disekitarnya.

Limbah infeksius adalah limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen

contoh kultur laboratorium, limbah dariruang isolasi, kapas, materi atau

peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bhwa laboratorium

yang memnghasilkan limbah infeksius paling banyak ada pada fakulltas

Kedokteran karena mereka melakukan praktikum yang banyak terkait dengan

bahan-bahan yang dapat menginfeksi sepertidarah, uriin, bakteri, jamur dan

lainnya.

6. Bahan Beracun

Adalah bahan kimia yang menyebabkan gangguan atau bahaya terhadap

kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian pada konsentrasi

Page 107: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

90

sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, mulut, atau kontak dengan

kulit.

Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang Perubahan PP

No.18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun, penentuan sifat racun dalam identifikasi limbah ini dapat

menggunakan baku mutu konsentrasi Toxicity Characteristic Leaching

Procedure, TCLP pencemar organik dan anorganik. Apabila konsentrasi

limbah kurang dari nilai ambang batas maka dilakukan uji

toksikologi.Toksisitas adalah hal utama yang diperhatikan menyangkut bahan

barbahaya.Hal ini mencakup efek kronis jangka panjang akibat pemaparan

kontinyu atau periodik dari bahan toksik konsentrasi rendah dan efek akut dari

pemaparan sesaat konsentrasi tinggi. Untuk keperluan pengawasan dan

remediasi dibutuhkan suatu uji standar yang dapat mengukur seperti apa suatu

bahan toksik sampai ke lingkungan dan menyebabkan bahaya bagi makhluk

hidup. Salah satu uji yang dipersyaratkan adalah TCLP.Uji ini dirancang

untuk menentukan mobilitas kontaminan organik maupun anorganik yang

terdapat dalam cairan, padatan dan limbah multifasa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa

fakultas yang menghasilkan limbah beracun adalah MIPA, kemudia Fakultas

Kedokteran, Fakultas Farmasi dan Fakultas kesehatan Masyarakat yang

semua praktikumnya menhasil bahan beracun.

Page 108: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

91

2. Sistem pengelolaan limbah B3

Sistem pengelolaan limbah B3 sangatlah penting untuk diperhatikan oleh

semua pihak yang aktifitasnya menghasilkan limbah B3, seperti halnya universitas

yang memiliki laboratorium sebagai sumber penghasil limbah B3. Walaupun

jumlah limbah B3 yang dihasilkan laboratorium masih tergolong sedikit,

setidaknya ada upaya pencegahan yang dilakukan oleh pengelolah laboratorium

terhadap pencemaran lingkungan. sesuai peraturan pemerintah No. 101. Tahun

2014 tentang pengelolaan limbah B3 yang menjelaskan tahapan pengelolaan

limbah B3 dari tahapan pembuangan ke tempat khusus B3 sampai ke tahap

pengolahan dan menghilangkan limbah tersebut dangan cara mengubur. Namun

penerapan peraturan pemerintah tersebut dalam lingkup Universitas Hasanuddin

belum bisa di terapkan dengan baik, dari beberapa fakultas yang diteliti hanya

beberapa fakultas yang melakukan tahapan pengelolaan walaupun tahapan tersebut

hanyalah formalitas, tahapan minimal yang harus dilakukan setiap laboratoriun

ialah tahapan mulai dari pengurangan, penyimpanan, dan pengumpulan.

a) Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dari data yang didapatkan tiga tahap awal pengolahan limbah b3 seperti

pengurangan, penyimpanan, serta pengumpulan belum di lakukan oleh

pengelolah laboratorium. Usaha penguragan bahan sudah dilakukan oleh

penanggung jawab praktikum dalam menyediakan bahan sebelum praktikum

namun sebagian besar limbah kimia cair dari hasil praktikum kesehatan

Page 109: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

92

lingkungan dan praktikum ilmu gizi masih dibuang ke saluran drainase

melalui wastafel, namun sebelum dibuang ke saluran drainase, limbah kimia

cair ini diencerkan terlebih dahulu dengan air yang mengalir untuk mengurangi

konsentrasi limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan. Tetapi untuk alat

yang sekali pakai seperti tissue yang sudah terkontaminasi oleh bahan cair

infeksius tidak juga dilakukan pengemasan limbah padat khusus B3 tetapi

limbah tersebut langsung dikumpulkan dengan limbah lain yang bukan limbah

B3.

b) Fakultas Farmasi

Sesuai data yang didapatkan dari laboratorium yang ada di fakultas

farmasi secara umum, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan dari

praktikum mendapatkan perlakuan seperti pengurangan dan pengumpulan

tetapi setelah limbah B3 tersebut dikumpulkan praktikan yang bertugas

langsung membawa limbah tersebut untuk di kuburkan di sekitar laboratorium.

Seperti halnya yang di jelaskan salah satu asisten laboratorium di fakultas

farmasi, setelah melakukan tahapan pengurangan pada awal praktikum, hasil

praktikum yang termasuk limbah B3 cair dimasukkan kedalam botol plastic

kemudian dikubur sekitar laboratorium dan untuk limbah B3 padat seperti

spoit jarum bekas hewan coba dan cairan kimia di kumpulkan dalam satu

kemasan kemudian di buang ke tempat sampah bercampur dengan sampah

yang bukan limbah B3 padat.

Page 110: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

93

c) Fakultas MIPA

Limbah cair dari hasil praktikum di laboratorium kimia masih dibuang

ke saluran drainase melalui wastafel dengan pengenceran menggunakan air

terlebih dahulu dan ada juga yang ditampung dalam wadah jerigen plastik

atau botol kaca dengan ukuran bermacam-macam. Walaupun sudah

melakukan pengumpulan Limbah B3 namun dalam peraturan di sebutkan

bahwa setiap tempat pengumpulan limbah harus di sertai label yang

menjelaskan karakteristik dari limbah tersebut, tetapi dalam penerapan

pengumpulan yang dilakukan oleh pengelolah laboratorium fakultas MIPA

tidak memberikan label pada masing-masing wadah dikarenakan pengelolah

mencampur beberapa karakteristik limbah B3. Dan ketika wadah yang

digunakan sudah penuh, pengelolah laboratorium membuang limbah tersebut

ke drainase. Botol kaca bahan kimia yang sudah habis digunakan dan sudah

kadaluarsa masih di simpan di dalam ruangan penyimpanan bahan

laboratorium bercampur dengan bahan yang belum kadaluarsa dan banyak

juga botol kaca yang sudah kosong dikumpulkan di sekitar laboratorium.

Botol kaca yang sudah kosong tersebut masuk kedalam kategori limbah B3

padat beracun yang dapat mengakibatkan infeksi pada makhluk hidup yang

berada disekitar lingkungan laboratorium. Menurut ketua departemen kimia

menjelaskan bahwa departemen kimia sudah pernah bekerja sama dengan

pihak ketiga untuk mengelolah hasil praktikum, tapi karena keterbatasan

Page 111: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

94

dana dari fakultas untuk membiayai kerjasama tersebut akhirnya kerja sama

tersebut di hentikan.

d) Fakultas Kedokteran

Penanganan terhadap limbah padat yang terkontaminasi, seperti plastik,

swabs (kain penyeka), pipette tips plastik, stik kayu/tusuk kayu, dan botol

plastik, kontainer specimen berbahan plastik, syringe (tanpa jarum), sarung

tangan, masker, dan material lain yang digunakan untuk membersihkan

permukaan meja/tumpahan ditampung dalam wadah plastic yang tertutup,

tetapi karena di fakultas kedokteran sendiri tidak memiliki tempat

penyimpanan khusus limbah B3, limbah tersebut kemudian di gabung

dengan limbah non B3. limbah cair dari hasil praktikum di laboratorium

kedokteran masih dibuang ke saluran drainase melalui wastafel. Untuk

praktikum yang menggunakan hewan coba, biasanya bangkai hewan tersebut

langsung dikubur di sekitar fakultas kedokteran dan ada juga sebagian

langsung membuang ke tempat sampah yang bukan khusus limbah B3.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Penelititan ini tidak mencakup seluruh bahan yang digunakan di laboratorium.

Karena peneliti hanya menggambarkan B3 yang digunakan pada praktikum

yang masuk ke dalam mata kuliah. Adapun B3 yang tidak digambarkan namun

digunakan dilaboratorium seperti, kegiatan penelitian dan lain-lain

2. Peneliti tidak mengidentifikasi limbah yang dihasilkan dari kegiatan praktikum

di setiap laboratorium. Dikarenakan keterbatasan pada tujuan penelitian,

Page 112: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

95

dimana penelitian ini hanya menggambaran B3 yang di gunakan pada setiap

praktikum.

Page 113: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sumber limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di tiap fakultas berbeda-

beda. Sumber limbah B3 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat berasal dari

bahan kimia cair seperti AgNO3 dan HCl. Sumber limbah B3 dari Fakultas

Matematika dan IPA berasal dari bahan kimia cair , khusus untuk Fakultas

Farmasi sumber limbah berasal dari limbah laboratorium dan limbah medis.

Sumber limbah B3 dari Fakultas Kedokteran berasal dari limbah laboratorium

dan limbah medis.

2. Karakteristik yang dihasilkan dari tiap laboratorium terdiri dari limbah

flammable, limbah harmful, limbah korosif, limbah toksik, limbah eksplosif,

limbah oxidizing, dan bahan kadaluarsa. Karakteristik yang dihasilkan dari

limbah medis terdiri dari limbah benda tajam, limbah lain yang

terkontaminasi, limbah patologis, limbah cairan tubuh manusia/darah/produk

darah, dan limbah farmasi.

3. Sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang diterapkan

pada lingkungan Universitas Hasanuddin belum memenuhi standar

pemerintah. Pihak Universitas Hasanuddin Memerlukan perencanaan secara

teknis untuk pembuatan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan

beracun dikarenakan sejauh ini telah ada rekomendasi perencanaan sistem

pengelolaan limbah yang di usulkan beberapa fakultas.

Page 114: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

97

B. Saran

1. Setiap laboratorium harus menampung limbah B3 berdasarkan

karakteristiknya secara konsisten dan diperlukan pengawasan untuk kegiatan

penampungan ini.

2. Laboratorium sebaiknya melakukan inventarisasi bahan yang akan digunakan

dan limbah yang akan dihasilkan. Demikian juga untuk mengetahui tanggal

kadaluarsa bahan kimia. Setiap penerimaan bahan kimia dan pertama kali

bahan kimia dibuka harus tercatat dan terinventarisasi sehingga bahan kimia

yang lama diutamakan penggunaannya.

3. Berdasarkan rekomendasi yang diberikan, setiap laboratorium sebaiknya

memiliki petugas yang memiliki kemampuan khusus mengenai pengelolaan

limbah B3. Oleh karena itu, dibutuhkan pekerja yang professional di bidang

ini atau diadakan pelatihan terhadap petugas mengenai pengelolaan limbah

B3.

4. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengindentifikasi dan

mengkarakterisasi limbah B3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini dengan melihat kualitas dan

kuantitas limbah B3 yang ditimbulkan dari seluruh laboratorium di seluruh

fakultas di Universitas Hasanuddin demi menjaga lingkungan tetap bisa

memberikan kehidupan bagi umat manusia.

Page 115: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

DAFTAR PUSTAKA

Anggarini, NH. Sistem Pengolahan Limbah B3. E-Learning Gunadarma. Jakarta: PT

Gramedia; 2015; 144-163 (7).

Azamia, Mia. Pengelolaan Limbah Cair Laboratorium Kimia dalam Penurunan Kadar

Organik serta Logam Berat Fe, Mn, Cr dengan Metode Koagulasi dan Adsorbsi.

[Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.

Damanhuri, Enri. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Diktat Kuliah

TL-3204. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan

Lingkungan. Bandung: Institusi Teknologi Bandung; 2010.

Fivvizani, Kenneth P. 2009. Chemical Safety Manual for Small Businesess.

Washington DC: American Chemical Society.

Padmaningrum, Regina T. 2010. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia.

Yogyakarta: Kanisius.

Keputusan Kepala Bapelda No. 3 Tahun 1995. Tentang Persyaratan Teknis

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/men/1999 tentang Pengendalian

Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

Larastika, Widya. Studi Awal Karakterisasi dan Pengolahan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di Universitas Indonesia (Studi Kasus: Beberapa

Laboratorium di FT, FMIPA, FK dan FKG. [Skripsi]. Jakarta: Universitas

Indonesia; 2011.

Lasut, Roby. Implementasi Manajemen Bahan Kimia Dan Limbah Laboratorium

Kimia (Studi Kasus di Laboratorium PT Pupuk Kaltim, Tbk ). [Skripsi].

Semarang: Universitas Semarang; 2006

McKusick, B. C. (1981). Prudent Practices for Handling Hazardous Chemical

inLaboratories.Science , 211, 777-780.

Niken Hayudanti Anggarini, Megi Stefanus dan Prihatiningsih. Pengelolaan dan

Karakterisasi Limbah B3 di PAIR berdasarkan Potensi Bahaya. Majalah Ilmiah

Aplikasi Isotop dan Radiasi Beta Gamma. 2014; Vol.5(1).

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Dan Kepala Badan Kepegawaian

Negara No. 02/V/Pb/2010. No. 13 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Dan Angka

Kreditnya

Page 116: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

Undang-Undang Peraturan Menteri Negara Pedayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 3 Tahun 2010. Tentang Jabatan

Fungsional Pranata Laboratorium dan Angka Kreditnya. Jakarta; Kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 1995.

Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta; Kementerian

Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999.

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta;

Kementerian Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009.

Tentang Perlindugan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. Jakarta; Kementerian

Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2001.

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta;

Kementerian Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 85 Tahun 1999.

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta; Pemerintahan

Republik Indonesia.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2014.

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta;

Kementerian Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2001.

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta;

Kementerian Lingkungan Hidup.

University of Texas at El Paso. 2009. Hazardous materials handling and disposal

policy and procedures.

http://admin.utep.edu/Portals/98/Hazardous%20Materials%20Handling%

20%20Disposal%20Sep%202009.pdf.

Page 117: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

No Variabel Yang Diteliti Ya Tidak

1. Pengurangan Limbah B3

a. Subtitusi bahan

b. Modifikasi proses

c. Menggunakan teknologi ramah lingkungan

2. Penyimpanan Limbah B3

a.Lokasi Penyimpanan

1) Bebas banjir dan tidak rawan bencana,

2) lokasi penyimpanan harus dapat direkayasa dengan

teknologi untuk perlindungan dan pengolahan

lingkungan hidup

3) lokasi harus dalam penguasaan setiap orang yang

menghasilkan limbah B3

b. Fasilitas penyimpanan limbah B3 yang sesuai dengan

jumlah limbah B3, karakreristik limbah B3, dilengkapi

upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup

1) Bangunan

2) Tangki

3) Silo

4) Tempat tumpukan limbah

5) Waste impoundmend

6) Dll, sesuai perkembangan ilmu teknologi

7) Desain dan konstruksi yang mampu melindungi

limbah

3. Peralatan Penanggulangan Darurat

a. Alat pemadam api

b. Alat penanggulangan keadaan darurat lainnya

4. Pengemasan limbah B3

a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah b3

yang akan di simpan

b. Mampu mengungkung limbah b3 untuk tetap berada

dalam kemasan

c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah

terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan,

Page 118: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

pemindahan, atau pengangkutan

d. Pemilihan symbol limbah b3 di sesuaikan dengan

karakteristik

e. Kemasan wajib dilekati label limbah b3 dan symbol

limbah b3

Label memuat keterangan

1) Nama limbah

2) Identitas limbah

3) Tanggal dihasilkan

4) Tanggal pengemasan

5. Pengumpulan limbah b3

a. Tidak mengumpulkan limbah yang tidak dihasilkan

b. Tidak melakukan pencampuran limbah yang

dikumpulkan

c. Pengumpulan dilakukan dengan

1) Segregasi limbah

2) Penyimpanan limbah

d. Tidak mampu mengumpulkan sendiri, di serahkan

kepada pengumpul limbah b3

e. Pengumpulan dilakukan dengan

1) Segregasi limbah

2) Penyimpanan limbah

6. Pemanfaatan Limbah B3

a. Subtitusi bahan

1) Ketersediaan teknologi

2) Standar produk jika hasil berupa produk

3) Standar lingkungan hidup atau baku mutu

lingkungan hidup

b. Subtitusi sumber energy

c. Sebagai bahan baku

d. Dll yang sesuai perkembagan ilmu teknologi

7. Pengolahan Limbah B3

a. Menyerahkan ke pengolah llimbah b3

b. Pengolahan limbah b3

1) Termal

2) Stabilisasi dan solidifikasi

3) Cara lain sesuai perkembangan teknologi

Page 119: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

8. Pengangkutan Limbah B3

a. Menggunakan alat angkut tertutup untuk limbah B3

kategori 1

b. Menggunakan alat angkut terbuka untuk limbah B3

kategori 2

Page 120: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 121: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 122: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 123: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan
Page 124: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : A. Fiar Malayadi

Nim : K111 11 292

Program Studi : Kesehatan Masyarakat/Kesehatan Lingkungan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

merupakan hasil pekerjaan saya sendiri, bukan merupakan kegiatan plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa sebagian atau

keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan

sebagaimana mestinya.

Makassar, 30 November 2017

Yang Menyatakan

A. Fiar Malayadi

Page 125: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Dokumentasi bahan yang digunakan dalam Laboratorium

Page 126: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

2. Dokumentasi Sistem Pengolahan dan Limbah Laboratorium

Page 127: KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH … · limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : A. Fiar Malayadi

Tempat / Tgl Lahir : Ujung Pandang / 10 Mei 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : BTN Pao-Pao Permai Blok C4. No. 22 Kelurahan

Paccinongan,

Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. Lulus Sekolah Dasar Tahun 2005 di SDN Sudirman III Makassar.

2. Lulus Sekolah Menengah Pertama Tahun 2008 di SMP Negeri 2 Makassar.

3. Lulus Sekolah Menengah Atas Tahun 2011 di SMA Negeri 11 Makassar.