Top Banner
44

Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

Jan 16, 2017

Download

Documents

vanthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008
Page 2: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

2 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

VisiKami mendambakan dunia sebagai tempat dimanakebutuhan dan keinginan setiap manusia dapat selaluberjalan seimbang dengan kekayaan dan keanekaragamanhidup di bumi.

MisiKami percaya warisan alam yang ada di bumi harusdipelihara demi kelangsungan hidup generasi mendatangsecara spiritual, kultural, dan ekonomi. Misi kami adalahmelestarikan keanekaragaman hayati di muka bumisebagai warisan alam dan menunjukkan bahwa manusiadapat hidup secara harmonis dengan alam.

Tentang CICI merupakan organisasi nir-laba yang berkarya di lebih dari 40negara dan empat benua. CI menyadari bahwa konservasi dapatberhasil jika didukung dengan melibatkan masyarakat lokal. Kamimemetakan susunan kebijakan dengan unik secara ilmiah danekonomis. Selain itu dilakukan pula penyadaran agar merekamampu memelihara kekayaan hayati ekosistem bumi untukmengembangkan kualitas kehidupan tanpa menguras sumberdayaalam.

Kami memfokuskan upaya konservasi pada kawasan 'biodiversityhotspot' yang mempunyai kekayaan hayati tinggi namun terancamoleh kegiatan manusia. 34 kawasan hotspot meliputi hanya 2.3persen dari keseluruhan lahan yang ada di bumi tetapimenghidupi setengah dari beragam spesies teresterial yang adadi bumi. Kami juga melakukan pekerjaan di kawasan belantara -hutan tropis terakhir yang dimiliki oleh bumi, serta berkarya dibeberapa titik penting kawasan laut di dunia.

Pemimpin Umum/Penanggungjawab: Jatna Supriatna, PhD.Redaktur Senior: Iwan Wijayanto, Herwasono Soedjito, PhD.,Ketut Sarjana Putra Redaktur Eksekutif: Fachruddin M.Mangunjaya. Staf Redaksi: Diah Rahayu S., Meirini SucahyoKoresponden: Anton Ario (Jawa Barat), Abdul Hamid (NangroeAceh Darussalam), Abdul Muthalib (Jayapura), Irman Meilandi(Sorong). Sekretaris Redaksi: Dian Melur. Distributor: BudiPrayitno, Baedi.

TROPIKA TROPIKA TROPIKA TROPIKA TROPIKA INDONESIA adalah majalah tiga bulanan yangditerbitkan Conservation Support Division (CSD) Conserva-tion International Indonesia. Terbit empat kali setahun (Maret,Juni, September dan Desember). Opini yang dituangkan olehpenulis dalam media ini tidak semuanya mencerminkan pendapatConservation International Indonesia. Redaksi menerima tulisanyang sejalan dengan misi dan visi majalah ini. Tulisan yangdimuat akan diberikan imbalan yang pantas. Artikel ditulis denganspasi ganda, maksimal 1000 kata. Disertai identitas pribadi dannomor rekening. Dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal TROPIKAINDONESIA. Jl. Pejaten Barat 16A, Kemang, Jakarta 12550, IN-DONESIA Telp: 021-7883 8624,7883 8626, 7882 564. Pes 121. Fax:021-780 6723. atau e-mail: [email protected].

TROPIKA TROPIKA TROPIKA TROPIKA TROPIKA INDONESIAISSN: 0852-4602www.conservation.or.id

JANGAN BACA SENDIRI !!Majalah ini didanai oleh Conservation InternationalGuna meningkatkan kesadaran terhadap pelestarian

alam dan lingkungan hidupMaka jangan baca sendiri, pinjamkan kepada

sebanyak-banyaknya teman setelah Andamembacanya

2 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2007. VOL.11 NO.2

Iklan layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh : CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

DEPARTEMEN KEHUTANANDirektorat Jenderal

Perlindungan Hutandan Konservasi Alam

Page 3: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

3TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Gantian Menggusur...

Salam Lestari,

Ditengah kegalauan dan kompetisi perekonomian yang semakin tidak pasti, disamping harga minyakyang semakin tinggi, upaya-upaya mencari jalan keluar mempertahankan warisan khasanah alam In-

donesia harus terus dilakukan. Sebagai lembaga konservasi, tentunya Conservation International (CI) Indo-nesia ingin mewujudkan idealisme sesuai misinya yaitu perjuangan melestarikan warisan alam kita demikelangsungan kehidupan generasi yang akan datang baik secara sprititual, kultural maupun ekonomi.

TROPIKA ikut terbang (fly over) dengan rombongan Duta Besar Amerika Serikat Cameron R.Hume,melihat Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru yang juga menjadi habitat sekitar 300-400 an orangutanyang ada di kawasan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pesawat pribadi ini juga mengangkut Thomas Fried-man, kolumnis the New York Times dan penulis buku diantaranya: The Lexus and the Olive Tree, TheWorld is Flat and Longitudes and Attitudes dan lain-lain. Tom ingin menuliskan satu bab dalam bukuterbarunya tentang upaya konservasi alam Indonesia.

Rombongan ini didampingi oleh Jatna Supriatna dari CI Indonesia dan Glenn Pritkett, VP Conserva-tion International serta Arifin Panigoro, Penasihat Medco Group yang terakhir ini ingin berkontribusi lebihbesar di bidang perbaikan lingkungan (baca wawancaranya dengan TROPIKA). Banyak hal menarik didalam edisi ini perlu di simak, antara lain upaya para mitra CI dalam melestarikan penyu dan upaya CI diRaja Ampat untuk mendidik masyarakat dari tingkatan dasar dengan menyediakan kapal pendidikan bernama‘Kalabia’. Tidak cukup dengan sebuah kebanggaan, kami merasa upaya pendidikan konservasi untukmelindungi laut Raja Ampat yang kaya harus melibatkan semua komponen, karena kita tidak akan mampubekerja sendiri-sendiri. Terima kasih kami haturkan kepada setiap komponen yang membantu CI di RajaAmpat termasuk Pemda Raja Ampat dan Pemerintah Pusat c/q Departemen Kelautan Dan Perikanan (DKP).

Lestarilah negeriku!

Redaksi

Page 4: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

4 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

TROPIKA INDONESIAHIDUP HARMONIS DENGAN ALAM

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Isi edisi ini Laporan UtamaMenyelamatkan

PenyuIndonesia

Perairan laut Indonesia dihuni oleh enamspesies penyu. Konservasi spesies yang seringdisebut ‘duta laut’ ini mengalami banyaktantangan, diantaranya kerusakan habitatdan konsumsi daging dan telur penyu. Apasaja upaya yang dilakukan untuk meles-tarikan penyu Indonesia?.................

Creusa ‘Teta’ HitipeuwKonservasionis, DibenciPengusaha Penyu

Salah satu jalan, keluar agar penyuselamat dari kepunahan, menurut Creusa

Hitieuw dalam upaya melestarikan ke-hidupan penyu di laut adalah dengan caramelibatkan masyarakat. Wawancara denganahli penyu dari WWF Indonesia.......... 1616161616

Dari LapanganJazz dengan Rasa‘Go Green’ ............................19

Menjenguk Program OrangutandiBatang Toru ................. 22

Wujud PartisipasiMenyelamatkan Bumi.......25

Menanam Kembali Mangrovedi Tanah Harapan............. 26

Spesies ‘Lelang Biru’ ............................ 28Ditemukan, Tapi Terancam Punah......... 29Tarsius Di Taman NasionalBantimurung ...........................................30

Spesies

ArtikelManunggaling Kawulo lan AlamMohammad Fathi Royyani ....................... 36Fenomena ’Pelet Tuhan’Chaidir P. Pulungan ............................... 38

SosokTom Friedman, Hermawan Kertajaya,Miss Ecotourism .................................... 42

Kapal Pendidikan itu Bernama“KALABIA”Tidak kalah hebatnya dengan ‘mobil unit’ di darat.Program kelautan meluncurkan pendidikankonservasi dengan moto: ’Belajar sambilberlayar’....................................... 20

8

WawancaraArifin Panigoro .................................. 32

PublikasiBiologi Konservasi ................................ 40Menghitung Tangkapan Air LembahMamberamo ......................................... 41

Foto:

© C

I, Ke

tut S

arjan

a Pu

tra

Foto:

© C

I, Fa

chru

ddin

M

Penyu danMasyarakat Ayau

Cerita masyarakat ’pembantaipenyu’ yang kemudian sadar danberusaha melestarikannya .........1313131313

Cove

r dep

an: K

apal

Pend

idika

n ko

nser

vasi

“Kala

bia”.

Foto:

© C

I, He

inje

Rotin

sulu

Page 5: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

5TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Apakah CI Masih DiApakah CI Masih DiApakah CI Masih DiApakah CI Masih DiApakah CI Masih DiM e n t a w a i ?M e n t a w a i ?M e n t a w a i ?M e n t a w a i ?M e n t a w a i ?

Saya salah satu masyarakatMentawai yang berdomisili di

Padang,tapi saya sangat paham betulapa yang sedang terjadi di Mentawaipada saat sekarang ini. Sepanjang yangpernah saya dengar bahwa CI dulupernah punya program di Mentawaikhususnya di Pulau Siberut dalam halkonservasi,apakah yang telah terjadisehinggga tidak kedengaran lagiaktivitas CI. Yang mana untuk diketahui sekarang exploitasi hutan akanterjadi lagi dengan sudah masuknyasalah satu perusahan untuk pengolahankayu di Siberut Utara. Saya hanyamempertanyakan bagaimana peran CIuntuk mengantisipasi hal ini.

Delvinus SabolakYayasan Suku MentawaiJl.Jondul Rawang blok q/[email protected]

*) Untuk memahami kendala dan sikap CIsebaiknya Anda baca lagi TROPIKA edisiSiberut pdfnya bisa di unduh di TROPIKA online.http://www.conservation.or.id/tropika/tropika.php—-Redaksi

Pak Guru Bintoro PerluPak Guru Bintoro PerluPak Guru Bintoro PerluPak Guru Bintoro PerluPak Guru Bintoro PerluB u k uB u k uB u k uB u k uB u k u

Saya adalah salah seorang guruhonor swasta yang mengajar di

pedesaan yang telah mengajar di desatersebut sejak tahun 1986 sampaisekarang. Harapan saya dan juga kitasemua, agar para anak didik yangkhususnya berdomisili di pedesaandapat ilmu pengetahuan yang luasdan berkwalitas yang nantinya dapatmemajukan bangsa dan negara yangkita cintai ini.

Dalam kesempatan ini pula, saya

dengan sangat rendah hati serta rasahormat bermohon kehadapan bapakagar sudilah kiranya dapat mem-berikan bantuan kepada saya berupabeberapa buah judul buku umumbebas berbagai disiplin ilmu.

Buku–buku tersebut akan sayapergunakan sebagai bahan penam-bahan wawasan saya sebagai seorangguru dan untuk kegiatan belajarmengajar bersama para anak didikagar mereka mendapat nilai tambahilmu pengetahuan umum. Sebagaiseorang guru, saya wajib memilikibuku yang berkualitas sehingga gurudi harapkan memiliki banyak wa-wasan yang nantinya juga akandijabarkan kepada para anak didik.Saya berterus terang kepada bapakbahwasanya saya masih banyakkekurangan buku–buku umum yangberkualitas oleh karena sangatmahalnya harganya saat ini yangterkadang saya tidak mampu untukmembelinya oleh karena sangatlahkecil honor guru yang mengajar dipedesaan yang hanya mencukupiuntuk kebutuhan sehari – hari.

Saya sangat mengharap sekalibantuan bapak tentang hal tersebutdemi meningkatkan pendidikananak–anak bangsa khususnya merekayang berdomisili di pedesaan yangsangat membutuhkan materi pe-ngajaran yang berkualitas. Seandai-nya bapak tidak dapat memberikanbantuan buku-buku yang baru, sayajuga bersedia menerima yang bekasdengan senang hati karena yangterpenting dapat saya pergunakansebagai bahan pengajaran bersamapara anak didik.

Demikianlah surat permohonanini saya perbuat dengan sebenarnya.Atas perhatian serta pertimbanganbapak, saya menghaturkan terimakasih.

Hormat saya,

BintoroGuru HonorPerguruan SETIA BUDI ABADIJalan Serdang No 157 –Perbaungan Serdang Bedagai –Sumatera Utara 20986

*) Kami sudah mengirimkan buku-buku yangrelevan dan majalah TROPIKA sebagai bacaanPak Bintoro. Mudah mudahan ada juga pembacalain yang dapat mengirimkan buku termasuk buku-buku bekas kepada beliau.—-Redaksi

Ingin Jadi ‘Volunteer’Ingin Jadi ‘Volunteer’Ingin Jadi ‘Volunteer’Ingin Jadi ‘Volunteer’Ingin Jadi ‘Volunteer’

Bagaiman caranya saya bisa ikutberpartisipasi aktif di Conserva-

tion International. Saya sangat inginmenjadi volunteer di lembaga ini.Saat ini Saya adalah mahasiswaPendidikan Geografi smester V disebuah PT di NAD. Saya sangatcinta lingkungan. Asal Saya adalahdari Geumpang Pidie Nanggroe AcehDarussalam.

Wilayah Geumpang merupakandaerah dataran tinggi (pengu-nungan) yang hutannya ditumbuhiberaneka ragam tumbuhan alam(pepohonan). Tetapi sekarang teran-cam menjadi hutan tandus karenamaraknya perambahan hutan danillegal logging. Dan sejauh manakahruang lingkup proteksi environmentlembaga ini, apakah termasukseluruh jenis Fauna dan flora?

Salam,Anzil Khairil GeumpangIkatan Pelajar MasyarakatGeumpang (IPMG)Jalan Perkasa Alam No. 40 KutaAlam, Banda Aceh [email protected]

*)Kami mendapat beberapa surat senada dannama anda sedang dimasukkan dalam database

SURAT PEMBACA

Page 6: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

6 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

volunteer CI yang akan kami hubungi apabila CImemerlukannya.—-Redaksi

Ingin Membantu danIngin Membantu danIngin Membantu danIngin Membantu danIngin Membantu danD i b a n t uD i b a n t uD i b a n t uD i b a n t uD i b a n t u

Kami mengucapkan selamat kepada CI atas konsentrasi yang

terus terjaga demi terciptanya kesei-mbangan alam dan “manusia hijau”.Kami, LSM Patrimony Keepers In-donesia adalah sebuah LSM yangbergerak dibidang lingkunganmerasa satu visi dan misi dengan CI,berdasarkan itu kami ingin mem-bantu CI dalam menwujudkantujuan-tujuan yang ada. Kamiberharap bisa menjadi salah satumitra CI di Padang khususnya danSumatra umumnya.

Saat ini program kami adalahpenyadaran masyarakat tentangrisiko kepunahan terumbu karangdisebuah perkampungan nelayandipesisir selatan, Sumatra Barat yaituSungai Pinang, dengan memberikan

penyuluhan kepada masyarakat,kami berharap dapat memper-tahankan ekosistem yang ada.

Kami berharap, sekiranya CI pu-nya saran dan bantuan, dengansenang hati kami menerimanya.

Ricky PutraLSM Patrimony KeepersIndonesiaJl. Dr. Sutomo 114Padang [email protected]

Terima Kasih UntukTerima Kasih UntukTerima Kasih UntukTerima Kasih UntukTerima Kasih UntukMenyelamatkan HutanMenyelamatkan HutanMenyelamatkan HutanMenyelamatkan HutanMenyelamatkan Hutan

M a n d a i l i n gM a n d a i l i n gM a n d a i l i n gM a n d a i l i n gM a n d a i l i n g

Saya sangat setuju adanya lembagakonservasi di Mandailing Natal.

Ya karena saya lahir disana. Jugasangat prihatin kalau misalkan setiapmudik lebaran lalu Melihat Man-dailing Natal itu tidak seindah yangku lihat dulu. Aku tahu bahwaSumatera adalah salah satu jantung

dunia yang sekarang ini lagi gencar-gencarnya menyuarakan untuk tidaklagi ada yang namanya penebanganhutan, kebakaran hutan khususnyadi Mandailing Natal sendiri.

Sebagai putra dari KabupatenMandailing Natal juga merasa sedihmelihat apa yang terjadi sekarangini di kampung halamanku, danuntuk memperjuangkan itu aku siapmembantu walaupun jarak antaraSumatera dan Jakarta jauh, bukanberarti aku tidak bisa berbuat apa...,aku juga amat berterimakasih kepadateman yang masih memiliki andildalam menjaga hutan di Indonesiakhususnya Mandailing Natal.

Berjuang trussss, jangan pernahberhenti sampai kita di pisahkan daridunia ini, amin...

Irham Sani SaputraGreenpeaceJl. Cidurian No.11AKelurahan CikiniJakarta Pusat [email protected]

SURAT PEMBACA

BERLANGGANANAnda dapat berlangganan majalah ini dengan mengganti ongkos cetak.Majalah TROPIKA INDONESIAJl. Pejaten Barat No. 16 A, Kemang, Jakarta 12550Catatlah nama saya sebagai pelanggan Majalah TROPIKA INDONESIA:Nama :Alamat :Telepon/Fax :E-mail :Silahkan beri tanda:

4 Edisi 1 Tahun : Rp 80.000,- (sudah termasuk ongkos kirim)8 Edisi 2 Tahun : Rp 160.000,- (sudah termasuk ongkos kirim)12 Edisi 3 Tahun : Rp 240.000,- (sudah termasuk ongkos kirim)

(Luar negeri tambah ongkos kirim per eksemplar US$ 5,-)Uang dikirim/ditransfer ke No. Rek: 0102542802 atas nama Conservation InternationalBank BNI Cab. Melawai Raya, Jakarta SelatanBukti transfer dan permohonan ini bisa dikirim atau di fax ke no: 021-780 67 23

Page 7: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

7TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Berbagai penelitian yang telahdilakukan menunjukan indikasi

bahwa wilayah antara bagian utara danselatan Sulawesi hingga ujung baratPapua – termasuk pulau-pulau RajaAmpat dan Halmahera - merupakanwilayah dengan keanekaragamanhayati laut tinggi, terutama untukkarang dan ikan karang. Untukmembuktikan hal tersebut Conserva-tion International (CI) Indonesia, theNature Conservancy, dan WWF-Indo-nesia melakukan kajian awal tentangkehidupan bawah laut di wilayahHalmahera dan pulau-pulau sekitarnyauntuk menilai potensi konservasikelautan dan pariwisata di wilayah ini.Instansi yang telibat selain ketigaorganisasi internasional tersebut adalahDepartemen Kelautan dan Perikanan(DKP), P3O-LIPI, PHKA Departe-men Kehutanan dan UniversitasChairun, Ternate.

Hasil dari kajian nantinya adalahberupa rekomendasi untuk pengelolaanwilayah, termasuk menilai konektivitasekologi antara Halmahera dengankawasan bentang laut Kepala BurungPapua dan Sulu-Sulawesi, yang pentinguntuk menentukan cara pengelolaanyang tepat bagi kawasan ini.

18 peneliti nasional dan inter-nasional bergabung untuk mengkajipotensi kelautan di Halmahera iniantara lain: DDDDDrrrrr. M. M. M. M. Mararararark Ek Ek Ek Ek Errrrrdmanndmanndmanndmanndmann,pemimpin ekspedisi, DDDDDrrrrr. Alison G. Alison G. Alison G. Alison G. Alison Grrrrreeneeneeneeneen,pemimpin ekspedisi bidang sains, dariTNC, DDDDDrrrrr. R. R. R. R. Rod Sod Sod Sod Sod Salmalmalmalmalm, ahli ketahanankarang, DDDDDrrrrr. K. K. K. K. Kent Carpenterent Carpenterent Carpenterent Carpenterent Carpenter, GlobalMarine Species Assessment konservasilaut, DDDDDrrrrr. G. G. G. G. Gerrerrerrerrerry Alleny Alleny Alleny Alleny Allen, ahli konservasiikan karang, DDDDDrrrrr. E. E. E. E. Emrmrmrmrmre e e e e TTTTTurakurakurakurakurak, ahlikonservasi karang keras, DDDDDrrrrr. L. L. L. L. LyndonyndonyndonyndonyndonDDDDDevevevevevantierantierantierantierantier, ahli konservasi karang lunakdan spons, DDDDDrrrrr. J. J. J. J. Joanne oanne oanne oanne oanne WWWWWilsonilsonilsonilsonilson, ahliketahanan karang dan reproduksi

karang, TNC, Anwar IAnwar IAnwar IAnwar IAnwar Ibrahimbrahimbrahimbrahimbrahim,BKSDA, Departemen Kehutanan,Indra Bayu VimonoIndra Bayu VimonoIndra Bayu VimonoIndra Bayu VimonoIndra Bayu Vimono, ahli echinoderma,P2O LIPI, U, U, U, U, Ucu cu cu cu cu YYYYYanuarbianuarbianuarbianuarbianuarbi, ahli krustasea,P2O LIPI, Erick ZulhikmanErick ZulhikmanErick ZulhikmanErick ZulhikmanErick Zulhikman, ahlikrustasea, P2O LIPI ,Asril DjunaidiAsril DjunaidiAsril DjunaidiAsril DjunaidiAsril Djunaidi,ahli penyu, Pusat Studi MasyarakatPesisir, NNNNNurhalis urhalis urhalis urhalis urhalis WWWWWahidinahidinahidinahidinahidin, ahlipemantauan terumbu karang, Univer-sitas Khairun, IIIIImran mran mran mran mran TTTTTaeranaeranaeranaeranaeran, ahli sosialekonomi dan perikanan, UniversitasKhairun, MMMMMuhammad Euhammad Euhammad Euhammad Euhammad Errrrrdi Lazuardi Lazuardi Lazuardi Lazuardi Lazuardididididi,ahli pemantauan terumbu karangbentik, CI, AndrAndrAndrAndrAndreas Meas Meas Meas Meas Muljadi,uljadi,uljadi,uljadi,uljadi, ahlipemantauan ikan karang, TNC, SSSSSter-ter-ter-ter-ter-ling Zling Zling Zling Zling Zumbrumbrumbrumbrumbrunnunnunnunnunn, Direktur Fotografi CI.

Ekspedisi ini dimulai tanggal 13April hingga 11 Mei 2008, untukmengikuti perkembangan penelitianmereka anda bisa membaca di bloglaporan para peneliti ini klick: http://www.conservation.or.id/kelautan/halmahera.//

E x p e d i s i H a l m a h e r a

SWOT merupakan kemintraan Conservation International (CI) dan grup spesialis kelautan IUCN —Marine Turtle Specialist Group (MTSG), denyut nadi kerjasama ini berupa data yang dibuat melibatkanjaringan lebih dari 400 kontributor data untuk membuat pangkalan data SWOT –yang secara kolektif disebutdengan “SWOT team.” Data-data ini menyediakan jaringan, penulis, forotgrafer dan komunikator yang datangdari 75 negara untuk menyediakan informasi upaya global tentang status konsevasi penyu. http://www.seaturtlestatus.org/

The SWThe SWThe SWThe SWThe SWOOOOOT T T T T TTTTTeameameameameamKemitraan untuk Menyelamatkan PenyuKemitraan untuk Menyelamatkan PenyuKemitraan untuk Menyelamatkan PenyuKemitraan untuk Menyelamatkan PenyuKemitraan untuk Menyelamatkan Penyu

KONSERVASI DUNIA MAYA

Page 8: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

8 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Masih ingat film FindingNemo? Takala berpapasandengan seekor penyu,

ikan badut yang lucu itu bertanya,“Berapa umur Anda?” Penyu men-jawab 100 tahun. Wooww…tua sekali!Penyu memang salah satu satwa yangberumur panjang, dan diakui olehpara ahli sebagai khasanah kehidupan

M e n y e l a m a t k a nM e n y e l a m a t k a nM e n y e l a m a t k a nM e n y e l a m a t k a nM e n y e l a m a t k a nPenyu IndonesiaPenyu IndonesiaPenyu IndonesiaPenyu IndonesiaPenyu Indonesia

dari proses evolusi yang masih tersisa.Selain umurnya yang panjang, penyujuga mampu menjelajah jarak ribuankilometer. Misalnya penyu di Kepu-lauan Derawan di Kalimantan, mela-kukan migrasi lintas negara hingga keLaut Sulu (Filipina) melampauiKalimantan bagian utara.

Penelitian yang dilakukan oleh

WWF menunjukkan bahwa penyuyang bertelur di Pulau Derawan,Kalimantan Timur, pergi mencarimakan di Laut Mindanau, FilipinaSelatan. Catatan para peneliti tersebutmengungkap bahwa jarak tempuhpenyu itu mencapai 720km yang diaarungi selama 42 hari. Sedangkanpenyu yang lain mampu menempuh

LAPORAN UTAMA

Teks oleh Fachruddin MangunjayaFoto-foto: Ketut Sarjana Putra

Page 9: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

9TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

jarak 925km melintasi Negara BagianSabah di sebelah Utara Kalimantan.

Dunia mengenal tujuh jenispenyu, dan enam diantaranya hidupdi Indonesia (lihat box: Penyu di In-donesia). Selain menjadi daya tarikkarena kehidupannya yang unik,penyu ini menjadi magnet bagi parapeneliti karena daerah jelajahnya yangluas. Tidak terkecuali –sebagaimanaspesies langka lain yang hidup didarat—penyu merupakan salah satusatwa yang dilindungi karena terancamkepunahan. Badan konservasi duniaIUCN mengkategorikan penyusebagai satwa yang terancam punah(endangerad species) dan genting(critically endangered).

Strategi konservasi menempatkan

penyu sebagai satwa langka bawah lautyang menjadi ‘spesies flagship’ aliasjenis bendera, sebagaimana harimauyang mempunyai jelajah sangat luas,tidak mengenal batas wilayah dannegara. Penyu, mampu bertualang danmencari makan hingga ke belahannegara lain, tentu tanpa perlu‘pasport’. Masalahnya adalah ketikamereka bertelur di satu tempat, penyudewasa kemudian meninggalkantempat bertelurnya itu untuk mencarimakan di tempat yang terkadangjaraknya ratusan bahkan ribuan kilo-meter. Walaupun –yang menjadikeunikan penyu betina— merekatetap kembali bertelur di tempat manadia lahir (ditetaskan).

Penetasan terjadi secara alamiah

dan mandiri dalam periode 8-10minggu. Memang, penyu mampubertelur antara 80 hingga 150 butir,namun kemudian anak-anak penyuyang disebut ‘tukik’ menetas secaraindependent, dan mereka keluardari timbunan pasir berbondong-bondong menunju pantai danmencari tempat makan masing-masing. Disinilah tantangannya,tidak semua penyu yang berjumlahratusan tersebut menetas, dan tidakseluruh yang menetas mampuhidup survive di alam. Karenaditinggal induknya, masing-masingpengembara sendiri. Terkadang tidaksampai dewasa, sang tukik telahdimangsa predator dan menemuiajalnya. Maka, para peneliti penyu

Tukik, anak-anak penyu baru menetas.

Page 10: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

10 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

memperkirakan, mungkin dariseribu yang menetas, hanya satu ekorpenyu yang tumbuh dewasa. Pe-ngembaraan hingga menjelangdewasa yang disebut ‘tahun meng-hilang’ dijalani satwa ini dari kecil,remaja hingga menjelang dewasa danmatang dari usia lima hingga 20tahun. Dianggap dewasa pun satwaini juga tidak mudah untuk segeraberbiak, tercatat mereka mulaibertelur pertama setelah pada umur30 hingga 50 tahun.

Ancaman KelestarianAncaman KelestarianAncaman KelestarianAncaman KelestarianAncaman KelestarianPopulasi penyu sangat terancam

kelestariannya karena berbagai faktordiantaranya kehilangan dan keru-sakan habitat mereka akibat pemba-ngunan yang intensif di pinggiranpantai yang merupakan habitatmereka. Penyu juga sangat rentandengan pencemaran, dan merekatidak dapat hidup dan mencarimakan jika terumbu karang ataupadang lamun mengalami kerusakan,akibat sedimentasi atau pun peng-rusakan oleh manusia. Di pantai

Costa Rica, ketika diadakan pembe-dahan, seekor penyu ternyata mema-kan plastik (limbah manusia), mung-kin mereka mengira plastik adalahubur-ubur yang mengambang dipantai. Pencemaran ini juga diper-kirakan pula menimbulkan penyakitpada penyu. Di sejumlah kepulauanHawaii, dijumpai hampir 70% daripenyu hijau yang terdampar, terkenafibropapillomas, penyakit tumor yangdapat membunuh penyu laut.Menurut WWF, saat ini, penyebabtumor belum diketahui.

Ancaman berikutnya adalah pe-nangkapan penyu dewasa. Konsumsiterhadap daging penyu masih sangatbanyak dilakukan. Menurut catatanWWF lebih dari 50 ribu penyu lautdibunuh di kawasan Asia Tenggaradan Pasifik Selatan. Di Indonesiapernah dikenal pembantaian penyubesar-besaran di Bali untuk keperluankonsumsi (sate penyu) dan upacaraadat. Konsumsi juga dilakukan olehmasyarakat, seperti di kalanganmasyarakat Ayau (Papua), yang mem-punyai tradisi pesta memakan daging

penyu (lihat: Penyu dan MasyarakatAyau). Menurut BKSDA Bali, sejaktahun 1970-an Bali dikenal sebagaidaerah pengkonsumsi penyu terbesardi Indonesia. Pada kurun waktuantara tahun 1969 - 1999, kebu-tuhan penyu di Bali, khususnyapenyu hijau (Chelonia mydas), men-capai 10 ribu hingga 30 ribu ekor pertahun. Sekarang pemerintah daerahtelah membatasi dan melarang kon-sumsi penyu tersebut dan me-netapkan kuota menjadi 5000 ekorper tahun.

Selain itu, pukat para nelayan dilaut dalam, juga mampu menyeretpenyu dan menyebabkan satwa yangbernafas dengan paru-paru ini kehabisanoksigen dan mati lemas. Sebagai reptiliapenyu tidak bertahan terus di dalamkedalaman air. Mereka memerlukanwaku, naik kepermukaan, menghirupoksigen. Terperangkap pukat me-nyebabkan kematian. dan Faktor keempat, selain pemangsa alami—yangdisebutkan diatas—juga konsumsimasyarakat terhadap telur penyu.Banyak masyarakat pesisir yang

Di dunia terdapat tujuh jenis penyu, enamdiantaranya hidup dan mencari makan di laut

Indonesia. Enam jenis penyu tersebut adalah: penyuabu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing(Dermochelys coracea), penyu hijau (Chelonia mydas),penyu pipih (Natator depressus), penyu sisik(Eretmochelys imbricata) dan penyu tempayan(Caretta caretta). Penyu ini bertelur dan mencari makandi laut Indonesia, misalnya penyu sisik dan penyuhujau dijumpai bertelur di pantai barat Sumatera,Kepulauan Riau, Pulau Natuna, di Pantai KabupatenSambas, Kepulauan Derawan, Kaltim, juga diKepulauan Raja Ampat. Sedangkan penyu belimbing–yang mempunyai badan lebih besar—memerlukanlaut dengan gelombang besar untuk membantupendaratannya ke pantai. Jenis ini dijumpai bertelurdi Pantai Jamursbamedi, Papua, Kepulauan Alor, dibeberapa tempat di Pantai Selatan Jawa dan Bali, sepertiAlas Purwo dan Meru Betiri.

Penyu di Indonesia

Ilustrasi: © Cezar Landazabal

Page 11: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

11TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

mengkonsumsi dan memanen lang-sung telur penyu untuk dijual. DiKabupaten Berau, Kalimantan Timur,pemungutan ratusan ribu telur penyudilakukan—dengan cara lelang—untuk mendapatkan tambahan Penda-patan Asli Daerah (PAD). KawasanKabupaten Berau memiliki tempatpeneluran penyu terbesar di AsiaPasifik. Dalam musim bertelur, terdapatratusan penyu bertelur secara serempakdi Pulau Maratua, Sangalaki, Kakabandan pulau lain yang ada di perairanKalimantan Timur Tersebut.

UUUUUpaya Ppaya Ppaya Ppaya Ppaya PenyenyenyenyenyelamatanelamatanelamatanelamatanelamatanMelihat kondisi populasi penyu

yang kian menyusut, tentunya lembagakonservasi dan pencinta lingkungantidak pernah diam. Lembaga konservasiyang telah lama terlibat untuk kon-servasi penyu adalah WWF. Lembagaini menurut Creusa ‘Teta’ Hitipeuw

National Coordinator for Turtle Pro-gram, WWF Indonesia, mengacuaksinya dalam melestarikan penyumelalui tiga strategi yakni: pertama,memproteksi habitat penting, kedua,pengurangan eksploitasi telur penyudan penyu dewasa terutama untuktujuan komersial dan ketiga, memi-nimalisir penangkapan penyu olehaktivitas perikanan.

Penyu, kata ahli penyu dari WWFini, perlu dilestarikan karena satwa lautyang sangat rentan. Alasannya karenaperilaku migrasi mereka yang berkisaranluas, sehingga mereka tidak hidup disatu habitat saja, namun bermigrasi darihabitat yang satu dengan habitatlainnya. Penyu hanya bertelur di habi-tat tertentu, dan habitat mereka inimenghadapi berbagai gangguan bahkankehancuran. Selain itu, penyu mem-punyai sistem reproduksi yang lambat,dan laju regenerasi mereka tidak

sebanding dengan ancaman yangtengah dihadapinya akibat eksploitasisecara komersial dibarengi denganpengrusakan habitat.

Selain itu, Conservation Interna-tional (CI) Indonesia bersama-samadengan WWF dan DepartemenKehutanan misalnya, turut terlibatdalam memfasilitasi bersama peme-rintah Indonesia dalam pembuatanRencana Aksi Nasional utuk Peles-tarian Penyu (National Action Planfor Turtles). Langkah ini dilakukansebagai awal, karena sebelumnya Indo-nesia belum pernah mempunyai na-tional ‘action plan’ untuk penyu yangdimiliki oleh perairan negeri ini.

Selain di tingkat nasional daninternasional, CI juga memfasilitasipenyadaran dengan pembangunankapasitas masyarakat lokal. Strategi CIlebih banyak membangun kapasitaslokal dan sumber daya lokal dalam

Seekor penyu dewasa.

Page 12: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

12 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

mendukung agar mereka memilikikemampuan untuk melindungi habi-tat penyu, dan konservasinya. Kemi-traan dilakukan bersama denganYayasan Berau Lestari (Yayasan Bestari)di Berau dan Yayasan Penyu Papua(YPP) di Papua, “Jadi kita investingpeople dalam pelestarian penyu,” kataKetut Sarjana Putra, Marine DirectorCI Idonesia.

Ketut mencontohkan, salah satuupaya adalah bermitra dengan YayasanPenyu Papua (YPP) adalah berupadukungan teknis, finansial hinggapembangunan kapasitas masyarakatlokal. “Kami harapkan YPP akanmenjadi besar di tingkat lokal dan tetapbermitra dengan CI di kemudian hari,”jelas Ketut.

Sama halnya dengan CI Indonesia,WWF juga terlibat di tingkat lokal danCI dalam pelestarian penyu. WWF dan

TNC berkerjasama dengan pemerintahdaerah di Kabupaten Berau, secarakhusus ikut meyakinkan Pemerintah

penyu tentu tidak mudah, di tingkatlokal kabupaten Berau, misalnya,bantuan juga diberikan dalam bentukkemitraan dengan masyarakat lokal diKabupaten Berau dalam menyokongmereka melestarikan penyu danprogramnya melalui Yayasan Bestaridengan program Marine Turtle base eco-tourism. “Kegiatan juga dilakukanuntuk memperkuat patroli di MPABerau dalam menyokong komitmenmasyarakat lokal,” kata Teta menjelaskan.Oleh karena pengumpulan telur penyumenyangkut hajat ekonomi masyarakat,maka tentunya salah satu jalan yang baikadalah bagaimana mempromosikanakternatif mata pencaharian mereka,baik itu lewat pilot project danmempengaruhi implementasi kegiatanpengembangan masyarakat yang dila-kukan bersama dengan pemerintahdaerah setempat.//

Lokasi dan populasi peneluran penyu hijau.

Daerah tersebut agar menjaga keles-tarian penyu yang merupakan assetdunia yang ada di daerah mereka.

Tantangan untuk melestarikan

Oleh karenapengumpulan telurpenyu menyangkut

hajat ekonomimasyarakat, makatentunya salah satu

jalan yang baikadalah bagaimana

mempromosikanakternatif mata

pencaharianmereka...

© Co

nser

vatio

n In

tern

ation

al

Page 13: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

13TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Masyarakat Ayau, adalah salah satumasyarakat yang menghuni

Kepulauan Raja Ampat. Ditinjau darisudut geografis, daerah ini memilikikarakter hidup yang tergantung darilaut disebabkan wilayah merekaterletak jauh diutara Pulau Waigeo.Selain itu Wilayah Ayau terdiri darihamparan pulau-pulau kecil yangberdiri diatas dua buah atol.

Kehidupan masyarakatnya yangsangat tergantung dari budaya turuntemurun sejak nenek moyang merekaterbawa hingga masa kini. Masyarakatmemanfaatkan laut untuk kehi-dupannya baik secara budaya, sosial,politik, maupun agama dan keper-

cayaan adat. Budaya saling mengasihiatau menolong dan gotong royong dikampung mendorong perilaku masya-rakat dikepulauan Ayau kerap mela-kukan pesta, ritual adat atau agamadalam bentuk kolosal dengan me-ngumpulkan masa yang besar.

Kebutuhan untuk acara seperti itu,memerlukan sumber daya yang cukupbesar dengan jumlah orang yangbanyak dan waktu yang cukup pan-jang. Salah satu menu mereka adalahpenyu, dimana saat pesta konsumsipenyu lebih banyak dibanding ikan.Alasan mereka adalah, ketika ditangkappenyu dapat bertahan lebih lama—tidak perlu untuk diberi makan—

sehingga secara ekonomi lebih murah.Alasan lain, tentunya daging penyusangat banyak dan enak.

Menu penyu atau kawes, meru-pakan suatu kelaziman. Masyarakatakan lebih bersemangat dan ber-gembira untuk mengikuti acara, jikatersedia daging penyu. Selain itu bagituan rumah— yang menyediakanpenyu sebagai makanan— statussosialnya akan meningkat. Apalagi jikapesta itu mampu menyediakan penyuyang banyak, sang tuan rumah anggapsebagai ‘mambri’ atau orang kuat aliasnelayan tangguh.

Kehidupan ini telah berlangsungsejak manusia Ayau ada. Sehingga secara

Penyu dan Masyarakat Ayau

Oleh: Charlie Imbir*)

Budaya saling mengasihi atau menolong dan gotong royong dikampung mendorong perilaku masyarakat di kepulauan Ayau kerapmelakukan pesta, ritual adat atau agama dalam bentuk kolosal

Masyarakat Ayau membakar pukat penyu.

Foto:

© C

I, Iem

an M

eilan

di

Page 14: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

14 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

budaya sangatlah sulit untuk di rubahdalam waktu sekejap.

Setelah kegiatan konservasi mulaimasuk ke Ayau, umumnya masyarakatsangat keberatan jika harus membatasikegiatan dan kehidupan mereka, ter-utama dalam mengkonsumsi penyu.Berbagai pendekatan telah dilakukan,diskusi dan interaksi yang baik diadakandikalangan pemuda, masyarakat, tokohadat, pemuka agama, dan guru-gurusecara massif. Lambat laun masyarakatAyau mau menerima wacana ini.

Hal yang paling penting tercetusdalam diskusi adalah: masyarakat sadarbahwa tempat mencari ikan—terma-suk penyu—dalam kondisi akhir-akhirini semakin sulit. Kesadaran akan menu-runnya kualitas tangkapan di laut daningatan akan masa lampau yang kayadengan segala macam potensi laut yangmelimpah dan dekat dengan pusatpemukiman, membuat masyarakatberpikir. Mereka pun berpikir demikeberlanjutan hidup generasi atau anakcucu mereka.

Walaupun argumen tersebut belumsepenuhnya menyakinkan mereka,disebabkan secara ekonomi merekamasih mampu melakukan barterataupun menjual hasil tangkapanmereka –terutama ikan— kepadakapal-kapal singgah di Ayau seperti dariFilipina, Cina, dan Hongkong. Untukpenyu, misalnya, perlu proses yanglebih lambat karena kebiasaan ini sudahmendarah daging.

Setahun yang lalu tepatnya 2 April2007 masyarakat seluruh Ayau dari lima

kampung: Dorehkar, Yenkawir, Meos-bekwan, Rutum, Reni –menyusul 2kampung baru adalah Boyserang danRuni, mengadakan pertemuan dikantor Kepala Distrik Ayau bersepakatserta mendeklarasikan Ayau sebagaiKawasan Konservasi Laut Daerah(KKLD).

Dari deklarasi ini masyarakat Ayauterus mengadakan diskusi denganfasilitasi program CI Indonesia di RajaAmpat. Singkatnya, 24 marga pemilikulayat dari tujuh kampung yang adabersepakat untuk tidak menggunakanalat-alat yang bisa merusak laut sepertibom, potas, jaring dan alat penikampenyu yang disebut “aco”. Komitmenitu mereka buktikan dengan pemba-karan jaring dan alat alat tangkap yangmerusak. Segala alat yang dilarang, tidakboleh ada di dalam perahu nelayan.Masyarakat pun terlibat aktif dalamberpatroli.

BBBBBerhenti Merhenti Merhenti Merhenti Merhenti Mengkonsumsi Pengkonsumsi Pengkonsumsi Pengkonsumsi Pengkonsumsi PenyuenyuenyuenyuenyuCatatan menggembirakan tentang

kelestarian penyu ditandai dengan SuratPanitia Natal Selingkungan Ayau diKampung Yenkawir yang mengatakanbahwa warga tidak akan memakanpenyu jika ada alternatif lain. Surattersebut di buat awal Januari, danbergulir diantara para jemaat gereja dikampung-kampung dari bulan februarihingga Oktober 2007. Komitmen iniakhirnya dimulai dari masyarakatkampung Yenkawir dimana sejak Maret2007 yang menyatakan tidak lagimengkomsi penyu. Pernyataan positifini diikuti beberapa marga di KampungDorehkar pada Juni 2007 namun secarakeseluruhan masyarakat Ayau mulaitidak memakan penyu resmi padapuncak perayaan Natal SelingkunganAyau pada tanggal 27 Desember 2007.

Hingga saat ini masyarakat Ayausecara umum sudah tidak menggu-nakan penyu baik untuk kehidupantiap hari tetapi juga untuk pesta-pestaadat maupun agama. Ini adalah proses

belajar bersama untuk terus mening-katkan kualitas berpikir masyarakatAyau bahwa dengan tidak mengguna-kan penyu untuk konsumsi, manusiabisa tetap hidup dan mendapat keun-tungan alam dan ekonomi secara terusmenerus.

Sahabat LamaSahabat LamaSahabat LamaSahabat LamaSahabat LamaPenyu dan Masyarakat Ayau kini

mulai membina hidup bersama. Sejarahmasyarakat Ayau pun mulai dirajut,dengan menjelaskan bahwa penyu danmasyarakat Ayau adalah ‘sahabat lama’.Sebab ketika zaman dahulu masyarakatAyau belum tahu tentang kepulauanAsia (nama lain Pulau Ayau) saat ini,penyulah yang menunjukannya.

Komitmen untuk tidak makanpenyu ini merubah wacana bahwa or-ang Ayau yang awalnya adalah pemburudan pemakan penyu sekarang telahmenjadi sahabat penyu sekaligusmelindunginya. Alternatif dari tidakmakan penyu adalah masyarakat terusmencari alternatif dengan mengelolasumber daya yang ada di darat sepertimulai beternak, bertani, usaha-usahaekonomi lainnya. Kini perairan lautjuga dikawal oleh masyarakat, setiapmarga mempunyai petugas patroli.Seluruh Ayau saat ini terdapat petugaspatroli berjumlah 42 orang.//

*)Charlie Imbir adalah Raja Ampat CommunityEngagement Coordinator

Hingga saat inimasyarakat Ayau

secara umum sudahtidak menggunakan

penyu baik untukkehidupan tiap hari

tetapi juga untukpesta-pesta adatmaupun agama.

Page 15: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

15TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Tanah Papua, mempunyai kekayaan alam yang tidak habisnya.Salah satunya adalah penyu.

Selain penyu hijau, penyu sisik danpenyu pipih, Papua juga menjadipilihan bagi penyu belimbingDermochelys coriacea, yang mempu-nyai tubuh besar dan sulit ditemukandi pantai lain di Indonesia. Untukmenjaga kekayaan penyu tersebut,Yayasan Penyu Papua (YPP) dibentuksebagai organisasi nirlaba dan meru-pakan wadah dari beberapa pemerhatidan penggiat lingkungan hidupkhususnya perlindungan dan peles-tarian penyu, terutama keberadaanyadi wilayah perairan laut Papua.

YPP mempunyai misi melindungidan melestarikan berbagai prosesekologis yang penting beserta sistem-nya yang menunjang keberlanjutankehidupan penyu. ”Yayasan dibentukmengingat wilayah Papua yang sangatluas, dan kebiasaan penyu sebagai satwapenjelajah di seluruh ekosistem perairanlaut di dunia,” kata Ferdiel Balamu,aktifis YPP.

Menurut Ferdiel, YPP merupakansatu-satunya yayasan yang berkon-sentrasi untuk menyelamatkan penyudi Papua disamping telah banyak LSMlokal maupun internasional. Sejaktahun 2006 YPP bermitra dengan Con-

guna mendapatkan persetujuan(kesepakatan) dari mereka,” tambahnya.

Dengan pendekatan ini, barulahdibentuk kawasan konservasi penyudengan cara peningkatan pemahaman,kesadaran, komitmen, dan partisipasimasyarakat, pemerintah dan parapihakterhadap pelestarian penyu.

Lebih dari itu, pengawasan ter-hadap pelestarian penyu juga di lakukanbersama masyarakat, ”Kegiatan inibertujuan untuk memantau perkem-bangan populasi penyu,” ujar Ferdiel.Menurutnya, banyak hal positif yangdihasilkan dari kegiatan ini, antara lain:tidak ada lagi yang datang untuk meng-ambil penyu di pulau tersebut dankapal-kapal nelayan juga mencegah da-tangnya nelayan yang menggunakanalat tangkap yang merusak seperti bomdan potasium.

TTTTTantanganantanganantanganantanganantanganMenurut Ferdiel, ada beberapa

tantangan yang kerap dihadapi dalammelestarikan populasi penyu di TanahPapua. Diantaranya soal kesulitan ataspelepasan tempat (tanah adat) daripemiliknya untuk dijadikan kawasanlindung, hal ini lebih disebabkan karenafaktor ekonomi dan juga karena sebagianbesar masyarakat adat masih meng-gantungkan hidup pada hasil-hasilalam. Faktor kedua, tentunya masalahkesadaran masyarakat masih rendah,karena itu membutuhkan penangananyang cukup serius. Dalam soal kebia-saan memakan penyu misalnya, merekatidak mudah merubah perilaku kon-sumsinya: ”Karena kebiasaan meng-konsumsi terjadi sudah terlalu lama,sulit bagi mereka untuk melepaskanbegitu saja,” katanya.

Tantangan berikutnya adalah soallemahnya komitmen dan kepedulianpihak-pihak terkait untuk pelestarianpenyu, ”Hampir tidak ada pihak yangberinisiatif untuk melihat bahwapelestarian penyu adalah suatu isu perluuntuk dibicarakan.” ujarnya.//

servation International (CI) Indonesiadan Papua Conservation Fund(PCFund). Salah satu langkah strategisyang mampu dilakukan oleh lembagalokal ini adalah dengan melibatkandukungan masyarakat adat, seperti SukuKawe, Dewan Adat Suku Maya, PemdaRaja Ampat dan BKSDA Papua II. Darimasyarakat tersebut mereka menga-dakan kegiatan yang terkait denganulayat (hak adat) di Pulau Sayang danPiai, di Raja Ampat dalam upayaperlindungan.

“Upaya konsultasi yang dilakukanmembuahkan hasil berupa surat per-setujuan perlindungan penyu danhabitatnya di Pulau Sayang dan PulauPiai dari masyarakat pemilik pulau,yaitu kampung Selpele dan kampungSalio,” ujarnya, disamping itu, du-kungan juga diperoleh dari DewanAdat Suku Maya Raja Ampat.

Papua merupakan tempat dimanaadat sangat dihormati dan dipegangkuat, jalan inilah yang ditempuh olehYPP dengan memberdayakan masya-rakat adat. Alasannya adalah, “Karenadi Papua semua wilayah daratan(termasuk pulau-pulau) dan perairanada pemiliknya,” jelas Ferdiel. Olehsebab itu pendekatan kepada masya-rakat adat sebagai pemilik tempatdilakukan. ”Pendekatan dilakukan

Menyelamatkan PenyuBersama Masyarakat Adat

Foto:

Yaya

san P

enyu

Pap

ua

Page 16: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

16 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Salah satu jalan keluar agar penyuselamat dari kepunahan adalahdengan cara melibatkan masya-

rakat. Creusa Hitipeuw (38 tahun)menyampaikan pada TROPIKA,”Masyarakat dapat terlibat dalam pe-lestarian penyu dengan tidak membelitelur penyu, dagingnya atau souveniryang terbuat dari bagian tubuhpenyu.”

Penyu adalah satwa yang dilindu-ngi, bukan saja oleh Indonesia tapi jugaseluruh negara di dunia. Seluruhbagian tubuh penyu dan telurnyaterlarang untuk dikonsumsi ataudiperdagangkan. Para pekerja konservasijuga aktif melindungi habitat-habitatpenting, termasuk Indonesia yanglautnya sangat kaya akan sumber daya.

Tetha, begitu panggilan dara kela-hiran Ambon ini, mengawali karirnyadengan meneliti duyung, hewan her-bivora yang tergantung pada habitatpadang lamun sama seperti penyuhijau. Selepas kuliah di Fakultas Peri-kanan, Universitas Pattimura, Ambon,

dan Free University of Brussels, Bel-gium, hingga saat ini, Tetha sudahmenghabiskan lebih dari 10 tahunhidupnya menekuni pelestarian penyu.

Pekerjaan itu membuat Tetha ba-nyak bepergian ke berbagai lokasi ter-pencil di berbagai pulau di Indonesia,yang menurutnya sangat disukainya. Iajuga mendapat banyak kesempatanberinteraksi dengan masyarakat setem-pat, tidak terkecuali dengan peneliti-peneliti penyu dari berbagai negara.

Kepayahan niscaya ditemuinya saatmelakukan penelitian di pulau nunjauh. ”Sering kita kesulitan menjumpaiair tawar,” ujarnya. Kesulitan lain, adalahtidak bisa menghindar dari ’menggaruk’tubuh, karena terus digigit nyamuk danagas. Selain itu, kata Tetha, ada tidakenaknya, ”(saya) dibenci oleh pengusahakonsesi telur penyu dan kesalah pa-haman di masyarakat bahwa konser-vasionis lebih mengutamakan keber-lanjutan penyu dari pada kesejahteraanmasyarakat di sekitarnya.”

Penyu, selain mempunyai nilai

sosial dan kultural, kini populasinya dialam menurun drastis karena berbagaiancaman yang dihadapi karena nilaikomersialnya. ”Penyu adalah shared re-sources, (satwa) milik bersama beberapanegara, karena pola hidupnya yangberpindah-pindah.” Oleh karena itupartisipasi Indonesia yang terlibatdalam berbagai perjanjian pelestairaninternasional baik melalui KonvensiKeanekaragaman Hayati (CBD),IOSEA MOU dan lain-lain, adalahsangat penting.

Tetha, ahli penyu di WWF-Indo-nesia ini, menuturkan bahwa secarastrategis WWF mempunyai tiga lang-kah untuk melestarikan penyu. Per-tama, proteksi habitat penting; kedua,pengurangan eksploitasi telur penyudan penyu dewasa terutama untuktujuan komersial; dan ketiga, memi-nimalisir penangkapan penyu olehaktivitas perikanan.

Tidak hanya itu, dalam terjemahanpragmatis — karena sumber daya yangterbatas menurutnya — tiga strategi di

Creusa ‘Tetha’ Hitipeuw:

Konservasionis,DibenciPengusahaPenyu

Teta saat bekerja di kantor dan di lapangan (kanan).

Page 17: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

17TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

atas diimplementasikan dengan caraantara lain: perlindungan (proteksi)habitat penyu. Perlindungan langsungdan pengelolaan dilakukan terhadappantai peneluran yang penting untukmemperbesar kemungkinan pemulihanpopulasi. Salah satu lokasi yang dipilihWWF adalah Kepulauan Derawan,untuk perlindungan populasi penyuhijau terbesar di Asia Tenggara.

Strategi proteksi habitat jugadilakukan di Jamursba Medi-Warmon(Papua) yang memiliki populasi penyubelimbing terbesar di Pasifik. Disam-ping itu, masih kata Tetha, WWF jugaingin memastikan perlindungan habi-tat dengan intervensi melalui prosespengembangan zonasi pada KawasanKonservasi Laut (KKL) dan rencanapengelolaan (management plan) sertapengembangan jaringan KKL.

Masih tidak cukup, juga dilakukanupaya menghentikan eksploitasi telur

penyu dan penyu dewasa. “Caranyaadalah dengan mengembangkan meka-nisme penghentian sistem konsesi telurpenyu di Kabupaten Berau dan perda-gangan penyu di Bali,” katanya tegas.

Diakuinya, tidaklah mudah menja-lankan semua itu, Walaupun ada keber-hasilan menghentikan konsesi telur pe-nyu di Berau melalui Peraturan Bupati,”Masih perlu perjalanan panjang untukkesinambungannya,” lanjutnya lagi.

Sebelum ada intervensi dari parakonservasionis, Pemkab Berau setiaptahun mengadakan lelang utuk menda-patkan ’konsesi’ pemungutan telurpenyu di Kepulauan Derawan, sebagaisumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)Kabupaten Berau dan ’melegalkan’penjualan telur-telur penyu ke pasar.

Dengan pendekatan konservasiyang ditawarkan, Pemda bersedia tidakmemperpanjang lagi konsesi tersebutyang berakhir Desember 2005, dan

BIOGRAFI SINGKAT

Nama:Creusa Hitipeuw

Tempat dan tanggal lahir:Ambon. 9 February 1969

Addresses:Jl. Pettitenget 22, Kerobokan-Bali

Pendidikan:S1, Bsc tahun 1992 Fakultas Perikanan, Universitas Pattimura, Ambon,

Department Manajemen Sumber Daya Kelautan.S2, MSc tahun 1996, Free University of Brussels, Belgium, Fundamental and

Applied Marine Ecology

Riwayat Pekerjaan:· 1992-1993: Research Assistant at Environmental Study Center Pattimura University, Ambon· 1993-1994: Reseacher (Ecologist for turtle and dugong research) for Environmental

Program Maluku, AIDEnvironment Amsterdam and Environmental Study CenterPattimura University, Ambon (funded by European Union)

· 1997-1999: Conservation biologist, WWF Indonesia, Aru Marine Turtle ConservationProject (Ambon Office)

· 1999- 2002: Conservation Science Senior Staff, WWF Indonesia(Wallacea Bioregional Program-Bali Office)

· 2002-2006: Coordinator of WWF Sahul Bioregion, Marine and Martine Species Programand country coordinator of Bismarck Solomon Ecoregion Action Program(Papua Office)

· 2007: National Coordinator for Sea Turtle Program, WWF Indonesia.

praktis sejak Januari 2006, tidak ada lagipemungutan telur penyu secara resmidi Berau.

Pemkab Berau kemudian mende-klarasikan kawasan Kepulauan Derawandan sekitarnya sebagai Marine ProtectedArea (MPA) atau Kawasan KonservasiLaut Daerah (KKLD). Bahkan meng-adakan kegiatan joint patrol (patroligabungan), untuk pengawasan danperlindungan laut dan pesisir di Berau,dimana masyarakat pesisir juga sangataktif terlibat.

Tetha memandang keterlibatanmasyarakat juga merupakan dukunganbesar di Jamursba Medi dan Warmon,dimana KKLD ditetapkan atas per-mintaan masyarakat lokal, yang kemu-dian juga terlibat penuh dalam penge-lolaan dan pengawasannya.

Keadaan di Bali juga telah banyakberubah dengan pengelolaan danpemanfaatan penyu hijau melaluikesepakatan masyarakat akan aturanadat (Bishama), yaitu pemanfaatanpenyu hijau untuk urusan keagamaandan budaya. Sementara di sektorperikanan, kesepakatan juga telahdilakukan dengan para pengusaha ikanyang menggunakan alat tangkap pukatlongline, untuk melepaskan penyu yangtertangkap secara tidak sengaja.

Walau masih banyak yang perludilakukan untuk melindungi penyu ini,Tetha merasa optimis konservasi penyubermanfaat besar bagi masyarakat dannegara. Seperti Tetha, Indonesia patutbangga akan penyu, karena seluruhdunia jadi menaruh perhatian besar dansangat menghargai kita.//

Pemkab Beraukemudianmendeklarasikankawasan KepulauanDerawan dansekitarnya sebagaiMarine ProtectedArea...

Page 18: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

18 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Page 19: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

19TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Java Jazz membuka pintunya sekalilagi dan bersamaan dengan kema-

juannya yang makin besar dan ber-gengsi, kehidupan dan musik jazz terusmenerus berimprovisasi. Dalam hidupkita dewasa ini, umat manusia perlumeningkatkan kesadaran akan ling-kungan hidup. Improvisasi dibutuhkanuntuk menyampaikan pesan ling-kungan hidup; improvisasi juga diper-lukan untuk mempertahankan danmenyelamatkan kehidupan dari ber-bagai bencana alam.

Tahun ini, improvisasi itu diwu-judkan melalui kampanye kolaborasibertajuk “““““GGGGGo Go Go Go Go Grrrrreeneeneeneeneen””””” selama setahunpenuh yang merupakan inisiatif JavaFestival Production, bekerja samadengan Metro TV dan MRA Media.Dengan menggunakan medium-me-diumnya masing-masing, pondasi “GoGreen” bukanlah ajang pencitraanmaupun promosi, melainkan meru-pakan sebuah komitmen bersamauntuk medorong perubahan nyata

melalui moto “do something!” padaJava Jazz Festival 2008, di mana inisiatifpertama ini dimotori oleh kolaborasiantara Java Festival Production dengantiga organisasi lingkungan hidup dunia,yakni Conservation International Indo-nesia, The Nature Conservancy danWWF Indonesia.

Selama acara yang berlangsung 3hari, 7 - 9 Maret 2008, Jakarta Inter-national Java Jazz Festival dan ketigaorganisasi ini mengundang parapenikmat musik jazz untuk mengurangiemisi karbon yang berbasis gaya hidupmereka di stan gabungan yang difasilitasiketiga LSM ini. Upaya pengurangankarbon dilakukan melalui perhitungankarbon secara individu menggunakankalkulator karbon.

Stan “Go Green” ternyata cukupberhasil. Ratusan pencinta musik jazzberkunjung ke stan ini dan sangat kagetketika mengetahui jumlah emisi karbonyang mereka hasilkan, termasuk pulamereka yang awalnya mengaku sudah

peduli lingkungan. Reaksi ini ber-dampak positif. Banyak dari merekayang kemudian secara suka rela mem-berikan janji kepada Ibu Bumi untukmencintai dan melindunginya denganmelakukan berbagai perubahan kecildalam kehidupan sehari-hari, demimembangun gaya hidup yang lebihramah lingkungan.

Salah satu anggota Advisory Coun-cil CI Indonesia, Dian Sastrowardoyo,yang juga merupakan salah satu selebritidan figur publik yang terpandang di In-donesia, turut memberikan dukung-annya dan berpartisipasi untuk meng-hitung emisi karbonnya, di mana Dianternyata ketahuan berhutang 9 pohonkepada Ibu Bumi. Hasil tes karbon initanpa sungkan diberitakan oleh Diandihadapan media nasional dan inter-nasional dalam acara konferensi pers “GoGreen”. “Perubahan kecil, termasukperubahan dari kamu semua, dapatmemberikan dampak penting bagiberagam kehidupan di bumi. Jadijangan cuma menonton, berbuatlahsesuatu dan berpartisipasilah untukmelestarikan bumi kita tercinta ini,”katanya meneruskan pesan Java Jazztahun ini.

Tentunya, acara Jakarta InternationalJava Jazz Festival 2008 sendiri, sesuaiharapan, sangat sukses. Sekitar 70.000pengunjung menghadiri acara ini untukmenikmati nama-nama besar daripanggung jazz dunia, seperti The Man-hattan Transfer, Bobby Caldwell, ReneeOlstead, Incognito, Jeff Lorber, LeeRitenour, Michael Paulo, Tetsuo Sakuraidan banyak lagi. Sampai jumpa tahundepan di Java Jazz Festival 2009!//

Rini Sucahyo

Jazz Dengan Rasa‘Go Green’

“Walau tidakterasa, Java JazzFestivalberkomitmen untukramah lingkungan”

DARI LAPANGAN

Foto:

©TN

C, A

hmad

Fua

di

Pengunjung Java Jazz di booth lingkungan.

Page 20: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

20 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Setelah menempuh perjalananselama tujuh hari dari Benoa-Bali, akhirnya Kapal Pendi-

dikan Lingkungan Kelautan yangdiberi nama “Kalabia” itu tiba diperairan kabupaten —dengan jum-lah ratusan pulau— Raja Ampat.Kapal dengan dengan warna warniberani: merah marun, kuning dancoklat ini sangat cantik, berlukisan’ikon’ ikan hiu bambu yang disebutmasyarakat setempat dengan ikankalabia. Tentu saja ini adalah satu-satunya kapal pendidikan ling-kungan untuk anak-anak di RajaAmpat yang disponsori oleh Conser-vation International dan The NatureConservancy. ***

Dengan wajah berbunga-bunga,Bupati Raja Ampat, Markus Wanma,Msi, berujar: “Hari ini, Kabupaten RajaAmpat melangkah lebih maju.

Kehadiran kapal pendidikan kelautanmenunjukan bahwa betapa pentingnyalaut dan keanekaragaman hayatiperairan itu dijaga. Karena masya-rakatlah yang akan menikmati seluruhkekayaan alam laut yang ada di RajaAmpat ini,” katanya disambut tepuktangan masyarakat yang hadir di Kam-pung Saonek,Waigeo Selatan, akhirFebruari lalu (28/2).

“Berlayar sambil belajar,” itulahmotto pendidikan yang tertulis dilambung kapal Kalabia. Kalabia me-nurut bahasa etnis Ma’ya yang meru-pakan penduduk asli pulau-pulau RajaAmpat berarti ikan hiu berbentuk kadalyang berjalan dengan siripnya ketikamencari makan di atas karang-karang.Lain lagi suku Biak-Raja Ampat, merekamengenalnya dengan nama “Mande-mor,”. Para pakar ’negeri sebrang’menyebutnya dengan istilah “walkingshark.” karena ikan ini berjalan di tanahdengan siripnya. Ikan inilah yang juga

menjadi vaforit sejumlah ilmuwan,karena mereka merupakan jenis barudari genus Hemiscylliidae.”

Kalabia adalah ikan endemik yanghidup diperairan laut Teluk Cende-rawasih, Kepulauan Raja Ampat danTeluk Triton, Kaimana. Kalabia seka-ligus melambangkan kebanggaan pen-duduk Papua di Propinsi Papua Baratyang memiliki tingkat keaneragamanhayati laut yang terkaya di dunia.

Kapal Kalabia dengan ukuranpanjang 32 meter, mampu menam-pung 24 penumpang termasuk 8 awakkapal. Rencananya kapal ini akanmenghabiskan seluruh waktunyauntuk berkeliling di seluruh Kabu-paten Raja Ampat yang memiliki 88kampung. Secara rutin, pembelajarankonservasi dilakukan dari satu kawasankonservasi menuju kawasan konservasilainnya di bagian Utara dan Selatankepulauan Raja Ampat.

Kapal ini, cukup untuk menam-

Tidak kalah hebatnya dengan ‘mobil unit’ di darat. Programkelautan meluncurkan pendidikan konservasi dengan moto:’Belajar sambil berlayar’.

Kapal Pendidikan itu Bernama“KALABIA”

Page 21: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

21TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

pung anak satu kelas. Setiap tiga hariada 30 siswa yang maksimum dapatberpartisipasi di atasnya. Didalamnya,disediakan sarana belajar, dilengkapidengan dua sampan yang dapatdigunakan untuk membawa anak-anaksnorkling dan menjangkau kawasanhutan bakau. Selain itu, di dalam kapaljuga ada perpustakaan serta peralatanaudio dan video untuk keperluanpembelajaran. “Fasilitas yang tersedia dikapal sangat mendukung dibuat agaranak-anak merasa seperti di rumah, “kata Albert Nebore Program ManagerCI di Raja Ampat. Selain itu di kapalini juga tersedia 16 tempat tidur untuk

penumpang, toilet, ruang meetingkecil, gudang dan dapur.

Menurut Albert, Program pendi-dikan Lingkungan di Kapal Kalabiadiarahkan untuk membentuk peru-bahan perilaku yang pro kepada kon-servasi. Karena itu, anak-anak meru-pakan target jangka panjang apabila kitahendak membicarakan isu perubahanperilaku konservasi bagi ketersediaansumber-sumber alam secara berke-lanjutan. “Diharapkan generasi Papuamasa datang akan sungguh-sungguhberkomitmen pada pembangunan yangberwawasan ekologi, sehingga peman-faat sumber-sumber daya alam itu akan

berpihak pada dukungan ekologi yangberkelanjutan,“ tambah AlberthNebore, merinci penjelasannya.

Selamat Berlayar, jangan lupa:belajar.//

Kapal ini, cukupuntuk menampunganak satu kelas.Setiap tiga hari ada30 siswa yangmaksimum dapatberpartisipasi diatasnya.

DARI LAPANGAN

Foto-foto: © CI, Heinje Rotinsulu, Angela Beer, Douglas Taylor.

Page 22: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

22 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

DARI LAPANGAN

Program pelestarian sisa habitat orangutan Sumatra, yangdilakukan oleh Conservation

International di daerah aliran sungai(DAS) Batang Toru, ternyata menarikdubes AS untuk meninjau langsung kedaerah ini. Dubes Cameron Hume(50) melakukan perjalanan ke kawasanini bersama rombongan yang diikutioleh kolumnis The New York Times,

Thomas Friedman, Glen Prickett, Se-nior Vice President Conservation Inter-national, Arifin Panigoro dan RegionalVice President for Indonesia, Dr. JatnaSupriatna.

Peninjauan ini dilakukan selamadua hari (24-25 Maret), dengandidahului terbang (fly over) di ataskawasan habitat orangutan Batang Toruselama beberapa menit, kemudian

mendarat di Bandara Aek Godang.“Habitat orangutan di Batang Torumerupakan kawasan yang masih terjagadengan baik dan disini ditemukansekitar 10 persen populasi orangutanSumatra yang tersisa,” kata JatnaSupritna menjelaskan.

CI Indonesia didukung olehUSAID, menjalankan program peles-tarian orangutan di kawasan DASBatang Toru bersama dengan ma-syarakat di kawasan ini sejak tahun2005. Dalam kerjasama ini berbagai

Dubes AS terbang langsung dari Jakartauntuk melihat Program PelestarianOrangutan di Batang Toru.

MMMMMenjenguk Penjenguk Penjenguk Penjenguk Penjenguk PrrrrrogramogramogramogramogramOOOOOrangutan di Brangutan di Brangutan di Brangutan di Brangutan di Batang atang atang atang atang TTTTTorororororuuuuu

Foto:

© C

I, Fa

chru

ddin

Mang

unjay

a

Page 23: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

23TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

inisiatif telah dilakukan antara lainpembentukan Orangutan Patrol Unit(OPU) yaitu unit patroli orangutanyang menjadi satuan tugas patroli yangdibentuk secara swakarsa oleh ma-syarakat dan KSDA setempat, mem-fasilitasi peraturan masyarakat di tingkatdesa untuk memperkuat keperdulianmereka atas kelestarian hutan danbersama dengan ICRAF menjalankanprogram agroforestri. Berdasarkan surveiyang diadakan oleh para peneliti CI,tutupan hutan yang terletak diKabupaten Tapanuli Selatan ini dihunioleh 350-400 orangutan Sumatra.Dengan demikian kawasan ini meru-pakan habitat penting orang utanSumatera di bagian selatan Tapanuli.

Selain itu, Batang Toru menjadihabitat sedikitnya enam jenis termasukhutan lumut (di atas 620m), hutanlembab lereng bukit (ketinggian antara200m–600m), dataran rendah, hutansekunder, dan hutan yang berada di tepisungai. Total tutupan hutan yang adasekitar 148,000 ha. CI berupayamelindungi kawasan hutan ini, karenadalam peta pemanfaatan yang diperun-tukkan oleh pemerintah Indonesia,sebagian hutan ini telah terkapling olehkonsesi Hak Pengusahaan Hutan(HPH) dan ijin penambangan.

Hak Hidup OrangutanHak Hidup OrangutanHak Hidup OrangutanHak Hidup OrangutanHak Hidup OrangutanDalam pertemuan dengan rom-

bongan, tokoh masyarakat di Desa AekNabara menuturkan, bahwa pema-haman mereka tentang keberadaan or-angutan di kawasan hutan Batang Torumenjadi lebih meningkat. AbdulSomad Siregar (43 tahun), Kepala DesaAek Nabara bercerita bahwa sejak adaprogram Conservation International dikawasan sekitar batang Toru, masya-rakat menjadi sadar bahwa hutanmereka dihuni oleh makhluk langkabernama orangutan. “Orang tua kamipernah bercerita, ’orangutan harusdijaga. Kami pernah mendengar,bahwa di hutan kami memang adamakhluk yang mirip manusia, dan bilamenemukannya, jangan pernah mem-bunuhnya, karena mereka adalahmakhluk seperti kita manusia,’ barulahkita mengerti setelah kedatangan CImakhluk itu bernama orangutan,”tutur Siregar.

Desa Aek Nabara, menggantungpenghasilan mereka pada tanaman-tanaman agroforestry, seperti kopi,karet, coklat, kayu manis dan cengkeh,karena itu perekonomian masyarakattidak tergantung dengan sumber-sumber dari kayu. “Sejak lama, kamitelah melindungi hutan kami dan

melarang penebangan pohon melaluiperaturan desa, sehingga tidak adaperambahan secara illegal di tempatkami,” tutur Siregar. Masyarakat Desatetap mengharapkan CI melanjutkanprogram mereka dengan pendam-pingan terutama dalam pemberdayaanmenata tata ruang pedesaan dan upayameningkatkan perekonomian danpendidikan masyarakat setempat.Inisiatif juga telah digagas untukmembuat sebuah perpustakaan kecil,“Perpustakaan ini masih memerlukandukungan karena baru ada 300 judulbuku,” katanya, karenanya Kepala AekNabara mengharapkan pengunjungbisa memberikan buku-buku layak bacauntuk mengisi perpustakaan tersebut.

“Duta besar sangat senang danmenyaksikan sendiri kegiatan Conser-vation International, sangat nyata dilapangan, dan beliau mendukungpenuh upaya seperti ini terus di-lanjutkan,” kata Alfred Nakatsuma dariUSAID. Dia berharap CI Indonesiameneruskan program yang dianggapnyaberhasil dengan baik ini denganmerancang kegiatan baru bersamaUSAID dan mitra lain untuk me-lindungi habitat orangutan di BatangToru.//

KIRIMKANKIRIMKANKIRIMKANKIRIMKANKIRIMKAN buku-buku bekas dan majalah (layak baca) untuk menumbuhkan minat baca anak-anak diAek Nabara, Tapanuli Selatan terutama pelajaran SD dan SMP. Buku bisa dikirimkan melalui kantorConservation International-Indonesia:

Kantor JakartaKantor JakartaKantor JakartaKantor JakartaKantor JakartaJalan Pejaten Barat 16AKemangJakarta 12550Ph. (62 21) 7883 8624 / 26, 7883 2564F. (62 21) 780 6723; 781 7869UP: Fachruddin Mangunjaya ([email protected])

AKSI MEMBANTUAKSI MEMBANTUAKSI MEMBANTUAKSI MEMBANTUAKSI MEMBANTUPERPUSTPERPUSTPERPUSTPERPUSTPERPUSTAKAAN ORANGUTAKAAN ORANGUTAKAAN ORANGUTAKAAN ORANGUTAKAAN ORANGUTANANANANANAEK NABARAAEK NABARAAEK NABARAAEK NABARAAEK NABARA

Kantor MedanKantor MedanKantor MedanKantor MedanKantor MedanJl. Rajawali No. 57 Sei Sikambing BMedan – Sumatera Utara 20122Telpon : 061-8458834 dan 061-8443962Fax : 061 – 8443836UP: Awaludin Hasibuan

Page 24: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

24 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

bayinya memutar-mutar anaknya’bak kipas helikopter’ dan melem-parkannya ke tanah. Tim OPU tentusaja terkejut, dan membiarkanperistiwa itu selama beberapa jamdengan harapan sang induk bisamengambil kembali anaknya. Aneh-nya sang induk menjauh, dan Timpun melihat anak orangutan –yangkemudian diberi nama ’Jarot’ –itutergeletak, tidak bersuara dan memardi bagian kepalanya. Pertolonganpertama dilakukan dengan mem-bawa Jarot ke Puskesmas, “Anak or-angutan ini siuman dan bersuarasetelah pulang dari Puskesmas,” kataSahran.

Bagi tim OPU, hal ini diluardugaan, dan ini diakui oleh AbuHanifah Lubis, ahli orangutan yangbekerja di CI. “Ini kejadian yang tidakpernah terjadi sebelumnya,” kata AbuLubis. Ada dua kesimpulan semen-tara, mengapa Jarot dilempar induk-nya: pertama, kemungkinan, orangu-tan ini panik dan marah denganmanusia dan mempunyai pengala-man traumatik sebelumnya. Kedua,memang saat ini sangat sulit mene-mukan makanan di lapangan, sehing-ga anaknya bisa jadi diaggap sebagaikompetitor induknya. Yang menyi-sakan pertanyaan adalah: mengapainduk orangutan itu begitu tegamelempar anaknya?//

DARI LAPANGAN

Orangutan Protection Unit(OPU) memang telah dibe-

rikan pelatihan untuk melakukanpatroli, tujuannya adalah memonitorkeberadaan orangutan di tengahhutan Batang Toru, juga memberipemahaman kepada masyarakat.“Terus terang saja, orangutan disinidianggap hama, karena memakanbuah-buahan tanaman di kebunkami,” ujar Mulatua Hutagalung,tokoh masyarakat di Aek Nabara.

Atas inisiatif CI, OPU dibentukuntuk memberikan solusi disampingmemberikan pertolongan, jika adamasalah –konflik— dengan spesiesyang mirip manusia ini. Sepekansebelum kedatangan rombongandubes AS, tim OPU Aek Nabaradikomandani Sahran Pakpahan (30tahun), memasuki hutan Aek Nabarayang tidak jauh dari desa. Maksudmereka adalah, jika para tamu

berminat untuk melihat orangutan ditempat aslinya, mereka pun bisa me-nunjukkan dimana keberadaanya.

Mencari, kemudian mengikuti or-angutan, adalah kebiasaan yang dila-kukan oleh para peneliti orangutan liardi habitat aslinya. Bila dijumpai, bia-sanya mereka menguntit dan mencatatperilaku kera besar ini dari balik pohonsampai tiba mereka membuat sarang.Tidak lama, Sahran dan rombonganpergi kehutan, mereka menjumpaiorangutan betina bersama anaknyayang berumur kira-kira 8 bulan. Mere-kapun mengikuti orangutan ini daribawah pohon, dengan maksud tidakmengganggu dan untuk membiasakanorangutan agar tidak takut denganmanusia.

Pada hari kedua, sang induk ter-nyata terlihat gusar dari atas pohon, danmendorong anaknya yang masih dalamsusuannya, dan sontak meraih tangan

sang induk ternyataterlihat gusar dari ataspohon, danmendorong anaknyayang masih dalamsusuannya, dansontak meraih tanganbayinya memutar-mutar anaknya ’bakkipas helikopter’ danmelemparkannya ketanah.

‘Jarot’, Dibuang oleh Induknya

Foto:

© C

I, Ri

ni Su

cahy

o

Page 25: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

25TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Demi mengurangi penderitaanmasyarakat karena banjir ta-

hunan, maka Conservation Interna-tional Indonesia bekerjasama denganTaman Nasional Gunung GedePangrango (TNGGP) mengadakanprogram adopsi pohon. Pohon adopsitersebut akan ditanam di lokasi per-luasan TNGGP, yang totalnya kuranglebih 7.000 Ha meliputi wilayahSukabumi kurang lebih 2.500 Ha,wilayah Cianjur 3.000 Ha dan sisanyawilayah Bogor kurang lebih 1.500 Ha.

Areal perluasan TNGGP hektar

pihak, LSM, organisasi politik,masyarakat internasional dan masyarakatdi Jakarta khususnya yang sudah bosanterkena banjir tahunan” menurut Dr.Bambang Sukmananto, Kepala BalaiBesar Taman Nasional Gunung GedePangrango.

“Dengan berpartisipasi dalam pro-gram adopsi pohon ini, anda sudahdapat menolong masyarakat sekitarhutan juga masyarakat Jakarta daripenderitaan banjir” lanjut Bambang.

Memulai program adopsi pohon ini,empat menteri perempuan juga sudah

‘‘‘‘‘WWWWWujudujudujudujudujudPPPPPararararartisipasitisipasitisipasitisipasitisipasi

MMMMMenyenyenyenyenyelamatkanelamatkanelamatkanelamatkanelamatkanBBBBBumiumiumiumiumi’’’’’

berkomitmen untuk mengadopsipohon, yaitu Menteri Kesehatan SitiFadilah Supari, Menteri PerdaganganMarie Elka Pangestu, Menteri NegaraPemberdayaan Perempuan MeutiaHatta, Menteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati dan Deputi Gubernur BankIndonesia Miranda Gultom, yangmasing masing mengadopsi 5 hektar.Program ini juga mendapat dukunganpenuh dari Medco Foundation.

“Melalui program ini tidak hanyabanjir yang dapat dicegah tetapi juga

menyelamatkan owa Jawa yang popu-lasinya semakin terancam karenakerusakan habitat ” tutur Dr. JatnaSupriatna, Regional Vice PresidentConservation International Indonesia.“Program ini tak hanya terbuka untukmasyarakat umum tetapi juga privatesector yang peduli lingkungan dan inginberpartisipasi dalam menyelamatkanbumi,” lanjut Jatna.

Kegiatan ini dilanjutkan olehMegawati Sukarnoputri melalui kader-kader Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDIP) yang mengadopsi

Bukan hanya karenamemperingati Hari Bumi,

tapi setiap hari seharusnyakita lakukan sesuatu untuk

memelihara bumi.

sebelumnya merupakan kawasan hutanyang statusnya hutan produksi yangdikelola oleh Perum Perhutani dengankondisi yang sudah terdegradasi karenaeksploitasi hutan dan juga karenapemanfaatan lahan hutan olehmasyarakat.

“Sudah saatnya untuk berkolaborasidengan semua pihak yang pedulilingkungan demi menyelamatkanekosistem hutan hujan tropika di Jawamelalui restorasi ekosistem TamanNasional Gunung Gede Pangrango, para

10 Hektar. Penanaman ini telahdilaksanakan berbulan-bulan sebelum-nya, sebelum acara seremonial Sabtu(19/4), ketua Partai PDIP tersebutmenyaksikan sendiri tanaman yangdirawat oleh para kader PDIP di desaNanggerang, kecamatan Cijeruk,kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Jenis-jenis pohon yang ditanamadalah Rasamala, Puspa, Manglid,Suren dan Cempaka. Jenis pohon ter-sebut adalah pohon asli yang sudahada di dalam TNGGP sebelumnya.//

Penanaman pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Foto:

© C

I, Diah

R.S

.

Page 26: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

26 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Tiga tahun telah berlalu,semenjak gempa dan tsunami menghancurkan se-

bagian besar pesisir Nanggroe AcehDarussalam— terutama Kota BandaAceh— masyarakat sudah kembaliberaktivitas untuk memenuhi kebu-tuhan hidup mereka. Salah satu desayang mengalami kerusakan sangatparah adalah Desa Deyah Raya yangberdekatan dengan Kota Banda Aceh.Masyarakat desa ini sebagian besarbekerja sebagai petani tambak dannelayan, yang hingga saat ini masihmenempati hunian sementara diLamnyong Darussalam dikarenakanpermasalah rumah mereka yang

MenanamKembaliMangrovedi TanahHarapanNaskah dan Foto oleh:Mochamad Candra Wirawan Arief*)

tercermin dalam diri Abdul Hamid(45 tahun) yang dipercaya masyarakatuntuk menjadi Ketua KelompokTambak di Desa Deyah Raya Keca-matan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.“Kami optimis bisa berhasil,” kataAbdul Hamid. Optimisme tersebuttimbul karena kawasan tambakDeyah Raya awalnya merupakanekosistem mangrove menurut merekasangatlah penting terutama untukmenahan tanggul dari angin dan airpasang, serta tempat berlindungnyaikan, udang dan kepiting.

Menyadari penting dan per-lunya vegetasi mangrove merekasangat mendukung terhadap pro-

belum juga dituntaskan. Tanpa putusasa, dalam kegiatan sehari-hari,masyarakat tetap menjalanikehidupan mereka dengan optimis.Mereka setiap hari bekerja mengurustambak —yang tadinya hancur—walaupun harus menempuh jarakyang cukup dari penampungansementara.

CI Indonesia yang sejak awal ter-libat dengan bantuan pasca tsu-nami—sebagaimana banyak mitradan NGO yang lain— menjalankanProgram Peningkatan EkonomiMasyarakat (PPEM) melalui Reha-bilitasi Mangrove.

Semangat untuk bangkit kembali,

Petani tambak di Deyah Raya panen undang hasil tambak (kiri), penanaman bakau di sekitar parit tambak (kanan).

Page 27: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

27TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

gram penanaman mangrove di arealtambak. Hamid menambahkanbahwa beberapa NGO dan instansipemerintah pernah melakukanrehabilitasi mangrove namun hasil-nya belum memuaskan. Rendahnyakeberhasilan penanaman diper-kirakan akibat buah yang ditanammasih muda (penanaman denganbuah), juga tidak dibukanya plastik(polibag) dari mangrove hasil pem-bibitan.Semangat MenanamSemangat MenanamSemangat MenanamSemangat MenanamSemangat Menanam

Belajar dari pengalaman tersebut,masyarakat Deyah mengharapkan,penanaman dan rehabilitasi mangrovebersama dengan CI Indonesia kali inidapat berhasil dengan baik. Dalamcatatan CI Indonesia, semenjakdimulainya penanaman pada per-tengahan Juli 2007 hingga Januari2008 telah tertanam lebih dari 200ribu bibit mangrove dari jenis bakau

kelapa (Rizhopora mucronata) danbakau serkap (Rizhopora apiculata) di60 Ha areal tambak. Penanaman ter-sebut –setelah dilakukan monitor-ing— hingga saat ini baru berhasilsekitar 70 %, hidup dan tumbuhdengan baik.

PPEM melalui RehabilitasiMangrove CI Indonesia, mencobamembantu masyarakat Deyah Rayauntuk bersama-sama memperkuattanggul melalui penanaman mangrovedan beberapa vegetasi pantai lainnyaseperti ketapang dan kelapa. Selain itu,dalam menyokong budidaya tambakbandeng dan udang, CI membantupemberian modal usaha dalam bentuksarana produksi ikan.

Optimisme akan sukses budidayaterasa saat uji coba penebaran sekitar25 ribu bibit udang windu (Pennaeusmonodon) pada tanggal 10 Desember2007, sayang sekali pada kenya-

taannya pada pertengahan Februari2008 udang mengalami kematianyang disebabkan oleh white spot virus(WSV). Kegagalan ini menjadi sebuahtantangan bagi masyarakat DeyahRaya untuk kembali bekerja danberusaha. Semoga optimisme yangdibuktikan melalui kerja keras bersamaini dapat berhasil menggapai suksesuntuk kesejahteraan masyarakat DeyahRaya.//

*) Staff Conservation International Indonesia, AcehProgram

semenjak dimulainyapenanaman padapertengahan Juli 2007hingga Januari 2008telah tertanam lebihdari 200 ribu bibitmangrove dari jenisbakau kelapa

Keterlibatan Conservation International (CI) Indonesia di

Aceh, bukan hanya dengan peng-giatan penanaman mangrove. Pascatsunami CI telah terlibat dalambantuan kemanusiaan dari kese-hatan hingga rehabilitasi danrekontruksi, diantaranya pada Pro-gram Timber for Aceh dalampembangunan kembali Aceh. CIjuga memberikan masukan tentangpenyusunan tata ruang peruntukanekonomi yang berbasis konservasikepada Pemerintah Daerah NAD,melakukan studi untuk wilayahkunci keanekaragaman hayati (KeyBiodiversity Area) bersama Univer-sitas Syiah Kuala dan yang terakhiradalah revitalisasi tambaktradisional yang melibatkanmasyarakat setempat.

Menurut Dr. Didy Wurjanto,mantan Director Teresterial CI In-

donesia, tambak seluas 60 Ha ada diDeyah Raya ini dimiliki oleh 43 or-ang warga. Di kawasan ini telahterbentuk 61 petak tambak, saluranair dan pelaksanaan penanaman bibitbakau. Masyarakat bersemangatmelakukan cara ini karena keber-hasilan tumbuhnya bakau akanmembantu produktivitas tambak.“Kombinasi tanaman mangrove danproduktifitas ikan terutama bandeng,

berbanding lurus,” ujar Didy.Sejauh ini CI telah menanam 200ribu bibit mangrove dan 70 persendinyatakan berhasil. Kuncikeberhasilan ini, katanya karenamelibatkan masyarakat dan merekaberkepentingan untuk kelang-sungan kehidupan ekonomi mereka.“Jadi ini sinergi ekonomi dankonservasi,” kata Didy Wurjantomenambahkan.//

“Sinergi Ekonomi dan Konservasi”

Page 28: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

28 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Setelah lelang nama ikan ‘blue auction’ di Monaco. Tentu kita ingin

tahu para pemenang lelang meng-hendaki nama apa yang diberikan atas‘hak penamaan’ ikan dan spesiesterumbu karang yang mereka menang-kan. Nama resmi ikan tersebut ditulissecara resmi dalam Edisi Khusus Jour-nal Aqua, vol 13(3-4), 23 Januari 2008.

“Dengan dipublikasikannya pene-muan ini secara resmi, saya dan GerryAllen, merasa lega,” tutur MarkErdmann, yang mengepalai penelitiansekaligus penulis bersama dalam jurnaltersebut. Menurutnya, proses pena-maan untuk spesies penemuan baru itu

memang sangat memakan waktu danberat. Salah satunya adalah memastikandan memeriksa ke berbagai ‘holotipe’spesimen yang mirip dan mendeskrip-sikan penemuan tersebut secara il-miah.”Ini dilakuan karena banyakpengamat meragukan spesies baru yangdilelang oleh Blue Auction,” ujar Markdalam e-mailnya pada TROPIKA In-donesia.

Memastikan hal tersebut Dr. GerryAllen, bolak balik, mengecek danmelakukan perjalanan ke luar negeri—terutama eropa—untuk melihat spe-siem holotype yang terdahulu, untukmeyakinkan para peneliti lain terhadap

keraguan penemuan itu dan memas-tikan bahwa memang spesies inimemang benar-benar baru.

“Kami juga harus mengkoleksiratusan spesimen tambahan dari KepalaBurung untuk mendata keadaan morfo-logis dan data genetik ikan tersebut,”tambah Mark Erdmann. Sekarangtinggal saatnya kita mengimple-mentasikan tiga program konservasiyang didanai dari hasil lelang spesiesbaru tersebut, kata Mark lagi. Berikutadalah spesies baru yang dipertelakandalam jurnal tersebut berikut nama-nama pemenang lelang Blue Auctiondi Manaco, 20 September 2007:

Spesies ‘Lelang Biru’

No Famili Nama Latin Pemenang Lelang Asal Spesimen

1 Hemiscylliidae Hemiscyllium henryi Wolcott Henry Sekitar TelukTriton

2 Hemiscylliidae Hemiscylliumgalei Nama diberikan untuk Jeffrey Gale Teluk Cenderawasih.

3 Melanotaeniidae Melanotaenia synergos, Peggy Dulany: nama diberikan untuk Pulau Batanta, Papua BaratSynergos Institute

4 Syngnathidae Corythoichthys benedetto Baroness Angela Vanwrightvon Berger, Teluk Triton dan Pulaunama diberikan untuk Kabaena, SulawesiPM Italia: Benedetto Craxi

5 Scorpaenidae Pterois andover Sinduchajana Sulistyo Papua Barat dan Halmahera

6 Anthiinae Pseudanthias charleneae Yang Mulia Pangeran Albert II, Monaco Teluk Cendrawasih

7 Pseudochromidae Pictichromis caitlinae Kim Samuel Johnson, diberikan untuk Teluk Cendrawasihanaknya Ms. Caitlin Elizabeth Samuelsebagai hadiah ulang tahunnyayang ke 19.

8 Pseudochromidae Pseudochromis jace Lisa and Michael Anderson nama untuk Teluk Triton Papua Barat,anak mereka: Jonathan, Alex,Charlie, dan Emily (JACE)

9 Caesionidae Pterocaesio monikae Lady Monika Bacardi Teluk Cenderawasih

10 Pomacentridae Chrysiptera giti Enki Tan and Cherie Nursalim, Semenanjung Fak Fakpenamaan diberikan untuk namaperusahaan mereka GITI

11 Labridae Paracheilinus nursalim Cherie Nursalim and Michelle Liem Fak Fak Peninsula and Tritonnama diberikan untuk orang tua Baymereka Sjamsul and Itjih Nursalim

SPECIES

Page 29: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

29TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Burung yang satu ini memanglain dari yang lain, selainmempunyai bulu putih keku-

ningan dengan lingkaran mata putihini hanya dijumpai di Pulau Togian.Sebenarnya burung ini telah dijumpailebih dari sepuluh tahun lalu (1997),

tapi ilmuwan masih ragu denganpenemuan ini dan Mochammad Indra-wan, peneliti dari Universitas Indone-sia mengirimkan spesimen burungtersebut ke Pamela Rasmussen di Michi-gan State University.

Peneliti burung yang berkaliber

dunia itu memastikan bahwa inimemang jenis baru dan ilmuwantersebut bersama dengan ilmuwan In-donesia mempublikasikan beritanyadalam The Wilsin Journal of Ornithol-ogy.

Secara sepintas burung ini hampirsama dengan burung-burung yangmasih mempunyai kekerabatan dekatdan dijumpai di banyak hutan di In-donesia, bedanya pada burung initerdapat warna putih yang di seputarmatanya dan bersuara lebih nyaring,dan bernyanyi bernyanyi lenguh garing.

Musabab burung ini sangat jarangdijumpai adalah, karena sebarannyayang terbatas pada hanya tiga pulaukecil di ’ketiak’ Pulau Sulawesi. Sakingjarangnya ilmuwan mengatakan ke-mungkinan burung itu dikategorikanspesies terancam dan masuk DaftarMerah IUCN.

Conservation International telahbekerja di Kepulauan Togean sejaktahun 1995, dan memfasilitasi pe-merintah untuk berupaya melindungikawasan ini menjadi taman nasionalpada tahun 2005.//

Spesies BaruSpesies BaruSpesies BaruSpesies BaruSpesies Baru

Ditemukan, Tapi Terancam Punah

Corythoichthys benedetto, betina yang dijumpai diTeluk Triton.

Hemiscyllium henryi.

Melanotaenia synergos, holotipe jantan.

Chrysiptera giti, dari Semenanjung Fak Fak,Papua Barat.

Foto

: © M

ocha

mad

Indr

awan

Foto:

© J

ourn

al Aq

ua

Page 30: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

30 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Taman Nasional BantimurungBulusaraung merupakan salahsatu kawasan konservasi yang

memiliki arti strategis di dalam kegiatanperlindungan alam, karena memilikiberbagai jenis flora dan fauna khas yangbernilai konservasi tinggi. Di hutankonservasi ini terdapat 30 jenis pohonberingin (Ficus sp) yang digolongkansebagai “ Key Stone Species”, dan kayuhitan atau Eboni (Diospyros celebicaBakh) yang merupakan flora endemiksulawesi dan bernilai ekonomi tinggi.

Selain ini, disini juga dijupaiberbagai jenis satwa liar yang khas danendemik diantaranya: monyet hitamSulawesi (Macaca nigra), kuskusSulawesi (Phalanger celebencis),musang Sulawesi (Macrogolidiamussenbracecki), dan terdapat berbagaijenis kupu-kupu yang ditemukan dikawasan ini.

Kini keanekaragaman hayati Taman

Nasional Bantimurung Bulusaraungsemakin bertambah kaya, dengankeberadaan Tarsius atau yang dikenaloleh masyarakat setempat dengan namabalao cengke (bahasa Makassar) yangartinya adalah tikus jongkok. Masya-rakat menyebutnya tikus Jongkok arenabentuknya mirip Tikus dan apabilasatwa ini berada diatas dahan pohonposisinya seperti dalam keaadaanjongkok. Meskipun tidak ada data resmimengenai jumlah populasi Tarsius diTaman Nasional Bantimurung Bulusa-raung, namun berdasarkan wawancaradengan masyarakat yang tinggal didalam dan di sekir kawasan masihmenyakini keberadaan Tarsius dikawasan ini. Hal ini dibuktikan olehpenulis dengan ditemukannya 4 ekorTangksi pada rumpun bambu dikawasan Taman Nasional BantimurungBulusaraung.

Keberadaan Tarsius di kawasan

Taman Nasional Bantimurung Bulusa-raung adalah sesuatu yang sangatmembanggakan sehingga perlu dila-kukan penjagaan secara ketat. Berda-sarkan data dan fakta yang berhasildikumpulkan, bahwa ternyata sebelumkawasan ini ditetapkan menjadikawasan Taman Nasional BantimurungBulusaraung perdagangan satwa inisudah cukup lama dilakukan olehmasyarakat setempat. Berdasarkanwawancara langsung dengan penduduksetempat, satwa ini mulai ditangkapdan dijual secara illegal sejak tahun1980an dengan harga mulai dariRp20.000 – Rp 50.000 / ekor.Masyarakat menangkap sesuai denganpesanan dari penadah/pembeli dengankisaran 5 pasang sampai 10 pasangdalam sekali pemesanan. Hal inimenimbulkan kekhawatiran jikapenagkapan dan penjualan masih terusberlangsung meskipun dari pengakuan

Teks dan Foto oleh: Mursidin*)

SPECIES

Tarsius Di Taman NasionalBantimurung, Sulawesi SelatanTarsius Di Taman NasionalBantimurung, Sulawesi Selatan

Page 31: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

31TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

mereka sudah tidak lagi menagkap dantelah mengetahui kalau satwa tersebutlangka dan dilindungi. Jika demikiankondisinya, maka keberadaan Tarsius diTaman Nasional BantimurungBulusaraung harus benar-benar dijagadan dilakuan suatu upaya pelestarianbersama agar dapat berkembang secaraalami dan jauh dari kata kepunahan.

KKKKKehidupan ehidupan ehidupan ehidupan ehidupan TTTTTarsiusarsiusarsiusarsiusarsiusTarsius termasuk satwa nokturnal

karena binatang ini aktif di malam hari,artinya mereka mencari makan diwaktu malam, oleh karane itu jarangterlihat di tempat-tempat terbuka.Tarsius mempunyai warna bulu coklatdan abu-abu tua dengan ukuran badansangat kecil sehingga salah satu primataterkecil di dunia. Tarsius jantanmemiliki ukuran badan 10 cm, lebarkepala 4 cm, panjang ekor 27 cm, berat120 gr, kaki belakang 16 cm ( paha6cm, betis 6 cm, bagian kaki 4 cm),lingkar dada 11 cm dan lingkarpinggang 8 cm serta jumlah gigi atasdan gigi bawah bawah masing-masing18 biji. Tarsius mempunyai bentukmata bulat dan besar dengan sorot matayang tajam, giginya sangat tajam,telinganya lebar, ekornya gundulnamun berambut pada ujungnyamenyerupai rambut ekor tupai.

Secara fisiologis tarsius ini mempu-nyai kelebihan dibanding denganbinatang yang lain seperti memilikitungkai belakang yang panjang dankuat untuk melompat di pepohonanhingga memungkinkan melompat jauhhingga mencapai 4 meter. Satwa inijuga dapat memutar kepalanya lebih180 derajat dalam usaha menemukanmangsa dan melakukan pendaratanyang sesuai.

Tarsius merupakan pemakan se-rangga (insectivore) seperti belalang,semut, kumbang kepik, ngegat, jangrikdan kecoak, selain itu Tarsius jugamemakan burung-burung kecil sepertiburung penghisap madu. Uji coba yang

dilakukan penulis, menunjukkanternyata tarsius tidak mau memakanserangga dalam keadaan mati artinyaTarsius hanya memakan dari hasiltangkapannya sendiri dan bila iamemakan burung kecil terlebih dahulusemua bulu-bulunya dicabut baru ke-mudian dimakan.Uniknya pada wila-yah teritorinya sering ditandai dengankencing atau urinnya pada cabang-cabang pohon dalam daerah jelajahnyadan mengadakan kontak melaluisuaranya yang dikeluarkan. Menjelangfajar, sebelum kembali untuk tidur,tarsius ini memperdengarkan duetteritorial yang dimulai dari kelompok-nya kemudian diikuti oleh kelompoklain dengan suara yang tajam dannyaring tanpa ada yang mau mengalah.

Status Konservasi dan HabitatStatus Konservasi dan HabitatStatus Konservasi dan HabitatStatus Konservasi dan HabitatStatus Konservasi dan HabitatSatwa ini merupakan satwa langka

dan endemik sulawesi yang dilindungisejak tahun 1930 dan berdasarkanUndang-Undang No. 5/1990 dan PPNo. 7/1999. Menurut IUCN (Inter-national Union For Conservation ofNature and Natural Resources) dalamred data book satwa ini masuk dalamkategori endangered dan termasuksatwa insufficiently known, atau belumdiperoleh pemahaman yang cukuptentang keberadaanya.

Di Pulau Sulawesi dapat dijumpailima jenis Tarsius yaitu Tarsius spectrum,T. pumilus, T. dianae, T. pelengensis, T.sangirensis yang tersebar pada wilayah-wilayah Sulawesi seperti di Cagar AlamTangkoko, Minahasa Sulawesi Utara,Cagar Alam Tanjung Panjang Gorontalo,Kabupaten Moutong – Parigi SulawesiTengah dan pulau-pulau kecildidekatnya seperti pulau Selayar, PulauMuna, Pulau Buton, Pulau KabaenaSulawesi Tenggara.

Binatang ini hidup di hutan tropisdengan tipe habitat luas, vegetasisekunder, hutan bakau, hutan dataranrendah, hutan tepi sungai dan hutanpegunungan. Tarsius memiliki tempat

tidur tertentu, misalnya diantara jalinanakar pencekik pohon beringin besar,rumpun bambu duri, jalinan batangtumbuhan yang merambat dan pohonyang growong serta pada gua-gua kecilyang terdapat pada batu karst.

AncamanAncamanAncamanAncamanAncamanAncaman serius terhadap kelang-

sungan hidup tarsius adalah berkurang-nya ruang habitat, menurunnya kualitashabitat dan perburuan. Berkurangnyaluas habitat akibat adanya kegiatanpenebangan hutan dan konversi hutanuntuk keperluan non kehutanan baiklegal maupun ilegal menjadi lahanpertanian, perkebunan, pemukimandan lain-lain. Menurunnya kualitashabitat diakibatkan oleh kerusakanvegetasi (misalnya penebangan yangtidak terkendali, pembakaran ataubencana alam). Keberadaan Tarsius diTaman Nasional Bantimurung,Bulausaraung banyak yang hidup dikawasan perbatasan antara hutandengan ladang atau kebun sertapemukiman penduduk sehingga lebihmudah diburu untuk dijadikan komo-ditas perdagangan yang sangat menggi-urkan. Karena bentuknya yang unik danlucu, satwa ini digemari oleh parakolektor baik di dalam maupun di luarnegeri. Selain perburuan langsung yangdilakukan oleh manusia, Tarsius jugamemiliki musuh alami seperti ular sanca(Phyton reticulatus), elang (Spizaetuslanceolatus), anjing dan kucing liar.

Upaya konservasi yang perludilakukan adalah perlindungan danpengamanan serta pembinaan habitat,penindakan secara tegas terhadappemburu dan oknum yang memper-dagangkan satwa ini serta penyuluhankonservasi terhadap masyarakat disekitar hutan yang dilakukan secara terusmenerus.//

*) Mursidin adalah Teknisi Litkayasa PelaksanaLanjutan, Balai Penelitian Kehutanan Makassar,

Sulawesi Selatan

Page 32: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

32 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Perjalanan yang matangmembawa pengusaha inisemakin mengerti pula per-

soalan lingkungan, “Saya memahamisecara bertahap (melihat) pengaruhlingkungan Indonesia yang berada ditengah-tengah semua isu yang ada,”ujarnya.

Menurut Arifin, kondisi terakhirkeadaan lingkungan yang mengalamiperubahan iklim, meningkatnyaemisi CO2

, mendorong dia untukikut terlibat dalam upaya mening-katkan jumlah hutan yang harusdilindungi.

Walaupun cinta lingkunganbukanlah hal baru bagi pengusahaini, baginya kecintaan itu dimulainya

dari sekedar hobi yang ditekuninyadengan membuat taman (gardening)di beberapa rumah yang telah diba-ngunnya. “Walaupun bukan sayaarsiteknya, tapi saya ingin desainnyanatural. Kalau bisa seperti hutan bilaluasnya cukup besar,” katanya. Seiringdengan itulah bergiat dari mulaimenyediakan bibit pohon hinggamendorong petani menanam berasorganik yang menyehatkan.

Berikut ini bincang-bincangFachruddin Mangunjaya dariTROPIKA Indonesia dengan ArifinPanigoro yang diadakan di atas sebuah

pesawat pribadi dalam perjalanankami pulang dari fly over hutanDaerah Aliran Sungai Batang Toru,pertengahan April 2008, lalu:

Kami mendengar selain tertarikKami mendengar selain tertarikKami mendengar selain tertarikKami mendengar selain tertarikKami mendengar selain tertarikbergabung sebagai penasehat di Con-bergabung sebagai penasehat di Con-bergabung sebagai penasehat di Con-bergabung sebagai penasehat di Con-bergabung sebagai penasehat di Con-servation International Anda sudahservation International Anda sudahservation International Anda sudahservation International Anda sudahservation International Anda sudahaktif dalam kegiatan lingkungan?aktif dalam kegiatan lingkungan?aktif dalam kegiatan lingkungan?aktif dalam kegiatan lingkungan?aktif dalam kegiatan lingkungan?

Sebelum ketemu CI pun sudahbeberapa tahun ini saya membuatpembibitan tanaman keras. Ditanamkira-kira lebih dari satu juta pohonsetahun. Lalu kita tanam sendiri, kitabagikan ke orang-orang yang sama-sama mau menanam. Saya memu-lainya di Jawa. Karena di Jawa itu,menurut saya kalau mau di kemba-

likan posisinya agak lebih hijauseperti 100 tahun yang lalu, itumestinya tidak terlalu susah, karenacurah hujannya tinggi, lalu tanahnyajuga relatif subur, mengandung unsurvulkanik. Jadi saya coba itu, tetapisetelah saya bertemu CI kita ngobrolsoal yang lain yang lebih besar, sepertidi Papua dan Sumatra. Karena sayabergerak di bidang geothermal, makinsungguh-sungguh. Masuklah sayadisitu karena apa yang dikerjakan diIndonesia ini masih banyak yangharus dikejar dari sisi penyelenggaraannegara, pemerintah, aturan-atu-

rannya, tapi yang lebih penting lagimasyarakatnya.

Apa yang dilakukan dalamApa yang dilakukan dalamApa yang dilakukan dalamApa yang dilakukan dalamApa yang dilakukan dalamkonteks pengusaha untuk masya-konteks pengusaha untuk masya-konteks pengusaha untuk masya-konteks pengusaha untuk masya-konteks pengusaha untuk masya-rakat dan negara dan untuk peles-rakat dan negara dan untuk peles-rakat dan negara dan untuk peles-rakat dan negara dan untuk peles-rakat dan negara dan untuk peles-tarian lingkungan?tarian lingkungan?tarian lingkungan?tarian lingkungan?tarian lingkungan?

Kita sebagai bagian dari masya-rakat, melalui perusahaan, melaluidana-dana sosial perusahaan, sayadorong lebih banyak lagi kegiatan.Karena CI adalah organisasi yangsudah sangat mantap di urusan con-servation ini. Apalagi saya juga sudahdatang di pertemuannya di Amerika.Saya yakin CI dengan sinergi danmengajak yang lain juga mereka yangberkepentingan tapi yang pentingjuga masyarakat dan pemerintah juga

“Dunia Masih Double StandardMelihat Lingkungan Indonesia”

Arifin Panigoro:

Arifin Panigoro (61 tahun),kembali ke alam, pendiri

Medco Corporation ini,kini lebih sering ke

lapangan, melihat hutandan pemandangan alam

yang indah. Apalagiakhir-akhir ini, dia

menaruh perhatian yangbesar terhadap

lingkungan dan menjadidewan penasehat untuk

Conservation International(CI) Indonesia.

WAWANCARA

Page 33: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

33TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

harus sama-sama.Kalau Anda lihat dari mulaiKalau Anda lihat dari mulaiKalau Anda lihat dari mulaiKalau Anda lihat dari mulaiKalau Anda lihat dari mulai

menanam, memelihara sendiri.menanam, memelihara sendiri.menanam, memelihara sendiri.menanam, memelihara sendiri.menanam, memelihara sendiri.Apakah bisa membandingkan antaraApakah bisa membandingkan antaraApakah bisa membandingkan antaraApakah bisa membandingkan antaraApakah bisa membandingkan antarahutan tanaman yang ditanam denganhutan tanaman yang ditanam denganhutan tanaman yang ditanam denganhutan tanaman yang ditanam denganhutan tanaman yang ditanam denganhutan alam ?hutan alam ?hutan alam ?hutan alam ?hutan alam ?

Sampai sekarang saya belum bisamelihat atau bisa menghitung karenarelatif pohon yang ditanam ini kanbaru 4 tahun umurnya. Tapi kalaumenanam yang benar. Tapi konservasiitu sebenarnya tidak harus menanamyang penting itu memelihara hutan.Karena ada beberapa hutan yangkondisinya yang saya tidak ngerti

tidak usah di tanam tetapi jangandirusak. Mereka jadi sendiri dari bibityang disebar binatang, dari biji yangjatuh sendiri. Kalau tanahnya me-mungkinkan tidak terganggu, makabiji tersebut akan tumbuh. Jadisekarang—- yang penting sepertikemarin kita bicara pada masya-rakat— bagaimana masyarakat dise-kitar hutan itu bisa hidup dari situ,dan hutannya harus tetap di protect,dengan hutan yang harus dilindungi.

***

Sehari sebelum wawancara, Arifindan rombongan mendengarkan pen-dapat masyarakat di Desa Aek Nabaratentang kearifan mereka memelihara

hutan ketergantungan mereka de-ngan keadaan hutan yang masihlestari. Dengan sistem kondirihutan yang baik memberikandukungan akan tersedianya air,tanaman agroforestri merekayang subur dan merekamenghasilkan berbagai tanamanhasil hutan yang baik seperti: pala,kayu manis, coklat, gula aren,kemiri dan lain-lain, yangmereka tunjukkan dalam dia-log tersebut.

***

B a g a i m a n aB a g a i m a n aB a g a i m a n aB a g a i m a n aB a g a i m a n apandangan Andapandangan Andapandangan Andapandangan Andapandangan Andaterhadap lingkung-terhadap lingkung-terhadap lingkung-terhadap lingkung-terhadap lingkung-an sebagai seorangan sebagai seorangan sebagai seorangan sebagai seorangan sebagai seorangpengusaha, apakahpengusaha, apakahpengusaha, apakahpengusaha, apakahpengusaha, apakahAnda termasuk or-Anda termasuk or-Anda termasuk or-Anda termasuk or-Anda termasuk or-ang yang melihatang yang melihatang yang melihatang yang melihatang yang melihatada dikotomi antaraada dikotomi antaraada dikotomi antaraada dikotomi antaraada dikotomi antaralingkungan denganlingkungan denganlingkungan denganlingkungan denganlingkungan denganbisnis?bisnis?bisnis?bisnis?bisnis?

Ya. Tarik-tari-kannya pasti ada. Iniyang paling gampanglah. Menanam dan kitatunggu sampai jadi.Itukan ada waktunya,yang paling ekstrim me-nanam kayu keras, jati

“Tapi konservasi itusebenarnya tidak harusmenanam yang penting itumemelihara hutan. Karenaada beberapa hutan yangkondisinya yang saya tidakngerti tidak usah di tanamtetapi jangan dirusak.”

Page 34: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

34 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

kita tunggu 50 tahun -75 tahun ba-ru berhasil yang lebih cepat misalnyakayu yang tidak terlalu keras,ekaliptus 5-6 tahun. Tapi kalau me-motong kayu di hutan, urusannyamingguan saja sudah jadi uang. Jadikalau dari sisi usaha, kalau semua ituboleh. Yang gampang dulu. Nah initerjadi di Indonesia. Kembali ke 30tahun yang lalu, waktu konsensihutan ini dibagikan, hutan kitamasih virgin, kemudian waktu 1tahun, 2 tahun dipotong kan tidakterasa. Beda sama kondisi hari ini,hari ini hutan kita sudah tidak selebatdulu lagi. Isu lingkungan, isu climatechanges menonjol di dunia. Zamandulu juga asap ada saja datang keSingapura, tapi sekarang sedikit sajaasap dari apapun yang datang keSingapura, mereka akan protes.Mereka bilang kita mengurus hu-tannya tidak benar. Dari sini kitasemua harus lihat, bagaimana kitamenghadapi itu termasuk duniainternasional karena dunia interna-sional kadang-kadang juga doublestandard melihat kita. Kita punyahutan tropis yang sangat luas, tetapitidak dihitung oleh mereka. Waktukita bicara soal carbon, hitungannyamasih belum ada. Mereka masih lihatseperti geothermal dan CDM nya.

Tapi kalau saya tanya, saya inginsatu juta hektar savana saya hijaukan.

Berapa saya akan dibiayai atau dibayarkalau nanti saya pakai uang sendiri.Belum ada yang bisa menjawab itu.Tapi sebaliknya, program-programpenghijaun pemerintah sampai seka-rang, mungkin karena penghijauanadalah proyek yang sangat besar,triliun uang dikeluarkan lalu po-honnya jadi. Mungkin lebih baikrangsang saja orang untuk menanam.Kalau pohonnya sudah jadi maudikasih imbalan apa saja nanti bisadihitung lah! Ini saya kira yang sama-sama kita hadapi.

Kalau soal tarik-tarik an bisnisdalam lingkungan. Kalau dicari seder-hananya memang lebih berlawanan.Tetapi sebaliknya, kalau kita meng-hitung dengan benar dan semuaperhitungan emisi CO2 kan tiap-tiappohon ada perhitungannya. Lalu daripertimbangan kebutuhan pangandan ekonomi, harga makanan dinaik-kan semua, justru ini sebetulnyauntuk Indonesia adalah opportunity.Tinggal sekarang, bagaimana Indone-sia menyusun tata ruang pertanian inijadi lebih baik. Ini baru akan kitahadapi. Saya baru pulang dari Brazil,saya kira Brazil lah yang dapat kitatiru, karena kita sama-sama daerahyang tropis. Banyak komoditi yangsama-sama kita tanam. Tapi kita jauhketinggalan. Itu saja yang kita tiru.

Apa yang bisa kita tiru dari Bra-Apa yang bisa kita tiru dari Bra-Apa yang bisa kita tiru dari Bra-Apa yang bisa kita tiru dari Bra-Apa yang bisa kita tiru dari Bra-zil?zil?zil?zil?zil?

Banyak. Kita menanam tebucuma beberapa luasannya, hanyamembuat gula. Gulanya saja nggakcukup. Kita masih impor, merekasudah menjadi produsen gula nomorsatu, sebagian mereka buat menjadietanol. Juga menjadi produsen nomorsatu di dunia, jagung, kedelai. Kalausawah kita memang harus improvesendiri, tapi dibandingkan sama perutkita yang 200 juta, tetap saja harusimpor. Jadi ini semuanya adalahtantangan kita, dan banyak yang bisakita kerjakan. Tapi dalam koridor

BIODATA:Nama: Arifin PanigoroLahir: Bandung, 14 Maret 1945Jabatan: Advisory Medco IncPendidikan:

· Jurusan Elektro, Institut TeknologiBandung, lulus tahun 1973,

· Senior Executive Programme Institute ofBusiness Administration, Fountainebleau,Perancis, 1979.

Sejak tahun 1998, Arifin mulai mundur darijajaran manajemen Medco. Iamenyerahkannya kepada para profesionalkarena baginya Medco secara prinsipbukanlah perusahaan keluarga. AP – inisialyang kini melekat pada dirinya – lebih memilihduduk dalam Dewan Penasehat Medco Groupbersama mantan Menteri Pertambangan Prof.Subroto dan mantan Menteri KehakimanIsmail Saleh. Masuk dalam no urut No 9,salah satu dari 40 orang terkaya di Indonesiaversi Majalah Forbes dengan kekayaan $815juta.

pertimbangan lingkungan ini haruskita masuk.

Mengenai komunitas sekitarMengenai komunitas sekitarMengenai komunitas sekitarMengenai komunitas sekitarMengenai komunitas sekitarhutan. Apa pandangan-pandanganhutan. Apa pandangan-pandanganhutan. Apa pandangan-pandanganhutan. Apa pandangan-pandanganhutan. Apa pandangan-pandanganAnda tentang peran perusahaan yangAnda tentang peran perusahaan yangAnda tentang peran perusahaan yangAnda tentang peran perusahaan yangAnda tentang peran perusahaan yangberada di sekitar hutan?berada di sekitar hutan?berada di sekitar hutan?berada di sekitar hutan?berada di sekitar hutan?

Saya kira kita berpikir positif saja.Sekarang perusahaan-perusahaanyang besar, dananya ada dan dia inginmelihat lingkungan ini membaik.Tapi kembali lagi bagaimana caranyamemakai dan melaksanakan danauntuk penghijauan atau apapunlangkah-langkah untuk menjaga,karena kita sudah mencoba beberapaperusahaan-perusahaan lingkungan,tetapi belum memuaskan. Kita harusmembuat sesuatu sampai benar-benar jadi model dan dapat diikuti.Siapapunlah, misalnya CI ambilinisiatif atau NGO lain atauperguruan tinggi atau masyarakat.Saya sudah menanami beberapa ratushektar, sudah jadi sekian tahun,

Saya sebagaipengusaha, biarin

saja. Mencari uangsebanyak-

banyaknya. Tapiaturan-aturannya

dan penegakhukumnya tetap

pegang koridor. Jadikalau dia melanggar,

ya tangkap!

WAWANCARA

Page 35: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

35TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

pengaruhnya, biayanya sekian. Iniorang akan pasti ada yang ikut untukberpartisipasi.

Kembali pada komitmen. Seka-Kembali pada komitmen. Seka-Kembali pada komitmen. Seka-Kembali pada komitmen. Seka-Kembali pada komitmen. Seka-rang ini banyak sekali bencana ling-rang ini banyak sekali bencana ling-rang ini banyak sekali bencana ling-rang ini banyak sekali bencana ling-rang ini banyak sekali bencana ling-kungan yang terjadi yang terakhirkungan yang terjadi yang terakhirkungan yang terjadi yang terakhirkungan yang terjadi yang terakhirkungan yang terjadi yang terakhiradalah kasus lumpur di Sidoarjoadalah kasus lumpur di Sidoarjoadalah kasus lumpur di Sidoarjoadalah kasus lumpur di Sidoarjoadalah kasus lumpur di Sidoarjo(Lapindo). Seperti apakah sikap(Lapindo). Seperti apakah sikap(Lapindo). Seperti apakah sikap(Lapindo). Seperti apakah sikap(Lapindo). Seperti apakah sikapAnda sebagai Anda sebagai Anda sebagai Anda sebagai Anda sebagai bussinesmanbussinesmanbussinesmanbussinesmanbussinesman?????

Saya sebagai pengusaha, biarinsaja. Mencari uang sebanyak-ba-nyaknya. Tapi aturan-aturannya danpenegak hukumnya tetap pegangkoridor. Jadi kalau dia melanggar, yatangkap! Sekarang masalahnya inilebih kompleks. Perusahaan melang-gar, jelas banyaklah. Tapi penyeleng-garaan negara yang bertanggungjawab. Untuk itu, juga bisa digarapmau Lapindo, mau pencurian hutan.Aturannya sih, saya pikir ada pasti.Kalau orang merugikan rakyat banyakberarti pasti melakukan pelanggaran.Tapi kan itu wilayahnya, jaksa, polisidan pemerintahan. Jadi harus daripara penegak hukum. Tapi saya jugasebagai pengusaha yang sudah pen-siun kayak gini juga sering ngomongjuga pada pengusaha-pengusaha yangsudah mapan, yang sudah ada nomor

orang paling kaya, nomer sekian-sekian. Ya, mau dibawa kemana sih?Oke kita cari uang. Tapi dari uangyang sudah kita punya. Kita pakaiuntuk sesuatu yang lebih baik. Waktumenyelenggarakannya juga janganterlalu serakah. Itu saja, inikan uru-sannya melanggar ingin untung lebihbanyak. Kan katanya: ’kalo oe lugikarena untungnya sedikit. Kalauuntungnya banyak itu jadinya ’oelumayan’. Tapi saya ngomong samateman-teman semua juga, kita nggaksehebat atau belum ada yang sekelasorang paling kaya. Tapi sudah ada o-rang kaya di Indonesia yang sampaitujuh turunan uangnya, kalau sayadengar masih melanggar-melanggarjuga, hanya pemerintahnya saja yanggoblok, tinggal tangkep aja. Jadikalau buat saya itu masih kenyataan.Indonesia ini masih berkembang,nanti 100 tahun lagi sih okay.

Apa komentar bapak tentangApa komentar bapak tentangApa komentar bapak tentangApa komentar bapak tentangApa komentar bapak tentangUU. No 2 tahun 2008 yang mem-UU. No 2 tahun 2008 yang mem-UU. No 2 tahun 2008 yang mem-UU. No 2 tahun 2008 yang mem-UU. No 2 tahun 2008 yang mem-berikan konvensi penambang di-berikan konvensi penambang di-berikan konvensi penambang di-berikan konvensi penambang di-berikan konvensi penambang di-hutan lindung termasuk penambanghutan lindung termasuk penambanghutan lindung termasuk penambanghutan lindung termasuk penambanghutan lindung termasuk penambangdimana saja?dimana saja?dimana saja?dimana saja?dimana saja?

Kalau menurut saya, tinggaldihitung saja dengan harga yang

wajar. Seperti kita drilling ya. Soalnyageotermal luasannya cuma 2 hektarpersumur. Jadi, kalau saya punya 100sumur pun cuma 200 hektar. Jadi,dibandingkan dengan luasnya hutandan besarnya bisnis dinaikan berapapun tidak ada artinya. Tapi, adamisalnya penambangan itu kan luassekali luasannya. Jadi kalau di charge,mahal memang berat, tapi pengaruh-nya juga besar. Tadi kita ngeborsumur 2 hektar. Mungkin dia untukbisnis yang sama harus ngerjain1000-2000 hektar. Jadi, kalaumenurut saya bedakan untuk penge-boran seperti apa, untuk membukahutan juga seperti apa? Karena jugakenyataannya sekarang, status darihutan yang ada juga membuat kitaberhati-hati, mulai dari tamannasional, hutan lindung, kalauditambang juga apa jadinya! Jadi,semua harus dilihat kembali dansemua harus terbuka untuk mencarilangkah yang tepat, tapi juga cepat.//

Transkrip oleh: Fadila Maula Hafsah(wawancara lengkap dengan Arifin Panigoro dapat

Anda akses di http://www.conservation.or.id/tropika/tropika.php)

Foto-

foto:

© CI

, Fac

hrud

din M

angu

njaya

Arifin Panigoro meninjau tutupan hutan kawasan DAS Batang Toru.

Page 36: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

36 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Laju kerusakan di semesta kian hari kian bertambahparah saja. Kerusakan semesta akan terus berlanjutselama ekploitasi terhadap alam, filsafat hidup, dan

gaya hidup manusia tidak berubah. Kerusakan lingkunganitu sendiri terjadi karena adanya ekploitasi terhadap alamyang berlebihan. Tindakan manusia yang mengekploitasiini didorong oleh paham filsafat hidup yang diyakini olehmanusia, yakni filsafat utilitarian. Dasar berpikir filsafatutilitarian percaya bahwa alam dan isinya hanya bermanfaatbila digunakan sebesar-besarnyauntuk kesejahteraan manusia.

Paham filsafat hidup yang de-mikian selalu berusaha menaklukkanalam agar bisa dikuasai dan dieks-ploitasi untuk diambil manfaatekonominya dan demi kebahagiaanmanusia. Menurut Scott (1981)paham ini mentransformasi alam(nature) menjadi sumber daya alam(natural resources). Untuk selan-jutnya membagi tanaman yangbermanfaat sebagai tanaman per-tanian (crop) dan yang tidakbermanfaat secara ekonomi dina-makan gulma (weed). Sedang hewanbermanfaat sebagai binatang buruan (games) dan yangtidak bermanfaat sebagai predator, hama atau pest, kayuyang bermanfaat sebagai log (lumber) dan yang tidakbermanfaat sebagai kayu sisa (waste).

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dankebutuhan manusia yang disertai “nafsu” ekonomi yangbersifat meterial kian mendesak menjadikan manusiaberlaku kurang arif. Padahal bila alam dikelola dengan bijakmaka akan tercipta pembangunan yang berkelanjutan.Akibat dari prilaku manusia yang demikian di berbagaitempat terjadi kerusakan lingkungan yang parah. Dalamsejarahnya peradaban manusia, kerusakan lingkunganterkait dengan berbagai macam perkembangan manusia.Munculnya masyarakat industri, dibukanya terusan Suez,meningkatnya teknologi, dan liberalisasi ekonomi pada

gilirannya membutuhkan lahan yang banyak untuk ekspansimodal mereka. Dan ini pada gilirannya akan merusaklingkungan yang berakibat alam melakukan reaksi denganmengirim bencana, seperti banjir.

Meningkatkan kesejahteraan dengan memper-timbangkan keberlangsungan kehidupan memang satupilihan yang sulit, namun itu bukan berarti tidak bisadilaksanakan. Karena sejatinya prinsip dasar daripembangunan dan pemanfaatan lingkungan oleh manusia

adalah berdasarkan pertimbangankeberlanjutan kehidupan. Tanpaprinsip dasar tersebut manusia akanmemanfaatkan lingkungan tanpatanggungjawab. Keberlangsunganhidup manusia akan terjamin bilamanusia dapat “hidup berdam-pingan” dengan alam.

Tidak bisa dipungkiri bahwainteraksi antara manusia dan ling-kungan penuh dinamika. Hubunganini terkadang “mesra” namun ter-kadang juga penuh gejolak. Interaksimanusia dengan lingkungan menjadimesra ketika manusia berlaku arifdalam mengelola lingkungan,

namun ketika manusia berlaku kurang arif maka yang terjadiadalah lingkungan memberikan reaksi berupa bencana.

MMMMMencari Akar encari Akar encari Akar encari Akar encari Akar TTTTTradisiradisiradisiradisiradisiTidak ada yang memungkiri bahwa Indonesia merupa-

kan negara dengan tingkat kekayaan keanekaragaman hayatidan nir-hayati yang tinggi. Kekayaan hayati tersebut teran-cam kepunahan yang dahsyat sebelum kita mengetahuikemanfaatannya. Di Nusantara sebelum menjadi Indonesiatelah berdiri beberapa kerajaan, salah satu kerajaan yang tertuaadalah Tarumanegara yang diperkirakan berdiri sejak abadke-3 M. Salah satu raja yang terkenal di kerajaan ini adalahPurnawarman. Beliau hidup kira-kira pada abad ke-4 M.

Pada masa pemerintahannya, raja Purnawarmanmeletakkan pondasi pembangunan yang memper-

Manunggaling Kawula lan AlamOleh Mohammad Fathi Royyani*)

ARTIKEL

Page 37: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

37TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

timbangkan aspek ekologis. Pada masa kekuasaannya,sebagian daerah rawa-rawa boleh diurug oleh masyarakatuntuk dijadikan tempat tinggal namun sebagian daerahberawa tidak boleh dibangun, terutama rawa-rawa yangberada di tepi pantai, karena sebagai daerah resapan. Sejakitu, kawasan tersebut menjadi kawasan hutan lindung dandaerah resapan yang dilindungi oleh kerajaan.

Di samping melalui kebijakan, seperti yang dilakukanoleh Purnawarman, masyarakat Sunda telah menerapkankonsep pelestarian lingkungan, berupasitus kabuyutan. Situs kabuyutandiduga merupakan salah satu tempatpelestarian keanekaragaman hayatiyang, dengan status kabuyutan orangtidak akan berani merusak ekosistemyang mengitarinya. Di sampingmelalui kabuyutan, masyarakattradisional Indonesia menjaga ling-kungannya melalui petuah-petuahleluhur dan mitos. Bentuk-bentukpelestarian lingkungan tersebut adalahbagian dari bentuk kearifan lokal yangdimiliki masyarakat.

Selain melalui kabuyutan yangdihargai oleh masyarakat Sunda,masyarakat juga mempunyai ungkapan yang menunjukkanadanya kearifan dalam mengelola lingkungan dan jugakedekatan hubungan antara manusia dan lingkungan.Ungkapan yang menjadi cerminan tersebut berbunyi;gunung kaian, gawir awian, sampalan kebonan, pasir talunan,dataran sawahan, legok balongan.

Terjemahan dari ungkapan di atas kurang lebih adalah“tanami gunung dengan pohon kayu, tanami tebing denganbambu, jadikan tanah tegalan sebagai kebun, tanami bukitdengan berbagai tanaman, tanah lapang jadikan sawah,manfaatkan tanah cekung/berlobang untuk kolam.” Melaluiungkapan tersebut para Karuhun (leluhur) memberikanpelajaran berharga bahwa manusia harus memanfaatkan apayang ada di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya sehari-hari. Namun tetap harus menjaga asas

keseimbangan.Berbagai upaya membangun hubungan yang “mesra”

antara manusia dan alam telah dibangun lama. Terutamaoleh masyarakat Indonesia pada masa lalu dan masyarakattradisional. Pandangan ekologi-sentris masyarakattradisional ini secara umum direfleksikan dalam sikapmereka terhadap tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam.Kearifan tradisional kini menemukan kontektualitasnya,ketika teknologi dan semua peradaban yang dibuat oleh

manusia tidak bisa melindungi darireaksi balik alam.

Kearifan lokal adalah akumulasikesadaran manusia akan kebesaranTuhan. Kesadaran tentang kebesar-an Tuhan ini di dapat oleh masya-rakat lokal ketika mereka manunggal(menyatu) dengan alam.Manunggal itu melahirkan kesa-daran dan sikap hidup bahwamanusia bagian kecil dari alam.

Kesadaran manunggal tersebuttelah dipraktekkan oleh masyarakattradisional Indonesia. Berbagai pe-nelitian tentang sistem pengetahuantentang lingkungan, pemanfaatan

tumbuhan sebagai bahan obat, pangan, sandang, papan,dan ritual menunjukkan relasi yang akrab. Masyarakattradisional tidak pernah mengambil dari alam melebihiapa yang mereka butuhkan. Manunggal ini juga sebagaibentuk “percintaan” antara sang pecinta dengan yangdicintainya. Sang pecinta tidak akan pernah menyakitikekasihnya. Konsep atau gagasan tentang Manunggalingini berawal dari gagasan Wahdat al-Wujud (kesatuan wu-jud) dari Ibn ‘Araby dalam karyanya, Fushush al-Hikam.Jadi, tidak ada salahnya kan bila kita mengikuti jejak merekadengan melakukan penyatuan dengan alam, sehingga yangterjadi bukan manunggaling kawulo lan gusti melainkanmenjadi manunggaling kawulo lan alam.//

*) Mohammad Fathi Royyani, Herbarium Bogoriense,Puslit-Biologi, LIPI

Kearifan lokal adalah akumulasikesadaran manusia akan

kebesaran Tuhan. Kesadarantentang kebesaran Tuhan ini di

dapat oleh masyarakat lokalketika mereka “manunggal”

dengan alam.

Page 38: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

38 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

“PELLET “PELLET “PELLET “PELLET “PELLET TUHAN” TUHAN” TUHAN” TUHAN” TUHAN” adalah namayang diberikan penduduk desa Tanjung,Kecamatan XIII Koto Kampar,Kabupaten Kampar, Riau. Panggilan inidiberikan pada sejenis serangga yangterkenal dengan nama “lalat sehari”.Serangga ini ketika sedang terbangberiringan tidak berdengung sepertilebah yang sedang terbang, dan tidakmenanggalkan sayap seperti anai-anai.Secara ilmiah serangga ini tergolongsebagai “Ephemeroptera”. Ketikasedang terbang migrasi jumlahnyamencapai milyaran ekor. Suatu jumlahyang fantastis yang jarang dilihat olehmanusia. Jika anda ingin melihat pa-

rade terbangnya “Pellet Tuhan” inisilahkan anda ber kunjung ke desaGunung Bungsu, Tanjung, dan TabingKecamatan XIII Koto Kampar, Riau.

Waduk PLTA Koto Panjang mulaidifungsikan pada tahun 1997 terletakdi bagian hulu sungai Kampar Kanan.Berjarak 100 km dari kota Pekanbaruarah ke Sumatera Ba rat. Sedangkandesa Tanjung sekitar 35 km dari jalanraya Riau-Sumba dari simpang jalanmasuk ke Muara Takus. Fenomena inibaru terjadi sekitar 5 tahun lalu. Mulapertama munculnya fenomena ini,penduduk yang sedang mandi danmencuci di sungai berlarian pulang ke

rumah karena takut disengat seranggatersebut. Mereka menduga serangga tersebut adalah dari sejenis lebah, tetapikini mereka sudah tidak takut dengankehadiran se rangga tersebut sungguh-pun mereka sedang berada di sungai.

Serangga ini diberi nama “PelletTuhan”, karena setiap kehadirannya saatmigrasi ke hulu sungai, baik yang hidupmaupun yang telah mati menjadisantapan ikan-ikan yang ada di sungaiseperti ikan motan (Thynnichthyspolylepis), barau (Hampala macrolepidota), paweh (Osteochilus hasselti).Sipaku (Cyclocheilichthys apogon),mali (Labio barbus sumatranus) dan

Fenomena “Pellet Tuhan”

“Sebuah fenomena alam yang unik. Milyaran seranggabermigrasi kemudian menjadi santapan ikan.”

Naskah dan Foto oleh: Chaidir P. Pulungan

ARTIKEL

Page 39: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

39TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

kapiek (Barbodes schwanefeldi). Yangasyik ditontonnya adalah saat seranggaini melintas di bagian lubuk sungai,maka semua ikan yang ada di dalam lubuk ramai-ramai melompat sambilmenangkapi serangga yang melintas diatas air.

PPPPParade Parade Parade Parade Parade Pellet ellet ellet ellet ellet TTTTTuhanuhanuhanuhanuhanPagi subuh sebelum matahari terbit

dari peraduannya rombongan pellettuhan ini mulai bangkit dari wadukuntuk terbang dan bergerak secaraberombongan menuju ke hu lu sungai.Pada saat itu anda harus duduk di tepisungai untuk meyaksikan, menikmatidan mengabadikan mereka melaluikamera atau handycamp. Carilah aliransungai yang berbentuk huruf S dansalah satu sisi aliran sungai itu meru-pakan tebing terjal yang tinggi.Saksikanlah parade serangga pellettuhan itu selama 1½ - 2½ jam lamanya.Lokasi yang indah ini ada di desaTanjung.

Satu menit pertama jumlah rom-bongan yang melintas hanya puluhanekor, ibarat pejabat yang melintasdikawal oleh polisi untuk melapangkanjalan mobil pejabat. Di menit keduasampai kelima jumlah rombongan yangmelintas sudah mencapai ratusan, menelang menit kesepuluh maka jumlahrombongan yang melintas sudahmencapai ribuan ekor. Pada saat inibentuk rombongan melintas sudahseperti kelambu yang berjalan, ting girombongan sekitar 4 meter dan lebarjuga sekitar 4 meter bergerak di tengahsungai dan mengikuti aliran sungai kearah hulu. Rombongan itu sekitar 15– 20 cm di atas per mukaan air.

Sekitar jam 06 00 pagi rombongansudah melintasi aliran sungai di desaGunung Bungsu, saat melewati jem-batan mereka tetap melintas di bawahjembatan. Akan tetapi jika rombonganitu anda usik maka sebagian darirombongan akan melintas di atas jembatan. Sekitar jam 07 00 pagi barulah

mereka melintasi di desa Tanjung. Diperbatasan anta ra desa Tanjung dengandesa Tabing anak sungai bercabang duayaitu sungai Kapur dan Kampar Kanan,walaupun sungai bercabang rombong-an tetap selamanya mi grasi ke sungaiKampar Kanan. Tidak pernah sekalipunmemasuki sungai Kapur, ada apagerangan ? Setelah melintasi desa Tabingrombongan yang tersisa melintasmengikuti jalan raya, apa gerangan yangterjadi disini? Semangkin jauh rom-bongan bergerak maka jumlahnyasemangkin berkurang dan pergerakanmereka seakan-akan menjadi cepat danmenghin dari matahari terbit.

Menyelamatkan KeturunanMenyelamatkan KeturunanMenyelamatkan KeturunanMenyelamatkan KeturunanMenyelamatkan KeturunanSelama dalam perjalanan apabila

ada serangga yang telah kehabisantenaga maka pergerakannya menjadilambat, akhirnya mati dan jatuh kesungai. Serangga-serangga yang matiapabila tidak dimakan ikan akanterbawa arus kembali ke waduk. Semuase rangga yang telah mati dan hanyutitu, ekor dan dua ruas abdominalbagian belakang sudah terputus daribadan. Tidak ada seekor pun dariserangga yang mati itu bentuk tu-buhnya masih utuh.

Kami coba menangkap seranggayang sedang terbang dengan meng-gunakan jaring kelambu. Serangga-serangga yang tertangkap terlihat

berupaya mengerakkan ekor dan bagian perutnya. Beberapa saat kemudiandi dua ruas terakhir dari bagianbelakang daerah pe rut itu menge-luarkan cairan putih dan akhirnyabagian perut terbelah dan telur-telurnya ke luar dengan sendirinya.Setelah telur-telur itu dikeluarkanbarulah serangga tersebut menemuikematiannya. Mungkinkah telur-teluritu akan kembali ke tempat semulainduk nya berada? Untuk itu masihperlu adanya kajian yang mendalam.Kalau memang ya ke napa kehadiranfenomena serangga ini tidak munculsetiap hari. Berdasarkan pengalamanyang penulis temui, selama dua hariberturut-turut mereka muncul atauadakalanya hanya satu hari. Kemun-culan berikutnya bisa berselang 3 hariadakalanya 7 – 10 hari baru munculkembali. Yang penting kalau diantararombongan anda ada yang ‘beruntung’maka anda akan dapat menyaksikannya,akan tetapi kalau tidak, anda harus sabarmenunggunya. Hanya saja mungkin-kah fenomena ini akan terus dapatbertahan andaikata hutan yang terdapatdi sekitar waduk telah beralih fungsimenjadi lahan perkebunan kelapa sawit?

*) Penulis adalah Mahasiswa S3, ProgramPascasarjana Univ. Andalas, Padang.

Dosen Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan, Univ. Riau,Pekanbaru.

Ephemera sp atau lalat sehari atau dikenal juga dengan nama mayflies.

Page 40: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

40 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Conservation International Indo-nesia bersama mitra yang laindengan bangga membantu

penerbitan buku “ Biologi Konservasi”,Edisi Revisi.Buku tersebut telahdiluncurkan di Kampus UI Depok (18/4), dibarengi dengan diskusi intensifseputar isu konservasi dan pemba-ngunan kapasitas sumber daya manusiadi Indonesia. Buku ini merupakanadaptasi dari buku berjudul A Primerof Conservation Biology yang ditulisoleh Richard Primack pada tahun2004, dan naskah aslinya diterbitkanoleh Sinauer Associates di AmerikaSerikat. Dalam edisi terbaru ini, bukuyang pertama kali terbit sepuluh tahunyang lalu tersebut ditulis secara bersamaoleh tiga orang pakar konservasi yaituMochammad Indrawan, RichardPrimack dan Jatna Supriatna.

Keistimewaan buku –dalam edisi

revisi—diperkaya dengan berbagaicontoh dan studi kasus di Indonesiayang ditulis oleh tidak kurang dari 41peneliti dan serta aktivis konservasi.Buku setebal halaman 643 halaman inimerupakan satu-satunya buku BiologiKonservasi dalam Bahasa Indonesia yangsangat diperlukan di dalam duniaakademis sebagai bahan ajar, juga didunia praktis dalam memberikanpengetahuan dan wawasan praktikkonservasi yang ideal.

Diskusi buku ini menghadirkanlima orang pakar yang berbicara tentangberbagi topik, antara lain. Emil Salimyang membicarakan tentang konservasidan pembangunan berkelanjutan, Dr.Damayanti Buchori yang memaparkanseputar keanekaragaman hayati Indo-nesia, Dr. Sony Keraf tentang kebijakanlingkungan di Indonesia, Dr NinokLeksono tentang perubahan sikap

Peluncuran dan Diskusi Buku’Biologi Konservasi’

untuk konservasi dan Agus Purnomo,tentang kegiatan konservasi secara umu.

Emil Salim, mengakui tentangpentingnya buku ini diterbitkan,karena menurutnya pemahaman orangtentang konservasi di Indonesia masihperlu dikembangkan. Padahal dengankekayaan genetik yang luar biasa, In-donesia dapat menggunakan sumberdayanya itu tanpa harus merusak—menebang –hutan. Emil mengha-rapkan adanya perubahan yang men-dorong kebijakan dari eksploitasimenuju konservasi alam.

Selain CI Indonesia, penerbitanbuku “Biologi Konservasi” ini terwujudatas kerjasama atara Yayasan Obor In-donesia (YOI), Yayasan Pusat InformasiLingkungan Indonesia (PILI), WorldWildlife Fund for Nature (WWF),Yayasan Bina Sains Hayati Indonesia(YABSHI), serta Uni Eropa.//

PUBLIKASI

Buku setebal halaman 643 halaman ini merupakan satu-satunya bukuBiologi Konservasi dalam Bahasa Indonesia yang sangat diperlukan didalam dunia akademis sebagai bahan ajar...

Peluncuran Buku-- Dari kiri ke kanan: Sony Keraf, Emil Salim, Jatna Supriatna, Wellizar, M Indrawan dan Damayanti Buchori.

Foto:

CI,

M Fa

rid

Page 41: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

41TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Lembah Mamberamo, Papua,merupakan kawasan yang unikdan penting karena merupakan

daerah resapan air terluas di Papua(sekitar 7,7 juta hektar) serta men-dukung keanekaragaman hayati yangtinggi. Kawasan tersebut terbentuk darisejumlah sungai dan banyak danau-danau alami yang dikelilingi olehtebing-tebing dan pegunungan. Pro-gram Koridor Konservasi Keane-karagaman Hayati Mamberamo diPapua yang digagas oleh ConservationInternational memiliki pendekatankoservasi pada skala bentang alam (land-scape) yang memperhatikan keter-hubungan antara kawasan-kawasankonservasi dan juga pengelolaan proses-proses ekologi. Salah satu proses biofisikyang penting di kawasan Mamberamoadalah proses ekohidrologinya yangunik dan kompleks.

Dalam buku ini, CIFOR mela-porkan temuan hasil penaksiran awal(initial assessment) mengenai proseshidrologi yang terjadi di lembahMamberamo. Metode digital elevationmodel (DEM) yang diekstrak dariNASA shuttle radar topographic mis-sion (SRTM v.3) digunakan untukmenentukan batas lembah Mambe-ramo. Data-data curah hujan, suhuudara, tipe tanah, iklim, dan tutupanvegetasi diintegrasikan ke dalam DEMmenjadi sebuah model yang bergunauntuk menghitung laju evapotrans-pirasi dan kapasitas resapan air lembahMamberamo.

Hasil assessment menunjukkanbahwa lembah Mamberamo menyerapbanyak sekali air hujan, lebih banyakdaripada yang bisa dilepaskannyamelalui proses evapotranspirasi. Haltersebut menyebabkan kawasan itu

Ecohydrology of theMamberamo Basin

An initial assessment ofbiophysical processes

A report prepared for theConservation International

Pengarang:Daniel MurdiyarsoSofyan Kurnianto

Penerbit:Center for International Forestry Research

(CIFOR)

Tahun terbit:2008 (41 halaman)

selalu kelebihan air sepanjang tahun,bahkan pada bulan-bulan yang palingkering sekalipun. Ketika model kese-imbangan air (water balance model)disimulasikan menggunakan skenarioperubahan iklim dan perubahantutupan lahan, terlihat bahwa kese-imbangan air lembah Mamberamolebih sensitif terhadap perubahan iklimdaripada perubahan tutupan lahan.Model perubahan tutupan lahanmenunjukkan bahwa berkurangnyatutupan hutan dapat menyebabkanberkurangnya kapasitas tanah dalammenyerap air yang pada akhirnya dapatmeningkatkan resiko tanah longsor,erosi, dan sedimentasi. Informasi yangtersaji dalam laporan ini penting sekaliuntuk mengkaji kemungkinan-ke-mungkinan dampak akibat perubahaniklim dan perubahan lahan di kawasanMamberamo.//Jarot Arisona

Menghitung Tangkapan Air LembahMamberamo

Hasil assessmentmenunjukkanbahwa lembahMamberamomenyerapbanyak sekali airhujan, lebihbanyak daripadayang bisadilepaskannyamelalui prosesevapotranspirasi.

Page 42: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

42 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Komitmen Hermawan Kartajayaterhadap lingkungan tidak perlu

ditanyakan lagi. Sejak tahun 2002beliau bergabung menjadi DewanPenasehat CI Indonesia. Hermawantidak asing lagi di kalangan bisnis,dan beliau mengingatkan tentangperlunya kita merawat alam.”Kitaperlu alam yang baik dan lingkunganyang mendukung dalam menyokongbisnis apa pun,” kata HermawanKertajaya. Presiden World Market-ing Association, ini selain mem-punyai kesibukan luar biasa sebagaipakar marketing di Mark Plus&Coyang didirikannya sejak tahun 1989,beliau juga sibuk menuliskan ber-bagai karya dalam bentuk buku

mengenai dunia marketing.Pendiri sekaligus Presiden

MarkPlus&Co, ini adalah salah satupakar marketing terkemuka di Indo-nesia dan dunia. Sejak tahun 2002,Kartajaya merupakan orang Indonesiapertama yang memasuki kancah mar-keting internasional dengan modelyang dia buat sendiri dan tahun beliaudinobatkan sebagai 50 Gurus WhoHave Shaped The Future of Market-ing. Kartajaya dilahirkan di Surabaya,Jawa Timur, dari keluarga sederhana.Pendidikan formalnya adalah diInstitut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Surabaya, Universitas Surabaya,dan Strathclyde Graduate School ofBusiness (Glasgow, Inggris).//

Alam dan Bisnis

SOSOK

Selain kegiatannya sibuk sebagai mahasiswi jurusan komunikasi di semester IV disebuah perguan tinggi swasta di Jakarta, Jamila Catheleya (19 tahun), yang

dinobatkan menjadi Miss Ecotourism tahun 2007 lalu ini ternyata sibuk dengan ber-snorkel di Kepulauan Seribu, bergiat dengan Suku Dinas Pariwisata DKI. Mila, jugajuga terlibat dalam pemberdayaan masyarakat untuk memajukan wisata bahari. “Jadiekowisata bukan hanya sekedar jalan-jalan, juga ikut memberdayakan masyarakat,”ujarnya pada TROPIKA.

Mila dan teman-temannya Miss Earth yang lain ikut terlibat dalam mempromosikanJava Jazz Go Green, pertengahan Maret lalu. Gadis kelahiran Bandar Lampung ini‘surprise’, karena ternyata jejak karbonnya terhitung kecil, yang bermakna emisi karbonyang dikeluarkannya masih sangat sedikit. “Saya masih senang menggunakan kendaraanumum kalau kuliah,” tuturnya. Menghitung jejak karbon, menjadi trend evaluasi diriyang baik, bagaimana secara sederhana kita bisa mengukur tingkat emisi dalamberkontribusi dalam memelihara bumi dan lingkungan. “Saya harus menanam 4 po-hon setahun,” ujarnya, ketika mencoba hitungan kalkulator karbon yang disiapkan distand CI, TNC dan WWF di Arena Java Jazz Festival.

Skema menanam pohon memang kalkulasi sederhana untuk menyerap karbondalam aksi menghindar dan memperlambat pemanasan global yang kini dapat di aksesdi beberapa situs web LSM lingkungan. //

Jamila Catheleya,

Menanam Empat Pohon

Hermawan KHermawan KHermawan KHermawan KHermawan Kaaaaartajayartajayartajayartajayartajaya

Page 43: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

43TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2

Thomas Friedman (50), penulissejumlah buku diantaranya: The

Lexus and the Olive Tree, akhir Maret(24/3) mengunjungi Pulau Sumatra,melihat kegiatan penyelamatan oran-gutan di Daerah Aliran Sungai (DAS)Batang Toru, Sumatra Utara. Kepergiankali ini, bukan tanpa direncanakan,pemenang Pulitzer ini memang inginmenyaksikan dari dekat apa yangdilakukan oleh CI di lapangan danmelihat dengan kepala sendiri keadaanmasyarakat di sekitar hutan. Menu-rutnya, banyak tantangan yang diha-dapi oleh para konservasionis dalamupaya melestarikan sisa-sisa tutupanhutan yang terancam di Sumatra.

Tom ikut berdialog di Balai Rakyatyang tergolong sudah ‘tua’ dan tak

berpintu. Melihat perpustakaan se-derhana yang dibangun masyarakatbersama dengan komunitas yangdiberdayakan oleh program pelestarianorangutan di Desa Aek Nabara.Bersama dengan masyarakat dia ber-dialog, ingin mendapatkan penjelasantentang kepedulian mereka terhadaphutan dan kondisi mereka. “Saya merasabanyak manfaat dan lesson learn yangsaya peroleh dan apa yang dilakukanoleh CI disini dapat menjadi pembe-lajaran untuk kawasan lain,” ujar Tomkepada TROPIKA.

Akhir tahun 2007, kolumnis theNew York Times ini juga pergi menje-nguk rehabilitasi owa jawa di Bodogol,Taman Nasional Gunung Gede Pang-rango dan menulis artikel menarik di

Tom Friedman,Menjumpai Masyarakat Sekitar Hutan

New York Times: The Age of Noah yangmerupakan artikel terakhirnya sebelumdia mengambil cuti untuk perjalanandalam penulisan buku terbarunya.Semoga sukses dengan buku barunyaTom! //

Dunia konservasi khususnya badaktelah kehilangan seorang yang

sangat berdedikasi bagi kelestarian badakdi Indonesia. Beliau adalah Dr. Nico vanStrien, (61 tahun), Koordinator IRF AsiaProgram.

Nico begitu dikenal dalam ko-munitas konservasi di Indonesia karenamencurahkan hampir separuh darihidupnya (30 tahun) untuk pelestariandua jenis badak di Indonesia yaitu badakJawa dan badak Sumatera. Banyakkoleganya di Indonesia karena diaberpuluh tahun berkontribusi dan aktifbaik dalam berbagai kegiatan konservasimaupun dari makalah dan paper ilmiahyang ditulisnya tentang kedua spesiestersebut. “Tidak dua jenis badakSumatra dan Jawa bertahan hari ini olehkarena pengetahuan yang mendalamNico serta, keinginan dan visi untuk

dation. Dia juga anggota IUCN TapirSpecialist Group, Deutsche GesellschaftSaugethierkunde, dan anggota MalawiWildlife Society.

Nico meninggalkan satu istri VanTineke Strien-Reijgersberg, dandua putra Maarten sertaWillem. Keluarga besarkonservasionis dan pencin-ta satwa seluruh duniasangat kehilangan de-ngan perginya Nicovan Strien. Selamatjalan Pak Nico.//Disarikan dari tulisanSussie Ellis/ IRF

Nico van Strienkonservasi mereka,” kata Presiden IRF,John Lukas

Dr. van Strien memperoleh gelarM.Sc. pada tahun 1971 di Free Univer-sitas Amsterdam, dan Ph.D. pada tahun1985 di bidang Agricultural Sciencesdari Universitas Wageningen, Belanda.Tesis doktornya adalah mengenai badakSumatera, di mana dia menghabiskanwaktu 5 tahun menjelajahi 3800 km luaskawasan di ekosistem Gunung LeuserEcosystem. Selain pernah menjadi dosenbiologi di Chancellors College. Dia jugamenjadi penasihat teknis pada sejumlahkelompok ahli lingkungan termasuk:UNDP-Global Environment Facility,IUCN Asia Rhino Specialist Group, danUS Fish & Wildlife Service.

Dr. van Strien adalah pimpinan VanTienhoven Foundation untuk Interna-tional Nature Protection, yang mem-berikan masukan kepada Dewan KomiteBelanda untuk International NatureConservation serta Golden Ark Foun-

In Memoriam

Page 44: Kapal Pendidikan Itu Bernama Kalabia:TROPIKA 2008

44 TROPIKA INDONESIA

MUSIM PANEN (APRIL - JUNI) 2008. VOL.12 NO.2