Top Banner
ANALISIS KANDUNGAN NITRIT DAN PEWARNA MERAH PADA DAGING BURGER YANG DIJUAL DI GROSIR BAHAN BAKU BURGER DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh MAGDALENA CORY S. 051000188 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.
57

kandungan nitrit

Nov 24, 2015

Download

Documents

Achiil Achiil

\
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • ANALISIS KANDUNGAN NITRIT DAN PEWARNA MERAH PADA DAGING BURGER YANG DIJUAL DI GROSIR

    BAHAN BAKU BURGER DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

    SKRIPSI

    Oleh

    MAGDALENA CORY S.

    051000188

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • ANALISIS KANDUNGAN NITRIT DAN PEWARNA MERAH PADA DAGING BURGER YANG DIJUAL DI GROSIR

    BAHAN BAKU BURGER DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Kesehatan Masyarakat

    Oleh :

    MAGDALENA CORY S. NIM. 051000188

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2009

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul:

    ANALISIS KANDUNGAN NITRIT DAN PEWARNA MERAH PADA DAGING BURGER YANG DIJUAL DI GROSIR

    BAHAN BAKU BURGER DI KOTA MEDAN TAHUN 2009

    Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

    MAGDALENA CORY S.

    NIM : 051000188

    Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 30 November 2009, dan Dinyatakan Telah

    Memenuhi Syarat Untuk Diterima

    Tim Penguji

    Ketua Penguji Penguji I Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi Dra. Jumirah, Apt, MKes NIP. 19670613 199303 1 004 NIP. 19580315 198811 2 001

    Penguji II Penguji III

    Dr. Ir. Zulhaida Lubis, MKes Dr. Ir. Evawany. Y. Aritonang, MSi NIP. 19620529 198903 2 001 NIP. 132049788

    Medan, November 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara Dekan,

    Dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 19531018 198203 2 001

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • ABSTRAK Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009

    Daging burger sapi merupakan produk olahan daging sapi yang digiling dan dihaluskan yang diproses secara kuring. Daging burger sapi yang dijual di grosir bahan baku burger tidak mencantumkan daftar komposisi makanan pada kemasan sehingga penting dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar nitrit dan jenis zat pewarna yang digunakan apakah memenuhi syarat atau tidak. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Sampel ditentukan secara simpel random sampling. Dari setiap grosir dibutuhkan 2 sampel daging burger sapi, maka total sampel adalah 10 lembar daging burger sapi. Analisis kandungan nitrit dan pewarna dilakukan dengan metode spektrofotometri dan metode kromatografi kertas di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah, Medan.

    Dari 10 sampel yang diperiksa, hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 sampel memiliki kadar nitrit yang tidak memenuhi syarat kesehatan menurut Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu batas maksimum 125 mg/kg. Kadar nitrit yang terendah terdapat pada sampel DII dan kadar nitrit tertingi terdapat pada sampel EII. Pemeriksaan zat pewarna pada sampel menunjukkan bahwa hanya 1 sampel yang menggunakan pewarna yang diizinkan yaitu menggunakan pewarna Ponceau 4R. Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan BPOM untuk lebih menginformasikan kepada masyarakat dan produsen tentang bahaya penggunaan bahan tambahan makanan terhadap kesehatan khususnya pengawet nitrit dan pewarna. Kata kunci : daging burger sapi, nitrit, pewarna

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • ABSTRACT

    Analysis of Nitrite Contentrate And Red Dyes in The Beef Burger is Sold in Shop of Burger in Medan at 2009 Beef burger was processed meat products that are grinded and smoothed with curing process. Beef burger wheres sold in burgers shop are not showing the ingredients on the packaged of foods, so thats important to do a research to know the contents of nitrite and dyes that used is it fulfill condition or not. This research is a descriptive research. Samples decided by a simple random sampling. From each beef burgers seller, that was used 2 beef burgers for samples, so the total samples were 10 pieces beef burgers. Analysis of nitrite content and dyes were done by spectrophotometry methods and paper chromatography methods in Balai Laboratorium Kesehatan Daerah, Medan. From 10 samples were tested, the results showed that are three samples have nitrite compound is unfulfill with Permenkes RI NO. 1168/Menkes/Per/X/1999 wheres maximum compound is 125 mg/kg. That samples were have a lowest content was number DII samples but the highest was number EII samples. Dyes analysis from the samples showed only 1 sample was used an allowed dyes like Ponceau 4R. It was suggested that Health Office and BPOM to give a better information for public and producers about the dangers of using the food additives by health, especially nitrite preservatives and dyes. Key words: beef buger, nitrite, dyes

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Magdalena Cory S. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Mei 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga) orang

    Alamat Rumah : Jln. H. Taqwa no. 28 Pondok Gede Jakarta Timur RIWAYAT PENDIDIKAN 1. 1992 1993 : TK Hangtuah Jala Semastri Belawan 2. 1993 1999 : SD Kartika X-2 Jakarta 3. 1999 2002 : SLTP Negeri 2 Pontianak 4. 2002 2005 : SMU Negeri 48 Jakarta 5. 2005 2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

    dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

    Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang

    Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009

    Penulis menyadari bahwa didalam penulisan skripsi ini masih terdapat

    kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima

    kasih kepada Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku dosen pembimbing I dan Dra.

    Jumirah Apt, Mkes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan

    waktu dan sumbangan pikirannya dengan keikhlasan dan penuh kesabaran dalam

    memberikan bimbingan kepada penulis.

    Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

    pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. dr.Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan

    Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

    3. Siti Khadijah Nasution, SKM, MKes selaku Dosen Penasehat Akademik.

    4. Dr. Ir. Zulhaidah Lubis, Mkes selaku Dosen Penguji II dan Dr. Ir. Evawany Y

    Aritonang, Msi selaku Dosen Penguji III.

    5. Seluruh dosen dan staf FKM- USU khususnya Departemen Gizi Kesehatan

    Masyarakat.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 6. Ibu Dra. Norma Sinaga, Apt selaku pembimbing di Laboratorium Kesehatan

    Daerah Kota Medan.

    7. Teristimewa kepada Bapak (Sudin Sitanggang) dan Mama (Farida

    Nainggolan) tercinta. Terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, dukungan

    yang tak terputus yang diberikan kepada penulis.

    8. Sodara-sodaraku tercinta : kEvi, bAgung, dLina, kPoppy, kDora,

    dEvelyn, bSE dan sodara-sodaraku yang tidak dapat disebutkan satu persatu

    terima kasih atas doa, dukungan dan pertolongannya selama ini.

    9. Buat dgenres (Noni, Irma, Sisca, Eva, Frangki,Evan, dan dbest girl (Zabeth,

    Tika)) serta teman-teman di peminatan Gizi khusunya stambuk05 Ade Nove,

    Mel_donk, Menty, kEsra dan teman-temanku lainnya yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas

    dukungan, kerja sama dan doanya.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

    bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

    Medan, November 2009

    Penulis

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • DAFTAR ISI

    Halaman Pengesahan Abstrak........................................................................................................ i Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ iii Kata Pengantar .......................................................................................... iv Daftar Isi ................................................................................................... vi Daftar Tabel............................................................................................. viii Daftar Gambar ........................................................................................... ix BAB I PENDUHULUAN

    1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah.................................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 4

    1.3.1. Tujuan Umum................................................................ 4 1.3.2. Tujuan Khusus............................................................... 4

    1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Burger......................................................................... 5 2.2. Daging Burger Sapi .................................................................. 5 2.2.1. Definisi Daging Burger Sapi .......................................... 5 2.2.2. Proses Pembuatan Daging Burger Sapi .......................... 6 2.3. Pengawet Nitrit......................................................................... 8 2.3.1. Dampak Pengawet Nitrit Terhadap Kesehatan.............. 10 2.3.2. Jumlah Asupan Harian Nitrit........................................ 12 2.4. Zat Pewarna ........................................................................... 13 2.4.1. Macam Macam Zat Pewarna Pada Daging ................ 14 2.4.2. Dampak Zat Pewarna Terhadap Kesehatan .................. 14 2.5. Kerangka Kosep ..................................................................... 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian....................................................................... 17 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 17 3.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 17 3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................... 17 3.3. Populasi dan Sampel............................................................... 18 3.3.1. Populasi ....................................................................... 18 3.3.2. Sampel......................................................................... 18 3.3.3. Cara Pengambilan Sampel ........................................... 18 3.4. Metode Pengumpulan Data..................................................... 19 3.4.1. Data Primer.................................................................. 19 3.4.2. Data Sekunder ............................................................. 19 3.5. Definisi Operasional............................................................... 19

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 3.6. Pemeriksaan Nitrit .................................................................. 20 3.6.1. Peralatan...................................................................... 20 3.6.2. Bahan Pereaksi ............................................................ 20 3.6.3. Cara Kerja Pemeriksaan Nitrit...................................... 20 3.7. Periksaan Pewarna.................................................................. 21 3.7.1. Peralatan...................................................................... 21 3.7.2. Bahan .......................................................................... 22 3.7.3. Cara Kerja Pemeriksaan Pewarna................................. 22 3.8. Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 23 BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 24 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 24 4.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium............................................ 25 4.2.1. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Nitrit Pada Daging Burger Sapi ............................................. 25 4.2.2. Identifikasi Jenis Zat Pewarna Pada Daging Burger sapi.............................................. 27 BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 28 5.1. Nitrit Pada Daging Burger Sapi .............................................. 28 5.2. Pewarna Pada Daging Buregr Sapi ......................................... 31 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 34 6.1. Kesimpulan ............................................................................ 34 6.2. Saran .................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Daftar Bahan Pengawet Yang Diizinkan Harga Rf Untuk Berbagai Macam Pelarut Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Dalam 1 kg Daging Burger Sapi Contoh Perhitungan Daging Burger Sapi Berdasarkan ADI Contoh Perhitungan Harga Rf Zat Pewarna Pada daging Burger Sapi Permohonan Izin Penelitian FKM USU Surat Selesai Penelitian Foto-foto Penelitian

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kadar Nitrit Pada sampel Pada daging Burger Sapi ......................................................... 26 Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Jenis Zat Pewarna Secara Kromatografi Kertas................................................................ 27

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Daging Burger Sapi ......................................................... 7 Gambar 2.2. Bagan Pembuatan Daging burger..................................... 8 Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 16 Gambar 5.1. Perbandingan Warna Daging Burger Sapi....................... 33

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa peningkatan

    dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah

    satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya pengamanan makanan

    dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk mendukung peningkatan dan

    pemantapan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Semua itu

    merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang

    tidak memenuhi persyaratan mutu (Depkes RI, 1992).

    Seiring berkembangnya industri makanan dan minuman maka semakin banyak

    pula produk daging yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih

    awet, menarik dan lebih praktis dibanding dengan produk segarnya, seperti sosis,

    kornet daging sapi, dan ham. Ham banyak digunakan sebagai isi burger (Winarno dan

    Rahayu, 1994).

    Biasanya nitrit banyak digunakan pada berbagai jenis daging olahan seperti

    sosis dan corned beef serta berbagai daging olahan lainnya (Yuliarti, 2007). Tujuan

    pengunaan nitrit dalam pengolahan daging adalah untuk menghambat pertumbuhan

    bakteri Clostridium botulinum, mempertahankan warna merah pada daging agar

    tampil menarik, dan juga sebagai pemberi cita rasa pada daging (Syah,2005).

    Nitrit sebagai pengawet makanan diijinkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan

    penggunaanya dalam makanan agar tidak melampaui batas, sehingga tidak

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan makanan, membatasi penggunaan

    maksimum pengawet nitrit di dalam produk daging olahan yaitu sebesar 125 mg/kg

    (Cahyadi, 2006). Konsumsi nitrit yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan.

    Pada tahun 1989 ditemukan kasus keracunan nitrit pada biskuit yang mengakibatkan

    kematian 38 jiwa manusia. Kasus ini terjadi karena mereka mengkonsumsi biskuit

    yang mengandung natrium nitrit dalam taraf yang melebihi batas yang diijinkan

    (Yuliarti, 2007).

    Penelitian tentang nitrit juga dilakukan oleh Darius (2007), seorang mahasiswa

    Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Pada 10 sampel sosis daging sapi yang diteliti

    mengandung pengawet nitrit tapi masih memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi

    karena kandungannya masih dibawah batas maksimum, yaitu sebesar 125 mg/kg.

    Selain pengawet, bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah

    pewarna. Zat warna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau

    memberi warna pada makanan atau minuman. Penambahan warna ini dimaksudkan

    untuk memperbaiki warna makanan yang berubah menjadi pucat atau pudar selama

    proses pengolahan (Syah, 2005).

    Jenis pewarna yang umum digunakan pada daging adalah erythrosine,

    amaranth, allura red, dan carmoissine. Ketiga zat pewarna diatas merupakan zat

    warna sintetis yang diizinkan dan diatur batas maksimum penggunaannya

    berdasarkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 (Fuad,2004). Berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Darius (2007) seperti yang telah disebutkan diatas

    terdapat 2 sampel sosis daging sapi menggunakan zat warna yang diizinkan yaitu

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • sampel berwarna merah ponceau 4R dan 1 sampel sosis daging sapi menggunakan zat

    warna yang tidak diizinkan yaitu sampel berwarna merah ponceau SX.

    Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah pada

    industri tekstil dan plastik. Rhodamin B sering dipakai mewarnai kerupuk, kembang

    gula, permen, makanan ringan, daging sapi olahan (sosis, ham, dll), minuman ringan,

    cendol, manisan, terasi, dan ikan asap. Penelitian yang dilakukan oleh Soleh (2003)

    dalam Yuliarti (2007) terhadap 25 sampel makanan dan minuman jajanan yang

    beredar di kota Bandung, terdapat 5 sampel yang positif mengandung Rhodamin B

    dan dari 251 jenis minuman yang diperiksa di Bogor sebanyak 14,5 % mengandung

    Rhodamin B. Kelebihan dosis Rhodamin B bisa menyebabkan kanker, keracunan,

    iritasi paru-paru, mata, tenggorokan, dan usus (Yuliarti, 2007).

    Berdasarkan observasi di lapangan bahwa grosir bahan baku burger menjual 2

    jenis daging buger yaitu daging buger sapi dan daging burger ayam. Daging burger

    tersebut dikemas dalam kantung plastik putih dan pada kemasan tidak terdapat daftar

    komposisi makanan. Daging burger sapi merupakan daging yang paling disukai oleh

    masyarakat.

    Mengingat perubahan pola konsumsi makan masyarakat pada saat ini lebih

    menyukai makanan siap saji dan daging burger yang paling disukai oleh masyarakat

    adalah daging burger sapi serta adanya kemungkinan penggunaan nitrit yang melebihi

    batas dan pewarna merah yang dilarang pada daging burger sapi, maka penulis

    tertarik untuk meneliti kadar nitrit dan pewarna merah yang terdapat pada daging

    burger sapi.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan yaitu

    apakah kadar nitrit dan zat warna yang digunakan pada daging burger yang dijual di

    grosir bahan baku burger di Kota Medan telah memenuhi syarat kesehatan sesuai

    dengan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999.

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui penggunaan pengawet nitrit dan pewarna merah sebagai

    bahan tambahan makanan pada daging burger yang dijual di grosir bahan baku

    burger di kota Medan.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui kadar nitrit yang terdapat pada produk daging burger yang

    dijual di grosir bahan baku burger di kota Medan kemudian disesuaikan

    dengan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999.

    2. Untuk mengetahui jenis pewarna merah yang terdapat pada produk daging

    burger yang dijual di grosir bahan baku burger di kota Medan kemudian

    disesuaikan dengan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam mengkonsumsi produk daging

    burger di kota Medan.

    2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan BPOM tentang kadar nitrit

    dan pewarna pada produk daging burger di Kota Medan.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Burger

    Hamburger pertama kali muncul di Hamburg, Jerman pada abad pertengahan.

    Banyak orang keliru dan mengira bahwa nama hamburger berasal dari kata ham

    (babi), namun sebenarnya namanya berasal dari kota Hamburg.

    Burger atau Hamburger merupakan makanan sejenis sandwich. Terdiri dari roti bulat

    agak pipih dan dibelah dua. Ditengahnya disisipkan lempengan daging cincang

    berbumbu, disajikan dengan daun selada, irisan tomat, timun dan aneka saus

    (Anonimous, 2008).

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) hamburger adalah daging cacah

    (biasanya daging sapi, tetapi kadang-kadang juga daging lain) yang dibentuk bulat,

    kemudian dipipihkan dan digoreng dengan mentega atau dipanggang diatas bara,

    biasanya dimakan sebagai isi roti bulat, diberi daun selada, saus tomat, dan bumbu

    lainnya.

    2.2. Daging Burger Sapi

    2.2.1. Definisi Daging Burger Sapi

    Burger merupakan produk daging giling segar. Komposisi utama burger adalah

    daging, umumnya mencapai 80 persen. Daging burger sapi merupakan produk olahan

    daging sapi yang digiling dan dihaluskan, dicampur bumbu kemudian diaduk dengan

    lemak hingga tercampur rata dengan proses kuring. Syarat mutu hamburger murni

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • adalah lemak sapi yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 49 persen; serta ditambah

    dengan bahan pengikat dan bahan pengisi.

    Kuring adalah suatu proses pengolahan yang dapat mengahambat pertumbuhan

    organisme melalui penggunaan garam nitrit dan berfungsi juga untuk

    mempertahankan warna daging (Buckle, 1990). Manfaat melakukan kuring adalah

    untuk mendapatkan warna yang stabil, aroma, tekstur dan kelezatan yang baik, dan

    untuk mengurangi pengerutan daging selama proses pengolahan, serta

    memperpanjang masa simpan produk daging (Soeparno, 1994).

    2.2.2. Proses Pembuatan Daging Burger Sapi

    Menurut Anonimous (2008), bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan

    burger adalah daging giling atau daging cacah yang dibumbui, lemak, bahan

    pengikat, bahan pengisi, dan aneka bumbu. Daging yang digunakan pada pembuatan

    burger biasanya berasal dari potongan-potongan atau tetelan daging sapi. Lemak atau

    minyak ditambahkan pada pembuatan burger untuk memberikan rasa lezat, serta

    memengaruhi keempukan produk.

    Bahan pengisi dan bahan pengikat adalah bahan-bahan bukan daging yang

    ditambahkan dalam produk dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas,

    menurunkan penyusutan sewaktu pemasakan, memperbaiki sifat irisan, mengikat air,

    membentuk tekstur, dan memberikan warna yang khas. Perbedaan bahan pengikat

    dan bahan pengisi adalah berdasarkan kandungan protein dan karbohidrat. Bahan

    pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan mampu memperbaiki

    sifat emulsi, sedangkan bahan pengisi memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi

    serta pengaruhnya kecil terhadap sifat emulsi.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Bahan pengikat dapat berupa bahan nabati maupun hewani. Berdasarkan sifat

    elastisitasnya, bahan pengikat dapat dibedakan menjadi bahan pengikat kimiawi

    (misalnya garam-garam polifosfat) dan bahan pengikat natural. Bahan pengikat

    natural dibedakan menjadi bahan pengikat hewani (misalnya tepung ikan atau susu

    skim) dan bahan pengikat nabati (misalnya tepung kedelai atau isolat protein kedelai).

    Bahan pengisi memiliki daya ikat yang besar, tetapi rendah sifat

    emulsifikasinya. Hal itu disebabkan oleh tingginya kandungan karbohidrat dan

    rendahnya kandungan protein. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah tepung

    terigu, tapioka, dan sagu.

    Bumbu merupakan substansi tumbuhan aromatik yang dikeringkan. Bumbu

    berfungsi sebagai penyedap, memberikan karakteristik warna dan tekstur, serta

    berperan pula sebagai antioksidan. Bumbu-bumbu yang digunakan seperti bawang

    merah, bawang putih, lada, jahe, penyedap MSG, dan gula pasir.

    Pada tahap terakhir dilakukan proses pembekuan atau pendinginan dengan suhu

    -15oC selama kurang lebih 8 10 jam (Komariah,dkk, 2005).

    Bahan tambahan pangan yang sering digunakan dalam pembuatan daging

    burger sapi adalah: pemanis, nitrit (pengawet), dan pewarna (Anonimous, 2008).

    Gambar 2.1. Daging Burger Sapi

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Gambar 2.2. Bagan Pembuatan Daging Burger

    2.3. Pengawet Nitrit

    Daging telah diketahui sebagai bahan yang mudah rusak, hal ini disebabkan

    karena komposisi gizinya baik untuk manusia maupun mikroorganisme

    (Buckle,1990). Daya simpan daging sapi tanpa diawetkan adalah sekitar 1 2 hari

    (Winarto, 1983).

    Nitrat dan nitrit terjadi secara alamiah dalam lingkungan dan juga sengaja

    ditambahkan pada beberapa makanan olahan, seperti daging sebagai pengawet dan

    pewarna tetap (Adam M. dan Y. Motarjemi, 2004). Sifat fisik dari Natrium nitrit

    (NaNO2) berbentuk butiran berwarna putih sedangkan Kalium nitrit (KNO2)

    berbentuk butiran berwarna putih dan mudah larut dalam air (Cahyadi, 2006).

    Penambahan lemak

    Penambahan bahan pengikat dan pengisi

    Pembekuan

    Proses kuring

    Daging sapi giling

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Menurut Soeparno (1994), penggunaan nitrit sebagai pengawet mempunyai

    tujuan untuk :

    1. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen

    Mikroorganisme patogen paling berbahaya yang terdapat

    mengkontaminasi daging adalah Clostridium botulinum . Nitrit menghambat

    produksi toksin Clostridium botulinum dengan menghambat pertumbuhan dan

    perkembangan spora dan/atau dengan cara membentuk senyawa penghambat

    bila nitrit pada daging dipanaskan. Nitrit juga dapat menghambat pertumbuhan

    Staphylococcus aureus pada daging. Pengaruh bakteriostatik nitrit pada

    Staphylococcus aureus berhubungan dengan nutrisi sulfur dari mikroorganisme.

    2. Membentuk cita rasa

    Peranan nitrit yang berhubungan dengan cita rasa daging olahan/awetan

    bersifat sebagai antioksidan. Nitrit akan menghambat oksidasi lemak yang akan

    membentuk senyawa-senyawa karbonil seperti aldehid, asam-asam dan keton

    yang menyebabkan bau dan rasa tengik.

    3. Memberi warna merah muda (pink) yang menarik

    Penambahan nitrit pada daging olahan terutama bertujuan utuk memberi

    warna merah muda (pink) yang menarik. Pigmen dalam otot daging terdiri dari

    protein yang disebut mioglobin. Mioglobin dengan oksigen akan membentuk

    oksimioglobin yang berwarna merah terang. Warna merah terang dari

    oksimioglobin tidak stabil, dan dengan oksidasi berlebihan akan berubah

    menjadi metmioglobin yang berwarna coklat. Reaksi ion-ion nitrit dengan zat

    warna mioglobin yang menghasilkan senyawa nitrit-mioglobin. Menurut Buckle

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • (1990), mioglobin bereaksi dengan nitrogen oksida menghasilkan senyawa

    nitroso-mioglobin, yang selanjutnya mengalami perubahan oleh panas dan

    garam membentuk nitroso-myochromagen yang mempunyai warna merah muda

    yang relatif stabil.

    Berdasarkan penelitian kadar nitrit yang dilakukan oleh Fuad (2004) terhadap

    13 sampel kornet sapi yang beredar di pasar swalayan di Kota Semarang, terdapat 5

    merek melebihi standar Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu merek

    Liberty, B.V.Dak, Pronas, S&W, dan Baliko, dan 8 merek lainnya dibawah standar

    yaitu merek Libby's, Milli, Cip, Tornado, ABC, Libby Mc Neil and Libby, Gaga,

    Greatwall.

    Penelitian yang dilakukan oleh Husni, dkk (2007) terhadap 3 sampel sosis yang

    dijual di pasar swalayan di Kota Padang Sumatera Barat, dapat diketahui bahwa

    ketiga sampel sosis tersebut mengandung pengawet nitrit.

    2.3.1. Dampak Pengawet Nitrit Terhadap Kesehatan

    Penggunaan Natrium nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan warna

    daging atau ikan ternyata menimbulkan efek yang membahayakan. Nitrit dapat

    berikatan dengan amino atau amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat

    toksik (Muchtadi, 2008). Nitrosamin merupakan zat karsinogenik yang dapat

    menimbulkan kanker pada berbagai macam jaringan tubuh (Anwar, 2004).

    Nitrit dan nitrat yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan

    methemoglobin simptomatik. Pada anak-anak dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan

    disekresikan sehingga resiko untuk keracuna nitrat jauh lebih kecil (Utama, 2008).

    Menurut Silalahi dalam Darius (2007) bahwa methemoglobin adalah hemoglobin

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • yang di dalamnya ion Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan kemampuannya untuk

    mengangkut oksigen telah berkurang. Hemoglobin adalah pigmen darah merah yang

    berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh

    kita (Muchtadi, 2008).

    Kandungan methemoglobin dalam darah 30-40% dapat menimbulkan gejala

    klinis berkaitan dengan kekurangan oksigen dalam darah (hypoxia), karena darah

    tidak mampu berperan sebagai pembawa oksigen. Warna darah berubah dari merah

    normal menjadi kecokelatan (gelap) (Pranita, 2007). Penderita methemoglobin

    (methemoglobinemia) akan menjadi pucat, cianosis (kulit menjadi biru), sesak nafas,

    muntah dan shock. Kemudian kematian penderita terjadi apabila kandungan

    methemoglobin lebih tinggi dari 70 % (Cahyadi, 2006).

    Penggunaan nitrit pada produk kornet, sosis, dan produk daging giling lainnya

    tidak boleh melebihi 150 ppm. Orang yang mengkonsumsi produk makanan yang

    menggunakan pengawet nitrit berlebihan akan mengalami sakit di bagian kepala dan

    muka memerah yang muncul dalam 30 menit setelah mengkonsumsi makanan

    tersebut (Chandra, 2007). Batas penggunaan nitrit di negara-negara Barat telah

    diturunkan dari 150 ppm menjadi hanya 50 ppm saja, karena terbukti adanya

    kemungkinan terbentuknya senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogenik

    (Anwar,2004).

    Pada tanggal 16 Oktober 2008 ditemukan kasus keracunan pada siswa SDN

    Sukosewu 1 Gandusari Blitar akibat membeli jajanan berupa sosis dan tempura yang

    dijual di halaman sekolah mereka. Berdasarkan penelitian BPOM dinyatakan bahwa

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • para siswa itu keracunan senyawa kimia nitrat yang terdapat pada sosis dan tempura

    (Anonimous, 2008).

    2.3.2. Jumlah Asupan Harian Nitrit

    Pada umunya, semua bahan kimia jika digunakan secara berlebihan bersifat

    racun. Karena itu sangatlah penting diketahui dan ditetapkan batas penggunaan

    hariannya (daily intake) (Syah, 2005).

    Acceptable Daily Intake (ADI) disebut juga dengan jumlah asupan harian.

    Konsep Acceptable Daily Intake (ADI) didasarkan pada kenyataan bahwa semua

    bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet adalah racun, tetapi

    toksisitasnya sangat ditentukan oleh jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan

    pengaruh atau gangguan kesehatan atau sakit (Cahyadi, 2006). ADI dinyatakan dalam

    mg/kg berat badan yang didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang masuk ke dalam

    tubuh setiap harinya, bahkan sampai seumur hidup tanpa menimbulkan gangguan

    yang berarti bagi konsumen atau pemakainya. ADI perlu ditetapkan mengingat ada

    berbagai jenis bahan tambahan makanan yang dalam dosis tertentu (tinggi) berbahaya

    bagi kesehatan, sedangkan dalam dosis rendah aman untuk dikonsumsi

    (Yuliarti,2007). Menurut Silalahi dalam Darius (2007) bahwa jumlah asupan harian

    (ADI) oleh FAO/WHO untuk 60 kg berat badan adalah 8 mg untuk nitrit.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 2.4. Zat Pewarna

    Beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna adalah

    (Winarno,1991) :

    1. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, misalnya

    klorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin

    menyebabkan warna merah pada daging.

    2. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna

    coklat, misalnya warna coklat pada kembang gula karamel.

    3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara gugus

    amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi, misalnya susu bubuk

    yang disimpan lama akan berwarna gelap.

    4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam,

    atau coklat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta

    enzim, misalnya warna gelap permukaan apel/kentang yang dipotong.

    5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat warna sintetik, yang

    termasuk dalam golongan bahan adiktif makanan.

    Menurut Winarno (1991), pewarna adalah bahan tambahan makanan yang

    berfungsi memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman. Karena

    setelah melalui proses pengolahan, biasanya makanan atau minuman mengalami

    perubahan pada warna yang memucat atau pudar. Agar warna produk menjadi lebih

    menarik, sering kali produsen menambahkan bahan pewarna buatan.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Meskipun nilai gizi makanan merupakan faktor yang penting, dalam

    kenyataannya daya tarik suatu jenis makanan lebih dipengaruhi oleh penampakan,

    bau dan rasanya (Syah, 2005).

    2.4.1. Macam Macam Zat Pewarna Pada Daging

    Jenis pewarna yang umum digunakan pada daging adalah erythrosine,

    amaranth, allura red, dan carmoissine (Fuad,2004). Penelitian yang dilakukan oleh

    Fuad (2004) terhadap 13 sampel kornet sapi yang beredar di pasar swalayan di kota

    Semarang menunjukkan bahwa terdapat 8 merek menggunakan pewarna sintetis

    yaitu: Amaranth, Carmoisine, Erythrosine, ketiga zat pewarna tersebut merupakan zat

    warna sintetis yang diizinkan dan diatur batas maksimum penggunaanya berdasarkan

    Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999. Lima merek sisanya tidak mengandung

    pewarna sintetis.

    2.4.2. Dampak Zat Pewarna Terhadap Kesehatan

    Pemakaian bahan pewarna pangan sintetis dalam pangan mempunyai dampak

    positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat suatu pangan lebih

    menarik, meratakan warna pangan dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang

    hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal

    yang tidak diingankan dan bahkan mungkin memberi dampak negatif terhadap

    kesehatan manusia.

    Menurut Cahyadi (2006), beberapa hal yang mungkin memberi dampak negatif

    terjadi bila :

    a. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.

    b. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • c. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu

    tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari,

    dan keadaan fisik.

    d. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak

    memenuhi persyaratan.

    Penggunaan pewarna merah seperti amaranth dalam jumlah besar dapat

    menimbulkan tumor, reaksi alergi pada pernapasan dan dapat menyebabkan

    hiperaktif pada anak-anak. Allura red dapat memicu kanker limpa. Pemakaian

    erythrosine akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak-

    anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku. Carmoissine bisa memicu

    terjadinya kanker hati. Penggunaan Ponceau SX dapat mengakibatkan kerusakan

    sistem urin, kemudian dapat memicu timbulnya tumor. Rhodamin B bisa

    menyebabkan kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata, tenggorokan, dan usus

    (Yuliarti, 2007).

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 2.5. Kerangka Konsep

    Daging Burger Sapi menggunakan pengawet nitrit dan pewarna merah pada

    proses pengolahan. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk

    mengetahui kadar nitrit dan jenis zat warna merah yang terdapat dalam daging burger

    sapi kemudian disesuaikan dengan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999.

    Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

    Daging Burger Sapi

    Pengawet Nitrit

    Kadar Nitrit

    Jenis zat warna merah

    Memenuhi/Tidak Memenuhi syarat Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999

    Pewarna Merah

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk

    menganalisa kandungan bahan pengawet nitrit dan pewarna merah yang terdapat di

    dalam daging burger yang dijual di grosir bahan baku burger di kota Medan .

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    3.2.1. Lokasi Penelitian

    Pengambilan sampel dilakukan di grosir bahan baku burger di kota Medan,

    yaitu :

    1. An-najla : Jl. Jamin Ginting no. 165

    2. Paparoti : Jl. Sutomo Ujung Simpang Bambu 2 no.184

    3. Waroeng Roti : Jl. Gatot Subroto no. 14

    4. Warung : Jl. Sei. Putih Baru no. 26

    5. Warung : Jl. Gereja no.12

    Alasan memilih grosir bahan baku burger tersebut di atas sebagai lokasi

    penelitian adalah :

    a. Grosir tersebut merupakan grosir besar karena lengkap menjual

    seluruh bahan baku burger.

    b. Grosir tersebut mempunyai pelanggan yang banyak.

    3.2.2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian dilakukan pada Juni November 2009.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 3.3. Populasi dan Sampel

    3.3.1. Populasi

    Populasi penelitian adalah seluruh daging burger sapi yang dijual di grosir

    bahan baku burger di kota Medan. Populasi berasal dari produsen yang berbeda pada

    setiap grosir.

    3.3.2. Sampel

    Sampel penelitian adalah daging burger sapi yang diambil berdasarkan metode

    simpel random sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang setiap anggota atau

    unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.

    Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana ke populasi daging buger

    sapi. Dari setiap grosir dibutuhkan 2 sampel daging burger sapi, maka total sampel

    adalah 10 lembar daging burger sapi. Pengambilan sampel kedua dilakukan pada

    kesempatan lain pada hari yang berbeda, dengan cara yang sama. Hal ini dilakukan

    untuk mengetahui apakah pada setiap daging burger sapi terkandung kadar nitrit yang

    berbeda-beda pada setiap produksi daging burger sapi.

    3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

    Untuk kepentingan analisis di laboratorium maka masing-masing sampel

    diambil sebanyak 100 g dan dimasukkan ke dalam kantung plastik serta diberi

    tanda/nama masing-masing grosir kemudian dibawa ke Balai Laboratorium

    Kesehatan Daerah bagian Toksikologi untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan

    kadar nitrit dilakukan dengan metode spektrofotometri (analisa kuantitatif),

    sedangkan untuk pemeriksaan jenis zat warna merah dilakukan dengan metode

    kromatografi kertas (analisa kualitatif). Adapun pemilihan metode tersebut karena

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • merupakan metode yang dianjurkan oleh laboran dan dapat dilaksanakan Balai

    Laboratorium Kesehatan Daerah.

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    3.4.1. Data Primer

    Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap zat

    pengawet nitrit dan pewarna yang terkandung dalam daging burger sapi.

    3.4.2. Data Sekunder

    Data sekunder meliputi data yang berhubungan dengan substansi yang diperoleh

    dari literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat relevan

    untuk mendukung penelitian ini.

    3.5. Definisi Operasional

    1. Burger merupakan roti bulat agak pipih dan dibelah dua ditengahnya

    disisipkan lempengan daging cincang berbumbu, disajikan dengan daun

    selada, irisan tomat, timun dan aneka saus.

    2. Daging burger sapi adalah produk hasil olahan daging sapi dengan bumbu-

    bumbu, garam, diproses dengan kuring.

    3. Nitrit adalah zat kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet makanan.

    4. Kadar nitrit adalah banyaknya zat pengawet nitrit yang terkandung dalam

    daging burger, diukur dengan metode spektrofotometri.

    5. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau

    memberi warna pada makanan atau minuman.

    6. Grosir bahan baku burger adalah tempat yang menjual bahan-bahan dasar

    pembuatan burger, seperti saus, roti dan daging burger.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 3.6. Pemeriksaan Nitrit

    3.6.1. Peralatan

    1. Spektrofotometer.

    2. Cawan

    3. Pipet volumetri 10 ml, 25 ml

    4. Kertas saring

    5. Kuvet, berdiameter 50 mm

    6. Erlenmeyer 50 ml

    7. Gelas ukur 10 ml, 50 ml

    8. Timbangan

    3.6.2. Bahan Pereaksi

    1. Larutan boraks jenuh

    2. Larutan seng asetat

    3. Larutan NaOH

    4. Larutan sulfanilamide

    5. Larutan nafthyletilendiamin

    3.6.3. Cara Kerja Pemeriksaan Nitrit (Uji Kuantitatif)

    1. Sampel (daging burger sapi) ditimbang sebanyak 10 g dan dimasukkan ke

    dalam cawan lalu dihaluskan.

    2. Pada sampel ditambahkan dengan 5 ml larutan boraks jenuh dan 100 ml

    aquadest panas (70oC), kemudian larutan dikocok.

    3. Larutan dibiarkan sampai dingin dan kemudian ditambahkan dengan 2 tetes

    larutan NaOH dan 2 ml larutan seng asetat.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 4. Campuran larutan dibiarkan sampai sampel (daging burger sapi) mengendap.

    5. Larutan disaring dengan menggunakan kertas saring.

    6. Filtrat dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 25 ml.

    7. 25 ml filtrat dipindahkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.

    8. Pada 25 ml filtrat ditambahkan 0,5 ml sulfanilamide.

    9. Kemudian larutan ditambahkan dengan 0,5 ml larutan nafthyletilendiamin.

    Larutan dikocok dan selama 3 menit larutan dibiarkan sampai larutan berubah

    warna menjadi warna pink.

    10. Absorbansi larutan diukur dalam kuvet berdiameter 50 mm dengan

    spektrofotometer pada panjang gelombang 528 nm.

    11. Baca konsentrasi nitrit.

    Cara menghitung kadar nitrit dengan menggunakan rumus :

    NaNO2 (mg) = C x 2000 Vx W

    Keterangan :

    C : Konsentrasi NO2 (ppm) dalam larutan sampel

    V : Volume filtrat sampel (ml)

    W : Berat sampel

    3.7. Pemeriksaan Pewarna

    3.7.1. Peralatan

    1. Gelas ukur 100 ml, 500 ml

    2. Erlenmeyer 250 ml

    3. Cawan

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 4. Beaker glass 100 ml, 250 ml

    5. Bejana kromatografi

    6. Pipet kapiler 10 l

    7. Timbangan

    8. Bulu domba

    9. Kompor listrik

    10. Penangas air

    3.7.2. Bahan

    1. Daging burger sapi

    2. Larutan asam asetat 10 %

    3. Larutan amonia 10 %

    4. Larutan Eluen

    3.7.3. Cara Kerja Pemeriksaan Pewarna (Uji Kualitatif)

    1. Sampel (daging burger sapi) ditimbang sebanyak 30 g dan masukkan ke

    dalam cawan kemudian dihaluskan.

    2. Pada sampel ditambahkan dengan 250 ml aqudest dan 10 ml asam asetat 10%,

    kemudian bulu domba dimasukkan ke dalam larutan.

    3. Larutan di atas dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik sampai

    mendidih selama 30 menit sambil diaduk.

    4. Bulu domba diangkat dan dicuci dengan air berulang-ulang hingga bersih.

    5. Pewarna dilarutkan dengan bulu domba dan ditambahkan amonia 10 % di atas

    penangas air hingga sempurna.

    6. Bulu domba dicuci lagi dengan air hingga bebas dari amonia.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 7. Larutan yang didapat, diteteskan di atas kertas kromatografi dengan

    menggunakan pipet kapiler dan dibiarkan sampai mengering.

    8. Jarak rambatan elusi 12 cm dari tepi bawah kertas. Elusi dengan Eluen I

    (Etilmetilketon : aseton : air = 70 :30 :30) dan Eluen II (2g NaCl dalam 100

    ml etanol 50 %). Kertas kromatografi dikeringkan di udara pada suhu kamar.

    Amati bercak-bercak yang timbul.

    9. Perhitungan penentuan zat warna dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai

    Rf dari masing-masing bercak tersebut, dengan cara membagi jarak gerak zat

    terlarut dengan jarak gerak zat pelarut

    Rf = Jarak gerak zat terlarut Jarak gerak zat pelarut

    3.8. Pengolahan dan Analisa Data

    Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu kadar nitrit dan jenis pewarna

    merah hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan Daerah dibuat dalam bentuk

    tabel dan dinarasikan, pembahasan serta diambil kesimpulan. Kemudian hasil

    pemeriksaan tersebut dibandingkan dengan Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan Makanan. Dari hasil periksaan

    tersebut diketahui apakah daging burger yang beredar memenuhi atau tidak

    memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu kota

    di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Terletak di antara

    Kabupaten Deli Serdang dan terletak 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Adapun

    luasnya adalah 300.288 km2 (BPS Kota Medan, 2004).

    Kota Medan merupakan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia. Di Kota

    Medan terdapat 5 grosir bahan baku burger, sebagai berikut :

    1. An-najla

    An-jla terletak di Jl. Jamin Ginting no. 165 Kel. Padang Bulan dan Kec.

    Medan Baru.

    2. Paparoti

    Paparoti terletak di Jl. Sutomo Ujung Simpang Bambu 2 no. 184 Kel.

    Kampung Durian dan Kec. Medan Timur.

    3. Waroeng Roti

    Waroeng Roti terletak di Jl. Gatot Subroto no. 14 Kel. Sei. Sikambing dan

    Kec. Medan Helvetia.

    4. Warung

    Warung ini terletak di Jl. Sei. Putih Baru no. 26 Kel. Medan Babura dan Kec.

    Medan Baru.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 5. Warung

    Warung ini terletak di Jl. Gereja no. 12 Kel. Sei. Agul dan Kec. Medan Barat.

    4.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

    4.2.1. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Nitrit Pada Daging Burger Sapi

    Pemeriksaan nitrit yang terdapat pada daging burger sapi dimulai dari

    pengambilan sampel yang dilakukan dengan dua kali pengambilan pada hari yang

    berbeda kemudian dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah bagian Toksikologi.

    Sampel terdiri dari 10 daging burger sapi dari setiap grosir bahan baku burger.

    Pemeriksaan nitrit pada daging burger sapi dilakukan dengan metode

    spektrofotometri ultraviolet.

    Hasil perhitungan kadar nitrit diperoleh dalam bentuk ppm atau mg/kg

    kemudian hasilnya dibandingkan dengan Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan Makanan (BTM), yang

    membatasi penggunaan maksimum pengawet nirit di dalam produk daging olahan

    yaitu sebesar 125 mg/kg dan melihat apakah penggunaan pengawet nitrit pada daging

    burger sapi sudah memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

    Hasil pemeriksaan kadar nirit secara kuantitatif pada sampel daging burger sapi

    dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kadar Nitrit Pada Sampel Daging Burger Sapi No Kode Sampel Nilai

    Serapan Banyaknya

    Nitrit (mg/kg)

    Batas Maksimum Penggunaan Nitrit

    (mg/kg) dalam bahan makanan

    1 AI 0,146 116,8 2 A AII 0,068 54,4 3 BI 0,160 128,0 4 B BII 0,131 104,8 5 CI 0,132 105,6 6

    C CII 0,169 135,2

    7 DI 0,142 113,6 8 D DII 0,050 40,0 9 EI 0,136 108,8 10 E EII 0,200 160,0

    125 mg/kg

    Keterangan : A : An-najla B : Paparoti C : Waroeng Roti D : Warung E : Warung I : Percobaan I II : Percobaan II

    Pada tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa 10 (sepuluh) sampel daging burger

    sapi memiliki kadar nitrit yang bervariasi. Kadar nitrit tertingi terdapat pada kode

    sampel EII yaitu daging burger sapi yang dijual di grosir bahan baku burger di Jl.

    Gereja no. 12 sebesar 160 mg/kg dan kadar nitrit yang terendah terdapat pada kode

    sampel DII yaitu daging burger sapi yang dijual di grosir bahan baku burger di Jl. Sei.

    Putih Baru no. 26 sebesar 40 mg/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrit

    dari 3 sampel daging burger sapi yang diperiksa melebihi batas maksimum

    penggunaan nitrit pada produk daging olahan yaitu sebesar 125 mg/kg.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 4.2.2. Identifikasi Jenis Zat Pewarna Pada Daging Burger Sapi

    Identifikasi jenis zat pewarna terhadap sampel secara kualitatif dilakukan

    dengan menggunakan metode kromatografi kertas dengan prinsip uji menghitung

    nilai Rf yang terdapat pada kertas kromatografi dan membandingkannya kepada

    standar zat warna dengan menggunakan eluen yang G sebagai pelarutnya.

    Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Jenis Zat Pewarna Secara Kromatografi Kertas No Kode Sampel Warna Bercak Zat Warna Yang Ditemukan 1 A Tidak Ditemukan Tidak Mengandung Zat Warna 2 B Tidak Ditemukan Tidak Mengandung Zat Warna 3 C Merah Ponceau 4R 4 D Tidak Ditemukan Tidak Mengandung Zat Warna 5 E Tidak Ditemukan Tidak Mengandung Zat Warna

    Keterangan : A : An-najla B : Paparoti C : Waroeng Roti D : Warung E : Warung

    Pada tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa 1 (satu) sampel daging burger sapi

    menggunakan zat pewarna sintetis yaitu pewarna merah Ponceau 4R yang

    berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 adalah

    pewarna yang diizinkan.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB V PEMBAHASAN

    5.1. Nitrit Pada Daging Burger Sapi

    Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar nitrit pada 10 (sepuluh) sampel daging

    burger sapi memiliki kadar nitrit yang bervariasi, dimana kadar nitrit tertingi terdapat

    pada kode sampel EII yaitu daging burger sapi yang dijual di grosir bahan baku

    burger di Jl. Gereja no. 12 sebesar 160 mg/kg dan kadar nitrit yang terendah terdapat

    pada kode sampel DII yaitu daging burger sapi yang dijual di grosir bahan baku

    burger di Jl. Sei. Putih Baru no. 26 sebesar 40 mg/kg.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar nitrit pada kode sampel BI, CII,

    dan EII melebihi batas maksimum penggunaan nitrit berdasarkan Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan makanan yaitu sebesar 125 mg/kg.

    Walaupun kadar nitrit beberapa sampel daging burger sapi yang diperiksa masih

    berada di bawah batas maksimum menurut Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999, pengkonsumsian daging burger sapi yang mengandung

    nitrit yang beredar di pasaran tetap perlu diperhatikan karena nitrit bersifat kumulatif

    dalam tubuh manusia.

    Mengingat hal ini maka perlu ditetapkan batas penggunaan harian (daily intake)

    bahan kimia (Syah, 2005). Konsep Acceptable Daily Intake (ADI) didasarkan pada

    kenyataan bahwa semua bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet adalah

    racun, tetapi toksisitasnya sangat ditentukan oleh jumlah yang diperlukan untuk

    menghasilkan pengaruh atau gangguan kesehatan atau sakit (Cahyadi, 2006). ADI

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • dinyatakan dalam mg/kg berat badan yang didefinisikan sebagai jumlah zat kimia

    yang masuk ke dalam tubuh setiap harinya, bahkan sampai seumur hidup tanpa

    menimbulkan gangguan yang berarti bagi konsumen atau pemakainya

    (Yuliarti,2007). Daging burger sapi yang dapat dikonsumsi berdasarkan ADI

    maksimum adalah yang kandungan nitritnya maksimum 8 mg untuk 60 kg berat

    badan.

    Dalam sehari masyarakat diperkirakan hanya mengonsumsi burger 1 kali dan

    dalam burger diasumsikan terdapat 50 gr daging burger sapi. Dalam penelitian ini

    kadar nitrit tertinggi yaitu sebesar 160 mg/kg. Berdasarkan batas maksimum jumlah

    asupan harian (ADI) yang dapat dikonsumsi untuk 60 kg berat badan adalah 8 mg

    nitrit, sehingga pada kelompok remaja yang berat badannya 60 kg yang mengonsumsi

    daging burger sapi dengan kadar nitrit tertinggi dalam 50 gr daging burger sapi

    adalah sebesar 8 mg, dari hasil ini diketahui bahwa daging burger sapi tersebut aman

    dikonsumsi oleh seseorang dengan berat badan 60 kg karena masih sesuai batas

    maksimum ADI.

    Penelitian ini dilakukan mengingat nitrit sebagai bahan pengawet yang diijinkan

    penggunaanya sering digunakan pada produk olahan daging seperti daging burger

    untuk menghambat pertumbuhan bakteri pathogen Clostridium botulinum dan

    mempertahankan warna merah daging. Penggunaan nitrit sebagai bahan pengawet

    dibatasi yaitu maksimum 125 mg/kg karena penggunaan pengawet nitrit dalam

    jumlah berlebihan akan menimbulkan dampak bagi kesehatan. Nitrit yang berlebihan

    dalam tubuh dapat menyebabkan methemoglobin simptomatik. Menurut Silalahi

    dalam Darius (2007) bahwa methemoglobin adalah hemoglobin yang di dalamnya ion

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan kemampuannya untuk mengangkut oksigen telah

    berkurang. Kandungan methemoglobin dalam darah 30-40% dapat menimbulkan

    gejala klinis berkaitan dengan kekurangan oksigen dalam darah (hypoxia), karena

    darah tidak mampu berperan sebagai pembawa oksigen (Pranita, 2007). Penderita

    methemoglobin (methemoglobinemia) akan menjadi pucat, cianosis (kulit menjadi

    biru), sesak nafas, muntah dan shock. Kemudian kematian penderita terjadi apabila

    kandungan methemoglobin lebih tinggi dari 70 % (Cahyadi, 2006).

    Pemeriksaan kadar nitrit pada penelitian ini menggunakan metode

    spektrofotometri ultraviolet, dimana nitrit dalam sampel diektrasi air panas dan

    protein-protein terlarut akan diendapkan. Larutan nitrit disaring dan ditambahkan

    dengan sulfanilamide dan nafthyletilendiamin sehingga larutan berwarna merah

    jambu. Besarnya warna merah jambu ini sebanding dengan jumlah nitrit dalam

    sampel dan diukur resapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang

    maksimum yaitu 528 nm. Pemeriksaan kadar nitrit dilakukan dengan 2 kali percobaan

    dan diketahui bahwa nilai kadar nitrit pada percobaan pertama berbeda dengan

    percobaan kedua.

    Mengingat penggunaan pengawet nitrit pada daging burger sapi tidak dapat

    diketahui ciri-ciri khusus yang dapat dilihat secara langsung dengan mata maka

    masyarakat harus lebih berhati-hati dalam membeli atau mengonsumsi daging burger

    sapi. Pengawet nitrit ini bersifat kumulatif sehingga kadarnya akan semakin banyak

    dalam tubuh dan membentuk nitrosamin yang berpotensi menimbulkan penyakit

    kanker dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu sebaiknya pengawet nitrit tidak

    dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan walaupun kadar nitrit yang terdapat dalam

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • daging burger sapi masih jauh di bawah standar penggunaan maksimum (Cahyadi,

    2006).

    5.2. Pewarna Pada Daging Burger Sapi

    Penelitian zat warna pada daging burger sapi dilakukan karena mengingat

    banyaknya zat pewarna yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan baik yang

    diizinkan maupun yang tidak diizinkan. Menurut Permenkes RI No.

    1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan makanan bahwa tidak semua zat

    pewarna diizinkan untuk digunakan. Pada saat ini sering kali terjadi penyalahgunaan

    pemakaian zat pewarna, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit dipakai untuk

    mewarnai bahan makanan. Timbulnya penyalahgunaan tersebut disebabkan oleh

    ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna dan harga zat pewarna tekstil lebih

    murah dibandingkan dengan zat pewarna alami untuk makanan.

    Penggunaan pewarna pada makanan bisa dilihat dari penelitian yang dilakukan

    oleh Fuad (2004) terhadap 13 sampel kornet sapi yang beredar di pasar swalayan di

    kota Semarang menunjukkan bahwa terdapat 8 merek menggunakan pewarna sintetis

    yaitu: Amaranth, Carmoisine, Erythrosine, ketiga zat pewarna tersebut merupakan zat

    warna sintetis yang diizinkan dan diatur batas maksimum penggunaanya berdasarkan

    Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999. Lima merek sisanya tidak mengandung

    pewarna sintetis.

    Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode

    kromatografi kertas untuk mengetahui ada tidaknya zat pewarna di dalam sampel

    sekaligus untuk mengetahui jenis zat pewarna yang terdapat didalamnya.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 (satu) sampel daging burger sapi

    menggunakan zat pewarna sintetis yang diizinkan yaitu sampel berwarna merah

    Ponceau 4R.

    Ponceau 4R merupakan pewarna sintetis yang berwarna merah dengan kode

    warna CI (1975) No. 16255 dan sangat umum digunakan untuk produk makanan

    yang telah dipanaskan setelah fermentasi dan produk makanan kalengan seperti buah

    pir, prem dan udang kalengan. Pewarna ini juga termasuk pewarna yang stabil dan

    hampir seluruh produk makanan yang memiliki penampilan warna merah

    menggunakan pewarna ponceau 4R ini sebagai campurannya. Ponceau 4R yang

    dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan anemia dan kepekatan pada

    hemoglobin.

    Penggunaan zat pewarna sintetis disenangi oleh produsen karena dapat

    memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman. Karena setelah

    melalui proses pengolahan, biasanya makanan atau minuman mengalami perubahan

    pada warna yang memucat atau pudar (Winarno, 1991).

    Daging burger sapi yang menggunakan zat pewarna sintetis dapat diketahui

    secara langsung dengan mata yaitu ciri-cirinya daging burger sapi berwarna merah

    terang maka masyarakat diharapkan untuk lebih teliti dalam membeli daging burger

    sapi.

    Mengingat adanya zat warna sintetis yang diizinkan digunakan dalam makanan,

    jika dikonsumsi secara berlebihan dapat bersifat kumulatif di dalam tubuh, sehingga

    kadarnya akan semakin banyak di dalam tubuh dan potensial untuk menimbulkan

    kanker seperti kanker hati, maka para konsumen sebaiknya tidak mengonsumsi

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • makanan yang mengandung zat warna sintetis setiap hari dan dalam jumlah yang

    berlebihan (Cahyadi, 2006)

    Daging burger sapi mengandung Daging burger sapi tidak pewarna mengandung pewarna

    Gambar 5.1. Perbandingan Warna Daging Burger Sapi

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar nitrit dan

    pewarna merah pada daging burger yang dijual di grosir bahan baku burger di Kota

    Medan Tahun 2009, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Seluruh sampel daging burger sapi yang diperiksa mengandung nitrit dengan

    kadar yang bervarisai yaitu : kode sampel AI sebesar 116,8 mg/kg, AII

    sebesar 54,4 mg/kg, BI sebesar 128 mg/kg, BII sebesar 104,8 mg/kg, CI

    sebesar 105,6 mg/kg, CII sebesar 135,2 mg/kg, DI sebesar 113,6 mg/kg, DII

    sebesar 40 mg/kg, EI sebesar 108,8 mg/kg, dan EII sebesar 160 mg/kg. Kadar

    nitrit tertinggi pada sampel daging burger sapi yang berkode EII (160 mg/kg)

    dan terendah pada sampel yang berkode DII (40 mg/kg).

    2. Kadar nitrit pada kode sampel BI sebesar 128 mg/kg, CII sebesar 135,2

    mg/kg, dan EII sebesar 160 mg/kg tidak memenuhi persyaratan berdasarkan

    Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 karena kadarnya melebihi batas

    maksimum yaitu sebesar 125 mg/kg.

    3. Hasil pemeriksaan secara kualitatif menunjukkan bahwa 1 (satu) sampel

    daging burger sapi yang dijual di grosir Waroeng Roti menggunakan zat

    pewarna sintetis yang diizinkan yaitu sampel berwarna merah Ponceau 4R.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • 6.2. Saran

    1. Kepada BPOM dan Dinas Kesehatan untuk lebih menginformasikan peraturan

    tentang penggunaan bahan tambahan makanan dan bahaya penggunaan bahan

    tambahan makanan terhadap kesehatan khususnya pada pengawet nitrit dan

    pewarna kepada produsen dan masyarakat.

    2. Kepada masyarakat diharapkan agar lebih hati-hati dalam membeli daging

    burger sapi atau tidak sering-sering mengonsumsi daging burger sapi karena

    jika nitrit dan pewarna sintetis dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan

    dapat berbahaya bagi kesehatan.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • LAMPIRAN

    Daftar Bahan Pengawet Anorganik Yang Diizinkan Pemakaiannya Dan Dosis

    Maksimum Berdasakan Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999 Tentang

    Bahan Tambahan Makanan

    No. Nama BTM Jenis/Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan 1. Belerang dioksida 1. Acar ketimun dalam

    botol 2. Jam dan jeli

    marmalad 3. Pekatan sari buah; pasta tomat 4. Gula bubuk 5. Gula pasir 6. Vinegar 7. Sirup 8. Bir; minuman ringan 9. Anggur 10. Sosis 11. Ekstra kopi kering 12. Gelatin 13. Makanan lain

    50 mg/kg. 100 mg/kg. 350 mg/kg. 20 mg/kg. 70 mg/kg. 70 mg/kg. 70 mg/kg. 70 mg/kg. 200 mg/kg. 450 mg/kg. 150 mg/kg. 1 g/kg. 500 mg/kg.

    2. Kalium bisulfit 1. Potongan kentang goreng beku

    2. Udang beku 3. Pekatan sari nenas

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit, atau dengan asam benzoat, asam sorbat dan garamnya.

    3. Kalium metabisulfit 1. Potongan kentang goreng beku 2. Udang beku

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • No. Nama BTM Jenis/Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan 4. Kalium nitrat 1. daging olahan;

    daging awetan 2. Keju

    500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan Na-nitrat dihitung sebagai Na-nitrat. 50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan Na-nitrat.

    5. Kalium nitrit 1. Daging olahan; daging awetan

    2. Kornet kalengan

    125 mg/kg, tunggal atau campuran dengan Na-nitrit, dihitung sebagai Na-nitrit. 50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan Na-nitrit, dihitung sebagai Na-nitrit.

    6. Kalium sulfit 1. Potongan kentang goreng beku

    2. Udang beku 3. Pekatan sari nenas

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit, atau dengan asam benzoat, asam sorbat dan garamnya.

    7. Natrium bisulfit 1. Potongan kentang goreng beku

    2. Udang beku 3. Pekatan sari nenas

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit, atau dengan asam benzoat, asam sorbat dan garamnya.

    8. Na-metabisulfit 1. Potongan kentang goreng beku

    2. Udang beku

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • No. Nama BTM Jenis/Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan 9. Natrium nitrat 1. daging olahan;

    daging awetan 2. Keju

    500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan K-nitrat. 50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan K-nitrat.

    10. Natrium nitrit 1. Daging olahan; daging awetan

    2. Kornet kalengan

    125 mg/kg, tunggal atau campuran dengan K-nitrit. 50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan K-nitrit.

    11. Natrium sulfit 1. Potongan kentang goreng beku

    2. Udang beku 3. Pekatan sari nenas

    50 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 100 mg/kg bahan mentah, 30 mg/kg produk yang telah dimasak, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit lainnya. 500 mg/kg, tunggal atau campuran dengan senyawa sulfit, atau dengan asam benzoat, asam sorbat dan garamnya.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • HARGA RF UNTUK BERBAGAI MACAM PELARUT

    Pelarut Pewarna A B C D E F G MERAH Ponceau MX 0,33 0,55 0,35 0,41 0,41 0,23 0,19 Ponceau 4R 0,18 0,26 0,13 0,26 0,25 0,07 0,57 Carmoisin 9,44 0,17 0,37 0,28 0,55 0,30 0,15 Amaranth 0,14 0,19 0,11 0,17 0,16 0,04 0,33 Red 10B 0,26 0,30 0,23 0,37 0,37 0,21 0,20 Erythrosine 1,00 0,58 0,47 0,57 1,00 0,56 0,06 Red 2G 0,35 0,35 0,38 0,39 0,41 0,18 0,46 Red 6B 0,18 0,17 0,37 0,22 0,22 0,10 0,28 Red FB 0,25 0,11 0,49 0,13 0,58 0,24 0,01 Ponceau SX 0,39 0,30 0,41 0,39 0,51 0,26 0,32 Ponceau 3R 0,38 0,47 0,35 0,45 0,58 0,21 0,11 Fast Red E 0,38 0,47 0,45 0,49 0,51 0,24 0,19 JINGGA Orange G 0,35 0,47 0,48 0,52 0,46 0,23 0,66 Orange RN 0,59 0,75 0,74 0,75 0,78 0,57 0,28 Sunset Yellow FCF 0,28 0,45 0,40 0,43 0,46 0,22 0,13 KUNING Tartrazine 0,12 0,17 0,09 0,20 0,25 0,04 0,70 Napthol Yellow 0,44 0,54 0,17 0,68 0,73 0,44 0,40 Yellow 2G 0,44 0,41 0,41 0,37 0,65 0,31 0,76 Yellow FRS 0,33 0,47 0,30 0,43 0,47 0,22 0,54 Yellow RY 0,77 0,04 0,18 0,07 0,16 0,03 0,27 HIJAU, BIRU, UNGU Green S 0,44 0,44 0,70 0,41 0,67 0,30 0,83 Blue VRS 0,54 0,07 0,76 0,64 0,70 0,32 0,79 Indago Karimue 0,14 0,20 0,30 0,28 0,34 0,14 0,11 Violet BNP 0,54 0,63 0,80 0,68 0,75 0,32 5 COKLAT, HITAM Brown FK 0,18 0,34 0,36 0,57 0,61 0,27 0,03 Chocolate Brown 0,49 0,75 0,77 0,49 0,18 0,844 Sumber : Standar Industri Indonesia (SII) Departemen Perindustrian Republik

    Indonesia, tahun 1992

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Pada Daging Burger Sapi

    NaNO2 = C x 2000

    V X W

    Keterangan :

    C : Konsentrasi NO2 (ppm) dalam larutan sampel

    V : Volume filtrat sampel (ml)

    W : Berat sampel

    Diketahui : C = 0,168 ppm

    V = 25 ml

    W = 10 gr

    Ditanya : NaNO2

    Jawab : NaNO2 = C x 2000 V x W

    0,200 x 2000 25 x 10

    = 1,6 mg dalam 10 gr sampel

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Contoh Perhitungan Kadar Nitrit Dalam 1 kg Daging Burger Sapi

    Diketahui : 1,6 mg dalam 10 gr sampel

    Ditanya : kadar nitrit dalam 1 kg sampel

    Jawab : 10 gr = 10 kg 1000

    = 0,01 kg

    Kadar nitrit dalam 1 kg sampel = 1 x 1,6 0,01

    = 160 mg dalam 1 kg sampel

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Contoh Perhitungan Daging Burger Yang Dapat Dikonsumsi Berdasarkan ADI

    Dalam 1 kg daging burger sapi terdapat 160 mg nitrit

    Diasumsikan dalam burger terdapat 50 gr daging burger sapi, maka :

    50 x 160 = 8 mg 1000

    Berdasarkan batas maksimum ADI yang dapat dikonsumsi untuk 60 kg berat badan

    adalah 8 mg. Jika seseorang dengan berat badan 60 kg mengonsumsi daging burger

    sapi yang mengadung nitrit 8 mg, maka daging burger ini masih dapat dikonsumsi

    karena masih sesuai dengan batas maksimum ADI.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Contoh Perhitungan Harga Rf Zat Pewarna Pada Daging Burger Sapi

    Diketahui :

    Jarak gerak zat terlarut = 6,5

    Jarak gerak zat pelarut = 12

    Rumus :

    Rf = Jarak gerak zat terlarut Jarak gerak zat pelarut

    Maka Rf = 6.5 12

    = 0,541

    Kemudian hasil perhitungan disesuaikan dengan harga Rf untuk berbagai macam

    pelarut. Disesuaikan dengan angka yang sama atau mendekati, sehingga diketahui

    bahwa harga Rf = 0,541 dengan menggunakan pelarut G adalah pewarna Ponceau 4R.

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • SAMPEL A SAMPEL B

    SAMPEL C SAMPEL D

    Sampel E Timbangan

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.

  • Sampel diendapkan Filtrat Sampel

    Kuvet berdiameter 50 mm Spektrofotometer

    Bulu Domba Sampel dan bulu domba dipanaskan

    Magdalena Cory S : Analisis Kandungan Nitrit Dan Pewarna Merah Pada Daging Burger Yang Dijual Di Grosir Bahan Baku Burger Di Kota Medan Tahun 2009, 2010.