Top Banner
POST MORTEM CHANGE Dosen Pembimbing : dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, Sp.F:
36

Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Dec 30, 2015

Download

Documents

bayigatel

123
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

POST MORTEM CHANGE

Dosen Pembimbing : dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, Sp.F:

Page 2: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Post Mortem Change

TujuanLatar Belakang

Permasalahan

Page 3: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

berhentinya sirkulasi darah

kapiler dan venula mengalir ke bagian lebih rendah

warna raut muka lebih pucat

Perubahan Kulit Muka

Page 4: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Relaksasi Otot

Kematian Relaksasi primer

Rigor mortis

Relaksasi sekunder

Pembusukan sel-sel otot lisis Tulang tdk lagi dipertahankan posisinya karena adanya gaya berat otot dan tulang

•Didapatkan 2 – 3 jamsetelah kematian.•Peristaltik usus positif•Pupil masih bereaksi•Sel-sel jaringan otot masih hidup•Otot sudah tidak memiliki rangsangan dari SSP

Page 5: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )
Page 6: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Perubahan Post mortem pada mata kurangnya daya lihat atau adanya dominasi

pada insensitive cornea; sifat: tetap Refleksi daya liat berkurang segera

ischaemic Biji mata tidak reaktif Kelopak mata biasanya tertutup secara

umum tidak sempurna

Page 7: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Cont. Perubahan Post mortem pada mata• Bila mata terbuka dalam beberapa jam,

sklera kiri-kanan kornea akan berwarna kecoklatan

• Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis Kekeruhan menetap ± 6 jam pasca mati

• Mata tertutup/terbuka kornea keruh kira-kira 10-12 jam pasca mati ; dalam beberapa jam fundus tidak tampak jelas

• Perubahan pada retina 15 jam pasca mati

Page 8: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Penurunan Suhu Tubuh/Algor Mortis

Selama hidup terjadi produksi energiglikolisis dst (36 ATP + kalor)

Mati terhenti,≠ Energi dan Kalor

Kalor bergerak ke lingkungan (radiasi, konduksi, dan pancaran panas). AWAL KURVA SIGMOID!

Page 9: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Algor Mortis

Algor Mortis

Faktor Internal:Suhu Saat

Mati,keadaan Mayat

Faktor Ekstern

al:Suhu

medium, udara,pakaia

n, jenis medium

ðs= (98,4oF - suhu rectal oF) : 1,5oF

Page 10: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

LEBAM MAYATGagal sirkulasi

Tek.hidrostatik(-)

Stagnansi darah dalam vena besar&cabangnya

+ efek gravitasi

Tempat terendah tubuh

Eritrosit terlihat di kulit

Bercak keunguan [< 0,5 jam post mortem]

Page 11: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Kapiler rusakhemolisis

Pigmen eritrosit keluar dari kapiler

Mewarnai jaringan sekitar

Warna lebam mayat

[>4 jam post mortem]

Page 12: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Rigor Mortis

Fisiologi Kontraksi

Otot

Teori ATPTeori PH

Diferential Diagnosa

Page 13: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Fisiologi Kontraksi Otot

Page 14: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

1. Cadaveric spasme

2. Heat Stiffening

3. Cold Stiffening

Diferential Diagnosa

Page 15: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Teori ATP (aktin-miosin)

Page 16: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Teori ATP (aktin-miosin)

Page 17: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Teori ATP (aktin-miosin)

Page 18: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Metabolisme anaerobasam laktat >>, glikogen mjd asam sarkolaktik PH menurunpenggumpalan aktin miosinrigor mortis

36-48 jam pembususkanalkalisrelaksasi sekunder

Teori PH

Page 19: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

PEMBUSUKAN Pembusukan = dekomposisi = putrefection

PEMBUSUKAN

Degradasi jaringan pada

mayat

karena

Autolisis dan aktivitas mikroorganisme, terutama Clostridium welchii

Page 20: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Bakteri (Cl. welchii )

Hemolisa

Perusakan jaringan

Pembentukan gas

pembusukan

Page 21: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Bakteri (Cl. welchii )

Memasuki Pembuluh

Darah

Membentuk gas pembusukan di

dalam pembuluh darah

Marbling

Page 22: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Gas pembusukan mampu mengakibatkan

Wajah membengkak.Bibir membengkak.Mata menonjol.Lidah terjulur.Lubang hidung keluar darah.Lubang mulut keluar darah.Lubang lainnya keluar isinya seperti feses (usus), isi lambung, dan partus (gravid).Badan gembung.Bulla atau kulit ari terkelupas.Aborescent pattern / morbling yaitu vena superfisialis kulit berwarna kehijauan.Pembuluh darah bawah kulit melebar.Dinding perut pecah.Skrotum atau vulva membengkak.

Page 23: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Pembusukan sangat optimal pada

temperatur berkisar antara 70°-100°F (21,1-

37,8°C)

Dihambat < 50°F(10°C) > 100°F (lebih

dari 37,8°C

Page 24: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Modifikasi Pembusuka

n

Mumifikasi Saponifikasi

Page 25: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Early Moderate Late

•Otak

•Hati

•Lambung

•Jar. Intestinal

•uterus gravid

•uterus post partum

•darah

•medula adrenal

• pankreas

•Paru-paru

•Jantung

•Diafragma

•Esofagus

•Ginjal

•Kandung kencing

•Otot polos

•Otot lurik.

• Uterus non gravid• prostat

Urutan Kecepatan Pembusukan Organ

Page 26: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Perubahan Post mortem pada darah

Page 27: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

TIDAK DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PETUNJUK YANG TEPAT

BERDASARKAN ISI (MAKANAN YANG DICERNA)

PERUBAHAN PADA LAMBUNG

Page 28: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Cont. Perubahan Post mortem pada darah Kadar semua komponen darah berubah

pasca kematian Perubahan diakibatkan aktivitas enzim

dan bakteri, serta gangguan permeabilitas dari sel yang telah mati

Gangguan fungsi tubuh selama proses kematian dapat menimbulkan perubahan dalam darah

Page 29: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Cont. Perubahan Post mortem pada darah Penurunan pH darah penumpukan CO2,

glikogenolisis dan glikolisis, asam laktat, pemecahan asam amino dan pemecahan asam lemak

Setelah 24 jam basa

Page 30: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Tanda perimortal reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis

yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup.

Dapat diuji dengan: rangsang listrik masih dapat menimbulkan

kontraksi otot mayat hingga 90 – 120 menit pasca mati dan mengakibatkan sekresi kelenjar keringat sampai 60 – 90 menit pasca mati

Trauma masih dapat menimbulkan perdarahan bawah kulit sampai 1 jam pasca mati.

Page 31: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

PERTUMBUHAN RAMBUT DAN KUKURAMBUT Gonzales ddk(1954):0,4 mm/hari Balthazard(1951):0,5 mm/hari Glaister(1973):1-3 mm/minggu KUKU FKUI:0,1mm/hari

Page 32: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Kematian seluler:

SSP OTOTKulit

Dilatasi pupil

korneaDarah

spermatozoa

Page 33: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Kematian seluler

Definisi Pengeluaran enzim lisosomal

proteolitik/ autolisis

Autolisis : nukleoprotei pada kromatin

sitoplasma dinding sel lunak dan mencair

Page 34: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

KESIMPULAN

1. Definisi mati somatik, mati seluler, mati suri, mati

2. Diagnosis kematian

3. Perubahan yang terjadi setelah kematian dan faktor yang mempengaruhinya

4. Perkiraan saat kematian

Page 35: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

SARAN1. Pengkajian lebih lanjut mengenai

perubahan-perubahan setelah kematian dengan suatu penelitian ilmiah.

2. Penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan lain yang terjadi setelah kematian

3. Penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui cara memperkirakan saat kematian yang paling mendekati kebenaran

Page 36: Kaku Mayat ( Rigor Mortis )

Terima Kasih