Top Banner
KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI BANTEN EFITA MEY LINA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
93

KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

Mar 09, 2019

Download

Documents

truongdiep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI BANTEN

EFITA MEY LINA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 2: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi
Page 3: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Sektor

Unggulan Perekonomian Wilayah Provinsi Bantenadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Efita Mey Lina NIM H1400039

Page 4: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

ABSTRAK

EFITA MEY LINA. Kajian Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Provinsi Banten. Dibimbing oleh BAMBANG JUANDA.

Pelaksanaan pembangunan wilayah di Provinsi Banten belum optimal

karena tingginya angka pengangguran dan meningkatnya jumlah penduduk miskin.Pemerintah perlu melakukan perencanaan terintegrasi untuk mengembangkan sektor-sektor yang mampu menggerakan perekonomian daerah.Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis sektor unggulan Provinsi Banten. Metode dalam penelitian ini adalah analisis Input-Output dengan menggunakan data Tabel Input-Output Provinsi Banten transaksi domestik atas dasar harga domestik produsen tahun 2010, klasifikasi 58 sektor yang diagregasi mejadi 9 sektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor unggulan diProvinsi Banten adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor transportasi dan komunikasi. Sub-sektor yang mampu untuk mendukung ketiga sektor unggulan ini adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sekor industri kertas dan barang dari kertas, sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan motor, sektor angkutan darat dan sektor angkatan udara.Sektor pertanian memiliki potensi sebagai sektor basis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan wilayah di Banten Selatan.

Kata Kunci: sektor unggulan, Provinsi Banten, analisis input-output

ABSTRACT

EFITA MEY LINA. Study of Regional Economic Leading Sector of Banten Province. Supervised by BAMBANG JUANDA.

Implementation of regional develompment in Banten Province hasn’t been optimal because the high number of unemployment and increasing of number of poor people.Government needs to do an integrated planning to expand some sectors,which are able to drive economic region. The main purpose of this study is to analyze the leading sectors of Banten Province. The method of this research is Input-Output table analysis of Banten Province at producer domestic prices in 2010, the classification of 58 sectors aggregated into 9 sectors. Result of the research showed leading sectors in Banten Province are manufacturing industry sector, trade, hotel, and restaurant sector, and transport and communication sector. Sub-sectors that are able to support them are food, beverages, and tobacco industry sector, papper and printing products industry sector, computers, electronics, optics, and electrical equipment industry sector, wholesale, retail trade, and repair of motor vehicles sector, road transport sector and air transport sector.Agriculture sector has a potential as basic sector to increase economic growth and domestic income in South Banten.

Keywords: leading sector, Banten Province, input-output analysis

Page 5: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi
Page 6: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi

KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI BANTEN

EFITA MEY LINA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 7: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi
Page 8: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

Judul Skripsi : Kajian Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Provinsi Banten Nama : Efita Mey Lina NIM : H14100039

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. Pembimbing

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 9: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

kasih dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini adalahsektor unggulan, dengan judul Kajian Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Provinsi Banten.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan saran untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Terima kasih kepada Dr. Wiwiek Rindayati, M.Si selaku dosen penguji utama dan Dr. Muhammad Findi Alexandi, S.E, M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.Ungkapan terima kasih disampaikan kepadaIbu Hastuti,S.P, M.P, M.Si yang memberikan bantuan dan saran dalam penelitian ini.Terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua, Togar Situmorang (alm) dan Maria Linda Sitanggang, serta kedua adik Elvira Nathasya Aulya dan Ellycia Cathleen Angelica untuk segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada teman-teman satu bimbingan, Nindya, Elli, Lundu, dan Gagas untuk saran, kritik dan bimbingan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada para sahabat, Yola, Laura, Novia, Vina, Dea, Revi, Tuty, Ellisa, Desi, Kartini, dan Dian untuk perhatian dan motivasi yang selalu diberikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Efita Mey Lina

Page 10: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4 Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 Penelitian Terdahulu 9 Kerangka Pemikiran 10

METODE PENELITIAN 12 Jenis dan Sumber Data 12 Metode Analisis 12 Definisi Operasional Data 16

GAMBARAN UMUM 18 Letak Astronomis, Geografis dan Iklim 18 Kependudukan 20 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 21 Pertumbuhan Ekonomi 22

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 Struktur Perekonomian Provinsi Banten 23 Analisis Keterkaitan 29 Analisis Dampak Penyebaran 33 Analisis Angka Pengganda (Multiplier) 34 Analisis Sektor Basis 39 Penentuan Sektor Unggulan 42 Perbandingan Hasil Penelitian dengan RPJMD Provinsi Banten

Page 11: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

2012-2017 44 Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah untuk Sektor Unggulan 49

SIMPULAN DAN SARAN 52 Simpulan 53 Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54 LAMPIRAN 55 RIWAYAT HIDUP 79

DAFTAR TABEL

1 PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten atas dasar

harga konstan2000 32 Ilustrasi tabel input-output 83 Rumus multiplieroutput, pendapatan dan tenaga kerja 144 Klasifikasi kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Banten 195 Kepadatan penduduk menurut kabupaten/kota 206 Struktur angkatan kerja Provinsi Banten (Februari 2013) 217 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan

pekerjaan utama, tahun 2012-2013 (ribu orang) 218 Garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin 229 Laju pertumbuhan ekonomi PDRB Banten menurut lapangan usaha

tahun 2013 2210 PDRB per kapita Provinsi Banten atas dasar harga berlaku menurut

kabupaten/kota tahun 2010-2012 2311 Struktur permintaan sektor ekonomi Provinsi Banten 2412 Struktur konsumsi rumah tangga terhadap sektor-sektor perekonomian

Provinsi Banten 2513 Struktur konsumsi pemerintah terhadap sektor-sektor perekonomian

Provinsi Banten 2514 Investasi sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten 2615 Net ekspor sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten 2616 Struktur nilai tambah bruto sektor-sektor perekonomian Provinsi

Banten 2717 Struktur tenaga kerja sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten 2918 Keterkaitan ke depan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 Sektor 3019 Keterkaitan ke depan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 58 Sektor 3120 Keterkaitan ke belakang sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 sektor 3121 Keterkaitan ke belakang sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 58 sektor 32

Page 12: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

22 Indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 9 Sektor 33

23 Indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 sektor 34

24 Nilai multiplier output sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 9 sektor 35

25 Nilai multiplier output sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 Sektor 36

26 Nilai multiplier pendapatan sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 sektor 36

27 Nilai multiplier pendapatan sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 sektor 37

28 Nilai multiplier tenaga kerja sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 9 sektor 38

29 Nilai multiplier tenaga kerja sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 Sektor 39

30 Nilai LQ sektor ekonomi Provinsi Banten 3931 Nilai LQ sektor ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun

2010 4032 Nilai LQ sektor ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun

2011 4033 Nilai LQ tenaga kerja sektoral Provinsi Banten tahun 2010 4134 Kuadran nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan

klasifikasi 9 sektor 4235 Total peringkat multiplier sektor ekonomi klasifikasi 9 sektor 4336 Kuadran nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan

klasifikasi 58 sektor 4337 Total peringkat multiplier sektor ekonomi klasifikasi 58 sektor 4438 Target capaian fokus layanan urusan pilihan RPJMD Provinsi Banten 4739 Data belanja APBD Provinsi Banten 2013 menurut urusan 5040 Alokasi APBD menurut urusan dan PDRB atas dasar harga konstan

2000 untuk sektor unggulan Provinsi Banten tahun 2010-2013 5141 Anggaran belanja pemerintah Provinsi Baten tahun 2012-2013 52

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 112 Daya penyebaran dan derajat kepekaan 163 Peta administratif Provinsi Banten 194 Anggaran penerimaan dan belanja Provinsi Banten tahun 2011-2014 49

DAFTAR LAMPIRAN

1 Klasifikasi sektor-sektor ekonomi berdasarkan tabel input-output

Provinsi Banten tahun 2010 56

Page 13: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

2 Tabel input-output Provinsi Banten klasifikasi 9 sektor tahun 2010 (Rp juta) 58

3 Matriks koefisien teknis klasifikasi 9 sektor 604 Matriks kebalikan leontief terbuka klasifikasi 9 sektor 615 Multiplier output klasifikasi 9 sektor 626 Multiplier pendapatan klasifikasi 9 sektor 627 Multiplier tenaga kerja klasifikasi 9 sektor 628 Matriks koefisien teknis klasifikasi 58 sektor 639 Matriks kebalikan leontief terbuka klasifikasi 58 sektor 6910 Multiplier output klasifikasi 58 sektor 7511 Multiplier pendapatan klasifikasi 58 sektor 7612 Multiplier tenaga kerja klasifikasi 58 sektor 7713 Anggaran belanja pemerintah Provinsi Banten menurut urusan tahun

2010-2013 78

Page 14: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi
Page 15: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan dunia pada tahun 2014 yang semakin maju menuntut Indonesia untuk terus meningkatkan daya saing dan pembangunan nasional. Partisipasi daerah didalam pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui pembangunan daerah yang merupakan bagian lanjutan dari pembangunan nasional. Suatu rancangan pembangunan wilayah yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan wilayah diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur perekonomian, menggali dan mengembangkan potensi wilayah masing-masing. Salah satu ciri otonomi daerah yang tercantum dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 adalah daerah otonom memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan sendiri untuk pembiayaan pembangunan daerah (Daryanto dan Hafizrianda 2010). Pelimpahan sebagian kewenangan sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah ditujukan agar daerah dapat melaksanakan tugas rutin dan meningkatkan pelayanan publik.

Peran masyarakat serta pihak luar yang ingin melakukan kegiatan di wilayah tersebutsangat diperlukan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah. Pemerintah berperan sebagai regulator dalam pembuatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah sehingga tujuan utama otonomi daerah yaitu kemandirian daerah terwujud. Provinsi Banten adalah salah satu wilayah pemekaran yang dulu termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun 1963, panitia Provinsi Banten terbentuk untuk mendirikan provinsi sendiri yang terpisah dari Jawa Barat. Baru pada tahun 2000, Banten secara resmi dinyatakan mandiri menjadi Provinsi Banten melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000. Seiring dengan perkembangan terjadi juga pemekaran wilayah, sehingga saat ini Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten dan empat kota.

Pelaksanaan otonomi daerah sering menimbulkan beberapa permasalahan yang disebabkan minimnya koordinasi dan kurangnya pengawasan pemerintah daerah. Tarigan (2005) berpendapat baik dalam perencanaan pembangunan nasional maupun daerah, pendekatan perencanaan dapat dilakukan melalui pendekatan regional dan pendekatan sektoral. Pendekatan regional melihat pemanfaatan ruang serta interaksi beberapa kegiatan dalam ruang wilayah, sedangkan pendekatan sektoral memfokuskan pada sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah tersebut. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus melihat kaitan pertumbuhan antara satu sektor dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan analisis input-output.

Permasalahan muncul ketika pemerintah daerah merancang anggaran pembangunan sektoral yang sering tidak sesuai dengan potensi sektor yang ada.Kebijakan pemerintah yang tepat dalam pengalokasiananggaran terutama yang mendukung sektor unggulan akan menciptakan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan daerah.Undang-Undang No 17/2004 tentang Keuangan Negara yang berlaku semenjak 1 Januari 2005 menegaskan bahwa anggaran yang disusun harusmengacu kepada anggaran yang berbasis kinerja.Kebijakan

Page 16: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

2

pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2012 - 2017 memfokuskan kinerja pembangunan daerah pada tiga sektor yaitu sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pertanian. Ketiganya diharapkan mampu mencapai target kontribusi tertinggi terhadap PDRB sebesar 44.3 persen untuk sektor industri, 17.25 persen untuk sektor perdagangan, dan 12.63 persenuntuk sektor pertanian (Bappeda Provinsi Banten, 2011). Revitalisasi pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan yang berdaya saing merupakan bagian dari tahapan-tahapan yang diprioritaskan provinsi Banten untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Dampak pembangunan suatu sekor ekonomi terhadap perekonomian wilayahnya tidak bisa dilihat dari kontribusi terhadap PDRB saja. Daryanto dan Hafizrianda (2010) berpendapat bahwa kontribusi sektor terhadap penciptaan PDRB belum cukup untuk menggambarkan perekonomian wilayah secara keseluruhan karena hanya melihat pada efek langsung saja. Hal yang lebih utama adalah bagaimana sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian wilayah dengan mengkaji ketergantungan struktural antar berbagai sektor serta keterkaitan serta efek sebarnya. Penelitian lebih lanjut mengenai kajian sektor unggulan perlu dilakukan untuk menganalisis struktur dan ketergantungan antar sektor ekonomi.

Perumusan Masalah

Salah satu aspek keberhasilan suatu pembangunan daerah dapat dilihat dari pertumbuhan perekonomian daerah. Provinsi Banten merupakan provinsi yang yang lahir pada tahun 2000, dengan pertumbuhan PDRB sebesar 5.86 persen pada tahun 2013 (BPS 2014). Struktur perekonomian Provinsi Banten didominasi oleh dua sektor utama yaitu sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang kontribusinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kedua sektor tersebut menjadi sektor dominan dalam perekonomian Banten dengan kontribusi sekitar 72 092 miliar rupiah atau 68 persen dari total PDRB Banten yang ditunjukkan pada tabel 1. Laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran adalah 7.91 persen, sedangkan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan cukup rendah yaitu 3.92 persen.

Tingginya angka pertumbuhan ekonomi tidak mengindikasikan bahwa pembangunan Provinsi Banten selama ini berjalan dengan lancar. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Banten adalah ketidakmerataan pembangunan, kemisikinan dan pengangguran. Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) bulan September 2013 menginformasikan jumlah penduduk miskin di Banten mencapai 682 710 orang (5.89 persen), meningkat 0.19 persen dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebesar 656 243 orang (5.71 persen). Kabupaten Pandeglang adalah wilayah yang paling banyak penduduk miskinnya di Provinsi Banten dengan jumlah 9.8 persen dari total penduduk wilayahnya. Persentase penduduk miskin Provinsi Banten sebenarnya masih di bawah persentase penduduk miskin nasional yaitu 11.6 persen. Pada sisi lain, penduduk Provinsi Banten yang menganggur mengalami penurunan sebanyak 26 782 orang menjadi 552 895 orang pada Februari 2013. Tingkat pengangguran terbuka provinsi Banten masih tinggi yaitu 10.10 persen, walaupun jumlah penduduk yang

Page 17: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

3

menganggur mengalami penurunan. Angka ini jauh di atas tingkat pengangguran terbuka nasional yaitu 6.14 persen sehingga menjadikan Provinsi Banten sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi. Tabel 1 PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bantenatas dasar harga

konstan2000

Sektor Ekonomi Nilai (Miliar Rupiah) Laju

Pertumbuhan Tahun 2013

(%) 2012 2013

Pertanian 7 208.03 7 737.73 7.35 Pertambangan dan Penggalian 107.36 110.77 3.18 Industri Pengolahan 48 517.64 50 417.71 3.92 Listrik, Gas dan Air Bersih 3 661.16 3 808.12 4.01 Bangunan 2 842.27 3 117.52 9.68 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20 087.54 21 675.52 7.91 Pangangkutan dan Komunikasi 9 331.13 10 052.73 7.73 Keuangan, Persewaan dan Jasa Peusahaan 3 762.24 4 082.69 8.52 Jasa-jasa 4 475.04 4 853.28 8.45 PDRB 99 992.41 105 856.07 5.86 Sumber: BPS Provinsi Banten2014

Penjabaran kondisi perekonomian diatas menunjukkan perlu adanya

evaluasi kebijakan yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Banten mengenai pengembangan sektor-sektor perekonomian. Perencanaan terintegrasi perlu dilakukan sehinga mampu menggambarkan ketergantungan struktural antar berbagai sektor dalam perekonomian secara konsisten. Identifikasi sektor unggulan di Provinsi Banten dapat dilakukan melalui analisis Input-Output sehingga memberikan deskripsi detail mengenai perekonomian regional.Hasil identifikasi ini juga dapat membantu pemerintah dalam merecanakan kebijakan dan anggaran belanja untuk menyelesaikan permasalahan perekonomian regional Banten.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yang didasarkan dari uraian di atas adalah: 1. Bagaimana struktur perekonomian regional provinsi Banten yang ditinjau

berdasarkan struktur permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto dan tenaga kerja?

2. Bagaimana keterkaitan, dampak penyebaran, dan efek pengganda (multiplier) sektor-sektor dalam perekonomian Provinsi Banten?

3. Sektor-sektor apa yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian Provinsi Banten?

Page 18: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

4

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis struktur perekonomian regional Provinsi Banten yang ditinjau

berdasarkan struktur permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, surplus perdagangan, nilai tambah bruto dan tenaga kerja.

2. Menganalisis keterkaitan, dampak penyebaran dan efek pengganda(multiplier)sektor-sektor dalam perekonomian Provinsi Banten.

3. Mengidentifikasi sektor unggulan dalam struktur perekonomian Provinsi Banten.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pembuat kebijakan dan pemerintah, khususnya pemerintah daerah

Provinsi Banten, sebagai evaluasi dan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan secara terintegrasi.

2. Sebagai bahan pustaka, informasi, dan referensi bagi pihak yang membutuhkan serta sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Sebagai wawasan bagi para pembaca mengenai analisis multisektoral dalam perekonomian Provinsi Banten.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis struktur perekonomian, keterkaitan, penyebaran dan efek pengganda pada setiap sektor ekonomi Provinsi Banten, yang bisa digunakan untuk menentukan sektor unggulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel Input-Output Provinsi Banten Tahun 2010 klasifikasi 58 sektor yang kemudian diagregasi menjadi 9 sektor untuk mengelompokkan kegiatan ekonomi yang beragam ke dalam satuan sektor yang memiliki persamaan. Jenis Tabel Input-Output yang digunakan adalah Tabel Input-Output transaksi domestik atas dasar harga produsen. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis input output dan diolah dengan aplikasi Input Output Analysis for Practitioners (IOAP)Complementary Version 1.01 dan Microsoft Excel 2007.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan secara tradisional dipandang sebagai fenomena ekonomi yang hanya berorientasikan pada kenaikan Gross National Income (GNI). Sebelum tahun 1970-an, pembangunan dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Indikator kemajuan pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan

Page 19: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

5

tingkat pertumbuhan GNI keseluruhan dan GNI per kapita, yang akan menetes dengan sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan berbagai peluang ekonomi lain, yang pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata (Todaro dan Smith 2006).Pandangan yang dianut beberapa negara Dunia Ketiga pada tahun 1950-an berhasil meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi sesuai target, namun gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Pada era ekonomi baru, pembangunan dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro dan Smith 2006).

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinsikan sebagai sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan rill per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad 1999). Pembangunan harus dilakukan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Tiga tujuan inti pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) yaitu: 1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang

kebutuhan hidup yang pokok. 2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya memperbaiki kesejahteraan

materil, tetapi juga menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa. 3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta

bangsa secara keseluruhan.

Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah

Keadaan sosial ekonomi yang berbeda dari setiap daerah memberikan implikasi bahwa cakupan pemerintah untuk pembangunan masing-masing daerah juga berbeda. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad 1999). Pemerintah dituntut untuk mampu menaksir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

Objek ekonomi pembangunan mencakup seluruh wilayah dari suatu negara, sedangkat objek ekonomi regional adalah wilayah tertentu dari suatu negara. Banyak teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang umumnya bersifat makro dan berlaku untuk perekonomian nasional. Teori yang langsung terkait dengan kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikembangkan oleh Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith menentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian dan menganjurkan kebijaksanaan pasar bebas (laissez-faire). Smith

Page 20: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

6

juga berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar yang seterusnya akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut (Priyarsono et al 2007). Spesilisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kemajuan teknologi, sehingga akan terjadi peningkatan upah dan keuntungan. Pada saat yang bersamaan pertumbuhan penduduk akan meningkatkan akumulasi kapital dan tabungan untuk alat-alat modal. Pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh sumber daya digunakan atau tercapai kondisi stationary state.

David Ricardo mempunyai pandangan yang bertentangan dengan Smith. Ricardo berpendapatperkembangan penduduk yang berjalan cepat, pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf yang rendah (Priyarsono et al 2007). Pada taraf ini para pekerja akan menerima tingkat upah minimal, yang hanya cukup untuk hidup (subsistence level). Jumlah penduduk yang rendah dan sumber daya melimpah akan menghasilkan keuntungan tinggi bagi pengusaha, dan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi. Produksi akan meningkat sehingga membutuhkan tambahan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja yang meningkat akan meningkatkan upah dan mendorong pertambahan penduduk. Tenaga kerja yang banyak akan menurunkan tambahan hasil yang diciptakan oleh seorang pekerja.

Teori Harrod-Domar

Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod pada tahun 1948 dan Evsey D. Domar pada tahun 1957. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (1) perekonomian tertutup, (2) produksi bersifat constant return to scale (CRS), (3) hasrat menabung konstan dan (4) tingkat pertumbuhan angkatan kerja konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Teori ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai jika tingkat pertumbuhan output (growth) sama dengan tingkat pertumbuhan modal (capital) dan sama dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja. Peranan modal untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh rasio modal-output, yaitu rasio tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru terhadap kenaikan output (Priyarsono et al 2007).

Kondisi pertumbuhan yang mantap sulit dicapai karena rasio modal-output dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja bersifat independen dalam perekonomian tertutup. Pada perekonomian daerah yang bersifat terbuka, daerah dapat melakukan kegiatan ekspor-impor barang dan jasa untuk menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan barang.

Tabel Input Output

Model Input-Output adalah model yang diperkenalkan pertama kali oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an, yang dapat menunjukkan seberapa besar aliran keterkaitan antarsektor dalam suatu perekonomian. Leontief dalamDaryanto dan Hafizrianda (2010) menguraikan bahwa analisis Input-Output merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik beberapa sektor dalam sistem ekonomi yang kompleks. Pengaruh dari interaksi dalam perekonomian bisa diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu pengaruh langsung,

Page 21: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

7

pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. Pengaruh langsung merupakan pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya digunakan sebagai input dari produksi sektor yang bersangkutan. Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh secara tidak langsung yang dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dari produksi sektor yang bersangkutan. Pengaruh total adalah pengaruh secara keseluruhan dalam perekonomian dimana sektor yang bersangkutan berada.

Pengertian Tabel Input-Output adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antarsektor dengan bentuk penyajian matriks (Priyarsonoet al 2007). Sepanjang baris Tabel Input-Output menunjukkan pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, selain itu pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangkan sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara maupun input primer.

Jensen dan West dalamPriyarsonoet al(2007) menyatakan terdapat tiga asumsi dasar dalam menyusun suatu Tabel Input-Output, yaitu: 1. Keseragaman (homogenitas)

Prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal dengan susunan input tunggal dan tidak ada subtitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda.

2. Kesebandingan (proportionality) Prinsip dimana hubungan antara output dan input bersifat linier danhomogen. Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang proporsional.

3. Penjumlahan (additivitas) Prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi diberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Hal ini berarti bahwa semua pengaruh diluar sistem input-output diabaikan.

Struktur Tabel Input-Output

Tabel Input-Output memuat dua neraca yang saling terintegrasi, yakni neraca endogen dan neraca eksogen. Neraca endogen memuat seluruh kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas produksi yaitu input antara dan output antara. Faktor-faktor yang merupakan komponen dari permintaan akhir dan input primer dimasukkan dalam neraca eksogen (Daryanto dan Hafizrianda 2010). Tabel Input-Output terdiri atas suatu kerangka matriks berukuran “n x n” dimensi yang dibagi menjadi empat kuadran. Keseluruhan sistem adalah suatu seri yang mengkorelasikan baris (output) dan kolom (input). Gambaran lengkap mengenai format Tabel Input-Output dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 memperlihatkan empat kuadran yang ada dalam Tabel Input-Output. Penjelasan mengenai masing-masing kuadran adalah sebagai berikut: 1. Kuadran I (Intermediate quadrant)

Sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Informasi mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu perekonomian diberikan

Page 22: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

8

pada kuadran ini. Kuadran ini berperan penting karena menunjukkan keterkaitan antarsektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

2. Kuadran II (Final demand quadrant) Kuadran ini menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung digunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok, dan ekspor.

3. Kuadran III (Primary input quadrant) Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri atas pendapatan rumah tangga, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung netto.

4. Kuadran IV (Primary input-final demand quadrant) Kuadran ini menunjukkan input primer permintaan akhir dari transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.

Tabel 2Ilustrasi tabel input-output

Alokasi Output Permintaan Antara Permintaan Total Sektor Produksi Akhir Output Susunan Input 1 2 ... N x11 x21 ... x1n Y1 X1 x12 x22 ... x2n Y2 X2

Input Sektor . . . . . . Antara Produksi . . . . . .

. . . . . . xn1 xn2 ... xnm Yn Xn Upah dan Gaji Rumah Tangga W1 W2 ... Wn Surplus Usaha S1 S2 ... Sn Input Primer Lainnya P1 P2 ... Pn Total Input X1 X2 ... Xn Sumber: Miller dan Blair(1985) dalam Priyarsonoet al(2007) Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Input-Output

Peranan yang penting sebagai alat perencanaan pembangunan membuat model Input-Output terus menerus dikembangkan untuk keperluan analisis ekonomi. Kelebihan dari penggunaan analisis Input-Output (Priyarsono et al 2007) adalah sebagai berikut: 1. Mampu memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai

tambah, impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga di berbagai sektor produksi.

2. Mampu melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.

Page 23: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

9

3. Mampu mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian.

4. Mampu menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah. Tabel Input-Output sebagai model kuantitatif memiliki keterbatasan, yakni

koefisien input ataupun koefisien teknis diasumsikan konstan selama periode analisis. Teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan sehingga perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kualitas dan harga output. Keterbatasan juga disebabkan oleh besarnya dana atau biaya dalam penyusunan Tabel Input-Output dengan menggunakan metode survei. Akibatnya, publikasi rutin dan analisis Tabel Input-Output tidak bisa dilakukan setiap tahun kecuali menggunakan teknik updating Tabel Input-Output.

Sektor Unggulan

Suatu sektor dijadikan sebagai sektor unggulan apabila sektor itu berperan paling efektif sebagai motor penggerak dalam pembangunan wilayah secara berkelanjutan. Arsyad (1999) menyatakan sektor unggulan secara umum memilki ciri-ciri, (1) perkembangannya relatif cepat, (2) industrinya relatif besar untuk memberikan dampak langsung dan dampak tidak langsung, (3) memiliki keterkaitan tinggi antar industri, dan (4) inovatif.

Arief dalam Daryanto dan Hafizrinda (2010) menjelaskan empat cara untuk mendeteksi sektor unggulan dalam metode Input-Output, yaitu: 1. Sektor mempunyai kaitan ke belakang (backward linkage) dan kaitan ke

depan (forward linkage) yang relatif tinggi. 2. Sektor bisa menghasilkan output bruto yang relatif tinggi, sehingga mampu

mempertahankan final demand yang relatif tinggi. 3. Sektor yang mampu menghasilkan penerimaan bersih devisa yang relatif

tinggi. 4. Sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja yang relatif tinggi.

Penelitian Terdahulu

Penelitian Sukatendel (2007) menganalisis keterkaitan alokasi anggaran dan sektor unggulan di Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah analisis input-output, analisis kewilayahan dan analisis kelembagaan alokasi anggaran. Hasil penelitian menunjukkan sektor unggulan di Kabupaten Bogor adalahindustri pengolahan, perdagangan, bangunan dan pertanian tanaman pangan. Dukungan anggaran pembangunanKabupaten Bogor untuk sektor unggulan masih sangat kurang (tidak ada keterkaitan) kecuali untuk sektor Bangunan. Sektor unggulan tanamanbahan makanan masih perlu didukung oleh anggaran pembangunan yang besar agarsektor tersebut bisa semakin berkembang sehingga diharapkan dapat mengatasiketimpangan wilayah pembangunan di Kabupaten Bogor

Page 24: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

10

Penelitan Samiun (2008) menganalisis perekonomian Provinsi Maluku Utara dengan pendekatan multisektoral. Metode analisis yang digunakan adalah analisis updating input-output Tabel Input Output 2001, analisis LocationQuotient, analisis Shift Share, dan analisis deskriptif. Hasil studi menunjukkan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara adalah sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut dan sektor bangunan. Indikator keterkaitan, angka pengganda, penggunaan input, kontribusi PDRB dan aspek keberlanjutan menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara sebagaimana dijabarkan sebelumnya dalam kebijakan perekonomian. Sektor pertanian memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan, namun memiliki tingkat keterkaitan ke belakang yang sangat rendah.

Penelitian Syahara (2012) menganalisis perekonomian regional Provinsi Jambi dengan pendekatan multisektoral analisis input-output. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memiliki peranan besar dalam perekonomian Provinsi Jambi dilihat dari nilai keterkaitan, nilai daya penyebaran adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada aspek nilai pengganda output dan pengganda pendapatan, sektor yang perlu mendapat prioritas adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Penelitian Tounsi et al (2013) mengidentifikasi sektor kunci di negara Maroko melalui analisis input-output tahun 1998 dan 2007. Sektor kunci ditentukan melalui Rasmussenapproach sehingga terbentuk klasifikasi produktivitas sektor-sektor yang kemudian diberikan rank. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan jumlah sektor kunci dari empat sektor pada tahun 1998 menjadi dua sektor di tahun 2007, yaitu sektor industri makanan dan tembakau dan sektor industri lainnya. Hasil kedua, pengurutan rank pada sektor sangat sensitif terhadap keakuratan data dan tahun di mana klasifikasi tersebut direalisasikan.

Penelitian Walida (2013) menganalisis penentuan sektor kunci perekonomian wilayah Kabupaten Belitung Timur menggunakan Tabel Input-Output Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor kunci pada daerah Kabupaten Belitung Timur adalah sektor pertambangan dan sektor konstruksi. Hasil penentuan sektor kunci diperoleh dengan menggunakan analisis indeks nilai pengganda aktual. Sektor dengan nilai multiplier output tipe I dan tipe II terbesar adalah sektor konstruksi. Jika dilihat angka penyebaran, sektor dengan nilai koefisien penyebaran lebih besar dari satu berturut-turut adalah industri pengolahan), konstruksi, pertambangan dan penggalian.

Kerangka Pemikiran

Rancangan strategi perencanaan pembangunan wilayah yang tepat diperlukan analisis untuk memperoleh sektor-sektor unggulan. Sektor-sektor ini diharapkan dapat menguatkan struktur ekonomi dan menggerakan roda

Page 25: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

11

perekonomian daerah melalui keterkaitan antar sektor. Analisis input-output berfungsi untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang dapat meningkatkan output sektor lainnya melalui keterkaitan (linkage), dampak penyebaran, efek pengganda (multiplier)antar sektor. Strategi pembangunan melalui pendekatan multisektoral ditujukan untuk membantu pemerintah provinsi Banten dalam merancang kebijakan yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mengatasi masalah-masalah pembangunan regional.Berikut adalah gambaran dalam kerangka penelitian ini

.

Gambar 1Kerangka pemikiran

Keterangan : = fokus utama penelitian = bukan fokus utama penelitian

Kondisi Perekonomian Wilayah Provinsi Banten

Permasalahan Pembangunan Provinsi Banten: Pengangguran Tinggi dan Jumlah Penduduk

Miskin Meningkat

Perencanaan Pengembangan Sektor-sektor Ekonomi

Analisis Input-Output Analisis LocationQuotient

Analisis Struktur

Perekonomian

Analisis Keterkaitan

Analisis Daya Penyebaran dan

Derajat Kepekaan

Analisis Multiplier

Sektor Basis

Penentuan Sektor Unggulan

Rekomendasi Alokasi Anggaran untuk Pengembangan Sektor

Unggulan

Analisis Alokasi APBD untuk Sektor Unggulan

Page 26: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

12

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data diperoleh dari Tabel Input-Output Provinsi Banten transaksi domestik atas dasar harga produsen tahun 2010 klasifikasi 58 sektor yang kemudian diagregasi menjadi 9 sektor, serta beberapa data sekunder lainnya dari Badan Pusat Statistika (BPS), Bank Indonesia, dan instansi lain yang terkait. Analisis ini dilakukan dengan bantuan software Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP) Complementary Version 1.0.1 dan Microsoft Excel2007.

Metode Analisis Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan dalam analisis Input-Output dikembangkan oleh Chenery-Watanabe (1958) dan Rasmussen (1956). Konsep keterkaitan ini mencakup keterkaitan ke belakang yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam alokasi pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam alokasi penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkannya. Keterkaitan langsung dalam pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsungnya ditunjukan dari matriks kebalikan Leontief. 1. Keterkaitan langsung ke depan

Fungsinya untuk menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Rumus keterkaitan langsung ke depan adalah sebagai berikut:

F(d)i = ∑=

n

jij

Keterangan: F(d)i = keterkaitan langsung ke depan sektor i αij = unsur matrik koefisien teknis n = jumlah sektor 2. Keterkaitan langsung ke belakang

Fungsinya untuk menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Rumus keterkaitan langsung ke belakang adalah sebagai berikut:

B(d)j = ∑=

n

iij

Keterangan: B(d)j = keterkaitan langsung ke belakang sektor j

Page 27: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

13

αij = unsur matrik koefisien teknis n = jumlah sektor 3. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Rumus keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan adalah sebagai berikut:

F(d+i)i = ∑=

n

jij

Keterangan: F(d+i)i = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i αij = unsur matrik kebalikan Leontief terbuka n = jumlah sektor 4. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total Rumus keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang adalah sebagai berikut:

B(d+i)j = ∑=

n

iij

Keterangan: B(d+i)j = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor j αij = unsur matrik kebalikan Leontief terbuka n = jumlah sektor Analisis Dampak Penyebaran

Dua indeks keterkaitan Rasmussen lainnya yaitu indeks daya penyebaran (IDP) dan indeks derajat kepekaan (IDK) dapat digunakan untuk melihat keterkaitan ke depan dan ke belakang dari suatu sektor dalam perekonomian.Kedua indeks ini merupakan perbandingan dampak baik ke depan maupun ke belakang, terhadap rata-rata seluruh dampak sektor (Daryanto dan Hafizrianda 2010). Suatu sektor dikatakan memiliki koefisien penyebaran dan derajat kepekaan yang tinggi apabila nilai indeksnya lebih besar dari satu. 1. Indeks daya penyebaran

Indeks daya penyebaran atau daya penyebaran ke belakang digunakan untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Jika nilai indeks daya penyebaran sektor j lebih besar dari satu, artinya secara relatif permintaan akhir sektor j dalam merangsang pertumbuhan produksi lebih besar dari rata-rata dan mampu memacu pertumbuhan ekonomi. Rumus indeks daya penyebaran adalah sebagai berikut:

Page 28: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

14

Pdj = ∑∑

= =

=n

i

n

jij

n

iijn

1 1

1

α

α

Keterangan: Pdj = indeks daya penyebaran sektor j αij = unsur matrik kebalikan Leontief terbuka n = jumlah sektor 2. Indeks kepekaan penyebaran

Kepekaan penyebaran atau daya penyebaran ke depan digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Jika sektor i mempunyai nilai indeks kepekaan penyebaran lebih besar dari satu, artinya secara relatif sektor i dapat memenuhi permintaan akhir sebanyak di atas kemampuan rata-rata dari sektor lainnya. Rumus indeks kepekaan penyebaran adalah sebagai berikut:

Sdi = ∑∑

= =

=n

i

n

jij

n

jijn

1 1

1

α

α

Keterangan: Sdi = indeks kepekaan penyebaran sektor i αij = unsur matrik kebalikan Leontief terbuka n = jumlah sektor Analisis Angka Pengganda (Multiplier)

Analisis angka pengganda (multiplier) dibutuhkan dalam memproyeksikan dampak dari perubahan variabel-variabel endogen yaitu suatu sektor tertentu apabila terjadi perubahan dalam variabel-variabel eksogen yaitu permintaan akhir. Tiga variabel yang menjadi fokus utama dalam analisis angka pengganda adalah output produksi, pendapatan rumah tangga, dan tenaga kerja (Tabel 3).

Tabel 3Rumus multiplieroutput, pendapatan dan tenaga kerja

Nilai Multiplier Output (Rp) Pendapatan (Rp) Tenaga Kerja (Orang)

Efek Awal 1 hj ej Efek Putaran Pertama ∑iaij ∑iaij hi ∑iaij ei Efek Dukungan Industri ∑iαij-1-∑iaij ∑iαij hi-hj-∑iaij hi ∑iαij ei-ej-∑iaij ei Efek Induksi Konsumsi ∑iα*ij- ∑iαij ∑iα*ij hi- ∑iαij hi ∑iα*ij ei- ∑iαij ei Efek Total ∑iα*ij ∑iα*ij hi ∑iα*ij ei Efek Lanjutan ∑iα*ij-1 ∑iα*ij hi-hj ∑iα*ij ei-ej Sumber: Daryanto, 1990 dalam Priyarsono et al, 2007 Keterangan: aij = Koefisien Output

Page 29: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

15

hi = Koefisien Pendapatan Rumah Tangga ei = Koefisien Tenaga Kerja αij = Matrik kebalikan Leontief model terbuka α*ij = Matrik kebalikan Leontief model terbuka

Sedangkan untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja, dapat dihitung dengan menggunakan rumus multipler tipe I dan multiplier tipe II berikut:

Tipe 1 = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal

Tipe II = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri

+ Efek Induksi Konsumsi Efek Awal

Analisis Location Quotient

Location Quotient (LQ) merupakan metode untuk menghitung perbandingan relatif antara pendapatan suatu sektor di daerah bawah (kota/provinsi) terhadap pendapatan sektor yang bersangkutan di daerah atas (provinsi/nasional). Secara matematis LQ dirumuskan sebagai berikut .

LQ = aia

bib

SSSS

//

Keterangan: Sib = Pendapatan sektor i pada Provinsi Banten. Sb = Pendapatan total semua sektor Provinsi Banten. Sia = Pendapatan sektor i nasional. Sa = Pendapatan total semua sektor nasional.

Nilai LQ >1 mengindikasikan ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektorbasis (B), sedangkan nilai LQ<1 disebut sektor nonbasis (NB). Dua asumsi utama dalam metode LQ adalah (1) pola konsumsi rumah tangga di daerah bawah identik dengan daerah atasnya dan (2) kedua daerah mempunyai fungsi produksi yang linier dengan produktivitas di tiap sektor yang sama bersarnya. Analisis Sektor Unggulan

Analisis sektor unggulan melalui pendekatan sektoral digunakan untuk menentukan sektor-sektor yang dapat dijadikan sebagai sektor unggulan dalan pembangunan ekonomi daerah. Dua kriteria utama yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan adalah kriteria keterkaitan antar sektor dan kriteria multiplier. Kriteria keterkaitan menggunakan dua indeks keterkaitan Rasmussen yaitu daya penyebaran dan derajat kepekaan. Sektor-sektor dikelompokkan berdasarkan nilai indeks daya penyebaran (IDP) dan indeks derajat kepekaan (IDK). Sektor-sektor yang memiliki nilai IDP dan IDK lebih dari satu akan ditempatkan pada kuadran I yang artinya sektor tersebut berpotensi menjadi sektor unggulan

Page 30: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

16

2 Kuadran II Kuadran I

Indeks

Derajat 1

Kepekaan

Kuadran IV Kuadran III

0 1 2 Indeks Daya Penyebaran

Sumber: Daryanto dan Hafizrianda (2010)

Gambar 2Daya penyebaran dan derajat kepekaan

Kriteria multiplier berfungsi sebagai proxy untuk menentukan sektor-sektor

prioritas dalam perencanaan pembangunan. Nilai multiplier tipe I dan tipe II setiap sektor dijumlahkan untuk ketiga jenis multiplier yaitu multiplier output, multiplier pendapatan, dan multiplier tenaga kerja. Total nilai multiplier yang ada kemudian diurutkan dari yang tertinggi ke terendah dan diberi peringkat (rank). Rank masing-masing sektor untuk ketiga jenis multiplier kemudian dijumlahkan untuk dilihat total peringkatnya. Tiga sektor dari klasifikasi 9 sektor dan enam sub-sektor dari klasifikasi 58 sektor dengan total rank terkecil serta memiliki nilai IDP dan IDK lebih dari satu akan ditetapkan sebagai sektor unggulan.

Definisi Operasional Data

Output Pengertian output dalam Tabel Input-Output adalah nilai dari barang dan

jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi di suatu wilayah, tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Bagi unit usaha yang produksinya berupa barang, maka output merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang dengan harga produsen per unit barang. Bagi unit usaha yang bergerak di bidang jasa, maka outputnya adalah nilai penerimaan dari jasa yang diberikan ke pihak lain. Transaksi Antara

Transaksi antara adalah transaksi antara sektor produksi dan sektor konsumsi, yang hanya mencakup transaksi barang dan jasa yang terjadi dalam proses produksi. Sektor produksi merupakan sektor pada masing-masing baris, sedangkan sektor konsumsi ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Isian sepanjang baris pada transaksi antara atau disebut juga sebagai permintaan antara memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input sektor-sektor lain untuk keperluan produksi. Sedangkan isian sepanjang kolomnya atau disebut sebagai input antara menunjukkan input barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi suatu sektor.

Page 31: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

17

Input Primer Input Input primer adalah balas jasa atau pemakaian faktor-faktor produksi

yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Input primer disebut juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara output dengan input antara. a. Upah dan gaji

Upah dan gaji adalah penerimaan yang diterima pekerja berupa uang atau barang yang dibayarkan oleh pengusaha atas pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. b. Surplus usaha

Surplus usaha adalah balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal. Surplus usaha antara lain terdiri dari keuntungan sebelum dipotong pajak penghasilan, bunga atas modal, sewa tanah dan pendapatan atas hak kepemilikan lainnya. Besarnya nilai surplus usaha adalah sama dengan nilai tambah bruto dikurangi dengan upah/gaji, penyusutan dan pajak tak langsung netto. c. Penyusutan

Penyusutan yang dimaksudkan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi. Penyusutan barang modal adalah penyisihan pendapatan yang akan digunakan untuk pembelian barang modal baru yang digunakan dalam proses produksi. d. Pajak tak langsung netto

Pajak tak langsung netto adalah pajak tak langsung dikurangi dengan subsidi. Pajak tak langsung yang dibayar pemerintah hanyalah pajak atau retribusi atas kegiatan di sekor real estate dan pajak atas commodities produced. Pajak tak langsung mencakup pajak impor, pajak ekspor, bea masuk, pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya. Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan menjadi tambahan pendapatan bagi produsen. Permintaan Akhir dan Impor

Permintaan akhir adalah permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan konsumsi, bukan untuk proses produksi. Permintaan akhir terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor. a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah pengeluaran yang dilakukan rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Barang dan jasa dalam hal ini mencakup barang tahan lama dan barang tidak tahan lama kecuali pembelian rumah tempat tinggal. Konsumsi penduduk suatu negara yang dilakukan di luar negeri diperlakukan sebagai impor, sebaliknya konsumsi oleh penduduk asing di wilayah negara tersebut diperlakukan sebagai ekspor. b. Pengeluaran konsumsi pemerintah

Cakupan dalam konsumsi pemerintah adalah semua pengeluaran barang dan jasa untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Page 32: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

18

c. Perubahan modal tetap Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembuatan, atau pembelian

barang-barang modal baru baik dari dalam maupun impor termasuk barang modal bekas dari luar daerah. d. Perubahan stok

Perubahan stok adalah selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun dengan nilai stok barang pada awal tahun. Perubahan stok dapat digolongkan menjadi : (1) perubahan stok barang jadi dan setengah jadi yang disimpan oleh produsen, termasuk perubahan jumlah ternak dan unggas serta barang-barang strategis yang merupakan cadangan nasional, (2) perubahan stok bahan mentah dan bahan baku yang belum digunakan oleh produsen, dan (3) perubahan stok di sektor perdagangan, yang terdiri dari barang-barang dagangan yang belum terjual. e. Ekspor dan impor

Pada Tabel Input-Output regional yang dimaksud dengan ekspor dan impor barang dan jasa adalah meliputi transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negara atau daerah dengan penduduk negara atau daerah lain. Transaksi tersebut terdiri dari ekspor dan impor untuk barang dagangan, jasa pengangkutan, komunikasi, asuransi, dan berbagai jasa lainnya. Transaksi ekspor barang keluar negeri dinyatakan dengan nilai free on board (f.o.b) yaitu suatu nilai yang mencakup juga semua biaya angkutan di negara pengekspor, bea ekspor, dan biaya pemuatan barang barang sampai ke kapal yang akan mengangkutnya. Sedangkan transaksi impor dari luar negeri dinyatakan atas dasar biaya pendaratan (landed cost) yang terdiri dari nilai cost, insurance and freight (c.i.f) ditambah dengan bea masuk dan pajak penjualan impor.

GAMBARAN UMUM

Letak Astronomis, Geografis dan Iklim

Provinsi Banten adalah salah satu wilayah pemekaran yang dulu termasuk dalam Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui Undang-undang No.23 Tahun 2000 (BPS 2013). Kota Serang merupakan ibukota dari Provinsi Banten. Provinsi Banten secara geografis terletak di ujung barat Pulau Jawa, berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta serta memiliki luas sebesar 9 662.92 km2. Provinsi Banten memiliki 55 pulau yang tersebar diwilayah provinsi maupun diperbatasannya. Letak geografis Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis, yaitu sebagai jalur penghubung antara pulau Jawa dan pulau Sumatra.Wilayahnya, berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Selat Sunda di sebelah barat.

Letak astronomis wilayah Provinsi Banten adalah 5o7’50” - 7o1’1” Lintang Selatan dan 105o1’11” - 106o7’12” Bujur Timur. Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Moonson dan gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari Samudra Hindia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur pada musim kemarau. Suhu udara di Banten pada tahun 2009 umumnya antara 22.1oC – 33.7oC, dengan kelembaban udara bervariasi antara 74

Page 33: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

19

persen – 86 persen. Hujan turun setiap bulannya, dengan jumlah hari dan curah hujan dalam setahun masing-masing sebanyak 170 hari dan 1 386 mm.

Sumber : Peta Tematik Indonesia

Gambar 3Peta administratif Provinsi Banten

Provinsi Banten pada awalnya terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Seiring perkembangan pembangunan, telah terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Kabupaten Tangerang dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Provinsi Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota (Tabel 4).

Tabel 4Klasifikasi kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Banten

Kabupaten/Kota Ibukota Luas (km2) Persentase (%) Kabupaten Pandeglang Pandeglang 2 746.89 28.43 Kabupaten Lebak Rangkasbitung 3 426.56 35.46 Kabupaten Tangerang Tigaraksa 1 011.86 10.47 Kabupaten Serang Ciruas 1 734.28 17.95 Kota Tangerang Tangerang 153.93 1.59 Kota Cilegon Purwakarta 175.50 1.82 Kota Serang Serang 266.71 2.76 Kota Tangerang Selatan Pamulang 147.19 1.52 Provinsi Banten Kota Serang 9 662.92 100.00 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013

Ekosistem wilayah provinsi Banten pada dasarnya terdiri dari : a. Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis

dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri.

Page 34: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

20

b. Kawasan Banten Bagian Tengah yang merupakan kawasan pertanian dan perkebunan, sebagian berupa pemukiman perdesaan.

c. Kawasan Banten Selatan merupakan kawasan lindung Gunung Halimun Salak, Kendeng hingga Malingping, Bayah berupa pegunungan yang menyimpan potensi sumber daya alam. DAS Cibaliung-Malingping merupakan cekungan sumber air.

d. Banten Bagian Barat (DAS Cidano dan lereng Gunung Karang-Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman wilayah Pandeglang dan Serang Bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian.

e. Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

Kependudukan

Data BPS Provinsi Banten pada publikasi Banten Dalam Angka 2013 menunjukkan pada tahun 2012,jumlah penduduk di provinsi Banten adalah sebesar 11.24 juta jiwa meningkat dengan laju pertumbuhan 2.16 persen dari tahun 2011. Kepadatan penduduk di provinsi Banten sebesar 1164 jiwa/km2 tidaklah merata karena sebagian besar penduduknya tinggal di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang merupakan kawasan pusat bisnis dan konsentrasi industri. Kota Tangerang adalah kota dengan kepadatan penduduk terbesar di Provinsi Banten yaitu 12464 jiwa/km2, sedangkan Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu 362 jiwa/km2.

Tabel 5Kepadatan penduduk menurut kabupaten/kota

Kabupaten/Kota

Penduduk Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

Laju Pertumbuhan

Penduduk (2011-2012)

Jumlah Persentase

Kabupaten Pandeglang 1 181 430 10.50 430 0.74 Kabupaten Lebak 1 239 660 11.02 362 0.83 Kabupaten Tangerang 3 050 929 27.12 3 015 3.01 Kabupaten Serang 1 448 964 12.88 835 0.99 Kota Tangerang 1 918 556 17.06 12 464 2.56 Kota Cilegon 392 341 3.49 2 236 1.67 Kota Serang 611 897 5.44 2 294 2.21 Kota Tangerang Selatan 1 405 170 12.49 9 547 3.58 Provinsi Banten 11 248 947 100.00 1 164 2.16

Sumber: BPS Provinsi Banten,2013

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalamproses

pembangunan di suatu daerah. Jumlah tenaga kerja yang besar dengan disertai keahlian yang cukup memadai akan mempercepat perkembanganpembangunan di

Page 35: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

21

daerah tersebut. Jumlah angkatan kerja Provinsi Banten pada bulan Februari 2013 sebanyak 5.47 juta orang dengan proporsi 4.92 juta orang atau sekitar 89.90 persen bekerja dan 579 ribu orang atau sekitar 10.09 persen pengangguran (Tabel 6). Tingginya angka tingkat pengangguran mengindikasikan bahwa pembangunan daerah di provinsi Banten belum berjalan secara baik.

Tabel 6Struktur angkatan kerja Provinsi Banten (Februari 2013)

No Uraian Jumlah Orang Persen (%) 1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas 7 979 536

2 Angkatan Kerja 5 475 876

Bekerja 4 922 981 89.90

Pengangguran 552 895 10.10

3 Bukan Angkatan Kerja 2 503 660 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013

Sebagian besar penduduk Banten bekerja di sektor perdagangan dan industri seperti yang ditunjukkan pada tabel 7. Selama kurun waktu Februari 2013sampai dengan Agustus 2013 terjadi shifting lapangan pekerjaan sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini terindikasi dari terjadinya drop out tenaga kerja pada sektor pertanian sebesarkurang lebih 11 ribu orang dan bertambahnya penyerapan tenaga kerja pada sektor industrisebanyak kurang lebih 171 ribu orang. Tabel 7 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan

pekerjaan utama, tahun 2012-2013 (ribu orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2012 2013 Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 732.33 602.90 706.39 695.20 Industri 1019.43 1190.20 1029.99 1201.70 Perdagangan 1195.67 1122.20 1243.49 1094.30 Jasa Kemasyarakatan 993.35 869.50 932.14 785.30 Lainnya 79.60 821.00 84.35 860.50 Total 4 020.38 4 605.80 3 996.36 4 637.00 Sumber: BI,2014

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah sangat

dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Jika garis kemiskinan semakin tinggi, maka semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin. Garis kemiskinan Provinsi Banten pada bulan September 2013 adalah Rp 288 734per kapita per bulan, meningkat sebesar Rp 25 337dari periode Maret 2013 (Tabel 8). Kenaikan nilai garis kemiskinan bersamaan juga dengan kenaikan jumlah penduduk miskin pada bulan September 2013 dengan total 682 710 penduduk dan persentase penduduk miskin sebesar 5.89 persen.

Page 36: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

22

Tabel 8Garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin

Periode Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

Jumlah Penduduk

Miskin (Ribu)

Penduduk Miskin (%)

Maret 2013 Perdesaan 242 331 292.45 7.72

Perkotaan 273 828 363.80 4.76 Kota + Desa 263 397 656.24 5.74 September 2013

Perdesaan 264 632 268.25 7.22 Perkotaan 300 109 414.46 5.27 Kota + Desa 288 734 682.71 5.89 Sumber: BI, 2014

Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja pembangunan daerah dapat dinilai dari gambaran hasil pelaksanaan pembangunan, salah satunya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat wilayah menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. PDRB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertambahan pendapatan wilayah dari satu waktu ke waktu berikutnya secara rill.

Tabel 9 Laju pertumbuhan ekonomi PDRB Banten menurut lapangan usaha

tahun 2013

Sektor ekonomi Laju Pertumbuhan (%) Pertanian 7.35 Pertambangan dan Penggalian 3.18 Industri Pengolahan 3.92 Listrik, Gas, dan Air Bersih 4.01 Bangunan 9.68 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.91 Pengangkutan dan Komunikasi 7.73 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 8.52 Jasa-Jasa 8.45 PDRB 5.86 Sumber: BPSProvinsi Banten , 2014

Besaran PDRB Banten tahun 2013 atas dasar harga konstan mencapai Rp

105.86 triliun, meningkat Rp 5.87 triliun dibandingkan PDRB tahun 2012 sebesar Rp 99.99 triliun. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5.86 persen ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 6.15 persen. Pada sisi penawaran, seluruh sektor PDRB Banten pada tahun 2013 tumbuh secara positif.

Page 37: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

23

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yang tumbuh 9.68 persen. Sektor dengan persentase pertumbuhan ekonomi paling rendah selama tahun 2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh 3.18 persen.

PDRB per kapita diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (BPS, 2013). PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah selama satu tahun. Kota Cilegon adalah kota dengan PDRB per kapita tertinggi di Provinsi Banten, dengan pendapatan tahun 2013 sebesar 97.15 juta rupiah (Tabel 10). Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang sedikit disertai PDRB kota Cilegon yang besar karena adanya industri-industri besar besi dan baja penghasil nilai tambah yang tinggi. Kota dengan PDRB per kapita terendah adalah Kabupaten Lebak , daerah berbasis pertanian dengan PDRB yang cukup rendah. Tabel 10PDRB per kapita Provinsi Banten atas dasar harga berlaku menurut

kabupaten/kota tahun 2010-2012

Kabupaten / Kota PDRB per kapita (Rp juta)

2010 2011 2012 Kabupaten Pandeglang 7.55 8.12 9.01 Kabupaten Lebak 7.02 7.53 8.18 Kabupaten Tangerang 12.30 13.53 14.61 Kabupaten Serang 9.05 9.86 10.75 Kota Tangerang 31.65 34.45 36.94 Kota Cilegon 83.46 89.62 97.15 Kota Serang 9.79 10.68 11.65 Kota Tangerang Selatan 9.00 9.97 10.88 Sumber: BPS Provinsi Banten , 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Perekonomian Provinsi Banten

Gambaran mengenai struktur perekonomian provinsi Banten diperoleh dari Tabel Input-Output Provinsi Banten tahun 2010. Struktur perekonomian regional Provinsi Banten yang ditinjau berdasarkan struktur permintaan, struktur konsumsi rumah tangga, struktur konsumsi pemerintah, struktur investasi, struktur surplus perdagangan, struktur nilai tambah bruto dan struktur tenaga kerja.

Struktur Permintaan

Total permintaan merupakan penjumlahan dari permintaan antara dan permintaan akhir dalam struktur tabel Input-Output. Permintaan antara menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan permintaan akhir merupakan output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Total permintaan Provinsi Banten pada tahun 2010

Page 38: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

24

adalah sebesar Rp 555 triliun, yang terdiri dari permintaan antara sebesar Rp 166 triliun dan permintaan akhir sebesar Rp 389 triliun (Tabel 11).

Tabel 11Struktur permintaan sektor ekonomi Provinsi Banten

Sektor ekonomi

Permintaan antara Permintaan akhir Total permintaan Jumlah

(Rp Juta) Persen

(%) Jumlah

(Rp Juta) Persen

(%) Jumlah

(Rp Juta) Persen

(%) Pertanian 13039706 7.82 13428640 3.45 26468346 4.76 Pertambangan dan Penggalian

202466 0.12 170907 0.04 373374 0.07

Industri Pegolahan

51437565 30.86 201163313 51.69 252600877 45.44

Listrik, Gas dan Air Bersih

14912648 8.95 8793959 2.26 23706607 4.26

Konstruksi 5312228 3.19 37518398 9.64 42830627 7.70 Perdagangan, Hotel dan Restoran

35227216 21.13 46343063 11.91 81570278 14.67

Transportasi dan Komunikasi

29166193 17.50 39692321 10.20 68858514 12.39

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

12006731 7.20 14453778 3.71 26460510 4.76

Jasa-jasa 5374178 3.22 27641562 7.10 33015739 5.94 Total 166678932 100.00 389205941 100.00 555884872 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Besarnya kontribusi setiap sektor terhadap permintaan antara dan permintaan akhir Provinsi Banten ditunjukkan pada tabel 11. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 252 triliun atau sebesar 45.44 persen dari total permintaan Provinsi Banten. Kontribusinya terdiri dari permintaan antara sebesar Rp 51 triliun dan permintaan akhir sebesar Rp 201 triliun. Jumlah permintaan akhir yang lebih besar dari permintaan antara mengindikasikan bahwa output sektor industri pengolahan lebih banyak digunakan untuk konsumsi langsung bukan sebagai input pada sektor lain dalam perekonomian Provinsi Banten. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor transportasi dan komunikasi menempati peringkat kedua dan ketiga dalam kontribusi total permintaan. Sektor Penggalian memiliki total permintaan terkecil yaitu Rp 373 miliar atau sebesar 0.07 persen dari total permintaan provinsi Banten. Struktur Konsumsi Rumah Tangga

Total konsumsi rumah tangga Provinsi Banten berdasarkan Tabel Input-Output klasifikasi 58 sektor tahun 2010 mencapai Rp 78 triliun. Sektor industri pengolahan menghasilkan nilai konsumsi rumah tangga tertinggi, yaitu sebesar Rp 23 triliun atau sekitar 30.49 persen dari total konsumsi rumah tangga (Tabel 12). Kemudian pada posisi kedua ditempati oleh perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai konsumsi rumah tangga sebesar Rp 15 triliun atau sebesar

Page 39: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

25

19.66persen dan ketiga sektor transportasi dan komunikasi sebesar Rp 14 triliun atau sebesar 18.29 persen. Tabel 12Struktur konsumsi rumah tangga terhadap sektor-sektor perekonomian

Provinsi Banten

Sektor ekonomi Konsumsi rumah tangga Jumlah (Rp juta) Persen (%)

Pertanian 3542865 4.54 Pertambangan dan Penggalian 66 0.00 Industri Pegolahan 23798507 30.49 Listrik, Gas dan Air Bersih 2476966 3.17 Konstruksi 845891 1.08 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15340674 19.66 Transportasi dan Komunikasi 14271354 18.29 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8271211 10.60 Jasa-jasa 9499966 12.17 Total 78047501 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Struktur Konsumsi Pemerintah

Jumlah konsumsi pemerintah berdasarkan tabel Input-Output Provinsi Banten tahun 2010 adalah Rp 10.77 triliun. Tabel 13 menunjukkan bahwa konsumsi pemerintah terbesar dialokasikan pada sektor jasa yaitu sebesar Rp 7.28 triliun atau sekitar 67.62 persen dari total keseluruhan konsumsi pemerintah. Berdasarkan tabel Input-Output provinsi Banten klasifikasi 58 sektor, sekitar Rp 4.52 triliun dialokasikan pemerintah untuk jasa administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Alokasi untuk subsektor ini lebih besar dibandingkan alokasi untuk subsektor jasa lainnya. Tabel 13 Struktur konsumsi pemerintah terhadap sektor-sektor perekonomian

Provinsi Banten

Sektor ekonomi Konsumsi pemerintah Jumlah (Rp juta) Persen (%)

Pertanian 10167 0.09 Pertambangan dan Penggalian 0 0.00 Industri Pegolahan 184595 1.71 Listrik, Gas dan Air Bersih 79893 0.74 Konstruksi 932357 8.66 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1398016 12.98 Transportasi dan Komunikasi 684233 6.35 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 198641 1.84 Jasa-jasa 7284201 67.62 Total 10772103 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 40: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

26

Struktur Investasi Total investasi merupakan penjumlahan dari pembentukan modal tetap dan

perubahan stok. Total keseluruhan investasi Provinsi Banten pada tahun 2010 adalah Rp 55.87 triliun. Pada tabel 14 ditunjukkan bahwa sektor konstruksi mempunyai investasi terbesar yaitu Rp 35.58 triliun atau 63.71 persen dari total investasi provinsi Banten. Sektor selanjutnya yaitu sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar Rp 12.52 triliun atau sekitar 23.41 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp 4.05 triliun atau sekitar 7.26 persen dari total investasi provinsi Banten.

Tabel 14Investasi sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

Sektor ekonomi Pembentukan modal tetap

(Rp juta)

Perubahan stok (Rp juta)

Investasi (Rp Juta)

Persen (%)

Pertanian 617018 710332 1327350 2.38 Pertambangan dan Penggalian 63 1563 1626 0.01 Industri Pegolahan 6965691 5558239 12523930 22.41 Listrik, Gas dan Air Bersih 0 64335 64335 0.12 Konstruksi 35595792 0 35595792 63.71 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2946124 1109157 4055281 7.26 Transportasi dan Komunikasi 1632048 531228 2163276 3.87 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

0 0 0 0.00

Jasa-jasa 142383 -100 142283 0.25 Total 47899120 7974754 55873874 100.00

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Struktur Ekspor dan Impor

Total ekspor bersih diperoleh dari selisih antara total ekspor dan total impor. Jumlah ekspor bersih Provinsi Banten berdasarkan tabel Input-Output Provinsi Banten Tahun 2010 adalah sebesar Rp 244.51 triliun.

Tabel 15Net ekspor sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

Sektor ekonomi Net ekspor (Ekspor - Impor) Jumlah (Rp juta) Persen (%)

Pertanian 8548252 3.50 Pertambangan dan Penggalian 169214 0.07 Industri Pegolahan 164656264 67.34 Listrik, Gas dan Air Bersih 6172761 2.52 Konstruksi 144366 0.06 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25549097 10.45 Transportasi dan Komunikasi 22573472 9.23 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5983939 2.45 Jasa-jasa 10715114 4.38 Total 244512479 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 41: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

27

Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap ekspor bersih Provinsi Banten adalah sektor industri pengolahan dengan nilai kontribusi sebesar Rp 164.65 triliun atau 67.34 persen dari total keseluruhan ekspor bersih (Tabel 15). Sektor perdagangan, hotel, dan restoran berada pada urutan kedua dalam dengan nilai Rp 25.54 triliun atau sebesar 10.45 persen dari total ekspor bersih Provinsi Banten. Sektor transportasi dan komunikasi menempati urutan ketiga dengan kontribusi sebesar Rp 22.57 triliun atau sebesar 9.23 persen dari total ekspor bersih Provinsi Banten. Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto (NTB) adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Nilai tambah bruto (NTB) pada Tabel Input Output Provinsi Banten Tahun 2010 dirinci menurut upah dan gaji, surplus usaha, penyusustan, pajak tidak langsung dan subsidi. Pajak tidak langsung netto merupakan selisih antara pajak tidak langsung dengan subsidi. Besarnya nilai tambah setiap sektor ditentukan oleh besarnya output atau nilai yang diproduksi atau yang dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Tabel 16 menunjukkan total NTB yang dihasilkan oleh Provinsi Banten Tahun 2010 adalah sebesar Rp 230.81 triliun dengan perincian dari upah dan gaji sebesar Rp 73.15 triliun, surplus usaha Rp 11.80 triliun, penyusutan sebesar Rp 30.85 triliun, dan pajak tidak langsung netto sebesar Rp 8.72 triliun.

Tabel 16 Struktur nilai tambah bruto sektor-sektor perekonomian Provinsi

Banten

Sektor ekonomi Upah dan

gaji (Rp juta)

Surplus usaha

(Rp juta)

Ratio upah gaji

dan surplus usaha

Penyusutan (Rp juta)

Pajak tak langsung (Rp juta)

Jumlah

(Rp juta)

Pertanian 6907764 7748274 0.89 618229 383250 15657516 Pertambangan dan Penggalian

117656 125099 0.94 33165 7703 283622

Industri Pegolahan

23680580 50324857 0.47 12057278 3743495 89806210

Listrik, Gas dan Air Bersih

1458901 3574545 0.41 1144638 722331 6900415

Konstruksi 6124161 6156194 0.99 1227830 643076 14151261 Perdagangan, Hotel dan Restoran

7615349 22455080 0.34 2089374 2025005 34184807

Transportasi dan Komunikasi

7910448 11054397 0.72 9548854 428408 28942106

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

3143905 14817888 0.21 1711554 672867 20346214

Jasa-jasa 16198408 1816252 8.92 2427115 100494 20542269

Total 73157170 118072586 13.89 30858036 8726628 230814421

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Sektor penyusun upah dan gaji tertinggi adalah sektor industri pengolahan

dengan nilai sebesar Rp 23.68 triliun, kedua adalah sektor jasa dengan nilai Rp 16.19 triliun dan ketiga adalah sektor transportasi dan komunikasi sebesar Rp 7.91

Page 42: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

28

triliun. Sektor industri pengolahan adalah sektor dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Provinsi Banten.Sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi pada surplus usaha adalah sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar Rp 50.32 triliun, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai Rp 22.45 triliun dan ketiga sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp 14.81 triliun.

Rasio upah gaji dan surplus usaha dapat digunakan untuk mengukur keseimbangan distribusi pendapatan antara pemilik modal dan tenaga kerja. Jika rasio upah gaji dengan surplus usaha suatu sektor bernilai satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi keseimbangan dalam pendistribusian pendapatan pada suatu sektor perekonomian. Sektor jasa merupakan satu-satunya sektor yang memiliki rasio upah gaji dan surplus usaha lebih besar dari satu yaitu 8.92 karena besarnya pendapatan pekerja lebih rendah dibandingkan surplus usaha pemilik modal.Hal ini terjadi akibat faktor produksi yang digunakan yang digunakan pada sektor tersebut adalah padat karya.Pada sektor-sektor lainnya terjadi ketidakseimbangan antara upah dan gaji yang diterima pekerja dengan surplus usaha yang diterima oleh pemilik modal.

Unsur selanjutnya dari nilai tambah bruto adalah nilai penyusutan (pengurangan dari nilai barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi). Sektor yang memberikan nilai penyusutan tertinggi pada perekonomian Provinsi Banten tahun 2010 adalah sektor industri pengolahan dengan nilai Rp 12.05 triliun serta transportasi dan komunikasi menempati urutan kedua tertinggi dimana nilai penyusatannya sebesar Rp 9.54 triliun yang diikuti oleh sektor jasa dengan nilai penyusutan sebesar Rp 2.42 triliun.

Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak tak langsung yang dibayar pemilik modal dengan subsidi yang diberikan pemerintah pada sektor tersebut. Pajak tak langsung netto yang terdapat pada perekonomian Provinsi Banten tahun 2010 terbesar berasal dari sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar Rp 3.74 triliun, diikuti sektor perdagagan, hotel, dan restoran dengan nilai pajak tak langsung netto sebesar Rp 2.02 triliun, urutan ketiga sektor listrik, gas, dan air bersih yang memiliki nilai pajak tak langsung netto sebesar Rp 722.31 miliar. Struktur Tenaga Kerja

Analisis struktur tenaga kerja ditujukan untuk mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja sektoral yang dilihatberdasarkan rasio perbandingan antara nilai tambah sektoral dengan jumlahtenaga kerja masing-masing sektor. Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ekonomi Provinsi Banten tahun 2010 sebanyak 4 151 126 orang (Tabel 17). Sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu sektor industri pengolahan sekitar 23.92 persen, kemudian sektor perdagangan, hotel, dan restoran 19.42 persen dan sektor jasa20.40 persen dari total tenaga kerja yang ada di Provinsi Banten.

Dua sektor yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp 286.33 juta/TK dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 246.23 juta/TK. Kebutuhan akan output dari sub-sektor ketenagalistrikan didominasi oleh sektor industri pengolahan di Banten. Total kapasitas pembangkit listrik yang terpasang di Banten tahun 2010 sekitar 6.300 MW (Distamben Provinsi Banten, 2013). Kedua sektor ini memiliki sedikit

Page 43: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

29

pekerja tetapi mampu menghasilkan nilai tambah bruto yang tinggi sehingga menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi.

Tabel 17Struktur tenaga kerja sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

Sektor ekonomi Nilai tambah

bruto (Rp juta)

Upah dan gaji

(Rp juta)

Jumlah tenaga kerja

(Orang)

Produktivitas (Juta/TK)

Upah per tenaga kerja

(Juta/TK) Pertanian 15657516 6907764 788886 19.85 8.76 Pertambangan dan Penggalian

283622 117656 27229 10.42 4.32

Industri Pegolahan 89806210 23680580 993266 90.42 23.84 Listrik, Gas dan Air Bersih

6900415 1458901 28024 246.23 52.06

Konstruksi 14151261 6124161 202673 69.82 30.22 Perdagangan, Hotel dan Restoran

34184807 7615349 863281 39.60 8.82

Transportasi dan Komunikasi

28942106 7910448 329801 87.76 23.99

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

20346214 3143905 71058 286.33 44.24

Jasa-jasa 20542269 16198408 846908 24.26 19.13 Total 230814421 73157170 4151126 55.60 17.62

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Upah per tenaga kerja dihitung melalui rasio upah dan gaji dengan jumlah

tenaga kerja masing-masing sektor. Sektor listrik, gas, dan air bersih memiliki upah per tenaga kerja tertinggi yaitu Rp 52.06 juta/TK/tahun atau sekitar Rp 4.33 juta/TK/bulan. Upah per tenaga kerja yang besar disebabkan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit tetapi upah dan gaji keseluruhan yang diterima pekerja besar. Sektor dengan upah per tenaga kerja terendah adalah sektor penggalian yaitu Rp 4.32 juta/TK/tahun atau sekitar Rp 360.08 ribu/TK/bulan. Jumlah ini jauh dari Upah Minimum Provinsi Banten tahun 2010 yaitu Rp 955.300 ribu/TK/bulan.

Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan terbagi menjadi dua yaitu, keterkaitan ke depan dan

keterkaitan ke belakang. Nilai keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang diperoleh dari nilai koefisien teknis, sedangkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan ke belakang diperoleh dari nilai matriks kebalikan Leontief.

Keterkaitan ke Depan

Keterkaitan ke depan merupakan keterkaitan sektor produksi hulu terhadap sektor produksi hilirnya.Keterkaitan ke depan terbagi menjadi dua, yaitu keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke

Page 44: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

30

depan.Nilai keterkaitan ke depan mendeskripsikan jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan ke sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar nilai keterkaitannya. Tabel 18 Keterkaitan ke depan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 Sektor

Sektor ekonomi Keterkaitan ke depan

KD KDLTi Pertanian 0.02346 1.26802 Pertambangan dan Penggalian 0.00036 1.00528 Industri Pegolahan 0.09253 1.87626 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.02683 1.30617 Konstruksi 0.00956 1.18746 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.06337 1.70031 Transportasi dan Komunikasi 0.05247 1.59740 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.02160 1.26286 Jasa-jasa 0.00967 1.13650 Keterangan: KD : Keterkaitan ke depan langsung KDLTi : Keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Tabel 18 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki nilai

keterkaitan langsung dan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan terbesar dengan nilai 0.09253 dan 1.87626. Nilai ini menjelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp 1 juta, maka output sektor industri pengolahan yang langsung dialokasikan ke sektor yang menggunakan output dari sektor industri pengolahan termasuk sektor itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp 92 530 serta secara langsung dan tidak langsung akan mengalami peningkatan sebesar Rp 1 876 260.

Tabel 19 menunjukkan sepuluh sektor dengan nilai keterkaitan ke depan terbesar pada tabel Input-Output klasifikasi 58 sektor untuk memfokusan sub-sekor ekonomi apa yang dapat dikembangkan pada sektor industri pengolahan. Sektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan sub-sektor dari sektor industri pengolahan yang berada pada urutan ketiga dengan nilai keterkaitan ke depan langsung terbesar sebesar 0.01793. Tiga sektor yang terbanyak menggunakan output dari sektor industri makanan, minuman, dan tembakau secara langsung adalah sektor peternakan, sektor industri kulit dan barang dari kulit, serta sektor penyediaan makanan dan minuman. Sektor ini juga memiliki nilai keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung yang berada pada urutan kedua yaitu 2.85239. Tiga sektor yang menggunakan output per unit kenaikan permintaan akhir untuk sektor industri makanan, minuman, dan tembakau adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau, sektor peternakan dan sektor penyediaan makanan dan minuman.

Page 45: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

31

Tabel 19 Keterkaitan ke depan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 Sektor

Rank Sektor ekonomi KD Sektor ekonomi KDLTi 1 Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

0.05399 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4.63039

2 Ketenagalistrikan 0.02418 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

2.85239

3 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

0.01793 Ketenagalistrikan 2.61670

4 Angkutan Udara 0.01656 Angkutan Udara 2.03340 5 Angkutan Darat 0.01501 Informasi dan Komunikasi 1.99017 6 Informasi dan Komunikasi 0.01483 Angkutan Darat 1.95110 7 Real Estate 0.01060 Konstruksi 1.92652 8 Industri Komputer, Barang

Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

0.01038 Pertambangan Minyak Bumi, Gas Alam dan Panas, Batubara dan Lignit

1.79271

9 Tanaman Pangan 0.01006 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.59491

10 Konstruksi 0.00956 Pertambangan dan Penggalian Lainnya

1.59144

Keterangan: KD : Keterkaitan ke depan langsung KDLTi : Keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah) Keterkaitan ke Belakang

Keterkaitan ke belakang merupakan keterkaitan sektor produksi hilir terhadap sektor produksi hulunya. Keterkaitan ke belakang terbagi menjadi dua, yaitu keterkaitan langsung ke belakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang. Tabel 20 Keterkaitan ke belakang sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 sektor

Sektor ekonomi Keterkaitan ke belakang KB KBLTi

Pertanian 0.25158 1.35595 Pertambangan dan Penggalian 0.09586 1.14193 Industri Pegolahan 0.28527 1.40707 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.22321 1.30793 Konstruksi 0.33803 1.48723 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.39418 1.55694 Transportasi dan Komunikasi 0.34700 1.51483 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.15728 1.22422 Jasa-jasa 0.24069 1.34418 Keterangan: KB : Keterkaitan ke belakang langsung KBLTi : Keterkaitan ke belakang langsung dan tidak langsung Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 46: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

32

Nilai keterkaitan ke belakang mendeskripsikan seberapa besar nilai input

yang dibutuhkan suatu sektor untuk setiap unit kenaikan permintaan total dari sektor lain maupun dari sektor itu sendiri.Pada tabel 20 ditunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan langsung dan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terbesar dengan nilai 0.39418 dan 1.55694. Nilai ini menjelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp 1 juta, maka sektor perdagangan, hotel dan restoran akan meningkatan permintaan input secara langsung terhadap sektor hulunya maupun sektor itu sendiri sebesar Rp 394 180 serta secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan permintaan input sebesar Rp 1 556 940. Tabel 21 Keterkaitan ke belakang sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 58 sektor Rank Sektor Ekonomi KB Sektor Ekonomi KBLTi

1 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

0.44787 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.70838

2 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

0.44600 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

1.63982

3 Industri Barang-Barang Dari Logam Dasar Bukan Besi

0.41242 Industri Kertas dan Barang dari Kertas

1.62024

4 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

0.40168 Angkutan Darat 1.60571

5 Angkutan Darat 0.40094 Peternakan 1.59645 6 Industri Kertas dan Barang

dari Kertas 0.39963 Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.56830

7 Perikanan 0.38683 Penyediaan Makan Minum

1.56019

8 Angkutan Udara 0.37034 Angkutan Laut 1.55158 9 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 0.36187 Angkutan Udara 1.54435

10 Penyediaan Makan Minum 0.36025 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1.54284

Keterangan: KB : Keterkaitan ke belakang langsung KBLTi : Keterkaitan ke belakang langsung dan tidak langsung Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Tabel 21 menunjukkan sepuluh sektor dengan nilai keterkaitan ke belakang terbesar pada tabel Input-Output klasifikasi 58 sektor untuk memfokusan sub-sekor ekonomi apa yang dapat dikembangkan pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan sub-sektor dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang berada pada urutan keempat dengan nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 0.40168. Tiga sektor penyedia input secara langsung bagi sektor ini adalah sektor real estate, sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor, serta sektor informasi dan komunikasi. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga

Page 47: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

33

memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang cukup besar yaitu 1.56830, dimana tiga sektor utama yang menyediakan input per unit kenaikan permintaan akhirnya sama dengan ketiga sektor penyedia input secara langsung.

Analisis Dampak Penyebaran

Daya penyebaran dan derajat kepekaan merupakan perbandingan dampak, baik ke belakang maupun ke depan, terhadap rata-rata seluruh dampak sektor (Daryanto dan Hafizrianda 2010). Kedua indeks ini merupakan bagian dalam analisis dampak penyebaran mampu memperbandingkan derajat keterkaitan antarsektor sehingga memadai untuk dipakai sebagai landasan penentuan sektor unggulan. Suatu sektor dikatakan memiliki koefisien penyebaran dan derajat kepekaan yang tinggi apabila nilai indeksnya lebih besar dari satu. Tabel 22 Indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan sektor-sektor

perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 9 Sektor Sektor Ekonomi IDP IDK Pertanian 0.98892 0.92479 Penggalian 0.83283 0.73317 Industri Pegolahan 1.02620 1.36840 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.95390 0.95262 Konstruksi 1.08467 0.86604 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.13551 1.24007 Transportasi dan Komunikasi 1.10479 1.16501 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.89285 0.92103 Jasa-jasa 0.98034 0.82888 Keterangan: IDP : Indeks daya penyebaran IDK : Indeks derajat kepekaan Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Koefisien Penyeberan (Daya Penyebaran ke Belakang)

Koefisien penyebaran adalah efek yang ditimbulkan akibat peningkatan output suatu sektor tersebut terhadap output sektor-sektor hulunya. Tabel 22 menunjukan terdapat empat sektor ekonomi yang memiliki koefisien penyebarandengan nilai indeks lebih besar dari satu di Provinsi Banten, yaitu sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor transportasi dan komunikasi. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki nilai koefisien penyebaran tertinggi sebesar 1.13551. Sub-sektor yang dapat dikembangan dari sektor ini adalah sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor penyediaan makan minum karena memiliki nilai koefisien yang besar yaitu 1.15781 dan 1.15183 (Tabel23). Derajat Kepekaan Penyebaran (Daya Penyebaran ke Depan)

Derajat Kepekaan adalah efek yang ditimbulkan akibat peningkatan output suatu sektor tersebut terhadap output sektor-sektor hilirnya. Tabel 22 menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang memiliki kepekaan penyebaran dengan nilai

Page 48: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

34

indeks lebih besar dari satu di Provinsi Banten, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor transportasi dan komunikasi.Sektor industri pengolahan memiliki nilai derajat kepekaan tertinggi sebesar 1.36840. Sub-sektor yang dapat dikembangan dari sektor industri pengolahan adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau dengan nilai indeks 2.10581 dan sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik dengan nilai indeks 1.17746 (Tabel 23). Tabel 23 Indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor-sektor

perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 sektor Rank Sektor ekonomi IDP Sektor ekonomi IDK 1 Industri Komputer,

Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.26123 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3.41843

2 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

1.21061 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

2.10581

3 Industri Kertas dan Barang dari Kertas

1.19616 Ketenagalistrikan 1.93180

4 Angkutan Darat 1.18543 Angkutan Udara 1.50118 5 Peternakan 1.17859 Informasi dan

Komunikasi 1.46927

6 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.15781 Angkutan Darat 1.44042

7 Penyediaan Makan Minum

1.15183 Konstruksi 1.42227

8 Angkutan Laut 1.14547 Tanaman Pangan 1.32348 9 Angkutan Udara 1.14013 Industri Komputer,

Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.17746

10 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1.13902 Peternakan 1.17489

Keterangan: IDP : Indeks daya penyebaran IDK : Indeks derajat kepekaan Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

AnalisisAngkaPengganda(Multiplier)

Tujuan dari dilakukannya analisis multiplier adalah melihat seberapa besar perubahan output suatu sektor produksi akibat terjadi perubahan dalam permintaan akhir. Terdapat dua jenis multiplier yaitu multiplier tipe I dan multiplier tipe II. Nilai dari multiplier tipe I adalah total dari efek awal(initial effect), efek putaran pertama(first round effect), dan efek dukungan industri(industrial support effect). Dalam tipe ini, rumah tangga dianggap mampu menentukan pola konsumsi di luar sistem ekonomi sehingga ditempatkan sebagai

Page 49: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

35

variabel eksogen. Pada multiplier tipe II, rumah tangga ditempatkan sebagai variabel endogen, sehingga efek induksi konsumsi (consumption induced effect)turut diperhitungkan. Tiga variabel utama dalam analisis multiplier adalah output sektor produksi, pendapatan rumah tangga, dan tenaga kerja.

MultiplierOutput

Multiplieroutput digunakan untuk mengukur peningkatan nilai total dari output akibat adanya perubahan satu unit permintaan akhir. Tabel 24 menunjukkan nilai multiplier output tipe I tertinggi dimiliki oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai 1.55694. Nilai ini berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 1 juta, maka akan meningkatkan output pada semua sektor ekonomi sebesar Rp 1 556 940. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis multiplieroutput klasifikasi 58 sektor yang ditampilkan pada tabel 25. Tabel ini menunjukkan sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor penyediaan makan minum dengan nilai multiplier tipe I yang berada pada peringkat keenam dan ketujuh. Keduanya merupakan sub sektor dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Tabel 24 Nilai multiplier output sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 sektor

Sektor ekonomi Multiplier output Tipe I Tipe II

Pertanian 1.35595 1.92777 Pertambangan dan Penggalian 1.14193 1.74298 Industri Pegolahan 1.40707 1.66436 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.30793 1.46940 Konstruksi 1.48723 1.84720 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.55694 1.84887 Transportasi dan Komunikasi 1.51483 1.83728 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.22422 1.51152 Jasa-jasa 1.34418 2.32154 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Sektor jasa-jasa memiliki nilai tertinggi dalam hasil multiplieroutput tipe II, yaitu sebesar 2.32154. Nilai ini berarti dengan memasukkan efek induksi konsumsi, jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap jasa-jasa sebesar Rp 1 juta maka akan meningkatkan output pada semua sektor ekonomi sebesar Rp 2 321 540. Kelima sub-sektor dari sektor jasa-jasa yang memiliki nilai multiplier output tipe II tertinggi adalah (1) sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, (2) sektor jasa pendidikan, (3) sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, (4) sektor jasa lainnya, dan (5) sektor jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan Swasta (Tabel 23).

Page 50: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

36

Tabel 25 Nilai multiplier output sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 Sektor

Multiplier Output Rank Sektor Ekonomi Tipe 1 Sektor Ekonomi Tipe II

1 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.70838 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.81559

2 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

1.63982 Jasa Pendidikan 2.43873

3 Industri Kertas dan Barang dari Kertas

1.62024 Pertambangan dan Penggalian Lainnya

2.34609

4 Angkutan Darat 1.60571 Tanaman Pangan 2.21953 5 Peternakan 1.59645 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 2.15886

6 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.56830 Jasa lainnya 2.15034

7 Penyediaan Makan Minum 1.56019 Angkutan Rel 2.14732 8 Angkutan Laut 1.55158 Industri Makanan,

Minuman dan Tembakau 2.09729

9 Angkutan Udara 1.54435 Jasa Hiburan, Rekreasi dan Kebudayaan Swasta

2.04160

10 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1.54284 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

2.03842

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah) Multiplier Pendapatan

Multiplier pendapatan digunakan untuk mengukur peningkatan nilai pendapatan rumah tangga akibat adanya perubahan satu unit permintaan akhir. Tabel 26 menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki nilai multiplier pendapatan tipe I dan tipe II tertinggi. Tabel 26 Nilai multiplier pendapatan sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 58 sektor

Sektor Ekonomi Multiplierpendapatan Tipe I Tipe II

Pertanian 1.21468 1.53800 Pertambangan dan Penggalian 1.05744 1.33891 Industri Pegolahan 1.52152 1.92650 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.45469 1.84189 Konstruksi 1.39570 1.76720 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.73355 2.19498 Transportasi dan Komunikasi 1.55607 1.97025 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.34055 1.69737 Jasa-jasa 1.10438 1.39833 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 51: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

37

Nilai multiplier pendapatan tipe I sektor perdagangan, hotel, dan restoran

sebesar 1.73355 menunjukkan jika ada penambahan perrmintaan akhir output dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp 1 juta , maka pendapatan rumah tangga yang bekerja di sektor tersebut akan meningkat sebesar Rp 1 733 550. Selanjutnya untuk nilai pengganda pendapatan rumah tangga tipe II berarti bahwa dengan memasukkan efek konsumsi rumah tangga, jika ada penambahan perrmintaan akhir output dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp 1 juta , maka pendapatan rumah tangga yang bekerja di sektor tersebut akan meningkat sebesar Rp 2 194 980.

Kedua hal ini juga didukung oleh hasil analisis multiplier pendapatan klasifikasi 58 sektor yang ditampilkan pada tabel 27. Tabel ini menunjukkan sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor memiliki nilai multiplier pendapatan tipe I dan tipe II yang tinggi. Nilai multiplier pendapatan tipe I sebesar 1.79251 berada pada peringkat kesembilan, sedangkan nilai multiplier pendapatan tipe II sebesar 2.33844 ada di peringkat kedelapan. Sekor lainnya yang menempati peringkat kedua pada multiplier pendapatan tipe I dan tipe II adalah sektor transportasi dan komunikasi dengan nilai sebesar 1.55607 dan 1.97025. Peringkat ketiga ditempati oleh sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 1.52152 dan 1.92650. Tabel 27 Nilai multiplier pendapatan sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 58 sektor

Multiplier pendapatan Rank Sektor ekonomi Tipe 1 Sektor ekonomi Tipe II 1 Industri Kimia 2.71281 Industri Kimia 3.53904 2 Industri Besi Dan Baja

Dasar 2.57379 Industri Besi Dan Baja

Dasar 3.35769

3 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

2.41497 Industri Barang-Barang Dari Besi Dan Baja Dasar

2.90722

4 Industri Barang-Barang Dari Besi Dan Baja Dasar

2.22849 Real Estate 2.79577

5 Real Estate 2.14306 Angkutan Laut 2.74609 6 Angkutan Laut 2.10497 Angkutan Udara 2.70190 7 Angkutan Udara 2.07111 Peternakan 2.4005 8 Peternakan 1.84008 Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2.33844

9 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.79251 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

2.27028

10 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik

1.74026 Industri Kertas dan Barang dari Kertas

2.16619

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 52: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

38

Multiplier Tenaga Kerja Multipliertenaga kerja digunakan untuk mengukur perubahan lapangan

pekerjaan dalam perekonomian akibat adanya perubahan satu unit permintaan akhir di suatu sektor. Tabel 28 menunjukkan bahwa sektor listrik, gas, dan air bersih memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II tertinggi. Nilai multipliertenaga kerja tipe I sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 3.41437 menunjukkan jika sektor listrik, gas, dan air bersih akan menciptakan lapangan kerja untuk 3.41437 orang (3 orang) tenaga kerja di semua sektor ekonomi jika output sektor tersebut meningkat sebesar satu juta rupiah. Selanjutnya untuk nilai multiplier tenaga kerja tipe II berarti bahwa dengan memasukkan efek konsumsi rumah tangga, sektor listrik, gas, dan air bersih akan menciptakan lapangan kerja untuk 5.78857 orang (5 orang) tenaga kerja di semua sektor ekonomi jika output sektor tersebut meningkat sebesar satu juta rupiah. Tabel 28Nilai multiplier tenaga kerja sektor perekonomian Provinsi Banten

klasifikasi 9 sektor

Sektor ekonomi Multiplier tenaga kerja Tipe I Tipe II

Pertanian 1.18448 1.38988 Pertambangan dan Penggalian 1.01645 1.09104 Industri Pegolahan 1.87000 2.47478 Listrik, Gas dan Air Bersih 3.41437 5.78857 Konstruksi 1.75329 2.41814 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.31645 1.51274 Transportasi dan Komunikasi 1.85361 2.41876 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.39750 1.88697 Jasa-jasa 1.15303 1.54546 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Kedua hal ini didukung oleh hasil analisis multiplier tenaga kerja klasifikasi 58 sektor yang ditampilkan pada tabel 29. Tabel ini menunjukkan dua sub-sektor listrik, gas, dan air bersih, yaitu sektor ketenagalisrikan dan gas memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II yang tinggi. Sektor ketenagalistrikan memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 3.74932 berada pada peringkat ketiga, sedangkan tipe II sebesar 6.75458 ada di peringkat pertama. Sektor gas memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 3.00616berada pada peringkat keempat, sedangkan tipe II sebesar 5.58721 ada di peringkat kedua. Nilai multiplier tenaga kerja yang tinggi pada sektor listrik, gas, dan air disebabkan jumlah tenaga kerja yang bekerja tidak terlalu besar sedangkan nilai tambah yang dihasilkan sektor ini sangat besar. Sektor yang berproduktivitas tinggi akan menghasilkan nilai multiplier tenaga kerja yang tinggi.

Page 53: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

39

Tabel 29Nilai multiplier tenaga kerja sektor perekonomian Provinsi Banten klasifikasi 58 Sektor

Multiplier tenaga kerja Rank Sektor ekonomi Tipe 1 Sektor ekonomi Tipe II 1 Industri Kimia 4.24973 Ketenagalistrikan 6.75458 2 Industri Makanan,

Minuman dan Tembakau 4.08273 Gas 5.58721

3 Ketenagalistrikan 3.74932 Industri Kimia 5.53580 4 Gas 3.00616 Industri Makanan,

Minuman dan Tembakau 5.22758

5 Industri Besi Dan Baja Dasar

2.89509 Pengadaan Air 4.31731

6 Industri Barang-Barang Dari Besi Dan Baja Dasar

2.78525 Industri Besi Dan Baja Dasar

4.11521

7 Angkutan Laut 2.63875 Industri Barang-Barang Dari Besi Dan Baja Dasar

3.84171

8 Angkutan Udara 2.50516 Angkutan Laut 3.55000 9 Industri Logam Dasar

Bukan Besi 2.42748 Angkutan Udara 3.40159

10 Real Estate 2.19594 Real Estate 3.12848 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Analisis Sektor Basis

Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah untuk menentukan arah pembangunan ekonominya masing-masing haruslah digunakan secara tepat. Pemerintah harus memilih sektor-sektor basis yang bisa dikembangkan untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Metode Location Quotient(LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang merupakan sektor basis dan non basis.Metode ini merupakan perbandingan relatif antara kemampuan sektor yangsama pada daerah yang cakupannya luas dalam suatu wilayah.

Tabel 30Nilai LQ sektor ekonomi Provinsi Banten

Sektor Ekonomi Nilai LQ

2010 2011 2012 Pertanian 0.58 0,57 0,58 Pertambangan dan Penggalian 0.01 0,01 0,01 Industri Pegolahan 1.97 1,94 1,90 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.77 4,76 4,77 Kontruksi 0.42 0,43 0,43 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.08 1,08 1,11 Transportasi dan Komunikasi 0.91 0,92 0,92 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.39 0,39 0,39 Jasa-jasa 0.46 0,46 0,48 Sumber:BPS, 2013 (diolah)

Page 54: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

40

Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk menentukan sektor

basis adalah indikator pendapatan. Data pendapatan yang digunakan dalam analisis LQ ini adalah nilai PDRB sektoral (klasifikasi 9 sektor) atas dasar harga konstan tahun 2010-2012 Provinsi Banten dengan wilayah referensi Negara Indonesia tahun 2010-2012. Hasil perhitungan analisis LQ pada tabel 30 adalah ada tiga sektor basis di Provinsi Banten yaitu (1) sektor listrik, gas, dan air bersih, (2) sektor industri pengolahan, dan (3) sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Nilai LQ yang lebih besar dari selama tiga tahun menunjukkan pangsa pendapatan ketiga sektor di Provinsi Banten lebih besar dibanding pangsa pendapatan ketiganya secara nasional dan berorientasi ekspor.

Tabel 31 Nilai LQ sektor ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun

2010

Kabupaten/Kota Sektor Ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kabupaten Pandeglang 4.11 0.60 0.25 0.58 1.60 1.16 0.62 1.33 2.56 Kabupaten Lebak 4.85 10.08 0.21 0.09 1.35 1.11 0.61 1.11 2.58 Kabupaten Tangerang 1.29 0.77 1.30 2.37 0.25 0.43 0.85 0.08 0.65 Kabupaten Serang 1.98 0.63 1.39 0.96 0.79 0.38 0.32 0.54 0.61 Kota Tangerang 0.02 0.00 1.07 0.23 0.67 1.39 1.36 0.92 0.45 Kota Cilegon 0.30 0.77 1.46 1.89 0.16 0.48 0.87 0.81 0.41 Kota Serang 1.18 0.12 0.10 0.39 8.43 1.32 0.74 2.43 5.14 Kota Tangerang Selatan 0.12 0.24 0.31 1.02 2.95 1.79 1.29 3.32 3.47 Sumber: BPS, 2013 (diolah)

Potensi sektor basis pada masing-masing wilayah dapat dilihat melalui analisis LQ untuk setiap kota dan kabupaten di Provinsi Banten. Data yang digunakan adalah PDRB Kota dan Kabupaten di Provinsi Banten tahun 2010 dan 2011 dengan wilayah referensi Provinsi Banten.Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Lebak memiliki nilai LQ tertinggi, baik pada tahun 2010 sebesar 10.08 (tabel 31) dan tahun 2011 yaitu sebesar 11.67 (tabel 32).

Tabel 32Nilai LQ sektor ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun

2011

Kabupaten/Kota Sektor Ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kabupaten Pandeglang 4.80 1.23 0.25 0.99 2.09 1.49 0.80 1.71 0.17 Kabupaten Lebak 5.03 11.67 0.18 0.11 1.48 1.20 0.74 1.40 3.14 Kabupaten Tangerang 1.37 0.90 1.20 2.17 0.28 0.47 0.99 0.09 0.70 Kabupaten Serang 2.08 0.82 1.23 1.16 0.91 0.41 0.39 0.58 0.68 Kota Tangerang 0.04 0.00 0.20 0.43 1.25 2.66 2.62 1.69 0.86 Kota Cilegon 0.22 0.62 1.45 1.47 0.12 0.61 0.55 0.61 0.26 Kota Serang 1.20 0.17 0.10 0.37 8.19 1.26 0.73 2.78 4.57 Kota Tangerang Selatan 0.13 0.25 0.32 1.02 2.78 1.69 1.26 3.38 3.20 Sumber: BPS, 2013 (diolah)

Page 55: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

41

Indikasi sektor basis yang berpotensi menjadi sektor unggulan tiap

kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun 2011, yaitu: 1. Sektor pertanian dapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten

Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

2. Sektor pertambangan dan penggalian dapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

3. Sektor industri pengolahan dapat dikembangkan Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon

4. Sektor listrik, gas, dan air bersih dapat dikembangkan di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan.

.5. Sektor konstruksi dapat dikembangkan di dapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

6. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran dapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

7. Sektor transportasi dan komunikasi dapat dikembangkan di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

8. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaandapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

9. Sektor jasa-jasadapat dikembangkan di Kabupaten Lebak, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan.

Tabel 33Nilai LQ tenaga kerja sektoral Provinsi Banten tahun 2010

Sektor Ekonomi Nilai LQ Tenaga Kerja Pertanian 0.47 Pertambangan dan penggalian 0.61 Industri Pegolahan 2.22 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.86 Kontruksi 0.92 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.13 Trasportasi dan Komunikasi 1.54 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.61 Jasa-jasa 1.17 Sumber: BPS, 2013 (diolah)

Indikator lain yang dapat digunakan untuk menentukan sektor basis adalah

indikator tenaga kerja. Data yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja sektoral di Provinsi Banten tahun 2010 dengan wilayah referensi negara Indonesia.Hasil perhitungan analisis LQ pada tabel 33 adalah ada enam sektor basis di Provinsi Banten yaitu (1) sektor listrik, gas, dan air bersih, (2) sektor industri pengolahan, dan (3) sektor perdagangan, hotel, dan restoran, (4) sektor transportasi dan komunikasi, (5) sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan (6) sektor

Page 56: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

42

jasa-jasa. Nilai LQ yang lebih besar dari selama tiga tahun menunjukkan pangsa tenaga kerja keenam sektor di Provinsi Banten lebih besar dibanding pangsa tenaga kerja secara nasional.

Hasil dari analisis LQ belum cukup untuk membuktikan bahwa sektor basis juga merupakan sektor unggulan di Provinsi Banten. Suatu sektor yang terindikasi sebagai sektor unggulan harus memiiki kemampuan daya penyebaran dan kepekaan yang tinggi, serta mampu mendorong permintaan agregat dan meningkatkan penawaran agregat untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Penetapan sektor basis melalui analisis LQ hanya mampu untuk menganalisis dampak sektor pada sisi permintaan saja. Analisis Input-Output dapat digunakan sebagai teknik perencanaan lanjutan dalam menyusun strategi pembangunan sektoral di masa depan.

Penentuan Sektor Unggulan Penilaian pada analisis Input-Output dilakukan berdasarkan data pada Tabel

Input-Output Provinsi Banten tahun 2010. Kriteria dalam penentuan sektor unggulan adalah sektor-sektor yang memiliki efek penyebaran dan multiplier effect yang besar. Hasil pengolahan pada Tabel Input-Output klasifikasi 9 sektor (agregasi) mengarahkan kepada tiga sektor yang menjadi sektor unggulan yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor transportasi dan komunikasi. Ketiga sektor mempunyai nilai IDP dan IDK yang lebih besar dari satu dan berada pada kuadran I (Tabel 34). Ketiga sektor ini memiliki nilai total peringkat multiplier terendah jika rank ketiga total multipliernya dijumlahkan (Tabel 35).

Tabel 34 Kuadran nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan

klasifikasi 9 sektor IDP<1 IDP>1

IDK>1 - Industri Pegolahan - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Transportasi dan Komunikasi

IDK<1 - Pertanian - Pertambangan dan Penggalian

- Konstruksi

- Listrik, Gas dan Air Bersih - Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

- Jasa-jasa Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil analisis sektor basis, karena dengan

identifikasi sektor unggulan menunjukkan bahwa secara agregasi, sektor listrik, gas, dan air bersih bukanlah sektor unggulan di Provinsi Banten. Nilai koefisien penyebaran dan derajat kepekaan sektor ini kurang dari satu, yang artinya sektor listrik, gas, dan air bersih kurang mampu memacu pertumbuhan baik sektor hulu

Page 57: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

43

maupun sektor hilirnya. Nilai multiplier tenaga kerja yang diperoleh dari produktivitas tenaga kerja sektor yang tinggi tidak didukung dengan efek multiplier pada sisi output dan pendapatan. Sebaliknya, sektor transportasi dan komunikasi yang sebelumnya tidak dinyatakan sebagai sektor basis, namun hasil pada analisis input-output menunjukkan sektor ini memiliki daya penyebaran, derajat kepekaan, dan efek pengganda tinggi di ketiga koefiseinnya.

Tabel 35Total peringkat multiplier sektor ekonomi klasifikasi 9 sektor

Sektor Ekonomi

Total Multiplier

Output

Total Multiplier Pendapatan

Total Multiplier Tenaga Kerja Total

1 5 7 8 20 2 7 9 9 25 3 6 3 2 11 4 8 4 1 13 5 4 5 4 13 6 2 1 6 9 7 3 2 3 8 8 9 6 5 20 9 1 8 7 16

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Rincian lebih lanjut mengenai sub-sektor apa saja yang berperan dalam pengembangan ketiga sektor unggulan tersebut diperoleh dari hasil analisis Input-Output Provinsi Banten tahun 2010 untuk klasifikasi 58 sektor. Sektor unggulan yang ditetapkan dari hasil analisis Input-Output klasifikasi 58 sektor dan dipilih karena mempunyai nilai IDP dan IDK yang lebih besar dari satu dan berada pada kuadran I (Tabel 36).

Tabel 36Kuadran nilai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan

klasifikasi 58 sektor IDP<1 IDP>1

IDK>1 sektor 1, sektor 20, sektor 48, sektor 52

sektor 4, sektor 12, sektor 18, sektor 22, sektor 30, sektor 32, sektor 35, sektor 38, sektor 39, sektor 41, sektor 43, sektor 46, sektor 47

IDK<1

sektor 2, sektor 5, sektor 6, sektor 7, sektor 8, sektor 9, sektor 10, sektor 11, sektor 13, sektor 16, sektor 19, sektor 21, sektor 23, sektor 24, sektor 27, sektor 31, sektor 33, sektor 34, sektor 36, sektor 49, sektor 50, sektor51, sektor 54

sektor 14, sektor 15, sektor 17, sektor 25, sektor 26, sektor 28, sektor 29, sektor 37, sektor 40, sektor 42, sektor 44, sektor 45, sektor 53, sektor 55, sektor 56, sektor 57, sektor 58,

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 58: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

44

Enam sektor pada tabel 37 memiliki nilai total peringkat multiplier terendah jika rank total multipliernya dijumlahkan. Sektor angkutan laut (sektor 44) tidak menjadi sektor unggulan karena nilai IDK yang kecil dan kurang dari satu , meskipun memiliki total multiplier yang tinggi. Sektor angkutan laut kurang mampu untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor hilirnya. Sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor di sisi lain memiliki nilai multiplier tenaga kerja yang rendah tetapi memiliki efek penyebaran yang sangat tinggi. Sektor ini tidak bisa dijadikan sektor unggulan karena tidak memenuhi kriteria multiplier dalam klasifikasi 58 sektor, tetapi pembahasan akan dilanjutkan untuk mendukung sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagai sektor unggulan pada agregasi 9 sektor.

Tabel 37Total peringkat multiplier sektor ekonomi klasifikasi 58 sektor

Sektor Ekonomi

Total Multiplier

Output

Total Multiplier Pendapatan

Total Multiplier Tenaga Kerja Total

12 4 3 3 10 30 3 10 13 26 43 8 12 12 32 18 9 11 14 34 44 20 6 8 34 46 19 7 9 35

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Tiga sub-sektor unggulan dalam sektor indusri pengolahan di Provinsi Banten adalah (1) sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, (2) sektor industri makanan, minuman dan tembakau dan (3) sektor industri kertas dan barang dari kertas. Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di tahun 2012 pada industri makanan, minuman, dan tembakau adalah 164 perusahaan, industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik adalah 73 perusahaandan untuk industri kertas dan barang dari kertas adalah 75 perusahaan (BPS 2013). Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Provinsi Banten pada triwulan IV-2013 adalah sektor industri logam dasar, barang logam, dan mesin elektronik sebesar US$ 410.94 juta, dan terbesar kedua untuk sektor industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar US$ 88.40 juta. Industri kertas dan barang dari kertas mendapatkan porsi realisasi investasi lebih besar pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dibandingkan porsi pada PMA yaitu sebesar Rp 36.31 miliar. Sektor industri kertas dan barang dari kertas belum banyak menarik investor untuk menanamkan modal pada sektor ini.

Sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik menggunakan output dari sektor industri barang dari plastik, sektor industri barang dari besi dan baja sebagai input utama dalam proses produksinya. Bahan-bahan produksi didistribusikan melalui angkutan darat dan udara. Output sektor tenaga listrik juga digunakan untuk menggerakan mesin dalam produksi. Hasil dari output sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik kemudian dijual kepada pasar melalui sektor perdagangan besar dan eceran. Output sektor seperti barang elektronik dan peralatan listrik digunakan sebagai

Page 59: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

45

input oleh sektor industri mesin dan perlengkapan dan sektor industri angkutan. Komputer dan barang elektronik juga banyak digunakan untuk mendukung kegiatan sektor jasa lainnya.

Bahan produksi utama untuk industri makanan, minuman, dan tembakau berasal dari output sektor tanaman pangan dan sektor peternakan. Bahan produksi dibeli melalui sektor perdagangan besar dan eceran. Hasil output sektor ini kedepannya digunakan untuk mendukung kembali kegiatan sektor peternakan untuk pakan ternak, sektor penyediaan makan minum seperti restoran, dan sektor industri barang dari kulit. Keterkaitan yang tinggi antara sektor tanaman pangan, sektor indutri makanan, minuman, dan tembakau, dan sektor penyediaan makan minum diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk Banten dan ketahanan pangan nasional.

Input utama industri kertas dan barang dari kertas di Provinsi Banten berasal dari sektor itu sendiri. Contohnya adalah industri pembuatan buku tulis yang memakai hasil output industri pembuatan kertas sebagai input utamanya. Kertas-kertas tersebut didistribusikan menggunakan angkutan darat dan dijual dalam sektor perdagangan besar dan eceran untuk kemudain dibeli oleh industri pembuatan buku tulis. Listrik yang dihasilkan dari sektor tenaga listrik digunakan juga sebagai input untuk menggerakan mesin pengolah. Output dari sektor industri kertas dan barang dari kertas digunakan sebagai input oleh sektor industri percetakan. Industri percetakan yang mencetak buku-buku pelajaran digunakan sebagai bahan ajar untuk sektor jasa pendidikan. Koran dan media informasi lainnya yang dicetak juga digunakan sebagai media oleh sektor komunikasi dan informasi.

Sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor adalah sub-sektor unggulan dari sektor perdagangan hotel, dan restoran di Provinsi Banten mempunyai keterkaitan ke depan tertinggi dibandingkan 57 sektor lainnya. Sektor ini merupakan sektor dengan pangsa kredit UMKM terbesar di provinsi Banten pada tahun 2014 yaitu 55.74 persen dari total keseluruhan kredit UMKM (Bank Indonesia, 2014). Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk sektor ini merupakan yang tertinggi kedua setelah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Kota Tangerang merupakan kota yang memberikan kontribusi PDRB terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor.

Kegiatan perdagangan meliputi pengumpulan barang dari produsen atau pelabuhan impor dan mendistribusikannya kepada konsumen tanpa mengbah bentuk barang tersebut. Input terbesar dalam sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor di Provinsi Banten adalah sektor real estate, sektor informasi dan komunikasi, dan sektor angkutan darat sebagai transportasi yang banyak digunakan untuk mendistribusikan hasil produksi industri ke penjual. Hasil output dari sektor ini kemudian digunakan untuk mendukung kegiatan sektor-sektor unggulan seperti industri makanan, minuman, dan tembakau, industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik serta industri lain seperti industri kayu dan barang dari kayu yang didistribusikan melalui jasa angkutan darat. Kegiatan perdagangan memiliki keterkaitan ke depan dengan semua sektor ekonomi karena melayani seluruh konsumen, pedagang, dan perusahaan.

Page 60: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

46

Sektor transportasi dan komunikasi mempunyai dua sub-sektor yang menjadi pemimpin di dalamnya yaitu sektor angkutan darat dan angkutan udara. Keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hattta memberikan kontribusi yang besar pada sektor angkutan udara di Banten. Setiap tahunnya jumlah penerbangan di bandara ini terus meningkat, begitu juga dengan banyaknya kargo domestik dan internasional yang diangkut. Bertambahnya jumlah kendaraan yang diiringi dengan pertambahan panjang jalan provinsi akan meningkatkan aktivitas di sektor angkutan darat. Peningkatan kinerja sektor industri akan meningkatkan kinerja di sektor perdagangan yang memasarkan produk dan sektor transportasi untuk mendistribusikan ke seluruh konsumen di dalam dan luar provinsi.

Input utama sektor angkutan darat adalah output dari sektor industri karet dan barang dari karet yang digunakan untuk roda kendaraan, kursi penumpang serta perlengkapan kendaraan lainnya dan sektor informasi dan komunikasi untuk menghubungkan antara pihak pemilik dan pengguna kendaraan. Input dibeli melalui sektor perdagangan besar dan eceran dan didistribusikan juga melalui jasa angkutan darat. Angkutan darat digunakan sebagai input untuk mendistribusikan bahan produksi bagi sektor industri kayu, sektor industri barang dari besi dan baja, sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik dan sektor industri kertas dan barang dari kertas.

Produk-produk dari sektor industri alat angkutan seperti rangkaian pesawat utama merupakan input utama untuk sektor angkutan udara. Perlengkapan fasilitas pesawat dan bandara dibeli melalui sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor penyediaan makan minum turut melayani konsumsi penumpang, awak pesawat, serta pegawai-pegawai di bandara. Output dari sektor angkutan udara digunakan menjadi input untuk membantu pendistribusian bahan produksi oleh sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, dan sektor angkutan udara itu sendiri. Sektor jasa perusahaan dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga menggunakan angkutan udara sebagai transportasi utama untuk mendukung aktivitas mereka.

Perbandingan Hasil Penelitian dengan RPJMD Provinsi Banten 2012-2017

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan rencana pembangunan daerah untuk kurun waktu 5 tahun yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja serta pendanaannya. Pemantapan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian merupakan salah satu dari tujuh prioritas percepatan pembangunan provinsi Banten yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2012-2017. Langkah pemerintah untuk mewujudkan prioritas pembangunan adalah melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal berbasis unggulan, peningkatan industri pengolahan dan UMKM, serta peningkatan perdagangan dan jasa (Bappeda Provinsi Banten, 2011).

Program pembangunan di provinsi Banten terbagi atas urusan wajib dan urusan pilihan yang merupakan fokus layanan urusan di bidang sektoral. Indikator ketercapaian ditinjau dari kontribusi setiap sektor terhadap PDRB sesuai target

Page 61: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

47

yang ditetapkan. Sektor perindustrian, sektor perdagangan, dan sektor pertanian merupakan tiga sektor prioritas yang diharapkan memberikan kontribusi terbesar pada PDRB. Sektor industri ditargetkan memberikan sumbangan sebesar 44,43%, sektor perdagangan sebesar 17,25%, dan sektor pertanian sebesar 12,63%. Salah satu program untuk meningkatkan daya saing industri adalah program pengembangan industri kecil dan menengah.

Tabel 38Target capaian fokus layanan urusan pilihan RPJMD Provinsi Banten

Sektor Ekonomi Kontribusi terhadap PDRB (%)

Awal Periode RPJMD (Tahun 2011)

Akhir Periode RPJMD (Tahun 2017)

Pertanian 12.58 12.63 Kehutanan 0.15 0.13 Energi dan Sumber Daya Mineral

2.36 2.22

Pariwisata 2.61 2.49 Kelautan dan Perikanan 0.62 0.58 Perdagangan 17.01 17.25 Perindustrian 46.10 44.43 Sumber: Bappeda Provinsi Banten, 2011

Sektor prioritas yang tertulis dalam RPJMD Provinsi Banten ditentukan berdasarkan kontribusi nilai PDRB nya. Perbedaan hasil penelitian dengan RPJMD adalah tidak ditentukannya sektor transportasi dan komunikasi sebagai sektor prioritas. Padahal sektor ini memiliki keterkaitan dan daya sebar ke depan dan ke belakang, serta efek multiplier yang tinggi. Satu-satunya sub-sektor pertanian yang mempunyai nilai koefisien penyebaran dan derajat kepekaan yang lebih dari satu adalah sektor peternakan. Sedangkan sub-sektor pertanian lainnya memiliki nilai kurang dari satu sehingga secara agregasi, sektor pertanian tidak berada dalam kuadran unggulan.

Banten selama ini bersandar pada sektor industri pengolahan sebagaimana kontributor utama PDRB. Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi, kinerja sektor pertanian terus meningkat dari 4.31 persen di tahun 2012 menjadi 7.35 persen di tahun 2013 (BI 2013). Peningkatan produksi didukung oleh peningkatan luas panen dan produktivitas yang siginifikan. Data dari Bank Indonesia menjelaskan tingkat produksi panen padi di Provinsi Banten pada akhir triwulan 2013 adalah sebesar 120 persen. Ekspansi usaha terjadi pada sub sektor tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Hasil Survei Kegiatan Dana Usaha menunjukkan kinerja usaha di sub sektor peternakan stabil.Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan dari 0.2 ha pada tahun 2003 menjadi 0.54 ha pada tahun 2013 dengan presentase luasan terluas di Kabupaten Pandeglang sebesar 0.624 ha.

Penduduk Banten yang bekerja di sektor pertanian pada tahun 2012 adalah 12 persen dan masih didominasi oleh penduduk kelompok umur 45 tahun ke atas. Persentase kelompok umur 45-54 tahun sebesar 31.56 persen,sedangkan pekerja pada kelompok umur 25-34 tahun hanya sebesar 10,51 persen. Pekerja di sektor

Page 62: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

48

pertanian sebanyak 236 ribu orang tidak lulus sekolah dasar dan 298 ribu orang hanya lulus sampai sekolah dasar. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 61 persen adalah penduduk yang tinggal di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak (BPS 2013). Kualitas SDM pekerja yang rendah menyebabkan pertanian di Banten kurang bisa dikembangkan dengan baik, sehingga ketimpangan daerah antara Banten Utara dengan Banten Selatan yang didominasi oleh pertanian semakin tinggi.

Modal usaha juga dianggap sebagai permasalahan bagi petani. Pangsa kredit bank umum untuk UMKM sektor pertanian di Provinsi Banten hanya sebesar 0.91 persen (BI 2014). Kredit Ketahanan Pangan pada beberapa bank di Banten sudah tersedia, tapi akses bagi petani yang masih sulit, salah satunya faktornya adalah masalah agunan.Permasalahan lainnya adalah kesulitan pembiayaan usahatani dan kebutuhan dana cash untuk keperluan hidup selama masa menunggu penjualan hasil panen, menyebabkan banyak petani terjebak sistem ijon dan atau hutang kepada para tengkulak yang mematok harga pertanian dengan harga rendah, dimana para petani sudah tidak memiliki bargaining position lagi.

Penuntasan masalah infrastruktur pertanian yang tidak hanya menunjang distribusi barang tapi juga penunjang produksi harus dilaksanakan. Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang berada dalam kawasan Banten Selatan memiliki total panjang jalan 312.17 kilometer, tetapi sepanjang 101.58 kilometer dalam kondisi rusak. Perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan dapat mendukung aktivitas bertani masyarakat serta distribusi hasil produksi pertanian dan peternakan. Akses jalan yang semakin membaik, tertutama akses jalan ke wilayah Banten Utara, akan membuat kesempatan petani untuk mendistribusikan hasil pertaniannya ke daerah kawasan industri untuk diolah. Ketersediaan air bersih dan perbaikan sistem pengairan perlu diperhatikan pemerintah untuk membantu petani dalam mengelola lahan pertaniannya. Lahan pertanian yang produktif dapat menjadi alasan untuk mencegah adanya konversi lahan menjadi kawasan komersil seperti perumahan.

Sejalan dengan pembangunan sektor pertanian banten yang terus di pacu maka sektor ini sudah dapat memberikan hasil dengan trend yang positif khususnya pada peningkatan dan perbaikan Nilai Tukar Petani (NTP).NTP merupakan perbandingan antara indeksharga yang diterima petani (IT) terhadap indeks harga yang dibayar (IB) oleh petani untukkeperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi.Nilai tukar petani yang secara konsisten di atas angka nasional sejak tahun 2009 dan bahkan pada data terakhir bulan Oktober 2013 NTP Banten mencapai angka 111.9 dibandingkan angka nasional yaitu 105.2.Jika dilihat secara nasional, NTP Provinsi Banten berada di peringkat ketiga dibawah Yogyakarta dan Jawa Tengah (BI 2014).

Berdasarkan data dan permasalahan di lapangan yang terjadi pada sektor pertanian, sektor pertanian dapat menjadi sektor potensial untuk mengurangi tingkat pengangguran dan ketimpangan di Banten. Penigkatan produksi yang berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi target RPJMD Provinsi Banten dan memenuhi kebutuhan penduduk lokal. Sumber daya lokal yang menarik untuk digarap seperti budidaya sawo di Serang, rambutan tankue di Lebak, durian di Pandeglang, Lebak dan Serang, manggis di Pandeglang dan Lebak, anggrek di Tangerang, kerbau di Pandeglang dan Lebak sertamelon di Serang dan Cilegon.Pelaksanaan pembangunan pertanian ditujukan untuk menigkatkan

Page 63: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

49

kesejahteraan petani, terutama petani di kawasan basis pertanian yaitu Lebak dan Pandeglang.

Alokasi AnggaranBelanja Pemerintah untuk Sektor Unggulan

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiridari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagianatau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerahatau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan. Sumber penerimaan daerah yang diperoleh dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, pinjaman, dan sumber penerimaan lainnya. Belanja pemerintah daerah dialkoasikan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung.

Sumber: DJPKKemenkeu RI, 2014 (diolah)

Gambar 4Anggaran penerimaan dan belanja Provinsi Banten tahun 2011-2014 Grafik pada gambar 4 memperlihatkan struktur APBD untuk penerimaan

dan belanja provinsi selalu meningkat. Anggaran penerimaan yang lebih kecil dari anggaran belanja disebabkan penerimaan pembiayaan dari sisa belanja tahun sebelumnya. Data dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan Republik Indonesia (DJPK Kemenkeu RI) tahun 2014 menunjukkan anggaran belanja terbesar digunakan untuk belanja bagi hasil kepada provinsi, kabupaten/kota, dan kepdes sebesar 24.03 persen dari total anggaran belanja.

Belanja menurut urusan Provinsi Banten tahun 2013 dibagi atas 35 sektor (Tabel 39). Data pada tabel 35 menunjukkan bahwa pengalokasian anggaran belanja terbesar adalah untuk pemerintahan umum sebesar 3.47 triliun rupiah atau 57 persen dari total belanja daerah Provinsi Banten. Hal ini menjelaskan bahwa anggaran belanja daerah masih didominasi untuk membiayai kebutuhan dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah. Anggaran untuk sektor-sektor pelayanan publik yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, dan sosial menempati urutan kedua sampai kelima untuk alokasi anggaran belanja terbesar. Pemerintah Provinsi Banten menyadari pentingnya pelayanan publik terutama pendidikan dan

-1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000

2011 2012 2013 2014Penerimaan 2,924,6 3,902,0 5,718,7 6,878,0Belanja 3,485,2 4,134,0 6,052,0 7,349,4

APBD

(Rp

Juta

)

Page 64: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

50

kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten.

Alokasi belanja urusan untuk ketiga sektor unggulan yaitu perindustrian, perdagangan, dan perhubungan pada tahun 2010 sampai tahun 2013 yang ditunjukkan pada tabel 31 berfluktuasi. Anggaran belanja untuk sektor industri menurun drastis pada tahun 2013, dengan penurunan sebesar 5.7 miliar rupiah. Begitu juga dengan sektor perhubungan mengalami penurunan sebesar 4.3 miliar rupiah. Peningkatan anggaran terjadi untuk sektor perdagangan yang sebelumnya tidak mendapatkan porsi belanja, tahun 2013 mendapatkan anggaran sebesar 2.5 miliar rupiah.

Tabel 39Data belanja APBD Provinsi Banten 2013 menurut urusan

Urusan Anggaran (Rp juta) Urusan Anggaran

(Rp juta) Pemerintahan Umum 3473492 Koperasi dan UKM 14015 Pekerjaan Umum 1438181 Statistik 12491 Kesehatan 382492 Pemberdayaan Perempuan 11827 Pendidikan 278448 Perumahan 8600 Sosial 63447 Perpustakaan 8546 Pertanian 59140 Ketahanan Pangan 8473 Energi dan Sumberdaya 57719 Pariwisata 7770 Perencanaan Pembangunan 45444 Komunikasi dan Informatika 7228 Perhubungan 25615 Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa 4300

Tenaga Kerja 20299 Perdagangan 2512 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

17961 Transmigrasi 1237

Penanaman Modal 15150 Kearsipan 849 Perindustrian 14541 Kependudukan 700 Kebudayaan 14350 Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera 350

Pemuda dan Olah Raga 14339 Penataan Ruang 0 Lingkungan Hidup 14237 Pertanahan 0 Kehutanan 14159 Kepegawaian 0 Kelautan dan Perikanan 14090 Sumber: DJPKKemenkeu RI, 2013

Jika dilihat pada sumbangan ketiga sektor untuk PDRB Banten, setiap tahunnya selalu ada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan anggaran belanja tahun 2013 pada sekor perdagangan ternyata mampu menggerakan pertumbuhan sebesar 7.91 persen. Penurunan anggaran belanja untuk sektor industri dan perhubungan nyatanya tidak menurunkan sumbangan untuk PDRB, keduanya tetap menglami pertumbuhan masing-masing sebesar 7.73 persen dan 3.92 persen yang berarti kedua sektor sudah cukup mandiri.

Pemerintah Provinsi Banten menyadari bahwa APBD Provinsi Banten sampai saat ini belum meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Page 65: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

51

Pemerintah menyusun rencana kerja pembangunan untuk tahun 2013 untuk mendukung upaya-upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor rill. Upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya pembangunan infrastruktur, fasilitasi keuangan UMKM, dan memfasilitasi sektor ekonomi lainnya seperti sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel, dan jasa. Penurunan anggaran untuk sektor industri dan perhubungan bisa disebabkan karena adanya pengalihan alokasi anggaran untuk mendukung sektor lain seperti sektor perdagangan dan komunikasi yang pada tahun 2012 tidak mendapatkan porsi dalam APBD. Pada lampiran 13 ditunjukkan ada 10 sektor yang baru memperoleh prosi anggaran pada tahun 2013.

Tabel 40Alokasi APBD menurut urusan dan PDRB atas dasar harga konstan 2000 untuk sektor unggulan Provinsi Banten tahun 2010-2013

Sektor Ekonomi

Anggaran belanja dan PDRB

Tahun 2010 2011 2012 2013

Perindustrian Anggaran belanja (Rp juta)

13500 18297 20242 14541

PDRB (Rp miliar) 44 911 47 034 48 517 50 417 Perdagangan Anggaran belanja

(Rp juta) 0 0 0 2512

PDRB (Rp miliar) 16 488 18 055 20 087 21 675 Perhubungan Anggaran belanja

(Rp Juta) 21626 29741 30892 25615

PDRB (Rp miliar) 7 602 8 510 9 331 10 052 Sumber: BPS, 2014 dan DJPKKemenkeu RI, 2013

Pemberian anggaran untuk sektor pedagangan dinilai tepat karena sesuai dengan tujuan pembangunan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas UMKM. Sebagian besar usaha pada sektor perdagangan di provinsi Banten memang didominasi oleh UMKM. Anggaran belanja menurut urusan Provinsi Banten memang tidak sepenuhnya mendukung sektor unggulan, namun pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan investasi dengan memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Sektor industri pengolahan merupakan private sector yang mandiri dan memberikan kontribusi tinggi pada PDRB, sehingga penambahan anggaran kedalamnya akan semakin memperbesar ketimpangan antara daerah berbasis industri yaitu Banten Utara dengan daerah yang berbasis pertanian yaitu Banten Selatan.

Anggaran yang besar untuk sektor pertanian lebih baik ditujukan untuk membiayai subsidi input produksi seperti benih dan pestisida, bantuan alat mesin serta memfasilitasi akses-akses petani terhadap lembaga jasa keuangan perbankan. Pada sektor perhubungan sebaiknya lebih ditingkatkan pada pembangunan dan rehabilitasi jalan sebagai sarana pendukung kegiatan sektor ekonomi lain seperti industri pengolahan, perdagangan dan jasa. Data dari Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013 oleh Bank Indonesia menginformasikan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2013 untuk keselamatan transportasi darat tidak terealisasi.

Page 66: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

52

Perencanaan anggaran belanja yang tepat akan membantu pemerintah untuk mecapai tujuannya yaitu kesejahteraan masyarakat. Pemerintah harus memprioritaskan alokasi anggaran dan kebijakan untuk sektor-sektor unggulan agar mampu menggerakan perekonomian sektor-sektor lainnya. Kenaikan belanja pemerintah sebesar ∆G akan meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesarjumlah itu untuk semua tingkat pendapatan. Jika kenaikan pendapatan melebihi kenaikan pengeluaran pemerintah, maka kebijakan fiskal tersebut memiliki multiplier effect terhadap pendapatan daerah dan selanjutnya pada pembangunan daerah.

Anggaran belanja modal pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2013 hanya meningkat 1.41 persen dari tahun 2012 (Tabel 41). Peningkatan anggaran terbesar adalah untuk belanja hibah yang mencapai 16 persen. Penyalahgunaan belanja hibah dan bantuan sosial merupakan penyebab tingginya angka korupsi di pemerintahan Provinsi Banten. Pemerintah sebaiknya dapat lebih meningkatkan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur untuk mengurangi ketimpangan Banten Utara dan Banten Selatan. Pembangunan infrastruktur di Provinsi Banten dalam belanja modal pemerintah pada tahun 2013 baru terealisasi sebesar 50.40 persen karena kendala pembebasan lahan (BI 2013). Penyusunan anggaran seharusnya tidak hanya sekedar rutinitas melainkan menjadi alat pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Tabel 41Anggaran belanja pemerintah Provinsi Baten tahun 2012-2013

Jenis Belanja Daerah Tahun 2012 (Rp Juta)

% Total Belanja

Tahun 2013 (Rp Juta)

% Total Belanja

Total Belanja 4134075 100.00 6052003 100.00 Belanja Tidak Langsung 2039583 49.34 3216559 53.15 Belanja Pegawai 367476 8.89 431461 7.13 Belanja Bunga 0 0.00 0 0.00 Belanja Subsidi 0 0.00 0 0.00 Belanja Hibah 289420 7.00 1405020 23.22 Belanja Bantuan sosial 28750 0.70 70000 1.16 Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 983951 23.80 1210988 20.01 Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/Kota dan Pemdes 364986 8.83 89090 1.47 Belanja tidak terduga 5000 0.12 10000 0.17 Belanja Langsung 2094492 50.66 2835444 46.85 Belanja Pegawai 142946 3.46 178983 2.96 Belanja Barang dan jasa 916577 22.17 1055979 17.45 Belanja Modal 1034968 25.04 1600482 26.45 Sumber: BPS 2014 dan DJPK Kemenkeu RI, 2013

Page 67: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

53

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel Input-Output Provinsi Banten Tahun 2010 klasifikasi 58 sektor maka dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini: 1. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar dalamnilai

permintaan akhir, konsumsi rumah tangga, surpus perdagangan, dan nilai tambah bruto.Pengeluaran konsumsi pemerintah dialokasikan pada sektor jasa. Sektor dengan struktur investasi terbesar adalah sektor konstruksi. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan adalah sektor dengan produktivitas tenaga kerja tertinggi sebesar 286 juta/tenaga kerja.

2. Sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan ke depan tertinggi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki keterkaitan ke belakang tertinggi. Sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor transportasi dan komunikasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor hulu dan hilirnya memiliki nilai daya penyebaran dan derajat kepekaan yang lebih besar dari satu. Pada klasifikasi 58 sektor, terdapat 12 sektor yang memiliki nilai daya penyebaran dan derajat kepekaan yang lebih besar dari satu. Sektor dengan multiplier output terbesar adalah sektor jasa, terutama sub-sektor jasa pendidikan. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor dengan multiplier pendapatan terbesar. Multiplier tenaga kerja terbesar dimiliki oleh sektor ketenagalistrikan, air bersih, dan gas dengan sub-sektor utama yaitu sektor tenaga listrik.

3. Sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan provinsi Banten berdasarkan analisis Input-Output adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor transportasi dan komunikasi. Sub-sektor yang dapat dikembangkan untuk mendukung ketiga sektor unggulan ini adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau, setkor industri kertas dan barang dari kertas, sektor industri komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, sektor perdagangan besar dan eceran, dan sektor angkutan darat. Sektor pertanian memiliki potensi sebagai sektor basis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan wilayah di Banten Selatan, jika infrastruktur untuk mendukung pertanian diperbaiki.

Saran

1. Sektor industri pengolahan mendominasi hampir semua struktur perekonomian provinsi Banten. Penciptaan iklim investasi pada sektor industri pengolahan yang berbasis pertanian seperti industri makan, minum, dan tembakau, industri kertas dan barang dari kertas, industri karet dan barang dari karet perlu dikembangkan. Kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta diperlukan agar tujuan pembangunan yaitu mengurangi

Page 68: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

54

ketimpangan antara daerah berbasis industri dengan daerah berbasis pertanian terwujud.

2. Pengangguran merupakan masalah utama pembangunan di Banten, sehingga diperlukan penambahan jumlah usaha pada sektor-sektor yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja besar untuk menyerap tenaga kerja. Pengembangan usaha pada sektor industri kimia, sektor industri makanan, minuman, dan tembakau, sektor ketenagalistrikan, dan sektor gas diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran penduduk Banten.

3. Persentase anggaran belanja hibah yang besardan kurang efisien diturunkan sehingga dapatdialokasikan untuk belanja modal pembangunan infrastruktur. Perbaikan infrastruktur jalan sangat penting untuk mendukung pembangunan di provinsi Banten dan mencapai salah satu fokus pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yaitu konektivitas. Infrastruktur yang baik akan mendukung kegiatan distribusi output sektor unggulan dan meningkatkan minat investasi pihak swasta.

DAFTAR PUSTAKA

[Bappeda Provinsi Banten]. Badan Perencanaan dan Pembangun Daerah Provinsi

Baten. 2011. RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017. Bappeda, Serang (ID). [BI] Bank Indonesia. 2014. KajianEkonomi Regional Triwulan IV-2013. Bank

Indonesia, Jakarta (ID). [BPS] Badan Pusat Statisitika. 2012. Tabel Input-Output Provinsi Banten Tahun

2010.BPS, Jakarta (ID). [BPS Provinsi Banten] Badan Pusat Statistika Provinsi Banten. 2013. Banten

dalam Angka Tahun 2013. BPS, Serang (ID). [BPS Provinsi Banten] Badan Pusat Statistika Provinsi Banten. 2013. Kepadatan

Penduduk Banten menurut Kabupaten/Kota. http://banten.bps.go.id/pop1.php [diakses pada 5 Maret 2014]

[BPS Provinsi Banten] Badan Pusat Statistika Provinsi Banten. 2014. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi. http://banten.bps.go.id/pdrb.htm [diakses pada 24 Februari 2014]

[BPS Provinsi Banten] Badan Pusat Statistika Provinsi Banten. 2014. Penduduk Miskin.http://banten.bps.go.id/pop6.htm [diakses pada 7 Mei 2014]

[BPS Provinsi Banten] Badan Pusat Statistika Provinsi Banten. 2014. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka . http://banten.bps.go.id/pop5.htm [diakses pada 7 Mei 2014]

[DJPK] Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. 2013. Anggaran Belanja Menurut Urusan Provinsi Banten.DJPK, Jakarta (ID).

[DJPK] Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. 2014. Anggaran Belanja Ringkas Provinsi Banten.DJPK, Jakarta (ID).

[Distamben Provinsi Banten] Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. 2013. Potensi Ketenagalistrikan. http://www.distamben.bantenprov.go.id

Page 69: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

55

/read/articledetail/ketenagalistrikan/16/Ketenagalistrikan-Banten.html [diakses pada 12 Juni 2014]

Arsyad L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta (ID): BPFE-UGM.

Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010. Analisis Input-Output & Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor (ID): IPB Pr.

Peta Administratif Provinsi Banten. 2013. http://petatematikindo.wordpress.com [diakses pada 16 April 2014]

Priyarsono DS, Sahara, Firdaus M. 2007. Ekonomi Regional. Jakarta (ID): Universitas Terbuka.

Samiun MZ. 2008. Analisis Perekonomian Provinsi Maluku Utara: Pendekatan Multisektoral [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sukatendel F. 2007. Analisis Keterkaitan Alokasi Anggaran dan Sektor Unggulan dalam Mengoptimalkan Kinerja Pembangunan Daerah di Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Syahara A. 2012. Perekonomian Regional Provinsi Jambi: Analisis Multisektoral dengan Metode Input-Output [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional, Teori, dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi ke-9. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.

Tounsi S, Hadj EE, Abdelaziz N. 2013. Key Sector in the Moroccan Economy: An Application of Input Output Analysis. Vol 7. http://www.economics-ejournal.org/economics/discussionpapers/2012-59 [diakses pada 17 Mei 2014]

Walida RF. 2013. Analisis Penentuan Sektor Kunci Perekonomian Wilayah Kabupaten Belitung Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 70: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

56

Lampiran 1 Klasifikasi sektor-sektor ekonomi berdasarkan tabel input-output Provinsi Banten tahun 2010

NO SEKTOR KODE KLASIFIKASI 9 SEKTOR

1 Tanaman Pangan

1 PERTANIAN

2 Tanaman Hortikultura 3 Perkebunan 4 Peternakan 5 Jasa Pertanian, dan Perburuan 6 Kehutanan dan Penebangan Kayu 7 Perikanan 8 Pertambangan Minyak Bumi, Gas Alam dan

Panas, Batubara dan Lignit 2

PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN 9 Pertambangan Bijih Logam 10 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 11 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 12 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 13 Industri Tekstil 14 Industri Pakaian Jadi 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit 16 Industri Alas Kaki 17 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus

dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

18 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 19 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 20 Industri Kimia 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan

Obat Tradisional 3 INDUSTRI PENGOLAHAN

22 Industri Karet, Barang dari Karet 23 Industri Barang dari Plastik 24 Industri Barang Galian bukan Logam 25 Industri Besi Dan Baja Dasar 26 Industri Barang-Barang Dari Besi Dan Baja

Dasar 27 Industri Logam Dasar Bukan Besi 28 Industri Barang-Barang Dari Logam Dasar

Bukan Besi 29 Industri Barang dari Logam 30 Industri Komputer, Barang Elektronik, Optik

dan Peralatan Listrik 31 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 32 Industri Alat Angkutan 33 Industri Furnitur 34 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan

Page 71: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

57

pemasangan mesin dan peralatan 35 Ketenagalistrikan

4 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 36 Gas

37 Pengadaan Air 38 Konstruksi 5 KONSTRUKSI 39 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 6

PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN

40 Penyediaan Akomodasi 41 Penyediaan Makan Minum 42 Angkutan Rel

7 PENGANGKUTAN

DAN KOMUNIKASI

43 Angkutan Darat 44 Angkutan Laut 45 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 46 Angkutan Udara 47 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan,

Pos dan Kurir 48 Informasi dan Komunikasi 49 Bank

8 KEUANGAN,

PERSEWAAN DAN JASA

PERUSAHAAN

50 Asuransi dan Dana Pensiun 51 Jasa Keuangan Lainnya dan Jasa Penunjang

Keuangan 52 Real Estate 53 Jasa Perusahaan 54 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

9 JASA 55 Jasa Pendidikan 56 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 57 Jasa Hiburan, Rekreasi dan Kebudayaan

Swasta 58 Jasa lainnya Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 72: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

58

Lampiran 2Tabel input-output Provinsi Banten klasifikasi 9 sektor tahun 2010 (Rp juta)

No Sektor 1 2 3 4 5 1 Pertanian 2812556 5 7240712 0 46631 2 Pertambangan

dan Penggalian 1 456 102055 19200 80443

3 Industri Pegolahan

2276266 1390 27573037 348615 7102022

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

15101 436 8861502 3064147 163199

5 Kontruksi 102585 12952 513388 201675 123482 6 Perdagangan,

Hotel dan Restoran

963146 10485 14343465 862957 3250995

7 Transportasi dan Komunikasi

458971 6588 9646500 543523 2289838

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

24794 2555 2355695 210292 983385

9 Jasa-jasa 5507 925 1422346 41250 438111 190 Input Antara 6658927 35792 72058701 5291659 14478106 200 Impor 4151899 53959 90735950 11514529 14201268 201 Upah dan Gaji 6907764 117656 23680580 1458901 6124161 202 Surplus Usaha 7748274 125099 50324857 3574545 6156194 203 Penyusutan 618229 33165 12057278 1144638 1227830 204 Pajak Tidak

Langsung 383250 7703 3743495 722331 643076

205 Subsidi 0 0 0 0 0 209 Input Primer /

Nilai Tambah Bruto

15657516 283622 89806210 6900415 14151261

210 Jumlah Input 26468341 373373 252600861 23706603 42830635 Tenaga Kerja

(orang) 788886 27229 993266 28024 202673

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor

Page 73: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

59

Lampiran 2 (lanjutan) No 6 7 8 9 180 301 1 1689064 6734 0 1244005 13039706 3542865 2 32 0 0 280 202466 66 3 8027985 3306194 155044 2647012 51437565 23798507 4 1971593 556828 109198 170643 14912648 2476966 5 1895449 985445 1210382 266870 5312228 845891 6 5323153 8633104 537714 1302195 35227216 15340674 7 6406860 7801725 660439 1351749 29166193 14271354 8 6173274 1370429 561095 325212 12006731 8271211 9 666011 1233535 927899 638594 5374178 9499966

190 32153421 23893994 4161770 7946560 166678932 78047501 200 15232056 16022427 1952538 4526912 158391537 201 7615349 7910448 3143905 16198408 73157170 202 22455080 11054397 14817888 1816252 118072586 203 2089374 9548854 1711554 2427115 30858036 204 2025005 428408 672867 100494 8726628 205 0 0 0 0 0 209 34184807 28942106 20346214 20542269 230814429 210 81570284 68858528 26460523 33015741 555884890 TK 863281 329801 71058 846908

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor

Lampiran 2 (lanjutan) No 302 303 304 305 309 310 1 10167 617018 710332 8548252 13428640 26468341 2 0 63 1563 169214 170907 373373 3 184595 6965691 5558239 164656264 201163313 252600861 4 79893 0 64335 6172761 8793959 23706603 5 932357 35595792 0 144366 37518398 42830634 6 1398016 2946124 1109157 25549097 46343063 81570284 7 684233 1632048 531228 22573472 39692321 68858527 8 198641 0 0 5983939 14453778 26460523 9 7284201 142383 -100 10715114 27641562 33015741

190 10 772 103 47 899 120 7 974 754 244 512 479 389 205 941 555884889 200 201 202 203 204 205 209 210 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor

Page 74: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

60

Lampiran 3Matriks koefisien teknis klasifikasi 9 sektor

Sektor 1 2 3 4 5 1 0.10626 0.00001 0.02866 0.00000 0.00109 2 0.00000 0.00122 0.00040 0.00081 0.00188 3 0.08600 0.00372 0.10916 0.01471 0.16582 4 0.00057 0.00117 0.03508 0.12925 0.00381 5 0.00388 0.03469 0.00203 0.00851 0.00288 6 0.03639 0.02808 0.05678 0.03640 0.07590 7 0.01734 0.01764 0.03819 0.02293 0.05346 8 0.00094 0.00684 0.00933 0.00887 0.02296 9 0.00021 0.00248 0.00563 0.00174 0.01023

190 0.25158 0.09586 0.28527 0.22321 0.33803 200 0.15686 0.14452 0.35921 0.48571 0.33157 201 0.26098 0.31511 0.09375 0.06154 0.14299 202 0.29274 0.33505 0.19923 0.15078 0.14373 203 0.02336 0.08883 0.04773 0.04828 0.02867 204 0.01448 0.02063 0.01482 0.03047 0.01501 205 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 210 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 TK 0.02730 0.079028 0.004172 0.000667 0.00531

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Lampiran 3 (lanjutan)

Sektor 6 7 8 9 180 1 0.02071 0.00010 0.00000 0.03768 0.02346 2 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00036 3 0.09842 0.04801 0.00586 0.08017 0.09253 4 0.02417 0.00809 0.00413 0.00517 0.02683 5 0.02324 0.01431 0.04574 0.00808 0.00956 6 0.06526 0.12537 0.02032 0.03944 0.06337 7 0.07854 0.11330 0.02496 0.04094 0.05247 8 0.07568 0.01990 0.02120 0.00985 0.02160 9 0.00816 0.01791 0.03507 0.01934 0.00967

190 0.39418 0.34700 0.15728 0.24069 0.29984 200 0.18674 0.23269 0.07379 0.13711 0.28494 201 0.09336 0.11488 0.11881 0.49063 0.13160 202 0.27529 0.16054 0.56000 0.05501 0.21240 203 0.02561 0.13867 0.06468 0.07351 0.05551 204 0.02483 0.00622 0.02543 0.00304 0.01570 205 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 210 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 TK 0.01458 0.00559 0.00575 0.02442

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 75: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

61

Lampiran 4Matriks kebalikan leontief terbuka klasifikasi 9 sektor

Sektor 1 2 3 4 5 1 1.12410 0.00169 0.03892 0.00238 0.01104 2 0.00007 1.00130 0.00051 0.00097 0.00200 3 0.11819 0.01740 1.14159 0.02993 0.20714 4 0.00745 0.00360 0.04903 1.15163 0.01679 5 0.00683 0.03676 0.00664 0.01247 1.00904 6 0.05647 0.03837 0.08216 0.05331 0.10806 7 0.03300 0.02694 0.05985 0.03724 0.08175 8 0.00749 0.01162 0.01918 0.01594 0.03599 9 0.00234 0.00425 0.00918 0.00404 0.01543

190 1.35595 1.14193 1.40707 1.30793 1.48723 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah) Lampiran 4 (Lanjutan)

Sektor 6 7 8 9 180 1 0.03068 0.00781 0.00332 0.04807 1.26802 2 0.00015 0.00009 0.00011 0.00009 1.00528 3 0.13916 0.08791 0.02569 0.10926 1.87626 4 0.03787 0.01922 0.00767 0.01291 1.30617 5 0.03223 0.02266 0.04892 0.01192 1.18746 6 1.10097 0.16439 0.03502 0.06155 1.70031 7 0.11030 1.15034 0.03810 0.05988 1.59740 8 0.08998 0.03790 1.02700 0.01775 1.26286 9 0.01561 0.02451 0.03838 1.02275 1.13650

190 1.55694 1.51483 1.22422 1.34418 12.34027 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 76: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

62

Lampiran 5Multiplier output klasifikasi 9 sektor

Sektor Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II 1 1.00000 0.25158 0.10437 0.57182 1.92777 0.72001 1.35595 1.92777 2 1.00000 0.09586 0.04607 0.60105 1.74298 0.79752 1.14193 1.74298 3 1.00000 0.28527 0.12180 0.25729 1.66436 1.16864 1.40707 1.66436 4 1.00000 0.22321 0.08471 0.16148 1.46940 0.39155 1.30793 1.46940 5 1.00000 0.33803 0.14920 0.35997 1.84720 1.58161 1.48723 1.84720 6 1.00000 0.39418 0.16276 0.29193 1.84887 0.70270 1.55694 1.84887 7 1.00000 0.34700 0.16783 0.32245 1.83728 0.67828 1.51483 1.83728 8 1.00000 0.15728 0.06693 0.28730 1.51152 0.35317 1.22422 1.51152 9 1.00000 0.24069 0.10349 0.97736 2.32154 1.27565 1.34418 2.32154

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Lampiran 6Multiplierpendapatan klasifikasi 9 sektor

Sektor Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II 1 0.26098 0.04199 0.01404 0.08438 0.40139 0.57443 1.21468 1.53800 2 0.31511 0.01245 0.00565 0.08869 0.42191 0.61263 1.05744 1.33891 3 0.09375 0.03385 0.01504 0.03797 0.18060 1.35271 1.52152 1.92650 4 0.06154 0.01874 0.00924 0.02383 0.11335 0.49080 1.45469 1.84189 5 0.14299 0.03804 0.01854 0.05312 0.25268 1.51312 1.39570 1.76720 6 0.09336 0.04755 0.02093 0.04308 0.20492 0.83424 1.73355 2.19498 7 0.11488 0.04295 0.02094 0.04758 0.22634 0.72737 1.55607 1.97025 8 0.11881 0.03183 0.00863 0.04240 0.20167 0.39960 1.34055 1.69737 9 0.49063 0.03787 0.01334 0.14422 0.68606 0.76836 1.10438 1.39833

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Lampiran 7Multiplier tenaga kerja klasifikasi 9 sektor

Sektor Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II 1 0.02730 0.00392 0.00112 0.00561 0.03795 0.51911 1.18448 1.38988 2 0.07903 0.00091 0.00039 0.00589 0.08622 0.49922 1.01645 1.09104 3 0.00417 0.00254 0.00109 0.00252 0.01033 1.73767 1.87000 2.47478 4 0.00067 0.00101 0.00060 0.00158 0.00386 1.54245 3.41437 5.78857 5 0.00531 0.00268 0.00132 0.00353 0.01284 2.07046 1.75329 2.41814 6 0.01459 0.00314 0.00147 0.00286 0.02206 0.57495 1.31645 1.51274 7 0.00560 0.00330 0.00148 0.00316 0.01353 0.89295 1.85361 2.41876 8 0.00576 0.00168 0.00060 0.00282 0.01086 0.44090 1.39750 1.88697 9 0.02442 0.00274 0.00099 0.00959 0.03775 0.84921 1.15303 1.54546

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 9 sektor (diolah)

Page 77: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

63 Lampiran 8Matriks koefisien teknis klasifikasi 58 sektor

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 0,0829 0,0015 0,0000 0,0547 0,0294 0,0007 0,0014 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1541 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 0,0002 0,0229 0,0008 0,0072 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0044 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0008 3 0,0000 0,0000 0,0241 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0170 0,0181 0,0003 0,0015 0,0000 0,0026 0,0000 0,0000 0,0026 4 0,0295 0,0233 0,0179 0,0436 0,0679 0,0020 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0388 0,0001 0,0000 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 5 0,0193 0,0017 0,0134 0,0054 0,0008 0,0503 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0007 0,0000 0,0000 0,0000 6 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0007 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0081 0,0005 0,0000 0,0001 7 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0008 0,0006 0,0544 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0187 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0040 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 10 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 11 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0003 0,0000 0,0001 0,0001 0,0005 0,0068 0,0001 0,0004 0,0004 0,0001 0,0002 0,0007 0,0008 0,0003 0,0082 12 0,0000 0,0012 0,0004 0,1836 0,0042 0,0001 0,0076 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1018 0,0091 0,0219 0,1535 0,0088 0,0139 0,0102 0,0018 0,0035 13 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0776 0,1065 0,0043 0,0138 0,0005 0,0005 0,0001 0,0003 14 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 0,0228 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 15 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0015 0,0069 0,0084 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 16 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0080 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 17 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0126 0,0002 0,0000 0,0000 18 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0003 0,0002 0,0000 0,0000 0,0038 0,0005 0,0017 0,0005 0,0080 0,0013 0,2146 0,0837 0,0008 19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 20 0,0147 0,0064 0,0308 0,0000 0,0000 0,0003 0,0001 0,0007 0,0011 0,0012 0,0001 0,0004 0,0213 0,0059 0,0030 0,0140 0,0093 0,0131 0,0069 0,0263 21 0,0000 0,0000 0,0000 0,0027 0,0008 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0006 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0002 0,0014 22 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0008 0,0002 0,0158 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 23 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0003 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0008 0,0003 0,0031 0,0029 0,0096 0,0011 0,0010 0,0007 0,0005 24 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0003 0,0003 0,0011 0,0008 0,0001 0,0001 0,0001 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 26 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0023 0,0000 0,0000 0,0023 0,0000 0,0000 0,0000 27 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0007 0,0000 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 29 0,0013 0,0001 0,0013 0,0000 0,0003 0,0029 0,0000 0,0000 0,0000 0,0011 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0008 0,0023 0,0000 0,0013 0,0004 0,0003 30 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 0,0003 0,0018 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0032 0,0005 0,0001 0,0001

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 78: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

64 Lampiran 8 (lanjutan)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 30 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 0,0003 0,0018 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0032 0,0005 0,0001 0,0001 31 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0000 0,0001 32 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0047 0,0002 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 34 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0007 0,0000 0,0002 0,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0006 0,0008 0,0010 0,0004 0,0007 0,0001 0,0001 0,0001 35 0,0000 0,0000 0,0001 0,0013 0,0005 0,0008 0,0001 0,0027 0,0006 0,0005 0,0003 0,0015 0,0289 0,0201 0,0064 0,0228 0,0211 0,0250 0,0071 0,0075 36 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0020 0,0019 0,0004 0,0015 0,0000 0,0017 0,0000 0,0005 37 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 38 0,0021 0,0017 0,0397 0,0004 0,0017 0,0274 0,0005 0,0175 0,0084 0,0619 0,0002 0,0003 0,0016 0,0045 0,0022 0,0067 0,0012 0,0004 0,0000 0,0012 39 0,0183 0,0148 0,0399 0,0588 0,0200 0,0222 0,0202 0,0192 0,0255 0,0295 0,0446 0,0649 0,0344 0,0318 0,0477 0,0296 0,0930 0,0512 0,0184 0,0599 40 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0005 0,0005 0,0002 0,0003 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 41 0,0001 0,0000 0,0004 0,0000 0,0005 0,0010 0,0002 0,0000 0,0000 0,0054 0,0003 0,0013 0,0019 0,0121 0,0008 0,0106 0,0103 0,0042 0,0018 0,0013 42 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 0,0001 0,0001 0,0001 0,0005 0,0002 0,0004 0,0003 0,0003 0,0003 0,0002 43 0,0035 0,0029 0,0077 0,0102 0,0033 0,0057 0,0034 0,0172 0,0036 0,0061 0,0077 0,0127 0,0106 0,0151 0,0114 0,0171 0,0376 0,0320 0,0070 0,0122 44 -0,000 -0,000 -0,000 -0,000 -0,000 -0,000 -0,000 -0,005 -0,000 -0,000 -0,000 -0,001 -0,000 -0,006 -0,001 -0,002 -0,008 -0,002 -0,000 -0,001 45 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0018 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0008 0,0003 0,0002 0,0024 0,0003 0,0001 0,0003 46 0,0053 0,0045 0,0083 0,0175 0,0046 0,0036 0,0062 0,0114 0,0069 0,0025 0,0131 0,0195 0,0096 0,0095 0,0142 0,0077 0,0221 0,0151 0,0055 0,0177 47 0,0003 0,0002 0,0005 0,0010 0,0003 0,0007 0,0003 0,0005 0,0005 0,0002 0,0007 0,0015 0,0012 0,0064 0,0020 0,0018 0,0110 0,0021 0,0004 0,0014 48 0,0000 0,0001 0,0004 0,0000 0,0000 0,0011 0,0000 0,0119 0,0013 0,0009 0,0001 0,0013 0,0028 0,0105 0,0063 0,0206 0,0031 0,0068 0,0038 0,0033 49 0,0001 0,0001 0,0092 0,0003 0,0007 0,0017 0,0001 0,0015 0,0005 0,0013 0,0006 0,0016 0,0032 0,0068 0,0008 0,0075 0,0098 0,0074 0,0007 0,0022 50 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 0,0000 0,0030 0,0010 0,0014 0,0003 0,0001 0,0021 0,0037 0,0004 0,0066 0,0005 0,0013 0,0005 0,0010 51 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 52 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0028 0,0006 0,0040 0,0000 0,0000 0,0000 0,0016 0,0004 0,0016 0,0002 0,0021 0,0001 0,0006 53 0,0001 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0008 0,0000 0,0021 0,0004 0,0013 0,0002 0,0006 0,0008 0,0018 0,0002 0,0016 0,0022 0,0009 0,0000 0,0003 54 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 55 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0007 0,0001 0,0004 0,0001 0,0012 0,0007 0,0002 56 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009 0,0001 0,0006 0,0000 0,0001 0,0007 0,0024 0,0005 0,0013 0,0001 0,0042 0,0012 0,0010 57 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0003 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 58 0,0001 0,0000 0,0013 0,0001 0,0007 0,0018 0,0000 0,0014 0,0014 0,0026 0,0002 0,0010 0,0005 0,0006 0,0003 0,0038 0,0026 0,0021 0,0018 0,0007 190 0,1779 0,0818 0,1970 0,3868 0,1372 0,1296 0,0957 0,0902 0,0565 0,1241 0,0763 0,4460 0,2311 0,2992 0,2704 0,2315 0,2684 0,3996 0,1439 0,1562

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 79: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

65 Lampiran 8 (lanjutan)

Sektor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 0,0008 0,0000 0,0000 0,0016 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0023 2 0,0102 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0095 3 0,0355 0,0561 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0045 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 4 0,0055 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0048 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0601 5 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 6 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0022 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0011 0,0000 0,0000 7 0,0011 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0323 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0146 8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0008 0,0009 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0186 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 10 0,0000 0,0000 0,0000 0,0016 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0019 0,0000 0,0000 11 0,0000 0,0007 0,0002 0,0007 0,0013 0,0016 0,0000 0,0013 0,0006 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0048 0,0020 0,0001 0,0022 0,0004 0,0000 12 0,0404 0,0002 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0002 0,0164 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0019 0,1346 13 0,0001 0,0046 0,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009 0,0003 0,0005 0,0004 0,0016 0,0005 0,0000 0,0000 0,0002 0,0004 0,0009 0,0000 14 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0078 0,0000 0,0023 0,0004 15 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 16 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0006 0,0000 17 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0001 0,0001 0,0001 0,0178 0,0010 0,0000 0,0000 0,0000 0,0053 0,0004 0,0000 18 0,0013 0,0002 0,0021 0,0023 0,0003 0,0003 0,0000 0,0021 0,0011 0,0033 0,0003 0,0005 0,0011 0,0006 0,0001 0,0005 0,0020 0,0010 0,0061 0,0000 19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 20 0,0090 0,0305 0,0829 0,0102 0,0004 0,0279 0,0000 0,0079 0,0350 0,0066 0,0019 0,0008 0,0039 0,0023 0,0001 0,0020 0,0266 0,0014 0,0006 0,0001 21 0,0180 0,0002 0,0018 0,0003 0,0000 0,0008 0,0000 0,0001 0,0002 0,0002 0,0003 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0025 0,0000 0,0009 0,0002 22 0,0000 0,0679 0,0020 0,0001 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0003 0,0042 0,0007 0,0148 0,0017 0,0037 0,0000 0,0000 0,0000 0,0085 0,0319 0,0000 23 0,0005 0,0040 0,0025 0,0002 0,0004 0,0004 0,0000 0,0015 0,0046 0,0228 0,0010 0,0022 0,0020 0,0029 0,0000 0,0010 0,0000 0,0057 0,0031 0,0000 24 0,0005 0,0005 0,0005 0,0040 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0027 0,0020 0,0003 0,0012 0,0012 0,0014 0,0000 0,0001 0,0001 0,0395 0,0006 0,0000 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0022 0,0740 0,0000 0,0000 0,0072 0,0003 0,0023 0,0017 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0087 0,0047 0,0000 0,0000 26 0,0000 0,0033 0,0013 0,0016 0,0004 0,0046 0,0000 0,0103 0,0362 0,0085 0,0192 0,0186 0,0041 0,0049 0,0000 0,0000 0,0023 0,0642 0,0038 0,0000 27 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0017 0,0014 0,1788 0,0075 0,0080 0,0236 0,0123 0,0011 0,0218 0,0000 0,0000 0,0002 0,0004 0,0000 0,0000 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 29 0,0001 0,0000 0,0000 0,0004 0,0001 0,0005 0,0000 0,0049 0,0477 0,0023 0,0037 0,0085 0,0001 0,0022 0,0002 0,0001 0,0006 0,0184 0,0002 0,0002

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 80: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

66 Lampiran 8 (lanjutan)

Sektor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 30 0,0000 0,0001 0,0017 0,0007 0,0000 0,0009 0,0000 0,0020 0,0064 0,2143 0,0222 0,0201 0,0004 0,0074 0,0098 0,0000 0,0009 0,0126 0,0124 0,0000 31 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0001 0,0000 0,0003 0,0092 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0005 0,0000 0,0000 32 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,1114 0,0000 0,0029 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0198 0,0000 33 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0565 0,0002 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0003 0,0000 34 0,0000 0,0000 0,0009 0,0008 0,0000 0,0003 0,0000 0,0005 0,0011 0,0011 0,0006 0,0004 0,0005 0,0107 0,0001 0,0001 0,0002 0,0008 0,0008 0,0000 35 0,0025 0,0077 0,0141 0,0357 0,1932 0,0960 0,0008 0,0643 0,0170 0,0127 0,0056 0,0113 0,0208 0,0107 0,1468 0,0327 0,0916 0,0003 0,0264 0,0007 36 0,0003 0,0005 0,0009 0,0024 0,0130 0,0065 0,0001 0,0043 0,0011 0,0010 0,0004 0,0008 0,0014 0,0007 0,0099 0,0022 0,0062 0,0000 0,0018 0,0001 37 0,0001 0,0001 0,0000 0,0004 0,0005 0,0011 0,0000 0,0023 0,0088 0,0005 0,0008 0,0017 0,0002 0,0005 0,0001 0,0002 0,0751 0,0035 0,0009 0,0000 38 0,0010 0,0011 0,0001 0,0055 0,0035 0,0001 0,0006 0,0094 0,0047 0,0025 0,0025 0,0023 0,0001 0,0006 0,0105 0,0009 0,0157 0,0029 0,0280 0,0003 39 0,0504 0,0557 0,0301 0,0194 0,0347 0,0440 0,0538 0,0313 0,0524 0,0867 0,0363 0,0626 0,0392 0,0309 0,0390 0,0253 0,0156 0,0600 0,0484 0,0479 40 0,0001 0,0002 0,0001 0,0003 0,0004 0,0019 0,0000 0,0002 0,0001 0,0002 0,0003 0,0005 0,0000 0,0002 0,0001 0,0001 0,0012 0,0010 0,0017 0,0000 41 0,0051 0,0060 0,0022 0,0040 0,0072 0,0159 0,0007 0,0122 0,0040 0,0021 0,0013 0,0051 0,0056 0,0013 0,0005 0,0019 0,0143 0,0149 0,0167 0,0010 42 0,0001 0,0002 0,0002 0,0003 0,0012 0,0007 0,0001 0,0006 0,0002 0,0003 0,0005 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0002 0,0004 0,0001 43 0,0120 0,0159 0,0064 0,0097 0,0172 0,0195 0,0087 0,0230 0,0128 0,0239 0,0135 0,0151 0,0206 0,0110 0,0077 0,0074 0,0083 0,0164 0,0344 0,0082 44 -0,001 -0,002 -0,002 -0,002 -0,004 -0,003 -0,001 -0,003 -0,003 -0,004 -0,001 -0,002 -0,003 -0,003 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 45 0,0003 0,0005 0,0001 0,0008 0,0012 0,0018 0,0001 0,0010 0,0006 0,0004 0,0005 0,0004 0,0008 0,0003 0,0001 0,0007 0,0014 0,0003 0,0022 0,0001 46 0,0152 0,0166 0,0094 0,0045 0,0109 0,0149 0,0153 0,0110 0,0114 0,0234 0,0091 0,0193 0,0117 0,0098 0,0119 0,0076 0,0059 0,0201 0,0136 0,0147 47 0,0011 0,0019 0,0026 0,0023 0,0021 0,0127 0,0008 0,0047 0,0019 0,0036 0,0013 0,0015 0,0020 0,0012 0,0006 0,0012 0,0022 0,0010 0,0010 0,0008 48 0,0120 0,0040 0,0066 0,0079 0,0042 0,0016 0,0014 0,0124 0,0064 0,0094 0,0041 0,0055 0,0137 0,0031 0,0029 0,0073 0,0073 0,0166 0,0386 0,0018 49 0,0007 0,0057 0,0032 0,0032 0,0031 0,0038 0,0001 0,0156 0,0034 0,0021 0,0021 0,0040 0,0076 0,0025 0,0028 0,0056 0,0063 0,0056 0,0127 0,0001 50 0,0017 0,0007 0,0002 0,0006 0,0005 0,0003 0,0000 0,0016 0,0004 0,0016 0,0013 0,0013 0,0005 0,0003 0,0013 0,0011 0,0016 0,0053 0,0066 0,0001 51 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 52 0,0002 0,0005 0,0036 0,0011 0,0013 0,0146 0,0000 0,0000 0,0045 0,0005 0,0024 0,0001 0,0003 0,0006 0,0009 0,0016 0,0064 0,0024 0,0674 0,0000 53 0,0004 0,0013 0,0002 0,0008 0,0024 0,0024 0,0000 0,0043 0,0054 0,0038 0,0006 0,0025 0,0035 0,0005 0,0026 0,0020 0,0051 0,0097 0,0043 0,0002 54 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0009 0,0017 55 0,0007 0,0002 0,0000 0,0008 0,0004 0,0002 0,0001 0,0000 0,0003 0,0002 0,0017 0,0015 0,0001 0,0001 0,0000 0,0029 0,0000 0,0022 0,0011 0,0002 56 0,0035 0,0004 0,0005 0,0008 0,0012 0,0011 0,0041 0,0013 0,0003 0,0002 0,0003 0,0027 0,0003 0,0006 0,0007 0,0011 0,0025 0,0063 0,0018 0,0001 57 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 58 0,0003 0,0027 0,0037 0,0012 0,0411 0,0079 0,0007 0,0058 0,0024 0,0015 0,0016 0,0002 0,0020 0,0006 0,0001 0,0003 0,0002 0,0017 0,0059 0,0000 190 0,2298 0,2882 0,1794 0,1244 0,3413 0,3581 0,1068 0,4124 0,2885 0,4479 0,1715 0,3309 0,2238 0,1950 0,2543 0,1079 0,3188 0,3380 0,4017 0,2997

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 81: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

67 Lampiran 8 (lanjutan)

Sektor 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 180 1 0,0085 0,0000 0,0000 0,0012 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0045 0,0532 0,0024 0,0101 2 0,0160 0,0000 0,0000 0,0020 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0021 0,0514 0,0699 0,0114 0,0021 3 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0028 0,0029 4 0,0787 0,0000 0,0001 0,0018 0,0021 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0303 0,0035 0,0007 0,0059 5 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0005 6 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 7 0,0164 0,0000 0,0000 0,0033 0,0018 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0183 0,0000 0,0033 0,0019 8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 10 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 11 0,0000 0,0018 0,0032 0,0029 0,0037 0,0052 0,0001 0,0002 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0018 12 0,1527 0,0189 0,0006 0,1381 0,0687 0,0047 0,0040 0,0117 0,0008 0,0000 0,0007 0,0032 0,0013 0,0000 0,0000 0,1446 0,1252 0,0330 0,0179 13 0,0001 0,0003 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0004 0,0042 14 0,0004 0,0000 0,0014 0,0002 0,0002 0,0003 0,0031 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0010 0,0000 0,0000 0,0024 0,0007 15 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 16 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0005 0,0004 17 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 18 0,0000 0,0008 0,0007 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0219 0,0010 0,0013 0,0030 0,0007 0,0022 0,0000 0,0224 0,0000 0,0000 0,0002 0,0070 19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0033 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 20 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0022 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0010 0,0000 0,0063 0,0001 0,0000 0,0005 0,0090 21 0,0001 0,0015 0,0007 0,0006 0,0007 0,0002 0,0002 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0014 0,0000 0,0013 0,0064 0,0000 0,0028 0,0006 22 0,0000 0,0002 0,0166 0,0001 0,0000 0,0209 0,0036 0,0003 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0009 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0350 0,0092 23 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0002 0,0001 0,0002 0,0012 0,0005 0,0003 0,0005 0,0000 0,0001 0,0000 0,0009 0,0001 0,0000 0,0035 0,0024 24 0,0000 0,0005 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0006 0,0034 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0048 26 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0041 0,0076 27 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 29 0,0000 0,0008 0,0105 0,0013 0,0003 0,0001 0,0003 0,0007 0,0013 0,0002 0,0007 0,0000 0,0017 0,0000 0,0023 0,0004 0,0000 0,0002 0,0037

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 82: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

68 Lampiran 8 (lanjutan)

Sektor 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 180 30 0,0000 0,0011 0,0006 0,0002 0,0010 0,0025 0,0054 0,0111 0,0010 0,0007 0,0011 0,0000 0,0011 0,0000 0,0045 0,0002 0,0000 0,0134 0,0104 31 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 32 0,0000 0,0299 0,0000 0,0170 0,0248 0,0226 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0210 0,0064 33 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0006 0,0001 0,0001 0,0003 0,0003 34 0,0000 0,0004 0,0004 0,0014 0,0015 0,0001 0,0005 0,0003 0,0001 0,0004 0,0003 0,0001 0,0009 0,0000 0,0070 0,0000 0,0000 0,0002 0,0005 35 0,0002 0,0736 0,0027 0,0058 0,0061 0,0019 0,0245 0,0144 0,0029 0,0049 0,0052 0,0005 0,0142 0,0000 0,0086 0,0004 0,0000 0,0131 0,0242 36 0,0000 0,0061 0,0002 0,0006 0,0005 0,0002 0,0017 0,0010 0,0002 0,0003 0,0004 0,0000 0,0010 0,0000 0,0006 0,0000 0,0000 0,0009 0,0016 37 0,0000 0,0002 0,0002 0,0004 0,0022 0,0006 0,0015 0,0005 0,0000 0,0002 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0007 0,0001 0,0000 0,0004 0,0010 38 0,0000 0,1148 0,0037 0,0070 0,0022 0,0010 0,1197 0,0172 0,0036 0,0028 0,0011 0,0812 0,0083 0,0000 0,0250 0,0005 0,0001 0,0025 0,0096 39 0,0583 0,0378 0,2698 0,0637 0,0558 0,0465 0,0273 0,0227 0,0042 0,0201 0,0163 0,0059 0,0620 0,0000 0,0331 0,0678 0,0614 0,0407 0,0540 40 0,0000 0,0006 0,0003 0,0008 0,0001 0,0016 0,0005 0,0003 0,0002 0,0010 0,0025 0,0001 0,0015 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0006 0,0006 41 0,0000 0,0045 0,0025 0,0050 0,0006 0,0492 0,0012 0,0032 0,0009 0,0034 0,0120 0,0000 0,0149 0,0000 0,0048 0,0001 0,0000 0,0030 0,0087 42 0,0001 0,0007 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0007 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 43 0,0098 0,0058 0,0108 0,0098 0,0082 0,0067 0,0026 0,0057 0,0014 0,0165 0,0027 0,0017 0,0079 0,0000 0,0081 0,0114 0,0103 0,0077 0,0150 44 -0,001 -0,001 -0,001 -0,003 -0,001 -0,001 -0,002 -0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 45 0,0001 0,0002 0,0037 0,0001 0,0098 0,0001 0,0012 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0009 0,0000 0,0005 0,0002 0,0001 0,0001 0,0008 46 0,0177 0,0114 0,0073 0,0176 0,0142 0,0716 0,0056 0,0067 0,0017 0,0056 0,0024 0,0025 0,0268 0,0000 0,0072 0,0205 0,0186 0,0110 0,0166 47 0,0010 0,0037 0,0057 0,0583 0,0355 0,0774 0,0339 0,0005 0,0000 0,0002 0,0013 0,0001 0,0006 0,0000 0,0005 0,0011 0,0010 0,0006 0,0065 48 0,0001 0,0155 0,0165 0,0068 0,0110 0,0156 0,0616 0,0846 0,0121 0,0192 0,0209 0,0048 0,0377 0,0000 0,0706 0,0008 0,0001 0,0111 0,0148 49 0,0001 0,0015 0,0017 0,0015 0,0017 0,0029 0,0007 0,0038 0,0247 0,0196 0,0151 0,0032 0,0049 0,0000 0,0038 0,0001 0,0000 0,0010 0,0047 50 0,0000 0,0037 0,0054 0,0079 0,0070 0,0169 0,0085 0,0038 0,0052 0,0231 0,0138 0,0002 0,0027 0,0000 0,0017 0,0002 0,0000 0,0004 0,0034 51 0,0000 0,0003 0,0005 0,0002 0,0001 0,0004 0,0000 0,0003 0,0002 0,0012 0,0061 0,0000 0,0017 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 52 0,0002 0,0000 0,0046 0,0003 0,0014 0,0012 0,0014 0,0034 0,0018 0,0029 0,0038 0,0013 0,0176 0,0000 0,0090 0,0002 0,0000 0,0282 0,0106 53 0,0000 0,0028 0,0020 0,0022 0,0029 0,0057 0,0054 0,0038 0,0012 0,0110 0,0029 0,0011 0,0033 0,0000 0,0028 0,0001 0,0000 0,0013 0,0028 54 0,0001 0,0022 0,0019 0,0015 0,0005 0,0098 0,0002 0,0053 0,0137 0,0082 0,0214 0,0278 0,0478 0,0000 0,0094 0,0006 0,0000 0,0014 0,0023 55 0,0000 0,0118 0,0006 0,0006 0,0010 0,0034 0,0007 0,0055 0,0017 0,0087 0,0034 0,0000 0,0175 0,0000 0,0471 0,0009 0,0000 0,0002 0,0019 56 0,0000 0,0054 0,0003 0,0001 0,0003 0,0007 0,0019 0,0020 0,0002 0,0025 0,0003 0,0005 0,0087 0,0000 0,0010 0,0008 0,0000 0,0012 0,0015 57 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0009 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 58 0,0000 0,0015 0,0254 0,0008 0,0010 0,0006 0,0028 0,0025 0,0004 0,0022 0,0017 0,0006 0,0114 0,0000 0,0022 0,0001 0,0000 0,0010 0,0039 190 0,3602 0,3598 0,4009 0,3590 0,2673 0,3703 0,3196 0,2378 0,0813 0,1569 0,1401 0,1365 0,3037 0,0000 0,2900 0,3619 0,3431 0,2643 0,2998

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 83: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

69

Lampiran 9Matriks kebalikan leontief terbuka klasifikasi 58 sektor

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 1,0945 0,0044 0,0027 0,1001 0,0399 0,0032 0,0034 0,0001 0,0001 0,0005 0,0002 0,1926 0,0023 0,0053 0,0301 0,0028 0,0035 0,0032 0,0008 0,0011 2 0,0005 1,0237 0,0011 0,0089 0,0007 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0057 0,0003 0,0006 0,0010 0,0005 0,0008 0,0007 0,0002 0,0011 3 0,0003 0,0002 1,0251 0,0043 0,0005 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0199 0,0206 0,0034 0,0049 0,0018 0,0034 0,0007 0,0002 0,0031 4 0,0357 0,0256 0,0208 1,0587 0,0734 0,0061 0,0010 0,0002 0,0001 0,0008 0,0002 0,0529 0,0015 0,0028 0,0094 0,0019 0,0023 0,0018 0,0006 0,0008 5 0,0214 0,0019 0,0139 0,0077 1,0020 0,0505 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0043 0,0003 0,0002 0,0007 0,0001 0,0012 0,0001 0,0000 0,0001 6 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 1,0007 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0082 0,0006 0,0001 0,0001 7 0,0004 0,0002 0,0003 0,0045 0,0013 0,0008 1,0577 0,0001 0,0000 0,0002 0,0001 0,0224 0,0004 0,0009 0,0036 0,0006 0,0007 0,0006 0,0002 0,0002 8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0004 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0040 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 10 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 1,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 11 0,0002 0,0001 0,0006 0,0003 0,0002 0,0005 0,0001 0,0004 0,0002 0,0008 1,0070 0,0004 0,0010 0,0009 0,0004 0,0007 0,0013 0,0017 0,0006 0,0087 12 0,0078 0,0069 0,0058 0,2177 0,0202 0,0025 0,0095 0,0002 0,0005 0,0020 0,0007 1,1259 0,0127 0,0298 0,1754 0,0152 0,0187 0,0178 0,0045 0,0055 13 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0005 0,0000 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 1,0843 0,1183 0,0049 0,0153 0,0007 0,0008 0,0003 0,0005 14 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0,0008 1,0236 0,0003 0,0002 0,0004 0,0003 0,0001 0,0002 15 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0015 1,0069 0,0085 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 16 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 1,0081 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 17 0,0000 0,0000 0,0003 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0004 0,0000 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 1,0128 0,0003 0,0000 0,0001 18 0,0004 0,0003 0,0009 0,0021 0,0004 0,0012 0,0003 0,0011 0,0007 0,0006 0,0006 0,0065 0,0015 0,0034 0,0025 0,0117 0,0033 1,2746 0,1071 0,0019 19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0000 0,0000 20 0,0167 0,0069 0,0330 0,0022 0,0008 0,0008 0,0002 0,0010 0,0013 0,0019 0,0003 0,0045 0,0248 0,0097 0,0045 0,0169 0,0106 0,0179 0,0088 1,0275 21 0,0002 0,0001 0,0002 0,0030 0,0011 0,0001 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0004 0,0002 0,0008 0,0002 0,0005 0,0003 0,0003 0,0003 0,0015 22 0,0013 0,0010 0,0030 0,0043 0,0015 0,0017 0,0012 0,0020 0,0015 0,0025 0,0024 0,0045 0,0030 0,0037 0,0037 0,0198 0,0061 0,0053 0,0017 0,0035 23 0,0002 0,0001 0,0006 0,0007 0,0005 0,0004 0,0002 0,0003 0,0002 0,0007 0,0003 0,0013 0,0006 0,0036 0,0034 0,0102 0,0018 0,0018 0,0010 0,0008 24 0,0002 0,0001 0,0018 0,0003 0,0002 0,0012 0,0001 0,0008 0,0004 0,0026 0,0001 0,0004 0,0003 0,0008 0,0007 0,0016 0,0013 0,0005 0,0002 0,0004 25 0,0001 0,0000 0,0005 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0002 0,0001 0,0007 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 0,0002 0,0003 0,0001 0,0000 0,0001 26 0,0004 0,0003 0,0032 0,0008 0,0004 0,0022 0,0002 0,0015 0,0008 0,0045 0,0008 0,0009 0,0006 0,0032 0,0008 0,0011 0,0036 0,0009 0,0003 0,0007 27 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0007 0,0001 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 29 0,0017 0,0003 0,0024 0,0005 0,0005 0,0037 0,0001 0,0006 0,0003 0,0025 0,0002 0,0008 0,0004 0,0006 0,0013 0,0030 0,0008 0,0025 0,0008 0,0007

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 84: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

70 Lampiran 9 (lanjutan)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 30 0,0006 0,0005 0,0019 0,0019 0,0007 0,0012 0,0005 0,0024 0,0012 0,0042 0,0011 0,0021 0,0018 0,0019 0,0018 0,0020 0,0072 0,0034 0,0011 0,0019 31 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0003 0,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0000 0,0001 32 0,0009 0,0006 0,0016 0,0028 0,0009 0,0010 0,0009 0,0010 0,0009 0,0012 0,0016 0,0029 0,0015 0,0015 0,0022 0,0015 0,0035 0,0027 0,0010 0,0022 33 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0051 0,0003 0,0001 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 34 0,0000 0,0000 0,0002 0,0001 0,0001 0,0007 0,0000 0,0003 0,0002 0,0002 0,0001 0,0002 0,0007 0,0010 0,0011 0,0005 0,0009 0,0002 0,0001 0,0002 35 0,0014 0,0010 0,0033 0,0056 0,0019 0,0028 0,0012 0,0050 0,0021 0,0032 0,0025 0,0060 0,0393 0,0317 0,0113 0,0313 0,0310 0,0418 0,0131 0,0121 36 0,0001 0,0001 0,0002 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0004 0,0027 0,0027 0,0008 0,0021 0,0007 0,0028 0,0004 0,0008 37 0,0001 0,0001 0,0003 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0004 0,0001 0,0002 0,0002 0,0003 0,0004 0,0003 0,0005 0,0003 0,0001 0,0002 38 0,0036 0,0027 0,0433 0,0048 0,0032 0,0291 0,0017 0,0194 0,0098 0,0643 0,0024 0,0057 0,0053 0,0088 0,0061 0,0103 0,0083 0,0057 0,0018 0,0048 39 0,0282 0,0207 0,0556 0,0917 0,0308 0,0311 0,0257 0,0292 0,0304 0,0408 0,0520 0,0954 0,0512 0,0535 0,0732 0,0485 0,1212 0,0909 0,0319 0,0739 40 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0004 0,0001 0,0003 0,0002 0,0003 0,0007 0,0007 0,0005 0,0005 0,0004 0,0006 0,0002 0,0004 41 0,0011 0,0008 0,0028 0,0035 0,0015 0,0024 0,0011 0,0017 0,0012 0,0076 0,0021 0,0048 0,0040 0,0148 0,0036 0,0128 0,0145 0,0086 0,0034 0,0040 42 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0006 0,0001 0,0002 0,0002 0,0006 0,0003 0,0005 0,0004 0,0005 0,0003 0,0002 43 0,0059 0,0044 0,0119 0,0181 0,0059 0,0080 0,0049 0,0193 0,0051 0,0094 0,0100 0,0203 0,0150 0,0207 0,0177 0,0219 0,0447 0,0462 0,0123 0,0162 44 0,000 0,000 -0,001 -0,001 0,000 0,000 0,000 -0,006 0,000 0,000 -0,001 -0,002 -0,001 -0,007 -0,002 -0,002 -0,009 -0,003 -0,001 -0,001 45 0,0002 0,0001 0,0003 0,0005 0,0002 0,0020 0,0001 0,0002 0,0001 0,0002 0,0003 0,0006 0,0003 0,0011 0,0006 0,0004 0,0029 0,0008 0,0003 0,0006 46 0,0083 0,0063 0,0128 0,0275 0,0079 0,0060 0,0079 0,0138 0,0085 0,0056 0,0154 0,0287 0,0142 0,0152 0,0217 0,0124 0,0287 0,0248 0,0091 0,0219 47 0,0011 0,0009 0,0019 0,0038 0,0011 0,0014 0,0011 0,0015 0,0013 0,0010 0,0021 0,0044 0,0028 0,0082 0,0043 0,0032 0,0141 0,0051 0,0015 0,0035 48 0,0018 0,0014 0,0046 0,0057 0,0019 0,0037 0,0015 0,0156 0,0033 0,0046 0,0031 0,0073 0,0069 0,0166 0,0118 0,0269 0,0118 0,0159 0,0071 0,0082 49 0,0007 0,0005 0,0110 0,0022 0,0013 0,0025 0,0005 0,0023 0,0011 0,0024 0,0015 0,0037 0,0049 0,0089 0,0025 0,0093 0,0125 0,0115 0,0021 0,0036 50 0,0004 0,0003 0,0011 0,0014 0,0004 0,0017 0,0004 0,0038 0,0015 0,0022 0,0011 0,0015 0,0032 0,0052 0,0016 0,0078 0,0024 0,0033 0,0012 0,0022 51 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0002 0,0004 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 52 0,0020 0,0015 0,0042 0,0064 0,0022 0,0024 0,0018 0,0052 0,0028 0,0073 0,0037 0,0068 0,0038 0,0057 0,0056 0,0055 0,0090 0,0095 0,0027 0,0059 53 0,0004 0,0002 0,0012 0,0010 0,0004 0,0014 0,0002 0,0027 0,0008 0,0023 0,0006 0,0015 0,0015 0,0028 0,0010 0,0025 0,0034 0,0021 0,0005 0,0010 54 0,0002 0,0002 0,0006 0,0007 0,0002 0,0003 0,0002 0,0006 0,0003 0,0005 0,0004 0,0008 0,0005 0,0008 0,0006 0,0008 0,0012 0,0011 0,0003 0,0006 55 0,0001 0,0001 0,0003 0,0003 0,0001 0,0002 0,0001 0,0003 0,0001 0,0003 0,0002 0,0004 0,0005 0,0012 0,0004 0,0009 0,0006 0,0021 0,0010 0,0005 56 0,0001 0,0001 0,0005 0,0004 0,0001 0,0003 0,0001 0,0012 0,0002 0,0011 0,0002 0,0004 0,0010 0,0029 0,0008 0,0017 0,0006 0,0057 0,0018 0,0013 57 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0003 0,0005 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 58 0,0005 0,0003 0,0022 0,0015 0,0012 0,0023 0,0003 0,0022 0,0018 0,0034 0,0008 0,0024 0,0014 0,0018 0,0016 0,0050 0,0047 0,0046 0,0026 0,0017 190 1,2399 1,1149 1,2785 1,5964 1,2059 1,1788 1,1256 1,1331 1,0838 1,1855 1,1155 1,6398 1,3201 1,4216 1,4258 1,3279 1,3997 1,6202 1,2236 1,2258

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 85: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

71 Lampiran 9 (lanjutan)

Sektor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 0,0102 0,0008 0,0004 0,0021 0,0009 0,0012 0,0004 0,0009 0,0005 0,0006 0,0003 0,0007 0,0007 0,0040 0,0003 0,0003 0,0011 0,0015 0,0019 0,0348 2 0,0114 0,0004 0,0003 0,0002 0,0008 0,0007 0,0003 0,0005 0,0003 0,0003 0,0002 0,0005 0,0004 0,0008 0,0002 0,0002 0,0006 0,0009 0,0011 0,0112 3 0,0382 0,0622 0,0006 0,0002 0,0005 0,0005 0,0002 0,0003 0,0004 0,0008 0,0003 0,0014 0,0005 0,0054 0,0002 0,0001 0,0004 0,0010 0,0025 0,0031 4 0,0101 0,0022 0,0005 0,0006 0,0011 0,0021 0,0005 0,0016 0,0009 0,0009 0,0004 0,0012 0,0009 0,0065 0,0004 0,0004 0,0019 0,0023 0,0024 0,0714 5 0,0008 0,0009 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0006 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0011 6 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0025 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0011 0,0001 0,0000 7 0,0024 0,0003 0,0002 0,0002 0,0004 0,0006 0,0002 0,0004 0,0003 0,0003 0,0001 0,0003 0,0002 0,0350 0,0001 0,0001 0,0005 0,0007 0,0007 0,0188 8 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0011 0,0006 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0010 0,0009 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0187 0,0033 0,0004 0,0002 0,0005 0,0003 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 10 0,0000 0,0000 0,0000 0,0017 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0020 0,0001 0,0000 11 0,0004 0,0014 0,0011 0,0011 0,0027 0,0029 0,0002 0,0021 0,0014 0,0008 0,0004 0,0006 0,0006 0,0004 0,0059 0,0024 0,0011 0,0028 0,0011 0,0003 12 0,0504 0,0030 0,0016 0,0016 0,0037 0,0052 0,0016 0,0039 0,0023 0,0026 0,0013 0,0031 0,0028 0,0209 0,0011 0,0011 0,0050 0,0061 0,0087 0,1657 13 0,0002 0,0055 0,0004 0,0002 0,0002 0,0002 0,0001 0,0002 0,0012 0,0007 0,0007 0,0007 0,0020 0,0006 0,0001 0,0001 0,0013 0,0007 0,0017 0,0002 14 0,0002 0,0003 0,0008 0,0002 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0005 0,0005 0,0002 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0001 0,0088 0,0003 0,0027 0,0006 15 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 16 0,0001 0,0001 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0002 0,0000 0,0004 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0003 0,0001 0,0007 0,0001 17 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0006 0,0003 0,0001 0,0003 0,0191 0,0011 0,0001 0,0001 0,0001 0,0054 0,0007 0,0001 18 0,0030 0,0013 0,0034 0,0036 0,0013 0,0015 0,0007 0,0040 0,0027 0,0074 0,0013 0,0021 0,0026 0,0016 0,0009 0,0013 0,0037 0,0032 0,0103 0,0017 19 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 20 0,0113 0,0365 0,0858 0,0109 0,0010 0,0294 0,0003 0,0094 0,0401 0,0125 0,0034 0,0035 0,0053 0,0036 0,0006 0,0024 0,0302 0,0061 0,0034 0,0012 21 1,0185 0,0004 0,0021 0,0003 0,0002 0,0010 0,0001 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0002 0,0003 0,0001 0,0001 0,0029 0,0003 0,0011 0,0005 22 0,0033 1,0768 0,0044 0,0017 0,0046 0,0045 0,0029 0,0036 0,0041 0,0125 0,0036 0,0225 0,0050 0,0064 0,0029 0,0017 0,0021 0,0136 0,0395 0,0035 23 0,0009 0,0047 1,0029 0,0004 0,0010 0,0009 0,0003 0,0020 0,0055 0,0298 0,0019 0,0038 0,0025 0,0035 0,0007 0,0012 0,0004 0,0067 0,0044 0,0005 24 0,0008 0,0009 0,0007 1,0044 0,0005 0,0004 0,0002 0,0011 0,0033 0,0032 0,0006 0,0018 0,0015 0,0016 0,0007 0,0003 0,0010 0,0402 0,0023 0,0002 25 0,0001 0,0004 0,0002 0,0002 1,0024 0,0746 0,0001 0,0010 0,0106 0,0014 0,0040 0,0037 0,0004 0,0006 0,0002 0,0001 0,0098 0,0099 0,0008 0,0001 26 0,0007 0,0045 0,0018 0,0024 0,0016 1,0056 0,0005 0,0119 0,0394 0,0125 0,0205 0,0226 0,0050 0,0057 0,0014 0,0004 0,0041 0,0665 0,0076 0,0006 27 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0019 1,0015 0,1793 0,0081 0,0104 0,0242 0,0143 0,0013 0,0223 0,0002 0,0000 0,0003 0,0010 0,0005 0,0001 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0002 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 29 0,0005 0,0006 0,0003 0,0008 0,0007 0,0011 0,0003 0,0059 1,0506 0,0038 0,0044 0,0107 0,0006 0,0026 0,0008 0,0003 0,0014 0,0200 0,0018 0,0005

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 86: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

72 Lampiran 9 (lanjutan)

Sektor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 30 0,0017 0,0022 0,0035 0,0024 0,0050 0,0048 0,0013 0,0055 0,0109 1,2764 0,0300 0,0312 0,0025 0,0109 0,0161 0,0014 0,0041 0,0188 0,0199 0,0016 31 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0001 0,0001 0,0004 1,0093 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0002 0,0005 0,0001 0,0000 32 0,0021 0,0024 0,0014 0,0009 0,0028 0,0025 0,0019 0,0021 0,0024 0,0041 0,0016 1,1282 0,0018 0,0047 0,0017 0,0010 0,0012 0,0029 0,0249 0,0023 33 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 1,0600 0,0002 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 34 0,0001 0,0002 0,0010 0,0009 0,0001 0,0004 0,0001 0,0007 0,0013 0,0016 0,0008 0,0006 0,0007 1,0109 0,0002 0,0002 0,0004 0,0011 0,0010 0,0001 35 0,0064 0,0142 0,0197 0,0441 0,2312 0,1344 0,0035 0,0811 0,0330 0,0274 0,0128 0,0235 0,0301 0,0160 1,1754 0,0401 0,1217 0,0173 0,0380 0,0042 36 0,0005 0,0010 0,0013 0,0030 0,0155 0,0090 0,0002 0,0055 0,0022 0,0020 0,0009 0,0016 0,0020 0,0011 0,0118 1,0027 0,0082 0,0012 0,0026 0,0003 37 0,0002 0,0003 0,0002 0,0005 0,0007 0,0014 0,0001 0,0028 0,0102 0,0010 0,0010 0,0023 0,0003 0,0006 0,0003 0,0002 1,0814 0,0043 0,0013 0,0002 38 0,0059 0,0075 0,0031 0,0080 0,0094 0,0079 0,0035 0,0142 0,0097 0,0101 0,0056 0,0074 0,0037 0,0033 0,0151 0,0033 0,0212 1,0084 0,0389 0,0038 39 0,0696 0,0793 0,0440 0,0294 0,0593 0,0708 0,0632 0,0626 0,0755 0,1378 0,0524 0,0934 0,0590 0,0461 0,0572 0,0336 0,0356 0,0868 1,0810 0,0747 40 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004 0,0006 0,0022 0,0002 0,0004 0,0004 0,0006 0,0005 0,0009 0,0002 0,0004 0,0003 0,0002 0,0014 0,0015 0,0020 1,0002 41 0,0078 0,0094 0,0040 0,0053 0,0097 0,0194 0,0028 0,0152 0,0077 0,0077 0,0036 0,0098 0,0084 0,0032 0,0029 0,0032 0,0176 0,0199 0,0208 0,0038 42 0,0002 0,0002 0,0002 0,0004 0,0013 0,0009 0,0002 0,0007 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0003 0,0002 0,0001 0,0001 0,0004 0,0005 0,0002 43 0,0169 0,0222 0,0101 0,0121 0,0227 0,0263 0,0117 0,0295 0,0194 0,0380 0,0178 0,0235 0,0262 0,0147 0,0124 0,0095 0,0134 0,0244 0,0421 0,0146 44 -0,001 -0,003 -0,003 -0,003 -0,004 -0,004 -0,001 -0,004 -0,003 -0,005 -0,001 -0,002 -0,004 -0,003 -0,001 -0,001 -0,002 -0,002 -0,002 -0,001 45 0,0006 0,0008 0,0003 0,0010 0,0015 0,0023 0,0003 0,0013 0,0011 0,0011 0,0008 0,0009 0,0012 0,0005 0,0003 0,0008 0,0017 0,0008 0,0027 0,0004 46 0,0207 0,0231 0,0136 0,0070 0,0176 0,0223 0,0182 0,0192 0,0177 0,0373 0,0133 0,0283 0,0165 0,0140 0,0175 0,0100 0,0118 0,0279 0,0215 0,0229 47 0,0031 0,0043 0,0040 0,0031 0,0039 0,0155 0,0025 0,0070 0,0043 0,0083 0,0030 0,0047 0,0040 0,0026 0,0024 0,0021 0,0039 0,0047 0,0036 0,0032 48 0,0178 0,0100 0,0106 0,0112 0,0101 0,0085 0,0052 0,0194 0,0129 0,0222 0,0085 0,0134 0,0202 0,0067 0,0078 0,0107 0,0127 0,0254 0,0499 0,0066 49 0,0025 0,0084 0,0044 0,0041 0,0051 0,0060 0,0012 0,0177 0,0056 0,0055 0,0034 0,0067 0,0097 0,0037 0,0046 0,0065 0,0085 0,0082 0,0158 0,0017 50 0,0028 0,0021 0,0010 0,0012 0,0018 0,0018 0,0009 0,0030 0,0017 0,0042 0,0023 0,0031 0,0017 0,0011 0,0026 0,0018 0,0029 0,0070 0,0087 0,0012 51 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0004 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0003 0,0001 52 0,0052 0,0064 0,0070 0,0035 0,0070 0,0204 0,0045 0,0052 0,0110 0,0109 0,0066 0,0073 0,0049 0,0040 0,0053 0,0042 0,0099 0,0101 0,0741 0,0053 53 0,0012 0,0023 0,0008 0,0013 0,0038 0,0038 0,0006 0,0054 0,0067 0,0062 0,0014 0,0040 0,0045 0,0011 0,0038 0,0025 0,0066 0,0111 0,0060 0,0009 54 0,0007 0,0008 0,0006 0,0004 0,0009 0,0013 0,0005 0,0011 0,0011 0,0014 0,0006 0,0010 0,0009 0,0005 0,0007 0,0006 0,0010 0,0016 0,0042 0,0023 55 0,0011 0,0006 0,0003 0,0011 0,0009 0,0006 0,0003 0,0005 0,0008 0,0009 0,0020 0,0023 0,0005 0,0004 0,0004 0,0033 0,0004 0,0031 0,0020 0,0005 56 0,0039 0,0008 0,0008 0,0010 0,0017 0,0016 0,0043 0,0025 0,0008 0,0009 0,0007 0,0035 0,0007 0,0009 0,0011 0,0013 0,0033 0,0070 0,0027 0,0004 57 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 58 0,0014 0,0043 0,0044 0,0018 0,0423 0,0124 0,0015 0,0075 0,0045 0,0043 0,0029 0,0020 0,0034 0,0015 0,0010 0,0009 0,0014 0,0043 0,0082 0,0011 190 1,3352 1,4041 1,2419 1,1746 1,4762 1,5087 1,1569 1,5391 1,4126 1,7084 1,2503 1,4937 1,3159 1,2708 1,3585 1,1527 1,4467 1,4894 1,5683 1,4678

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 87: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

73 Lampiran 9 (lanjutan)

Sektor 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 180 1 0,0468 0,0045 0,0012 0,0286 0,0141 0,0039 0,0014 0,0030 0,0003 0,0005 0,0010 0,0008 0,0019 0,0000 0,0010 0,0365 0,0831 0,0096 1,7927 2 0,0180 0,0007 0,0008 0,0031 0,0006 0,0012 0,0004 0,0005 0,0001 0,0003 0,0003 0,0001 0,0011 0,0000 0,0026 0,0539 0,0724 0,0121 1,2462 3 0,0039 0,0008 0,0020 0,0031 0,0017 0,0020 0,0006 0,0005 0,0001 0,0002 0,0002 0,0002 0,0006 0,0000 0,0004 0,0036 0,0028 0,0061 1,2369 4 0,0924 0,0022 0,0013 0,0102 0,0064 0,0057 0,0010 0,0014 0,0002 0,0007 0,0015 0,0004 0,0024 0,0000 0,0011 0,0416 0,0143 0,0037 1,5914 5 0,0015 0,0001 0,0001 0,0007 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0011 0,0019 0,0003 1,1157 6 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0001 1,0152 7 0,0212 0,0008 0,0004 0,0068 0,0037 0,0014 0,0004 0,0005 0,0001 0,0002 0,0004 0,0002 0,0008 0,0000 0,0005 0,0229 0,0029 0,0044 1,2245 8 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0061 9 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0280 10 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0002 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 1,0060 11 0,0003 0,0027 0,0037 0,0034 0,0041 0,0059 0,0008 0,0005 0,0001 0,0003 0,0001 0,0003 0,0006 0,0000 0,0006 0,0003 0,0003 0,0004 1,0804 12 0,1902 0,0251 0,0056 0,1583 0,0802 0,0178 0,0076 0,0167 0,0015 0,0023 0,0044 0,0045 0,0086 0,0000 0,0040 0,1714 0,1434 0,0396 2,8524 13 0,0003 0,0005 0,0008 0,0003 0,0003 0,0004 0,0006 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0006 0,0000 0,0006 0,0002 0,0002 0,0010 1,2502 14 0,0007 0,0002 0,0023 0,0007 0,0006 0,0009 0,0034 0,0002 0,0000 0,0001 0,0001 0,0003 0,0003 0,0000 0,0012 0,0003 0,0003 0,0026 1,0596 15 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0178 16 0,0001 0,0001 0,0003 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0000 0,0000 0,0000 0,0003 0,0001 0,0000 0,0004 0,0001 0,0001 0,0006 1,0151 17 0,0001 0,0007 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0008 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0005 0,0001 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 1,0474 18 0,0019 0,0030 0,0045 0,0025 0,0020 0,0019 0,0031 0,0313 0,0019 0,0031 0,0049 0,0014 0,0055 0,0000 0,0333 0,0020 0,0016 0,0016 1,5842 19 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0035 0,0000 0,0000 0,0000 1,0041 20 0,0014 0,0015 0,0024 0,0014 0,0011 0,0016 0,0015 0,0036 0,0003 0,0005 0,0005 0,0006 0,0020 0,0000 0,0082 0,0017 0,0022 0,0032 1,5209 21 0,0005 0,0017 0,0012 0,0008 0,0009 0,0003 0,0003 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0000 0,0017 0,0000 0,0015 0,0068 0,0002 0,0030 1,0594 22 0,0042 0,0050 0,0304 0,0051 0,0043 0,0281 0,0076 0,0026 0,0004 0,0019 0,0012 0,0016 0,0054 0,0000 0,0033 0,0045 0,0040 0,0410 1,4435 23 0,0006 0,0013 0,0022 0,0008 0,0008 0,0008 0,0015 0,0020 0,0006 0,0006 0,0007 0,0006 0,0007 0,0000 0,0018 0,0007 0,0005 0,0045 1,1234 24 0,0003 0,0054 0,0010 0,0009 0,0006 0,0007 0,0052 0,0011 0,0003 0,0003 0,0002 0,0033 0,0008 0,0000 0,0015 0,0003 0,0002 0,0010 1,1028 25 0,0001 0,0013 0,0004 0,0003 0,0003 0,0003 0,0013 0,0003 0,0001 0,0001 0,0001 0,0008 0,0002 0,0000 0,0004 0,0001 0,0001 0,0005 1,1304 26 0,0007 0,0089 0,0031 0,0021 0,0017 0,0020 0,0088 0,0018 0,0004 0,0006 0,0004 0,0055 0,0015 0,0000 0,0025 0,0008 0,0007 0,0057 1,2898 27 0,0001 0,0006 0,0003 0,0004 0,0005 0,0004 0,0002 0,0002 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0003 0,0001 0,0001 0,0005 1,2718 28 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0007 29 0,0004 0,0038 0,0119 0,0023 0,0011 0,0009 0,0031 0,0015 0,0015 0,0007 0,0010 0,0017 0,0024 0,0000 0,0035 0,0009 0,0005 0,0009 1,1693

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 88: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

74 Lampiran 9 (lanjutan)

Sektor 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 180 30 0,0019 0,0071 0,0075 0,0036 0,0044 0,0069 0,0118 0,0169 0,0018 0,0022 0,0024 0,0018 0,0044 0,0000 0,0091 0,0023 0,0018 0,0195 1,5949 31 0,0000 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0008 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 1,0151 32 0,0027 0,0357 0,0079 0,0219 0,0305 0,0292 0,0016 0,0012 0,0002 0,0010 0,0007 0,0005 0,0030 0,0000 0,0016 0,0030 0,0026 0,0255 1,3943 33 0,0001 0,0004 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0002 0,0000 0,0007 0,0001 0,0001 0,0003 1,0711 34 0,0001 0,0007 0,0008 0,0016 0,0017 0,0003 0,0008 0,0005 0,0002 0,0006 0,0004 0,0002 0,0011 0,0000 0,0076 0,0002 0,0001 0,0004 1,0466 35 0,0043 0,0923 0,0157 0,0135 0,0128 0,0095 0,0356 0,0219 0,0043 0,0082 0,0080 0,0025 0,0216 0,0000 0,0161 0,0047 0,0037 0,0201 2,6167 36 0,0003 0,0074 0,0011 0,0011 0,0010 0,0007 0,0025 0,0015 0,0003 0,0006 0,0006 0,0002 0,0015 0,0000 0,0011 0,0003 0,0003 0,0014 1,1094 37 0,0002 0,0010 0,0008 0,0009 0,0027 0,0010 0,0023 0,0008 0,0001 0,0003 0,0002 0,0004 0,0006 0,0000 0,0010 0,0002 0,0001 0,0007 1,1270 38 0,0042 0,1204 0,0166 0,0188 0,0107 0,0153 0,1285 0,0215 0,0046 0,0054 0,0033 0,0825 0,0149 0,0000 0,0311 0,0051 0,0042 0,0083 1,9265 39 0,0901 0,0657 0,3021 0,0935 0,0777 0,0729 0,0496 0,0389 0,0072 0,0318 0,0231 0,0150 0,0801 0,0000 0,0518 0,0972 0,0860 0,0608 4,6304 40 0,0002 0,0010 0,0010 0,0011 0,0004 0,0020 0,0009 0,0005 0,0002 0,0012 0,0026 0,0003 0,0018 0,0000 0,0008 0,0003 0,0002 0,0009 1,0348 41 1,0034 0,0092 0,0094 0,0089 0,0038 0,0557 0,0054 0,0055 0,0014 0,0049 0,0130 0,0020 0,0187 0,0000 0,0077 0,0037 0,0032 0,0058 1,4403 42 0,0002 1,0009 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0009 0,0003 0,0000 0,0003 0,0001 0,0000 0,0003 0,0000 0,0004 0,0002 0,0002 0,0002 1,0178 43 0,0175 0,0134 1,0242 0,0174 0,0141 0,0133 0,0089 0,0106 0,0023 0,0192 0,0047 0,0043 0,0132 0,0000 0,0137 0,0188 0,0167 0,0132 1,9511 44 -0,001 -0,001 -0,001 0,996 -0,001 -0,001 -0,003 -0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,001 0,000 -0,001 -0,001 -0,001 -0,002 0,890 45 0,0005 0,0005 0,0046 0,0006 1,0102 0,0005 0,0015 0,0004 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0012 0,0000 0,0008 0,0005 0,0005 0,0004 1,0550 46 0,0274 0,0202 0,0157 0,0267 0,0208 1,0831 0,0125 0,0114 0,0026 0,0082 0,0043 0,0054 0,0330 0,0000 0,0124 0,0296 0,0262 0,0170 2,0334 47 0,0038 0,0061 0,0080 0,0629 0,0392 0,0872 1,0366 0,0017 0,0003 0,0011 0,0018 0,0008 0,0037 0,0000 0,0019 0,0041 0,0036 0,0025 1,4200 48 0,0056 0,0253 0,0340 0,0179 0,0200 0,0297 0,0759 1,0965 0,0145 0,0253 0,0255 0,0080 0,0484 0,0000 0,0854 0,0069 0,0053 0,0168 1,9902 49 0,0020 0,0042 0,0068 0,0039 0,0037 0,0054 0,0032 0,0056 1,0257 0,0214 0,0164 0,0042 0,0070 0,0000 0,0059 0,0021 0,0017 0,0029 1,3362 50 0,0013 0,0057 0,0085 0,0101 0,0088 0,0204 0,0108 0,0051 0,0057 1,0245 0,0148 0,0009 0,0044 0,0000 0,0031 0,0016 0,0013 0,0015 1,2241 51 0,0001 0,0003 0,0006 0,0003 0,0001 0,0005 0,0001 0,0004 0,0002 0,0013 1,0062 0,0000 0,0018 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 1,0158 52 0,0065 0,0055 0,0264 0,0072 0,0071 0,0069 0,0060 0,0069 0,0025 0,0057 0,0057 1,0028 0,0241 0,0000 0,0138 0,0071 0,0061 0,0328 1,4799 53 0,0009 0,0051 0,0042 0,0038 0,0042 0,0078 0,0078 0,0049 0,0015 0,0118 0,0034 0,0021 1,0045 0,0000 0,0041 0,0011 0,0008 0,0022 1,1713 54 0,0008 0,0033 0,0037 0,0025 0,0014 0,0117 0,0015 0,0066 0,0143 0,0098 0,0224 0,0282 0,0497 1,0000 0,0112 0,0014 0,0006 0,0028 1,2049 55 0,0003 0,0132 0,0015 0,0013 0,0017 0,0046 0,0019 0,0066 0,0020 0,0098 0,0040 0,0003 0,0191 0,0000 1,0503 0,0013 0,0003 0,0006 1,1507 56 0,0003 0,0067 0,0013 0,0008 0,0009 0,0014 0,0032 0,0026 0,0004 0,0029 0,0005 0,0011 0,0093 0,0000 0,0018 1,0011 0,0003 0,0016 1,0968 57 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0010 0,0000 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 0,0001 0,0000 1,0000 0,0000 1,0046 58 0,0013 0,0028 0,0282 0,0024 0,0022 0,0021 0,0042 0,0035 0,0006 0,0032 0,0022 0,0011 0,0126 0,0000 0,0035 0,0015 0,0012 1,0021 1,2279 190 1,5602 1,5245 1,6057 1,5516 1,4044 1,5443 1,4618 1,3411 1,1011 1,2133 1,1838 1,1884 1,4179 1,0000 1,4088 1,5428 1,4976 1,3814 78,5631

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 89: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

75

Lampiran 10Multiplier output klasifikasi 58 sektor

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 90: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

76

Lampiran 11Multiplier pendapatan klasifikasi 58 sektor

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 91: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

77

Lampiran 12Multiplier tenaga kerja klasifikasi 58 sektor

Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Banten 2010, klasifikasi 58 sektor (diolah)

Page 92: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

78

Lampiran 13Anggaran belanja pemerintah Provinsi Banten menurut urusan tahun 2010-2013

Urusan Anggaran belanja (Rp juta) 2010 2011 2012 2013

Pendidikan 165482 194108 222814 278448 Kesehatan 203800 229235 228645 382492 Pekerjaan Umum 520369 643943 908366 1438181 Perumahan 0 0 0 8600 Penataan Ruang 0 0 0 0 Perencanaan Pembangunan 20666 24101 28450 45444 Perhubungan 21626 29741 30892 25615 Lingkungan Hidup 8294 10093 12699 14237 Pertanahan 0 0 0 0 Kependudukan dan Catatan Sipil 0 0 0 700 Pemberdayaan Perempuan 12313 16464 16144 11827 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

0 0 0 350

Sosial 14212 23478 24516 63447 Tenaga Kerja 12781 18965 19917 20299 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 9262 12956 12949 14015 Penanaman Modal 11573 11931 12369 15150 Kebudayaan 12569 18725 21161 14350 Pemuda dan Olah Raga 12731 12551 16792 14339 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

18719 31516 35065 17961

Pemerintahan Umum 1323089 2031648 2360736 3473492 Kepegawaian 0 0 0 0 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 0 0 0 4300 Statistik 0 0 0 12491 Kearsipan 0 0 0 849 Komunikasi dan Informatika 0 0 0 7228 Ketahanan Pangan 7164 8964 7746 8473 Perpustakaan 8206 9495 10418 8546 Pertanian 30879 37717 41628 59140 Kehutanan 17614 18820 18766 14159 Energi dan Sumberdaya Mineral 51709 56311 58910 57719 Pariwisata 0 0 0 7770 Kelautan dan Perikanan 14710 26238 24849 14090 Perdagangan 0 0 0 2512 Perindustrian 13500 18297 20242 14541 Transmigrasi 0 0 0 1237 Total Belanja 2511267 3485295 4134075 6052003 Sumber: DJPK, 2013

Page 93: KAJIAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH … · Pembangunan Ekonomi 4 Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah 5 Tabel Input Output 6 Sektor Unggulan 9 ... 3 Peta administratif Provinsi

79

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Mei 1992 dari ayah Togar

Situmorang (alm) dan ibu Maria Linda Sitanggang. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota dan pengurus Komisi Pelayanan Khusus (Kopelkhu) Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB. Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM FEM dan PMK, yaitu The 10th Economic Contest, Natal Civitas Akademik IPB, Kebaktian Awal Tahun Ajaran PMK IPB, Keakraban PMK, dan Retreat Kopelkhu. Penulis juga aktif mengikuti lomba karya tulis yaitu Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) DIKTI 2013 bidang penelitian dan PKM DIKTI 2014 bidang pengabdian masyarakat.