Top Banner
KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi 1) Muzaki 2) 1) Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina Depok 2) Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Syariah, Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina Depok UNIVERSITAS GUNADARMA JANUARI 2020
16

KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

Jul 29, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME

DI INDONESIA

Mulyadi1)

Muzaki2)

1)Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi,

Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina – Depok

2)Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Syariah,

Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina – Depok

UNIVERSITAS GUNADARMA

JANUARI 2020

Page 2: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME

DI INDONESIA

Mulyadi1)

Muzaki2)

1)Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi,

Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina – Depok

2)Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Syariah,

Univesitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina – Depok

ABSTRAK

Radikalisme merupakan suatu paham baru yang dibuat oleh sekelompok orang atau

pihak tertentu dengan dasar berdasarkan agama, sosial dan politik dengan tujuan mengubah

suatu paham dan ideologi yang ada dengan menggunakan kekerasan.

Gerakan ini merupakan sebuah gerakan politik yang berkedok agama Islam dengan

tujuan membuat sebuah Negara Islam Indonesia. Dalam catatan sejarah gerakan ini berhasil

ditumpas akan tetapi pada era Soeharto gerakan ini muncul kembali dengan model yang

berbeda dan berafiliasi dengan militer dan intelijen di bawah pimpinan Ali Moertopo dengan

beranggotakan mantan-mantan anggota DI/TII dan para simpatisan lainnya.

Gerakan radikalisme merupakan sebuah gerakan minoritas tetapi mulai merebak dan

menunjukan eksistensinya sejak runtuhnya rezim orde baru dan dmulainya era reformasi

dimana sebuah kebebasan dalam berkumpul, berserikat dan mengelurakan pendapat. Di era

reformasi peran media menambah bumbu-bumbu gerakan radikal yang disebarkan melalui

media elektroniik dan cetak. Semangat radikalisme pada intinya adalah sebuah fenomena

akibat dari persoalan politik yang di terwadahi dengan baik.

Masyarakat Sipil adalah ormas semacam NU, Muhammadiyah di samping juga LSM-

LSM. Pada umumnya, Ormas-ormas besar Islam seperti NU dan Muhammadiyah memiliki

pandangan yang sama soal dampak yang diakibatkan oleh ekstremisme keagamaan. Sejalan

dengan NU dan Muhammadiyah adalah MUI yang sudah mengeluarkan fatwa tentang

keharaman tindakan terorisme.

Kata Kunci : NU, LSM, MUI, MUHAMMADIYAH

Page 3: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

PENDAHULUAN

Radikalisme berasal dari Bahasa Latin, Radix yang berarti akar. Maksudnya

yakni berpikir secara mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-akarnya. Merupakan istilah

yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung gerakan radikal. Pertama, radikalisme

merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan

terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme menginginkan adanya

perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Tentu

saja melakukan perubahan (pembaruan) merupakan hal yang wajar dilakukan bahkan harus

dilakukan demi menuju masa depan yang lebih baik. Namun perubahan yang sifatnya

revolusioner sering kali “memakan korban” lebih banyak sementara keberhasilannya tidak

sebanding. Sebagian ilmuwan sosial menyarankan perubahan dilakukan secara perlahan-lahan,

tetapi kontinu dan sistematik, ketimbang revolusioner tetapi tergesagesa. Kedua, Beberapa

tahun belakangan ini marak terjadi kasus yang berhubungan dengan ISIS (Islamic State of Iraq

and Syiria). Problematika tersebut sudah memasuki kancah internasional dan sudah diliput

diberbagai media. ISIS merupakan salah satu gerakan yang berpaham radikalisme. Orang-

orang yang menganut paham radikalisme menginginkan terbentuknya negara Islam dengan

model tatanan yang berbasiskan nilai-nilai ajaran Islam fundamental, yakni Al-Qur’an, Al-

Hadits, dan praktek kehidupan sahabat nabi generasi pertama. Ketiga, mereka menolak tatanan

yang ada terutama yang dinilai berasal dari barat.

Fenomena gerakan Islam radikal di Indonesia belakangan ini, pemicunya sangat

kompleks, baik secara lokal, nasional maupun global. Menurut Giora Eliraz dalam bukunya

Bahtiar Effendy dan Soetrisno Hadi, gerakan radikalisme merupakan respon terhadap lamban

atau bahkan kegagalan proyek modernisasi di dunia Islam. Tidak sedikit umat Islam mengalami

kendala teologis, sosiologis dan intelektual dalam menyikapi modernisasi. Akibatnya mereka

menjadi marjinal, baik secara ekonomi, sosial, pendidikan, maupun politik. Mereka menuduh

ada “konspirasi barat”, sehingga umat Islam tertinggal. Mark Juergenseyer dalam bukunya

"Teror atas nama Tuhan", membandingkan kelompok teroris dalam beberapa tradisi

kepercayaan, ia menyimpulkan bahwa teroris agama berbagi atribut berikut: Pertama, mereka

menganggap bentuk kontemporer agama sebagai versi melemah dari yang benar, iman yang

otentik. Teroris mengajak lebih menuntut agama "keras" yang membutuhkan pengorbanan.

Kedua, mereka menolak untuk berkompromi dengan lembaga sekuler, mengkritisi agama

"lunak" untuk mudah menampung dengan budaya mainstream. Dengan demikian Islam radikal

menyerukan sikap lebih kuat terhadap pengaruh barat. Akhirnya, Juergensmeyer mencatat

bahwa teroris agama menolak perpecahan publik swasta dimana kepercayaan dianggap sebagai

Page 4: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

masalah pribadi untuk disimpan di luar bidang politik. Beberapa bahkan berharap bahwa aksi

mereka akan berkontribusi pada runtuhnya negara sekuler, pada akhirnya mengarah pada

pembentukan teokrasi.

Dilihat dari fenomena yang ada, ternyata peranan guru agama Islam di sekolah itu

sangat penting dalam meningkatkan pemahaman akidah peserta didik, agar peserta didik

mengetahui keyakinan dalam menjalankan syariat Islam dengan benar serta mampu menyaring

ajaran-ajaran yang bertolak belakang terhadap ajaran Islam.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi literatur terutama pada ajaran Agama Islam

yang diperoleh dari berbagai sumber buku maupun sumber-sumber lain dan

melakukan pengamatan pada masyarakat sekitar serta media yang ada.

PEMBAHASAN

Radikalisme sudah ada sejak manusia ada. Sekarang yang utama adalah bagaimana

bangsa Indonesia adalah menangkal gerakan radikalisme dan terorisme tersebut. Radikalisme

dan terorisme terjadi akibat banyak faktor, yang paling banyak adalah persoalan ideologi

agama.

Sejak itu para penganut paham radikalisme dan terorisme mengafirkan dan

menganggap orang beda agama sebagai musuh. Bahkan yang seagama tetap dianggap musuh

dan harus dimusnahkan.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,

Murodi mengatakan, upaya mengkafirkan sudah muncul sejak abad 7-8 masehi. Dia

menceritakan, ketika itu terjadi konflik internal dan perebutan kekuasan di banyak negara yang

menjadi akar munculnya radikalisme.

Tujuannya, kata dia, untuk menggulingkan kekuasaan politik, makanya gerakan radikal

itu muncul di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia. "Mereka ingin mengganti ideologi

negara dengan ideologi Islam. Itulah salahnya, mestinya yang harus diajarkan ke masyarakat

adalah bahwa negara ini didirikan oleh para pahlawan yang berideologi Pancasila yang digali

dari sumber-sumber agama itu sendiri," ujar Murodi, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Dia menegaskan, tujuan kelompok radikal yang ingin mengganti NKRI menjadi

khilafah juga tidak jelas. Menurutnya, khilafah sudah hancur pada abad ke-8 masehi, saat

munculnya dinasti Bani Umayah.

Page 5: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

Maka itu dia meyakini, ideologi Pancasila adalah ideologi terbaik bagi bangsa

Indonesia, bahkan terbaik di muka bumi karena mencakup seluruh sendi kehidupan manusia

mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.

Radikalisme Dalam Pandangan Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2007), radikalisme adalah

1. Paham atau aliran yang radikal dalam politik.

2. Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dengan cara

kekerasan atau drastis.

3. Sikap ekstrem dalam aliran politik. Dalam Kamus Politik, yang dimaksud radikal

adalah orang yang ingin membawa ide-ide politiknya ke akar-akarnya dan mempertegas

dengan cara yang sempurna doktrin-doktrin yang dihasilkan oleh usaha tersebut.

Seiring perjalanan waktu, dalam konteks ke Indonesiaan dakwah dan

perkembanganIslam mulai mengalami kemunduran dan penuh dengan penodaan. Gejala

kekerasan melaluigerakan radikalisme mulai bermunculan. Seperti sebuah gerakan politik yang

mengatas namakan agama, justifikasi agama dan sebagainya. Dalam sejarahnya, gerakan-

gerakan ini akhirnya dapat digagalkan, akan tetapi kemudian gerakan-gerakan ini muncul

kembali pada masa pemerintahan Soeharto, hanya saja bedanya gerakan radikalisme di zaman

Soeharto ini sebagian muncul karena rekayasa oleh militer atau melalui intelijen.

Muncul Komando Jihad (Komji) pada 1976, kemudian meledakkan tempat ibadah. Pada

1977, Front Pembebasan Muslim Indonesia melakukan hal yang sama. Dan tindakan teror oleh

Pola Perjuangan Revolusioner Islam, tahun 1978. Tidak lama kemudian setelah pasca reformasi

muncul lagi gerakan yang beraroma radikal yang dipimpin oleh Dr. Azhari dan Nurdin M. Top

dan gerakan-gerakan radikal lainnya yang bertebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti

Poso, Ambon dan lain-lain. Semangat yang dimunculkan pun juga tidak luput dari persoalan

politik. Sering kali persoalan politik memang menimbulkan gejala-gejala tindakan yang radikal.

Dalam konteks Internasional, realitas politik standar ganda Amerika Serikat (AS) dan sekutunya

merupakan pemicu berkembangnya Radikalisme Islam. “Perkembangan ini semakin menguat

setelah terjadinya tragedi WTC pada 11 September 2001. Mengenai tragedi ini AS dan sekutunya

di samping telah menuduh orang-orang Islam sebagai pelakunya juga telah menyamakan

berbagai gerakan Islam militan dengan gerakan teroris. Selain itu, AS dan aliansinya bukan

hanya menghukum tertuduh pemboman WTC tanpa bukti, yakni jaringan Al-Qaeda serta rezim

Taliban Afganistan yang menjadi pelindungnya, tetapi juga melakukan operasi penumpasan

terorisme yang melebar ke banyak gerakanIslam lain di beberapa Negara, termasuk Indonesia”.

Page 6: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

Pada dasarnya istilah radikalisme bukanlah merupakan konsep yang asing. Berikut adalah

kecenderungan yang menjadi indikasi radikalisme, antara lain:

1. Radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang berlangsung, biasanya respons

tersebut muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan atau bahkan perlawanan. Masalah-masalah

yang ditolak dapat berupa asumsi, ide, lembaga atau nilai-nilai yang dipandang bertanggung

jawab terhadap keberlangsungan kondisi yang ditolak.

2. Radikalisme tidak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupayamengganti

tatanan tersebut dengan bentuk tatanan lain. Ciri ini menunjukkan bahwa di dalam radikalisme

terkandung suatu program atau pandangan dunia tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat untuk

menjadikan tatanan tersebut sebagai ganti dari tatanan yang ada.

Berikut definisi dan pengertian radikalisme dari beberapa sumber buku:

1. Menurut Kartodirdjo (1985), radikalisme adalah gerakan sosial yang menolak secara

menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan ditandai oleh kejengkelan moral yang kuat

untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan yang

berkuasa.

2. Menurut Rubaidi (2007), radikalisme merupakan gerakan-gerakan keagamaan yang berusaha

merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan.

Sebenarnya radikalisme keagamaan merupakan fenomena yang biasa muncul dalam

agama apa saja. Radikalisme sangat erat hubungannya dengan fundamentalisme, yang ditandai

oleh kembalinya masyarakat kepada dasar-dasar agama. Fundamentalisme adalah semacam

Ideologi yang menjadikan agama sebagai pegangan hidup baik oleh masyarakat maupun

individu. Fundamentalisme ini biasanya akan diiringi oleh radikalisme dan kekerasan ketika

kebebasan untuk kembali kepada agama tadi dihalangi oleh situasi sosial politik yang

mengelilingi masyarakat.

Selama ini persoalan radikalisme hanyalah permainan kekuasaan yang mengental dalam

fanatisme akut. Radikalisme lahir dari persilangan sosial dan politik. Radikalisme Islam yang

ada di Indonesia merupakan realitas tarikan yang berseberangan itu dalam konstelasi politik

Indonesia. Masalah radikalisme Islam telah semakin membesar karena pendukungnya juga

semakin meningkat. Namun gerakan-gerakan ini terkadang jugaberbeda tujuan, serta tidak

mempunyai pola yang seragam.

Beberapa kelompok Islam seperti Jaringan Islam Liberal (JIL), Lembaga Kajian dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) NU, Jaringan Intelektual Muda

Muhammadiyah (JIMM), adalah beberapa kelompok Islam yang dapat dikatagorikan ke dalam

kelompok Islam yang beraliran terbuka. Selain Islam liberal, Islam garis keras atau Islam

Page 7: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

radikal banyak menikmati perubahan politik di Indonesia ini. Islam radikal ini telah berkembang

menjadi salah satu kelompok gerakan Islam baru yang mempunyai arti penting di Indonesia.

Berbagai kelompok Islam radikal yang muncul, sebagian adalah gerakan Islam yang berskala

internasional seperti gerakan Salafi dan Hizbut Tahrir. Sebagian yang lain adalah gerakan

berskala nasional seperti Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, Laskar Mujahidin,

Ikhwanul Muslimin Indonesia. Selain itu muncul gerakan Islam radikallokal seperti Front

Pemuda Islam Surakarta (FPIS) di Surakarta dan Front Thariqah Jihad (FTJ) di Kebumen.

Faktor Radikalisme

Menurut Azyumardi (2012), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab atau

sumber masalah tumbuhnya paham radikalisme pada seseorang adalah sebagai berikut :

1. Pemahaman keagamaan yang liberal, sepotong-sepotong terhadap ayat-ayat Al-Quran.

Pemahaman seperti itu hampir tidak umumnya moderat dan karena itu menjadi arus utama

(mainstream) umat.

2. Bacaan yang salah terhadap sejarah umat Islam yang dikombinasikan dengan idealisasi

berlebihan terhadap umat Islam pada masa tertentu.

3. Deprivasi politik, sosial dan ekonomi yang masih bertahan dalam masyarakat.

Kelompok-kelompok ini dengan dogma eskatologis tertentu bahkan memandang dunia sudah

menjelang akhir zaman dan kiamat, sehingga sekarang sudah waktunya bertaubat melalui

pemimpin dan kelompok mereka.

4. Masih berlanjutnya konflik sosial bernuansa intra dan antar agama dalam masa reformasi.

5. Melalui internet, selain menggunakan media kertas, kelompok radikal juga memanfaatkan

dunia maya untuk menyebarkan buku-buku dan informasi tentang jihad.

Ciri-Ciri Radikalisme

Menurut Masduqi (2012), seseorang atau kelompok yang terpapar paham radikalisme

ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain yang tidak sependapat.

Klaim kebenaran selalu muncul dari kalangan yang seakan-akan mereka adalah Nabi yang tak

pernah melakukan kesalahan ma’sum padahal mereka hanya manusia biasa. Oleh sebab itu,

jika ada kelompok yang merasa benar sendiri maka secara langsung mereka telah bertindak

congkak merebut otoritas Allah SWT.

2. Radikalisme mempersulit agama Islam yang sejatinya samhah (ringan) dengan menganggap

ibadah sunnah seakan-akan wajib dan makruh seakan-akan haram. Radikalisme dicirikan

Page 8: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

dengan perilaku beragama yang lebih memprioritaskan persoalan-persoalan sekunder dan

mengesampingkan yang primer.

3. Berlebihan dalam beragama yang tidak pada tempatnya. Dalam berdakwah mereka

mengesampingkan metode gradual yang digunakan oleh Nabi, sehingga dakwah mereka justru

membuat umat Islam yang masih awam merasa ketakutan dan keberatan.

4. Kasar dalam berinteraksi, keras dalam berbicara dan emosional dalam berdakwah. Ciri-ciri

dakwah seperti ini sangat bertolak belakang dengan kesantunan dan kelembutan dakwah Nabi

SAW.

5. Kelompok radikal mudah berburuk sangka kepada orang lain di luar golongannya.

Mereka senantiasa memandang orang lain hanya dari aspek negatifnya dan mengabaikan

aspek positifnya. Berburuk sangka adalah bentuk sikap merendahkan orang lain. Kelompok

radikal sering tampak merasa suci dan menganggap kelompok lain sebagai ahli bid’ah dan

sesat.

6. Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat. Kelompok ini mengkafirkan orang

lain yang berbuat maksiat, mengkafirkan pemerintah yang menganut demokrasi, mengkafirkan

rakyat yang rela terhadap penerapan demokrasi, mengkafirkan umat Islam di Indonesia yang

menjunjung tradisi lokal, dan mengkafirkan semua orang yang berbeda pandangan dengan

mereka sebab mereka yakin bahwa pendapat mereka adalah pendapat Allah SWT.

Kelebihan Dan Kekurangan Radikalisme

Jangan salah paham, sejak awal artikel ini menyebutkan bahwa radikalisme merupakan

paham yang salah dan banyak menganggapnya sesat. Namun, di dalam radikalisme juga

terdapat kelebihan.

Kelebihan

• Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan tersebut.

• Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar dalam

mewujudkan tujuannya.

Kekurangan

• Penganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya karena

beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah.

• Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif lainnya dalam upaya

mewujudkan tujuannya.

• Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang berbeda pandangan dengannya

adalah musuh yang harus disingkirkan.

Page 9: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

Dalil-Dalil Radikalisme Dan Perkembangan Terorisme Di Indonesia

Radikalisme dan terorisme mulai bermunculan di Indonesia setelah Orde Baru.

Masyarakat mengartikan radikalisme sebagai pemahaman yang mendasar dan dikaitkan

dengan konsep agama, yang dapat menggiring pada laku ekstremisme dan merongrong

ideologi bangsa dan negara. Seperti gerakan Jamaah Islamiyah, Hizbut Tahrir, ISIS (Islamic

State in Iraq and Syria), dan negara Islam Indonesia. Tiga contoh tersebut merupakan gerakan

radikal yang mempunyai tujuan untuk merubah ideologi dan sistem pemerintahan Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga pada

awal tahun 1998 sampai sekarang telah menjamur gerakan radikal yang berujung aksi

terorisme. Radikalisme seringkali dikaitkan dengan kebangkitan politik Islam dan al-Quran dan

hadis dijadikan sebagai rujukan utama disebabkan kebangkitan yang fundamental dalam Islam.

Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam buku yang berjudul “Islam dan

Radikalisme di Indonesia” menjelaskan bahwa istilah radikalisme sering dikaitkan dengan

politik, seperti paham fundamentalisme Islam yang menafsirkan ormas lain sulit untuk

membedakan satu dengan yang lainnya. Gerakan-gerakan tersebut yang memiliki visi dan misi

untuk merubah sistem dan ideologi negara. Hal ini dapat merusak eksistensi Indonesia sebagai

negara yang plural dan multi budaya.

Dalam penelitian Ismail Hasani dan Bonar Tigor Naipospos yang berjudul “From

Radicalism toward Terrorism” menjelaskan bahwa Hizbut Tahrir Indonesia adalah gerakan

yang mempunyai tujuan jelas mendirikan negara Islam di Indonesia. Di satu sisi ada juga

Laskar Mujahiddin Indonesia atau Laskar Hizbah yang terdapat di Solo. Munculnya gerakan-

gerakan tersebut menimbulkan sebuah kekhawatiran besar akan adanya peruntuhan sistem

pemerintahan Indonesia.

Secara substansi gerakan radikalisme dan terorisme sangat membahayakan untuk

masyarakat. Terkhusus masyarakat yang pemahaman Islamnya masih awam. Karena visi dan

misinya dapat menyebabkan perubahan sudut pandang masyarakat Indonesia yang dapat

menimbulkan tindakan kekerasan dan mengikis ideologi Pancasila. Pada dasarnya, gerakan-

gerakan tersebut menawarkan pemahaman dan doktrin yang sesat lagi menyesatkan, tentunya

keterlibatan para pendakwah yang terindikasi radikal sangat besar peranannya di sini.

Mengutip dari buku karya Nasr Abas yang berjudul “Melawan Pemikiran Aksi Bob

Imam Samudra dan Nurdin M. Top”, bahwa Imam Samudra dan Nurdin M. Top sebagai

pelaku bom Bali mempunyai prinsip yang kuat tentang keinginannya memerangi umat kafir

dan kelompok yang tak sepaham dengan mereka lewat cara apa pun. Pemikiran tersebut telah

Page 10: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

mengakar ke masyarakat, terutama yang baru akrab dengan agama. Doktrin tersebut sangat

membahayakan karena menyimpang dari tuntunan syariat sebenarnya.

Imam Samudra, Nurdin M. Top dan Ali Imron adalah penggerak atas pengeboman di

Bali dan telah sukses membuat masyarakat Indonesia menjadi geger. Al-Quran dan Al-Hadits

menjadi sumber rujukan mereka, sehingga mereka percaya diri melakukan aksi pengeboman

karena sesuai dengan rujukannya.

Banyak dalil-dalil al-Quran yang dijadikan rujukan oleh kelompok radikalisme dan

terorisme. Salah satunya Q.S. Al-Baqarah ayat 190-193:

فى سبيل ا لل الذين يقاتلونكم و ل تعتدوا ان ا لل ل يحب المعتدين ﴿2:190﴾ واقتلوهم حيث ثقفتموهم واخرجوهم من

و لتقلا نم دشا هولتقاف مكو لتق ناف هيف مكولتقي ىتح مارـحلا دجسملا دنع مهولتقت ل اولتاقو ء ا زج كلذك م

حيث اخرجوكماولفتنة

فان انتهوا فل عدوان الكفرين ﴿12:19﴾ فان انـتهوا فان ا لل غفرو رحيم ﴿22:19﴾ وقتلوهم حتى ل تكون فتنة ويكون الدين لل

ا ﴿2:193﴾ نيملظلا ىلع ل

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kau

melampui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui

batas (190). Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari

tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari

pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjid Haram, kecuali jika mereka

memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah

mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir (191). Kemudian jika mereka berhenti

(dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(192). Dan perangilah mereka itu, hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari

memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang

zalim(193)".

Ayat di atas yang dijadikan dalil oleh Imam Samudra, Amrozi, Ali Imron dan Nurdin

M. Top. Kalimat “fitnah lebih bersar bahayanya dari pembunuhan” selalu menjadi legitimasi

dan justifikasi bagi gerakan radikal dan teroris.

Radikalisme Dalam Al-Qur’an Dan As-Sunnah

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT. secara tegas melarang untuk berlebihan atau melewati

batas yang telah ditetapkan dalam urusan beragama, hal ini bisa dijumpai dalam surat An-Nisa'

ayat 171:

ل تغلوا في د ينكم و ل تقولوا على الل إ ل الحق إنما الم سيح عيسى ابن م ريم رسول الل وكلم ته

ور وح منه فآمنوا بالل ورسله و ل تقولوا ث لثة ان تهوا خيار لكم إن ما الل إله واحد سبحانه أن ا أهل الكتاب

ألقاها إلى مريم

﴾ ولد له ام في السم اتاو امو في األضر وكفى بالل وكي ل ﴿١١٧

يكون له

Page 11: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

“Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah

kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera

Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nyayang

disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu

kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",

berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha

Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah

kepunyaanNya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara”.

Imam Ibnu katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

berlebihan dalan teks ayat tersebut adalah berlebihan dalam mengikuti dan mengamalkan

ajaran agama, sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang nasrani yang mentuhankan

Nabi Isa AS., padahal mereka hanya diperintahkan untuk mengimaninya sebagai Nabi, bukan

Tuhan.

Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Ibnu Abbas beliau

melarang ummatnya untuk melakukan ajaran-ajaran agama secara radikal atau ekstrim.

Dari Ibnu Abbas ra, Nabi saw bersabda: hindarilah berlebihan dalam urusan agama,

sesungguhnya sikap radikal atau berlebihan dalam beragama telah menghancurkan ummat

sebelum kalian.

Historisitas (sabab al-wurud) hadis tersebut mempunyai pesan penting buat umat

beliau bahwa radikalisme muncul dan bermula dari sesuatu yang remeh atau perkara kecil,

kemudian meluas ke masalah-masalah yang besar. Hal ini bisa dilihat dari redaksi hadits secara

sempurna bahwa ketika Nabi SAW. sampai di Muzdalifah dalam Haji Wada', beliau meminta

Ibnu Abbas untuk mengambil beberapa kerikil guna keperluan melempar jumrah di Mina, Ibnu

Abbas pun mengambilkan tujuh kerikil untuk Nabi SAW., lalu Nabi SAW. meletakkan kerikil-

kerikil itu di tangannya, seraya bersabda: "orang-orang seperti mereka jauhilah".

Mereka dalam redaksi hadits tersebut adalah orang-orang atau kelompok-kelompok

yang radikal dalam beragama, hal ini dibuktikan dengan redaksi kalimat yang disabdakan Nabi

SAW. setelah mengatakan "jauhilah orang-orang seperti mereka".

Dalam riwayat Imam Muslim Nabi SAW. menegaskan bahwa binasalah orang-

orang yang berlebihan atau bersikap radikal, demikian ini dapat dibaca dalam redaksi hadits

berikut ini: Dari Abdullah, Nabi SAW. bersabda: celakalah orang-orang yang bersikap

berlebihan atau radikal. Nabi SAW. mengulanginya tiga kali.

Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam sumber buku yang sama (Shahih Muslim cetakan

Dar Ihya al-Turats al-Araby) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kalimat "al-

mutanaththi'un" adalah orang-orang atau kelompok-kelompok yang berlebihan dan melampaui

batas dalam segala hal, baik dari segi ucapannya atau perbuatannya. Kiranya cukuplah kalimat

Page 12: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

“celaka” sebagai sebuah gambaran bahwa berlebihan atau bersikap secara radikal dalam

beragama sebagai sebuah larangan yang sangat merugikan dan membawa dampak kehancuran

bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Dari hadits ini dan hadits sebelumnya dapat

diambil kesimpulan dan hasil dari sikap radikal atau ekstrim dalam berbagai hal termasuk

beragama mempunyai efek dan dampak kehancuran dan kerugian bagi pelakunya. Demikian ini

dikuatkan dengan pernyatan hadits berikut :

Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah kalian bersikap keras terhadap diri sendiri,

sehingga dietapkan ketetuan yang keras terhadap kalian, sesungguhnya terdapat suatu kaum/

kelompok yang bersikap keras kepada diri mereka sendiri, lantas ditetapkan bagi mereka

ketentuan yang keras pula. Itulah peninggalanpeninggalan mereka di biara-biara dan rumah-

rumah ibadah mereka; sifat rahbaniyah (beribadah layaknya rahib atau ahli agama di kalangan

kaum yahudi yang mengharuskan seseorang menjauhkan diri dari semua kesenangan dan

pernak-pernik kenikmatan serat kemewahan kehidupan dunia) yang mereka ciptakan sendiri

yang tidak Aku (Allah SWT) wajbkan bagi mereka”.

Nabi SAW. sebagai uswah hasanah bagi seluruh ummatnya menlarang semua sahabat-

sahabatnya untuk berperilaku radikal dalam beragama, sebagaimana dinyatakan dalam hadits

tersebut. Nabi SAW. tidak mengajarkan berlebihan dalam menjalankan agama. Islam adalah

agama yang selalu mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan atau humanisme. Islam

mempunyai prinsip pokok yaitu sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dalam setiap nilai

atau syariat yang telah ditetapkan. Demikian ini dapat dijumpai dalam beberapa ayat Al-Qur'an

yang melarang seseorang mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Al-A'raf ayat 31 :

بني آد م خذ وا زينتكم عند كل م سجد وكلوا واشربوا و ل تسرفوا إن ه ل يحب الم سر فين

يا 31. “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid

[Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-

ibadat yang lain], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan [Maksudnya:

janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-

batas makanan yang dihalalkan.]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih- lebihan”.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 87-88, Allah SWT. berfirman :

يأيها الذ ين امنوا ل تحرم وا طيبت ام لحأ الل لكم و ل تعتدوا إن الل ل يحب المعتدين٨٧ وكلوا امم رزقكم

الل حل ل طيبا وا تقوا الل الذ ي أنتم به م ؤم نون ٨٨

87. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah

Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang melampaui batas”. 88. “Dan makanlah makanan yang halal lagi

baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

beriman kepadaNya”.

Kedua ayat di atas menjelaskan kepada segenap umat bahwa Islam tidak melarang untuk

menikmati kebaikan-kebaikan yang dihalalkan oleh Allah SWT., ayat tecrsebut bahkan

melarang dan memerangi sikap berlebihan atau melampaui batas yang telah ditetapkan.

Page 13: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

Historisitas ayat tersebut menyebutkan bahwa sebagian sahabat mengatakan bahwa mereka

akan memotong kemaluan mereka, meninggalkan semua kesenangan dunia dan menjalani

hidup layaknya pendeta. Setelah menegetahui ungkapan mereka ini Nabi SAW. bersabda:

"sesungguhnya saya puasa dan juga berbuka, shalat dan juga tidur, menikah dengan perempuan,

siapa saja yang ingin menjalankan sunnahku, maka ia termasuk golonganku, dan siapa saja yang

mengingkarinya maka ia bukan termasuk golonganku".

Sunnah yang dimaksud dalam hadits di atas adalah model dan cara Nabi SAW. dalam

memahami dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Kedua hadits di atas telah jelas

menunjukkan bahwa nilai dasar Islam adalah proporsional dan bukan radikal. Oleh karena itu

apapun dan bagaimanapun sikap radikal tidak dibenarkan dalam Islam.

KESIMPULAN

Radikalisme di Indonesia umumnya didasari oleh isu agama. Radikalisme terjadi

karena adanya ketimpangan baik dalam segi sosial, politik, dan ekonomi. Radikalisme

terbentuk dari respon terhadap kondisi yang sedang berlangsung, respon tersebut diwujudkan

dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan. Tindakan radikal yang terjadi bahkan

memunculkan kasus terorisme atas dasar keagamaan. Hal ini menjadi fokus UNDP dalam

mengatasi tindakan radikal yang mengarah ke terorisme melalui dunia pendidikan.

Upaya yang dilakukan UNDP dalam mengatasi radikalisme agama diantaranya yakni

melakukan riset dan advokasi kebijakan kepada pihak tekait dalam penanganan radikalisme

agama, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian

Sosial, dan BNPT. Hal ini dilakukan guna merubah struktur yang kontradiktif dalam dunia

pendidikan dan merubah perspektif radikal pada elemen yang ada di dunia pendidikan.

Munculnya paham-paham radikal dan teroris disebabkan oleh ketidakbenaran atau

kekeliruan dalam menafsirkan Al-Quran. Dengan demikian, supaya tidak terjadi kekeliruan

maka perlu penafsiran lebih mendalam agar mendapatkan ide atau pesan moral yang

kontekstual lagi bijak. Jika Al-Qur’an dipaksa untuk mengamini gerakan radikal, kenapa tidak

diarahkan untuk menciptakan perdamaian dan menyemai keindahan?

Peranan guru, dosen, pembimbing atau pengajar Agama Islam bukan hanya seputar dan

sekedar penyampaian materi pelajaran yang sudah ditentukan di dalam buku pegangan,

melainkan perlunya mengaitkan masalah-masalah yang ada sekarang terutama yang

menyangkut pemahaman akidah Islam itu sendiri. Misalnya, masalah radikalisme yang dapat

menimbulkan dampak signifikan terhadap keyakinan dalam beragama dan tingkah laku peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari.

Page 14: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi, Azra, Akar Radikalisme Keagamaan Peran Aparat Negara, Pemimpin Agama dan

Guru untuk Kerukunan Umat Beragama, Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Islam UIN Sunan

Kalijaga, No.2, Vol.1, 2012.

Masduqi, Irwan, Deardikalisasi Pendidikan Islam Berbasis Khazanah Pesantren, Jakarta, Jurnal

Pendidikan Islam, Vol.I, No. 2, 2012.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Gramedia Pustaka, 2007.

Kartodirdjo, Sartono, Ratu Adil, Jakarta, Sinar Harapan, 1985.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Solo, PT. Tiga Serangkai

Pustaka Mandri, 2015.

Rubaidi, A., Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama Masa depan Moderatisme Islam di

Indonesia, Yogyakarta, Logung Pustaka, 2007.

Page 15: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas
Page 16: KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIAmulyadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4390/... · KAJIAN : MEMAKNAI ARTI RADIKALISME DI INDONESIA Mulyadi1) Muzaki2) 1)Fakultas