Top Banner
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Bank Indonesia Jambi Triwulan II - 2009
126

KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Mar 04, 2018

Download

Documents

buihuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Bank Indonesia Jambi

Triwulan II - 2009

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan II tahun 2009 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik sebagai sarana bagi Bank Indonesia Jambi dalam membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun stakeholers eksternal sehingga para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) dapat memperoleh masukan untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan yang ada.

KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, perkembangan inflasi daerah, perkembangan perbankan, perkembangan keuangan daerah, perkembangan sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan serta perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, pada triwulan II tahun 2009 akselerasi pertumbuhan tahunan (y-o-y) ekonomi Provinsi Jambi masih tumbuh walaupun mengalami pelambatan. Perkembangan inflasi tahunan Kota Jambi mengalami tren penurunan selama periode triwulan laporan. Perkembangan perbankan terutama dari sisi kredit dan dana yang dihimpun menunjukkan peningkatan. Begitu juga dengan perbaikan fungsi intermediasi perbankan yang tercermin dari meningkatnya Loan to deposits ratio (LDR) sehingga menjadi sebesar 77,80%. Namun demikian, ratio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan pada triwulan laporan mengalami penurunan. Pembenahan sektor riil secara langsung diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan serta dalam rangka menghadapi dampak dari krisis global. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang sangat tergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi pemerintah melalui percepatan realisasi belanja APBD. Di sisi lain, pergerakan harga barang dan jasa secara umum perlu mendapatkan perhatian khusus terkait dengan datangnya bulan Ramadhan dan Lebaran. Dalam penyusunan KER triwulan II tahun 2009, kami banyak memperoleh support dari berbagai pihak seperti dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Kami mengharapkan kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Juli 2009

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ... .................................................................................................. i Daftar Tabel ........................................................................................... ii Daftar Grafik ........................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ....................................................................................... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional .................................. 5 A. Umum ............................................................................... 5 B. PDRB Sisi Produksi ............................................................... 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran ......................................................... 22 Boks 1 : Perkembangan Sektor Pertambangan dan Pendukungnya di Provinsi Jambi BAB II. Perkembangan Harga-Harga...................................................... 35

A. Kajian Umum ................................................................... 35 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .................................. 38

Boks 2 : Launching Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ............................................. 49 A. Perkembangan Kelembagaan ........................................... 49

B. Bank Umum ..................................................................... 50 C. Bank Perkreditan Rakyat...................................................... 62

Boks 4 : Survei Kredit Perbankan Jambi : Tantangan Di Tahun 2009 BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ............................................... 65

A. Realisasi Pendapatan Daerah ............................................. 66 B. Realisasi Belanja Daerah....................................................... 67 C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ................................ 67 D. Keuangan Pemerintah Daearah ........................................... 70

BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ......................................... 71 A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 71 B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ..................... 72

BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan .............................. 75 A. Keternagakerjaan Daerah .................................................... 75 B. Kesejahteraan...................................................................... 78 C. Kemiskinanan...................................................................... 80 BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah........................................ 85 A. Pertumbuhan Ekonomi.......................................................... 85 B. Proyeksi Inflasi ...................................................................... 93 Lampiran Daftar Istilah

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

ii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi

Penggunaan 7

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 36

2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) Tahunan (y-o-y) serta tahunan

Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 39

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan I-2009 40

3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi 51

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 52

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank 53

3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 53

3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 55

3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 56

3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi 56

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi

Jambi 59

3.9 Komposisi Pendapatan Bunga Bank Umum Provinsi Jambi 61

4.1 Realisasi APBD Provinsi Jambi Semester I Tahun 2009 65

4.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 68

4.3 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 69

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71

5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

6.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 79

6.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera dan Total Indonesia 81

6.3 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi 81

6.4 Garis Kemiskinan Menurut Komponen 82

6.5 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan 82

7.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 89

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

iii

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 8 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan I Tahun 2009 8 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama triwulan IV Tahun 2008 9 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2009 9 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Trwulan IV Tahun 2008 9 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2009 9 1.9 Perkembangan harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 10 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) 11 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan 11 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 11 1.13 Pertumbuhan Indeks terima dan Indeks Bayar Petani 11 1.14 Distribusi Jenis Pupuk 12 1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 12 1.16 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 13 1.17 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 13 1.18 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 15 1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam 15 1.20 Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C 15 1.21 PDRB Industri Pengolahan 16 1.22 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 16 1.23 Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra Makanan dan Minuman 17 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen, dan Batu Bata 17 1.25 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 18 1.26 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 18 1.27 Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi 18 1.28 Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 19 1.29 Perkembangan Kredit KPR 20 1.30 Perkembangan Kredit Ruko/Rukan 20 1.31 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara 20 1.32 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 21 1.33 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 21 1.34 Perkembangan Total Arus Peti Kemas 21 1.35 Perkembangan Kunjungan Kapal 21

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

iv

1.36 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 23 1.37 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 2009 23 1.38 Indeks Kondisi Ekonomi 24 1.39 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 24 1.40 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru 25 1.41 Perkembangan Penjualan Premium dan Solar 25 1.42 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 25 1.43 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi 25 1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru 26 1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 26 1.46 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 26 1.47 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 26 1.48 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 27 1.49 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 28 1.50 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 28 1.51 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi 28 1.52 Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 30 1.53 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 30 1.54 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 31 1.55 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 32 1.56 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 32 1.57 Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 34 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 35 2.2 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d Juni 2009 36 2.3 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi 37 2.4 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan Kota Sekitarnya 38 2.5 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 41 2.6 Perkembangan Harga Tepung Terigu 42 2.7 Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang 43 2.8 Perkembangan Harga Jagung 43 2.9 Perkembangan Harga Daging 43 2.10 Perkembangan Harga Beras 44 2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 45 2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 46 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 50 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 52 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 57 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi 58 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 59 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 60

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

v

3.7 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan 61 3.8 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum Provinsi Jambi 62 4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi 66 4.2 Perkembangan Belanaja APBD Provinsi Jambi 67 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 68 4.4 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 68 4.5 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Di Provinsi Jambi 70 4.6 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah di Provinsi Jambi 70 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 72 5.2 Perkembangan Nominal 73 5.3 Perkembangan Volume Kliring 73 6.1 Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi 76 6.2 Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran 77 6.3 Perkembangan Harga Beras 77 6.4 Perkembangan Harga Tepung Terigu 77 6.5 Perkembangan Harga Minyak Goreng 77 6.6 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 77 6.7 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 80 7.1 Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan

Ekspektasi Penghasilan 86 7.2 Rencana Konsumsi dalam 6-12 Bulan yang akan datang 87 7.3 Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 6-12 bulan yang akan datang 92 7.4 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d 2009 (Juni) serta Perkiraan Juli s.d Desember 2009 93 7.5 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d 2009 (Juni) serta Perkiraan Juli s.d Desember 2009 93

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

a. Inflasi dan PDRB

TRW.I Trw.II Trw.III Trw.IV TRW.I TRW.IIMAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 103.8 112.91 114.9 114.68 114.98 114.15

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 5.89 13.99 13.68 11.47 9.16 1.10

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 3,692,923 3,796,013 3,889,689 3,947,084 3,977,714 4,025,187 - Pertanian 1,133,291 1,176,045 1,205,712 1,205,126 1,207,280 1,213,048 - Pertambangan dan Penggalian 395,477 384,917 388,051 503,518 506,756 509,916 - Industri Pengolahan 514,125 536,509 552,411 521,872 528,139 531,676 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 30,089 30,672 31,109 30,406 30,716 30,720 - Bangunan 176,847 182,753 185,183 185,235 192,367 194,687 - Perdagangan Hotel dan Restoran 641,483 665,046 689,747 652,731 657,479 681,347 - Pengangkutan dan Komunikasi 298,889 304,310 311,188 309,883 311,529 313,564 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 173,095 181,344 187,655 196,554 199,584 201,963

- Jasa 329,626 334,418 338,633 341,760 343,866 348,266

Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 2) 241,506 251,334 311,030 209,987 135,430 90,612 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 311,024 374,057 665,155 437,162 350,397 214,488

Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 3) 34,269 35,842 29,826 21,592 26,514 17,376 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 80,358 18,100 27,115 18,243 11,209 8,707

Catatan1) Angka sementara

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR

2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.Data Trw.II-2009 s.d May 20093) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data Trw.I-2009 s.d Bulan May 2009

2008 2009

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

b. Perbankan

Tw.II Tw.III Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.IV-08 Tw.I-09 Tw.II-091)

PERBANKANA. Bank Umum :a. Bank Umum Konvensional:Total Aset (Rp Juta) 9,413,252 10,083,592 11,707,242 12,088,126 11,913,790 11,980,624 12,565,570 DPK(Rp Juta) 8,065,441 8,601,267 10,186,986 9,960,462 9,872,159 10,080,116 10,176,887

- Tabungan 2,411,518 3,617,731 4,743,800 4,545,503 2,316,927 2,325,515 2,279,416 - Giro 2,294,901 2,626,409 2,778,635 2,442,357 4,884,047 4,610,190 4,651,034 - Deposito 3,359,022 2,357,127 2,664,551 2,972,602 2,671,185 3,144,411 3,246,437

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 7,179,554 7,638,734 12,599,263 10,111,910 9,880,319 9,947,046 10,231,361 - Modal Kerja 3,003,634 3,018,863 3,608,379 3,799,215 3,766,949 3,664,993 3,819,935 - Konsumsi 2,259,769 2,582,007 6,776,342 3,768,119 3,846,508 3,988,832 4,058,495 - Investasi 1,916,151 2,037,864 2,214,542 2,544,576 2,266,862 2,293,221 2,352,931 - Dana 8,038,672 8,613,144 10,291,998 10,104,502 9,923,195 10,256,857 10,342,544 - LDR 89.31 88.69 122.42 100.07 99.57 96.98 98.92

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 4,733,545 5,099,981 5,974,336 7,513,877 7,317,897 7,431,265 7,748,461 - Modal Kerja 2,079,992 2,111,673 2,832,943 2,997,699 2,843,934 2,796,879 2,920,719 - Konsumsi 1,909,516 2,136,652 1,844,313 3,078,659 3,081,939 3,244,468 3,406,570 - Investasi 744,037 851,656 1,297,080 1,437,519 1,392,024 1,389,918 1,421,172 - LDR (%) 58.69 59.29 58.65 75.44 74.13 73.72 76.14

Kredit UMKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 1,890,283 2,064,789 2,465,015 2,671,276 2,657,187 2,679,522 2,763,338

- Kredit Modal Kerja 252,369 275,830 445,626 489,528 495,314 519,998 536,659 - Kredit Investasi 140,517 187,368 252,883 292,801 283,163 213,936 295,851 - Kredit Konsumsi 1,497,397 1,601,591 1,766,506 1,888,947 1,878,710 1,945,588 1,930,828

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 1,040,725 1,191,908 1,749,407 2,064,029 2,173,654 2,287,884 2,561,011 - Kredit Modal Kerja 575,767 603,578 806,683 925,001 932,339 947,879 969,840 - Kredit Investasi 97,161 111,092 101,299 116,776 134,280 118,670 188,668 - Kredit Konsumsi 367,797 477,238 841,425 1,022,252 1,107,035 1,221,335 1,402,503

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 830,028 952,253 1,259,201 1,362,338 1,367,048 1,252,103 1,305,778 - Kredit Modal Kerja 594,976 663,514 810,725 861,039 893,036 857,389 862,696 - Kredit Investasi 190,730 230,916 363,534 405,381 377,819 317,169 369,843 - Kredit Konsumsi 44,322 57,823 84,942 95,918 96,193 77,545 73,239

Total Kredit MKM (Rp Juta) 3,761,036 4,208,950 5,473,623 6,097,643 6,197,889 6,219,509 6,630,127 NPL MKM gross (%) 4.19 3.75 2.61 2.18 3.43 3.39 3.64- NPL MKM Gross Nominal 157,702 157,714 142,879 132,681 212,612 211,068 241,272 - PPAP 82,829 89,512 76,912 66,584 105,294 125,542 137,864 NPL MKM net (%) 1.99 1.62 1.21 1.08 1.73 1.38 1.56

b. Bank Umum Syariah:Total Aset (Rp Juta) 164,219 173,390 242,624 282,612 314,308 353,385 394,006 DPK(Rp Juta) 114,179 125,935 174,435 179,179 197,210 201,046 211,416

- Tabungan 39,492 55,201 90,398 99,495 49,508 50,230 47,930 - Giro 25,566 44,884 54,130 46,918 101,896 103,455 107,137 - Deposito 49,121 25,850 29,907 32,766 45,806 47,361 56,349

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 111,250 122,763 203,218 248,295 275,289 316,887 334,093 - Modal Kerja 67,286 73,387 96,171 116,378 140,903 171771 190,196 - Konsumsi 35,020 40,534 62,999 71,542 71,431 81624 78,714 - Investasi 8,944 8,842 44,048 60,375 62,955 63492 65,183 - LDR 97.43 97.48 116.50 138.57 139.59 157.62 158.03

Kredit UMKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 14,321 16,357 34,124 38,062 43,484 51,689 49,542

- Kredit Modal Kerja 1,245 1,560 2,221 3,457 8,518 13,505 15776- Kredit Investasi 564 531 6,629 7,226 7,582 7,987 8,234 - Kredit Konsumsi 12,512 14,266 25,274 27,379 27,384 30197 25,532

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 46,322 56,324 95,169 125,491 144,082 166,221 182,173 - Kredit Modal Kerja 24,163 29,740 36,438 49,070 66,500 87512 101,240 - Kredit Investasi 3,490 3,922 26,333 37,026 39,068 38,597 40,113 - Kredit Konsumsi 18,669 22,662 32,398 39,395 38,514 40112 40,820

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) (Rp Juta) 45,171 45,021 65,037 76,292 79,809 91,579 95,333 - Kredit Modal Kerja 36,442 37,026 48,624 55,401 57,971 63356 66,135 - Kredit Investasi 4,890 4,389 11,086 16,123 16,305 16,908 16,836 - Kredit Konsumsi 3,839 3,606 5,327 4,768 5,533 11315 12,362

Total Kredit MKM (Rp Juta) 105,814 117,702 194,330 239,845 267,375 309,489 327,048 NPL MKM gross (%) 0.74 1.36 1.35 2,575 2,340 4,377 6,218 - NPL MKM Gross Nominal 787 1,596 2,623 1,543 1,542 3518 4,933 - PPAP 5 495 815 1,032 798 858 1,284 NPL MKM nett (%) 0.74 0.94 0.93 0.21 0.28 0.86 1.12

TAHUN 2009

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATORTAHUN 2007 TAHUN 2008

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Tw.II Tw.III Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.IV-08 Tw.I-09 Tw.II-091)TAHUN 2009

INDIKATORTAHUN 2007 TAHUN 2008

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 179,973 202,352 218,789 224,221 208,173 217,933 217,844 DPK (Rp Juta) 129,841 147,779 56,323 145,396 162,567 162,982 164,415 - Tabungan (Rp Juta) 25,054 26,311 7,988 30,049 30,418 31,554 31,709 - Deposito (Rp Juta) 104,787 121,468 48,335 115,347 132,149 131,428 132,706

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 132,330 143,816 169,202 176,549 169,823 165,515 168,953 - Modal Kerja 33,630 47,359 52,990 51,524 44,811 43,295 44,785 - Konsumsi 85,436 78,793 90,221 93,300 95,232 94,338 97,041 - Investasi 13,264 17,664 25,991 31,725 29,780 27,881 27,126

Kredit UMKM (Rp Juta) 132,330 143,816 169,202 176,549 169,823 165,515 168,953 Rasio NPL Gross (%) 3.23 7.33 5.75 6.08 5.73 8.26 - NPL Gross (Nominal) 5,901 7,277 9,727 10,737 9,727 13,668 14,481 - PPAP 1,373 1,543 3,106 3,153 3,402 4,707 4,552 Rasio NPL Net (%) 3.42 3.99 3.91 4.30 3.72 5.41 5.88 LDR (%) 101.92 97.32 300.41 121.43 104.46 101.55 102.76

Catatan :1) Data s.d Bulan Mei 2009

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2009 menunjukkan

pertumbuhan sebesar 1,19% (q-t-q), meningkat dibandingkan dengan

triwulan I tahun 2009 yang mencapai 0,78% (q-t-q). Namun demikian

secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tumbuh melambat

yaitu sebesar 6,41% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang sebesar 8,43%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tersebut

masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional

pada triwulan II tahun 2009 yang diperkirakan berkisar 3,7-4,0%.1 Pada

triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (q-t-q) dipicu

oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pertanian, dan

sektor jasa-jasa.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan PDRB Provinsi Jambi pada

triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran

konsumsi pemerintah serta konsumsi rumah tangga dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sementara, pertumbuhan ekspor dan impor

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

II. Perkembangan Harga-Harga

Pada triwulan II tahun 2009, Kota Jambi mengalami deflasi sebesar

0,72% (q-t-q), menurun dibandingkan triwulan I tahun 2009 yang

sebesar 0,26% (q-t-q). Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan

April, Mei, dan Juni 2009 masing-masing sebesar minus 1,27%(m-t-m),

0,97%(m-t-m) dan minus 0,41% (m-t-m). Dengan perkembangan

tersebut, angka inflasi tahunan (y-o-y) Kota Jambi juga bergerak menurun

dari 9,16% (y-o-y) pada Maret 2009 menjadi 1,10% (y-o-y). Inflasi

tahunan Kota Jambi ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang

sebesar 3,65%.

1 Angka perkiraan dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II-2009, Bank Indonesia.

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II

tahun 2009 ditandai tumbuhnya laju

pertumbuhan ekonomi sebesar 1,19% (q-t-q).....

Pada triwulan II 2009, Provinsi jambi mengalami inflasi sebesar 1,10% (y-

o-y) ..........

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

RINGKASAN EKSEKUTIF

2

Deflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari

sumbangan angka deflasi kelompok bahan makanan serta kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Menurunnya harga bahan

kebutuhan pokok seperti beras, cabe merah, bayam, ikan patin selama

periode triwulan laporan memberikan sumbangan penurunan harga

(deflasi) pada kelompok bahan makanan.

III. Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2009 menunjukkan

peningkatan baik dari segi penghimpunan dana maupun penyaluran

kredit. Fungsi intermediasi yang tercermin dari nilai Loan to deposits ratio

(LDR) perbankan juga menunjukkan peningkatan dari triwulan

sebelumnya menjadi 77,80%. Namun demikian, kualitas kredit yang

diberikan memburuk yang tercermin dari meningkatnya rasio Non-

Performing Loan (NPL) gross.

Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 4,32% sehingga

menjadi sebesar Rp8,08 triliun. Sementara, DPK meningkat sebesar

1,04%. Memburuknya kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan

ditandai dengan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) gross

perbankan pada triwulan laporan menjadi sebesar 3,82%. Sementara itu,

aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp12,94 triliun.

IV. Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi pendapatan provinsi Jambi di semester pertama tahun 2009

adalah sebesar Rp`506,80 miliar atau setara dengan 40,32% dari rencana

pendapatan APBD yang sebesar Rp1,26 triliun sementara realisasi belanja

pemerintah provinsi Jambi pada semester pertama tahun 2009 adalah

sebesar Rp389,63 miliar atau sebesar 24,04% dari anggaran belanja

APBD yang sebesar Rp1,62 triliun Hal ini menunjukkan bahwa akselerasi

belanja pemerintah provinsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

Jambi belum menunjukkan kontribusi yang optimal. Sementara, simpanan

pemerintah daerah di perbankan Jambi mencapai Rp1,96 triliun pada

triwulan laporan (Mei 2009).

Kinerja perbankan mulai membaik ditandai dengan meningkatnya jumlah penghimpunan dana, penyaluran kredit serta rasio LDR....

Realisasi belanja pada triwulan II 2009 adalah sebesar 24,04% dari APBD Provinsi Jambi tahun 2009....

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

V. Perkembangan Sistem Pembayaran

Aktivitas sistem pembayaran di Jambi mengalami peningkatan baik untuk

aktivitas pembayaran tunai maupun non tunai. Pada triwulan laporan,

nilai transaksi kliring meningkat sebesar 12,12%. Sementara itu, aliran

kas keluar meningkat sebesar Rp250,58 miliar sedangkan kas masuk

menurun sebesar Rp57,65 miliar sehingga secara secara total, aliran kas

masih menunjukkan lebih tingginya aliran kas keluar dibandingkan aliran

kas masuk.

VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan meningkat 2,97%

jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009. Sejalan dengan hal

tersebut, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) pada periode triwulan

laporan mulai menunjukkan perbaikan nilai saldo kondisi

pengangguran serta ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

pengangguran.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi

bulan Mei 2009) mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan

sebelumnya (posisi Maret 2009). Sementara itu, rasio Upah Minimum

Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan

hidup layak (KHL) pada triwulan II tahun 2009 menurun sebesar 672 bps

jika dibandingkan triwulan I tahun 2009.

VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2009

diperkirakan masih tumbuh positif, pada kisaran 5,00-6,00% (y-o-y).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah

diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan

ekonomi Jambi pada triwulan mendatang.

Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih

disumbangkan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel

dan restoran, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri

pengolahan serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Di bidang sistem pembayaran, aktivitas

pembayaran tunai maupun non tunai

mengalami peningkatan....

NTP Provinsi Jambi meningkat.....

Laju pertumbuhan PDRB triwulan III tahun 2009 diperkirakan berkisar 5,00-6,00% (y-o-y).....

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

RINGKASAN EKSEKUTIF

4

Perkembangan harga-harga pada triwulan III tahun 2009 diperkirakan

akan meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2009. Pada triwulan

mendatang angka inflasi secara tahunan diperkirakan akan berada pada

kisaran sebesar 1,50%-2,50%/y-o-y (skenario optimis) atau sebesar

2,51%-3,51%/y-o-y (skenario pesimis). Faktor-faktor yang berpotensi

akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang antara lain

1)Meningkatnya demand masyarakat terhadap kebutuhan barang

dan jasa terutama terkait dengan datangnya bulan Ramadhan dan

perayaan Idul Fitri 1430 H serta perayaan Hari Kemerdekaan

Republik Indonesia, 2) Meningkatnya income masyarakat

(pembayaran THR) dan menurunnya suku bunga perbankan dapat

memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Kondisi

infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan

meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4)

Tekanan melemahnya Rupiah dapat mempengaruhi inflasi barang

impor, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi

ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang,

serta 6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti

pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai,

jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional.

Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya

angka inflasi pada periode triwulan III tahun 2009.

Pada triwulan III tahun 2009, inflasi Kota Jambi diperkirakan pada kisaran 1,50%-2,50%/y-o-y (skenario optimis) atau sebesar 2,51%-3,51%/y-o-y (skenario pesimis)

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

5

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2009 yang

dicerminkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 20002 meningkat

dibandingkan triwulan I tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi Jambi di triwulan

laporan yaitu sebesar 1,19% (q-t-q) meningkat setelah mengalami pelambatan

semenjak triwulan III tahun 2008 (3,07%/q-t-q), diikuti pelambatan pada triwulan

IV-2008 (1,25%/q-t-q) yang terus berlanjut pada triwulan I tahun 2009 menjadi

sebesar 0,78%(q-t-q). Namun demikian, pertumbuhan ini menurun jika

dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal yang sama pada tahun 2008 yang

sebesar 3,11% (q-t-q).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)

1.06

2.14

1.69

0.92

3.16

0.77

1.43

0.96 1.15

3.11 3.07

1.25

0.78

1.19

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500PersenRp miliar

Nominal (aksis kiri)Pertumbuhan (aksis kanan)

Memasuki musim liburan dan terselenggaranya pemilihan umum (pemilu)

baik legislatif maupun presiden pada triwulan laporan menyebabkan kembali

2 Angka PDRB Provinsi Jambi triwulan II tahun 2009 adalah angka sementara proyeksi Bank Indonesia Jambi.

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

6

menggeliatnya perekonomian Jambi. Kondisi tersebut tercermin dari

meningkatnya sekor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan laporan. Dari

sisi permintaan, membaiknya daya beli masyarakat tercermin dari meningkatnya

pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode triwulan laporan. Sementara

penyelenggaraan pemilu menyebabkan jumlah konsumsi pemerintah meningkat

pada triwulan laporan.

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)

6.25

5.63 5.63

4.90

5.134.97

5.90 6.08

6.096.41

6.51 6.256.286.39

6.10

5.20

4.60^3.70

5.77

5.73 5.74

5.06

5.87 6.13

5.65 5.89

8.15

6.69

6.416.46

4.38

6.80

8.538.83

8.43

6.41

4.00

2.00

4.00

6.00

8.00

TW I TW II TW III

TW IV

TW I TW II TW III

TW IV

TW I TW II TW III

TW IV

TW I TW II TW III

TW IV

TW I TW II

2005 2006 2007* 2008** 2009**

Sumber: BPS (diolah)^): Perkiraan berdasarkan Laporan Kebijakan Moneter (LKM) triwulan II-2009 oleh Bank Indonesia

%Indonesia

Jambi

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tumbuh melambat

yaitu sebesar sebesar 6,41% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan lalu yang

sebesar 8,43%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi secara

tahunan tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jambi pada periode yang sama tahun 2008 (sebesar 6,80%/y-o-

y). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Jambi masih lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan II

tahun 2009 diperkirakan berkisar 3,7-4,00%.3

3 Sumber : Laporan Kebijakan Moneter (LKM) triwulan II-2009, BI.

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

7

Secara triwulanan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada

triwulan laporan dipicu oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor

pertanian dan jasa-jasa. Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran konsumsi

pemerintah, rumah tangga serta akselerasi konsumsi lembaga swasta. Sementara

ekspor mengalami penurunan yang disertai dengan menurunnya jumlah impor.

Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan

II III IV I II III IV I II

1.40 1.01 (0.37) 2.05 2.04 1.62 2.07 0.18 0.48 Pertambangan dan Penggalian (7.78) 0.25 (1.84) 2.06 11.70 13.50 (0.27) 0.64 0.62 Industri Pengolahan 1.41 0.15 2.65 1.20 2.12 1.68 (0.44) 1.20 0.67 Listrik, Air dan Gas 7.07 3.71 0.02 1.12 3.93 (3.79) 5.89 1.02 0.02

8.59 4.99 2.60 1.58 1.34 0.54 2.80 3.85 1.21 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.28) 2.54 1.32 (0.76) 1.40 1.24 1.77 0.73 3.63 Pengangkutan dan Komunikasi 1.96 1.19 0.99 0.03 0.56 2.04 2.29 0.53 0.65 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 9.52 3.54 9.20 1.73 9.71 5.02 (0.70) 1.54 1.19

2.24 1.43 1.07 1.11 0.85 1.57 1.22 0.62 1.28 0.77 1.43 0.96 1.15 3.11 3.07 1.25 0.78 1.19

II III IV I II III IV I II

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.82 1.42 4.22 0.09 2.84 3.40 2.15 (4.38) 0.44 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0.15 1.96 5.83 1.14 0.66 5.60 0.34 0.09 2.19 Lembaga Swasta Nirlaba 1.23 0.74 3.29 0.16 2.76 1.03 9.24 5.59 3.44 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0.64 1.48 5.39 0.54 1.42 1.07 5.60 (2.24) 1.32 Perubahan Stok 0.85 0.83 8.59 0.78 3.55 3.38 2.53 2.78 0.82

14.22 9.17 20.01 -12.56 2.57 -7.94 -1.38 1.83 -0.2511.84 8.17 23.94 -11.44 1.29 -5.54 1.15 -5.43 -0.580.77 1.43 0.96 1.15 3.11 3.07 1.25 0.78 1.19

2009**

2009**

Impor

2007*

2007*

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Ekspor

2008**

2008**

JENIS PENGELUARAN

LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

B. PDRB Sisi Produksi

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor

yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran, pertanian dan sektor jasa-jasa (lihat grafik 1.3). Kontribusi

terbesar terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 0,60% (q-t-

q) pada periode triwulan laporan, diikuti oleh sektor pertanian (0,15%/q-t-q)

serta sektor jasa-jasa yang memiliki kontribusi sebesar 0,11%/q-t-q.

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

8

Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)

0.05

0.08

0.16

0.01

0.18

0.12

0.04

0.08

0.05

0.15

0.08

0.09

0.00

0.06

0.60

0.05

0.06

0.11

(0.80) (0.60) (0.40) (0.20) - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

Trw II-09

Trw I-09

Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan

menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu

43,05% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar

38,26% dan sektor sekunder sebesar 18,69%.

Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2009

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan &

Perikanan25.51%

Pertambangan dan Penggalian

17.55%Industri Pengolahan12.82%Listrik dan Air bersih

0.93%Bangunan4.94%

Perdagangan, Hotel dan restauran

15.56%

Pengangkutan dan Komunikasi

7.07%

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan4.93%

Jasa-jasa10.70%

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

Rp10,20 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

sebesar 25,51%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,55%, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,56%. Dengan demikian,

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

9

struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Secara triwulanan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan

dan perikanan tumbuh sebesar 0,48% (q-t-q), meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,18% (q-t-q). Peningkatan laju

pertumbuhan sektor ini berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor

tanaman bahan pangan dan perkebunan.

Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2009 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2009 (ha)

28,108

11,771

2,606746

523 128 918 987

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai

Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.5

32,927

10,655

3,4761,404

541 196 1,0091,258

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai

Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.6

Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2009 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2009 (ha)

10,9332,410

1,016505

160 901 1,048 105

Padi Sawah Padi Ladang JagungKedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Grafik 1.7

4,190

2,203

896

552

147 8361,075

89

Padi Sawah Padi Ladang JagungKedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Grafik 1.8 Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2009

Selama triwulan laporan, terdapat penambahan luas tanam padi (grafik

1.5-grafik 1.6) yaitu dari 28,11 Kha pada triwulan lalu menjadi 32,93 Kha pada

triwulan laporan. Penambahan luas tanam ini dialami oleh hampir semua

komoditas tabama kecuali untuk padi sawah. Meningkatnya pertumbuhan sub

sektor tabama pada triwulan laporan dipicu oleh membaiknya kondisi cuaca pada

triwulan laporan. Hujan deras yang melanda beberapa daerah sentra padi provinsi

Jambi pada triwulan lalu menyebabkan berkurangnya hasil panen pada triwulan

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

10

lalu. Hal ini menyebabkan walaupun luas area panen padi menurun namun hasil

produksi padi mengalami peningkatan di triwulan laporan.

Pada triwulan laporan (s.d. bulan Mei 2009), Nilai Tukar Petani (NTP)

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.4 NTP Mei 2009

dibandingkan NTP Maret 2009 meningkat sebesar 0,51% menjadi 94,78. Hal ini

dikarenakan terjadinya penurunan indeks yang dibayarkan oleh petani sebesar

0,70%, semenstara indeks yang diterima petani juga mengalami penurunan

sebesar 0,18% (lihat grafik 1.12 dan 1.13).

Sementara itu, sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar

10,86% dari PDRB mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,62% (q-t-q),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh negatif 1,81% (q-t-

q). Meningkatnya pertumbuhan sub sektor ini antara lain didukung oleh

meningkatnya produksi komoditas ini dengan membaiknya cuaca di Jambi. Hujan

lebat yang mendera Jambi di triwulan lalu menyebabkan menurunnya hasil

produksi perkebunan triwulan lalu. Selain itu, kembali meningkatnya harga

komoditas ini meningkatkan gairah para petani dalam memanen hasil

perkebunan.

Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

8,730.7

4578.6

6305.715

5,005.5

1853.62570.89

1,913.3

887.9

1269.42

-

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

7,000.00

8,000.00

9,000.00

10,000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi

Harga (Rp)

CPO INTI TBS #VALUE!

4 Data NTP s.d. bulan Mei 2009. NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

11

Sementara, setelah mengalami tekanan harga yang mencapai titik

terendahnya di bulan November 2008 maka harga tandan buah segar (TBS) serta

CPO Jambi mulai meningkat kembali. Pada triwulan laporan Harga TBS 10 tahun

dan CPO masing-masing mencapai Rp1.432,16/ kg dan Rp6.930,83/kg pada Juni

2009 meningkat masing-masing sebesar 12,82% dan 9,91% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh

meningkatnya hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang merupakan

komoditas perkebunan utama Jambi. Berdasarkan data prompt indikator sub

sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, sub sektor perkebunan sawit

mengalami peningkatan sebesar 11,20% sementara produksi karet tumbuh

sebesar 4,14%. (lihat grafik 1.10)

Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura,

Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (5)

(15.73)

4.14

(12.57)

11.20

(14.82)

25.88

(20)(10)

-10 20 30 40 50 60 70 80

TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II

2009

Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit

Produksi Kelapa Produksi Pinang Grafik 1.10

(6.16)

0.40

32.32

(14.76)(20)(10)

-10 20 30 40 50 60 70

TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II

2009

Produksi Perikanan Produksi Telur

Produksi Daging Produksi Hortikultura

Grafik 1.11 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Grafik 1.13 Pertumbuhan Indeks terima dan Indeks Bayar Petani

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12sumber: BPS Provinsi Jambi, 2008keterangan: 2008x adalah NTP menggunakan tahun dasar 1993

2008y adalah NTP menggunakan tahun dasar 2007Sejak Mei 2008, BPS mulai menggunakan NTP tahun dasar 2007

NTP

2005 2006 2007

2008x 2008y 2009

Grafik 1.12

(12.0)

(10.0)

(8.0)

(6.0)

(4.0)

(2.0)

-

2.0

4.0

6.0

8.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

Sumber: BPS Provinsi JambiMulai Mei 2008 menggunakan NTP tahun dasar 2007

Persen (%)

g.indeks diterima

g.indeks bayar

Grafik 1.13

Sumber: BPS Provinsi Jambi,2009.

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

12

Meningkatnya sektor pertanian pada triwulan laporan juga dapat dilihat

dari meningkatnya realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi

sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada

triwulan laporan.5 Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebesar 16.473 ton atau meningkat

sebesar 1,73% dibandingkan triwulan sebelumnya (16.193 ton). Penggunaan

pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk Urea (66,16%), diikuti

oleh pupuk SP-36 (16,09%), NPK Phonska (14,44%), dan ZA (3,31%).

Grafik 1.14. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.15. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

0 5000 10000 15000 20000 25000

TW IITW IIITW IV

TW ITW IITW IIITW IV

TW ITW IITW IIITW IV

TW ITW IITW IIITW IV

TW ITW II

2006

2007

2008

2009

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

(Ton)

SP-36 ZA NPK PHONSKA Urea

Grafik 1.14

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

0

5000

10000

15000

20000

25000

TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II

2006 2007 2008 2009

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Persen (%)Ton

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.15

Sub sektor perikanan kembali mengalami pertumbuhan negatif sebesar

0,39% (q-t-q) setelah pada triwulan sebelumnya juga mengalami penurunan

sebesar 1,43% (q-t-q). Hal ini tercermin dari menurunnya indeks produksi

perikanan sebesar 14,76%. Kondisi cuaca yang relatif kurang baik juga

merupakan hambatan nelayan untuk berlayar.

Sub sektor kehutanan mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar

0,18% (q-t-q) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar

0,13% (q-t-q). Namun demikian, aktivitas penebangan liar (illegal logging) yang

mengalami penurunan drastis dibandingkan dengan periode tahun-tahun

sebelumnya menyebabkan terbatasnya pertumbuhan sektor ini. Selama 8

(delapan) triwulan terakhir sub sektor kehutanan tumbuh dibawah level 1%.

5 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

13

Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya

mengalami penurunan yaitu negatif 1,74% (q-t-q) setelah pada triwulan lalu

tumbuh sebesar 1,76% (q-t-q).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 3,63% (q-t-q);

meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,73% (q-t-

q). Meningkatknya angka pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya

pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor hotel.

Sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 3,90% (q-t-

q) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 0,74% (q-t-q) sedangkan sub sektor hotel tumbuh sebesar

2,03% (q-t-q). Sementara sub sektor restoran tumbuh sedikit melambat menjadi

0,61% (q-t-q).

Datangnya musim liburan serta berlangsungnya Pemilu baik legislatif dan

presiden memacu aktivitas perekonomian pada periode triwulan laporan baik dari

sisi perdagangan, hotel maupun restoran.

Grafik 1.16. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.17. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

30.01

0.03

24.84

(15)(10)

(5)-5

10 15 20 25 30 35

TRW.I TRW.II Trw III TRW.I TRW.II

2008 2009

RestorasiHarga Perdagangan Besar (aksis kanan)Tingkat Hunian Hotel*

* Perhitungan tingkat hunian hotel sejak tahun 2009

Grafik 1.16

-20.0-15.0-10.0-5.00.05.010.015.020.025.0

-

3,000,000

6,000,000

9,000,000

12,000,000

15,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009

Bisnis (KWH) Pertumbuhan

Grafik 1.17

Meningkatnya sektor PHR pada triwulan laporan juga dikonfirmasi

dengan meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan besar,

restorasi dan tingkat hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami

oleh indeks restorasi dan tingkat hunian hotel yaitu masing-masing sebesar

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

14

30,01% dan 24,84%. Sementara itu, indeks produksi perdagangan besar masih

tumbuh yaitu sebesar 0,03% (lihat grafik 1.16.).

Meningkatnya perkembangan sub sektor perdagangan hotel dan

restoran didukung juga dengan meningkatnya konsumsi listrik sektor bisnis

sebesar 12,03% pada triwulan laporan (posisi April-Mei 2009 dibandingkan

dengan posisi Januari-Februari 2009).

Sektor perdagangan, hotel dan restoran berdasarkan pangsanya

didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai

14,41% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel

masing-masing sebesar 1,00% dan 0,15%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sedikit melambat yaitu

sebesar 0,62% (q-t-q) jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

0,64% (q-t-q). Pelambatan ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor

penggalian dan sub sektor minyak dan gas bumi yang tumbuh masing-masing

sebesar 1,19% (q-t-q) dan 0,27% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

masing-masing sebesar 4,01% (q-t-q) dan 0,84% (q-t-q). Di sisi lain, sub sektor

pertambangan non migas mengalami pertumbuhan sebesar 2,09% setelah pada

triwulan lalu mengalami penurunan pertumbuhan sebesar minus 2,31% (q-t-q).

Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, eksplorasi migas di Jambi

mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini

disebabkan sudah mulai tuanya sumur yang ada sementara perizinan sumur baru

sulit didapatkan.

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

15

Grafik 1.18. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2005 2006 2007 2008 2009

ribu barrel

Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan Juni 2009Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

juta rupiah

PDRB sub sektor minyak dan gas bumi Lifting Minyak Bumi 2 per. Mov. Avg. (Lifting Minyak Bumi)

Grafik 1.18

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2005 2006 2007 2008 2009

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Juni 2009

BBTU

Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiri

Pertumbuhan, aksis kanan

Grafik 1.19

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor pertambangan tanpa migas

(2,09%/q-t-q) berasal dari meningkatnya aktivitas pertambangan batu bara.

Banyaknya pembukaan pertambangan baru berdampak meningkatnya volume

pertambangan batu bara di Jambi. Hal tersebut juga dikonfirmasi dengan

meningkatnya indeks produksi batu bara sebesar 8,07% pada triwulan laporan.

Grafik 1.20. Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C

8.07

5.36

(20)(15)(10)

(5)-5

10 15 20 25 30

TRW.I TRW.II Trw III TRW.I TRW.II

2008 2009

Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh melambat yaitu sebesar 0,67% (q-t-

q) bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 1,20% (q-t-q). Melambatnya

pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan baik sub

sektor industri migas ataupun tanpa migas yang tumbuh masing-masing sebesar

0,45% (q-t-q) dan 0,68% (q-t-q).

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

16

Grafik 1.21. PDRB Industri Pengolahan Grafik 1.22. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: BPS Provinsi Jambi. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

PDRB industri pengolahan (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan (%), aksis kiri

Grafik 1.21

-25.0-20.0-15.0-10.0-5.00.05.010.015.020.025.0

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009

Industri (KWH) pertumbuhan Grafik 1.22

Pertumbuhan sub sektor industri migas terutama masih didorong

dengan peningkatan pengilangan minyak bumi yang produknya antara

lain meliputi LPG. Dengan demikian melambatnya pertumbuhan sub sektor

pertambangan migas di Jambi memicu pelambatan industri migas. Melambatnya

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

17

produksi sektor industri pengolahan juga tercermin dari menurunnya konsumsi

listrik sub sektor industri pada periode triwulan laporan yang meningkat sebesar

2,52% (posisi Januari-Februari 2009 dibandingkan dengan April-Mei 2009).

Melambatnya perkembangan industri tanpa migas pada triwulan laporan

antara lain disebabkan oleh mulai melambatnya perkembangan produksi barang

dari karet, semen, serta minuman. Namun sebaliknya, meningkatnya

pertumbuhan produksi makanan dan CPO pada triwulan laporan menyebabkan

masih tumbuhnya industri pengolahan pada triwulan laporan. Meningkatnya hasil

perkebunan kelapa sawit menyebabkan meningkatnya industri pengolahan CPO

pada triwulan laporan sementara memasuki masa liburan ikut mendongkrak

perkembangan industri pengolahan makanan (lihat grafik 1.23).

Grafik 1.23. Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra, Makanan dan Minuman Grafik 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen, dan Batu Bata

(40)(20)

-20 40 60 80

100 120 140 160

TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II

2008 2009

Produksi Kopra Produksi Karet Produksi CPO

Produksi Makanan Produksi Minuman Grafik 1.23

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

TW-II TW-III TW-IV TW-I TW-II

2008 2009

Produksi Batu Bata dan GentengProduksi Barang dari SemenProduksi Barang dari Kayu

Grafik 1.24

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih meningkat sebesar 0,02% (q-t-q) pada

triwulan laporan atau lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan triwulan

sebelumnya yaitu sebesar 1,02% (q-t-q). Menurunnya pertumbuhan sektor ini

berasal dari menurunnya sub sektor listrik menjadi sebesar minus 0,02% (q-t-q)

serta melambatnya pertumbuhan sub sektor air bersih menjadi sebesar 0,20% (q-

t-q).

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

18

Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009

Total (KWH) Pertumbuhan Grafik 1.25

-0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

280,000

290,000

300,000

310,000

320,000

330,000

340,000

350,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009

Total Pelanggan Pertumbuhan (%) Grafik 1.26

Masih tumbuhnya pertumbuhan sektor air bersih juga terlihat dari masih

meningkatnya volume penjualan air selama periode triwulan laporan. Penjualan

air yang tercatat di PDAM Kota Jambi menunjukkan peningkatan sebesar 1,92%

selama triwulan laporan.

Grafik 1.27. Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi

-5,000 10,000

15,000 20,000 25,000

30,000 35,000 40,000

45,000 50,000

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009

m3

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009

m3

Rumah Tangga

Industri

Sektor bangunan juga menunjukkan pelambatan dengan tumbuh

sebesar 1,21% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

3,85% (q-t-q). Pelambatan sektor bangunan dikonfirmasi dengan menurunnya

indeks perumahan rakyat serta produksi batu bata dan genteng yaitu masing-

masing sebesar 38,44% dan 59,06% pada triwulan laporan. Hal yang senada

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

19

juga ditunjukkan oleh jumlah konsumsi semen yang mengalami penurunan

sebesar 20,02% pada triwulan laporan.

Grafik 1.28. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

TW II TW IIITW IV TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II TW IIITW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri

Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan Pert. PDRB Sktr Bangunan (%), aksis kanan

Pembangunan properti residensial (perumahan) oleh developer

(perusahaan pengembang) dan masyarakat umum maupun properti komersial

(ruko, hotel) masih terus berlanjut pada triwulan laporan walaupun semakin

terbatas. Permintaan kredit KPR6 masih menunjukkan pelambatan pertumbuhan

walaupun dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit KPR tumbuh sebesar 2,85%

(Rp25,21miliar), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu

tumbuh sebesar 4,90%. Sementara itu kredit Ruko/Rukan mengalami

peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan yaitu sebesar 3,84% setelah

mengalami penurunan pada triwulan sebelumnya (minus 2,30%).7

Melambatnya pertumbuhan kredit KPR mencerminkan melambatnya

minat masyarakat terhadap permintaan perumahan. Namun demikian

pertumbuhan kredit ruko/rukan yang meningkat mencerminkan bahwa

permintaan masyarakat akan bangunan untuk usaha sudah mulai membaik

kembali.

6 Yang dimaksud kredit KPR adalah kredit untuk membeli atau memperbaiki/memugar rumah atau apartemen. Sedangkan kredit Ruko/Rukan adalah kredit yang diberikan dalam rangka pemilikan rumah dan toko (Ruko) atau rumah dan kantor (Rukan) 7 Posisi kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan pada triwulan II tahun 2009 s.d. bulan Mei 2009.

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

20

Grafik 1.29. Perkembangan Kredit KPR Grafik 1.30. Perkembangan Kredit Ruko/Rukan

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Persenjuta Rp

KPR

Grafik 1.29

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

-

20,000

40,000

60,000

80,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Persenjuta Rp

Ruko/Rukan Pertumbuhan

Grafik 1.30

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar

0,65% (q-t-q) pada triwulan laporan atau lebih tinggi bila dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 0,53% (q-t-q). Meningkatnya angka pertumbuhan sektor ini

terutama berasal meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan. Dari sub

sektor pengangkutan, pertumbuhan angkutan sungai, angkutan udara dan jasa

angkutan mengalami peningkatan pertumbuhan sementara angkutan rel dan

jalan raya mengalami pelambatan.

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengakutan terutama terkait

dengan masa high season di musim liburan ini sehingga demand masyarakat

dalam menggunakan moda transportasi udara cenderung meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan masa low season.

Grafik 1.31. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara Grafik 1.32. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.33. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II

2005 2006 2007 2008 2009Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri

Pertumbuhan (%), aksisi kanan

Grafik 1.31

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

21

(25.00)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen (%)

Sumber: PT. Angkasa Pura II

orang

Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)

Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

Grafik 1.32

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen (%)

Sumber: PT.Angkasa Pura II

kg

Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri)

Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan)

Grafik 1.33

Meningkatnya sektor angkutan udara tercermin dari meningkatnya lalu

lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha. Baik jumlah penumpang

menuju dan dari Jambi di bandara tersebut mengalami peningkatan di triwulan

laporan yaitu masing-masing sebesar 10,42% dan 15,51%. Cenderung

meningkatnya demand masyarakat menggunakan jasa angkutan udara selama

periode triwulan laporan direspon pihak maskapai penerbangan dengan

meningkatkan tarif angkutan udara.

Grafik 1.34. Perkembangan Total Arus Peti Kemas

Grafik 1.35. Perkembangan Kunjungan Kapal

-100.00

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan

Grafik 1.34

-40.00

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Unit Pertumbuhan

Grafik 1.35

Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,20%.

Sementara, perkembangan arus peti kemas dan kunjungan kapal pada triwulan

laporan menunjukkan perkembangan yang baik. Jumlah unit kapal bersandar

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

22

sebesar 1151 unit.8 Sedangkan jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan

di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 9.780 peti kemas.9

Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan

telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masing-masing yang mengalami

pertumbuhan sebesar 1,38% (q-t-q) dan 1,81% (q-t-q), melambat dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 2,68% (q-t-q) dan

1,84% (q-t-q).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

1,19% (q-t-q) pada triwulan laporan atau melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 1,54% (q-t-q). Pelambatan tersebut terutama disebabkan

oleh melambatnya pertumbuhan semua sub sektor kecuali untuk sewa

bangunan. Sub sektor bank tumbuh sebesar 0,82% (q-t-q) begitu juga dengan

sub sektor lembaga keuangan bukan bank tumbuh sebesar 0,39% (q-t-q).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan mengalami percepatan

pertumbuhan menjadi sebesar 1,28% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 0,62% (q-t-q). Pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan

sub sektor pemerintahan umum (1,53%/q-t-q) yang disebabkan mulai

terealisasinya belanja pembangunan proyek-proyek pemerintah walaupun masih

dalam tahap terbatas. Sedangkan perkembangan sub sektor swasta tumbuh

melambat yang disebabkan oleh jasa perorangan dan rumah tangga

dibandingkan triwulan sebelumnya.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi pada triwulan laporan didorong oleh meningkatnya kontribusi

pengeluaran konsumsi pemerintah serta konsumsi rumah tangga. Di sisi lain,

8 Kunjungan kapal yang dimaksud adalah pelayaran luar negeri, pelayaran dalam negeri dan pelayaran rakyat. 9 Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 20”, 40” serta diatas 40”. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

23

ekspor provinsi Jambi mengalami penurunan yang diikuti dengan penurunan

impor sehingga secara net ekspor masih tumbuh positif.

Grafik 1.36. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 10

-3.20

0.02

0.03

-0.38

0.09

4.21

0.30

0.42

0.02

0.22

0.03

0.21

-4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Lembaga Swasta Nirlaba

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Stok

Net Ekspor/Impor

Trw II-09 Trw I-09

Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai

pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 67,74% dari PDRB Jambi pada triwulan

II tahun 2009 (lihat grafik 1.37). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah

dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing

sebesar 17,96% dan 18,32%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,72%

dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,68%.

Grafik 1.37. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Triwulan II tahun 200911

Pengeluaran konsumsi rumah

tangga67.74%

Pengeluaran Konsumsi

pemerintah 17.96%

Lembaga Swasta Nirlaba0.68%

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto18.32%

Perubahan Stok2,72% Net Impor

7.43%

10 Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 11 Pangsa (share) net impor sebesar 8,86% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran.

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

24

1. Pengeluaran Konsumsi

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga

konstan selama triwulan laporan 0,44% (q-t-q), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh minus 3,20% (q-t-q). Setelah mengalami

penurunan konsumsi sebagai dampak dari krisis ekonomi global dimana

masyarakat cenderung mengurangi konsumsi barang dan jasa maka pada periode

triwulan laporan konsumsi masyarakat mulai membaik.

Hal ini ditunjukkan juga dengan meningkatnya daya beli masyarakat yang

diindikasikan oleh meningkatnya pembelian kendaraan bermotor pada triwulan

laporan (Grafik 1.39). Sementara, konsumsi listrik rumah tangga (RT) juga

mengalami peningkatan sebesar 2,98% (posisi Januari-Februari 2009

dibandingkan dengan April-Mei 2009).

Grafik 1.38. Indeks Kondisi Ekonomi

Grafik 1.39. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(60.00)

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

(%)Indeks

Kondisi ekonomi saat ini dibandingkan 6 - 12 bln yg lalu Pertumbuhan (%) Grafik 1.38

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009

Rumah Tangga (KWH) pertumbuhan

Grafik 1.39

Penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan meningkat sebesar

8,22%. Hal ini didorong oleh meningkatnya penjualan mobil baru (sedan, jeep,

minibus) sebesar 50,17%, begitu juga dengan penjualan sepeda motor yang

meningkat 9,33%. Hal ini mencerminkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap

kendaraan bermotor mulai membaik setelah mengalami penurunan semenjak

triwulan III tahun 2008.

Di sisi lain, penyaluran kredit konsumsi tumbuh sebesar 4,79%, melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai 5,48% (q-t-q). Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

25

tahan lama (durable goods) melalui fasilitas pinjaman yang disediakan oleh bank

masih dalam kondisi baik walaupun sedikit melambat.

Pada periode triwulan laporan, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh

sebesar 2,19% (q-t-q), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 0,09% (q-t-q). Meningkatnya pengeluaran konsumsi

pemerintah pada triwulan laporan terkait dengan mulai terealisasinya belanja

Pemerintah Daerah pada triwulan laporan serta penyelengaraan Pemilu.

Sementara, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba juga tumbuh sebesar 3,44%

(q-t-q) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,59% (q-t-q).

Grafik 1.40. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Premium dan Solar

Grafik 1.42. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.43. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi

Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

29.89

8.79

(49.37)

14.98

36.26

11.95

(19.40)(14.21)

21.56 26.81

9.78

23.64

1.61

(1.58)

(32.52)

(33.43)

8.22

(60)(50)(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40 50

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan

Grafik 1.40.

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

200.00

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2006 2007 2008 2009

Persen (%)

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi* Triwulan II 2009 adalah angka perkiraan Bank Inonesia

Ribu Liter

Konsumsi Premium (aksis kiri) Konsumsi Solar (aksis kiri)

Premium (aksis kanan) Solar (aksis kanan)

Grafik 1.41.

(100.0)

(50.0)

-

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

TW -II

TW -III

TW -IV

TW -I

TW -II

TW -III

TW -IV

TW -I

TW -II

TW -III

TW -IV

TW -I

TW -II

TW -III

TW -IV

TW -I

TW -II*

2006 2007 2008 2009

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi* Angka perkiraan* Angka perkiraan ……………………….

(%)Ribu Liter

M.Tanah/Kerosine Pertumbuhan

Grafik 1.42.

7.03

1.87

3.80 3.60

3.33

12.68

11.96

5.24

8.38

10.9811.71

2.43

5.48

4.79

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

0

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2006 2007 2008 2009

Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri

Grafik 1.43.

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

26

126.41

(65.01)

2.16 8.46

(15.88)

8.94 (5.47)

31.19

6.62

34.25

(9.42)

35.73

3.62 (3.49)(13.23)

(4.65)

50.17

(100)

(50)

-

50

100

150

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

Sedan, Jeep, Minibus Pertumbuhan

Grafik 1.44.

29.06

12.03

(50.50)

16.31

36.69

12.38

(19.17)(15.19)

21.26 26.81

10.01 23.49

1.05 (1.04)

(32.73)

(34.04)

9.33

(60)

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

SEPEDA MOTOR Pertumbuhan

Grafik 1.45.

2. Investasi

Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto

(PMTDB) mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat sebesar 1,32%

(q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh minus 2,24% (q-t-q)

yang mencerminkan bahwa kondisi investasi mulai terealisasi dengan baik dalam

mendukung percepatan perekonomian Jambi.

Grafik 1.46. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru

Grafik 1.47. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi Grafik 1.48. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan

Grafik 1.46.

1.502.33 2.70

4.283.26

1.60

14.28

16.6516.18

11.7810.28

1.21-0.11

2.27

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008 2009

Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan

Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri

Grafik 1.47.

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

27

(60.0)

(40.0)

(20.0)

-

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008 2009

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

Ton

Konsumsi Semen

Pertumbuhan

Grafik 1.48.

Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terlihat

situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo

bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 30,56. Masih relatif baiknya situasi bisnis

dunia usaha juga berdampak pada masih tumbuhnya kredit investasi sebesar

2,27% atau sebesar Rp32,95 miliar pada triwulan laporan.

Perubahan stok pada triwulan I tahun 2009 mengalami pertumbuhan

sebesar 0,82% (q-t-q), lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya sebesar 2,78% (q-t-q). Sementara, pangsa stok pada

triwulan laporan sebesar 2,72%.

3. Perdagangan Eksternal

Jumlah perdagangan eksternal ke luar Provinsi Jambi mengalami

penurunan sebesar 0,25% (q-t-q) menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 1,83% (q-t-q). Sementara pertumbuhan impor barang baik yang

berasal dari luar provinsi maupun luar negeri masih mengalami penurunan yaitu

sebesar 0,58% (q-t-q).

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

28

Grafik 1.49. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

34,232

72,175

101,075

73,849

147,469

107,288

135,753

105,291

149,230

145,699

145,898 123,888

207,237

215,491

261,972

188,395

116,657

70,869

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II*

2005 2006 2007 2008 2009

Keterangan: *) S.d. Mei 2009

ribu USD

Impor Ekspor Net

Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor

Provinsi Jambi sebesar USD 90,61 juta sedangkan impor sebesar USD 19,74 juta

pada triwulan laporan.12 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi mengalami net

ekspor sebesar USD 70,87 juta, menurun sebesar 0,62% dibandingkan posisi

yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD 71,31 juta.13 Ekspor

Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan CPO.14 Sementara

kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai impor Provinsi

Jambi pada triwulan laporan.

Grafik 1.50. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008 2009

dalam Ribu USD

EKSPOR

CRUDE MATERIALS, INEDIBLE

ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS

12 Data s.d. bulan Mei 2009 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia). 13 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan April-Mei 2009 dibandingkan net ekspor bulan Januari-Februari 2009. 14 Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC).

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

29

Grafik 1.51. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

Ribu USD

23 - CRUDE RUBBER 25 - PULP AND WASTE PAPER

42 - FIXED VEGETABLE OILS & FATS 63 - WOOD AND CORK MANUFACTURES

32 - COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA

Pada triwulan laporan (April-Mei 2009), ekspor ke luar negeri Provinsi

Jambi meningkat sebesar 3,78% dibandingkan periode yang sama triwulan

sebelumnya (Januari-Februari 2009), yaitu dari USD 87,31 juta menjadi USD

90,61 juta. Berdasarkan komoditasnya peningkatan ekspor pada triwulan laporan

dipicu oleh meningkatnya ekspor karet mentah (crude rubber) sebesar USD 14,20

juta (43,72%) setelah mengalami penurunan pada triwulan lalu. Hal tersebut

dipicu dari mulai membaiknya permintaan karet mentah oleh Singapura di

triwulan. Selain itu, meningkatnya ekspor Jambi juga dipicu oleh meningkatnya

ekspor CPO ke Belanda sebesar USD 10,33 juta.

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (April-Mei 2009)

dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 46,67 juta atau

51,51% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati dan

minyak (fixed, vegetable oil and fats), serta pulp dan kertas (pulp and waste

paper) masing-masing mencapai USD 18,37 juta (20,27% dari total ekspor non

migas), dan USD 3,61 juta (19,55% dari total ekspor non migas).

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

30

Grafik 1.52. Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

Ribu USD

C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C C. SOUTH KOREA LAINNYA

Grafik 1.53. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C C. SOUTH KOREA LAINNYA

Ekspor non migas lain yang cukup besar kontribusinya adalah komoditas

batubara, kokas dan briket (coal, coke and briquettes), serta barang-barang kayu

dan gabus (wood and cork manufactures) yang masing-masing mencapai USD

5,43 juta (5,99%) serta USD 5,51 juta (6,08%). Berdasarkan struktur ekspor non

migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama

komoditas karet mentah, lemak nabati dan minyak, serta batubara disusul produk

hasil industri pengolahan (barang-barang kayu serta kertas dan olahannya).

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi sebagian besar ke

negara-negara dikawasan Asia yang hampir setara dengan 69,87% total ekspor

Provinsi Jambi. Penyumbang utama ekspor dari negara Asia adalah Singapore

yang mencapai USD 14,48 juta (15,98%), diikuti dengan Republik Rakyat China

(RRC) sebesar USD 14,02 juta (15,48%), Jepang sebesar USD 12,08 juta

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

31

(13,34%) serta Malaysia sebesar USD 8,75 juta (9,65%). Sementara ekspor ke

negara Amerika Serikat sebesar USD 11,21 juta (12,37%) pada triwulan laporan.

Dari sisi impor (April-Mei 2009), impor non migas mengalami peningkatan

sebesar 23,41% (USD 3,76 juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan

sebelumnya (Januari-Februari 2009) sehingga menjadi sebesar USD 19,74 juta.

Pada triwulan laporan, impor terbesar terjadi pada sub kelompok peralatan dan

mesin daya generator (Power Generating Mach & Eqp) sebesar USD 12,25 juta

(62,04%). Peningkatan impor pada triwulan laporan disebabkan oleh

meningkatnya sub kelompok tersebut sebesar USD 11,69 juta. Meningkatnya

pertumbuhan impor Jambi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang sebesar 0,86% menunjukkan bahwa perekonomian Jambi kembali

menggeliat.

Grafik 1.54. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008 2009

dalam Ribu USD

IMPORMACHINERY & TRANSPORT EQPCHEMICAL

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

32

Grafik 1.55. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

Ribu USD71 - POWER GENERATING MACH. & EQP 72 - MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS 74 - GENERAL INDUSTRIAL MACH.&EQP 59 - CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES 56 - FERTILIZERS MANUFACTURED LAINNYA

Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih

didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport

equipment) yang menguasai 87,75% dari nilai impor. Selain itu, kelompok bahan

kimia (chemical) juga memberikan kontribusi impor sebesar 4,57% dari total

impor Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah bahan kimia organik

dan non organik masing-masing sebesar USD 390,45 ribu dan USD 262,39 ribu.

Grafik 1.56. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual

(5,000)

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

Ribu USD

C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA

C. HONGKONG C. TAIWAN C. R.R.C

LAINNYA

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

33

Grafik 1.57. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009

C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG

C. TAIWAN C. R.R.C LAINNYA

Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan

terutama berasal dari Republik Rakyat Cina (RRC) sebesar USD 14,64 juta

(74,16%), diikuti dengan Singapura sebesar USD 3,44 juta (17,40%) dari total

impor pada triwulan laporan (s.d. bulan Mei) sebesar USD 19,74 juta.

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

I

Boks 1.

PERKEMBANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENDUKUNGNYA

DI PROVINSI JAMBI

Sektor pertambangan merupakan sektor dengan pangsa kedua terbesar di Jambi

(17,55%). Krisis ekonomi yang melanda dunia yang akhirnya berimbas pada

perekonomian Jambi juga tak luput dirasakan oleh sektor ini. Dampak yang paling terasa

bagi sektor ini adalah menurunnya harga jual produk (lihat grafik 1).

Grafik 1. Perkembangan Harga Komoditas

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Jan

-04

Apr

-04

Jul-

04

Oct

-04

Jan

-05

Apr

-05

Jul-

05

Oct

-05

Jan

-06

Apr

-06

Jul-

06

Oct

-06

Jan

-07

Apr

-07

Jul-

07

Oct

-07

Jan

-08

Apr

-08

Jul-

08

Oct

-08

Jan

-09

Apr

-09

Minyak bumi (USD/barrel)

Batubara (USD/mt)

Sumber: Bloomberg

Berdasarkan hasil liaison dengan pelaku usaha di bidang pertambangan seperti

migas dan batu bara, penjualan komoditas ini relatif masih cukup baik walaupun

mengalami penurunan harga. Untuk perusahaan migas, jumlah penjualan bergantung

kepada besar produksi perusahaan yang berarti bergantung kepada kemampuan sumur

dalam menghasilkan minyak. Sementara itu, penurunan pesanan dirasakan oleh

perusahaan batubara akibat menurunnya permintaan dari perusahaan pembeli. Batubara

merupakan salah satu bahan bakar dalam industri sehingga ketika terjadi penurunan

produksi usaha pembeli akan berimbas pula dalam penggunaan batubara sebagai bahan

bakarnya. Namun demikian ke depannya prospek batubara akan membaik terkait dengan

masih besarnya peluang pasar usaha ini serta mulai membaiknya kondisi ekonomi.

Hasil liaison yang dilakukan terhadap distributor alat berat menunjukkan bahwa

terjadi penurunan penjualan sebagai dampak dari krisis global. Sebagai perusahaan

dengan pembeli utama industri maka jumlah penjualannya sangat bergantung dengan

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

II

kondisi usaha pembeli. Pembeli utama alat berat merupakan perusahaan kehutanan,

perkebunan dan pertambangan. Perusahaan kehutanan dan perkebunan yang terkena

imbas krisis akibat menurunnya harga jual dan permintaan dunia mengambil langkah

antisipasi dengan mengurangi investasi ekspansi mereka. Hal tersebut berdampak pada

menurunnya permintaan akan alat-alat berat di Jambi. Namun tidak demikian yang terjadi

untuk pembeli dari sektor pertambangan. Potensi pertambangan yang masih cukup besar

membuat permintaan dari sektor ini tidak sejatuh dibandingkan dengan sektor

kehutanan. Ke depannya contact dalam usaha distributor ini memandang positif akan

perkembangan penjualan seiring dengan mulai membaiknya usaha pembeli.

Terkait dengan biaya operasional semua contact menyatakan terdapat penurunan

dalam biaya yang diakibatkan oleh berkurangnya produksi ataupun penjualan namun

demikian biaya tenaga kerja tetap mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya

Upah Minimum Provinsi (UMP) 2009.

Dampak dari krisis ekonomi global ini terutama dirasakan pada turunnya harga

jual produk sektor pertambangan. Harga jual minyak bumi bahkan turun mencapai 74%

dari harga tertingginya. Namun menurut contact harga jual di titik terendah pun masih di

atas harga pokok produksi minyak bumi. Di sisi lain harga jual batubara saat ini sudah

mengalami peningkatan sebesar 27% dibandingkan akhir tahun 2008.

Menurunnya penjualan dan produksi dari beberapa perusahaan tersebut tidak

serta merta membuat perusahaan melakukan kebijakan dalam tenaga kerja. Sampai

dengan saat ini tidak ada pegawai dari perusahaan migas, pertambangan, maupun

distributor alat berat yang dirumahkan.

Investasi bagi perusahaan migas sangat tergantung dengan perizinan. Contact

menyatakan untuk dapat memperoleh izin pengetesan sebuah sumur minyak,

perusahaan harus melalui 30 (tiga puluh) aparat pemerintah daerah. Sementara bagi

perusahaan batubara, hambatan dalam berinvestasi berasal dari kesulitan pembebasan

tanah dari penduduk setempat serta kondisi dan kapasitas jalan yang belum memadai

untuk dilalui truk pengangkut yang membuat kondisi jalan relatif cepat rusak.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Permasalahan yang ditemui dalam usaha pertambangan ini adalah mengenai

perizinan. Sulitnya perusahaan mendapatkan izin untuk mengembangkan usaha dan

panjangnya birokrasi yang harus ditempuh membuat banyaknya waktu dan biaya yang

terserap. Oleh sebab itu diperlukan peninjauan kembali mengenai jalur proses perizinan

sehingga proses ini dapat berlangsung secara lebih efisien.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

III

Permasalahan kondisi jalan yang cepat rusak perlu ditindaklanjuti baik oleh

pemerintah daerah maupun perusahaan pertambangan sendiri. Saat ini belum semua

perusahaan pertambangan di Jambi telah memiliki izin operasi dan baru beberapa

perusahaan saja yang sudah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi

penerimaan PEMDA. Oleh sebab itu penggalakan izin operasi dan penyetoran PAD harus

terus ditingkatkan yang nantinya dari dana tersebut diharapkan dapat dibelanjakan

kembali dalam bentuk perbaikan jalan dsb.

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

35

BAB II PERKEMBANGAN HARGA-HARGA

A. Kajian Umum

Inflasi Kota Jambi pada triwulan II tahun 2009 sebesar -0,72% (q-t-q),

menurun dibandingkan triwulan I tahun 2009 yang mengalami inflasi sebesar

0,26% (q-t-q). Deflasi yang terjadi di Kota Jambi pada triwulan laporan berasal

dari menurunnya laju inflasi kelompok bahan makanan serta kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100

Persen (%)

Bulanan (m-t-m) Triwulanan (q-t-q) Year to date (y-t-d) Year on year (y-o-y)

Perkembangan inflasi Kota Jambi secara tahunan terus mengalami tren

penurunan yang signifikan. Inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan II-2009

sebesar 1,10% (y-o-y) dari sebelumnya 9,16% (y-o-y) pada Maret 2009.

Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan April, Mei dan Juni

2009 masing-masing sebesar minus 1,27%(m-t-m), 0,97%(m-t-m) dan minus

0,41%(m-t-m).

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 36 - 36

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d. Juni 2009

y-t-d (%)

-5

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2003 2004 2005 2006

2007 2008 2009

Dari perkembangan diatas, inflasi Kota Jambi s.d. bulan Juni 2009 secara

kumulatif berada pada level minus 0,46% (y-t-d), terendah dalam 6 tahun

terakhir. Sementara, deflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal

dari sumbangan angka deflasi kelompok bahan makanan serta kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (lihat tabel 2.1.).

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I Bahan Makanan 2.95 26.07 -1.19 18.56 -2.11 9.93 -2.73 -3.14

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.07 11.65 2.63 14.77 3.63 15.41 0.16 7.66

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 2.23 7.99 0.88 7.93 3.74 11.55 -0.32 6.65

IV Sandang 0.21 6.14 1.16 5.51 3.45 6.46 0.10 4.98

V Kesehatan 0.67 6.33 0.84 8.61 0.52 8.91 1.21 3.28

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.28 4.95 0.82 5.38 0.15 5.54 -0.10 2.17

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.81 11.04 -3.40 6.81 -4.44 1.19 0.39 -6.57

INFLASI 1.76 13.68 -0.19 11.57 0.26 9.16 -0.72 1.10

Sumber : BPS (diolah)

Triwulan I-2009 Triwulan II-2009KELOMPOK

Triwulan IV-2008Triwulan III-2008

Menurunnya harga bahan kebutuhan pokok seperti beras, cabe merah,

bayam, ikan patin selama periode triwulan laporan memberikan sumbangan

penurunan harga (deflasi) pada kelompok bahan makanan. Sementara itu,

penurunan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan

oleh menurunnya angka inflasi sub kelompok yang terutama disumbangkan oleh

menurunnya haraga komoditas pasir dan semen.

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

37

Perkembangan inflasi Kota Jambi dan nasional pada triwulan laporan terus

mengalami tren penurunan semenjak triwulan IV-2008. Inflasi Kota Jambi secara

tahunan (y-o-y) menurun signifikan sebesar 806 bps menjadi 1,10% jika

dibandingkan periode triwulan I-2009. Sementara, angka inflasi nasional

menurun sebesar 427 bps menjadi sebesar 3,65%(y-o-y) (lihat grafik 2.3).

Penurunan ini terjadi karena basis perhitungan inflasi kuartal kedua (Juni) tahun

lalu sudah tinggi.15 Disamping itu, kondisi stok bahan makanan yang relatif

mencukupi, distribusi yang relatif lancar serta tidak terjadinya gangguan pada sisi

supply membuat angka inflasi tidak bergejolak dan relatif rendah pada triwulan

laporan.

Grafik 2.3. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan Kota sekitarnya

8.437.66

8.468.96

7.25

9.65

16.35

10.66

12.62

10.96

9.16

6.836.276.40

8.81

6.52

11.06

7.92

1.10

4.49

6.67

7.52

5.69

5.124.67

16.50

15.12

16.10

9.92

7.42

13.9913.68

11.57

3.65

6.20

5.11

7.40

9.068.17

7.126.83 5.06

17.11

15.74

15.53

14.55

6.65.77

6.95 6.59

11.03

12.14

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Persen

Kota Jambi Nasional

Grafik 2.3

15 Base line inflasi pada Juni 2008 sangat tinggi yaitu 2,46% (untuk Nasional) serta 4,19% (untuk Kota Jambi) yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada 15 Mei 2008.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 38 - 38

catatan: mulai bulan Juni 2008, angka inflasi menggunakan tahun dasar 2007

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Y-O-Y

Bengkulu Jambi Padang Palembang Pekanbaru

Grafik 2.4

Perkembangan secara regional, tingkat inflasi di Jambi paling rendah

dibandingkan daerah sekitarnya. Inflasi di Jambi lebih rendah dibandingkan

Pekanbaru (3,68%/y-o-y), Bengkulu (3,29%/y-o-y), Palembang (2,92%/y-o-y)

serta Padang (2,80%/y-o-y) pada triwulan laporan.16

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Dilihat per sub kelompok, deflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah

sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok ikan segar. Sementara itu,

sub kelompok yang mengalami inflasi terbesar adalah sub kelompok daging dan

hasil-hasilnya serta sub kelompok buah-buahan.

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan

deflasi terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; udang basah (April 2009),

tempe; jeruk; pisang (Mei 2009) serta cabe merah; minyak goreng; bayam (Maret

2009). Kelompok bahan makanan merupakan penyumbang utama deflasi selama

periode triwulan laporan.

16 Sumber: DSM, Bank Indonesia.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

39

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoyI. BAHAN MAKANAN 2.95 26.07 -1.19 18.56 -2.11 9.93 -2.73 -3.14a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 1.83 21.05 -2.86 9.58 -2.07 10.45 -1.53 -4.61b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 3.18 28.20 -12.90 13.49 5.51 15.62 7.68 2.10c. IKAN SEGAR 15.45 45.30 6.31 47.19 -4.45 31.33 -12.43 2.69d. IKAN DIAWETKAN 12.07 26.16 1.31 28.29 1.37 29.76 -2.85 11.82e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 5.94 12.68 -2.77 10.25 -1.48 5.63 0.33 1.82f. SAYUR-SAYURAN -6.74 9.01 2.54 -3.13 -4.75 -2.83 3.36 -5.86g. KACANG-KACANGAN -0.02 60.82 7.71 72.26 -6.51 5.05 -9.10 -8.49h. BUAH-BUAHAN 9.95 24.38 0.43 13.04 -10.46 7.04 6.18 4.98i. BUMBU-BUMBUAN -19.99 -1.64 11.24 0.43 -5.19 -18.79 -15.27 -28.49j. LEMAK DAN MINYAK 10.83 55.42 -9.10 37.38 2.10 17.13 -1.03 1.80k. BAHAN MAKANAN LAINNYA -3.35 19.36 1.03 18.98 -1.42 18.15 -0.90 -4.61II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.07 11.65 2.63 14.77 3.63 15.41 0.16 7.66a. MAKANAN JADI 1.73 15.90 2.26 18.61 2.44 16.80 0.04 6.61b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0.04 2.49 2.12 5.09 13.88 19.08 0.08 16.43c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0.12 7.78 3.70 12.02 1.07 10.53 0.47 5.43III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 2.23 7.99 0.88 7.93 3.74 11.55 -0.32 6.65a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 2.39 9.90 0.31 7.90 7.55 15.97 -0.59 9.80b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 2.72 7.33 0.00 7.33 0.01 7.29 0.31 3.04c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.00 2.18 7.62 9.96 -2.19 6.74 -1.77 3.40d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 1.81 5.26 0.94 8.00 0.38 5.54 0.64 3.82IV. SANDANG 0.21 6.14 1.16 5.51 3.45 6.46 0.10 4.98a. SANDANG LAKI-LAKI 0.01 1.89 0.61 2.02 0.09 2.40 0.00 0.71b. SANDANG WANITA 0.19 1.74 0.49 2.22 0.12 1.44 -0.46 0.32c. SANDANG ANAK-ANAK -2.48 -0.67 -0.01 0.26 0.26 0.80 1.15 -1.10d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 2.91 24.52 3.43 18.63 12.91 21.21 -0.09 20.09V. KESEHATAN 0.67 6.33 0.84 8.61 0.52 8.91 1.21 3.28a. JASA KESEHATAN 0.00 13.19 0.00 15.88 0.00 15.88 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 1.18 1.88 3.49 5.50 1.60 6.86 5.05 11.77c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 5.63 0.00 5.64 0.00 2.43 0.00 0.00d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.28 1.74 0.69 3.49 0.63 4.14 0.88 3.52VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 1.28 4.95 0.82 5.38 0.15 5.54 -0.10 2.17a. JASA PENDIDIKAN 1.76 6.28 0.00 6.00 0.00 6.00 0.00 1.76b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 1.73 3.15 4.91 8.27 0.83 9.17 0.62 8.28d. REKREASI 0.00 4.83 0.29 3.41 0.07 3.46 -1.15 -0.79e. OLAHRAGA 0.00 -1.92 -0.37 -0.37 -0.01 -0.38 0.00 -0.38VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.81 11.04 -3.40 6.81 -4.44 1.19 0.39 -6.57a. TRANSPOR 0.86 22.32 -5.03 15.31 -6.73 6.17 0.34 -10.35b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 -13.33 0.68 -12.74 0.39 -12.40 0.00 1.07c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 2.20 1.56 -0.09 2.11 1.42 3.56 1.77 5.40d. JASA KEUANGAN 1.78 3.57 0.00 3.57 0.00 1.78 0.00 1.78

INFLASI (UMUM) 1.76 13.68 -0.19 11.57 0.26 9.16 -0.72 1.10

Sumber : BPS (diolah)

Triwulan I-2009 Triwulan II-2009KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Triwulan IV-2008Triwulan III-2008

Sementara, penyumbang pembentukan inflasi terbesar secara bulanan

selama periode triwulan laporan adalah pisang; petai; pepaya (April 2009),

daging ayam ras; cabe merah; minyak goreng (Mei 2009), daging ayam ras; petai;

tomat buah (Juni 2009).

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 40 - 40

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan II-2009 TW II-2009 TW II-2009

Sumbangan Sumbangan

APRIL APRIL

1 Pisang 0.0420 1 Cabe Merah -0.3430

2 Petai 0.0367 2 Daging Ayam Ras -0.2778

3 Pepaya 0.0316 3 Udang Basah -0.1919

4 Jeruk 0.0302 4 Bayam -0.0630

5 Seragam Sekolah Anak 0.0119 5 Ikan Nila -0.0548

6 Keramik 0.0082 6 Tempe -0.0522

7 Susu Bubuk 0.0082 7 Beras -0.0460

8 Nanas 0.0078 8 Ikan Teri (diawetkan) -0.0385

9 Kentang 0.0069 9 Ikan Saluang -0.0332

10 Obat Dengan Resep 0.0058 10 Tomat Sayur -0.0294

0.1893 -1.1298MEI MEI

1 Daging Ayam Ras 0.3793 1 Tempe -0.0567

2 Cabe Merah 0.1482 2 Jeruk -0.0370

3 Minyak Goreng 0.1354 3 Pisang -0.0327

4 Bayam 0.1200 4 Tomat Buah -0.0254

5 Kangkung 0.1004 5 Tahu Mentah -0.0181

6 Ikan Nila 0.0557 6 Semen -0.0176

7 Kacang Panjang 0.0504 7 Ikan Dencis -0.0171

8 Tomat Sayur 0.0400 8 Kentang -0.0163

9 Daun Singkong 0.0363 9 Ikan Patin -0.0147

10 Udang Basah 0.0343 10 Pasir -0.0127

1.1000 -0.2483JUNI JUNI

1 Daging Ayam Ras 0.2096 1 Cabe Merah -0.1881

2 Petai 0.0575 2 Minyak Goreng -0.1807

3 Tomat Buah 0.0377 3 Bayam -0.1225

4 Bawang Putih 0.0373 4 Ikan Nila -0.0795

5 Bahan Pelumas/Oli 0.0358 5 Beras -0.0725

6 Pemeliharaan/Service 0.0239 6 Kangkung -0.0690

7 Emas Perhiasan 0.0220 7 Udang Basah -0.0611

8 Tahu Mentah 0.0205 8 Ikan Dencis -0.0474

9 Pisang 0.0195 9 Ikan Patin -0.0363

10 Genteng 0.0194 10 Cumi-Cumi -0.0254

0.4832 -0.8825Sumber : BPS (diolah)

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan II tahun 2009 mengalami

deflasi sebesar 2,73% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, deflasi tertinggi

terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 15,27% (q-t-q) serta sub

kelompok ikan segar sebesar 12,43% (y-o-y).

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

41

Grafik 2.5. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

(Ringgit/Ton)

22442103

3972

85838268

11397

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4500

5500

6500

7500

8500

9500

10500

11500

12500

(Rp/Kg)

CPO internasional (aksis kiri)

Minyak goreng lokal (aksis kanan)

Sementara itu, tren peningkatan kembali harga crude palm oil (CPO) di

pasar internasional s.d. bulan April 2009 diikuti juga oleh harga minyak goreng

curah (tanpa merek) yang meningkat. Namun demikian, penurunan harga CPO

internasional di 2 bulan terakhir periode triwulan laporan juga turut membuat

harga minyak goreng curah kembali menurun pada bulan Juni 2009.

Harga CPO internasional pada tahun 2008 yang sempat mencapai titik

terendah sebesar 1.560 ringgit/ton (Oktober 2008), berangsur-angsur mengalami

peningkatan menjadi sebesar 1.685 ringgit/ton pada Desember 2008 dan

menjadi 2.716 ringgit/ton bulan April 2009. Sejalan dengan perkembangan

tersebut, harga rata-rata minyak goreng curah (tanpa merek) di Provinsi Jambi

juga mengalami peningkatan dari Rp6.897/kg pada bulan Desember 2008

menjadi Rp8.641/kg pada bulan April 2009. Bahkan pada bulan Mei 2009, harga

minyak goreng curah sempat menyentuh level Rp9.323/kg (harga tertinggi pada

tahun 2009).

Sementara, perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru

yang sempat menurun pada periode triwulan I-2009 menjadi sebesar Rp7.000/kg

mulai bergerak naik pada triwulan laporan menjadi sebesar Rp7.467/kg. Namun

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 42 - 42

demikian, hal ini bertolak belakang dengan pergerakan harga gandum di pasar

internasional yang merupakan bahan baku tepung terigu. Selama periode

triwulan laporan, harga gandum bergerak cukup fluktuatif dari USD

524,25/bushel (April 2009), 637,25/bushel (Mei 2009), 511,25/bushel (Juni

2009).17

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Tepung Terigu

(USD/Bushel)

511.25532.75

74677000

0

200

400

600

800

1000

1200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

(Rp/Kg)

Wheat/Gandum (aksis kiri)

Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

Perkembangan sub kelompok bumbu-bumbuan pada triwulan laporan

mengalami deflasi antara lain dipengaruhi oleh tren menurunnya harga cabai

merah keriting dan cabai merah biasa yang penggunaannya sebagai salah satu

bahan baku beberapa komoditas makanan jadi cukup dominan diwilayah Jambi.

17 Satu bushel setara dengan 27 kg.

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

43

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang

(Rp/kg)

0

5000

10000

15000

20000

25000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa

Bawang Putih Bawang Merah

Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami inflasi sebesar

2,10% (y-o-y) dan 7,68% (q-t-q). Harga rata-rata daging ayam relatif

mengalami peningkatan selama periode triwulan laporan sehingga berkontribusi

terhadap inflasi sub kelompok daging dan hasil-hasilnya. Sementara pergerakan

harga daging sapi relatif stabil selama triwulan laporan. Sementara itu, harga

beras cenderung stabil selama triwulan laporan.

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.9. Perkembangan Harga Daging

(USD/Bushel)

347.75

404.8

724.75

3500

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

(Rp/Kg)

Jagung internasional (aksis kiri)

Jagung pipilan kering (aksis kanan)

Grafik 2.8

(Rp/Kg)

0

8000

16000

24000

32000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

45000

50000

55000

60000

65000

70000

Ayam Kampung (aksis kiri) Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Daging Sapi Murni (aksis kanan)

Grafik 2.9

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 44 - 44

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Beras18

(USD/CWT)

12.41

6000

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

(Rp/Kg)

Beras internasional (aksis kiri)

lokal IR 64 (aksis kanan)

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan

II tahun 2009 mengalami inflasi sebesar 7,66% (y-o-y) dengan laju inflasi

triwulanan sebesar 0,16% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi

tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar

0,47% (q-t-q), diikuti sub kelompok minuman yang tidak beralkohol (0,08%/q-t-

q) serta sub kelompok makanan jadi (0,04%/q-t-q).

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II

tahun 2009 mengalami inflasi sebesar minus 0,32% (q-t-q) atau dengan laju

inflasi tahunan mencapai 6,65% (y-o-y). Berdasarkan sub kelompoknya, sub

kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami deflasi tertinggi sebesar

1,77% (q-t-q), diikuti dengan sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar

0,59%/q-t-q. Sementara, sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta

sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga masing-masing mengalami inflasi

sebesar 0,31%/q-t-q dan 0,64%/q-t-q pada triwulan laporan. 18 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg.

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

45

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan II tahun 2009 mengalami inflasi

sebesar 4,98% (y-o-y) atau dengan laju inflasi triwulanan mencapai 0,10% (q-t-

q). Inflasi pada kelompok sandang pada triwulan laporan disumbangkan oleh

sub kelompok sandang anak-anak yang mulai meningkat harganya dikarenakan

mulai memasuki tahun ajaran baru sekolah. Sementara, sub kelompok sandang

wanita dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi

pada triwulan laporan masing-masing sebesar 0,46% (q-t-q) dan 0,09% (q-t-q).

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

Harga Emas (USD/Troy Ounce)

926.6

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg

Komoditas utama penyumbang deflasi pada sub kelompok barang pribadi

dan sandang lainnya pada triwulan laporan adalah emas perhiasan. Harga rata-

rata emas (logam mulia) 24 karat di Jambi pada bulan Maret 2009 sebesar

Rp302.648,79/gram menurun dibandingkan bulan Maret 2009 yang mencapai

Rp324.088,86/gram.19

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 3,28% (y-o-y) pada

triwulan II tahun 2009 atau dengan laju inflasi triwulanan sebesar 1,21% (q-t-q).

Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok

obat-obatan sebesar 5,05% (q-t-q), diikuti sub kelompok perawatan jasmani dan

19 Sumber: BPS Provinsi Jambi.

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

- 46 - 46

kosmetika (0,88%/q-t-q). Sementara itu, sub kelompok jasa perawatan jasmani

serta sub kelompok jasa kesehatan relatif tidak mengalami perubahan harga.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan II tahun 2009

mengalami deflasi sebesar 0,10% (q-t-q). Sub kelompok rekreasi mengalami

deflasi triwulanan tertinggi sebesar 1,15% (q-t-q). Sementara, sub kelompok

perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,62%/q-t-q).

Sementara itu, sub kelompok yang lain relatif tidak mengalami perubahan harga.

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi

dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan I tahun 2009 sebesar 0,39% (q-t-

q) dengan laju inflasi tahunan sebesar minus 6,57% (y-o-y). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi terjadi pada sub kelompok transportasi sebesar 0,34% (q-t-

q) yang memiliki bobot relatif besar terhadap pembentukan inflasi Kota Jambi

serta sub kelompok sarana dan penunjang transportasi (1,77%/q-t-q). Sementara,

sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta sub kelompok jasa keuangan

relatif tidak mengalami perubahan harga pada triwulan laporan.

Grafik 2.12. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

Harga Minyak (USD/Barrel)

69.89

49.66

140

100.64

44.6

0

25

50

75

100

125

150

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

INFLASI

47

Sementara harga minyak di pasar internasional mengalami tren

peningkatan sejak awal tahun 2009 dari sebesar USD 41,68/barrel (Januari

2009) menjadi USD 69,89/barrel (Juni 2009). Namun demikian, dibandingkan

posisi yang sama tahun lalu, harga minyak sudah mengalai penurunan 50% dari

harga tertingginya pada Juni 2008 sebesar USD 140/barrel. Selama periode

triwulan laporan harga minyak di pasar internasional masih berada pada kisaran

aman dari target pemerintah sehingga tidak ada rencana pemerintah untuk

menaikkan kembali harga BBM dalam negeri.

Perkembangan inflasi di sub kelompok transportasi terutama dipengaruhi

oleh kenaikan harga pada bahan pelumas/oli serta angkutan udara. Memasuki

masa high season, penyedia jasa penerbangan mulai menaikkan tarifnya.

Demand masyarakat terhadap permintaan tiket pesawat untuk berlibur

meningkat cukup signifikan dibandingkan pada masa low season pada triwulan

I-2009.20 Meningkatnya demand tersebut berimbas pada harga tiket pesawat

yang relatif lebih mahal.

20 Pada periode triwulan II-2009 mulai memasuki masa high season dikarenakan terdapat perayaan hari besar keagamaan serta memasuki musim liburan sekolah sehingga minat masyarakat untuk berlibur keluar daerah cukup tinggi.

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

I

Boks 2.

LAUNCHING FORUM KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI PROVINSI JAMBI

Tingginya angka inflasi Provinsi Jambi yang direpresentasikan melalui inflasi

Kota Jambi selama tahun 2008 yaitu sebesar 11,57% menyisakan kekhawatiran

terhadap perkembangan inflasi pada tahun-tahAun berikutnya. Oleh sebab itu, dalam

rangka mengantisipasi potensi tekanan inflasi pada waktu-waktu mendatang, Bank

Indonesia Jambi berinisiatif untuk mengadakan Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi

(FKPI) Provinsi Jambi. Untuk mendukung kelancaran berjalannya forum ini secara

hukum, maka forum ini telah dilegalkan melalui Keputusan Gubernur

No.188/Kep.Gub/Ekbang/2009 tanggal 4 Mei 2009 tentang Forum Koordinasi

Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi. Untuk itu, pada tanggal 25 Juni 2009, telah

diselenggarakan launching Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi yang

dibuka secara resmi oleh Asisten II SekDa Provinsi Jambi.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum

dan terus menerus. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah

ketidakseimbangan permintaan dan pasokan (output gap), nilai tukar rupiah,

ekspektasi inflasi, dampak administered price, serta pasokan dan kelancaran distribusi

barang. Untuk dapat menangani semua faktor tersebut diperlukanlah kerjasama antara

pemerintah daerah dan dinas/instansi terkait. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter

berperan dalam mengendalikan inflasi dari sisi permintaan, ekspektasi inflasi serta

menjaga kestabilan nilai rupiah. Sementara itu Pemerintah daerah berperan dalam

menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi.

Selain pentingnya koordinasi dalam dinas/instansi di suatu daerah, koordinasi

forum koordinasi di daerah dengan tim pengendalian inflasi nasional juga diperlukan.

Tujuan dari koordinasi ini adalah:

a. Tercukupinya pasokan dan lancarnya distribusi

b. Meningkatkan kesadaran terhadap kebijakan Pemda yang memperhatikan

inflasi daerah

c. Meningkatkan komitmen dalam mengendalikan inflasi di daerah

d. Monitoring kondisi terkini ekonomi dan sumber-sumber tekanan harga di

daerah

Berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan makanan merupakan kelompok

yang memiliki pergerakan harga yang paling volatile dibandingkan dengan kelompok-

kelompok lainnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya ketergantungan kelompok ini

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

II

akan alam dan juga daerah lain sebagai pemasoknya. Berikut ini adalah tabel asal

komoditas beserta jalur distribusinya:

Tabel 1. Distribusi Kelompok Bahan Makanan Jambi

Komoditas Asal Barang Distribusi Melalui

Beras Lokal, Sumbar, Sumsel, Jabar/Jakarta Darat/laut Gula pasir Lampung, Sumsel, Riau (Impor), Sumut, Jakarta Darat/laut Minyak goreng Sumsel, Sumut, Jakarta Darat/laut Daging sapi Lokal, Lampung Darat Daging ayam ras Lokal, Sumsel, Medan, Lampung Darat Telor Lokal, Sumut Darat Susu Jakarta Darat Garam Surabaya Laut Tepung terigu Sumsel , Jakarta Darat/laut Kedelai Lokal, Sumut, Jakarta (Impor) Darat Cabe merah Lokal, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jawa Darat/laut Bawang merah Brebes, Jateng Darat Minyak tanah Lokal Darat

Dengan kondisi seperti di atas, maka infrastruktur yang baik sangat diperlukan

untuk mengurangi bergejolaknya harga. Untuk itu, Bappeda Prov. Jambi telah

mencanangkan beberapa pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat

mempermudah akses distribusi barang. Dengan demikian biaya-biaya yang timbul

dalam proses distribusi barang dapat berkurang sehingga dapat meningkatkan

pendapatan petani. Dari sisi pembeli, infrastruktur yang baik juga dapat mengurangi

bergejolaknya harga sehingga nilai inflasi dapat ditekan. Pembangunan infrastuktur

yang sedang dan akan dijalankan adalah:1.) Memperpendek jarak tempuh Sei. Penuh –

Muara Sabak, 2.) Pembangunan jembatan Batanghari II, 3.) Pembangunan pelabuhan

Muara Sabak, serta 4.) Rencana pembangunan jembatan Muara Sabak Kabupaten

Tanjung Jabung Timur.

Dalam menangani inflasi, terdapat beberapa strategi yang dapat dilaksanakan.

Pertama adalah pendekatan moneter namun peluang pelaksanaannya relatif kecil

mengingat instrumen moneter lebih berada pada tingkat nasional/pusat. Pendekatan

kedua adalah pendekatan fiskal yaitu melalui pengaturan siklus pencairan APBD.

Pendekatan terakhir adalah pendekatan sektor riil. Pendekatan ini dapat dilaksanakan

dengan tiga cara yaitu: 1.) upaya pengembangan sektor ekonomi penghasil komoditas

yang berkontribusi besar terhadap inflasi, 2.) Perbaikan sarana infrastruktur untuk

mengurangi biaya transportasi, dan 3.) Penggalakan program untuk mengendalikan

konsumsi masyarakat seperti program Ayo ke Bank.

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

III

KESIMPULAN

1. Inflasi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti keseimbangan permintaan dan

pasokan (output gap), nilai tukar rupiah, ekspektasi inflasi, perubahan dalam

administered, serta pasokan dan distribusi barang. Oleh sebab itu untuk dapat

mengendalikan perubahan harga maka diperlukan koordinasi antara Bank

Indonesia, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan Departemen/Dinas

Teknis.

2. Terbentuknya forum koordinasi pengendalian inflasi bukan berarti serta merta

harus menyelesaikan semua masalah di tingkat provinsi akan tetapi dapat juga

memberikan masukan kepada pihak pemerintah pusat.

3. Bahan makanan merupakan salah satu kelompok dengan sumbangan inflasi

yang tertinggi dan tergantung akan pasokan dari luar provinsi Jambi oleh

sebab itu perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah provinsi.

4. Dari sisi permintaan, tingginya inflasi kota Jambi disebabkan oleh tingginya

konsumsi masyarakat.

REKOMENDASI

1. Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi harus

berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat. Mengingat adanya

pembatasan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

maka perlu adanya koordinasi antara kedua belah pihak.

2. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahamam

kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan

risiko tekanan inflasi. Hal ini bertujuan untuk menggiring persepsi

masyarakat sehingga tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dikurangi.

3. Mempersiapkan dana terkait dengan biaya operasional FKPI. Saat ini

dana yang tersedia terkait dengan penyelenggaraan FKPI hanya untuk biaya

pertemuan saja. Akan tetapi belum terdapat biaya dalam

mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi yang dibuat.

4. Pemerintah daerah harus memberikan perhatian lebih kepada

komoditas utama yang masih mengimpor dari daerah lain seperti cabai

merah, bawang merah dan beras. Dengan kondisi ketergantungan Jambi

akan pasokan dari daerah lain maka diperlukan upaya-upaya untuk

mengendalikan gejolak harga tersebut.

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

IV

5. Percepatan pembangunan infrastruktur provinsi Jambi yang telah

dilaksanakan saat ini. Dengan terealisasinya pembangunan infrastruktur

tersebut maka diharapkan biaya terkait dengan transportasi dapat menurun

dan gejolak harga dapat diredam.

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

49

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2009 menunjukkan peningkatan

baik dari segi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Fungsi

intermediasi yang tercermin dari nilai Loan to deposits ratio (LDR) perbankan juga

menunjukkan peningkatan dari triwulan sebelumnya. Namun demikian kualitas

kredit yang diberikan memburuk yang tercermin dari meningkatnya rasio Non-

Performing Loan (NPL) gross.

A. Perkembangan Kelembagaan

Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan II tahun 2009 tercatat sebanyak

23 (dua puluh tiga) bank umum dan 8 (delapan) BPR yang terdiri dari 177

kantor bank umum termasuk BRI unit dan 14 kantor BPR. Pada periode triwulan

laporan tidak terdapat penambahan bank umum maupun BPR baru, namun

terdapat penambahan 6 (enam) kantor cabang pembantu (KCP). Enam kantor

cabang pembantu yang bertambah yaitu KCP BNI Kayu Aro, KCP CIMB Niaga

Sipin, KCP BTPN Merangin, KCP Danamon Bangko, KCP BTPN Ma. Bungo dan

KCP BTPN Sipin.

Dari 23 (dua puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi,

terdiri dari 5 (lima) bank pemerintah diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan

Daerah, dan 18 (delapan belas) bank swasta nasional. Dilihat dari sebarannya,

jumlah kantor bank terbesar masih di Kota Jambi sebanyak 68 (enam puluh

delapan) buah (35,60%), sedangkan untuk kabupaten yang paling sedikit kantor

banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 4 (empat) kantor

(2,09%).

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

50

B. Bank Umum21

1. Perkembangan Aset Bank

Aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami

peningkatan sebesar Rp604,61 miliar (4,90%) lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan aset triwulan lalu yang sebesar 0,87%. Peningkatan aset ini dipicu

oleh meningkatnya aset kelompok bank pemerintah sebesar Rp543,99 miliar

(6.60%) diikuti oleh peningkatan aset bank syariah sebesar Rp19,66 miliar

(5,56%). Dengan demikian secara total, aset bank umum pada triwulan laporan

menjadi sebesar Rp12.938,62 miliar.

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

-4.00

0.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Q3-08

Q4-08

Q1-09

Q2-09

PersenRp miliar

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan (%)

Dari total pangsa pasar aset bank umum, aset bank pemerintah

merupakan yang terbesar hingga mencapai 67,92%, diikuti oleh aset bank

swasta yang memiliki pangsa sebesar 29,20% dan aset bank syariah yang

memiliki pangsa sebesar 2,88% pada triwulan laporan.

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan pada triwulan

laporan meningkat sebesar 1,04%, yaitu dari Rp10.281,16 miliar menjadi

Rp10.388,30 miliar pada triwulan laporan.

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK dirasakan oleh ketiga

kelompok bank yaitu bank pemerintah, bank swasta dan bank syariah22. Secara

21 Data s.d. bulan Mei 2009 22 Bank Syariah termasuk bank syariah milik pemerintah dan swasta nasional

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

51

nominal, peningkatan DPK terbesar dialami oleh kelompok bank pemerintah

dengan peningkatan sebesar Rp96,68 miliar atau setara dengan 1,47% diikuti

oleh bank syariah dengan peningkatan sebesar Rp10,37 miliar (5,16%). Dengan

demikian pada triwulan laporan, peningkatan DPK perbankan adalah sebesar

Rp107,14 miliar atau setara dengan 1,04% dibandingkan dengan triwulan lalu.

Tabel 3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Trw III Trw IV Trw I Trw II Nominal Persen

6,792,549 6,475,385 6,582,172 6,678,855 96,683 1.47 1 2,038,788 1,795,255 1,843,254 1,757,489 (85,765) (4.65) 2 3,117,628 3,405,548 3,071,431 3,116,963 45,532 1.48 3 Simpanan Berjangka 1,636,133 1,274,582 1,667,487 1,804,403 136,916 8.21

3,370,587 3,396,774 3,497,944 3,498,032 88 0.00 1 529,799 521,672 482,261 521,927 39,666 8.23 2 1,470,180 1,478,499 1,538,759 1,534,071 (4,688) (0.30) 3 Simpanan Berjangka 1,370,608 1,396,603 1,476,924 1,442,034 (34,890) (2.36)

179,179 197,210 201,046 211,416 10,370 5.16 1 46,918 49,508 50,230 47,930 (2,300) (4.58) 2 99,495 101,896 103,455 107,137 3,682 3.56 3 32,766 45,806 47,361 56,349 8,988 18.98

10,342,315 10,069,369 10,281,162 10,388,303 107,141 1.04 1 2,615,505 2,366,435 2,375,745 2,327,346 (48,399) (2.04) 2 4,687,303 4,985,943 4,713,645 4,758,171 44,526 0.94 3 3,039,507 2,716,991 3,191,772 3,302,786 111,014 3.48

Giro

Pertumbuhan2008

Bank Pemerintah

URAIAN

Bank Konvensional

2009

GiroTabungan

Giro

GiroTabungan Simpanan Berjangka

Simpanan Berjangka

Tabungan

Jumlah

Bank Syariah

Bank Swasta Nasional

Tabungan

Berdasarkan jenis penghimpunan dana, peningkatan DPK pada

triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya simpanan berjangka sebesar

Rp111,01 miliar (3,48%) diikuti oleh tabungan dengan peningkatan sebesar

Rp44,53 miliar (0,94%). Meningkatnya jumlah simpanan berjangka tersebut

disumbangkan oleh meningkatnya simpanan berjangka oleh kelompok bank

pemerintah. Di sisi lain, jumlah simpanan dalam bentuk giro mengalami

penurunan sebesar Rp48,40 miliar (2,04%). Penurunan tersebut dipicu oleh

menurunnya jumlah giro bank pemerintah sebesar Rp85,77 miliar (4,65%).

Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh

tabungan yaitu sebesar 45,80%, diikuti oleh deposito 31,79% dan giro 22,40%.

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

52

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

0 500

1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 5,500

Q1-03

Q2-03

Q3-03

Q4-03

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Q3-08

Q4-08

Q1-09

Q2-09

Rp miliarRp miliar

Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)

Berdasarkan golongan pemilik, secara nominal, kenaikan DPK berasal

dari meningkatnya penghimpunan dana dari koperasi (Rp39,61 miliar),

perorangan (Rp36,16 miliar), Pemerintah Daerah (Rp30,85 miliar) dan lembaga

pemerintah (Rp28,77 miliar).

Tabel 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share

1 Pemerintah 103,771 1.00 46,278 0.46 57,054 0.55 56,070 0.54

2 Pemerintah Daerah 2,159,113 20.88 1,149,512 11.42 1,925,290 18.73 1,956,135 18.83

3 Badan/lembaga pemerintah 81,264 0.79 82,116 0.82 85,805 0.83 114,578 1.10

4 Badan Usaha Milik Negara 117,853 1.14 161,482 1.60 128,686 1.25 136,879 1.32

5 Perusahaan asuransi 33,633 0.33 28,532 0.28 34,878 0.34 45,368 0.44

6 Perusahaan swasta 510,312 4.93 944,732 9.38 599,417 5.83 568,834 5.48

7 Yayasan dan Badan Sosial 69,040 0.67 70,675 0.70 65,650 0.64 72,481 0.70

8 Koperasi 35,327 0.34 31,832 0.32 30,218 0.29 69,826 0.67

9 Perorangan 7,182,635 69.45 7,484,153 74.33 7,287,671 70.88 7,323,827 70.50

10 Lainnya 49,367 0.48 70,057 0.70 66,493 0.65 44,305 0.43

Jumlah 10,342,315 100.00 10,069,369 100.00 10,281,162 100.00 10,388,303 100.00

Bukan Penduduk/Non-Residents - - - -

10,342,315 10,069,369 10,281,162 10,388,303

Trw.II-2009Trw.I-2009

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan Pemilik

Penduduk/Residents

Trw.IV-2008Trw.III-2008

Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar adalah untuk golongan pemilik

perorangan yang mencapai 70,50%; diikuti oleh milik Pemerintah Daerah sebesar

18,83% dan perusahaan swasta sebesar 5,48%.

Berdasarkan lokasi bank, jumlah dana masyarakat di perbankan

mengalami peningkatan di Kota jambi, Kabupaten Kerinci, Bungo, Tebo, Muara

Jambi, dan Tanjabtim. Peningkatan tertinggi (secara nominal) terjadi di Kota

Jambi sebesar Rp98,50 miliar (1,51%) diikuti oleh Kabupaten Bungo sebesar

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

53

Rp23,21 miliar (4,66%). Sementara itu penurunan DPK tertinggi dialami oleh

Kabupaten Batanghari yaitu sebesar Rp32,60 miliar (7,43%) serta Sarolangun

sebesar Rp26,87 miliar (6,47%).

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen

1 Kota Jambi 6,565,145 65.20 6,532,783 63.54 6,631,281 63.83 98,498 1.51

2 Batanghari 378,105 3.76 438,569 4.27 405,968 3.91 (32,601) (7.43)

3 Tanjung Jabung Barat 808,880 8.03 893,786 8.69 885,001 8.52 (8,785) (0.98)

4 Merangin 362,023 3.60 396,441 3.86 388,644 3.74 (7,797) (1.97)

5 Kerinci 456,561 4.53 488,497 4.75 509,039 4.90 20,542 4.21

6 Sarolangun 395,553 3.93 415,582 4.04 388,714 3.74 (26,868) (6.47)

7 Bungo 573,476 5.70 498,076 4.84 521,288 5.02 23,212 4.66

8 Tebo 89,476 0.89 130,557 1.27 147,587 1.42 17,030 13.04

9 Muara Jambi 170,825 1.70 210,389 2.05 221,049 2.13 10,660 5.07

10 Tanjung Jabung Timur 251,184 2.49 261,321 2.54 274,590 2.64 13,269 5.08

11 Lainnya (Others ) 18,141 0.18 15,161 0.15 15,142 0.15 (19) (0.13)

10,069,369 100.00 10,281,162 100.00 10,388,303 100.00 107,141 1.04

Trw.II-09Kota/KabupatenNo.

PertumbuhanTrw.IV-08 Trw.I-09

JUMLAH

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi mengalami

percepatan pertumbuhan yaitu meningkat sebesar 4,32% dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 2,04%. Dengan demikian total

penyaluran kredit pada triwulan laporan adalah sebesar Rp8.082,55 miliar

meningkat dari triwulan lalu yang sebesar Rp7.748,15 miliar.

Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II Nominal Persen

Kelompok Bank 4,481,416 6,921,211 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,082,554 334,402 4.32 1 Bank Pemerintah 3,181,450 4,648,746 5,076,829 5,236,482 5,434,083 5,734,161 300,078 5.52 2 Bank Swasta 1,192,608 2,069,247 2,188,753 2,081,416 1,997,182 2,014,300 17,118 0.86 3 Bank Syariah 107,358 203,218 248,295 275,289 316,887 334,093 17,206 5.43

Jenis Penggunaan 4,481,416 6,921,211 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,082,554 334,402 4.32 1 Modal Kerja 2,014,669 2,861,846 2,997,699 2,984,839 2,968,650 3,110,915 142,265 4.79 2 Investasi 741,092 1,303,493 1,437,519 1,454,979 1,453,410 1,486,355 32,945 2.27 3 Konsumsi 1,725,655 2,755,872 3,078,659 3,153,369 3,326,092 3,485,284 159,192 4.79

Sektor Ekonomi 4,481,416 6,921,211 7,513,877 7,593,187 7,748,152 8,082,554 334,402 4.32 1 Pertanian 756,418 817,879 963,654 1,006,549 1,009,514 1,018,776 9,262 0.92 2 Pertambangan 7,654 25,816 15,914 34,866 28,382 28,687 305 1.07 3 Perindustrian 391,749 404,713 396,307 379,269 377,768 415,789 38,021 10.06 4 Listrik, Gas dan Air 37,843 32,963 31,341 29,330 28,020 26,792 (1,228) (4.38) 5 Konstruksi 140,952 298,263 333,238 276,370 248,025 248,139 114 0.05 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,124,236 2,019,320 2,088,594 2,145,985 2,156,927 2,299,997 143,070 6.63 7 Pengangkutan, Pergudangan dan

Komunikasi 75,717 165,956 158,151 115,177 113,757 109,650 (4,107) (3.61) 8 Jasa-jasa Dunia Usaha 139,402 252,956 282,890 303,999 302,607 297,302 (5,305) (1.75) 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 63,818 119,731 129,248 129,212 128,091 133,262 5,171 4.04

10 Lain-lain 1,743,627 2,783,614 3,114,540 3,172,430 3,355,061 3,504,160 149,099 4.44

PertumbuhanURAIAN

2007 2008 2009

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

54

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dipicu oleh

meningkatnya penyaluran kredit bank pemerintah yaitu sebesar Rp300,08 miliar

(5,52%), diikuti oleh penyaluran kredit bank syariah sebesar Rp17,21 miliar

(5,43%) dan bank swasta Rp17,12 miliar (0,86%). Dilihat dari pangsa (share)

penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih mendominasi dengan

pangsa sebesar 70,94% dari total penyaluran kredit perbankan, diikuti dengan

kelompok bank swasta (24,92%) serta kelompok bank syariah (4,13%).

Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh

semua jenis kredit. Kredit modal kerja dan kredit investasi mengalami percepatan

pertumbuhan pada triwulan laporan yaitu dengan pertumbuhan masing-masing

sebesar Rp142,27 miliar (4,79%) serta kredit investasi (2,27%). Kondisi ini

mengindikasikan mulai kembalinya kepercayaan perbankan untuk membiayai

usaha masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara

itu, kredit konsumsi mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar

4,79% (Rp159,19 miliar) dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh sebesar

5,48%. Kondisi tersebut menandakan bahwa daya beli masyarakat masih cukup

baik. Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar dialokasikan untuk kredit konsumsi

yaitu 43,12%, diikuti oleh kredit modal kerja 38,49% dan kredit investasi

18,39% dari total kredit pada triwulan laporan.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi

mengalami peningkatan jumlah penyaluran kredit kecuali untuk sektor listrik, gas,

air; pengangkutan dan komunikasi; serta jasa dunia usaha. Secara nominal,

peningkatan kredit terbesar dialami oleh sektor lain-lain yaitu sebesar Rp149,10

miliar(4,44%) diikuti dengan PHR yaitu sebesar Rp143,07 miliar (6,63%).

Pangsa penyaluran kredit tetap didominasi oleh kredit sektor lain-lain

sebesar 43,35% terhadap outstanding kredit, diikuti sektor perdagangan,

restoran dan hotel sebesar 28,46%, serta sektor pertanian sebesar 12,60%.

Penyaluran kredit ketiga sektor tersebut mendominasi penyaluran kredit yang

mencapai 84,42% dari total outstanding kredit.

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

55

Berdasarkan lokasi Proyek23, jumlah kredit yang disalurkan oleh

perbankan di Provinsi Jambi juga mengalami peningkatan yaitu tumbuh sebesar

5,18% dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp10,40 miliar menjadi

Rp10,94 miliar.24 Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh semua

sektor ekonomi kecuali untuk sub sektor industri, pengangkutan dan jasa usaha.

Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek pada triwulan

laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit sub sektor listrik, gas dan air

sebesar Rp301,68 miliar (159,43%), diikuti dengan sektor perdagangan sebesar

Rp143,03 miliar (6,40%), serta sektor lain-lain sebesar Rp72,18 miliar (1,77%).

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

III IV I II III IV I IIPertanian 1,871,828 1,917,934 1,367,665 1,828,219 1,962,425 1,993,259 1,959,270 1,982,076Pertambangan 237,500 276,405 116,753 111,867 68,288 103,673 97,700 99,726Perindustrian 732,566 896,895 887,248 898,945 956,173 885,244 824,440 820,122Perdagangan 1,563,112 1,663,031 1,807,987 2,108,819 2,185,613 2,247,894 2,234,779 2,377,811

Jasa-jasa 694,526 788,990 852,274 1,170,425 1,250,435 1,232,322 1,203,112 1,506,202- listrik, gas dan air 41,814 82,728 86,777 95,242 111,225 174,412 189,230 490,910- konstruksi 240,282 193,339 245,164 395,155 400,845 334,814 295,102 301,094- pengangkutan 105,097 132,967 132,352 131,514 129,041 123,644 120,743 115,893- jasa dunia usaha 224,588 260,437 264,041 422,392 474,273 464,894 465,298 456,021- jasa sosial masyarakat 82,745 119,519 123,940 126,122 135,051 134,558 132,739 142,284Lain-lain 2,637,307 2,813,917 3,113,757 3,436,538 3,865,525 3,971,675 4,085,517 4,157,702TOTAL 7,736,839 8,357,173 8,145,685 9,554,812 10,288,458 10,434,067 10,404,818 10,943,639

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi

2007Sektor Ekonomi

2008 2009

4. Undisbursed Loan dan Persetujuan Kredit Baru

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan

menunjukkan penurunan sebesar 8,11%. Pada triwulan laporan, total

undisbursed loan sebesar Rp685,84 miliar atau lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp746,39 miliar. Hal ini menunjukkan

bahwa pemanfaatan plafon kredit oleh perbankan sudah lebih optimal.

Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar

terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 87,20% dari total undisbursed

loan. Jika berdasarkan sektor ekonomi, undisbursed loan terbesar adalah sektor

23 Data s.d. bulan Mei 2009. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek yang dimaksud masih memasukkan kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 24 Data s.d. Bulan Mei 2009. Mulai Mei 2007, Data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia).

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

56

perdagangan, restoran dan hotel (43,21%), diikuti oleh sektor perindustrian

(23,76%), serta sektor pertanian (12,15%).

Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

1 investasi 79,604 98,903 79,836 86,730 64,087 85,921 2 konsumsi 4,594 6,794 5,241 6,038 3,744 1,878 3 modal kerja 502,731 431,847 558,872 577,656 678,555 598,036

586,929 537,544 643,949 670,424 746,386 685,835

1 Pertanian 78,361 76,635 84,701 77,478 76,241 83,324 2 Pertambangan 2,465 68 282 138 109 18 3 Perindustrian 24,677 28,764 31,328 41,418 220,993 162,988 4 Listrik, Gas dan Air 108 376 527 556 228 15 5 Konstruksi 38,669 43,796 53,939 54,226 64,010 74,454 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 354,788 306,068 399,954 428,239 315,323 296,337

7Pengangkutan, Pergudangan dan komunikasi 25,614 21,423 28,031 23,456 25,900 24,999

8 Jasa-jasa Dunia Usaha 39,140 38,085 33,718 36,317 36,897 39,437 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 18,513 15,499 6,038 2,488 2,364 2,385

10 Lain-lain 4,594 6,830 5,431 6,108 4,321 1,878 586,929 537,544 643,949 670,424 746,386 685,835

2009

Jenis Penggunaan

Sektor Ekonomi

Kategori 2008

Total

Total

Jumlah persetujuan kredit pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan

jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, persetujuan kredit

meningkat sebesar 16,10%. Meningkatnya jumlah persetujuan kredit pada periode

triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya persetujuan kredit baru untuk kredit

konsumsi yaitu sebesar Rp58,81 miliar (58,81%). Kondisi ini mencerminkan sudah

kembali membaiknya kondisi perekonomian dengan meningkatnya daya beli

konsumsi masyarakat.

Tabel 3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta %

1. Modal Kerja 158,460 36.27 577,496 37.44 106,494 31.02 102,019 25.602. Investasi 60,673 13.89 813,882 52.76 48,559 14.15 49,498 12.423. Konsumsi 217,735 49.84 151,167 9.80 188,236 54.83 247,046 61.98Jumlah 436,868 100.00 1,542,545 100.00 343,289 100.00 398,563 100.00

Jenis KreditTw II 09Tw I 09Tw IV 08Tw III 08

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

57

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan25 di Provinsi Jambi mengalami

peningkatan baik dilihat dari kredit berdasarkan lokasi proyek maupun wilayah

pelapor. LDR berdasarkan lokasi proyek26 meningkat dari 99,55% menjadi

103,69% sedangkan LDR berdasarkan wilayah pelapor meningkat dari 75,36%

menjadi 77,80%. Peningkatan rasio LDR mencerminkan meningkatnya fungsi

intermediasi perbankan di daerah dan mulai meningkatnya kepercayaan

perbankan untuk menyalurkan .

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum

Provinsi Jambi

83.95% 87.15% 86.94% 88.05%83.26%

90.63%97.77% 101.97% 99.55% 103.69%

58.18% 59.23% 59.84% 60.40% 62.78% 66.80%72.65%

75.41%75.36% 77.80%

-10%

10%

30%

50%

70%

90%

110%

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09

Rp juta

Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta)LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen)

25 LDR perbankan disini maksudnya rasio antara kredit yang disalurkan oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dilakukan bank umum pada triwulan laporan. 26 Yang dimaksud LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

58

Grafik 3.4 Loan to deposit Ratio (LDR)

Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi

289

246205 223

154

110 118

7963

47

274

247221 210

162

121 11984

63 50

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Tebo Ma. Jambi dan lainnya

Batanghari Bungo Merangin Saro langun Kerinci Kota Jambi Tanjabbar Tanjabtim

Triwulan I-09

Triwulan II-09

Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Tebo memiliki LDR tertinggi

yaitu 274% di antara sepuluh kota/kabupaten di Provinsi Jambi, diikuti oleh

Kabupaten Muara Jambi dan lainnya. Sementara itu, terdapat 3 (tiga)

kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% dengan LDR terendah di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat masing-

masing sebesar 50% dan 63%.

Kualitas kredit mengalami penurunan pada triwulan laporan. Kondisi ini

tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yang

mengalami peningkatan dari 3,35% pada triwulan sebelumnya menjadi 3,82%

pada triwulan laporan. Peningkatan rasio NPL terjadi pada semua sektor ekonomi

dengan peningkatan terbesar adalah untuk sektor perindustrian.

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi adalah pada sektor pertanian

sebesar 11,71% diikuti dengan sektor perindustrian sebesar 8,91% yang berarti

sudah jauh di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 5%. Pada triwulan

laporan, kenaikan NPL sektor perindustrian terutama disumbangkan oleh sub

sektor industri kayu dan hasil-hasil kayu yang meningkat sebesar Rp36,08 miliar

(177,33%). Sementara itu, NPL sektor-sektor ekonomi lainnya masih berada

dalam kategori baik (dibawah 5%).

LDR < 100%

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

59

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum

Provinsi Jambi

KreditNominal

NPL NPL (%) KreditNominal

NPL NPL (%) KreditNominal

NPL NPL (%)1. Pertanian 1,006,549 103,377 10.27 1,009,514 113,883 11.28 1,018,776 119,297 11.71 2. Pertambangan 34,866 - - 28,382 - 28,687 - 3. Perindustrian 379,269 13,091 3.45 377,768 13,607 3.60 415,789 37,058 8.91 4. Listrik, Gas dan Air 29,330 - - 28,020 - 26,792 - 5. Konstruksi 276,370 2,659 0.96 248,025 3,343 1.35 248,139 3,586 1.45

6.Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,145,985 49,912 2.33 2,156,927 74,583 3.46 2,299,997 83,549 3.63

7Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 115,177 289 0.25 113,757 112 0.10 109,650 192 0.18

8. Jasa-jasa Dunia Usaha 303,999 5,261 1.73 302,607 6,152 2.03 297,302 10,704 3.60 9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat 129,212 724 0.56 128,091 373 0.29 133,262 555 0.42

10. Lain-lain 3,172,430 38,841 1.22 3,355,061 47,592 1.42 3,504,160 53,878 1.54 7,593,187 214,154 2.82 7,748,152 259,645 3.35 8,082,554 308,819 3.82 J U M L A H

No Sektor EkonomiTW II-09TW I-09TW IV-08

6. Perkembangan UMKM

Seiring dengan kredit perbankan yang mengalami peningkatan yaitu

sebesar 5,37% pada triwulan laporan, kredit UMKM juga mengalami

pertumbuhan walaupun sedikit di bawah pertumbuhan total kredit yaitu sebesar

4,15%. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan perbankan akan kredit UMKM

masih cukup tinggi. Dengan demikian pangsa kredit UMKM terhadap total kredit

mengalami sedikit penurunan yaitu dari sebesar 86,22% menjadi 86,08% pada

triwulan laporan.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

3.60

9.82

11.89

7.066.13

15.29

11.81

2.023.32

4.153.09

8.11 7.80 7.81

7.02

14.86

8.56

1.06 2.04

4.32

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

TW I-07 TW II-07 TW III-07 TW IV-07 TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09

PersenMiliar Rp

Total Kredit - Bank Pelapor Total Kredit UMKMMikro KecilMenengah Pertumbuhan UMKM (%)Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor

Kualitas penempatan dana perbankan daerah dalam bentuk kredit UMKM

menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini dicerminkan

dari meningkatnya rasio NPL UMKM pada triwulan laporan yaitu dari 3,21%

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

60

menjadi 3,54%. Namun, kualitas kredit UMKM ini lebih baik dibandingkan

dengan kualitas kredit perbankan secara total yang memiliki NPL sebesar 3,82%.

Dilihat dari distribusinya, kredit UMKM sektor usaha mikro masih memiliki

pangsa yang terbesar yaitu 34,81% lalu diikuti sektor usaha kecil sebesar

33,94%, serta sektor usaha menengah sebesar 17,34% dari total kredit

perbankan.

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

42.09 40.60 40.73 40.73 42.01 39.31 39.85 37.63 36.55 36.11 36.06 35.57 36.08 34.80

16.97 17.47 17.57 19.10 18.54 22.44 23.90 25.23 25.08 26.65 29.14 30.52 32.11 33.94

16.00 17.16 16.42 18.35 18.02 18.06 19.09 19.42 19.96 19.13 19.15 19.05 18.02 17.3424.94 24.77 25.27 21.82 21.43 20.19 17.16 17.73 18.41 18.11 15.66 14.85 13.78 13.92

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

TW I-06 TW II-06 TW III-06

TW IV-06

TW I-07 TW II-07 TW III-07

TW IV-07

TW I-08 TW II-08 TW III-08

TW IV-08

TW I-09 TW II-09

Kredit Besar/Non-UMKM Menengah Kecil Mikro

Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh

meningkatnya pertumbuhan kredit usaha kecil yaitu sebesar 10,25%. Sementara

kredit usaha mikro dan menengah mengalami pertumbuhan masing-masing

sebesar 0,62% dan 0,34%. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit UMKM masih

didominasi oleh kredit konsumsi yang pangsanya mencapai 50,10%, diikuti kredit

modal kerja sebesar 36,69% serta kredit investasi sebesar 13,22%.

7. Profitabilitas27

Kondisi profitabilitas (net) perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan

laporan menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Selama periode triwulan II tahun 2009 perbankan di Provinsi Jambi mencatat laba

bersih (net) sebesar Rp160,19 miliar meningkat sebesar Rp65,29 miliar jika

dibandingkan dengan triwulan I-2009.

27 Data s.d. bulan Juni 2009

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

61

Grafik 3.7 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan

85

4

91 74

34

89

201

145 129

156

138

95

174

85

5

117

75

35

90

120

145 130

156

6

95

160

-

50

100

150

200

Tw II-06Tw III 06 Tw IV 06

Tw I 07 Tw II 07 Tw III 07 Tw IV 07

Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08 Tw IV 08

Tw I 09 Tw II 09

Miliar Rp

L/R (sblm transfer & pajak) L/R (net)

Berdasarkan komposisinya, pendapatan terbesar pada triwulan ini adalah

untuk pendapatan kredit. Pendapatan kredit pada triwulan laporan menunjukkan

pertumbuhan sebesar 5,41%. Sementara itu pendapatan dari SBI dan surat

berharga lainnya juga menunjukkan peningkatan dibandingakan dengan triwulan

sebelumnya.

Tabel 3.9 Komposisi Pendapatan Bunga Bank Umum Provinsi Jambi

Jenis Aset Tw I 07 Tw II 07 Tw III 07 Tw IV 07 Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08 Tw IV 08 Tw I 09 Tw I 09SBI dan surat berharga 497 7,054 10,174 8,303 6,464 10,084 10,263 9,556 4,486 5,793 Kredit 178,247 185,941 183,797 239,429 225,243 252,895 284,822 304,546 310,599 328,360 Lainnya 37 113 (41) 636 228 365 425 82 83 124 Total 187,259 198,479 195,825 232,624 231,935 263,344 295,510 314,184 315,168 334,277

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.9), terlihat bahwa margin keuntungan

perbankan di Provinsi Jambi terus meningkat pada triwulan laporan. Margin rata-

rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga)

bulan meningkat yaitu dari 5,61% pada triwulan lalu menjadi 6,17% pada

triwulan laporan. Kenaikan ini dipicu oleh semakin menurunnya suku bunga

deposito 3 bulan seiring dengan penurunan BI-rate sementara respon untuk

menurunkan suku bunga pinjaman lebih lambat. Hal ini menyebabkan beban

bunga yang ditanggung pada triwulan ini relatif lebih kecil dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

62

Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan

Deposito Bank Umum Provinsi Jambi

4.144.484.574.895.555.976.286.626.79 6.8 6.917.397.197.737.73 7.1 7.076.856.826.927.067.076.736.596.425.955.244.894.864.664.694.955.616.026.17

02468

101214161820

Jul

Agu

sSe

ptO

ktN

ovD

es Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

sSe

ptO

ktN

ovD

es Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

sSe

ptO

ktN

ovD

es Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

2006 2007 2008 2009

Persen (%)

Margin Kredit Deposito 3 Bulan SBI

Trend menurunnya BI rate semenjak bulan Desember 2008 sudah direspon

oleh perbankan dengan menurunkan suku bunga simpanannya sejak bulan

Februari lalu. Suku bunga simpanan turun dari 9,4% pada triwulan lalu menjadi

8,76% pada triwulan laporan sedangkan suku bunga pinjaman belum

menunjukkan penurunan suku bunga yang berarti yaitu hanya turun 8 basis poin

pada triwulan laporan yaitu dari 15,01% pada triwulan lalu menjadi 14,93%

pada triwulan laporan.

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)28

Berbeda dengan bank umum yang mengalami percepatan pertumbuhan

pada triwulan laporan, kinerja BPR mengalami perlambatan yang tercermin dari

menurunnya pertumbuhan jumlah DPK dan kredit serta menurunnya aset

perbankan. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi mencapai Rp217,84 miliar,

menurun sebesar 0,04% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar

Rp217,93 miliar. Di sisi lain, jumlah penghimpunan dana BPR di Provinsi Jambi

mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar Rp1,43 miliar (0,88%)

dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh sebesar 11,98%.

Dalam triwulan II ini, jumlah penyaluran kredit juga mengalami

perlambatan, yaitu tumbuh sebesar Rp3,44 miliar (2,08%). Dengan demikian

28 Data s.d. Bulan Mei 2009.

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

63

fungsi intermediasi BPR di Provinsi Jambi yang dicerminkan dari rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR) sedikit meningkat menjadi 102,76% dari sebelumnya

101,55%. Di sisi lain, kualitas kolektabilitas kredit menunjukkan penurunan yang

ditunjukkan dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan, yaitu dari

8,26% menjadi sebesar 8,57%.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

65

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan provinsi Jambi di semester pertama tahun 2009

adalah sebesar Rp`506,80 miliar atau setara dengan 40,32% dari rencana

pendapatan APBD yang sebesar Rp1,26 triliun. Realisasi pendapatan ini menurun

sebesar 25,79% dibandingkan dengan tahun 2008. Sementara dari sisi belanja,

pengeluaran pemerintah provinsi Jambi pada semester pertama tahun 2009

adalah sebesar Rp389,63 miliar atau sebesar 24,04% dari anggaran belanja

APBD yang sebesar Rp1,62 triliun. Realisasi ini meningkat sebesar 19,17%

dibandingkan dengan realisasi tahun 2008.

Tabel 4.1. Realisasi APBD Provinsi Jambi Semester I Tahun 2009 (Dalam miliar Rp)

Nominal Persen Nominal Persen Nominal Persen

PENDAPATAN 1,261.47 682.90 54.14 1,436.80 113.90 1,256.89 506.80 40.32 Pendapatan Asli Daerah 454.44 289.78 63.77 626.53 137.87 480.31 202.98 42.26

Pajak Daerah 380.94 256.82 67.42 527.01 138.35 423.79 176.14 41.56Retribusi Daerah 28.73 8.83 30.72 27.29 94.98 27.78 8.67 31.21Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.22 0.15 2.88 6.30 120.83 4.73 0.28 5.92Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 39.56 23.98 60.62 65.93 166.67 24.01 17.89 74.49

Pendapatan Transfer 802.03 388.12 48.39 805.27 100.40 776.58 303.82 39.12Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 748.33 365.62 48.86 745.86 99.67 776.58 303.82 39.12

Dana Bagi Hasil Pajak 148.00 58.45 39.49 130.39 88.10 137.00 8.64 6.31Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 107.07 26.37 24.63 122.22 114.15 130.95 40.70 31.08Dana Alokasi Umum 468.80 273.47 58.33 468.80 100.00 473.51 236.75 50.00Dana Alokasi Khusus 24.45 7.34 30.00 24.45 100.00 35.12 17.72 50.47

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 53.70 22.50 41.90 59.41 110.63 0.00 0.00 0.00Dana Penyesuaian 53.70 22.50 41.90 59.41 110.63 0.00 0.00 0.00

Lain-lain Pendapatan yang Sah 5.00 5.00 100.00 5.00 100.00 0.00 0.00 0.00Pendapatan Dana Darurat 5.00 5.00 100.00 5.00 100.00 0.00 0.00 0.00

BELANJA 1,615.96 326.96 20.23 1,404.98 86.94 1,620.58 389.63 24.04Belanja Operasi 801.25 215.14 26.85 645.67 80.58 985.99 251.94 25.55

Belanja Pegawai 433.79 171.07 39.44 351.30 80.98 413.54 188.33 45.54Belanja Barang 342.84 39.03 11.38 278.27 81.17 422.98 56.40 13.33Belanja Subsidi 6.00 0.00 0.00 5.98 99.73 0.00 0.00 0.00Belanja Hibah 3.59 2.50 69.59 3.59 100.00 3.50 3.50 100.00Belanja Bantuan Sosial 6.78 1.04 15.39 3.28 48.40 31.16 0.71 2.28Belanja Bantuan Keuangan 8.25 1.50 18.18 3.25 39.39 114.80 3.00 2.61

Belanja Modal 608.70 25.30 4.16 560.26 92.04 453.65 52.74 11.63Belanja Tanah 1.49 0.51 34.28 0.50 33.48 2.84 0.00 0.00Belanja Peralatan dan Mesin 66.12 2.97 4.49 61.55 93.08 70.65 10.05 14.23Belanja Bangunan dan Gedung 95.16 5.87 6.17 91.28 95.92 77.62 7.91 10.19Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 431.43 15.95 3.70 393.39 91.18 278.44 31.93 11.47Belanja Aset Tetap Lainnya 14.49 0.00 0.00 13.54 93.38 24.11 2.85 11.82

Belanja Tak Terduga 7.20 0.00 0.00 0.28 3.93 10.00 0.81 8.06Belanja Tak Terduga 7.20 0.00 0.00 0.28 3.93 10.00 0.81 8.06

Transfer 198.81 86.52 43.52 198.77 99.98 170.95 84.14 49.22Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 198.81 86.52 43.52 198.77 99.98 170.95 84.14 49.22

Bagi Hasil Pajak 198.81 86.52 43.52 198.77 99.98 170.46 0.00 0.00Bagi hasil Retribusi 0.485 0.00 0.000

Surplus/(Defisit) (354.49) 355.94 31.82 (363.70) 117.17

URAIANREALISASI SMT.I-2009ANGGARAN

2009REALISASI SMT.II-2008REALISASI SMT.I-2008ANGGARAN

2008

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

66

A. Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan selama semester pertama tahun 2009 mengalami

penurunan dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu. Dalam semester

pertama ini, realisasi pendapatan Provinsi Jambi baru mencapai 40,32% dari

APBD atau setara dengan Rp`506,80 miliar, menurun sebesar 25,79%

dibandingkan pencapaian semester pertama tahun 2008 yang mencapai

Rp682,90 miliar atau sebesar 54,14%. Menurunnya pendapatan daerah ini dipicu

oleh menurunnya baik Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun pendapatan

transfer dari pusat. Pendapatan asli daerah (PAD) di semester pertama ini adalah

sebesar Rp202,98 miliar atau mencapai 42,26% dari anggaran dan menurun

sebesar 29,95% dari tahun 2008 yang sebesar Rp289,78 miliar (63,77%).

Sementara itu, besarnya dana transfer dari pusat baru sebesar 39,12% dari

anggaran atau sebesar Rp303,82 miliar menurun dibandingkan realisasi tahun lalu

yang sebesar Rp388,12 miliar.

Grafik 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi

0

25

50

75

100

125

150

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

persen (%)miliar (Rp)

Sumber: Biro Keuangan (diolah)Mulai tahun 2007, laporan realisasi APBD per-semester

Pendapatan (aksis kiri) Realisasi Pendapatan (aksis kiri)

% Realisasi Pendapatan (aksis kanan)

Dari segi nominal realisasi pendapatan, komponen pendapatan transfer

merupakan komponen pendapatan tertinggi yaitu sebesar Rp303,82 miliar,

kemudian diikuti oleh pendapatan asli daerah sebesar Rp202,98 miliar. Tingginya

komponen pendapatan transfer menunjukkan masih tingginya ketergantungan

provinsi akan transfer dana dari pusat.

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

67

B. Realisasi Belanja Daerah

Realisai belanja pemerintah Provinsi Jambi semester pertama tahun 2009

meningkat jika dibandingkan dengan posisi yang sama di tahun 2008. Namun

demikian, belanja pemerintah belum direalisasikan secara optimal dengan baru

terealisasi sebesar 24,04% atau sebesar Rp389,63 miliar.

Grafik 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

TW I TW II TW III TWIV

TW I TW II TW III TWIV

TW I TW II TW III TWIV

TW I TW II TW III TWIV

SMT I SMTII

SMT I SMTII

SMT I

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009Sumber: Biro KeuanganMulai tahun 2007, laporan realisasi APBD per-semester

0

25

50

75

100

125

150miliar (Rp) persen (%)

Belanja (aksis kiri) Realisasi Belanja (aksis kiri)

% Realisasi Belanja (aksis kanan)

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja terbesar secara nominal adalah

untuk belanja operasi yaitu sebesar Rp251,94 miliar diikuti dengan belanja modal

sebesar Rp52,74 miliar. Belanja operasi terealisasi sebesarRp251,94 miliar setara

dengan 25,55% dari anggaran dengan komposisi biaya terbesar untuk belanja

pegawai yaitu sebesar Rp188,33 miliar diikuti dengan belanja barang sebesar

Rp56,40 miliar. Dari sisi belanja modal, pengeluaran terbesar dari komponen

belanja ini adalah untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp31,93

miliar (terealisasi 11,47%). Sementara itu, belanja transfer terealisasi sebesar

Rp84,14 miliar (49,22%) di semester pertama ini. Belanja transfer merupakan

transfer bagi hasil pajak ke kabupaten/kota/desa di Provinsi Jambi.

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan II tahun 2009

terealisasi sebesar Rp508,98 meningkat sebesar 38,28% dibandingkan triwulan

sebelumnya akan tetapi menurun sebesar 32,80% dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun lalu. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi dicapai

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

68

oleh jenis pajak penghasilan sebesar Rp212,33 miliar, diikuti jenis pajak

pertambahan nilai sebesar Rp143,88 miliar.

Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam juta Rupiah)

Nominal (%)I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 420,992 732,892 443,162 769,731 337,177 479,363 142,187 42.17

Pendapatan Pajak Penghasilan 181,020 148,101 179,675 216,139 165,404 212,331 46,927 28.37 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 228,523 207,285 229,473 256,227 139,189 143,883 4,694 3.37 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 1,434 364,869 19,799 284,504 22,930 112,047 89,116 388.64 Pendapatan BPHTB 4,276 5,734 7,021 6,418 4,063 4,284 221 5.44 Pendapatan Cukai 72 20 5 - - - - -Pendapatan Pajak Lainnya 5,668 6,883 7,190 6,443 5,591 6,819 1,229 21.97

II Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

28,151 13,828 9,923 9,623 2,197 5,207 3,010 137.05

Pendapatan Bea Masuk 3,439 4,538 4,483 6,331 2,197 5,003 2,807 127.77 Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor 24,712 9,290 5,440 3,292 - 204 204 -

III Penerimaan Sumber Daya Alam 1 - - - - 1 1 -Pendapatan Pertambangan Umum 1 - - - - 1 1 -

IV Pendapatan PNPB Lainnya 19,060 10,728 14,923 16,507 28,701 24,398 (4,303) (14.99) V Pendapatan Hibah - - - - - - - -

468,204 757,448 468,009 795,860 368,075 508,981 140,906 38.28

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

REALISASI PENDAPATANTriwulan I

2008Triwulan II

2008Triwulan III 2008

Triwulan IV 2008

Triwulan I 2009

Pertumbuhan

Total Realisasi Pendapatan

Triwulan II 2009

Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa

paling besar yaitu 94,18% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan.

Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak

penghasilan memiliki pangsa paling besar (44,29%), diikuti pajak pertambahan

nilai (30,02%), serta pajak bumi dan bangunan (23,37%).

Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi

Pendapatan PPh

44.29%

Pendapatan PPN

30.02%

Pendapatan PBB

23.37%

Pendapatan BPHTB0.89%

Pendapatan Cukai0.00%

Pendapatan Pajak

Lainnya1.42%

Pendapatan Pajak Dalam

Negeri94.18%

Pendapatan Pajak

Perdagangan Int'l1.02%

Pendapatan PNPB

Lainnya4.79%

Pendapatan Hibah0.00%

Grafik 4.5 Grafik 4.6

Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan II tahun 2009

terealisasi sebesar Rp799,37 miliar, meningkat sebesar 89,12% dibandingkan

triwulan sebelumnya dan meningkat sebesar 38,10% jika dibandingkan dengan

triwulan yang sama pada tahun lalu. Secara nominal, belanja pemerintah pusat

tertinggi adalah untuk belanja pegawai yaitu sebesar Rp266,22 miliar, diikuti

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

69

dengan belanja modal yang mencapai Rp177,73 miliar. Meningkatnya belanja

pemerintah pusat di Jambi menujukkan bahwa pada triwulan laporan pemerintah

mulai mengakselerasi realisasi belanja di Provinsi Jambi.

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam juta Rupiah)

Nominal (%)I Belanja Pegawai 148,019 241,373 253,737 157,626 170,352 266,221 95,869 56.28

Belanja Gaji dan Tunjangan 143,909 223,989 234,308 122,121 168,341 260,354 92,014 54.66 Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 4,182 17,518 19,560 35,897 2,046 6,032 3,986 194.78 Belanja Kontribusi Sosial (72) (133) (132) (392) (35) (165) (131) 376.62

II Belanja Barang 26,680 74,394 81,720 117,693 45,525 133,703 88,178 193.69 Belanja Barang 16,282 44,349 47,091 62,891 26,096 76,162 50,066 191.85 Belanja Jasa 2,589 6,914 9,206 13,686 4,586 10,003 5,416 118.10 Belanja Perjalanan 4,583 15,952 16,670 30,569 6,289 22,509 16,220 257.93 Belanja Pemeliharaan 3,226 7,179 8,753 10,546 8,553 25,029 16,475 192.62

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 121 600 846 2,227 4,049 4,049 - - Belanja Denda 121 120 4 - 4,049 4,049 - - Belanja Subsidi Perusahaan Negara - 480 842 2,227 - - - -

IV Belanja Bantuan Sosial 36,305 63,913 128,138 303,146 63,751 157,520 93,768 147.08 Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan 34,712 53,940 94,170 204,155 62,600 142,732 80,132 128.01 Belanja Lembaga Sosial Lainnya 1,592 9,973 33,968 98,991 1,152 14,788 13,636 1,184.13

V Belanja Lain-Lain 1,686 4,190 22,196 36,621 62,364 60,149 (2,215) (3.55) Belanja Lain-Lain 1,686 4,190 22,196 36,621 62,364 60,149 (2,215) (3.55)

VI Belanja Modal 119,897 194,354 211,364 260,010 76,647 177,730 101,083 131.88 Belanja Modal Tanah 27 1,071 934 2,721 - 751 751 - Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2,844 10,247 20,508 72,977 3,358 9,605 6,246 185.99 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1,438 8,238 20,271 46,160 395 12,755 12,359 3,126.77

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 111,650 163,832 157,229 129,583 72,579 151,965 79,386 109.38

Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi 114 109 561 2,556 - - - - Belanja Modal Fisik Lainnya 3,824 10,857 11,861 6,013 315 2,655 2,340 743.55

332,707 578,826 698,001 877,323 422,688 799,371 376,683 89.12

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

REALISASI BELANJATriwulan I

2008Triwulan II

2008Triwulan III 2008

Triwulan IV 2008

Triwulan I 2009

PertumbuhanTriwulan I 2009

Total Realisasi Belanja

Pada triwulan laporan realisasi belanja modal sudah mengalami

peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 131,88% dibandingkan dengan

triwulan lalu. Namun demikian porsi belanja modal yang baru 22,23%

menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan

pembangunan di daerah masih bisa dioptimalkan lagi.

Berdasarkan pangsanya, share tertinggi dari realisasi belanja masih

diperuntukkan bagi belanja pegawai yaitu sebesar 33,30% diikuti dengan belanja

modal yang mencapai 22,23%, belanja bantuan sosial yang mencapai 19,70%

serta belanja lain-lain 7,52%.

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

70

Grafik 4.5. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

belanja pegawai40.30%

belanja barang10.77%

belanja bantuan sosial

0.96%

belanja lain-lain15.08%

belanja modal14.75%

belanja denda dan subsidi perusahaan

negara18.13%

D. Keuangan Pemerintah Daerah

Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi

mencapai Rp1,96 triliun pada triwulan laporan, meningkat sebesar 1,60%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan pangsanya, simpanan

pemerintah daerah di perbankan paling besar dalam bentuk giro (62,55%),

diikuti dengan deposito sebesar 36,89%.

Grafik 4.6. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

Jan-08

Feb-08

Mar-08

Apr-08

May-08

Jun-08

Jul-08

Aug-08

Sep-08

Oct-08

Nov-08

Dec-08

Jan-09

Feb-09

Mar-09

Apr-09

May-09

(dalam juta Rupiah)

Deposito Giro

Simpanan pemerintah daerah (secara total) terus mengalami penurunan

di bulan Mei setelah terus meningkat dari bulan Februari 2009. Mulai

menurunnya simpanan pemerintah daerah ini mengindikasikan pemerintah

daerah baru mulai merealisasikan anggaran belanja semenjak tengah tahun

berjalan.

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

71

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada periode triwulan laporan, aktivitas pembayaran di Jambi mengalami

peningkatan baik untuk aktivitas pembayaran tunai maupun non tunai. Aktivitas

pembayaran tunai tercermin meningkatnya aliran uang keluar/outflows dari kas

Bank Indonesia yang berasal dari setoran dan pembayaran kepada bank-bank

umum. Sementara, perkembangan pembayaran non-tunai dilihat dari aktivitas

kliring dan RTGS.

Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah)

Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Nominal Persen

Nilai Kliring (miliar Rp) 1,670.79 1,931.68 2,066.99 2,010.42 1,413.80 1,585.12 171.32 12.12 Volume Kliring (lembar warkat) 60,526 67,008 68,947 60,278 58,349 59,407 1,058 1.81 Aliran Uang Masuk/Inflows (miliar Rp) 270.14 129.61 226.79 558.43 295.02 124.95 (170.07) (57.65) Aliran Uang Keluar/Ouflows (miliar Rp) 732.44 1,242.07 1,191.14 695.55 263.40 923.43 660.03 250.58 Net Inflows/ (Net Outflows) (miliar Rp) (462.30) (1,112.46) (964.35) (137.12) 31.62 (798.48) (830.10) (2,625.18) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 5,620.00 6,351.75 7,204.01 7,384.30 5,511.05 6,168.31 657.26 11.93 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 16,025.00 16,874.15 19,314.53 19,030.05 18,792.30 19,149.01 356.71 1.90 RTGS total (miliar Rp) 21,645.00 23,225.90 26,518.54 26,414.35 24,303.35 25,317.32 1,013.97 4.17 Penemuan Uang Palsu - - - Pecahan Rp100.000,00 - 1 - - - - - - - Pecahan Rp50.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp20.000,00 - 1 - - - - - - - Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - - - Jumlah PTTB (miliar Rp) 79.43 63.85 63.71 70.92 29.58 25.81 (3.77) (12.73) Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 29.40 49.27 28.09 12.70 10.03 20.66 11 106.05 Cek dan BG Kosong- Lembar 545 557 808 971 900 992 92 10.22 - Nominal (miliar Rp) 13.45 14.72 28.49 32.39 27.29 34.36 7.07 25.91

2008 Pertumbuhan (q-t-q)2009Uraian

A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai

A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Pada triwulan laporan, perkembangan aktivitas pembayaran tunai

mengalami peningkatan dari sisi pembayaran (outflow) sementara aktivitas

penerimaan (inflow) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode

triwulan sebelumnya. Jika dilihat pergerakan outflow secara bulanan

menunjukkan bahwa di bulan Juni 2009 outflow mampu mencapai sebesar

Rp384,98 miliar atau sebesar 41,69% dari total outflow triwulan laporan.

Peningkatan outflow ini merupakan dampak dari masa liburan sekolah.

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

72

Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

-200

300

800

1,300

1,800

2,300

2,800

-200

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Q1-03

Q2-03

Q3-03

Q4-03

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Q3-08

Q4-08

Q1-09

Q2-09

PersenRp miliar

Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)

Pada triwulan laporan, aliran kas keluar bersih (net cash outflow)

meningkat tajam sebesar Rp830,10 miliar (2625,18%). Peningkatan net cash

outflow tersebut ditandai oleh meningkatnya aliran kas keluar (cash outflow)

sebesar 250,58%, yaitu dari Rp263,40 miliar menjadi Rp923,43 miliar sementara

aliran kas masuk mengalami penurunan sebesar 57,65% yaitu dari

Rp295,02miliar menjadi Rp124,95 miliar.

A.2. Penyediaan Uang Layak Edar

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang tidak

layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga

kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, jumlah

ratio PTTB dibandingkan inflows sebesar 20,66% (Rp25,81 miliar).

A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada pecahan

berapapun. Untuk menjaga tidak beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor

Bank Indonesia Jambi masih terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian

Uang Rupiah kepada masyarakat.

B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai

B.1. Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan

laporan sebesar Rp1.585,12 miliar atau meningkat sebesar 12,12% dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.413,80 miliar. Peningkatan tersebut

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

73

diikuti juga dengan meningkatnya jumlah warkat kliring sebesar 1,81%, yaitu

dari 58.349 lembar menjadi 59.407 lembar.

Di sisi lain, jumlah nominal penolakan kliring juga mengalami

peningkatan sebesar 0,30%, yaitu dari Rp27,29 miliar menjadi Rp34,36 miliar.

Peningkatan jumlah nominal penolakan kliring diikuti juga dengan peningkatan

cek dan BG kosong. Pada triwulan laporan, jumlah lembar cek dan BG kosong

meningkat sebesar 11,35%, yaitu dari 900 lembar menjadi 992 lembar.

Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring

1,671 1,932 2,067 2,010

1,414 1,585

(4.41)

15.61

7.00

(2.74)

12.12

(25)

(15)

(5)

5

15

25

35

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II

2008 2009

Persendalam miliar Rupiah

Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring

Grafik 5.2

60,526 67,008 68,947

60,278 58,349 59,407 0.96

10.71

2.89

(12.57)

(3.20)

1.81

(15)

-

15

-

40,000

80,000

120,000

Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II

2008 2009

Persenlembar warkat

Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring

Grafik 5.3

B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan

masuk/dari dan ke) meningkat yaitu sebesar 4,17% sehingga menjadi sebesar

Rp25,32 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp24,30 triliun.

Transfer keluar dari Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp657,26 miliar (11,93%)

dan transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp356,71 miliar (1,90%)

pada triwulan II tahun 2009.

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

74

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS

(dalam miliar rupiah)

Dari Ke Dari KeTW IV-06 7,711.43 6,850.96 130.70 116.12 19.46 38.01 27.56 47.37 TW I-07 5,552.37 4,540.66 89.55 73.24 (28.00) (33.72) (31.48) (36.93) TW II-07 5,469.05 11,659.81 88.21 188.06 (1.50) 156.79 (1.50) 156.79 TW III-07 6,683.00 15,264.37 102.82 234.84 22.20 30.91 16.56 24.87 TW IV-07 6,789.21 14,003.22 113.15 233.39 1.59 (8.26) 10.06 (0.62) TW I-08 5,620.00 16,025.00 93.67 267.08 (17.22) 14.44 (17.22) 14.44 TW II-08 6,351.75 16,874.15 100.82 267.84 13.02 5.30 7.64 0.28 TW III-08 7,204.01 19,314.53 114.35 306.58 13.42 14.46 13.42 14.46 TW IV-08 7,384.30 19,030.05 121.05 311.97 2.50 (1.47) 5.86 1.76 TW I-09 5,511.05 18,792.30 93.41 318.51 (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II-09 6,168.31 19,149.01 99.49 308.86 11.93 1.90 6.51 (3.03) Sumber: www.bi.go.id & KBI Jambi

Ke

Kumulatif Triwulanan Rata-Rata HarianKumulatif triwulanan

PertumbuhanRata-rata harianKeterangan

Dari Ke Dari

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

75

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada periode triwulan laporan, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang

pendidikan meningkat 2,97% jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009.

Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) pada periode

triwulan laporan mulai menunjukkan perbaikan nilai saldo kondisi pengangguran

serta ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran.29

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi

bulan Mei 2009) mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya

(posisi Maret 2009). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap

kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan II

tahun 2009 menurun sebesar 672 bps jika dibandingkan triwulan I tahun 2009.30

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan yang dikeluarkan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2009 (data sementara, s.d.

bulan April 2009), jumlah pencari kerja meningkat 2,97% dibandingkan triwulan

sebelumnya, yakni meningkat 2.082 orang.31 Secara nominal, jumlah pencari

kerja didominasi oleh tingkat pendidikan dari sarjana sebanyak 2.705 orang, atau

meningkat 20,18% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan distribusinya

(share), pencari kerja dengan jenjang pendidikan SMA merupakan bagian

terbesar pencari kerja (59,01% dari jumlah pencari kerja) diikuti oleh lulusan

sarjana (S1) sebesar 22,35%.

29 Nilai saldo pengangguran meningkat artinya masyarakat menilai saat ini jumlah pengangguran mulai turun. 30 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%). 31 Mulai tahun 2008, jumlah pencari kerja dihitung berdasarkan pertambahannya.

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

76

Grafik 6.1. Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

Tidak tamatdan Tamat

SD

SLTP dansederajat

SMU dansederajat

Diploma /Akta I/II

Akademi /Akta III

Sarjana (S1)

(10.00)

(5.00)

-

5.0010.00

15.00

20.00

25.00

Trw.I-09 Trw.II-09 Pertumbuhan (RHS)

Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini

dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu menunjukkan perbaikan. Kondisi ini

tercermin dari meningkatnya nilai saldo kondisi pengangguran dari sebesar

52,67 pada triwulan I tahun 2009 menjadi 70,67 pada triwulan II tahun 2009.

Sedangkan nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran juga

membaik yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai saldo yaitu dari sebesar

Grafik 6.2. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran

Sumber: Bank Indoneisa (diolah)

64,00 menjadi 66,00. Namun demikian, walaupun menunjukkan perbaikan, nilai

saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi terhadap pengangguran masih

berada pada level pesimis pada triwulan laporan. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat memandang kondisi ketenagakerjaan masih kurang kondusif.

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

77

B. Kesejahteraan

Pergerakan inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan mulai mengalami

penurunan signifikan menjadi sebesar 1,10%/y-o-y. Namun demikian, pergerakan

inflasi yang cukup tinggi pada bulan-bulan sebelumnya tentunya merupakan

cerminan kenaikan harga barang dan jasa yang cukup tinggi. Meningkatnya

harga-harga beberapa kebutuhan pokok tersebut pada akhirnya menyebabkan

naiknya kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) per

bulan di Provinsi Jambi sebesar 8,35%, yaitu dari Rp918.121,00 menjadi

Rp994.828,80.

Grafik 6.3-6.6. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok

Rp

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009

Rp

4,000

4,500

5,000

5,500

6,000

6,500

7,000

Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan)

Perkembangan Harga Beras

Grafik 6.3

Rp

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009

Segi Tiga Biru Merk Lencana

Perkembangan Harga Tepung Terigu

Grafik 6.4

Rp

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009

Bimoli Botol Special Tanpa Merk

Perkembangan Harga Minyak Goreng

Grafik 6.5

Rp

-

8,000

16,000

24,000

32,000

40,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009

Rp

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Bawang Merah

Perkembangan Harga Komoditas lainnya

Grafik 6.6

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2008.

Perkembangan harga beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat Grafik

6.2) mengalami perkembangan yang cukup beragam. Harga rata-rata beras

ukuran 20 kg, yaitu Merek Anggur, Merek King dan Merek Belida mengalami

penurunan harga pada kisaran Rp1.065-Rp5.496/20kg selama periode triwulan

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

78

laporan.32 Penurunan harga juga terjadi pada komoditas daging ayam, telur ayam

dan cabe merah. Pada periode triwulan laporan, harga rata-rata tepung terigu

dan bawang merah mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp102/kg dan

Rp740/kg. Begitu juga dengan harga rata-rata minyak goreng curah (tanpa

merek) dan susu merek dancow yang meningkat masing-masing sebesar

Rp928/kg dan Rp172/400 gram.

Pada triwulan laporan, tantangan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya semakin berat. Sebagaimana diketahui, Upah Minimum

Provinsi (UMP)33 Provinsi Jambi tahun 2009 yang telah ditetapkan sebesar

Rp800.000, atau meningkat sebesar 7,82% dibandingkan tahun 2008. Namun,

meningkatnya harga bahan-bahan kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM

serta selama bulan Ramadhan menyebabkan rasio UMP terhadap KHM/KHL

mengalami penurunan dari 87,13% pada triwulan I tahun 2009 menjadi 80,42%

pada triwulan I tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP

dalam menutupi KHM/KHL relatif semakin menurun. Bagi para pekerja yang

mendapatkan upah sesuai dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya

sangat berat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara

lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi pada bulan Mei

2009. Pada bulan Mei 2009, NTP sebesar 94,78 atau meningkat 0,51%

dibandingkan bulan Maret 2009 (94,30).34 Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan

indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan

indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun

untuk keperluan produksi pertanian.

Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan

fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan

32 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2008. 33 Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali. 34 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

79

Mei 2009, It mengalami penurunan sebesar 0,18% dibandingkan bulan Maret

2009. Namun demikian, penurunan indeks yang dibayar (Ib) yang lebih besar

dibandingkan penurunan indeks yang diterima (It) menyebabkan NTP pada

bulan Mei 2009 masih relatif lebih baik dibandingkan NTP bulan Maret 2009.

Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

DES JAN FEB Mar Apr Mei

1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 112.72 112.72 119.44 120.36 118.24 116.08 -3.56

- Padi 108.6 108.6 115.89 116.82 114.63 112.67 -3.55- Palawija 128.79 128.79 133.29 134.17 132.3 129.35 -3.59

b Indeks Dibayar Petani 116.98 116.87 117.05 117.13 116.3 116.43 -0.60- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.23 116.1 116.09 116.21 115.23 115.23 -0.84- Indeks BPPBM 120.12 120.12 121.05 121 120.82 121.45 0.37Nilai Tukar Petani (NTP-P) 96.36 96.45 102.05 102.76 101.66 99.7 -2.98

2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 113.01 109.28 109.09 108.57 107.11 107.02 -1.43

- Sayur-sayuran 115.27 108.45 108.11 107.68 105.02 105 -2.49- Buah-buahan 110.28 110.28 110.28 109.64 109.64 109.47 -0.16

b Indeks Dibayar Petani 116.89 116.82 116.77 116.93 116.09 116.26 -0.57- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115.88 115.8 115.79 115.91 114.93 114.94 -0.84- Indeks BPPBM 120.72 120.72 120.52 120.81 120.53 121.31 0.41Nilai Tukar Petani (NTP-H) 96.69 93.54 93.42 92.85 92.26 92.05 -0.86

3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 92.84 92.84 96.47 104.3 110.49 107.53 3.10

- Tanaman Perkebunan Rakyat 92.84 92.84 96.47 104.3 110.49 107.53 3.10b Indeks Dibayar Petani 118.19 117.98 117.86 117.71 116.78 116.59 -0.95

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.66 117.39 117.22 117.33 116.52 116.17 -0.99- Indeks BPPBM 120.24 120.24 120.32 119.19 117.77 118.23 -0.81Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 78.55 78.7 81.85 88.61 94.61 92.23 4.09

4 Peternakana Indeks Diterima Petani 108.42 108.42 109.38 109.26 109.65 109.65 0.36

- Ternak Besar 102.43 102.43 102.43 102.43 103.07 103.07 0.62- Ternak Kecil 109.84 109.84 109.84 109.84 109.84 109.84 0.00- Unggas 118.78 118.78 122.92 122.16 122.16 122.16 0.00- Hasil Ternak 131.19 131.19 131.19 132.29 132.29 132.29 0.00

b Indeks Dibayar Petani 114.89 114.8 114.83 114.9 113.86 114.55 -0.30- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114.89 114.73 114.78 114.93 114.18 114.02 -0.79- Indeks BPPBM 114.9 114.9 114.9 114.86 113.4 115.29 0.37Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 94.37 94.44 95.25 95.09 96.3 95.72 0.66

5 Perikanana Indeks Diterima Petani 104.55 104.55 106.07 107.44 107.79 107.21 -0.21

- Penangkapan 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 0.00- Budidaya 112.31 112.31 116.75 120.74 121.76 120.07 -0.55

b Indeks Dibayar Petani 115.19 114.84 114.57 115.02 114.54 114.74 -0.24- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115.28 115.25 114.84 115.21 114.21 114.01 -1.04- Indeks BPPBM 113.97 113.97 113.98 114.63 115.25 116.27 1.43Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 90.77 91.05 92.59 93.41 94.1 93.44 0.03

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 104.11 103.47 107.01 110.36 112.01 110.16 -0.18b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 117.18 117.03 117.02 117.04 116.16 116.22 -0.70c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 88.85 88.41 91.45 94.3 96.43 94.78 0.51

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

2008

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

PERSENTASE PERUBAHAN (%)

(Desember Ke Februari)

PROVINSI JAMBI

2009

Sementara itu, dari 5 sub sektor NTP, sebanyak 3 sub sektor masih

mengalami peningkatan indeks yaitu perkebunan rakyat (4,09%), peternakan

(0,66%), serta perikanan (0,03%). Indeks harga yang diterima (Ib)

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

80

mencerminkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta

fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil

pertanian. Pada bulan Mei 2009, Ib mengalami penurunan sebesar 0,70% dari

sebesar 117,04 menjadi 116,22.

C. Kemiskinan35

Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan, pemerintah Jambi (melalui Bulog Divre Jambi)

secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masayarakat yang berhak.

Pada triwulan laporan, penyaluran raskin sebesar 9.888 ton atau meningkat

sebesar 217,98% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 6.7. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TRWIV

TW I TW II

2005 2006 2007 2008 2009

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

Sumber: Bulog Prov. Jambi Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang telah

dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, penduduk miskin

(penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) sebesar 249,69 ribu atau

mencapai 8,77% dari total penduduk Provinsi Jambi (lihat tabel 6.2).36 Angka ini

35 Data-data kemiskinan (s.d. bulan Maret 2009) berdasarkan Berita Resmi statistik (BRS) BPS Provinsi Jambi No.35/07/15/Th.III, 1 Juli 2009. 36 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), dimana kemiskinan dipandang sebagai ketidakmakmuran dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Kebutuhan dasar makanan setara dengan 2100 kalori per kapita sehari dan kebutuhan dasar bukan makanan, yaitu kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

81

masih dibawah rata-rata penduduk miskin di Indonesia yang mencapai 14,15%

(32,53 juta penduduk). Sedangkan dari 10 (sepuluh) provinsi di Sumatera,

persentase penduduk miskin di Jambi menempati urutan ke-3 (tiga) paling

rendah. Persentase penduduk miskin tertinggi adalah Provinsi Nangroe Aceh

Darusalam (NAD) sebesar 21,80%, diikuti Lampung (20,22%), dan Bengkulu

(18,59%). Di sisi lain, berdasarkan jumlah penduduk miskin, Provinsi Lampung

merupakan provinsi yang paling besar jumlah penduduk miskinnya yang

mencapai 1,55 juta penduduk, diikuti Sumatera Utara (1,49 juta penduduk) dan

Sumatera Selatan (1,16 juta penduduk).

Tabel 6.2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera dan Total Indonesia

(Rp/Kapita/Bulan)

2007 2008 2009 2007 2008 20091 NAD 26.65 23.53 21.8 1,083.6 959.7 892.9 2 Sumatera Utara 13.9 12.55 11.51 1,768.4 1,613.8 1,499.7 3 Sumatera Barat 11.9 10.67 9.54 529.2 477.2 429.2 4 Riau 11.2 10.63 9.48 574.5 566.7 527.5 5 Jambi 10.27 9.32 8.77 281.9 260.3 249.7 6 Sumatera Selatan 19.15 17.73 16.28 1,330.8 1,249.6 1,167.9 7 Bengkulu 22.13 20.64 18.59 370.6 352.0 324.1 8 Lampung 22.19 20.98 20.22 1,660.7 1,591.6 1,558.3 9 Bangka Belitung 9.54 8.58 7.46 95.1 86.7 76.6

10 Kepulauan Riau 10.3 9.18 8.27 148.4 136.4 128.2 16.58 15.42 14.15 37,171.0 34,963.3 32,530.0

No % Penduduk Miskin Penduduk Miskin (000)

INDONESIA

Provinsi

Sumber: BPS Provinsi Jambi dan BPS Pusat (diolah)

Garis kemiskinan (GK) Provinsi Jambi pada tahun 2009 sebesar Rp199.623

atau mengalami peningkatan dibandingkan GK tahun 2008 yang sebesar

Rp182.229 (lihat tabel 6.3).37 Peningkatan ini terjadi karena dipengaruhi oleh

Tabel 6.3. Garis kemiskinan Provinsi Jambi (Rp/Kapita/Bulan)

Mar-07 Mar-08 Mar-09Kota 214,769 223,527 244,516 Pedesaan 152,019 162,434 178,107 Kota + Perdesaan 172,349 182,229 199,623

Daerah Garis Kemiskinan

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) inflasi (inflasi maret 2008 ke inflasi Maret 2009 sebesar 9,16%) dan kenaikan

volume pengeluaran. Peranan konsumsi kebutuhan dasar makanan terhadap

garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan konsumsi kebutuhan

37 Garis kemiskinan (GK) adalah suatu batasan untuk memilah antara penduduk miskin dan penduduk tidak miskin, berupa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan. GK terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM).

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

82

dasar bukan makanan. Dari tabel 6.4 terlihat juga bahwa sumbangan garis

kemiskinan makanan (GKM) terhadap GK sebesar 77,32% pada Maret 2009.

Tabel 6.4. Garis kemiskinan Menurut Komponen

(Rp/Kapita/Bulan)

Makanan Non Makanan Total % GK

Makanan Makanan Non Makanan Total % GK

Makanan Makanan Non Makanan Total % GK

Makanan

JambiKota 158,562 56,207 214,769 73.83 165,345 58,182 223,527 73.97 181,805 62,711 244,516 74.35Perdesaan 122,700 29,318 152,018 80.71 129,973 32,462 162,435 80.02 141,191 36,916 178,107 79.27Kota + Desa 134,319 38,030 172,349 77.93 141,434 40,769 182,203 77.62 154,350 45,273 199,623 77.32IndonesiaKota 132,258 55,683 187,941 70.37 143,897 60,999 204,896 70.23 155,909 66,214 222,123 70.19Perdesaan 116,265 30,572 146,837 79.18 127,207 34,624 161,831 78.60 139,331 40,503 179,834 77.48Kota + Desa 123,992 42,704 166,696 74.38 135,270 47,366 182,636 74.07 147,339 52,923 200,262 73.57

Maret 2009Garis Kemiskinan

Maret 2008Maret 2007Wilayah

Sumber: BPS Provinsi Jambi dan BPS Pusat (diolah) Indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2)

merupakan salah satu dimensi lain yang perlu diperhatikan dari tingkat

kemiskinan.38 Dari tabel 6.5, terlihat bahwa P1 maupun P2 di daerah perkotaan

Provinsi Jambi lebih tinggi dari di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa

kesenjangan pengeluaran penduduk miskin di perkotaan terhadap garis

kemiskinannya lebih tinggi daripada di pedesaan dan penyebaran pengeluaran

diantara penduduk miskin di perkotaan lebih bervariasi atau heterogen dari

Tabel 6.5. Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

P1 P2 P1 P2 P1 P2JambiKota 3.08 0.98 2.74 0.85 2.31 0.67Desa 1.31 0.32 0.99 0.2 0.94 0.22Kota+ Desa 1.88 0.54 1.56 0.41 1.38 0.36IndonesiaKota 2.15 0.57 2.07 0.56 1.91 0.52Desa 3.78 1.09 3.42 0.95 3.05 0.82Kota+ Desa 2.99 0.84 2.77 0.76 2.50 0.68Ket: P1 = Indeks Kedalaman Kemiskinan

P2 = Indeks Keparahan Kemiskinan

Mar-08Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Mar-09Mar-07Daerah

Sumber: BPS Provinsi Jambi dan BPS Pusat (diolah)

pedesaan. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan kondisi nasional yang P1 dan P2

nya lebih tinggi di pedesaan. Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di

Jambi juga masih lebih baik jika dibandingkan dengan indeks nasional yang pada

38 Indeks kedalaman kemiskinan atau poverty gap index (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan atau distributionally sensitive index (P2) memberikan gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

83

tahun 2007, tahun 2008 serta tahun 2009 selalu lebih tinggi dibandingkan

Provinsi Jambi.

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

85

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III

tahun 2009 diperkirakan tumbuh sedikit meningkat dibandingkan triwulan II

tahun 2009. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah

diperkirakan menjadi kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi

pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi

Jambi masih disumbangkan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta

sektor pengangkutan dan komunikasi.

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan akan

terjadi inflasi dengan besaran yang relatif lebih tinggi dibanding triwulan laporan

(q-t-q). Masih adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti

pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung,

gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional serta datangnya bulan

Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1430 H dapat memicu angka inflasi Kota Jambi

pada triwulan III tahun 2009 lebih tinggi dari triwulan laporan.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan mendatang

diperkirakan masih tumbuh melambat yaitu sebesar 5,0-6,0% (y-o-y). Namun

demikian, secara kuartalan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009. Pengeluaran

konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan

ekonomi Jambi. Hal ini tercermin dengan terus meningkatnya indeks ekspektasi

ekonomi yang meningkat menjadi 146,67 dibandingkan triwulan laporan yang

sebesar 139,33.

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

86

Sementara, masih optimisnya ekspektasi penghasilan terkait dengan

ekspektasi meningkatnya kondisi ekonomi pada triwulan mendatang.

Pembayaran THR pada triwulan mendatang juga meningkatkan ekspektasi

bertambahnya income masyarakat (terutama pegawai negeri sipil/PNS dan

karyawan perusahaan). Kondisi ini juga menunjukkan bahwa masyarakat yakin

bahwa pada triwulan mendatang income yang didapatkannya relatif meningkat

sehingga konsumsi terhadap barang dan jasa juga semakin besar. Menurunnya

suku bunga perbankan juga berpotensi mendorong konsumsi masyarakat

dibandingkan dengan menyimpan dananya di perbankan.

Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan

Sementara, dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan

laporan, nilai saldo rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang

berada pada level pesimis kecuali nilai saldo rencana konsumsi barang sandang

yang sebesar 163,33. Sedangkan nilai saldo indikator lainnya yaitu:

pembelian/perbaikan rumah (65,33), peralatan rumah tangga (60,67), perabotan

rumah tangga (52,67), kendaraan bermotor (24,00), serta rekreasi/tamasya

(77,33). Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan belanja masyarakat di

triwulan III tahun 2009 terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih

dahulu dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

87

Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 6-12 bulan yang akan datang Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor

Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya

Sementara itu, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan

mendatang diperkirakan mulai terakselerasi lebih cepat sehingga mampu

memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi. Pada triwulan mendatang, realisasi untuk proyek-proyek fisik Pemerintah

Daerah diperkirakan akan semakin meningkat yang tentunya berdampak pada

meningkatnya aktivitas perekonomian serta penyerapan tenaga kerja sehingga

mampu mendorong perekonomian.

Berdasarkan hasil SKDU triwulan II-2009, tercermin bahwa optimisme

responden pada triwulan mendatang di sektor pertanian, sektor pertambangan

dan penggalian, sektor listrik dan air minum, sektor bangunan, sektor listrik dan

air, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan serta sektor jasa-jasa masih menunjukkan perkembangan yang cukup

baik. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk

sektor tersebut yang masih positif (Tabel 7.1).

Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan

mendatang diperkirakan masih tetap tumbuh positif. Mulai membaiknya harga

komoditas perkebunan seperti kelapa sawit menjadi pendorong tumbuhnya

sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sub sektor tanaman bahan makanan

juga diperkirakan tumbuh positif yang didorong membaiknya hasil panen

Page 110: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

88

tanaman bahan makanan (tabama). Sektor industri pengolahan diperkirakan akan

meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian.

Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan

mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan.

Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Triwulan II-2009

Triwulan III-2009*

1 Pertanian 1.34 2.67

2 Pertambangan dan Penggalian 1.43 2.853 Industri Pengolahan -1.38 -0.694 Listrik dan Air Minum -0.20 0.405 Bangunan -0.69 0.696 Perdagangan, Hotel dan Restoran -1.63 -0.547 Pengangkutan dan Komunikasi 0.46 0.46

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.37 2.37

9 Jasa-jasa 2.13 4.25

3.82 12.46

Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor

Total Nilai lifting minyak bumi diperkirakan akan meningkat sejalan dengan

membaiknya harga minyak mentah di pasar internasional sehingga mendorong

perusahaan minyak bumi meningkatkan produksinya. Begitu juga dengan sektor

penggalian dan sektor bangunan diperkirakan meningkat pertumbuhannya

sejalan dengan peningkatan akselerasi realisasi APBD Pemerintah Jambi pada

periode triwulan III-2009. Hal ini didorong oleh masih meningkatnya permintaan

pembangunan properti residensial (perumahan) oleh perusahaan pengembang

(developer) dan masyarakat umum serta pembangunan properti komersial seperti

hotel dan ruko (rumah toko) serta perkiraan meningkatnya pengeluaran konsumsi

pemerintah, terutama untuk belanja modal.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan akan

meningkat seiring dengan peningkatan pada sektor pertanian dan industri

pengolahan serta dipicu oleh bulan puasa dan perayaan hari besar keagamaan

serta tahun ajaran baru sekolah yang berlangsung pada periode triwulan III-2009.

Perayaan tersebut akan memicu aktivitas perdagangan, tingkat kunjungan

restoran serta kapasitas hunian hotel. Sektor pengangkutan dan komunikasi juga

Page 111: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

89

diprakirakan masih tumbuh positif terutama didorong oleh aktivitas sub sektor

angkutan.

Proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)

Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2009 diperkirakan pada kisaran 5,00%-

5,50% (skenario pesimis) atau sebesar 5,51%-6,00% (skenario optimis).

Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun 2009

diperkirakan pada kisaran 4,00%-5,00% (skenario pesimis) atau sebesar 5,01%-

6,00% (skenario optimis).

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

ditengah tantangan krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort

yang lebih besar dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan

ekonominya. Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa

tumbuh lebih baik, antara lain melalui:

1. Percepatan realisasi APBD terutama pada sektor yang dapat

menstimulus perekonomian Jambi.

Realisasi belanja APBD Provinsi Jambi sampai dengan semester I-2009 baru

terealisasi sebesar 24,04%. Bahkan, realisasi belanja modal baru terealisasi

11,63% atau baru mencapai Rp52,74 miliar dari total anggaran belanja

modal sebesar Rp453,65 miliar.

Dengan sisa satu semester terakhir tahun 2009, percepatan realisasi belanja

APBD 2009 memerlukan akselerasi yang lebih tinggi sehingga mampu

mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi. Stimulus yang

diberikan terutama untuk sektor-sektor yang berdampak tinggi terhadap

perokonomian Jambi serta ketenagakerjaan seperti sektor pertanian, industri

manufaktur, perikanan dan kelautan, migas dan pertambangan, kehutanan,

jasa perdagangan, jasa pariwisata, jasa angkutan, jasa tenaga kerja dan

UMKM.

2. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking.

Telah terbentuknya Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Provinsi

Jambi sangat berguna dalam memberikan rekomendasi yang berguna bagi

pengambil kebijakan di daerah untuk mengendalikan angka inflasi daerah.

Dengan demikian, diperlukan kebijakan penanganan inflasi (pengendalian

harga-harga) yang koordinatif antar dinas/instansi terkait secara

Page 112: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

90

berkesinambungan sehingga dapat mendukung terciptanya inflasi yang relatif

rendah dan stabil melalui pengendalian inflasi yang forward looking

diantaranya melalui:

a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di

level pusat.

b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan

resiko tekanan inflasi.

c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas

bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah

sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak.

3. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah.

Dengan terealisasinya belanja modal pemerintah untuk kegiatan

pembangunan, terutama untuk proyek-proyek fisik serta program percepatan

ekonomi lainnya diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan tenaga

kerja lokal sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

Jambi yang berdampak pada menurunnya angka pengangguran dan

kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4. Penguatan ekspor barang dan jasa.

Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan

produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit)

sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang

didukung dengan ketersediaan industri hilir. Selain itu, untuk mempermudah

jalur transportasi dapat dilakukan dengan percepatan pembangunan jalan dan

jembatan dari dan ke pelabuhan Muara Sabak.

5. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan

pengusaha.

Belum tersedianya industri hilir dalam skala besar menyebabkan pergerakan

harga komoditas unggulan (sawit dan karet) sangat terpengaruh dengan

kondisi pasar dunia. Hal dapat kita lihat semenjak terjadinya krisis global,

harga sawit dan karet terus menurun dalam beberapa bulan terakhir

sehingga menyebabkan tingkat pendapatan sebagian besar petani menurun.

Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah:

Page 113: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

91

- Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak

goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk

dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added lebih baik

sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor

perkebunan dan dapat menjadi buffer ketika harga komoditas sedang

turun.

- Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti

serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses

produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk

yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi.

- Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi

kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga

pupuk yang sangat memberatkan petani.

- Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani

dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh

karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut

melalui toke.39

6. Pertumbuhan kredit perbankan

Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan III tahun

2009 berkisar 15-20% (y-o-y) melalui program-program pendampingan

kepada usaha mikro dan kecil.

Jika beberapa prasyarat diatas belum terpenuhi dan dampak dari

melambatnya perekonomian dunia semakin terasa memburuk di Provinsi Jambi,

maka peluang perekonomian Provinsi Jambi dipacu tumbuh lebih tinggi

dibanding triwulan laporan sulit tercapai.

B. Proyeksi Inflasi

Perkembangan harga-harga pada triwulan III tahun 2009 diperkirakan

relatif meningkat dibandingkan triwulan II tahun 2009. Kondisi ini tercermin dari

hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) yang menunjukkan bahwa keyakinan

masyarakat terhadap perbaikan harga-harga semakin pesimis. Hal tersebut

39 Toke bisa juga diartikan tengkulak atau cukong.

Page 114: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

92

tercermin dari seluruh indikator ekspektasi harga yang memiliki nilai dibawah

100 atau berada dalam level pesimis (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo

bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 37,33, sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (22,22).40

Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 6-12 bulan yang akan datang

Indeks

-10.00

10.00

30.00

50.00

70.00

90.00

110.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan

Transportasi & komunikasi Harga Umum

Bahan makanan

Dalam periode 5 tahun terakhir, perkembangan laju inflasi tahun

kalender/y-t-d (lihat grafik 7.4) pada bulan Desember berkisar antara 4,67% (y-t-

d) s.d 16,50% (y-t-d). Inflasi Kota Jambi pada Triwulan III-2009 diperkirakan

sebesar 1,50%-2,50%/y-o-y (skenario optimis) atau sebesar 2,51%-3,51%/y-o-y

(skenario pesimis). Pada triwulan mendatang tekanan inflasi dirasakan terutama

dalam masa persiapan menjelang bulan Ramadhan dan menyambut perayaan

Idul Fitri 1430 H.

40 SB (Saldo Bersih) = (%baik-%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 6-12 bulan mendatang.

Page 115: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

93

Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d. 2009 (Juni) serta Perkiraan Juli s.d. Desember 2009

y-t-d (%)

-5

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi bulan Juli-Desember 2009 adalah angka perkiraan

2003 2004

2005 2006

2007 2008

2009 optimis 2009 pesimis

Sementara itu laju inflasi sampai dengan tahun 2009 diperkirakan akan

sebesar 2,90%-4,00%/y-o-y (skenario optimis) atau sebesar 4,01%-5,10%/y-o-y

(skenario pesimis). Tekanan inflasi dalam tahun 2009 ini akan dirasakan terutama

pada bulan Juli (tahun ajaran sekolah baru serta berlangsungnya pemilu

presiden), Agustus dan September (puasa dan hari raya Idul Fitri), serta Desember

(natal dan libur akhir tahun).

Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d. 2009 (Juni) serta Perkiraan Juli s.d. Desember 2009

y-o-y (%)

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi bulan Juli-Desember 2009 adalah angka perkiraan

2003 2004 20052006 2007 20082009 optimis 2009 pesimis

Page 116: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

94

Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan

tekanan inflasi selama triwulan mendatang serta berpotensi menyebabkan

perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)Meningkatnya demand

masyarakat terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan

datangnya bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1430 H serta perayaan Hari

Kemerdekaan Republik Indonesia, 2) Meningkatnya income masyarakat

(pembayaran THR) dan menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu

meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan)

yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi

barang dan jasa, 4) Tekanan melemahnya Rupiah dapat mempengaruhi inflasi

barang impor, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi ancaman

dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta 6)Potensi kenaikan

harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan harga-harga komoditas

bahan-bahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar

internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya

angka inflasi pada periode triwulan III tahun 2009.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok

diprakirakan cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-

waktu akibat kemungkinan shock di sisi penawaran. Stok beras di Bulog Divre

Jambi diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.

Page 117: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Page 118: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 119: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I II III IV I II 1. PERTANIAN 1,989,061.62 2,071,069.41 2,137,348.25 2,169,378.70 2,278,172.35 2,366,987.60 2,459,512.73 2,537,018.18 2,565,735.91 2,600,677.95 a. Tanaman Bahan Makanan 665,418.98 696,847.71 717,375.61 742,835.30 790,955.35 838,396.09 875,628.75 910,876.55 943,591.26 953,102.39 b. Tanaman Perkebunan 948,476.04 975,220.89 987,681.15 1,013,933.27 1,035,722.06 1,058,898.07 1,092,230.50 1,094,475.31 1,084,787.06 1,107,174.88 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 103,722.77 109,982.39 120,824.20 126,890.83 128,869.16 132,928.56 136,627.55 139,897.13 142,893.71 141,273.74 d. Kehutanan 169,876.09 176,258.53 184,074.21 196,939.98 198,954.96 204,498.56 212,044.32 215,104.23 219,138.92 223,712.63 e. Perikanan 101,567.75 112,759.88 127,393.08 88,779.32 123,670.81 132,266.32 142,981.62 176,664.96 175,324.95 175,414.32 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,611,696.95 1,448,251.21 1,495,188.34 1,525,057.30 2,369,157.08 3,208,173.73 3,473,284.26 1,600,266.68 1,614,334.37 1,788,893.28 a. Minyak dan Gas Bumi 1,483,794.19 1,297,111.69 1,339,095.82 1,367,460.85 2,131,475.58 2,943,563.09 3,167,228.02 1,220,404.22 1,232,750.80 1,398,032.98 b. Pertambangan tanpa Migas 57,202.28 59,592.70 62,450.15 64,800.54 143,246.66 167,931.41 207,326.93 277,742.63 272,808.83 280,516.68 c. Penggalian 70,700.48 91,546.82 93,642.37 92,795.92 94,434.84 96,679.24 98,729.31 102,119.84 108,774.74 110,343.62 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 858,527.87 914,699.44 959,582.79 1,071,914.43 1,106,944.62 1,163,434.22 1,231,215.84 1,231,227.22 1,259,649.38 1,306,971.88 a. Industri Migas 90,829.43 98,844.49 100,161.18 105,738.90 111,258.70 107,913.43 120,071.65 108,466.62 109,780.39 111,654.75 1. Pengilangan Minyak Bumi 90,829.43 98,844.49 100,161.18 105,738.90 111,258.70 107,913.43 120,071.65 108,466.62 109,780.39 111,654.75 2. Gas Alam Cair - - - - - - - b. Industri Tanpa Migas **) 767,698.44 815,854.95 859,421.61 966,175.53 995,685.91 1,055,520.79 1,111,144.19 1,122,760.61 1,149,868.99 1,195,317.13 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 64,544.49 71,147.20 76,235.82 77,915.34 79,097.73 85,814.71 83,810.28 93,153.42 94,387.18 94,739.58 a. Listrik 52,314.03 58,407.33 63,217.72 64,385.90 65,387.48 70,656.56 67,555.65 76,289.14 77,247.71 77,414.44 b. Gas - - - - - - c. Air Bersih 12,230.47 12,739.87 13,018.10 13,529.44 13,710.25 15,158.15 16,254.63 16,864.28 17,139.47 17,325.14 5. BANGUNAN 315,315.27 354,188.89 393,721.76 409,246.04 423,266.64 435,005.87 446,648.65 466,934.14 486,185.54 503,988.59 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,147,501.02 1,146,148.57 1,203,828.61 1,276,434.19 1,306,734.74 1,359,997.32 1,420,703.12 1,452,867.70 1,493,845.91 1,586,688.68 a. Perdagangan Besar & Eceran 1,049,520.50 1,051,998.09 1,105,075.94 1,172,229.60 1,200,190.23 1,249,498.83 1,307,683.68 1,339,333.17 1,378,992.66 1,469,198.30 b. Hotel 12,332.87 12,567.62 12,821.13 13,521.95 13,759.24 14,511.71 14,621.61 14,695.41 15,075.64 15,677.16 c. Restoran 85,647.65 81,582.86 85,931.54 90,682.63 92,785.28 95,986.79 98,397.83 98,839.11 99,777.61 101,813.22 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 556,578.21 578,021.10 594,893.15 615,801.33 618,790.01 634,474.84 658,074.19 680,989.73 704,259.48 720,847.63 a. Pengangkutan 517,507.98 536,153.27 549,481.97 569,854.48 571,656.86 585,314.74 608,439.38 630,572.93 652,429.02 668,125.55 1. Angkutan Rel - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 370,046.66 376,569.74 386,247.91 399,995.31 408,401.42 421,950.64 440,670.18 456,706.53 465,664.41 476,311.54 3. Angkutan Laut 55,284.96 58,245.14 60,789.85 63,452.60 63,792.84 66,264.75 67,794.83 67,997.94 70,896.96 72,231.37 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 26,590.02 27,733.52 28,120.51 28,643.77 29,227.28 29,951.52 30,164.87 30,209.36 30,824.76 31,796.19 5. Angkutan Udara 38,726.97 46,064.18 45,803.40 48,559.42 40,332.58 36,384.99 38,279.32 43,400.27 52,197.79 54,305.26 6. Jasa Penunjang Angkutan 26,859.38 27,540.68 28,520.31 29,203.38 29,902.75 30,762.85 31,530.18 32,258.82 32,845.10 33,481.19 b. Komunikasi 39,070.23 41,867.83 45,411.17 45,946.85 47,133.15 49,160.10 49,634.80 50,416.80 51,830.46 52,722.08 1. Pos dan Telekomunikasi 38,324.41 41,098.14 44,627.56 45,151.46 46,324.20 48,332.04 48,796.48 49,571.05 50,966.23 51,840.96 2. Jasa Penunjang Komunikasi 745.82 769.69 783.61 795.40 808.96 828.05 838.32 845.76 864.23 881.12 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 297,743.06 330,785.08 345,002.76 391,298.97 403,888.80 446,879.48 474,578.91 480,418.56 490,868.62 502,193.52 a. Bank 86,883.19 109,461.05 117,834.98 143,506.30 148,243.29 180,486.71 197,951.47 192,555.05 197,466.66 200,005.07 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 25,461.44 27,256.60 28,436.88 29,109.80 29,688.96 30,484.82 31,070.76 31,630.91 32,434.44 33,008.83 c. Jasa Penunjang Keuangan 983.70 1,281.85 1,428.26 1,921.69 1,967.14 2,033.50 2,101.62 2,125.04 2,211.51 2,279.30 d. Sewa Bangunan 178,456.31 186,447.57 190,742.15 210,151.07 217,288.89 226,998.15 236,426.04 246,835.21 251,310.60 259,314.30 e. Jasa Perusahaan 5,958.42 6,338.01 6,560.49 6,610.10 6,700.51 6,876.29 7,029.01 7,272.34 7,445.40 7,586.02 9. JASA-JASA 832,904.52 879,560.22 914,414.10 951,671.14 972,886.31 992,233.42 1,012,262.84 1,033,863.40 1,046,300.06 1,090,629.01 a. Pemerintahan Umum 713,109.70 754,179.46 783,766.07 815,435.35 833,856.20 850,804.49 867,152.58 886,876.32 896,961.72 939,262.89 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 481,160.60 513,473.07 537,344.52 559,480.43 571,314.96 582,389.64 595,095.24 608,132.47 614,628.80 642,902.64 2. Jasa Pemerintah lainnya 231,949.10 240,706.40 246,421.55 255,954.93 262,541.24 268,414.85 272,057.33 278,743.85 282,332.92 296,360.25 b. Swasta 119,794.82 125,380.76 130,648.03 136,235.79 139,030.11 141,428.93 145,110.26 146,987.08 149,338.35 151,366.12 1. Sosial Kemasyarakatan 80,684.15 84,918.23 88,386.34 93,222.06 95,138.31 96,535.59 98,960.66 100,592.66 102,644.59 105,007.25 2. Hiburan & Rekreasi 6,700.83 6,603.94 6,730.14 6,828.54 7,124.14 7,229.56 7,336.85 7,367.30 7,393.92 7,495.39 3. Perorangan & Rumahtangga 32,409.84 33,858.58 35,531.55 36,185.19 36,767.66 37,663.78 38,812.75 39,027.11 39,299.84 38,863.47PDRB Migas 7,673,873.03 7,793,871.12 8,120,215.57 8,488,717.43 9,558,938.27 10,693,001.20 11,260,090.81 9,576,739.05 9,755,566.45 10,195,630.12 PDRB Tanpa Migas 6,099,249.40 6,397,914.94 6,680,958.57 7,015,517.69 7,316,203.98 7,641,524.68 7,972,791.14 8,247,868.22 8,413,035.26 8,685,942.39

2008*2007*LAPANGAN USAHA

2009**

Keterangan: * angka sementara ** angka sangat sementara

Page 120: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I II III IV I II 1. PERTANIAN 1,093,332.08 1,108,631.26 1,119,802.25 1,115,682.88 1,138,534.97 1,161,802.13 1,180,632.56 1,205,126.00 1,207,279.85 1,213,047.89 a. Tanaman Bahan Makanan 396,728.94 404,743.40 407,116.08 411,908.00 415,167.90 428,478.31 437,572.75 450,618.23 461,952.52 465,948.98 b. Tanaman Perkebunan 517,014.58 517,964.84 518,359.35 519,033.89 523,435.29 531,417.71 538,352.04 542,748.74 532,944.12 536,236.98 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 70,629.08 72,922.82 76,704.44 78,932.09 79,166.51 79,347.94 79,765.66 80,082.75 81,493.84 80,078.66 d. Kehutanan 67,586.44 68,622.40 69,132.56 69,489.82 69,681.68 69,863.92 70,141.18 70,256.58 70,346.82 70,475.50 e. Perikanan 41,373.03 44,377.80 48,489.81 36,319.08 51,083.59 52,694.27 54,800.93 61,419.70 60,542.55 60,307.77 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 429,974.20 396,510.22 397,513.39 390,208.73 398,238.51 444,841.89 504,880.40 503,517.63 506,755.76 509,915.95 a. Minyak dan Gas Bumi 375,713.08 334,175.77 334,320.48 327,114.70 312,835.24 352,240 401,473.50 381,152.93 384,341.96 385,369.36 b. Pertambangan tanpa Migas 18,282.23 18,620.05 19,216.40 19,431.47 41,362.48 48,090.03 58,430.27 76,796.08 75,018.94 76,586.04 c. Penggalian 35,978.89 43,714.40 43,976.51 43,662.57 44,040.80 44,512.03 44,976.62 45,568.63 47,394.86 47,960.56 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 478,465.41 485,228.18 485,945.27 498,821.40 504,812.70 515,501.10 524,158.66 521,871.93 528,138.60 531,676.30 a. Industri Migas 30,731.02 32,464.27 32,385.71 33,189.24 33,805.43 32,984.05 35,310.24 31,513.18 31,786.38 31,929.10 1. Pengilangan Minyak Bumi 30,731.02 32,464.27 32,385.71 33,189.24 33,805.43 32,984.05 35,310.24 31,513.18 31,786.38 31,929.10 2. Gas Alam Cair - - - - - - - - - - b. Industri Tanpa Migas **) 447,734.39 452,763.91 453,559.56 465,632.16 471,007.27 482,517.05 488,848.42 490,358.75 496,352.22 499,747.20 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 25,569.59 27,378.62 28,395.62 28,400.02 28,717.71 29,847.18 28,714.94 30,405.57 30,715.71 30,720.33 a. Listrik 21,026.22 22,765.16 23,737.77 23,717.76 24,006.24 25,047.06 23,988.60 25,634.77 25,882.04 25,877.14 b. Gas - - - - - - - c. Air Bersih 4,543.37 4,613.47 4,657.84 4,682.26 4,711.47 4,800.12 4,726.34 4,770.79 4,833.67 4,843.19 5. BANGUNAN 148,836.73 161,618.12 169,680.38 174,088.20 176,847.49 179,216.33 180,183.25 185,235.31 192,366.87 194,687.09 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 607,670.12 605,980.22 621,385.86 629,576.19 624,794.01 633,531.60 641,400.16 652,730.56 657,478.78 681,346.56 a. Perdagangan Besar & Eceran 552,059.59 552,408.40 567,160.46 575,249.67 570,034.61 577,788.71 585,193.13 596,331.31 600,730.40 624,136.94 b. Hotel 7,507.07 7,517.83 7,592.42 7,610.60 7,679.09 7,872.17 7,881.52 7,919.32 7,938.79 8,100.33 c. Restoran 48,103.46 46,054.00 46,632.97 46,715.92 47,080.31 47,870.72 48,325.51 48,479.93 48,809.59 49,109.28 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 283,266.63 288,818.20 292,253.60 295,141.06 295,235.15 296,902.87 302,955.99 309,883.03 311,528.76 313,564.03 a. Pengangkutan 258,644.23 263,621.00 266,166.12 269,213.77 269,045.24 270,456.79 276,313.83 283,015.50 283,943.67 285,595.84 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 168,451.00 169,320.87 171,042.84 172,739.34 174,173.07 176,718.31 181,044.19 184,579.16 186,092.71 186,951.20 3. Angkutan Laut 34,866.72 35,718.00 36,733.22 37,338.30 37,404.42 38,232.65 38,776.02 38,702.07 39,042.73 39,122.67 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 16,013.26 16,087.32 16,144.59 16,210.45 16,259.87 16,304.56 16,373.93 16,391.52 16,441.49 16,655.08 5. Angkutan Udara 23,486.93 26,277.97 25,787.97 26,425.67 24,621.67 22,425.29 23,020.94 26,161.99 25,161.20 25,425.74 6. Jasa Penunjang Angkutan 15,826.33 16,216.83 16,457.50 16,500.02 16,586.21 16,775.98 17,098.76 17,180.75 17,205.53 17,441.15 b. Komunikasi 24,622.40 25,197.20 26,087.48 25,927.29 26,189.91 26,446.07 26,642.15 26,867.53 27,585.10 27,968.19 1. Pos dan Telekomunikasi 24,341.12 24,913.38 25,803.39 25,643.08 25,902.97 26,155.54 26,349.31 26,573.03 27,285.18 27,662.86 2. Jasa Penunjang Komunikasi 281.28 283.83 284.09 284.21 286.94 290.53 292.85 294.50 299.91 305.33 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 136,381.74 149,362.49 154,646.57 168,880.38 171,802.42 188,479.57 197,934.46 196,554.41 199,584.05 201,963.18 a. Bank 41,367.48 52,117.42 56,104.48 68,327.30 70,582.71 85,934.69 94,250.15 91,680.76 93,010.13 93,774.44 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 10,405.63 10,763.07 10,913.80 10,999.11 11,125.60 11,275.85 11,429.86 11,483.76 11,615.97 11,661.39 c. Jasa Penunjang Keuangan 684.17 830.95 885.63 1,048.28 1,054.72 1,059.95 1,075.47 1,084.06 1,108.80 1,125.72 d. Sewa Bangunan 80,630.56 82,289.13 83,352.33 85,095.03 85,612.95 86,759.95 87,675.10 88,736.48 90,238.31 91,772.59 e. Jasa Perusahaan 3,293.90 3,361.92 3,390.32 3,410.66 3,426.43 3,449.13 3,503.88 3,569.35 3,610.83 3,629.03 9. JASA-JASA 311,073.42 318,046.70 322,579.49 326,016.09 329,625.68 332,418.32 337,632.80 341,759.51 343,865.84 348,266.07 a. Pemerintahan Umum 256,499.15 262,437.70 266,094.80 269,078.93 272,143.73 274,528.74 278,902.23 282,807.21 284,248.99 288,599.12 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 163,789.58 167,627.80 170,081.20 172,078.09 173,818.82 175,156.65 178,397.30 180,658.10 181,727.03 184,040.08 2. Jasa Pemerintah lainnya 92,709.57 94,809.90 96,013.60 97,000.84 98,324.92 99,372.09 100,504.93 102,149.10 102,521.96 104,559.04 b. Swasta 54,574.27 55,609.00 56,484.70 56,937.16 57,481.95 57,889.57 58,730.57 58,952.30 59,616.84 59,666.95 1. Sosial Kemasyarakatan 35,062.22 35,741.06 36,175.63 36,428.88 36,735.40 36,934.29 37,460.78 37,650.84 38,243.43 38,709.00 2. Hiburan & Rekreasi 3,315.48 3,304.91 3,309.92 3,312.52 3,381.09 3,390.09 3,405.61 3,410.80 3,415.84 3,424.94 3. Perorangan & Rumahtangga 16,196.57 16,563.03 16,999.15 17,195.75 17,365.46 17,565.20 17,864.18 17,890.65 17,957.57 17,533.02 PDRB Migas 3,514,569.93 3,541,574.02 3,592,202.42 3,626,814.95 3,668,608.65 3,782,541.00 3,898,493.21 3,947,083.94 3,977,714.21 4,025,187.39PDRB Tanpa Migas 3,108,125.83 3,174,933.98 3,225,496.23 3,266,511.01 3,321,967.98 3,397,317.11 3,461,709.47 3,534,417.83 3,561,585.88 3,607,888.93

2008*2007*LAPANGAN USAHA

2009**

Keterangan: * angka sementara ** angka sangat sementara

Page 121: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,866,331.22 5,054,038.84 5,143,526.02 5,362,984.79 5,890,110.21 6,283,403.82 6,623,739.77 6,925,016.75 6,753,058.53 6,906,931.61

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,178,122.83 1,287,214.26 1,317,634.96 1,401,431.72 1,423,090.35 1,552,700.32 1,646,598.73 1,661,562.58 1,740,379.42 1,830,785.63

3. Lembaga Swasta Nirlaba 34,490.24 34,972.19 35,270.51 36,840.63 37,006.41 43,313.53 43,956.92 48,822.66 64,993.08 69,728.75

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Br 1,333,220.34 1,346,258.56 1,376,069.58 1,458,032.28 1,469,136.49 1,528,691.70 1,550,858.78 1,665,205.57 1,787,308.54 1,867,877.85

5. Perubahan Stok 188,326.68 190,713.77 193,163.69 211,999.97 215,220.36 234,252.11 242,781.13 254,198.61 272,397.07 277,620.36

6. Ekspor 2,743,266.93 3,152,800.55 3,488,996.14 4,309,260.82 4,395,052.77 5,892,318.72 6,026,406.01 5,921,120.24 6,279,331.98 6,486,538.87

7. Impor 2,669,885.22 3,272,127.05 3,434,445.33 4,291,832.77 3,870,678.34 4,841,678.99 4,874,250.54 6,899,187.36 7,141,902.18 7,243,852.95

JUMLAH 7,673,873.03 7,793,871.12 8,120,215.57 8,488,717.43 9,558,938.27 10,693,001.20 11,260,090.81 9,576,739.05 9,755,566.45 10,195,630.12

Tahun 2008*JENIS PENGELUARANTahun 2007* Tahun 2009**

Keterangan: * angka sementara ** angka sangat sementara

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,486,536.57 2,506,873.23 2,542,451.51 2,649,850.47 2,652,358.72 2,727,745.21 2,820,494.97 2,881,003.20 2,754,885.78 2,766,949.20

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 652,040.28 653,044.93 665,847.30 704,685.99 712,712.34 717,390.97 757,531.41 760,080.06 760,776.04 777,456.68

3. Lembaga Swasta Nirlaba 17,351.77 17,564.37 17,694.07 18,277.02 18,305.69 18,810.17 19,003.69 20,759.32 21,920.77 22,674.49

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Br 565,373.86 568,973.82 577,420.72 608,517.48 611,827.09 620,494.64 627,133.93 662,253.13 647,388.71 655,963.91

5. Perubahan Stok 99,935.64 100,782.53 101,616.12 110,345.96 111,211.14 115,153.58 119,040.19 122,055.65 125,445.30 126,473.89

6. Ekspor 1,572,840.26 1,796,464.19 1,961,121.28 2,353,570.11 2,058,062.35 2,110,946.55 1,943,275.78 1,916,407.45 1,951,505.19 1,946,545.99

7. Impor 1,879,508.44 2,102,129.05 2,273,948.58 2,818,432.08 2,495,868.69 2,528,000.12 2,387,986.74 2,415,474.88 2,284,207.57 2,270,876.77

JUMLAH 3,514,569.93 3,541,574.02 3,592,202.42 3,626,814.95 3,668,608.65 3,782,541.00 3,898,493.21 3,947,083.94 3,977,714.21 4,025,187.39

JENIS PENGELUARANTahun 2007* Tahun 2008* Tahun 2009**

Keterangan: * angka sementara ** angka sangat sementara

Page 122: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi

Tahun Dasar 2007=100

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN

I UMUM 103.80 104.09 105.33 105.79 108.37 112.91 114.23 114.65 114.90 114.87 114.79 114.68 115.16 115.92 114.98 113.52 114.62 114.15

II BAHAN MAKANAN 109.92 110.78 113.04 114.69 121.20 124.79 128.97 129.56 128.47 127.83 125.64 126.94 129.27 128.65 124.26 119.00 122.98 120.87

III. MAKANAN JADI, MNMAN, ROKOK & TBK 102.50 102.50 104.84 105.40 106.34 112.57 112.66 113.69 113.77 114.18 116.51 116.76 119.16 120.32 121.00 120.95 121.02 121.19

IV. PERUMAHAN 101.71 101.76 101.94 102.24 103.02 106.28 106.78 106.74 108.65 108.92 109.14 109.61 109.63 113.48 113.71 113.50 113.49 113.35

V. SANDANG 104.50 105.05 106.38 108.92 107.41 107.98 108.76 108.04 108.21 108.00 108.58 109.47 109.84 112.12 113.25 113.19 112.96 113.36

VI. KESEHATAN 99.17 99.23 99.41 99.43 99.68 106.10 106.33 106.33 106.81 106.79 106.82 107.71 107.83 108.12 108.27 108.65 109.44 109.58

VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 101.10 101.10 101.10 101.30 103.72 104.33 105.67 105.67 105.67 105.51 106.30 106.54 106.77 106.83 106.70 106.81 106.86 106.59

VIII. TRANSPORT & KOMUNIKASI 100.20 100.26 100.87 99.21 101.67 109.68 109.40 110.17 110.57 110.74 110.66 106.81 103.55 102.06 102.07 102.04 102.03 102.47

2008 2009URAIAN

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Page 123: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Page 124: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh

bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank,

seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah pembobotan terhadap

aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing

aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya.

Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot

yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada

perorangan.

Kualitas Kredit adalah penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja

debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit

digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus

(DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal (modal inti dan modal

pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diterima perbankan dari

masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama

dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Inflasi adalah Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus

(persistent).

Inflasi Administered Price adalah Inflasi yang terjadi pergerakan harga barang-

barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya diatur oleh

pemerintah (misalnya bahan bakar).

Inflasi Inti adalah Inflasi yang terjadi karena adanya gap penawaran aggregat

and permintaan agregrat dalam perekonomian, serta kenaikan harga

barang impor dan ekspektasi masyarakat.

Inflasi Volatile Food adalah Inflasi yang terjadi karena pergerakan harga

barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya

bergerak sangat volatile (misalnya beras).

Page 125: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar

peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta

yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring Debet adalah kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang

disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro,

nota debet kepada penyelenggaran kliring lokal (unit kerja di Bank

Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia

sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring

debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menangani SKNBI

di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional.

Kliring Kredit adalah kegiatan kliring untuk transfer kredit antar bank yang

dikirim langsung oleh bank peserta ke Sistem Sentral Kliring di KP Bank

Indonesia tanpa menyampaikan fisik warkat (paperless).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan

terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).

Net Interest Income (NII) adalah antara pendapatan bunga dikurangi dengan

beban bunga.

Non Core Deposit (NCD) adalah dana masyarakat yang sensitif terhadap

pergerakan suku bunga. Dalam laporan ini, NCD diasumsikan terdiri dari

30% giro, 30% tabungan dan 10% deposito berjangka waktu 1-3 bulan.

Non Performing Loans/Financing (NLPs/Ls) adalah kredit/pembiayaan yang

termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah suatu

pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari

tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP

ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin

besar PPAP yang dibentuk. Misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong

Kurang Lancar adalah 15% dari jumlah kredit Kurang Lancar (setelah

dikurangi agunan), sedangkan untuk kredit Macet, PPAP yang harus

dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan).

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) adalah rasio

kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total

Page 126: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKER merupakan salah satu terbitan periodik ... 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 71 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 74

kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs gross.

Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ysb.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – Net adalah rasio kredit yang tergolong

NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Pengghapusan Aktiva

Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses

penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real

time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat

bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) adalah sistem kliring Bank

Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian

akhirnya dilakukan secara nasional.