Top Banner
KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYU 1. Ir. M. I. Iskandar, MM. 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. 3. Drs. Achmad Supriadi, MM. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR, DESEMBER 2014
49

KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

Mar 30, 2019

Download

Documents

dangminh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR

PRODUK OLAHAN KAYU

1. Ir. M. I. Iskandar, MM. 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. 3. Drs. Achmad Supriadi, MM.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BOGOR, DESEMBER 2014

Page 2: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

i

KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR

PRODUK OLAHAN KAYU

Bogor, Desember 2014

Mengetahui Ketua Kelti,

Ir. Efrida Basri, M.Sc NIP. 195802241983032003

Ketua Tim Pelaksana,

Ir. M. I. Iskandar, MM NIP. 195304091982031007

Menyetujui Koordinator,

Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. NIP. 195807051989031007

Mengesahkan Kepala Pusat,

Dr. Ir. Rufi’ie, M.Sc. NIP. 196012071987031005

M.Sc. NIP. 19595021986031001

Page 3: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

ii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v

Abstrak ................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 2

A. Latar Belakang ....................................................................... 2

B. Tujuan dan Sasaran ............................................................... 3

C. Luaran .................................................................................... 3

D. Hasil yang Telah Dicapai ....................................................... 3

E. Ruang Lingkup ....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 10

A. Lokasi Penelitian .................................................................... 10

B. Bahan dan Peralatan ............................................................. 10

C. Prosedur Kerja ....................................................................... 10

D. Analisis Data .......................................................................... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 15

A. Hasil ....................................................................................... 15

B. Pembahasan .......................................................................... 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18

LAMPIRAN .......................................................................................... 20

Page 4: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengujian visual papan partikel bermuka kertas .......... 15

Tabel 2. Hasil pengujian visual papan partikel bermuka kertas

ketiga pabrik .... ...................................................................... 15

Tabel 3. Hasil pengujian kadar air, delaminasi, ketahanan terhadap

basa dan pengencer papan partikel bermuka kertas ............ 16

Tabel 4. Hasil pengujiankadar air, delaminasi, ketahanan terhadap

basa dan pengencer papan partikel bermuka kertas ketiga

pabrik ..................................................................................... 17

Page 5: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pola pengambilan potongan uji papan partikel bermuka

kertas ................................................................................ 11

Gambar 2. Mesin pembuat pertikel……………………………………… 40

Gambar 3. Mesin pengayak partikel……………………………… .......... 40

Gambar 4. Mesin pecampur perekat…………………………………….. 40

Gambar 5. Mesin pembentuk papan partikel………………………….. .. 40

Gambar 6. Mesin kempa panas………………………………………… .. 40

Gambar 7. Mesin ampelas……………………………………………. ..... 40

Gambar 8. Papan partikel penggunaan umum……………………….. .. 41

Gambar 9. Pelaburan perekat…………………………………………… . 41

Gambar 10. Pelapisan kertas………………………………………….. ... 41

Gambar 11. Mesin kempa panas…………………………………... ........ 41

Gambar 12. Papan partikel bermuka kertas…………………………… . 41

Gambar 13. Papan partikel bermuka kertas siap diekspor……………. 41

Page 6: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Konsep Standar Nasional Indonesia Papan

Partikel Bermuka kertas ........................................... 21

Lampiran 2. Gambar proses pembuatan papan partikel

bermuka kertas ........................................................ 40

Page 7: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

Abstrak

Dalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu

standar mutu produk kayu. Saat ini produk kayu yang belum ada standar mutunya (SNI) antara lain papan partikel bermuka kertas. Untuk penyusunan standar tersebut diperlukan beberapa tahap kegiatan penelitian antara lain : mempelajari beberapa standar dari beberapa negara, membuat perbandingan persyaratan produk kayu tersebut berdasarkan beberapa standar, mengumpulkan data primer dan sekunder di pabrik serta mengambil contoh produk papan partikel bermuka kertas, menguji mutu produk papan partikel bermuka kertas tersebut di laboratorium dan menyusun konsep Standar Nasional Indonesia mengenai papan partikel bermuka kertas. Untuk tahun pertama 2010 kegiatan bertujuan untuk membuat konsep Standar Nasional Indonesia kayu lapis bermuka polivinil klorida. Tahun kedua, 2011 kegiatan bertujuan untuk membuat konsep Standar Nasional Indonesia kayu lapis bermuka poliuretan. Tahun ketiga, 2012 kegiatan bertujuan untuk membuat konsep Standar Nasional Indonesia kayu lapis bermuka bahan pewarna. Tahun keempat, 2013 kegiatan bertujuan untuk membuat konsep Standar Nasional Indonesia papan partikel indah. Tahun kelima, 2014 kegiatan bertujuan untuk membuat Standar Nasional Indonesia papan partikel bermuka kertas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tersebut telah disusun dalam bentuk konsep Standar Nasional Indonesia mengenai papan partikel bermuka kertas. Persyaratan yang layak untuk dijadikan standar adalah : mutu penampilan, panjang, lebar, tebal, diagonal, kadar air, delaminasi, ketahanan terhadap asam, ketahanan terhadap basa dan ketahanan terhadap pengencer.

Kata kunci : Polivinil klorida, poliuretan, bahan pewarna, indah, bermuka kertas.

Page 8: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri kayu termasuk industri papan partikel bermuka kertas

merupakan industri kehutanan yang penting dalam rangka pemanfaatan

sumberdaya hutan. Nilai ekspor industri kayu pada tahun 2012 sebesar

US $ 801.540.000 atau 38,45 % dari nilai ekspor hasil pertanian dan

kehutanan atau 7,81 % dari seluruh nilai ekspor (Anonim, 2013). Industri

kayu penghasil devisa tersebut antara lain kayu lapis penggunaan umum,

kayu lapis bermuka bahan pewarna, papan blok bermuka bahan pewarna,

papan partikel indah, kayu olahan, pulp, komponen furniture, dan furniture.

Beberapa kebijakan pemerintah telah mendorong perkembangan

industri kayu sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa mulai tahun 1985

ekspor kayu bundar dilarang, sehingga ekspor kayu lapis, kayu lapis

bermuka bahan pewarna, papan blok bermuka bahan pewarna, papan

partikel bermuka kertas, kayu gergajian pulp, komponen furniture dan

mebel furniture cukup pesat. Pada tahun 1989 keluar peraturan mengenai

kenaikan pajak ekspor kayu gergajian sehingga mulai tahun 1990 ekspor

kayu gergajian turun sekali tetapi ekspor kayu olahan dan produk kayu

lapis papan partikel bermuka kertas terus meningkat.

Disamping terjadi peningkatan jumlah industri juga terjadi

peningkatan keragaman (diversifikasi) produk industri baik secara

horizontal maupun vertikal atau pengolahan yang lebih hilir (Sutigno,

2009). Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa semula produk papan

partikel bermuka kertas belum berkembang di Indonesia, kini produk

tersebut telah berkembang dan telah di ekspor. Dalam hal bentuk papan

partikel bermuka kertas dapat bervariasi baik ukuran maupun ketebalan

(Bharata, 2013).

Dalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk papan

partikel bermuka kertas diperlukan antara lain standar mutu produk papan

Page 9: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

3

partikel bermuka kertas yang bersangkutan. Umumnya standar mutu yang

digunakan adalah standar dari negara pembeli misalnya Jepang

(Japanese Agriculture Standard atau JAS dan Japanese Industrial

Standard atau JIS). Sementara itu di Indonesia belum tersedianya SNI

untuk produk papan partikel bermuka kertas.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah membuat konsep Standar Nasional

Indonesia (SNI) tentang papan partikel bermuka kertas.

2. Sasaran

Sasarannya adalah tersedianya konsep Standar Nasional

Indonesia (SNI) tentang papan partikel bermuka kertas.

C. Luaran

1. Laporan hasil penelitian yang berisi konsep Standar Nasional

Indonesia tentang papan partikel bermuka kertas.

2. Draft karya tulis ilmiah

D. Hasil yang Telah Dicapai

Pada tahun 2013 telah disusun Konsep Standar Nasional Indonesia

tentang papan partikel indah.

Mutu penampilan papan pertikel indah masing-masing termasuk

mutu A menurut standar pembeli dari Jepang, karena tidak ada cacat

pada papan partikel indah seperti goresan, perubahan warna dan kotoran

yang menempel. Nilai tebal rata-rata untuk papan partikel indah 12.0 mm,

panjang 2.440 mm, lebar 1.220 mm dan diagonal 2.728 mm. Nilai tersebut

bila dibandingkan dengan standar pembeli dari Jepang, memenuhi

persyaratan standar karena toleransi untuk tebal + 0.3 mm, panjang + 3

mm, lebar + 3 mm dan diagonal, selisih dua diagonal tidak lebih dari 25

mm dari diagonal terpendek. Nilai ini bila dibandingkan dengan hasil

pengujian papan partikel indah menurut Anonim (2013), Anonim (2013)

Page 10: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

4

dan Bambang (2012) hasilnya hampir sama dan sama-sama memenuhi

syarat standar pembeli dari Jepang.

Berdasarkan hasil pengujian kadar air, delaminasi, ketahanan

terhadap asam, ketahanan terhadap basa dan ketahanan terhadap

pengencer papan partikel indah nilai rata-rata kadar air 9.45 %, delaminasi

0 mm, ketahanan terhadap asam, ketahanan terhadap basa dan

ketahanan terhadap pengencer hasil pengujian ketiga sifat tersebut

adalah tidak ada yang mengelupas, melepuh pecah dan pelunakan. Hasil

pengujian tersebut bila dibandingkan dengan standar pembeli dari Jepang

semuanya memenuhi syarat karena kadar air tidak lebih dari 14%,

delaminasi kurang dari 25 mm, pengujian ketahanan terhadap asam, basa

dan pengencer memenuhi syarat karena tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan. Menurut Anonim (2013), Anonim (2013)

dan Bambang (2012) yang menguji kelima sifat papan partikel bermuka

kertas, hasilnya tidak jauh beda dan sama-sama memenuhi syarat

pembeli dari Jepang.

E. Ruang Lingkup

Lingkup kegiatan ini mencakup pengujian visual, pembuatan contoh

uji, pengujian sifat kadar air, delaminasi, ketahanan terhadap asam,

ketahanan terhadap basa dan ketahana terhadap pengencer, serta uji

banding dengan standar pembeli dari Jepang.

Page 11: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Papan partikel bermuka kertas adalah papan partikel penggunaan

umum yang permukaannya diberi lapisan kertas bisa satu permukaan atau

kedua permukaannya (Kliwon dan Iskandar, 2009). Menurut Sunarto

(2013) papan partikel bermuka kertas adalah papan partikel biasa

kemudian permukaannya dilapisi kertas dengan tujuan untuk

memperindah papan partikel tersebut. Sedangkan menurut Yusran (2013)

papan partikel bermuka kertas adalah papan partikel pada permukaannya

dilapisi kertas agar kelihatan bermuka kertas dan mengurangi gas emisi

formaldehida.

Menurut Sunarto (2013) yang menguji papan partikel bermuka kertas

mengemukakan mutu penampilan termasuk B, panjang 2.440 mm, lebar

1.220 mm, tebal 12 mm, diagonal 2.728 mm, kadar air 9,7 %, delaminasi 0

mm, uji ketahanan terhadap asam, basa dan pengencer tidak terjadi

melepuh. Bila dibandingkan dengan standar pembeli dari Jepang

memenuhi persyaratan. Sedangkan menurut Wahyu (2013) sifat papan

partikel bermuka kertas yang diuji meliputi mutu penampilan, panjang,

lebar, tebal, diagonal, kadar air, delaminasi uji, ketahanan terhadap asam,

basa dan pengencer semua yang diuji memenuhi persyaratan standar

Jepang. Penggunaan papan partikel bermuka kertas antara lain untuk

penyekat dinding, daun mejadan lemari (Iskandar, 2009). Penggunaan

papan partikel bermuka kertas menurut Sutigno(2002) adalah untuk

lemari, meja, kabinet mesin jahit, kabinet televisi, dan barang kerajinan.

Proses pembuatan papan partikel bermuka kertas dimulai dengan

persiapan bahan baku, meliputi pembuatan partikel dan pengeringan

partikel. Haygreen dan Bowyer (1999), mengemukakan bahwa

pengeringan partikel dilakukan sampai mencapai kadar air 2 – 5 %. Bila

kadar air partikel setelah dikeringkan terlalu tinggi akan mengakibatkan

terjadinya ’blister’ pada saat pengempaan, lebih lanjut diterangkan bahwa

Page 12: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

6

kadar air partikel yang terlalu tinggi akan mengakibatkan peningkatan

kebutuhan perekat sehingga pembuatan papan partikel menjadi tidak

ekonomis (Maloney, 2007), kemudian selanjutnya pemisahan partikel

(pengayakan). Tahapan selanjutnya berupa pencampuran perekat dan

bahan tambahan berupa emulsi parafin, kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan lembaran. Untuk kempa datar perlu pembuatan lembaran (mat

forming) lebih dahulu sedangkan untuk proses ekstrusi tidak dilakukan.

Pengempaan dilakukan setalah terjadi lembaran, dengan tekanan sebasar

35 kg/cm2 dengan suhu 200oC dan lama waktu kempa selama 10 menit

dengan tebal 12 mm untuk perekat dari jenis Urea formaldehida (Maloney,

2007). Proses selanjutnya berupa pengkondisian dengan cara

penumpukan, ini bertujuan untuk mencapai kadar air dan temperatur

keseimbangan. Selanjutnya satu permukaann atau dua permukaannya

diberi lapisan kertas, kemudian dilakukan pemotongan untuk

mendapatkan ukuran yang diinginkan.

Selanjutnya Haygreen dan Bowyer (1999) menerangkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas papan partikel untuk

mendapatkan kekuatan dan stabilitas dimensi yang baik adalah partikel

yang ketebalannya seragam dengan perbandingan panjang dan tebal

yang tinggi sehingga menghasilkan papan partikel yang stabil.

Menurut standar pembeli dari Jepang (Sunarto, 2013) sifat papan

partikel bermuka kertas yang diuji meliputi :

1. Pengujian dimensi

a. Panjang ditetapkan dari rata-rata hasil dua kali pengukuran jarak

antara kedua sisi lebar kayu lapis.

b. Lebar ditetapkan dari rata-rata hasil dua kali pengukuran jarak

antara kedua sisi panjang kayu lapis.

c. Tebal ditetapkan dari rata-rata hasil empat kali pengukuran pada ke

empat sudutnya.

d. Kesikuan ditetapkan/dinilai berdasarkan selisih panjang kedua

diagonalnya.

Page 13: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

7

2. Pengujian mutu penampilan

a. Amati jenis, ukuran dan penyebaran cacat yang terdapat pada

venir.

b. Setiap cacat yang ada tersebut ditetapkan mutunya sesuai dengan

persyaratan.

c. Mutu penampilan adalah mutu yang terendah

d. Apabila terdapat mutu di bawah yang diinginkan maka kayu lapis

bermuka kertas jati tersebut ditolak uji.

3. Pengujian kadar air

a. Contoh uji ditimbang, untuk mengetahui berat awal;

b. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (103 ± 2)0C;

c. Contoh uji ditimbang kembali kemudian dikeringkan dalam oven

sampai beratnya tetap (berat kering mutlak).

Kadar air contoh uji dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

- Ba adalah berat awal contoh uji (gram)

- Bk adalah berat kering mutlak contoh uji (gram)

4. Pengujian delaminasi / Keteguhan rekat

a. Tipe eksterior I

1) Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam.

2) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC selama 20

jam.

3) Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama 4 jam

4) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC selama 20

jam

5) Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

b. Tipe eksterior II

1) Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam.

100%. XBk

BkBaairKadar

Page 14: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

8

2) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ± 3oC

selama 20 jam.

3) Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama 4 jam.

4) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ± 3oC

selama 3 jam

5) Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

c. Tipe interior I

1) Contoh uji direndam dalam air panas pada suhu 70oC ± 3oC

selama 2 jam.

2) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ± 3oC

selama 3 jam

3) Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

d. Tipe interior II

1) Contoh uji direndam dalam air hangat pada suhu 35oC ± 3oC

selama 2 jam.

2) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ± 3oC

selama 3 jam

3) Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

5. Pengujian ketahanan terhadap asam

a. Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan asam

asetat 5 %;

b. Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama ± 6 jam;

c. Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24 jam di

ruangan.

d. Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah

dan pelunakan.

6. Pengujian ketahanan terhadap basa

a. Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan natrium

karbonat 1 %;

Page 15: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

9

b. Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama ± 6 jam;

c. Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24 jam di

ruangan.

d. Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah

dan pelunakan.

7. Pengujian ketahanan terhadap pengencer (thinner)

a. Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan

pengencer/thinner;

b. Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama ± 6 jam.

c. Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24 jam di

ruangan.

d. Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah

dan pelunakan

Page 16: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Semarang, Propinsi Jawa Tengah, dan

Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

B. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu papan partikel

bermuka kertas yang diambil dari pabrik PT. Rimba Partikel Indonesia dan

PT. Pres Board di Semarang, Jawa Tengah dan PT. Paparti Pertama di

Sukabumi, Jawa Barat. Alat yang digunakan adalah meteran, kaliper,

timbangan, oven, gergaji mesin dan penangas.

C. Prosedur Kerja

1) Di lapangan

a. Mempelajari proses produksi papan partikel bermuka kertas di

Semarang Jawa Tengah dan di Sukabumi, Jawa Barat.

b. Mempelajari spesifikasi dan pengujian papan partikel bermuka

kertas.

c. Pengambilan contoh produk papan partikel bermuka kertas

buatan pabrik untuk bahan penelitian dan diuji di laboratorium.

d. Pengujian visual meliputi panjang, lebar, tebal, diagonal dan

mutu penampilan dari 5 contoh uji. Pengujian visual dilakukan

dengan mengukur kedua sisi panjang, kedua sisi lebar, tebal

disetiap tepi dan kedua diagonal setiap contoh uji. Pengujian

mutu penampilan dilakukan dengan mengamati cacat-cacat

yang ada pada permukaan setiap contoh uji papan partikel

bermuka kertas. Hasilnya dibandingkan dengan standar

pembeli dari Jepang.

Page 17: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

11

2) Di laboratorium

a. Membuat contoh uji produk papan partikel bermuka kertas.

Pembuatan potongan uji sebagai berikut:

Dari setiap lembar papan partikel bermuka kertas contoh dibuat

5 (lima) buah potongan uji yang tersebar merata menurut garis

diagonal dengan ukuran 300 mm x 300 mm (lihat Gambar

berikut):

Keterangan: A, B, C, D dan E adalah potongan uji ukuran 300 mm x

300 mm

Dari potongan uji berukuran 300 mm x 300 mm kemudian

dibuat contoh uji kadar air berukuran 100 mm x 100 mm,

delaminasi berukuran 75 mm x 75 mm, pengujian terhadap

asam, basa dan pengencer masing-masing contoh ujinya

berukuran 100 mm x 100 mm.Jumlah ulangan setiap pabrik

sebanyak 5 ulangan.

b. Melakukan pengujian sifat papan partikel bermuka kertas, yaitu:

pengujian kadar air, uji delaminasi, uji ketahanan terhadap

asam, uji ketahanan terhadap basa, dan uji ketahanan terhadap

pengencer (thinner).

Selanjutnya menurut Wahyu (2013) cara pengujian kadar air,

delaminasi, uji ketahanan terhadap asam, uji ketahanan

terhadap basa dan uji ketahanan terhadap pengencer (thinner)

adalah sebagai berikut:

A

B

E

D

Papan partikel bermuka kertas

(satu panel utuh)

C

Page 18: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

12

1) Pengujian kadar air

a) Contoh uji ditimbang, untuk mengetahui berat awal;

b) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (103 ±

2)oC;

c) Contoh uji ditimbang kembali kemudian dikeringkan

dalam oven sampai beratnya tetap (berat kering mutlak).

Kadar air contoh uji dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

- Ba adalah berat awal contoh uji (gram)

- Bk adalah berat kering mutlak contoh uji (gram)

2) Pengujian delaminasi

a) Tipe eksterior I

i. Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam.

ii. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC

selama 20 jam.

iii. Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama

4 jam

iv. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC

selama 20 jam

v. Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

b) Tipe eksterior II

i. Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam.

ii. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ±

3oC selama 20 jam.

iii. Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama

4 jam.

100%. XBk

BkBaairKadar

Page 19: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

13

iv. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ±

3oC selama 3 jam

v. Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

c) Tipe interior I

i. Contoh uji direndam dalam air panas pada suhu 70oC

± 3oC selama 2 jam.

ii. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ±

3oC selama 3 jam

iii. Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

d) Tipe interior II

i. Contoh uji direndam dalam air hangat pada suhu

35oC ± 3oC selama 2 jam.

ii. Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC ±

3oC selama 3 jam

iii. Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang

mengelupas.

3) Pengujian ketahanan terhadap asam

a) Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan

asam asetat 5 %;

b) Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji

selama ± 6 jam;

c) Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24

jam di ruangan.

d) Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi,

melepuh, pecah dan pelunakan.

4) Pengujian ketahanan terhadap basa

a) Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan

natrium karbonat 1 %;

Page 20: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

14

b) Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji

selama ± 6 jam;

c) Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24

jam di ruangan.

d) Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi,

melepuh, pecah dan pelunakan.

5) Pengujian ketahanan terhadap pengencer (thinner)

a) Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan

pengencer/thinner;

b) Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji

selama ± 6 jam.

c) Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama ± 24

jam di ruangan.

d) Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi,

melepuh, pecah dan pelunakan.

D. Analisis Data

Data pengujian mutu, dimensi, kadar air, kerapatan, uji delaminasi,

uji ketahanan terhadap asam, uji ketahanan terhadap basa dan uji

ketahanan terhadap pengencer (thinner), dihitung rata-ratanya kemudian

dibandingkan dengan standar pembeli dari Jepang. Hasil analisis data

dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan konsep SNI untuk papan

partikel bermuka kertas

Page 21: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji visual papan partikel bermuka kertas

Hasil pengujian visual disajikan pada Tabel 1. Sebagai pembanding

disajikan juga data hasil uji visual pabrik dari ketiga pabrik (sebagai data

sekunder) dan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 .Hasil pengujian visual papan partikel bermuka kertas

No. Sifat Yang Diuji Papan partikel bermuka kertas

(Nilai rata-rata)

1 Mutu Penampilan A

2 Tebal (mm) 12,0

3 Panjang (mm) 2.440

4 Lebar (mm) 1.220

5 Diagonal (mm) 2.728

Tabel 2. Hasil pengujian visual papan partikel bermuka kertas menurut

tiga pabrik.

No. Sifat yang Diuji Pabrik

Aa)

Bb)

Cc)

1 Mutu penampilan

A A A

2 Tebal (mm) 12,0 12,0 12,0

3 Panjang (mm) 2.440 2.441 2.440

4 Lebar (mm) 1.220 1.221 1.220

5 Diagonal (mm) 2.728 2.729 2.728

Keterangan : A = PT. Rimba Partikel Indonesia; B = PT. Pres Board; C = PT. Paparti Pertama; a) Sumber: Suparto (2013); b) Sumber: Sugeng (2013); c) Sumber: Dody (2013).

Berdasarkan nilai pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat diketahui bahwa

mutu penampilan papan partikel bermuka kertas yang diuji termasuk mutu

A, menurut standar pembeli dari Jepang, karena tidak ada cacat pada

Page 22: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

16

permukaan papan partikel bermuka kertas seperti pertikel kasar

dipermukaan panel, noda serbuk, noda minyak, noda perekat dan rusak

tepi. Nilai tebal rata-rata 12,0 mm, panjang 2.440 mm, lebar 1.220 mm

untuk papan partikel bermuka kertas dan diagonal 2.728 mm. Nilai

tersebut bila dibandingkan dengan standar pembeli dari Jepang,

memenuhi persyaratan standar karena toleransi untuk tebal + 0,3 mm,

panjang + 3,0 mm, lebar + 3 mm dan diagonal selisih dua diagonal tidak

lebih dari 25 mm dari diagonal terpendek. Nilai ini bila dibandingkan

dengan hasil pengujian papan partikel bermuka kertas yang dilakukan

oleh Suparto (2013), Sugeng (2013) dan Dody (2013) hasilnya hampir

sama dan sama-sama memenuhi syarat standar pembeli dari Jepang.

B. Uji laboratoris papan partikel bermuka kertas

Uji laboratoris dilakukan di laboratorium pabrik meliputi pengujian

kadar kadar air, delaminasi, ketahanan terhadap basa dan ketahanan

terhadap pengencer papan partikel bermuka kertas. Hasil pengujian

disajikan pada Tabel 3. Sebagai pembanding disajikan juga data hasil uji

laboratoris dari ketiga pabrik (sebagai data sekunder) dan disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 3. Hasil pengujian kadar air, delaminasi,ketahanan terhadapbasa

dan pengencer papan partikel bermuka kertas

No. Sifat Yang Diuji Papan partikel bermuka kertas

(Nilai rataan)

1 Kadar Air (%) 9,30

2 Delaminasi (mm) 0

3 Ketahanan terhadap basa Tidak ada yang mengelupas, melepuh, pecah dan pelunakan

4 Ketahanan terhadap pengencer

Tidak ada yang mengelupas, melepuh, pecah dan pelunakan

Page 23: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

17

Tabel 4. Hasil pengujian laboratoris papan partikel bermuka kertasdari tiga pabrik.

No Sifat yang diuji Pabrik

Aa) Bb) Cc)

1 2 3 4

Kadar air (%) Delaminasi (mm) Ketahanan terhadap basa Ketahananterhadap pengencer

10,30 0

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

10,20 0

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

9,15 0

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

Tidak ada yang mengelupas,

melepuh, pecah dan pelunakan

Keterangan : A = PT. Rimba Partikel Indonesia; B = PT. Pres Board; C = PT. Paparti Pertama; a) Sumber: Suparto (2013); b) Sumber: Sugeng (2013); c) Sumber: Dody (2013).

Berdasarkan hasil pengujian kadar air, delaminasi, ketahanan

terhadap basa dan ketahanan terhadapa pengencer papan partikel

bermuka kertas yang tercantum pada Tabel 3 nilai rata-rata kadar air

9,30%, delaminasi 0 mm, ketahanan terhadap basa dan ketahanan

terhadap pengencer hasil pengujian ketiga sifat tersebut adalah tidak ada

yang mengelupas, melepuh pecah dan pelunakan.

Hasil pengujian pada Tabel 3 tersebut bila dibandingkan dengan

standar pembeli dari Jepang semuanya memenuhi syarat karena kadar air

tidak lebih dari 14%, delaminasi kurang dari 25 mm, pengujian ketahanan

terhadap basa dan pengencer memenuhi syarat karena tidak ada yang

mengelupas, melepuh, pecah dan pelunakan. Menurut Suparto (2013),

Sugeng (2013) dan Dody (2013) yang menguji ke empat sifat papan

partikel bermuka kertas yang tercantum pada Tabel 4, hasilnya tidak jauh

beda dan sama-sama memenuhi syarat pembeli dari Jepang .

Berdasarkan data tersebut telah disusun konsep Standar Nasional

Indonesia papan partikel bermuka kertas seperti pada lampiran 1. Konsep

Standar Nasional Indonesia papan partikel bermuka kertas ini merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dengan Laporan Hasil Penelitian ini.

Page 24: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

18

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil pengujian sampel berupa uji visual, papan partikel bermuka

kertas termasuk ke dalam mutu A, hasil pengukuran panjang, lebar,

tebal dan diagonal memenuhi syarat standar pembeli dari Jepang.

2. Hasil pengujian sampel berupa uji laboratoris meliputi kadar air,

delaminasi, ketahanan terhadap basa dan ketahanan terhadap

pengencer memenuhi syarat standar dari Jepang.

3. Konsep Standar Nasional Indonesia papan partikel bermuka kertas

telah sesuai dengan Pedoman DSN 08 : 2008.

B. Saran

Konsep Standar Nasional Indonesia papan partikel bermuka kertas

dapat diusulkan melalui Pusat Standardisasi dan Lingkungan Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Standardisasi Nasional

untuk diproses menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) papan partikel

bermuka kertas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Hasil Uji Papan partikel bermuka kertas. PT. Perpekta

Nusa, Tangerang. _______. 2013. Laporan Ekspor Produk Kayu. Kementrian Perdagangan,

Jakarta. _______. 2013. Uji Papan Partikel Bermuka Kertas. PT. Satya Raya

Bermuka kertas Wood Industries, Banten. Bambang. 2012. Pengujian Papan Partikel Bermuka Kertas. PT. SRIWI,

Cilegon.

Page 25: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

19

Bharata. 2013. Mematri, Merekat dan Mengempa Produk Kayu. Karya Aksara, Jakarta.

Dody. 2013. Laporan Uji Papan Partikel Indah. PT. Paparti Pertama,

Sukabumi Haygreen, J.G dan J.L. Bowyer. 1999. Hutan dan Ilmu Kayu Suatu

Pengantar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Iskandar, M.I. 2009. Proses Produksi Kayu Lapis dan Papan Partikel.

Diktat Pelatihan Verifikasi ETPIK. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Kliwon, S., dan M.I. Iskandar. 2009. Teknologi Kayu Lapis dan Produk

Sekundernya.. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan, Jakarta.

Maloney, T.M. 2007. Modern Particleboard and Dry Process Fiberboard

Manufacturing. Miller Freeman Publications, San Fransisco. Sugeng. 2013. Pengujian Papan Partikel Indah. PT. Pres Board,

Semarang Jawa Tengah. Sunarto. 2012. Pengujian Papan Partikel Indah. Rimba Partikel Indonesia,

Semarang. Suparto. 2013. Pegujian Papan Partikel Indah. PT. Rimba Partikel

Indonesia, Semarang Jawa Tengah Sutigno, P. 2002. Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Buletin Fakultas

Kehutanan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Wahyu. 2013. Hasil Pengujian Papan Partikel Bermuka kertas. PT. Pres

Board, Semarang Jawa Tengah. Yusran. 2013. Laporan Pengujian Kayu Lapis dan Papan Partikel. PT.

Surya Satrya Timur, Banjarmasin.

Page 26: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

20

L A M P I R A N

Page 27: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

21

Lampiran 1. Konsep Standar Nasional Indonesia Papan Partikel Bermuka

kertas

KONSEP STANDAR NASIONAL INDONESIA PAPAN PARTIKEL BERMUKA KERTAS

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTRIAN KEHUTANAN BOGOR, DESEMBER 2014

Page 28: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

22

PRAKATA

Konsep Standar Nasional Indonesiapapan partikel bermuka kertas

ini merupakan standar baru yang disusun atas dasar permintaan

produsen, konsumen serta hasil penelitian Pusat Penelitian dan

Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Tahun 2014.

Penulisan standar ini telah mengacu kepada Pedoman PSN

08:2008 tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia.

Page 29: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

23

Daftar Isi

PRAKATA ............................................................................................ 22

DAFTAR ISI ......................................................................................... 23

1. Ruang lingkup ................................................................................ 24

2. Acuan normatif ............................................................................... 24

3. Istilah dan definisi ........................................................................... 24

4. Klasifikasi ....................................................................................... 26

5. Persyaratan .................................................................................... 28

6. Pengambilan contoh ....................................................................... 30

7. Cara uji ........................................................................................... 31

8. Syarat lulus uji ................................................................................ 37

9. Penandaan ..................................................................................... 38

10. Pengemasan .................................................................................. 39

Page 30: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

24

PAPAN PARTIKEL BERMUKA KERTAS

1. Ruang lingkup

Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan, pengambilan contoh, cara

uji, syarat lulus uji, penandaan dan pengemasan papan partikel bermuka

kertas.

2. Acuan normatif

SNI 01-2025- : Kayu lapis bermuka kertas dan papan blok bermuka

kertas

SNI 01-6050- : Emisi formaldehida pada panel kayu

SNI 01-5010.2- : Pengemasan kayu lapis

SNI 01-2105- : Papan partikel

3. Istilah dan definisi

3.1

Berat kering tanur

Berat yang diperoleh pada keadaan kering tanur (oven).

3.2

Cacat kempa

Cacat yang terjadi pada saat pengempaan

3.3

Goresan

Cacat yang terjadi pada permukaan papan partikel karena goresan

3.4

Kadar air

Berat air yang terdapat di dalam papan partikel yang dinyatakan dalam

persen (%) terhadap berat papan partikel dalam keadaan kering tanur.

Page 31: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

25

3.5

Keropos

Bagian papan partikel yang kurang padat

3.6

Ketebalan tidak merata

Keragaman tebal pada satu lembar papan partikel

3.7

Lekang

Bagian tepi dari papan partikel yang tidak melekat pada bagian tepi papan

partikel

3.8

Lepuh

Bagian dari papan partikel yang tidak melekat, sedangkan di sekitarnya

melekat

3.9

Noda minyak

Cacat yang disebabkan oleh bekas minyak atau oli pada permukaan

papan partikel

3.10

Noda perekat

Cacat yang disebabkan oleh bekas perekat

3.11

Noda serbuk

Cacat yang disebabkan oleh adanya serbuk pada bagian permukaan

papan partikel

Page 32: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

26

3.12

Papan partikel

Hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan

berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik serta bahan lain

3.13

Papan partikel penggunaan umum

Panel kayu yang dibuat dari hasil perekatan partikel kayu (bagian kayu

berukuran kecil)

3.14

Papan partikel bermuka kertas

Papan partikel penggunaan umum yang satu atau dua permukaannya

dilapisi kertas

3.15

Rusak tepi

Cacat pada bagian tepi papan partikel

3.16

Toleransi

Batas penyimpangan yang masih diijinkan

4. Klasifikasi

4.1. Berdasarkan mutu penampilan

Berdasarkan pada penampilannya, papan partikel bermuka kertas terbagi

menjadi empat kelas mutu, yaitu mutu A, B, C, dan D.

4.2. Berdasarkan tipe perekat

Papan partikel bermuka kertas diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu:

4.2.1 Tipe eksterior I, adalah papan partikel bermuka kertas yang dalam

penggunaannya tahan terhadap cuaca dalam waktu lama;

Page 33: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

27

4.2.2 Tipe eksterior II, adalah papan partikel bermuka kertas yang dalam

penggunaannya tahan terhadap cuaca dalam waktu yang relatif

pendek;

4.2.3 Tipe interior I, adalah papan partikel bermuka kertas yang dalam

penggunaannya hanya tahan terhadap kelembaban udara tinggi.

4.2.4 Tipe interior II, adalah papan partikel bermuka kertas yang dalam

penggunaannya hanya tahan terhadap kelembaban udara rendah.

4.3. Berdasarkan bahan baku

4.3.1 Ukuran dan mutu kertas yang akan dipergunakan untuk melapis

papan partikel harus sesuai dengan persyaratan mutu papan

partikel bermuka kertas yang diharapkan.

4.3.2 Kecuali ditentukan lain, papan partikel penggunaan umum yang

akan dilapisi kertas, harus bermutu baik antara lain; sambungan

yang rata dan rapat, tidak melepuh, ketebalan yang rata, sudut

siku, tidak terdapat rekat, pecah, belah, dan busuk pada kedua sisi

lebarnya, serta tidak terdapat cacat-cacat lain yang akan

mempengaruhi mutu penampilan dari papan partikel bermuka

kertas.

4.3.3 Kecuali ditentukan lain, perekat yang digunakan untuk merekat

kertas dengan papan partikel penggunaan umum, harus sesuai

dengan tipe perekat papan partikel bermuka kertas yang

diharapkan.

4.4. Berdasarkan pembuatan

4.4.1. Dengan memperhatikan cacat dan ukuran papan partikel

penggunaan umum yang akan dilapisi, maka ukura lebar kertas

diperhitungkan dengan ukuran lebar papan partikel untuk dipotong

menjadi lembaran-lembaran kertas dengan ukuran lebar yang

sama, sehingga memungkinkan untuk tidak menimbulkan pelapisan

yang tumpang tindih atau ukuran venir yang kurang.

Page 34: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

28

4.4.2. Pelapisan harus diusahakan agar menampakkan corak yang serasi

(seri) dan bermuka kertas, sambungan yang rata, rapat, tidak

melepuh serta permukaan yang halus.

4.4.3. Khusus untuk pelapisan papan partikel yang akan digunakan untuk

bahan baku mebel, hendaknya dibuat dari kertas yang berserat

lurus sepanjang mungkin.

5. Persyaratan

5.1. Syarat mutu penampilan

5.1.1 Persyaratan umum

Papan partikel bermuka kertas tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat

pecah melintang, pecah terbuka, melepuh, noda basah/kotor, nerawang

dan ukuran kurang.

5.1.2. Persyaratan khusus

Persyaratan khusus mutu papan partikel bermuka kertas, dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan mutu penampilan papan partikel bermuka kertas

No Jenis cacat A B C D

1 Partikel kasar dipermukaan panel

Maksimum 10 buah, tidak berkelompok

Maksimum 15 buah, tidak berkelompok

Maksimum 20 buah, tidak berkelompok

Maksimum 50 buah, tidak berkelompok

2 Noda serbuk Maksimum diameter 0,5 cm, 1 buah

Maksimum diameter 2,0 cm, 1 buah

Maksimum diameter 4,0 cm, 2 buah

Maksimum diameter 6,0 cm, 5 buah

3 Noda minyak Tidak ada Tidak ada Maksimum diameter 1 cm, 1 buah

Maksimum diameter 2 cm, 2 buah

4 Noda perekat Maksimum diameter 1,0 cm, 1 buah

Maksimum diameter 1,0 cm, 2 buah

Maksimum diameter 2,0 cm, 2 buah

Maksimum diameter 4 cm, 4 buah

5 Rusak tepi Tidak ada Tidak ada Maksimum 5,0 mm, panjang maksimum 100 mm

Maksimum 10,0 mm, panjang maksimum 200 mm

Page 35: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

29

5.1.3. Syarat kadar air

Kadar air papan partikel bermuka kertas maksimum 14 %.

5.1.4. Syarat keteguhan rekat

Keteguhan rekat papan partikel bermuka kertas harus sesuai dengan

persyaratan keteguhan rekat uji delaminasi

5.1.5. Syarat ketahanan terhadap air mendidih

Pada permukaan tidak terjadi perubahan warna, pecah terbuka, lepuh dan

perubahan kehalusan.

5.1.6. Syarat ketahanan terhadap asam, basa dan thinner

Pada permukaan papan partikel bermuka kertas tidak terjadi retak

terbuka, melepuh, delaminasi, pelunakan dan perubahan warna.

5.1.7. .................................................................................................... Syar

at ukuran

5.1.7.1. ......................................................................................................... Siste

m satuan ukuran yang diterapkan adalah sistem Satuan

Internasional (SI);

5.1.7.2. ......................................................................................................... Alat

ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi papan partikel

bermuka kertas dikalibrasi oleh instansi yang berwenang;

5.1.7.3. ......................................................................................................... Dime

nsi panjang, lebar dan tebal adalah dimensi nominal yang

dinyatakan dalam satuan milimeter (mm);

5.1.7.4. ......................................................................................................... Kesi

kuan dinyatakan dengan selisih panjang kedua diagonal dalam

satuan milimeter (mm);

5.1.7.5. ......................................................................................................... Kelur

usan tepi dinyatakan dengan kedalaman penyimpangan dari

garis lurus dalam satuan milimeter (mm);

Page 36: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

30

5.1.7.6. ......................................................................................................... Toler

ansi dimensi untuk semua ukuran papan partikel bermuka

kertas disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Toleransi dimensi papan partikel bermuka kertas

No. Ukuran Toleransi

1.

2.

3.

Panjang dan lebar

Tebal : < 20 mm

≥ 20 mm

Kesikuan (diagonal)

± 3,0 mm

± 1,2 mm (tidak diampelas) ± 0,3 mm (diampelas)

± 1,5 mm (tidak diampelas) ± 0,3 mm (diampelas)

Maksimum 2 mm

6. Pengambilan contoh

6.1. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan visual dan laboratoris

dilakukan secara acak. Jumlah lembar papan partikel bermuka

kertas contoh disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah lembar contohpapan partikel bermuka kertas

No. Jumlah lembar

perpartai Jumlah lembar contoh

Visual Laboratoris

1. < 500 35 2

2. 501 – 1000 60 3

3. 1001 – 2000 80 4

4. > 2001 125 5

6.2. Pembuatan potongan uji

Dari setiap lembar contoh, dibuat 5 (lima) buah potongan uji yang tersebar

merata secara garis diagonal dengan ukuran 300 mm x 300 mm (Gambar

1).

A

B

C

D

E

300 mm

300 mm

2.440 mm

1.220 mm

Papan partikel indah contoh

(satu panel utuh)

Page 37: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

31

Gambar 1. Potongan uji pada lembaran papan partikel bermuka kertas

7. Cara uji

Pengujian dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji visual dan uji laboratoris

7.1 ........................................................................................................ Uji

visual

Pengujian dilakukan secara kasat mata untuk uji dimensi dan uji mutu

penampilan.

7.1.1. Perlatan

Peralatan yang digunakan dalam uji visual meliputi : meteran, jangka

sorong, mikrometer dan kaca pembesar (loupe).

7.1.2. Syarat pengujian

Pengujian dilakukan pada siang hari atau ditempat yang terang (dengan

pencahayaan yang cukup) sehingga dapat mengamati semua cacat yang

terdapat pada papan partikel bermuka kertas.

7.1.3. Pelaksanaan pengujian

7.1.3.1. Uji dimensi

1) Panjang, ditentukan dari hasil rata-rata dua kali pengukuran antara

kedua sisi lebarnya;

2) Lebar, ditetapkan dari hasil rata-rata dua kali pengukuran jarak antara

kedua sisi panjangnya;

3) Tebal, ditetapkan dari rata-rata hasil empat kali pengukuran pada

keempat sudutnya;

Page 38: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

32

4) Kesikuan, ditetapkan dari hasil selisih dua kali pengukuran panjang

diagonalnya;

5) Kelurusan tepi, ditetapkan dengan cara mengukur kedalaman

penyimpangan dari garis lurus.

7.1.3.2. Uji mutu penampilan

1) Pengujian meliputi jenis cacat, ukuran dan penyebaran cacat yang

terdapat pada lapisan muka, lapisan dalam dan lapisan belakang;

2) Setiap cacat yang ada tersebut dinilai dan ditetapkan mutunya sesuai

dengan persyaratan;

3) Mutu penampilan adalah mutu terendah;

4) Apabila terdapat mutu di bawah yang ditetapkan dalam standar, maka

papan partikel bermuka kertas tersebut ditolak uji.

7.2. Uji laboratoris

7.2.1. Uji kadar air

7.2.1.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi : timbangan, jangka sorong, oven dan

desikator

7.2.1.2. Contoh uji

7.2.1.2.1. Pembuatan contoh uji kadar air

Dari setiap potongan uji dibuat 1 (satu) buah contoh uji kadar air dengan

ukuran100 mm x 100 mm, sehingga setiap lembar papan partikel bermuka

kertas contoh terdapat 5 (lima) contoh uji kadar air.

7.2.1.3. Pelaksanaan pengujian

1) Contoh uji ditimbang, untuk mengetahui berat awal;

2) Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (103 + 2) C;

3) Contoh uji ditimbang kembali kemudian dikeringkan dalam oven

sampai beratnya tetap (berat kering mutlak).

Page 39: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

33

7.2.1.4. Perhitungan

Kadar air contoh uji dihitung dengan rumus sebagai berikut :

100 x Bk

Bk - Ba(%)air Kadar

Keterangan : Ba = berat awal contoh uji (gram) Bk = berat kering mutlak contoh uji (gram) Kadar air tiap lembar papan partikel bermuka kertas contoh adalah rata-rata kadar air kelima contoh ujinya.

7.2.2. Uji delaminasi

7.2.2.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi : jangka sorong, oven dan penangas

7.2.2.2. Contoh uji

Dari setiap potongan uji dibuat 4 (empat) buah contoh uji delaminasi

dengan ukuran 75 mm x 75 mm, sehingga pada setiap lembar papan

partikel bermuka kertas contoh terdapat 20 (dua puluh) contoh uji

delaminasi.

7.2.2.3. Pelaksanaan pengujian

a) Uji delaminasi tipe eksterior I

- Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60 + 3 C selama 24

jam;

- Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama 4 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60 + 3 C selama 24

jam;

- Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang mengelupas.

b) Uji delaminasi tipe eksterior II

- Contoh uji direbus dalam air mendidih selama 4 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60 + 3 C selama 20

jam;

Page 40: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

34

- Contoh uji direbus kembali dalam air mendidih selama 4 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 60 + 3 C selama 3

jam;

- Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang mengelupas.

c) Uji delaminasi tipe interior I

- Contoh uji direndam dalam air panas pada suhu (70 + 3) C selama

2 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (60 + 3) C selama 3

jam;

- Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang mengelupas.

d) Uji delaminasi tipe interior II

- Contoh uji direndam dalam air panas pada suhu (35 + 3) C selama

2 jam;

- Contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu (60 + 3) C selama 3

jam;

- Contoh uji diperiksa dan diukur panjang bagian yang mengelupas.

7.1.3. Uji ketahanan terhadap asam

7.1.3.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi: cawan gelas arloji dan pipet.

7.1.3.2. Contoh uji

Dari setiap potongan uji dibuat 1 (satu) buah contoh uji ketahanan

terhadap asam dengan ukuran 100 mm x 100 mm, sehingga pada setiap

lembar papan partikel bermuka kertas contoh terdapat 5 (lima) buah

contoh uji ketahanan terhadap asam.

7.1.3.3. Pelaksanaan pengujian

- Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan asam asetat

5%;

- Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama + 6 jam;

- Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama + 24 jam diruangan;

Page 41: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

35

- Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah dan

pelunakan.

7.1.4. Uji ketahanan terhadap basa

7.1.4.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi: cawan gelas arloji dan pipet;

7.1.4.2. Contoh uji

Dari setiap potongan dibuat 1 (satu) buah contoh uji ketahanan terhadap

basa dengan ukuran 100 mm x 100 mm, sehingga pada setiap lembar

papan partikel bermuka kertas contoh terdapat 5 (lima) buah contoh uji

ketahanan terhadap basa.

7.1.4.3. Pelaksanaan pengujian

- Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan natrium

karbonat 1%.

- Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama + 6 jam;

- Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama + 24 jam diruangan;

- Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah dan

pelunakan.

7.1.5. Uji ketahanan terhadap pengencer (thinner)

7.1.5.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi : cawan gelas arloji, dan pipet.

7.1.5.2. Contoh uji

Dari setiap potongan dibuat 1 (satu) buah contoh uji ketahanan terhadap

pengencer/ thinner dengan ukuran 100 mm x 100 mm, sehingga pada

setiap lembar papan partikel bermuka kertas contoh terdapat 5 (lima) buah

contoh uji ketahanan terhadap pengencer (thinner).

7.1.5.3. Pelaksanaan pengujian

Page 42: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

36

- Contoh uji diletakan mendatar, kemudian ditetesi larutan pengencer/

larutan;

- Contoh uji ditutup rapat dengan cawan gelas arloji selama + 6 jam;

- Contoh uji dicuci dengan air dan dibiarkan selama + 24 jam diruangan;

- Contoh uji diamati, apakah ada tanda delaminasi, melepuh, pecah dan

pelunakan.

7.1.6. Uji ketahanan terhadap air mendidih dan panas

7.1.6.1. Peralatan

Peralatan uji laboratoris meliputi : oven, penangas

7.1.6.2. Contoh uji

Dari setiap potongan uji dibuat 4 (empat) buah contoh uji ketahanan

terhadap air mendidih dan air panas dengan ukuran 75 mm x 75 mm,

sehingga pada setiap lembar papan partikel bermuka kertas contoh

terdapat 20 (dua puluh) buah contoh uji ketahanan terhadap air mendidih

dan air panas.

7.1.6.3. Pelaksanaan pengujian

7.1.6.3.1. Uji ketahanan terhadap air mendidih

- Contoh uji diletakan mendatar, kemudian dibasahi dengan air

mendidih melalui pipa yang berisi air mendidih 0,5 liter. Diameter pipa

6 cm, selama + 20 menit;

- Contoh uji dibiarkan diruangan selama + 24 jam, sesudah pipa

diangkat dan contoh uji dengan air pada permukaannya;

- Contoh uji diamati apakah pada permukaannya ada cacat melepuh,

pecah dan pemudaran warna.

7.1.6.3.2. Uji ketahanan terhadap air panas

7.1.6.3.2.1. Uji ketahanan terhadap air panas A

- Contoh uji direndam didalam air panas pada suhu (80 + 30) C selama

1 jam;

Page 43: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

37

- Contoh uji dikeringkan di oven pada suhu (60 + 3) C selama 2 jam;

- Contoh uji dibiarkan diruangan sampai dingin selama + 24 jam;

- Diamati pada permukaan papan partikel bermuka kertas apakah ada

cacat berupa cacat melepuh, pecah, ada perubahan pada permukaan

yang halus dan perubahan warna.

7.1.6.3.2.2. Uji ketahanan terhadap air panas B

- Contoh uji direndam didalam air panas pada suhu (60 + 3) C selama

1 jam;

- Contoh uji dikeringkan di oven pada suhu (60 + 3) C selama 2 jam;

- Diamati pada permukaan papan partikel bermuka kertas apakah ada

cacat berupa cacat melepuh, pecah, ada perubahan pada permukaan

yang halus dan perubahan warna.

7.1.6.3.2.3. Uji ketahanan terhadap air panas C

- Contoh uji direndam didalam air panas pada suhu (40 + 3) C selama

1 jam;

- Contoh uji dikeringkan di oven pada suhu (60 + 3) C selama 2 jam;

- Contoh uji dibiarkan diruangan sampai dingin selama + 24 jam;

- Diamati pada permukaan papan partikel bermuka kertas apakah ada

cacat berupa cacat melepuh, pecah, ada perubahan pada permukaan

yang halus dan perubahan warna.

7.1.7. Uji emisi gas formaldehida

Apabila diperlukan adanya uji emisi formaldehida dapat dilakukan sesuai

dengan SNI 01-6050-1997 tentang Emisi Formaldehida pada panel kayu.

8. Syarat lulus uji

8.1. Papan partikel bermuka kertas

8.1.1. .................................................................................................... Dime

nsi papan partikel bermuka kertas contoh dianggap lulus uji apabila

Page 44: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

38

penyimpangannya sesuai dengan toleransi yang ditetapkan pada

Tabel 2.

8.1.2. .................................................................................................... Mutu

penampilan papan partikel bermuka kertas contoh dianggap lulus

uji apabila mutunya sesuai dengan persyaratan yang tercantum

pada Tabel 1, 2 dan 3.

8.1.3. .................................................................................................... Kada

r air papan partikel bermuka kertas contoh dianggap lulus uji

apabila kadar air maksimum 14%;

8.1.4. .................................................................................................... Cont

oh uji delaminasi papan partikel bermuka kertas contoh dianggap

memenuhi syarat apabila panjang delaminasinya kurang dari 25

mm;

8.1.5. .................................................................................................... Cont

oh uji ketahanan terhadap asam, basa dan pengencer/ thinner

papan partikel bermuka kertas contoh dianggap memenuhi syarat

apabila pada permukaannya tidak terjadi retak terbuka, melepuh,

delaminasi, perlunakan, perubahan warna, dan memudar

warnanya.

8.1.6. .................................................................................................... Cont

oh uji ketahanan terhadap air mendidih dan air panas dianggap

memenuhi syarat apabila pada permukaannya tidak terjadi retak

terbuka, melepuh, perubahan warna dan perubahan kehalusan

permukaan.

Suatu lembar papan partikel bermuka kertas contoh dianggap lulus

uji apabila minimal 90% contoh ujinya memenuhi syarat.

8.2. Partai papan partikel bermuka kertas

8.2.1. .................................................................................................... Apab

ila 90% atau lebih dari papan partikel bermuka kertas contoh lulus

uji, maka partai tersebut dinyatakan lulus;

Page 45: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

39

8.2.2. .................................................................................................... Apab

ila yang lulus uji antara 70% - 90%, maka pengujian diulang

dengan ketentuan jumlah contoh 2 kali jumlah contoh pertama;

8.2.3. .................................................................................................... Apab

ila yang lulus uji pada pengujian pertama < 70% atau hasil uji ulang

< 90%, maka partai tersebut dinyatakan tidak lulus uji.

9. Penandaan

9.1. Pada papan partikel bermuka kertas

Pada setiap lembar papan partikel bermuka kertas dimarkahkan tanda

sebagai berikut :

a) Nama pabrik (Tanda Pengenal Perusahaan/ TPP);

b) Ukuran nominal (panjang, lebar, tebal);

c) Tipe;

d) Mutu penampilan.

9.2. Pada kemasan

Tanda yang dimarkahkan pada satu sisi kemasan adalah :

a) Buatan Indonesia;

b) Nama pabrik (Tanda Pengenal Perusahaan/ TPP);

c) Ukuran nominal (panjang, lebar, tebal);

d) Tipe papan partikel bermuka kertas

e) Mutu penampilan;

f) Nomor kemasan;

g) Tujuan pengiriman (pelabuhan tujuan);

h) Nomor SNI;

i) Tanda/keterangan lain di atas kesepakatan antara penjual dan

pembeli.

10. Pengemasan

Page 46: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

40

Papan partikel bermuka kertas yang akan diekspor atau diperdagangkan

harus dikemas sesuai dengan SNI 01-5010.2-2002 tentang pengemasan

kayu lapis.

Page 47: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

41

Lampiran 2. Gambar proses pembuatan papan partikel bermuka kertas

Gambar 2. Mesin pembuat partikel Gambar 3. Mesin Pengayak Partikel

Gambar 4. Mesin Pencampur perekat Gambar 5. Mesin Pembentuk papan

partikel

Page 48: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

42

Gambar 6. Mesin kempa panas Gambar 7. Mesin ampelas

Gambar 8. Papan partikel penggunaan Gambar 9. Pelaburan perekat

Umum

Gambar 10. Pelapisan kertas Gambar 11. Pengempaan panas

Page 49: KAJIAN DAN PENYUSUNAN KONSEP STANDAR PRODUK OLAHAN KAYUdatabase.forda-mof.org/uploads/Kajian1.pdfDalam rangka pengendalian mutu dan pemasaran produk kayu perlu standar mutu produk

43

Gambar 12. Papan partikel bermuka Gambar13. Papan partikel bermuka

kertas kertas siap di ekspor