TESIS WAKTU PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK HEAT CURED SELAMA 15 MENIT, 30 MENIT DAN 60 MENIT DALAM EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) 40 % MENURUNKAN JUMLAH KOLONI CANDIDA ALBICANS KADEK AYU WIRAYUNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TESIS
WAKTU PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK HEAT CURED SELAMA 15 MENIT, 30 MENIT DAN 60 MENIT
DALAM EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) 40 % MENURUNKAN JUMLAH KOLONI
CANDIDA ALBICANS
KADEK AYU WIRAYUNI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2014
TESIS
WAKTU PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK HEAT CURED SELAMA 15 MENIT, 30 MENIT DAN 60 MENIT
DALAM EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) 40 % MENURUNKAN JUMLAH KOLONI
CANDIDA ALBICANS
KADEK AYU WIRAYUNI
NIM : 1290761033
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2014
TESIS
WAKTU PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK HEAT CURED SELAMA 15 MENIT, 30 MENIT DAN 60
MENIT DALAM EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) 40 %
MENURUNKAN JUMLAH KOLONI CANDIDA ALBICANS
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik,
Lampiran 5 : Hasil analisis data dengan SPSS .......................................... 72
ABSTRAK
WAKTU PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK HEAT CURED SELAMA 15
MENIT, 30 MENIT DAN 60 MENIT DALAM EKSTRAK DAUN SAMBILOTO
(ANDROGRAPHIS PANICULATA) 40 % MENURUNKAN JUMLAH KOLONI
CANDIDA ALBICANS
Gigi tiruan lepasan dari bahan resin akrilik memiliki rongga - rongga mikro yang dapat menjadi tempat perlekatan sisa - sisa makanan yang dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut, salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Pertumbuhan yang pesat dari jamur Candida albicans merupakan penyebab utama infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebut denture stomatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sambiloto sebagai larutan disinfektan gigi tiruan akrilik terhadap keberadaan jamur Candida albicans.
Penelitian ini menggunakan rancangan yang bersifat eksperimental laboratorium, memakai kelompok kontrol menggunakan Randomized Post test only control group desain. Pada penelitian ini dilakukan perendaman plat resin akrilik 10x10x1mm pada larutan ekstrak metanol daun sambiloto 40 % selama 15 menit, 30 menit dan 60 menit dan aquades sebagai kontrol. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji One Way Anova untuk mengetahui jumlah koloni Candida albicans.
Hasil menunjukkan bahwa rerata jumlah koloni Candida albicans kelompok kontrol adalah 31,671,86 CFU/ml, rerata kelompok perlakuan 1 adalah 13,001,27 CFU/ml, rerata kelompok perlakuan 2 adalah 7,00±0,89 CFU/ml, dan rerata kelompok perlakuan 3 adalah 1,170,75 CFU/ml. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 651,98 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata koloni Candida albicans pada keempat kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05).
Penelitian ini meyimpulkan bahwa perendaman plat resin akrilik dalam ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dengan bertambahnya waktu perendaman dari 15 menit, 30 menit dan 60 menit menunjukan jumlah koloni jamur Candida albicans semakin menurun.
Kata kunci : Resin akrilik, Candida albicans, ekstrak daun sambiloto.
ABSTRACT
THE IMMERSION DURATION FOR 15, 30 AND 60 MINUTES OF HEAT
CURED ACRYLIC RESIN PLATE IN 40% BITTER LEAF EXTRACT
(ANDOGRAPHIS PANICULATA)
DECREASE THE NUMBER OF CANDIDA ALBICANS COLONY
Removable denture made of acrylic resin material has micro hollow in which the leftover food sticks increasing the number of micro organisms in oral cavity; one of the micro organisms is Candida albicans. The rapid growth of Candida albicans is the major cause of infection in the oral mucosa which is called denture stomatitis. The purpose of this study is to determine the effectiveness of bitter leaf extract as an acrylic denture cleanser solution on the existence of the fungus Candida albicans.
This research applied an experimental laboratory design, using a control group called Randomized Post Test only control group design. This research was done by immersing acrylic resin plate 10 x 10 x 1 mm in 40 % methanol solution of bitter leaf extract for 15 minutes, 30 minutes and 60 minutes and aquades as controller. The data were analyzed by One Way Anova test to find out the number of Candida albicans.
The result showed that the average number of Candida albicans in the control group was 31,671,86 CFU/ml, average number of treatment group 1 was 13,001,27 CFU/ml, the average number of treatment group 2 was 7,00±0,89 CFU/ml, and the average number of treatment group 3 was 1,170,75 CFU/ml. Analysis of Significance with One Way Anova test showed F value = 651.98 and p value = 0.001. This result indicated that the average numbers of Candida Albicans in the four groups were significantly different after the treatment (p<0.05).
The results of this study concluded that the number of fungus Candida albicans colonies was most effectively decreased in 15, 30 and 60 minutes immersion of the acrylic plate into 40 % methanol solution of bitter leaf extracts.
rongga mulut yang menyebabkan rasa tidak nyaman disebabkan oleh
pertumbuhan mikroorganisme jamur Candida.
3.2 Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
Keterangan:
= Variabel Bebas
= Variabel Terkendali
= Variabel Tergantung
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang ada dan sehubungan dengan
permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
4. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans.
5. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 30 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans lebih banyak dibandingkan waktu 15 menit.
6. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 60 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans lebih banyak dibandingkan waktu 30 menit.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan yang bersifat eksperimental
laboratorium, memakai kelompok kontrol dengan menggunakan Randomized Post
test only control group design (Marczyk dkk., 2010). Adapun bagan rancangan
penelitian sebagai berikut:
R RA
Gambar 4.1 Skema rancangan penelitian
Keterangan :
P P1
O1
O2
O3
K- O 2
S AAa
P3
P2
O4
S = Sampel
RA = Random alokasi, proses pembagian sampel menjadi 3 kelompok
K - = Kontrol negatif (akuades steril)
P1 = Perlakuan 1, konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %, dengan
perendaman selama 15 menit.
P2 = Perlakuan 2, konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %, dengan
perendaman selama 30 menit.
P3 = Perlakuan 3, konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %, dengan
perendaman selama 60 menit.
O1 = Jumlah koloni Candida albicans pada kelompok kontrol negatif setelah
perlakuan
O2 = Jumlah koloni Candida albicans pada kelompok P1 setelah perlakuan
O3 = Jumlah koloni Candida albicans pada kelompok P2 setelah perlakuan
O4 = Jumlah koloni Candida albicans pada kelompok P3 setelah perlakuan
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi penelitian :
1. Pembuatan ekstrak metanol daun sambiloto dilakukan di laboratorium
Biofestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
4.2.2 Waktu penelitian :
2 bulan (Oktober s/d Desember 2014)
4.3 Sampel Penelitian :
Sampel penelitian menggunakan plat akrilik. Untuk mendapatkan data yang
valid dilakukan pengulangan menggunakan rumus Federer (2008) :
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (4-1) ≥ 15
(n- 1) 3 ≥ 15
3n – 3 ≥ 15
3n ≥ 18
n ≥ 18/3
n ≥ 6
n = banyak pengulangan
t = perlakuan, P1 (40 % ekstrak daun sambiloto, 15 menit), P2 (40 %
ekstrak daun sambiloto, 30 menit), dan P3 (40 % ekstrak daun
sambiloto, 60 menit).
Jadi Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini untuk masing –
masing perlakuan adalah 4.
Pembagian kelompok sampel :
Sampel dibagi dalam 3 kelompok waktu perendaman dan 1 kelompok
kontrol, yaitu :
1. Kelompok I : Kontrol negatif (akuades steril ), dengan waktu
perendaman 15 menit.
2. Kelompok II : Konsentrasi larutan ekstrak 40 %, dengan waktu
perendaman 15 menit.
3. Kelompok III : Konsentrasi larutan ekstrak 40 %, dengan waktu
perendaman 30 menit.
4. Kelompok IV : Konsentrasi larutan ekstrak 40 %, dengan waktu
perendaman 60 menit.
4.4 Variabel Penelitian :
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
4.4.1 Variabel bebas :
a. Ekstrak metanol daun sambiloto 40%.
b. Waktu perendaman dalam larutan ekstrak metanol daun sambiloto
selama 15 menit, 30 menit, 60 menit.
4.4.2 Variabel tergantung:
- Jumlah koloni Candida albicans yang dihitung secara langsung pada
saboroud dextrose agar.
- Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured.
4.4.3 Variabel terkendali:
a. Suhu dan waktu pengeraman Candida albicans
b. Media pengeraman dan pembuatan Candida albicans
c. Cara penghitungan koloni Candida albicans
d. Plat resin akrilik heat cured
e. Sterilisasi alat dan bahan.
4.4.4 Hubungan antar variabel
Pada penelitian ini, hubungan antara variabel ditampilkan pada gambar secara
bagan :
Gambar 4.2 Bagan hubungan antara variabel
4.5 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini mendefinisikan variabel- variabel sebagai berikut :
a. Ekstrak metanol daun sambiloto merupakan sediaan pekat yang didapat
dengan mengekstrak daun sambiloto yang diambil pada daerah Bukit
Jimbaran Badung di provinsi Bali menggunakan pelarut metanol
Variabel Bebas
a. Ekstrak metanol daun sambiloto 40 %.
b. Waktu perendaman dalam ekstrak daun sambiloto selama 15 menit, 30 menit, dan 60 menit
Variabel Tergantung
Jumlah koloni C.albicans
Variabel Terkendali 1 Suhu dan waktu pengeraman Candida albicans 2 Media pengeraman dan pembuatan Candida albicans 3 Cara penghitungan koloni Candida albicans 4 Plat resin akrilik heat cured 5 Sterilisasi alat dan bahan.
dengan alat rotary evaporator. Pada penelitian ini dibuat konsentrasi
larutan ekstrak metanol 40 %.
b. Waktu perendaman merupakan waktu kontak antara plak akrilik dengan
ekstrak metanol daun sambiloto. Pada penelitian ini menggunakan
waktu 15 menit, 30 menit dan 60 menit. Penghitungan menggunakan
alat jam dinding merek Casio.
c. Jumlah koloni Candida albicans adalah jumlah koloni yang tumbuh
pada media Sabouroud dextrose agar setelah kontaminasi dengan 0,1
ml suspensi dari 10 ml RPMI yang mengandung Candida albicans
hasil perontokan dari plat resin akrilik, dengan satuan pengukuran
Colony Forming Unit Permililiter (CFU/ml).
d. Media pengeraman yaitu media selektif untuk pertumbuhan Candida
albicans dalam hal ini berbentuk agar, yang dipakai adalah Sabouraud’s
dextrose agar dan RPMI.
e. Cara penghitungan jumlah koloni Candida albicans dengan menghitung
jumlah koloni Candida albicans dalam Colony Forming Unit (CFU/ml).
f. Plat resin akrilik heat cured merupakan jenis akrilik yang sering
digunakan dalam pembuatn gigi tiruan dimana memiliki permukaan
resin akrilik yang tidak dipoles, berasal dari stippled casting wax.
g. Sterilisasi alat dan bahan untuk membebaskan alat-alat atau bahan-
bahan dari segala macam kehidupan, terutama kehidupan
mikroorganisme.Alat sterilisasi yang digunakan yaitu autoclave.
4.6 Bahan Penelitian
Pada Penelitian ini menggunakan bahan :
a. Heat cured resin akrilik,cross linked type (QC 20 Detrey,England)
b. Ekstrak daun sambiloto
c. Metanol
d. Could Mould Seal ( Detrey, England)
e. Gips tipe III (Moldano, Bayer Jerman)
f. RPMI 25 ml
g. Suspensi Candida albicans
h. Sabouraud′s dextrose agar
i. Larutan Phosphat Buffer Saline /PBS pH 7,0 (Merck,Germany)
j. Saliva steril 100 cc
k. Aquades
l. Alkohol 95 %
m. NaCl
n. Spiritus 500 ml
4.7 Instrumen Penelitian
Alat - alat yng digunakan pada penelitian ini :
a. Kuvet
b. Tempat untuk mncampur resin akrilik
c. Vibrator
d. Hidraulik press.
e. Inkubator
f. Bunsen
g. Petri steril
h. Pinset steril
i. Inkubator
j. Autoclave
k. Tabung reaksi
l. Spreader
m. Kertas saring Whatman No. 4 dan no 1
n. Erlenmeyer
o. Yellow tip 1 box
p. Blue tip 1 box
q. Micropipet 100/200 μl
r. Micropipet 1000 μl
s. Label
t. Tally counter
u. Camera
4.8 Prosedur Penelitian :
4.8.1 Pengisian akrilik
a. Perbandingan bubuk dan cairan bahan resin akrilik sesuai dengan aturan
pabrik disiapkan dalam mangkok porselen yang diaduk pada suhu
kamar (27 + 10 C), setelah adonan mencapai konsistensi dough stage
dimasukkan ke dalam mould yang telah diulasi dengan bahan separasi.
b. Selanjutnya kuvet ditutup kemudian dipres dengan hidraulik press,
selanjutnya kuvet dibuka kelebihan akrilik dipotong kemudian kuvet
ditutup dan dipress kembali sampai tekanan 22 kg / cm2 Hg
(Sudarmawan, 2009). Selanjutnya kuvet dipindahkan pada klem.
4.8.2 Proses Curing Akrilik
a. Akrilik dalam kuvet lalu dimasukkan ke dalam curing unit. Proses
kuring dilakukan dengan suhu 1000 C selama 30 menit (sesuai aturan
pabrik).
b. Setelah proses curing selesai, kuvet didiamkan sampai dingin, plat
akrilik dikeluarkan dari kuvet (Sudarmawan, 2009).
4.8.3 Cara pembuatan ekstrak metanol daun sambiloto
Sambiloto yang telah dipanen setelah berumur 2-3 bulan dicuci dengan air
mengalir kemudian dilakukan penyortiran, diambil daun yang utuh dan berwarna
hijau segar. Daun dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, dan dilakukan pengeringan
dengan cara diangin – anginkan selama 1 minggu hingga menjadi simplisia (berat
1000 gram). Simplisia kemudian diremas sampai hancur. Bubuk simplisia
sambiloto diekstraksi dengan penyari metanol dengan perbandingan 200 : 4000
(b/v) menggunakan metode maserasi dengan tiga kali perendaman. Perendaman
pertama dengan 2 liter metanol, sedangkan perendaman kedua dan ketiga masing
masing dengan 1 liter metanol. Penyari diuapkan pada suhu 50℃ dengan rotary
evaporator sampai diperoleh ekstrak pasta (Sembiring, 2007). Kemudian dibuat
ekstrak metanol daun sambiloto segar dengan konsentrasi sebesar 40% yang
digunakan untuk merendam plat resin akrilik selama 15 menit, 30 menit dan 60
menit.
4.8.4 Pembuatan suspensi Candida albicans
Candida albicans yang dipakai diambil dari stok Candida albicans
(ATCC 10231) dengan cara sebagai berikut :
Candida albicans diambil menggunakan ose kemudian ditanam ke dalam
Sabouraud’ dextrose agar, inkubasi selama 48 jam, dengan suhu 37℃. Kemudian
membuat suspensi Candida albicans dengan cara dilarutkan dalam Nacl fisiologis
0,85 %, 20 ml. Kekeruhan suspensi Candida albicans disesuaikan dengan
standar larutan 108 Mc Farland untuk memperoleh suspensi fungi yang
mengandung 108 CFU/ml. Suspensi ini yang dipakai untuk kontaminasi pada plat
resin akrilik (Sugianitri, 2011).
4.8.5 Pembuatan saliva steril
Larutan saliva buatan (buffer) Mc Dougall (campuran 58,80g NaHCO3,
Tanjong, 2011, meneliti bahwa konsentrasi 40 % ekstrak kelopak rosella memiliki
daya antifungi yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan pembersih plat
gigi tiruan yang terpapar Candida albicans dengan konsentrasi tertentu
Penelitian ini menggunakan ekstrak metanol daun sambiloto konsentrsi 40 %
dengan waktu perendaman 15 menit dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans
menjadi 13,00 CFU/ml dari 31,67 CFU/ml kontrol aquades (berkurang 58,95 %),
konsentrasi 40 % dengan waktu perendaman 30 menit dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans menjadi 7,00 CFU/ml dari 31,67 CFU/ml kontrol aquades (berkurang
77,90 %), konsentrasi 40 % dengan waktu perendaman 60 menit dapat menurunkan
jumlah koloni Candida albicans menjadi 1,17 CFU/ml dari 31,67 CFU/ml kontrol
aquades (berkurang 96,31 % ).
Pada penelitian ini didapatkan bahwa pada konsentrasi ekstrak metanol daun
sambiloto 40 %, dengan waktu perendaman plat resin akrilik selama 60 menit dapat
menurunkan jumlah koloni Candida albicans lebih banyak dibandingkan waktu
prendaman plat selama 30 menit, dan perendaman plat resin akrilik dalam ekstrak daun
sambiloto selama 30 menit dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans lebih
banyak dari perendaman plat selama 15 menit, terlihat bahwa bertambahnya waktu
perendaman menunjukan jumlah koloni Candida albicans yang semakin menurun (table
5.3 ). Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Jawets dkk., (1996) bahwa daya kerja anti
mikroba tergantung dari konsentrasi bahan antiseptik, waktu dan suhu. Pada konsentrasi
yang sangat rendah dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Waktu kerja bahan
antiseptik adalah waktu yang dibutuhkan bahan antiseptik dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, semakin lama waktu kerja bahan antiseptik akan semakin
efektif dalam menghambat pertumbuhan suatu organisme. Sambiloto yang mengandung
senyawa fitokimia yaitu steroid, triterpenoid, flavooid, alkaloid, fenolat dan tanin
merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antijamur, merupakan bahan tradisional,
mudah didapatkan dan harga relatif lebih murah dibandingkan bahan kimia pembersih
gigi tiruan yang beredar sehingga nantinya diharapkan sambiloto dapat digunakan sebagai
bahan alternatif pembersih gigi tiruan resin akrilik yang dapat digunakan pada masyarakat
luas.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak metanol daun sambiloto
didapatkan simpulan sebagai berikut:
7. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans.
8. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 30 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans lebih banyak dibandingkan waktu perendaman selama 15
menit.
9. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 60 menit dalam
ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni
Candida albicans lebih banyak dibandingkan waktu perendaman selama 30
menit.
. 7.2 Saran
Sebagai saran dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian zat aktif senyawa kimia
ekstrak metanol daun sambiloto yang mempunyai efek paling berpotensi
dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans.
2. Penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja antijamur ekstrak metanol
daun sambiloto sehingga dapat digunakan sebagai bahan perendaman plat
resin akrilik dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2011. “Andrographis paniculata: A Review of Pharmacological Activities and Clinical Effect”, Alternative Medicine Review, Vol 16 No 1:66-77”.
Anna, H. 2009 Cleaner that can ease denture pain. [cited 2014 Feb. 8] Available
from : http://www.dailymail.co.uk/health/article-1204077/Cleaner-ease-denture-pain.html#ixzz1QLUMKkMI
Anonim. 2004. Candida albicans, [cited 2008 Mar. 8] Available at :
http://en.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans. Anonim. 2008 Tanaman Obat Indonesia: sambiloto, [cited 2014 Mar. 7 ]
Available at : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=152
Aniszewki, T. 2007. Alkaloid-Secrets of Live, Elsevier, Amsterdam. p. 187. Anusavice, K.J. 1996 . Science of Dental Material, 10th ed. WB. Saunders Co
Philadelpia., p 237-251. Basker, R.M., Davenport, D.C., Tomlin, H.R. 1996. Perawatan Prostodonsi Bagi
Pasien Tidak Bergigi (terj.) , ed. III, h. 47-58, EGC, Jakarta. Brannon, H. 2002. Skin Conditions/ Acne “Candida Albicans”, [cited 2006 Jan.
24] Available from: http://dermatologi.about,com/cs/miscellaneous/l/blglossary.htm,
24 thed, Mc Graw Hill, ; 642-5. Candida albicans 2010 [cited 2014 Mar. 8]. Available at :URL:
http://en.wikipedia.org/wiki/candida_albicans. Craig, R.G, And Powers . 2004. Dental Materials, Properties and Manipulation.
USA: Elsevier. David, W, and Michael, L. 2011. This is an open Acces article distributed under the terms of the Creative Commons, Journal of Oral Microbiology, 3: 5771 – DOI: 10.3402/jom.v3i0.5771 Dowd, F.J. 2008. Candida albicans Infections. The Comprehensive Pharmacology
Reference, Pages : 1-5.
Erna, F., Rostiny., Sherman, S. 2010. Efektivitas minyak kayu manis dalam menghambat pertumbuhan koloni candida albicans pada resin akrilik. Journal of Prosthodontics, Vol. 1: 50-58.
Evans, R.T., Baker, P.J., Coburrn, R.A., Genco, R.J. 1977. Comparison of A
Antiplaque Agent Using an in Vitro Assay Reflecting Oral Condition. J.Dent Res., 56 : 559-566
Federer, W. 2008. Statistics and society: data collection and interpretation. Edisi
ke-2. New York: Markel Deker. Golding. 2008 Candida albicans. [cited 2014 Feb. 14]. Available from : URL:
http://www.antiangingdoctor.co.za/p=67. Gholib, D. 2009. Uji Daya Hambat Daun Senggani (Melastoma malabathricum
L.) Terhadap Trichophyton mentagrophytees Dan Candida albicans (Inhibition Potential of Melastoma malabathricum L. Leaves Againts Trichophyton mentagrophytees and Candida albicans). Berita Biologi 9(5) – Agustus 2009 hal 253 -259
Gunawan, G.S. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hamada, T., Tamamoto, M., Miyake, Y. Suginaka, H.1985. Ability of enzymes
toremove Candida. J. Prosthet. Dent ; 53 (2):214-5. Hannifa, R., Ira,S., Maya, S . 2011. The antifungal effect of ethanol the leaves of
andrographis paniculata against candida albicans in vitro. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Heasman, P. 2000. Periodontology. China: Churchill Livingstone. p. 14. Hope, C. K., Wilson, M. 2004. Analysis of the effect ofchlorhexidin on oral
biofilm vitality and structure based on viability profiling and an indicator of membrane integrity. J Antimicrob Agents Chemother ; 48(5): 1461, 146-7.
Inayati, E. 2001. Perbedaan Jumlah Candida albicans pada Permukaan Resin
Akrilik Heat Cured setelah Perendaman dalam Larutan Kopi dan Teh Hijau, Majalah Kedokteran Gigi (Dent.J.),FKG UNAIR, Surabaya, 34:10-12.
Jawets, E., Melnick, j. L., Adelberg, E. A.1986, Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, Edisi 16, 16, 366, 382, 384, diterjemahkan oleh Bonang, G., EGC Press, Jakarta.
Khindria, S. K., Mittal. S., Sukhija, V. 2009. Evolution of denture base material, J. Indian Prost Soc ; 9 : 64 – 9.
Kumoro, A.C., Hasan, M. 2007. “ Supercritical Carbon Dioxide Extraction of
Andrographolide from Andrographis paniculata: Effect of the Solvent Flow Rate, Pressure, and Temperature”, China Journal of Chemical Engineering, Vol 15, 877-883.
Heinemann. Lukas, R. 1998. Rahasia Herbalis Cina, Ramuan Tanaman Obat Cina. Pustaka
Delapratasa. Jakarta. Marczyk, G.R., Marczyk, G.R., DeMatteo, D, dan Festinger, D. 2010. Essentials
of Research Design and Methodology, Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. Mc Cabe, J.F., Walls, A.W.G. 2008. Applied dental materials. 9th ed. London :
Blackwell Munsgaard, ; 110 -23 Nalbant, D., Kalkanci, A., Filliz, B., Kustimur, S. 2008. Effectiveness of different
cleaning agents against the colonization of candida spp and the invitro detection of the adherence of these yeast cells to denture acrylic surfaces. Yonsei Me3d J; 49(4): 647-8, 652.
Noort, R. 1994. Introduction to Dental Material. CV. Mosby London
p.: 183-188 Nuryanti, A., Sunarintyas ,S. 2001. Korelasi antara berbagai proses kuring akrilik
terhadap porositas dengan perlekatan Candida albicans. MIKGI Oct 6(3):128.
Nychas, G. J. E, dan C. C. Tassou. 2000. Traditional Preservatives-oil and Spices.
Academic Press. London. Panossian, A.,Ovhannisyan, A, dan Mamikonyan, G. 2000. Pharmakokinetic and
Oral Bioavailability of Andrographolide from Andrographis pani-culata Fixed Combination Kan Jang in Rats and Human. Phytomedicine. 7(5): 351- 364.
Prapanza., Marianto, L.M. 2003. Khasiat & Manfaat Sambilito: Raja Pahit
Penakluk Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka. Hal: 3-9. Prakoso, B. 2003. Sambiloto Tanaman Antiradang, Antibakteri, Antipiretik dan
Pratiwi., Suthanty, I. 2008. Aktivitas Antibakteri Tepung Daun Jarak (Jatropha
curcas L.) pada Berbagai Bakteri Salurn Pencernaan Ayanm Broiler Secara in vitro. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Petanian Bogor, Bogor.
Retno, C. D.2009. Uji aktivitas antijamur ekstrak buah pare belut. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas sebelas Maret, Surakarta.
Rianti, D. 2003. “ Ekstrak Coleus Amboinicus Lour sebagai Bahan Pembersih
Terhadap Keberadaan Candida albicans dan kekuatan Transversa Resin Akrilik “ (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya.
Sembiring, B. 2007. Status teknologi pasca panen sambiloto. Jakarta: Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Sesma, N., Dalva, C. L., Susana, M., Carlos, G. 2005. Effect of denture surface
glazing on denture plaque formation. Ribeirão Preto May/Aug Braz. Dent. J. vol.16 no.2.
Shibata, N., Suzuki, A., Kobayashi, H, and Okawa, Y. 2007. Chemical Structure
of the Cell-Wall Mannan of Candida albicans serotype A and its Difference in Yeast and Hyphal Forms. Biochem. J., p : 365-372.
Silva, B., Cãmara, M., AndréaAlves, S., Marina, H. C. G., Marcia, A., Reinaldo,
B., Dias. 2009. Candida albicans inpatients with oronasal communication and obturator prostheses. Braz. Dent. J. vol. 20 no.4 Ribeirão Preto.
Siripong, P.B., Kongkathip, K., Preechanukool, P., Picha, K., Tunsuwan, dan
W.C.Taylor., 2003. Andrographis paniculata. [cited 2014 Okt. 20] Available from : http://www.vitamin-herbuniversity.com.
Sudarmawan. 2009. “Toksisitas dan Efektifitas Minyak Kayu Manis Dalam
Menghambat Pertumbuhan Koloni Candida albicans pada resin akrilik Heat cured”(tesis). Universitas Airlangga Surabaya.
Sudiono, J., Sabaruddin, A. 2006. Candida albicans as a risk factor of denture
stomatitis in ederly. MI. Kedokteran Gigi ; 21 (3): 91-4. 16. Sugianitri, N.K. 2011. “ Ekstrak biji buah pinang (Areca Catechu L) dapat
menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans secara in vitro pada resin akrilik heat cured”(tesis). Universitas Udayana Denpasar.
Sukarsyah, P.M. 1999. Pengenceran bahan disinfektan untuk sanitasi gigi tiruan secara optimal. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG Usakti ; 416-21.
Sunity, S., Joshi, H. 2010. Screening of some Indian medicinal plants for
Antifungal activity. Journal of Pharmacy Research; 3(2): 379-381. Tang, W, dan Eisenbrandt, G. 1992. Chinese Drugs of Plants Origin: Chemistry,
Pharmacology, and Use in Traditional and Modern Medicine. New York: Springer-Verlag.
Tanuwiria, U .H., Budinuryanto, D.C. S., Darodjah, dan Putranto, W.S. 2006.
Studi Suplemen Kompleks Mineral Minyak dan Mineral-Organik dan Pengaruhnya terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan Ransum in vitro serta Pertumbuhan pada Domba Jantan. Jurnal Protein vol 14 (2), p: 170.
Tanjong, A. 2011. Pengaruh konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus
Sabdariffa) terhadap koloni candida albicans yang terdapat pada plat gigi tiruan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin, Makassar.
Tjampakasari, C.K. 2006. Karakteristik Candida albicans. Cermin Dunia
Kedokteran No. 151, p.33. [cited Okt. 29] Available from : URL: http//www.kalbe.ci.id/files/cdk/files/13_15_karakteristikbiologicandida-albicans.pdf.
Trivedi, N.P,dan Rawal, U. M. 2001. Hepatoprotective and Antioxidant Property
of Andrographis paniculata (Nees)in BHC Induced Liver Damage in Mice. Indian J Exp Biol. 39 (1): 41-46.
Wahyuningtyas, E. 2008. Pengaruh ekstrak Graptophyllum Pictum terhadap
Yusron, M. 2005. “ Dukungan Teknologi Budidaya Untuk Pengembangan
Sambiloto”. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharaan
Kesehatan. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. [2008 Maret. 8] Available from : http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar7.pdf
Lampiran 4. Foto Perendaman Plat Resin Akrilik
Perendaman plat resin akrilik heat cured dalam larutan aquades selama 15
menit.
Perendaman plat resin akrilik heat cured dalam ekstrak metanol daun
sambiloto 40 % selama 15 menit.
Perendaman plat resin akrilik heat cured dalam ekstrak metanol daun
sambiloto 40 % selama 30 menit.
Perendaman plat resin akrilik heat cured dalam ekstrak metanol daun