Top Banner
Pengelolaan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT Wijaya Karya Makalah ini membahas terkait dengan penerapan K3 di PT Wijaya Karya dan bagaimana cara memitigasi risiko yang tepat untuk diterapkan Oleh: Amelia Nurunissa, 1106059865 Irene Simbolon, 1106059852 Susilowati, 1106010780 2013 EDISI REVISI
31

K3 Wika Presentasi Melisa

Nov 14, 2015

Download

Documents

Hadi Sumartono

k3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    Pengelolaan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT Wijaya Karya Makalah ini membahas terkait dengan penerapan K3 di PT Wijaya Karya dan bagaimana cara memitigasi risiko yang tepat untuk diterapkan

    Oleh:

    Amelia Nurunissa, 1106059865

    Irene Simbolon, 1106059852

    Susilowati, 1106010780

    2013

    EDISI REVISI

  • 2

    DAFTAR ISI

    Statement of authorship........................................................................................................ 1

    Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................. 2

    Latar belakang........................................................................................................................ 3

    Dasar Teori.............................................................................................................................4

    Tahapan-tahapan dalam penilaian risiko .............................................................................. 8

    Bahaya di lingkungan kerja .................................................................................................. 9

    Bab 2 Pembahasan dan kasus ............................................................................................ 10

    Profil perusahaan dan anak perusahaan ................................................................................ 10

    Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja di PT Wijaya Karya .................................. 17

    Analisis Risiko PT. Wijaya Karya, Tbk dan Beberapa Anak Perusahaannya.. 17

    Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di PT Wijaya Karya ................................ 23

    Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja Pembanding ..................................... 25

    Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di TOYOTA............................................. 25

    Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di BANK MANDIRI TBK...................... 26

    Analisis biaya yang hilang karena kesehatan dan keselamatan kerja ....................................27

    Bab 3 Saran dan Kesimpulan ............................................................................................ 28

    Kesimpulan ........................................................................................................................... 28

    Saran ..................................................................................................................................... 28

    Daftar Referensi .................................................................................................................... 31

  • 3

    Statement of Authorship

    Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir

    adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami

    gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

    Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada

    mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan

    menggunakannya.

    Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

    dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

    Nama : Amelia Nurunnisa

    NPM : 1106059865

    Tandatangan :

    Nama : Irene Simbolon

    NPM : 1106059852

    Tandatangan :

    Nama : Susilowati

    NPM : 1106010780

    Tandatangan :

    Mata Ajaran : Pengelolaan Risiko Usaha

    Judul Makalah/Tugas : Pengelolaan Risiko Kesehatan dan Keselamatan PT Wijaya Karya, Tbk.

    Tanggal : 13 Oktober 2013

    Dosen : Dr. Dewi Hanggraeni S.E., M.BA

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANG

    Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi

    perusahaan. Manajemen kesehatan dan keselamatan karyawan merupakan suatu sistem yang

    bertujuan sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit

    akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang

    berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan

    antisipatif bila terjadi hal demikian. Manajemen kesehatan dan keselamatan pekerja bertujuan

    untuk mengurangi risiko dan biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit

    akibat hubungan kerja.

    Menurut catatan Jamsostek pada tahun 2010, angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk

    yang paling tinggi di kawasan ASEAN, yaitu sebanyak 98.711 kasus kecelakaan kerja. Pada

    tahun 2011 terjadi kenaikan menjadi 99.491 kasus, dimana hampir 32% dari kasus

    kecelakaan tersebut terjadi di sektor konstruksi dan meliputi semua jenis pekerjaan proyek

    gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan, dan sebagainya.

    II. DASAR TEORI

    Keselamatan dan kesehatan kerja adalah disiplin ilmu terapan yang bertujuan

    menciptakan sistem kerja yang aman (safety work system) dan menjamin terciptanya

    kesejahteraan (well being) dalam melaksanakan pekerjaan, seiring dengan usaha perusahaan

    atau organisasi dalam meningkatkan produktivitas kerja (Encyclopedia of Occupational

    Health and Safety, 1998).

    Keselamatan kerja adalah promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi semua pekerja baik

    fisik, mental dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, untuk mencegah penurunan

    kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka, melindungi pekerja pada

    setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan,

    penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi

  • 5

    fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan

    pekerja dan setiap orang dengan tugasnya (ILO/WHO).

    Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu proses yang berkelanjutan dan

    harus terus ditinjau serta dikaji ulang agar penerapannya di lapangan sesuai dengan kondisi

    aktual yang ada di lapangan.

    Bahaya (Hazard)

    Bahaya merupakan suatu bahan atau kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau

    kerugian (Satrya, 2012). Menurut Pearson (2004), A hazard is something that can cause

    harm, eg electricity, chemicals, working up ladder, noise, a keyboard, a bully at work, stress.

    Bahaya berdasarkan jenis

    Menurut La Dou (1994), ada empat jenis bahaya berdasarkan jenisnya, yaitu :

    1. Bahaya Fisik, merupakan bahaya yang meliputi bising, temperatur ekstrim, tekanan,

    intensitas cahaya, getaran.

    2. Bahaya Kimia, meliputi bahan kimia yang bersifat merusak / racun / mudah terbakar /

    bersifat karsinogenn dan oksidator.

    3. Bahaya biologik merupakan bahaya yang meliputi virus, bakteri, nyamuk, dan jamur

    4. Bahaya ergonomik adalah bahaya akibat ketidaksesuaian interaksi antara manusia,

    peralatan, dan lingkungan, atau akibat desain pekerjaan yang kurang sesuai dan

    manual handling yang tidak tepat.

    Bahaya berdasarkan kriteria

    Kolluru (1996) mengklasifikasikan bahaya berdasarkan kriterianya menjadi dua jenis, yaitu

    bahaya keselamatan (safety hazard) dan bahaya kesehatan (health hazard).

    Bahaya berdasarkan energi

    a) Bahaya mekanik, misalnya :

    1. Tertusuk

    2. Tergores benda tajam

    3. Tertabrak benda bergerak

    b. Bahaya kinetik, misalnya :

  • 6

    1. Terjatuh dari ketinggian

    2. Tertimpa benda

    c. Bahaya tekanan, misalnya :

    1. Kelebihan tekanan

    2. Pelepasan tekanan akibat udara yang ditekan

    d. Bahaya kontaminasi

    e. Bahaya getaran dan kebisingan

    f. Bahaya kimia

    g. Temperatur ekstrim, misalnya :

    1. Permukaan yang terlalu panas

    2. Permukaan yang terlalu dingin

    h. Tumpahan material yang dapat menyebabkan permukaan terbakar, beracun, korosif,

    reaktif, licin

    i. Bahaya bahan beracun yang bersifat asphyxiant, iritan, racun, karsinogen

    j. Bahaya listrik, misalnya :

    1. Hubungan arus pendek

    2. Panas yang ekstrim

    k. Bahaya radiasi, misalnya :

    1. Radiasi pengion

    2. Radiasi non pengion

    l. Kebakaran

    m. Ledakan

    Bahaya menurut sumbernya

    a. Bahaya dari pekerja

    1. Tidak terampil

    2. Pengetahuan yang kurang

    3. Kondisi fisik yang kurang baik

    4. Sikap yang tidak aman, yaitu sembrono, ceroboh dan tidak disiplin

    b. Bahaya dari peralatan atau mesin

    1. Peralatan yang tidak cocok

    2. Peralatan yang rusak

    3. Peralatan yang tidak lengkap

  • 7

    4. Kurangnya spesifikasi alat

    c. Bahaya dari sifat bahan

    1. Mudah terbakar

    2. Mudah meledak

    3. Menimbulkan energi

    4. Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh

    5. Menyebabkan kelainan pada janin

    6. Beracun

    7. Radioaktif

    d. Bahaya dari cara kerja

    1. Prosedur yang ada tidak sesuai dengan standard yang berlaku dan tidak akurat

    2. Langkah kerja yang tidak lengkap

    3. Tidak mencakup semua aspek yaitu aspek keselamatan dengan operasi

    4. Tidak sesuai dengan kondisi operasi yang sudah berubah

    5. Tidak adanya prosedur

    e. Bahaya dari lingkungan kerja, yaitu :

    1. Lingkungan fisik, contohnya licin, gelap, bising dan berantakan

    2. Lingkungan non fisik, contohnya suasana kerja yang tidak menunjang. (Colling,

    1990)

    3.

    Manfaat memiliki manajemen kesehatan dan keselamatan kerja:

    1. Menurunkan turnover / perputaran karyawan

    2. Memperkuat keberadaan perusahaan dalam komunitas lokal

    3. Kondisi kerja yang lebih baik

    4. Mengurangi tingkat ketidakhadiran karyawan

    5. Meningkatkan produktivitas

    Kerugian bagi perusahaan apabila tidak memiliki manajemen kesehatan

    dan keselamatan kerja:

    1. Meningkatnya kecelakaan/kematian karyawan

    2. Menimbulkan kerusakan mesin

    3. Mengurangi output

    4. Hubungan industrial yang buruk

  • 8

    Risiko-risiko yang dapat timbul apabila perusahaan tidak menangani

    masalah kesehatan dan keamanan kerja:

    1. Tuntutan dari pekerja atau keluarga si pekerja jika terjadi kematian, luka-luka, kehilangan

    pendengaran atau kecelakaan lain yang dialami oleh pekerja tadi.

    2. Tuntutan dari pihak yang berwenang atau tindakan penutupan perusahaan. Pemerintah

    memiliki otoritas untuk menuntut secara hukum atau menutup perusahaan jika perusahaan

    tersebut dirasa membahayakan pekerjanya atau masyarakat sekitar.

    3. Kehilangan output karena hilangnya pekerja kunci. Pekerja kunci ini adalah orang

    yang benar-benar memahami bagaimana operasional produksi sehari-hari. Jika perusahaan

    kehilangan orang tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan, maka proses produksi output

    akan terhambat.

    Tahapan-tahapan dalam penilaian risiko meliputi:

    1. Mengidentifikasi bahaya

    a. Bertanya kepada pekerja mengenai risiko di tempat kerja mereka

    b. Meninjau ulang semua pembelian. Ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan atas

    kandungan berbahaya yang mungkin saja terbawa di dalam barang-barang yang

    sudah dibeli perusahaan.

    c. Mengaudit tempat kerja dari proses-proses yang berbahaya.

    d. Memeriksa daftar pemerintah atas benda-benda yang berbahaya

    e. Membaca publikasi perdagangan atau informasi yang dikeluarkan oleh asosiasi

    perdagangan

    2. Menilai bahaya

    Suatu organisasi atau perusahaan harus memperkirakan kemungkinan terburuk apa

    yang dapat dialami perusahaan jika terjadi kecelakaan, berapa kemungkinannya, dan

    siapa saja yang akan terkena dampaknya.

    3. Mengidentifikasi siapa saja yang mungkin terkena risiko

    Memasukkan semua orang yang mungkin terkena dampak dari kecelakaan, karyawan,

    buruh, pengunjung, sampai pada masyarakat, semua orang tanpa terkecuali.

    4. Membuat daftar mengenai bentuk-bentuk pengendalian dan pencegahan

    Daftar tersebut berisi mengenai sistem apa saja yang dilakukan perusahaan sebagai

    bentuk antisipasi, apakah terdapat prosedur tertulisnya, izin bekerja, atau training

  • 9

    setelah itu maka perlu dilakukan peletakan safety manual tadi agar dapat dilihat oleh

    setiap orang di perusahaan.

    5. Memperkirakan tindakan tambahan apa saja yang perlu dilakukan

    Salah satu tugas auditor di dalam perusahaan adalah menilai apakah pengendalian

    yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan standar atau belum.

    6. Tindakan pada saat kecelakaan terjadi

    Nilai sebenarnya dari penilaian yang dilakukan perusahaan ialah untuk memastikan

    bahwa perusahaan telah berusaha memperbaiki setiap masalah yang belum timbul.

    7. Meninjau ulang penilaian secara periodik

    Penilaian harus dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. Hal ini dilakukan untuk

    memastikan bahwa segala bentuk perlindungan masih berada pada tempatnya dan

    digunakan sesuai tujuan.

    Bahaya di lingkungan kerja:

    Bahaya yang timbul di lingkungan kerja bervariasi tergantung ruang lingkup produksi

    perusahaan. Namun pada umumnya bahaya-bahaya tersebut dapat terjadi karena beberapa

    akibat yang diklasifikasikan menjadi (Sadgrove, 2005; hal 93):

    1. Dangerous Machine

    Setiap mesin atau peralatan yang dapat melukai pekerja adalah bahaya sehingga harus

    ada standar aman pengoperasiannya.

    2. Pressure Systems

    Segala jenis wadah atau tempat yang bertekanan udara memiliki kemungkinan

    meledak dan melukai pekerja.

    3. Noise and Vibration

    Suara ribut yang dihasilkan mesin dapat dikurangi dengan penanganan yang baik,

    mengoperasikan mesin dengan kecepatan lambat, menggunakan alat peredam suara

    ataupun menempatkan mesin-mesin yang menghasilkan suara ribut di bagian lain

    bangunan.

    4. Electrical Safety

    Keamanan elektrik dapat dimulai dengan perencanaan yang baik untuk instalasi serta

    penanganan oleh staf ahli

    5. Hazardous Substances

  • 10

    Substansi yang berbahaya ini dapat berbentuk gas, cair, bubuk, padat, dll. Substansi

    yang berbahaya ini dapat muncul saat pencampuran bahan, proses produksi atau pun

    pembuangan. Selain itu juga dapat muncul dari penelitian, pencarian ataupun proses

    perbaikan atau pembersihan.

    6. Confined Spaces

    Tempat sempit atau ruangan tertutup dapat menyebabkan kekurangan oksigen,

    ataupun terjebak saat kebakaran sehingga hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

    7. Lifting and Handling

    Penggunaan alat-alat yang dapat membantu ataupun meringankan proses

    pengangkutan sangat diperlukan.

    8. Repetitive Strain Injury and Working with Computer

    Bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang berulang dan dilakukan dalam waktu

    yang lama seperti juga bahaya radiasi komputer.

    9. Slips, Trips, and Falls

    Lantai harus kering dan bebas dari benda-benda kecil yang berserakan dan tangga

    juga harus dilengkapi dengan pegangan.

    10. Injury caused by Vehicles

    Perusahaan diharapkan melengkapi kendaraannya dengan standar keamanan dan

    membatasi batas keceepatan kendaraan.

    11. Driving

    Perusahaan dapat melatih para pengemudi dan meninjau tingkah laku mereka.

    12. Riks for Service Businesses

    Risiko kecelakaan saat kerja yang dihadapi perusahaan jasa juga tidak berbeda dari

    perusahaan manufactur.

    13. Human Factors

    Perlu dilakukan pemantauan agar pekerja mau disiplin dan mentaati setiap prosedur

    keamanan yang telah ditetapkan sehingga mengurangi risiko terjadinya kecelakaan

    saat bekerja.

  • 11

    BAB II

    PEMBAHASAN DAN KASUS

    I. Profil Perusahaan PT. Wijaya Karya, Tbk.

    WIKA lahir dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bertuliskan nama Naamloze

    Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co

    Berdasarkan Untuk Peraturan Pemerintah Nomor 2/1960 dan Menteri Pekerjaan Umum dan

    Tenaga Listrik ( PUTL ) No 5 tanggal 11 Maret 1960 , WIKA didirikan dengan nama

    Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business

    Unit (SBU) yang meliputi:

    1. Konstruksi sipil,

    2. Konstruksi bangunan gedung,

    3. Mekanikal elektrikal,

    4. Industry beton pracetak,

    5. Real Estate, dan

    6. Investasi

    Nama Perusahaan Bidang Usaha SBU (Strategic Business Unit)

    PT Wijaya Karya Beton Industri Beton Industri Beton Pracetak

    PT Wijaya Karya Realty Real Estate Real Estate

    PT Wijaya Karya Intrade Trading Industry Investasi

    PT Wijaya Karya Insan Pertiwi Construction, Electrical

    Mechanical

    Mechanical Electrical

    PT Wijaya Karya Bangunan

    Gedung

    Construction and

    Engineering

    Konstruksi Sipil dan Bangunan

    Gedung

    PT Wijaya Karya Jabar Power Geothermal Utilization Mechanical Electrical

  • 12

    II. Profil Anak Perusahaan

    1. WIKA INSAN PERTIWI

    Dioperasikan komersial : 2008

    Bidang Usaha : Instalasi Teknik Listrik Industri dan Power Proyek Pembangkit .

    PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIKA Insan Pertiwi ) anak perusahaan WIKA , hasil dari

    akuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi pada November 2008. WIKA Insan

    Pertiwi mengkhususkan diri dalam instalasi proyek pembangkit tenaga listrik industri dan

    mekanik . Dengan WIKA Insan Pertiwi , pengalaman WIKA dalam konstruksi sipil menjadi

    lengkap untuk melaksanakan proyek-proyek EPC , proyek industri , minyak dan gas serta

    proyek-proyek pembangkit listrik melalui Departemen Utilitas dan Departemen Energi.

    WIKA Insan Pertiwi yang telah cukup aktif dalam menyediakan pasokan tenaga kerja untuk

    kebutuhan pemeliharaan industri , juga mengembangkan bisnisnya ke arah Operasi dan

    industri ofr pemeliharaan dan pembangkit listrik

    2. WIKA GEDUNG

    Dioperasikan secara komersial : 2008

    Bidang Usaha: Perumahan dan Non-Residential Konstruksi Bangunan.

    PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) resmi didirikan pada 24 Oktober 2008,

    di mana WIKA memegang 99% saham. WIKA Gedung mulai beroperasi dengan modal dasar

    sebesar Rp200 miliar dengan komposisi kepemilikan saham 99 persen oleh WIKA dan 1

    persen oleh Koperasi Karyawan WIKA. Dengan membangun WIKA Gedung sebagai entitas

    yang terpisah, kegiatan unit bisnis dan proses pengambilan keputusan menjadi lebih pendek

    dan lebih cepat.

    Jenis pekerjaan yang menjadi lingkup bisnis WG adalah :

    1. Gedung Fasilitas meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung bukan

    tempat tinggal seperti gedung perkantoran, pendidikan, tempat peribadatan, sarana

    kesehatan, penginapan, pusat perdagangan, kawasan industri/pabrik, gedung

    terminal/stasiun, gedung olah raga, gedung kesenian/hiburan, bangunan gudang,

    hanggar dan lain sebagainya.

  • 13

    2. Gedung Hunian meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan gedung

    yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal, seperti rumah, perumahan, dan

    rumah susun.

    3. WIKA JABAR POWER

    Dibentuk tanggal 16 Juli 2009 dan kegiatan operasi perusahaan dimulai setelah pelaksanaan

    RUPS pada tanggal 6 November 2009.

    Kegiatan Utama WIKA Jabar Power dibagi 2 (dua) bagian yaitu:

    1. Sisi Hulu Pertambangan Panas Bumi Gunung Tampomas, meliputi: eksplorasi, study

    kelayakan, dan eksploitasi

    2. Sisi Hilir Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi, meliputi: pembangunan dan

    pendirian pembangkit, pengoperasian dan pemeliharaan, pengembangan PLTP dan

    seluruh infrastrukturnya.

    4. WIKA BETON

    PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT .

    Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang mengkhususkan diri dalam industri beton

    pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (WIKA), didirikan pada tahun 1960, memulai

    kegiatannya di bidang instalasi listrik. Precast Pengembangan Industri Beton dimulai pada

    tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah pratekan tiang listrik beton H untuk keperluan

    PLN. Untuk memastikan kualitas yang konsisten, Wika Beton konsisten melaksanakan

    pengembangan sistem manajemen mutu dan sumber daya manusia. Perusahaan ini telah

    merintis bidang produk beton pracetak bisnis dan telah disertifikasi ISO 9001 : 2008 untuk

    jaminan kualitas untuk kepuasan pelanggan .

    5. PT WIJAYA KARYA REALTY (WIKA REALTY)

    Fokus pada pengembangan bisnis realty dan property yang juga meliputi layanan konsultasi,

    perencanaan, layanan konstruksi dan pembukaan lahan. WIKA REALTY telah membangun

    beberapa perumahan sejak tahun 1985. Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep

  • 14

    Tamansari, yaitu konsep taman perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik bagi keluarga.

    Lokasinya berada di: Tamansari Pesona Bali di selatan Jakarta, Tamansari Persada Bogor,

    Tamansari Bukit Damai di Parung, Bogor, Tamansari Bukit Bandung, Tamansari

    Manglayang Regency di Bandung, Tamansari Bukit Mutiara di Balikpapan.

    Untuk memastikan pengembangan kualitas dan kepuasan konsumen, WIKA REALTY telah

    melaksanakan Manajemen Kualitas ISO 9001 di setiap produknya, hal ini merupakan

    jawaban dari setiap tantangan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dibuktikan

    melalui perolehan peningkatan pertumbuhan.

    6. PT WIJAYA KARYA INTRADE (WIKA INTRADE)

    adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal dari penggabungan dua divisi yaitu Divisi

    Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT WIKA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

    perhatian pada manajemen bisnis, untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja

    perusahaan yang lebih baik.

    Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan Konversi Energi. Yakin bahwa

    quality is our way of live menjadi aset mendasar dalam membangun kepercayaan

    konsumen akan kualitas produk WIKA INTRADE. Ini dibuktikan dengan konsistensi

    komitmen manajemen dalam menjalankan ISO 9000, QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality

    Management (TQM) sebagai salah satu parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah

    dibentuk penempatan bisnis dan diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era

    persaingan pasar global yang semakin kompetitif.

    Beberapa Proyek yang Sudah Diselesaikan PT. Wijaya Karya, Tbk.

    Jembatan Layang Sudirman dan KS Tubun dengan menggunakan teknologi

    Incremental Launching Method (ILM).

    Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan jembatan layang terpanjang di

    Indonesia dengan teknologi Cable Stayed.

    Jembatan Layang Cikubang-Tol Cipularang Jawa Barat yang merupakan jembatan

    dengan pilar tertinggi di Indonesia.

    Jembatan Surabaya Madura

  • 15

    Bendung Gerak Klambu Barrage dan Bendung Gerak Serayu di propinsi Jawa

    Tengah.

    Banjir Kanal Timur, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung Amandit di

    Kalimantan, dan Waduk Jatigede di Jawa Barat.

    Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok.

    Double Track Parujakan Cirebon.

    Jalan Tol Surabaya - Mojokerto.

    Bangunan Hunian: Asrama Universitas Negeri Semarang.

    Bangunan Hotel: Hotel Paragon City, Semarang.

    Mahmud Badaruddin Palembang.

    Terminal Bandar Udara Ngurah Rai, Bali dan Sepinggan, Balikpapan.

    Gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, Perpustakaan Universitas

    Medan, Manufacturing Research Center UI Depok.

    Proyek EPC Pembangunan Terminal LPG Pressurized di Tanjung Sekong Banten

    Proyek EPC Pembangunan DPPU Kualanamu Medan

    Proyek EPC Penggantian Fasilitas DPPU Soekarno Hatta

    Proyek EPC Relokasi Depot LPG Tanjung Priok

    Proyek EPC Pembangunan pipa Minyak Mentah Tempino Plaju

    Proyek EPC Penggantian Pipanisasi CB-I Tasikmalaya - Ujung Berung

    Pekerjaan EPC Tie-in PLTP Dieng (Geodipa)

    Design and Build (Turnkey) 2500 MT per Day Palm Oil Refinery Pulau Laut

    Out of Pit Crushing & Conveying (OPCC) System ADARO

    ANTAM Belt Conveyor MOP PP FeNi 1 Pomala

    Kontruksi Sipil Power Plant: PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU Pelabuhan

    Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok, dan PLTU Pacitan.

    EPC Power Plant: PLTU Amurang 2 x 25 MW, PLTD Bali 50 MW, PLTU Asam-

    Asam 2x65MW, Kalimantan Selatan.

  • 16

    II. Beberapa Permasalahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    PT. Wijaya Karya, Tbk.

    Truk tronton bermuatan beton milik PT Wika Indonesia menghantam pohon dan menubruk

    mobil taksi merek Toyota Limo warna biru dalam kecelakaan karambol di Jl Raya Solo-

    Sragen km 14, tepatnya di Desa Gerdu, Kebakkramat, Karanganyar, Sabtu (31/8/2013) sore.

    *tri Rahayu/JIBI/Solopos)

    Karyawan PT Wika Ditemukan Tewas di Laut. www.haluankepri.com Selasa, 10 September

    2013 00:00 BATAM (HK) - Hartanto (23) warga jalan Todak RT 29 RW 08 Ruli Malcem

  • 17

    Batuampar, Batam ditemukan tewas tenggelam di pantai Utara Pelabuhan Batuampar, Senin

    (9/9). Peristiwa ini terjadi Minggu, (8/9) sekitar pukul 14.15 WIB. Kapolsek KKP Polresta

    Barelang, AKP Hendriyanto mengatakan, korban merupakan pekerja subkon di PT Wijaya

    Karya (Wika) yang melakukan proyek penimbunan pelebaran dermaga. Saat itu, Hartanto

    terjatuh dan sempat dicari oleh rekan-rekannya.

    Pihak menejemen perusahaan PT Wika, Timbul mengatakan, korban ditemukan tim SAR

    sekitar pukul 10.30 WIB terapung di laut dengan posisi tertelungkup. Saat ditemukan, kondisi

    mayat Hartanto sudah mengalami kerusakan dibagian muka yaitu, bagian pelipis dan mata.

    III. Analisis Risiko PT. Wijaya Karya, Tbk. dan Beberapa Anak

    Perusahaannya

  • 18

    No Sumber Risiko Masa Kejadian Risiko Akibat Anak

    Perusahaan Fre

    kuensi Impact

    (Rp) Total (Rp) How to Mitigate

    1

    Human Error

    Pra - Event

    Lalai mengecek alat safety : Misalnya scaffolding yang rapuh, safety belt yang hampir putus, dll

    Terjatuh dari gedung/bangunan tinggi

    Pekerja terluka, cacat maupun dirawat di rumah sakit

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    7 3,000,000 21,000,000

    Sebelum proyek dimulai, para pekerja harus diberikan pengarahan mengenai pentingnya alat safety dan pentingnya pengecekan sebelum bekerja. Selain itu, harus ada kontrol dari supervisor untuk memastikan bahwa pekerja sudah menggunakan alat safety yang aman dan teruji

    Salah Perencanaan Kapasitas Proyek, misalnya jumlah pekerja dan waktu yang dibutuhkan kurang

    Pekerjaan tidak selesai pada waktunya dan pekerja menanggung beban yang terlalu berat

    Komplain dari customer dan keluarga pekerja yang berakibat buruk pada nama baik perusahaan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    2 30,000,000 60,000,000

    Kita harus merencanakan proyek dengan matang dan harus berkonsultasi dengan manajer risiko dalam menentukan jumlah pekerja, waktu yang dibuthkan dan perjanjian kontrak dengan customer. Sehingga pada saat proyek tersebut dilaksanakan, kita dapat meminimalisir risiko komplain, kekurangan waktu dan kerugian akibat salah perencanaan.

    Event

    Pengemudi kendaraan distribusi barang maupun kendaraannya tidak dalam kondisi yang baik

    Kecelakaan dalam distribusi material

    Kerusakan pada kendaraan perusahaan, luka yang dialami oleh pengemudi maupun masyarakat yang berada di sana saat kecelakaan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    2 5,000,000 10,000,000

    Sebelum material didistribusikan, kita harus mengecek kesiapan transportasi pengangkutnya (truk, mobil semen, dll) dalam keadaan layak digunakan. Selain itu kita juga harus memastikan keadaan supir pengangkut dalam keadaan baik dan diperbolehkan mengendarai kendaraan.

    Pekerja bekerja secara terus menerus dengan komputer

    Mata minus akibat terlalu lama bekerja dengan komputer

    Perusahaan harus menyediakan sarana pembantu pengelihatan para pegawai seperti kacamata

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    10 150,000 1,500,000

    Pekerja harus istirahat dari pekerjaannya ketika waktu istirahat tiba dan waktu penggunaan komputer juga perlu diatur perusahaan misalnya tidak boleh bekerja dengan komputer lebih dari 4 jam nonstop tanpa peregangan, dll.

    Ketidakhigienisan makanan dan minuman

    Pekerja sakit dan perlu di rawat ke rumah sakit

    Pengeluaran perusahaan bertambah untuk menjamin kesehatan pegawai

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    5 1,500,000 7,500,000

    Perusahaan diusahakan dapat menyediakan fasilitas air minum yang baik dan menyediakan kantin/katering yang terjamin kesehatan dan kehigienisannya. Selain itu, perusahaan juga dapat menganjurkan pada karyawan untuk selalu menjaga kebersihan seperti mencuci tanga, tidak menggunakan alat makan bergantian, dsb dalam rangka meminimalisir risiko kesehatan karyawan.

  • 19

    Kelalaian dalam konversi energi panas bumi

    Pekerja cedera akibat terkena panas bumi

    Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan pekerja

    Power 2 7,500,000 15,000,000

    Perusahaan harus benar - benar teliti dalam melakukan pengeboran sumber panas bumi dengan melakukan studi kelayakan dan penelitian yang mendalam tentang sumber daya tersebut. Apakah layak untuk di bor, apakah tidak berbahaya, dll agar kejadian - kejadian yang tidak diinginkan dikemudian hari dapat diminimalisisr. Selain itu, saat pengeboran, perusahaan juga harus benar - benar teliti bagian mana yang harus di bor agar tidak terjadi kebocoran yang dapat merugikan pekerja, perusahaan dan masyarakat sekitar.

    Panas bumi merugikan masyarakat sekitar dan merusak lahan

    Citra buruk perusahaan di mata masyarakat

    Power 1 15,000,000 15,000,000

    Alarm bahaya tidak berfungsi

    Bahaya yang terjadi tidak dapat diinformasikan dengan baik pada seluruh pekerja

    Terjadi kerugian yang lebih besar dari yang dipersiapkan perusahaan untuk mitigasi bencana

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    1 500,000 500,000

    Supervisor dan pekerja selalu dihimbau oleh perusahaan untuk segera melaporkan apabila ada permasalahan pada alarm bahaya. Dengan kerjasam semua pihak, diharapkan segala risiko dapat diminimalisir.

    Pekerja tidak terampil dalam bekerja

    Tertusuk Material

    Pekerja terluka dan biaya pengobatannya harus ditanggung oleh perusahaan karena masih bagian tanggung jawab perusahaan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    8 500,000 4,000,000 Perusahaan harus selalu menghimbau para pekerjanya untuk mengikuti standar safety yang sudah diinformasikan oleh perusahaan dan memonitor seluruh pekerja melalui supervisor. Selain itu, seluruh pekerja selalu diberi pengarahan untuk selalu menjaga dirinya dan temannya yang ada di sekitarnya agar terhindar dari segala bahaya, misalnya berpikir untuk tidak meletakkan material sembarangan yang dapat melukai temean pekerja yang lain. Apabila seluruh pekerja sudah menaati safety procedure dan selalu menjaga keselamatan,risiko kecelakaan di perusahaan dapat diminimalisir. Selain itu, hendaknya perusahaan selalu melakukan evaluasi dan peningkatan dalam memitigasi risiko yang berasa dari material seperti ini karena risiko ini akan terus ada selama perusahaan ini melakukan kegiatan operasionalnya.

    Terjepit Material 3 2,000,000 6,000,000

    Terkena percikan las pada mata atau kulit

    5 750,000 3,750,000

    Tergilas/terpotong alat berat

    3 3,000,000 9,000,000

    Pekerja tidak menggunakan alat safety

    Terjatuh ke laut 2 3,000,000 6,000,000

    Tersandung material

    4 250,000 1,000,000

    Tertimpa reruntuhan beton

    Beton, Realty, Gedung

    3 3,000,000 9,000,000

    PascaEvent

    Menggunakan bangunan sebelum waktu yang ditentukan

    Bangunan rubuh ataupun tidak dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi awal

    Kerugian bagi perusahaan karena harus memperbaiki bangunan dan memperbaiki citra yang buruk di mata customer dan masyarakat

    Beton, Realty, Gedung

    1 25,000,000 25,000,000

    Perusahaan harus memastikan bahwa kegiatan operasional di proyek yang sudah selesai harus mengikuti prosedur yang telah disepakati. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pengecekan terakhir dan finishing agar tidak ada lagi bagian bangunan mautpun material yang membahayakan.

    Barang yang dikirim tidak sesuai spesifikasi

    Komplain konsumen pada perusahaan

    Citra buruk perusahaan di mata masyarakat

    Intrade 5 3,000,000 15,000,000 Sebelum pengiriman, hendaknya dilakukan pengecekan dan menyamakan

  • 20

    No Sumber Risiko Masa Kejadian Risiko Akibat Anak

    Perusahaan Fre

    kuensi Impact

    (Rp) Total (Rp)

    How to Mitigate

    2 Eksternal Event

    Terpapar sinar matahari terlalu lama

    Pekerja mengalami kulit terbakar atau pusing maupun mual

    Perusahaan harus menyediakan biaya pengobatan untuk para pekerja

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    2 500,000 1,000,000

    Pekerja dihimbau untuk menggunakan pelindung dari sinar matahari langsung seperti topi pekerja dan baju panjang. Selain itu sebaiknya perusahaan menyediakan lotion untuk penangkal sinar matahari (sunblock) untuk pekerja

    Tanah Longsor Penundaan pelaksanaan proyek, Perbaikan bangunan akibat bencana alam, Pekerja terluka akibat tidak dibekali pengetahuan mitigasi bencana alam

    Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan gedung dan tambahan pekerja agar proyek dapat selesai tepat waktu. Selain itu, apabila ada pekerja yang cedera, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan pekerja

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    1 15,000,000 15,000,000

    Sebaiknya sebelum melaksanakan proyek, perusahaan sudah survei ke tempat tersebut untuk memastikan apakah di daerah tersebut rawan gempa dan tanah longsor atau tidak. Jika iya, perusahaan harus menggunakan langkah antisipasi seperti menggunakan bahan bangunan yang tahan gempa, menyediakan tambahan pekerja apabila diperlukan sewaktu - waktu untuk mengejar deadline, dan membekali pekerja dengan pengetahuan memitigasi gempa dan tanah longsor misalnya dengan berlindung di bawah meja saat terjadi gempa, tidak panik dan berdesakan saat keluar, dan harus menggunakan tangga darurat.

    Gempa Bumi Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    1 15,000,000 15,000,000

    Sirkulasi udara yang kurang baik

    Pekerja mengalami kesulitan napas, kehabisan oksigen, dan bisa pingsan

    Perusahaan harus membiayai pengobatan pekerja yang mengalami kesulitan napas dan formasi pekerja dapat terganggu untuk sementara sehingga menyebabkan waktu kerja terlambat.

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    6 1,500,000 9,000,000

    Dalam perencanaan dan pembangunannya, perusahaan harus memperhitungkan bagaimana sirkulasi di tempat - tempat para pekerja nanti. Selain itu, perusahaan harus mempersiapkan pertolongan pertama seperti tabung oksigen dan alat bantu pernapasan lainnya.

    Pekerja merokok dalam proyek

    Polusi asap rokok pada pekerja yang lain dan dapat menyebabkan kebakaran

    Pekerja dapat mengalami sesak napas dan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan. Selain itu, jika terjadi kebakaran, maka akan banyak kerugian yang dihadapi perusahaan seperti biaya perbaikan, biaya pengobatan, dll.

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    3 5,000,000 15,000,000

    Perusahaan harus membuat aturan yang tegas bahwa dilarang merokok saat dalam pengerjaan proyek maupun di sekitar proyek. Selain itu, jika diperlukan, supervisor harus melakukan kontrol kepada para pekerja dan memberikan sanksi tegas apabila ditemukan pekerja yang merokok.

    Peralatan kerja, Pengangkutan material, pengeboran dan kegiatan lain yang menimbulkan kebisisingan

    Tempat kerja yang bising

    Pekerja dapat mengalami kesulitan pendengaran dan gangguan pada sistem pendengarannya

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    6 750,000 4,500,000 Perusahaan harus menyediakan alat peredam kebisingan dan tutup telinga untuk pekerja untuk mengurangi efek kebisingan dari kegiatan proyek.

  • 21

    Sumber air yang tidak layak

    Gangguan kesehatan pencernaan

    Pekerja sakit dan biaya pengobatannya harus ditanggung oleh perusahaan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    4 1,000,000 4,000,000

    Perusahaan harus menyediakan air yang layak diminum untuk kebutuhan makan minum pekerja. Apabila air yang ada kurang layak, maka perusahaan harus mencari sumber lainnya ataupun menyulingnya sampai air tersebut layak diminum.

    Tempat istirahat pekerja tidak layak

    Pekerja mudah sakit karena tempat istirahatnya menyulitkan ia untuk beristirahat tenang

    Pekerja tidak dalam kondisi fit saat melakukan tugas di proyek keesokan harinya sehingga akan menurunkan kinerja pekerja dan menurunkan kualitas bangunan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    4 500,000 2,000,000

    Tempat istirahat pekerja adalah hal yang penting diperhatikan oleh perusahaan sehingga perusahaan harus menyediakan tempat istirahat pekerja yang layak sehingga kesehatan para pekerja dapat terpelihara sampai selesainya proyek pembangunan.

    Terjadinya kecelakaan dalam proyek yang diketahui oleh pekerja lain

    Psikis pekerja yang terganggu akibat kecelakaan

    Kinerja pekerja menurun akibat melihat kecelakaan tersebut, apalagi kalau yang terkena musibah itu adalah temannya sendiri. Hal ini akan menyebabkan adanya gangguan dalam penyelesaian proyek.

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    3 1,500,000 4,500,000

    Perusahaan melalui supervisor dan psikolog dapat memberikan penenangan pada pegawai yang keadaan psikisnya terganggu akibat kecelakaan dan menganjurkannya untuk selalu berhati - hari dan berusaha mengikhlaskan yang sudah terjadi sehingga diharapkan kinerja pegwai tersebut dapat kembali bekerja dengan baik.

    Adanya kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai perjanjian perdagangan

    Perjanjian perdagangan yang dibatalkan

    Perusahaan menanggung kerugian akibat pembatalan perjanjian tersebut, apalagi biasanya proyeknya masih dalam proses pembangunan.

    Intrade 2 15,000,000 30,000,000

    Perusahaan harus teliti dalam memutuskan perjanjian perdagangan dengan memperhatikan segala risiko yang ada di kemudian hari. Jika diperlukan, perusahaan dapat berkonsultasi dengan manajer risiko untuk membuat perjanjian perdagangan yang risikonya minimal.

    Ledakan yang tidak diharapkan dari tempat pengeboran

    Pekerja terluka dan terjadinya kerusakan di tempat pengeboran

    Perusahaan harus memperbaiki tempat yang meledak dan membiayai pengobatan pekerja dan masyarakat sekitar yang terkena dampak ledakan

    Insan, Power 1 8,000,000 8,000,000

    Sebelum melakukan pengeboran, perusahaan harus melakukan studi lapangan untuk menilai apakah tempat tersebut layak untuk dibor. Selain itu, perusahaan harus senatiasa menyediakan perlatan pengaman bagi para pekerja agar risiko ledakan dari tempat pengeboran dapat diminmalisir

    3 Material Pra - Event

    Permasalahan pada material yang dikirimkan supplier

    Kesalahan komposisi material bangunan

    Kekuatan bangunan tidak sesuai spesifikasi dan muncul komplain dari customer yang menyebabnya kerugian perusahaan dan citra buruk perusahaan di mata customer

    Beton, Realty, Gedung

    2 15,000,000 30,000,000 Perusahaan harus menyeleksi supplier - supplier yang memasok bahan baku untuk perusahaan dari segi kualitas, kepercayaan, ketepatan waktu pengiriman, dll

  • 22

    Event

    Kabel terkelupas, pekerja tidak menggunakan sarung tangan atau sepatu karet saat berdekatan dengan alat yang bertegangan listrik

    Tersengat listrik

    Pekerja kehilangan kesadaran, gosong, bisa meninggal dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    4 1,000,000 4,000,000

    Perusahaan harus memastikan seluruh pekerja mengikuti aturan safety procedure yang diterapkan perusahaan memalui supervisor misalnya seperti harus menggunakan sepatu karet di daerah - daerah yang ada risiko tersengat listrik. Selain itu, pekerja juga diharapkan untuk segera memperbaiki kabel - kabel yang terkelupas untuk mengurangi bahaya tersengat listrik.

    Tabung las meledak

    Kebakaran

    Banyak kerugian yang dialami oleh perusahaan

    seperti harus memperbaiki bangunan yang rusak akibat

    kebakaran, pekerja yang terluka dan pekerjaan proyek

    yang tertunda akibat kebakaran

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    2 1,000,000 2,000,000

    Perusahaan harus selalu memastikan bahwa tabung gas selalu dalam keadaan yang layak pakai dan diperiksa secara berkala. Perusahaan juga harus mengawasi pemakaian listrik di dalam proyek dan memastikan bahwa tidak ada penggunaan listrik yang melebihi kapasitasnya. Selain itu, untuk mencegah kebakaran menjadi besar, perusahaan harus mempersiapkan tabung hidran di setiap bagian proyek dan memastikan seluruh pekerja dapat menggunakan tabung hidran tersebut.

    Hubungan arus pendek

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan, Intrade

    4 750,000 3,000,000

    Menghirup terlalu banyak hazardous substance misal lem beton, semen

    Pekerja keracunan, pusing dan jatuh sakit

    Biaya pengobatan di rumah sakit untuk pekerja menjadi kewajiban perusahaan. Pekerjaan proyek menjadi terlambat.

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    4 500,000 2,000,000 Pekerja dihimbau untuk selalu memakai masker agar tidak terlalu banyak menghirup zat-zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan.

    Panas bumi terkontaminasi oleh zat- zat beracun

    Insan 8 500,000 4,000,000

    Dalam proyek, pengebor harus menggunakan alat pengaman dan alat bantuan pernapasan (misalnya membawa tabung oksigen) untuk berjaga - jaga apabila tiba - tiba ada zat beracun yang keluar dari dalam bumi bersama panas bumi

    Generator sudah tua dan tidak layak pakai. Generator tidak digunakan dengan baik dan benar.

    Meledaknya generator

    Kerugian bagi perusahaan karena harus memperbaiki bangunan dan memperbaiki citra yang buruk di mata customer dan masyarakat

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    3 6,000,000 18,000,000

    Kontrol terhadap generator harus dilakukan secara berkala dan generator perlu diganti apabila sudah sangat tua dan tidak layak pakai. Perawatan terhadap generator juga harus selalu dilakukan untuk memperpanjang umur generator.

    Kerusakan kabel dan meterial kecil lain

    tersengat listrik, pekerja terluka, bagian minor dari proyek menjadi kurang kuat

    Adanya kerusdakan - kerusakan kecil di dalam proyek yang dapat menjadi bahan komplain customer

    Beton, Realty, Gedung, Power, Insan

    8 500,000 4,000,000

    Perusahaan harus memastikan bahwa material - material kecil seperti paku, kabel, paku payung, dsb yang digunakan harus yang memeiliki kualitas terbaik sehingga tidak mengganggu kegiatan pembangunan proyek.

    Total Risiko dalam satu tahun 132 IDR 384,250,000.00

  • 23

    IV. Sistem Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT

    Wijaya Karya, Tbk.

    Sistem Manajemen K3L WIKA

    Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. didasarkan pada

    ketentuan-ketentuan yang didasarkan pada ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan

    Sistem Manajemen K3 Permenaker No. 5 tahun 1996.

    Manajemen puncak membentuk struktur organisasi K3L yaitu Panitia Pembina Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3L). Setiap informasi K3L dikomunikasikan

    dengan baik kepada para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan, WIKA melakukan

    kegiatan K3L induction, K3L morning, talk, K3L meeting, toolbox meeting, dan pemasangan

    papan pengumuman serta rambu-rambu K3L.

    Agar setiap tahapan kegiatan bisnis WIKA memenuhi ketentuan dan persyaratan K3L maka

    WIKA melakukan pemeriksaan bahaya, pemantauan lingkungan, monitoring peralatan

    inspeksi, pengukuran, dan pengujian, dan pemantauan kesehatan pada setiap karyawannya.

    Pelaksanaan, pemeriksaan, dan pemantauan K3L di lingkungan WIKA dilakukan oleh

    petugas yang ditunjuk dan senantiasa dimonitor dan direview pimpinan unit kerja serta diukur

    secara mandiri menggunakan Quality Management System Level (QMSL), Safety

    Implementation Level dan Environment Management System Level. Petugas di tingkat

    korporat dan PJPU secara berkala melakukan klinik dan audit untuk memastikan bahwa K3L

    telah diimplementasikan dengan baik serta selalu mengupayakan continual improvement

    K3L. Untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja K3L, maka setiap keadaan darurat,

    insiden, kecelakaan kerja, dan penyimpangan pelaksanaan kegiatan K3L harus dilaporkan

    kepada manajemen WIKA.

    Sistem Manajemen Pengamanan WIKA

    WIKA telah menetapkan kebijakan pengamanan yang tercantum dalam Kebijakan Sistem

    Manajemen WIKA. Kebijakan ini dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan disediakan

    untuk pihak terkait. Untuk mengelola ancaman terhadap aset WIKA (intangible asset dan

    tangible asset), maka WIKA melakukan pengelolaan risiko, strategi pengembangan, dan

    melakukan mitigasi risiko.

  • 24

    Manajemen Risiko

    WIKA menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko,

    baik risiko yang berada di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar kendali

    Perseroan. Oleh karena itu WIKA menyadari akan pentingnya pengelolaan risiko Perseroan

    secara terintegrasi, optimal dan berkesinambungan. WIKA senantiasa melaksanakan

    pengendalian risiko dan pengelolaan kebijakan Perseroan secara terintegrasi dan

    berkelanjutan untuk mewujudkan operasional Perseroan yang sehat dan mampu

    menghasilkan laba yang optimal pada batas toleransi risiko yang ditetapkan. WIKA

    berkewajiban untuk melakukan identifikasi terhadap kemungkinan munculnya risiko-risiko

    baik eksternal maupun internal tersebut.

    Perseroan akan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya

    risiko asuransi yang relevan, ataupun merancang kontrak sedemikian rupa sehingga

    Perseroan terlindungi secara hukum. WIKA selalu memantau dan mengkaji risiko secara

    berkala sehingga diharapkan risiko-risiko tersebut dapat dikendalikan sedemikian rupa

    sehingga tidak mengurangi nilai Perseroan secara signifikan. Namun demikian, Perseroan

    juga menyadari adanya risiko yang berada di luar kendali yang tidak dapat dihilangkan

    sepenuhnya oleh upaya-upaya internal. WIKA membentuk forum atau tim manajemen risiko

    yang memberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dalam rangka menangani

    pekerjaan baru yang belum pernah dikerjakan oleh Perseroan sebelumnya dan seluruh

    aktivitas yang dilakukan di seluruh unit kerja. WIKA mempunyai komitmen yang

    mengungkapkan secara transparan risiko-risiko yang secara signifikandapat mempengaruhi

    nilai Perseroan. Dengan demikian pihak-pihak yang berkepentingan dengan WIKA dapat

    memperhitungkan risiko-risiko yang relevan apabila melakukan transaksi bisnis dengan

    Perseroan. Pelaksanaan sistem manajemen risiko Perseroan merupakan bagian dari kebijakan

    sistem manajemen WIKA secara keseluruhan. Acuan kerja sistem manajemen risiko

    didasarkan pada prosedur sistem manajemen risiko Perseroan No.Dok. WIKA-PEU-PM-

    07.01, dan telah direvisi pada Amd. 1 Revisi No.05 tanggal 1 Mei 2009. Berdasarkan

    prosedur diatas dinyatakan:

    Direksi dan seluruh pegawai Perseroan wajib

    1. Menerapkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko.

    2. Dengan berlakunya Prosedur Sistem Manajemen

  • 25

    V. Perbandingan Sistem Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja di TOYOTA dan BANK MANDIRI

    TOYOTA

    Toyota memiliki sistem manajemen pengelolaan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang

    kuat. Secara ringkas Toyota membagi sistem tersebut ke dalam beberapa bagian yaitu:

    Safety in vehicle logistic

    Safety in our parts centres

    Safety in our manufacturing plans

    Toyota menerapkan sistem pengelolaan risiko yang terstruktur dengan rapi sehingga tidak

    heran apabila Toyota sering mendapat penghargaan dalam berbagai bidang terkait dengan

    pengelolaan risiko perusahaaan.

  • 26

    Sistem Pengelolaan Risiko di BANK MANDIRI TBK

    Pada tanggal 19 Mei 2003 Bank Indonesia menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

    5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum yang mulai berlaku

    sejak 1 Januari 2004. Semua bank nasional, daerah, koperasi dan cabang bank asing di

    Indonesia harus mengimplementasikan peraturan itu dalam menjalankan operasional sehari-

    hari. Penerapan Manajemen Risiko (Risk Management) bertujuan untuk

    menghindarikerugian yang disebabkan terjadinya suatu risiko atau peristiwa.

    Dalam rangka penetapan Manajemen Risiko bagi bank umum, Bank Indonesia telah

    menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 yang di dalamnya Bank

  • 27

    Indonesia telah menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh perbankan Indonesia

    dalam menetapkan Manajemen Risiko. Peraturan dari Bank Indonesia membedakan delapan

    jenis risiko yang harus dikelola bank sebagai berikut :

    1. Risiko Kredit

    2. Risiko Pasar

    3. Risiko Likuiditas

    4. Risiko Operasional

    5. Risiko Hukum

    6. Risiko Reputasi

    7. Risiko Strategik

    8. Risiko Kepatuhan

    Usaha pengelompokkan risiko berdasarkan karakteristik di atas adalah salah satu upaya dari

    Bank Mandiri dalam memitigasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas perusahaan

    mereka.

    VI. Analisis Biaya yang hilang karena adanya kecelakaan kerja

    Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang cukup signifikan.

    Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian. Di samping dapat

    mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya adalah biaya pengobatan, kompensasi yang

    harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-

    biaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup

    kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan

    (penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya

    reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan

    usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). Biaya-biaya tidak langsung ini sebenarnya jauh

    lebih besar dari pada biaya langsung. Keuntungan dalam mengimplementasikan analisis

    biaya keselamatan dan kecelakaan kerja secara ekonomi atau finansial dapat dilihat dari

    perannya membantu mengurangi biaya overhead.

  • 28

    BAB III

    SARAN DAN KESIMPULAN

    A. Kesimpulan

    Dari uraian mengenai berbagai aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

    penyelenggaraan konstruksi dalam hal ini PT WIJAYA KARYA (WIKA) Tbk, dapat diambil

    kesimpulan bahwa bebagai masalah dan tantangan yang timbul tersebut berakar dari

    rendahnya taraf kualitas hidup sebagian besar masyarakat. Dari sekitar 4.5 juta pekerja

    konstruksi Indonesia, lebih dari 50% di antaranya hanya mengenyam pendidikan maksimal

    sampai dengan tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah tenaga

    kerja lepas harian yang tidak meniti karir keterampilan di bidang konstruksi, namun sebagian

    besar adalah para tenaga kerja dengan keterampilan seadanya dan masuk ke dunia jasa

    konstruksi akibat dari keterbatasan pilihan hidup.

    Permasalahan K3 pada jasa konstruksi yang bertumpu pada tenaga kerja berkarakteristik

    demikian, tentunya tidak dapat ditangani dengan cara-cara yang umum dilakukan di negara

    maju. Langkah pertama perlu segera diambil adalah keteladanan pihak Pemerintah yang

    mempunyai fungsi sebagai Pembina dan yang memiliki peran terbesar di sini adalah Pihak

    pemilik proyek dalam hal ini PT WIJAYA KARYA yang memiliki peran terbesar dalam

    usaha perubahan paradigma K3 konstruksi. Di samping itu, hal yang terpenting adalah aspek

    sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus kepada seluruh komponen Masyarakat Jasa

    Konstruksi, karena tanpa program-program yang bersifat partisipatif, keberhasilan

    penanganan masalah K3 konstruksi tidak mungkin tercapai.

    B. Saran

    Mitigasi dalam k3 adalah upaya atau langkah-langkah untuk menghindari atau mengurangi

    dampak bahaya yang akan menjadi bencana atau untuk mengurangi efek dari bencana ketika

    hal tersebut terjadi.

    Tahap mitigasi berbeda-beda karena berfokus pada jangka panjang terhadap langkah-langkah

    untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Penerapan strategi mitigasi dapat dianggap

    sebagai bagian dari proses pemulihan jika diterapkan setelah bencana terjadi. Namun, bahkan

  • 29

    jika diterapkan sebagai bagian dari upaya pemulihan, tindakan yang mengurangi atau

    menghilangkan risiko dari waktu ke waktu masih dianggap upaya mitigasi.

    Tindakan Mitigative bisa struktural maupun non-struktural. Langkah-langkah struktural

    menggunakan solusi teknologi, seperti tanggul banjir. Non-struktural meliputi tindakan

    legislasi, perencanaan penggunaan lahan (misalnya penunjukan lahan yang tidak penting

    seperti taman untuk digunakan sebagai zona banjir), dan asuransi. Mitigasi adalah metode

    yang paling hemat biaya untuk mengurangi dampak dari bahaya. Namun, mitigasi tidak

    selalu cocok dan struktural khususnya mitigasi yang dapat memungkinkan memiliki efek

    buruk pada ekosistem.

    Dengan demikian akan dapat mengurangi kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan

    atau negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal

    bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh elemen yang ikut terlibat dalam masyarakat.

    Hal-hal yang dapat kami sarankan dalam rangka melakukan mitigasi kecelakaan kerja di PT

    Wijaya Karya itu sendiri pada jangka pendek diantaranya adalah mulai dari hal-hal

    sederhana sampai ke tingkatan yang lebih tinggi misalnya:

    1. Penggunaan Alat Pelindung (APD)

    Penutup Kepala/Helm

    Kacamata Pelindung

    Masker

    Identitas (ID)

    baju Lengan Panjang

    Sarung Tangan

    Sabuk Keselamatan

    Sepatu Keselamatan

    2. Menetapkan batas-batas wilayah yang jelas khususnya wilayah-wilayah yang

    berbahaya

    3. Membuat jalur evakuasi yang memadai apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan

    kerja

    4. Mengecek kelengkapan P3K

    5. Membuat rambu-rambu yang dapat terlihat jelas di tiap-tiap sudut area

    6. Pemisahan bahan-bahan berbahaya

  • 30

    7. Membuat jalur aliran listrik yang aman

    8. Mengadakan pelatihan dan pengecekan kesehatan pekerja secara regular

    Sedangkan untuk tahapan yang lebih tinggi, jangka panjang, sebagai salah satu perusahaan

    kontraktor terbesar dan terhandal di Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk sudah menunjukkan

    performa terbaiknya dalam memitigasi risiko bisa dengan cara melakukan distribusi risiko,

    pengelompokkan risiko-risiko yang memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga dapat

    ditangani dengan lebih efektif oleh orang-orang yang benar-benar mengerti, membuat

    strukturisasi risiko yang jelas dalam perusahaan baik pelaku usaha maupun sistem kerja di

    dalam perusahaan sehingga setiap elemen dalam perusahaan tersebut memiliki pemahaman

    dan pengetahuan yang sama terkait risiko yang mungkin terjadi di dalam perusahaan itu

    sehingga dapat mengurangi terjadinya risiko, mengasuransikan benda-benda atau orang-

    orang yang memiliki pengaruh besar dalam perusahaan misalnya pekerja kunci, alat-alat

    penting dan lain-lain.

  • 31

    Daftar Referensi

    byu/vnr.2013. Karyawan PT Wika Ditemukan Tewas di Laut.

    http://www.haluankepri.com/batam/51722-karyawan-pt-wika-ditemukan-tewas-di-laut.html.

    diakses tanggal 6 Oktober 2013 Pukul 07.07

    Komaraningsih, Alifah. 2013.Manajemen Risiko Keselamatan Kerja Pada Pekerjaan

    Bangunan atas di Proyek Pembangunan Jalan Layang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR)

    Seksi 2A oleh PT. Wijaya Karya Tahun 2013. Skripsi. Fakulta Kesehatan Masyarakat.

    Universitas Indonesia. Depok

    Tri Rahayu. 2013. Kecelakaan Karanganyar : Inilah Rekaman Peristiwa Kecelakaan Truk

    Tronton Maut.http://www.solopos.com/2013/08/31/kecelakaan-karanganyar-inilah-rekaman-

    peristiwa-kecelakaan-truk-tronton-maut-442950. diakses tanggal 5 Oktober 2013 Pukul 18.06

    http://www.wika-beton.co.id/index.php/Latest/ , diakses tanggal 1 Oktober 2013

    www.wikarealty.com, diakses tanggal 1 Oktober 2013

    www.wika-intrade.com, diakses tanggal 1 Oktober 2013