PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPada masa sekarang ini,
perkembangan usaha perindustrian sudah semakin maju. Hal ini
membuktikan bahwa industrii merupakan salah satu unsur yang peting
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta mensejahterakan
masyarakat disekitarnya.Perkembangan usaha industri saat ini sudah
dapat dilakukan oleh siapa pun tanpa ada perkecualian. Hal itu
dibuktikan bahwa suatu usaha industri bukan hanya bisa dilakukan
oleh sekelompok orang normal (memiliki fisik yang utuh) melainkan
setiap individu yang mempunyai keterbatasan fisik dapat menciptakan
suatu usaha industri itu sendiri. Seperti suatu usaha industri yang
terletak di jalan kaliurang kilometer 13,5 yang dikelola oleh
sebuah yayasan bernama Yakkum, nama industrinya adalah Yakkum
craft.
Kesehatan dan keselamatan pekerja menentukan hasil suatu usaha.
Ketika suatu usaha industri mempunyai pekerja dengan status
kesehatan yang rendah akan menyebabkan hasil produksi yang kurang
maksimal dan akhirnya perusahaan akan merugi. Sebagian besar
perusahaan di Indonesia keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih
dinilai sebelah mata. Dikarenakan masalah K3 bagi sebagian besar
perusahaan dianggap masalah ringan sehingga untuk menerapkan
manajemen K3 tidak perlu secara khusus. Kondisi ini terlihat pada
pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi namun hanya
menggunakan peralatan yang sederhana. Hal ini tentunya tidak
sebanding dengan probabilitas tingkat resiko kecelakaan yang
dihadapi.
Sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas
dan jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang
harus diterapkan oleh perusahaan-perusahaan. Namun masih terdapat
carut marut dalam penerapannya. Sejauh ini, hanya
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang migas yang telah
menerapakan dengan cukup baik aturan ini, selebihnya susah untuk
dilakukan pengontrolan. Sudah saatnya aturan K3 diterapkan dengan
baik untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang tidak dapat
diprediksi. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan nyaman
karena pekerja tidak khawatir akan kesehatan dan keselamatan
dirinya dalam bekerja. Hal ini dapat memaksimalkan hasil usaha
industri.B. Pengetahuan K3
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu
usaha agar pelaku kerja bekerja secara nyaman, aman, efektif, sehat
dan terhindar dari resiko bahaya ditembat kerja dan untuk
mengidentifikasi factor resiko sehingga dapat melakukan pencegahan
kemungkinan buruk yang akan terjadi. K3 adalah salah satu jenis hak
pekerja agar dapat bekerja dengan baik dengan tetap mengedepankan
keselamatan. Mengingat begitu pentingnya K3 seharusnya tidak
terpinggirkan oleh hak-hak pekerja lainnya seperti nilai gaji yang
layak, dan hak-hak lainnya. Yang terpenting adalah pekerja disini
adalah objek dan sekaligus sebagai subjek dari regulai K3 itu
sendiri, sehingga jika K3 dilaksanakan dengan baik maka pekerja itu
sendiri akan menerima efek positifnya dan begitu juga untuk keadaan
sebaliknya.C. Tujuan dari Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja
(K3)Tujuan adanya keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah
untuk terciptanya keselamatan karyawan saat sedang bekerja. Berikut
ini adalah tujuan K3 untuk pekerja dan perusahaan itu sendiri:.A.
Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut:1) Meningkatkan
kinerja dan omzet perusahaan.
2) Mencegah terjadinya kerugian (total loss control
minimum).
3) Memeliharasarana dan prasarana perusahaan.
B. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut:1)
Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan.
2) Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk
sekitarnya.
3) Untuk kinerja yang berkesinambunganPROFIL INDUSTRI2.1 Sejarah
pendirian
Industri yang diteliti bernama yakkum craft. Yakkum craft
merupakan sebuah perusahaan industri yang membuat kerajinan
berbahan dasar kayu (woods) dan non woods (paper dan kain). yakkum
craft dibawah naungan yayasan yakkum dari RS Bethesda. Industri ini
berada di Jalan Kaliurang kilometer 13,5, Desa Besi Yogyakarta.2.1
Tenaga kerja
Tahun 2006 lalu, yakkum craft memiliki pekerja sekitar 105 orang
dan 20 staf. Tapi seiring jalannya waktu, jumlah pekerjanya
berkurang karena, dan kurangnya permintaan pemesanan membuat sepi
para pekerja ada beberapa diantaranya memilih usaha sendiri.
Sekarang Yakkum craft memiliki 35 pekerja yang beberapa diantaranya
merupakan penyandang cacat dari yayasan yakkum dan 3 staf yang
berada di kantor yaitu terdiri dari bagian administrasi, keuangan,
marketing. Para pekerja ditempatkan dibagian pengadaan
barang,penggergajian,pengetaman,pengecatan dan non woods.
Penempatan tersebut berdasarkan keahlian ,kemampuan dan ketrampilan
masing-masing. Awalnya para pekerja diberi pelatihan kertampilan
selama beberapa minggu kemudian magang di yakkum craft dan
dicobakan ke semua proses kemudian dari sanalah dapat terlihat
ketrampilannya dibidang pemahatn,pemeratan,atau pengecatan. Pekerja
memiliki jadwal cuti 12 kali dalam setahun. Biasanya para pekerja
melakukan pekerjannya dari jam 8 sampai jam 4, dan beristirahat
pada jam 12 sampai jam 1 siang. Kalau pesanan sedang bayak, para
pekerja lembur sampai jam 9 malam.
2.3 Kondisi ruang kerja
Yakkum craft memiliki 3 bangunan yang berdekatan, yaitu gedung
pertama sebagai tempat pemahatan, gedung kedua sebagai tempat
pemerataan dan pengecatan, sedangkan bagian ketiga adalah kantor
kerja. Tempat kerja cukup luas dan pencahayaannya cukup. Diruang
kerja terdapat banyak debu karena sisa-sisa pemahatan kayu.
Kebersihan tempat kerja ditanggung jawabkan pada pekerja karena
memang tidak adanya petugas kebersihan. 2.4 Proses produksi
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi
kerajinan ini. Proses pembuatan kerajinan woods ada beberapa tahap
antara lain yaitu ;
Penyediaan bahan : bahan baku pembuatan kerajinan wood adalah
kayu. kayu biasa diperoleh dengan cara memesan ditempat penjual
kayu. Kemuadian kayu akan diantar ke yakkum craft. Pemesanan kayu
tidak rutin tergantung kebutuhan. Sedangkan untuk bahan baku non
woods seperti kertas, kain dan plastic diperoleh dari pembelian
didepot dan toko grosiran.
Proses selanjutnya adalah pemahatan. Kayu dipahat menggunakan
mesin pemahat. Di tempat produksi ini terdapat 4 mesin pemotong
kayu. Sebagian mesin pemahat ini sudah lama dan ada 2 yang
terbaru.
Proses selanjutnya adalah penghalusan. Proses ini bertujuan
untuk meratakan dan menghaluskan setiap sudut yang telah dimodel.
Proses ini dilakukan dua kali yaitu penghalusan pertama dan
penghalusan kedua. Penghalusan pertama masih dilakukan diruang
produksi. Kegiatan ini dilakukan setelah kayu di potong sesuai
bentuk dasar. Penghalusan kedua dilakukan di ruang finishing yaitu
setelah hasil kerajinan selesai diproses dan sebelum diberi
sentuhan akhir.Tahap selanjutnya setelah pembentukan bentuk dasar
dan penghalusan adalah pengecata. pengecatan merupakan bagian inti
pembuatan kerajinan ini. Karena pemilihan warna menetukan daya
tarik dari kerajinan yang dihasilkan. Pengecatan ini dilakukan di
ruang finishing.
Tahap selanjutnya setelah pengecatan dan penghalusan (pemberian
sentuhan akhir) adalah pemaketan. Setelah bahan itu selesai
diproses kemudian kerajinan siap untuk dipaketkan ke tempat tujuan.
Yakkum craft ini biasanya mendapatkan pesanan dari berbagai daerah
di indonesi aseperti Surabaya,bali. Selain itu juga ada pesanan
dari luar negeri seperti belanda.
Selain dari produk wood, yakkum craft juga memproduksi kerajinan
non woods. Kerajinan non woods ini nahan bakunya antara lain kain,
kertas. Bahan baku biasanya diperoleh dari tempat depot atau took
grosiran. Kerajinan non woods dikerjakan oleh pekerja di rumah.
Biasanya diberi tenggang waktu 1 bulan untuk menyelesaikan
kerajinan non woods ini. 2.5 Sarana dan fasilitas kesehatan
Sarana yang tersedia di yakkum craft meliputi, toilet yang ada
di setiap lantai, dispenser, masker untuk pekerja,kacamata
pelindung,kotak p3k yang terletak di kantor, alat pemadam
kebakaran, poster dilarang merokok di tempat berbahaya. Fasilitas
kesehatan yang ditawarkan yaitu rujukan fasilitas kesehatan bila
terjadi kecelakaan dalam pekerjaan serta biaya penanganan dan
pengobatan ditanggung oleh yakkum craft. 2.6 sistem manajemen
Pelatihan k3, pelatihan tanggap kebakaran, peraturan dan
prosedur sudah pernah dikemukakan di awal, tapi tidak secara rutin
dilakukan pada pekerja yang baru. Pada saat wawancara, pekerja
mengakui kurang mengetahui tentang k3 . PEMBAHASAN
A. Faktor risikoFaktor risiko K3 itu sendiri meliputi beberapa
hal, antara lain :
1. Keadaan tempat lingkungan kerja:
Keadaan tempat kerja dari industri yakkum craft kemaren terdapat
tiga tempat untuk setiap pemrosesan, untuk tempat yang satu dengan
tempat yang lainnya itu keadaannya agak berbeda, tempat pemrosesan
itu sendiri yang sudah tersebut di atas, ada tempat pemotongan
kayu, tempat pengamplasan kayu, dan tempat pengecatan kayu yang
sudah di ukir atau sudah siap di cat.
Tempat pertama yaitu tempat untuk pemotongan kayu, untuk tempat
pemotongan kayu itu sendiri ruangannya cukup luas sehingga
pergerakan para pekerjanya pun cukup baik artinya di tempat ini
tidak saling berdesakan antara pekerja yang satu dengan yang
lainnya. Kemudian untuk penyimpanan baik alat produksi seperti
mesin pemototng maupun alat yang dianggap membahayakan hanya di
taruh di pinggir ruangan saja, tanpa tersedianya ruangan
penyimpanan khusus
Kemudian dari segi pencahayaan dan sirkulasi udara pada ruangan
ini sudah lumayan baik. Untuk sirkulasi udaranya sendiri itu memang
memanfaatkan sebuah blower untuk sirkulasi udaranya sehingga di
tempat ini tidak terlalu lembab, dan untuk pencahayaannya itu
sendiri menggunakan pencahayaan lampu saja, dari pencahayaan sinar
matahari sangat minim.
Untuk sisa hasil industri atau limbah itu sendiri hanya
sisa-sisa kayu hasil pemotongan tersebut, sehingga sisa hasil
industri ini tidaklah di buang melainkan biasanya di manfaatkan
oleh mereka sendiri untuk di olah kembali untuk sisa kayu yang
masih bagus, dan kalau sisa kayu yang kurang bagus itu mereka jual
di tempat pengepulan barang bekas.
Kemudian dari suhu diruangan cukup baik, tidak terlalu panas
juga, hal itu di karenakan keadaan tempatnya cukup luas dan tidak
saling berdesakan antara pekerja. Untuk debu itu sendiri menjadi
sebuah masalah di tempat ini dan debunya itu berasal dari debu
pemotongan kayu itu sendiri, dan debunya pun hanya di biarkan saja
berserakan di lantai dan itu sangat membahayakan karena debu-debu
tersebut bisa membuat para pekerja mengalami sesak nafas.
Tempat pemrosesan yang kedua yaitu tempat pengamplasan terhadap
kayu-kayu yang sudah di potong dan di ukir. Sama seperti halnya
tempat pemotongan kayu tadi, ruangan untuk tempat pengamplasan juga
cukup luas, dan untuk tempat pengamplasan terdapat akses sendiri
untuk pengguna kursi roda sehingga para pengguna kursi roda bisa
melalui jalan tersebut. antar pekerja tidak saling berdesakan di
karenakan juga sudah mengetahui posisinya masing-masing.
Di tempat ini tidak terdapat alat yang membahayakan, hanya
terdapat kursi dan meja untuk mengerjakan pengamplasan tersebut,
dan untuk kursi dan meja ini sudah diatur sedemikian sehingga tidak
membahayakan atau menghalangi jalan para pengguna kursi roda.
Untuk pencahayaan dan sirkulasi di tempat ini cukup baik,
terdapat fentilasi yang cukup dan beberapa blower sehingga tingkat
kelembapannya tidak terlalu buruk dan suhu di ruangan tersebut
tidak terlalu panas sehingga bisa membuat para pekerja nyaman. Yang
menjadi permasalahan ditempat ini yaitu debu yang dihasilkan dari
bekas pengamplasan itu sendiri, debu dari bekas pengamplasan bisa
membuat para pekerja merasa sesak nafas dan tidak nyaman dalam
bekerja.
Tempat pemprosesan yang terakhir adalah tempat pengecatan.
Tempat pengecatan ini terletak di bawah ruang utama atau dibawah
tanah sehingga untuk tingkat keluasannya itu sendiri tidak baik,
atau sempit sekali ya sebuah ruangan yang luasnya kira-kira hanya
3x3, tetapi pekerja yang bekerja di tempat ini hanya 2 orang,
sehingga antar pekerja tidak saling berdesakan.
Ditempat ini ada 2 buah mesin yang digunakan untuk proses
pengecatan itu sendiri, dan hanya di taruh di tepi ruangan saja.
Sudah tempatnya sempit ditambah mesin yang hanya di letakkan ditepi
ruangan jadi terlihat agak lembab.
Kemudian selain ukuran tempatnya yang agak sempit, ditempat ini
juga tidak terdapat ventilasi untuk sirkulasi udara sehingga selain
tempatnya lembab ditempat ini juga suhu ruangannya cukup panas dan
pengap ( sumpek). Debunya pun cukup banyak serta terdapat bau yang
dihasilkan mesin tersebut saat proses pengecatan berlangsung dan
itu semua bisa mengganggu kesehatan dan kenyamanan pekerja itu
sendiri dalam bekerja.
2. Pemakaian peralatan kerja
Untuk penggunaan perlatan kerja atau alat pelindung diri para
pekerja sudah mengetahui akan pentingnya alat pelindung diri akan
tetapi mereka menerapkan hanya alat pelindung diri yang disediakan
oleh yayasan atau kantornya.
Untuk pelindung kepala atau helm yang memakainya hanya para
pekerja yang bekerja ditempat pemotongan kayu, itu pun mereka
lakukan sudah lama sekali, dan sekarang sudah tidak memakai helm
lagi. Sedangkan untuk penutup mulut atau masker semua para pekerja
baik ditempat pemotongan atau tempat pemrosesan lainnya memakai
masker, tetapi yang membuat prihatin masker yang di pakai itu
adalah masker yang dari pertama kali kerja dikasih sampai sekarang
masih dipakai tidak pernah ganti maskernya. Untuk alat pelindung
lainnya meraka tidak memakainya.
B. Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja merupakan suatu musibah baik
bagi pekerja maupun pemilik perusahaan karena pada dasarnya
kecelakaan kerja menimbulkan kerugian fisik maupun psikologis.
Begitu pula di yakkum craft.
Beberapa bulan kebelakang terjadi sebuah kecelakaan kerja yang
terjadi di ruang produksi di yakkum craft. Bp. H merupakan karyawan
yang mengalami kecelakaan kerja. Beliau mengaku bahwa pada bulan
agustus kemarin beliau baru saja mengalami kecelakaan kerja saat
sedang mengebor bahan dasar kerajinan. Ketika melakukan aktifitas
tersebut beliau tidak memakai perlengkapan perlindungan diri
seperti helm dan sarung tangan. Menurut dia, melakukan aktifitas
pengeboran hanya perlu konsentrasi tidak perlu menggunakan alat
pengaman. Namun saat kejadian itu beliau belum sarapan (karena
kebiasaan puasa pada bulan sebelumnya) sehingga beliau merasa agak
berkunang-kunang ketika berangkat kerja.Bp. H mengalami kecelakaan
berupa tangan kirinya terkena alat bor sehingga banyak darah yang
keluar dari tangan kirinya. Saat melihat darah Bp. H langsung
pingsan. Teman-teman kerjanya membawanya ke bagian kesehatan yakkum
craft. Untung saja luka Bp. H tidak begitu parah sehingga tidak
perlu dibawa ke rumah sakit.
Selain kejadian itu, menurut pemaparan Bp. H dahulu pernah
terjadi kecelakaan berupa pekerja yang tersetrum kabel alat
penghalus. Hal itu terjadi karena instalasi kabel pada saat itu
belum tersusun rapi. Sehingga ada kabel yang tercecer di lantai dan
terinjak-injak mengakibatkan pembungkus kabel terbuka dan akhirnya
tersengatlah pekerja itu.
Saat setelah pekerja itu tersengat, pekerja lain mematikan
sumber listrik dan kemudian pekerja yang tersengat langsung dibawa
kerumah sakit untuk diobati. Namun nyawa pekerja itu akhirnya tidak
dapat ditolong karena luka tersengat yang serius.
C. Upaya pencegahan yang telah dilakukanUpaya pencegahan perlu
dilakukan disetiap tempat bekerja guna untuk mengurangi resiko
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Di Yakkum craft sudah
dilakukan pencegahan tersebut seperti pemakaian helm di ruang
produksi, pemakaian masker diruang pengecatan dan tangga khusus
kursi roda untuk naik turun lantai.Ditempat produksi banyak
alat-alat yang penting dalam pengolahan bahan pokok misalnya mesin
pemotong kayu, mesin penghalus kayu dan mesin pengoven kayu.
Mesin-mesin ini mempunyai tingkat bahaya besar bagi pekerja. Ada
kemungkinan tangan pekerja terkena mesin pemotong kayu karena tidak
ada alat bantu untuk mengarahkan kayu ke pemotong kecuali dengan
mendorongnya. Ditempat ini hanya tersedia alat pengaman berupa helm
yang dapat melindungi kepala dan mata. Helm ini hanya terdapat satu
saja.Ditempat pengecatan sudah terdapat pemakaian masker untuk
pekerja. Hal ini setidaknya dapat menghambat masuknya zat-zat kimia
berbahaya dari komposisi penyusun cat. Namun dalam prakteknya,
masker yang dipakai pekerja tidak dilakukan pergantian. Dengan kata
lain masker ini dipakai selamanya sampai tidak dapat dipakai lagi/
kotor sekali. Hal ini kurang baik karena walau sudah memakai masker
tapi masker itu kotor maka tetap akan menyebabkan permasalahan
kesehatan saluran pernafasan juga. Ditempat penghalusan/ finishing
terdapat mekanisme pengamplasan dan pemolesan akhir. Ditempat ini
tidak terdapat alat pengamanan yang dipakai disana. Padahal
ditempat ini banyak debu dan aroma cat yang menyengat (tempat ini
bersebelahan dengan tempat pengecatan).
D. Rencana penanggulangan
Dari permasalahan kecelakaan kerja dan penanganan yang dilakukan
kami melihat masih terdapat kekurangan pada penerapan program K3 di
yakkum craft. Sebaiknya untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan
kerja, perlu dilakukan pembagian pekerjaan sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan pekerja. Dengan pembagian seperti ini sehingga
pekerja tidak akan mengalami kesulitan dalam bekerja dan
kemungkinan kecelakaan yang terjadi dapat diperkecil.Selain itu
perlu juga penambahan jumlah alat pelindung seperti helm dan
masker. Karena ditempat produksi hanya terdapat 1 helm saja
sedangkan pekerja yang ada di tempat produksi terdapat ---- orang.
Untuk masker sebaiknya dilakukan pergantian setia 2/3 hari sekali
agar tidak kotor dan menyebabkan permasalahan lain seperti infeksi
saluran nafas.
PENUTUP
Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas serta pengamatan ke
tempat usaha industri yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :1.
Dilihat dari daftar faktor penilaian bahwa kondisi ruang kerja atau
keadaan ruang kerja dan penggunaan alat proteksi diri mempunyai
pencapaian yang cukup bagus walaupun ada ruangan tertentu yang
belum memenuhi dan tidak semua alat pelindung di pakai oleh para
pekerja.
2. Selain itu pengetahuan para pekerja sendiri angka
pencapaiannya masih kurang atau sebagian besar pekerja tidak
mengetahui apa itu K3 dan tidak diadakannya program training baik
dari yayasan atau dari pemerintah pusat.
Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan berdasarkan kesimpulan
diatas :
1. Walaupun beberapa poin sudah mencapai titik tertinggi tetapi
yayasan yang menaungi usaha tersebut harus lebih memperhatikan
penerapan K3 lebih baik lagi karena ada beberapa poin terutama
pengetahuan para pekerja akan pentingnya K3 masih kurang, selain
itu untuk training masih kurang juga.2. Mengidentifikasi dan
mengevaluasi program K3 yang dibutuhkan. Seperti pelatihan K3,
identifikasi bahaya, APD dan pelayanan kesehatan yang berkala
maupun khusus. 3. Melaksanakan program K3 yang telah dibuat sesuai
dengan rencana, mencatat atau mendokumentasikan program kerja yang
telah dilakukan,melaporkan program kerja yang telah dilaksanakan
kepada manajemen yang berhubungan, dan meninjau ulang setiap
program K3 yang telah dilaksanakan secara periodic
Lampiran Penugasan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja
(K3)
Di Perusahaan Yakkum Craft
Blok KMPL
Oleh :
ARIFA IKHSAN NURSAHID (09711103)
DWI RIZKA PARAMITHA (09711159)
M NAJMI HABIBI (09711213)
RIRIN ARDIANA MARKA (09711236)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN 2012