Top Banner
K E P E M I M P I N A N A. Defenisi Kepemimpinan Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain: 1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24). 2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
30

k e p e m i m p i n a n

Jul 03, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: k e p e m i m p i n a n

K E P E M I M P I N A N

A. Defenisi Kepemimpinan

Apakah arti kepemimpinan? Menurut

sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada

abad 18. Ada beberapa pengertian

kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi

tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and

Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan

aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal,

Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas

kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch &

Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk

membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati

segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti

kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan

Page 2: k e p e m i m p i n a n

untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990,

281).

Ada juga pendapat mengatakan bahawa Kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya

dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari

kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti

pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam

hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya

memberikan pengajaran/instruksi. Kepemimpinan dalam bahasa Inggris

biasa disebut leadership. Beberapa definisi tentang kepemimpinan

dikemukakan oleh George R. Terry : “Leadership is the relationship in

which one person, or the leader, influences others to work togethet

willingly on related tasks to attain that which the leader desires

“(Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang

atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama

secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diiginkan

pemimpin).

James L. Gibson, Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis

pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi orang-orang

mencapai tujuan tertentu. Keith Davis (1985), kepemimpinan adalah

proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan

antusias mencapai tujuan. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1977)

“Leadership is the process of influencing the activities of an individual or a

Page 3: k e p e m i m p i n a n

group in efforts toward goal achievement in a given situation

“(Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan – kegiatan

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam suatu

situasi tertentu). Berdasarkan definisi tersebut, kepemimpinan itu akan

terjadi apabila di dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku

orang lain baik secara perorangan ataupun kelompok. Menurut Blanchard

kepemimpinan sebagai proses dapat dirumuskan sebagai berikut :

L = f (l, f, s)

L = Leadership l = leader s = situation

f = function f = follower

Jadi dari rumus tersebut kepemimpinan merupakan fungsi dari interaksi

antara pemimpin, bawahan dan situasi. Jadi dapat disimpulkan yang

dimaksud dengan kepemimpinan Kepala Sekolah adalah cara atau usaha

Kepala Sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing,

mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa,

serta pihak lain yang terkait untuk bekerja, berperan serta guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa

kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik

individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja

Page 4: k e p e m i m p i n a n

mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan

hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan

bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan

pengikut.

B. Pengertian Pemimpin

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen

akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya

dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah

seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau

sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang

pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,

mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan

untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

C. Ciri – Ciri Seorang Pemimpin

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa

pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri - ciri tertentu yang

sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya

persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang

pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill,

Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui

Page 5: k e p e m i m p i n a n

bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka

manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

1. Kepemimpinan Yang Efektif

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian

kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku

yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasehat tentang siapa

yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian

jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus

diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-

kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin –

pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari

kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa

dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan

pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam

kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang

judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi

pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru

manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan

beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah

berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan

menegakkannya, secara jelas dan nyata.

2. Kepemimpinan Karismatik

Page 6: k e p e m i m p i n a n

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang

membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu,

ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang

berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang,

yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya

dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural,

manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-

kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap

sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan

hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

3. Kepemimpinan Situasional

Dalam suatu organisasi sekolah. Kepala Sekolah sebagai

manajer dan sekaligus sebagi seorang pemimpin punya andil besar

terhadap kelancaran pendidikan di bawah kepemimpinanannya.

Kemampuan Kepala Sekolah untuk melakukan manajemen

pendidikan perlu untuk di kuasai dan di tingkatkan mengingat

sekolah sebagai suatu usaha yang menelorkan produk berupa

sumber daya manusia dan bukan produk berupa barang komoditas.

Kepala Sekolah mempunyai beban yang berat dipundaknya karena

dia harus memimpin sekian ratus siswa, para guru dan staf

administrasi. Ini merupakan suatu pekerjaan yang berat yang

memerlukan kejelian dan pemikiran yang matang agar Kepala

Sekolah dapat memimpin bawahan dan warga sekolah dengan

Page 7: k e p e m i m p i n a n

sukses. Ada beberapa gaya kepemimpinan yang bisa diadaptasi

oleh Kepala Sekolah, dimana gaya kepemimpinan itu dapat

dijalankan oleh Kepala Sekolah jika gaya tersebut tidak

berseberangan dengan keinginan bawahan.

D. Tugas dan Peran Pemimpin

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang

lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan

lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan

mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas

menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai

outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk

kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat

menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya

pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-

tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur

waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

Page 8: k e p e m i m p i n a n

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis

dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah

dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh

pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan

lain.

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena

itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan

kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus

dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya

sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih,

direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi

dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,

penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

Page 9: k e p e m i m p i n a n

E. Prinsip Dasar Kepemimpinan

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama

berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh

yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut

Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi,

realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan

dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat

dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem

pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti;

keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip

(Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.

Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan

mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang

buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip

pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai

tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya

lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

Page 10: k e p e m i m p i n a n

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan

energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan

mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi

positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus

dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi

tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat

menunjukkan energi yang positif, seperti ;

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf

bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan

mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,

kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.

Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri

antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan

juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini

tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala

konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang

dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri

Page 11: k e p e m i m p i n a n

sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,

kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu

katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya

sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi

keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier

Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja

kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada

bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat

bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk

mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya

berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri

terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1)

pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan

pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4)

mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6)

merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan

baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9)

kembali menjadi diri sendiri lagi.

Page 12: k e p e m i m p i n a n

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena

beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan

dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi

pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan

pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat

penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan

pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat

dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan

untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan

menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan

emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar,

membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak

dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,

memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong.

Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri,

diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari

pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan

bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk

menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan,

ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang

Page 13: k e p e m i m p i n a n

pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak

hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

F. Beberapa Pendekatan Kepemimpinan

Dalam menghadapi perubahan lingkungan, organisasi membutuhkan

pemimpin yang tanggap, kritis, dan berani mengambil keputusan

strategis untuk mencapai organisasi yang kompetitif. Seorang

pemimpin mempunyai strategi untuk mengarahkan dan memotivasi

bawahan agar secara sadar terlibat dalam kerjasama untuk mencapai

tujuan. Perilaku kepemimpinan yang ditampilkan dalam proses

manejerial secara konsisten disebut pendekatan atau gaya

kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dimaksudkan sebagai cara

berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota

kelompoknya. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan adalah cara

pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan sebagai

anggota kelompoknya.

Menurut Wahyudi (2009 : 123), Secara umum terdapat 4 gaya atau

pendekatan kepemimpinan, yaitu :

1. Gaya atau pendekatan kepemimpinan menurut sifat. (traist model)

2. Gaya atau pendekatan kepemimpinan menurut teori perilaku

(Behavioral model)

3. Gaya atau pendekatan kepemimpinan menurut teori kontigensi

(Kontigency model)

Page 14: k e p e m i m p i n a n

4. Gaya atau pendekatan kepemimpinan Situasional .

G. Model – model Kepemimpinan

Wahyosumijo mengemukakan ada empat macam model

kepemimpinan bila dikaitkan dengan ciri kepribadian seorang

pemimpin. Yaitu :

1. Model Fiedler (l974),

2. Model Houss Path Goal (l974),

3. Model Vroom-Yetton (l973) dan

4. model situasi (l977).

Dari keempat model tersebut situasi. Menurut Miftah Toha

kepemimpinan situasional didasarkan pada saling berhubungannya di

antara hal-hal berikut ini :

1) jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,

2) jumlah dukungan emosional yang diberikan oleh pimpinan,

3) tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut dalam

melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

Dalam hal ini, maka perilaku pengikut atau bawahan ini sangat

penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional karena bukan

saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak

pimpinannya, akan tetapi sebagai pengikut secara kenyataannya dapat

menentukan kekuatan pribadi apapun yang dipunyai pemimpin. Untuk

itu diperlukan gaya kepemimpinan dengan perilaku mengarahkan dan

perilaku mendukung. ” Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sejauh

Page 15: k e p e m i m p i n a n

mana seorang pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah.

Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain

menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan pengikut, memberi

tahu apa yang seharusnya dikerjakan di mana melakukan hal tersebut,

bagaimana melakukannya serta melakukan pengawasan yang ketat.

Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin

melibatkan dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar,

menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi dan

melibatkan pengikut dalam mengambil keputusan. Menurut teori

kontingensi dari Fiedler dalam Abi Sujak, kepemimpinan yang berhasil

bergantung pada penerapan gaya seorang pemimpin terhadap

tuntutan situasi. Aplikasi gaya kepemimpinan, dalam proses adaptasi

terhadap situasi dapat menempuh suatu proses : 1) memahami gaya

kepemimpinannya, 2) mendiagnose suatu situasi, dan 3)menerapkan

gaya kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan situasi. Teori

kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Robert House

yang disebut The Path goal theory dalam kutipan Abi Sujak

mengemukakan pada teori “pengharapan” dalam motivasi yang

mengatakan bahwa orang akan termotivasi oleh dua harapan berupa

kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas dan rasa percayanya

bahwa jika pegawai tersebut dapat mengerjakan tugas dengan baik

akan memperoleh hadiah yang berharga bagi dirinya. Menurut House,

bila pemimpin memberi dorongan yang lebih besar terhadap

Page 16: k e p e m i m p i n a n

pemenuhan harapan tersebut, maka semakin besar pula prestasi yang

akan diperoleh para pegawainya.

H. House mengemukakan empat Model kepemimpinan yang menjadi

perilaku seorang pemimpin yaitu :

1. kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi,

2. kepemimpinan direktif,

3. kepemimpinan partisipatif,

4. kepemimpinan suportif. Implikasi manajerial terhadap gaya-gaya

tersebut adalah :

1) Gaya suportif efektif diterapkan ketika bawahan sedang

melaksanakan tugas - tugas rutin dan tugas yang sederhana,

juga efektif digunakan ketika pegawai menghadapi tugas - tugas

yang sulit dikerjakan, melalui pemberian dorongan semangat

dan penanaman rasa percaya diri.

2) Gaya direktif, efektif diterapkan ketika bawahan menghadapi

tugas yang tidak rutin dan bersifat kompleks. Dengan

menerapkan gaya ini, pemimpin dapat mengurangi ambivalensi

terhadap tugas-tugas yang sedang dihadapi pegawainya.

Melalui perintah berupa petunjuk kerja, akan dapat membantu

para pegawai mencapai tujuan yang menjadi tuntutan

penyelesaian tugas - tugas yang ada padanya.

3) Gaya partisipatif, efektif digunakan ketika pemimpin

membutuhkan informasi yang diperlukan dalam rangka

Page 17: k e p e m i m p i n a n

pengambilan keputusan, maupun pada saat para bawahan

menghadapi tugas-tugas yang tidak rutin dan bersifat rumit.

4) Gaya yang berorientasi pada prestasi, efektif digunakan ketika

bawahan tinggal menerima paket kerja, dan bawahan bersifat

reseptif terhadap keputusan-keputusan yang datang dari atas ke

bawah, serta tidak diikutsertakan dalam penentuan kegiatan.

Dengan teori yang dikemukakan oleh Robert House ini bahwa antara

pemimpin dengan bawahan dituntut komunikasi yang efektif, berupa

dorongan dari pemimpin kepada pegawainya dalam mempertemukan

antara tugas – tugas yang akan dikerjakan bawahan dengan harapan-

harapan yang ada pada pemimpin. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah

mengembangkan suatu model kepemimpinan yang telah memperoleh

pengikut yang kuat di kalangan spesialis pengembangan manajemen.

Model yang disebut teori kepemimpinan situasional telah digunakan

sebagai perangkat utama pelatihan pada perusahaan Fortune 500 serti

Bank America, Caterpillar, IBM, Mobil Oil dan Xerox serta diterima secara

luas pada semua dinas militer. Kepemimpinan situasional merupakan

suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada pengikut.

Kepemimpinan situasional menggunakan dua dimensi kepemimpinan

yang sama seperti dikenali oleh Fiedler: perilaku tugas dan hubungan.

Tetapi Hersey dan Blanchard melangkah lebih jauh dengan menganggap

masingmasing dimensi sebagai tinggi atau rendah dan kemudian

menggabung semuanya menjadi empat perilaku pemimpin yang spesifik:

Page 18: k e p e m i m p i n a n

memberitahukan, menjual, berperan serta, dan mendelegasikan ( telling,

selling, participating, delegation). Keempatnya digambarkan sebagai

berikut :

1. Memberitahukan (orientasi tugas tinggi-hubungan rendah). Pemimpin

itu mendefinisikan peran dan memberitahukan kepada orang-orangya

apa, bagaimana, kapan, dan di mana berbagai tugas harus dilakukan.

Perilaku ini menekankan pada perilaku pengarah (direktif).

2. Menjual (orientasi tugas tinggi-hubungan tinggi). Pemimpin

memberikan baik perilaku pengarah maupun perilaku pendukung.

3. Berperan-serta (orientai tugas rendah-hubungan tinggi). Pemimpin dan

pengikut bersama-sama mengambil keputusan, dengan peran utama

dari pemimpin adalah mempermudah berkomunikasi.

4. Mendelegasikan (orientasi tugas rendah-hubungan rendah). Pemimpin

memberikan sedikit pengarahan dan dukungan. Komponen akhir

dalam teori Hersey dan Blanchard adalah mendefiniskan empat tahap

kesiapan pengikut :

Orang yang tidak mampu maupun tidak bersedia mengambil

tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten

atau tidak yakin.

Orang-orang yang tidak mampu tetapi bersedia melakukan tugas

pekerjaan yang perlu. Mereka termotivasi tetapi dewasa ini

kekurangan keterampilan yang memadai.

Page 19: k e p e m i m p i n a n

Orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa

yang diinginkan oleh pemimpin.

Orang-orang mampu dan bersdia melakukan apa yang diminta

pada mereka.

Jadi kepemimpinan dalam teori Hersey dan Blanchard mengemukakan

tentang gaya kepemimpinan situsional yaitu pemimpin yang berhasil

menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan kebutuhan situasinya.

Dalam kepemimpinan situasional ini ada empat gaya kepemimpinan yang

mewakili kombinasi yang berbeda dari perilaku pemimpin yang

mengarahkan dan mendukung, yang dapat diplih dalam situasi tertentu.

Dengan demikian dimensi dari kepemimpinan situasional oleh Kepala

Sekolah dalam penelitian ini adalah terdiri dari empat indikator yaitu :

1. Cara pimpinan mendorong guru berprestasi

2. Cara pimpinan memberi perintah, petunjuk

3. Cara pimpinan memberikan dorongan dan semangat

4. Cara pimpinan ikut berpartisipasi dengan bawahan

Page 20: k e p e m i m p i n a n

DAFTAR PUSTAKA

Bush. T, Coleman. M, Manajemen stategi Kepemimpinan Pendidikan.

Yogyakarta : IRCiSoD.2006

Kambey, Daniel.C, Landasan Teori Administrasi/Manajemen,Manado : Tri

Ganesha Nusantara.2010.

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Malang :

Ar-Ruzz Media. 2008.

Sabardi, Agus, Manajemen Pengantar, Yogyakarta : UPP AMP

YKPN.2001.

Wahyudi, Dr. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi

Pembelajaran. Bandung : AlfaBeta. 2009.

Yamin.M, M.Pd, Drs, Maisah, M.Pd, Dra. Manajemen Pembelajaran Kelas.

Jakarta : GP Press. 2009

Page 21: k e p e m i m p i n a n