Top Banner
246 K A N D A I Volume 10 No. 2, November 2014 Halaman 246-257 NELAYAN DI LAUTAN UTARA: SEBUAH KAJIAN EKOKRITIK (Nelayan di Lautan Utara: A Study of Ecocriticism) Uniawati Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara Jalan Haluoleo Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari Pos-el: uni3q_genit (Diterima 5 Juni 2014; Revisi 15 Oktober 2014; Disetujui 22 Oktober 2014) Abstract An analysis toward novel “Nelayan di Lautan Utara” (NDLU) by Pierre Lotti, Sutan Takdir Alisyahbana, translation, aims to find out the literary contribution to the preservation of environmental balance and at the same time describes its relationship with humans. So that, readers can understand better the environment their where they lived now. The data was collected from the novel that relate to environmental issues and its relationship with the human who became the focus of this study. Data which was collected intensive reading and recording. Furthermore, the data analyzed by qualitative descriptive method based on ekokritik theory. Ecocritic basically defined as literary study which focus on environment tally issues. The results of the analysis showed the need of human consciousness in caring and loving for the environment where human lived. Humans and the environment have a symbiotic relationship of mutual dependency. Their relationship create an romanticism that even human can not do it. Key words: environment, romanticism, ecocriticism, novel Nelayan di Laut Utara. Abstrak Kajian terhadap novel Nelayan di Lautan Utara (NDLU) karya Pierre Lotti, terjemahan Sutan Takdir Alisyahbana, bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana kontribusi sastra terhadap pelestarian dan keseimbangan lingkungan sekaligus menggambarkan hubungannya dengan manusia sehingga pembaca dapat lebih memahami lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya sekarang. Dari novel tersebut diperoleh data yang berhubungan dengan masalah lingkungan dan hubungannya dengan manusia yang menjadi fokus kajian ini. Data diperoleh melalui teknik pembacaan intensif dan pencatatan. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif berdasarkan kerangka teori ekokritik. Ekokritik secara ringkas didefinisikan sebagai kajian terhadap sastra yang berwawasan lingkungan. Hasil analisis menunjukkan perlunya kesadaran manusia untuk peduli dan cinta pada lingkungan tempatnya menyandarkan hidup. Manusia dan lingkungan memiliki hubungan simbiosis yang saling ketergantungan. Hubungan keduanya menciptakan suatu gambaran romantisme yang bahkan pada sesama manusia tidak dapat dipersamakan. Kata-kata kunci: lingkungan, romantisme, ekokritik, novel Nelayan di Laut Utara.
12

K A N D A I - Kemdikbud

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: K A N D A I - Kemdikbud

246

K A N D A IVolume 10 No. 2, November 2014 Halaman 246-257

NELAYAN DI LAUTAN UTARA: SEBUAH KAJIAN EKOKRITIK(Nelayan di Lautan Utara: A Study of Ecocriticism)

UniawatiKantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara

Jalan Haluoleo Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, KendariPos-el: uni3q_genit

(Diterima 5 Juni 2014; Revisi 15 Oktober 2014; Disetujui 22 Oktober 2014)

AbstractAn analysis toward novel “Nelayan di Lautan Utara” (NDLU) by Pierre Lotti,

Sutan Takdir Alisyahbana, translation, aims to find out the literary contributionto the preservation of environmental balance and at the same time describes itsrelationship with humans. So that, readers can understand better the environmenttheir where they lived now. The data was collected from the novel that relate toenvironmental issues and its relationship with the human who became the focusof this study. Data which was collected intensive reading and recording.Furthermore, the data analyzed by qualitative descriptive method based onekokritik theory. Ecocritic basically defined as literary study which focus onenvironment tally issues. The results of the analysis showed the need of humanconsciousness in caring and loving for the environment where human lived.Humans and the environment have a symbiotic relationship of mutualdependency. Their relationship create an romanticism that even human can notdo it.Key words: environment, romanticism, ecocriticism, novel Nelayan di Laut

Utara.

AbstrakKajian terhadap novel Nelayan di Lautan Utara (NDLU) karya Pierre Lotti,

terjemahan Sutan Takdir Alisyahbana, bertujuan untuk menjawab permasalahantentang bagaimana kontribusi sastra terhadap pelestarian dan keseimbanganlingkungan sekaligus menggambarkan hubungannya dengan manusia sehinggapembaca dapat lebih memahami lingkungan yang menjadi tempat tinggalnyasekarang. Dari novel tersebut diperoleh data yang berhubungan dengan masalahlingkungan dan hubungannya dengan manusia yang menjadi fokus kajian ini.Data diperoleh melalui teknik pembacaan intensif dan pencatatan. Selanjutnya,data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif berdasarkan kerangka teoriekokritik. Ekokritik secara ringkas didefinisikan sebagai kajian terhadap sastrayang berwawasan lingkungan. Hasil analisis menunjukkan perlunya kesadaranmanusia untuk peduli dan cinta pada lingkungan tempatnya menyandarkanhidup. Manusia dan lingkungan memiliki hubungan simbiosis yang salingketergantungan. Hubungan keduanya menciptakan suatu gambaran romantismeyang bahkan pada sesama manusia tidak dapat dipersamakan.Kata-kata kunci: lingkungan, romantisme, ekokritik, novel Nelayan di Laut

Utara.

Page 2: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

247

PENDAHULUAN

Nelayan di Lautan Utara(NDLU) merupakan sebuah novelterjemahan Sutan Takdir Alisyahbanadan diterbitkan pertama kali oleh BalaiPustaka tahun 1932. Tahun 2010,novel terjemahan ini direproduksidengan melakukan penyesuaian ejaandan diterbitkan oleh penerbit DianRakyat. Penulis asli novel ini adalahPierre Lotti. Berdasarkan catatansampul novel ini, dalammenerjemahkannya Sutan TakdirAlisyahbana mampu mengolah isinovel seolah menjadi sebuah karyaIndonesia. Hasilnya, novel terjemahanini adalah karya Pierre Lotti seutuhnyasekaligus karya pengarang agung SutanTakdir Alisyahbana.

Novel NDLU, selain berceritatentang cinta seorang putri terhadaplelaki nelayan di Lautan Utara yangberakhir tragis, juga sangat kentalmengeksplorasi keadaan laut dalamsegala suasana. Jadi, novel ini bukannovel cinta sejati, melainkan noveltentang laut dan wanita, para istrinelayan, yang menunggu suamimereka dengan hati cemas karenabahaya laut senantiasa mengancam.

Dalam dunia sastra, alammenjadi bagian penting terhadaplahirnya sebuah karya sastra. Banyakpengarang memanfaatkan alam sebagaisalah satu inspirasi dalammenghasilkan karya sastranya. PierreLoti, misalnya, secara meyakinkantelah berhasil menggambarkanhubungan antara laki-laki pelautdengan alam laut. Tokoh-tokoh yangditampilkan oleh pengarang dalamNDLU hampir selalu dihubungkandengan laut sehingga sebagian besarlatar yang dijumpai di dalamnya selaluberkaitan dengan laut. Hal inimenunjukkan bahwa lahirnya novel initerinspirasi oleh kesadaran dan

kekaguman pengarang terhadapkeadaan alam laut. Laut memunculkanekspresi kreatif pengarang. Kemudianpengarang mengolah dan menulisnyamenjadi sebuah novel yang berkisahtentang laut. Sebagai manusia yangsadar akan pentingnya alam bagikehidupan manusia, seorang pengarangmungkin saja menyampaikan gagasan,pengalaman, dan keprihatinannyaterhadap alam yang tidak selarasdengan kehidupan manusia.

Menurut Mahayana (2008: 5)kesadaran mengenai pentingnyalingkungan dalam kehidupan manusiasudah lama dikumandangkan olehsastrawan. Mereka selalumengingatkan pentingnyapersaudaraan dengan dunia sekitar danmenekankan perlunya manusiamenjalin hubungan yang harmonisdengan alam. Persahabatan denganalam dan kepedulian penyair terhadaplingkungannya telah menempatkanalam dan lingkungan sebagai sumberilham yang tiada pernah ada habisnya.Alam memainkan peran yang sangatbesar bagi kehidupan manusia (humanlife). Setiap orang memerlukan alamuntuk bertahan hidup dan alam punmemerlukan orang untukkelestariannya. Dengan demikian,tidak dapat dimungkiri bahwa alammemberikan pengaruh yang sangatbesar bagi kehidupan manusia dansegala aktivitasnya. Keadaan initercermin dalam novel NDLU yangdengan kepiawaian terlatih,pengarangnya berhasilmenggambarkan kegigihan nelayanlaut utara saat mengarungi laut.

Dalam kaitannya dengan haltersebut, kekentalan pelukisan keadaanalam laut yang dijumpai pada novelNDLU menarik untuk dikaji denganmenggunakan teori ekokritik. Ekokritikmemberikan ruang dan kesadarandalam dunia sastra untuk melihat

Page 3: K A N D A I - Kemdikbud

Kandai Vol. 10, No. 2, November 2014; 246-257

248

bagaimana manusia dan lingkungansaling berinteraksi. Kajian terhadapnovel NDLU dilakukan untukmenjawab permasalahan tentangbagaimana kontribusi sastra terhadappelestarian dan keseimbanganlingkungan. Kajian ini sekaligusmenggambarkan hubungan antaramanusia dan lingkungan sehinggapembaca dapat lebih memahamilingkungan yang menjadi tempattinggalnya sekarang.

LANDASAN TEORI

Istilah ekokritik berasal daribahasa Inggris ecocriticism yangmerupakan bentukan dari kata ecologydan kata criticism. Ekologi dapatdiartikan sebagai kajian ilmiah tentangpola hubungan antara manusia, hewan,tumbuhan, dan lingkungannya terhadapsatu sama lain. Kritik dapat diartikansebagai bentuk dan ekspresi penilaiantentang kualitas sesuatu. Dengandemikian, ekokritik secara sederhanadapat diartikan dengan kritikberwawasan lingkungan (Harsono,2008: 31). Pengertian ini senadadengan pendapat Glotfelty(http://www.asle.org) yang secarasederhana mendefinisikan ekokritiksebagai sebuah studi tentang hubunganantara sastra dan lingkungan hidup.Dalam hubungannya dengan haltersebut, Juliasih K. (2012: 87)mengatakan bahwa masalah alam ataulingkungan memerlukan analisisbudaya secara ilmiah karena masalahtersebut merupakan hasil interaksiantara pengetahuan ekologi danperubahan budayanya.

Harsono (2008: 33) mengatakanbahwa ekokritik memiliki paradigmadasar bahwa setiap objek dapat dilihatdalam jaringan ekologis dan ekologidapat dijadikan ilmu bantu dalampendekatan kritik tersebut.

Kemunculan ekokritik tampaknyamerupakan konsekuensi logis darikeberadaan ekologis yang semakinmemerlukan perhatian manusia.Selama dalam dominasi orientasikosmosentris, teosentris,antroposentris, dan logosentris,keberadaan ekologis terlalu jauh daripusat orientasi pemikiran, bahkanterpinggirkan sehingga pada akhirnyaterlupakan. Kondisi demikiandisebabkan oleh ketidakseimbangandominasi budaya yang terlalueksploitatif terhadap alam. Hal initampaknya berpangkal dari pola pikirdikotomi alam-budaya. Dikotomi inimenopang lahirnya sebuah kritiktentang lingkungan yang dikenaldengan istilah ekokritik.

Teori ekokritik dalamhubungannya dengan teori sastra dapatdirunut dalam paradigma teori mimetikyang memiliki asumsi dasar bahwakarya sastra memiliki keterkaitandengan kenyataan (Ratna, 2006: 70).Teori ekokritik bersifat multidisiplin.Di satu sisi, teori ini menggunakanteori sastra dan di sisi lainmenggunakan teori ekologi.Perjumpaan kedua disiplin ilmu inikemudian melahirkan ekokritik.Sebagai sebuah konsep, ekokritikmuncul ke permukaan pada tahun1970-an dalam sebuah konferensibertajuk The Western LiteratureAssociation (WLA). Dalam konferensitersebut, dimunculkan hasilpenelusuran penggunaan istilahecocriticism yang digunakan pertamakali oleh William Rueckert melaluiesainya, Literature and Ecology: AnExperiment in Ecocriticism. Istilah inikemudian menjadi sangat dominanmenjelang WLA yang kembalidilaksanakan pada tahun 1989. Sejaksaat itu, istilah ekokritik telah banyakdipakai sebagai sebuah pendekatandalam penelitian sastra, khususnya di

Page 4: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

249

Amerika (Nugraha, http://odecinta26.wordpress.com).

Garrard (2004: 14) mengatakanbahwa pentingnya pengetahuanekologi bukan hanya untuk melihatharmoni dan stabilitas lingkungan,tetapi juga untuk mengetahui sikap danperilaku manusia. Oleh karena itu,analisis ekokritik bersifatinterdisipliner yang merambah disiplinlain, yaitu sastra, budaya, filsafat,sosiologi, psikologi, sejarahlingkungan, politik dan ekonomi, danstudi keagamaan. Sehubungan denganhal itu, Buell (2005: 53) mengatakan,“ecocriticism might succinctiy bedefined as study of the relationbetween literature and environmentconducted in a commitment toenvironmental praxis”.

Sebagai sebuah ilmu, ekokritikmerupakan konsekuensi logis darikeberadaan dan keadaan lingkunganyang semakin memerlukan perhatianmanusia. Ketidakseimbanganlingkungan menimbulkan berbagaipermasalahan di masyarakat, mulaidari pemanasan global, pembalakanhutan, perdagangan gelap satwa langkadi pasar internasional, banjir, longsor,sampai dengan kabut asap akibat daripembakaran hutan. Hal-hal tersebutmenimbulkan keprihatinan yangberujung pada tujuan untuk mengatasipersoalan-persoalan tersebut demikeberlangsungan kehidupan seluruhmakhluk di bumi. Arne Naes dalamKeraf (2010: 2-4) berpendapat bahwakerusakan lingkungan dapat bersumberpada filosofi atau cara pandangmanusia mengenai dirinya, lingkunganatau alam, dan tempatnya dalamkeseluruhan ekosistem. Untuk itu,ekokritik memberikan ruang dankesadaran dalam dunia sastra untukmemadukan lingkungan menjadisesuatu yang menarik untuk dibaca dandibahas.

Ekokritik selama inimenganalisis lingkungan dalam karyasastra, terutama pada karya-karyaAmerika dan Inggris abad sembilanbelas atau dua puluh. Tulisan inimengkaji sebuah novel yang ditulisoleh penulis Prancis yang telahditerjemahkan ke dalam bahasaIndonesia. Studi ekokritik yangdigunakan dalam proses analisis novelNDLU perlu diberikan batasan agarterjadi kesatuan pandangan. Padabatasan ini, definisi ekokritik adalahstudi tentang teks sastra denganmengacu pada interaksi antara aktivitasmanusia dengan berbagai macamfenomena alam dan nonmanusia yangdikenakan pada manusia danpengalamannya yang mencakup isu-isulingkungan. Konsep inilah yangselanjutnyan akan dijadikan sebagaidasar pada analisis novel NDLU.

METODE PENELITIAN

Sumber data penelitian ini adalahnovel Nelayan di Lautan Utara(NDLU) karya Pierre Lotti, terjemahanSutan Takdir Alisyahbana (2010) yangditerbitkan oleh Penerbit Dian Rakyat.Dari novel tersebut diperoleh data yangberhubungan dengan masalahlingkungan dan hubungannya denganmanusia yang menjadi fokus kajian ini.Data diperoleh melalui teknikpembacaan intensif dan pencatatan.Selanjutnya, data dianalisis denganmetode deskriptif kualitatifberdasarkan kerangka teori ekokritik.

Dalam penelitian ini, kesahihandata yang digunakan adalah kesahihansemantik yang mengukur makna sesuaidengan konteksnya. Untuk mencapaiderajat keandalan, digunakanpembacaan berulang (intraratter)sehingga diperoleh konsistensi data.

Page 5: K A N D A I - Kemdikbud

Kandai Vol. 10, No. 2, November 2014; 246-257

250

PEMBAHASAN

Tentang Penulis, Penerjemah, danNovel NDLU

Penulis

Pierre Lotti merupakan penulisberkebangsaan Prancis yang dilahirkanpersis pada pertengahan abad ke-19,tahun 1850, dan meninggal tahun1923. NDLU adalah karyanya yangpaling populer di Perancis. Ia seorangpengarang yang tersohor dan disanjungtinggi. Selama hidupnya, diamemperoleh penghargaan tertinggiuntuk seorang pengarang yaitu lencanaLégion d’Honneur. Namun, selamahidupnya dia juga terus mendapatkankecaman dan cemoohan sebagaipenulis murahan dan tokoh palsu.Kecaman dan cemoohan itu tidaksedikit pun menyurutkan niatnya untuktetap menjadi penulis hingga bisamenghasilkan karya sastra yangbanyak jumlahnya (sekitar 40 buku)dan mendapatkan penghargaantersebut.

Di samping karirnya sebagaisastrawan, ia mempunyai profesi lainyaitu perwira dalam Angkatan LautPrancis. Dalam karirnya sebagaiperwira angkatan laut, iaberkesempatan menjelajahi bumiantara tahun 1867 – 1910. Pengalamanitulah rupanya yang menginspirasinyauntuk menulis novel NDLU yangberbicara tentang laut. Novel iniditulisnya saat berumur 36 tahun dalampengembaraannya menjelajahi bumisebagai perwira angkatan laut.Beberapa negeri yang mengilhaminovel-novelnya, seperti Tahiti dalamLe Mariage de Loti (Perkawinan Loti),Senegal dalam Le Roman d’un Spahi(Roman Seorang Laskar Sipahi), danJepang dalam Madame Chysantéme(Nyonya Kembang Krisan).

Penerjemah

Sutan Takdir Alisjahbana (STA)dilahirkan di Natal, Sumatera Utara, 11Februari 1908 dan meninggal duniapada umur 86 tahun di Jakarta, 17 Juli1994. Selama hidupnya, ia sangat aktifdalam dunia kepenulisan. Selaindikenal sebagai sastrawan, ia pun ahlidalam bidang Tata Bahasa Indonesia.Berbagai tulisannya, baik novel, esai,buku, atau terjemahan, menghiasidunia kepustakaan Indonesia. Tidakheran jika banyak penghargaan baik didalam maupun luar negeri yangberhasil ia dapatkan. Kehadirannyadalam dunia kesusastraan Indonesiamenjadi pelopor angkatan PujanggaBaru. Di antara novel ciptaannya, yangpaling dikenal adalah, Tak PutusDirundung Malang (1929), Dian TakKunjung Padam (1932), LayarTerkembang (1936), dan AnakPerawan di Sarang Penyamun (1940).

Nelayan di Lautan Utaraditerjemahkan oleh Sutan TakdirAlisyahbana dan diterbitkan pertamakali oleh Balai Pustaka pada tahun1932. Sulit dilacak apakah iamenerjemahkan NDLU ini dari bahasaaslinya, bahasa prancis, atau dari versibahasa Belanda. Jika hal ini benar,berarti suatu terjemahan yang tidaklangsung, sesuatu yang lumrah padaawal abad ke-20. Kebiasaan ini punmasih berlangsung hingga sekarang.Banyak buku-buku terjemahan yangtidak diterjemahkan dari bahasaaslinya, tetapi dari versi Inggrisnya.

Novel Nelayan di Lautan Utara(NDLU)

Novel ini mengisahkan tentangkehidupan seorang pelaut, Yan, yangterlibat cinta dengan Gaud, adiksahabatnya, Sylvester. Pada awalnya,Yan tidak memberikan tanggapan

Page 6: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

251

serius terhadap cinta yang disodorkanoleh Gaud disebabkan oleh rasa rendahdirinya terhadap putri pedagang kayaitu. Pekerjaannya sebagai seorangpelaut membawanya dalam pelayaranbersama kapal Marjam dalam waktuyang lama sehingga meninggalkankerinduan dan harapan di hati Gaud.Sebagai pelaut, Yan sangat mencintaipekerjaannya hingga seringmelontarkan candaan hendak kawindengan laut. Hingga pada suatu masa,keluarga Gaud jatuh miskin danmenggugah rasa Yan untukmenikahinya. Pernikahan itu punterjadi dan Yan untuk pertama kalinyamerasakan cinta yang sesungguhnyaterhadap seorang perempuan. Ia sangatmencintai istrinya, mereka salingmencintai. Seminggu setelahpernikahan bahagia mereka, Yan haruskembali ke Pulau Es di Lautan Utarakarena musim panas telah tiba.Pelayaran kali ini berbeda sebab Yantidak lagi mengikut di Kapal Marjam,tetapi pada Kapal Leopoldine.

Tiba masa kapal-kapal nelayanitu kembali dari pelayaran sebabmusim dingin telah datang. Satupersatu kapal-kapal yang mengangkutipara lelaki laut tersebut mulaiberlabuh. Namun, Kapal Leopoldineyang mengakut Yan belum jugamuncul. Bulan demi bulan berlalu dariwaktu yang seharusnya, KapalLeopoldine tidak juga berlabuh.Gundah dan cemas menghinggapiperasaan Gaud yang menunggusuaminya, Yan, kembali dari laut.Penantian yang tiada berujung, sebabYan yang dinanti oleh Gaud tidak akanpernah kembali lagi selama-lamanya.Tuhan rupaanya mengabulkankeinginan Yan untuk kawin denganlaut. Namun, perkawinan antara Yandengan laut kali ini adalah perkawinanmaut.

Hubungan Simbiosis AntaraManusia dengan (Alam) Laut

Dalam NDLU digambarkanbagaimana seorang pelaut begitumencintai lautan sehingga ia bahkaningin menikahi laut. Yan, adalah sosokpelaut sesungguhnya yang tergambarmelalui karakter yang diciptakan olehpenulis. Karakter yang ditanamkanoleh penulis melalui sosok Yan sebagaipelaut sejati menunjukkan hubunganyang erat antara manusia dengan alam.Manusia sebagai anggota ekosistemtidak akan pernah mampu melepaskandiri dari ketergantungannya pada alam.Alam juga memiliki ketergantunganterhadap manusia, terutama pada aspekpemertahanan keseimbangannya, agartetap terjaga. Kelangsungan dankelestarian alam sangat bergantungpada manusia. Dalam konteks ilmualam inilah lahir simbiosis mutualisma.Manusia dengan alam memilikikebergantungan satu sama lain. NovelNDLU merepresentasikan laut sebagaiperwakilan alam yang dalamkeberadaannya memiliki hubungansimbiosis dengan manusia.

Pada umumnya, ada tiga kategorihubungan antara manusia dengan alam,yaitu alam harus ditakuti, alam harusditaklukkan, dan menjaga keselarasanalam. Tiga kategori ini tersirat didalam isi NDLU. Ketika alam harusditakuti, manusia akan menyadaribahwa dirinya hanyalah bagian kecildari alam semesta sehingga manusiaakan menghormati alam, menjaganya,dan memperlakukannya dengan baik.Alam bisa saja menunjukkankemurkaannya pada manusia apabilamanusia lalai dan memperlakukanalam dengan sewenang-wenang demikepentingan diri sendiri.

Manusia sebagai mahluk ciptaanTuhan yang dibekali kemampuanberpikir tentu diberikan keleluasaan

Page 7: K A N D A I - Kemdikbud

Kandai Vol. 10, No. 2, November 2014; 246-257

252

untuk mengembangkan kemampuanhidupnya dalam rangkamempertahankan hidup. Oleh karenaitu, manusia harus bisa menaklukkanalam. Dalam perkembangannya,manusia mengeksplorasi danmengeksplotasi alam secara berlebihanuntuk mencapai keinginan dan tujuanhidupnya sendiri tanpa memikirkandampaknya terhadap manusia lain danlingkungan. Pada tataran ini, manusiatelah menyalahi hukum keseimbanganlingkungan dan seolah-olahmemosisikan diri sebagai penguasaalam sehingga yang terjadi kemudianadalah kerugian bagi manusia itusendiri. Rusaknya keseimbanganlingkungan dapat mengakibatkanterjadinya perubahan iklim dan musimsecara ekstrem, seperti munculnyaberbagai bencana alam, seperti banjirdimana-mana karena penebanganhutan secara bebas tanpa reboisasi,naiknya suhu bumi karena pemanasanglobal, lenyapnya berbagai spesiesflora dan fauna karena perburuansecara liar, dan sebagainya.

Hubungan terbaik antara manusiadengan alam adalah menjagakeselarasan alam. Pada situasi tertentu,manusia sering lalai dengan tanggungjawabnya menjaga keselarasan alam.Hanya beberapa gelintir manusia sajayang sadar dan peduli untuk tetapmenjaga alam. Alam perludiperlakukan dengan baik demikepentingan genarasi penerus. Jika saatini manusia membiarkan alam danlingkungannya rusak, dapat dipastikanbahwa kehidupan generasi yang akandatang akan menjadi semakin sulit.Oleh karena itu, manusia perlumemiliki kesadaran lingkungan demikemaslahatan hidup generasi penerus.Kondisi seperti inilah yang memicutimbulnya keprihatinan dan kepeduliansegelintir manusia untuk menyerukankepada manusia lain agar menjaga

dengan penuh tanggung jawab alamdan lingkungan tempat tinggalnya.Beberapa di antara merekamelakukannya dengan cara menuliskarya sastra bertema lingkunganseperti yang dilakukan Pierre Lottidalam novelnya NDLU.

Yan, seperti yang digambarkandalam NDLU, memiliki kepribadianlingkungan sehingga sangatmenentukan interaksinya dengan alamlaut. Yan mewakili gambaran seorangpelaut yang kuat, mengenal lautdengan baik, dan yang terutama adalahia sangat mencintai laut. Sebagaimanusia, ia memiliki ikatan yangsangat erat, abadi, dan penuh maknadengan laut. Dalam wilayah ini,manusia adalah mahluk hidup yangtentu untuk mempertahankan hidupnyapastilah membutuhkan alam semestasebagai tempat untuk hidup. Untukalasan itulah, Yan meleburkan diridalam dunia laut, menjadi nelayandemi memenuhi kebutuhan hidupnyadan keluarganya. Bahaya maut yangsetiap saat mengintai tidakmenyurutkan tekad dan harapan Yan,serta semua nelayan, untukmengarungi lautan. Laut adalahsumber pengharapan para nelayanseperti yang digambarkan dalam novelNDLU melaui kutipan berikut.

Mereka itu miskin, itulahsebabnya maka Sylvester lekasmeninggalkan neneknya dan pergimenurut orang menangkap ikan. (Loti,2010: 6)

Ketiga lelaki itu sejak kecil hidupdi tengah laut yang asin dan dinginitu; berhari-hari tak lain yangdipandanginya melainkan maya yangkabur dan berkabut, seolah-olah suatumimpi layaknya. Mereka telah biasaakan sekalian keadaan itu, sepertiburung besar-besar yang bermain-

Page 8: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

253

main di atas air laut yang luas itu.(Loti, 2010: 7)

Kebergantungan hidup manusiapada alam, dalam hal ini adalah alamlaut, yang digambarkan dalam novelNDLU tidak senantiasa berjalanharmonis. Tidak terhitung banyaknyanyawa nelayan melayang ketika sedangberlayar ke Pulau Es tanpa sempatdikuburkan jasadnya secara layak.Bahkan, di wilayah Pors-Eventerdapat gereja khusus bagi paranelayan yang karam di daerah PulauEs. Di halaman depannya berjejerankuburan tanpa jasad karena tidakseorang pun nelayan yang kapalnyatenggelam dapat ditemukan jasadnya.Inilah salah satu contoh gambaranhubungan antara manusia dengan alamyang saling menggantungkankepentingannya, sekaligusmenggambarkan suatu hubungan yangrumit. Berikut kutipan novel NDLUyang memuat hal tersebut.

“Sesungguhnya berat pekerjaannelayan Pulau Es”, katanya, “dalambulan Februari mesti meninggalkansanak saudara pergi ke laut yang tiadaterperikan dinginnya dan amatberbahaya.” (Loti, 2010: 30).

Perkembangan pengetahuanmanusia dalam merespon berbagaikesulitan yang terkait denganpenyesuaian diri dengan alam padaakhirnya membuahkan sikap yangberlebihan. Banyak manusia yangentah sadar atau tidak telahmemperlakukan alam secara tidak adil.Eksploitasi alam terjadi di mana-manasehingga mengancam dan merusakkeseimbangan hubungan yang telahberlangsung sejak lama. Tidak sedikitnelayan yang “lupa diri” ketikamengambil hasil laut. Merekamenggunakan cara-cara yang tidak

bersahabat dengan alam sehinggamerusak keseimbangan biota laut.Kerusakan itu pada akhirnya akanberimbas pada kerugian manusia itusendiri. Manusia seakan tidakmenyadari dampak terjadinya krisislingkungan. Tidak dapat dimungkiribahwa krisis global lingkunganmengganggu hubungan antara manusiadengan alam. Padahal sesungguhnyaberdasarkan sunnatullah, manusiaadalah penjaga alam, pemelihara, danpenyebab kehidupan di dalamnya.

Romantisme Lelaki padaPerempuan dan Alam

Ketika menyebut perihalromantisme, unsur utama yangterpikirkan adalah lelaki danperempuan. Keadaan itu tentu sangatberterima mengingat hubungan yangtercipta antara lelaki dan perempuansedari dulu selalu dilandasi dengankasih sayang dan perasaan salingmembutuhkan satu sama lain. Namun,perlu dipahami bahwa hubunganromantisme tidak hanya terjadi padasepasang manusia, lelaki danperempuan, tetapi dapat pula terciptaantara manusia dengan alamlingkangannya. Hubungan tersebutharus dibangun dan dijalin harmonisuntuk mewujudkan keseimbanganhidup demi keselamatan manusia danlingkungan.

Lelaki, perempuan, dan alammemiliki jalinan yang salingberhubungan. Hubungan itu pun nyatatergambar pada cerita NDLU. Seoranglelaki yang mencintai seorangperempuan juga mengikatkan diripada laut karena kecintaannya yangbegitu besar pada laut. Dalam hal ini,posisi antara perempuan dengan laut dimata seorang lelaki memiliki satukesamaan. Jika dihubungkan denganlingkungan alam, bisa jadi kesamaan

Page 9: K A N D A I - Kemdikbud

Kandai Vol. 10, No. 2, November 2014; 246-257

254

itu lantaran perempuan dengan alamsering mendapatkan perlakuan yangsama. Perlakuan yang kurang baikterhadap perempuan merupakanmetafora terhadap perbuatan burukmanusia yang sering dilakukan padaalam. Alam yang kerap kalimendapatkan perlakuan yang kurangbaik mengakibatkan terjadinyakerusakan dan penindasan. Di bumi,pembangunan yang dijalankan manusiacenderung tidak memerhatikan faktorkeberlangsungan lingkungan hidupyang baik. Sebagai akibatnya,kerusakan lingkungan yang terjadisemakin parah. Suatu keadaan tragisyang membuat miris sehinggamengikis sikap romantisme antaramanusia dengan alam. Gambaranrealitas mengenai hubunganromantisme antara manusia denganalam yang terjadi di muka bumirupanya paradoks dengan realitashubungan Yan dengan laut yangdiciptakan pengarang lewat NDLU.

“Aku… Ja… Sehari dua ini akuakan kawin”, sahut Yan sambiltersenyum dan menggerak-gerakkanmatanya, “tetapi bukan denganseorang perempuan di daratan; bukan,bukan…! Aku akan kawin dengan lautdan nanti engkau sekalian akankupanggil menghadiri peralatan kawinitu.”. (Loti, 2010: 8)

Kutipan tersebut menunjukkanhasrat seorang lelaki pelaut untukmelebur bersama laut. Cintanya yangbegitu besar terhadap laut tergambarmelalui pengungkapan hendak“mengiwini” laut. Pengungkapan itusesungguhnya mengimplikasikansebuah hubungan romantisme,keterikatan satu sama lain, antaramanusia dengan alam. “Perkawinan”seperti yang dicetuskan oleh Yanterhadap laut adalah perkawinan alam

yang seyogyanya melanggengkanhubungan manusia dengan alam.Bahkan, sebuah perkawinan nantinyamelahirkan generasi baru yangdiharapkan mampu memberikankebermanfaatan hidup bagi sesama.Kebermanfaatan hidup seorangmanusia tidak hanya untuk sesamamanusia, tetapi juga pada mahluk lainciptaan Tuhan. Selain bermanfaat bagisesama manusia, ia hendaknya dapatbermanfaat pula bagi alam dan segalaisinya.

Hubungan antara (alam) lautdengan para pelaut menciptakanhubungan romantisme yang tinggi.Keduanya saling membutuhkan demikeberlangsungan hidup masing-masing. Di satu sisi, ekosistem yangterdapat di dalam laut akan tidakseimbang jika tidak ada pelaut yangmengambil isinya. Di sisi lain, pelautbisa bertahan hidup berkat adanya laut.Fakta inilah yang sulit ditampiksehingga seorang Loti berhasilmemaparkan hubungan romantismeantara lelaki pelaut terhadap laut. Halini tergambar jelas melalui kutipanberikut.

….., bahwa hidup seorang nelayanbergantung pada perjalanan ikan dankeadaan hari dan laut. (Loti, 2010: 28)

Romantisme seorang lelakiterhadap laut adalah romantisme yangjika dibaratkan hampir menyamaihubungan antara lelaki dan perempuan.Dalam NDLU, lelaki, laut, danperempuan adalah tiga unsur yangterjalin kuat dalam proses pemaparanpengarangnya. Inilah yang menjadisalah satu faktor yang membuat ceritadalam NDLU sangat kuat. Yan, sebagaiseorang pelaut memiliki fisik yangkuat, agak keras kepala, tetapimemiliki hati yang lembut danpengasih. Ia adalah tipikal seorang

Page 10: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

255

pelaut tulen yang berhasil digambarkanoleh Loti, pengarang buku ini.Cintanya pada Gaud adalah cintapengembara laut yang merindukantempat berlabuh untuk melabuhkanrasa yang bahkan pada laut pun tidakditemukannya. Ia adalah lelakiromantis yang paham bagaimanamemperlakukan seorang perempuandengan baik. Tentu ia telah banyakbelajar pada alam tentang bagaimanamenghadapi dan memperlakukan alamdengan baik sehingga alam yang ganaspun dapat menjadi kawan yang setia.Dalam setiap pertarungannya denganlaut, Yan memetik manfaat dariperistiwa yang terjadi.

Muka anak muda berdua itu merahrupanya, oleh hawa air asin yang amatdingin itu. Udara yang masuk ke dadameraka itu bersih dan menguatkanbadan; dengan sepuas-puasnyamereka pun bernapaskan udara itu,yakni pangkal segala tenaga dansegala yang ada. (Loti, 2010: 39)

Ketabahan dan kesabaran Yanketika berjuang menghadapi amukanbadai di laut menempa kepribadiannyauntuk bersabar dan menahan diri dalamsetiap menghadapi persoalan hidup.Prinsip itu dibawa dalam menyikapipersoalan cintanya terhadap Gaud.Rasa cintanya pada Gaud dapat iatahankan karena menyadari statussosial mereka yang tidak sepadan.Persoalan inilah yang kerap melandacinta seorang nelayan terhadapperempuan yang berstatus sosial lebihtinggi darinya. Pada akhirnya,romantisme keduanya terjalin dalamsebuah perkawinan dan Yan benar-benar menunjukkan cinta yang besarkepada istrinya, Gaud.

Ia pun mengembangkan keduabelah tangannya memeluk kekasihnya

itu. Kepala mereka bertemu danbeberapa lamanya berdekaplah pipimereka itu: tak seorang jua pun yangbercakap, merasa perlu, bercakap.Dan ketika itu pelukan mereka itu punamatlah sucinya, …. (Loti, 2010: 159)

Ada sebuah perumpamaan yangmenyatakan bahwa romantismeantarsesama manusia adalahromantisme sesaat dan hanya kepada-Nyalah segala sesuatunya menjadiabadi. Kembali ke alam (back tonature), barangkali ungkapan itulahyang hendak diamanatkan olehpengarangnya melalui cerita dalamNDLU. Cinta Yan terhadap Gaudsungguh nyata besarnya, tetapi cinta itutetaplah milik manusia yang tiadamemiliki keabadian. Yan haruskembali ke laut, ke alam, tempat yangditakdirkan untuknya menyerahkanseluruh hidup dan kembali padapencipta-Nya. Romantisme seoranglelaki terhadap perempuan padaakhirnya terjadi secara tragis. Alamtetap memenangkan pertarungan cintadari sepasang anak manusia.

SIMPULAN

Manusia, sebagaimana makhluklainnya, memiliki keterkaitan danketergantungan terhadap alam danlingkungannya. Kisah yang terjadidalam novel NDLU merupakangambaran hubungan simbiosis antaranelayan (manusia) dengan laut (alam).Mereka saling membutuhkan satu samalain untuk mempertahankankeberlangsungan dan keseimbanganhidup. Manusia menyandarkankehidupannya pada alam dan alam punakan sangat tergantung pada manusia.Hubungan itu selayaknya harus terusdijaga agar terjadi keharmonisanhubungan yang awet dan bertahanlama. Namun demikian, sangat

Page 11: K A N D A I - Kemdikbud

Kandai Vol. 10, No. 2, November 2014; 246-257

256

disadari bahwa manusia kadangkalalalai dan terlena oleh kebaikan dankeuntungan yang diperolehnya darialam. Mereka seolah tanpa canggungmengambil langkah-langkah yangmerusak, atau bahkan menghancurkanlingkungan hidup demi ambisi dankepuasan hidup semata. Sifat alamiahmanusia yang pada akhirnya dapatmenjadi boomerang bagi dirinyasendiri. Kerusakan alam yangditimbulkan oleh manusia padahakikatnya bersumber dari carapandang manusia terhadap alamlingkungannya.

Kajian terhadap novel NDLUdengan menggunakan pendekatanekokritik memberikan pemahamanbahwa sastra dapat menjadi mediakampanye yang efektif untukmemberikan kesadaran bagaimanaseharusnya seorang manusia bersikapterhadap lingkungan alam. Ada tigakategori hubungan antara manusiadengan alam. Alam harus ditakuti,alam harus ditaklukkan, dan alamharus dijaga keselarasannya.

Alam adalah sahabat manusiasekaligus bisa menjadi musuh apabilatidak diperlakukan dengan baik danbertanggung jawab. Kecintaan seoranglelaki terhadap laut seperti yangdigambarkan dalam novel NDLU,membuka cakrawala berpikir kitatentang perlunya mencintai lingkungantempat kita menyandarkan harapanuntuk memperoleh penghidupan yanglebih baik. Melalui sastra, kesadaranmanusia akan mudah tersentuhsehingga dengan sendirinya akanmemunculkan rasa tanggung jawab dancinta terhadap lingkungannya. Manusiatentu akan menyadari adanyaketerkaitan antara dirinya dan alamlingkungan. Manusia seperti ini akanmemandang alam sebagai sahabatnyayang tidak bisa dieksploitasi secarasewenang-wenang. Dengan demikian,

karya sastra hadir memang padadasarnya tidak sekadar memberihiburan bagi pembacanya, tetapi jugamanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Buell, Lawrence. 2005. The Future ofEnvironmental Criticism:Environmental Crisis anLiterary. Oxford:Blackwell Publishing.

Garrard, Greg. 2004. Ecocriticism.London and New York:Routledge.

Glotfelty, Cheryll. What IsEcocriticism.http://www.asle.org/site/resources/ecocritical.library/intro/defining/glotfelty. Diakses 14 Mei2014.

Harsono, Siswo. 2008. Ekokritik:Kritik Sastra BerwawasanLingkungan. JurnalKajian Sastra (32)1: 31-50. Semarang: FakultasSastra, UniversitasDiponegoro.

Juliasih K. 2012. Manusia danLingkungan dalam NovelLife in The Iron MillsKarya Rebecca HardingsDavis. Litera (11)1: 83-96. Yogyakarta: FBS,Universitas NegeriYogyakarta.

Keraf, A. Sony. 2010. EtikaLingkungan Hidup.Jakarta: Kompas.

Lotti, Pierre. 2010. Nelayan di LautanUtara. (diterjemahkanoleh Sutan TakdirAlisyahbana). Jakarta:Dian Rakyat.

Mahayana, Maman S. 2008.Ekstrinsikalitas Sastra

Page 12: K A N D A I - Kemdikbud

Uniawati: Nelayan di Lautan Utara: Sebuah Kajian…

257

Indonesia. Jakarta:Rajawali Press.

Nugraha, Firman. Sastra Hijau.http://odecinta26.wordpress.com/category/artikel-sastra/. Diakses 29 April2014.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori,Metode, dan TeknikPenelitian Sastra.Yogyakarta: PustakaPelajar.