Top Banner
70

JurusGuru-eBook Ver 1

Dec 26, 2015

Download

Documents

aguspramonompd

learning e-book
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JurusGuru-eBook Ver 1
Page 2: JurusGuru-eBook Ver 1
Page 3: JurusGuru-eBook Ver 1

KualitaPendidikan Indonesia

33 Jurus Jitu MembuatAnak Gemar Belajar

dan Guru Antusias Mengajar

Page 4: JurusGuru-eBook Ver 1

ISBN: 978-602-14007-1-5

Penerbit:

email: [email protected]

Editor : Riset dan Pengembangan KPIDesain Sampul dan Isi : @dwiSVNPenata Letak Isi : @dwiSVN & @rhedoIlustrator : @rullyaguscandraCetakan Kedua : Nopember 2014

Page 5: JurusGuru-eBook Ver 1
Page 6: JurusGuru-eBook Ver 1

Daftar isiKata Pengantar

A. Terampil BelajarJurus Membaca CepatJurus 1: Miliki KISJurus 2: ScanningJurus 3: PeriferalJurus 4: FiksasiJurus 5: PrediksiJurus 6: Ide Pokok

Jurus Mencatat KreatifJurus 7: Merangsang Otak RadialJurus 8: Membuat SimbolJurus 9: Menemukan Kata KunciJurus 10: Membuat Peta Pikiran

Jurus Menghafal SuperJurus 11: Sistem CeritaJurus 12: Sistem PenggantiJurus 13: Sistem LokasiJurus 14: Sistem Angka

B. Terampil MengajarJurus 15: Memahami Asas dan Prinsip Mengajar Jurus 16: Menggunakan Modalitas BelajarJurus 17: Mengoptimalkan Kecerdasan MajemukJurus 18: Mendesain Suasana yang MenggairahkanJurus 19: Membangun Landasan yang KukuhJurus 20: Presentasi PrimaJurus 21: Mendesain Lingkungan yang MendukungJurus 22: TANDUR

iiiv

31317293743

49596369

81879197

105113123135145159169175

Daftar Isi

– ii –

Page 7: JurusGuru-eBook Ver 1

C. Terampil Mengelola KelasJurus 23: Desain Kelas IdealJurus 24: Menegakkan Peraturan KelasJurus 25: Menegakkan Prosedur KelasJurus 26: Memberi Penghargaan dan Konsekuensi LogisJurus 27: Membangun Komunitas KelasJurus 28: Membangun Karakter

D. Terampil Mengaktifkan SiswaJurus 29: Pembelajaran Berdasarkan KartuJurus 30: Pembelajaran Berdasarkan DiskusiJurus 31: Pembelajaran Berdasarkan TeksJurus 32: Pembelajaran Berdasarkan DemonstrasiJurus 33: Pembelajaran Berdasarkan Pertanyaan

E. Terampil Mengembangkan Kurikulum

3 Pondasi Kurikulum 2013Pembelajaran Tematik IntegratifPembelajaran SaintifikPenilaian Autentik

Daftar Pustaka

181195203213223231

249253257259261

265271283

305

– iii –

Page 8: JurusGuru-eBook Ver 1

- 1 -

Page 9: JurusGuru-eBook Ver 1

- 2 -

Page 10: JurusGuru-eBook Ver 1

- 3 -

Page 11: JurusGuru-eBook Ver 1

- 4 -

Jurus Sang Guru

A. MILIKI KEYAKINAN Seorang instruktur membaca, Steve Snyder, pernah membaca 14 buku dalam satu kali penerbangan antara Los Angeles dan Sidney, Australia. Dengan teknik yang dikembangkan, ia biasanya membaca tiga atau empat buku fiksi atau non-fiksi dalam satu malam dengan kecepatan membaca 5.000 kata per menit (kpm). Secara umum kecepatan tersebut sangat tinggi, namun menurut dia, itu baru kecepatan yang biasa (jogging speed). Kecepatan sprint-nya sekitar 10.000 kpm. Sebagian orang tidak yakin, Steve Snyder dapat memahami apa yang dibacanya dengan kecepatan tersebut. Itulah sebabnya ia menyamakan kecepatan membaca dengan bermain ski. “Kalau Anda bermain ski dengan tenang dan perlahan-lahan, Anda tidak perlu terlalu memperhatikan apa yang sedang dilakukan. Pikiran Anda akan berkeliaran ke mana-mana. Sebaliknya, jika Anda bergerak dengan cepat menuruni lembah, Anda harus memusatkan perhatian. Itulah sebabnya, Anda akan memahami bacaan dengan lebih lebih baik jika dibaca dengan cara yang cepat,” kata Steve Snyder.

3 HAL PENTING YANG DIPEROLEH DENGAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

1. Memilah Informasi Penting Membaca Cepat berguna ketika hendak memutuskan apakah suatu buku, dokumen, dan bacaan merupakan materi yang penting serta relevan atau tidak.2. Cepat Menguasai Informasi Setelah memilah informasi yang penting dan tidak, Membaca Cepat membantu menguasai informasi dengan lebih cepat serta lebih baik. Jika sebelumnya Anda mungkin menghabiskan waktu satu minggu untuk menyelesaikan sebuah buku setebal 300 halaman, dengan kemampuan membaca cepat, buku tersebut dapat diselesaikan dalam satu hari.3. Meningkatkan Pemahaman Anda tidak hanya menguasai materi lebih cepat, tetapi yang lebih penting memahami bacaan dengan lebih baik. Hal ini terjadi karena membaca cepat akan mengajak Anda fokus pada persoalan dan melihat lebih jernih hubungan antar bab, antar paragraf, maupun antar pemikiran dalam materi bacaan.

Page 12: JurusGuru-eBook Ver 1

- 5 -

Jurus 1: Miliki KIS

MITOS BACA CEPAT

1. Membaca Cepat Tidak Mungkin Penghambat utama dalam belajar adalah ketika Anda mengatakan, sesuatu hal tidak mungkin bisa dicapai. Beberapa orang gagal membaca cepat karena merasa hal tersebut mustahil. Mereka menganggap, membaca adalah sebuah pekerjaan yang harus dinikmati dengan kecepatan normal seperti yang dimiliki sekarang ini. Itulah sebabnya mereka gagal meningkatkan kemampuan diri.

Membaca cepat bisa dilakukan bahkan perlu dilakukan agar materi dan informasi yang penting lebih cepat diketahui, selain lebih menghemat waktu membaca. Ketika bacaan terselesaikan dalam waktu yang relatif lebih singkat keinginan membaca yang lain akan timbul.

2. Membaca Cepat Mengurangi Nikmat Membaca Ini biasanya alasan yang dimiliki oleh orang yang hobi membaca, tetapi memiliki kecepatan membaca yang relatif rendah. Alasan ini muncul karena mereka menganggap, kenikmatan membaca akan hilang karena proses membaca cepat yang terkesan terburu-buru.

Orang yang hobi membaca tetap akan menikmati menyelesaikan bacaan dalam waktu yang cepat. Semakin sering membaca, kecepatan diperlukan agar informasi terkini dapat segera didapatkan tanpa mengurangi ketepatan dan kenikmatan.

3 Membaca Cepat Hanya Untuk Orang Pintar Pendapat ini juga tidak benar. Pintar atau bodoh itu relatif. Umumnya orang pintar biasanya orang yang tekun. Jadi, bagaimanapun kondisi saat ini, ketekunanlah yang membuat Anda bisa menguasai suatu bidang dengan baik atau tidak.

Membaca cepat dapat dipelajari oleh semua orang dan dalam semua tingkatan umur, asalkan sudah bisa membaca secara normal dan wajar.

Page 13: JurusGuru-eBook Ver 1

- 6 -

Jurus Sang Guru

4. Membaca Cepat Suatu Kobohongan Ada juga yang berpendapat, membaca cepat adalah suatu kebohongan. Jika dikatakan, bahwa kecepatan membaca bisa ditingkatkan 2-3 kali lipat, sepertinya itu hal yang mustahil. Kenyataanya, banyak orang yang tidak tahu cara membaca cepat dan efektif.

Setelah menguasai dan terbiasa dengan teknik yang dikembangkan, peningkatan kecepatan 2-3 kali lipat itu ternyata hal yang biasa. Bisa dilakukan oleh siapa saja.

B. INGIN TAHU

Sebelum membaca sebuah bacaan, harus dimunculkan rasa ingin tahu yang sangat besar. Rasa ingin tahu yang sangat besar ini akan membantu untuk mempercepat bacaan. Rasa ingin tahu dapat dimunculkan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan dibaca. Untuk membuat pertanyaan bisa digunakan kaidah 5W + 2H yaitu What, When, Where, Why, Who dan How serta How many. Sekarang silakan membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang jeruk. Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk membuat banyak pertanyaan :1. Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya yang masuk akal ataupun

tidak masuk akal, misalnya: Siapa yang menendang jeruk? Kapan jeruk mati? Siapa yang tertelan jeruk, dan lain-lain.

2. Jangan lupa gunakan 5W + 2H.3. Gunakan otak radial

Page 14: JurusGuru-eBook Ver 1

- 7 -

Jurus 1: Miliki KIS

3 SIKAP MEMBACA

Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik atau menghilangkan mitos membaca. Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah sikap atau postur tubuh ketika membaca. Berikut ini adalah beberapa sikap yang perlu diperhatikan terkait membaca.

1. Relaks Tubuh yang rileks membantu penyerapan informasi lebih baik. Selain itu,

posisi yang rileks mampu meningkatkan konsentrasi dan kecepatan membaca. Sikap rileks di antaranya adalah carilah tempat duduk yang nyaman, punggung tegak dan leher dalam kondidi rileks.

2. Jarak Antara Mata dan Tulisan Jaga jarak yang baik antara mata dan tulisan. Jangan terlalu dekat dan

terlalu jauh. Jarak ideal di antara mata dan tulisan sekitar 30 Cm. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan jarak yang terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur.

3. Kerjasama Dua Tangan Gunakan tangan kiri untuk membuka atau menekuk buku, sehingga

terbuka lebar dan mudah dibaca. Sedangkan tangan kanan berguna untuk menunjuk teks, untuk mengajak mata bergerak lebih cepat. Ketika menjelang akhir halaman, tangan kiri bersiap membalik ke halaman berikutnya.

4. Konsentrasi Dibutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi supaya kecepatan baca bisa

meningkat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih konsentrasi, di antaranya:

Page 15: JurusGuru-eBook Ver 1

- 8 -

Jurus Sang Guru

AWAL AKHIR

Menelusuri benang ruwet

Latihan Konsentrasi I :

Page 16: JurusGuru-eBook Ver 1

- 9 -

Jurus 1: Miliki KIS

Silahkan dicocokkan antara huruf dan angkanya

Latihan Konsentrasi II :

Page 17: JurusGuru-eBook Ver 1

- 10 -

Jurus Sang Guru

Menghitung Jumlah TitikLatihan Konsentrasi III :

Page 18: JurusGuru-eBook Ver 1

- 11 -

Jurus 1: Miliki KIS

Page 19: JurusGuru-eBook Ver 1

- 12 -

Page 20: JurusGuru-eBook Ver 1

- 13 -

Jurus 2

Scanning

Page 21: JurusGuru-eBook Ver 1

- 14 -

Jurus Sang Guru

Tahap pertama membaca suatu informasi adalah dengan cara melihat bacaan secara sekilas. Biasanya yang menjadi perhatian dalam melakukan scanning adalah kata-kata kuncinya. Sebagai gambaran, teknik ini bisa diiliustrasikan seperti kalau kita sedang membaca koran, mencari judul-judul atau topik berita yang dianggap menarik. Selain itu, teknik ini bisa dilakukan dengan membaca suatu ringkasan buku, daftar isi, mencari kata-kata penting (cetak tebal, miring dan lain-lain), scanning gambar, grafik, table, maupun kutipan.

APLIKASI SCANNING

1. Scanning dengan Metode Menyapu Scanning dengan metode menyapu sering digunakan untuk mencari

kata-kata penting dalam bacaan. Caranya, tangan kiri memegang buku dan tangan kanan menunjuk ke buku. Kemudian tangan kanan menyusuri buku dari atas ke bawah, lalu pindah ke halaman berikutnya, begitu seterusnya. Metode ini paling banyak digunakan dalam teknik membaca cepat.

2. Scanning dengan Metode U Ini dilakukan dengan cara tangan kiri memegang buku, tangan kanan

menunjuk buku, kemudian bergerak menyusuri buku dari atas ke bawah kemudian pindah ke halaman berikutnya dari bawah ke atas.

Page 22: JurusGuru-eBook Ver 1

- 15 -

Jurus 2: Scanning

3. Scanning dengan Metode Zig Zag Caranya, tangan kiri memegang buku dan tangan kanan menunjuk.

Tangan kanan bergerak menyusuri buku dari atas ke bawah secara zig-zag.

Page 23: JurusGuru-eBook Ver 1

- 16 -

Page 24: JurusGuru-eBook Ver 1

- 17 -

Jurus 3

Periferal

Page 25: JurusGuru-eBook Ver 1

- 18 -

Jurus Sang Guru

Dalam proses membaca, mata bertindak sebagai indera yang menangkap kata dalam bacaan. Kata-kata tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai kosakata, kelompok kata, maupun dipahami sebagai kalimat. Salah satu alasan bisa membaca lebih cepat adalah karena otak manusia mampu memproses informasi dengan kecepatan sangat tinggi. Namun, kecepatan ini sering tidak dimanfaatkan secara maksimal dan hanya digunakan sekadarnya. Dalam Membaca Cepat kemampuan mengenali kata menjadi sangat fundamental. Ketika seorang pembaca melihat sekumpulan huruf lewat mata dan mengirimkannya ke otak, maka terjadi proses pengenalan terhadap kata-kata tersebut. Apalagi jika sebelumnya pernah mengenali kosakata tersebut. Dalam teknik Membaca Cepat, akan dilatih kecepatan mengenali berbagai kosakata.

Berikut latihan yang dapat dilakukan. Coba lihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri) kemudian temukan kata yang sama pada deretan kata di sebelahnya. Lakukan proses ini dengan cepat dan sekali lirik. Makin cepat dan akurat Anda mengenalinya, makin cepat pula kemampuan asosiasi kita terhadap kata-kata tersebut.

pengajarpendidikguru

walimurid orang tua

buku belajar bertanyakomunikasimenalar

mencoba

Page 26: JurusGuru-eBook Ver 1

- 19 -

Jurus 3: Periferal

Lakukan secepat-cepatnya. Pandanglah kata kunci di belakang nomor dalam sekejap, dan segera meluncur ke kanan, lalu temukan kata yang sama. Jangan berlama-lama. Setelah ditemukan langsung coret.þ Jika telah tiba pada kata paling kanan dan ternyata Anda tidak berhasil

menemukan, jangan regresi. Langsung saja pindah ke baris berikutnya.þ Ingat: jangan kembali ke belakang! Gerakkan mata secepat-cepatnya.

Jika ternyata Anda keliru mencoret jangan mencoba memperbaiki, terus saja pindah ke baris berikutnya.

þ Target Anda dari 25 nomor yang ada harus betul 20 dalam tempo 30 detik.

Latihan�Persepsi�Kata�I

Page 27: JurusGuru-eBook Ver 1

- 20 -

Jurus Sang Guru

Kali ini pada setiap baris ada dua kata yang sama dengan kata kunci yang ada di belakang nomor. Lakukanlah dengan cara sebagai berikut.þ Bidik kata kuncinya dengan cepat dan segera temukan (scan) dua kata

kembarnya di kanan. Langsung coret!þ Sebelum menyelesaikan sampai 25 nomor, jangan berhenti untuk

mencocokkan. Teruskan sampai selesai dulu.þ Setelah selesai, hitung nilai Anda. Target Anda adalah 20 nomor benar

dalam waktu 20 detik.

Latihan�Persepsi�Kata�II

Page 28: JurusGuru-eBook Ver 1

- 21 -

Jurus 3: Periferal

Latihan berikut mungkin agak sulit, sebab memakai kata-kata bahasa Inggris. Caranya tetap sama: þ Kaitkan secara visual. Jangan dilafalkan, pandang sekejap kata kuncinya,

lalu meluncur kekanan dan coret yang sama.þ Segeralah ke baris berikutnya. Bidikkan mata Anda sekejap. Jangan

berusaha mengetahui artinya.þ Jika Anda tidak berhasil mencari kembarannya, jangan kembali ke

belakang. Teruskan ke baris berikutnya. Target Anda adalah 20 benar dalam 20 detik.

Latihan�Persepsi�Kata�III

Page 29: JurusGuru-eBook Ver 1

- 22 -

Jurus Sang Guru

Latihan Persepsi Frase I

Latihan berikutnya mengenal frase dengan cepat. Bacalah ke bawah dan setiap kali Anda menemukan frase ki sanak ki coret dengan pensil Anda. Lakukan secepat-cepatnya. Usahakan dalam tempo kurang dari 30 detik.þ Ingat: lakukan dengan cepat sekaliþ Gerakkan mata ke bawahþ Frase kunci: Ki sanak ki

Latihan�Mengenali�Frase

mau ke mana ki sanak ki mau tak maukatakan saja mari ke mari ki sanak kidua dan tiga tiga dan lima ki sanak kiki sanak ki ki sanak ki sari ke marimari ke mari ini ada saja kiki ke maritiga dan lima mudah itu satu kunci ada satuki sanak ki lajur kiri saja juri lari pagiini ada saja kiri ke kanan ki sanak kimudah itu satu ki sanak ki anak dan ibulajur kiri saja diri sendiri ibu dan ayahkiri ke kanan mau tak mau rayi aji mauki sanak ki ki sanak ki ki sanak kidiri sendiri ki sanak ki mau tak maumau tak mau sari ke mari ki sanak kiki sanak ki kiki ke mari ki sanak kiki sanak ki kunci ada satu sari ke marisari ke mari juri lari pagi kiki ke marikiki ke mari ki sanak ki kunci ada satukunci ada satu anak dan ibu juri lari pagijuri lari pagi ibu dan ayah ki sanak kiki sanak ki rayi aji mau anak dan ibuanak dan ibu ki sanak ki ibu dan ayahibu dan ayah ki sanak ki rayi aji maurayi aji mau mari ke mari ki sanak kiki sanak ki tiga dan lima mau tak mau

Page 30: JurusGuru-eBook Ver 1

- 23 -

Jurus 3: Periferal

Latihan Persepsi Frase I I

Latihan berikut masih sama dengan yang sebelumnya. Temukan frase yang sama dan coret frase itu. Lakukan secepat-cepatnya, kurang dari 30 detik.

Frase kunci : dia di danau

tahu sama tahu ke sana ke mari dia di danaudi ke dari jari jemari tahu dan tempedia di danau danau kemilau tahu sama tahuke sana ke mari dia di sana di ke darijari jemari ragu dan ragu dia di danaudanau kemilau kapal ada dua ke sana ke maridia di sana dia di danau jari jemariragu dan ragu jari-jari ruji danau kemilaukapal ada dua dia di danau dia di sanadia di danau dia di danau ragu dan ragujari-jari ruji mau saja saya kapal ada duadia di danau dia di danau dia di danaumau saja saya rantau prapat jari-jari rujidia di danau mau saja saya dia di danaudia di danau itu sudah lalu jari jemarirantau prapat ke danau toba dia di danaumau saja saya dia di danau dia di danauitu sudah lalu dia cakap ya rantau prapatke danau toba dia di danau mau saja sayadia di danau ke sana ke mari itu sudah laludia cakap ya jari jemari ke danau tobadia di danau danau kemilau dia di danautahu sama tahu dia di sana dia cakap yadi ke dari ragu dan ragu dia di danau

Page 31: JurusGuru-eBook Ver 1

- 24 -

Jurus Sang Guru

Latihan Melebarkan Jangkauan Mata I

Fokuskan pandangan ke angka di barisan tengah dan cobalah membaca tiga angka sekaligus, dan membacanya untuk baris pertama, misalnya, “seratus lima” bukan “satu nol lima”, bacalah dalam hati.

Latihan�Melebarkan�Jangkauan�Mata

1 0 5

1 2 8

3 3 7

2 7 1

9 2 8

6 9 1

2 5 8

4 3 7

6 6 6

7 8 5

5 6 3

8 9 6 7 8 5

3 4 1

8 9 6

Page 32: JurusGuru-eBook Ver 1

- 25 -

Jurus 3:Periferal

Latihan Melebarkan Jangkauan Mata I I

Latihan berikut ini terdiri atas tiga kata yang erat kaitannya dan kemungkinan besar Anda sudah akrab dengan ungkapan tersebut. Perhatikanlah kata di tengah dan sekaligus usahakan menjangkau kata di kiri dan kanannya. Bacalah sekaligus satu frase, jangan terpisah-pisah. Perhatikan : Tetaplah perhatian di tengah, dan bergeraklah ke bawah, ke baris berikutnya, usahakan kepala tidak ikut bergerak.

rumah sakit mata

ibu kita kartini

rumah adat Minang

merah putih biru

anak anak kita

rokok cap Bentoel

kaca mata hitam

orang orang gila

tidak nakal lagi

rumah makan Padang

bank bumi daya

telur mata sapi

kitab suci Al Qur’an

Bank Central Asia

teh botol Sosro

Page 33: JurusGuru-eBook Ver 1

- 26 -

Jurus Sang Guru

Mengenali kata yang telah tersimpan di otak, kemudian menemukan kembali kata tersebut dalam sebuah bacaan, akan memudahkan proses membaca cepat menjadi lebih akurat.

Otak menyimpan ribuan kata, bahkan anak usia 2-4 tahun telah menyimpan 12.000-14.000 kata. Fokus membaca dengan mencari kata yang pernah dikenal oleh otak, segera geser pandangan pada kata baru.

M e n c a r i t a h u a r t i k a t a a k a n memperlambat membaca. Tinggalkan kata tersebut dan bergeser pada kata baru.

Lebarkan jangkaun mata, kepala tidak perlu digerakkan. Fokus pada kata di tengah dan terus turun.

Page 34: JurusGuru-eBook Ver 1

- 27 -

Jurus 3: Periferal

Page 35: JurusGuru-eBook Ver 1

- 28 -

Page 36: JurusGuru-eBook Ver 1

- 29 -

Jurus 4

FIKSASI

Page 37: JurusGuru-eBook Ver 1

- 30 -

Jurus Sang Guru

Berdasarkan penelitian, proses membaca berlangsung ketika mata berhenti sejenak dengan jangkauan pandang tertentu dan mengenali rangkaian huruf menjadi kata-kata. Proses perhentian ini disebut fiksasi (fixation), artinya, secara visual mata fokus sejenak untuk mengenali objek tertentu sebelum berpindah ke titik berikutnya dan mengenali objek berikutnya. Bisa juga fiksasi berarti mata dapat melihat beberapa objek dalam sekali pandang. Teknik membaca cepat, yang dilakukan adalah memperlebar fiksasi dan mempercepat prosesnya. Cara yang dilakukan dalam membaca cepat adalah melatih menangkap dua, tiga, empat, atau bahkan lima kata sekaligus, sehingga mempercepat proses pembacaan.Fiksasi ada dua macam, yaitu:

1. SOFT FIKSASI Membaca dengan memusatkan pandangan pada spasi antarkata. Contoh:

Membaca dengan cara memusatkan pandangan pada spasi antarkata

2. TREE FIKSASI Membaca dengan cara memusatkan pandangan pada lebih banyak kata dengan membagi bacaan menjadi tiga bagian. Contoh:

Membaca dengan memusatkan pandangan pada lebih banyak kata

Page 38: JurusGuru-eBook Ver 1

- 31 -

Jurus 4: Fiksasi

Latihan Metode Three Fiksasi I

þ Latihan berikut diambil dari “buku ajaib”-nya Steve Snyder yang digunakan untuk membantu para siswanya melatih teknik Tri-Fokus.

þ Mulailah Anda melatih dengan hitungan berirama, 1,2,3 - 1,2,3 ….. dan seterusnya.

þ Praktikkanlah latihan berikut dengan waktu 20-40 detik.þ Upayakan untuk selalu diulang beberapa kali dalam sehari.

Latihan�Three�Fiksasi

Page 39: JurusGuru-eBook Ver 1

- 32 -

Jurus Sang Guru

Latihan Metode Three Fiksasi II

þ TRI-FOKUS ialah metode melihat kelompok kata sebagai ganti melihat satu kata

þ Bayangkan bahwa setiap baris dibagi menjadi tiga kelompok kata.þ Ketika Anda membaca, biarkan mata Anda melompat dari satu

kelompok ke kelompok yang lain, bukan dari satu kata ke kata yang lain.

Page 40: JurusGuru-eBook Ver 1

- 33 -

Jurus 4: Fiksasi

Ada�2�macam�fiksasi

memusatkan pandangan pada lebih banyak kata dengan membagi kalimat menjadi tiga bagian.

Soft Fiksasi

Three Fiksasi

memusatkan pandangan pada spasi antar kata

Page 41: JurusGuru-eBook Ver 1

- 34 -

Jurus Sang Guru

HAMBATAN�MEMBACA

Jika terus dipelihara, hambatan akan membuat kecepatan membaca seseorang terganggu. Berikut ini hambatan yang lazim dialami para pembaca:

1. Membaca Per Kata Ketika membaca setiap kata, dibaca satu per satu atau dibaca tiap katanya. Ini sangat memperlambat kecepatan baca seseorang.

2. Vokalisasi Vokalisasi ialah melafalkan apa yang dibaca. Dengan demikian kecepatan membaca akan sama dengan kecepatan berbicara. Tahukah Anda berapa kecepatannya? Sangat lambat kira-kira hanya 120 kata per menit.

3. Gerakan Bibir Ada juga orang yang meski membaca tanpa suara, tapi bibirnya seperti orang yang berbicara dan melafalkan sesuatu. Akibatnya sama dengan vokalisasi.

4. Gerakan Kepala Banyak orang yang ketika membaca menggerakkan kepala, mengikuti kata demi kata yang dibacanya. Kepalanya bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan membaca karena pergerakan kepala sesungguhnya kalah jauh dengan pergerakan mata.

5. Regresi (Pengulangan ke Belakang ) Pernahkah Anda membaca suatu kalimat atau paragraf, kemudian tidak yakin dengan isinya atau merasa kurang paham isinya? Kemudian Anda balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut? Bayangkan jika dalam satu halaman saja Anda melakukan itu 10–15 kali, berapa banyak waktu yang terbuang?

6. Subvokalisasi Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tapi di dalam hati. Dengan cara ini dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi, yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.

Page 42: JurusGuru-eBook Ver 1

- 35 -

Jurus 4: Fiksasi

Page 43: JurusGuru-eBook Ver 1

- 36 -

Page 44: JurusGuru-eBook Ver 1

- 37 -

Jurus 5

Predicting

Page 45: JurusGuru-eBook Ver 1

- 38 -

Jurus Sang Guru

Sejak 50 tahun terakhir para ahli psikologi pendidikan telah menyelidiki cara-cara membaca yang efisien dan mengemukakan beberapa sistem, di antaranya SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review). Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang makin populer digunakan.

Langkah 1: S-Survey

Survei atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Prabaca hanya dilakukan beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis sehingga cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan.

Langkah 2: Q-Question

Sebelum membaca, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dengan mengacu pada judul dan subjudul. Gunakan 5W + 2H: Apa, Siapa, Kapan, Di mana, Mengapa, Berapa dan Bagaimana. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu, cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada ketimbang kalau hanya sekadar membaca.

Langkah 3: R-Read

Langkah ini dilakukan dengan membaca tulisan bagian demi bagian. Sementara selama membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat.

Langkah 4: R-Recite atau Recall

Setiap selesai membaca satu bagian, berhentilah sejenak. Cobalah menjawab pertanyaan pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal hal penting dari bab itu.

Page 46: JurusGuru-eBook Ver 1

- 39 -

Jurus 5: Predicting

Langkah 5: R-Review

Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detil yang penting tinggal hanya 40%, dan dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20%. Setelah membaca secara keseluruhan, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali.

Survey

Questions

Review

Read

Recall

Page 47: JurusGuru-eBook Ver 1

- 40 -

Jurus Sang Guru

Cara�Mudah�Membaca�Cepat! Baca judul & sinopsis buku. Mempermudah prediksi dari

awal apakah buku tersebut sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

Baca daftar isi dan tema yang diberikan. Fokus lebih dulu pada isi dan tema yang menarik dan diperlukan, agar m e m b a c a m e n j a d i m e n y e n a n g k a n s e r t a c e p a t terselesaikan.

Menyelesaikan satu tema dalam bacaan merangsang pikiran untuk kembali menyelesaikan tema baru.

Setiap selesai membaca satu tema buat ringkasan singkat dengan bahasa sendiri yang mudah dipahami. Hal tersebut bertujuan cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika diperlukan lagi dengan topik yang sama atau hampir sama.

Page 48: JurusGuru-eBook Ver 1

- 41 -

Jurus 5: Predicting

Page 49: JurusGuru-eBook Ver 1

- 42 -

Page 50: JurusGuru-eBook Ver 1

- 43 -

Jurus 6

Ide Pokok

I

Page 51: JurusGuru-eBook Ver 1

- 44 -

Jurus Sang Guru

Pemahaman berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk menemukan ide pokok. Dengan demikian, dalam membaca apa saja, hendaknya dapat menemukan ide pokok. Jangan membuang waktu hanya dengan menekuni detilnya. Apa pun tujuan membaca (untuk mencari informasi ataupun santai), harus ditemukan ide pokok, baik secara emosional ataupun secara intelektual. Ada prinsip, jika membaca untuk mendapatkan ide pokok, dengan sendirinya detil akan terurus. Ide pokok dapat ditemukan di semua bagian buku. Secara keseluruhan buku mempunyai ide pokok yang umum. Tiap bab mempunyai ide pokok yang spesifik. Tiap bab terbagi lagi menjadi sub-bab yang mempunyai ide pokok yang lebih spesifik. Dan tiap sub-bab terbagi lagi menjadi paragraf yang mengandung ide pokok yang amat spesifik.

CARA CEPAT MENEMUKAN IDE POKOK Untuk mendapatkan ide pokok dengan cepat, hendaklah mengikuti struktur dan gaya penulisan dengan ketentuan sebagai berikut.

Hendaklah membaca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok secara cepat. Jangan terbuai dengan detil. Bergeraklah dengan cepat dan serap idenya dengan cepat pula dan yang penting tidak kehilangan pemahamannya.

Saat membaca dengan cepat, cepatlah mengerti idenya dan teruslah membaca ke bagian lain.

Rasakan bahwa Anda membaca lebih cepat dari biasanya. Yang tidak layak diperhatikan, jangan dibaca terlalu lama, segeralah pindah kepokok yang lain. Jangan hiraukan detil yang kecil.

Cepatlah mendapatkan buah pikiran dari si pengarang, tetapi jangan tergesa-gesa, sehingga mengakibatkan ketegangan. Ketegangan hanya akan menghambat proses membaca cepat.

Berkonsentrasilah dengan cepat dan tepat, terlibat penuh dengan ide gagasan yang tercetak.

Page 52: JurusGuru-eBook Ver 1

- 45 -

Jurus 6: Ide Pokok

PENTING DIPERHATIKAN & DILAKUKAN

Siapkan diri dan yakin bahwa membaca cepat bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapa saja.

Membaca cepat diperlukan untuk segera mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan berpindah lagi mencari informasi baru, sehingga otak mempunyai lebih banyak gagasan dari informasi yang telah didapat.

Wawasan dan gagasan lebih luas jika banyak informasi yang cepat didapat dari sebuah ide pokok yang terdapat dalam setiap bacaan

Munculkan rasa ingin tahu yang sangat besar dari dalam diri untuk membantu mempercepat informasi yang ditangkap dalam sebuah bacaan.

Gunakan kaidah 5W + 2H yaitu : What, When, Where, Why, Who, dan How serta How many, untuk mempercepat mencari ide pokok atau pesan yang disampaikan dari gagasan tertulis.

Membaca Cepat bisa dilakukan dengan cara Scanning yaitu teknik membaca untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain-lain, langsung pada informasi yang dicari.

Otak menyimpan ribuan kata, bahkan anak usia 2-4 tahun telahmenyimpan 12.000-14.000 kata. Fokus membaca dengan mencari kata yang pernah dikenal oleh otak, segera geser pandangan pada kata baru.

Mencari tahu arti kata akan memperlambat membaca. Tinggalkan kata tersebut dan bergeser pada kata baru.

Terus membaca sampai tuntas pada satu kalimat atau paragraf. Abaikan jika ada kata yang tidak dipahami, karena menyelesaikan membaca satu paragraf atau satu kalimat justru mempercepat pemahaman sebuah bacaan.

9

Page 53: JurusGuru-eBook Ver 1

- 46 -

Jurus Sang Guru

Baca judul, sinopsis, daftar isi, dan tema terlebih dahulu. Hal tersebut mempermudah prediksi dari awal apakah buku tersebut sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Kebutuhan yang tinggi terhadap informasi yang didapat dari sebuah bacaan juga membantu mempercepat menyelesaikan membaca buku.

Hendaklah membaca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok secara cepat. Jangan terbuai dengan detil. Bergeraklah dan serap idenya dengan cepat pula, yang penting tidak kehilangan pemahamannya.

Setiap selesai membaca satu tema buat ringkasan singkat dengan bahasa sendiri yang mudah dipahami. Hal tersebut bertujuan cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika diperlukan lagi dengan topik yang sama atau hampir sama.

Page 54: JurusGuru-eBook Ver 1

- 168 -

Pembelajaran Saintifik

Page 55: JurusGuru-eBook Ver 1

- 169 -

Jurus Sang Guru

Pembelajaran Saintifik

A. Mengapa?Dyars, salah satu rekan-penulis buku ”Innovator's DNA” berkata ”Inovasi hanya akan muncul ketika seseorang sudah membiasakan diri dengan menalar: menghubungkan data-data yang tampaknya tidak berhubungan.” Dalam kegiatan saintifik, menalar terjadi dengan baik ketika seseorang terbiasa untuk mengajukan pertanyaan, mengamati, dan mengujicoba.

B. Tahapan? MenurutPermendikbudNomor81ATahun2013lampiranIV,prosespembelajaran saintifikterdiriataslima pengalamanbelajarpokok yaitu:

a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkaninformasi/eksperimen; d. mengasosiasikan/mengolahinformasi/menalar;dan e. mengkomunikasikan.

1. MengamatiKegiatan mengamati atau observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.Dengan cara ini, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis

dengan materi pembelajaran yang guru gunakan.

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).Kompetensi yang dikembangkan pada kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. a. Langkah-langkah mengamati dalam pembelajaran, sebagai berikut: 1) Menentukan apaobyekyang akan diobservasi 2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup obyek

yang akan diamati 3) Menentukan secara jelas data apa saja yang perlu diamati,

baik primer maupun sekunder

Page 56: JurusGuru-eBook Ver 1

- 170 -

Pembelajaran Saintifik

4) Menentukan tempatdi mana obyek yang akan diamati 5) Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan akan

dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

b. Agar praktik mengamati dalam pembelajaran berjalan efektif peserta didik dan guru perlu dilengkapi alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (2) kamera, untuk merekam obyek atau kegiatan secara visual; (3) kamera film atau video, untuk merekam kegiatan obyek atau secara audio-visual; dan (4) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.

c. Alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subyek, obyek, atau faktor-faktor yang akan diobservasi. Skala rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuanluar biasa yang ditampilkan oleh subyek atau obyek yang diamati. Alat mekanikal berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subyek atau obyek yang diobservasi.

2. MenanyaMenanya adalah kegiatan bertanya atau mempertanyakan hal-hal yang berhubungan dengan obyek yang telah diamati.Kegiatan belajar dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari

apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik atau identifikasi masalah(problem statement).Kompetensi yang akan dikembangkan pada kegiatan menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa

ingintahu, dan kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Page 57: JurusGuru-eBook Ver 1

- 171 -

Jurus Sang Guru

Pengajuan pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!

a. Kriteria pertanyaan yang baik

1) Mempertimbangkan Jenjang dan Pemahaman Peserta Didik Pertanyaan untuk peserta didik kelas 1 dengan peserta didik kelas 5

tentu saja berbeda. Contoh: Ada gambar mobil roda 4 Kelas 1 : Anak-anak berapakah jumlah roda mobil tersebut? Kelas 5 : Anak-anak, selain mobil roda empat, apakah ada mobil

dengan jumlah roda lain? Beri contoh yang pernah kalian lihat?

2) Singkat dan Jelas Contoh: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda mengenai faktor-

faktor yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang? (2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.

3) Menginspirasi Jawaban Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu

sangat penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukunan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama?

Dua kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan.

4) Memiliki Fokus Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya

kemiskinan? Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik

diminta memunculkan satu jawaban. Peserta didik pertama hingga

Page 58: JurusGuru-eBook Ver 1

- 172 -

Pembelajaran Saintifik

kelima misalnya menjawab: kebodohan, kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik yang keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang luas seperti di atas dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan?Pertanyaanseperti ini dimintakan jawabannya kepada peserta didik secara perorangan.

5) Bersifat Probing atau Divergen Contoh: (1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah

peserta didik harus rajin belajar?(2) Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar cenderung menjadi putus sekolah?

Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh peserta didik dengan Ya atau Tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yang bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama.

6) Bersifat Validatif atau Penguatan Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta

didik yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan itu dimaksudkan untuk memvalidasi ataumelakukan penguatan atas jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang berbeda, namun sifatnya menguatkan.

Contoh: Guru : “Mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan”? Peserta didik I: “Karena orang yang malas lebih banyak diam

ketimbang bekerja.” Guru : “Terima kasih, siapa yang dapat melengkapi jawaban

tersebut?” Peserta didik II: “Karena lebih banyak diam ketimbang bekerja, orang

yang malas tidak produktif” Guru : “Terima kasih telah mengeluarkan ide, siapa yang dapat

melengkapi jawaban tersebut?” Peserta didik III: “Orang malas tidak bertindak aktif, sehingga

kehilangan waktu terlalu banyak untuk bekerja, karena itu dia tidak produktif.”

Guru : “terima kasih anak-anak atas jawaban-jawabannya”

Page 59: JurusGuru-eBook Ver 1

- 173 -

Jurus Sang Guru

7) Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang

Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk memik irk an jawabannya dan memverbalkannya dengan kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan itu.

Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa menjawab dengan baik, sangat dianjurkan guru mengubah pertanyaannya. Misalnya: (1) “Apa faktor picu utama Belanda menjajah Indonesia?”; (2) “Apa motif utama Belanda menjajah Indonesia?”

Jika dengan pertanyaan pertama guru belum memperoleh jawaban yang memuaskan, ada baiknya dia mengubah pertanyaan jadi seperti pertanyaan kedua.

8) Merangsang Peningkatan Tuntutan Kemampuan Kognitif Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai dengan tuntunan tingkat kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke makin tinggi, seperti dari sekadar mengingat fakta ke pertanyaan yang menggugah kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan sintesis. Gunakan kata-kata kunci pertanyaan, seperti: apa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya.

9) Merangsang Proses Interaksi Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan

suasana menyenangkan pada diri peserta didik. Dalam kaitan ini, setelah menyampaikan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik mendiskusikan jawabannya. Setelah itu, guru

Page 60: JurusGuru-eBook Ver 1

- 174 -

Pembelajaran Saintifik

memberi kesempatan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik diminta menyampaik an jawaban atas per tanyaan tersebut.Pola bertanya seperti ini memosisikan guru sebagai wahana pemantul (lihat tabel tingkatan pertanyaan).

b. Tingkatan PertanyaanBobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tabel Tingkatan Pertanyaan

Page 61: JurusGuru-eBook Ver 1

- 175 -

Jurus Sang Guru

3. MencobaMencoba atau mengumpulkan data merupakan kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya terkait identifikasi masalah yang telah dihasilkan melalui berbagai macam kegiatan. Kegiatanbelajar dapat dilakukan melalui percobaan, membaca literaturselain buku teks, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, diskusi/tanyajawab

dalam kelompok, simulasi konsep dan lainnya.

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

Page 62: JurusGuru-eBook Ver 1

- 176 -

Pembelajaran Saintifik

kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajardan belajar sepanjang hayat.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yangakan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan aspek tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikansecaraklasikal.

Pada kegiatan sebelumnya, peserta didik dibimbing dan diberi kesempatan untuk mengumpulkan data/informasi yang bisa mereka olah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki sebelumnya. Kegiatan pengumpulan informasi ini bisa dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang berbeda, salah satunya adalah dengan mencari jawaban/informasi dari lingkungan atau internet.

4. Mengasosiasi/Mengolah Informasi/MenalarMengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

K o m p e t e n s i y a n g d i k e m b a n g k a n p a d a k e g i a t a n i n i a d a l a h mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

5. MengomunikasikanTahap mengomunikasikan ini terdiri dari beberapa kegiatan yang saling berhubungan erat mulai mengolah data yang telah dilakukan dalam tahap penalaran, menyimpulkan, menyajikan, dan mempresentasikan.Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,

Page 63: JurusGuru-eBook Ver 1

- 177 -

Jurus Sang Guru

t o l e r a n s i , k e m a m p u a n b e r p i k i r s i s t e m a t i s , mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

C. Keterampilan guru dalam membelajarkan?

1. Mengamati. Peran guru dalam kegiatan mengamati adalah: 1) Menciptakan kegiatan yang beragam. 2) Mendorong peserta didik agar mampu mengamati dengan teliti. 3) Mendengar dengan seksama untuk mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya tentang obyek yang sedang diobservasi. 4) Mengamati peserta didik bekerja dan sesekali mengajukan

pertanyaan yang menantang.

2. Menanya Peran guru dalam kegiatan menanya adalah: 1) Memberikan kesempatan yang luas peserta didik untuk terbiasa

mengajukan pertanyaan tanpa takut salah terkait dengan topik yang sedang dipelajari.

2) Memotivasi peserta didik untuk menemukan hal-hal menarik untuk dibahas lebih lanjut.

3) M e n d e n g a r k a n , t i d a k m e n e r t aw a k a n d a n m e m b e r i kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.

3. Mencoba Peran guru dalam kegiatan mencoba adalah: 1) Mengamati proses yang sedang berlangsung sekaligus melakukan

penilaian. 2) M endorong peser ta d id ik ber peran akt i f da lam proses

mencoba/mengumpulkan informasi. 3) Mengajukan pertanyaanyang menantang untuk medorong peserta

didik menemukan hubungan antara obyek dengan materi pembelajaran.

Page 64: JurusGuru-eBook Ver 1

- 178 -

Pembelajaran Saintifik

4. Menalar Peran guru dalam kegiatan menalar adalah: 1) Mengarahkan kegiatan menalar agar beriorientasi kepada

kesadaran dan mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai. 2) Mendorong peserta didik untuk menemukan ide dengan

brainstorming dan menghargai semua kontribusi peserta didik. 3) Menyediakan berbagai media yang mendorong peserta didik

untuk menemukan hubungan sebanyak-banyaknya dari data yang telah diperoleh.

4) Memotivasi peserta didik untuk menarik kesimpulan meski terkadang tidak masuk akal.

5) Memotivasi peserta didik untuk bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya.

6) Mengajukan pertanyaan yang menantang, seperti: “Bagaimana menurutmu jika…?” “Kira-kira apa yang akan terjadi menurutmu?”

5. Mengomunikasikan Peran guru dalam kegiatan mengkomunikasikan adalah: 1) Mengamati proses yang sedang berlangsung sekaligus melakukan

penilaian 2) Mendorong dan melatih para peserta didik untuk mendengarkan

dengan seksamaide-ide dari teman mereka yang berbicara. 3) Membolehkan peserta didik berbicara bebas tentang ide-ide yang

mereka miliki. 4) Mendorong para peserta didik untuk menyampaikan informasi

melalui berbagai format seperti tabel, grafik, peta pikiran, dll.

Page 65: JurusGuru-eBook Ver 1

- 179 -

Page 66: JurusGuru-eBook Ver 1

- 180 -

Selama lebih dari 10 tahun KPI berkecimpung dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, bagi guru dan sekolah, di Indonesia. KPI meyakini penyegaran sebagai intisari pengembangan dunia pendidikan. Sehingga, ketika merancang program layanan, KPI mendasarkan pada kebutuhan dunia pendidikan melalui kajian ilmiah oleh tim kreasi dan inovasi. Dalam praktiknya, KPI berupaya terus menyajikan layanan yang mengikuti perkembangan zaman dan sekaligus mengutamakan etika yang berselera budaya Indonesia. Sebagai lembaga konsultan pendidikan, selama ini KPI dipercayai untuk menyediakan layanan di 28 provinsi di Indonesia dalam bentuk: riset pendidikan, pelatihan, konsultasi, dan pendampingan.

Sebagai wujud kontribusi dalam penyegaran dunia pendidikan, KPI memutuskan 3 misi. Pertama, menjadi lembaga penyedia jasa peningkatan kualitas guru dan sekolah dengan layanan terbaik. Kedua, menjadi lembaga mitra untuk standardisasi kualitas guru dan sekolah. Dan ketiga, menjadi mitra pemerintah dalam peningkatan kualitas guru dan sekolah di Indonesia.

Program Layanan yang Tersedia

Sebelum menyajikan layanan, dalam proses merancang program KPI mengadakan kajian ilmiah. Ini bertujuan untuk menentukan permasalahan, solusi perlakuan, dan sistem pendampingan. Berikutnya, KPI memetakan skala prioritas untuk meningkatkan kinerja sekolah berdasarkan kondisi manajemen sekolah, kepemimpinan sekolah, profesionalisme guru, dan peran serta wali murid.

Empat layanan utama KPI:Ÿ Pembangunan Sistem Sekolah Berbasis Mutu Merancang sistem sekolah unggulan, berdasarkan kondisi masyarakat

dan kebutuhan pengembangan 1-3 tahun ke depan, dengan manajemen yang lebih baik.

Profil Kualita Pendidikan Indonesia

No: QEC30475

Page 67: JurusGuru-eBook Ver 1

- 181 -

Ÿ Penyiapan Kepala Sekolah Andal Membangun pemahaman manajerial pengembangan sekolah, dengan

pondasi kepemimpinan disertai kemampuan berkomunikasi yang lebih baik.

Ÿ Penyegaran Guru Profesional Berkesinambungan Meningkatkan profesionalisme guru dalam kinerja dan penguasaan materi

bahan ajar serta kreativitas mengajar, untuk menghasilkan anak didik yang unggul.

Ÿ Pemantapan Peran Wali Murid Mengoptimalkan peran wali murid sebagai mitra sekolah dalam

mengembangkan potensi anak, agar menjadi anak yang hebat di rumah dan di sekolah.

KualitaPendidikanIndonesia

www.kpi-indonesia.org

f

KPI_Edupartnert

[email protected]

Jl. Gayungsari IV / 33, Surabaya | Telp. (031) 828-4963

Kantor

Page 68: JurusGuru-eBook Ver 1

- 182 -

Arif Santoso adalah praktisi pendidikan sejak tahun 2007, yang sebelumnya berkecimpung di dunia konsultan geologi, tambang, dan AMDAL. Selain itu, menjadi anggota salah satu LSM yang bergerak di bidang lingkungan. Masa kecil hingga SMA diselesaikan di kota Magelang, kuliah di UGM Teknik Geologi pada 1987-1994. Ketika 2001-2005 beliau terlibat dalam proyek penguatan kelembagaan institusi lingkungan, kerja sama pemerintah Indonesia dengan Australia (BEJIS Project - AusAID). Pada 2005-2006 dipercaya menjadi asisten tenaga ahli bidang sanitasi untuk program layanan bidang lingkungan di Jawa Timur.

Sejak tahun 2003 sudah tertarik di bidang pendidikan khususnya pengembangan sekolah, setelah mengalami kejadian “kecil” putra pertamanya. Ketertarikan beliau semakin kuat setelah bertemu praktisi pendidikan di pelatihan kurikulum KBK, di mana penulis adalah satu-satunya peserta non guru dan kepala sekolah. Ketertarikan ini berlanjut ketika penulis mendapatkan “kesempatan emas” untuk mengikuti TOT pembelajaran PAKEM dan peran serta masyarakat dalam pendidikan, yang diselenggarakan oleh Managing Basic Education (MBE) – USAID pada tahun 2004.

Keinginan yang kuat untuk bertemu dengan lembaga pendidikan yang didanai oleh lembaga donor asli Indonesia mempertemukannya dengan KPI dan beliau memutuskan bergabung sejak 2007. Saat ini beliau diamanahi menjadi Direktur Kreasi dan Inovasi.

Misbakhul Munir adalah Master Trainer KPI terutama untuk tema pelatihan: “Parenting, Smart Learning, Motivation.” Berbekal pengalaman sebagai Kepala Sekolah di sebuah Madrasah Ibtida’iyah berlanjut menjadi Wakil Kepala Sekolah di sebuah SMA, beliau bergabung dengan KPI pada 2007.

Sejak 2010 diamanahi sebagai Direktur Kemitraan. Seiring kepercayaan yang diberikan kepada KPI, beliau berkesempatan mengisi pelatihan dan workshop di berbagai provinsi di Indonesia bahkan hingga ke Eropa, dengan jumlah peserta lebih dari 50.000 orang.

Ayah dari lima putra ini, memiliki motto hidup yang membuatnya terus berdedikasi menyegarkan pendidikan di Indonesia. Yaitu, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.”

Profil Penulis

Page 69: JurusGuru-eBook Ver 1

- 183 -

MilikiBuku Jurus Sang Guru

Seminar Pendidikan Nasional & Short Training JSG

Pendaftaran:bit.ly/daftarJSG atau SMS ke 0857 300 87829

Minggu, 30 Nopember 2014Ruang Lebah Biru, Telkom Ketintang Surabaya

Dengan mengikuti:

Pemesanan Buku:0822 4544 7588

Page 70: JurusGuru-eBook Ver 1

- 184 -

Pernahkah Anda merasakan pembelajaran yang dipenuhi rasa ingin tahu, sehingga kelas terasa “hidup”?

Pernahkah Anda mendengar kegiatan belajar yang dipenuhi sorak dan tepuk tangan siswa berwajah ceria?

Pernahkah Anda melihat siswa yang mengeluh karena ketagihan belajar, ketika jam pelajaran harus diakhiri?

Pertanyaan yang lebih penting: “Siapa yang bisa membuat hal-hal di atas terjadi?” Ya benar, Guru.

Di tangan seorang Guru andal, ia memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan bermakna. Guru sejati mengajar dengan hati. Ia tentu menguasai aneka metode pembelajaran. Ia memiliki jurus jitu dalam merancang rencana pembelajaran, membaca situasi kelas, lalu mengaplikasikan metode yang sesuai dalam memenuhi tujuan pembelajaran. Tentu, Anda ingin menjadi pendidik sebaik ini.

Jika Anda seorang Guru yang bersemangat menemukan metode mengajar yang menyenangkan, bermakna, dan terpola; maka buku “Jurus Sang Guru” ini yang Anda butuhkan. Di dalam buku ini Anda bisa menemukan berbagai jurus untuk mengajar, jurus untuk mengelola kelas, dan jurus melibatkan keaktifan siswa dalam belajar. Tersedia juga, jurus keterampilan belajar yang tentu dibutuhkan oleh siswa, untuk membantu siswa menyerap pembelajaran lebih efektif.

Dengan demikian, siswa bisa lebih gemar belajar dan Anda sebagai Guru bisa antusias mengajar. Menjadi Guru sejati? Mengapa tidak.

KualitaPendidikan Indonesia

KualitaPendidikanIndonesia

www.kpi-indonesia.org

f

KPI_Edupartnert

ISBN: 978-602-14007-1-5