Top Banner
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GENDISH MITRA KINARYA Feto Daan Yos Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Bekasi, Indonesia. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada PT. Gendish Mitra Kinarya dan apakah pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Gendish Mitra Kinarya sudah memadai. Metode penelitian yang digunakan adalah menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan melakukan modifikasi pada sistem tersebut yang disesuaikan untuk meningkatkan pengendalian internal. Pengendalian internal yang digunakan sebagai acuan adalah pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO. Hasil penelitian diperoleh bahwa di temukan kelemahan dan kebaikan sistem informasi akuntansi yang dipakai oleh PT. Gendish Mitra Kinarya terkait dengan pengendalian internnya sudah memadai. Kata Kunci : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai, Pengendalian Intern COSO. PENDAHULUAN Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan yang berkembang di Indonesia akan lebih menghadapi banyak tantangan dari perusahaan sejenis yang bermunculan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan prsaingan yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggul dalam persaingan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehinggatujuan utama perusahaan tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif, efisien dan ekonomis. Seiring perkembangan teknologi saat ini, penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat dan efisien. Walaupun komputer memerlukan investasi yang lebih besar daripada manusia, namun kecepatan prosesnya memungkinkan untuk dapat menekan biaya yang timbul. Penulis mengambil obyek penelititan pada PT Gendish Mitra Kinarya ini karena penjualan di perusahaan tersebut dalam beberapa tahun ini mengalami peningkatan, terbukti dengan adanya perusahaan merk terkenal sebagai customer seperti Sophie
18

Jurnal SIA

Dec 01, 2015

Download

Documents

Fikry Maulana
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal SIA

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GENDISH MITRA

KINARYA

Feto Daan Yos

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Bekasi, Indonesia.

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada PT. Gendish Mitra Kinarya dan apakah pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Gendish Mitra Kinarya sudah memadai. Metode penelitian yang digunakan adalah menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan melakukan modifikasi pada sistem tersebut yang disesuaikan untuk meningkatkan pengendalian internal. Pengendalian internal yang digunakan sebagai acuan adalah pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO. Hasil penelitian diperoleh bahwa di temukan kelemahan dan kebaikan sistem informasi akuntansi yang dipakai oleh PT. Gendish Mitra Kinarya terkait dengan pengendalian internnya sudah memadai.

Kata Kunci : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai, Pengendalian Intern COSO. PENDAHULUAN

Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan yang berkembang di Indonesia akan lebih menghadapi banyak tantangan dari perusahaan sejenis yang bermunculan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan prsaingan yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggul dalam persaingan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehinggatujuan utama perusahaan tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif, efisien dan ekonomis.

Seiring perkembangan teknologi saat ini, penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat dan efisien. Walaupun komputer memerlukan investasi yang lebih besar daripada manusia, namun kecepatan prosesnya memungkinkan untuk dapat menekan biaya yang timbul.

Penulis mengambil obyek penelititan pada PT Gendish Mitra Kinarya ini karena penjualan di perusahaan tersebut dalam beberapa tahun ini mengalami peningkatan, terbukti dengan adanya perusahaan merk terkenal sebagai customer seperti Sophie

Page 2: Jurnal SIA

Martin. Dalam operasinya, PT. Gendish Mitra Kinarya melakukan penjualan secara tunai dan kredit. Penulis kali ini mengambil penjualan tunai dalam penulisannya, karena berhubungan langsung dengan kas. Kas yang merupakan roda penggerak dalam menjalankan aktivitas perusahaan memiliki sifat likuid. Karena sifatnya yang likuid, dalam kegiatan kas sering terjadi kecurangan dan penyelewengan oleh pihak-pihak intern perusahaan. Maka perlu juga diperhatikan sistem pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.

Pengendalian internal yang memadai di perlukan untuk mengkoordinasi dan mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengambil judul “ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA “PT. GENDISH MITRA KINARYA” ”.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah ada kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi yang

dipakai perusahaan ini? 2. Apakah sudah memadai pengendalian internal terhadap sistem inforrmasi

akuntansi yang di pakai oleh perusahaan ? Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi pada sistem informasi akuntansi

penjualan tunai pada PT. Gendish Mitra Kinarya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah ada kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi

yang dipakai perusahaan ini. 2. Untuk mengetahui apakah sudah memadai pengendalian internal terhadap sistem

informasi akuntansi yang di pakai oleh perusahaan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : Bagi Penulis dengan

melakukan penelitian ini penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan terapan disamping pengetahuan teoritis yang telah diperoleh mengenai sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas. Bagi Perusahaan dengan melakukan penelitian ini perusahaan menyadari alternatif pemecahan masalah yang terjadi dalam kegiatan perusahaan. Bagi Pembaca dengan melakukan penelitian ini Sebagai salah satu bahan referensi ntuk penelitian-penelitian selanjutnya. LANDASAN TEORI

Menurut Chusing dan Romney (2001), informasi dapat diartikan sebagai pemrosesan hasil yang terorganisasi, berarti dan berguna bagi yang menerimanya. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001), bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mentranformasikan data menjadi informasi-

Page 3: Jurnal SIA

informasi ini dikomunikasikan ke beragam pemakai. Definisi lain yang diberikan oleh Moscove (1981), yang dikutip oleh Baridwan (2003), bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak di luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor,dan kreditor) dan pihak internal (terutama manajemen).

Definisi pengendalian internal menurut IAI (2000), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut :

a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Efektivitas dan efisiensi operasi. c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Di Indonesia, bagi institusi pemerintah ataupun swasta adalah keharusan penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO) tertuang dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara internal control bagi perusahaan yang meliputi:

a. Lingkungan Pengendalian b. Penilaian Risiko c. Prosedur Pengendalian d. Informasi dan Komunikasi e. Monitoring

Berikut ini disajikan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti sama dengan yang penulis lakukan.

Tri Pudjadi, Harto Tom Junior. Dalam penulisannya tujuan penelitiannya adalah melakukan analisa terhadap proses bisnis penjualan dan penerimaan kas perusahaan Xtrans Travel yaitu perusahaan jasa angkutan antar kota yang berkantor pusat di Jakarta dan mempunyai beberapa kantor cabang take and drop di tiap kota Bandung dan Jakarta. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini ialah laporan penjualan dan kas yang terlambat, karena harus menunggu data dari cabang yang terkumpul sebelum membuat laporan tersebut. Hal ini disebabkan karena prosedur pemesanan sampai pembuatan laporan yang masih manual; Rekomendasi penelitian adalah membuat analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi dengan pendekatan object oriented dan dengan sistem pengendalian internal yang memungkinkan kontrol berdasarkan otorisasi antara bagian dalam perusahaan. Hasilnya dibuatkan prototip sistem di mana pemesanan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun oleh penumpang dengan menggunakan web dan mencetak bukti pesanan sendiri.

Noerlina N; Ratna L.S.S,. Dalam penulisannya, berisi tentang perancangan sebuah sistem yang baik harus memperhatikan masalah penerapan sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal pada PT SAAG Utama memiliki beberapa kelemahan, yaitu sistem pencatatan transaksi penjualan dan piutang dagang yang dijalankan masih kurang efisien. Dengan adanya sistem informasi akuntansi penjualan

Page 4: Jurnal SIA

dan piutang dagang yang dirancang dengan mempertimbangkan pengendalian intern yang baik, dapat membantu manajemen mengendalikan transaksi piutang usaha melalui perbaikan struktur informasi pada laporan, penerapan manajemen kredit yang disertai pengawasan teratur, dan membantu karyawan PT SAAG Utama melaksanakan pekerjaannnya dengan efisien dan efektif.

Anggara Hayun A. Artikel membahas cara merancang model sistem informasi produksi, distribusi, dan penjualan dengan mengambil kasus pada PT. X. perancangan model informasi produksi, distribusi, dan penjualan merupakan kebutuhan, terutama bagi para pengambil keputusan di perusahaan. Dengan adanya sistem informasi produksi, distribusi, dan penjualan dapat memudahkan perusahaan dalam mengendalikan dan memantau kegiatan tersebut menjadi lebih optimal, efisien, dan efektif. Perancangan model sistem informasi produksi, distribusi,dan penjualan ini merupakan pengembangan dari metode operasional research. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. Gendish Mitra Kinarya. PT. Gendish Mitra Kinarya adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi pakaian, seperti seragam kerja dan beraneka ragam pakaian wanita..

Jenis data yang dipergunakan oleh penulis adalah data primer. Karena penulis langsung ke tempat dimana data itu berada atau ke perusahaan yang di jadikan objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara.

Penulis menggunakan metode Pengumpulan Data Langsung. Pengumpulan data langsung yang digunakan dalam penelitian dengan melekukan Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu melaksanakan kunjungan ke perusahaan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, dengan observasi secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan. Data di peroleh secara langsung dari PT. Gendish Mitra Kinarya dengan teknik-teknik sebagai berikut :

1. Wawancara (interview). 2. Observasi .

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisa sistem informasi akuntansi penjualan, metode pendekatan yang digunakan adalah siklus pengembangan sistem informasi akuntansi, yang merupakan modifikasi dari sistem yang sudah ada dan telah disesuaikan dengan kebutuhan akan sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan pengendalian internal. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Tahapan tersebut di mulai dengan deskripsi sistem, identifikasi kelemahan, dan implementasi sistem,. Tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Deskripsi Sistem 2. Identifikasi Kelemahan 3. Implementasi Sistem

Page 5: Jurnal SIA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adapun bagan alur (flowchart) dan DFD dari sistem akuntansi penjualan tunai pada PT Gendish Mitra Kinarya adalah sebagai berikut : A. Flowchart Gambar 4.1 Flowchart PT. Gendish Mitra Kinarya

Custumer Kasir/Counter Sales Sales Administration Sales Supervisor Manager Marketing

1 2 3 4

Page 6: Jurnal SIA

Finance Kepala Faktur Administration Controller Cabang Head 5 6 7 8

Page 7: Jurnal SIA

Accounting MIS Head Office 9 10 11

Page 8: Jurnal SIA

Produksi Gudang 12 13

Page 9: Jurnal SIA

B. DFD (Data Flow Diagram) Gambar 4.3 DFD PT. Gendish Mitra Kinarya

a. Diagram Konteks.

b. Diagram Zero.

Page 10: Jurnal SIA

ket : SP = surat pesanan L.E.D = laporan edit validasi Ttd = tanda tangan BD = batch data OP = order pesanan Fk = faktur Kw = kwitansi Keterangan mengenai bagan alur sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan tunai PT Gendish Mitra Kinarya sebagai berikut : Tabel 4.1 Penjelasan tentang bagan alur (flowchart) PT. Gendish Mitra Kinarya. PT Gendish Mitra Kinarya Keterangan Proses Pengolahan Order. A. Penjualan Reguler :

No. Keterangan Pelaksana 1 a. Menerima order dari customer Counter Sales

b. Membuat surat pesanan (rangkap 6) dengan komputer (Kasir) c. Menandatangani surat pesanan rangkap 6 d. Memberikan surat pesanan ke 1 ke costumer dan menyerahkan SP rangkap 5 ke bagian sales supervisor

2 a. Menerima surat pesanan (rangkap 5) dari sales counter Sales b. Apabila disetujui Surat Pesanan di tandatangani Supervisor c. Menyerahkan Surat Pesanan ke Sales Manager

3 a. Menerima kembali Surat Pesanan Sales Manager b. Apabila sudah di paraf Surat Pesanan di serahkan ke Administrasi Marketing.

4 a. Menerima Copy Shiping list dari bagian gudang Administration b. Menerima Surat Pesanan (rangkap 5) dari Sales Manager Marketing setelah dilakukan checking dan paraf, lalu menyerahkan Lembar surat pesanan ke 2 ke bagian gudang. c. Berdasarkan Shipping List tersebut, menentukan jenis bahan dan desain pakaian untuk setiap Surat Pesanan yang di terima, dan memberi paraf pada surat Pesanan. d. Membuat order pembuatan pakaian rangkap 2 dan menandatanganinya, setelah itu order pakaian ke 1 di simpan sebagai arsip dan lembar yang 1 lagi dikirim ke finance control e. Menyerahkan surat pesanan rangkap 5 ke bagian finance controler

5 a. Menerima surat pesanan (rangkap 4) dari bagian administrasi Finance marketing beserta lembar oerder pembuatan pakaian ke 2. Controler

Page 11: Jurnal SIA

b. surat pesanan di cek dan di paraf. c. lembar SP ke 3 disimpan dan menyerahkan SP rangkap 3 ke bagian kepala cabang

6 a. Menerima Surat pesanan (rangkap 3) dari bagian finance controller Kepala b. menandatangani SP tersebut Cabang c. lembar SP ke 4 di simpan sebagai arsip dan SP rangkap 2 di kirim ke bagian faktur.

7 a. menerima surat pesanan rangkap 2 dari bagian kepala cabang b. Mencetak faktur 2x dan kwitansi rangkap 3 dari pengolahan SP. Bagian Faktur c. faktur, SP, dan kwitansi di cek lalu di kirim ke kepala bagian administrasi untuk di tandatangani

8 a. menerima Faktur 2x, SP 2x, dan kwitansi 3x untuk di tandatangani Kepala b. seteleh di tandatangani, lalu di distribusikan ke beberapa bagian Bagian dan ada sebagian yang di simpan Administrasi c. Mendistribusikan berkas: - Lembar SP ke 5 di simpan sebagai arsip - Lembar SP ke 6 beserta faktur lembar ke 1 di kirim ke bagian akunting cabang - Lembar kwitansi ke 1 di simpan sebagai arsip - Lembar kwitansi ke 2 dan3 di kirim ke bagian akunting cabang - Lembar faktur ke 2 di simpan sebagi arsip

9 a. menerima kwitansi 2 rangkap dari baian kepala administrasi Accounting b. membuat jurnal dari lembar kwitansi yang masuk c. lembar kwitansi ke 3 di simpan sebagai arsip dan lembar ke 2 di batching, lalu diperoleh batch data-data untuk di kirim ke MIS d. menerima SP lembar ke 4 dan lembar faktur ke 2 untuk di proses dan dilakukan pembukuan e. membuat jurnal voucher intern dan membatchingnya f. lalu diperoleh jurnal voucher intern dan batch data-data untuk dikirim ke bagian MIS

10 a. Menerima laporan batch dari bagian akunting untuk di buatkan MIS laporan validasinya b. Setelah di buatkan laporan validasi tersebut lalu di kirim ke bagian head office di buatkan filedan ke bagian akunting. Di bagian akunting untuk dilakukan pengecekan terakhir

11 Dari file yang di kirim oleh bagian MIS, lalu di proses dan di Head buatkan GL detail dan laporan penjualan. GL detail di kirim ke Office

Page 12: Jurnal SIA

bagian akunting lagi untuk dilakukan pengecekan terakhir. 12 a. menerima lembar order pesanan dari bagian administrasi marketing b. membuat pesanan sesuai yang tertera dalam order pesanan Produksi c. mengirim pesanan ke bagian gudang d. menyimpan lembar order pesanan untuk arsip dan mengirim 13 a. menerima lembar surat pesanan dari bagian administrasi marketing b. menyiapkan pengiriman pesanan Gudang c. membuat lembar shipping list d. menyimpan lembar surat pesanan untuk arsip dan mengirim lembar shipping list ke bagian administrasi marketing

Keterangan Bagian : 1. Kasir / Sales Counter

Bertugas menerima jika ada order dari customer atau pelanggan. 2. Sales Supervisor

Bertugas memeriksa dan menyaring order-order penjualan yang masuk. 3. Sales Manager

Bertugas untuk memeriksa dan menyetujui order yang masuk, baik permohonan pembelian tunai maupun kredit.

4. Administrasi Marketing Bertugas menentukan bahan dan model pakaian yang dipesan berdasarkan surat pesanan.

5. Finance Controller. Bertugas meneliti sampai sejauh mana kebenaran data-data yang telah diberikan oleh calon pembeli.

6. Bagian Faktur Bertugas mencetak faktur penjualan yang rangkap dan menditribusikan berkas-berkas tersebut ke seluruh bagian-bagian yang terkait.

7. Bagian Accounting Bertugas menyiapkan laporan sales book dan data-data bagi pembuatan laporan edit validasi oleh bagian MIS.

8. Bagian MIS MIS (Management Informatika System) ini akan membuat laporan edit validasi dari laporan-laporan yang diberikan oleh bagian accounting.

9. Bagian Produksi Bertugas untuk membuat pesanan yang sesuai dengan permintaan konsumen. Berdasarkan bagan arus (flowchart) proses pembuatan faktur produk pakaian

yang di buat untuk penjualan yang ada dalam sistem informasi akuntansi penjualan tunai perusahaan, di lihat dari sistem yang dibuat penulis tidak menemukan adanya suatu kelemahan dari sistem informasi akuntansi yang dipakai. Tetapi dalam pengoperasiannya masih terdapat kesalahan atau kelemahan:

Page 13: Jurnal SIA

1. Surat pesanan dari kasir/counter sales langsung diberikan ke costumer, belum melalui persetujuan bagian-bagian yang lain yang memang dibutuhkan.hiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang.

2. Pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager tidak ada sistem dokumentasi, sehingga tidak adanya bukti surat pesanan yang di paraf.

3. Shiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang. Selain memiliki kelemahan, PT. Gendish Mitra Kinarya juga memiliki kebaikan-

kebaikan yang menunjang kegiatan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan :

1. Perusahaan tidak saja mampu untuk mengukur atau menilai sampel sampai sejauh mana sistem akuntansi penjualan yang ada dapat mendukung proses kegiatan perusahaan, tetapi juga mampu untuk menganalisa sampai sejauh mana Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang ada dapat menjalankan fungsinya secara benar sesuai dengan ketentuan yang ada dan dibuat oleh perusahaan. Terbukti dengan adanya rapat tahunan perusahaan, rapat direksi dan rapat pemegang saham. Hal ini untuk mengoreksi dan menyempurnakan sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang ada.

2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan yang ada juga telah dapat memperbaiki dan memperkecil terjadinya kesalahan, baik kesalahan dalam pencatatan maupun pelaporannya. Hal ini dapat segera diketahui karena perusahaan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerasi. Walaupun terkadang menggunakan sistem yang manual untuk pengecekan.

3. Sistem Pengendalian Intern peruasahaan untuk akuntansi penjualan perusahaan juga telah menjalankan fungsinya secara baik, sehingga tidak ada lagi campur tangan dari pihak-pihak yang tidak berwenang, karena dalam Sistem Informasi Akuntansi penjualan telah terjadi pemisahan tugas dan wewenang.

Perbaikan atas kelemahan yang terjadi, dalam pengoperasiannya: 1. Surat pesanan dari kasir/counter sales seharusnya jangan langsung di berikan ke

costumer/pelanggan. Seharusnya dibuat alur yang baik lagi seperti harus melawati persetujuan bagian sales supervisor, sales manager, dan terakhir bagian administrasi marketing untuk legalitas pesanan, agar pesanan tersebut disetujui.

2. Melakukan sistem dokumentasi yang baik pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager. Harus dibuat pengarsipan bagiannya masing-masing, agar tidak terjadi surat pesanan yang palsu.

3. Seharusnya dari shipping list yang di berikan dari bagian gudang setelah di cocokan dengan surat pesanan di bagian administrasi marketing, tidak hanya untuk penentuan jenis bahan dan model tetapi harus dilakukan pencocokan jumlah barang seperti yang tertera dalam surat pesanan. Jadi mempersempit karyawan bagian gudang untuk melakukan penyelewengan atau hal-hal yang akan menghambat tujuan perusahaan.

Page 14: Jurnal SIA

Perkembangan atau pemecahan dari masalah yang terdapat dalam sistem informasi penjualan terdapat pada gambar di bawah ini : A. Flowchart

Gambar 4.4 Koreksi kelemahan flowchart PT. Gendish Mitra Kinarya Custumer Kasir/Counter Sales Sales Administration Sales Supervisor Manager Marketing

1 2 3 4

Page 15: Jurnal SIA

b. Diagram Zero. Gambar 4.5 Koreksi kelemahan DFD PT. Gendish Mitra Kinarya

  Elemen-elemen sistem pengendalian intern dalam sistem penjualan tunai PT Gendish Mitra Kinarya. Di Indonesia , bagi institusi pemerintah atapun swasta adalah keharusan penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO) tertuang dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Maka dari itu perusahaan ini menggunakan internal control yang di keluarkan oleh lembaga yaitu, Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO). COSO memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication). 

Page 16: Jurnal SIA

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisis sistem informasi akuntansi menunjukan adanya beberapa kelemahan

dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. Gendish Mitra Kinarya. a. Kelemahan diantaranya:

1. Surat pesanan dari kasir/counter sales langsung diberikan ke costumer, belum melalui persetujuan bagian-bagian yang lain yang memang dibutuhkan.hiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang.

2. Pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager tidak ada sistem dokumentasi, sehingga tidak adanya bukti surat pesanan yang di paraf.

3. Shiping list dari bagian gudang hanya untuk penentuan jenis bahan dan desain pakaian dan tidak adanya pengawasan kepada bagian gudang. Sehingga mudah terjadinya penyelewengan jumlah barang dari gudang

4. Dalam proses akuntansinya, masih ada kelemahan, seperti kelemahan pencatan dan pelaporan, kesalahan jurnal dan posting. Itu semua dalam kegiatan manual yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.

b. Kebaikan diantaranya : 1. Perusahaan mampu untuk menganalisa sampai sejauh mana Sistem Informasi

Akuntansi Penjualan yang ada dapat menjalankan fungsinya secara benar sesuai dengan ketentuan yang ada dan dibuat oleh perusahaan.

2. perusahaan telah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerasi, walaupun terkadang menggunakan sistem yang manual untuk pengecekan.

3. Sistem Pengendalian Intern peruasahaan untuk akuntansi penjualan perusahaan juga telah menjalankan fungsinya secara baik, sehingga tidak ada lagi campur tangan dari pihak-pihak yang tidak berwenang, karena dalam Sistem Informasi Akuntansi penjualan telah terjadi pemisahan tugas dan wewenang.

c. Pengembangan/pemecahan dari kelemahan tersebut : 1. Surat pesanan dari kasir/counter sales seharusnya jangan langsung di berikan

ke costumer/pelanggan. Seharusnya dibuat alur yang baik lagi seperti harus melawati persetujuan bagian sales supervisor, sales manager, dan terakhir bagian administrasi marketing untuk legalitas pesanan, agar pesanan tersebut disetujui.

2. Melakukan sistem dokumentasi yang baik pada bagian kasir/counter sales, sales supervisor, sales manager. Harus dibuat pengarsipan bagiannya masing-masing, agar tidak terjadi surat pesanan yang palsu.

3. Seharusnya dari shipping list yang di berikan dari bagian gudang setelah di cocokan dengan surat pesanan di bagian administrasi marketing, tidak hanya

Page 17: Jurnal SIA

untuk penentuan jenis bahan dan model tetapi harus dilakukan pencocokan jumlah barang seperti yang tertera dalam surat pesanan. Jadi mempersempit karyawan bagian gudang untuk melakukan penyelewengan atau hal-hal yang akan menghambat tujuan perusahaan.

4. Dalam kesalahan akuntansinya dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap kas, aktiva tetap, dan biaya dan penganggaran.

2. Di lihat dari pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan sudah memadai. Perusahaan sudah menerapkan sistem pengendalian intern yang baik, karena sudah menggunakan unsur-unsur yang terdapat dalam sistem pengendalian intern yang di pakai oleh sebagian banyak perusahaan. Unsur-unsur itu yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication). Dapat di lihat dari, perusahaan sudah dapat melakukan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, pemisahan tanggung jawab fungsional secara tegas, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi, mengatasi resiko-resiko yang ada, dan memonitoring semua kegitan perusahaan. Atas hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan perusahaan telah optimal dan memadai untuk diterapkan didalam lingkungan perusahaan.

Adapun saran yang dapat saya berikan pada perusahaan ini, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam proses sistem informasi akuntansi penjualannya lebih di teliti kembali, agar

tidak terjadi hal-hal yang bisa merugikan perusahaan. Di buatnya pengarsipan di setiap bagian dalam perusahaan.

2. Penerapan sistem pengendalian intern terhadap karyawan perusahan lebih di tingkatkan lagi, agar kegiatan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahan. Lalu di era teknologi ini, kegiatan sistem komputerasi di tingkatkan lagi. DAFTAR PUSTAKA

Anggara Hayun A.2000.Perancangan Sistem Informasi Produksi, Distribusi, dan Penjualan (studi kasus : PT. X. ). Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7. No. 3.

Baridwan, Zaki. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. BPFE.

Yogyakarta. Bodnar, George H, and William SH. 2001. Accounting Information System.

Fourth Edition. Allyn and Bacon. Boston. Budiasih. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Sistem

Informasi Akuntansi. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7. No. 3. Desember 2002.

Page 18: Jurnal SIA

Chusing, Bery E, and Mashall B. R. 2001. Accounting Information System. Sixth Edition. Addition-Wesley Publishing Company.

Gangolly J. S. 2006. Lecturer Notes on Analysis and Design of Accounting

Information System. Http://www.albany.edu/faculty/gangolly/ acc682/fall99.23 Maret 2009.

Gerlinas, Urlic.J. 2005. Accounting Information System. Thomson. Australia.

Harto Tom Junior, Tri Pudjadi.2002. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Pada PT Batara Titian Kencana. Journal Directory. Vol. 6, No. 2

IAI. 2000. Standar Profesional Akuntan Publik. Bagian Penerbitan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. Jogiyanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Konsep Dasar

dan Komponen. BPFE. Yogyakarta. Mulyadi. 2000. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Penerbtan Sekolah Tinggi ilmu

Ekonomi YKPN. Yogyakarta. Noerlina N, Ratna L.S.S.2004. Analisa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan dan Piutang Dagang : Studi Kasus PT. SAAG Utama. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7

Wilkinson, Joseph. W. 2004. Accounting Information System. John Willey and

Sons. New York.

httplemlit.unila.ac.idfilearsip%202009SATEK%202008VERSI%20PDFbidan g-22-15.pdf sia jurnal.pdf