Top Banner
81 SISTEM PAKAR PERBAIKAN MESIN BENSIN TOKIVA Anwar Sukito Ardjo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 199/SMS. Semarang 50275 Telp. 024-7473417, 7466420. Fax: 024-7472396 e-mail: [email protected] Abstrak Saat menangani perbaikan darurat di tempat pada kendaraan pelanggan, teknisi dapat dipandu dari bengkel servis lewat telepon oleh para teknisi ahli. Para teknisi yang tidak memiliki keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup, sering mengalami hambatan dalam usahanya menyelesaikan perbaikan kendaraan tersebut dengan cara ini. Hal ini mengakibatkan proses pelayanan perbaikan kendaraan pelanggan menjadi lama, dan mengurangi kepuasan pelanggan. Sistem diagnosis perbaikan mesin bensin TOKIVA (Toyota Kijang Innova) ini dibangun dengan tujuan untuk membantu para teknisi dalam menangani kerusakan yang terjadi di luar bengkel dengan melakukan diagnosis kerusakan dan memberikan solusi perbaikan yang tepat, sehingga proses pelayanan perbaikan kendaraan pelanggan menjadi lebih cepat. Sistem ini dibangun dengan pendekatan metodologi ESDLC (Expert System Development Life Cycle) dan diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, sedangkan untuk penyimpanan basis pengetahuannya menggunakan Microsoft Access 2000. Selain dapat mendiagnosis kerusakan pada kendaraan, sistem ini juga dilengkapi dengan menu untuk menambah dan memperbarui basis pengetahuan (update knowledge), menu untuk pembuatan laporan penggunaan sistem, menu FAQ (Frequent Answer and Question), menu spesifikasi, yaitu menu untuk mengetahui spesifikasi teknis dari TOKIVA, dan menu bantuan untuk membantu user yang mengalami kesulitan dalam penggunaan sistem. Sistem ini telah diujicobakan ke calon user yaitu 10 orang karyawan pada PT. Astra International AstraWorld bagian ERA dan CallCenter, serta tim Technical and Training Development ERA. Dari hasil ujicoba, sistem dapat berjalan dengan baik, dan dapat diterima oleh sebagian besar calon user, karena dinilai dapat membantu para teknisi ERA AstraWorld dalam menyelesaikan pekerjaannya dan meningkatkan produktivitas kerja. Key words : “Perbaikan Darurat”, “ Sistem Diagnosis Perbaikan Mesin Bensin”, “ESDLC” 1. Pendahuluan Dalam industri otomotif yang semakin kompetitif, perlu adanya inovasi-inovasi dalam usaha lebih mendekatkan diri kepada pelanggan sehingga dapat menarik loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Usaha- usaha yang dilakukan dalam melayani pelanggan diantaranya memberi pelayanan purna jual seperti perbaikan kendaraan, layanan darurat, kartu keanggotaan, dan sebagainya. Salah satu yang sangat diandalkan oleh Astra adalah layanan darurat 24 jam ERA (Emergency Roadside Assistance) yang selalu siap, tangguh dan handal. AstraWorld adalah anak perusahaan Astra yang dibentuk khusus untuk menangani layanan darurat 24 jam kepada pelanggan. Saat pelanggan mengontak ERA maka akan ditanyakan gangguan-gangguan yang terjadi untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadai. Selanjutnya untuk kerusakan sederhana pelanggan akan dipandu secara online untuk melihat keadaan beberapa komponen ataupun indikator, serta memandu apa yang perludilakukan hingga gangguan teratasi. Bila kerusakan cukup sulit namun dapat diatasi dilapangan, maka petugas akan datang menuju lokasi untuk memperbaiki kendaraan. Bila kedua hal tidak memungkinkan, maka kendaraan yang mengalami gangguan akan diderek untuk dibawa ke bengkel AstraWorld terdekat. Selama ini dalam menangani gangguan para teknisi seringkali harus melihat buku-buku perbaikan, bertanya kepada yang lebih ahli atau mencoba memperbaiki berdasarkan pengalamannya sendiri. Bagi teknisi yang sudah memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup hal ini tentu tidak menimbulkan kesulitan yang berarti dalam usaha
13

jurnal EFI

Nov 28, 2015

Download

Documents

SISTEM PAKAR PERBAIKAN MESIN BENSIN TOKIVA
Anwar Sukito Ardjo
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jurnal EFI

81

SISTEM PAKAR PERBAIKAN MESIN BENSIN TOKIVA Anwar Sukito Ardjo

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 199/SMS. Semarang 50275

Telp. 024-7473417, 7466420. Fax: 024-7472396 e-mail: [email protected]

Abstrak

Saat menangani perbaikan darurat di tempat pada kendaraan pelanggan, teknisi dapat dipandu dari bengkel servis lewat telepon oleh para teknisi ahli. Para teknisi yang tidak memiliki keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup, sering mengalami hambatan dalam usahanya menyelesaikan perbaikan kendaraan tersebut dengan cara ini. Hal ini mengakibatkan proses pelayanan perbaikan kendaraan pelanggan menjadi lama, dan mengurangi kepuasan pelanggan. Sistem diagnosis perbaikan mesin bensin TOKIVA (Toyota Kijang Innova) ini dibangun dengan tujuan untuk membantu para teknisi dalam menangani kerusakan yang terjadi di luar bengkel dengan melakukan diagnosis kerusakan dan memberikan solusi perbaikan yang tepat, sehingga proses pelayanan perbaikan kendaraan pelanggan menjadi lebih cepat. Sistem ini dibangun dengan pendekatan metodologi ESDLC (Expert System Development Life Cycle) dan diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, sedangkan untuk penyimpanan basis pengetahuannya menggunakan Microsoft Access 2000. Selain dapat mendiagnosis kerusakan pada kendaraan, sistem ini juga dilengkapi dengan menu untuk menambah dan memperbarui basis pengetahuan (update knowledge), menu untuk pembuatan laporan penggunaan sistem, menu FAQ (Frequent Answer and Question), menu spesifikasi, yaitu menu untuk mengetahui spesifikasi teknis dari TOKIVA, dan menu bantuan untuk membantu user yang mengalami kesulitan dalam penggunaan sistem. Sistem ini telah diujicobakan ke calon user yaitu 10 orang karyawan pada PT. Astra International AstraWorld bagian ERA dan CallCenter, serta tim Technical and Training Development ERA. Dari hasil ujicoba, sistem dapat berjalan dengan baik, dan dapat diterima oleh sebagian besar calon user, karena dinilai dapat membantu para teknisi ERA AstraWorld dalam menyelesaikan pekerjaannya dan meningkatkan produktivitas kerja.

Key words : “Perbaikan Darurat”, “ Sistem Diagnosis Perbaikan Mesin Bensin”, “ESDLC”

1. Pendahuluan

Dalam industri otomotif yang semakin kompetitif, perlu adanya inovasi-inovasi dalam usaha lebih mendekatkan diri kepada pelanggan sehingga dapat menarik loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Usaha- usaha yang dilakukan dalam melayani pelanggan diantaranya memberi pelayanan purna jual seperti perbaikan kendaraan, layanan darurat, kartu keanggotaan, dan sebagainya. Salah satu yang sangat diandalkan oleh Astra adalah layanan darurat 24 jam ERA (Emergency Roadside Assistance) yang selalu siap, tangguh dan handal. AstraWorld adalah anak perusahaan Astra yang dibentuk khusus untuk menangani layanan darurat 24 jam kepada pelanggan. Saat pelanggan mengontak ERA maka akan ditanyakan gangguan-gangguan yang terjadi untuk mengetahui jenis kerusakan

yang terjadai. Selanjutnya untuk kerusakan sederhana pelanggan akan dipandu secara online untuk melihat keadaan beberapa komponen ataupun indikator, serta memandu apa yang perludilakukan hingga gangguan teratasi. Bila kerusakan cukup sulit namun dapat diatasi dilapangan, maka petugas akan datang menuju lokasi untuk memperbaiki kendaraan. Bila kedua hal tidak memungkinkan, maka kendaraan yang mengalami gangguan akan diderek untuk dibawa ke bengkel AstraWorld terdekat. Selama ini dalam menangani gangguan para teknisi seringkali harus melihat buku-buku perbaikan, bertanya kepada yang lebih ahli atau mencoba memperbaiki berdasarkan pengalamannya sendiri. Bagi teknisi yang sudah memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup hal ini tentu tidak menimbulkan kesulitan yang berarti dalam usaha

Page 2: jurnal EFI

82

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tetapi bagi teknisi yang kurang memiliki keahlian dan pengetahuan hal tersebut akan menjadi permasalahan, karena harus melakukan proses mencari buku yang sesuai terlebih dahulu dan tidak memungkinkannya untuk bertanya kepada yang lebih ahli karena tidak selalu tenaga ahli tersebut berada di tempatnya (sesuai jam kantor). Akibat permasalahan tersebut proses perbaikan kendaraan pelanggan menjadi lebih lama padahal seringkali kendaraan pelanggan tersebut berada di jalan umum yang sepi dan gelap pada malam hari dan tentu kondisinya rawan. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan masalah yang sering muncul adalah: (a) Kurangnya keahlian dan pengalaman dari para teknisi dalam mendiagnosis dan menangani kerusakan yang terjadi. (b) Adanya kemungkinan munculnya gejala-gejala kerusakan yang belum pernah ditangani oleh para teknisi baik yang berpengalaman maupun tidak. (c) Kesulitan dari para teknisi untuk bertanya kepada yang lebih ahli dalam hal ini teknisi yang lebih senior atau tim Technical and Training dari AstraWorld karena mereka tidak selalu berada ditempatnya. Melihat permasalahan tersebut diatas maka sangat tepat apabila untuk layanan darurat yang beroperasi 24 jam ini bangun sebuah Sistem Diagnosis Perbaikan Mesin Bensin TOKIVA, yang berperan sebagi sistem pakar. Sistem dibangun dengan metodologi ESDLC (Expert System Development Life Cycle) (Lalitrojwong,2011) yang mencakup tahapan-tahapan:analisis dan kebutuhan pengguna, perancangan basis pengetahuan dan akuisisi pengetahuan, perancangan siustem, implementasi, pengujian dan evaluasi.

1.1 Pengetahuan Dasar Mesin Bensin

Ada tiga faktor penting yang saling berkaitan yang membuat suatu mesin bensin itu dapat beroperasi dengan efektif (TAM, 1995a: 1) yaitu:

a. Campuran bahan bakar dan udara yang tepat Sistem yang mengatur agar campuran bahan bakar dan udara selalu tepat, sesuai kondisi dan beban kendaraan adalah Sistem Bahan Bakar (Fuel System).

b. Saat pengapian yang tepat dan bunga api yang kuat Pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan, terjadi di dalam silinder. Daya dihasilkan dari pemuaian gas pembakaran tersebut. Sistem pengapian pada mesin merupakan sumber bunga api yang menyebabkan ledakan campuran bahan bakar udara tersebut.

c. Tekanan kompresi yang kuat Tekanan kompresi yang kuat diperlukan agar campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar dengan mudah di dalam silinder oleh bunga api yang dihasilkan dari sistem pengapian. Standar tekanan kompresi pada mesin bensin adalah 8-12 kg/cm².

1.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

Dalam gambar skema mesin bensin (Gambar 1), diperlihatkan prinsip kerja dari mesin bensin dalam mengubah bahan bakar menjadi tenaga. Pertama kali torak bergerak turun dan menghisap campuran udara bahan bakar ke dalam silinder. Kemudian dikompresikan oleh torak saat bergerak naik. Bila campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak ke bawah, yang menggerakkan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada mobil.

Page 3: jurnal EFI

83

Gambar 1. Skema mesin bensin

Gambar 2. Motor starter

Campuran udara dan bensin dihisap ke dalam silinder dan gas yang telah terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerakan torak yang turun-naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin ke dalam silinder, mengkompresikan, membakarnya dan mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus. Mesin yang tiap siklusnya terdiri dari empat langkah torak disebut mesin empat langkah (four stroke engine). Poros engkol berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan empat langkah dalam tiap satu siklus. Seluruh kendaraan TOYOTA menggunakan mesin 4 langkah.

1.3 Sistem Starter

Suatu mesin tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada, mobil umumnya mempergunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar (dan juga poros engkol), Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga kecil yang tersedia pada baterai (lihat gambar 2). Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah motor seri DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Gambar 3. Skema sistem pengapian

1.4 Sistem Pengapian

Mesin menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar didalam silinder. Pada mesin bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak di dalam silinder. Sistem pengapian pada mesin berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi di setiap silinder. Untuk kendaraan TOYOTA Kijang Innova sudah menggunakan teknologi terbaru dalam sistem pengapian, dimana tidak

Page 4: jurnal EFI

84

dipergunakannya lagi distributor dan kabel tegangan tinggi untuk membagi-bagikan tegangan tinggi, ke masing-masing busi pada tiap silinder. Pada kendaraan ini sudah dipergunakan sistem pengapian DIS (Direct Ignition System), seperti diperlihatkan pada gambar 3. DIS memperbaiki keakuratan ignition timing, mengurangi kerugian tegangan tinggi, dan secara keseluruhan memperbaiki kualitas sistem pengapian dengan menghilangkan distributor. DIS pada mesin ini adalah tipe independent ignition system, dimana digunakan satu coil untuk setiap silinder, pada setiap ignition coil disertakan igniter untuk membuat konstruksinya simple. Agar pengapian menjadi akurat dan pembakaran menjadi optimal pada setiap putaran mesin, timing pengapian ditentukan langsung oleh ECM (Electronic Control Module) berdasarkan pada sinyal-sinyal dari berbagai sensor mesin.

1.5 Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar menyediakan campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan kondisi dan beban pengendaraan. Pada TOYOTA Kijang Innova sudah dipergunakan sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection). Pada mesin modern yang sudah menggunakan EFI maka jumlah bahan bakar diatur lebih akurat oleh komputer dengan mengirimkan bahan bakarnya ke silinder melalui injektor. Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal disesuaikan dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur air pendingin, posisi katup throttle, pengembunan oksigen di dalam exhaust pipe dan kondisi penting lainnya. Sistem EFI menjamin perbandingan udara dan bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada setiap saat. Pada gambar 4. diperlihatkan komponen-komponen dari sistem bahan bakar EFI. Bahan bakar dihisap dari tangki bahan bakar (Fuel tank) oleh pompa (Fuel Pump) dan dikirim dengan tekanan ke saringan bahan bakar (Fuel

Filter). Bahan bakar yang telah disaring dikirim ke injektor, dan tekanan dalam saluran sistem bahan bakar dikontrol oleh pressure regulator. Kelebihan bahan bakar dialirkan kembali ke tangki melalui return line. Getaran pada bahan bakar yang disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper, dan bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor ke dalam intake manifold sesuai dengan injection signal dari komputer EFI.

Gambar 4. Komponen sistem bahan bakar EFI

1.6 Kecerdasan Buatan

Suatu program dikatakan cerdas apabila program tersebut bertindak seakan akan cerdas sebagai manusia dalam pemikiran pemecahan masalah. Program yang cerdas akan bersikap sama dengan yang dilakukan manusia apabila menghadapi suatu persoalan. Tetapi program ini tidak perlu harus berpikir seperti apa yang dipikirkan manusia, hanya bersikap seperti apa yang dipikirkan manusia. Menurut Schildt (1986:10) Kecerdasan Buatan dapat digolongkan dalam 7 (tujuh) golongan yaitu: Pencaraian (Searching), Sistem pakar (Expert System), Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Pencarian Pola dan Pengenalan (Pattern Matching and Recognition), Robotika (Robotics), Pembelajaran (Learning), Logika (Logic), dan Ketidakpastian & Logika Fuzzy (Uncertainty & fuzzy logic). Dari sini dapat ditarik

Page 5: jurnal EFI

85

kesimpulan bahwa sistem pakar merupakan bagian dari kecerdasan buatan atau sistem cerdas. Kecerdasan buatan ini dapat suatu kemampuan baru kepada komputer untuk memecahkan masalah yang lebih besar dan lebih luas, tidak hanya terbatas soal-soal perhitungan, penyimpanan dan pengambilan data atau pengendalian yang sederhana saja. 1.7 Sistem Pakar

Sistem pakar sebagai cagar keahlian memiliki keuntungan di mana sistem mudah direplikasi dan mampu beraksi dengnan cepat. Sistem pakar dikenal pula sebagai sistem berbasis pengetahuan dan memiliki fungsi-fungsi: interpreatasi, diagnosis dan perbaikan, desain dan perencanaan, serta Monitor dan kontrol. (Marcellus, 1989:24). Oleh karena itu sistem pakar dapat pula dinamai sebagai sistem diagnosis. Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai: a. Program komputer yang disusun untuk

melakukan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh seorang pakar, misalnya merancanga, mengkomposisi, merencana, mengkornposisi, mendiagnosis. menginterpretasi, mengaudit, memberi saran dan lain-lain (Marcellus, 1989:1),

b. program-program komputer yang dirancang untuk mensimulasi perilaku penyelesaian masalah dari para ahli diikat dalam daerah pengetahuan (Teft, 1989: 4)

c. kelas program komputer yang dapat memberi saran, menganalisis, mengelompokan, mengkomunikasikan, memberi konsultasi, menerangkan, mengekplorasi, meratnalkan, membentuk konsep, mengidentifikasi, menginterpretasi,

menegaskan, belajar, mengatur, mengamati, merencana, rnenyajikan, memanggil (to retrieve), meniadwal, menguji, dan rnengaiar (Firebaugh, 1988: )

Sistem pakar memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (a) Terbatas pada domain keahlian tertentu, (b) Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami, (c) Berdasarkan pada kaidah tertentu, (d) Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti, (e) Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap, (f) Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah, (g) Keluarannya bersifat anjuran, (h) Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang dituntun oleh dialog terhadap pemakai. Secara umum diagram blok sistem pakar yang mengintegrasikan komponen-komponennya diperlihatkan pada gambar 5. Dapat dilihat bahwa basis pengetahuan dan mesin inferensi merupakan komponen penting yang membentuk sistem pakar. Secara lengkap komponen-komponen sistem pakar terdiri atas: (a) Basis Pengetahuan : Merupakan inti program sistem pakar dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar; (b) Basis Data : Bagian yang mengandung semua fakta-fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta-fakta yang didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan sedang dilaksanakan; (c) Mesin Inferensi : Bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan menganalisa suatu masalah tertentu, selanjutnya akan mencari jawaban atas kesimpulan yang terbaik.

Page 6: jurnal EFI

86

Gambar 5. Integrasi Komponen-komponen Sistem Pakar (Badiru, 1992:21)

2. Analisis dan Perancangan

2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Untuk menentukan jenis kerusakan mesin pada tipe mobil apa yang akan dibuat menjadi sistem diagnosis perbaikan, dari 5 merek kendaraan yang perbaikannya ditangani PT ASTRA selama Januari-April 2008, Toyota menempati jumlah tertinggi disusul Daihatsu, Peugeot, Isuzu dan BMW. Dari 10 kendaraan merek Toyota yang mendapat layanan ERA, terlihat bahwa model terbanyak yang mendapat layanan ERA adalah Avanza, yang kedua adalah Kijang-IMV (Innova), dan yang ketiga adalah Kijang. Dari ketiga model terbanyak yang mendapat layanan darurat, data-data mengenai kerusakan dan perbaikan yang dapat diperoleh dengan cukup lengkap adalah model Kijang-IMV atau yang lebih dikenal dengan Kijang Innova, dan sumber data yang diperoleh adalah buku Pedoman Reparasi Kijang Innova Diagnosa dan Pedoman Reparasi Kijang Innova Mesin seri TGN 40-41 yang dibuat oleh PT. TOYOTA-ASTRA MOTOR. Dari data-data yang diperoleh, ditentukan pengembangan

sistem diagnosis perbaikan adalah berdasarkan dari jenis-jenis kerusakan dan perbaikan mesin dari TOYOTA Kijang Innova (TOKIVA), yang menggunakan mesin bensin 2000 cc (1TR-FE). Setelah jenis kendaraan yang akan dibuat sistem diagnosis perbaikan ditentukan, kemudian menentukan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan oleh pengguna, diantaranya: • Sistem yang dibuat harus dapat bertindak

layaknya seorang pakar • Sistem dapat memberikan diagnosis yang

akurat berdasarkan gejala-gejala kerusakan yang diberikan oleh pengguna

• Sistem harus siap setiap saat berdasarkan sifat usaha dari perusahaan yang memberikan pelayanan 24 jam kepada pelanggan.

• Sistem yang dibuat menarik dan mudah digunakan (user friendly)

• Dapat dilakukan penambahan atau pengubahan pengetahuan (update knowledge) jika dikemudian hari diperlukan.

Page 7: jurnal EFI

87

2.2 Perancangan Basis Pengetahuan dan Akuisisi pengetahuan

Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai jenis-jenis kerusakan yang sering dan mungkin terjadi pada kendaraan TOYOTA Kijang Innova [INO-DIAG 04]. Dari buku pedoman yang ada terdapat 80 jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada TOKIVA. Kemudian berdasarkan data kerusakan dan kemungkinan penyebabnya di atas, dilakukan proses perancangan basis pengetahuan dengan bantuan dari 2 orang ahli dari tim ERA Management bagian Technical and Training Development. Proses dilakukan melalui wawancara dan tanya jawab untuk dapat membangun suatu basis pengetahuan kerusakan dan perbaikan mesin bensin TOYOTA Kijang Innova yang tepat dan akurat. Dari pohon keputusan dan penjelasannya di atas, dapat disusun suatu kumpulan aturan yang merupakan basis pengetahuan dari sistem diagnosis perbaikan pada mesin bensin TOKIVA. Pembentukan basis pengetahuan ini menggunakan kaidah produksi dalam bentuk “jika-maka” ( if – then ) dan metode penelusurannya (inference) adalah backward chaining. Berikut ini adalah aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang berhasil disusun untuk jenis kerusakan: Mesin tidak dapat distart Aturan 1 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai kurang dari 11 volt Maka charge atau ganti baterai Aturan 2 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya kotor dan kendur Maka bersihkan dan kencangkan kutub dan terminal baterai Aturan 3 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih

Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 putus Maka ganti fuse AM2 Aturan 4 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START diatas 1 ohm Maka ganti switch starter assy Aturan 5 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST putus Maka ganti fuse ST Aturan 6 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 lebih dari sama dengan 1 ohm Maka ganti relay ST Aturan 7 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus

Page 8: jurnal EFI

88

Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 dibawah 1 ohm Dan saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 50 motor starter (test pull-in), kopling pinion gear tidak bergerak keluar Maka ganti magnetic switch motor starter Aturan 8 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 dibawah 1 ohm Dan saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 50 motor starter (test pull-in), kopling pinion gear bergerak keluar Dan saat kabel negative dilepas dari terminal C motor starter (test hold-in), kopling pinion gear kembali ke dalam Maka ganti magnetic switch motor starter Aturan 9 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 dibawah 1 ohm Dan saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 50 motor starter (test pull-in), kopling pinion gear bergerak keluar

Dan saat kabel negative dilepas dari terminal C motor starter (test hold-in), kopling pinion gear tidak kembali ke dalam Dan saat kabel negative dilepas dari body switch motor starter, kopling pinion gear tidak kembali ke dalam Maka ganti magnetic switch motor starter Aturan 10 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 dibawah 1 ohm Dan saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 50 motor starter (test pull-in), kopling pinion gear bergerak keluar Dan saat kabel negative dilepas dari terminal C motor starter (test hold-in), kopling pinion gear tidak kembali ke dalam Dan saat kabel negative dilepas dari body switch motor starter, kopling pinion gear kembali ke dalam Dan saat dilakukan test beban dengan menghubungkan kabel field coil ke terminal C motor starter, motor starter tidak berputar Maka ganti motor starter assy Aturan 11 Jika mesin tidak dapat distart Dan tegangan baterai 11 volt atau lebih Dan kondisi kutub baterai serta terminalnya tidak kotor dan kendur Dan kondisi fuse AM2 tidak putus Dan tahanan antara terminal AM2 dan ST2 switch starter assy saat kondisi START kurang dari sama dengan 1 ohm Dan kondisi fuse ST tidak putus Dan tahanan dari relay ST pada terminal 3 dan 5 saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 1 dan 2 dibawah 1 ohm

Page 9: jurnal EFI

89

Dan saat tegangan baterai dialirkan ke terminal 50 motor starter (test pull-in), kopling pinion gear bergerak keluar Dan saat kabel negative dilepas dari terminal C motor starter (test hold-in), kopling pinion gear tidak kembali ke dalam Dan saat kabel negative dilepas dari body switch motor starter, kopling pinion gear kembali ke dalam Dan saat dilakukan test beban dengan menghubungkan kabel field coil ke terminal C motor starter, motor starter berputar Maka mesin anda normal Selengkapnya untuk aturan-aturan dari jenis kerusakan berhasil disusun sebanyak 85 aturan.

2.3 Perancangan Sistem

Pada bagian ini dijelaskan tahap-tahap pada perancangan sistem diagnosis perbaikan yang dilakukan. Beberapa alat bantu yang digunakan dalam perancangan sistem diantaranya : Diagram Konteks, Diagram Alir Data, Kode Semu (Pseudocodei), ERD (Entity Relationship Diagram), Tabel Basis Data, dan Antar muka pemakai. Dari diagram pada gambar 6. didapat dua entitas luar dari sistem yaitu : user dan administrator.

Gambar 6. Diagram Konteks

User memberikan data masukan kepada sistem yang terdiri dari data user dan data konsultasi yang berupa konsultasi masalah yang diinginkan dan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan sistem, sedangkan sebagai keluarannya sistem memberikan kesimpulan hasil diagnosis berdasarkan dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh user atas pertanyaan yang diajukan sistem.

Administrator memberikan data masukan kepada sistem berupa update data untuk memperbarui data pada basis data, dan sistem memberikan keluaran berupa laporan penggunaan sistem oleh user.

Gambar 7. DFD Level 1

Pada gambar 7, DFD Level 1 sudah dapat terlihat hubungan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya termasuk data yang akan diolah ataupun informasi yang akan dikeluarkan. Ada beberapa proses yang terlihat pada diagram ini, untuk proses yang diberi tanda P yaitu proses Diagnosis dan proses Pembuatan Laporan, sudah tidak dapat dipecah menjadi proses-proses yang lebih rinci. Untuk proses yang belum diberi tanda P yaitu proses Update Data, masih dapat dipecah menjadi proses-proses yang lebih rinci yang akan diperlihatkan pada DFD level 2 (gambar 8).

Gambar 8. DFD Level 2

Page 10: jurnal EFI

90

2.4 Spesifikasi Proses

Dari proses-proses yang sudah didefinisikan pada DFD Level 1 dan 2, telah ditentukan spesifikasi dari proses-proses tersebut menggunakan Flowchart dan Pseudocode. Sebelumnya diperlihatkan secara keseluruhan pada tabel 7 daftar proses dan data yang akan diolah baik data masukan maupun keluaran yang berupa informasi dari DFD Level 1 dan 2. Pada flowchart ini, dijelaskan tentang proses diagnosis dari sistem. Setelah user memilih menu diagnosis dan jenis kerusakan yang dialami, sistem lalu menampilkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kerusakan yang terjadi pada kendaraan TOKIVA, sistem akan membaca jawaban yang diberikan oleh user, user kemudian memberikan jawaban ya atau tidak. Jawaban ya atau tidak tersebut lalu dibandingkan dengan basis pengetahuan yang dimiliki sistem. Jika sesuai dengan salah satu aturan pada basis pengetahuan, maka sistem akan menghasilkan kesimpulan diagnosis dan perbaikan yang harus dilakukan oleh user. Jika dari jawaban yang diberikan oleh user belum dapat dihasilkan kesimpulan diagnosis, maka sistem akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan lagi, sampai jawaban dari user sesuai dengan salah satu aturan dari basis pengetahuan, sehingga dapat dihasilkan kesimpulan diagnosis perbaikan oleh sistem. Sistem kemudian menampilkan pertanyaan kepada user apakah ingin melakukan konsultasi lagi, jika user memberikan jawaban tidak , maka sistem akan keluar dari menu diagnosis, jika user memberikan jawaban ya, maka sistem akan kembali ke tampilan diagnosis paling awal dan user dapat memilih jenis kerusakan lagi untuk melanjutkan konsultasi diagnosis perbaikan.

Pseudocode proses diagnosis yang akan dilakukan oleh program dapat disusun seperti berikut: DEKLARASI : jawab, jawab n = char pemeriksaan = symbol kerusakan = string solusi = string DESKRIPSI : write(Pertanyaan”Konsultasi”) read(jawab n) while jawab n = y or t and ≠ solusi do pemeriksaan ← jawab n kerusakan ≠ pemeriksaan solusi ≠ kerusakan write (Pertanyaan”Konsultasi”) read (jawab n) endwhile write (Kesimpulan dan Penanganan) write (Pertanyaan”Apakah ingin konsultasi lagi”) read (jawab) 2.5 Kemampuan Sistem Diagnosis yang

dibangun

Sistem diagnosis ini dirancang untuk memiliki kemampuan-kemampuan pembuatan laporan, proses menambah data, proses mencari data, dan menghapus data, memberi konsultasi, menjawab pertanyaan-pertanyaan - FAQ (Frequent Answer and Question), serta menyajikan spesifikasi dari mesin Tokiva. Oleh karena itu ERD (Entity Relationship Diagram, diagram relasi antar entitas) dirancang terdiri dari tiga entitas yang saling terhubung, yaitu : Entitas Masalah, Entitas Pemeriksaan, dan Entitas Penanganan (lihat gambar 9). Dari masing-masing entitas pada ERD, kemudian dibuat menjadi tiga tabel basis data, yaitu: Tabel Masalah, Tabel Pemeriksaan, dan Tabel Penanganan.

Page 11: jurnal EFI

91

Gambar 9. ERD (Entity Relationship

Diagram) 2.6. Struktur Navigasi Program

Sistem diagnosis ini dilengkapi dengan 34rancangan antarmuka dengan tampilan menu utama terdiri dari enam pilihan menu diantaranya : Menu Diagnosis, Menu Spesifikasi, Menu Update Data, Menu Laporan, Menu FAQ, dan Menu Bantuan.

3. Implemantasi dan Ujicoba

3.1 Implementasi Sistem

Setelah selesai proses perancangan, maka rancangan tersebut dibuat menjadi program diaginnova.exe. Untuk keperluan instalasi pada PC, maka dibuatkan setup package dengan menggunakan tools dari Visual Basic 6.0 yaitu package and deployment wizard. Melalui wizard ini , semua komponen pendukung program seperti form(.frm), file dynamic library(.frx), file database(.mdb), icon dan file lainnya akan dibuat menjadi satu kesatuan dalam paket instalasinya. Pada saat instalasi, setup program akan menempatkan semua file pendukung pada satu folder yang bernama Prjinnova, dan menempatkan icon diagnosis perbaikan TOKIVA pada taskbar sub menu Program Files untuk memudahkan pengoperasian. Sedangkan untuk uninstall-nya bisa menggunakan add and remove programs pada control panel windows.

3.2 Implementasi Antarmuka

Pada gambar 10 diperlihatkan form login. Pada form ini terdapat dua level akses yaitu user biasa dan administrator. Bila user login sebagai administrator, maka akan muncul form tambahan dibawah form login awal sebagai tempat administrator untuk menambah user-id dan password untuk user baru. Setelah login berhasil dilakukan dengan memasukkan user-id dan password yang sesuai, maka menu utama sudah dapat diakses. Pada saat menu utama sudah siap, secara otomatis menu diagnosis langsung terbuka dan dapat digunakan untuk proses konsultasi dan tanya jawab perbaikan yang diperlukan.

Gambar 10. Form login Untuk dapat menampilkan pertanyaan-pertanyaan pemeriksaan, dan menghasilkan solusi perbaikan sesuai dengan jawaban-jawaban yang diberikan, serta agar user dapat melihat kembali proses tanya jawab yang telah dilakukan antara user dengan sistem, disediakan tombol “REVIEW”. Bila tombol review diteken, maka akan menampilkan form yang mencatat daftar pertanyaan dan jawaban serta solusi yang dihasilkan oleh system, selain itu daftar pertanyaan dan jawaban ini juga dapat dicetak. Tampilan keseluruhan haril dapat dilihat pada gambar 11 dan 12.

Page 12: jurnal EFI

92

Gambar 11. Pilih jenis kerusakan

Gambar 12. Solusi perbaikan

3.3 Ujicoba dan Evaluasi

Setelah berhasil diimplementasikan, kemudian sistem diujicobakan ke 10 responden yang terdiri dari karyawan pada PT. Astra International AstraWorld pada bagian ERA dan CallCenter, serta tim Technical and Training Development ERA. Setelah diujicobakan terhadap 10 responden, lalu diadakan survey atas penggunaan sistem, dengan isi pertanyaan dari survey diantaranya : a. Bagaimana menurut anda bentuk

tampilan/interface dari sistem ? b. Kemudahan dalam mengoperasikan sistem

? c. Apakah kesimpulan yang dihasilkan saat

proses diagnosis sudah benar ? d. Bila digunakan untuk membantu pekerjaan

anda sistem ini sangat mendukung ? e. Kemudahan dalam meng-edit basis data

(khusus administrator) ?

Selain dalam bentuk pertanyaan, responden juga dapat mengisi komentar dan saran pada tempat yang disediakan. Hasil dari survey seperti berikut ini:

Persentase Survey

49%

43%

8%

0%

0%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Gambar 13. Grafik Pie Survey

Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapat data bahwa sebanyak 49% responden mengatakan sistem sudah sangat baik , 43% baik dan 8% mengatakan cukup. Berarti bisa diambil kesimpulan bahwa sistem sudah dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar responden / calon user. 4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

a. Sistem Diagnosis Perbaikan Mesin Bensin TOKIVA ini dikembangkan, untuk membantu para teknisi perusahaan ERA AstraWorld dalam mendiagnosis dan menangani kerusakan yang terjadi pada kendaraan TOKIVA.

b. Sistem Diagnosis Perbaikan Mesin Bensin TOKIVA ini telah diujicobakan dan dapat berjalan dengan baik, serta dapat membantu teknisi ERA AstraWorld dalam menyelesaikan pekerjaannya dan meningkatkan produktivitas kerja.

c. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau asisten dari seorang pakar, untuk menggantikan tugas dari pakar yang memiliki keterbatasan dalam hal ke-konsistenan dan waktu.

Page 13: jurnal EFI

93

4.2 Saran

a. Sebaiknya dilakukan pengembangan yang konsisten terhadap sistem ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dalam memberikan solusi perbaikan atas kerusakan pada mesin bensin TOKIVA.

b. Berdasarkan masukan dari user, dimana perlu ditambah jenis kerusakan selain dari mesin bensin TOKIVA, untuk pengembangan selanjutnya sistem ini dapat ditambah basis pengetahuannya tidak terbatas pada mesin saja, namun juga komponen pendukung utama yang lainnya dari suatu kendaraan.

5. Daftar Pustaka

Badiru, Adedeji B. Expert Systems Application in Engineering and Manufacturing. New Jersey:Prentice-Hall International. Inch 1992

Marcellus, Daniel H. Expert Systems Programming in Turbo Prolog. Englewood Cliffs, New Jersey:Prentice-Hall International. Inch 1989

Firebaugh, James A., David M. Skapura. Neural Network: Algorithms, Applications, and Programming Techniques. New York: Addison-Wesley Publishing Co. 1988

Penerbit Andi, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Pressman, Rogers, Ph.D, Rekayasa Perangkat Lunak, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997.

PT. Toyota Astra Motor, Gasoline Engine, TAM Training Center, Jakarta, 1995.

PT. Toyota Astra Motor, KIJANG INNOVA: New Car Features, TAM, Jakarta, 2004.

PT. Toyota Astra Motor, New Step 1: Training Manual, TAM Training Center, Jakarta, 1995.

PT. Toyota Astra Motor, Pedoman Reparasi KIJANG INNOVA: Diagnosa, TAM, Jakarta, 2004.

PT. Toyota Astra Motor, Pedoman Reparasi KIJANG INNOVA: Mesin, TAM, Jakarta, 2004.

PT. Toyota Astra Motor, Step 2: Fuel System, TAM Training Center, Jakarta, 1995.

PT. Toyota Astra Motor, Step 2: Ignition System, TAM Training Center , Jakarta, 1995.

Schildt, Herbert.Advanced Turbo Prolog. California: MCGrawHill. 1986

Suyoto, Intelegensi Buatan dan Pemrograman, Gava Media, Yogyakarta, 2004.

Teft, Lee. Programming in Turbo Prolog: with an introduction to knowledge-based systems. Englewood Cliffs, New Jersey:Prentice-Hall International. Inch 1989

http://pdfsearchpro.com/the-expert-system-development-life-cycle-ppt.html (Np 11th, 2011. Lalitrojwong, Pattaratchai. System Development.