Top Banner
14

Jurnal Communicasting 3rd Edition

Jul 22, 2016

Download

Documents

Communicasting Academy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 2: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 3: Jurnal Communicasting 3rd Edition

DAFTAR ISI

Pengertian Broadcast

Donny de Keizer : Sukses modal senyum

Media Cetak Vs Media Elektronik

TOP : 3 Film Indonesia

Di Balik Suara Radio

TIPS : 3 Cara Ampuh Hilangkan Gugup Saat Di Depan Umum

Page 4: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 5: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 6: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 7: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 8: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 9: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 10: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 11: Jurnal Communicasting 3rd Edition

Nonton Film Indonesia?Siapa Takut!

erkualitas jelek dan membosankan. Dua kata sifat itulah Byang muncul di benak kita tatkla membicarakan film Indonesia. Eits, tunggu dulu! Siapa bilang film Indonesia

tidak dapat bersaing dengan film-film asal Holywood? Berikut ini adalah tiga film Indonesia yang ramai diperbincangkan oleh publik.

Film garapan Angga Dwimas Sasongko

seolah memenuhi rasa penasaran

masyarakat mengenai kopi dan cerita

yang ada di baliknya. Diangkat dari cerita

pendek karya Dewi “Dee” Lestari, film ini

dimulai dengan ambisi Jody (Rio

Dewanto), seorang pemuda lulusan luar

negeri, untuk mengembangkan kedai

kopi mil iknya bersama sahabat

sejatinya, Ben (Chico Jericho). Konflik

bermula ketika Jody mengetahui bahwa

ayahnya meninggalkan hutang sebesar

satu milyar rupiah. Hingga suatu hari, Jody dan Ben mendapatkan tantangan untuk

membuat kopi terenak untuk melunasi hutang mereka. Perburuan Ben dan Jody akan

kopi bercita rasa sempurna pun dimulai.

1

Page 12: Jurnal Communicasting 3rd Edition

Cerita tentang pengidap HIV yang harus

berjuang melawan penyakitnya bukanlah hal

baru di kancah perfilman Indonesia. Bedanya,

film besutan Charles Gozali ini lebih

menekankan pandangan bahwa HIV bukanlah

vonis. Film ini mengangkat kisah seorang janda

beranak tiga bernama Nada (Marsha Timothy)

yang harus menerima kenyataan bahwa dirinya

mengidap HIV. Cerita Nada yang rapuh diselingi

dengan kisah Asa (Acha Septriasa), anak ketiga

Nada yang positif HIV sejak lahir. Kedua alur

cerita berjalinan indah membentuk pesan

moral yang indah.

2

3Nama Tjokroaminoto mungkin kalah

populer jika dibandingkan dengan

S o e k a r n o . P a d a h a l , s e j a r a h

menunjukkan bahwa banyak tokoh

bangsa yang belajar pada seorang

Tjokroaminoto. Film besutan Garin

Nugroho ini mengisahkan perjalanan

hidup seorang guru bangsa. Berbeda

dengan golongan bangsawan Jawa

lainnya, Tjokro tidak tinggal dia melihat

penindasan oleh Belanda di bumi

Indonesia.

Page 13: Jurnal Communicasting 3rd Edition
Page 14: Jurnal Communicasting 3rd Edition