Top Banner
JOURNAL READING Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya Disusun oleh : ERWIN IMAWAN J510155047 Pembimbing: dr. Bambang Suhartanto, Sp.B KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD DR. HARJONO PONOROGO FAKULTAS KEDOKTERAN
30

Jurnal Bedah

Feb 05, 2016

Download

Documents

Erwin Imawan

Jurnal bedah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Bedah

JOURNAL READING

Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan

Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya

Disusun oleh :

ERWIN IMAWAN

J510155047

Pembimbing:

dr. Bambang Suhartanto, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RSUD DR. HARJONO PONOROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: Jurnal Bedah

JOURNAL READING

Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan

Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya

Yang Diajukan Oleh:

Erwin Imawan, S. Ked J510155047

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Kepaniteraan klinik SMF ilmu Bedah

RSUD dr. Harjono Kabupaten Ponorogo

Pada hari tanggal

Pembimbing:

dr. Bambang Suhartanto, Sp.B (

)

Dipresentasikan dihadapan:

dr. Bambang Suhartanto, Sp.B (

)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 3: Jurnal Bedah

Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan

Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya

ABSTRAKPendahuluan : Kolesistektomi adalah salah satu dari operasi bedah umum yang sering dilakukan. Meskipun merupakan lini pertama, kolesistektomi telah terbukti membantu penanganan penyakit kandung empedu yang spesifik, yang dalam praktiknya dapat berbeda di antara dokter bedah dengan rumah sakit satu dengan yang lain. Hal itu juga tidak diketahui apakah variasi tersebut dapat berbeda pada hasil pembedahan yang tertera pada rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk menulusuri hasil pembedahan kolesistektomi yang dikelompokkan dalam kelompok akut, terpilih, dan tertunda dengan multisenter, kontemporer, prospektif, dan kohort yang berdasarkan populasi.Metode dan analisis : Rumah sakit di Inggris Raya dan Irlandia menunjukkan kolesistektomi dimanfaatkan para pelaku riset yang terlatih secara kolaboratif, dalam dua bulan secara berurutan, dan data pasien dewasa akan diinput. Hasil utama akan menilai semua penyebab rerata kontrol rutin selama 30 hari dan akan digunakan pada penelitian. Rerata komplikasi hari ketiga puluh, rerata kebocoran cairan empedu, jejas saluran empedu yang tersering, advis untuk pembedahan terbuka, durasi pembedahan dan lamanya perawatan akan dinilai sebagai data sekunder. Data prospektif pada lebih 8000 prosedur merupakan strategi antisipasi. Rumah sakit akan di survei untuk menentukan kebijakan lokal dan standar pelayanan. Variasi pada hasil akan ditelusuri menggunakan model regresi untuk menganalisa kesalahan.Etik dan penyebarluasan : Persetujuan etik penelitian tidak diperlukan untuk penelitian ini dan telah dikonfirmasi oleh alat pemindai secara online National Research Ethics Service (NRES). Naskah pelitian ini akan menulusuri bagaimana ketetapan tingkatan pembedahan rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada pasien menggunakan metode cross sectional. Hasil tersebut murni untuk diberitahukan kepada kelompok komesioner dan perubahan diterapkan bersama pelayanan kesehatan nasional. Penyebarluasan protokol penelitian diutamakan melalui kolaborasi para pelaku penelitian riset yang terlatih dan ikatan dokter bedah saluran cerna bagian atas. Masing-masing pusat pelayanan akan mendapatkan akses terhadap hasil mereka dan hasil kolektif penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada konferensi bedah yang berhubungan.

Page 4: Jurnal Bedah

A. Pendahuluan

Kolesistektomi adalah salah satu dari kebanyakan pembedahan

umum yang dilakukan di Inggris. Inggris sendiri tidak kurang dari

66.000 kolesistektomi telah dilakukan selama 2011-2012[1]. Pasien

tersebut dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: 1) Keluhan akut

dengan penyakit bilier dan kolesistektomi dilakukan selama keluhan

akut tersebut masih terjadi. 2) Indikasi dilakukannya kolesistektomi

direncanakan oleh dokter keluarga masing-masing dan secara rutin

dimasukkan ke dalam daftar tunggu operasi (grup terpilih) dan 3)

Seluruh kolesistektomi lain yang direncanakan dilakukan secara terpilih

yang dimana sebelumnya memiliki indikasi bedah dengan penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan kandung empedu.

Penatalaksanaan dari penyakit kandung empedu dengan berbagai

kondisi dan pengelompokkan seperti akut, terpilih dan operasi tertunda

memiliki variasi yang luas diantara setiap dokter dan rumah sakit[2-4].

Lini pertama terbukti bahwa mendukung peran dan keamanan dari

kolesistektomi secara laparoskopi yang dini atau akut pada kolik bilier,

kolesistitis dan batu pakreatitis [5-10]. Data tingkat populasi dari statistik

episode rumah sakit dan sebuah riset dari Skotlandia, keduanya menduga

bahwa operasi yang terlalu cepat dan dalam kondisi akut dapat

berhubungan dengan hasil pembedahan yang tidak baik[2,3]. Penelitian

tersebut juga menduga bahwa perbedaan hasil mungkin berhubungan

dengan kualitas dan tipe rumah sakit[2,3].

Perbedaan dari hasil pembedahan sudah biasa digunakan untuk

mengukur kualitas dan layanan kesehatan seperti kontrol kembali,

operasi berulang dan mortalitas. Sebagian lagi menunjukkan bahwa

penurunan dari kontrol kembali akan menurunkan biaya berkunjung ke

rumah sakit dan akan meningkat kepuasan pasien[11]. Penyebab kontrol

kembali setelah kolesistektomi belum begitu diketahui, hasilnya juga

tetap bergantung pada tipe rumah sakit, jumlah kasus, dan apakah pasien

Page 5: Jurnal Bedah

tersebut pada kelompok yang akut, terpilih, atau operasi yang tertunda

dilakukan[12].

Peningkatan kemungkinan bahwa bukti percobaan dari prosedur

operasi yang biasa tidak mencakup seluruh populasi, kohort non-trial.

Selain itu perbedaan pada hasil pasien mungkin juga berhubungan

dengan standar pelayanan rumah sakit. Faktor-faktor tersebut punya

dampak penting pada pasien dan pelayanan kesehatan nasional,

khususnya sebagai data yang sebagian digunakan untuk informasi

keputusan komisioner. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, mengapa

banyak variasi terjadi pada pelayanan kesehatan nasional, atau apa

dampak dari variasi tersebut pada hasil penelitian.

B. Metode dan analisis

Tujuan utama

Untuk menilai perbedaan pada saat kontrol 30 hari pada

kolesistektomi akut, kolesistektomi tertunda dan kolesistektomi terpilih

dan pada sekarang ini, studi kohort berbasis populasi.

Hipotesis

Tingkat kontrol 30-hari kemudian, seperti resiko yang disesuaikan,

yang seharusnya sama rata pada pasien dengan kolesistektomi elektif

dibandingkan dengan prosedur yang akut maupun yang tertunda.

Desain penelitian

Kami berencana untuk melakukan multisenter, kontemporer,

prospektif, pemeriksaan kohort yang akan dilakukan melalui para peneliti

riset yang terlatih secara kolaboratif seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Pengaturan

Penelitian ini dapat terjadi di rumah sakit di setiap bagian Inggris

atau Irlandia yang melakukan kolesistektomi secara akut, elektif atau

tertunda. Setiap pusat akan memberikan kontribusi berupa data pasien

selama 2 bulan berturut-turut.

Page 6: Jurnal Bedah

Peserta

Kriteria inklusi: Semua pasien di atas usia 18 tahun yang menjalani

kolesistektomi dapat masuk ke Audit ini.

Kriteria eksklusi: Pasien yang pernah kolesistektomi kanker yang

mengenai kandung empedu yang sudah jelas, atau sebagai bagian dari

prosedur pembedahan lain misalnya, prosedur Whipple, bariatrik,

antireflux atau operasi transplantasi, akan dikeluarkan.

Hasil pengukuran

Hasil pengukuran utama adalah semua rerata penyebab 30 hari

kontrol kembali, yang didefinisikan sebagai setiap pasien kontrol kembali

yang membutuhkan rawat inap setidaknya satu malam. Standar dan

definisi ini didasarkan pada Royal College of Surgeons (RCS) dan

Association of Upper Gastrointestinal Surgeons (AUGIS) dari Inggris dan

Irlandia yang menyatakan bahwa standar audit adalah kurang dari 10%

rerata kontrol kembali di hari ke 30 yang harus dicapai oleh rumah sakit

melakukan kolesistektomi.

Kumpulan data

Data akan dikumpulkan dalam standar Microsoft Excel

spreadsheet. Ini akan menjadi tanggung jawab para peneliti lokal untuk

memastikan bahwa data dilindungi kata sandi dan dioperasikan pada

sistem komputer lokal yang terpercaya. Setiap situs rumah sakit akan

mengidentifikasi lokasi dimana laparoskopi kolesistektomi dilakukan

(instalasi bedah sentral, poliklinik, dan bangsal) untuk memastikan audit

kasus selama periode tersebut. Pasien akan diidentifikasi setiap hari dari

daftar operasi elektif dan dengan tim evaluasi yang menelfon, di sistem

rujukan, dari daftar telefon dan dari logbook daftar pemesanan operasi

yang darurat. Data operasi harus lengkap baik oleh atau dengan masukan

dari dokter bedah atau asistennya. Semua pasien akan diikuti

perkembangannya selama 30 hari setelah operasi mereka. rekam medis

elektronik rumah sakit atau secara tertulis harus diperiksa oleh tim untuk

mengidentifikasi kontrol kembali atau masuk instalasi gawat darurat

Page 7: Jurnal Bedah

rumah sakit, unit bedah atau di bangsal. Penyusunan secara lokal mungkin

termasuk:

a. Meninjau pasien atau catatan mengenai pasien selama masuk

untuk memperkirakan komplikasi saat rawat inap.

b. Periksa ringkasan catatan pembedahan untuk memeriksa

komplikasi pasca operasi.

c. Periksa setiap pasien yang akan rawat jalan dalam waktu 30

hari setelah operasi.

d. Memeriksa catatan elektronik atau rekam medis manual rumah

sakit atau daftar kontrol kembali. Memeriksa setiap kejadian

dan setiap masuk kembali ke instalasi gawat darurat.

e. Meninjau laporan pencitraan atau hasil laboratorium untuk

memeriksa kedatangan kembali yang tidak direncanakan dan

yang mungkin terjadi.

Penetapan data dan manajemen

Setelah pengumpulan data, hanya data set dengan> 95% data yang

lengkap akan dikumpulkan untuk analisis secara nasional. Penyidik

konsultan ahli bedah disitus yang dipilih akan mengidentifikasi penilai

independen untuk memvalidasi semua poin data, dengan target akurasi >

98%. Secara keseluruhan, setidaknya 5% dari kumpulan data secara

independen akan divalidasi. Selain itu, penilai independen akan diminta

untuk memeriksa logbook ruang operasi dan sistem data terpercaya, untuk

memastikan penetapan kasus. Jika kesesuaian antara jumlah kasus yang

diajukan untuk kelompok uji manajemen <95%, data rumah sakit tersebut

akan dicoret dari analisis. Sebuah lembar kerja Microsoft Excel yang

terstandarisasi (Excel 2007; Microsoft, Redmond, Washington, USA)

dengan bidang yang telah ditetapkan akan digunakan untuk

mengumpulkan data. Pengaturan perlindungan data di setiap pusat akan

dipenuhi. Data identifikasi pasien tidak akan ditransmisikan ke kelompok

uji coba manajemen. Data akan diserahkan dan terpusat melalui alamat

email yang aman NHS dengan semua pengidentifikasi pasien akan

Page 8: Jurnal Bedah

dihapus. Data pasien yang tidak jelas akan kemudian dianalisis dan

dilaporkan oleh komite penulis. Hasil data spesifik untuk setiap ahli bedah

yang berpartisipasi tidak akan dikumpulkan. Data rumah sakit yang tidak

jelas akan dibandingkan dengan setiap ahli bedah, rumah sakit atau NHS

yang tidak akan diidentifikasi. Data anonim yang dibutuhkan ditunjukkan

dalam tabel 2. Pusat Individu akan disurvei pada akhir periode audit untuk

menentukan kebijakan lokal dan penyediaan layanan (tabel 3). Data

tingakatan pasien yang tidak jelas akan dihubungkan dengan hasil survei

pelayanan rumah sakit untuk memungkinkan analisis rinci dari variabel-

variabel ini dan hasil dari pasien.

Perekrutan yang diantisipasi

Berdasarkan data HES-kolesistektomi yang spesifik dari Inggris, 66.000

prosedur diberi kode selama 2011-2012 Jika ada prosedur distribusi

seragam yang dilakukan antara setiap perawatan akut yang terpercaya dan

semua rumah sakit di Inggris dan Irlandia yang berpartisipasi, data pada

11.000 prosedur berpotensi terkumpul secara prospektif. Rekrutmen

minimum yang diharapkan sekitar 1.500 prosedur dari 20 pusat dari

Midlands barat.

Jadwal penelitian

Pengumpulan dan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan

jadwal berikut:

4 November 2013-11 Desember 2013 periode studi pilot

1 Maret 2014-1 Mei 2014-periode pengumpulan data studi yang

utama.

1 Juni 2014-periode berakhirnya studi follow up hari ke 30.

31 Agustus 2014- penyerahan data penting hingga selesai.

20 Desember 2014-validasi data secara independen hingga selesai

28 Februari 2015-inisiasi analisis data hingga selesai

Page 9: Jurnal Bedah

Analisis statistik

Laporan penelitian ini akan disusun sesuai pedoman yang

ditetapkan oleh STROBE (Strengthening the Reporting of Observational

Studies in Epidemiology) yang dinyatakan untuk studi observasional. 14

data akan dikumpulkan dan dianalisis dalam kategori klinis yang relevan,

dan tes χ2 digunakan untuk mendeteksi perbedaan antar kelompok. Data

yang hilang akan dianalisis dan beberapa akan diimputasi jika diperlukan.

Pemodelan biner regresi logistik akan digunakan untuk

menyesuaikan pengaruh waktu operasi untuk menjadi penghubung antar

variabel. Data akan disesuaikan menurut pasien (usia, jenis kelamin, skor

American Society of Anesthesiologist (ASA) dan indeks massa tubuh),

penyakit (indikasi, hasil dari USG, keperluan pencitraan lain dan

endoskopi retrograde cholangiopancreatography (ERCP)), ahli bedah

(Konsultan saat ini, spesialisasi dan jam terbang melakukan

kolesistektomi) dan faktor rumah sakit (jumlah tempat tidur rumah sakit,

rumah sakit pendidikan, layanan hepatopancreato-bilier tersier,

penerimaan akut, layanan ERCP dan daftar tunggu terbaru operasi

mengenai penyakit bilier). Model multivariat akan dibuat untuk

menghasilkan OR untuk memperhitungkan dampak prediktif variabel

ketika menilai hasil. OR mewakili kemungkinan semua penyebab kontrol

30 hari kemudian terjadi, membandingkan kelompok eksperimen (akut

dan tertunda) dengan kelompok referensi (elektif). Model kedua akan

membandingkan kolesistektomi akut terhadap referensi kolesistektomi

tertunda. Pilihan variabel termasuk data tingkat rumah sakit akan

didasarkan pada orang-orang yang secara statistik signifikan pada analisis

univariat, dan orang-orang dengan klinis yang signifikan, namun secara

statistik tidak. Tergantung pada kebutuhan data, model akan

dikembangkan menggunakan input pasti regresi logistik biner, pemodelan

multilevel dan beberapa set data yang diperhitungkan, untuk

membandingkan output berdasarkan teknik statistik.

Page 10: Jurnal Bedah

Kekuatan utama dari proyek ini adalah multisenter, prospektif,

metodologi kontemporer dengan validasi data independen. Hal ini akan

memberikan kualitas tinggi, data divalidasi pada penyedia layanan

kolesistektomi dan hasil dari seluruh Inggris dan Irlandia dengan berbagai

jenis rumah sakit. Keterbatasan termasuk ketidakmampuan untuk menilai

kunjungan ke dokter umum pasca operasi. Selain itu, minoritas pasien

akan ke rumah sakit lain dengan komplikasi setelah operasi. Namun,

selama periode audit, tim juga akan mendokumentasikan jumlah absolut

pasien yang datang kembali dengan komplikasi dari kolesistektomi yang

dilakukan di rumah sakit lain. Penelitian kami menggunakan standar

tindak lanjut periode 30 hari karena ini adalah standar internasional dan

memungkinkan membandingkan dengan penelitian lainnya. Namun,

komplikasi yang mungkin terjadi setelah 30 hari, seperti batu duktus

empedu yang resisten atau striktur akhir bilier tidak akan dilaporkan.

Dalam kelompok akut, hal itu tidak mungkin sepenuhnya menjelaskan

apakah keputusan untuk operasi karena kebijakan rumah sakit, peraturan

ahli bedah atau faktor yang berhubungan dengan pasien. Namun, tim akan

mengumpulkan data tentang pasien, penyakitnya, dokter bedah dan faktor

rumah sakit untuk menilai hubungannya dengan kolesistektomi akut.

C. Diskusi

Variasi pada hasil mengikuti kebanyakan prosedur bedah yang

seperti halnya kolesistektomi yang merupakan perhatian untuk

pelayanan kesehatan nasional. Penulisan ini menerangkan protokol

untuk sebuah penelitian untuk menulusuri bagaimana ketetapan

pembedahan sesuai tipe rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada

pasien menggunakan metodologi cross sectional. Hasil dari audit murni

untuk menginformasi pelaksana pelayanan sesuai kelompok dan

menerapkan perubahan bersamaan pelayanan kesehatan nasional.

Apalagi pengembangan konsultan seluruh Inggris memperbolehkan

Page 11: Jurnal Bedah

jaringan peneliti baru yang dapat bekerja sama pada penelitian lebih

lanjut.

D. Etik dan penyebarluasan

Proposal penelitian tidak akan berdampak pada klinik perawatan

dan membandingkan hasil untuk menggambarkan standar audit.

Persetujuan etik tidak diperlukan pada penelitian ini dan telah

dikonfirmasi secara online oleh alat pemindai NRES (http://www.hra-

decisiontools.org.uk/research/). Hal ini telah didukung oleh konfirmasi

penulisan dan saran dari direktur riset dan pengembangan pada yayasan

pelayanan kesehatan Universitas Hospitals Birmingham, Inggris.

Penelitian akan didaftarkan sebagai audit klinis atau evaluasi pelayanan

pada rumah sakit yang terlibat. Inform consent tidak dianggap perlu

penyertaannya dalam penelitian tidak akan menjadi resiko apapun untuk

diri pasien.

Metodologi secara umum yang dikolaborasikan mendasari

penyebarluasan protokol dan pihak-pihak yang terkait yang direkrut

telah dijelaskan sebelumnya[13]. Protokol akan disebarluaskan terutama

melalui para peneliti riset yang terlatih secara kolaboratif

(http://www.asit.org/resources/collaborative), anggota dari ikatan dokter

bedah yang sedang dilatih (ASIT; http://www.asit.org), AUGIS

(http://www.augist.org) dan melalui schoolofsurgery.org

(http://www.schoolofsurgery.org). Seorang konsultan bedah akan

ditunjuk oleh masing-masing rumah sakit untuk memfasilitasi koordinasi

penelitian. Alat kolektif dokumen dan data protokol akan disediakan

secara online (http://www.choles-study.org). Pusat mandiri akan

mempunyai akses pada hasil mereka sendiri dan hasil kolektif pada

penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada

konferensi bedah yang bersangkutan. Hasil ini dapat kemudian

digunakan untuk informasi pengawasan dan penerapan perubahan

bersama pelayanan kesehatan nasional.

Page 12: Jurnal Bedah

E. Daftar pustaka

1. Hospital Episode Statistics. Total procedures and interventions. 2011–2012. http://www.hesonline.nhs.uk/Ease/servlet/ContentServer?siteID=1937&categoryID=210 (accessed 3 Jul 2013).

2. Sinha S, Hofman D, Stoker DL, et al. Epidemiological study of provision of cholecystectomy in England from 2000 to 2009: retrospective analysis of Hospital Episode Statistics. Surg Endosc 2013;27:162–75.

3. Harrison EM, O’Neill S, Meurs TS, et al. Hospital volume and patient outcomes after cholecystectomy in Scotland: retrospective, national population based study. BMJ 2012;344:e3330.

4. AUGIS. 2013 Commissioning Guide: gallstone disease. http://www.rcseng.ac.uk/healthcare-bodies/docs/published-guides/gallstones (accessed 3 Jul 2013).

5. Macafee DA, Humes DJ, Bouliotis G, et al. Prospective randomized trial using cost-utility analysis of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute gallbladder disease. Br J Surg 2009;96:1031–40.

6. Gurusamy KS, Koti R, Fusai G, et al. Early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for uncomplicated biliary colic. Cochrane Database Syst Rev 2013;6:CD007196.

7. Gurusamy K, Samraj K, Gluud C, et al. Meta-analysis of randomized controlled trials on the safety and effectiveness of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis. Br J Surg 2010;97:624.

8. Siddiqui T, MacDonald A, Chong PS, et al. Early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis: a meta-analysis of randomized clinical trials. Am J Surg 2008;195:40–7.

9. Falor AE, de Virgilio C, Stabile BE, et al. Early laparoscopic cholecystectomy for mild gallstone pancreatitis: time for a paradigm shift. Arch Surg 2012;147:1031–5.

10. UK Working Party on Acute Pancreatitis. UK guidelines for the management of acute pancreatitis. Gut 2005;54(Suppl III):iii1–9.

11. Tsai TC, Joynt KE, Orav J, et al. Variation in surgical-readmission rates and quality of hospital care. N Engl J Med 2013;369:1134–42.

12. Morris MS, Deierhoi RJ, Richman JS, et al. The relationship between timing of surgical complications and hospital readmission. JAMA Surg 2014;149:348–54.

13. Bhangu A, Kolias AG, Pinkney T, et al. Surgical research collaboratives in the UK. Lancet 2013;382:1091–2.

14. von Elm E, Altman DG, Egger M, et al. The Strengthening the Reporting of Observational Studies in Epidemiology (STROBE) statement: guidelines for reporting observational studies. Lancet 2007;370:1453–7.

15. Clavien PA, Barkun J, de Oliveira ML, et al. The Clavien-Dindo classification of surgical complications: five-year experience. Ann Surg 2009;250:187–96.Open A

Page 13: Jurnal Bedah

16. Koch M, Garden OJ, Padbury R, et al. Bile leakage after hepatobiliary and pancreatic surgery: a definition and grading of severity by the International Study Group of Liver Surgery. Surgery 2011;149:680–8.

17. Way LW, Stewart L, Gantert W, et al. Causes and prevention of laparoscopic bile duct injuries: analysis of 252 cases from a human factors and cognitive psychology perspective. Ann Surg 2003;237:460–9.

18. Banks PA, Bollen TL, Dervenis C, et al; Acute Pancreatitis Classification Working Group. Classification of acute pancreatitis-2012: revision of the Atlanta classification and definitions by international consensus. Gut 2013;62:102–11.

19. Nassar AH, Ashkar KA, Mohamed AY, et al. Is laparoscopic cholecystectomy possible without video technology? Minim Invasive Ther Allied Technol 1995;4:63–5.

Skema 1

Pasien

Page 14: Jurnal Bedah

Tabel 1Hasil pengukuran DefinisiKomplikasi semua penyebab 30 hari Seperti dijelaskan oleh klasifikasi Clavien-

IGD Praktek umum

Rawat jalanIndikasi bedah selanjutnya yang tidak direncakan

Indikasi bedah secara akut

Pembedahan akut

Pembedahan tertunda

Pembedahan terpilih

Page 15: Jurnal Bedah

control kembali Dindo dari komplikasi pasca operasi. Secara khusus kebocoran empedu, CBD cedera, infeksi luka, koleksi intra-abdomen, pankreatitis, batu CBD, ICU / HDU readmissions akan dikumpulkan, seperti yang akan non-bedah komplikasi seperti jantung, pernapasan, kencing dan komplikasi 30 hari

Kebocoran empedu tingkat: A-empedu kebocoran yang memerlukan sedikit atau tidak ada perubahan dalam manajemen pasien, menyelesaikan dengan manajemen konservatif dalam waktu 7 hari; B-empedu kebocoran atau koleksi yang memerlukan prosedur diagnostik atau intervensi tambahan, seperti ERCP atau relaparoscopy atau Grade A yang berlangsung> 7 hari; C-empedu kebocoran atau koleksi yang membutuhkan relaparotomy

Kerusakan saluran empedu Setiap cedera pada pohon empedu utama dan akan diklasifikasikan menggunakan Stewart-Way Sistem Klasifikasi: 1. Didefinisikan sebagai cedera lengkap dengan CBD tanpa kehilangan saluran 2. Didefinisikan sebagai kerusakan lateral PJK dengan baik pembentukan striktur atau fistula (empedu kebocoran) 3. Ditetapkan sebagai lintang dari CBD dengan eksisi sebagian variabel CBD dan duktus sistikus / umum saluran persimpangan 4. Ditetapkan sebagai cedera pada duktus hepatik yang tepat dengan atau tanpa cedera pada hati yang tepat pembuluh darah

Konversi operasi Laparoskopi dikonversi ke operasi sayatan terbuka, atau di mana sayatan perut untuk membantu prosedur itu dibutuhkan

Durasi operasi Waktu dalam menit dari sayatan kulit sampai akhir penutupan kulit

Lamanya tinggal Dihitung dari tanggal masuk ke tanggal keluar rumah sakit

Tabel 2Jenis Pilihan (definisi)Umur Dengan tahun

Page 16: Jurnal Bedah

Jenis kelamin Laki-laki atau perempuanIndeks massa tubuh Massa tubuh individu akan disubklasifikasikan

sebagai:▸ Underweight (<17,9 kg / m2)▸ normal (18,0-24,9 kg / m2)▸ Kegemukan (25,0-29,9 kg / m2)▸ obesitas sedang (30,0-34,9 kg / m2)▸ obesitas berat (35,0-39,9 kg / m2)▸ Sangat berat obesitas (> 40,0 kg / m2)

Skor ASA Diklasifikasikan sebagai:1. Seorang pasien sehat yang normal2. Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan3. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat4. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang merupakan ancaman konstan untuk hidup5. Seorang pasien sekarat yang tidak diharapkan untuk bertahan hidup tanpa operasi

Tanggal MRS Hari/bulan/tahunTanggal operasi Hari/bulan/tahunPenggolongan waktu operasi Diklasifikasikan sebagai: akut; elektif atau

tertunda elektifRencana kasus sehari Ya (didefinisikan sebagai pasien yang

direncanakan untuk diterima dan dipulangkan dihari yang sama operasi)

Tanggal dibuatnya keputusan operasi Untuk kasus 'elektif' ini akan menjadi tanggal pasien terlihat di rawat jalan klinik. Untuk kasus 'tertunda' ini adalah tanggal pasien terakhir keluar dari rumah sakit dengan penyakit empedu. Untuk kasus 'akut' ini harus tanggal yang Keputusan itu dibuat untuk melakukan kolesistektomi akut darurat yang penerimaan

Indikasi preoperasi Kolik bilier (kehadiran kolik nyeri kuadran kanan atas yang terkait denganbatu empedu atau lumpur pada USS, tapi tidak ada tanda-tanda dari kolesistitis akut)Kolesistitis akut atau kronis saat ini atau bukti klinis atau USG sebelumnyakolesistitis (berdinding tebal GB dan / atau pericholecystitis, USS kelembutan lebihGB, adanya batu empedu)Batu empedu pankreatitis (pankreatitis sekunder untuk batu empedu. Harusdidiagnosis dengan menggunakan pedoman Atlanta yang menyatakan diagnosis akutpankreatitis membutuhkan dua dari tiga fitur berikut: (1) sakit perutkonsisten dengan pankreatitis akut (onset akut gigih, berat, epigastriumnyeri sering menjalar ke punggung); (2) aktivitas serum lipase (atau aktivitas amilase) di

Page 17: Jurnal Bedah

Setidaknya tiga kali lebih besar dari batas atas normal; karakteristik dan (3)Temuan pankreatitis akut pada CT kontras ditingkatkan) 18Batu CBD (seperti ditegaskan oleh pencitraan pra operasi, yang mungkin atau mungkin tidak memilikidihapus sebelum operasi)Polip GB (lesi hyperechoic di USS pencitraan yang tidak memiliki akustikmembayangi dan tidak bergerak dengan perubahan posisi (dan tidak memiliki fiturkeganasan terang-terangan))Dyskinesia (sakit perut empedu seperti, terjadi dalam muncul GB yang normaldengan HIDA fungsional memindai menunjukkan fraksi ejeksi normal GB kurangdari 40%)Kolesistitis (bukti klinis atau USG acalculous (berdinding tebal GB dan / ataupericholecystitis, USS nyeri selama GB, tidak adanya batu empedu))

Operasi karena gejala penyakit empedu 12 bulan yang lalu

Jumlah penerimaan bedah dengan gejala empedu di sebelumnya12 bulan: 0, 1, 2, 3, 4, 5,> 6Total jumlah hari yang dihabiskan di rumah sakit sebagai akibatnyaTanggal debit terakhir (jika ada)

Investigasi ▸ USS▸ CT▸ MR cholangiopancreatography▸ Endoscopic retrograde cholangiopancreatography▸ Endoskopi USS▸ memindai Fungsional

Senioritas ahli bedah ▸ <Pelatihan Khusus (ST6) ▸ ST6 atau di atas atau staf kelas▸ Konsultan

Antibiotik preoperasi Ya/tidakTeknik operasi ▸ Laparoscopic

▸ Laparoscopic converted to open▸ Open cholecystectomy▸ SILS

Tingkat kesulitan Skala Nassar kesulitan untuk kolesistektomi dinilai 1, 2, 3, 419 Grade I Floppy, kandung empedu tidak patuh. Jelas, tipis gagang bunga kistik. sederhana adhesi ke leher dan kantong Hartmann hanya Kelas II Mucocele; dikemas dengan batu kandung empedu. Sarat lemak pedikel kistik. Adhesi sederhana, hingga tubuh kandung empedu Kelas III Jauh fossa; kolesistitis akut; dikontrak, berserat Hartmann kantong patuh terhadap CBD atau dengan impaksi batu. Abnormal anatomi; duktus sistikus pendek, melebar atau dikaburkan.

Page 18: Jurnal Bedah

Adhesi padat, hingga fundus; melibatkan lentur hati atau duodenum Kelas IV kandung empedu Sepenuhnya dikaburkan; empyema / gangren Atau massa. Mustahil untuk memperjelas pedikel kistik. Padat, perlengketan fibrosa membungkus GB. Duodenum atau hati lentur sulit untuk memisahkan

Komplikasi saat operasi ▸ Cairan empedu tumpah (intra-abdominal tumpahan empedu selama prosedur, termasuksaat melepas GB dari rongga perut)▸ Batu tumpah (intra-abdominal tumpahan batu selama prosedur,termasuk sebagai menghapus GB dari rongga perut)▸ Perdarahan (membutuhkan agen hemostatik (misalnya, Surgicel, fibril, dll), tambahanklip, penjahitan atau konversi untuk membuka prosedur)▸ CBD cedera (akan didefinisikan sebagai cedera apapun untuk pohon empedu utama dan akandiklasifikasikan menggunakan Stewart-Way Sistem Klasifikasi (1, 2, 3, 4))

Cholangiografi saat operasi ▸ Direncanakan (didefinisikan sebagai keputusan untuk melakukan cholangiogram sebelummulai operasi; misalnya, karena preferensi ahli bedah atau untuk menilai batu CBD)▸ tidak direncanakan (didefinisikan sebagai alasan lain di mana cholangiogram sebuah itudilakukan tetapi tidak diantisipasi pada awal operasi; misalnya, untuk menilaiuntuk anatomi tidak jelas atau untuk menilai potensi cedera CBD)

Eksplorasi CBD Ya/tidakDrainase abdomen Ya/tidakTanggal KRS Tanggal/bulan/tahunSemua penyebab control kembali 30 hari Ya/tidakSemua tindakan dan pencitraan yang dilakukan berulang

Ya/tidak

Kematian selama 30 hari Ya/tidak

Page 19: Jurnal Bedah

Tabel 3Jenis Pilihan (definisi)Lokasi Inggris, irlandia utara, wales, skotlandiaRumah sakit pendidikan Ya/tidakJumlah tempat tidur <100, 100-500, 500-1000, >1000Pelayanan penyakit empedu tersier Ya/tidakPelayanan ERCP Ya/tidakKedatangan akut Ya/tidakNomer konsultan dari layanan telfon bedah umum

Nomer

Spesialisasi konsultan yang terlibat dalam cholecystectomi

OesophagogastricHepatobiliaryColorectalBreastVascularEndocrine

Page 20: Jurnal Bedah

GeneralTransplantLainnya

Nomer konsultan bedah yang menawarkan kolesistektomi

Nomer

Nomer konsultan bedah yang menawarkan kolesistektomi darurat/cito

Nomer

Nomer konsultan bedah yang menawarkan eksplorasi CBD laparoskopik

Nomer

Apakah rumah sakit memprioritaskan daftar tunggu operasi penting

Ya/tidak

Melakukan cholangiografi saat operasi Ya/tidakKetersediaan layanan tambahan dari rumah sakit

MRCPEndoscopic USSFunctional scansRadiological drainagePercutaneous transhepatic cholangiogramsRadiological cholecystostomy