Page 1
Judul Conservation and Rehabilitation of Hutan Amanah
Lestari Peat Swamp Forest as a Working Classroom
For Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Pelaksana Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Fokus Area Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah
Page 2
Deskripsi Kegiatan
Nama Program Conservation and Rehabilitation of Hutan Amanah
Lestari Peat Swamp Forest As A Working Classroom
For Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Lokasi Program/Kegiatan Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah
Durasi Program/Kegiatan 24 (dua puluh empat) bulan
Total Hibah Dari ICCTF Rp 2.419.987.500 (dua milyar empat ratus sembilan
belas juta sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu
lima ratus rupiah)
Fokus Area Program/Kegiatan Mitigasi berbasis Lahan
Page 3
Tujuan
Penerapan solusi inovatif untuk rehabilitasi dan reboisasi lahan gambut yang
terdegradasi atau bekas terbakar.
Pemasangan sistem pencegahan kebakaran dan pengendalian sistem hidrologi
untuk pembasahan (rewetting) lahan gambut.
Membuat a living classroom untuk akses baseline emisi Gas Rumah Kaca
(“GRK”) dan keanekaragaman hayati sebelum dan sesudah pengendalian
sistem hidrologi dan pengukuran konservasi diterapkan.
Meningkatkan potensi ekonomi masyarakat melalui Hasil Hutan Bukan Kayu
(“HHBK”)
Page 4
Output
Reforestasi pada area konsesi yang bukan hutan sejak 1997 sebagai akibat
dari kebakaran hutan yang berhubungan dengan drainase.
Membasahi kembali lahan gambut di bagian-bagian areal konsesi HAL yang
dilakukan melalui kegiatan sekat kanal (“canal blocking”).
Mengembangkan program penelitian akademis terkait pemantauan GRK dan
rehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi.
Meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar lokasi akan pentingnya menjaga
kawasan hutan terutama lahan gambut.
Terbentuknya tim patroli hutan dan tim serbu api.
Meningkatkan keahlian dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu.
Page 5
Capaian Tahun Pertama
OUTPUT INDICATOR BASELINE TARGET ACHIEVEMENTACCUMULATIVE
ACHIEVEMENT
Output 1: Penerapan
Solusi Inovatif untuk
Rehabilitasi dan
Reforestasi Lahan
Gambut yang
Terdegradasi atau
Bekas Terbakar
Indikator 1.1:
Inventarisasi Flora dan
Fauna
Monitoring Kamera Trap
Sudah ada nilai jasa
lingkungan yang
teridentifikasi
- Diperoleh data dan informasi mengenai
fauna di kawasan high density di area
bagian barat dan timur proyek.
- Mendapatkan informasi lebih banyak
mengenai keberadaan dan
keanekaragaman fauna di areal
proyek.
- Data keanekaragaman fauna di area
bagian barat dan timur proyek.
- Keberadaan orangutan di areal proyek
sebagai key species.
Indikator 1.2:
Pengayaan Jenis
Tanaman Asli
Monitoring Hasil
Penanaman
Penyulaman Tanaman
Sudah ada kegiatan
penanaman
- Penanaman kawasan low density dan
medium density dengan jenis-jenis
lokal dan golongan fast growing and
multipurpose trees species.
- Telah dilakukan penanaman tahap I di
kawasan low density koordinat S2°15'54"
E114°59'53" seluas 1,5 ha dengan jarak
tanam (5x5) meter.
- Jenis tanaman yang telah ditanam adalah
trembesi, jelutung, tumih, galam, dan
belangeran. Total 600 tanaman yang telah
ditanam.
- Penerapan teknik silvofishery di lokasi
penanaman sebagai implementasi dari
kegiatan pemanfaatan HHBK.
- Telah dilakukan penyulaman tanaman
belangeran (100 pohon) dan tanaman
trembesi (50 pohon).
Page 6
Inventarisasi Biodiversity (Sub Output 1.1)
Page 7
Kegiatan Penanaman (Sub-output 1.2)
Kegiatan penanaman mulai September 2016 –April 2017 di Rantau Kujang & Kalanis seluas 6.5 Ha
Page 8
OUTPUT INDICATOR BASELINE TARGET ACHIEVEMENTACCUMULATIVE
ACHIEVEMENT
Output 1: Penerapan Solusi
Inovatif untuk Rehabilitasi
dan Reforestasi Lahan
Gambut yang Terdegradasi
atau Bekas Terbakar
Indikator 1.4: Sudah ada Tim Patroli
Hutan (TPH) yang
dibentuk
- Dibentuk Tim Patroli pada dua desa
yang berdekatan dengan kawasan
konsesi dengan melibatkan
masyarakat.
- Terbentuknya Tim Patroli Hutan (4 orang)Pembentukan Tim Patroli
Hutan dan Penyediaan
Perlengkapan Patroli Illegal
logging- Dibangun pos jaga yang berdekatan
dengan desa dan berada di dalam
kawasan konsesi.
- Kegiatan patroli hutan yang dilakukan oleh
Tim Patroli Hutan Kelurahan Rantau Kujang
dimulai pada bulan Oktober 2016. Kegiatan
patroli dilakukan di area bagian selatan
dan bagian timur proyek ICCTF-UMP.
- Kegiatan patroli hutan yang dilakukan oleh
Tim Patroli Hutan Desa Kalanis dimulai
bulan Januari 2017. Kegiatan patroli
dilakukan di area barat dan timur proyek
ICCTF-UMP.
- Pengupahan Tim Patroli Hutan.
Kegiatan Patroli Hutan - Pembuatan pos jaga 1 berukuran (3x3)m di
KM 14 jalan hauling batubara PT Adaro.
- Pembuatan pos jaga 2 berukuran (3x3)m di
sekitar area barat proyek yang dapat
diakses dari KM 5 jalan hauling batubara
PT Adaro.
Pembuatan Pos Jaga
Page 9
Output 2 :
Pemasangan
Sistem
Pencegahan
Kebakaran dan
Pemantauan
Kontrol
Hidrologi
Lahan Gambut
Indikator 2.2:
Konsultasi Manajemen
Hutan dan Kebakaran di
Lahan Gambut
Indikator 2.3:
Pembiayaan operasional
Tim Serbu Api (TSA)
Indikator 2.4:
Membendung Kanal
Sudah ada kegiatan
konsultasi
Sudah ada Tim Serbu
Api (TSA) yang dibentuk
Sebagian kanal telah
teridentifikasi dan
rencana kerja canal
blocking belum tersedia
- Dibentuk Tim Serbu Api pada setiap
desa yang berdekatan dengan kawasan
konsesi dengan melibatkan
masyarakat.
- Dilakukan pelatihan untuk tindakan
pencegahan dan pengendaian
kebakaran hutan
- Pemetaan kawasan rawan kebakaran
- Dibangun penabatan kanal (canal
blocking) pada beberapa kanal yang
telah dibuka sebagai akses masyarakat
untuk masuk kawasan hutan.
- Peta sebaran titik api di areal proyek 6
tahun terakhir.
- Terbentuknya Tim Serbu Api (3 orang), ada
penambahan personil TSA sebanyak satu
orang.
- Kegiatan patroli hutan yang dilakukan oleh
Tim Serbu Api Kelurahan Rantau Kujang
dimulai pada bulan Oktober 2016. Kegiatan
patroli dilakukan di area bagian selatan dan
bagian timur proyek ICCTF-UMP.
- Kegiatan patroli hutan yang dilakukan oleh
Tim Serbu Api Desa Kalanis dimulai pada
bulan Januari 2017. Kegiatan patroli
dilakukan di area bagian barat dan bagian
timur proyek ICCTF-UMP.
- Pengupahan Tim Serbu Api.
- Survey dan pemetaan kanal dengan
menggunakan drone.
- Survey kanal yang dilakukan oleh Tim UMP
(Ibu Siti Maimunah dan Mahasiswa UMP)
bersama dengan Tim Ahli dari USAID Lestari
Palangka Raya (Bapak Sujadi).
OUTPUT INDICATOR BASELINE TARGET ACHIEVEMENTACCUMULATIVE
ACHIEVEMENT
Page 10
Output 3.
Studi
Lapangan
Mengenai
Emisi Gas
Rumah Kaca
dan
Keanekaragam
an Hayati
Indikator 3.1:
Kunjungan Mahasiswa dan
Dosen setiap 3 (tiga) bulan
Indikator 3.2:
Seminar Tahunan di
Palangka raya
Indikator 3.3:
Pembuatan Stasiun
Penelitian
Sudah ada kegiatan
kunjungan mahasiswa
dan dosen
Sudah ada kegiatan
seminar di tahun 2017
Belum ada stasiun
- Diperoleh data ilmiah dari kawasan
untuk kajian riset dan data base untuk
kawasan konsesi yang bisa dilanjutkan
untuk masa yang akan datang untuk
ilmu kehutanan
- Seminar pemaparan hasil kegiatan di
lapangan
- Telah dilakukan kunjungan mahasiswa dan
dosen ke area proyek sebanyak 3 (tiga)
kali.
- Mahasiswa telah memperoleh banyak ilmu,
pengalaman dan data selama kegiatan
proyek.
- Telah dilakukan seminar tahunan di Aula
Utama Kampus UM Palangkaraya pada
tanggal 21 Maret 2017.
- Mahasiswa memaparkan hasil kegiatan
mereka di lapangan selama setahun
berjalannya proyek ICCTF-UMP.
- Telah dilakukan survey dan pengambilan
titik koordinat lokasi pembuatan stasiun
penelitian pada tanggal 27 Januari 2017.
OUTPUT INDICATOR BASELINE TARGET ACHIEVEMENTACCUMULATIVE
ACHIEVEMENT
Page 11
Dokumentasi Kegiatan (Output 2 & 3)
Page 12
Output 4.
Meningkatkan
Potensi Ekonomi
Masyarakat
Melalui HHBK
Indikator 4.1:
Sosialisasi Pelatihan
Pengembangan
Pemanfaatan HHBK
Indikator 4.2:
Pelatihan
Pemanenan HHBK
Sudah ada keterlibatan
masyarakat dalam proyek
ini.
Dilakukan sosialisasi untuk pelatihan:
Budidaya lebah madu
Cara pemanenan HHBK kehutanan
secara global seperti getah, gemor
dan damar
Budidaya purun
Budidaya jernang
Budidaya ikan dengan kegiatan
penanaman (silvofishery)
Pembuatan pupuk kompos
Pembuatan tanaman dengan
sistem hidroponik
- Pelatihan pembuatan hidroponik dan kompos
- Pelatihan budidaya lebah madu
- Pelatihan budidaya ikan untuk silvofishery
- Terbentuknya kelompok HHBK (purun, hidroponik, lebah madu dan
kolam ikan-belut) di Kel.Rantau Kujang.
- Terbentuknya kelompok HHBK (hidroponik, lebah madu, dan kolam
ikan) di Desa Kalanis.
- Dilakukan sosialisasi budidaya tanaman sagu dan budidaya kerbau
rawa di Desa Kalanis, Desa Jurubanu, dan Kel.Rantau Kujang.
- Telah dibuat kolam ikan oleh kelompok kolam ikan dari Desa
Kalanis sebanyak 2 kolam berukuran (3x10)m dengan kedalaman
1,5 m.
- Telah dilakukan pemasangan jaring ikan dan penaburan bibit ikan
papuyu sebanyak 26 kilogram untuk 2 (dua) kolam ikan/beje.
- Telah dilakukan monitoring setiap 2 (dua) kali seminggu sekali oleh
Kelompok Kolam Ikan Desa Kalanis. Kegiatan dilakukan untuk
memberi pakan ikan.
- Telah dilakukan praktek pembuatan hidroponik di sekitar area
demplot silvofishery. Tujuannya adalah untuk mengaplikasikan
teknologi budidaya padi apung dan budidaya tanaman hortikultura
lahan apung di daerah rawa maupun areal yang terendam sehingga
petani tidak membuka lahan lagi tetapi memanfaatkan lahan
terbuka untuk memenuhi kebutuhan pangan.
- Telah dibuat kolam ikan-belut di Kel.Rantau Kujang. Kolam tersebut
dibuat oleh Kelompok Kolam Ikan-Belut dari Rantau Kujang. Ukuran
kolamnya seluas (2x1,5)m sebanyak dua kolam. Kolam dibuat di
depan Balai Kelurahan Rantau Kujang.
- Telah dibuat demplot hidroponik di Kel.Rantau Kujang. Demplot
dibuat oleh kelompok hidroponik Rantau Kujang. Demplot dibuat di
depan Balai Kel.Rantau Kujang.
OUTPUT INDICATOR BASELINE TARGET ACHIEVEMENTACCUMULATIVE
ACHIEVEMENT
Page 13
Kegiatan HHBK (Output 4 )
Page 14
Dukungan Stakeholders
Satu stake holder yaitu penduduk sangat mendukung karena mereka memerlukan alternatif sumber
pendapatan dari hasil hutan bukan kayu. Kaum wanita di desa dan kelurahan ingin mendapat
peranan besar dalam memberi pemasukan kepada keluarga sehingga mereka semangat mendukung
kegiatan2 praktek hydroponic, pemanfaatan rumput Purun menjadi topi dan tikar, membuat ikan
asin dll.
Stake holder lain yaitu pemerintah setempat, Desa, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten juga
sangat mendukung yang terlihat dari penerimaan Pemkab saat ada kunjungan Badan Restorasi
Gambut ke area kerja ICCTF UMP (PT HAL)
Dukungan stakeholders lainnya yang diperlukan adalah dari kantor penegakan hukum Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan dihapuskannya Dinas Kehutanan Kabupaten, maka
urusan illegal logging menjadi urusan pemerintah provinsi. Namun soal anggaran yang menjadi
kendala. Mengenai penyuluhan dan bukan hanya penindakan juga terkendala anggaran pemerintah.
Juga dukungan dari BPBD saat ancaman kebakaran lahan, sangat dibutuhkan namun karena
keterbatasan anggaran pemerintah, tidak semua bencana kebakarang lahan dapat didatangi dan
ditangani.
Dana in-kind dan potensial in-kind tahun berikutnya.
Dana pendamping (PT HAL) yang sudah digunakan per Desember 2016 sebesar Rp 40.024.555
(empat puluh juta dua puluh empat ribu lima ratus lima puluh lima rupiah).
Page 15
Tantangan
Jenis RisikoPenilaian (Rendah,
Menengah, Tinggi)Strategi Mitigasi
Politik
Tidak ada risiko - -
Regulasi
Persoalan SKT (Surat Keterangan
Tanah)Tinggi
- Kegiatan sosialisasi dan pendampingan masyarakat akan
lebih diintensifkan lagi oleh tim
Strategic
Tidak ada risiko - -
Operasional
Aksesibilitas yang sulit dijangkau
Cuaca di lapangan hujan setiap hari
dan menyebabkan banjir.
Tinggi
Tinggi
- Khususnya area hutan bagian barat yang hanya dapat
dijangkau dengan berjalan kaki sejauh ±10 km. Juga area
hutan bagian timur yang hanya dapat dijangkau dengan
berjalan kaki sejauh ±15 KM atau dengan sepeda motor
namun penyewaan sepeda motor di area tersebut sangat
terbatas.
Page 16
Lessons Learned & Best Practices
Pada Kegiatan merintis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), antusiasme penduduk
sangat besar, namun karena belum terbiasa melakukan kegiatan yang hasilnya
butuh waktu, tidak muncul inistiatif dan semangat mengendur. Lesson learned :
pelaksana program harus antisipasi saat semangat menurun dan rutin mendorong.
Best Practices untuk usaha HHBK adalah pengambilan HHBK yang tidak
sembarangan yang dapat merusak tanaman lain, dan jadwal mengambil HHBK juga
tidak bisa terus-menerus di satu tempat namun dengan mencari sumber di area
yang lain dan memberi waktu bagi HHBK untuk tumbuh dan melakukan reproduksi.
Mengenai pemasaran HHBK merupakan hal yang sangat penting dimana lesson
learned yaitu tanpa dicarikan pembeli HHBK, penduduk tidak akan melanjutkan
usaha HHBK, seperti pelatihan2 yg dibuat PT Adaro, beberapa LSM. UMP telah
membangun hubungan dengan Jamu Sidomuncul yang akan membeli HHBK
penduduk seperti madu, tanaman obat, dll.
Best practices mengenai pemasaran yaitu tidak tergantung pada satu pembeli,
harus terus mencari pembeli, dan juga membangun inisiatif penduduk untuk ikut
mencari pembeli misalnya saat penduduk menjual hasil panen rumah Walet.
Page 17
Lessons Learned & Best Practices
Pemaparan hasil penelitian dan kerja lapangan mahasiswa UMP di dalam
Seminar Tahunan ICCTF UMP menunjukkan hasil yang baik. Lesson learned
yaitu kerja lapangan sangat membantu mahasiswa agar hands on dan bukan
hanya melihat foto di buku dan baca teori. Mahasiswa juga merasa memiliki
atas apa yang dipaparkan karena mengalaminya di lapangan.
Best practices di sini yaitu mahasiswa memang harus ambil peran yang besar.
Dosen dan para ahli tidak mendikte tetapi mendukung.
Page 18
Strategi Keberlanjutan
Tujuan utama kegiatan ini adalah rehabilitasi lahan gambut sebagai working classroom
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang melibatkan masyarakat sekitar hutan.
Program ICCTF UMP mengajari warga untuk bisa mengajari warga yang lain (train the
trainer).
Janji (komitmen) dari Kepala Desa dan Lurah bahwa program-program akan diteruskan
agar selalu terhubung dengan UMP untuk saling bertukar pikiran.
Mahasiswa UMP tentunya sudah merasakan pengalaman dan senangnya meneliti di area
PT HAL, hal tersebut merupakan motivasi untuk mahasiswa.
Dengan ditemukannya orangutan di hutan timur PT HAL semakin menguatkan alasan
untuk berbagai pihak melindungi hutan yang tersisa (seperti BOS, BNF.)
Program PT HAL yang memang sama dengan program ICCTF-UMP sehingga PT HAL akan
mempertahankan keberlanjutan program.
Restorasi melalui penghutnan kembali di area tengah agar menghubungkan hutan
timur dan barat sebagai koridor penjelajahan hewan-hewan, restorasi ini tentu
menarik pihak seperti UNOPS, GGGI dll.
Page 19
Identifikasi Peluang untuk Replikasi atau
Scale-up
Dari segi dokumentasi teknis dan pengalaman terlihat bahwa replikasi adalah
soal yg pasti bisa. Contoh : inisiatif warga setelah bekerja bersama Tim ICCTF
UMP menunjukkan bahwa approach Tim sudah benar dan cocok untuk
diterapkan di tempat lain.
Pendekatan penelitian dan hadirnya mahasiswa, membuat penduduk tidak
terlalu berpikir keuntungan sesaat, walau tentu hal itu ada. Ini baik untuk
direplikasi.
Mengenai scale up, tentu sangat dibutuhkan karena area gambut PT HAL
sangat sulit dan luas dan bila hanya membiarkan PT HAL tanpa bantuan
Universitas, tentu waktu yang dibutuhkan untuk restorasi menjadi lebih lama.
Page 20
Lampiran: Pencapaian Keuangan (Tahun Pertama)
Output Rincian Kegiatan TOTAL
(Rp)
Penggunaan Dana
(Rp)
% Pencapaian
I Penerapan solusi inovatif untuk rehabilitasi dan reforestasi
lahan gambut yang terdegradasi atau bekas terbakar
500.117.000 211.725.960 42%
II Pemasangan Sistem Pencegahan Kebakaran dan Pemantauan
Kontrol Hidrologi Lahan Gambut.
654.547.500 32.471.200 5%
III Studi Lapangan Mengenai Emisi Gas Rumah Kaca dan
Keanekaragaman Hayati.
501.637.000 136.062.500 27%
IV Meningkatkan Potensi Ekonomi Masyarakat Melalui HHBK 237.096.000 102.493.400 43%